plp bk.doc

77
BULUKUMBA.plpbk PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS KABUPATEN BULUKUMBA PROV.SULAWESI SELATAN Jumat, 04 Maret 2011 PLPBK pedoman pelaksanaa PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (COMMUNITY BASED NEIGHBORHOOD DEVELOPMENT)

Upload: ahim-iberahim

Post on 16-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BULUKUMBA.plpbk

PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS KABUPATEN BULUKUMBA PROV.SULAWESI SELATAN

Jumat, 04 Maret 2011

PLPBK pedoman pelaksanaa

PenATAAN Lingkungan Permukiman BERBASIS KOMUNITAS(COMMUNITY BASED NEIGHBORHOOD DEVELOPMENT)

pedoman PELAKSANAAN

Februari 2010KATA PENGANTARProgram Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. Melalui P2KP 1, P2KP 2, P2KP 3, hingga pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan saat ini yang dimulai sejak tahun 1999 hingga 2009 dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun, siklus proses pendampingan diawali dari tahapan pemberdayaan masyarakat miskin menuju masyarakat berdaya dengan sejumlah intervensi dalam hal perubahan sikap / perilaku/ cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai universal kemasyarakatan dan dilanjutkan dengan pendampingan lanjut yang berorientasi membangun transformasi menuju masyarakat mandiri, dilakukan melalui pembelajaran kemitraan sinergi antara Pemda, Masyarakat dan Kelompok peduli setempat serta kegiatan membangun jaringan (channelling program). Tercatat hingga akhir tahun 2007 P2KP telah telah melaksanakan komitmen program PAKET dengan 117 Kabupaten/Kota di 22 Provinsi di seluruh Indonesia.Selanjutnya, diharapkan transformasi masyarakat mandiri menuju masyarakat madani dilakukan melalui intervensi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengembangan kualitas lingkungan permukiman yang berkelanjutan (sustainability development,) secara holistik dan terpadu pada tingkat lingkungan permukiman melalui pengembangan kegiatan usaha ekonomi masyarakat, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penataan prasarana lingkungan dan kualitas hunian. Ketiga, tatanan tersebut merupakan kesatuan yang saling terkait dengan erat dan dikenal sebagai pendekatan Tridaya.Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas diharapkan dapat memuat arahan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) dan program-program pembangunan lingkungan permukiman yang komprehensif, terpadu dan berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip perencanaan partisipatif dan pendekatan Tridaya (yaitu keterpaduan antara pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan) yang merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Melalui buku pedoman pelaksanaan ini, diharapkan pelaksanaan Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas dapat dilaksanakan oleh seluruh pelaku secara efektif dan optimal. Semoga bermanfaat. Jakarta, Oktober 2009Direktur Jendral Cipta KaryaDepartemen Pekerjaan UmumBudi YuwonDaftar IsiKata Pengantar

iDaftar Isi

iiLampiran

iiiDaftar Gambar dan Tabel

iii1. Pendahuluan

11.1. Latar Belakang

11.2. Dasar Pemikiran

31.3. Prinsip dan Pendekatan

41.4. Ketentuan Dasar

62. Uraian tentang Kegiatan

82.1. Nama Kegiatan

72.2. Tujuan

72.3. Hasil Akhir

72.4. Strategi Pelaksanaan

82.5. Sasaran Lokasi dan Kelompok

92.5.1. Sasaran lokasi

92.5.2. Sasaran kelompok

102.6. Komponen Kegiatan

112.6.1. Komponen untuk Masyarakat Kelurahan/Desa

102.6.2. Komponen Dukungan Teknis yang diberikan kepada Pemerintah Kota/Kabupaten dan Pemangku Kepentingan Lainnya ....................... 142.6.3. Komponen Dukungan Teknis yang diperlukan dari Pemerintah Kota/Kabupaten dan Pemangku Kepentingan Lainnya ...................... 153. Langkah-langkah Pelaksanaan

183.1. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Lingkungan Permukiman

183.2. Langkah Langkah Pelaksanaan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

223.2.1. Tahap Persiapan

223.2.2. Tahap Perencanaan Partisipatif

223.2.3. Tahap Pemasaran Kawasan Prioritas ................................................

293.2.4. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Fisik BLM - 2

313.2.5. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Fisik BLM - 3

314. Pemantauan dan Pelaporan

344.1. Pemantauan .................................................................................................

344.2. Organisasi Pelaksanaan Proyek. .................................................................

354.3. Pelaporan ..................................................................

354.4. Pemeriksaan / Audit Eksternal .....................................................................

354.5. Pengaduan & Penanganan Masalah ...........................................................

364.6. Pengamanan Sosial dan Lingkungan ...........................................................

364.7. Evaluasi .......................................................................................................

365. Penutup

40LampiranLampiran-1 : Uraian Singkat Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan LingkunganLampiran-2 : Tata Cara Pengajuan Usulan dan Penetapan Lokasi Penerima BLM Kegiatan PLPBKDaftar Gambar dan TabelDAFTAR GAMBARGambar-1 : Intervensi PLP-BK dalam Konsep Transformasi Sosial

3Gambar-2 : Kerangka Berfikir Pengembangan Kegiatan PLPBK............................ 4Gambar-3 : Skenario Pelaksanaan Kegiatan

17Gambar-4 : Struktur Organisasi Pelaksanaan PLPBK

39DAFTAR TABELTabel-1 : Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM -1

12Tabel-2 : Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM -2

14Tabel-3 : Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM -3

14Tabel-4 : Indikator Capaian Kinerja........................................................................

37BAB IPendahuluanInformasi PentingLembaga penyelenggara : Direktorat Jenderal Cipta Karya,Departemen Pekerjaan UmumAlamat kantor pusat

: Jl. Penjernihan I/19F JakartaNo telpon pengaduan

: .0817 148098Web

: www.p2kp.orgPeringatanKegiatan ini dirancang sebagai proyek pembangunan yang berbasis komunitas dan nilai, oleh sebab itu pelibatan masyarakat secara langsung dan penerapan nilai nilai luhur menjadi mutlak. Penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur tersebut dapat membatalkan kegiatan ini untuk dilaksanakan di suatu kelurahanApa yang baru dalam PLPBKPenataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) pada dasarnya adalah kelanjutan dari transformasi sosial P2KP sehingga beberapa prinsip dasar yang digunakan di P2KP seperti demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabel dan desentralisasi, dsb juga menjadi prinsip dasar PLPBK. Meskipun pembangunan manusia melalui pembangunan bidang sosial, ekonomi dan lingkungan masih tetap menjadi andalan utama dalam penanggulangan kemiskinan, secara khusus dalam PLPBK pembangunan lingkungan diberikan penekanan khusus untuk mewujudkan perubahan perilaku masyarakat yang sejalan dengan menciptakan lingkungan hunian yang kondusif terhadap berbagai aspek pembangunan manusia sehingga penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan manusia seutuhnya (spiritual dan material) dengan segera terwujud. Dalam PLPBK pembangunan fisik lingkungan menjadi media belajar untuk membangun tata kerja bermasyarakat untuk mewujudkan perubahan perilaku masyarakat dengan menyepakati peraturan-peraturan yang dibutuhkan dalam berbagi ruang hidup sehingga mampu menjadi perekat dalam tata hidup masyarakat madani yang saling menghargai dan produktif yang pada gilirannya akan terwujud kualitas lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari.1.1. Latar BelakangBerangkat dari kedudukan, tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memberikan perhatian yang besar dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Hal tersebut dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu melalkegiataan penataan prasarana lingkungan dan kualitas hunian guna mendukung pengembangan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan sumber daya manusia dengan memperhatikan tatanan sosial masyarakat. Ketiga bidang garapan tersebut merupakan kesatuan yang saling terkait erat dan dikenal sebagai pendekatan TRIDAYA dengan memadukan antara pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan (SEL). Pendekatan TRIDAYA ini merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan kebijakan pembangunan SEL yang mampu peningkatan kualitas lingkungan permukiman adalah melalui pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang berlangsung sejak tahun 1999 yang saat ini disebut PNPM Mandiri Perkotaan.PNPM Mandiri Perkotaan tahap pertama berorientasi untuk membangun pondasi masyarakat berdaya dengan sejumlah kegiatan intervensi pada perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai universal. Pada tahap berikutnya berorientasi untuk membangun transformasi menuju masyarakat mandiri yang dilakukan melalui sejumlah intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan kelompok peduli setempat dengan berbagai pihak (channelling program) untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat.Kegiatan PLP-BK merupakan tahap akhir dari transformasi kondisi sosial menuju masyarakat madani sebagaimana tertuang dalam skema PNPM Mandiri Perkotaan. PLP-BK diharapkan dapat mendorong peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan kualitas lingkungan permukiman yang berkelanjutan (sustainability development).Untuk mencapai pembangunan permukiman yang berkelanjutan ditempuh tiga jalur sebagai berikut (1) Orientasi pada perubahan perilaku (attitude), (2) Orientasi pada pengelolaan oleh masyarakat sendiri (self community management), serta (3) Orientasi pada inovasi dan kreativitas masyarakat (entrepreneurship). Gambar-1: Intervensi PLP-BK dalam konsep Transformasi Sosial

1.2. Dasar PemikiranTerwujudnya tatanan masyarakat yang hidup secara harmonis (living in harmony) dalam lingkungan yang aman, tertib, sehat, selaras dan lestari dengan menjunjung nilai-nilai budaya lokal adalah cita-cita tentang peradaban masyarakat perkotaan ke depan.Pengembangan komunitas menuju tatanan masyarakat madani yang mengedepankan perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Ini merupakan upaya membangun tanggung jawab untuk mengelola lingkungan permukiman mereka secara harmonis serta membangun relasi dengan komunitas yang lebih luas. Pengembangan komunitas diawali dengan Pembangunan Sosial (S) untuk memperkokoh sikap dan perilaku masyarakat yang berbasis nilai-nilai universal (kebersamaan, kekeluargaan, kerelawanan, kejujuran, dll) yang mendasari nilai-nilai kearifan lokal. Melalui pembangunan sosial diharapkan tumbuhnya modal sosial yang memperkuat tatanan komunitas dengan saling mempererat sesama anggota masyarakat. Pada akhirnya diharapkan terwujud budaya menjunjung etika, menghormati hukum dan peraturan, menghormati hak-hak warga lainnya, tertib, bersih, sehat dan produktif. Dalam perilaku masyarakat seperti demikian, maka masyarakat telah mampu menciptakan pengaturan ketertiban dan keamanan lingkungan serta pengaturan kebersihan dan kesehatan lingkungan.Gambar-2: Kerangka Berfikir Pengembangan Kegiatan PLPBK

