laporan space maintainer

Upload: alfika-dinar-fitri

Post on 01-Mar-2016

306 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

Kedokteran gigi Anak

TRANSCRIPT

LAPORAN KEPANITERAANILMU KESEHATAN GIGI ANAK

SPACE MAINTAINER

Disusun oleh:1. Alfika Dinar Fitri09/280578/KG/84082. Mufidana Azis 10/298842/KG/8654

PembimbingProf. Dr. drg. Iwa Sutardjo, R.S., S.U., Sp. KGA(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015I. PENDAHULUAN

Anak-anak adalah individu dalam masa tumbuh kembang dan bukan miniatur dari orang dewasa. Perawatan yang diberikan pada anak-anak meliputi pencegahan primer (karies gigi), pencegahan sekunder (mempertahankan gigi yang sudah terserang karies sampai tiba waktunya tanggal secara fisiologis dalam keadaan sehat) dan pencegahan tersier (mencegah space loss dan kelainan oklusi).Gigi desidui merupakan hal terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak hanya berfungsi utnuk berbicara, mengunyah, penampilan, dan pencegahan kebiasaan buruk, tetapi juga dalam membimbing erupsi gigi permanen. Erupsinya gigi permanen menggantikan gigi desidui merupakan proses fisiologis normal yang terjadi pada setiap anak, saat hal ini terganggu maka faktor-faktor seperti premature loss, karies proksimal, dll, dapat menyebabkan migrasi gigi ke arah mesial yang mengakibatkan hilangnya panjang lengkung gigi yang normal sehingga terjadi maloklusi pada gigi permanen dalam bentuk crowding, impaksi gigi permanen, dll. Cara menghindari masalah tersebut adalah menjaga kesehatan gigi desidui sampai waktu erupsi gigi permanen yang seharusnya. Penuntun oklusi (occlusal guidance) dan perkembangan gigi-gigi desidui bercampur dan permanen merupakan komponen integral pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara luas. Semakin dini gigi desidui dicabut maka semakin besar kemungkinan terjadinya pergeseran gigi. Pencabutan dini pada gigi desidui yang belum saatnya tanggal dapat menyebabkan premature loss serta dapat mempengaruhi tahap perkembangan oklusal gigi-geligi. Meskipun mempertahankan gigi desidui tidak akan selalu mencegah maloklusi, tetapi dapat mengurangi terjadinya keparahan dan mempertahankan kesimetrisan hubungan molar permanen. Apabila ekstraksi gigi desidui atau premature loss tidak dapat dihindari karena karies yang sangat luas, maka pilihan yang dapat digunakan untuk mempertahankan ruang gigi desidui yang hilang tersebut dengan menggunakan space maintainer. Space maintainer digunakan untuk mempertahankan ruang sampai gigi permanen pengganti erupsi. Namun, apabila terjadi kekurangan ruang atau terjadi mesial drifting pada celah yang mengalami premature loss maka digunakan alat space regainer untuk mendapatkan ruang kembali.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Premature LossPremature loss pada gigi desidui dapat terjadi akibat adanya karies, erupsi ektopik atau trauma yang menyebabkan pergerakan gigi desidui atau permanen yang tidak diinginkan dan berkurangnya panjang lengkung. Kurangnya panjang lengkung dapat berakibat meningkatnya keparahan gigi berjejal, rotasi, erupsi ektopik, crossbite, overjet dan overbite yang berlebihan serta hubungan molar yang kurang baik. Premature loss gigi desidui tipe apapun berpotensi menyebabkan berkurangnya ruang untuk menampung gigi permanen yang akan menggantikannya (Kuswandari dkk., 2007). Efek dari tanggalnya gigi susu yang terlampau cepat ialah fungsi dan kesehatan rongga mulut terganggu, modotnya gigi antagonis, efek psikologis pada anak dan orangtua, serta posisi gigi-gigi permanen (Foster, 1999). Space loss merupakanhilangnya daerah kosong dalam lengkung gigi ketika satu gigi hilang karena dicabut atau hilang karena tidak tumbuh (Harty dan Ogston, 1995). Beberapa penyebab terjadinya space loss antara lain1. Gigi desidui dengan karies proksimal2. Gigi yang erupsinya ektopik3. Perubahan dalam urutan erupsi gigi4. Gigi molar desidui yang ankilosis5. Impaksi gigi6. Transposisi gigi7. Hilangnya gigi molar desidui tanpa disertai management space yang tepat8. Missing teeth9. Resorpsi akar gigi molar desidui yang abnormal10. Erupsi gigi permanen terlalu dini atau terlambat11. Morfologi gigi yang abnormalSpace loss bisa terjadi unilateral atau bilateral sebagai akibat dari tipping gigi, rotasi, ekstrusi, ankilosis, atau perubahan dari ekstrusi gigi dan pendalaman dari curve of spee. Besarnya space loss bervariasi tergantung pada lengkung yang terpengaruh, posisinya dalam lengkung, dan jangka waktu sejak gigi yang bersangkutan tanggal. Kuantitas dan insiden space loss juga tergantung pada keberadaan dan status gigi di sebelahnya dalam lengkung gigi. Besarnya crowding atau spacing dalam lengkung gigi akan menentukan derajat kemaknaan akibat space loss. Apabila space loss dapat diimbangi perkembangan tulang kraniofasial maka mungkin space regainer tidak diperlukan (Kuswandari dkk, 2012).B.Space MaintainerSpace maintainer merupakan suatu alat yang dipakai untuk mempertahankan panjang lengkung ketika gigi dicabut secara dini, alat yang bersifat pasif dalam menjaga jarak mesiodistal, mempertahankan ruangan akibat pencabutan desidui yang terlalu awal dan memelihara gerak fungsional gigi(Andlaw dan Rock, 1992).Sedangkan menurut Harty dan Ogston (1995), space mantainer adalah alat cekat atau lepasan yang dirancang untuk mempertahankan ruang yang ada dalam lengkung rahang.Space maintainer dapat digunakan untuk mencegah pergeseran ke mesial gigi molar pertama permanen. Space maintainer akan dilepas apabila sudah tidak dipergunakan lagi untuk menghindari terhalangnya erupsi gigi permanen di bawahnya (Andlaw dan Rock, 1992).Klasifikasi space maintainer menurut Snawder (1980) adalah sebagai berikut:1. Fixed dengan bands2. Fixed tanpa bands3. Removable dengan bands (semi fixed)4. Removable tanpa bands5. Functional6. Nonfunctional

