pola konseling kelompok dalam kegiatan halaqah …repository.iainambon.ac.id/761/1/bab 1,3,5.pdf ·...
TRANSCRIPT
POLA KONSELING KELOMPOK DALAM KEGIATAN HALAQAH (LIQO)
DIUNIT KEGIATAN MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
(LDK) AL-IZZAH IAIN AMBON
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah
IAIN Ambon
Oleh:
MOH. JEN REWANATA
NIM: 160502001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2020
1 iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan- Mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik. Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-Mu
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Q.S An-Nahl:125)
“Kesulitan Itu Sementara, Dan Ksesuksesan Itu Pasti Apabila Disertai Dengan
Do‟a Dan Perjuangan.”
“Moh. Jen Rewanata”
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kupersembahkan karya
kecilku, Skripsi ini terkhusus kepada Ayahanda tercinta Abdul Karim Rewanata
dan Ibunda tercinta Kalsumi Rewanata yang selalu berkorban mengeluarkan setiap
tetesan keringat untukku dari dulu hingga sekarang serta telah memberikan warna
hidup yang lebih terang dengan do‟a yang tidak henti-hentinya. Dan tidak lupa
pula juga kepada kakak-kakakku tercinta Hawia Rewanata, Jalaludin Rewanata,
M. Nof Rewanata, adik-adikku tercinta Amina Rewanata, dan M. Jafara
Rewanata, terima kasih atas segala motivasi, dorongan serta Do‟a dan telah
mengajariku bagaimana menjadi seorang adik serta kaka yang bermanfaat buat
kalian, orang lain bahkan agama. Terima kasih karena kalian sudah memberikan
banyak hal yang belum pernah saya dapatkan. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan kalian semua.
1 v
ABSTRAK
Moh. Jen Rewanata Nim: 160205001 Dosen Pembimbing I Ainun Diana
Lating. M.Si, Dosen pembimbing II Jumail, M.Pd. Judul penelitian “Pola
Konseling Kelompok Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan
Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon”.
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin Dan
Dakwah IAIN Ambon
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon merupakan
organisasi intra kampus yang berkiprah dalam Syiar Dakwah Islam diIAIN
Ambon. Seorang dikatakan menjadi kader LDK jika orang tersebut sudah
mengikuti proses-proses pembinaan/ training yang dilaksanakan guna
meningkatkan pengetahuannya dalam menjalankan misi LDK. Konseling
Kelompok Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan Mahasiswa Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon merupakan proses yang mengarah
pada penyelesaian masalah yang dialami oleh anggota halaqah (liqo) itu sendiri.
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pola Konseling
Kelompok Yang Diterapkan Dalam Kegiatan Halaqah(Liqo) Diunit Kegiatan
Mahasiswa Lembaga dakwah kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon. Faktor
pendukung dan penghambat Jalannya Konseling Kelompok Diunit Kegiatan
Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon
Pola Konseling dilakukan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah
IAIN Ambon dalam kegiatan halaqah (liqo) yaitu pola konseling yang dikemas
dengan bentuk penyampain materi, diskusi, penyelesaian masalah, game dan tanya
jawab dalam dinamika kelompok. LDK melakukan pembinaan rutin yang dikenal
dengan halaqah (liqo) dan juga pembinaan iven (tahunan) yang dikenal dengan
daurah memulainya dari perubahan masing-masing individu. Mereka bertemu
sepekan sekali untuk berkordinasi. Proses halaqah (liqo) yang mempunyai
transformasi kepada seluruh anggota halaqah (liqo). Didalamnya mereka
menimbah ilmu lewat materi yang disampaikan oleh murobbi atau salah satu
personil dari kelompok halaqah (liqo) itu sendiri. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Pola Konseling Kelompok Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit
Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon
berjalan dengan lancar dan baik, yang dititik beratkan pada pola Konseling
Kelompok di LDK melalui halaqah (Liqo). Halaqah (Liqo) adalah pembinaan
secara khusus untuk memberikan pemahaman Agama yang baik dan penguatan
akidah terhadap para kader LDK
Kata Kunci : Konseling Kelompok, Halaqah (Liqo)
1 vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena
dengan Rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pola
Konseling Kelompok Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan
Mahasiswa Lembaga Dakwah (LDK)Al-Izzah IAIN Ambon”. Shalawat serta
salam senantiasa penulis kirimkan kepada baginda besar Rasulullah Muhammad
SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang sampai pada detik ini masih
memeluk Islam sebagai agamanya serta memperjuangkannya hingga akhir zaman.
Rasa syukur yang tiada terkira bagi penulis yang telah menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Skripsi ini tidak
terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuannya.
Maka sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya terutama kepada :
1. Dr. Hasbollah Toisutta M.Ag, Rektor IAIN Ambon, yang telah memberikan
dukungan sarana dan fasilitas serta kebijakannya untuk penyelesaian studi
penulis.
2. Dr. Mohdar Yanlua, M.H, selaku Wakil Rektor I, Dr. Ismail DP, M. Pd,
selaku Wakil Rektor II, Dr. Abdullah Latuapo M.Pd, selaku Wakil Rektor III
yang telah memberikan dukungan, sarana, fasilitas dan kebijakannya untuk
penyelesaian studi penulis.
3. Dr. Yehusen Assagaff, M. Fil. I Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Ambon, yang telah memberikan dukungan, sarana, dan kebijakan dalam
penyelesaian studi seluruh mahasiswa Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah.
4. Dr. S. R. Dewi Lampong. M.A selaku Wakil Dekan I, Dr. H. Baco Sarluf,
M.Fil. I selaku Wakil Dekan II, Dr. Arman Man Arfa, M.Pd.I, selaku Wakil
Dekan III yang telah memberikan dukungan, sarana, dan kebijakan dalam
penyelesaian studi seluruh mahasiswa Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah.
