potencial space

Upload: inezsoraya

Post on 13-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 potencial space

    1/8

    POTENSIAL SPACE UNTUK TERJADINYA ABSES

    Proses infeksi pada jaringan pulpo-periapikal dapat menyebabkan beberapa kondisi

    ketika melibatkan jaringan periapikal, dapat berupa granuloma, abses, kista, atau

    osteomyelitis. Dalam catatan ini akan dibahas mengenai patogenesa abses mulai dari jaringan

    periapikal hingga ke jaringan lunak.

    PATOGENESA DAN POLA PENYEBARAN

    Saluran pulpa yang sempit menyebabkan drainase yang tidak sempurna pada pulpa

    yang terinfeksi, namun dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan menyebar kearah

    jaringan periapikal secara progresif (Topazian, !!". #etika infeksi mencapai akar gigi, jalur

    patofisiologi proses infeksi ini dipengaruhi oleh jumlah dan $irulensi bakteri, ketahanan host,

    dan anatomi jaringan yang terlibat.

    %bses merupakan rongga patologis yang berisipusyang disebabkan oleh infeksi bakteri

    campuran. &akteri yang berperan dalam proses pembentukan abses ini yaitu Staphylococcus

    aureus dan Streptococcus mutans. Staphylococcus aureus dalam proses ini memiliki enzim

    aktif yang disebut koagulaseyang fungsinya untuk mendeposisi fibrin.

    Sedangkan Streptococcus mutans memiliki ' enzim utama yang berperan dalam penyebaran

    infeksi gigi, yaitustreptokinase, streptodornase, dan hyaluronidase.Hyaluronidase adalah

    enzim yang bersifat merusak jembatan antar sel, yang pada fase aktifnya nanti, enzim ini

    berperan layaknya parang yang digunakan petani untuk merambah hutan.

    Pada umumnya abses merupakan proses yang kronis, meskipun sebenarnya ada jugaabses periapikal akut, namun di catatan ini saya hendak membahas mengenai perjalanan

    abses secara kronis.

    Seperti yang disebutkan diatas, bakteri Streptococcus mutans(selanjutnya

    disingkat S.mutans" memiliki ' macam enzim yang sifatnya destruktif, salah satunya adalah

    enzim hyaluronidase. nzim ini berperan layaknya parang petani yang membuka hutan untuk

    dijadikan ladang persa)ahannya, ya.. enzim ini merusak jembatan antar sel yang terbuat dari

    jaringan ikat (hyalin*hyaluronat", kalau ditilik dari namanya hyaluronidase, artinya adalah

    enzim pemecah hyalin*hyaluronat. Padahal, fungsi jembatan antar sel penting adanya, sebagaitranspor nutrisi antar sel, sebagai jalur komunikasi antar sel, juga sebagai unsur penyusun dan

  • 7/26/2019 potencial space

    2/8

    penguat jaringan. +ika jembatan ini rusak dalam jumlah besar, maka dapat diperkirakan,

    kelangsungan hidup jaringan yang tersusun atas sel-sel dapat terancam rusak*mati*nekrosis.

    Proses kematian pulpa, salah satu yang bertanggung ja)ab adalah enzim dari S.mutanstadi,

    akibatnya jaringan pulpa mati, dan menjadi media perkembangbiakan bakteri yang baik,sebelum akhirnya mereka mampu merambah ke jaringan yang lebih dalam, yaitu jaringan

    periapikal.

    Pada perjalanannya, tidak hanya S.mutansyang terlibat dalam proses abses,

    karenanya infeksi pulpo-periapikal seringkali disebut sebagai mixed bacterial infection.

    #ondisi abses kronis dapat terjadi apabila ketahanan host dalam kondisi yang tidak terlalu

    baik, dan $irulensi bakteri cukup tinggi. ang terjadi dalam daerah periapikal adalah

    pembentukan rongga patologis abses disertai pembentukanpusyang sifatnya berkelanjutan

    apabila tidak diberi penanganan.

    %danya keterlibatan bakteri dalam jaringan periapikal, tentunya mengundang respon

    keradangan untuk datang ke jaringan yang terinfeksi tersebut, namun karena kondisi hostnya

    tidak terlalu baik, dan $irulensi bakteri cukup tinggi, yang terjadi alih-alih kesembuhan,

    namun malah menciptakan kondisi abses yang merupakan hasil sinergi dari

    bakteriS.mutansdan S.aureus.