(A) Space maintainer lepasan untuk rahang atas, (B) Space maintainer lepasan untuk rahang bawah (Barber, 1982)Keuntungan penggunaan removable space maintainer antara lain alat dan gigi dapat dibersihkan dengan mudah, dapat mempertahankan dimensi vertikal, dapat dikombinasikan dengan tindakan preventif yang lain, dapat dipakai setengah hari sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi darah pada jaringan lunak, dapat dibuat dengan mudah dan estetis, dapat untuk mengunyah dan alat bantu bicara, mempertahankan bentuk lidah, dapat menstimulasi erupsi gigi permanen, tidak memerlukan bands, pemeriksaan gigi (karies) dapat dengan mudah dilakukan, dan dapat menciptakan ruang untuk erupsi gigi tanpa harus membuat alat baru. Kerugian penggunaan removable space maintainer antara lain ada kemungkinan alat hilang, dapat patah, pasien tidak mau memakai alat, dapat menahan pertumbuhan rahang ke lateral apabila klamer tidak pas, dan dapat mengiritasi jaringan lunak (Finn, 2003).Syarat-syarat pembuatan space maintainer, antara lain:1. Mampu mempertahankan jarak mesiodistal2. Erupsi gigi antagonis tidak terganggu3. Erupsi gigi permanen tidak terganggu4. Tersedia cukup ruang mesiodistal untuk erupsi gigi permanen pengganti.5. Tidak mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pergerakan mandibula6. Bentuk sederhana, mudah dalam perawatan, dan mudah untuk dibersihkan.

