pola hubungan perawat

8
A. BAB II PEMBAHASAN ETIKA HUBUNGAN TIM KEPERAWATAN Dari semua individu yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Komposisi anggota tim keperawatan bervariasi, tergantung pada tenaga keperawatan yang ada, sensus pasien, jenis unit keperawatan, dan program pendidikan keperawatan yang berafiliasi/ kerjasama Faktor- faktor tim keperawatanyang diarahkan terhadap kualitas asuhan keperawatan .Dalam kerjasama dengan sesama tim, semua perawat harus berprinsip dan ingat bahwa fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan kepentingan pasien serta kualitas asuhan keperawatan dan semua perawat harus mampu mengadakan komunikasi secara efektif. Latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan maupun kemampuan bervariasi, maka dalam pemberian tugas asuhan keperawatan, perawatan dibagi dalam berbagai kategori, misalnya perawat pelaksana, kepala bangsal, kepala unit perawat, kepala seksi perawatan (supervisor), dan kepala bidang keperawatan (direktor president of nursing). Dalam memberikan asuhan keperawatan, setiap anggota harus mampu mengkomunikasikan dengan perawat anggota lain, dimana permasalahan etis dapat didiskusikan dengan sesama perawat atau atasannya. B. PERAWAT, PASIEN, DAN DOKTER Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan selama mereka terkait dalam hubungan timbal balik pelayanan kesehatan. Hubungan perawat dengan dokter telah terjalin seiring perkembangan kedua kedua profesi

Upload: rezy-arina-putri

Post on 26-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Pola Hubungan Perawat

A. BAB II

PEMBAHASAN ETIKA HUBUNGAN TIM KEPERAWATAN

Dari semua individu yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada

pasien. Komposisi anggota tim keperawatan bervariasi, tergantung pada tenaga keperawatan

yang ada, sensus pasien, jenis unit keperawatan, dan program pendidikan keperawatan yang

berafiliasi/ kerjasama Faktor-faktor tim keperawatanyang diarahkan terhadap kualitas asuhan

keperawatan .Dalam kerjasama dengan sesama tim, semua perawat harus berprinsip dan ingat

bahwa fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan kepentingan pasien

serta kualitas asuhan keperawatan dan semua perawat harus mampu mengadakan komunikasi

secara efektif. Latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan maupun kemampuan bervariasi,

maka dalam pemberian tugas asuhan keperawatan, perawatan dibagi dalam berbagai kategori,

misalnya perawat pelaksana, kepala bangsal, kepala unit perawat, kepala seksi perawatan

(supervisor), dan kepala bidang keperawatan (direktor president of nursing). Dalam

memberikan asuhan keperawatan, setiap anggota harus mampu mengkomunikasikan dengan

perawat anggota lain, dimana permasalahan etis dapat didiskusikan dengan sesama perawat

atau atasannya.

B. PERAWAT, PASIEN, DAN DOKTER

Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan

selama mereka terkait dalam hubungan timbal balik pelayanan kesehatan. Hubungan perawat

dengan dokter telah terjalin seiring perkembangan kedua kedua profesi ini, tidak terlepas dari

sejarah, sifat ilmu/ pendidikan, latar belakang personal dan lain- lain.

Kedokteran dan keperawatan, walaupun kedua disiplin ilmu ini sama- sama berfokus

pada manusia, mempunyai beberapa perbedaan. Kedokteran lebih bersifat paternalistic, yang

mencerminkan figur seorang bapak, pemimpin dan pembuat keputusan (judgment).

Sedangkan keperawatan lebih bersifat mothernalistik, yang mencerminkan figure seorang ibu

(mother instink) dalam memberikan asuhan keperawatan, kasih saying, dan bantuan (helping

relationship).