1 vii
5. M. Taib Kelian, M. Fil. I, Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Islam IAIN
Ambon yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini, Hj. Ainun Diana Lating, M.Si sekertaris jurusan Bimbingan
Konseling Islam IAIN Ambon, dosen dan sekaligus Pembimbing I yang yang
gigih mengarahkan dan memberikan dukungan kepada peneliti dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Kedua pembimbing yakni: Ibu Ainun Diana Lating M. Si selaku pembimbing
I, Jumail M.Pd selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dengan
sabar membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan Skripsi ini.
7. M. Umar Al-Katiri Ketua Umum beserta seluruh keluarga besar LDK AL-
Izzah IAIN Ambon, yang telah memberikan ruang dan waktu serta izin
kepada penulis selama melakukan penelitian di Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Al-Izzah IAIN Ambon.
8. Kepada seluruh Dosen Ushuluddin Dan Dakwah yang telah mencurahkan
perhatian baik pengetahuan maupun ilmu kepada penulis selama menempuh
studi di IAIN Ambon.
9. Kepada seluruh staf Jurusan Bimbingan Konseling Islam IAIN Ambon yang
ramah dan baik dalam melayani keperluan penulis selama menyelesaikan
studi di IAIN Ambon.
10. Spesial kepada Kedua Orang tuaku Tercinta Ayahanda Abd Karim Rewanata
dan Ibunda Tercinta Kalsumi Rewanata yang selalu memberikan do‟a,
dukungan dan semangat baik moril maupun materil kepada penulis selama
melaksanakan studi di kampus IAIN Ambon ini.
11. Spesial Kepada Keluargaku tercinta, Hawia beserta Suami, Jalaludin beserta
Istri, M. Nof. Rewanata S.Pd.I, Amina Rewanata, dan M. Jafar Rewanata,
yang selalu berkontribusi dalam segala hal sehingga penulis bisa sampai
kepada tahap ini.
12. Kepada Saudara-saudariku tercinta, Kia, Onco, Samawati, Nyonk, Baim,
Cecen, Para ponakan tersayang, Ipul, Fikri, Anjas, Anti dan Awi yang dengan
ikhlas memberi motifasi serta dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
Skripsi ini
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
E. Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan....................................................... 9
2. Konsep Konseling kelompok ................................................................... 9
a. Pengertian Konseling kelompok ............................................................ 9
b. Teori Pendekatan Konseling kelompok ................................................ 10
c. Tahap-Tahap Konseling Kelompok ..................................................... 13
d. Tujuan Konseling Kelompok ............................................................... 15
e. Tehnik Konseling Kelompok ............................................................... 15
f. Asas Konseling Kelompok ................................................................... 17
g. Teori Konseling Menurut Para Ahli ..................................................... 18
h. Fungsi Konseling Kelompok ................................................................ 19
3. Konsep Halaqah ( Liqo) Dalam Konseling Kelompok ........................ 20
4. Konsep Halaqah (Liqo) ........................................................................... 22
a. Sejarah Halaqah (Liqo) ......................................................................... 24
b. Managemen Halaqah (Liqo) ................................................................. 28
c. Materi Halaqah (Liqo) .......................................................................... 31
d. Kegiatan Halaqah (Liqo) ...................................................................... 31
e. Administrasi Halaqah (Liqo) ................................................................ 32
f. Evaluasi Halaqah (Liqo) ....................................................................... 32
g. Fungsi Halaqah (Liqo) .......................................................................... 32
5. Konsep Lembaga Dakwah Kampus ......................................................... 33
viii
8 ix
a. Sejarah Lembaga Dakwah Kampus Di Indonesia ................................ 35
b. LDK Al-Izzah IAIN Ambon ................................................................ 36
c. Pola Kepemimpinan LDK Al-Izzah IAIN Ambon ............................... 37
d. Perekrutan Anggota LDK Al-Izzah IAIN Ambon ............................... 38
6. Hubungan LDK Dengan BKI................................................................. 39
BAB III METODE PENEITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian .................................................................... 40
B. Kehadiran Peneliti .......................................................................................... 41
C. Waktu Dan Lokasi Penelitian......................................................................... 41
D. Sumber Data ................................................................................................... 41
E. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 43
F. Analisis Data .................................................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................................... 45
1. Profil LDK ..................................................................................................... 45
a. Sejarah Lembaga Dakwah Kampus Al-Izzah IAIN Ambon ................ 45
b. Letak Geografis Sekertariat LDK Al-Izzah IAIN Ambon .................. 46
c. Visi-Misi LDK Al-Izzah IAIN Ambon ................................................ 48
d. Tujuan dan Sasaran (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon ................................ 49
e. Fungsi (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon .................................................. 50
2. Profil Penggagas LDK Al-Izzah IAIN Ambon .......................................... 51
a. Penggagas LDK.................................................................................... 51
b. Nama-Nama Ketua LDK..................................................................... 51
3. Struktur Pengurus ....................................................................................... 53
B. Hasil Penelitian ............................................................................................. 54
1. Pola Konseling Kelompok Yang Diterapakan Dalam Kegiatan halaqah
...............................................................................................................54
2. Konseling Kelompok Sebagai Pembentukan Karakter Mahasiswa .......... 60
3. Pola Manajemen Konseling Kelompok ..................................................... 61
4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Jalannya Konseling Kelompok ........ 64
5. Ketidak Aktifan kader
……………………………………………………72
6. Konseling Kelompok Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Menurut
Prospektif BKI ........................................................................................... 76
C. Pembahasan .................................................................................................. 77
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................... 82
2. Saran ............................................................................................................. 83
8 x
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diera globalisasi dewasa ini banyak masyarakat ataupun generasi mudah
dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan yang terjadi baik dilingkungan
masyarakat seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian atau sejenis kejahatan
lainnya, begitu juga permasalahan yang terjadi dilingkungan pendidikan seperti
malas beribadah, belajar dan berkurangnya etika saling menghargai antar sesama
yang diakibatkan oleh perkembangan tekhnologi dan informasi, sehingga untuk
menjawab tantangan tersebut maka lahirlah konsep konseling yang menjadi pilar
dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Apabila kondisi seperti ini dibiarkan begitu saja maka akan membuat
manusia kehilangan akal sehatnya, kehilangan nuraninya, kehilangan masa
depannya, bahkan membuat hidupnya tidak bermakna dalam artian mengalami
kesengsaraan dan kemalaratan baik didunia maupun diakhirat kelak. Pada saat
demikian itulah diperlukan sebuah konsep konseling untuk membantu individu
yang berfungsi mengatasi berbagai penyimpangan terjadi dalam kehidupannya,
sehingga individu tersebut kembali menemukan kesadaran akan eksistensinya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi untuk mengabdi
kepada-Nya dengan baik sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia.