Menurut Finn (1973), space maintainer diperlukan apabila:1. Gigi m2 dicabut sebelum gigi P2 siap menggantikan;2. Gigi m1 tanggal terlalu awal tidak mutlak butuh SM seperti gigi m2;3. Pada kasus anodonsia P2, lebih baik membiarkan M1 menutup celah;4. Anodonsia I2 sering dibiarkan, agar C menempati ruang yang ada;5. Pemasangan space maintainer anterior untuk tujuan psikologis dan mencegah timbulnya bad habit;6. M1 tanggal sebelum M2 erupsi, dibiarkan agar M2 menempati ruang tersebut. Namun apabila M2 telah erupsi maka ruangan harus dipertahankan;7. m2 dicabut menjelang erupsi M1 dibuatkan space maintainer berupa labial arch dengan gigi tiruan m2;8. Spacemaintainer aktif sering digunakan untuk mendesak M1 ke distal.9. Space maintainer aktif (space regainer) bertujuan untuk memperoleh kembali ruang yang mengecil karena adanya pergeseran gigi-gigi ke arah ruang kosong akibat premature loss.Kontraindikasi space maintainer menurut Snawder (1980), antara lain:1. Tulang alveolus di atas gigi tersebut sudah hilang dan ruang tersebut cukup untuk erupsi gigi pengganti;2. Apabila ruang yang akan terjadi akibat premature loss gigi desidui cukup untuk ruang erupsi gigi pengganti dan tidak ada kemungkinan hilangnya ruang;3. Apabila dilakukan pencabutan untuk pencarian ruang pada perawatan ortodontik;4. Apabila gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan.

C. Space RegainerSpace regainer digunakan untuk mendapatkan ruang pada keadaan kekurangan ruang atau terjadinya mesial drifting pada celah yang mengalami premature loss (Andlaw dan Rock, 1992).Space regainer perlu dipertimbangkan pemakaiannya apabila terjadi space loss atau penyempitan ruang. Sasaran intervensi terhadap space loss dengan space regainer adalah pemulihan lebar dan perimeter lengkung dan memperbaiki posisi erupsi gigi permanen penggantinya. (Kuswandari dkk, 2007). Indikasi pemakaian alat space regainer adalah pada prematur loss gigi molar desidui yang mengakibatkan terjadinya kekurangan ruang erupsi gigi permanen.Kontraindikasi pemakaian alat space regainer, antara lain:1. Apabila ruang yang akan terjadi akibat premature loss gigi desidui cukup atau lebih bagi ruang erupsi gigi pengganti2. Apabila dilakukan pencabutan untuk pencarian ruang pada perawatan ortodontik3. Apabila gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan4. Pasien alergi terhadap akrilik5. Pasien tidak kooperatifSyarat-syarat pembuatan space regainer, adalah:1. Terdapat kurang ruang mesiodistal untuk erupsi gigi permanen pengganti2. Mampu menciptakan jarak mesiodistal3. Erupsi gigi antagonis tidak terganggu4. Erupsi gigi permanen tidak terganggu5. Tidak mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pergerakan mandibula6. Bentuk sederhana, mudah dalam perawatan, dan mudah untuk dibersihkan Kerugian penggunaan alat space regainer yaitu dapat mengiritasi jaringan lunak di sekitarnya dan dapat menghambat pertumbuhan rahang ke arah lateral.Sasaran intervensi terhadap space loss dengan space regainer adalah pemulihan lebar dan perimeter lengkung serta memperbaiki posisi erupsi gigi permanen penggantinya.Space regainer harus dipakai dan dikontrol terus sampai gigi permanen disebelahnya erupsi sempurna atau sampai diawalinya perawatan ortodontik (Kuswandari, 2007).

D. Analisis RuangPerkiraan ukuran gigi yang belum erupsi adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:UGD M x UGD Ro X = UGD Ro

Keterangan:X= Ukuran gigi dalam mulut yang belum erupsiUGD M= Ukuran ruang dalam mulut atau pada model studiUGD Ro= Ukuran ruang dalam rontgen fotoUGD Ro = Ukuran gigi dalam rontgen foto yang belum erupsi