Berbagai model hubungan antara perawat, dokter dan pasien telah dikembangkan,

berikut ini model hubungan perawat, dokter, dan pasien yang dikembangkan oleh: Szasz dan

Hollander mengembangkan tiga model hubungan dokter, perawat, dimana model ini terjadi

pada semua hubungan antar manusia, termasuk hubungan antar perawat dan dokter. Model

mereka kembangkan meliputi :

Page 2: Pola Hubungan Perawat

a. Model Aktivitas- Pasivitas

Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif.

Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasien dalam keadaan darurat.

Dokter  berada pada posisi mengatur  semuanya, merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas

pasien kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan paternalistic.

b. Model Hubungan Membantu

              Merupakan dasar  untuk sebagian besar dari praktik keperawatan atau praktik

kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan dan

perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan terkait dengan kebutuhan pasien. Perawat

dan dokter memberi bantuan dalam bentuk perlakuan/ perawatan atau pengobatan. Timbal

baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran perawat atau dokter.

Dalam model ini, perawat dan dokter mengetahui apa yang terbaik bagi pasien, memegang

apa yang diminati pasien dan bebas dari prioritas yang lain. Model ini bersifat paternalistik

walau sedikit lebih rendah.

c. Model Partisipasi Mutual

Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama atau kesejahteraan antara

umat manusia merupakan nilai yang tinggi, model ini mencerminkan asumsi dasar dari proses

demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkan  kekuasaan  yang sama, saling

membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan kepuasan kedua pihak. 

Model ini mempunyai ciri bahwa setiap pasien mempunyai kemampuan untuk

menolong dirinya sendiri yang merupakan aspek penting  pada layanan kesehatan saat ini.

Peran dokter dalama model ini adalah membantu pasien menolong dirinya sendiri.

Dari perspektif keperawatan, model partisipasi mutual ini penting untuk mengenal

dari pasien dan kemampuan diri pasien. Model ini menjelaskan bahwa manusia mempunyai

kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Keperawatan bersifat menghargai martabat

individu yang unik, berbeda satu sama lain dan membantu kemampuan dalam menentukan

dan mengatur diri sendiri ( Bandman and Bandman,1999. dikutip dari American Nurses

Assocication, Nursing: Asocial Policy. Kansas City. MO: 1980. hal:6 ).  

C. HUBUNGAN  PERAWAT DAN  PASIEN  DALAM  KONTEKS  ETIS

  Seorang pasien dalam situasi menjadi pasien mempunyai tujuan tertentu. Seorang

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga mempunyai tujuan tertentu. Kondisi

Page 3: Pola Hubungan Perawat

yang dihadapi pasien merupakan penentu peran perawat terhadap pasien ( Husted dan

Husted, 1990 ).

Untuk menjelaskan peran perawat secara umum dapat digunakan kerangka yang

mengacu pada pandangan dasar Helldegard .E  Pepley, tentang hubungan perawat dan pasien

dalam asuhan keperawatan, merupakan rasa percaya, pengukuran pemecahan masalah (

Problem Solving ), dan kolaborasi.

Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat berperan Sebagai

konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya.

Perawat juga dapat berperan sebagai pengganti orang tua (terutama pada pasien anak),

saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam ungkapan perasaan-perasaannya.

Penerapan Hubungan Antara Perawat Dan Pasien, Perawat Dan Perawat, Perawat Dan

Profesi Lain, Dan Perawat Dengan Masyarakat 

Bentuk-bentuk penerapan, Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat

berperan Sebagai konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang

penyakitnya. Perawat juga dapat berperan sebagai pengganti orang tua (terutama pada pasien

anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam ungkapan perasaan-perasaannya.

Perawat dan perawat memiliki etika khusus mengatur tanggung jawab moral perawat

yang disusun oleh  organisasi perawat itu sendiri. berdasarkan suatu sumber yang ada

dilingkungan baik lingkungan   kesehatan, lingkungan konsumen dan lingkungan Komunitas

Keperawatan. Contoh penerapannya yaitu :

1. Tritmen pada pasien yang menghadapi ajal:

O2 -> diteruskan / di stop.