Menurut Gadza, dkk menyatakan bahwa konseling kelompok adalah usaha
pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang (konselor) kepada orang lain
(klien) yang membutuhkan bantuan untuk mengentaskan masalah yang sedang
2
dihadapinya dalam suasana kelompok. Sedangkan menurut Nurihsan
mengemukakan bahwa konseling kelompok merupakan bantuan terhadap individu
yang dilaksanakan dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan
penyembuhan serta diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka
perkembangan dan pertumbuhannya.
Konseling dan bimbingan adalah dua pengertian yang hampir sama dan
memiliki tujuan yang sama pula, namun memiliki sedikit perbedaan didalamnya
yaitu, apabila bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh
siapa saja kepada orang lain tanpa melihat pada profesi atau latar orang tersebut
baik pendidikan ataupun profesinya. Berbeda dengan konseling karena konseling
adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seseorang (konselor) yang
memiliki profesi konseling untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi
oleh orang lain (klien), sehingga dikatakan bahwa tidak semua bantuan adalah
konseling. Disinilah letak salah satu urgengsi penggalian konsep konseling
sebagai pendekatan dalam upaya membantu masyarakat modern dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dikarenakan akibat dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Konseling menawarkan cara untuk menjadi dikenal dan didengar, selain itu
konseling juga merupakan suatu konsep yang mengupayakan mental sehat dan
sejahtera yang dapat menuntun manusia kepada hidup yang lebih baik, tenang dan
tenteram.1
1Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, (Yogyakarta: UII
Press, 1992), hlm. xi-xii, pada prolog
3
Halaqah (Liqo) merupakan langkah awal untuk membentuk pribadi seorang
aktivis dakwah kampus melalui proses pembinaan, pengarahan yang dilakukan
oleh seorang murobbi ( Pembina) dalam lingkaran dakwah. Disisi lain halaqah
(liqo) adalah suatu bentuk pengembangan semua sisi kepribadian manusia secara
universal dan seimbang. Dengan kata lain, halaqah (liqo) adalah bentuk
pengembangan potensi diri manusia, akal, jasad dan hati sehingga terbentuklah
manusia yang kuat fisiknya, cerdas akalnya dan baik hatinya.
Gerakan Dakwah menempatkan halaqah (liqo) sebagai titik tolak
(munthalaq) dari semua aktiftas dakwahnya. Semua dimulai dari halaqah (liqo)
karena cita-cita besar yang luhurnya dimulai dari halaqah (liqo) sebelum
membentuk Wajihah dakwah. Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an An-Nahl ayat
125.
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pengajaran dan perkataan yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalnnya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”2. ( Al-Qur‟an An-Nahl ayat 125).
Halaqah (Liqo) merupakan salah satu proses belajar yang non formal
dimana tidak ada kurikulum tertentu yang diterapkan dalam proses tersebut.
Halaqah (liqo) merupakan salah satu agenda rutin yang ditetapkan dalam Aturan
Dasar maupun Aturan Rumah Tangga (AD/ ART) setiap organisasi dakwah.
2Al-Qu‟an Terjemahan Kementrian Agama Republik Indonesia (Jakarta : Cahaya Abadi 2007)
4
Halaqah (liqo) biasanya dilaksanakan dalam bentuk lingkaran yang
dipimpin oleh seorang murobbi (pembina) yang bertempat dimasjid, rumah
murobbi (Pembina) ataupun tempat tertentu yang sudah disepakati bersama,
halaqah (liqo) sering kali disebut dengan majelis ilmu. Allah SWT Berfirman
dalam Al-Qur‟an Surah Al-Mujadillah, Ayat 13
Artinya : Apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah pada majlis-
majlis,maka lapangkanlah, niscaya Allah akan melapangkan kamu. Dan jika
dikatakan kepada kamu berdirilah ! ",maka berdirilah, sesunguhnya Allah akan
mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang~rang yang
diberi ilmu beberapa derajat ; Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan,
Maha Mengetahui. (Qs. Al-mujadillah. Ayat 13)
Dengan kajian pekanan halaqah (liqo) diharapakan dapat menciptakan
kader dakwah yang benar-benar memiliki kompeten dibidang dakwah dan ilmu
pengetahuan lain yang berlandaskan pada Al-qur,an dan As-sunnah. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur‟an Surah Luqman Ayat 17. Yang artinya :
“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat
yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk
perkara yang penting.” ( Q.s Luqman, ayat 17)3
LDK adalah salah satu organisasi mahasiswa yang berada didunia kampus.
Kehadiran organisasi ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa muslim secara
keseluruhan agar selalu berada dalam tatanan kehidupannya berdasarkan Al-
3Al-Qur‟an Terjemahan Kementrian Agama Rebuplik Indonesia (Jakarta : Cahaya Abadi 2007)
5
qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW. Halaqah (Liqo) juga merupakan alternatif
yang dapat digunakan untuk mempererat tali persaudaraan terhadap sesama kader
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon dalam.
LDK merupakan salah satu organisasi yang memilki tanggung jawab penuh
sebagai funsi kontrol didunia akademisi dan masyarakat, negara dan bangsa, yang
bertujuan untuk dalah selalu mengontrol kebijakan kampus maupun negara agar
selalu berada pada koridornya agar selalu berada pada cita-cita bangsa.4 demi
mewujudkan “Baldatun Tayyibatun Warabul Gafur‟‟
Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (UKM LDK) Al-
Izzah IAIN Ambon merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang bersifat
internal kampus yang bertujuan untuk mengurusi bidang dakwah dimana Al-
qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai asasnya, bertujuan untuk
menanamkan nilai keislaman guna membentuk mahasiswa IAIN Ambon yang
berakhlak nurul karimah dan berbudi pekerti luhur.