E. Analisis Panjang lengkungAnalisis untuk memperkirakan kebutuhan ruang bagi gigi permanen yang akan erupsi; 1. Nance analysisGigi yang terpilih: III, IV, V dan 3, 4, 5 = lee way spaceLee way space adalah space yang ada akibat selisih besar jumlah ukuran mesio distal gigi III, IV, V dan 3, 4, 5.Lee way space RA = (III + IV + V) (3 + 4 + 5) = 0,9 satu sisiLee way space RB = (III + IV + V) (3 + 4 + 5) = 1,7 satu sisiProsedur metode ini adalah:a. Menyiapkan model, kemudian ukurlah lebar mesiodistal III,IV,Vb. Menyiapkan foto roentgen 3,4,5 dan ukurlah (koreksi efek pembesaran dengan metode Huckabac. Bandingkan 3,4,5 dengan jumlah III, IV,Vd. Ukurlah selisihnya apakah 0,9 RA, atau lebih atau kurang, demikian pula untuk RB.Selisih tersebut (Lee way space) sebenarnya digunakan untuk molar adjustment. Jika Lee way space kurang dari 0,9 RA dan 1,7 RB maka dibutuhkan penyediaan ruang dengan serial ekstraksi.

2. Moyers mixed dentition analysisDasar pemikirannya adalah korelasi antara satu kelompok gigi dan kelompok gigi lainnya dalam satu regio. Gigi yang dipakai sebagai pedoman adalah 21 12 (McDonald, dkk., 1994). Gigi incisivus rahang bawah dipilih untuk pengukuran pada analisis Moyers karena gigi ini muncul lebih dulu dalam rongga mulut pada masa geligi bercampur, mudah diukur secara akurat.Analisis Moyers banyak dianjurkan karena mempunyai kesalahan sistematik yang minimal.Metode ini juga dapat dilakukan secara cepat, tidak memerlukan alat-alat khusus ataupun radiografi dan dapat dilaksanakan pemula karena tidak memerlukan keahlian khusus.Walaupun pengukuran dan perhitungan dilakukan pada model, tetapi mempunyai tingkat ketepatan yang baik di dalam mulut.Metode ini juga dapat dilakukan untuk menganalisis keadaan pada kedua lengkung rahang (Moyers, 1988).Penilaian yang lebih akurat mengenai kondisi ruang bagi gigi-gigi tetap pengganti bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk analisis gigi campuran.Secara mudahnya, ini melibatkan pengukuran dari ruang yang tersedia untuk gigi kaninus tetap dan premolar, serta pengukuran radiografi dari ukuran gigi-gigi yang belum bererupsi.Tipe analisis gigi-geligi campuran yang lebih canggih didasarkan pada tabel probabilitas yang mencantumkan lebar dari kaninus dan premolar tetap pada berbagai tingkat probabilitas, ditentukan dari lebar gigi-gigi insisivus tetap yang diukur.Prosedur yang dilakukan di sini pertama-tama adalah mengukur lebar keempat gigi insisivus tetap dan molar pertama tetap, misalnya ruang yang tersedia untuk kaninus dan premolar pengganti.Kemudian lebar gigi-gigi pengganti ditentukan dari tabel probabilitas, pada tingkat probabilitas yang diinginkan; tingkat yang umum digunakan adalah 75%. Selanjutnya bisa dilihat apakah gigi kaninus dan premolar pengganti akan bisa masuk ke ruang yang tersedia atau tidak (Foster, 1999).Langkah-langkah analisis Moyers yaitu:a. Buatlah lengkung perimeter dengan kawat tembaga untuk RA dan RBb. Buatlah tanda dengan spidol pada kawat tadi tepat di sisi mesial gigi molar pertama permanen kanan dan kiri, luruskan kembali dan ukur panjang antara kedua tanda tadi catatlah data ini.c. Ukurlah besarnya gigi 2 1 1 2 , catat data inid. Bandingkan jumlah ukuran gigi 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 dengan lengkung parametere. Hasilnya bisa sama, lebih kecil, atau lebih besar.

3. Kuswandari and Nishino methodDasar pemikirannya adalah memperkirakan gigi 345 yang belum erupsi melalui gigi permanen yang telah erupsi. Gigi yang digunakan sebagai pedoman yaitu gigi 6 2 2 6

4. Metode HuckabaMetode ini untuk memperkirakan besarnya gigi yang belum erupsi.Rumus: B = A x B AKeterangan :B = besar gigi yang belum erupsiB= besar gigi yang belum erupsi dalam roA = besar gigi yang sudah erupsiA= besar gigi yang sudah erupsi dalam ro