Program pengobatan diteruskan / tidak

Suport terapi ( RJP ) sampai kapan.

dalam kondisi MBO.

2. Mengijinkan unsur mengakhiri penderitaan dan hidup pasien dengan sengaja atas

permintaan pasien sendiri,pembatasan perilaku, dan infomrmed consent.

Pasien teriminal

Status vegetatif

pasien HIV /AID

Page 4: Pola Hubungan Perawat

pasien mendapat terapi diet

pasien menghadapi tindakan medik

operasi, pemakaian obat yangharganya mahal dll.

3. Bioetika :aborsi, pembatasan kelahiran,sterilisasi, bayi tabung, tranplantasi organ dll.

4. Pengungkapan kebenaran dan kerahasiaan dalam bidang kedokteran.

permintaan informasi data pasien,

Catatan medik,

Pembicaraan kasus pasien.

penerapan hubungan antara perawat dan profesi lain yang memiliki bidang kesehatan

yang saling berketergantungan satu sama lain misalnya seorang dokter pasti membutuhkan,

perawat, apoteker dan lain-lain , yang saling berkaitan satu sama lain.

Selain penerapan-penerapan dengan perawat dan profesi lain, perawat juga harus

menerapkan hubungan antara perawat dan masyarakat  Perawat mengemban tugas tanggung

jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan medukung berbagai kegiatan dalam

memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.dan tetap menghargai privasi yang ada dalam

masyarakat berupa Privasi pasien. Menghargai harkat martabat pasien,Sopan santun dalam

pergaulan,saling menghormati, saling membantu, peduli terhadap lingkung

Fokus utama dari perhatian etis dalam keputusan tindakan asuhan keperawatan

seharusnya adalah kesejahteraan individu, dan walaupun pasien mempunyai peran integral

dan bahan peran sentral dalam pengambilan keputusan, maka pasien tidak lagi mempunyai

hak untuk memaksa perawat, sebagai pelaksana asuhan keperawatan.

Bila perbedaan antara perawat dan pasien tidak dapat di selesaikan, maka pelaksana

asuhan keperawatan harus menarik diri dari pelaksana asuhan keperawatan dan untuk

memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan dari pasien. Bagaimanapun perawat tidak

mempunyai kewajiban khusus untuk mencoba mengisi semua (atau beberapa) keinginan

asuhan keperawatan dari individu, meskipun perawat dapat melakukannnya tetapi tidak ada

kewajiban moral secara khusus untuk melakukannya.

Terlebih lagi perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, tidak mempunyai

kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pasien yang diluar bidang keahliannya, dan

mempunyai hak untuk mengakhiri tindakan asuhan keperawatan yang diluar batas

kemampuannya.

Oleh sebab itu, hubungan parawat dan pasien sebenarnya merupakan keputusan–

keputusan yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama sebagai pencerminan suatu

Page 5: Pola Hubungan Perawat

penghargaan terhadap value dari kedua belah pihak. Disamping itu dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien , perawat juga mempunyai hubungan dengan dokter

dalam peran dependen (tergantung) mengingat dalam melaksanakan  asuhan keperawatan

didalamnya terdapat program kesehatan  dimana pertanggung jawaban dipegang oleh dokter,

disamping peran  kolaborasi (interdependen) yang dilaksanakan dalam mengatasi

permasalahan secara team work dengan tim kesehatan lain.

            Untuk membuat keputusan terdapat permasalahan etika keperawatan secara tepat,

maka perawat perlu mengetahui dan memahami konsep dasar etika keperawatan. Berbagai

permasalahan etika dapat terjadi dalam tatannan tindakan asuhan keperawatan, dimana terjadi

intervensi antara pasien dengan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara

mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan kamatian.

           Upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan berbagai sector lain,

dan penerapan asuhan keperawatan yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalahan

kesehatan pasien. Dalam membuat keputusan terhadap dua masalah yang dihadapi, perawat

dituntut untuk dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan dirinya, yang

tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh pas.