Aktivis dakwah juga memiliki peran yang sangat strategis dalam dunia
politik agar terwujudnya negara yang berdasarkan pada Al-Qur‟an dan Al-Hadist.
Hasan Al-Banna merasa bahwa musuh-musuh dakwah baik para penjajah, Yahudi,
dan lain-lain cukup banyak sehinga pemuda muslim diwajibkan memiliki
pengetahuan yang kuat tentang islam agar mampu melawan musuh-musuh
tersebut baik didalam maupun diluar dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki.
Oleh karenanya Al-Banna melihat keharusan untuk membentuk sayap militer
terlatih baik secara ruhiyah maupun jasmaniah yang siap tempur untuk
4Fiqih Politik Hasan Al-Banna. Muhih Muhamad Ishaq (Jakarta Unit . Robbani Press.2012). Cet.
Ke 1
6
menghadapi musuh-musuh islam5. Begitu juga dengan perkembangan dakwah
islam diindonesia yang kini terus menerus dikejam dengan berbagai isu yang
sangat jauh dari fakta.
Lembaga Dakwah kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon adalah salah satu
organisasi kemahasiswaan internal kampus yang berada di lingkup Institut Agama
Islam Negeri Ambon yang memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan
mahasiswa/ mahasiswi IAIN Ambon yang memiliki kecerdasan secara intektual,
agama, sains dan teknologi yang berbasis keislaman dan kebudayaan berdasarkan
Visi Misi kampus melalui kegiatan kelompok yang disebut dengan halaqah (Liqo)
Dari Konteksi diatas penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan
judul : “Pola Konseling Kelompok Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit
Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah Iain Ambon”.
B. Fokus Penelitian
Fokus Penelitian Yang Diangkat Dalam Skripsi Ini Adalah Pola Konseling
Kelompok Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan Mahasiswa (LDK)
Lembaga Dakwah Kampus Al-Izzah IAIN Ambon.
Dari fokus penelitian diatas maka dihasilkan rumusan masalah
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut :
5Fiqih Politik Hasan Al-Banna. NashihinNizhamudin (Jakarta. Robbani Press.2012). cet. Ke 1
7
1. Bagaimana Pola Konseling Yang Diterapkan Dalam Kegiatan Halaqah
(Liqo) Diunit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Al-Izzah IAIN Ambon.
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Jalannya Konseling Kelompok
Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan Mahasiswa Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon.
D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Dari Penelitian Tersebut antara lain:
1. Bagaimana Pola Konseling Yang Diterapkan Dalam Kegiatan Halaqah
(Liqo) Diunit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Al-Izzah IAIN Ambon.
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Jalannya Konseling Kelompok
Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan Mahasiswa Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon.
E. Kegunaan Peneitian.
1. Secara teoritis
a. Kegunaan dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangsih
pemikiran dibidang bimbingan dan konseling
b. Menambah khazanah keilmuan bagi penulis dalam hal konseling
kelompok pada mahasiswa maupun masyarakat umum.
8
2. Secara praktis
a. Dapat menjadi bahan evaluasi bagi Murobbi (Pembina) dalam
kegiatan Halaqah (liqo)
b. Diharapakan menjadi bahan evaluasi bagi profesi bimbingan
konseling, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field researd) dengan
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Tujuannya menggunakan
Pola Konseling Kelompok Yang Diterapkan Dalam Kegiatan Halaqah (Liqo)
Diunit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN
Ambon46
.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sebab penelitian ini
bertujuan menggambarkan tentang bagaimana Pola Konseling Kelompok Dalam
Kegiatan Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Al-Izzah IAIN Ambon. Dimana fakta yang dijalankan dengan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari anggota halaqah (liqo), pengurus LDK dan murobbi.27 Penelitian kualitatif
ini data akan dihimpun dalam keadaan sewajarnya, menggunakan ciri
sistematis, terarah, dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga tidak kehilangan
sifat kealamiannya.
46 Margono, Metodi penelitian pendidikan, , (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 36
41
B. Kehadiran Peneliti
Untuk dapat memahami makna dan menafsirkan fenomena dan simbol-
simbol interaksi di lokasi penelitian maka dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan
peneliti terhadap subjek penelitian dilapangan yaitu anggota halaqah, murobbi
serta pengurus LDK Al-Izzah IAIN Ambon, sebagai instrumen kunci (the key
instrument), sehingga kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan lebih
memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek penelitian
sebab dengan demikian peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan
pengecekan kembali pada subjek penelitian, serta keterampilan metodologis,
kepekaan, dan integritas peneliti sendiri47.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan mulai dari tanggal 20 Januari- 20
Februaru 2020
2. Lokasi Penelitian
Penulis menngambil lokasi penelitian di Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Al-Izzah IAIN Ambon, Jalan DR.H. Tarmzi Taher Kebun Cengkeh-Batu Merah
Atas, Sirimau, Kota Ambon, Maluku.
