jawa timur tembus angka 10 trilyun

23
Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun Banggar Siapkan Anggaran Pembahasan Raperda Komisi E Alokasikan Dana RP 1,4 M Untuk Transmigran

Upload: vothu

Post on 13-Jan-2017

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Banggar Siapkan Anggaran Pembahasan Raperda

Komisi E Alokasikan Dana RP 1,4 M Untuk Transmigran

Page 2: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun
Page 3: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Salam Pimpinan

3edisi - september - 2010

Perkembangan demokrasi dan politik kita dari waktu ke waktu menunjukkan trend positif, salah satu hasil positif adalah semangat juang anggota dalam menjalankan tugasnya.

Sebagai salah satu fungsi legislasi, dewan terus berupaya untuk memperbaiki regulasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat Jawa Timur. Sejumlah bahasan menarik yang perlu dirumuskan menjadi regulasi diantaranya , raperda Corporate social responsibility (CSR), Raperda Usaha Kecil Menengah (UKM), Raperda Pertahanan Pangan, Raperda Retribusi, Raperda Badan Pengelola Asset dan Keuangan Daerah, dan Raperda Perubahan Perda 5/2006 tentang Pembentukan Perda Jatim. Dari enam raperda yang akan dibahas ada beberapa raperda lama yang belum selesai pembahasannya.

Sejak dilantiknya anggota dewan pada 31 Agustus 2009, dari lima raperda yang diajukan, sudah dapat diselesaikan dengan baik. Raperda tersebut yakni tiga Perda Pajak Daerah, Perda Tata Kelola Produk-produk Unggulan Pertanian dan Perikanan, Perda Pengumpulan Sumbangan. Sementara, dua raperda yang memerlukan tambahan waktu pembahasan adalah Raperda Penanggulangan Bencana Daerah, dan Raperda Pengelolaan Sampah Terpadu.

Kegiatan lain seperti pembahasan perubahan P-APBD 2010 juga menjadi perhatian serius anggota dewan, Karena menyangkut masalah hajat hidup orang banyak. Anggota meminta agar optimalisasi kinerja realisasi anggaran yang berfokus program dan kegiatan infrastruktur daerah, mendorong inisiatif satuan kerja ataupun pejabat pengguna anggaran untuk mempercepat pelaksanaan belanja sesuai pagu anggaran program dan kegiatan yang telah direncanakan.

Semua P-APBD yang diajukan perlu ada control, penggunaan dana hibah dan bantuan sosial yang selama ini belum mengacu by name, dan by address.” Ini perlu diimplementasikan dan diawasi pelaksanaannya,

Mudah-mudahan tujuan mulia anggota dapat berjalan sesuai keinginan masyarakat. ………. Amiiin

Page 4: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Salam Redaksi

4

Pelindung H. Imam Sunardhi Drs. Sirmadji, MPdAbdul Halim Iskandar, MPdDR. HM. Soenarjo, MSiH. Faf Adisiswo

Tim Editor H. Muhammad Muchtar, SIP, MBAHM Imam Ghozaly Aro, S.IpDrg. Wike Herawaty, M.KesA. Basuki Babussalam, SHAhmad Nawardi, S.Ag

Pembina Drs. Sukardo, MSi

Penanggungjawab Drs. Subarno, M.Si

Pengarah Drs. Ec. Pudji Setyowibowo, MMMeindu Siswanto, B.S, SH, MH

Pimpinan Redaksi Drs. Dwi Lando, MSi

Sekretaris M. Machmud Arif

Anggota Redaksi Susana Harijani, SH, MSiArif DwijonoMoh. Fadly FirdausAli Imron Setyowati Andy Suparman, SHWindarti, SEFredy Ardiawan

Susunan Redaksi

edisi - september - 2010

Semangat revormasi terus berjalan, itulah harapan anak bangsa yang peduli akan pembangunan. Seperti apa yang diamanatkan oleh pemimpin kita, khususnya di Jawa Timur agar terus berpacu dalam meraih suatu keberhasilan.

Keberhasilan seseorang tidak hanya pada pembangunan fisik saja tapi elemen-elemen lain tidak kalah pentingnya. Dunia informasi merupakan bagian yang tidak bisa dilepas-pisahkan. Dengan informasi masyarakat akan lebih teliti, dengan informasi masyarakat akan lebih pandai, dengan informasi pula masyarakat lebih selektif dalam memutuskan.

Pada edisi September Majalah Mimbar legislativ banyak mengekspose kegiatan dewan yang kaitanya dengan evaluasi pembangunan di Jawa Timur.

Kegiatan lain yanhg tercover pada bulan September diantaranya masalah merebaknya issue cengkeh illegal, Perubahan P-APBD 2010 yang disepakati bersama,, Dana Pendidikan, Wacana Pembahasan Pansus, menyoal masalah pendapatan reklame dan lain sebagainya.

Pemberitaan lain yang tidak kalah menarik adalah hasil jaring aspirasi anggota dewan. yang dilakukan selama sepekan diantaranya masalah ketenagakerjaan, lingkungan asri dan bersih, masalah Corporate Social Rresponsibility (CSR), pertanian,nelayan dan masalah-masalah lain yang langsung bersentuhan langsung dengan masyarakat juga tercover dalam media ini.

Mudah-mudahan sajian edisi Bulan September 2010 bermanfaat bagi pembacanya, redaksi masih setia menerima kritik dan saran demi perbaikan edisi kami berikutnya. Selamat membaca

Redaksi

Page 5: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Perubahan APBD tahun anggaran 2010 yang yang diaju-kan oleh masing-masing SKPD bergantung pada kebutu-han. Walaupun dalam hasil laporan yang disampaikan baik melalui hearing dengan Komisi maupun laporan melalui sidang Paripurna sampai pada triwulan ke tiga masih banyak SKPD yang penyerapannya belum opti-mal. Namun demikian SKPD yakin P-APBD yang diajukan dapat dijalankan dengan baik, hal ini mengacu pada kebutuhan di bulan-bulan terakhir. Diketahui Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi yang mampu meningkatkan PAD secara significant.

Kegiatan Dewan

Hal ..... 6

Kepadatan penduduk di Jawa khususnya di Jawa Timur dari tahun ketahun semakin memprihatinkan, Program pemerintah melalui transmigrasi terus berjalan, namun proses pelaksanaan program Transmigrasi belum berjalan sesuai dengan rencana, apalagi ada beberapa kasus yang kerap terjadi pada transmigran pulang kampung dengan menjual lahan pemberian pemerintah (tanah transmigrasi) pada orang lain dan kembali kepampung halamannya.

Hal ..... 7

Peningkatan iventarisasi asset daerah terus dilakukan, hal ini terkait dengan pendataan ulang asset Jawa Timur yang ada di Daerah. Eksekutif dan Legislatif terus men-ingkatkan iventarisasi seberapa jauh asset Pemerintah Provinsi yang ada Di daerah kab/Kota di Jawa Timur.Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menelusuri keberadaan, dan mendata aset-aset milik Pemprov di beberapa daerah.

Hal ..... 10

Galeri FotoHal 23

Pernak-PernikHal 39

Opini

Hal ..... 44

Di era reformasi seperti ini sangat terbuka bagi set-iap warga negara untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. Dengan adanya pembaha-ruan hukum, pemberdayaan perempuan dalam pem-bangunan dibidang politik telah diwujudkan dengan terpilihnya seorang perempuan sebagai Presiden yang juga selaku Kepala Negara memegang pimpinan bangsa dan negara Republik Indonesia yang kita cintai ini meru-pakan kebanggan kita bersama ....

Profil

Hal ..... 46

Politikus asli Surabaya tepatnya lahir pada tanggal 4 Pebruari 1958 ini dikenal memiliki kepribadian santun, selalu tenang dalam menghadapi segala permasalahan. Figur yang mengedepankan kerja keras, semangat dan pantang menyerah ini selalu ditamankan dalam dirinya agar cita-cita hidup dapat tercapai.Sebagai anak bangsa yang memiliki cita-cita luhur wajar jika semangat dan kerja keras selalu menjadi obsesi untuk merealisasikan kinerjanya.

Daftar Isi

5edisi - september - 2010

Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo memperkirah-kan pelantikan calon Walikota Surabaya terpilih Tri Rismaharani-Bambang DH diperkirakan pada hari Sabtu (25/9). Saat ini pihaknya belum menerima surat dari Kemendagri. Namun, surat keputusan walikota yang akan dilantik sudah ditandatangani Mendagri Gamawan Fauzi. “Sudah ditandatangani, tapi kita belum meneri-manya. Mungkin proses pengiriman surat,” ujarnya.

