potencial space
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 potencial space
1/8
POTENSIAL SPACE UNTUK TERJADINYA ABSES
Proses infeksi pada jaringan pulpo-periapikal dapat menyebabkan beberapa kondisi
ketika melibatkan jaringan periapikal, dapat berupa granuloma, abses, kista, atau
osteomyelitis. Dalam catatan ini akan dibahas mengenai patogenesa abses mulai dari jaringan
periapikal hingga ke jaringan lunak.
PATOGENESA DAN POLA PENYEBARAN
Saluran pulpa yang sempit menyebabkan drainase yang tidak sempurna pada pulpa
yang terinfeksi, namun dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan menyebar kearah
jaringan periapikal secara progresif (Topazian, !!". #etika infeksi mencapai akar gigi, jalur
patofisiologi proses infeksi ini dipengaruhi oleh jumlah dan $irulensi bakteri, ketahanan host,
dan anatomi jaringan yang terlibat.
%bses merupakan rongga patologis yang berisipusyang disebabkan oleh infeksi bakteri
campuran. &akteri yang berperan dalam proses pembentukan abses ini yaitu Staphylococcus
aureus dan Streptococcus mutans. Staphylococcus aureus dalam proses ini memiliki enzim
aktif yang disebut koagulaseyang fungsinya untuk mendeposisi fibrin.
Sedangkan Streptococcus mutans memiliki ' enzim utama yang berperan dalam penyebaran
infeksi gigi, yaitustreptokinase, streptodornase, dan hyaluronidase.Hyaluronidase adalah
enzim yang bersifat merusak jembatan antar sel, yang pada fase aktifnya nanti, enzim ini
berperan layaknya parang yang digunakan petani untuk merambah hutan.
Pada umumnya abses merupakan proses yang kronis, meskipun sebenarnya ada jugaabses periapikal akut, namun di catatan ini saya hendak membahas mengenai perjalanan
abses secara kronis.
Seperti yang disebutkan diatas, bakteri Streptococcus mutans(selanjutnya
disingkat S.mutans" memiliki ' macam enzim yang sifatnya destruktif, salah satunya adalah
enzim hyaluronidase. nzim ini berperan layaknya parang petani yang membuka hutan untuk
dijadikan ladang persa)ahannya, ya.. enzim ini merusak jembatan antar sel yang terbuat dari
jaringan ikat (hyalin*hyaluronat", kalau ditilik dari namanya hyaluronidase, artinya adalah
enzim pemecah hyalin*hyaluronat. Padahal, fungsi jembatan antar sel penting adanya, sebagaitranspor nutrisi antar sel, sebagai jalur komunikasi antar sel, juga sebagai unsur penyusun dan
-
7/26/2019 potencial space
2/8
penguat jaringan. +ika jembatan ini rusak dalam jumlah besar, maka dapat diperkirakan,
kelangsungan hidup jaringan yang tersusun atas sel-sel dapat terancam rusak*mati*nekrosis.
Proses kematian pulpa, salah satu yang bertanggung ja)ab adalah enzim dari S.mutanstadi,
akibatnya jaringan pulpa mati, dan menjadi media perkembangbiakan bakteri yang baik,sebelum akhirnya mereka mampu merambah ke jaringan yang lebih dalam, yaitu jaringan
periapikal.
Pada perjalanannya, tidak hanya S.mutansyang terlibat dalam proses abses,
karenanya infeksi pulpo-periapikal seringkali disebut sebagai mixed bacterial infection.
#ondisi abses kronis dapat terjadi apabila ketahanan host dalam kondisi yang tidak terlalu
baik, dan $irulensi bakteri cukup tinggi. ang terjadi dalam daerah periapikal adalah
pembentukan rongga patologis abses disertai pembentukanpusyang sifatnya berkelanjutan
apabila tidak diberi penanganan.
%danya keterlibatan bakteri dalam jaringan periapikal, tentunya mengundang respon
keradangan untuk datang ke jaringan yang terinfeksi tersebut, namun karena kondisi hostnya
tidak terlalu baik, dan $irulensi bakteri cukup tinggi, yang terjadi alih-alih kesembuhan,
namun malah menciptakan kondisi abses yang merupakan hasil sinergi dari
bakteriS.mutansdan S.aureus.