    S.mutansdengan ' enzimnya yang bersifat destruktif tadi, terus saja mampu merusak

    jaringan yang ada di daerah periapikal, sedangkan S.aureusdengan enzim koagulasenya

    mampu mendeposisi fibrin di sekitar )ilayah kerjaS.mutans, untuk membentuk sebuahpseudomembran yang terbuat dari jaringan ikat, yang sering kita kenal sebagai membran

    abses (oleh karena itu, jika dilihat melalui ronsenologis, batas abses tidak jelas dan tidak

    beraturan, karena jaringan ikat adalah jaringan lunak yang tidak mampu ditangkap dengan

    baik dengan ronsen foto". ni adalah peristi)a yang unik dimana S.aureusmelindungi dirinya

    dan S.mutansdari reaksi keradangan dan terapi antibiotika.

    Tidak hanya proses destruksi oleh S.mutansdan produksi membran abses saja yang

    terjadi pada peristi)a pembentukan abses ini, tapi juga ada pembentukanpusoleh bakteri

    pembuatpus(pyogenik", salah satunya juga adalah S.aureus. jadi, rongga yang terbentuk olehsinergi dua kelompok bakteri tadi, tidak kosong, melainkan terisi olehpusyang

    konsistensinya terdiri dari leukosit yang mati (oleh karena itu pusterlihat putih kekuningan",

    jaringan nekrotik, dan bakteri dalam jumlah besar.

    Secara alamiah, sebenarnya pus yang terkandung dalam rongga tersebut akan terus

    berusaha mencari jalan keluar sendiri, namun pada perjalanannya seringkali merepotkan

    pasien dengan timbulnya gejala-gejala yang cukup mengganggu seperti nyeri, demam, dan

    malaise. #arena mau tidak mau,pusdalam rongga patologis tersebut harus keluar, baik

    dengan bantuan dokter gigi atau keluar secara alami.

  • 7/26/2019 potencial space

    3/8

    ongga patologis yang berisipus(abses" ini terjadi dalam daerah periapikal, yang

    notabene adalah di dalam tulang. /ntuk mencapai luar tubuh, maka abses ini harus

    menembus jaringan keras tulang, mencapai jaringan lunak, lalu barulah bertemu dengan

    dunia luar. Terlihat sederhana memang, tapi perjalanan inilah yang disebut pola penyebaran

    abses.

    Pola penyebaran abses dipengaruhi oleh ' kondisi, yaitu (lagi-lagi" $irulensi bakteri,

    ketahanan jaringan, dan perlekatan otot. 0irulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan

    bakteri bergerak secara leluasa ke segala arah, ketahanan jaringan sekitar yang tidak baik

    menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan mudah dirusak, sedangkan perlekatan otot

    mempengaruhi arah gerakpus.

    Sebelum mencapai 1dunia luar2, perjalananpusini mengalami beberapa kondisi,

    karena sesuai perjalanannya, dari dalam tulang melalui cancelous bone, pus bergerak menuju

    ke arah tepian tulang atau lapisan tulang terluar yang kita kenal dengan sebutan korteks

    tulang. Tulang yang dalam kondisi hidup dan normal, selalu dilapisi oleh lapisan tipis yang

    ter$askularisasi dengan baik guna menutrisi tulang dari luar, yang disebutperiosteum. #arena

    memiliki $askularisasi yang baik ini, maka respon keradangan juga terjadi ketika pus mulai

    1mencapai2 korteks, dan melakukan eksudasinya dengan melepas komponen keradangan dan

    sel plasma ke ronggasubperiosteal(antara korteks dan periosteum" dengan tujuan

    menghambat laju pus yang kandungannya berpotensi destruktif tersebut. Peristi)a ini alih-

    alih tanpa gejala, tapi cenderung menimbulkan rasa sakit, terasa hangat pada regio yang

    terlibat, bisa timbul pembengkakan, peristi)a ini disebutperiostitis/serous periostitis.

    %danya tambahan istilah serousdisebabkan karena konsistensi eksudat yang dikeluarkan

    ke ronggasubperiostealmengandung kurang lebih 3!4 plasma, dan tidak kental

    sepertipuskarena memang belum ada keterlibatanpusdi rongga tersebut.Periostitisdapat

    berlangsung selama -' hari, tergantung keadaan host.