Hal ..... 20

Pembelanjaan Anggaran Pendapatan Belanja daerah ta-hun 2009 sudah selesai dilaksanakan, namun demikian pengguna anggaran tidak bisa lepas begitu saja tanpa ada pertanggung jawaban. Oleh karena itu setelah Ba-dan Pemeriksa Keuangan mengumumkan hasil auditnya baru kegiatan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Hal ..... 16

Page 6: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

6

Kegiatan Dewan

edisi - september - 2010

Perubahan APBD tahun anggaran 2010 yang yang diaju-kan oleh masing-masing SKPD bergantung pada kebutuhan. Walaupun dalam hasil laporan yang disampaikan baik mela-lui hearing dengan Komisi maupun laporan melalui sidang Paripurna sampai pada triwulan ke tiga masih banyak SKPD yang penyerapannya belum optimal. Namun demikian SKPD yakin P-APBD yang diajukan dapat dijalankan dengan baik, hal ini mengacu pada kebutuhan di bulan-bulan terakhir. Diketahui Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi yang mampu meningkatkan PAD secara significant. Setelah diketahui P-APBD 2010, Jawa Timur mampu menyiapkan ang-garan sebesar Rp 10,506 triliun yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur menjadi Pera-turan Daerah. Juru Bicara Fraksi Demokrat, Nur Muhyidin, dalam pembacaan pendapat fraksi, di Gedung DPRD Jatim, mengatakan, usulan pertama belanja daerah sebesar Rp 10,411 triliun. Mengingat ada potensi tambahan PAD maka ada perubahan menjadi Rp 10,506 triliun. Jika dibandingkan antara pendapatan dan belanja daerah setelah perubahan terjadi defisit sebesar Rp 1,668 triliun yang akan ditutup dengan pembiayaan daerah. Pembiayan sebesar Rp 1 triliun lebih itu akan dipergunakan untuk menutup defisit yang be-rasal dari penerimaan pembiayaan sebesar Rp 1,961 triliun dikurangi pengeluaran pembiayaan sebesar Rp 292,953 mil-iar. Muhyidin menjelaskan, PAD yang semula dianggarakan sebesar Rp 5,148 triliun ditambah Rp 1,88 triliun, sehingga menjadi Rp 6,232 triliun. Dana perimbangan dari Rp 2,214 triliun ditambah Rp 191,41 miliar, sehingga menjadi Rp Rp 2,405 triliun. Lain-lain pendapatan daerah yang sah dari Rp 39,409 miliar ditambah Rp 4,7 miliar, sehingga menjadi Rp 44,109 miliar. Juru bicara Fraksi PDIP, Sugiono menegaskan, dalam pendapat akhir ini fraksinya meminta agar anggaran dialokasikan untuk pendidikan sebesar Rp 1,736 triliun. Hal ini merupakan hasil pengkalian dari 20,50% dengan kemam-punan APBD. “Reorientasi perencanaan program bidang pendidikan disesuaikan dengan amanah UUD,” ujarnya.

Anggaran pendidikan sebvesar-besarnya digunakan un-tuk pemberian BOS sebesar 70% dari total anggaran. BOS itu

Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyundibagikan untuk prioritas pertama tingkat SD/MI, prioritas kedua untuk SMP/MTs, prioritas ketiga untuk SLTA/MA, dan prioritas keempat untuk perguruan tinggi. Juru bicara Fraksi PKB, Thoriqul Haq mengatakan, dengan adanya tenggang waktu yang sangat dekat dengan akhir tahun 2010, fraksinya meminta agar meningkatkan serapan anggaran. Tingkat sera-pan anggaran yang mengalami keterlambatan pada semester pertama tahun 2010, maka pada semester kedua seharusnya mencapai target normal pada kisaran serapan 95-96%. Frak-sinya meminta agar optimalisasi kinerja realisasi anggaran yang berfokus program dan kegiatan infrastruktur daerah, mendorong inisiatif satuan kerja ataupun pejabat pengguna anggaran untuk mempercepat pelaksanaan belanja sesuai pagu anggaran program dan kegiatan yang telah direncana-kan.

Juru bicara Fraksi Golkar, Agoes Salim menuturkan, ke-bijakan anggaran melalui belanja hibah yang setelah pe-rubahan anggaran mendapatkan porsi sebesar Rp 925 miliar lebih, dan belanja bantuan sosial sebesar Rp 142 miliar lebih merupakan penganggaran yang fantastis, karena hampir me-nyerap 10% dari total belanja.

Untuk meminimalisasi penyaluganaan dalam penyaluran dana dan kemungkinan terjadinya manipulasi data, maka harus ada kontrol penggunaan dana hibah dan bantuan sosial yang selama ini belum mengacu by name, dan by address.” Ini perlu diimplementasikan dan diawasi pelaksanaannya,’ tegasnya. Juru bicara Fraksi PAN, Malik Efendi menegaskan, salah satu penyebab inflansi tinggi adalah kemampuan pe-menuhan kebutuhan pokok dan kelancaran distribusi. Bulan Juli 2010 inflansi Jatim cukup tinggi yakni mencapai 1,83%. Juru bicara Fraksi Hanura Damai, Marcus Remiasa menerang-kan, perubahan pada penerimaan pendapatan hibah yang se-mula sebesar Rp 12,9 miliar berubah menjadi Rp 17,6 miliar. Fraksinya meminta menfokuskan pengalokasian belanja SKPD berdasarkan jumlah presentasi pembagian dengan memper-hatikan pencapaian indikator kinerja utama yakni penguran-gan angka kemiskinan, pengurangan angka pengangguran, IPM, dan pertumbuhan ekonomi. ®

Page 7: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Kepadatan penduduk di Jawa khususnya di Jawa Timur dari tahun ketahun semakin memprihatinkan, Program pemerintah melalui transmigrasi terus berjalan, namun proses pelaksanaan program Transmigrasi belum berjalan sesuai dengan rencana, apalagi ada beberapa kasus yang kerap terjadi pada transmigran pulang kampung dengan menjual lahan pemberian pemerintah (tanah transmigrasi) pada orang lain dan kembali kepampung halamannya.

Untuk mencegah masalah tersebut DPRD Jatim melalui Komisi E dalam Perubahan APBD 2010 yang telah disahkan, mengalokasikan anggran sebesar Rp 1,4 miliar. Anggaran ini untuk kesejahteraan nasib transmigran.

Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kuswiyanto, dikonfirmasi, mengatakan, sebanyak 115 Kepala Keluarga (KK) calon transmigrasi asal Jatim yang akan diberangkatkan ke lokasi transmigrasi.. Kesejahteraan nasib transmigran ini akan ditanggung oleh pemprov dengan disediakan anggaran sebesar Rp 1,45 miliar.

“Dana tersebut diambilkan dari plot belanja daerah dalam P-APBD Jatim 2010 sebesar Rp 10,506 triliun yang disetujui DPRD Jatim dalam rapat paripurna pendapat akhir(PA) fraksi-fraksi beberapa hari sebelumnya,” paparnya.

Sejak awal Komisi E terus berjuang keras untuk mensejahterakan transmigran dengan mengalokasikan anggaran yang cukup buat para calon transmigrasi tersebut. Program transmigrasi ini merupakan salah satu program paling efektif untuk bisa mengurangi pengangguran di Jatim yang terus meningkat, dan mengurangi angka kemiskinan. Dimana daerah-daerah yang padat penduduknya dapat dibuatkan program transmigrasi.

Namun, sebelum pemberangkatan transmigran, pihaknya tidak ingin program ini dilakukan tanpa perencanan dan kepastian masa depan para calon

Komisi E Alokasikan Dana RP 1,4 M Untuk Transmigran

transmigrasi.Dengan begitu, pemkab/pemkot yang akan didatangi calon transmigran itu harus dapat memberikan kepastian bahwa lahan yang akan digarap tersebut benar-benar subur “Sebelum anggaran tersebut kita perjuangan, kita lihat dulu calon lokasi transmigrasi juga ingin tahu para transmigrasi yang sudah diberangkatkan,” tuturnya.

Para transmigran akan dipinjami lahan perkebunan seluas 1 hektare, perkarangan ¼ hectare. Otomatis para transmigran dapat hidup dengan bercocok tanam dengan lahan yang telah disediahkan. ®

7edisi - september - 2010

Page 8: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Pembangunan pemasangan kabel dan pipa bawah laut terus berjalan seiring kebutuhan energy antara pu-lau di wilayah Pulau Jawa dan seki-tarnya. Pembangunan penyambun-gan kabel dan pipa bawah laut saat ini dirasa sudah mulai mengganggu aktifitas pelayaran selat Jawa Bali. Agar tidak mengganggu Alur Pela-yaran Barat Surabaya (APBS) akibat keberadaan pipa Kodeco Energy Co Ltd di dasar laut, Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur akan membentuk Pani-tia Khusus (Pansus) pembahas ke-beradaan pipa Kodeco.

Anggota Komisi D DPRD Jatim, Jalaludin Alham, dikonfirmasi, men-gatakan, anggota pansus ini bukan hanya berasal dari Komisi D, tetapi mencakup beberapa anggota fraksi DPRD Jatim. Pihaknya akan meng-galang dukungan ke semua anggota dewan pada akhir September 2010. “Kita optimistis pansus ini dapat terbentuk, karena menyangkut kes-elamatan banyak orang,” tegasnya.

