portofolio medik - dhf

Upload: hanayuki-vizurei

Post on 04-Mar-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dhf

TRANSCRIPT

Nama Peserta : dr. Rohmilia Kusuma

Nama Wahana: Rumah Sakit Tk. II Dr. R. Hardjanto Balikpapan

Topik: Dengue Haemorhagic Fever (DHF)

Tanggal (kasus) : 29 April 2015

Pendamping: dr. Yuli Astutiandriani

KeilmuanKeterampilanPenyegaranTinjauan pustaka

DiagnostikManajemenMasalahIstimewa

NeonatusBayiAnak RemajaDewasaLansiaBumil

Deskripsi: Anak laki-laki, 10 tahun, masuk RS dengan keluhan badan panas sejak hari Sabtu malam (3 hari). Panas naik setiap saat. Hanya turun jika diberi paracetamol, selang beberapa jam naik lagi. Pasien mengeluh perut terasa sakit, dan tidak nafsu makan minum. Tidak ada mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah, ataupun BAB warna hitam.

Tujuan: Memberikan penanganan cepat dan tepat guna meminimalkan resiko peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pasien dengan Dengue Haemorhagic Fever (DHF)

Bahan bahasan:Tinjauan pustakaRisetKasusAudit

Cara membahas:DiskusiPresentasi dan diskusiE-mailPos

Data Pasien:Nama: An. JUsia: 10 tahun

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/gambaran klinis: Anak laki-laki, 10 tahun, masuk RS dengan keluhan badan panas sejak hari Sabtu malam (3 hari). Panas naik setiap saat. Hanya turun jika diberi paracetamol, selang beberapa jam naik lagi. Pasien mengeluh perut terasa sakit, dan tidak nafsu makan minum. Tidak ada mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah, ataupun BAB warna hitam.

2. Riwayat pengobatan: (+) Pasien minum obat penurun panas, membeli sendiri di apotek.

3. Riwayat kesehatan/penyakit: (-)

4. Riwayat keluarga: (-)

5. Riwayat keluhan serupa di lingkungan: (-)

Daftar Pustaka:

1. Fakultas Kedokteran Indonesia. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius.2. Sudoyo, Aru W. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2002. Buku Ajar Infeksi dan Pediatris Tropis. Jakarta: Infomedika.

Hasil pembelajaran:

1. Diagnosis

2. Penatalaksanaan

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:

Anak laki-laki, 10 tahun, masuk RS dengan keluhan badan panas sejak hari Sabtu malam (3 hari). Panas naik setiap saat. Hanya turun jika diberi paracetamol, selang beberapa jam naik lagi. Pasien mengeluh perut terasa sakit, dan tidak nafsu makan minum. Tidak ada mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah, ataupun BAB warna hitam.

2. Obyektif:

Status Generalis

Keadaan Umum : Sakit sedang (BB: 22 kg)Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 (E4V5M6)Tanda vital

N: 110 x/menit; RR: 24 x/menit; T : 38,2oC

Kepala/leher

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung: Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)

Mulut: Mukosa bibir tampak basah, sianosis (-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)

Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks Inspeksi : Tampak simetris, pergerakan simetris, retraksi interkosa (-), retraksi subcostal (-), ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak terabaPerkusi : Sonor, normal pada batas jantung

Auskultasi: Suara dasar vesikuler, rhonki (-), wheezing (-), bunyi jantung I/II murni regulerAbdomen

Inspeksi: Distended (-), scar (-)Palpasi: Soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), spleenomegali (-) Perkusi: TimpaniAuskultasi: Bising usus (+) normalEkstremitas Ekstremitas superior: Akral hangat, nadi teraba kuat, pucat (-/-), edem (-/-) ,petechie (-/-) Ekstremitas inferior: Akral hangat, pucat (-/-), edem (-/-), petechie (-/-)Hasil Lab:HematologiHasilNilai Normal

Unit

Hb13,613-18gr%Leukosit2.8005.000-10.000mm3Trombosit93.000150.000-450.000mm3Hematokrit4042-54vol%

3. Assesment:

Dari hasil anamnesis diperoleh informasi, anak laki-laki 10 tahun, masuk RS dengan keluhan badan panas sejak hari Sabtu malam (3 hari). Panas naik setiap saat. Hanya turun jika diberi paracetamol, selang beberapa jam naik lagi. Pasien mengeluh perut terasa sakit, dan tidak nafsu makan minum. Tidak ada mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah, ataupun BAB warna hitam.Pasien yang datang dengan keluhan demam, perlu kita pikirkan beberapa kemungkinan penyebab, antara lain:1. Dengue fever/dengue haemorhagic fever

2. Infeksi saluran napas

3. Infeksi saluran kencing

4. Infeksi saluran pencernaan

5. Infeksi telinga

6. MalariaPada pasien gejalanya yaitu demam tinggi yang mendadak, terus-menerus berlangsung selama 3 hari, tidak memberi respon yang baik dengan obat antipiretik. Tidak ditemukan adanya gangguan pada saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran kencing, infeksi pada telinga, ataupun riwayat bepergian jauh. Oleh karena itu, etiologi dari masing-masing demam diatas dapat disingkirkan.Penyakit dengue fever dan dengue haemorhagic fever dapat didiagnosis dengan melihat kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Dengue fever (DF), demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:

a. Nyeri kepala

b. Nyeri retro-orbital

c. Mialgia atau artralgia

d. Ruam kulit

e. Manifestasi perdarahan (petechia atau uji tourniquet positif)

f. Leukopenia dan pemerksaan serologi dengue positif; atau ditemukan pasien DF/DHF yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.

2. Dengue haemorhagic fever (DHF) ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi:

a. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik

b. Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut:

1) Uji tourniquet positif

2) Petechia, ekimosis, atau purpura

3) Perdarahan mukosa (tersering epitaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan di tempat lain

4) Hematemesis atau melena

c. Trombositopenia (jumlah trombosit 20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin

2) Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya

3) Tanpa kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia

Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DF dan DHF adalah pada DHF terjadi peningkatan permeabilitas vaskular yang menyebabkan kebocoran plasma ke jaringan, sedangkan dengue fever tidak terjadi hal ini. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan syok hipovolemia. Peningkatan permeabilitas vaskular akan terjadi pada fase kritis dan berlangsung maksimal 48 jam.Tanda hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering ditemukan pada DHF. Manifestasi perdarahan yang paling sering dijumpai pada anak ialah perdarahan kulit (petekia) dan mimisan (epitaksis). Tanda perdarahan lainnya yang patut diwaspadai antara lain melena, hematemesis, dan hematuria. Pada kasus, hasil laboratoriumnya ditemukan leukopenia, trombositopenia, dan hemokonsentrasi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien didiagnosis dengan dengue haemorhagic fever (DHF) grade I.

4. Plan:

Diagnosa: Pasien ini didiagnisis dengan dengue haemorhagic fever (DHF) grade I. Dari anamnesis didapatkan demam mendadak sejak 3 hari. Pada hasil laboratorium ditemukan leukopenia, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.Pengobatan :Penanganan awal di IGD:

1. IVFD RL 37 tpm makroManajemen DHF grade I, cairan diberikan sejumlah kebutuhan rumatan + defisit 5% (oral maupun intravena) selama 48 jam.2. Paracetamol sirup 3 x II cth

3. Cek darah lengkap/24 jam

Konsultasi: Perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis anak dan monitor ketat tanda-tanda vital.

Peserta,

Pendamping,

dr.Rohmilia Kusuma

dr. Yuli AstutiandrianiKASUS MEDIK