S.mutansdengan ' enzimnya yang bersifat destruktif tadi, terus saja mampu merusak
jaringan yang ada di daerah periapikal, sedangkan S.aureusdengan enzim koagulasenya
mampu mendeposisi fibrin di sekitar )ilayah kerjaS.mutans, untuk membentuk sebuahpseudomembran yang terbuat dari jaringan ikat, yang sering kita kenal sebagai membran
abses (oleh karena itu, jika dilihat melalui ronsenologis, batas abses tidak jelas dan tidak
beraturan, karena jaringan ikat adalah jaringan lunak yang tidak mampu ditangkap dengan
baik dengan ronsen foto". ni adalah peristi)a yang unik dimana S.aureusmelindungi dirinya
dan S.mutansdari reaksi keradangan dan terapi antibiotika.
Tidak hanya proses destruksi oleh S.mutansdan produksi membran abses saja yang
terjadi pada peristi)a pembentukan abses ini, tapi juga ada pembentukanpusoleh bakteri
pembuatpus(pyogenik", salah satunya juga adalah S.aureus. jadi, rongga yang terbentuk olehsinergi dua kelompok bakteri tadi, tidak kosong, melainkan terisi olehpusyang
konsistensinya terdiri dari leukosit yang mati (oleh karena itu pusterlihat putih kekuningan",
jaringan nekrotik, dan bakteri dalam jumlah besar.
Secara alamiah, sebenarnya pus yang terkandung dalam rongga tersebut akan terus
berusaha mencari jalan keluar sendiri, namun pada perjalanannya seringkali merepotkan
pasien dengan timbulnya gejala-gejala yang cukup mengganggu seperti nyeri, demam, dan
malaise. #arena mau tidak mau,pusdalam rongga patologis tersebut harus keluar, baik
dengan bantuan dokter gigi atau keluar secara alami.
-
7/26/2019 potencial space
3/8
ongga patologis yang berisipus(abses" ini terjadi dalam daerah periapikal, yang
notabene adalah di dalam tulang. /ntuk mencapai luar tubuh, maka abses ini harus
menembus jaringan keras tulang, mencapai jaringan lunak, lalu barulah bertemu dengan
dunia luar. Terlihat sederhana memang, tapi perjalanan inilah yang disebut pola penyebaran
abses.
Pola penyebaran abses dipengaruhi oleh ' kondisi, yaitu (lagi-lagi" $irulensi bakteri,
ketahanan jaringan, dan perlekatan otot. 0irulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan
bakteri bergerak secara leluasa ke segala arah, ketahanan jaringan sekitar yang tidak baik
menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan mudah dirusak, sedangkan perlekatan otot
mempengaruhi arah gerakpus.
Sebelum mencapai 1dunia luar2, perjalananpusini mengalami beberapa kondisi,
karena sesuai perjalanannya, dari dalam tulang melalui cancelous bone, pus bergerak menuju
ke arah tepian tulang atau lapisan tulang terluar yang kita kenal dengan sebutan korteks
tulang. Tulang yang dalam kondisi hidup dan normal, selalu dilapisi oleh lapisan tipis yang
ter$askularisasi dengan baik guna menutrisi tulang dari luar, yang disebutperiosteum. #arena
memiliki $askularisasi yang baik ini, maka respon keradangan juga terjadi ketika pus mulai
1mencapai2 korteks, dan melakukan eksudasinya dengan melepas komponen keradangan dan
sel plasma ke ronggasubperiosteal(antara korteks dan periosteum" dengan tujuan
menghambat laju pus yang kandungannya berpotensi destruktif tersebut. Peristi)a ini alih-
alih tanpa gejala, tapi cenderung menimbulkan rasa sakit, terasa hangat pada regio yang
terlibat, bisa timbul pembengkakan, peristi)a ini disebutperiostitis/serous periostitis.
%danya tambahan istilah serousdisebabkan karena konsistensi eksudat yang dikeluarkan
ke ronggasubperiostealmengandung kurang lebih 3!4 plasma, dan tidak kental
sepertipuskarena memang belum ada keterlibatanpusdi rongga tersebut.Periostitisdapat
berlangsung selama -' hari, tergantung keadaan host.