    %pabila dalam rentang -' hari ternyata respon keradangan diatas tidak mampu

    menghambat akti$itas bakteri penyebab, maka dapat berlanjut ke kondisi yang disebut

    absessubperiosteal. %bsessubperiostealterjadi di rongga yang sama, yaitu di sela-sela antara

    korteks tulang dengan lapisanperiosteum, bedanya adalah.. di kondisi ini sudah terdapat

    keterlibatanpus, aliaspussudah berhasil 1menembus2 korteks dan memasukironggasubperiosteal, karenanya nama abses yang tadinya disebut abses periapikal, berubah

    terminologi menjadi absessubperiosteal. #arena lapisanperiosteumadalah lapisan yang tipis,

    maka dalam beberapa jam saja akan mudah tertembus oleh cairanpusyang kental, sebuah

    kondisi yang sangat berbeda dengan peristi)aperiostitisdimana konsistensi cairannya

    lebihserous.

    +ikaperiosteumsudah tertembus olehpusyang berasal dari dalam tulang tadi, maka

    dengan bebasnya, proses infeksi ini akan menjalar menujufascial spaceterdekat, karena telah

    mencapai area jaringan lunak. %pabila infeksi telah meluas mengenaifascial spaces, makadapat terjadifascial abscess.Fascial spacesadalah ruangan potensial yang

  • 7/26/2019 potencial space

    4/8

    dibatasi*ditutupi*dilapisi oleh lapisan jaringan ikat.Fascial spacesdibagi menjadi 5

    Fascial spaces primer

    6. 7aksila

    a. 8anine spaces

    b. &uccal spaces

    c. nfratemporal spaces

    . 7andibula

    a. Submental spaces

    b. &uccal spaces

    c. Sublingual spaces

    d. Submandibular spaces

    Fascial spaces seku!er

    9ascial spaces sekunder merupakan fascial spaces yang dibatasi oleh jaringan ikat

    dengan pasokan darah yang kurang.uangan ini berhubungan secara anatomis dengan daerah

    dan struktur $ital. ang termasuk fascial spaces sekunder yaitu masticatory space, cer$ical

    space, retropharyngeal space, lateral pharyngeal space, pre$ertebral space, dan body of

    mandible space. nfeksi yang terjadi pada fascial spaces sekunder berpotensi menyebabkan

    komplikasi yang parah.

    Terjadinya infeksi pada salah satu atau lebih fascial space yang paling sering oleh

    karena penyebaran kuman dari penyakit odontogenik terutama komplikasi dari periapikal

  • 7/26/2019 potencial space

    5/8

    abses. Pus yang mengandung bakteri pada periapikal abses akan berusaha keluar dari apeks

    gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan sekitarnya, salah satunya adalah fascial

    spaces. :igi mana yang terkena periapikal abses ini kemudian yang akan menentukan jenis

    dari fascial spaces yang terkena infeksi.

    ; Caie spaces

    &erisi musculus le$ator anguli oris, dan m. labii superior. nfeksi daerah ini disebabkan

    periapikal abses dari gigi caninus maksila. :ejala klinisnya yaitu pembengkakan pipi bagian

    depan dan hilangnya lekukan nasolabial.Penyebaran lanjut dari infeksi canine spaces dapat

    menyerang daerah infraorbital dan sinus ka$ernosus.

    " Buccal spaces

    Terletak sebelah lateral dari m. buccinator dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis. nfeksi

    berasal dari gigi premolar dan molar yang ujung akarnya berada di atas perlekatan m.

    buccinator pada maksila atau berada di ba)ah perlekatan m. buccinator pada mandibula.

    :ejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan.

    " I#ra$emp%ral spaces

    Terletak di posterior dari maksila, lateral dari proc. Pterigoideus, inferior dari dasar

    tengkorak, dan profundus dari temporal space. &erisi ner$us dan pembuluh darah.

    nfeksi berasaal dari gigi molar maksila. :ejala infeksi berupa tidak adanyapembengkakan )ajah dan kadang terdapat trismus bila infeksi telah menyebar.

    " Su&me$al space

    nfeksi berasal dari gigi incisi$us mandibula. :ejala infeksi berupa bengkak pada garis

    midline yang jelas di ba)ah dagu.