D. Sumber Data
1. Data primer
Data primer yaitu data yang didapatkan lansung dari sumbernya melalui:
47 Margono, Metodi penelitian pendidikan, , (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 36
42
a. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung kepada tiga Elemen penting dalam
penelitian ini yaitu:
1) Pengurus LDK ( M Umar Al-Katiri )Ketua Umum
2) Murobbi yaitu: Ustadz Dullah Mewar, Ustadz Muslimin, Ustadz Zul,
dan Ustadz Fadly Lautuapraya
3) Anggota halaqah yaitu: Mustamar Rumakefing, Abas Rumalauw,
Rosdiana, Andi S. Souwakil. Amidhan Wadubun.Man Amanah, Adit,
Ridwan, Rizal, dan Dewi Sri Lontor, Adania Tella, dan Adit
tianotak. Ilyas, Fikram dan Abdul.
b. Peneliti melakukan observasi secara langsung dilokasi sekretariat LDK
Al-Izzah IAIN Ambon yang berlokasi di GOR IAIN Ambon, Desa Batu
Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari
literatur seperti berikut:
1) Buku-buku yang penulis gunakan dalam penyusunan skripisi ini adalah
Risalah Manajement Dakwah Kampus, Pendekatan Konseling Kelompok
Berbasis Kompetensi, Manajemen Halaqah Efektif, Menuju Kemenangan
Dakwah Kampus, Solusi Panduan Bimbingan Dan Konseling Disekolah,
2) Dokumen seperti catatan jumlah kader baik yang aktif ataupun tidak,
jumlah anggota halaqah (liqo) dalam satu kelompok dan ataupun catatan
yang dimiliki oleh bidang kaderisasi
43
3) Foto seperti foto kegiatan Halaqah, Dauroh,Rekrutment, dan Musyawarah
4) Referensi yang terkait dengan penelitian penyusunan skripsi ini seperti
Jurnal BK Nasional, Laman Website tentang Konseling, dan Jurnal serta
Laman tentang Manajement Dakwah Kampus
E. Prosedur Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan cara mengamati aktifitas
anggota halaqah dan murobbi pada saat kegiatan halaqah (liqo) berjalan serta
mengamati aktivitas para pengurus LDK Al-Izzah dan juga penataan sekretariat
LDK Al-Izzah IAIN Ambon
2. Intervieuw
penelitian melakukan intervieuw langsung terhadap permasalahan yang
dikaji oleh pengurus, anggota halaqah serta murobbi di LDK
3. Dokumentasi
Peneliti melakukan pengumpulan dokumentasi langsung dilokasi penelitian
dapat berupa catatan pribadi pengurus LDK anggota halaqah ataupun murobbi,
foto-foto kegiatan dan pola konseling yang dilakukan oleh murobbi terhadap para
binaan, serta buku-buku, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan aktivitas
anggota Halaqah maupun murobbi
F. Analisis Data
Penulis mengadakan pengumpulan data yang berhubungan dengan tema
yang diatas yaitu, bagaimana “ Pola Konseling Kelompok Dalam kegiatan
Halaqah (Liqo) Diunit Kegiatan mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
44
Al-Izzah IAIN Ambon”, setelah data terkumpul kemudian menelaah data tersebut
dengan analisa dan diinterprestasikan sesuai dengan wawasan penulis sehingga
diperoleh pengertian yang jelas.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pola konseling kelompok dalam kegiatan halaqah (liqo) yang dikemas oleh
murobbi dalam kajian pekanan Halaqah (liqo) yang dilaksanakan di Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon adalah upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi anggota Halaqah (liqo) secara khusus dan Lembaga Dakwah Kampus secara
umum untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal, peningkatan pengembangan
yang efektif, dalam hal perbaikan karakter, tingkah laku serta akhlak, tentunya juga dalam hal
mengurus dan mengelolah organisasi. Semua perubahan tersebut merupakan hasil dari proses
konseling yang dilakukan oleh para Murobbi berupa pembinaan secara Halaqah (liqo).
Pola konseling kelompok dalam Halaqah (liqo) menjadi sarana terpenting baik
perbaikan diri bagi anggota halaqah (liqo) karena di sana mereka akan dibina oleh para
murobbi yang memiliki spesifik dibidang konseling. Pola konseling kelompok yang
dilaksanakan didalam kegiatan Halaqah (liqo) adalah dengan pola diskusi kelompok,
ceramah, game, konseling behavioral, konseling individual dan banyak lainnya yang
bertujuan untuk merangsang permasalahan yang dimiliki oleh anggota Halaqah (liqo) dan
untuk berfikir yang lebih tajam tentang cara memecahkan masalah, serta penyelesainnya dan
itu dimulai dari perubahan masing-masing individu.
2. Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi jalannya
kegiatan konseling kelompok adalah faktor kerja sama, sikap saling menghargai, sikap
keterbukaan, kurangnya rasa percaya diri ,kurangnya komunikasi, keaktifan anggota Halaqah
(liqo).
B. SARAN
Dibagian akhir skripsi ini penulis akan menyampaikan beberapa saran yang
merupakana hasil pemikiran konstruktif dari penulis sendiri, diantarnya adalah sebagai
berikut :
1. Pemberian konseling harus dari seorang ahlinya atau seorang Murobbi yang
memiliki spesifik ilmu tentang konseling atau orang yang dapat dipercaya, murobbi yang
dapat dipercaya adalah memiliki sifat berikut : yaitu memiliki pribadi yang baik, pengetahuan
yang cukup tentang konseling, memiliki manajemen yang baik terutama waktu dan kesiapan
materi, memiliki pemahaman agama yang baik, dan memiliki latar belakang organisasi yang
baik atau berlatar belakang profesi konseling.
2. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah IAIN Ambon terus melakukan
pembinaan terhadap anggota Halaqah (liqo) melalui kelompok-kelompok halaqah (liqo),
lembaga dakwah kampus sendiri atau terhadap mahasiswa IAIN Ambon secara keseluruhan
dengan menggunakan pola konseling agar dapat mengatasi setiap permasalahan terjadi
terhadap kader LDK ataupun mahasiswa secara keseluruhan dengan menghadirkan Murobbi
yang memiliki spsifik ilmu tentang konseling, atau orang yang berprofesi konseling.
3. Pihak jurusan harus bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-
Izzah IAIN Ambon dalam pembinaan terhadap anggota kelompok Halaqah (liqo) secara
khusus, kader pengurus LDK maupun mahasiswa IAIN Ambon secara umum dengan
prospekftif Bimbingan dan Konseling Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qu‟an Terjemahan Kementrian Agama Republik Indonesia (Jakarta : Cahaya
Abadi 2007)
Atian Ahmad, Menuju Kemenengan Dakwah Kampus, (Solo: Era Adi Citra
Entermedia; Cet. II 2010). H. 18
AD/ART LDK Al-Izzah Iain Ambon
Anas Sudjono, Tekhnik Pengumpulandan Evaluasi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Up.