Selanjutnya upaya pengembangan komunitas dilakukan dengan memperkokoh model kepemimpinan kolektif berbasis nilai (BKM/LKM) yang mampu mendorong UP-UP untuk mengembangkan kapasitasnya untuk menjadi pusat pelayanan masyarakat (community services center) di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Kapasitas UP-UP di atas merupakan pondasi yang kokoh bagi kondisi tatanan kehidupan masyarakat yang mampu mengelola dan menyelenggarakan Pembangunan Ekonomi (E) dan Pembangunan Lingkungan (L) secara mandiri. Diharapkan masyarakat mampu memenuhi dan mengelola kebutuhan mereka sendiri (community management) termasuk mengakses berbagai sumber daya untuk menjaga keberlangsungan dinamika pembangunan. Kondisi di atas diharapkan dapat menumbuhkan daya inovasi dan kreativitas masyarakat (enterpreneurship) untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki menuju kehidupan yang harmonis, baik kehidupan sosial, pertumbuhan ekonomi maupun lingkungan permukiman yang sehat, produktif, berjati diri dan berkelanjutan. 1.3.Prinsip dan Pendekatana. Prinsip-PrinsipPrinsip-prinsip pembangunan yang dianut adalah: Solidaritas (tanggung renteng);Upaya pengembangan lingkungan permukiman ini harus menjadi tanggung jawab bersama dengan mengutamakan yang paling lemah melalui upaya gotong royong (berat sama dipikul ringan sama dijinjing) Keterbukaan;Mengajarkan kepada semua pelaku untuk saling terbuka juga terhadap pembaruan atau inovasi-inovasi demi kemajuan bersama Transparansi;Mengajak semua pelaku untuk dapat menunjukan peran, kontribusi dan tanggung jawabnya secara jelas dan gamblang (transparan) untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman Akuntabilitas;Mengajak semua pelaku untuk mampu mempertanggungjawabkan tugas dan tindakannya kepada publik dan selalu siap untuk digugat Demokrasi;Mengajak semua pelaku untuk mendengar dan mempertimbangkan kepentingan pihak lain dalam pengambilan keputusan bersama. Kesepakatan aturan main;Semua keputusan dan pelaksanaan kegiatan harus didasarkan atas kebutuhan dan aturan main yang disepakati bersama KreatifMengoptimalkan aset dan kondisi permukimannya sebagai potensi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan pengembangan lingkungan permukiman di wilayahnya InovatifPenetapan jenis kegiatan/program tidak hanya sekedar mengelola sumber daya yang ada, namun justru lebih bersifat menggali, mencari hingga menciptakan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program yang disepakati masyarakat Mengutamakan membangun kapasitas lokalPrinsip ini sudah harus ada dibenak semua pelaku bahwa kunci keberlanjutan pembangunan (sustainable development) adalah berorientasi untuk membangun kapasitas masyarakat sendiri. Mengutamakan Kemitraan dan KolaborasiSenantiasa menjalin kemitraan sinergis dengan berbagai pihak terkait, baik pemda maupun kelompok peduli setempat dan menjunjung tinggi nilai kolaborasi serta menghindarkan persaingan yang dapat menjurus perpecahan Menggunakan sumber daya eksternal secara arifSumberdaya ekternal harus disadari sebagai stimulan/pelengkap dari sumber daya sendiri, sehingga harus digunakan secara efektif dan efisienb. PendekatanPendekatan pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas adalah kombinasi antara: Pendekatan pemberdayaan berbasis nilai dalam rangka perubahan sikap/ perilaku masyarakat; Pendekatan pembangunan bertumpu pada optimalisasi aset dan manajemen komunitas; dan Pendekatan pembangunan bertumpu pada inovasi dan kreativitas masyarakat (entrepreneurship)1.4.Ketentuan DasarMasyarakat dan pihak terkait dengan pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan dan memenuhi beberapa ketentuan dasar sebagai berikut: Masyarakat, kelompok peduli dan pemerintah perlu berkolaborasi dan saling mendukung dengan komitmen yang kuat agar perubahan perilaku masyarakat berdasarkan nilai-nilai tercapai. Mendudukkan peran pemerintah sebagai pemampu (enabler) pembangunan melalui proses katalisasi. Semua yang dibangun dalam kegiatan ini harus memenuhi kelayakan dan keandalan teknik yang berlaku dengan mempertimbangkan indikator pembangunan berkelanjutan dan tanggap terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Masyarakat/calon pemanfaat harus dilibatkan sebagai pelaku utama dalam proses pengambilan keputusan saat perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi penataan kembali lingkungan permukiman mereka. Masyarakat kelurahan/desa harus bersedia menata kembali lingkungan permukimannya sesuai dengan peraturan dan norma yang berlaku serta standar yang disepakati bersama antara pemerintah dan masyarakat, termasuk dalam hal (bila terpaksa) relokasi dan konsolidasi tanah. Kegiatan penataan kembali lingkungan permukiman ini harus dilihat sebagai upaya meletakkan landasan bagi pembangunan jangka panjang yang lebih baik dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Kegiatan penataan lingkungan permukiman harus menjawab kebutuhan dasar masyarakat miskin. Menjamin terintegrasinya perencanaan penataan lingkungan permukiman ke dalam perencanaan pembangunan daerah.BAB IIURAIAN TENTANG KEGIATAN 2.1. Nama Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)Adalah sebuah proses membangun dan mengembangkan tatanan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dengan dilandasi oleh visi yang dibangun secara bersama-sama oleh masyarakat. 2.2. Tujuan Tujuan umum:Terwujudnya tatanan kehidupan yang harmonis dengan dilandasi budaya maju masyarakatnya guna membangun lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari.Tujuan khusus:a. Memampukan masyarakat dalam merencanakan dan mengelola lingkungan permukimannya sebagai upaya untuk perkuatan proses demokrasi, akuntabilitas serta tanggung jawab sosial.b. Mengembangkan kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah yang dibangun dengan kerjasama dan pengakuan atas ide-ide dan keterampilan kreatif yang dimiliki oleh masyarakat.c. Mengintegrasikan proses dan hasil perencanaan pembangunan lingkungan permukiman yang disusun oleh masyarakat ke dalam sistem perencanaan pembangunan di tingkat daerah.d. Mendorong tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di tingkat kelurahan/desa.2.3.Hasil Akhir a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) di tingkat kelurahan yang didalamnya mencakup Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman yang disusun secara partisipatif oleh masyarakat bersama pemerintah dan kelompok peduli serta dipahami sebagai bagian dari dokumen perencanaan kelurahan/desab. Aturan tertulis tentang pembangunan/pengelolaan permukiman yang tanggap bencana yang disepakati masyarakat bersama pemerintah sebagai komitmen bersama yang menjadi sarana mewujudkan perubahan sikap dan perilaku masyarakat.c. Kelembagaan pembangunan atau unit pengelola pembangunan SEL (sosial, ekonomi dan lingkungan) yang andal dan mampu berperan sebagai pusat pelayanan masyarakat (community services) dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.d. Terwujudnya atau terlaksananya pembangunan fisik kawasan prioritas yang dilakukan oleh masyarakat dengan bimbingan pemerintah dan dukungan berbagai pihak dengan berbagai sumber daya2.4.Strategi pelaksanaana. Menggunakan pembangunan lingkungan sebagai pintu masuk untuk pembangunan manusia seutuhnya jasmaniah rohaniah sehingga menghasilkan warga masyarakat yang secara sosial efektif dan secara ekonomi produktif yang pada gilirannya akan membangunan masyarakat adil, maju dan sejahtera. Strategi ini akan diwujudkan dalam 3 (tiga) cara utama sebagai berikut : Edukasi masyarakat dalam bentuk pembelajaran kritis, diskusi kelompok terarah, studi kasus, kunjungan lapangan, dll yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tata kepemerintahan/pelayanan publik, bencana alam, dsb. Serangkaian musyawarah warga untuk menyepakati aturan pembangunan dan pengelolaan lingkungan, penataan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, pelayanan publik, dsb Menggunakan pembangunan lingkungan sebagai media praktek untuk pengembangan tata laku yang positif dan efektif (etika pembangunan)b. Penguatan BKM/LKM dan UP-UP sebagai pusat pelayanan masyarakat untuk mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan dan mengelola pembangunan lingkungan di wilayahnya (community management), melalui upaya-upaya: Pelatihan dan pendampingan untuk mendorong peran UPL sebagai pusat etika pembangunan lingkungan, pengembanan pelayanan prasarana dan sarana permukiman, bengkel kontruksi, dll Pelatihan dan pendampingan untuk mendorong peran UPS sebagai pusat pembangunan sosial, pengembangan pelayanan sosial komunitas, kontrol sosial. Pelatihan dan pendampingan untuk memperluas peran UPK sebagai pusat pengembangan ekonomi bersama/rakyat, jaring produksi dan pemasaran, pelayanan modal produktif, dllc. Menumbuhkan kreativitas dan inovasi masyarakat (entrepereneurship) untuk berencana membangun tatanan kehidupan dan hunian warganya, berdasarkan visi masa depan yang dibangun bersama, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada maupun mengakses sumber daya lainnya dengan cara : Mengorganisasi masyarakat menyusun dan menyepakati rencana pembangunan /penataan kembali lingkungan permukiman di wilayahnya sehingga dihasilkan rencana pembangunan permukiman (tata bangunan dan lingkungan) yang disepakati bersama antara masyarakat dan pemerintah Menggalang berbagai sumber daya baik internal maupun eksternal untuk mendukung terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman sesuai yang dicita-citakan, dengan memanfaatkan berbagai mekanisme yang berlaku.d. Reorientasi peran pemerintah menuju tata kepemerintahan yang baik (good governance) dengan cara: Dukungan lokakarya, pelatihan, pendampingan, study lapangan tentang pembangunan berbasis komunitas dan nilai kepada masyarakat Penguatan peran pemerintah sebagai pengelola kebijakan pembangunan kota/kabupaten dan fasilitator yang mendorong berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Reformasi kebijakan, program dan anggaran kearah pembangunan manusia seutuhnya melalui praktek pembangunan/penataan kembali lingkungan permukiman sesuai dengan hasil perencanaan partisipatif yang dilakukan bersama masyarakat. Dukungan mekanisme musrenbang mulai tingkat kelurahan, kecamatan dan kota/kabupaten untuk mendukung terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman. Integrasi dokumen perencanaan penataan lingkungan permukiman sebagai produk perencanaan pembangunan daerah.2.5.Sasaran Lokasi dan Kelompok2.5.1 Sasaran Lokasia. Kota/Kabupaten yang akan menjadi lokasi kegiatan adalah: Telah melaksanakan kegiatan PAKET atau kegiatan kemitraan setara PAKET b. Kelurahan/Desa yang dapat diusulkan untuk menjadi lokasi sasaran kegiatan adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: Memiliki BKM yang memenuhi kualifikasi BKM Berdaya menuju mandiri atau BKM Mandiri Diutamakan telah melaksanakan kegiatan dengan kegiatan PAKET dan/atau channeling kegiatan dan/atau kemitraan dengan pemda setara PAKET yang baik. Kemitraan dengan Pemda setara PAKET yang dimaksud yaitu: i. Program Kemitraan tersebut memiliki pedoman dan aturan yang jelas. Di dalam aturan tersebut mengatur peran-peran setara di dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring evaluasi program, antara pemerintah kabupaten/kota di satu sisi dengan masyarakat kelurahan/desa dan atau BKM di sisi yang lain.ii. Program Kemitraan tersebut memiliki kepedulian yang cukup kepada kelompok marginal (masyarakat miskin, penyandang cacat, dll)iii. Program kemitraan tersebut memberi ruang yang cukup terhadap keterlibatan kelompok perempuan. (keterlibatan kelompok perempuan di dalam pengambilan keputusan penting lebih dari 30% dari peserta yang hadir)iv. Memiliki dokumen Program Kemitraan (proposal masyarakat dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan) yang dapat dipertanggungjawabkan.v. Terdapat alokasi dana Program Kemitraan berasal dari pemerintah kota/kabupaten yang diumumkan secara transparan.vi. Dilakukan proses pertanggungjawaban publik secara transparan dan akuntable dan memiliki laporan pertanggungjawaban dana, atau telah dilakukan audit oleh auditor.vii. Tidak terdapat gugatan oleh masyarakat atas pelaksanaan Program Kemitraan tersebut.viii. Menyajikan data-data informasi program kemitraan tersebut secara lengkap (nilai proyek, durasi, keterlibatan, dll).2.5.2. Sasaran Kelompoka. Masyarakat/BKM/LKM;Masyarakat kelurahan/desa utamanya kelompok miskin dengan BKM/LKM yang memenuhi kriteria berdaya menuju mandiri atau mandirib. Pemerintah daerah;Perangkat pemerintahan dari tingkat kota/kabupaten, kecamatan hingga kelurahan/desa, khususnya yang terkait dengan perencanaan pembangunan dan tata ruang, pengembangan potensi kawasan, pengembangan dan pembangunan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan ekonomi masyarakat, pertanahan, serta mitigasi bencana bersama masyarakat.c. Para pihak terkait lainnya;Pihak terkait (pemangku kepentingan dan atau kelompok peduli) di luar kelompok masyarakat kelurahan/desa sasaran dan perangkat pemerintahan seperti: sektor swasta, perbankan, LSM, perguruan tinggi, asosiasi profesi dan usaha sejenis, dll yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pengembangan potensi kawasan.2.6.Komponen Kegiatan2.6.1. Komponen untuk Masyarakat Kelurahan/Desaa. Fasilitasi Pendampingan (Pengembangan Kapasitas dan Jaminan Kualitas)Fasilitasi pendampingan diberikan melalui penugasan tim fasilitator beserta dukungan dana operasional untuk mendampingi masyarakat dalam rangka pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas. Kegiatan pendampingan masyarakat terdiri dari serangkaian kegiatan, yaitu edukasi/orientasi dan pelatihan, membangun komitmen bersama, melakukan survei swadaya, merumuskan kebutuhan nyata dari hasil pendataan yang dilakukan secara swadaya, menyusun rencana tindak penataan kembali lingkungan permukiman di wilayahnya sampai dengan pendampingan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi.Secara rinci jenis kegiatan pendampingan mencakup: Pertemuan-pertemuan/musyawarah ditingkat komunitas maupun kelurahan/desa, baik bersifat rapat maupun sosialisasi, termasuk pertemuan dengan kelompok perempuan dan /atau kelompok rentan. Pelatihan dan bimbingan, termasuk penyediaan bahan dan media belajar. Survei swadaya, termasuk analisis, pembuatan peta tapak dan penulisan laporan. Pengembangan bengkel konstruksi dan bengkel bahan bangunan di kecamatan atau kluster beberapa kelurahan yang menjadi sasaran proyek. Kerja kelompok penyusunan rencana tindak penataan kembali lingkungan permukiman, rencana tata ruang kelurahan/desa termasuk penataan persil tanah, rencana detail pembangunan rumah/lingkungan, termasuk perhitungan biayanya serta penyusunan rencana tindak pemasaran hasil perencanaan partisipatif. Fasilitasi pembuatan gambar-gambar teknik, spesifikasi dan perhitungan biaya dan penyusunan DTPL (Dokumen Teknik Pembangunan Lingkungan) Pengawasan pelaksanaan konstruksi pembangunan lingkungan permukiman. Fasilitasi pertemuan-pertemuan dengan insitusi di level kota/kabupaten dalam kaitan menjaga sinergitas PLPBK dengan arah kebijakan di tingkat kota/kabupaten.b. Fasilitasi Pendanaan Perlu diingat fasilitasi untuk dana ini bukanlah penyediaan dana untuk membiayai seluruh rencana pembangunan yang telah dibuat melainkan merupakan dana stimulan untuk belajar praktek melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman sehingga masih diperlukan upaya lanjut untuk menggalang dana swadaya dari masyarakat, pemda dan kelompok peduli serta sumberdaya dari berbagai pihak lainnya1) Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)a) Ketentuan UmumPada dasarnya kegiatan PLPBK merupakan strategi intervensi tingkat lanjut dari Program Penangulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), yang saat ini dikenal dengan nama PNPM Mandiri Perkotaan. Kegiatan ini menitikberatkan keseimbangan pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan, meskipun secara strategi menggunakan pembangunan lingkungan untuk membangun sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, secara khusus penyediaan BLM adalah sebagai stimulan bagi masyarakat untuk praktek menerapkan apa yang sudah mereka rencanakan dan sepakati dalam pembangunan/penataan kembali permukiman, sehingga belajar melalui praktek membangun terjadi dan etika pembangunan ditegakkan bukan sekedar wacana. BLM ini hanya boleh digunakan untuk membiayai kegiatan yang langsung terkait dengan pembangunan/penataan kembali lingkungan permukiman. Jumlah alokasi dana BLM untuk masing-masing kelurahan/desa terpilih diinformasikan secara terbuka, sehingga dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat secara transparan. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan, ternyata BKM/LKM di suatu kelurahan/desa sasaran dinilai tidak dapat menunjukan kemampuan dan kesungguhan melaksanakan ketentuan/aturan yang ditetapkan, maka alokasi dana yang ada, sebagian atau seluruhnya, dapat ditangguhkan atau dibatalkan. Demikian pula halnya, apabila BKM/LKM tidak mampu mencairkan seluruh alokasi dana BLM hingga masa pelaksanaan proyek berakhir, maka sisa alokasi dana BLM harus dikembalikan ke kas negara.b) Alokasi BLMBLM untuk kegiatan PLPBK secara umum akan terbagi atas dua kelompok pemanfaatan yaitu: Maksimum Rp 300 juta akan dimanfaatkan untuk dukungan perencanaan kawasan yang terdiri atas : (1) biaya tenaga ahli pendamping masyarakat, (2) biaya pengembangan kapasitas masyarakat, (3) dukungan proses perencanaan partisipatif dan (4) pemasaran hasil-hasil perencanaan. (no 2,3 dan 4 disebut dengan dukungan proses perencanaan dan pemasaran). Rp. 700 juta akan dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan fisik di kawasan prioritas. Apabila diperlukan dana ini dapat pula dipergunakan untuk penyiapan Detail Engineering Design (DED). Dana tersebut hanya merupakan bagian kecil dari seluruh dana yang diperlukan kelurahan/desa untuk mewujudkan hasil perencanaan partisipatif. Tata cara pengajuan, pencairan dan pemanfaatan BLM akan diatur lebih lanjut dalam Pedoman Teknis 1 (Pencairan dan Pemanfaatan BLM)b.1. Dana BLM-1Untuk kelurahan/desa terpilih, akan dialokasikan dana stimulan BLM-1 untuk dapat menghasilkan :(1) Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) kelurahan/desa (2) Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (3) Aturan bangunan dan lingkungan setempat serta aturan-aturan lain yang menjadi kesepakatan bersama (Aturan Bersama),Ketentuan alokasi BLM-1 dan mekanisme pencairan dapat dilihat pada Tabel 1. Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM-1 di bawah ini.Tabel 1. Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM-1Tahapan PencairanAlokasi PeruntukanSyarat Pencairan