Pihaknya menilai keberadaan pipa Kodeco ini dapat membahaya-kan arus pelayaran kapal. Sebab, pipa itu hanya tertanam di dasar laut dengan kedalaman 8-9 meter.

Pemasangan Pipa Bawah Laut

Padahal sesuai aturan internasion-al, pipa itu harus ditanam dengan kedalaman 16 meter. “Kita khawat-ir bisa mengganggu arus pelayaran kapal, karena kedalamannya cuma dangkal,” ujarnya.

Selain adanya pipa, pihaknya menengarai ada kabel yang berse-liweran di dasar laut. Kabel-kabel ini juga dapat berpotensi meng-ganggu kapal yang berlayar di Selat Madura, sehingga investasi di Jatim dapat menurun.

Keberadaan pipa Kodeco dan kabel itu bukan hanya dapat meng-ganggu Selat Madura, tetapi juga dapat mengganggu aktifitas bong-kar muat di Pelabuhan Teluk Lam-ong, Gresik. Sebab, pelabuhan yang pembangunannya memakan biaya sekitar Rp 1,5 triliun dan selesai pada 2013 itu banyak kapal-kapal besar yang bersandar. “Kita kha-watir kapal yang akan menuju ke pelabuhan dapat tergganggu. Inilah yang harus menjadi catatan penting bagi Kodeco,” terangnya.

Jalal menegaskan, permasalahan ini harus segera dicarikan solusi un-tuk memberikan rasa aman kepada kapal-kapal yang berlayar. Pihaknya mengapresiasikan dua opsi untuk

memberikan rasa aman, yakni pipa Kodeco itu harus ditanam dengan kedalaman 16 meter, atau dipasang melewati jembatan Suramadu.

Jika pipa dan kabel dipasang diatas atau dibawah Suramadu, Ko-deco harus meminta ijin ke Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) selaku pengelola Jembatan Suramadu. “Persoalannya adalah apakah BPWS mengijinkan atau tidak. Tetapi kita siap membantu-nya,” paparnya.

Pansus akan membahas den-gan Kodeco untuk mencari solusi berdasarkan asas manfaat. Artinya solusi ini tidak hanya mengacu pada efisiensi anggaran, tetapi juga men-gacu pada tingkat keamanannya untuk jangka panjang.

Selain dibentuknya pansus, pihaknya mengusulkan agar diben-tuk Raperda tentang Pemasangan Pipa dan Kabel di dasar laut. Rap-erda ini untuk memberikan payung hukum atas keselamatan kapal-ka-pal yang berlayar. Kedalaman, dan tempat pipa yang harus ditanam dalam dasar laut akan diatur dalam raperda. ®

Resahkan Pelayaran

8edisi - september - 2010

Page 9: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Badan Legislatif DPRD Provinsi Jawa Timur terus m e n i n g k a t k a n a k t i v i t a s n y a seiring persiapan pembahasan enam raperda baru. Kegiatan ini dapat direalisasikan setelah mengesahkan tiga Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) menjadi perda pada beberapa hari sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur akan membahas enam Raperda baru. Enam raperda yakni Raperda Corporate social responsibility (CSR), Raperda Usaha Kecil Menengah (UKM), Raperda Pertahanan Pangan, Raperda Retribusi, Raperda Badan Pengelola Asset dan Keuangan Daerah, dan Raperda Perubahan Perda 5/2006 tentang Pembentukan Perda Jatim.

Ketua Banleg DPRD Jatim, Freedy Poernomo, di Gedung DPRD Jatim, mengatakan, dari enam raperda yang akan dibahas ada beberapa raperda peninggalan anggota dewan periode 2004-2009 yang beum terbahas. Sebab, periode sebelumnya terdapat 14 raperda yang harus diselesaikan pada periode 2009-2014. Enam raperda ini ada yang merupakan usulan eksekutif dan ususlan legislatif.

Baleg Siapkan Enam

Raperda Untuk Dibahas Freedy menjelaskan, sejak

dilantiknya anggota dewan pada 31

Agustus 2009, dari lima raperda yang diajukan, sudah dapat diselesaikan dengan baik Raperda tersebut yakni Tiga Perda yakni, Perda Pajak Daerah, Perda Tata Kelola Produk-produk Unggulan Pertanian dan Perikanan, Perda Pengumpulan Sumbangan. Sementara, dua raperda yang memerlukan tambahan waktu pembahasan adalah Raperda Penanggulangan Bencana Daerah, dan Raperda Pengelolaan Sampah Terpadu.

Rencananya dua raperda tersebut disahkan pada pertengahan Sepetember 2010. Molornya pengesahan dua raperda ini dikarenakan minimnya anggaran

yang layak untuk membahas raperda.

S e b e l u m pembahasan, Banleg mengajukan anggaran sebesar Rp 75 juta tiap naskah akademis raperda. Namun, alokasi anggaran yang disetujui hanya Rp 50 juta. Selain itu juga disebabkan adanya agenda anggota komisi yang tak terjadwal dengan baik. “Memang banyak komisi yang lebih suka untuk kunker. Oleh karena itu, kita akan pertanyakan lagi jadwal komisi untuk membahas raperda yang pernah diajukan,” terangnya..

Pihaknya optimistis bahwa raperda ini akan selesai dan disahkan pada Januari 2011. Dengan demikian, setahun dibuatnya prolegda dewan sudah mengesahkan 11 raperda. Padahal target awal, dalam setahun dewan harus mengesahkan 23 raperda, sehingga masih tersisa 12 raperda yang harus segera dibahas. Anggota Komisi A DPRD Jatim, M Muktar menjelaskan, pihaknya menilai bahwa dua raperda yang belum disahkan tersebut telah memakan biaya banyak. Anggaran ini banyak terserap untuk kunjungan kerja melakukan kajian-kajian, baik dalam provinsi maupun lar provinsi. ®

9edisi - september - 2010

Page 10: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Peningkatan iventarisasi asset daerah terus dilaku-kan, hal ini terkait dengan pendataan ulang asset Jawa Timur yang ada di Daerah. Eksekutif dan Legislatif terus meningkatkan iventarisasi seberapa jauh asset Pemer-intah Provinsi yang ada Di daerah kab/Kota di Jawa Timur.

Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menelusuri keberadaan, dan mendata aset-aset milik Pemprov di beber-apa daerah.

Ketua Komisi C DPRD Jatim, Kartika Hidayati, di Gedung DPRD Jatim, mengatakan, pemben-tukan asset ini dinilai penting karena saat ini banyaknya aset pem-prov yang tidak terdata dan jelas kepemilikan-nya. Pendataan tersebut akan segera dilakukan, karena adanya isu pen-jualan aset-aset PT Panca Wira Usaha (PWU). “Kita bolak-balik sudah minta data soal aset ini tapi hasilnya nihil atau tidak ada kejelasan,” ujarnya

Kartika menjelaskan, pada periode 2004-2009, dewan berencana mem-buat Perda Aset tetapi tidak efektif dan gagal, sehingga dewan periode 2009-2014 membuat pansus terlebih dulu untuk menelusuri aset-aset pemprov, Pan-sus ini akan dibentuk akhir September 2010. Dengan terbentuknya pansus, dan data terkumpul, maka upaya untuk mengumpulkan PAD bisa tertata.” katanya

Kartika menegaskan, selama ini PT PWU tidak dapat memberikan kontribusi pendapatan dalam PAD sesuai target. Padahal asetnya sendiri diperkirakan mencapai

Komisi C Kawal Asset Daerah dan Rencana Membentuk Pansus Asset

triliunan rupiah. Jika mengacu pada data Badan Pemer-iksa Keuangan (BPK) tahun 2009, aset Pemprov Jatim tercatat Rp 24,764 triliun lebih.

“Dari aset tersebut 50% di antaranya berupa aset tanah senilai Rp 12, 233 triliun lebih. Jumlah ini tidak sedikit,. Beberapa asset tanah yang belum jelas kepemi-likannya, yakni di wilayah Madiun, Tuban dan Bojone-goro,” ungkapnya

.Anggota Komisi C lainnya, Thoriqul Haq mengakui bahwa selama ini banyak aset pemprov yang belum terdata dengan jelas. Termasuk aset-aset milik PT PWU yang tak jelas kepemilikannya. Disisi lain. beberapa asset justru timbul sengketa dengan pihak ketiga dan masyarakat seperti kasus aset perumahan Dinas Pertanian.