Setelah melakukan analisis ruang dan panjang lengkung, dapat diketahui derajat crowding lengkung gigi. Menurut Andlaw dan Rock (1992), gigi dapat digolongkan sebagai salah satu dari tipe berikut:1.Gigi tidak berjejal dengan kelebihan ruang.Ciri-cirinya adalah terdapat spacing di antara gigi-gigi insisivus; ruang yang tersedia dalam lengkung rahang melebihi ruang yang diperlukan untuk gigi-gigi yang belum erupsi.2.Gigi tidak berjejal dengan ruangan cukup.Ciri-cirinya adalah kontak normal di antara gigi-gigi insisivus; ruang yang tersedia dalam lengkung sama dengan ruang yang diperlukan untuk gigi-gigi yang belum erupsi.3.Crowding ringan.Ciri-cirinya adalah sedikit overlap pada gigi-gigi insisivus; ruang yang tersedia dalam lengkung rahang kurang sampai 4 mm dari yang diperlukan untuk gigi-gigi yang belum erupsi.4.Crowding berat.Ciri-cirinya adalah overlap rotasi atau pergeseran gigi-gigi insisivus; ruang yang tersedia dalam lengkung rahang kurang melebihi 4 mm dari yang diperlukan untuk gigi-gigi yang belum erupsi.

III. LAPORAN KASUS

A. Diagnosis (17 Februari 2015) dan PerawatanNomor Kartu=149396Tanggal pemeriksaan=28 Januari 2015Nama pasien=Argo Lindu PangestuTempat/Tgl lahir=Sleman, 26 Desember 2006Umur/Jenis Kelamin=8 tahun 11 bulan / Laki-lakiSekolah=SDN Terbansari INama orang tua= SubarmiAlamat=Terban, Sleman.

B. Pemeriksaan SubjektifMotivasi:Orangtua pasien meminta agar gigi anaknya dirawat.Keluhan utama (CC):Ingin mencabutkan gigi depan atas kiri yang goyahKedaaan sakit sekarang (PI):Tidak merasakan sakit pada gigi tersebut.Riwayat gigi (PDH):Pasien pernah mencautkan gigi geraham susu di puskesmas sekitar satu tahun yang lalu tanpa komplikasiRiwayat kesehatan umum (PMH):Tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat, dan cuaca.Belum pernah menderita sakit yang mempengaruhi tumbuh kembang.Riwayat kesehatan keluarga (FH):a. Gigi= - Ayah: susunan gigi agak berjejal.- Ibu: susunan gigi rapib. Umum=- Ayah: Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.- Ibu: Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.Pencegahan penyakit gigia. Menyikat gigi:2x sehari, pada waktu mandi pagi dan soreb.Topikal aplikasi fluor:tidakc.Tablet fluor:tidakd.Kumur-kumur:tidake.Air minum:sumur

C. Pemeriksaan ObjektifKedaaan umum: sehatPenampilan:kooperatif dan komunikatifBerat badan:18 kgTinggi badan:113 cm

Pemeriksaan luar mulut:Bentuk muka:simetris, tak ada kelainanBibir:simetris, tak ada kelainanPipi:simetris, tak ada kelainanKelenjar limfe:tidak terabaLain-lain:-

Pemeriksaan dalam mulut:Mukosa:normal, tak ada kelainanLidah:normal, tak ada kelainanGusi:normal, tak ada kelainanLangit-langit:normal, tak ada kelainanDasar mulut:normal, tak ada kelainan

Jaringan KerasOklusi:Klas III Angle

Pemeriksaan Gigi Geligi:

Keterangan : : Gigi belum erupsi : Gigi goyahO : Karies

X : Gigi sudah dicabut/tanggalV : Gigi tinggal akar : Tumpatan

Kebersihan MulutOHIS= DIS + CIS= 6 1 6 + 6 1 66 1 6 61 6= 1 0 1 + 0 0 0 1 0 0 00 0= 3/6 = 0,5 (baik)

Diagnose Gigi-geligi:62=D/: karies email disertai luksasi derajat 1Tx/: eksodonsi 65=D/: karies emailTx/: opdent75= D/: Premature LossTx/: SM32= D/: DistolabiotorsiversiTx/: orthodontik31= D/: MesiolabiotorsiversiTx/: orthodontik41=D/: MesiolabiotorsiversiTx/: orthodontik42= D/: LinguoversiTx/: orthodontik85=D/: Premature LossTx/: SM74 = D/:RadicesTx/: Ekso83=D/: karies dentin dengan insensitif dentinTx/: opdent (telah dilakukan pada 30/06/14)84=D/: RadicesTx/: Ekso85 =D/: RadicesTx/: Ekso

D. RENCANA PERAWATAN1. Exo 2. Opdent3. TAF4. Space maintainer5. Orthodontik6. Kontrol

IV. RENCANA PERAWATAN

A. Pembuatan Model Studi dan Model KerjaPada tanggal 16 Februari 2015 dilakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah untuk pembuatan model studi.