Rama1986), H. 46
Bimo Walgito, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,
(1995), Cet. III, H. 5.
Baharuddin, Dikotomi Pendidikan Islam (Historitas Dan Implikasi Pada Masyarakat
Islam), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), H. 215.Situs Online
Cahyadi Takariawan, Menyonsong Mihwar Daulah(Era Adicitra Intermedia) H.43
Daftar Pustaka Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan
Konseling Islami, (Yogyakarta: UII Press, 1992), Hlm. Xi-Xii, Pada Prolog
Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Bandung: C.V. Ilmu,
1975), H. 29
Fiqih Politik Hasan Al-Banna. Muhih Muhamad Ishaq (Jakarta Unit . Robbani
Press.2012). Cet. Ke 1
GAMAIS PRESS
Http/ Situs Online: Bahan Panduan Bagi Dai Dan Murobbi. Diakses Pada Tanggal 16
November 2019Hallen A., Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
Cet. I, H. 11-13.
Http: Situs Online, Diakses Pada Tanggal (5 September 2019)
Ibid. 2011, Hal. 19 Jurnal Bimbimgan Dan Konseling :ISSN :2461-083Kampong
Konseling.2012. Pengertian Konseling Menurut Para Ahli. (Diakses
Online): Http:Ariple.
Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah”Manhaj Tarbiyah 1433” (Jakarta Rabiul Awal 1433)
.H. 132
Manah Rasmana, Pendekatan Halaqah Dalam Konseling Islam, Jurnal Wardah.No.22.
(Juni. 2011), Hal. 57-58
Margono, Metodi Penelitian Pendidikan, , (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), H. 36
Muhammad Said Nuh, Dakwah Fardiah: (Solo; Cet. III. Era Adi Citra Entermedia,
2004). H 13
Muhammad Sarijun, Managemen Halaqah Efektif, (Bekasi: Pustaka Tarbiatuna,
2003), H. 387.
Mahmud Halim Abdul Ali, Perangkat-Perangkat Tarbia,(Yogyakarta: PT. Era
AdiCitraEntermedia, 2011) H. 17
Onlinettps://Www.Scribd.Com/Doc/25269396/Bab-I-Konseling-Behavioral-
Pendekatan-Behavioral-Memandang)
Risalah Manajement Dakwah Kampus,(Cet, Pertama: Lampung: 2017) H.5
Satria Hadi Lubis. Menggairahkan Perjalanan Halaqah. (Yogyakarat :Fba Press.
2010). Hlm 16
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), H. 26.
Wawancara Dengan Anggota Halaqah Abas Rumalau, , Pada Tgl, 22 Januari 2020
Wawancara Dengan Angota Halaqah Adit. Pada Tanggal 6 Februari 2020
Wawancara dengan Anggota Halaqah Amidhan Wadubun. Pada tgl 22 Januari 2020
Wawancara Dengan Anggota Halaqah. Andi S. Souwakil. Pada Tgl 27 Januari 2020
Wawancara Dengan Anggota Halaqah. Dewi S. Lontor, Pada Tgl 4 Februari 2020
Wawancara Dengan Anggota Halaqah, Man Amanah. Pada Tanggal Tgl 12 Februari
2020
Wawancara Dengan Anggota Halaqah Mustamar Rumakefing. Pada Tgl 7 Februaru
2020
Wawancara Dengan Anggota Halaqah Rosdiana Pada Tanggal 15 Februari 2020
Wawancra Dengan Ketua Jurusan BKI, Bapak Drs. M Taib Kelian M. Fiil, I. pada
Tanggal 8 Agustus 2020. Via Watshap
Wawancara Dengan Murobbi Ustad Dullah Mewar. Tanggal 24 Januari 2020
Wawancara Dengan Murobbi Fadly Latutuapraya. Tanggal 29 Januari 2020
Wawancara dengan Murobbi, ustadz Muslimin Via Watshap pada tgl 28 Januari 2020
Wawancara Dengan Murobbi Ustad Zul Via SMS Pada Tgl 13 Februari 2020
LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
Pengurus LDK Murobbi Anggota halaqah
1 Sejak kapan LDK Al-Izzah berdiri
2003 dan dieskahkan pada tahun 2005
2 Sejak kapan anda bergabung didalam LDK A-Izzah
2016 2008 2016
3.