Thoriq mencontohkan Komisi A tahun lalu menemu-kan kantor Perwakilan Provinsi Jatim di Jakarta yang ada di Jl. Pasuruan no 16 Jakarta Pusat yang tak bersertifikat. Aset senilai Rp 6 miliar ini dikhawatirkan hilang, kar-ena hingga saat ini belum ada kepengurusan sertifikat . Un-tuk mengurus sertifikat kantor seluas 600 m2 ini dibutuhkan dana setidaknya Rp 2 miliar. “Makanya inventarisasi aset sangat penting,” ujarnya

Sementara, periode 2004-2009, Komisi A DPRD Jatim

juga menemukan banyak aset pemrov yang tak berser-tifikat. Dari 3.082 bidang tanah seluas 66,7 juta m2 se-nilai Rp 12,3 triliun, sebanyak 10,52 juta m2 senilai 1,3 triliun tak bersertifikat. Untuk aset tanah perkantoran, ada 562 bidang senilai Rp 4,2 triliun tanpa sertifikat. Sertifikasi aset namun tercatat atas nama pihak ketiga sebanyak 168 bidang senilai Rp 360 miliar. ®

10edisi - september - 2010

Page 11: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Penduduk Jawa Timur mayoritas mata pencahariannya adalah ber-tani dan nelayan, untuk itu pen-guatan peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih diprioritaskan pada sektor pertanian, peterna-kan dan perikanan. Sejalan dengan harapan masyarakat petani, dewan terus memonitor pembangunan di Jawa Timur khususnya sektor perta-nian, peternakan dan perikanan.

Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur meminta kepada Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan agar mem-prioritaskan pembangunan tiga Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP). Ini mengingat pembangunan lima

Dewan Berharap Prioritaskan Pembangunan Pelabuhan

pelabuhan selama ini be-lum menunjukkan hasi atau mangkrak.

Ketua Komisi B DPRD Jatim, Renville Antonio, usai dengar pendapat dengan Kepala Dinas Peri-kanan dan Kelautan, di Gedung DPRD Jatim, sore mengatakan, tiga PPP yang harus diprioritaskan agar pembangunannya selesai pada tahun 2011 yakni pelabuhan Muncar Banyuwangi, Pasongson-gan Sumenep, dan Bulu Tuban.

Prioritas pembangunan ini dikarenakan anggaran untuk menyelesaikan lima pelabuhan tidak mencu-kupi. “Kita minta agar se-lesaikan dulu tiga pelabu-han, karena pembangunan pelabuhan lainnya tidak

menunjukkan hasil, dan anggarannya minim,” tegasnya.

Dipilihnya tiga pelabuhan agar diprioritaskan pembangunannya dikarenakan wilayah pantai selatan potensi ikannya cukup banyak.”Jika dibandingkan wilayah pelabuhan pantai utara dengan pantai selatan potensi ikannya lebih banyak pantai selatan,” terangnya.

Anggaran pembangunan tiga pelabuhan akan dilakukan den-gan sharing antara APBD Provinsi, APBD Kabupaten/kota, dan APBN. Pemprov akan menganggarkan tiga pelabuhan ini melalui APBD murni 2011.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Perikanan dan Ke-

lautan untuk mengalokasikan ang-garan melalui APBN. Sementara dua pelabuhan lainnya yakni Pelabu-han Mayangan Probolinnggo, dan Pelabuhan Tamperan Pacitan pem-bangunannya akan dilanjutkan pada tahun 2012.

Kepala Dinas Perikanan dan Ke-lautan, Kardani menjelaskan, dari tujuh pelabuhan yang telah sele-sai (100%) pembangunannya adalah Pelabuhan Puger Jember, Pelabuhan Mayangan, Probolinggo realiasas-inya 88,9%, Tamperan (Pacitan) realisasi 89,54%, Sendang biru (Ma-lang) realisasinya 93,3%, Bulu (Tu-ban) realisasinya 21,26%, Muncar (Banyuwangi) realisasinya 7,56%, Pasongsongan (Sumenep) realisas-inya 57,45%.

Pelabuhan Mayangan, Probo-linggo anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 226 miliar. Pelabuhan yang pembangunannya mulai ta-hun 2000 ini terdiri dari 32 hektare lokasi darat, dan 20 hektare berupa reklamasi, sehingga total seluruh-nya pelabuhan ini 60 hektare.Tahun 2010 anggaran yang terserap men-capai Rp 199,7 miliar.

Pelabuhan Bulu, Tuban angga-rannya membutuhkan Rp 86 miliar, dan terserap 60%. Pembangunan-nya mulai terkendala sejak tahun 2005, dan mulai berhenti tahun 2008-2009. Pelabuhan Muncar, Banyuwangi membutuhkan angga-ran Rp 197 miliar dan terserap 75%.Pelabuhan Pasongsongan, Sumenep kebutuhan anggarannya Rp 48 mil-iar, dan terserap 60%.Kendala pem-bangunan pelabuhan Pasongsongan adalah cuaca buruk, sehingga men-imbulkan ombak laut. ®

11edisi - september - 2010

Page 12: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Program Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Progran ini dalam realisasi jika komponen-komponen yang membelenggu masyarakat dapat diselesaikan dengan baik oleh Pemerintah pusat akan mengalokasikan anggaran untuk melanjutkan proyek Jalan Lintas Selatan (JLS) sebesar Rp 1,65 triliun pada tahun 2011. Dengan begitu, proyek yang menghubungkan delapan kabupaten mulai Banyuwangi hingga Pacitan tersebut dapat kembali dibangun “Ini kabar gembira. Sehingga jalan sepanjang 1.255 kilometer tersebut segera terealisasi, “ anggota Komisi D DPRD Jatim, Agus Maimun, saat dikonfirmasi, tentang rencana tambahan dana dari pemerintah pusat tersebut cukup memberikan harapan. Namun, di sisi lain, proyek tersebut hingga kini masih terjadi kendala serius karena masih

Pemerintah Pusat Siapkan

Rp 1,65 Triliun Untuk JLS

terhambat dengan pembebasan lahan hutan milik Kementerian Kehutanan.

Menurut dia, hingga kini proyek pembangunan JLS masih terhambat pelepasan lahan seluas 600 hektar milik Kementerian Kehutanan. Lahan hutan ini tersebar di seluruh wilayah pembangunan JLS mulai dari Trenggalek, Pacitan, Blitar, Malang Selatan, Lumajang, Banyuwangi dan Jember “Jadi masih perlu ada payung hukum yang mengikat supaya penggunaan lahan hutan untuk JLS tidak dipermasalahkan di kemudian hari,” katanya.

Sebagai pengelola di lapangan (Perhutani, red), sudah memiliki komitmen untuk melepas lahan ini sebagai dukungan terhada proyek JLS. Bupati yang terkait dan Gubernur Jatim juga sudah mengirimkan surat dispensasi ke kementerian kehutanan terkait penggunaan lahan hutan ini. Sesuai prosedur yang ada, nantinya surat

ini akan diteliti tim khusus sebelum akhirnya dinaikkan ke menteri

Seperti diberitakan sebelumnya, Pada rancangan Perubahan APBD Jawa Timur tahun anggaran 2010, anggaran pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) dikurangi sebesar Rp 2,960 miliar dari sisa lelang yang dialokasikan. Dimana anggaran sebesar Rp 1 miliar dialihkan untuk kegiatan yang dinilai mendesak untuk segera ditangani, yakni peningkatan jalan di Jalan jurusan Jombang-Pulorejo (jalan kawasan makam Gus Dur).

Sementara sisanya untuk penambahan kegiatan perencanaan jalan dan jembatan lintas selatan sebesar Rp 442,2 juta, pembangunan jembatan lintas selatan sebesar Rp 1,274 miliar, dan supervisi jalan dan jembatan lintas selatan sebesar Rp 243,650 juta. Pembangunan JLS terdiri dari kegiatan perencanaan, pembangunan jalan, pembangunan jembatan dan supervisi.

12edisi - september - 2010

Kegiatan Dewan

Page 13: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Pemerintah Pusat Siapkan

Rp 1,65 Triliun Untuk JLS

Anggota Komisi D DRD Jatim, Jalaludin Alham, mengatakan, penyebab utama dari pengalihan anggaran JLS untuk pelebaran jalan menuju makam Gus Dur yakni pihak Perhutani tidak mau mencabut surat tentang permintaan penghentian pembangunan JLS. Beberapa waktu yang lalu Perhutani telah melayangkan surat kepada pemprov agar menghentikan sementara pembangunan. “Kita tidak bisa berbuat apa-apa dengan rekom dari Perhutani itu,” ujarnya.

Perhutani melayangkan surat tersebut karena kabupaten/kota yang melintasi JLS belum membayar ganti rugi kayu tegakan. Ganti rugi yang paling mahal itu di Kabupaten Jember, sementara yang palin murah di Kabupaten Lumajang.

“Kan mubazir kalau anggaran senilai JLS Rp 1 miliar lebih nganggur. Maka, pemprov mengalihkan untuk pelebaran jalan makam Gus Dur, sambil menunggu Perhutani mencabut suratnya,” paparnya.

Pihaknya setuju dengan pelebaran jalan tersebut, karena penziarah ke makam jumlahnya banyak. Selain itu pemprov juga berencana akan menjadikan sebagai tempat wisata religi di kawasn makam.

