penerapan bimbingan islam melalui...

99
PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN DEPOK Oleh: ALI ALATAS NIM. 102052025630 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M./1430 H.  

Upload: vanxuyen

Post on 01-May-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM

MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM

CURUG SAWANGAN DEPOK

Oleh:

ALI ALATAS

NIM. 102052025630

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009 M./1430 H.

 

Page 2: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

sebagai syarat mencapai gelar S1

Oleh:

ALI ALATAS

NIM. 102052025630

Di bawah Bimbingan:

Dra. NASICHAH, MA.

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009 M./1430 H.

 

Page 3: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI

METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG

SAWANGAN DEPOK telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10 Maret 2009.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 10 Maret 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Murodi, M.A. Wati Nilamsari, M.Si.

NIP. 150 254 102 NIP. 150 293 223

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. Mahmud Jalal, M.A. Drs. M. Lutfi Jamal, M.Ag.

NIP. 150 202 342 NIP. 150 268 782

Pembimbing,

Dra. Nasichah, M.A.

NIP. 150 276 298

 

Page 4: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Maret 2009

Penulis

Ali Alatas

 

Page 5: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

i

ABSTRAK

Ali Alatas

Penerapan Bimbingan Islam Melalui Metode Halaqah

pada Pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok

Hal utama yang harus dilakukan oleh umat Islam pada saat ini adalah

berupaya semaksimal mungkin kembali kepada ajaran Islam, yang dimulai dari

diri sendiri, keluarga, kerabat terdekat dan selanjutnya adalah terbentuknya

masyarakat Islami. Salah satu caranya adalah membentuk kepribadian yang sesuai

dengan ajaran Islam. Bukanlah hal mudah dalam membentuk kepribadian

seseorang tanpa adanya sebuah sarana yang intensif serta didukung oleh metode

yang tepat.

Rasulallah SAW telah memberikan contoh dengan memerankan dirinya

dengan sukses sebagai seorang pembimbing dalam membentuk kepribadian yang

sesuai dengan ajaran Islam. Dari tangan beliau lahir sosok-sosok pribadi mukmin

baru yang kelak dicatat dalam tinta emas sejarah peradaban baru Islam. Mereka

adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, ‘Ali bin Abi Thalib, Mush’ab

bin Umair, Abdurrahman bin Auf, Bilal bin Rabbah, Khadijah binti Khualid,

Ummu Sulaim, sampai Aisyah binti Abu Bakar. Hal tersebut beliau lakukan

dengan memberikan pengajaran secara intensif pada kelompok-kelompok kecil

yang disebut dengan halaqah (lingkaran).

Saat ini halaqah telah dikenal dikalangan umat Islam, terutama bagi para

aktivis politik partai PKS sebagai wadah pengkaderan. Sebutan halaqah telah

dikenal meskipun dengan sebutan yang berbeda-beda. Salah satu tujuan halaqah

yaitu membentuk pribadi Islami yang yang sesuai dengan ajaran Islam. Dengan

demikian pengajaran yang dilakukan pada metode ini bukanlah sekedar “transfer

knowlage” atau penyampaian ilmu agama Islam saja, akan tetapi di dalamnya

terdapat tuntutan pengamalan dari meteri yang telah disampaikankan oleh

murabbi (pembimbing/guru). Inilah yang membedakan antara metode halaqah

dengan metode tabligh (pidato/ceramah).

Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui tentang penerapan bimbingan

Islam yang dilakukan dengan menggunakan metode halaqah dalam membentuk

kepribadian yang Islami. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang

menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan menggunakan informasi dari

orang yang terlibat dalam objek penelitian. Sedangkan alat pengumpul data yang

digunakan adalah interview, observasi dan partisipasi aktif.

Metode yang digunakan dalam menerapkan bimbingan Islam melalui

metode halaqah adalah metode tilawah (membaca Al-Qur’an), pidato dan

taushiyah (pidato yang dilakukan oleh peserta dan pembimbing halaqah), metode

pembiasaan seperti melakukan ibadah harian, pusa sunah, tilawah Al-Qur’an, dan

lain sebagainya. Selain itu metode keteladan seperti murabbi (pembimbing) lebih

dahulu mengaktualisasikan dirinya dengan nilai-nilai keislaman.

 

Page 6: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 7: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT., atas segala

limpahan nikmat, rahmat, dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi dan skripsi ini. Tidak lupa pula lantunan shalawat dan salam semoga selalu

tercurah kepada Rasulallah SAW., beserta para sahabatnya. Semoga kelak

mendapat syafa’atnya. Amin.

Dalam pembuatan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis

dapatkan. Namun penulis bersyukur, karena telah mendapatkan banyak bantuan

dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu

perkenankanlah penulis secara khusus menyampaikan rasa terimakasih yang tulus

dan mendalam kepada:

1. Bapak Dr. H. Murodi, MA., selaku Dekan, Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA.,

selaku Pudek I, Bapak Drs. Mahmud Djalal, MA., selaku Pudek II, dan Bapak

Drs. Study Rizal LK, MA., selaku Pudek III Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

2. Bapak Drs. Muhammad Lutfi Jamal, M.Ag., selaku ketua jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam.

3. Ibu Dra. Nasichah, MA., selaku sekertaris jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam dan selaku dosen pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Beliau yang telah sabar dan banyak meluangkan waktu dan perhatiannya

dalam membimbing dan mengkoreksi tulisan ini, serta memberikan motivasi

 

Page 8: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

iii

yang tak pernah henti-hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

selesai.

4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang begitu berharga bagi

penulis selama masa perkuliahan.

5. Pimpinan dan segenap karyawan perpustakaan utama UIN dan perpustakaan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan pelayanan kepada

penulis untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ust. Tu’an (Alm), dan Ibunda Halimah

yang tak henti-hentinya memberikan semangat, do’a, dan cinta kasihnya serta

dukungan moril dan materil kepada penulis dari dahulu hingga kini dan hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi kuliah ini.

7. Kakak-kakakku, bang Solahudin dan istri, bang Yusuf Amin dan istri, Tuti

Mulyati dan suami, Mulyanah dan suami, dan Umyanah dan suami, adikku

Nurhasanah beserta suami, dan Fitri Musliha, serta keponakanku Fahmi, Fahri,

Irul, Lili, Ichal, Salfa, Alma dan Dimas tersayang yang turut memberikan do’a

dan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Kurnia Robbi, S.Ag., selaku murabbi (pembimbing) liqa Al-Qalam

Curug Sawangan Depok yang telah membantu penulis dalam memperoleh

data-data yang penulis butuhkan.

9. Sahabat-sahabat liqa Al-Qalam, Tomi Suganda, Mukis, Sukandar dan teman-

teman lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Merekalah yang

 

Page 9: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

iv

telah membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat BPI angkatan 2002 seperjuangan yang tercinta yang telah

memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, especially Muhamad

Suheri, Husnul Mubarak dan Rusdawati, serta sahabatku, Muhamad Jazuli

Maksum, yang telah banyak membantu mendapatkan buku sebagai pustaka

dalam penulisan skripsi ini.

11. Bang Rama Hadiansyah, selaku ketua ranting PKS kelurahan Curug yang

telah membantu penulis dalam memperoleh data-data yang penulis butuhkan.

12. Segenap dewan guru MI Hidayatul Athfal Curug Sawangan Depok terutama

Siti Rohmatiyah, yang telah memberikan motivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT., penulis ikhlas berserah diri, semoga

segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat

ganda dari Allag SWT. Penulis menyadari seberapapun besarnya usaha penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini, namun skripsi ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang sifatnya membangun sehingga skripsi ini akan bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Amiin Yaa Rabbal-‘Alamin.

Jakarta, 23 Maret 2009

Penulis

 

Page 10: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………...…… i

KATA PENGANTAR ……………….……………………………….……… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………...……. v

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….…….... 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………….….….. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………….……….. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………….….…… 6

D. Metodologi Penelitian ………………………………….….….. 6

E. Sistematika Penulisan ………………………………………… 9

BAB II KERANGKA TEORI ……………………………………...….. 11

A. Bimbingan Islam ………………………………………….….. 11

1. Pengertian Bimbingan Islam ……………………………… 11

2. Tujuan Bimbingan Islam ………………………….…….… 14

3. Metode Bimbingan Islam ………………………….……… 15

B. Metode Halaqah ………………………………………….…… 20

1. Pengertian Metode Halaqah ……………………………... 20

2. Unsur-unsur Halaqah ……………………………….…..... 22

3. Klasifikasi Halaqah ………………………………….…… 25

4. Halaqah dalam Prespektif Sejarah Kebudayaan

Islam …………………………………………………….... 28

BAB III GAMBARAN UMUM PENGAJIAN AL-QALAM …….…… 34

A. Letak Geografis Pengajian Al-Qalam ……………………… 34

 

Page 11: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

vi

B. Latar Belakang Trebentuknya Pengajian Al-Qalam ……..... 34

C. Tujuan Terbentuknya Pengajian Al-Qalam ………………... 35

D. Aktifitas Pengajian Al-Qalam ………………………....…… 37

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA …….…….. 41

A. Penerapan Bimbingan Islam Melalui Metode Halaqah

Pada Pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok …......…… 41

1. Metode Halaqah dalam Bimbingan Islam

Pada Pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok ……… 42

a. Metode ………………………………………………… 42

1) Metode Ceramah dan Taushiyah …………….…… 42

2) Metode Individual ………………………………… 43

3) Metode Kelompok ………………………….……… 44

4) Metode Tilawah Al-Qur’an ………………...…….. 45

5) Metode Daurah, Mabit, Rihlah dan

Tadabbur Alam …………………………………….….. 45

6) Metode Pembiasaan …………….……………….… 48

7) Metode Keteladan …………………………………. 50

2. Waktu ……………………………………………………... 52

3. Tempat ……………………………………………………. 53

4. Materi ……………………………………………………... 54

5. Sasaran ……………………………………………………. 56

B. Hasil Pembinaan …………………………………………….… 57

C. Faktor Pendukung dan Penghambat

 

Page 12: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

vii

Penerapan Bimbingan Islam Melalui

Metode Halaqah PadaPengajian Al-Qalam ………………….. 59

1. Faktor Pendukung ……………………………………….... 62

2. Faktor Penghambat ………………………………….….…. 63

BAB V PENUTUP ……………………………………………………..… 64

A. Kesimpulan …………………………………………………… 64

B. Saran ………………………………………………………….. 66

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 68

LAMPIRAN

 

Page 13: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 14: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan suatu bagian yang pasti dalam kehidupan umat

Islam. Dalam ajaran Islam ia merupakan suatu kewajiban yang dibebankan

oleh agama kepada pemeluknya. Sehingga dengan demikian dakwah bukanlah

semata-mata timbul dari pribadi atau golongan yang melaksanakannya,

melainkan perintah Allah kepada pribadi atau golongan umat Islam.Hal ini

diterangkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Ali-

Imran : 104).

Dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsafan atau

mengubah situasi yang kurang baik kepada situasi yang lebih baik dan

sempurna, baik terhadap pribadi, keluarga dan kehidupan sosial.

Perwujudan dakwah bukanlah sekedar usaha peningkatan pemahaman

keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju

sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, dakwah harus

 

Page 15: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

2

berperan lebih maju menuju kepada pelaksanaan atau pengamalan ajaran

Islam yang lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.1

Ada dua tahapan dakwah, yakni dakwah umum (‘ammah) dan dakwah

khusus (khashshah). Dakwah umum (‘ammah) adalah dakwah yang ditujukan

kepada masyarakat umum tanpa adanya hubungan yang intensif antara da’i

dan mad’u. Sebagian besar dakwah yang ada di masjid-masjid dan media

massa adalah dakwah ‘ammah. Follow up (kelanjutan) dari dakwah ‘ammah

adalah dakwah khashshah. Yakni dakwah kepada orang-orang terbatas yang

ingin bersungguh-sungguh mengamalkan Islam. 2

Menurut pengamatan penulis, fenomena dakwah yang dilakukan saat

ini yang ada pada mayarakat di sekitar tempat penulis tinggal, pada umumnya

hanya berupa ceramah agama dalam acara ceremonial saja, seperti acara

peringatan maulid nabi, peringatan Isra’ Mi’raj, peringatan Nuzulul Qur’an

dan lain sebagainya. Menurut penulis, dakwah tersebut kurang efektif

dirasakan karena tidak ada kelanjutan (follow up) terhadap pesan/materi

dakwah yang disampaikan oleh penceramah. Selain itu penyampaiannya

bersifat monoton. Hal ini memungkinkan akan terjadinya pemahaman yang

keliru akibat miss informasi/salah tanggap terhadap si mad’u.

Di samping itu, pada pelaksanaannya terdapat suasana yang tidak

kondusif sehingga pesan dakwah yang disampaikan oleh penceramah sangat

sedikit terserap oleh mad’u bahkan tidak sama sekali. Hal tersebut tidak

1 M. Quraiysh Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung, Penerbit Mizan, 1999), Cet. Ke-

XX h. 114. 2 Satria Hadi Lubis, Menjadi Murabbi Sukses, (Jakarta: Kreasi Cerdas utama, 2003), Cet.

ke-2,, h. 3.

 

Page 16: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

3

memberikan perubahan secara maksimal terhadap mad’u tentang wawasan

ajaran Islam dan pengamalannnya dalam kehidupan sehari-hari.

Hubungan antara dai dan mad’u berlangsung intensif pada dakwah

khashshah. Umumnya mad’u pada tahapan dakwah khusus ini berkumpul

pada kelompok-kelompok kecil berjumlah 3-12 orang yang disebut dengan

halaqah (lingkaran). Di dalam halaqah inilah terdapat murabbi

(pembimbing/da’i).

Peran Murabbi berbeda dengan peran ustadz, muballigh atau

penceramah pada tataran dakwah ‘ammah. Jika peran muballigh titik tekannya

pada penyampaian materi-materi Islam secara menarik dan menyentuh hati,

maka da’i (murabbi) pada tataran dakwah khashshah memiliki peran yang

lebih kompleks dan dinamis. Murabbi perlu melakukan hubungan yang

intensif dengan mad’unya. Ia perlu mengenal ‘luar dalam’ mad’unya melalui

hubungan yang dekat dan akrab. Selain memberikan matrei bimbingan Islam

secara istimrar (kontinyu), ia juga memiliki tanggung jawab mendorong

mad’unya untuk mengamalkannya. Selain itu, ia juga membantu permasalahan

mad’unya, sekaligus bertindak sebagai pembina mental, spiritual, dan bahkan

jasmani mad’unya. Peran ini relatif tidak ada pada diri seorang muballigh

dalam tataran dakwah ‘ammah.3

Istilah halaqah saat ini sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita

dan dapat kita jumpai di mana-mana, baik di sekolah, kampus, kantor, masjid

dan lain sebagainya. Dibeberapa kalangan, halaqah disebut juga dengan

3 Ibid., h. 3.

 

Page 17: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

4

usrah, mentoring, monitoring, ta’lim, tarbiyah, pengajian kelompok dan lain-

lain.4

Salah satu tujuan halaqah adalah untuk membentuk pribadi muslim

yang baik, Islami dan da’i.5 Maksudnya adalah halaqah merupakan sarana

efektif untuk melahirkan kader-kader Islam yang tangguh dan siap berkorban

memperjuangkan Islam. Dengan terbentuknya kader-kader Islami melalui

sistem halaqah, maka di dalam tubuh umat akan lahir orang-orang yang

senantiasa berdakwah kepada kebenaran dan pengamalan ajaran Islam.