%pabila dalam rentang -' hari ternyata respon keradangan diatas tidak mampu
menghambat akti$itas bakteri penyebab, maka dapat berlanjut ke kondisi yang disebut
absessubperiosteal. %bsessubperiostealterjadi di rongga yang sama, yaitu di sela-sela antara
korteks tulang dengan lapisanperiosteum, bedanya adalah.. di kondisi ini sudah terdapat
keterlibatanpus, aliaspussudah berhasil 1menembus2 korteks dan memasukironggasubperiosteal, karenanya nama abses yang tadinya disebut abses periapikal, berubah
terminologi menjadi absessubperiosteal. #arena lapisanperiosteumadalah lapisan yang tipis,
maka dalam beberapa jam saja akan mudah tertembus oleh cairanpusyang kental, sebuah
kondisi yang sangat berbeda dengan peristi)aperiostitisdimana konsistensi cairannya
lebihserous.
+ikaperiosteumsudah tertembus olehpusyang berasal dari dalam tulang tadi, maka
dengan bebasnya, proses infeksi ini akan menjalar menujufascial spaceterdekat, karena telah
mencapai area jaringan lunak. %pabila infeksi telah meluas mengenaifascial spaces, makadapat terjadifascial abscess.Fascial spacesadalah ruangan potensial yang
-
7/26/2019 potencial space
4/8
dibatasi*ditutupi*dilapisi oleh lapisan jaringan ikat.Fascial spacesdibagi menjadi 5
Fascial spaces primer
6. 7aksila
a. 8anine spaces
b. &uccal spaces
c. nfratemporal spaces
. 7andibula
a. Submental spaces
b. &uccal spaces
c. Sublingual spaces
d. Submandibular spaces
Fascial spaces seku!er
9ascial spaces sekunder merupakan fascial spaces yang dibatasi oleh jaringan ikat
dengan pasokan darah yang kurang.uangan ini berhubungan secara anatomis dengan daerah
dan struktur $ital. ang termasuk fascial spaces sekunder yaitu masticatory space, cer$ical
space, retropharyngeal space, lateral pharyngeal space, pre$ertebral space, dan body of
mandible space. nfeksi yang terjadi pada fascial spaces sekunder berpotensi menyebabkan
komplikasi yang parah.
Terjadinya infeksi pada salah satu atau lebih fascial space yang paling sering oleh
karena penyebaran kuman dari penyakit odontogenik terutama komplikasi dari periapikal
-
7/26/2019 potencial space
5/8
abses. Pus yang mengandung bakteri pada periapikal abses akan berusaha keluar dari apeks
gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan sekitarnya, salah satunya adalah fascial
spaces. :igi mana yang terkena periapikal abses ini kemudian yang akan menentukan jenis
dari fascial spaces yang terkena infeksi.
; Caie spaces
&erisi musculus le$ator anguli oris, dan m. labii superior. nfeksi daerah ini disebabkan
periapikal abses dari gigi caninus maksila. :ejala klinisnya yaitu pembengkakan pipi bagian
depan dan hilangnya lekukan nasolabial.Penyebaran lanjut dari infeksi canine spaces dapat
menyerang daerah infraorbital dan sinus ka$ernosus.
" Buccal spaces
Terletak sebelah lateral dari m. buccinator dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis. nfeksi
berasal dari gigi premolar dan molar yang ujung akarnya berada di atas perlekatan m.
buccinator pada maksila atau berada di ba)ah perlekatan m. buccinator pada mandibula.
:ejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan.
" I#ra$emp%ral spaces
Terletak di posterior dari maksila, lateral dari proc. Pterigoideus, inferior dari dasar
tengkorak, dan profundus dari temporal space. &erisi ner$us dan pembuluh darah.
nfeksi berasaal dari gigi molar maksila. :ejala infeksi berupa tidak adanyapembengkakan )ajah dan kadang terdapat trismus bila infeksi telah menyebar.
" Su&me$al space
nfeksi berasal dari gigi incisi$us mandibula. :ejala infeksi berupa bengkak pada garis
midline yang jelas di ba)ah dagu.
" Su&li'ual space
Terletak di dasar mulut, superior dari m. mylohyoid, dan sebelah medial dari mandibula.nfeksi berasal dari gigi anterior mandibula dengan ujung akar di atas m. mylohyoid. :ejala
infeksi berupa pembengkakan dasar mulut, terangkatnya lidah, nyeri, dan dysphagia.