Agar pembangunan JLS tidak mangkrak terlalu lama, Komisi D berkoordinasi dengan kabupaten/kota agar segera membayar kayu tegakan. Dalam P-APBD 2010, pemprov juga mengalokasikan anggaran untuk dana sharing pembayaran kayu tegakan.”Hasil kesepakatan kabupaten/kota bersedia akan melunasi ganti rugi tersebut,” paparnya. ®

Anggaran KONI Bertambah Rp 2,5 MDalam Perubahan APBD Jawa Timur tahun anggaran 2010 yang telah disahkan pada beberapa hari sebelumnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim mendapatkan penambahan Rp 2,5 miliar. Sementara pada APBD Murni

2010 alokasi anggarannya sebesar Rp 10 miliar, sehingga totalnya berubah menjadi Rp 12,5 miliar. Anggota Komisi E DPRD Jatim Kuswiyanto, dikon-

firmasi, Rabu (8/9) mengatakan, anggaran KONI ini diperkirakan akan cair setelah lebaran atau akhir September 2010. Meski sempat mun-cul polemik terkait kepengurusan otoritas tertinggi olahraga Jatim

itu yang diduga melanggar undangundang (UU). Namun, pihaknya tidak menginginkan polemik di internal KONI

sampai mengganggu proses pembinaan serta pencarian atlet di Jatim.

Dalam pencairan ini, dewan akan berkoordinasi dengan Kementerian

Pemuda dan Olahraga untuk men-cari solusi, sehingga tidak menim-bulkan polemik dikemudian hari. “Nanti akan ada komunikasi lagi dengan Kementrian Pemuda dan

Olahraga. Jadi, biar ada jalan ten-gah yang bisa diambil,” tuturnya.

Sebagai tahap awal, Komisi E akan melakukan diskusi dengan jajaran

KONI Jatim, serta eksekutif terkait po-lemik di tubuh KONI. Dari pertemuan itu diharapkan ada hasil yang bisa dibawa ke Jakarta.“ Pokoknya nanti dana yang dikeluarkan tidak beru-jung masalah. Itu yang akan kami cari cara terbaiknya,” terangnya. Kuswiyanto mengungkapkan, de-wan selama ini memang dihantui

munculnya masalah hu-kum ketika mencairkan anggaran KONI Jatim. Pada Perubahan APBD (P-APBD) 2010,KONI Jatim memperoleh jatah Rp12,5 miliar. Anggaran itu naik dari

target yang diberikan sebesar Rp10 miliar. Penam-

bahan anggaran itu diharapkan mampu mengangkat moral dan prestasi atlet di Jatim. ®

13edisi - september - 2010

Kegiatan Dewan

Page 14: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

K e p a d a t a n penduduk di Jawa Timur saat ini sudah mulai berdampak pada kemacetan lalu lintas. Pemakai jalan terus ber-tambah seiring bertambahnya kendaraan ber-motor di Jawa Timur. Kemu-dahan memi-liki kendaraan bermotor, ting-ginya aktifitas masyarakat ser-ta lambatnya pelebaran jalan dan penamba-han jalur alternative merupakan bagian dari kemacetan. Guna mem-inimalisasi kemacetan jalan akibat meningkatnya volume penggunaan kendaraan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur mengapresiasikan dilakukan pele-baran jalan.

Anggota DPRD Jatim, Akhmad Jabir, dikonfirmasi, mengatakan, dengan perlebaran jalan, seperti pembangunan frontage road di Jalan Ahmad Yani ini dapat men-gurangi kepadatan arus lali lintas pada waktu kerja, yakni antara jam berangkat kerja, mulai pukul 07.00-09.00, dan jam pulang kerja mulai pukul 16.00-17.00.

Dengan begitu, masyarakat ten-

Apresiasikan InfrastrukturDewan

tunya akan menggunakan lajur yang tidak dipadati pengguna kendaraan. Lajur tu dapat terbagi dua, yakni dilalui Kendaraan-kendaraan besar (bis, dan mobil), sementara lajur lainnya dapat dilalui oleh kend-araan roda dua.

Selain pelebaran jalan, pemer-intah daerah dapat menyediakan sarana kendaraan transportasi mas-sal yang lebih baik semacam RBT (Rapid Bus Transportation) atau busway “Busway seperti yang di Ja-karta itu memiliki jalur khusus yang tidak boleh dilewati oleh kendaraan lain, sehingga tidak terjadi kemac-etan,” paparnya.

Menurut dia, solusi untuk men-gurangi kemcetan arus lalu lintas

ini lebih efisien mem-bangun tol tengah kota. Sebab, den-gan diban-gunnya tol tengah kota nantinya da-pat membe-lah Surabaya menjadi dua wilayah, se-hingga dapat memperce-pat dalam perkemban-gan sosial ekonomi.

Disisi lain, ada juga hal

yang tidak bisa diabaikan saat dilakukan pem-bangunan, yakni penolakan warga yang memiliki rumah di areal yang akan dibangun tol tengah kota. “Ini tidak bisa diabaikan, karena me-nyangkut ratusan bahkan ribuan KK yang harus digusur tempat tinggal-nya karena rencana tol tengah kota ini,” tuturnya

Begitu juga halnya jika dibangun secara elevated (melayang), pem-bangunan tol layang ini berpotensi memakan biaya yang sangat ban-yak. “Meski tidak memakan lahan banyak, tol layang ini juga dapat menggusur rumah warga dari sisi kanan dan kirinya untuk pondasin-ya,” terangnya. ®

14edisi - september - 2010

Page 15: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Luapan lumpur Lapindo hingga kini masih belum, ada tanda-tanda berhenti, bahkan semburan lumpur lapindo dan asap yang bau tidak sedap terus merajalela ditengah kepanikan warga. Gerusan lumpur yang tidak pernah berhendi serta amblasnya tanah hingga puluhan centi meter menyebabkan hancurnya rumah beton milik warga. Dosa apakah warga Porong dan sekitarnya hingga mendapat musibah yang tidak ada tanda-tanda berakhirnya luapan lumpur. Usaha masyarakat setempat untuk mengadukan nasibnya sudah terbilang menthok, mulai dari yang terendah hingga ke pejabat yang tertinggi sudah dilakukan, tapi hasilnya semua dapat melihat. Agaknya pemerintah Jawa Timur mulai membuka diri akan membentuk tim pengawasan dan pengendalian terhadap korban lumpur Lapindo di Sembilan RT, Desa Siring, Sidoarjo. Tim ini untuk memonitoring pelaksanaan pemberian ganti rugi jika telah ada kesepakatan desa tersebut masuk peta terdampak, apakah ganti rugi yang diberikan telah sesuai kesepakatan.Asissten Bidang Kesra Sekdaprov, Edi Purwinarto, usai menghadiri paripurna, di Gedung DPRD Jatim, Kamis (16/9) mengatakan, Sekretaris Dewan Pengarah BPLS telah melakukan pertemuan dengan

Lumpur Lapindo,Hancurkan Masa Depan Masyarakat Sekitar

perwakilan tujuh warga dari Sembilan RT untuk menjelaskan bahwa saat ini Kementerian ESDM melakukan kajian geologi terhadap wilayah tersebut. Hasil kajian itu akan diberikan ke Dewan Pengarah BPLS untuk selanjutnya dilakukan sidang penentuan nasib warga sembilan RT.Kajian dari Kementerian ESDM ini merupakan kesepakatan rapat Dewan Pengarah BPLS yang diketuai oleh Menteri PU, dan anggota yakni Gubernur Jatim, Pangdam V Brawijaya, dan Kapolda pada akhir Agustus 2010. “Hasil rapat itu menyepakati perlu ada kajian tambahan, dan ini harus segera diputuskan,” ungkapnya Selain itu, pemprov juga telah menyediakan Tim Kajian Kelayakan Pemukiman (TKKP). Hari Kamis ini pihaknya melakukan pertemuan dengan warga Siring Barat, dan Timur untuk menampung inspirasi.

Menurut dia, saat ini kondisi wilayah sekitar Lumpur Lapindo dinilai memprihatinkan. Hal ini terbukti adanya pencemaran udara (bau gas, red) yang melebihi batas toleransi, dan munculnya banyak bubble. “Kebakaran malam hari pada awal September 2010 itu menjadi tolak ukur bahwa wilyah itu sudah tidak layak huni,” tegasnya.

Meski TKKP nyatakan sebagai

wilayah tidak layak huni, dan meminta mengosongkan rumah, pemberian ganti rugi terhadap korban harus segera diberikan. Ganti rugi itu dengan mengukur nilai bangunan rumah, dan tanah.