B. Pengukuran dan PerhitunganPada kasus ini, rahang bawah memiliki ruang kosong pada area gigi 75 dan 85 karena pencabutan. Pengukuran dan perhitungan dilakukan untuk mengetahui ketersediaan ruang erupsi gigi 33, 34, 35 dan 43, 44, dan 45. Kebutuhan ruang erupsi 33, 34, 35 diprediksi menggunakan metode Moyers. Data yang dibutuhkan adalah jumlah mesiodistal gigi 32, 31, 41, dan 42. Untuk mengetahui ketersediaan ruang, dilakukan pengukuran dan perhitungan dengan metode Moyers dan determinasi lengkung.

Pengukuran dan perhitungan jumlah mesiodistal gigi-gigi rahang bawahGigiRahang Atas

KananKiriKet

610.410,0N

V9,09,3N

IV7,07.0N

III5,06,4N

II-4,3N

18,38,7N

GigiRahang Bawah

KananKiriKet

611.011.7N

V/5---

IV7,38.3N

III5,65,6N

25,85,9N

15.95.9N

BEP: belum erupsi penuhN: normalTN: tidak normal

1. Perhitungan jumlah ruang yang dibutuhkan untuk erupsi 345Pengukuran dan Perhitungan Jumlah Mesiodistal 32, 31, 41, dan 4241: 5.9 mm31: 5.9 mm42: 5,8 mm32: 5,9 mmJumlah mesiodistal gigi 32, 31, 41, dan 42 = 23.5 mmTabel Moyers 75 % untuk jumlah mesiodistal 23,5 mm adalah 22,5 mmKebutuhan ruang erupsi menurut tabel Moyers = 22,5 mm

2. Determinasi Lengkung (Rahang Bawah)

Keterangan:1. Lengkung awal: 2. Lengkung ideal:

Keterangan:Overjet awal: 3.7 mmProtaksi RB: 1 mmOverjet akhir: 2.7 mmRahang Bawah Panjang lengkung awal : 58,0 mmPanjang lengkung ideal: 60,6 mmKanan: 30,0mmKiri: 30,6 mm

Analisis ruang untuk erupsi gigi 3, 4, 5 RB dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan dengan metode Moyers dan determinasi lengkung. Pada sisi kiri, perhitungan lengkung ideal diukur dari mesial 36 sampai mesial gigi 31:Lengkung gigi dari mesial 36 sampai distal 32 yang akan ditempati gigi 33, 34, 35:= Panjang lengkung ideal RB kiri (mesiodistal 31+32) = 30,6 mm (5.9+5,9) mm= 18,8 mmRuang yang tersedia untuk erupsi gigi 33, 34, 35 adalah 18,8 mmPerhitungan untuk gigi erupsi menurut Moyers adalah sebesar 22,5 mmTerdapat diskrepansi ruang untuk erupsi gigi geligi permanen sebesar 3,7 mm

Pada sisi kanan, perhitungan lengkung ideal diukur dari mesial 46 sampai mesial gigi 41:Lengkung gigi dari mesial 46 sampai distal 42 yang akan ditempati gigi 43, 44, 45:= Panjang lengkung ideal RB kanan (mesiodistal 41+42) = 30.0 mm (5,8+5,9) mm= 18,3 mmRuang yang tersedia untuk erupsi gigi 43, 44, 45 adalah 18,3 mmPerhitungan untuk gigi erupsi menurut Moyers adalah sebesar 22,5 mmTerdapat diskrepansi ruang untuk erupsi gigi geligi permanen 43, 44, 45 sebesar -4,2 mm

Kesimpulan: Menurut perhitungan terdapat kekurangan ruang untuk erupsi gigi 33, 34, 35 sebesar 2,7 mm, dan kekurangan ruang untuk erupsi 43, 44, 45 sebesar 4,2 mm. Kekurangan ruang melebihi batas + 1 mm sehingga kasus ini merupakan indikasi untuk pembuatan space regainer pada sisi kanan dan kiri. Namun karena tidak ditemukan adanya tilting pada gigi sekitar area edentulous dan terdapat crowding pada gigi anterior bawah, maka pasien akan dirawat dengan space maintainer untuk menjaga agar space pada posterior tidak berkurang dan dilanjutkan dengan perawatan orthodontik.

