porto jiwa
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
GANGGUAN CEMAS(anxiety disorder)
dr. Emanuel Yan Daniel
Pembimbing : dr. Eko Nugroho
PORTOFOLIO
RSUD PASAR REBO
Topik: Gangguan Cemas
• Tanggal Kasus : 26-6-2015
• Tanggal Presentasi : 1-7-2015
• Presenter : dr. Emanuel Yan Daniel Prabowo
• Pendamping : dr. Eko Nugroho
• Tempat Presentasi : Diklat UGD RS PASAR REBO
• Objektif Presentasi:– Keilmuan– Manajemen
• Deskripsi : Wanita 16 tahun mengalami sesak napas dan rasa berdebar-debar secara tiba-tiba
• Tujuan : Mengetahui tatalaksana gangguan cemas
• Bahan Bahasan : Kasus
• Cara Membahas : Presentasi dan Diskusi
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn S• Umur : 16 tahun • Pekerjaan : Pelajar• Alamat : Pasar Minggu• Agama : Islam • Bangsa : Indonesia
SUBJEKTIF
• Pasien datang dengan keluhan timbul sesak napas dan berkeringat secara tiba-tiba. Keluhan sudah dirasakan kira-kira 30 menit SMRS. Keluhan sudah berlangsung Keluhan dirasakan semakin memberat belakangan ini sehingga pasien tidak dapat tidur. Pasien juga sering mengalami nyeri di ulu hati yang menyebabkan nafsu makan pasien menjadi berkurang belakangan ini.
• Keluarga Pasien mengaku pasien sedang banyak pikiran terkait seleksi masuk SMA yang sedang dijalaninya 1 minggu belakangan ini.
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya disebuah rumah pribadi. Dalam hal ekonomi, pasien termasuk ke dalam keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta. Ibu pasien . Pengobatan pasien menggunakan BPJS kelas III.
• Keluarga pasien juga mengaku pasien sering mengalami tekanan batin apabila melihat ayah dan kakaknya yang sering berdebat ketika ada konflik dalam keluarga
• Hubungan sosial pasien dengan orang-orang di sekitarnya• Pasien merupakan orang yang tertutup dan jarang bercerita
mengalami masalah yang sedang dihadapi• Dalam hal pendidikan, pasien menjalani pendidikan dari SD-SMA
dengan lancar tanpa hambatan. Namun, pasien bukan pelajar yang memperoleh prestasi tinggi di kelasnya.
OBJEKTIF
• Kesadaran : Compos Mentis• Keadaan Umum : Tampak Lemah• Tekanan darah : 110/70 mmHg• Suhu : 36,7°C• Nadi : 84 x/mnt• RR : 32 x/mnt
• Kesadaran : Compos Mentis• Keadaan Umum : Tampak Lemah• Tekanan darah : 110/70 mmHg• Suhu : 36,7°C• Nadi : 84 x/mnt• RR : 32 x/mnt
OBJEKTIF
STATUS GENERALIS• Kepala : Normocephal• Mata : Mata simetris, pupil isokor, Si -/-, Ca -/-• Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), secret -/-• Mulut : Bentuk bibir dan mukosa normal• Telinga : Bentuk simetris, aurikula normal• Leher : Kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tak
teraba membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat
OBJEKTIF
Thorax• Inspeksi : Dada simetris,
ketinggalan gerak (-/-), retraksi (-)
• Palpasi : Ketinggalan gerak (-/-)
• Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
• Auskultasi : BND vesikular,
Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen
Inspeksi : datar, Palpasi : nyeri tekan (-), timpani, hepar dan spleen tidak teraba, Perkusi : timpaniAuskultasi : BU + normal
Ekstremitas :
Akral hangat, tidak terdapat edema di keempat ekstremitas, CRT < 2 detik
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meliputi terapi farmakologis, dan edukasi kepada pasien dan memberikan saran untuk konsultasi ke Spesialis Jiwa.
Medikamentosa :•Alprazolam tab 1x1•Ranitidin tab 2x1•Surat pengantar ke dokter Spesialis Jiwa
Aspek Personal
• Pasien datang dengan keluhan timbul sesak napas dan berkeringat secara tiba-tiba. Keluhan sudah dirasakan kira-kira 30 menit SMRS. Keluhan sudah berlangsung Keluhan dirasakan semakin memberat belakangan ini sehingga pasien tidak dapat tidur. Pasien juga sering mengalami nyeri di ulu hati yang menyebabkan nafsu makan pasien menjadi berkurang belakangan ini.