Pihaknya meminta kepada masyarakat agar tidak meminta ganti rugi melebihi kewajaran. “Kan ada orang tidak minta diganti rumah, tetapi minta uang. Karena sudah mempunyai rumah. Jadi hal ini akan menjadi pertimbangan,” paparnya.Dengan pemberian ganti rugi ini berarti telah memberikan harapan sosial ekonomi kedepan bagi warga. “Jangan sampai nanti timbul masalah baru bagi warga pasca pengosongan rumah,” paparnya. Sementara Mahdi Anggota Komisi D DPRD Jatim sejak awal berharap agar masyarakat yang terkena dampak lumpur lapindo dipindahkan pada tempat yang aman serta difasilitasi segala kebutuhannya. Hal ini terkait dengan hajat hidup orang banyak.

Mahdi berharap masa depan masyarakat yang terkena dampak lumpur Lapindo cerah secerah harapan sebelum lapindo menghajar warga. Utamanya generasi muda, jika hal ini dibiarkan, bagaimana nasib mereka kedepan. Ujar Mahdi ®

15edisi - september - 2010

Page 16: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Pembelanjaan Anggaran Penda-patan Belanja daerah tahun 2009 sudah selesai dilaksanakan, namun demikian pengguna anggaran tidak bisa lepas begitu saja tanpa ada per-tanggung jawaban. Oleh karena itu setelah Badan Pemeriksa Keuangan mengumumkan hasil auditnya baru kegiatan tersebut dapat dipertang-gungjawabkan.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuan-gan daerah tahun 2009. Pemprov han-ya tinggal finalisasi tindaklanjut LHP tersebut

Sekdaprov Jatim, Dr H Rasiyo,usai menghadiri paripurna, di Gedung DPRD Jatim, menjelaskan, finalisasi tindaklanjut LHP BPK itu pada 20 Sep-tember 2010. Finalisasi itu merupakan kewenangan sepenuhnya BPK untuk mengaudit laporan yang diberikan.

Dengan belum adanya finalisasi dari pemprov, otomatis BPK belum dapat memberi hasil tindaklanjut ke dewan (Panja, red), karena jadwal finalisasinya tanggal 20 September. “Memang kita ingin lebih cepat lebih bagus. Tapi kita mentaati jadwal, “ ujarnya.

Semua laporan tindaklanjut yang diberikan ke BPK secara transparan. Artinya tindaklanjut ini sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Rasiyo menegaskan, jika memang provinsi diberi kewenan-gan untuk menarik, maka diperlukan ketentuan bahwa provinsi diberi ke-wenangan. Sebab, selama ini yang berwenang untuk menarik adalah pe-merintah pusat.

“Kalau provinsi hanya digunakan alat, dan tidak berdampak pada PAD, ya tidak ada gunanya. Semestinya sudah dilimpahkan ke provinsi. Ka-

LHP BPK Tinggal Finalisasi

lau caranya seperti itu, provinsi tidak mau menarik,” katanya.

Juru Bicara Panja pembahas LHP BPK atas laporan keuangan tahun 2009 DPRD Jatim, Moh Nizar Zahro, mengatakan, panja ini dibentuk atas amanah Per-mendagri No 13/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan fungsi Pengawasan DPRD terhadap tin-daklanjut hasil pemeriksaan BPK. Panja ini dibentuk pada tanggal 8 Juli 2010.

Penganggaran belanja belum sepenuhnya berpedoman pada standar akuntansi pemerintah yakni pada akun belanja barang dan jasa, adanya pengeluaran untuk pembelian asset tidak ber-wujud. Sementara pada akun be-lanja modal yang mengakibatkan saldo belanja modal dan belanja ba-rang dan jasa tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Begitu juga halnya terkait penda-patan asli daerah sebesar Rp 5,85 miliar lebih yang merupakan pen-erimaan negara bukan pajak (PNBP) yang seharusnya disetor ke negara bukan sebagai pendapatan daerah. “Pos pendapatan daerah ini juga be-lum menggambarkan kondisi yang sebenarnya,” ujarnya. Selama evalu-asi, panja merekomendasikan tim tin-daklanjut pemerintah daerah masih belum memberikan data secara resmi kepada DPRD terkait temuan-temuan BPK yang harus ditindaklanjuti, panja menduga tidak transparan dalam pe-nyampaian data jumlah rekening ha-sil temuan BPK yang sudah ditutup maupun yang aktif.Selain itu, belum ada kepastian dan kejelasan dari tim tindaklanjut pemerintah daerah ter-hadap penyelesaian kerugian daerah sebanyak 117 kasus yang mencapai Rp 10,170 miliar, serta belum ada upaya yang maksimal dari tim tindaklanjut

pemerintah daerah terhadap rekom BPK Ketua Panja Pembahas LHP BPK Laporan Keuangan tahun 2009 DPRD Jatim, Thoriqul Haq menjelaskan, dari hasil kunjungan ke Bank Jatim beberapa hari sebelumnya, pihaknya menemukan rekening yang jumlahnya mencapai Rp 10 miliar. Dana itu untuk modal UKMK. “Tapi kita belum tahu, itu rekening apa,” paparnya

Pihaknya juga menemukan adanya tidak transparan terkait rekening un-tuk menampung pendapatan dari Pa-jak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Rekening dari PBBKB itu be-lum diketahui apakah digunakan untuk ngendon penerimaan dari Pertamina, atau dipakai untuk rekening keluar masuk uang. “Kita menduga tidak ada transparansi terkait rekening PBBKB ini,” terangnya. Begitu juga halnya terkait adanya temuan 22 rekening liar oleh BPK, panja belum menerima data real antara rekening-rekening yang aktif, dan rekening yang sudah ditutup. Panja meminta agar segera diberi data terhadap rekening terse-but. Kedepan. ®

16edisi - september - 2010

Page 17: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Badan Pengelolaan Keuangan dan

asset daerah yang akan dibentuk oleh Pemerintah Jawa

Timur akan dipayungi Peraturan Daerah.

Hal ini bertujuan agar operasional badan itu mempunyai kekauatan hukum, dan efektif.

Badan Pengelolaan KeuanganAsset Perlu Payung Hukum

Anggota Banmus DPRD Jatim, Agus Maimun, usai rapat Banmus, di Gedung DPRD Jatim, sore men-gatakan, badan baru ini merupakan pengembangan dari biro Keuangan yang saat ini berada di bawah sekre-tariat daerah. Mekanisme pemben-tukan badan pengelolaan keuangan dan Aset daerah ini harus melalui dua tahap revisi Perda yaitu revisi Perda 8/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur di pemprov Jatim, dan Perda 10/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur.

Agus menerangkan, dengan dire-visinya Perda 8/2008 dan Perda 10/2008, otomatis pemprov harus menghapus Biro keuangan dari Sek-retariat daerah dan diganti badan pengelolaan keuangan dan Aset daerah.

Ketua Komisi C DPRD Jatim, Kar-tika Hidayati menuturkan, dewan terus mempertanyakan kinerja Pem-prov Jatim dalam mendata dan me-nyelamatkan aset yang dimilikinya. Dari 310 aset lahan milik pemprov,

baru 69 bidang yang sudah terserti-fikasi. ”Sampai sekarang belum ada kemajuan apapun terkait pendataan aset milik pemprov. Belum terlihat upaya untuk mendata dan menyela-matkan keberadaan aset-aset terse-but,” paparnya. kepala Biro hukum Setdaprov Jatim, Suprianto men-gungkapkan, eksekutif telah men-gajukan draft raperda pembentukan badan baru yang akan menangani pengelolaan keuangan daerah serta asset daerah. Draftnya sudah masuk bulan Juni 2010, dan akan mulai dibahas akhir Sepetember ini.

Menurut Suprianto, badan baru ini merupakan pengembangan dari Biro keuangan yang selama ini men-gelola keuangan daerah dan as-set. Mengingat semakin banyaknya aturan keuangan dan asset negara, maka pemprov membentuk sebuah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk menanganinya dengan lebih baik. “Karena urusan-nya semakin luas, maka masalah keuangan dan asset harus ditangani oleh badan dengan tingkat eselon lebih tinggi yaitu II A bukan II B se-bagaimana sekarang,’ terangnya.