Berapa jumlah kader LDK Al-
Izzah dari awal sampai sekarang
Jumlah kader LDK Al-Izzah
dari pertama sampai sekarang adalah 683 orang
4
Berapa jumlah kader yang ada
dimasing-masing Fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam
adalah 268 orang,
Ushuluddin Dakwah 190
orang, tarbiyah dan
IlmunKeguruan 225 orang
3. Sejak kapan anda bergabung didalam kelompok halaqah
Tahun 2016, tepatnya bulan juli
4 Sejak kapan ustad diangkat menjadi murobbi
2013
5
Apa tujuan diadakannya kelompok halaqah
Bertujuan sebagai pembinaan
dan penguatan kepada para
kader, sekaligus sebagai media pembelajaran
6
Apa yang dimaksud dengan
konseling kelompok
Yang dimasud dengan
konseling kelompok
adalah pola atau cara
yang digunakan oleh
murobbi (konselor)
dan anggota halaqah
dalam menyelesaikan
masalah secara
bersama-sama secara berkelompok
7
Apakah dengan pola ceramah
dapat meningkatkan rasa
percaya diri kepada para anggota
halaqah yang memilki masalah
tidak percaya diri
Pola konseling
kelompok dengan
metode cermah sangat
berpengaruh sekali
karena bertujuan agar
membangun rasa
percaya diri dari
anggota halaqah yang
tidak memiliki
keberanian dalam diri
(gangguan mental)
Halaqah dengan pola
ceramah yang dipakai
oleh para murobbi ini
sangat baik sekali,
karena sangat penting
bagi kami sebagai
anggota halaqah
dalam hal
meningkatkan rasa
percaya diri karena
saya awalnya tidak
memiliki keberanian
untuk berbicara
didepan umum
disebabkan oleh rasa
gugup dan takut salah yang berlebihan
8 Apakah konseling kelompok dengan pola diskusi yang
Konseling dengan metode diskusi
Diskusi adalah sesi yang sangat penting
dipakai murobbi dalam kegiatan
halaqah dapat membantu
menyelesaikan masalah yang
dialami oleh anggota kelompok
halaqah
adalah langkah yang
tepat yang bisa
membantu murobbi
(konselor) dalam
menyelesaikan setiap
masalah yang dialami
oleh anggota halaqah
(binaan), sehingga
dalam kegiatan
halaqah kelompok
tersebut tidak terlalu
focus untuk
mendiskusikan
tentang mteri yang
baru disampaikan
kira-kira (hanya 30%
saja), sedangakan
sisanya itu adalah
mendiskusikan
tentang permasalahan
yang dihadapi oleh
para binaan seperti
masalah belum lancer
baca A-Qur‟an, malas
baca buku, lalai
tentang waktu sholat dan lainnya
dalam kegiatan
halaqah, karena setiap
anggota halaqah pasti
memiliki masalah
yang berbeda-beda
seperti saya masalah
yang saya hadapi
adalah lingkungan
tempat tinggal yang
tidak mendukung
sehingga sangat
terganggu sekali
dalam hal belajar,
namun setalah
mendapat solusi dari
murobbi (konselor)
tentang memilih
tempat yang memang
jauh dari kramaian
seperti masjid,
Alhamdulillah dengan
solusi tersebut saya
mulai focus untuk
belajar
9 Apakah anda mengalami kesulitan dalam menjelaskan
” pola konseling kelompok dengan
Ia. Konseling dengan pola game sangat
permasalahan yang terjadi ketika cara game adalah berpengaruh bagi
menggunakan polla Game dalam suatu tehnik yang kami dalam hal
konseling kelompok mudah yang dapat membangun
memancing para hubungan solidarits
anggota halaqah agar antara sesama anggota
menciptakan halaqah, dan sebagai
hubungan keakrabaan cara untuk bisa
diantara mereka beradaptasi dengan
karena selama ini orang yang bebreda
belum ada teerlihat dengan kami terutama
rasa solidaritas yang beda suku, budaya
mereka miliki maupun daerah
maupun mereka
dengan saya sehingga
menurut saya pola ini
sangat tepat untuk
menjawab problem
tersebut
Apakah dengan pola Dalam kegiatan
behavioristic yang digunakan halaqah hal yang
dalam konseling dapat pertama saya lakukan
menyelesaikan masalah yang adalah menciptakan
dialami oleh anggota halaqah rasa nyaman dalam
10 kelompok tersebut agar para binaan
merasa dilindungi
agar mereka bebas
terbuka dalam
menyampaikan
masalah yang sedang
mereka alami seperti
ada anggota halaqah
(tidak menyebut insial
orang tersebut) karena
menjaga kemu
gkinan-kemungkinan
yang tidak
diinginkan, dia
menyampaikan
bahwa dia mengalami
masalah dalam
bangun subuh karena
rata- rata lingkungan
kos yang ia
tinggalkan jauh dari
masjid sehingga
ketika bangun subuh
terkadang lewat dari
waktu subuh,
11
Apakah pola konseling
individual yang digunakan dapat
berpengaruh terhadap pribadi
anggota halaqah
Tidak selamanya
dalam kehidupan ini
selalu berkelompok
pastinya setiap
manusia memiliki
waktu untuk dirinya
sendiri dan tidak mau
diganggu oleh siapaun, kondisi
seperti ini bisa terjadi
akibat frustasi karena
masalah kuliah
ataupunmasalah
dengan kenalan dekat
sehingga menurut
saya konseling
individual ini juga
sangat dibutuhkan
oleh anggota halaqah
terutama seperti saya
agar dalam kondisi
semacam frustasi saya
bisa mengontrol diri
saya agar tidak
melakukan hal-hal
yang pada kahirnya
merugikan diri sendiri
karena jiwa yang tidak
tenang maka disitu
kesempatan setan
untuk membujuk
untuk melakukan hal-
hal yang tidak baik
12
Apakah kegiatan halaqah dengan
menggunakan pola konseling
dapat meningkatkan karakter
anggota halaqah
Anggota halaqah yang
merupakan kader dari
lembaga dakwah
kampus adalah orang- orang yang memang
harusnya memiliki
karakter yang sesuai
dengan apa yang telah
di contohkan para
Aulia, Ulama,
maupun orang-orang
soleh yang dahulu
yaitu karakter yang
saling menghargai,
menghormati antara
sesama manusia.