BLM-1 Rp.200.000.0001. Biaya Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan Partisipatif ( 25 juta), 2. Dukungan proses perencanaan dan pemasaran (175 juta)

1. Setelah SPPB ditandatangani dan diverifikasi oleh Korkot Advance/Askot Mandiri Adv2. Rencana Kerja Kegiatan (termasuk RAB dan Jadwal) Perencanaan disepakati dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Adv

b.2. Dana BLM-2Setelah dana BLM -1 dimanfaatkan secara maksimal maka pada tahap 2 akan dialokasikan dana stimulan BLM -2 yang dimanfaatkan untuk:(1) Sosialisasi, diseminasi dan pemasaran hasil-hasil perencanaan, terutama kawasan prioritas yang akan ditata kembali dan (2) Pelaksanaan kegiatan fisik yang telah direncanakan dalam Rencana Tindak Kawasan Prioritas Ketentuan alokasi BLM-2 dan mekanisme pencairannya dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini.Tabel 2. : Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM-2Tahapan PencairanAlokasi PeruntukanSyarat Pencairan

BLM-2 Rp.500.000.0001. Biaya Tenaga Ahli Pendamping Pemasaran (25 juta)2. Pelaksanaan Pembangunan Fisik (1 & 2) (400 juta)3. Dukungan proses perencanaan dan pemasaran (75 juta)

1. RPLP, selesai dan disepakati warga & Pemerintah kota/kabupaten2. Rencana kerja tindak lanjut (termasuk RAB dan Jadwal) untuk pemasaran hasil perencanaan partisipatif telah disepakati dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance 3. Apabila terjadi sisa alokasi pemanfaatan kegiatan dukungan proses perencanaan dan pemasaran maka dapat dialihkan sebagai penambahan pelaksanaan pembangunan fisik yang dikuatkan dengan Berita Acara yang diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance

Catatan :Pemanfaatan dana BLM -2 dapat dilakukan setelah sekurang-kuranganya Dana BLM- 1 telah dimanfaatkan 50% dan sudah dipertanggung jawabkan (dengan kinerja keuangan memadai) serta diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advanceb.3. Dana BLM-3 Untuk kelurahan/desa yang telah menerima dan memanfaatkan dana BLM-2 dengan kinerja baik , maka akan diberikan dana BLM melalui pencairan BLM-3. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan yang telah direncanakan dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman dapat terus dilaksanakan. Tabel 3. : Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM-3Tahapan PencairanAlokasi PeruntukanSyarat Pencairan