Anggota Komisi C lainnya, Thoriqul Haq mengakui bahwa sela-

ma ini banyak aset pemprov yang be-lum terdata dengan jelas. Termasuk aset-aset milik PT PWU yang tak jelas kepemilikannya. Disisi lain. be-berapa asset justru timbul sengketa dengan pihak ketiga dan masyarakat seperti kasus aset perumahan Dinas Pertanian. Thoriq mencontohkan Komisi A tahun lalu menemukan kan-tor Perwakilan Provinsi Jatim di Ja-karta yang ada di Jl. Pasuruan no 16 Jakarta Pusat yang tak bersertifikat. Aset senilai Rp 6 miliar ini dikhawat-irkanhilang, karena hingga saat ini belum ada kepengurusan sertifikat . Untuk mengurus sertifikat kantor seluas 600 m2 ini dibutuhkan dana setidaknya Rp 2 miliar. “Makanya inventarisasi aset sangat penting,” ujarnya. Sementara, periode 2004-2009, Komisi A DPRD Jatim juga me-nemukan banyak aset pemrov yang tak bersertifikat. Dari 3.082 bidang tanah seluas 66,7 juta m2 senilai Rp 12,3 triliun, sebanyak 10,52 juta m2 senilai 1,3 triliun tak bersertifikat. Untuk aset tanah perkantoran, ada 562 bidang senilai Rp 4,2 triliun tan-pa sertifikat. Sertifikasi aset namun tercatat atas nama pihak ketiga se-banyak 168 bidang senilai Rp 360 miliar ®

17edisi - september - 2010

Page 18: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Ketua Fraksi Golkar dan Gerindara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur akan mengevaluasi kinerja anggotanya yang duduk sebagai pimpinan dewan. Dengan begitu, kinerja DPRD untuk kedepannya dapat lebih baik.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim, Gatot Sudjito, di Gedung DPRD Jatim, mengatakan kinerja semua anggota dewan sebagai legislasi juga dipengaruhi oleh tingkat koordinasi para pimpinan kepada anggotanya. Dengan adanya koordinasi yang baik dapat memacu untuk menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Seperti halnya, membahas dan mengesahkan raperda, baik yang diajukan eksekutif, maupun inisiatif legislatif.

Gatot mengungkapkan, pihaknya tidak dapat mengelak, sejak dilantinya anggota dewan pada 31 Agustus 2009, dari lima raperda yang diajukan, dewan hanya mengesahkan tiga raperda.Tiga Raperda tersebut yakni Tiga Perda yakni, Perda Pajak Daerah, Perda Tata Kelola Produk-produk Unggulan Pertanian dan Perikanan, Perda Pengumpulan Sumbangan. Sementara, dua raperda yang belum disahkan yakni, Raperda Penanggulangan Bencana Daerah, dan Raperda Pengelolaan Sampah Terpadu. Dua raperda ini akan disahkan pada akhir September 2010.Padahal target awal, dalam setahun dewan harus mengesahkan 23 raperda, sehingga masih tersisa 12 raperda yang harus segera dibahas. ”Kita akan lihat apa yang menjadi persoalan mendasarnya,” paparnya.

Meski kinerja dewan dinilai kurang optimal akibat lemahnya koordinasi dari pimpinan ke anggotanya, pihaknya memaklumi. Sebab, sebanyak 75% merupakan anggota dewan baru, dan alat kelengkapan baru terbentuk. Artinya anggota baru ini baru mempelajari tugas dan fungsi sebagai legislatif. ”Ini persoalan adaptasi, karena sebagian besar anggotanya baru,” terangnya.

Kurang optimalnya dewan ini akan menjadi catatan tersendiri. Pihaknya akan melakukan rapat dengan seluruh anggota fraksi untuk mengevaluasi kinerja anggotanya termasuk yang duduk sebagai pimpinan.”Itu akan menjadi catatan, dan tidak bisa didiamkan saja. Kita ingin prestasinya lebih baik, maka kita evaluasi,” tuturnya.

Ketua Fraksi Gerindra, Tjutjuk Sunario menjelaskan, pihaknya akan mengevaluasi dengan partai dan anggota fraksi sebagai progress atau laporan kinerja dalam satu tahun, seperti halnya jaring apsirasi masyarakat, dan program sosial ekanomi ke masyarakat. ”Dengan begitu, akan diketahui, apakah benar-benar kerja atau hanya duduk-duduk saja,” tegasnya. Jika dalam evaluasi nanti terdapat nilai merah terhadap anggotanya yang duduk sebagai pimpinan dewan, dan dilakukan restrukturisasi, maka pihaknya selaku ketua partai mempersilahkan. Namun, yang terpenting dalam evaluasi terhadap anggotanya tidak ada unsur suka atau tidak suka. ”Kalau bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, ya kita harus prioritaskan kepentingan rakyat dulu,” terangnya. ®

Pimpinan dan Anggota Berharap Saling Evaluasi

18edisi - september - 2010

Page 19: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur akan mengesah-kan dua raperda pada akhir Septem-ber 2010. Dua Raperda yakni Pen-anggulangan Bencana, dan Raperda Pengelolaan Sampah Regional

Juru Bicara Pansus Raperda Pen-anggulangan Bencana, Akhmad Is-kandar, di Gedung DPRD Jatim, men-jelaskan, dalam standar pelayanan minimal korban bencana pada pasca terjadinya bencana. Untuk itu perlu antisipasi terhadap mun-culnya wisatawan pasca bencana. “Wisatawan bencana ini dinilai sangat mengganggu dan menyulitkan petugas saat bekerja,” terangnya.Dalam draf raperda ini terdiri dari 107 pasal, dan dua belas bab. Dalam draf raperda ini juga dimuat terkait peran swasta dalam penanganan bencana. Juru bicara Pansus Raperda Pengelolaan Sampah Regional, Soeharto menjelas-kan, dari hasil uji publik, kabupaten/kota memberikan dukungan dengan memberikan berbagai masukan untuk penyempurnaan Raperda Pengelolaan Sampah Regional. Minimnya perhatian terhadap pengelolaan sampah di ka-bupaten/kota harus mendapat per-hatian dari pemprov.

Raperda ini terdiri dari 14 bab,

Dua Raperda Siap

Disahkan

dan 32 pasal. Dengan akan lahirnya raperda ini diharapkan tidak ada lagi kabupaten/kota yang mengelola sampah dengan sistem dumping.

Sekretaris Pansus Raperda Pen-gelolaan Sampah Regional, Agus Maimun mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan naskah akademis rap-erda sehingga tinggal pengesahannya. Molornya pengesahaan raperda ini karena dibutuhkan banyak koordinasi dengan kabupaten/kota, dan bebera-pa instansi terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Raperda ini mengacu kepada UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. Poin yang terpenting dalam raperda ini bahwa Jatim tidak akan lepas tangan dalam pengelolaan sampah di daerah, karena volume produksi sampah men-ingkat. Untuk itu, diperlukan jalinan hubungan tata kelola antarkabupaten atau antar kabupaten dengan kota atau antarkota. Selain itu, dalam rap-erda yang memuat subtansi tentang adanya perintah untuk mengelola sampah tidak dengan teknik open dumping atau terbuka. Pembuangan sampah yang dilakukan secara mas-sif dan terbuka, serta tidak dikelola secara khusus tidak diperkenankan lagi. Warning ini diberikan kepada

kabupaten/kota supaya mengelola sampahnya lebih professional dan tidak mengganggu warga sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Pemprov sendiri kami minta untuk menunda pemberian insentif seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada daerah yang tak melaksanakan perin-tah ini,” tuturnya. Masyarakat bah-kan diberi peluang untuk melakukan class action jika merasa dirugikan dengan TPA di seputar lingkungan-nya. Termasuk mendapat kompensasi dalam angka tertentu jika pengadilan memenuhi tuntutannya. Menariknya, disini masyarakat juga diajak untuk berpartisipasi aktif dalam mengelo-la sampah juga seperti pemilahan antara sampah basah dan sampah ker-ing. Diakuinya paradigma yang sudah dikampanyekan sejak lama, perubah-an yang diharapkan masih belum ber-hasil. “Makanya kita kuatkan dengan perda,” tuturnya

Pemprov akan turun memfasili-tasi agar pengelolaan sampah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), menguntungkan antarkota serta berpeluang mendapat fasilitas finansial. “Karena lintas daerah ma-kanya kita siapkan payung hukumnya supaya jelas aturannya,” ujarnya. ®

19edisi - september - 2010

Page 20: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Gubernur Jawa Timur, Dr H Soeka-rwo memperkirahkan pelantikan calon Walikota Surabaya terpilih Tri Rismaharani-Bambang DH diperkira-kan pada hari Sabtu (25/9). Saat ini pihaknya belum menerima surat dari Kemendagri. Namun, surat keputu-san walikota yang akan dilantik sudah ditandatangani Mendagri Gamawan Fauzi. “Sudah ditandatangani, tapi kita belum menerimanya. Mungkin proses pengiriman surat,” ujarnya.