    " Su&li'ual space

    Terletak di dasar mulut, superior dari m. mylohyoid, dan sebelah medial dari mandibula.nfeksi berasal dari gigi anterior mandibula dengan ujung akar di atas m. mylohyoid. :ejala

    infeksi berupa pembengkakan dasar mulut, terangkatnya lidah, nyeri, dan dysphagia.

    " Su&ma!i&ular space

    Terletak posterior dan inferior dari m. mylohyoid dan m. platysma. nfeksi berasal dari gigi

    molar mandibula dengan ujung akar di ba)ah m. mylohyoid dan dari pericoronitis. :ejala

    infeksi berupa pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudut

    mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan.

  • 7/26/2019 potencial space

    6/8

    " (as$ica$%r space

    &erisi m. masseter, m. pterygoid medial dan lateral, insersi dari m. temporalis. nfeksi berasal

    dari gigi molar mandibula. :ejala infeksi berupa trismus dan jika abses besar maka infeksi

    dapat menyebar ke lateral pharyngeal space. Pasien membutuhkan intubasi nasoendotrachealuntuk alat bantu bernapas.

    " La$eral p)ar*'eal space +parap)ar*'eal space,

    &erhubungan dengan banyak space di sekelilingnya sehingga infeksi pada daerah ini dapat

    dengan cepat menyebar. :ejala infeksi berupa panas, menggigil, nyeri dysphagia, trismus.

    " Re$r%p)ar*'eal space +p%s$eri%r -isceral space,

    nfeksi berasal dari gigi molar mandibula, dari infeksi saluran pernapasan atas, dari tonsil,parotis, telinga tengah, dan sinus. :ejala infeksi berupa kaku leher, sakit tenggorokan,

    dysphagia, hot potato $oice, stridor. 7erupakan infeksi fascial spaces yang serius karena

    infeksi dapat menyebar ke mediastinum dan daerah leher yang lebih dalam (menyebabkan

    kerusakan n. $agus dan n cranial ba)ah, ang terjadi didalam tulang> &iasanya abses periapikal

    memiliki 1kondisi2 khas berupa gigi mengalami karies besar dan terasa menonjol, sakit bila

    digunakan mengunyah, kadang terasa ada cairan asin keluar dari gigi yang berlubang

    tersebut. Terapi kega)at-daruratannya dalam kondisi ini tentunya belum dapat dilakukan

    insisi, oleh karena pus berada dalam tulang, namun yang dapat dilakukan adalah melakukan

    prosedur open bur, melakukan eksterpasi guna mengeluarkan jaringan nekrotik, oklusal

    grinding, dan pemberian terapi farmakologi.

    S/7& 5

    https5**gilangrasuna.)ordpress.com*!6!*!?*!6*patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-

    terapi-abses-rongga-mulut*

    https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/
  • 7/26/2019 potencial space

    7/8

    T@AS=#T@7 P%D% %&SS PT@AS=

    Pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi segera karena merupakan

    prosedur yang aman untuk membantu drainase sempurna dari abses jika tonsil diangkat.

  • 7/26/2019 potencial space

    8/8

    i)ayat faringitis eksudatif yang berulang

    9asano +8 juga menjelaskan beberapa indikasi tonsilektomi segera pada abses

    peritonsil yaitu 5

    %bses peritonsil yang tidak dapat diinsisi dan drainase karena trismus atau abses yang

    berlokasi di kutub ba)ah

    %bses peritonsil yang meluas dari hipofaring ke daerah parafaring dengan risiko meluas

    ke daerah leher dalam

    Penderita dengan diabetes melitus yang memerlukan toleransi terhadap terapi berbagai

    antibiotika

    Penderita dengan usia BC! tahun dengan tonsil yang melekat karena abses sangan mudah

    meluas ke leher dalam

    &eberapa jenis operasi tonsilektomi yang dapat dilakukan antara lain56

    Tonsilektomi achaud yaitu apabila tonsilektomi dilakukan bersama-sama dengan

    tindakan drainase abses.

    Tonsilektomi atiede yaitu apabila tonsilektomi dilakukan '-E hari setelah tindakan

    drainase abses.

    Tonsilektomi afroid yaitu apabila tonsilektomi dilakukan E-? minggu setelah tindakan

    drainase abses.

    Selanjutnya pasien diobati dengan antibiotik dan irigasi cairan garam hangat.

    %ntibiotik yang diberikan yaitu yang efektif mela)an Streptococcus, Staphylococcus, dan

    anaerob oral.