Di dalam halaqah seorang murabbi (pembimbing) sangat berperan

sekali dalam mewujudkan tujuan tersebut. Seorang murabbi akan

membimbing mutarabbi (peserta halaqah) dengan memberikan berbagai

materi agama Islam secara bertahap dan istimrar (kontinyu), serta dengan

metode yang bervariasi. Hal ini bertujuan agar mutarabbi (peserta) tidak

merasa jemu dan bosan.6

Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih

mendalam lagi tentang penerapan bimbingan Islam melalui metode halaqah

yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul: “Penerapan Bimbingan

Islam Melalui ‘Metode Halaqah’ pada Pengajian Al-Qalam Curug

Sawangan - Depok”, karena penulis cermati bahwa metode tabligh yang

selama ini dilakukan oleh para juru dakwah pada umumnya hanya menjadi

ceremonial biasa, sehingga pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i tidak

4 Satria Hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqah (Usrah), (Tangerang: FBA Press, 2006),

h.vii. 5 Satria Hadi Lubis, Buku Pintar Mengelola Halaqah, (Tangerang: FBA Press, 2006), h.144

6 Ibid., h. 236-237.

 

Page 18: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

5

sepenuhnya diterima oleh mad’u, bahkan tidak sama sekali terlebih kepada

pengamalannya.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang penulis paparkan dalam pendahuluan,

bahwasanya bimbingan Islam yang disampaikan oleh murabbi (pembimbing)

dilakukan secara istimrar (terus-menerus), dalam suasana yang kondusif serta

pelaksanaan bimbingan yang tidak monoton. Hal ini dilakukan agar murabbi

(pembimbing) dapat melakukan hubungan yang intensif dengan mad’unya.

Dengan demikian, sebagai objek yang diteliti pada pembuatan skripsi ini

adalah dua orang peserta/pengurus dan satu orang murabbi pada lingkup

kelompok pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, ada 4 kelompok

pengajian dengan metode halaqah yang terdapat di Curug Sawangan. Dalam

penelitian ini penulis membatasi pada satu kelompok halaqah yakni pengajian

Al-Qalam dengan jumlah pesertanya sebanyak 6 orang dengan kreteria

sebagai berikut: (1) Peserta Halaqah yang aktif mengikuti pengajian, (2) lama

mengikuti Halaqah minimal 1 tahun, dan (3) belum menikah. Peneliti

memfokuskan penelitian ini pada penerapan bimbingan Islam melalui metode

halaqah pada pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok.

Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah mencari data,

maka penulis merumuskan pada pembahasan skripsi ini, dalam bentuk

pertanyaan sederhana sebagai berikut, yaitu:

 

Page 19: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

6

1. Bagaimana metode halqoh diterapkan pada bimbingan Islam dipengajian

Al-Qalam, Curug Sawangan?

2. Bagaimanakah hasil yang dicapai oleh para peserta pengajian Al-Qalam

Curug Sawangan?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan metode halaqah

pada bimbimbingan Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Diketahuinya penerapan bimbingan Islam melalui “metode halaqah’

yang dilaksanakan di pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok;

b. Diketahuinya hasil yang dicapai metode halaqah pada bimbingan

Islam.

c. Diketahuinya faktor pendukung dan penghambat metode halaqah

dalam bimbingan Islam.

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk menambah wawasan, informasi dan pengetahuan mahasiswa

pada umumnya, dan penulis pada khususnya tentang bagaimana

metode halaqah diterapkan dalam bimbingan Islam;

b. Dapat menjadi bahan bacaan atau literatur pada Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

 

Page 20: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

7

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan lamanya dimulai dari bulan

Juli 2008 hingga Januari 2009. Adapun tempat penelitiannya adalah

pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok.

2. Metode

Penelitian yang saya ajukan ini menggunakan metode penelitian

kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan

menggunakan informasi dari orang yang terlibat dalam objek penelitian.7

Sedangkan desain penelitiannya adalah eksploratif yaitu penelitian yang

menjelajahi semua objek yang dicari dan bukan memprediksi relasi yang

dicari dan ditemukan.8 Adapun sumber utama penelitian ini adalah objek

lapangan, dalam hal ini penerapan bimbingan Islam melalui metode

halaqah.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari informan/subjek

penelitian dan situasi-situasi yang terjadi pada waktu penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun hal yang terkait

lainnya.

4. Teknik Pengambilan Data

7 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1989),Cet.Ke-2.h.3 8 Ibid.,h.30

 

Page 21: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

8

Guna mendapatkan data dari penelitian lapangan ini penelitian

menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Wawancara yaitu dialog yang yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan

kepada para peserta halaqah dan Murabbi (sang pengajar).

b. Observasi yaitu aktivitas pengamatan meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indera.9 Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang ada

dilapangan seperti gambaran pengajian Al-Qalam, kegiatan bimbingan

Islam serta keadaan peserta pengajian.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah murabbi (pembimbing)

dan peserta halaqah pada pengajian Al-Qalam, sedangkan objek

penelitianya adalah penerapan bimbingan Islam melalui metode Halaqah.

6. Alat Bantu Pengumpulan Data

Alat bantu yang digunakan pada penelitian ini adalah pedoman

wawancara, alat tulis dan perekam suara (tape recorder).

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dilakukan dengan menggambarkan data yang

diperoleh secara kualitatif untuk memberikan makna pada data dan

menjelaskan pada pola atau kategori yang dibuat berdasarkan temuan

lapangan, dan selanjutnya dicari hubungan antar kata kunci atas temuan

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneka

Cipta, 1996), h.145

 

Page 22: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

9

lapangan untuk kemudian dianalisa berdasarkan teori-teori yang relevan

dalam penelitian ini.

Adapun pedoman yang menjadikan sandaran penulis dalam

penyusunan skripsi ini adalah buku pedoman yang diterbitkan oleh UIN

jakarta Press, yaitu: ”Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi)” yang dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun

2007, Cet. ke-2.

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan dalam skripsi ini terdiri dari lima BAB. Penyusunan

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi kerangka umum penulisan skripsi, yaitu: Latar

Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi penelitian, Alat

Bantu Pengumpulan Data dan Teknik Analisa.

BAB II : KERANGKA TEORI

Mengenai Gambaran Umum Bimbingan yang meliputi;

Pengertian Bimbingan Islam, Tujuan Bimbingan Islam, dan

Metode Bimbingan Islam. Kemudian Gambaran Umum

Tentang Metode Halaqah; meliputi: Pengertian Metode

Halaqah, Unsur-unsur Halaqah, Klasifikasi Halaqah dan

Halaqah dalam Perspektif Sejarah Kebudayaan Islam.

 

Page 23: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

10

BAB III : GAMBARAN UMUM

Tentang pengajian Al-Qalam yang meliputi, Letak

Geografis, Latar Belakang dan Tujuan terbentuknya

Pengajian Al-Qalam, Aktivitas dan Meteri pengajian Al-

Qalam.

BAB IV : TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Yaitu Penerapan Bimbingan Islam melalui “Metode

Halaqah” pada Bimbingan Islam di Pengajian Al-Qalam

Curug Sawangan Depok meliputi; Penerapan, Metode,

Waktu, Tempat dan Materi. Kemudian Hasil Pembinaan

Melalui Metode Halaqah pada Pengajian Al-Qalam serta

Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan

Metode Halaqah.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang Kesimpulan dan Saran-saran.

 

Page 24: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 25: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

11

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Bimbingan Islam

1. Pengertian Bimbingan

Manusia adalah makhluk sosial. Ia senantiasa memerlukan

bantuan orang lain. Dalam masalah pendidikan, bantuan ini disebut

bimbingan atau guidance.10

Dalam buku “Ensiklopedi Pendidikan”

dijelaskan bahwa kata “guidance” berarti “bimbingan”.11

Kata guidance

itu sendiri selain diartikan bimbingan bantuan, juga diartikan pimpinan,

arahan, pedoman, dan petunjuk.12

Para ahli memberikan pengertian berbeda-beda sesuai dengan titik

pandang masing-masing. Untuk dapat pengertian yang lebih jelas yang

dikemukakan oleh para ahli tersebut, berikut ini penulis mengutip

beberapa definisi.

Menurut Abu Ahmadi dan Ahmad Royani H.M. dalam bukunya

“Bimbingan dan Konseling di Sekolah” memberikan pengertian kata

guidance sebagai berikut: Kata guidance berasal dari kata dasar “to

guide” artinya menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan,

mengemudikan dan juga diartikan sebagai bimbingan atau bantuan.13

Menurut M. Arifin M. Ed., bimbingan atau guidance adalah

10

Muhammad Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan untuk Fakultas Tarbiyah,

Komponen MKDK, (Pustaka Setia, 1998), Cet. 1, h. 9 11

Soegarda Poerbakawatja, dan HAH Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: PT

Gunung Agung, 1981), h. 61. 12

Muhammad Umar, Sartono, Bimbingan,.Ibid,. 13

Abu Ahmad dan Ahmad Royani H.M., Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(Jakarta:

PT Rineka Cipta, 1991), Cet. ke-1, h. 21

 

Page 26: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

12

“menunjukan”; “membimbing” atau “menuntun” orang ke jalan yang

benar. Jadi kata “guidance” berarti pemberian petunjuk; pemberian

bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.14

Kata guidance berasal dari kata dasar “to guide” artinya

menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan dan

juga diartikan sebagai bimbingan atau bantuan.15

Djumhur & Moh. Surya dalam bukunya “Bimbingan dan

Penyuluhan di Sekolah” memberikan pengertian bimbingan secara luas

sebagai berikut:

“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus

menerus dan sistimatis kepada individu dalam memecahkan masalah

yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya

(self acceptance), kemampuan untuk menerima dirinya (realization),

kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self realization), dan

kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik dalam

keluarga, sekolah maupun masyarakat.”16

Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya “Bimbingan dan Penyuluhan

Belajar di Sekolah” menjelaskan:

“Bimbingan adalah suatu proses yang diberikan kepada seseorang

agar mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, mengenal

dirinya sendiri, mengatasi persoalan, sehingga mereka dapat

menentukan sendiri jalan hidupnya sehingga bertanggung jawab tanpa

bergantung kepada orang lain.”17

14

M. Arifin, Pokok-pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama (di Sekolah dan di

Luar Sekolah), (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 18. 15

Abu Ahmad dan Ahmad Royani H.M., Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(Jakarta:

PT Rineka Cipta, 1991), Cet. ke-1, h. 21 16

Djumhur & Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance &

Counceling), (Bandung: CV Ilmu, 1975), h. 28 17

Rachman Natawijaya, Peran Guru dalam Bimbingan di Sekolah, (Bandung: CV

Abardin, 1998), Cet. Ke-1, h 7

 

Page 27: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

13

Rochman Natawidjaya dalam bukunya “Peran Guru dalam

Bimbingan Sekolah” mendevinisikan bimbingan secara luas sebagai

berikut:

“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu

tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan

dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan

keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat serta kehidupan

pada umumnya. Dengan demikian ia dapat mencapai kebahagiaan

hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada

kehidupan manusia pada umumnya. Bimbingan membantu individu

mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat difahami bahwa proses

bantuan yang terus menerus terhadap individu baik anak, remaja, maupun

orang dewasa agar mereka mampu mengembangkan dirinya sendiri, dan

bersikap mandiri dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan

sarana-sarana yang ada.

Adapun pengertian bimbingan Islam adalah proses pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat.18

Dalam Al-Qur’an Allah SWT menjelaskan bahwa Al-Qur’an

adalah sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan manusia

akan siksaan yang sangat pedih dan pemberi berita gembira kepada

orang-orang yang beriman. Ayat ini merupakan salah satu landasan dari

bimbingan Islam. Ayat tersebut berbunyi:

18

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2004), h. 4.

 

Page 28: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

14

Artinya: “ Segala puji bagi Allah yang Telah menurunkan kepada hamba-

Nya Al Kitab (Al-Quran) dan dia tidak mengadakan kebengkokan

di dalamnya; Sebagai bimbingan yang lurus, untuk

memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan

memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman,

yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat

pembalasan yang baik,” (Q.S. Al-Kahfi : 1-2)

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam

Berdasarkan rumusan tentang pengertian bimbngan di atas,

maka tujuan dari bimbingan dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Tujuan umum

Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat.

b. Tujuan khusus

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

2) Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah

bagi dirinya dan orang lain.19

Dengan memperhatikan tujuan umum dan tujuan khusus di

atas, maka fungsi bimbingan Islam adalah:

a. Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau

mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

b. Fungsi kuratif atau korektif, yakni membantu individu

memecahkan masalah yang sedang dihadapinya atau dialaminya.

c. Fungsi preservative, yakni membantu individu menjaga agar

situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah)

menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama.

d. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu

individu menjaga agar situasi dan kondisi yang telah baik agar

19

Ibid., h. 4

 

Page 29: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

15

tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak

memungkinkannya muncul masalah baginya.20

3. Metode Bimbingan Islam

Untuk dapat mencapai tujuan bimbingan Islam, dalam

penerapannya bimbingan memerlukan metode. Kata metode berasal

dari dua kata yaitu “meta dan Hodos”. Meta artinya melalui dan

hodos artinya jalan. Maka pengertian metode adalah jalan yang harus

ditempuh untuk mencapai tujuan.21

Metode adalah cara/sistem teratur

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai

sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan.22

Menurut Aunur Rahim Faqih di dalam bukunya “Bimbingan

dan Konseling Islam”, metode bimbingan Islam dapat dikelompokkan

menjadi dua, yakni:

1) Metode langsung (metode komunikasi langsung)

Yaitu metode dimana pembimbing melakukan komunikasi

langsung (bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya.

a. Metode individual

Dalam hal ini pembimbing melakukan komunikasi langsung

secara individual dengan yang dibimbing (klien). Hal ini dapat

dilakukan dengan percakapan pribadi, kunjungan ke rumah

(home visit) dan observasi kerja.

b. Metode kelompok

Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien

dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi

20

Ibid., h. 37. 21

HM. Arifin, ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Cet. Ke-2, h. 10 22

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. ke-1, h. 740

 

Page 30: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

16

kelompok, karyawisata, sosiodarma, psikodrama, group

teaching.

2) Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung)

Yaitu metode bimbingan atau konseling yang dilakukan melalui

media komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan dengan secara

individual maupun kelompok. Metode yang digunakan adalah:

a. Metode individual, dilakukan melaui surat menyurat, telpon,

fax, dan email.

b. Metode kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan,

surat kabar/majalah, brosur, radio, televisi.23

Bimbingan Islam merupakan salah satu upaya untuk

menanamkan kebiasaan sikap watak (akhlak) kepada para peserta

bimbingannya agar terbiasa melakukan perbuatan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu figure seorang pembimbing

sangat berperan untuk membentuk seorang manusia yang mengabdi

kepada Allah SWT.

Timbulnya tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan tidaklah

timbul dengan sendirinya, melainkan melalui berbagai proses. Menurut

Dr. Musfir bin Said Az-Zahrani di dalam bukunya “Konseling Terapi”

menyatakan teori tentang metode bimbingan Islam adalah sebagai

berikut:

1. Metode Keteladan

Metode keteladan berarti metode dengan memberikan

contoh kepada peserta didik baik berupa tingkah laku, sifat, cara

berfikir, keterampilan dan sebagainya.24

Seorang pembimbing akan

merasa mudah menyampaikan secara lisan, namun belum tentu

23

Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 54-55. 24

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet, Ke-

2, h. 178.

 

Page 31: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

17

dapat diterima oleh peserta didiknya. Untuk mengatasinya, maka

pembimbing harus memberikan contoh atau keteladan. Misalnya

menganjurkan agar mau bershadaqah, maka seorang pembimbing

harus memulainya terlebih dahulu melakukan shadaqah. Mengenai

keteladan, Allah SWT telah menyebutkan dalam firmannya surat

Al-Ahzab ayat 21 berikut:

Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah.”

Akhlak manusia dapat terbentuk dengan sangat cepat ketika

berangkat dengan dasar kesadaran. Kesadaran itu sendiri

merupakan respon yang diberikan manusia dari rangsangan

(stimulus) yang dicontohkan oleh manusia supaya tingkahlaku

manusia yang melihat dapat merespon dengan cara menirukan

prilaku yang dicontohkan.

Jika pembimbing menginginkan peserta

didik/bimbingannya memiliki akhlak yang mulia, maka

pembimbing terlebih dahulu harus memiliki akhlak terebut dan

mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikatakan oleh Abdullah Nashih Ulwan

 

Page 32: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

18

bahwasanya “ketelaan dalam pendidikan merupakan metode

influentif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam

mempersiapkan dan membentuk anak di dalam moral, spiritual,

dan social.”25

2. Metode Penalaran Logis

Metode penalaran logis adalah cara menyampaikan sesuatu hal

kepada orang lain dalam bentuk dialog dengan menggunakan akal

dan perasaan individu. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-

Hujurat ayat 12 berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan

purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari

purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari

keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu

sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka

memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka

tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima

Taubat lagi Maha Penyayang.”

Contoh penalaran logis yang diterapkan oleh pembimbing

misalnya: berdialog dari sudut pandang Islam mengenai musibah

yang terjadi di kalangan umat Islam seperti bencana tsunami,

konflik di Poso, konflik di jalur Gaza Palestina, dan lain

sebagainya.

25

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Asy-

Syifa, 1990), Cet, Ke-2, h. 2.

 

Page 33: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

19

3. Metode Cerita (kisah)

Metode cerita adalah suatu cara penyampaian dalam bentuk

cerita. Cerita merupakan media yang efektif untuk menanamkan

nilai-nilai akhlak yang baik, sekaligus membentuk karakter sesuai

dengan nilai rligi yang disampaikan dan pada akhirnya dapat

membentuk sebuah kepribadian. Islam menyadari sifat alamiyah

manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar

terhadap perasaan. Oleh karena itu metode cerita dijadikan sebagai

salah satu pendidikan.26

Adapun metode cerita yang disampaikan hendaknya

mengandung muatan tentang keimanan (tauhid), akhlak budi

pekerti, hukum dan contoh-contoh teladan, sehingga yang

mendengarkan cerita dapat mendeskripsikan ataupun dapat

mengambil pelajaran dari apa yang telah ia dengarkan dalam cerita.

Dalam hal ini Allah menegaskan dalam firman-Nya berikut:

Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat

pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al

Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan

menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan

rahmat bagi kaum yang beriman” (Q.S. Yusuf : 111).

26

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001). Cet.

Ke-4, h. 97.

 

Page 34: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

20

Contoh metode cerita yang diterapkan misalnya

menceritakan kisah-kisah teladan para nabi dan para rasul,

kemudian peserta mendedeskripsikan ibrah (manfaat yang dapat

diambil) dari kisah-kisah tersebut.

B. Pengertian, ”Metode Halaqah”

1. Pengertian “Metode Halaqah”

Kata “halaqah” sudah menjadi umum kita jumpai di lingkungan

kaum muslimin pada saat ini terutama bagi para aktivis politik partai PKS

sebagai wadah pengkaderan, walau mungkin dengan nama yang berbeda-

beda. Berikut ini adalah kutipan dari Satria Hadi Lubis dalam bukunya

yang berjudul “Rahasia Kesuksesan Halaqah (Usrah)” sebagai berikut:

”Seperti diketahui, saat ini kita dapat menjumpai fenomena

maraknya halaqah/usrah dimana-mana. Baik di kampus, sekolah,

masjid maupun di rumah-rumah penduduk. Ini bukan yang terjadi di

Indonesia, tapi juga di negara Islam lainnya. Fenomena halaqah (di

beberapa kalangan disebut juga dengan usrah, monitoring, ta’lim,

tarbiyah, pengajian kelompok dan lain-lain), merupakan fenomena

yang wajar. Seiring dengan makin banyaknya orang yang kembali

pada Islam. Halaqah diyakini oleh mereka yang mengikutinya sebagai

sarana yang efektif untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara

rutin dan konsisten.”27

Halaqah atau usrah adalah sebuah istilah yang ada hubungannya

dengan dunia pendidikan atau pengajaran Islam (tarbiyah Islamiyah).28

Dalam kamus Bahasa Arab kata “ ,berarti putaran, bulatan “ حلقة

lingkaran.29

Istilah halaqah (lingkaran) biasanya digunakan untuk

27

Satria Hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqah (Usroh), (Tangerang: FBA Press,

2006) Cet. ke-1, h.vii 28

Ibid., h. 1 29

Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,

(Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Karpyak, 1996), Cet. ke-1, h. 791.

 

Page 35: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

21

menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji

Islam. Jumlah kecil dalam kelompok tersebut berkisar antara 3-12 orang.30

Satria Hadi Lubis dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar

Mengelola Halaqah” menjelaskan pengertian halaqah sebagai berikut:

“Halaqah adalah kelompok pengajian Islam dengan jumlah anggota

terbatas biasanya tidak lebih dari 12 orang; Halaqah adalah sekelompok

orang yang mempelajari Islam secara kontinyu dan dibimbing oleh

seorang murabbi (pembimbing/pembina).”31

Dalam buku “Ensiklopedi Islam Ringkas” mendevinisikan halaqah

secara umum sebagai berikut: “Halaqah adalah kerumunan para

pendengar yang duduk memutar mengelilingi seorang guru pada sebuah

masjid, istilah ini pada umumnya di fahami sebagai para sahabat yang

hadir dalam pengajaran nabi Muhammad SAW.”32

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa halaqah

adalah sekelompok orang (berjumlah 3-12 orang) yang duduk melingkar

mempelajari Islam secara kontinyu dan murabbi berada diantara mad’u

(peserta halaqah). Di beberapa kalangan aktivis dakwah Halaqah sering

dikenal dengan sebutan usrah, monitoring, ta’lim, tarbiyah, pengajian

kelompok, mentoring, dan liqa’. Apapun sebutannya, halaqah merupakan

sarana untuk dakwah Islam.

30

Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqah, h. 1. 31

Satria Hadi Lubis, Buku Pintar Mengelola Halaqah (Tangerang: FBA Press, 2006)

Cet. ke-1, h.144 32

Ghufron A. Masadi, Ed, Cyirl Glasse, Ensiklopedi Islam Ringkas, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002), Edisi 1, Cet. Ke-3, h. 123.

 

Page 36: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

22

Metode halaqah adalah cara belajar dengan posisi duduk

melingkar dan Murabbi (sang pengajar) berada di antara mad’u (murid-

murid)nya. Metode belajar yang digunakan bersifat sistematis dan

istimrari (kontinyu) dan biah (lingkungan) yang digunakan harus bersifat

kondusif (Islami dan suci dari nilai-nilai kejahiliyahan).

Halaqah merupakan sebuah sarana pendidikan non formal yang

telah dilakukan oleh aktivis partai politik PKS sebagai suatu wadah

pengkaderan/perekrutan sebagai anggota atau simpatisan partai. Mereka

(anggota halaqah) digembleng (dididik) oleh seorang murabbi (guru)

dalam pemahamannya tentang ajaran Islam, membiasakan beramal jama’I

(melakukan perbuatan baik terhadap orang lain) serta dilatih untuk dapat

mengaktualisasikan dirinya dalam mewujudkan nilai keislaman.

2. Unsur-Unsur Halaqah

Ada dua unsur dalam kegiatan halaqah yaitu murabbi (pendidik

atau pembimbing) dan mutarabbi (peserta/mad’u). Kegiatan halaqah

tidak akan terlaksana apabila salah satu unsur tersebut tidak ada.

a. Murabbi

Murabbi (sebutan bagi laki-laki) atau murabbiyah (untuk

perempuan) artinya pendidik atau pengasuh. Sosok yang membina

secara aktif para mad’u (objek dakwah) dalam suatu halaqah.33

Murabbi disebut juga dengan mentor, pembina, ustadz (guru), mas’ul

(penganggung jawab), atau naqib (pemimpin). Murabbi juga berarti

33

Satria Hadi Lubis, Menjadi Murabbi Sukses, (Jakarta: Kreasi Cerdas utama, 2003), Cet.

ke-2, h. 171.

 

Page 37: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

23

orang yang melakukan proses pengajaran melalui halaqah dan

bertanggung jawab untuk mengantarkan peserta mencapai tujuan

halaqah. Seorang murabbi berperan sebagai seorang pembimbing

dalam kelangsungan halaqah.34

Peran Murabbi selain sebagai seorang pembimbing yang

membina mad’u dalam halaqah, ia juga bertindak sebagai qiyadah

(pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan shahabah (sahabat)

bagi mad’unya. Peran yang multifungsi itu menyebabkan seorang

murabbi perlu memiliki berbagai keterampilan, antara lain

keterampilan memimpin, mengajar, membimbing, dan bergaul.

Biasanya keterampilan tersebut akan berkembang sesuai dengan

bertambahnya pengetahuan dan penglalaman seseorang menjadi

murabbi.35

b. Peserta Halaqah

Peserta halaqah adalah orang yang mengikuti kegiatan

halaqah. Peserta halaqah disebut juga dengan mutarabbi atau

mad’u. Jumlah peserta dalam halaqah dibatasi antara 3-12 orang.36

Peserta halaqah dibatasi jumlahnya untuk memberi ruang

interaksi yang cukup antara murabbi dengan peserta halaqah. Agar

murabbi dapat memiliki kesempatan yang cukup untuk mengenal dan

mengakrabkan diri dengan peserta halaqah, sehingga dari situ dapat

terjalin ukhuwah Islamiyah antara murabbi dengan peserta halaqah.

34

Ibid., h. 171. 35

Ibid., h. 3. 36

Lubis, Buku Pintar Mengelola Halaqah., h.200.

 

Page 38: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

24

Jika peserta terlalu banyak maka kesempatan untuk

berinteraksi menjadi kurang, sehingga salah satu tujuan halaqah yaitu

menjalin ukhuwah/Persaudaraan, jadi sulit terealisir. Hal ini

berdampak lebih lanjut kepada sulitnya murabbi untuk memberikan

“obat” yang tepat kepada “penyakit” mad’unya, karena ia tidak

mengenal dengan baik peserta halaqahnya. Dampak lebih lanjut

adalah semakin sulit bagi murabbi dalam membentuk kepribadian

Islami pada diri peserta untuk memberikan terapi yang tepat kepada

peserta halaqahnya.

Karena itulah, peserta halaqah perlu dibatasi jumlahnya.

Jumlah yang ideal adalah tidak lebih dari 12 orang. Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa jumlah peserta yang lebih dari 12 orang

akan cukup menyulitkan bagi murabbi untuk berinteraksi secara

akrab dengan peserta halaqahnya.

Selain itu, juga karena alasan historis. Nabi Isa as ketika

membina khawariyyun (pengikut setia) berjumlah 12 orang.

Kemudian nabi Muhammad SAW ketika melakukan bai’at pertama

(bai’atul aqabah I) kepada sahabat utamanya juga berjumlah 12

orang.37

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembatasan

jumlah peserta halaqah bukan untuk eklusivitas, tetapi untuk

mempermudah berinteraksi dalam rangka mewujudkan ukhuwah

37

Ibid. h.201.

 

Page 39: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

25

Islamiyah. Untuk lebih jelas lagi beberapa alasan pembatasan jumlah

peserta halaqah, antara lain adalah:

1) Memudahkan murabbi untuk mengenal dan mengakrabkan diri

serta berinteraksi secara akrab kepada peserta halaqahnya

2) Mempermudah bagi sesama peserta untuk saling berinteraksi satu

dengan yang lainnya dalam menjalin ukhuwah Islamiyah

3) Agar pemberian materi lebih bersifat kondusif

4) Memudahkan murabbi untuk memberikan terapi yang tepat serta

membentuk kepribadian Islami peserta halaqahnya

5) Alasan historis.

3. Klasifikasi Halaqah

Dilihat dari hasil yang dicapai sukses atau tidaknya, halaqah dapat

di klasifikasikan menjadi dua bagian yaitu halaqah dinamis dan halaqah

produktif.

Halaqah yang dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan

bergerak secara berubah-ubah (tidak monoton), sehingga menumbuhkan

kegairahan dan menghilangkan kejenuhan. Dengan demikian akan

menghasilkan anggota yang memiliki tingkat kekompakan yang tinggi

(solid).38

Halaqah dinamis lebih condong kepada tataran proses.

Sedangkan halaqah yang produktif berarti halaqah yang berhasil

mencapai kuantitas dan kualitas dari tujuan yang ditetapkan. Semakin

banyak dan berkualitas sasaran-sasaran yang dicapai oleh sebuah halaqah,

38

Ibid., h.231.

 

Page 40: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

26

berarti semakin produktif halaqah tersebut.39

Halaqah produktif lebih

condong kepada tataran tujuan halaqah (output).

Halaqah membutuhkan produktivitas dan dinamisasi,40

sebab

halaqah adalah kumpulan manusia yang ingin maju (produktif) dan ingin

merasakan nikmatnya ukhuwah/persaudaraan (dinamisasi).

Dalam kenyataannya, tidak semua halaqah sukses (muntijah).