Pihaknya memperkirahkan bahwa surat tersebut diterima pada Hari Se-

lasa (21/9) besok atau paling lambat surat diterima Rabu (22/9). Belum diterimnya surat dikarenakan sebe-lum disetujui dan ditandatangani mendagri terlebih dulu mengkroscek tentang isi surat tersebut. Di sisi lain, juga dikarenakan adanya hari lebaran, sehingga seluruh pegawai kemendagri libur kerja “Kemarin kan karena Hari Raya jadi mungkin prosesnya sedikit lama. Tetapi set-elah hari raya langsung ditandatan-gani,” ujarnya.Belum turunnya surat ini juga tidak ada unsur politis da-

lam penerbitan SK. Sebab, pempros-esan surat pelantikan sesuai aturan yang ada. Jika surat diterima hari Selasa atau Rabu, maka pihaknya akan melantik pada hari Sabtu atau Senin. Dalam pembuatan jadwal pelantikan walikota, pemprov akan melakukan koordinasi dengan DPRD Surabaya, untuk menentukan apak-ah Hari Sabtu atau Senin. Begitu juga halnya jika surat turun diluar perkiraan, pihaknya tetap menung-gu surat tersebut turun. ®

Ir Ihmad Subchan M,AB me-wakili Fraksi PKS menyuara-kan masalah sampah dalam Sidang Peripurna di Gedung Dewan, Keprihatinan fraksin-ya tentang masalah sampah. Dikatakan dalam sehari sampah di kota menghasilkan 600-830 kg. Maka dalam satu tahun dapat dibayangkan berapa sampah yang menum-puk apabila tidak ditangani secara proporsional.

Dalam pendapat Fraksinya PKS mendorong adanya paradigma baru dalam managemen pengelolaan sampah harus bertumpu pada peningkatan kualitas pengelolaan sampah. Diharapkan sampah nantinya mampu didaur

GubernurJadualkan Pelantikan

Kepala Daerah

Fraksi PKS Kritisi Masalah Sampahdan dimananfaatkan sedemiki-an rupa sehingga memiliki nilai ekonomis.

Subchan mengatakan bahwa Proaktif Pemerintah Provinsi sangat diharapkan baik sebagai motivator sehingga masyarakat memahami dampak pembuan-gan serta pengelolaan sampah yang tidak benar terhadap ling-kungan maupun kesehatan. Pe-merintah diharapkan mengam-bil tindakan-tindakan nyata dan

memfasilitasi sarana dan prasara-na guna penataan sampah yang lebih terorganisir.

20edisi - september - 2010

Page 21: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Dalam Rancangan APBD Jawa Timur 2011, Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) akan mengalokasikan dana khusus untuk mengawasi TKW yang bekerja diluar negeri. Ini mengingat banyak TKW yang mendapat kekerasan dari majikannya.Seperti penganiayaan kepada TKW asal Pacitan di Malaysia

Ketua Komisi E DPRD Jatim, Akhmad Iskandar, dikonfirmasi mengatakan, anggaran ini akan dialokasikan ke Disnakertransduk untuk membentuk tim pengawas yang diterjunkan ke kantong-kantong TKI. Tim ini akan mengawasi tingkat kesejahteraan tenaga kerja yang bekerja di luar negeri, baik dari segi gaji, dan kesehatan.

Selain mengawasi di kantong-kantong TKI, tim ini juga mengawasi, dan mengevaluasi tenaga kerja yang akan diberangkatkan ke luar negeri. Sebab, tenaga kerja akan diberangkatkan sebagian ada yang tidak memiliki skill. “Meski telah dikarantina di balai latihan,kadang-kadang ada tenaga yang tidak sama dalam pemahaman skill yang diajarkan. Jadi harus ada evaluasi lagi,” terangnya.

Jika ditemukan adanya perlakuan yang melanggar aturan, tim ini akan menindaklanjuti untuk memberikan perlindungan. “Kita ingin kesejahteraan TKI benar-benar terlindungi,” tegasnya.

Iskandar menjelaskan, anggaran ini tidak dialokasikan pada P-APBD 2010 dikarenakan dalam perubahan anggaran tidak boleh memasukkan program baru yang tidak terencana dalam APBD murni, melainkan untuk program yang sifatnya mendesak.

Dalam APBD sebelumnya hanya dialokasikan untuk pelatihan skill di Balai Latihan Kerja (BLK). Anggaran tidak difokuskan untuk pengawasan, karena keterbatasan anggaran.

Pihaknya menyesalkan selama ini masih banyak adanya penganiayaan terhadap tenaga kerja. “Memang banyak TKW yang mendapat kekerasan dari majikannya,” ungkapnya.

Untuk meminimalisasi adanya kekerasan terhadap TKW, pihaknya meminta Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) agar tidak lagi mengirim tenaga kerja yang tidak memiliki kompetensi.

Pihaknya pesimistis tenaga kerja yang tidak berkompetensi dapat bekerja maksimal sesuai yang diharapkan oleh majikannya. Sebab, tenaga kerja yang memiliki skill rendah berpotensi timbul konflik dengan majikannya.

Iskandar mengungkapkan, selama ini Hongkong sangat minim jumlah kasus penganiayaan terhadap TKI. Dalam penyerapan TKI, Hongkong langsung memfokuskan ke pembantu rumah tangga. Hal ini tidak sama dengan Malaysia, dimana banyak TKI yang tidak bekerja sebgai PRT, karena minimnya kredibilitas para tenaga kerja. ®

Komisi E Alokasikan Dana Pengawasan TKW

21edisi - september - 2010

Page 22: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Kegiatan Dewan

Jika Badan Pengelola Keuangan dan asset terbentuk, Komisi C Dew-an Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur meminta kepada pem-prov agar mendata seluruh asset se-cara valid. Ini mengingat banyaknya asset yang belum jelas kepemilikan-nya, dan jatuh ke tangan pihak ke-tiga

Anggota Komisi C DPRD Jatim, Thoriqul Haq, dikonfirmasi mengata-kan, pihaknya menyayangkan masih banyaknya asset yang belum terda-ta. Padahal, asset-asset ini berpo-tensi dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebab, selama ini pendapatan yang tertinggi diperoleh Jatim dari pajak kendaraan bermo-tor dan Bea Balik Nama Kendaraan. (BBNKB).

Untuk itu diperlukan sebuah badan yang dapat mengelola as-set. Keuangan dari perolehan asset itu juga akan ditangani oleh badan tersebut. Mekanisme pembentukan badan pengelolaan keuangan dan Aset daerah ini harus melalui dua tahap revisi Perda yaitu revisi Perda 8/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sek-retariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur di pem-

Komisi C Berharap Data Asset Secara Valid

prov Jatim, dan Perda 10/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur.

Dengan direvisinya Perda 8/2008 dan Perda 10/2008, otomatis pem-prov harus menghapus Biro keuan-gan dari Sekretariat daerah dan di-ganti badan pengelolaan keuangan dan Aset daerah.

Jika nanti pendapatan yang di-terima lebih banyak pasca pengelo-laan asset, maka belanja daerah dalam APBD juga akan diperbanyak. Pembangunan-pembangunan dan program yang terbengkalai dapat dilanjutkan pembangunannya untuk kemakmuran masyarakat.

Anggota Komisi C DPRD Jatim, Basuki Babusalam menjelaskan, dari total asset pemprov senilai Rp 24,764 triliun, sebesar Rp 12,185 triliun atau 49,20 persen berbentuk tanah. Sisanya berupa gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan jaringan, serta dalam bentuk lainnya.

Asset tanah yang senilai Rp 12,185 triliun tersebut sebagian be-sar nganggur.Selain itu, sebanyak 31 bidang tanah senilai Rp 590 miliar

lebih yang belum jelas kepemili-kannya, atau liar, sehingga jatuh dan dikelola masyarakat tanpa ada ikatan.

Basuki menerangkan, sebanyak 31 bidang tanah tersebut memi-liki luas lahan sebanyak 99 hektare yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Jatim. Selain digunakan tanpa ikatan, lahan itu juga tidak teru-rus dan ditelantarkan. “Kita sudah punya pengalaman aset kita hil-ang gara-gara tidak ada sertifikasi, jangan sampai hal ini terjadi lagi,“ ingatnya.Dengan banyaknya aset tanah yang terlantar, dan dan tidak dimanfaatkan ini tidak memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jumlahnya cukup besar, yaitu 38 bidang tanah seluas 111 hektare senilai Rp 75,399 miliar. Asset yang disewakan dan memberi kontribusi terhadap PAD hanya 15 bidang tanah seluas 16,76 hektare, atau hanya Rp 237,427 juta per ta-hun. Jika dikalkulasi dalam lima ta-hun mencapai yaitu Rp 1,187 miliar. ”Padahal, pemeliharaan asset tiap tahun pemprov selalu menganggar-kan dana untuk kebutuhan belanja namun pengelolaan aset tetap tak maksimal,” ujarnya. ®

22edisi - september - 2010

Page 23: Jawa Timur Tembus Angka 10 Trilyun

Galeri Foto

Agenda rutin (silaturrachim) setiap kegiatan akan dimulai.

Anggota dewan dari Fraksi Demokrat saat mengikuti Sidang paripurna.

Anggota Dewan mendengar dengan seksama penyampaian laporan Panja LBH BPK.

Anggota dewan saat mengisi daftar hadir.

Disaksikan Pimpinan Dewan dan Sekda Jatim Suharti,S.Psi.MM menyerahkan laporan reses ii tahun 2010.

Kedisiplinan modal awal kesuksesan.

kegiatan silaturrachim. Ketua Komisi sedang bersiap menerima hasil reses.

23edisi - september - 2010