BLM-3Rp.300.000.000Pelaksanaan kegiatan fisik 3 (ketiga) Rp.300 juta

1. Laporan kemajuan pekerjaan dan rencana kerja pelaksanaan kegiatan fisik selanjutnya yang akan dilakukan (disertai DTPL) dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance2. Penggunaan dana untuk pelaksanaan kegiatan fisik 2 (kedua) sudah 100%, dipertanggung jawabkan (laporan keuangan terkini) dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance3. Laporan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan disertai dengan laporan pertanggungjawaban keuangan (dengan kinerja keuangan memadai), diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance

Pada akhir waktu pendampingan oleh tim konsultan, BKM/LKM di suatu kelurahan/desa sasaran harus melaporkan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan PLPBK di wilayahnya yang disertai pula dengan laporan pertanggungjawaban keuangan secara tertulis kepada Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Laporan ini sebelumnya harus diverifikasi oleh Korkot/Askot Mandiri Advance, dan diketahui oleh KMW (Konsultan Management Wilayah)/ OC (Oversight Consultant) setempat serta dilaporkan kepada pemerintah kota/kabupaten.2.6.2.Komponen Dukungan Teknis untuk Pemerintah Kota/Kabupaten dan Pemangku Kepentingan LainnyaFasilitasi untuk pemerintah kota/kabupaten dan pemangku kepentingan lainnya diberikan dalam bentuk fasilitasi teknik. Fasilitasi ini berupa penugasan konsultan untuk pengelolaan kegiatan dan mendukung peran pemerintah provinsi/kota/kabupaten menangani kegiatan pembangunan/penataan bangunan dan lingkungan permukiman.Secara rinci fasilitasi teknik akan mencakup penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut:a. Dukungan Teknis kepada Pemerintah Kota/Kabupaten Lokakarya dan sosialisasi para pelaku tingkat kota/kabupaten Pengelolaan kegiatan fasilitasi untuk perencanaan, pemasaran sosial dan pengelolaan kegiatan fisik dalam PLPBK di kelurahan/desa terpilih Supervisi dan pendampingan proses kegiatan penyusunan RPLP dan RTPLP di tingkat masyarakat Monitoring dan evaluasi kegiatan proyek melalui SIM dan uji petik Memfasilitasi pemahaman tim teknis pemda tentang SIM PLPBK Pelaksanaan FGD-FGD tentang perkara kritis lingkungan di tingkat kota/ kabupaten melalui KBP Pertemuan-pertemuan/musyawarah KBP secara intensif, khususnya terkait dengan agenda pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas Penguatan dan pengokohan KBP sebagai motor penggerak untuk mendorong good governance serta mengkaji berbagai perkara kritis pembangunan/penataan kembali lingkungan permukiman di tingkat kota/kabupaten serta perencanaan oleh masyarakat. Memfasilitasi pemerintah kota/kabupaten dalam mengintegrasikan RPLP dan RTPLP ke dalam dokumen perencanaan tingkat kota/kabupaten. Pelatihan dan bimbingan yang berkaitan dengan PLPBK termasuk penyediaan bahan dan media belajar. Studi lapangan untuk belajar bersama masyarakat Pengembangan kelembagaanb. Dukungan Teknis kepada Pemangku Kepentingan Lainnya Pengelolaan kegiatan fasilitasi untuk mendukung kegiatan perencanaan, pemasaran sosial dan pengelolaan kegiatan fisik dalam Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di kelurahan/desa terpilih Pelaksanaan FGD-FGD tentang perkara kritis lingkungan di tingkat kota/ kabupaten melalui KBP Pertemuan-pertemuan/musyawarah KBP secara intensif, khususnya terkait dengan agenda penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas Penguatan dan pengokohan KBP sebagai motor penggerak untuk mendorong good governance serta mengkaji berbagai perkara kritis pembangunan/penataan kembali lingkungan permukiman di tingkat kota/kabupaten serta perencanaan oleh masyarakat Pelatihan dan bimbingan yang berkaitan dengan PLPBK termasuk penyediaan bahan dan media belajar. Studi lapangan untuk belajar bersama masyarakat Pengembangan kelembagaan2.6.3.Komponen Dukungan Teknis yang Diperlukan dari Pemerintah Kota/Kabupaten dan Pemangku Kepentingan Lainnya a. Dukungan teknis yang diharapkan dari pemerintah provinsi/kota/kabupaten terhadap pelaksanaan PLPBK adalah : Membentuk Tim Teknis di tingkat pemda yang bertugas memberikan bimbingan teknik, fasilitasi kegiatan perencanaan dan pemasaran, serta pelaksanaan pembangunan fisik kepada masyarakat dalam rangka integrasi perencanaan PLPBK di tingkat masyarakat dengan perencanaan pembangunan di tingkat kota/kabupaten. Pada Tahap Perencanaan; memberikan masukan-masukan bagi penetapan kebijakan, kegiatan dan anggaran untuk mendukung realisasi harmonisasi dan integrasi RPLP, RTPLP dan aturan bangunan dan lingkungan setempat serta aturan-aturan lain yang menjadi kesepakatan Aturan Bersama (AB) berbasis komunitas. Mendorong dan memastikan bahwa mitigasi bencana menjadi bagian dari produk perencanaan PLPBK yang sejalan dengan perencanaan mitigasi bencana di tingkat kota/kabupaten serta memfasilitasi agar tersosialisasi dan terlaksana dengan baik di masyarakat Pemda memberikan dukungan dan atau kepastian hukum terhadap hasil-hasil perencanaan yang telah dilakukan sehingga diharapkan RPLP dan RTPLP tingkat kelurahan dapat dipergunakan sebagai masukan penting dalam perencanaan tata ruang tingkat kota/kabupaten, terutama dalam rencana tata ruang dan rencana detil penataan lingkungan. Pada Tahap Pemasaran Produk Perencanaan; memberikan dukungan informasi dan penguatan terhadap pengembangan ekonomi lokal serta mendorong agar dapat bersinergi dengan pengembangan ekonomi tingkat Kabupaten/Kota Sinergi program kegiatan dalam RPLP dan RTPLP dengan berbagai kegiatan atau kegiatan SKPD terkait (mengingat PLPBK ini mencakup pengembangan usaha ekonomi masyarakat, pemberdayaan sumber daya manusia, dan penataan prasarana lingkungan serta peningkatan kualitas hunian maka kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam RPLP dan RTPLP merupakan kegiatan yang bersifat lintas-sektor). Pada Tahap Pelaksanaan Fisik; memfasilitasi aspek-aspek teknis yang terkait dengan peraturan dan standard teknis yang berlaku di tingkat kota/kabupaten Mendorong TKPKD sebagai lembaga resmi penanggulangan kemiskinan untuk dapat berperan aktif dalam memberi masukan dan memfasilitasi proses pelaksanaan PLPBK agar hasilnya dapat bersinergi dengan kebijakan penanggulangan kemiskinan tingkat kota/kabupaten. Memberikan fasilitas diantaranya BOP Tim Teknis yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK. b. Dukungan teknis yang diharapkan dari pelaku lokal terhadap pelaksanaan PLPBK adalah : Memfasilitasi pemangku kepentingan lainnya untuk dapat memberikan berbagai dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan PLP-BK. Pada Tahap Perencanaan; memberikan masukan-masukan bagi penetapan kebijakan, program dan anggaran untuk mendukung realisasi harmonisasi dan integrasi RPLP dan RTPLP dan aturan bangunan dan lingkungan setempat serta aturan-aturan lain yang menjadi kesepakatan Aturan Bersama (AB) berbasis komunitas. Pada Tahap Pemasaran Produk Perencanaan; memberikan dukungan informasi dan penguatan terhadap pengembangan ekonomi lokal serta mendorong agar dapat bersinergi dengan pengembangan ekonomi tingkat kota/kabupaten. Sinergi program kegiatan dalam RPLP dan RTPLP dengan berbagai program atau kegiatan pelaku lokal terkait (mengingat PLP-BK ini mencakup pengembangan usaha ekonomi masyarakat, pemberdayaan sumber daya manusia, dan penataan prasarana lingkungan serta peningkatan kualitas hunian maka kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam RPLP dan RTPLP merupakan kegiatan yang bersifat lintas-sektor). Pada Tahap Pelaksanaan Fisik; memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan kontrol kualitas teknis yang sesuai dengan peraturan dan standar teknis yang berlaku di tingkat kota/kabupaten.Gambar 3: Skenario Pelaksanaan Kegiatan