3. Gambar dan Desain AlatKeterangan:1. Plat akrilik 2. Labial arch ( 0,7 mm)3. C klamer ( 0,7 mm)4. Anasir gigi

4. Prosedur Perawatan1) Rencana Perawatana. Penjelasan kepada pasien dan informed consentb. Insersi space maintainer dan edukasi pasienc. Kontrol2) Jalannya Perawatana. Penjelasan pasien dan informed consentPasien diberi informasi mengenai prosedur dan rencana perawatan yang akan dilakukan, yang meliputi biaya, lama perawatan, banyaknya kunjungan, kemungkinan yang dapat terjadi selama perawatan, serta hal-hal lain yang memengaruhi perawatan.b. Insersi space maintainer dan edukasi pasienKetika insersi, alat harus diperiksa untuk melihat ada/tidaknya bagian plat akrilik yang menekan atau melukai jaringan lunak di rongga mulut. Labial arch dan C klamer juga diperiksa agar tidak menyebabkan oklusi traumatik pada mukosa rongga mulut.Pasien perlu diberikan motivasi untuk selalu memakai alat dan menjaga kebersihannya. Pasien dan orang tua pasien diminta untuk memperhatikan ruang kosong pada lengkung gigi pasien, apakah bertambah besar atau kecil, serta memperhatikan apakah gigi pengganti sudah mulai tumbuh atau belum. Operator juga harus memberikan motivasi kepada pasien untuk selalu datang kontrol pada waktunya.c. KontrolKontrol dilakukan pada hari ke-2, ke-12, dan ke-30.Pada kontrol hari ke-2, ke-12, dan ke-30, dilakukan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif. Pemeriksaan subjektif meliputi keluhan pasien tentang alat yang dipakainya. Hal-hal lain yang penting untuk ditanyakan antara lain adalah apakah alat tersebut selalu dipakai oleh pasien, apakah pasien kesulitan saat memakai dan melepas alat, apakah pasien sudah merasa nyaman saat memakai alat, apakah alat dapat digunakan pasien saat makan. Pemeriksaan objektif meliputi pemeriksaan jaringan lunak (adakah gingiva/mukosa yang terkena trauma/iritasi akibat pemakaian alat), retensi dan stabilisasi alat, oklusi traumatik yang ditimbulkan akibat pemakaian alat (diperiksa dengan articulating paper).

V. PROGNOSIS

Prognosis pada kasus ini adalah baik karena:1. Pasien kooperatif;2. Kebersihan dan kesehatan rongga mulut baik;3. Orang tua pasien ikut mendukung dan memotivasi anak sehingga diperkirakan perawatan akan berjalan lancar dan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Andlaw, R.J dan Rock, W.P., 1992, Perawatan Gigi Anak (terj), edisi 2, Widya Medika, Jakarta.Barber, TK., 1982, Space Management, CV Mosby, London.Finn, S.B., 1973, Clinical Pedodontic, W.B. Saunders Co., Philadelphia.Finn, S.B., 2003, Clinical Pedodontic, 4th ed, W.B. Saunders Co., Philadelphia.Foster, TD., 1999, Buku Ajar Ortodonsi, edisi III, EGC, Jakarta.Mc.Donald, R.E dan Avery, D.R., 1994 Dentistry for The Child and Adolescent, Sixth edition, Mosby, St.Louis.Kuswandari, S., Sri Rantinah, SB, Jatmiko, IS., dan Kusumawardani, P., 2007, Bahan Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Anak II, FKG UGM, Yogyakarta. Moyers, R.E., 1988, Handbook of Orthodontics, Edisi IV, Year Book Medical Publisher, Chicago, Hal 221-227.Snawder, K.D., 1980, Handbook of Clinical Pedodontics, The C.V. Mosby Company, St.Louis.