Karena tentu sangat sulit untuk membentuk halaqah yang brorientasi pada

kesuksesan. Jika halaqah diklasifikasikan berdasarkan dinamisasi dan

produktivitas, paling sedikit ada lima tipe halaqah yang dapat diamati;

yaitu: Halaqah tipe sukses (muntijah), tipe paguyuban, tipe jenuh, tipe

sedang dan halaqah tipe rendah.41

Berikut penjelasannya.

a. Tipe Halaqah Muntijah (sukses)

Tipe muntijah (sukses) adalah halaqah yang faktor dinamisasi

dan faktor produktivitasnya tinggi, dinamisasi dalam melakukan proses

dan produktif dalam mencapai tujuan berjalan secara seimbang.

Halaqah yang memiliki tingkat ukhuwah/persaudaraan dan

kekompakan yang tinggi serta mencapai tingkat sasaran yang tinggi

pula. Inilah halaqah yang tingkat prestasinya paling baik dan menjadi

idaman setiap aktivis dakwah.

b. Tipe Halaqah Paguyuban

Tipe paguyuban adalah halaqah yang faktor dinamisasinya

tinggi, namun pada saat bersamaan faktor produktivitasnya rendah.

39

Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqah., h. 63 40

Ibid., h. 61 41

Ibid., h. 15

 

Page 41: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

27

Halaqah yang solid/akrab, anggotanya memiliki tingkat

ukhuwah/persaudaraan yang tinggi, disisi lain memiliki sasaran

tarbiyah yang rendah.42

Artinya halaqah yang kompak akan tetapi

kurang bermutu.

c. Tipe Halaqah Jenuh

Tipe jenuh adalah halaqah yang faktor dinamisasinya rendah,

akan tetapi pada saat bersamaan faktor produktivitasnya tinggi.

d. Tipe Halaqah Sedang

Tipe sedang adalah halaqah yang faktor dinamisasi dan faktor

produktivitasnya sedang. Maksudnya adalah kesolidan/keakraban antar

peserta (ukhuwah) biasa-biasa saja begitu pula dengan pencapaian

hasil (output) tarbiyah. Tipe halaqah seperti ini dituntut untuk

meningkatkan kedua faktor tersebut demi terwujudnya sebuah halaqah

yang sukses.

e. Tipe Halaqah Rendah

Tipe rendah adalah halaqah tidak sehat.43

Halaqah yang faktor

dinamisasi dan faktor produktivitasnya rendah. Cara mengatasi

halaqah seperti ini adalah dengan menggabungkan cara-cara

meningkatkan kekompakkan (dinamisasi) dengan produktivitas

halaqah.

42

Lubis, Buku Pinta Mengelola Halaqahr, h.232. 43

Ibid., h.235.

 

Page 42: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

28

4. Halaqah dalam Perspektif Sejarah Kebudayaan Islam

Fenomena halaqah berawal dari berdirinya jama’ah Ikhwanul

Muslimiin pada tahun 1928 M di Mesir. Pendiri Ikhwanul Muslimin,

Hasan Al-Banna, sangat perihatin dengan kondisi umat Islam saat itu

yang jauh dari nilai-nilai Islam. Beliau berusaha keras mengembalikan

umat kepada agamanya. Dari pengamatan yang mendalam tentang tentang

kondisi umat Islam, beliau sampai pada satu kesimpulan bahwa jauhnya

umat dari Islam disebabkan mereka tidak terdidik secara Islami. Lalu

beliau mengenalkan sistem pendidikan alternatif yang harus dilakukan

untuk jama’ahnya. Sistem itu disebut dengan sistem usrah. Anggota

jama’ahnya dibagi dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan tingkat

pemahamannya terhadap Islam. Dengan dibimbing oleh seorang naqib,

para anggota Ikhwanul Muslimin pada saat itu secara serius mempelajari

Islam yang berorientasi pada pengamalan Islam. Hasilnya, jama’ah

Ikhwanul Muslimin saat itu dikenal oleh kawan dan lawannya sebagai

jama’ah yang anggotanya sangat konsisten menegakkan Islam dalam diri

dan di masyarakat. Sepeninggalan Hasan Al-Banna, sistem usrah

dilanjutkan oleh para pengikutnya. Sistem ini akhirnya menyebar –dengan

berbagai modifikasinya- ke berbagai gerakan Islam lainnya.44

Keberhasilan halaqah dalam mendidik pesertanya menjadikan

berbagai organisasi (jama’ah) Islam mengandalkan halaqah dalam

mendidik para anggaota atau calon anggatanya. Halaqah oleh berbagai

44

Lubis, Rahasi Kesuksesan Halaqah, h. 3-4.

 

Page 43: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

29

jama’ah sebagai tempat untuk membentuk kader jama’ah yang militan

dalam memperjuangkan Islam. Biasanya perkembangan kualitas dan

kuantititas halaqah pada sebuah jama’ah akan berpengaruh secara

signifikan dengan tingkat soliditas dan produktivitas jama’ah tersebut.

Bahkan bertahan atau tidaknya eksistensi jama’ah juga dipengaruhi oleh

berkembang atau tidaknya sistem halaqah dalam jama’ah tersebut.

Jama’ah yang solid dan produktif biasanya adalah jama’ah yang sistem

halaqahnya berjalan dengan baik. Sebaliknya jama’ah yang tingkat

soliditas dan produktivitasnya rendah disebabkan sistem halaqahnya tidak

berjalan dengan baik, atau bahkan tidak sama sekali. Karena itu, halaqah

berfungsi sebagai wadah pengkaderan yang efektif untuk keberlangsungan

sebuah jama’ah (organisasi) Islam.

Jauh sebelum berdirinya jama’ah Ikhwanul Muslimin di Mesir,

metode belajar melingkar (halaqah) dilakukan oleh Rosulullah dan

sahabatnya dalam menyebar luaskan ajaran agama Islam. Rasulallah

membina halaqah selama hidupnya. Beliau telah membimbing dan

membina para sahabat-sahabatnya dalam majlis zikir atau halaqah, baik

ketika di Mekkah contohnya di Darul Arqam, maupun di Madinah

contohnya majlis ta’lim di masjid Nabawi.45

Bimbingan agama melalui

halaqah pun dilanjutkan oleh sahabat Khulafaur-Rasyidiin, contohnya

yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khatthab r.a. Pada perkembangan

selanjutnya, pelajaran yang diberikan dalam halaqah tidak terbatas oleh

45

Satria Hadi Lubis, Menjad Murabbi Sukses, h. 7

 

Page 44: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

30

pelajaran agama Islam saja, melainkan berbagai Ilmu pengetahuan lainnya,

diantaranya adalah Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Ilmu Bahasa dan Sastra dan

lain sebagainya seperti seperti yang dilakukan pada masa Khalifah Umar

bin Khatthab dan Daulah Bani Abbasiyah.

a. Halaqah pada masa Rasulullah

Setelah Rasulallah SAW menerima wahyu yang kedua yang

menjelaskan tugas atas dirinya yaitu menyebarkan agama Islam.

Rasulallah SAW memulai dakwah untuk yang pertama kalinya dengan

sembunyi-sembunyi yaitu mengajak keluarga dan kerabat dekatnya

untuk menyembah Allah dan meninggalkan menyembah berhala.

Ajakan ini disambut baik oleh istrinya yaitu Siti Khadijah, kemudian

disusul oleh ponakannya yang masih muda yaitu Ali bin Abi Thalib

dan Zaiz bin Harits. Setelah itu Beliau menyeru Abu Bakar Siddiq, ia

pun segera beriman dan memeluk agama Islam.

Dengan perantaraan Abu Bakar, Banyak orang-orang yang

memeluk agama Islam, Mereka itulah yang mendapat gelar “As-

Saabiquunal Awwaluun” artinya orang-orang yang terdahulu masuk

Islam.46

Mereka ini dapat gemblengan dan pelajaran agama Islam dari

Rasulullah sendiri. Beliau mengajarkan ajaran agama Islam ditempat

yang tersembunyi yaitu di rumah Arqam bin Abil Arqam (darul

46

Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta; Radar Jaya Offset,

2003), Jilid 1, Cet. Ke-6, h. 76.

 

Page 45: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

31

Arqam) dalam kota Mekkah.47

Kegiatan halaqah tersebut terus

berlangsung sampai perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.

Pelajaran pokok yang diajarkannya adalah tauhid, akhlak dan

menghafal Al-Qur’an. Namun pada masa itu belum diajarkan menulis

dan membaca. Tulis dan baca pada masa itu belum banyak dikenal.

Rasulallah sendiri termasuk orang yang tidak bisa membaca dan

menulis. Beliau menyampaikan pelajaran kepada para sahabat melalui

bahasa lisan. Kegiatan halaqah tersebut terus berlangsung sampai

perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.

Setelah Rasulallah hijrah ke Madinah, wahyu-wahyu yang

turun sudah banyak. Isi wahyu-wahyu itu pun terdiri dari bermacam-

macam peraturan. Sehingga memerlukan orang-orang yang pandai

membaca dan menulis untuk mencatatnya. Untuk itu Rasulullah

mendirikan Kuttab (tempat pendidikan yang setingkat dengan sekolah

dasar) yang bertempat di masjid Nabawi (kota Madinah) sebagai

tempat pendidikan, terutama belajar membaca dan menulis. Sebagai

tenaga pengajarnya adalah dari para sahabat dan para tawanan yang

bisa membaca dan menulis. Selain itu ada kuttab-kuttab yang didirikan

di rumah-rumah gurunya. Keadaan seperti itu berlangsung sampai pada

masa Khulafaur-Rasyidin dan masa Bani Umayyah.48

b. Halaqah pada masa Khalifah Umar bin Khatthab

47

Departemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989),

h. 57 48

Tim Bina Karya Guru, “Bina Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Kelas 6 Madrasah

Ibtidaiyah”, (Jakarta: Erlangga, 2003), Jilid 4 h. 82-83

 

Page 46: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

32

Pada masa Khalifah Umar Bin Khatthab pendidikan lebih

dikembangkan lagi. Kalau pada masa Rasulallah halaqah sebagai

tempat penggemlengan para sahabat terhadap ilmu agama, namun

dimasa Khalifah Umar bin Khatthab halaqah adalah sebutan untuk

sebuah perguruan tinggi bagi mahasiswa yang didirikannya sebagai

lanjutan dari sekolah dasar (kuttab).49

Pelajaran yang diberikan pada tingkat pendidikan (halaqah)

itu pada mulanya adalah Al-Qur’an dan Hadits. Tetapi pada

perkembangan selanjutnya dipelajari berbagai ilmu pengetahuan

seperti Ilmu Fiqih, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Ilmu Tauhid, dan

Sastra50

.

c. Halaqah pada masa Daulah Bani Abbasiyah

Masjid dalam sejarah Islam tidak hanya berfungsi sebagai

tempat ibadat, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan

kebudayaan. Masjid dalam fungsinya sebagai pusat pendidikan dan

kebudayaan, memainkan peran yang sangat penting pada periode

pertama sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat tempat

berlakunya proses pendidikan Islam sebagaimana yang dilakukan oleh

Rasulallah dan para sahabat Khulafaur-Rasyidin. Begitu pula yang

dilakukan oleh Khalifah Bani Abbasiyah.

Pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun dari

daulah Bani Abbasiyah Islam mengalami kemajuan di bidang Ilmu

49

Ibid. h. 84 50

Ibid.

 

Page 47: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

33

pengetahuan. Pada masa itu ilmu pengetahuan berkembang dengan

pesatnya.51

Didalam masjid, diajarkanlah pengetahuan oleh seorang

guru, namun ada juga yang melangsungkan pengajaran di pekarangan

Ka’bah. Segala macam ilmu, terutama ilmu agama diajarkan dalam

bentuk halaqah. Seperti yang dilakukan oleh:

1) Abdullah bin Abbas duduk dalam pekarangan Ka’bah mengajakan

ilmu Tafsir;

2) Rabiah Al-Adawiyah duduk dalam mengajar dalam masjid

Madinah dengan murid-muridnya, antara lain: Malik dan Hasn,

serta orang-orang pilihan Mdinah;

3) Hasan Basri duduk mengajar dalam masjid Basrah dengan murid-

muridnya, salah satu muridnya yang terkenal yaitu Umar bin

Baidah yang kemudian memisahkan diri dari gurunya dan

mengajarkan ilmu yang didapat kepada muridnya;

4) Ja’far Ash Shadiq mengajar dalam masjid Madinah, di antaranya

mengajar ilmu Kimia.52

Dari uraian diatas telah jelas bahwa dengan metode halaqahlah

ajaran Islam dan segala ilmu pengetahuan berkembang hingga sampai

saat ini.

51

Dr. Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

1997), Cet. Ke-1, h. 102) 52

Ira Herawati, “Sejarah Kebudaayaan Islam Jilid 2 Kelas II”, (Bandung: Titian Ilmu,

2005) Cet. Ke-1, h. 2.

 

Page 48: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 49: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

34

BAB III

GAMBARAN UMUM PENGAJIAN AL-QALAM

A. Letak Geografis

Pengajian Al-Qalam terletak di Jalan Raya Curug RT 01 Rw 05

Kelurahan Curug Kecamatan Sawangan Kota Depok. Al-Qalam merupakan

sebuah kelompok yang mayoritas pesertanya adalah pemuda, yakni

perkumpulan/kelompok kecil yang ingin mempelajari Islam secara kontinyu

dan dibimbing oleh seorang guru (murabbi).

Kerena merupakan kelompok kecil, keberadaannya pun tidak begitu di

kenal di masyarakat sekitar. Meskipun begitu, pengajian Al-Qalam tetap eksis,

komitmen dan selalu berusaha meningkatkan kwalitas para pesertanya baik

dalam hal pengetahuan agama Islam maupun dakwah Islamiyah.

B. Latar Belakang Terbentuknya Pengajian Al-Qalam

Pengajian Al-Qalam terbentuk pada tanggal 4 Desember 200653

yang

dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya kebersamaan dan perlunya

bimbingan Islam. Berikut ini kutipan Tomi Suganda sebagai peserta sekaligus

pengurus halaqah Al-Qalam ketika peneliti melakukan wawancara tanggal 14

Desember 2008 di rumahnya.

“Yang menjadi landasan terbentuknya pengajian ini yaitu kebersamaan

dan kekompakkan, khususnya antar pengurus pengajian FKPI. Pengajian

Al-Qalam ini kami bentuk dengan tanpa berstruktur, tujuannya agar kami

dapat saling memiliki, saling bekerjasama dan tidak saling mengandalkan.

Semua anggota berkedudukan sama, tanpa ada seseorang yang harus

53

Wawancara pribadi dengan Mukis, Peserta Halaqah Pengajian Al-Qalam, Sawangan,

14 Desember 2008.

 

Page 50: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

35

mematuhi dan di patuhi. Hal ini sengaja kami lakukan agar silaturrahim

tetap terjaga”.54

Bermula pengajian ini hanyalah perkumpulan biasa para remaja

pengurus pengajian FKPI II (Forum Komunikasi Pemuda Islam Dusun II) di

wilayah tersebut. Perkumpulan mereka merupakan perkumpulan rutin yang

telah dijadwalkan, yakni pada malam Rabu. Perkumpulan rutin ini mereka

lakukan untuk menambah keakraban antar pengurus organisasi, berkoordinasi

antar pengurus dan untuk melepas suntuk, sambil main gitar, bersenda gurau

dan lain sebagainya, dikarenakan mayoritas dari mereka adalah pengangguran.