" Su&ma!i&ular space
Terletak posterior dan inferior dari m. mylohyoid dan m. platysma. nfeksi berasal dari gigi
molar mandibula dengan ujung akar di ba)ah m. mylohyoid dan dari pericoronitis. :ejala
infeksi berupa pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudut
mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan.
-
7/26/2019 potencial space
6/8
" (as$ica$%r space
&erisi m. masseter, m. pterygoid medial dan lateral, insersi dari m. temporalis. nfeksi berasal
dari gigi molar mandibula. :ejala infeksi berupa trismus dan jika abses besar maka infeksi
dapat menyebar ke lateral pharyngeal space. Pasien membutuhkan intubasi nasoendotrachealuntuk alat bantu bernapas.
" La$eral p)ar*'eal space +parap)ar*'eal space,
&erhubungan dengan banyak space di sekelilingnya sehingga infeksi pada daerah ini dapat
dengan cepat menyebar. :ejala infeksi berupa panas, menggigil, nyeri dysphagia, trismus.
" Re$r%p)ar*'eal space +p%s$eri%r -isceral space,
nfeksi berasal dari gigi molar mandibula, dari infeksi saluran pernapasan atas, dari tonsil,parotis, telinga tengah, dan sinus. :ejala infeksi berupa kaku leher, sakit tenggorokan,
dysphagia, hot potato $oice, stridor. 7erupakan infeksi fascial spaces yang serius karena
infeksi dapat menyebar ke mediastinum dan daerah leher yang lebih dalam (menyebabkan
kerusakan n. $agus dan n cranial ba)ah, ang terjadi didalam tulang> &iasanya abses periapikal
memiliki 1kondisi2 khas berupa gigi mengalami karies besar dan terasa menonjol, sakit bila
digunakan mengunyah, kadang terasa ada cairan asin keluar dari gigi yang berlubang
tersebut. Terapi kega)at-daruratannya dalam kondisi ini tentunya belum dapat dilakukan
insisi, oleh karena pus berada dalam tulang, namun yang dapat dilakukan adalah melakukan
prosedur open bur, melakukan eksterpasi guna mengeluarkan jaringan nekrotik, oklusal
grinding, dan pemberian terapi farmakologi.
S/7& 5
https5**gilangrasuna.)ordpress.com*!6!*!?*!6*patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-
terapi-abses-rongga-mulut*
https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/https://gilangrasuna.wordpress.com/2010/06/01/patogenesa-pola-penyebaran-dan-prinsip-terapi-abses-rongga-mulut/ -
7/26/2019 potencial space
7/8
T@AS=#T@7 P%D% %&SS PT@AS=
Pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi segera karena merupakan
prosedur yang aman untuk membantu drainase sempurna dari abses jika tonsil diangkat.
-
7/26/2019 potencial space
8/8
i)ayat faringitis eksudatif yang berulang
9asano +8 juga menjelaskan beberapa indikasi tonsilektomi segera pada abses
peritonsil yaitu 5
%bses peritonsil yang tidak dapat diinsisi dan drainase karena trismus atau abses yang
berlokasi di kutub ba)ah
%bses peritonsil yang meluas dari hipofaring ke daerah parafaring dengan risiko meluas
ke daerah leher dalam
Penderita dengan diabetes melitus yang memerlukan toleransi terhadap terapi berbagai
antibiotika
Penderita dengan usia BC! tahun dengan tonsil yang melekat karena abses sangan mudah
meluas ke leher dalam
&eberapa jenis operasi tonsilektomi yang dapat dilakukan antara lain56
Tonsilektomi achaud yaitu apabila tonsilektomi dilakukan bersama-sama dengan
tindakan drainase abses.
Tonsilektomi atiede yaitu apabila tonsilektomi dilakukan '-E hari setelah tindakan
drainase abses.
Tonsilektomi afroid yaitu apabila tonsilektomi dilakukan E-? minggu setelah tindakan
drainase abses.
Selanjutnya pasien diobati dengan antibiotik dan irigasi cairan garam hangat.
%ntibiotik yang diberikan yaitu yang efektif mela)an Streptococcus, Staphylococcus, dan
anaerob oral.