BAB IIILANGKAH-LANGKAH Pelaksanaan3.1.Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Lingkungan PermukimanKegiatan PLPBK (Neighbourhood Development) pada dasarnya merupakan bentuk stimulan bagi keberhasilan masyarakat di kelurahan/desa sasaran yang mampu membangun BKM/LKM di wilayahnya mencapai kualifikasi BKM/LKM Berdaya menuju Mandiri atau BKM/LKM Mandiri serta telah/sedang melaksanakan kemitraan dengan pemda atau dengan pihak lain(Chanelling).Kegiatan ini tidak akan dilaksanakan oleh seluruh BKM/LKM di lokasi sasaran P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan, tetapi dapat diakses oleh BKM/LKM Berdaya menuju Mandiri atau BKM/LKM Mandiri. Pengertian dapat diakses merujuk pada ketentuan bahwa BKM tersebut tidak otomatis akan terpilih sebagai lokasi penerima kegiatan, tetapi harus melalui proses seleksi yang diatur dalam Tata Cara Pengajuan dan Penetapan Lokasi penerima BLM, sesuai mekanisme dan kriteria yang ditetapkan PMU (lihat Lampiran-2). Terdapat 4 (empat) tahapan pelaksanaan PLPBK baik di tingkat nasional maupun lokal atau kelurahan/desa sebagai berikut:1) Tahap Persiapan;Inti kegiatan dalam tahap ini dilakukan setelah adanya penetapan lokasi sasaran. Pada tahap persiapan, sosialisasi kegiatan dilakukan melalui berbagai media dengan penekanan pada lokakarya orientasi kegiatan secara berjenjang di daerah. Hal ini didukung dengan keterlibatan SKPD melalui pembentukan Tim Teknis Pemda Tingkat Kota/Kabupaten serta keterlibatan dalam Tim Inti PLPBK di tahap perencanaan, pemasaran dan pelaksanaan pembangunan.Tim Teknis Pemda adalah tim kerja yang dibentuk oleh pemerintah daerah setempat, beranggotakan unsur-unsur dinas yang terkait dengan perencanaan pembangunan dan pengembangan ekonomi, lingkungan permukiman dan pemberdayaan masyarakat. Secara umum Tim Teknis berfungsi sebagai fasilitator, dinamisator, serta nara sumber, yang mempertemukan antara pihak masyarakat (didukung oleh Tim Inti PLPBK) dengan pemerintah daerah. Hal-hal yang perlu di fasilitasi dan di mediasi oleh Tim Teknis ini setidaknya adalah hal-hal yang terkait dengan kebijakan pemerintah daerah (RTRW kkota/kabupaten, kebijakan investasi daerah dll), teknis penyusunan rencana masyarakat, serta kedudukan hasil-hasil kesepakatan masyarakat terhadap peraturan-peraturan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.Sedangkan Tim Inti PLPBK merupakan tim kerja yang dibentuk oleh masyarakat yang sekurang-kurangnya memenuhi unsur kelurahan/pemerintah desa, BKM/LKM, pemangku kepentingan dan atau kelompok peduli tingkat kelurahan/desa, serta perwakilan dari SKPD, yang berfungsi menjembatani kepentingan masyarakat kelurahan/desa dengan pemerintah daerah dan institusi swasta yang berkompeten (minimal masing- masing unsur diwakili oleh satu orang yang tetap selama pelaksanaan PLPBK). Tim Inti PLPBK ini terdiri atas Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP), Tim Inti Pemasaran (TIP), dan Tim Pelaksanaan Pembangunan (TPP). Tim Inti tersebut akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat. Setiap Tim Inti akan didukung oleh pokja-pokja yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap kegiatan.Untuk hal-hal yg terkait dengan pengorganisasian pekerjaan dan kelembagaan akan diuraikan lebih lanjut di Pedoman Teknis 2. Pelaksanaan Kegiatan (Bagian Tahap Persiapan PLPBK).2) Tahap Perencanaan Partisipatif;Inti kegiatan pada tahap ini adalah membangun kolaborasi perencanaan, antar berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha/swasta) untuk dapat saling terbuka berbagi informasi, melakukan dialog, konsultasi, dan bersepakat terhadap arahan pengembangan lingkungan permukiman, serta aturan dan atau pokok-pokok perencanaan pembangunan.Arah pengembangan lingkungan permukiman berdasar pada visi pengembangan masyarakat yang dasar pijakannya tetap konsisten pada pelembagaan nilai-nilai luhur (value based development), prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), serta prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).Para pemangku kepentingan dan atau kelompok peduli (masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha/swasta) berupaya menyusun berbagai pengaturan yang diperlukan, dan melembagakannya melalui organisasi masing-masing untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance). Sedangkan hasil dari perencanaan partisipatif tidak hanya mencakup penataan fisik lingkungan semata, namun harus menggerakkan potensi ekonomi lokal yang didukung pelayanan sosial yang baik serta pembangunan institusi yang mendukung penataan lingkungan permukiman dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.Tahap ini akan dibagi menjadi 4 (empat) kelompok kegiatan sebagai berikut: A. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat B. Persiapan Proses Perencanaan PartisipatifC. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) kelurahan/desa dengan masa berlaku perencanaan selama 5 tahun, dan termasuk penyusunan aturan bangunan dan lingkungan setempat serta aturan-aturan lain yang menjadi kesepakatan bersama (Aturan Bersama), serta D. Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) dengan masa berlaku perencanaan 5 tahunUraian detail tahap perencanaan akan diuraikan lebih lanjut di Pedoman Teknis 2. Pelaksanaan Kegiatan (Bagian Perencanaan Partisipatif). Di dalam melaksanakan proses perencanaan partisipatif ini masyarakat berhak untuk menunjuk Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan yang secara detil tugas, fungsi serta mekanisme pengadaan tenaga pendamping (procurement) akan diuraikan dalam Pedoman Teknis 3. Pedoman Teknis Pendukung (Bagian Pengadaan Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan).3) Tahap Pemasaran Hasil Perencanaan Partisipatif;Pemasaran Hasil Perencanaan PLPBK adalah kegiatan yang berorientasi padaperkembangan masyarakat (community development), pendidikan (education), upaya menjual gagasan perubahan sosial, melalui gagasan-gagasan yang tertuang dalam perencanaan pengembangan dan pembangunan kawasan.Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengubah pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup, sekaligus upaya untuk menata organisasi guna membangun kepercayaan/trust sehingga dapat memperoleh dukungan (termasuk di dalamnya sumber dana yang potensial)dari masyarakat secara luas. Inti kegiatan pada tahap ini adalah melakukan proses pemasaran hasil perencanaan kawasan yang akan ditata kembali(RPLP) dan telah tersedia RTPLP kepada berbagai pihak seperti antara lain dinas/instansi pemerintah (sumber dana APBN/APBD) maupun lembaga/instansi non-pemerintah seperti lembaga bisnis, sosial baik ditingkat nasional maupun multi nasional sehingga terjadi kerjasama yg saling menguntungkan atau kontribusi sepihak seperti chanelling dari dinas/sektor lain. Uraian detail tentang tahap pemasaran akan diuraikan lebih lanjut di Pedoman Teknis 2. Pelaksanaan Kegiatan ( Bagian Tahap Pemasaran Hasil Perencanaan PLPBK).Untuk membantu masyarakat melakukan hal tersebut diatas masyarakat berhak merekrut tenaga ahli pemasaran yang bertugas membantu masyarakat yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Tim Pemasaran (TP) untuk mempersiapkan, menyusun strategi dan menginisiasi langkah awal pelaksanaan pemasaran kawasan tersebut. Detil kompetensi, tugas kewajiban mekanisme pengadaan tenaga pendamping Tenaga Ahli Pendamping Pemasaran akan diuraikan secara detil dalam Pedoman Teknis 3. Pedoman Teknis Pendukung (Bagian Tenaga Ahli Pendamping Pemasaran).4) Tahap Pelaksanaan Pembangunan;Paralel dengan proses pemasaran dilakukan pula tahapan kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Fisik tahap 1. Tahapan ini merupakan bagian dari pembangunan di lokasi RTPLP. Kegiatan ini merupakan hasil nyata gagasan perubahan sosial sebagai mock up yang diharapkan mampu membangun trust di masyarakat untuk mewujudkan perubahan sikap dan perilaku seutuhnya. Pada tahap pelaksanaan pembangunan perlu dibentuk Tim Pelaksana Pembangunan (TPP). Pengelolaan kegiatan pembangunan akan dilakukan oleh TPP bersama dengan TP, termasuk BKM dan jajarannya serta perangkat kelurahan/desa yang difasilitasi dan didampingi oleh Tim Konsultan (Tim Korkot Advance) dan Tim Teknis Pemerintah Kota/Kabupaten. Pelaksanaan pembangunan fisik hasil rencana tindak penataan lingkungan permukiman tidak hanya sebagai bentuk peningkatan kualitas permukiman serta penggalian potensi yang dimiliki kelurahan/desa namun tujuan utama adalah untuk mewujudkan perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, tahap pelaksanaan kegiatan fisik di kelurahan/desa akan dilakukan dalam dua tahapan (Pembangunan Fisik tahap 2 dan tahap 3) sesuai dengan ketersediaan BLM yaitu sebagian dari BLM-2 dan BLM-3. Kedua tahapan ini dapat menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang serupa dalam waktu pelaksanaan yang berurutan.Tahapan ini dilakukan untuk menumbuh kembangkan kemampuan serta proses bekerja dan belajar masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman, khususnya dalam pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan konstruksi. iharapkan hasil dari pembangunan ini akan mewujudkan lingkungan yang aman, tertib, sehat, selaras dan lestari yang menjunjung nilai-nilai budaya lokal.Secara rinci kegiatan dalam empat tahapan (Persiapan, Perencanaan Partisipatif, Pemasaran, Pelaksanaan Pembangunan) tersebut di atas akan diuraikan dalam tabel langkah langkah pelaksanaan pengembangan lingkungan permukiman di bawah ini:3.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis KomunitasTahapanWaktuKegiatanPelakuHasil

3.2.1 Persiapan4 Minggu

Lokakarya orientasiMinggu 1-2Lokakarya orientasi PLPBK tingkat kota/kabupatenPelaksana: Bappeda Kota/Kab.Peserta : Dinas/instansi terkait kota/kab, PJOK & tokoh-tokoh kelompok strategis kota/kab.Fasilitator: TKPK-D & Tim Korkot/Askot Mandiri AdvanceNara sumber: Satker provinsi & Pem Kota/Kab. Pemerintah kota/kab, tokoh kelompok strategis paham dan terjadi persamaan persepsi mengenai PLPBK Kesepakatan integrasi & sinkronisasi program di daerah dengan program PLPBK

Minggu3-4Lokakarya orientasi PLPBK tingkat kelurahanPelaksana : LurahPeserta : Camat, Perangkat kelurahan, RW, RT, DK/BPD & tokoh-tokoh setempatFasilitator : Tim Fasilitator Pemerintah kelurahan, tokoh kelompok strategis paham dan terjadi persamaan persepsi mengenai PLPBK Kesepakatan integrasi & sinkronisasi program di daerah dengan program PLPBK

Sosialisasi Minggu 3-4Sosialisasi MassalPelaksana : Pemda Kota/Kab Tersosialisasinya kegiatan PLPBK di tingkat Kota/Kabupaten

3.2.2 Perencanaan Partisipatif26 Minggu

A. Pengorganisasian & Pengembangan MasyarakatMinggu5-6Sosialisasi kepada MasyPelaksana: Lurah/ Kades & BKM/LKMPeserta: Sebanyak mungkin warga masyarakat di kelurahan sasaran, Fasilitator: Tim Fasilitator

Minggu7-8Pendaftaran RelawanPelaksana: BKM/LKM, Lurah/ Kades Peserta: masyarakat kelurahan sasaran, Fasilitator: Tim FasilitatorTersedia sejumlah relawan masyarakat

Minggu8-9Pembentukan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)Pelaksana: BKM, Lurah/Kades Peserta: Masyarakat luas, UP-UP & kelompok peduli.Fasilitator: Tim Fasilitator, Tim Korkot/Askot Mandiri Advance & dinas-dinas terkaitTim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP), beserta pokja yg dibutuhkan telah terbentuk dan diumumkan ke masyarakat luas termasuk tupoksi masing-masing

Minggu9-10Pelatihan dasar perencanaan partisipatifPelaksana: Lurah/Kades & BKMPeserta: TIPP serta pokja-pokja, kelompok peduli, UP-UPFasilitator: Tim Korkot/Askot Mandiri Advance TIPP memahami tugas dan fungsinya pada proses perencanaan partisipatif Pokja Tata ruang memahami cara menggali potensi dan masalah fisik kawasan melalui peta. Pokja Kegiatan Ekonomi memahami cara menggali potensi dan pola pengembangan sektor ekonomi warga Pokja Jaringan Jalan, drainase & jembatan memahami cara menggali kondisi aktual dan manfaat jalan, drainase & jembatan Pokja Air bersih dan sanitasi memahami cara mengenali kondisi, potensi dan pola pelayanan yang diperlukan Pokja Peningkatan Pelayanan Publik memahami cara mengenali kebutuhan sosial masyarakat dan pola pelayanannya Pokja Kelembagaan memahami cara meningkatan fungsi kelembagaan kelurahan, adat dan kelembagaan lainnya yang mendukung kelembagaan kelurahan dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan pembangunan di wilayah kelurahan.