Lama-kelamaan dirasakan perkumpulan yang mereka lakukan tidak

memberikan manfaat yang berarti bahkan “jenuh”, maka dari itu munculah

inisiatif untuk membentuk sebuah pengajian dengan nama Al-Qalam dan

memanggil seorang pembimbing.55

Dari sinilah muncul gagasan-gagasan untuk lebih mengembangkan

kwalitas pengajian itu sendiri dengam melakukan sebuah metode pengajaran

yang lebih efektif dan berkesinambungan agar para peserta bukan hanya

memperoleh bimbingan Islam, tapi juga dapat mengamalkan dalam kehidupan

sehari-hari. Metode yang digunakan dalam pengajian ini adalah metode

halaqah.56

C. Tujuan Terbentuknya Pengajian Al-Qalam

Telah dijelaskan terdahulu bahwa terbentuknya pengajian Al-Qalam

dilatar belakangi oleh kesadaran individu terhadap pentingnya ukhuwah

54

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda, Pengurus Halaqah Pengajian Al-Qalam,

Sawangan, 14 Desember 2008. 55

Ibid. 56

Ibid.

 

Page 51: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

36

Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) dan kesadaran akan kebutuhan

siraman rohani Islam. Dengan demikian, mereka peserta pengajian Al-Qalam

dapat mengkaji ilmu agama Islam dibawah bimbingan seorang guru. Adapun

tujuan dibentuknya pengajian Al-Qalam dengan metode halaqah adalah bukan

semata-mata ilmu agama Islam, tetapi juga penerapan nilai-nilai moral Islam

sehingga tercipta pribadi muslim yang sempurna (insan kamil). Berikut

kutipan pernyataan peserta ketika peneliti mewawancarai tentang tujuan

terbentuknya pengajian Al-Qalam.

“Tujuan yang ingin dicapai dalam metode halaqah bukan semata-mata

hanya “transfer of knowlage” dari guru ke murid, tapi juga adanya peranan

nilai-nilai moral aqidah Islam dan akhlak Islamiyah, sehingga tercipta

pribadi-pribadi muslim yang sempurna (insan kamil) dalam berbagai aspek

atau sendi kehidupan.”57

Sedangkan Tomi selaku pengurus sekaligus peserta pada halaqah Al-

Kalam menyatakan bahwa tujuan utama terbentuknya pengajian adalah untuk

mempererat tali silaturrahim khususnya antar pengurus pengajian FKPI dan

menambah semarak dakwah Islam. Berikut kutipan pernyataan peserta ketika

peneliti mewawancarai tentang tujuan terbentuknya pengajian Al-Qalam.

“Tujuan utama terbentuknya pengajian ini adalah untuk menambah

semarak dakwah Islam dan mempererat tali silaturrahim antar pengurus

FKPI khususnya. Selain itu adanya kebutuhan ilmu agama Islam yang

sangat sedikit kami miliki disinilah wadahnya. Mudah-mudahan kalau

sudah mau belajar wawasan kami tentang agama Islam akan lebih luas

sehingga kami punya bekal iman dan taqwa dan dapat kami praktekkan

nilai ke-Islaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Di pengajian ini

kami juga suka membicarakan tentang cara berwira usaha.dan bagaimana

mengelolanya.”.58

57

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robi, Pembimbing Halaqah Pengajian Al-

Qalam, Sawangan, 14 Desember 2008. 58

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda.

 

Page 52: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

37

Dengan demikian tujuan terbentuknya pengajian halaqah Al-Qalam

Curug Sawangan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah semarak dakwah Islam

2. Mempererat tali silaturrahim antar sesama

3. Sebagai wadah menuntut Ilmu khususnya ilmu agama Islam

4. Pengembangan diri agar menjadi manusia yang berwawasan luas yang

dibekali iman dan taqwa serta belajar untuk mengelola sebuah usaha.

5. Mengaatualisasikan diri dalam mewujudkan nilai-nilai ke-Islaman.

D. Aktivitas Pengajian Al-Qalam

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah

seorang pengurus sekaligus peserta pengajian Al-Qalam, Sdr. Tomi, bahwa

pengajian Al-Qalam rutin dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 21.00 WIB.

bertempat di masjid Jami’ Raudlatul Falah Curug Sawangan Depok dan di

rumah peserta (berpindah-pindah)59

. Aktivitas halaqah terdiri dari aktifitas

reguler dan aktivitas non-reguler60

. Keduanya dirancang secara matang agar

fokus dan tujuan halaqah dapat tercapai.

1. Aktivitas Reguler

Aktivitas reguler adalah pertemuan pekanan (yang rutin) yang

berisi kalimat pengantar dan talaqq/penyampaian materi dari murabbi

serta tausiyah/pidato dari mutarabbi (peserta).

Adapun agenda pertemuan yang biasa dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

59

Ibid,. 60

Tim Departemen Kaderisasi DPP PK Sejahtera, Manajemen Tarbiyah Anggota

Pemula, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2003), cet. 4, h. 31.

 

Page 53: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

38

a. Frekwensi dan waktu pelaksanaan

1) Dilaksanakan satu kali dalam sepekan yakni hari Kamis

2) Lama pertemuan 2 jam

3) Waktu pertemuan dilaksanakan malam hari dan siang hari bagi

perempuan.

b. Agenda Pertemuan Halaqah

1) Iftitah (pembukaan) disampaikan oleh murabbi atau yang

bertugas

2) Tilawah. Setiap peserta membaca Al-Qur’an secara bergantian

dengan bimbingan murabbi (pembimbing), masing-masing

maksimal satu halaman.

3) Tasmi’ (mendengarkan) hafalan Al-Qur’an dan hadits

4) Taushiyah dari salah seorang peserta jika ada.

5) Infaq

6) Penyampaian materi oleh pembimbing.

7) Evaluasi dan segmen tanya jawab dari para peserta

8) Penutup dengan membaca do’a kafaratul majelis dan surat al-

‘Ashr. 61

2. Aktivitas Non Reguler

Aktivitas non-reguler adalah kegiatan yang direncanakan oleh

pembimbing berupa mabit (menginap bersama/malam ibadah), rihlah

(jalan santai) penugasan, dan tugas baca buku.

61

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robi.

 

Page 54: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

39

Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam aktivitas non regular

adalah sebagai berikut:

a. Silaturrahim dan komunikasi sesama anggota untuk menguatkan

ukhuwah Islamiyah (persaudaraan) sehingga tidak hanya teori semata

b. Pembimbing mengamati perkembangan para peserta dalam

pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

c. Daurah (praktikum), yakni suatu kegiatan yang dilakukan untuk

membekali peserta dengan metode dan pengalaman penting untuk

mengembangkan keahlian. Misalnya daurah Al-Qur’an, daurah azan,

imam, shalat, mengurus jenazah, keterampilan belajar, dan lain

sebagainya. Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu semester.

d. Rihlah (jalan santai/wisata alam), yakni kegiatan yang dilaksanakan

secara bersama-sama dan lebih tercurah pada aspek fisik. Kegiatan ini

bersifat idental yang dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

e. Mabit (menginap bersama di suatu tempat), zikir dan muhasabah

bersama. Dilakukan satu kali dalam setahun, yakni pada malam tahun

baru Hijriyah.

f. Tadarrus Ramadhan, yakni membaca Al-Qur’an pada malam bulan

Ramadhan. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap bulan Ramadhan.

g. Puasa sunah Senin dan Kamis

h. Pengembangan usaha kecil. Yakni kegiatan yang bertujuan untuk

melatih dan mengembangkan SDM para peserta sekaligus untuk

menyalurkan minat dan bakat yang dimilikinya. Adapun usaha kecil

 

Page 55: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

40

yang telah dilaksanakan oleh kelompok halaqah Al-Qalam adalah

adalah:

1) Rental Sterefoam

2) Percetakan Undangan.

 

Page 56: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 57: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

41

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Penerapan Bimbingan Islam Melalui Metode Halaqah pada Pengajian Al-

Qalam Curug Sawangan Depok

Bimbingan Islam melalui metode halaqah pada pengajian Al-Qalam

Curug Sawangan dilaksanakan secara simultan (terus menerus) dengan

periode mingguan atau sepekan satu kali. Pembinaan yang dilakukan bukan

hanya menyentuh aspek spiritual atau keagamaan, emosional, akan tetapi juga

social dan wawasan ke-Islaman. Pembinaan dilakukan oleh seorang murabbi

sebagai pembimbing/guru pada setiap kelompok halaqah.

Ust. Kurnia Robbi S.Ag., adalah seorang pembimbing pada halaqah Al-

Qalam. Dalam kesibukannya sebagai kepala bagian dinas keuangan yang

berada di Jakarta, Ust. Robbi juga membimbing empat kelompok halaqah. Di

antaranya dua kelompok terdapat di daerah Curug Sawangan, dan satu

kelompok di Sawangan Baru dan di Pengasinan. Pengalamannya dalam

membimbing halaqah kurang lebih 5 tahun. Ust. Robbi membimbing

pengajian di Al-Qalam lebih kurang dua tahun lamanya. Adapun bimbingan

yang diterapkan pada halaqah Al-Qalam ini berupa pembinaan social,

pendidikan agama dan wawasan ke-Islaman.62

Pembinaan secara sosial dilakukan secara integral/bersamaan dengan

pendidikan keagamaan, begitu pula tentang wawasan ke-Islaman, seperti

perkembangan Islam modern, isu-isu keagamaan, napak tilas sejarah ke-

62

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robi, pembimbing halaqah pengajian Al-

Qalam, Sawangan, 14 Desember 2008.

 

Page 58: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

42

Islaman, dan lain-lain. Sedangkan pembinaan spiritual atau keagamaan lebih

dikhususkan pada pembinaan akhlak/moral/tingkahlaku, ibadah serta tilawah

Al-Qur’an.

1. Metode Halaqah dalam Bimbingan Islam pada Pengajian Al-Qalam

Curug Sawangan Depok

a. Metode

Penerapan metode halaqah di pengajian Al-Qalam Curug

Sawangan pada umumnya memiliki kesamaan dengan lembaga-

lembaga yang serupa lainnya, di antaranya adalah metode ceramah,

metode individual, metode kelompok, metode daurah, mabit, rihlah

dan tadabbur alam, metode pembiasaan serta metode keteladan.

1) Metode Ceramah dan Tushiyah

Metode yang digunakan oleh pembimbing dalam

memberikan bimbingan rohani Islam kepada para peserta didiknya

menurut Ust. Robbi selaku murabbi adalah melalui ceramah.

“Setiap kelompok halaqah pada dasarnya menggunakan

metode yang sama, yakni ceramah, taushiyah dan percakapan

pribadi. Biasanya percakapan pribadi dilakukan ketika seorang

peserta sedang memiliki permasalahan keluarga atau lainnya,

akan tetapi ia malu mengungkapkan di depan teman-

temannya”.63

Hal ini diperkuat oleh penjelasan Mukis, peserta halaqah,

ketika peneliti mewawancarainya.

“...Bentuk pengajian biasanya ceramah, tausyiyah dan

terkadang kalau ada permasalahan dari salah seorang teman saya

biasanya langsung mengungkapkan kepada pembimbing secara

63

Ibid,.

 

Page 59: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

43

pribadi, mungkin dia malu kali ya… padahal setiap akhir

pertemuan pembimbing selalu ngasih waktu buat ngungkapin

masalah atau unek-uneknya?”64

Sedangkan taushiyah disampaikan oleh peserta yang

bertugas. Taushiyah ini rutin dilakukan setiap pertemuan mingguan

yakni sebelum pembimbing menyampaikan materi ceramah. Hal ini

dilakukan sebagai sarana pelatihan dakwah.65

2) Metode Individual

Metode Individual yaitu percakapan pribadi antara

pembimbing dengan peserta halaqah. Metode individual bersifat

insidental dan sewaktu-waktu untuk menyelesaikan persoalan yang

terjadi pada diri peserta. Hal ini sebagaimana yang disampaikan

oleh pembimbing ketika peneliti mewawancarainya sebagai berikut.

“…Biasanya percakapan pribadi dilakukan ketika seorang peserta

sedang memiliki permasalahan keluarga atau lainnya, akan tetapi ia

malu mengungkapkan di depan teman-temannya. Percakapan

pribadi ini sewaktu-waktu saja,…”66

Tentang hal ini, juga diperkuat oleh pernyataan Suganda,

peserta halaqah sebagai berikut.

“Di pengajian itu kami bebas mengungkapkan permasalahan

baik secara pribadi maupun bersama teman-teman serta

mengemukakan pendapat, salah benar/belakangan, yang penting

lega bisa mengungkapkan permasalahan dan unek-unek bisa

64

Wawancara pribadi dengan Mukis, peserta halaqah pengajian Al-Qalam, Sawangan, 14

Desember 2008. 65

Partisipasi aktif pelaksanaan halaqah di pengajian Al-Qalam, Sawangan, 18 Desember

2008. 66

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,.

 

Page 60: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

44

dikeluarkan, nanti murabbi yang beri penjelasan dan

penyelesaian masalahnya”.67

Persoalan yang diselesaikan dengan metode individual ini

adalah masalah pribadi seperti masalah keluarga, pekerjaan, rekanan

dan lain sebagainya.

3) Metode Kelompok

Metode kelompok yaitu penyelesaian masalah secara

bersama. Metode ini digunakan bersifat insidental dan sewaktu-

waktu. Hal ini dilakukan oleh pembimbing agar dapat

menyelesaikan masalah peserta halaqah secara bersama-sama.

Metode kelompok bertujuan agar para peserta dapat membiasakan

diri sekaligus melatih agar dapat berkomunikasi dengan baik,

seperti memberikan saran, tanggapan, komentar dan lain-lain. Hal

ini ditegaskan oleh pembimbing ketika peneliti mewawancarainya.

“…biasanya di akhir pertemuan kami memberi kesempatan

kepada peserta untuk bertanya, mengomentari, memberikan

saran, dan mengungkapkan permasalahan yang berhubungan

dengan pribadinya, setelah itu kami diskusikan atau kami bahas

bersama seluruh peserta halaqah guna melatih komunikasinya

dan belajar memberikan tanggapan dan saran kepada orang

lain”.68

Masalah yang diselesaikan dengan metode kelompok adalah

permasalahan yang bersifat umum, seperti malas shalat, kurang

percaya diri, pengaruh ajaran sesat dan lain sebagainya.

67

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda,. 68

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,.