• Keluhan juga kadang timbul sesekali apabila pasien sedang mengalami ujian kenaikan atau kelulusan
Aspek Klinis
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan bahwa :
Diagnosis kerja : gangguan cemas umum
Diagnosis banding : gangguan panik, hysterical reaction
Aspek Resiko Internal
• Genetik : Kakak pasien sering mengalami gejala yang sama
• Pola makan : Pasien mengkonsumsi makanan seperti pada umumnya. Pola makan pasien yang tiga kali dalam sehari diakui belum memenuhi kriteria gizi yang tidak seimbang. Pasien sendiri akhir-akhir ini makan tidak teratur karena terbawa pikiran. Pasien mengaku jarang menjadwalkan waktu khusus untuk berolahraga.
Aspek Resiko Internal
• Kepribadian :
Pasien merupakan orang yang tertutup dan tidak suka dengan keramaian. Pasien lebih suka di rumah dibanding bersama teman – temannya.
Aspek Psikososial Keluarga
• Keluarga pasien mengaku kakak pasien sering sekali memarahi dirinya dan sering memerintah. Menurut pengakuan keluarga, mengaku pasien sering mengalami tekanan batin apabila melihat ayah dan kakaknya yang sering berdebat ketika ada konflik dalam keluarga
Derajat Fungsional : 1
Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam
kehidupan
score Keterangan
Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
1 Mandiri dalam perawatan diri, bekerja di dalam dan luar rumah
Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah
2 Mulai mengurangi aktivitas kerja kantor
Mampu melakukan perawatan diri, tapi tidak mampu melakukan pekerjaan ringan
3 Mandiri dalam perawatan diri, tidak mampu bekerja ringan
Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, tapi sebagian besar aktivitas hanya duduk dan berbaring
4 Tidak melakukan aktivitas kerja, tergantung pada keluarga
Perawatan diri oleh orang lain, hanya berbaring pasif
5 Tergantung pada pelaku rawat
definisi
• Suatu respons mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam.
• Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan & memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (baik fisik maupun psikologik).
• Cemas pada umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap stress kehidupan sehari-hari.
klasifikasi
Kecemasan : Fisiologis
Suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, perubahan, dan pengalaman baru yang belum dicoba.
PatologisRespon yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitasnya atau durasinya.Dapat menimbulkan gejala-gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius.
Tanda dan Gejala• Fisik
– Anorexia
– Mual
– Muntah
– Nyeri perut
– Berdebar
– Berkeringat
– Mulut kering
– Sesak nafas
– Ketegangan otot
– Nyeri kepala18/04/23
Tanda dan Gejala
Pikiran
• Khawatir
• Pikiran yang berkaitan
dengan ancaman pada
emosi dan fisik
18/04/23
Tanda dan Gejala
Perasaan
Kegelisahan dan
ketidaknyamanan atas
teror dan panik yang
terjadi
18/04/23
Tanda dan Gejala
Perilaku
• Kecemasan memicu
perilaku untuk
mengurangi ataupun
menghindari
penderitaan yang terjadi
18/04/23
PPDGJ-III F41.1 Gangguan anxietas menyeluruhPedoman diagnostik•Gejala anxietas primer yang berlangsung hampir setiap hari dalam waktu beberapa minggu-bulan. Bersifat “free floating” atau “mengambang”.
•Gejalanya mencakup:– Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti
diujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb)– Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai)– Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb).
•Adanya gejala –gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari)
Syndrom anxietas dapat terjadi pada:
Sindrom anxietas psikis Gangguan anxietas Umum, Gangguan Panik, Gangguan Fobik, Gangguan Obsesif Konvulsif, Gangguan Stress Pasca-Trauma.
Sidrom Anxietas OrganikHyperthiroid, Pheochromocytosis, dll
Sindrom Anxietas Situasional Gangguan Penyesuaian + Anxietas, Gangguan Cemas perpisahan.
Sindrom Anxietas PenyertaGangguan Jiwa + anxiety, e.g. Skizofrenia, Gangguan Paranoid, dll atau Penyakit Fisik + Anxiety e.g. Stroke, MCI, Kanker, dll.
BenzodiazepinDiazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam,
Clobazam, Bromazepam, Oxazolam, Clorazepate, Alprazolam, Prazepam.
Merupakan pilihan obat pertama. Dimulai dengan pemberian dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi. Lama pengobatan rata-rata 2-6minggu
Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
PSIKOTERAPI
• Terapi kognitif perilaku- Pendekatan kognitif mengajak pasien secara
langsung: mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung
- teknik pada pendekatan behavioral : relaksasi dan biofeedback.
• Terapi suportif
- Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan,
- Digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.