Minggu10-11Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan PLPBK secara rinci Pelaksana: BKM/LKM, Lurah/KadesPeserta: Tim Inti Perencanaan Partisipatif dan pokjaFasilitator: Tim Fasilitator Rencana kerja pelaksanaan PLPBK tersusun dan disepakati bersama sebagai acuan kerja.

Minggu11Pemanfaatan BLM-1Pelaksana : PJOK Kota/Kab & Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Rencana kerja pelaksanaan PLPBK sdh diverifikasi dan disetujui Korkot/Askot Mandiri Advance

B. Persiapan Proses Perencanaan PartisipatifMinggu12-13Pelatihan tentang Perekrutan Tenaga PendampingPelaksana : Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta : Lurah/Kades, BKM/LKMFasilitator : Tim Fasilitator & Tim Pelatih

BKM, Lurah/Kades dan Pemda memiliki kesamaan konsep perekrutan TA Pendamping BKM/LKM dan Lurah/Kades paham prosedur perekrutan

Minggu13-14Proses Perekrutan Tenaga Pendamping Perencanaan (TAPP)Pelaksana: Kelurahan dan BKM/LKMPeserta: Anggota TKPK-D, PJOK , perangkat dinas/instansi terkait Fasilitator: Tim Korkot/Askot Mandiri Advance & Tim Pelatih Kelurahan dan BKM mampu mengelola TA agar dapat mendukung program sepenuhnya Kontrak TA ditandatangani

Minggu13-15Serangkaian kegiatan sosialisasi masyarakat thd berbagai aspek teknik, administrasi dan hukum dalam pengembangan permukiman Pelaksana: Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta: TIPP, TP, TPP termasuk pokja, UP-UP BKM, kelompok peduli Fasilitator: Dinas dinas Kota/Kabupaten selaku Technical Assistance & TAPPPeserta memahami berbagai hal yang terkait dengan : Perencanaan ruang Mitigasi bencana Konsep RTBL Pengamanan sosial & lingkungan Perijinan pembangunan

Minggu14-15Bimbingan dan Penguatan UP-UP dan BKM /LKMPelaksana: Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta: UP UP BKM/LKM Fasilitator: TAPP dan dinas dinas terkait UPL diharapkan dapat berperan sebagai pusat etika pembangunan lingkungan,pengemban pelayanan masyarakat dan sarana permukiman UPS diharapkan dapat berperan menjadi pusat pembangunan sosial, pengembangan pelayanan sosial komunitas dan kontrol Sosial UPK diharapkan dapat berperan sebagai pusat pengembangan ekonomi bersama/rakyat, jaring produksi dan pemasaran serta pelayanan modal produktif

C. Perencanaan Lingkungan MakroMinggu16-17Sosialisasi Peraturan Perencanaan di tk Kabupaten/Kota. Merupakan serangkaian kegiatan peninjauan ulang berbagai dokumen perencanaan yg gayut dgn PLPBK)Pelaksana: Lurah/ kades & BKM/LKMPeserta: masyarakat luas, TIPP, (didukung pokja-pokja) dan TAPP , Fasilitator: Tim FasilitatorNara sumber : Dinas-dinas (sebagai Technical Assistance) Terjadi persamaan persepsi pemahaman substansi perencanaan wilayah tingkat kabupaten/ kecamatan dan mengenai kebutuhan perencanaan. Pembelajaran kritis terkait dengan tata ruang, tata kepemerintahan/pelayanan publik yang ada

Minggu17-19Pemetaan Swadaya Pelaksana: BKM/LKMPeserta : TIPP, TP, TPP (didukung pokja-pokja), TA PLP dan kelompok peduli/relawan setempatFasilitator: Tim Fasilitator, Terjadinya proses pembelajaran kritis di tingkat masyarakat untuk mengetahui kebutuhan riil lapangan Berbagai keunggulan wilayah dan disekitarnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kondisi tanggap bencana dikenali dan dirumuskanCatatan:Kegiatan PS diarahkan untuk penggalian potensi dan aset masyarakat dan kawasan sebagai masukan untuk merumuskan visi bersama.

Minggu18-22Serangkaian musyawarah penggalian visi bersama termasuk dengan pertemuan khusus dgn perempuan dan kelompok rentan lainnya untuk perencanaan ruang dan lingkungan kelurahanPelaksana: BKM/LKMPeserta: TIPP, TP, TPP (didukung pokja-pokja) dan TAPP dan kelompok peduli setempatFasilitator: Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Tergalinya alternatif visi bersama pembangunan tingkat kelurahan sebagai hasil analisis survei swadaya teridentifikasi dan dirumuskanCatatan:Pada kegiatan ini alternatif visi yang diusulkan oleh kelompok dibenturkan dengan potensi masalah yang dimiliki

Minggu19-23Serangkaian musyawarah penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Pelaksana: TIPP Peserta: TP, TPP & Kelompok Kerja (relawan), kelompok peduli, UP-UP & TAPPFasilitator: Tim Fasilitator & Dinas-dinas terkait, BKM/LKM

Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman sesuai dengan kebutuhan masyarakat kelurahan tersusun yang memuat kesepakatan: visi, misi, tujuan, indikasi program, dll

Minggu19-23

Serangkaian musyawarah penyusunan aturan bersama termasuk pertemuan khusus dgn perempuan dan kelompok rentan

Pelaksana: BKM/LKMPeserta: TIPP, TP, TPP (didukung pokja-pokja), masyarakat dan TAPP Fasilitator: Tim fasilitator & Dinas-dinas (sebagai Technical Assistance) & Lurah/Kades

Aturan-aturan yg dibutuhkan dalam pengembangan lingkungan permukiman teridentifikasi dan disepakati Masyarakat menemukenali berbagai peraturan yang perlu dikompromikan dengan pihak Pemda sesuai kebutuhan dan kondisi setempat Unit pengelola pembangunan SEL mampu untuk mengawasi dan berperan terhadap pelaksanaan aturan-aturan tersebut

Minggu24-25Proses konsultasi publik dan review Rencana Penataan Lingkungan Permukiman kelurahan termasuk pertemuan khusus dgn perempuan dan kelompok rentanPelaksana: Tim Inti Perencanaan PartisipatifPeserta: Masyarakat luas kelompok peduliFasilitator: Tim Fasilitator, TAPP Terjadinya pembelajaran melalui dialog hasil perencanaan antara masyarakat dengan TIPP Diperolehnya masukan konstruktif yang akan menyempurnakan hasil perencanaan

Minggu25-26Penyepakatan Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Kelurahan

Pelaksana: Tim Inti Perencanaan PartisipatifPeserta: Bappeda Kota/Kab, BKM, Lurah, dinas terkaitFasilitator: Tim Fasilitator Rencana Pengembangan Permukiman Kelurahan disepakati bersama antara pem Kota/Kab, Kelurahan dan Masyarakat serta mampu menyelesai-kan masalah & mendukung perencanaan wilayah yang lebih luas

Minggu26-27Sosialisasi Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Kelurahan di masyarakatPelaksana: Tim Inti PerencanaanPeserta: Masyarakat luas, kelompok peduliFasilitator: Tim Fasilitator Mampu mensosialisasikan rencana pembangunan lingkungan di tingkat masyarakat

D. Perencanaan Lingkungan MikroMinggu22-26Perumusan kebutuhan rencana tindak penataan lingkungan permukimanPelaksana: BKM/LKM, Peserta: Tim Inti Perencanaan Partisipatif, Pokja dan kelompok peduli setempat.Fasilitator: KMW, Lurah/Kades Masyarakat mampu menetapkan lingkungan prioritas yang akan mendukung perencanaan makro tingkat kelurahan

Minggu24-27Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Pelaksana: BKM/LKM, Peserta: Tim Inti Perencanaan Partisipatif, Kelompok Kerja (relawan), kelompok peduliFasilitator: Tim Fasilitator, TAPP, dinas dinas terkait, Lurah/Kades Tersusun dan tersepakati nya lokasi Rencana Kawasan Prioritas yang perlu segera dibangun dan ditangani

Minggu28-29Proses konsultasi publik dan review rencana tindak penataan lingkungan permukiman termasuk pertemuan khusus dgn perempuan dan kelompok rentan

Pelaksana: Tim Inti PerencanaanPeserta: Masyarakat luas kelompok peduliFasilitator: Tim Fasilitator, Lurah/Kades Terjadinya pembelajaran proses transparansi hasil perencanaan agar terjadi dialog antara masyarakat dengan rencana yang sedang disusun Diperolehnya masukan konstruktif yang akan menyempurnakan hasil perencanaan

Minggu29-30Penyepakatan Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Pelaksana: Tim Inti PerencanaanPeserta: Bappeda Kota/Kab, BKM/LKM, Lurah/KadesFasilitator: Tim Fasilitator Dihasilkannya rencana Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman yang disepakati bersama antara Pemda Kota/Kab, Kelurahan dan Masyarakat Mampu menyelesaikan masalah & mendukung perencanaan pada wilayah yang lebih luas.

Minggu30Sosialisasi Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman di masyarakat

Pelaksana: Tim Inti PerencanaanPeserta: Masyarakat luas, kelompok peduliFasilitator: Tim Fasilitator Tersosialisasinya Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman di tingkat masyarakat

Minggu30-31Pelaporan & pertanggungjawaban kemajuan pekerjaan dan keuangan Pelaksana : BKM/LKM .Fasilitator : Tim Fasilitator & Lurah/Kades. Pemanfaatan dana dan seluruh progress pelaksanaan kegiatan terlaporkan dan dipertanggunggawabkan sebagai syarat pengajuan pencairan BLM tahap berikutnya

3.2.3 Pemasaran Kawasan Prioritas32 Minggu

Minggu 31 - 32Pembentukan Tim PemasaranPelaksana: BKM, Lurah/Kades Peserta: Masyarakat luas, UP-UP & kelompok peduli.Fasilitator: Tim Fasilitator, Tim Korkot/Askot Mandiri Advance & dinas-dinas terkaitTim Pemasaran (TP), beserta pokja yg dibutuhkan telah terbentuk dan diumumkan ke masyarakat luas termasuk tupoksi masing-masing

Minggu32-33Bimbingan teknis penyusunan rencana pemasaran kawasan Pelaksana: Bappekot/ kabPeserta: TP & Kelompok Kerja (relawan), dinas/instansi tk kelurahan, kelompok peduliFasilitator: Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta paham proses maksud dan tujuan disusunnya rencana pemasaran

Minggu33-34Proses perekrutan Tenaga Pendamping Pemasaran, bila dipandang perlu atau memanfaatkan Tenaga Pendamping sebelumnya Pelaksana: BKM/LKM & Lurah/Kades Peserta: Warga yg memenuhi persyaratan, kelompok peduli Fasilitator: KMW Narasumber : Anggota TKPK-D, PJOK , perangkat dinas/instansi terkait (Tim Teknis) BKM, kelurahan dan Pemda memiliki kesamaan konsep perekrutan Tenaga Ahli Pendamping Pemasaran Kelurahan dan BKM mampu mengelola T Pendamping agar dapat mendukung program sepenuhnya