 

Page 61: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

45

4) Metode Tilawah Al-Qur’an

Metode tilawah Al-Qur’an yaitu membaca ayat-ayat Al-

Qur’an dengan fasih, baik dan benar dibawah bimbingan seorang

pembimbing. Metode ini rutin dilakukan setiap pertemuan halaqah,

dengan tujuan agar peserta dapat membiasakan diri sekaligus

melatih membaca Al-Qur’an dengan fasih, baik dan benar. Tentang

hal ini diungkapkan olah pembimbing sebagai berikut. “…Selain

taushiyah, ceramah dan percakapan pribadi, di awal pengajian kami

membiasakan diri untuk tilawah Al-Qur’an. Hal ini agar peserta

halaqah mampu membaca Al-Qur’an dengan fasih, baik dan

benar”.69

5) Metode Daurah, Mabit, Rihlah dan Tadabbur Alam

Metode tersebut dilaksanakan sewaktu-waktu ketika

memang dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kejenuhan

dalam penanganan bimbingan dengan metode halaqah. Disamping

itu ada tujuan-tujuan lain yang hendak dicapai seperti tadabbur

alam bertujuan untuk memperkuat keimanan peserta didik.

Sedangkan mabit bertujuan memperbanyak ibadah dan rihlah

bertujuan untuk menjaga stabilitas kesehatan jasmaniyah. Berikut

kutipan pembimbing ketika peneliti mewawancarainya.

“… Perlu diketahui disamping metode halaqah dalam

tarbiyah terdapat metode-metode lain seperti metode tausyiyah,

metode ceramah, metode mabit, daurah, rihlah, tadabbur alam

dll. Dalam metode-metode tersebut memiliki tujuan dan materi-

69

Ibid,.

 

Page 62: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

46

materi yang beragam, misalnya daurah bertujuan untuk

menambah pengalaman dan juga keahlian, atau daurah itu

adalah pelatihan. Sedangkan materinya bisa taharah, mengurus

jenazah, azan, imam atau tentang wirausaha seperti budidaya

ikan hias, tanaman hias dan lain sebagainya”.70

Pengajian dengan metode halaqah tidak hanya sekedar

pengajian rutin saja yang dilaksanakan di dalam majlis, rumah

maupun di dalam masjid, akan tetapi memiliki kegiatan di luar

kegiatan rutin. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya

kejenuhan. Hal ini diungkapkan oleh pengurus sebagai ketika

peneliti mewawancarainya sebagai berikut.

“Tekadang juga kita peserta halaqah tidak hanya itu-itu

saja, tapi ada kegiatan misalnya rihlah/jalan santai,

riyadhah/olahraga/out bond, mabit, daurah dan lain-lain.

Pokoknya kegiatan halaqah bukan cuma duduk lalu ngaji

kemudian dengerin, tapi juga ada kegiatan lain yang bikin kami

ini borring alias bête bin jenuh, he..he..he…”71

Hal ini diperkuat oleh keterangan Mukis, peserta halaqah

sebagai berikut: “Kalau begitu setiap pertemuan, ya.. saya bosen

juga. Kan bukan hanya itu, terkadang kami ini ngadain acara

misalnya jalan-jalan, mabit, praktek ibadah dan lain-lain.”.72

a) Daurah (praktikum)

Daurah adalah sarana intensif untuk membekali peserta

dengan metode dan pengalaman penting untuk

mengembangkan keahlian, menambah pengetahuan yang tidak

70

Ibid. 71

Wawancara pribadi dengan Mukis,. 72

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda,.

 

Page 63: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

47

mungkin dilaksanakan oleh murabbi.73

Metode ini dilaksanakan

sewaktu-waktu yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian

dan pengetahuan terhadap potensi-potensi yang dimiliki dan

harus dimiliki oleh peserta halaqah, serta meningkatkan

produktifitas peserta dalam dakwah dan tarbiyah.

Peneliti sekaligus peserta halaqah Al-Qalam mengamati

kegiatan daurah yang telah dilaksanakan adalah cara berwudhu,

adzan, shalat fardhu dan shalat jenazah.

b) Mabit (menginap bersama)

Mabit adalah menginap bersama dengan menghidupkan

malam dengan ibadah.74

Metode ini pun di lakukan sewaktu-

waktu yang bertujuan untuk menguatkan hubungan kepada

Allah dan Rasulallah, meneladani pola hidup Rasulallah,

mengeratkan ukhuwah dan nuansa Islami.

Peneliti sekaligus peserta halaqah Al-Qalam mengamati

kegiatan mabit yang telah dilaksanakan yaitu bertempat di

masjid Raudlatul Falah Curug Sawangan Depok pada tanggal

28 Desember 2008.

c) Rihlah (jalan santai/wisata alam)

Metode rihlah/jalan santai/wisata alam yang

dilaksanakan secara bersama-sama dan lebih tercurah kepada

aspek fisik. Metode ini dilaksanakan sewaktu-waktu. Dalam

73

Tim Departemen Kaderisasi DPP PK Sejahtera, Manajemen Tarbiyah Anggota Pemula,

(Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2003), cet. 4, h. 33. 74

Ibid., h. 40.

 

Page 64: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

48

pelaksanaannya peserta diberi keluasan untuk bergerak dalam

iklim yang bebas dan ruang gerak yang luas untuk menerapkan

nilai-nilai kehidupan Islami secara nyata.

Metode ini bertujuan untuk menciptakan ukhuwah

Islamiyah dan kedisiplinan secara fisik. Peneliti sekaligus

peserta halaqah Al-Qalam mengamati kegiatan rihlah yang

telah dilaksanakan yaitu bertempat di Taman Matahari Cisarua

Bogor pada tanggal 10 Januari 2009.

d) Tadabbur Alam (mengamati ciptaan Allah)

Tadabbur alam merupakan bagian dari pelaksanaan

metode rihlah, yaitu mengamati ciptaan Allah kemudian

mentafakurinya. Hal ini bertujuan untuk menambah dan

memperkuat keimanan peserta sebagaimana diungkapkan oleh

pembimbing ketika penulis mewawancarainya sebagai berikut:

“Selanjutnya rihlah atau jalan santai/wisata alam, kelanjutannya

adalah tadabbur alam, tujuannya adalah untuk menambah dan

memperkuat keimanan para peserta halaqah…”75

6) Metode Pembiasaan

Manusia merupakan makhluk yang terkondisi. Lingkungan

banyak membentuk kepribadian sikap dan tingkah laku seseorang.

Segala akatifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang harus

harus dibiasakan apabila ingin menghasilkan suatu kebiasaan yang

75

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,.

 

Page 65: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

49

yang secara spontanitas dilakukan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.

Sama seperti dalam pembinaan akhlak seseorang. Maka perlu

dibiasakan dengan akhlak terpuji yang bertujuan agar kebiasaan

tersebut menjadi karakter atau sifat yang melekat dalam diri

manusia.

Metode pembiasaan ini diketahui penulis ketika wawancara

dengan pembimbing, sebagai berikut: “…Sangat penting mereka

mau membiasakan hal-hal yang baik. Sesuatu yang telah biasa

dilakukan biasanya akan ringan melaksanakanny...”76

Hal ini diperkuat oleh ungkapan Mukis, peserta halaqah

sebagai berikut. “… Semua itu memang harus dibiasakan, awalnya

sih sulit, lama-kelamaan pun akan terbiasa”.77

Sebagaimana ungkapan para pakar psikologi behavioral

yang menyatakan bahwa manusia tumbuh dan berkembang sesuai

dengan kondisi atau keadaan. Dalam hal tingkah laku atau akhlak,

manusia dapat dibentuk kearah yang lebih baik sesuai dengan

keinginan yang dicapai. Dengan metode ini para peserta halaqah di

arahkan kepada perbaikan akhlak dan ibadah dengan cara

pembiasaan melakukan kegiatan keagamaaan. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Mukis, peserta halaqah sebagai berikut:

“…Lama-kelamaan pun saya sadar, ternyata ibadah, berbuat baik,

jujur, berprilaku baik dan semuanya yang baik itu ternyata perlu

76

Ibid 77

Wawancara pribadi dengan Mukis,.

 

Page 66: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

50

pembiasaan, dan pembimbing berusaha untuk membiasakan semua

itu. Al-hamdulillah sekarang saya sudah mulai terbiasa”.78

Upaya yang dilakukan dengan metode pembiasaan

nampaknyan cukup mempunyai akibat yang positif seperti yang di

ungkapkan para Informan di atas.

7) Metode Keteladan

Metode ini dilakukan sebagai upaya pemberian contoh atas

aktualisasi ajaran yang telah disampaikan dengan harapan agar

peserta halaqah dapat mengikutinya tanpa adanya paksaan. Hal

tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh pembimbing ketika

peneliti mewawancarai kepada pembimbing.

“…Terlepas dari tercapai atau tidaknya tujuan tersebut,

tergantung dari aspek yang mendukung, misalnya kesolidan

dan komitmen peserta dan pembimbing, materi, peran murabbi

dalam hal cara penyampaian materi, atau pun sebagai sorotan

anak didiknya, kompetensi dan semua aspek yang

mempengaruhi proses penddidikan. Halaqah bubar atau tidak

tahan lama selain di sebabkan oleh kejenuhan juga bisa di

sebabkan oleh murabbi itu sendiri yang tidak mampu menarik

simpati pesertanya, tidak ada keteladan, jarang hadir, tidak

mampu memotifasi peserta…”79

Seorang pembimbing adalah sebagai sorotan para peserta

didiknya baik dalam hal sikap, akhlak, prilaku atau pun tutur kata

yang baik. Karena salah satu penyebab bubarnya halaqah adalah

pembimbing tidak mampu menarik simpati pesertanya serta tidak

78

Ibid. 79

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,.

 

Page 67: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

51

adanya keteladan yang baik. Tentang keteladan, dikomentari oleh

pengurus sekaligus peserta ketika peneliti mewawancarainya.

“…sikap dan tutur kata pak Robi yang santun nan lembut

tapi tegas, komitmen dan semangat yang tinggi, akhlak yang

sopan, ia pun sering mencontohkan untuk bershadaqah/infak,

berakhlak yang baik, tidak pelit kepada sesama, walau jauh ia

mau datang untuk ngaji, jenguk temen yang sakit atau teman

yang berhajat, masih banyak lagi. Itu sangat bermanfaat buat

saya, dengan demikian saya memiliki figur orang yang

membangkitkan semangat saya”.80

Hal ini diperkuat oleh peserta halaqah ketika peneliti

mewawancarainya sebagai berikut.

“Banyak, diantaranya jadi lebih akrab dengan teman-

teman, terus karena pak Robi yang punya semangat yang luar

biasa. Seharusnya kita-kita yang butuh sama dia, ternyata

seakan-akan dia yang butuh. Cuaca hujan atau kagak dia tetap

semangat datang membimbing kami ini. Timbulnya’ kalau

saya ga datang, merasa ga enak”.81

Akhlak manusia dapat terbentuk dengan sangat cepat

ketika berangkat dengan dasar kesadaran. Kesadaran itu sendiri

merupakan respon yang diberikan manusia dari rangsangan

(stimulus) yang dicontohkan oleh manusia supaya tingkahlaku

manusia yang melihat dapat merespon dengan cara menirukan

prilaku yang dicontohkan. Dalam hal penerapan bimbingan Islam

melalui metode halaqah di pengajian Al-Qalam Curug Sawangan

ini cukup mefasilitasi perubahan tingkah laku baik yang di tujukan

oleh pembimbing sehingga semua Informan bersedia mengikuti.

Seperti bertutur kata sopan atau santun, hal tersebut dilakukan

80

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda,. 81

Wawancara pribadi dengan Mukis,.

 

Page 68: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

52

terlebih dahulu oleh pembimbing. Hal tersebut peneliti angggap

tepat sebagaimana yang telah diungkap oleh para Informan diatas.

Dengan demikian menurut pengamatan peneliti sekaligus

sebagai peserta dalam halaqah Al-Qalam, memang banyak sekali

manfaat dari metode halaqah ini, karena setelah peserta didik

mengetahui tentang ajaran Islam, dengan sendirinya mereka mulai

melaksanakan shalat berjama’ah di masjid berdasarkan kesadaran

sendiri, sehingga berimplikasi pada prilaku mereka menjadi lebih

baik.

2. Waktu

Pelaksanaan bimbingan rohani Islam melalui metode halaqah

di pengajian Al-Qalam Curug Sawangan dilaksanakan setiap sepekan

satu kali, yaitu setiap hari Kamis malam Jum’at mulai pukul 21.00

sampai pukul 23.00 WIB. Lama kegiatan ini berlangsung selama dua

jam dengan materi yang berbeda-beda dan berkesinambungan.82

Dalam hal ini penulis mengutip keterangan Suganda, peserta

halaqah, ketika peneliti mewawancarainya: “…Kebetulan guru yang

baru ini agak sibuk, jadi kami merubah pertemunan yang semula

malam Rabu menjadi malam Jum’at, jam sembilan malam sampai jam

sebelas”.83

82

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi.. 83

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda,.

 

Page 69: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

53

Dalam melakukan bimbingan dan pembinaan peserta halaqah,

ustadz Kurnia Robbi sebagai murabbi yang menangani metode

halaqah tersebut.

3. Tempat

Tempat merupakan komponen yang paling mendasar dari suatu

aktivitas atau kegiatan bimbingan dan pembinaan. Adapun tempat

yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan halaqah di pengajian al-

Qalam, biasanya tidak berfokus di masjid/mushalla saja, akan tetapi

berpindah-pindah seperti di rumah peserta halaqah atau di rumah

pembimbing. Hal ini dikarenakan agar dalam pelaksanaan bimbingan

tidak monoton sehingga menimbulkan kejenuhan, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Suganda, pengurus halaqah Al-Qalam.

“…Pengajian pun dilaksanakan dengan berpindah-pindah tidak di satu

tempat,…”84

Hal ini juga diperkuat oleh ungkapan Mukis selaku peserta

halaqah Al-Qalam sebagai berikut: “…pengajian ini tidak diam di satu

tempat saja, terkadang berpindah-pindah dari rumah ke rumah secara

bergantian, biar suasananya berbeda. Misalnya minggu ini di rumah

peserta A, maka minggu selanjutnya di rumah B, dan seterusnya. Tapi

lebih sering pindah-pindah sih dari pada dimasjid”.85

Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa tempat yang

digunakan dalam pengajian Al-Qalam disesuaikan dengan keadaan

84

Ibid.. 85

Wawancara pribadi dengan Mukis,.

 

Page 70: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

54

peserta. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan bimbingan Islam

dapat terlaksana dengan baik.

4. Materi

Materi merupakan sarana untuk mencapai tujua atau maksud.

Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan bimbingan Islam melalui

metode halaqah adalah untuk membentuk pribadi muslim yang baik,

Islami dan pelaku dakwah. Adapun materi yang diberikan dalam

pelaksanaan bimbingan Islam melalui metode halaqah adalah akhlak,

aqidah, ibadah. Materi yang disampaikan oleh pembimbing

berkesinambungan dan terus berlanjut. Sebagaimana yang di

ungkapkan oleh pembimbing ketika peneliti melakukan wawancara.