Itulah hakikat seorang
anggota halaqah
sebenarnya. Sehingga
peran seorang
murobbi (konselor)
adalah memberikan
penguatan-penguatan
kepada para kader
agar menjadi manusia yang berkualitas
13 Apakah seorang murobbi harus
memiliki perencanaan (planning)
dalam kegiatan halaqah
Sebagai seorang
murobbi harus
memiliki perencaan
program yang matang
dalam membina
misalnya program
penguatan ruhiyyah melalui materi-materi
yang sangat relevan
dengn kondisi kader
saat ini, seperti kisah
para Nabi atau cerita
orang-orang terdahulu
dalam
memperjuangkan
agama materi seperti
ini selain memberikan
pengetahuan juga
menambah kekuatan
bagi diri mereka
melalui ruhiyyah agar
bisa menjadi garda
terdepan dalam
mebela agama dan
kebangsaan Indonesia tercinta
14 Apakah faktor kerja sama dapat
membantu murobbi dalam
kegiatan konseling
Dalam menyelesaikan
permasalahan seperti
yang dialami oleh
satu anggota halaqah
maka itu merupakan
tanggung jawab
bersama semua
anggota halaqah
dalam menyelesaikan
masalah tersebut,
seperti masalah
masalasnya mengikuti
kegiatan-kegiatan di
lembaga dakwah
kampus, maka tugas
semua anggota
halaqah harus
menyelesaikan dan
menemukan jalan
keluar dari masalah
tersebut agar anggota
yang memiliki
masalah tadi bisa
kembali bersama-
sama bersenergi
dalam Dakwah”
15 Apakah faktor saling
menghargai dapat membantu
murobbi dalam kegiatan
konseling
“ Dalam kelompok
halaqah semua orang
dituntut untuk saling
menghargai antar
sesama karena
didalam kelompok
tersebut masing-
masing orang
memiliki kelebihan
dan kekurangan
tersendiri sehingga
saling menghargai itu
penting, contoh ada
salah satu anggota
halaqah yang
memiliki kekurangan
anggota tubuh
sehingga di awal
pertemuan dia merasa
minder untuk
bergabung dalam
kegiatan halaqah
selanjutnya selama
dua pekan anggota
tersebut tidak hadir
berdasarkan sumber
dari teman halaqah
yang lain bahwasanya
dia merasa minder
karena memiiki
kecacatan fisik, untuk
menghilangkan rasa
minder tersebut saya
berusaha meyakinkan
dia bahwa dalam
kelompok halaqah
tidak ada yang
membeda-bedakan
antara satu dengan
yang lain, semua
orang itu sama
sehingga dengan demikian anggota
tersebut kembali
bergabung dalam kelompok halaqah
16 Apakah faktor keterbukaan
dapat berpengaruh dalam
membantu murobbi dalam
kegiatan konseling
Dalam sebuah
kelompok harus ada
yang namanya
keterbukaan agar bisa
saling mengetahui
tentang kelebihan dan
kekurangan yang
dimilki oleh masing-
masing orang, karena
dalam satu kelompok
halaqah ada berbagai
macam orang yang
memiliki latar
belakang suku yang
berbeda, adat yang
berbeda, sehingga
faktor keterbukaan ini
sangat penting agar
mewujudkan
hubungan solidaritas
antar kelompok yang
baik yang sesuai
dengan tujuan
bersama
17 Apakah faktor komunikasi dapat berpengaruh terhadap jalannya
Dalam kegiatan konseling salah satu
Konseling akan berjalan baik apabila
kegiatan konseling faktor yang hubungan komunikasi
mempengaruhi antara murobbi
jalannya konseling (konselor) dengan
yaitu faktor binaan (klien) bagus
kurangnya karena untuk
komunikasi antara menempatkan suatu
kelompok halaqah masalah dan mencari
satu dengan yang lain, jalan keluar dari
faktor ini dapat masalah tersebut
menyebabkan adalah harusnya ada
keregangan antara komunikasi yang baik
satu dengan yang lain yang tepat sasaran
sehingga peran agar masalah yang
seorang murobbi dibahas dapat
adalah meciptakan diselesaikan dengan
hubungan komunikasi baik
yang baik antara satu
dengan yang lain
dalam kelompok
halaqah
18 Apakah faktor kurang percaya dapat menghambat jalannya
Anggota halaqah yang tidak memiliki
kegiatan konseling rasa percaya diri
akibat dari trauma
yang dia miliki
dimasa lalu dapat
menghambat jalannya
konseling, ada
anggota halaqah yang
memiliki masalah
sehingga
membuatnya tidak
percaya diri akibat
karena dia pernah
mengalami masalah
yang sama seperti di
bully di waktu
sekolah dan didalam
keluarganya akibat
dari kekurangan yang
dia miliki ini sangat
mengganggu mental
sang anggota halaqah
tersebut
18 Apakah faktorkeaktifan dapat
berpengaruh terhadap jalannya
kegiatan konseling
Salah satu faktor yang
menghambat jalannya
kogiatan konseling
adalah kurang
aktifnya anggota
halaqah sehingga
agenda yang
direncanakan tidak
dapat diselesaikan
akibat dari
ketidakhaidran
anggota kelompok
dalam kegiatan
halaqah
Dalam kegiatan
halaqah yang
dibutuhkan adalah
keaktifan dari anggota
halaqah maupun
murobbi dua unsur
inin harus memilik
peran penting karena
jika satu diantara
kedua ini tidak hadir
maka proses
konseling ataupun
kegiatan halaqah itu
sendiri tidak berjalan
efektif dan target
pencapaian yang telah
direncanakan tidak bisa terwujud
19 Apakah faktor emosi dapat berpengaruh terhadap jalannya
Seorang murobbi ataupun para anggota
Proses konseling akan berjalan efektif bila
kegiatan konseling halaqah seharusnya murobbi dan binaan
mampu mengontrol sama-sama mampu
emosi dalam diri mengontrol emosi
mereka sendiri karena yang berlebihan
akibat dari emosi karena emosi yang
yang berlebihan dapat tidak dapat terkontrol
mengganggu jalannya juga dapat
konseling karena mempengaruhi
seharusnya tujuan kita jalannya konseling
adalah bersama-sama maka dari itu faktor
dalam menyelesaikan Emosi juga sangat
masalah yang penting dalam suatu
dihadapi oleh para kegiatan konseling
binaan yang agar sehingga dituntut agar
binaan tersebut bisa para binaan maupun
keluar dari masalah murobbi sama-sama
yang dia hadapi tapi mampu menontrol
malah sebaliknya kita emosi pada saat
justru memperkeruh kegiatan berjalan
suasana dengan tidak
mengontrol emosi
kita
2. DOKUMENTASI
Gambar bagian 01 Ket: Wawancara Dengan Murobi
Gambar 02 Ket: Wawancara Dengan Anggota Halaqah
Gambar 03 Ket: Wawancara Dengan Ketua Umum LDK Al-Izzah IAIN Ambon
Gambar 04 Ket: Kegiatan Halaqah
Gambar 05 Ket: Sekertariat LDK Al- Izzah IAIN Ambon
54