Minggu34-36Penyusunan rencana kerja pemasaran Pelaksana: Tim Pemasaran.Peserta : Warga masyarakat desa/ kelurahan, warga miskin, perangkat kelurahan, kelompok/orang-orang peduli setempat Fasilitator : Tim Fasilitator & Lurah/Kades Tersusunnya Rencana Pemasaran kawasan prioritas dan Rencana Pengembangan Kelurahan Tersusunnya Rencana kegiatan fisik skala kecil

Minggu36-38Pengajuan dan pencairan BLM Tahap ke-2Pelaksana: BKM/LKM & Lurah/Kades Fasilitator : PJOK , Satker Propinsi Pengajuan BLM 2 untuk melaksanakan rencana pemasaran & pelaksanaan kegiatan fisik Terverifikasinya usulan rencana pemasaran dan pelaksanaan kegiatan fisik sebagai syarat pencairan BLM-2

Minggu38-39Sosialisasi masyarakat terhadap Rencana Kerja Pemasaran Kawasan Prioritas,Pelaksana : Tim Pemasaran Peserta : Warga masyarakat dan kelompok peduliFasilitator : Tim Fasilitator BKM/LKM & Lurah/Kades. Rencana kerja pemasaran sesuai dengan aspirasi masyarakat

Minggu38-39Penyusunan rencana detil sub proyek yang terpilih untuk segera dibangun Pelaksana: Tim Inti Pelaksanaan Pembangunan Peserta: Pokja-pokja, kelompok peduliFasilitator: Tim Fasilitator, dinas terkait, BKM/LKM, Lurah/Kades DTPL sub proyek terpilih selesai disusun

Minggu40-49Pelaksanaan Pembangunan Fisik 1Pelaksana : Tim Pelaksana PembangunanPeserta : Pokja-pokajaFasilitator : Tim Fasilitator, UPL Sub proyek terpilih selesai dibangun sebagai mock up kegiatan pemasaran

Minggu40-64Pelaksanaan Pemasaran kawasan rencana Pelaksana : Tim PemasaranFasilitator : Tim Fasilitator BKM/LKM & Lurah/Kades. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman dan Rencana Penataan Lingkungan kelurahan terpasarkan kepada stakeholder pemerintah dan swasta Diperolehnya dana investasi pembangunan sesuai Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman dan Rencana Penataan Lingkungan kelurahan Evaluasi setiap kegiatan pemasaran oleh Tim Pemasaran

3.2.4 Pelaksanaan Kegiatan Fisik BLM-222 MingguPembangunan Fisik 2

A. Persiapan KonstruksiMinggu50-51Pelatihan dan bimbingan teknik konstruksiPelaksana : Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta : TPP dan relawan peduliFasilitator : Lurah/Kades. Anggota TPP telah dilatih dan dibimbing melaksanakan proses konstruksi TPP mampu mendukung kegiatan melalui bengkel-bengkel konstruksi agar mampu berpraktek kerja konstruksi

Minggu52-53Pelatihan dan bimbingan pengelolaan keuanganPelaksana : Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta : TPP dan relawan peduliFasilitator : Lurah/Kades. Anggota TPP yg ditunjuk telah dilatih dan dibimbing pengelolaan dan pelaporan keuangan

Minggu54-56Penyiapan Usulan Teknis pelaksanaan per sub proyekPelaksana : TPPPeserta : Pokja/KSMFasilitator : Tim Fasilitator. Usulan teknis per sub proyek tersedia (DTPL)

Minggu57-58Verifikasi Usulan Teknis per sub proyekPelaksana : Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta : Pokja, KSMFasilitator: Tim Fasilitator, Terverifikasinya Usulan Teknis per sub proyek Dana cair dari LKM ke TPP/KSM/Pokja pelaksana

B. Pelaksanaan KonstruksiMinggu59-71Pelaksanaan dan pelaporan kemajuan pekerjaan FisikPelaksana : TPP/pokja/KSMFasilitator : Tim Fasilitator

Pekerjaan fisik per sub proyek selesai sesuai rencana

Minggu72-73Pelaporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatanPelaksana : TP,TPP dan BKM/LKMFasilitator : Tim Fasilitator & Lurah/Kades. Pemanfaatan dana dan seluruh progress pelaksanaan kegiatan terlaporkan dan dipertanggunggawabkan sebagai syarat pengajuan pencairan BLM tahap berikutnya

C. Pengelolaan dan pemeliharaan hasil pembangunanMinggu72-73Pelatihan Pemeliharaan kegiatan bagi masyarakat pokja pemeliharaan Pelaksana: dinas-dinas terkait Peserta : Tim O&P dan masyarakat peduli- Fasilitator : Tim Fasilitator Terlatihnya masyarakat dan kelompok peduli untuk memelihara hasil hasil pembangunan

Mulai Minggu 74Pelaksanaan pemeliharaan hasil kegiatan fisik- Pelaksana : Masyarakat luas, Pokja pokja, kelompok peduli- Fasilitator : Tim Fasilitator , UP-UP BKM & Lurah/Kades Diperolehnya dukungan dari masyarakat luas agar umur manfaat fasilitas terbangun dapat lebih lama

3.2.5 Pelaksanaan Kegiatan Fisik BLM-322 MingguPembangunan Fisik 3

A. Persiapan KonstruksiMinggu74-75Pelatihan dan bimbingan teknik konstruksiPelaksana : TPP Peserta : Pokja, KSM Fasilitator : Tim Korkot/Askot Mandiri Advance & Lurah/Kades. Anggota TPP telah dilatih dan dibimbing melaksanakan proses konstruksi TPP mampu mendukung kegiatan melalui bengkel-bengkel konstruksi agar mampu berpraktek kerja konstruksi

Minggu75-76Pelatihan dan bimbingan pengelolaan keuanganPelaksana : Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta : TPP dan relawan peduliFasilitator : Lurah/Kades. Anggota TPP yg ditujuk telah dilatih dan dibimbing pengelolaan dan pelaporan keuangan

Minggu76-78Penyiapan Usulan Teknis pelaksanaan per sub proyekPelaksana : TPPPeserta : Pokja/KSMFasilitator : Tim Fasilitator. Usulan teknis per sub proyek tersedia (DTPL)

Minggu79-80Verifikasi Usulan Teknis per sub proyekPelaksana : Tim Korkot/Askot Mandiri Advance Peserta : Pokja, KSMFasilitator: Tim Fasilitator,, Terverifikasinya Usulan Teknis per sub proyek Dana cair dari LKM ke TPP/KSM/Pokja pelaksana

Minggu81Proses Pencairan BLM-3Pelaksana PJOK Peserta : BKM/LKMFasilitator: Tim Korkot/Askot Mandiri Advance, Satker Pengajuan Pencairan BLM Tahap ke-3 untuk melaksanakan kegiatan fisik program PLP Terverifikasinya proposal kegiatan yang diajukan oleh BKM/LKM sebagai syarat pencairan BLM tahap ke-3

B. Pelaksanaan KonstruksiMinggu82-93Pelaksanaan dan pelaporan kemajuan pekerjaan Fisik- Pelaksana : TPP/pokja/KSM- Fasilitator : Tim Fasilitator

Pekerjaan fisik per sub proyek selesai sesuai rencana

Minggu94-95Pelaporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan- Pelaksana : TPP dan BKM/LKM- Fasilitator : Tim Fasilitator & Lurah/Kades. Pemanfaatan dana dan seluruh progress pelaksanaan kegiatan terlaporkan dan dipertanggunggawabkan sebagai syarat pengajuan pencairan BLM tahap berikutnya

C. Pengelolaan dan pemeliharaan hasil pembangunanMinggu94-95Pelatihan Pemeliharaan kegiatan bagi masyarakat pokja pemeliharaan- Pelaksana: TA dan dinas-dinas terkait- Peserta : Tim O&P dan masyarakat peduli- Fasilitator : Tim Fasilitator Terlatihnya masyarakat dan kelompok peduli untuk memelihara hasil hasil pembangunan

Mulai Minggu 96Pelaksanaan pemeliharaan hasil kegiatan fisik- Pelaksana : Masyarakat luas, Pokja pokja, kelompok peduli- Fasilitator : Tim Fasilitator , UP-UP BKM & Lurah/Kades Diperolehnya dukungan dari masyarakat luas agar umur manfaat fasilitas terbangun dapat lebih lama

Catatan : 1. Semua kegiatan tercantum di tabel tersebut diatas adalah merupakan kegiatan utama yang masih harus diuraikan lagi dalam prakteknya di lapangan menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih rinci.2. Waktu pelaksanaan kegiatan (sebagaimana tercantum di atas) merupakan rambu-rambu yang masih harus di sesuaikan dengan kesiapan masing-masing lokasi. Di dalam hal / kondisi kusus yang memungkinkan percepatan, maka dimungkinkan pula untuk mempercepat proses. Segala percepatan maupun perlambatan proses yang terjadi dilokasi harus tetap menjamin kualitas/substansi kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. BAB 4PEMANTAUAN DAN PELAPORAN4.1. PemantauanPemantauan adalah kegiatan untuk melihat apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan prosedur program atau tidak. Kegiatan ini dilakukan di seluruh tahapan kegiatan program, sejak pelatihan dan sosialisasi, perencanaan, pemasaran sosial, pelaksanaan dan pemeliharaan. Pelaku pemantauan adalah masyarakat, perangkat pemerintah di berbagai tataran, konsultan, fasilitator, lembaga donor, dan lain-lain. Manfaat dari pemantauan adalah: Untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan kegiatan. Input untuk evaluasi dan perbaikan terhadap pelaksanaan program Dasar pembinaan atau dukungan teknis kepada pelaku program dan masyarakat.Jenis kegiatan pemantauan dalam program ini meliputi:a. Pemantauan Partisipatif oleh MasyarakatAdalah pemantauan terhadap pelaksanaan program yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Masyarakat adalah pemilik program dan mereka bertanggungjawab memantau proses kegiatan program tersebut. Dalam rembug masyarakat kelurahan/desa, masyarakat dapat memilih dan membentuk kelompok/tim khusus yang akan melakukan pemantauan secara sukarela demi kepentingan masyarakat kelurahan/desanya. b. Pemantauan oleh Pemerintah yang BerwenangAdalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh aparat pemerintah yang berwenang. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai prinsip dan prosedur serta dipakai sebagaimana mestinya. Semua pegawai pemerintah yang terlibat dalam program (tim koordinasi, walikota/bupati, camat, lurah/kades, dll) mempunyai tugas mengunjungi lokasi pelaksanaan program, baik secara rutin maupun berkala untuk memantau pelaksanaan kegiatan dan membantu memfasilitasi penyelesaian masalah. Proses pemantauan didukung dengan data SIM PLPBK. c. Pemantauan oleh Konsultan dan FasilitatorAdalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh konsultan atau fasilitator. Konsultan pusat, konsultan provinsi, konsultan tingkat kota/kabupaten, dan fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk memantau kegiatan PLPBK. Mereka wajib melakukan pengecekan untuk mengetahui apakah pelaksanaan setiap tahapan kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana, dan apakah prinsip maupun prosedur program juga diterapkan dengan benar melalui data SIM PLPBK dan uji petik.4.2.Organisasi Pengelolaan Proyek

Pengelolaan pelaksanaan kegiatan PLPBK dilakukan oleh konsultan manajemen pusat yang bertanggung jawab kepada PMU/SNVT P2KP Pusat. Secara operasional, pelaksanaan pengendalian di lapangan akan dibantu oleh sejumlah Tim Korkot/Askot Mandiri Advance. Di tingkat pusat (KMP P2KP Advance), kegiatan PLPBK ini akan dikelola oleh divisi tersendiri yang secara khusus bertanggung jawab pada perencanaan dan pengendalian kegiatan, melalui monitoring dan evaluasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.