“…Bagi peserta halaqah yang baru, maka di berikan materi

yang masih dasar, misalnya tentang aqidah Islam: makna dan

urgensi aqidah sebagai landasan; sumber-sumbernya,

penyimpangan aqidah dan cara penanggulangannya, kemudian

ibadahnya; biasanya kami lebih menekankan

pengaplikasian/praktiknya ketimbang teori, selanjutnya seputar

akhlak Islamiyah dan lain sebagainya…”.86

Hal ini juga disampaikan oleh Mukis, peserta halaqah, sebagai

berikut: “…materi yang disampaikannya pun terus berlanjut/kontinyu

dan lebih penting lagi ada tuntutan untuk pengamalannya”.87

Pada penerapannya, materi Bimbingan Islam yang terdapat

dalam pengajian Al-Qalam dilakukan secara kontinyu dan

berkesinambungan serta disesuaikan dengan jenis kegiatan yang

dilaksanakan. misalnya dalam pertemuan halaqah mingguan; materi

86

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,. 87

Wawancara pribadi dengan Mukis,.

 

Page 71: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

55

yang diberikan adalah tentang wawasan keislaman, tauhid, akhlak,M

dan lain sebagainya. Berikut penjelasannya:

1) Pertemuan Mingguan, materinya sebagai berikut:

a. Ma’rifah Diinil Islam

b. Pokok-pokok ajaran Islam

c. Ma’rifatullah

d. Tauhidullah

e. Tauhid Asma’ wa shifat

f. Makna Syhadatain

g. Syarat-syarat diterimanya Syahadat

h. Hal-hal yang membatalkan Syahadat

i. Birrul Walidain

j. Ta’rif Al-Qur’an/tafsir Al-Qur’an ayat tertentu.

2) Daurah, materinya sebagai berikut:

1) Daurah Al-Qur’an

2) Thaharah, azan, imam dan Shalat

3) Keterampilan belajar

4) Ekonomi dan wira usaha. Materi yang disuguhkan adalah:

a) Mengenal diri

b) Mengenal lingkungan

c) Mengembangkan kreativitas

d) Merencanakan usaha

e) Menguji kelayakan usaha

 

Page 72: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

56

f) Merespon perkembangan.

3) Mabit, materinya sebagai berikut:

1) Kedudukan niat dalam beramal

2) Qiyamul lail

3) Shalat berjama’ah

4) Berdo’a dan berdzikir

5) Menjauhi akhlak tercela

6) Menjauhi dosa-dosa besar

7) Bahaya lidah

8) Menjauhi segala yang haram

9) Tidak menunda dalam menunaikan ibadah.

4) Rihla, materinya adalah Al-Qur’an dan Al-Sunah yang berbicara

tentang lingkungan.

5) Penugasan, materinya sebagai berikut:

1) menghafal Al-Qur’an juz 30

2) Tilawah yaumiyah (membaca Al-Quran setiap hari)

3) Ziarah kubur

4) I’tikaf (berdiam diri di masjid)

5) Shaum sunah.88

5. Sasaran

Telah di jelaskan di dalam BAB III, bahwa Al-Qalam adalah

salah satu pengajian yang ada di Curug Sawangan yang menggunakan

88

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,.

 

Page 73: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

57

metode halaqah. Pengajian Al-Qalam terdiri dari 6 orang peserta

(termasuk penulis), yaitu Tomi Suganda (26 tahun), Mukis (26 tahun),

Sukandar (28 tahun), Ali Alatas (26 tahun), Endi (29 tahun) dan Redi

Haqiqi (23 tahun). Mereka tinggal di wilayah yang sama dan saling

berdekatan yaitu di Kelurahan Curug kecamatan Sawangan Kota

Depok. Pendidikan mereka mulai SD, SMP, SMA sampai D3.

Mereka merupakan peserta yang aktif dalam mengikuti

kegiatan di pengajian tersebut. Meskipun latar belakang pendidikan

dan usia mereka berbeda, namun mereka tetap saling menjalin

keakraban, kekompakan, dan keutuhan kelompok halaqah.

B. Hasil Pembinaan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan,

bahwa Informan sangat merasakan pengaruhnya dari pelaksanaan bimbingan

Islam melalui metode halaqah pada pengajian Al-Qalam Curug Sawangan ini.

Para Informan menganggap metode halaqah sangat efektif karena lebih

kondusif sehingga mereka mudah menyerap materi yang disampaikan

pembimbing. Disamping itu mereka di tuntut untuk pengamalannya. Berikut

pernyataan Suganda, pengurus halaqah, ketika peneliti mewawancarainya.

“…pengajian seperti ini terasa lebih tenang, dan keakraban antara

murabbi dengan peserta atau sesama pesertanya lebih kuat. Apalagi jumlah

pesertanya yang dibatasi, beda dengan pengajian-pengajian yang pernah

saya ikuti, seperti pengajian acara maulid nabi, isra mi’raj dll. Pengajian

seperti itu kurang focus, sebab yang dengerin mah dengerin yang ngobrol

mah asyik ngobrol. Yang kedua, pelajaran yang di sampaikan olaeh guru

lebih mudah meresap di otak saya, mungkin karena suasananya yang

tenang kali ya?...”89

89

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda,.

 

Page 74: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

58

Selanjutnya diperkuat oleh pernyataan Mukis, peserta halaqah, sebagai

berikut. “…Materi yang di ajarkan oleh pembimbing lebih mudah saya

mengerti karena suasana yang kondusif seperti itu. Kemudian materi yang

disampaikannya pun terus berlanjut/kontinyu dan lebih penting lagi ada

tuntutan untuk pengamalannya”.90

Dalam bimbingan Islamnya, semua Informan merasakan dan

mengalami perubahan tingkahlaku atau akhlak serta meningkatnya ibadah. Hal

tersebut diungkapkan oleh Mukis, peserta halaqah, dalam wawancara pribadi

dengan peneliti.

“Perubahan yang paling saya rasakan intinya adalah sebelum

melakukan perbuatan saya fikirkan terlebih dahulu, mempertimbangkan

segala resikonya kecuali masalah ibadah yang sudah jelas perintahnya.

Selain itu saya merasakan jadi lebih dekat dengan keluarga dan teman-

teman baik di rumah ataupun di pengajian ini. Justru sekarang saya lebih

suka bicara yang bermanfaat apalagi sampai ngomong jorok, dosa dan ga

baik, karena saya sudah faham bahwa selamatnya manusia tergantung

pada lisannya”.91

Hal ini pun dirasakan oleh Suganda, pengurus halaqah, ketika peneliti

melakukan wawancara. “Tingkahlaku saya al-Hamdulillah sudah berubah,

cara berfikir pun sudah berubah. Saya lebih senang melakukan perbuatan yang

bermanfaat untuk diri saya dan teman-teman ketimbang nongkrong-nongkrong

di pinggir jalan”.92

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa metode halaqah lebih efektif

dirasakan oleh peserta halaqah Al-Qalam. Hal ini karena jumlah peserta yang

sedikit sehingga menjadikan suasana halaqah yang kondusif, dan materi yang

90

Wawancara pribadi dengan Mukis,. 91

Ibid. 92

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda,.

 

Page 75: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

59

diberikan pun berkesinambungan sehingga mudah terserap oleh peserta. Selain

itu mereka di tuntut untuk mengaktualisasikan dirinya dalam mewujudkan

nilai keislaman.

Dari uraian di atas, dapat diketahui hasil penerapan bimbingan Islam

melalui metode halaqah pada pengajian Al-Qalam Curug Sawangan sebagai

berikut:

1. Peningkatan keimanan

2. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman serta pengamalan ajaran agama

Islam

3. Peningkatan ibadah kepada Allah SWT.

4. Peningkatan peserta dalam membaca Al-Qur’an

5. Peningkatan akhlak al-karimah

6. Mempererat tali silaturahim

7. Menjadikan terungkapnya masalah pribadi/kelompok

8. Masalah terselesaikan.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Penerapan Bimbingan

Islam Melalui Metode Halaqah di Pengajian Al-Qalam Curug Sawangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan serta observasi peneliti

selama melakukan penelitian, ada beberapa faktor yang menjadi pendukung

dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan melalui metode halaqah.

Faktor-faktor tersebut bersumber dari para peserta dan pembimbing halaqah

itu sendiri. Hal ini di sebutkan oleh pembimbing ketika peneliti

 

Page 76: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

60

mewawancarainya, sebagai berikut: “…Keduanya (peserta dan pembimbing)

ini saling berkaitan…”.93

Halaqah yang sukses adalah halaqah yang produktif (input/tujuan) dan

dapat mendinamisasi (proses yang berubah-ubah). Maksudnya adalah dalam

mencapai tujuan halaqah diperlukan proses yang menarik dan tidak monoton.

Jika keduanya diabaikan, maka timbullah kejenuhan. Kejenuhan dalam

halaqah harus segera diatasi karena akan memberi dampak yang negatif

kepada para peserta dan kepada pembimbingnya, sehingga halaqah bukan lagi

sebagai perkumpulan yang bermanfaat, akan tetapi tak ubahnya sebagai

perkumpulan biasa bahkan terancam bubar. Hal ini ditegaskan oleh

pembimbing ketika peneliti mewawancarainya.94

Ust. Kurnia Robbi selaku pembimbing pada halaqah Al-Qalam

menegaskan bahwa kelompok halaqah tidak tahan lama bahkan terancam

bubar jika kejenuhan tidak segera diatasi. Kejenuhan tersebut terjadi akibat

suasana yang monoton dalam halaqah tidak segera diatasi. Peserta yang

merasa jenuh akan merasa malas datang, berusaha untuk menghindar dari

perkumpulan halaqah, walau pun ia hadir, tetapi sering terlambat dengan

seribu alasan. Selanjutnya ia mulai merasa tidak nyaman, dan terakhir ia

bersikap apatis atau acuh tak acuh, malas mengerjakan tugas, tidak mau

terlibat lebih jauh di halaqah dan lain sebagainya, bahkan berusaha untuk

keluar dari halaqah”.95

93

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,. 94

Ibid. 95

Ibid.

 

Page 77: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

61

Selain itu, tujuan merupakan faktor yang sangat penting untuk

terlaksananya sebuah kegiatan. Kurang jelasnya/tidak mengerti tujuan atau

bahkan terjebak oleh tujuan palsu menyebabkan halaqah tidak terlaksana

dengan baik hanya terlarut kepada proses saja, sehingga peserta tidak

termotivasi dan merasa jenuh mengikuti kegiatan tersebut.96

Kejenuhan dan suasana yang monoton tidak hanya timbul sebab tidak

mengerti tujuan yang akan dicapai, juga disebabkan oleh proses yang sedang

berlangsung, misalnya materi yang tidak beragam, teknik yang monoton,

tempat yang monoton, konflik antara peserta halaqah dan lain sebagainya97

Mengenai kejenuhan, ditegaskan oleh Suganda, pengurus halaqah,

ketika peneliti mewawancarainya, sebagai berikut:

“…Tekadang juga kita peserta halaqah tidak hanya itu-itu saja, tapi

ada kegiatan misalnya rihlah/jalan santai, riyadhah/olahraga/out bond,

mabit, daurah dan lain-lain. Pokoknya kegiatan halaqah bukan cuma

duduk lalu ngaji kemudian dengerin, tapi juga ada kegiatan lain yang bikin

kami ini borring alias bête bin jenuh, he..he..he…”98

Selain suasana yang monoton, kejenuhan dan materi serta

penyampaiannya, dukungan dari masyarakat atau orang tua para peserta

sangat mempengaruhi pelaksanaan halaqah pada pengajian Al-Qalam Curug

Sawangan. Hal ini dikemukakan oleh peserta halaqah ketika peneliti

mewawancarainya, sebagai berikut: “…Adanya dukungan dari orang tua

peserta…”99

96

Ibid. 97

Ibid. 98

Wawancara pribadi dengan Tomi Suganda,. 99

Wawancara pribadi dengan Mukis,.

 

Page 78: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

62

Halaqah merupakan pengajian yang jumlah pesertanya dibatasi 3-12

orang, sehingga menimbulkan kesan negative di masyarakat yakni merupakan

pengajian tertutup yang mengajarkan ajaran sesat. Hal ini peneliti ketahui

melalui pernyataan pembimbing ketika diwawancarai.

“….pengajian kami ini membatasi peserta hanya 3-12 orang tidak

lebih, sehingga menimbulkan kesan pengajian kami ini pengajian tertutup

pengajian yang mengajarkan kesesatan. Tapi kalau sekarang, banyak

orang yang telah tahu halaqah, kami rasa tidak ada penghambat, justru

malah banyak yang mendukung”.100

Dari pernyataan para Informan diatas, dapat ditegaskan bahwa faktor

pendukung dan penghambat terlaksananya halaqah pada pengajian Al-Qalam

Curug Sawangan muncul dari peserta dan pembimbing halaqah, teknik serta

dukungan dari orang tua peserta dan masyarakat sangat mempengaruhinya.

Selain itu sarana dan prasarana yang tidak baku (kondisional)

mengikuti kondisi dan keadaan dari peserta pun ikut mempengaruhi

pelaksanaan halaqah pada pengajian Al-Qalam Curug Sawangan.

1. Faktor-faktor pendukung pelaksanaan penerapan bimbingan Islam melalui

metode halaqah.

a. Faktor yang ditimbulkan oleh pembimbing/murabbi, adalah sebagai

berikut:

1) Adanya keteladan dan mampu menarik simpati mad’u/peserta

halaqah

2) Kesiapan membina halaqah

3) Penyampaian materi yang menarik

100

Wawancara pribadi dengan Ust. Kurnia Robbi,.

 

Page 79: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

63

4) Mampu memberikan motivasi kepada peserta didiknya

b. Faktor yang ditimbulkan oleh peserta halaqah, sebagai berikut:

1) Kemauan dan kesiapan fisik dan mental peserta

2) Keaktifan para peserta (tidak pasif)

3) Memahami tujuan halaqah

4) Mau berkompetisi dengan kelompok halaqah yang lain

2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan penerapan bimbingan Islam

melalui metode halaqah

a. Faktor yang ditimbulkan oleh pembimbing/murabbi, adalah sebagai

berikut:

1) Tidak adanya keteladan dan tidak mampu menarik simpati

mad’u/peserta

2) Ketidaksiapan murabbi dalam membina halaqah

3) Penyampaian materi yang monoton dan tidak menarik

4) Tidak mampu memberikan motivasi kepada para peserta

b. Faktor yang ditimbulkan oleh peserta, adalah sebagai berikut:

1) Peserta yang pasif dan kurang aktif kehadirannya

2) Kondisi yang tidak mood atau peserta yang ngantuk

3) Konflik yang berkepanjangan terhadap sesama peserta

4) Tidak mau berkompetisi dengan kelompok halaqah yang lain.

 

Page 80: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 81: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

64

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisa di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Penerapan bimbingan Islam melalui metode halaqah pada pengajian Al-

Qalam Curug Sawangan Depok memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Metode : Metode ceramah dan taushiyah, metode individual,

metode kelompok, metode tilawah al-Qur’an, metode daurah, mabit,

rihlah dan tadabbur alam, metode pembiasaan dan metode keteladan.

b. Waktu : Sepekan satu kali setiap hari Kamis malam Jum’at pukul

21.00 sampai pukul 23.00 WIB

c. Tempat : Berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan.

d. Materi : Berkesinambungan dan disesuaikan dengan kegiatan yang

dilakukan.

e. Sasaran : Peserta halaqah pengajian Al-Qalam dengan jumlah

peserta 6 orang dan satu orang pembimbing.