Di tingkat wilayah kota/kabupaten akan difasilitasi oleh Koordinator Kota/Askot Mandiri Advance dengan pendampingan khusus Asisten Korkot PLP-BK. Sedangkan di tingkat lokasi sasaran ( lokasi kelurahan) akan didampingi oleh satu orang Senior fasilitator khusus PLP-BK dan Tenaga Pendamping PLPBK.4.3.PelaporanPelaporan merupakan proses penyampaian data dan atau informasi mengenai perkembangan atau kemajuan setiap tahapan dari pelaksanaan program, kendala atau permasalahan yang terjadi, penerapan dan pencapaian dari sasaran atau tujuan program. Mekanisme pelaporan dilakukan melalui jalur struktural pemerintahan dan jalur fungsional konsultan, sebagai upaya untuk mempercepat proses penyampaian data dan atau informasi dari lapangan atau kelurahan ke tingkat kecamatan, kota/kabupaten, provinsi dan pusat.Sistem laporan dibuat sesederhana mungkin. Materi laporan berupa data dan atau informasi yang benar dan akurat jauh lebih diutamakan daripada bentuk laporannya. Agar dapat diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi yang disajikan minimal harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting yaitu:a Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan,b Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,c Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan pada saat laporan dibuat,d Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,e Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya,f Gambaran dan atau tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program.4.4.Pemeriksaan /Audit EksternalBKM/LKM dengan unit-unitnya harus selalu siap untuk dilakukan audit oleh pihak luar (audit external) yang mendapat tugas dari proyek. Audit eksternal ini adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar, seperti dari BPKP, misi supervisi dari program, dll. Mekanisme audit dilakukan baik secara acak maupun diarahkan pada lokasi/kejadian tertentu. Kegiatan audit internal akan mengikuti audit tahunan BKM/LKM.4.5. Pengaduan dan Penanganan MasalahSetiap pengaduan dan keluhan yang muncul dari masyarakat atau pelaku program di daerah harus segera ditanggapi secara serius dan proposional serta tidak terlalu lama dibiarkan. Munculnya pengaduan terhadap pelaksanaan kegiatan merupakan wujud kontrol sosial atau pengawasan oleh masyarakat. Pengaduan terhadap pelaksanaan program dapat dilakukan melalui : a Website www.p2kp.org, dan SMS 0817 148 048b Surat/berita langsung kepada fasilitator dan konsultan. c Surat/ berita kepada aparat pemerintahan yang terkait, seperti: PJOK atau Tim Koordinasi program. d Pemantau lainnya.4.6.Pengamanan Sosial dan LingkunganPada intinya pengamanan sosial dan lingkungan ini dimaksudkan untuk melindung masyarakat dari kemungkinan dampak negatif dari proyek, mencegah peluang terjadinya konflik sosial dan juga mencegah terjadinya degradasi lingkungan tetapi sebaliknya meningkatkan dampak positif dari lingkungan yang akan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Secara detail uraian pengamanan sosial dan lingkungan ini dapat dilihat pada Pedoman Teknis 3. Pedoman Teknis Pendukung (Bagian Pengamanan Sosial dan Lingkungan)4.7.EvaluasiEvaluasi dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh kelurahan-kelurahan dan di tingkat kota/kabupaten, termasuk didalamnya adalah kinerja para pelaku program. Pada tahun pertama pelaksanaan (kegiatan pilot) PLPBK, maka kegiatan evaluasi secara nasional akan dilakukan oleh PMU Pusat dengan melibat para pemangku kepentingan di tingkat lokal/daerah untuk mendapatkan masukan perbaikan dalam penyelenggaraan program secara lebih luas dan berkelanjutan.Pemantauan tahunan -- penilaian keberhasilan. Rangkaian pelaksanaan kegiatan PLPBK yang dimulai sejak tahap persiapan, perencanaan, pemasaran sosial hasil perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan fisik secara mandiri memerlukan indikator yanga dapat mengukur minimal capaian yang diharapkan setiap proses dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kegiatan dilakukan untuk melihat apakah dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan bisa memenuhi target pencapaian minimal ukuran keberhasilan. Penilaian kegiatan akan dilaksanakan setahun sekali dan hasilnya perlu diinformasikan dalam bentuk workshop.Adapun indikator yang dijadikan alat bantu untuk mengukur kinerja capaian pelaksanaan kegiatan disampaikan pada tabel berikut ini :

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\Ahmad\\LOCALS~1\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image013.gif" \* MERGEFORMATINET

HYPERLINK "http://bulukumba-plpbk.blogspot.com/2011/03/plpbk-pedoman-pelaksanaa.html" Gambar-4: Struktur Organisasi Pelaksanaan PLPBK

BAB VPENUTUPKeberhasilan dari pelaksanaan Kegiatan Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK) ini akan sangat tergantung dari dukungan seluruh masyarakat dan perangkat pemerintah kota/kabupaten ybs dalam membangun kolaborasi kerja antara pemerintah, masyarakat dan para pihak peduli termasuk kalangan dunia usaha. Salah satu bentuk dukungan yang penting dalam pelaksanaan pengembangan lingkungan berbasis masyarakat ini adalah komitmen dari seluruh pelaku untuk melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing), menegakkan prinsip transparansi dan akuntabilitas sejalan dengan prinsip-prinsip good governance. Seluruh pelaku harus secara terbuka saling bersinergi dan mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan ini terutama mengawasi dana BLM sebagai stimulan yang pemanfaatannya haruslah tepat sasaran sesuai program yang disiapkan oleh masyarakat bersama pemerintahnya, dan memberikan prioritas bagi masyarakat miskin sebagai kelompok penerima manfaat dalam rangka upaya peningkatan IPM dan pencapaian sasaran MDGs serta peran pelayanan publik yang harusnya dilakukan oleh tiap agen pemerintah baik dinas maupun badan yang terkait. Termasuk pula dalam komitmen untuk taat dalam penerapan sanksi.Transparansi dalam setiap pelaksanaan kegiatan pada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikan akses kepada semua pihak untuk mengetahui informasi-informasi mengenai pelaksanaan, mulai dari kebijakan, proses pelaksanaan kegiatan dan penggunaan keuangan, serta informasi-informasi lainnya dari para pelaku PLPBK. Penerapan transparansi secara konsisten oleh seluruh pelaku PLPBK tersebut dimaksudkan, antara lain; (1) mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan-penyimpangan melalui tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kontrol sosial, (2) menghindarkan salah komunikasi ataupun salah persepsi, (3) mendorong proses masyarakat belajar dan melembagakan sikap bertanggung jawab serta tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan kegiatan yang dilaksanakannya, (4) membangun kepercayaan semua pihak (trust building) terhadap pelaksanaan PLPBK secara keseluruhan, sehingga PLPBK diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, prinsip dan nilai induknya yaitu PNPM Mandiri Perkotaan.Melalui proses pengendalian kegiatan seperti tersebut diatas, diharapkan pelaksanaan pengembangan lingkungan permukiman berbasis masyarakat ini dapat efektif dan optimal untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sesuai amanat UUD45.Semoga bermanfaatBUKU INI ADALAH PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) Tingkat Kelurahan/Desa yang berisi rambu-rambu utama sebagai acuan untuk penyelenggaraan penataan lingkungan permukiman dengan komunitas sebagai pelaku utama. DUA ALASAN PENTING mengapa buku pedoman ini disusun: Pertama, terkait dengan model pembangunan yang diterapkan yaitu model pembangunan partisipatif yang melibatkan berbagai pelaku dengan pelaku utama masyarakat/komunitas (bertumpu pada komunitas dan berbasis nilai). Kedua, terkait dengan pelaku pengembangan lingkungan permukiman yang sangat beragam baik dari posisinya, sumberdaya yang dimiliki, pengetahuannya dan juga intensinya dalam konteks pembangunan partisipatif, sehingga bila tidak diberikan pedoman yang jelas yang berlaku bagi semua pelaku maka yang terjadi adalah kekacauan.BUKU PEDOMAN INI DITUJUKAN UNTUK semua pelaku penataan lingkungan permukiman, utamanya para fasilitator yang akan mendampingi masyarakat dalam melakukan pengembangan atau penataan kembali lingkungan permukiman berbasis komunitas. PEDOMAN PENYELENGGARAAN PLPBK terdiri dari dua buku, yaitu: Buku 1: Pedoman Pelaksanaan; menguraikan apa yang akan dicapai dan yang harus dilakukan di tingkat kelurahan/desa. Buku 2: Pedoman Teknis; menguraikan bagaimana hal tersebut dicapai serta tata cara suatu kegiatan dalam proyekkegiatan dilakukan. Buku pedoman teknis ini dapat terdiri dari beberapa jilid sesuai kebutuhanDiposkan oleh bulukumba di 19.22 Kirimkan Ini lewat Email

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7907563874945356959&postID=7208247873961532423&target=blog" \o "BlogThis!" \t "_blank" BlogThis!

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7907563874945356959&postID=7208247873961532423&target=twitter" \o "Berbagi ke Twitter" \t "_blank" Berbagi ke Twitter

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7907563874945356959&postID=7208247873961532423&target=facebook" \o "Berbagi ke Facebook" \t "_blank" Berbagi ke Facebook

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7907563874945356959&postID=7208247873961532423&target=pinterest" \o "Bagikan ke Pinterest" \t "_blank" Bagikan ke PinterestTidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Mengenai Saya

bulukumba Lihat profil lengkapku Arsip Blog

HYPERLINK "http://bulukumba-plpbk.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00-08:00&max-results=2" 2011 (2)

HYPERLINK "http://bulukumba-plpbk.blogspot.com/2011_03_01_archive.html" Maret (2)

Master Schedule PLPBK pedoman pelaksanaa

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.