2. Hasil yang dicapai dalam penerapan bimbingan Islam melalui metode

halaqah pada pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok.

Bimbingan Islam melalui metode halaqah yang dilakukan

pembimbing khususnya pembinaan akhlak al-karimah, aqidah dan ibadah

serta tilawah al-Qur’an memberikan dampak yang cukup signifikan

dirasakan oleh para peserta halaqah seperti yang diungkapkan terdahulu

 

Page 82: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

65

oleh para informan ketika peneliti melakukan wawancara adalah

keefektifan dalam pelaksanaan bimbingan, sehingga memberikan dampak

sebagai berikut:

a. Peningkatan keimanan

b. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman serta pengamalan ajaran

agama Islam

c. Peningkatan ibadah kepada Allah SWT.

d. Peningkatan peserta dalam membaca Al-Qur’an

e. Peningkatan akhlak al-karimah

f. Mempererat tali silaturahim

g. Menjadikan terungkapnya masalah pribadi/kelompok

h. Masalah terselesaikan.

3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan bimbingan Islam

melalui metode halaqah pada pengajian Al-Qalam Curug Sawangan

a. Faktor-faktor pendukung penerapan bimbingan melalui metode

halaqah

1) Adanya keteladan dan mampu menarik simpati mad’u/peserta

halaqah

2) Kesiapan membina halaqah

3) Penyampaian materi yang menarik

4) Mampu memberikan motivasi kepada peserta didiknya

5) Kemauan dan kesiapan fisik dan mental peserta

6) Keaktifan para peserta (tidak pasif)

 

Page 83: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

66

7) Memahami tujuan halaqah

8) Mau berkompetisi dengan kelompok halaqah yang lain

b. Faktor-faktor pendukung penerapan bimbingan melalui metode

halaqah

1) Peserta yang fasif dan kurang aktif kehadirannya. Tidak adanya

keteladan dan tidak mampu menarik simpati mad’u/peserta

2) Ketidaksiapan murabbi dalam membina halaqah

3) Penyampaian materi yang monoton dan tidak menarik

4) Tidak mampu memberikan motivasi kepada para peserta

5) Peserta yang pasif dan kurang aktif kehadirannya

6) Kondisi yang tidak mood atau peserta yang ngantuk

7) Konflik yang berkepanjangan terhadap sesama peserta

8) Tidak mau berkompetisi dengan kelompok halaqah yang lain

B. Saran-saran

1. Karena keterbatasan hasil penelitian, maka perlu diadakan penelitian yang

lebih mendalam tentang metode halaqah yang dilakukan bimbingan Islam

khususnya bagi peserta halaqah.

2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan ruang lingkup yang lebih luas

dan kategori informan yang lebih khusus.

3. Bagi pelaksanaan bimbingan perlulah adanya intensitas pertemuan yang

perlu ditambahkan karena penerapan bimbingan Islam melalui metode

halaqah dapat melahirkan perubahan yang cukup signifikan bagi para

peserta halaqah di pengajian Al-Qalam Curug Sawangan.

 

Page 84: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

67

4. Bagi penerapan bimbingan melalui metode halaqah diperlukan materi

yang tepat, guna pencapaian hasil yang maksimal.

 

Page 85: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 86: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

68

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu dan Royani HM, Ahmad, Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991

Ali, Atabik dan Muhdlor, Zuhdi, ahmad, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,

Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Karpyak, 1996,

Cet. Ke-1

Aly, Noer, Hery, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet.

Ke-2.

Anas, Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada,

1994

Arifin, H.M., Pokok-pokok Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama (di

Sekolah dan di luar Sekolah), Jakarta: Bulan Bintang, 1978

__________, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Arikunto, Suharsimi, Prodedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1996

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Semarang: CV. Toha Putra,

1989

Djumhur dan Surya, Moh., Bimbingan dan Penyuluhan Islam di Sekolah

(Guidance & Counceling), Bandung: CV Ilmu, 1975

Faqih, Aunur, Rahim, Bimbingan dan Konseling Islam, Jogjakarta: UII Press,

2001

Ghufron A. Masadi, ED, Cyirl Glasse, Ensiklopedi Islam Ringkas, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2002, Edisi 1, Cet. Ke-3

 

Page 87: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

69

Lubis, Satria, Hadi, Menjadi Murobi Sukses, Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2003,

Cet. Ke-2

__________, Rahasia Kesuksesan Halaqah (Usroh), Tangerang: FBA Press, 2006

__________, Buku Pintar Mengelola Halaqah (Jakarta: Tangerang: FBA Press,

2006

Moleong, Lexi J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosada Karya,

1989

Muhamad Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah,

Komponen MKDK, Pustaka Setia, 1998, Cet. Ke-1

Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

1997 Cet. Ke-1

Madjid, Nurcholis, Cendiakawan & Religius Masyarakat, Jakarta: Paramadina,

1999

Natawijaya, Rachman, Peran Guru dalam Bimbingan di Sekolah, Bandung: CV

Abardin, 1998

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001

Cet. Ke-4

Natawijaya, Rachman, Peran Guru dalam Bimbingan di Sekolah, Bandung: CV

Abaridin, 1998, Cet. Ke-1

Poerbakawatja, Soegarda dan Harahap HAH, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: PT

Gunung Agung, 1981

Rafi’udin & Djaliel, Maman Abdul, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: CV

Pustaka, 1997

 

Page 88: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

70

Shihab, M. Quraiysh, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1999, Cet. Ke-

xx.

Syalabi, A., Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: CV Toha Putra, 1998

Tim Departemen Kaderisasi DPP PK Sejahtera, Manajemen Tarbiyah Anggota

Pemula, Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2003, Cet. Ke-4

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988

 

Page 89: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 90: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 91: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

 

Page 92: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PEMBIMBING

PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH

PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN DEPOK

1. Siapa nama, usia, asal, dan tempat tinggal, pendidikan terakhir dan pekerjaan

anda?

2. Sejak kapan dilakukan program bimbingan Islam di pengajian ini?

3. Sejak kapan metode halaqah di gunakan sebagai program bimbingan Islam?

4. Apakah ada metode lagi selain metode tersebut?

5. Apa tujuan yang ingin di capai dari metode tersebut?

6. Bagaimana teknik pelaksanaan metode tersebut dalam program bimbingan

Islam?

7. Sudah berapa lama metode tersebut digunakan dalam membimbing peserta

pengajian?

8. Apa sajakah factor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode tersebut?

9. Bagaimana hasil yang diperoleh peserta pengajian setelah dilakukan

bimbingan melalui metode tersebut?

10. Materi apa yang diberikan pada pengajian ini?

 

Page 93: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

SURAT KETERANGAN

Menindaklanjuti surat edaran Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta No: Un.01/F5/KM 01.3/51/2009 tentang izin pelaksanaan

penelitian/wawancara. Selanjutnya selaku pembimbing di Pengajian Al-Qalam

Curug Sawangan Depok menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:

Nama : Ali Alatas

Nomor Pokok : 102052025630

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Jurusan/Semester : Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) / XIII

Program : S1

adalah benar telah melakukan penelitian/wawancara pada hari Minggu tanggal 14

Desember 2008.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Depok, 16 Januari 2009

Pembimbing

Kurnia Robbi, S.Ag.

 

Page 94: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN RESPONDEN

PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH

PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN DEPOK

IDENTITAS RESPONDEN

1. Siapa nama, usia, asal, dan tempat tinggal anda?

2. Apakah anda sering mengikuti pengajian? Sejak kapan?

3. Bagaimana keadaan tingkah laku anda sejak itu?

4. Bagaimana keadaan emosi anda ketika itu?

5. Bagaimana cara anda untuk mengatasi emosi ketika anda memiliki masalah

pada waktu itu?

6. Bagaimana lingkungan pergaulan anda? Siapa teman yang paling anda sukai?

PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM DENGAN METODE HALAQAH

1. Menurut anda apa itu metode pengajian Halaqah?

2. Apa manfaat mengikuti pengajian metode tersebut?

3. Sejak kapan anda mengikuti pengajian tersebut?

4. Bagaimana bentuk pengajian metode tersebut?

5. Apakah bagus metode tersebut? Mengapa?

6. Factor apa yang mendukung kelancaran pelaksanaan metode tersebut?

7. Factor apa yang menghambat kelancaran metode tersebut?

HASIL YANG DICAPAI

1. Bagaimana keadaan anda sebelum mengikuti pengajian ini?

2. Apa yang anda rasakan setelah mengikuti pengajian metode ini?

 

Page 95: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

3. Berapa lama anda mengikuti pengajian ini?

4. Menurut anda apakah efektif pengajian dengan metode ini?

5. Bentuk bimbingan apa yang paling anda sukai dari metode ini?

6. Perubahan apa yang paling anda rasakan setelah mengikuti pengajian ini?

 

Page 96: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

SUSUNAN ACARA MINGGUAN

PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN DEPOK

NO ACARA PETUGAS

1 Iftitah (pembukaan) Murabbi/Peserta

2 Tilawah Al-Qur’an Halaqah

3 Tasmi’ hafalan Al-Qur’an dan hadits Peserta

4 Kalimat pengantar Murabbi

5 Taushiyah Peserta

6 Infak Halaqah

7 Talaqqi materi Murabbi

8 Mutabaah/evaluasi Program Halaqah

9 Ta’limat Murabbi

10 Penutup/do’a Murabbi/Peserta

Pembimbing

Ust. Kurnia Robbi, S.Ag.

 

Page 97: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

MATERI HALAQAH

PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN DEPOK

No Materi Frekwensi Pelaksana

1 Hadits Arba’in 20 Murabbi

2 Ma’rifah Diinil Islam 1 Murabbi

3 Pokok-pokok ajaran Islam 1 Murabbi

4 Ma’rifatullah 1 Murabbi

5 Tauhidullah 1 Murabbi

6 Tauhidul asma was shifat 1 Murabbi

7 Ma’na syahadatain 1 Murabbi

8 Syarat-syarat diterimanya syahadat 1 Murabbi

9 Beberapa hal yang membatalkan syahadatain 1 Murabbi

10 Arti ‘Laa illaha illallah’ 1 Murabbi

11 Siksa kubur 1 Murabbi

12 Ihsan 1 Murabbi

13 Hizbusy syaithan: Menjadikan syaitan sebagai

musuh 1 Murabbi

14 Kebutuhan manusia terhadap Rasul 1 Murabbi

15 Ta’rif ar-Rasul 1 Murabbi

16 Makanatur Rasul 1 Murabbi

17 Shifatur Rasul 1 Murabbi

18 Wazhifatur Rasul 1 Murabbi

19 Khashaisu risalah Muhammad SAW. 1 Murabbi

20 Wajibatul Muslim nahwar Rasul 1 Murabbi

21 Nataiju risalah Muhammad SAW. 1 Murabbi

22 Aurat dan Pakaian 1 Murabbi

23 Akhlak kepada sesame muslim 1 Murabbi

24 Memenuhi janji 1 Murabbi

25 Menundukan pandangan 1 Murabbi

26 Tidak berteman dengan orang buruk sifat

imam’ah (ikut-ikutan) 1 Murabbi

27 Menjaga kehalalan harta 1 Murabbi

28 Birrul walidain 1 Murabbi

29 Ghirah pada keluarga 1 Murabbi

30 Memilih pasangan 1 Murabbi

31 Ta’rif Al-Qur’an 1 Murabbi

32 Hidup bersih dan sehat 1 Murabbi

33 Makan dan minum 1 Murabbi

34 Ghirah agama 1 Murabbi

35 Ahammiyatut tarbiyah 1 Murabbi

36 Marhalah Makkiyah dan karakteristiknya 2 Murabbi

37 Ahwalul muslimin 1 Murabbi

38 Perjalanan gerak dakwah pemuda 1 Murabbi

 

Page 98: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

39 Dakwah di negri-negri muslim 2 Murabbi

40 Ghazwul fikri 2 Murabbi

41 Zionis Internasional 1 Murabbi

42 gerakan terselubung yang memusuhi Islam 2 Murabbi

43 Lembaga-lembaga yang menentang Islam 2 Murabbi

44 Berpartisipasi dalam kerja-kerja jama’i 1 Murabbi

45 System politik dan hubungan Internasional,

hak-hak manusia 1 Murabbi

46 Ilmu Allah Ta’ala 1 Murabbi

47 Saluran politik 1 Murabbi

MATERI DAURAH

No Jenis Materi Pelaksana

1 Daurah Al-Qur’an Halaqah

2 Taharah, adzan, imam, shalat Halaqah

3 Keterampilan belajar Struktur

4 Menyimpan data dan informasi Struktur

5 Keterampilan hidup Struktur

6

Keterampilan menjaga

penampilan dan komunikasi

social

Struktur

7

Penyelenggaraan dan

pengawasan pemilu tingkat

desa/kelurahan

Struktur

8

Mengelola Lembaga

Kmasyarakatan (RT, RW, LSM)

Komunikasi Masa

Sosiologi Kultural

Manajemen Konflik

Publik Speaking

Logika Politik Masa

Struktur

9 Keterampilan dakwah Struktur

10

Ekonomi dan wirausaha Mengenal diri

Mengenal lingkungan

Mengembangkan kreativitas

Merencanakan usaha

Menguji kelayakan usaha

Merespon perkembangan

Struktur

11 Keterampilan Manajemen

dakwah

Struktur

12

Fiqih nikah Sisi Islam tentang keluarga

Nikah: Hukum dan jenisnya

Khutbah nikah

Akad nikah dan hukumnya

Pandangan Islam tentang

jumak

Halaqah

dan

murabbi

 

Page 99: PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42615...PENERAPAN BIMBINGAN ISLAM MELALUI METODE HALAQAH PADA PENGAJIAN AL-QALAM CURUG SAWANGAN

Menuju keharmonisan

keluarga

Poligami

Nusyuz dan thalaq

Iddah dan rujuk

MATERI MABIT

No Materi Pelaksana

1 Kedudukan niat dalam beramal Peserta

2 Qiyamulail Peserta

3 Shalat berjama’ah di masjid Peserta

4 Berdo’apada waktu-waktu utama Peserta

5 Menjauhi akhlak tercela Peserta

6 Bahaya lidah Peserta

7 Menjauhi dosa (dosa besar) Peserta

8 Menjauhisegala yang haram Peserta

9 Menjauhi tempat-tempat yang haram dan maksiat Peserta

10 Memenuhi nadzar Peserta

11 Tidak menunda dalam memenuhi hak orang lain Peserta

12 Menjaga kepemilikan umum dan kepemilikan khusus Peserta

MATERI RIHLAH

Al-Qur’an dan Sunnah yang berbicara tentang lingkungan