plasenta previa
DESCRIPTION
obgynTRANSCRIPT
PLASENTA PREVIA
Supervisor: dr. Riza Hendrawan Nasution, Sp.OG
Oleh: Grace Noviyanthi Maya Rona Sari
Ridho Kurnia Indra
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada tempat yang
abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(ostium uteri interna).
INSIDEN
Plasenta previa terjadi 1 dalam 200
kelahiran dan 20% termasuk dalam plasenta previa totalis.
• Umur dan paritas • Hipoplasia
endometrium• Endometrium cacat
pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase dan manual plasenta
• Korpus luteum bereaksi lambat
• Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
• Merokok
Belum Diketahui Dengan Pasti
FAKTOR RISIKO
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGImelebarnya ishmus
uteri menjadi segmen bawah rahim
tapak plasenta akan mengalami pelepasan
dan laserasi
Perdarahan
serviks mendatar (effacement), dan
membuka (dilatation)
Progresif dan bertahap
Ekspektatif• kehamilan preterm
dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
• belum ada tanda – tanda inpartu
• keadaan umum ibu cukup baik
• janin masih hidup
Aktif• Umur kehamilan
(masa gestasi) ≥ 37 minggu, BB janin ≥ 2500 gr
• Perdarahan banyak, 500 cc atau lebih
• Ada tanda – tanda persalinan
• Keadaan umum pasien tidak baik, kadar Hb < 8 gr %.
Tirah Baring, Tokolitik, Pematangan paru, USG
berkala, Edukasi, Perdarahan berhenti pasien boleh pulang
Nama : Ny. M
Umur : 34 tahun
Alamat : Jl. Sentosa Lama GG Dollah no.4
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Menikah
Tanggal masuk : 18/06/2015
Pukul : 18:21 wib
GPA : G6P4014
Tinggi badan : 159 cm
Berat badan : 51 kg
STATUS IBU HAMIL
Keluhan utama : Keluar darah dari kemaluan
Telaah :
Hal ini dialami pasien sejak tanggal 18-06-2015 pukul 17.00 WIB.
Perdarahan berupa darah segar disertai gumpalan darah, dengan
volume 3x ganti sarung, nyeri perut (-) Perdarahan muncul pada saat
pasien sedang istirahat. Riwayat mulas-mulas mau melahirkan (-),
riwayat keluar air dari kemaluan (-), Riwayat keluar lendir darah dari
kemaluan (-). Riwayat benturan pada perut (-). BAK (+) normal, BAB (+)
normal.
Riwayat penyakit terdahulu : -
Riwayat pemakaian obat : -
Riwayat Haid
HPHT : ?/11/2014
TTP : ?/08/2015
ANC : bidan 2x.
Riwayat Persalinan
1.Perempuan, 2800g, aterm, PSP, bidan, 16thn, sehat
2. Perempuan, 2900g, aterm, PSP, bidan, 12thn, sehat
3. Laki-laki, 2800g, aterm, PSP, bidan, 4,5thn, sehat
4. Abortus, 2 bulan, dikuretase tahun 2012
5. Laki-laki, 3900g, aterm, PSP, bidan, 1 tahun 8 bulan, sehat
6. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENS
Sens : compos mentis Anemis : +/+
TD : 90/60 mmHg Ikterik : -/-
HR : 110 x/i Sianosis : -
RR : 20 x/i Dyspnoe : -
T : 36,50C Oedema : -
STATUS OBSTETRIKUS
Abdomen : asimetris membesar
TFU : 30 cm (4 jari bpx)
Teregang : kanan
Terbawah : kepala
Gerak : +
HIS : -
DJJ : 136 x/i
EBW : 2400-2600 g
STATUS GINEKOLOGIS
Inspekulo : Tampak darah dan stoll cell di introitus vagina, dibersihkan kesan mengalir aktif dari OUE. Portio licin, erosi (-), FA (-), lividae (+)
USG TAS
KK terisi baik
JT, PK, AH
FM (+), FHR (+)
BPD : 85,1 mm (34w 2d)
FL : 66,6 mm (33w 7d)
AC : 296,9 mm (34w 2d)
Plasenta menutupi seluruh OUI
Air ketuban cukup
EFW : 2321 gr
Kesan : KDR (33-34) mgg + PK + AH + Plasenta Previa Totalis
LABORATORIUM
Hematologi Hasil Nilai Normal
Hb 7,6 g/dl 12,00-14,00
Hematokrit 23,40% 36,00-42,00
Leukosit 11.800/ µl 4.000-10.000
Trombosit 241.000/ µl 150.000-450.000
PT 13,7 (13,9) detik
INR 1,09 1-1,3
TT 30,4 (34,5) detik
Ureum 19,62 mg/dl 10,00-50,00
Creatinine 0,82 mg/dl 0,60-1,20
KGD ad random 133 mg/dl <140mg/dl
DIAGNOSA SEMENTARAPlasenta previa totalis + Profuse bleeding +
GMG+ KDR (33-34) minggu + PK + AH
TERAPITirah baring
O2 2-4 liter/menitIVFD RL 500cc guyur, dilanjutkan 40 tetes/menitAntibiotik profilaksis ceftazidime 2 gr injeksiKateter urine terpasang (menetap)
RENCANASC Emergency+kontap
Laporan Operasi (18Juni 2015)1.Tindakan: seksio sesarea a/i plasenta previa totalis
2. Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
3.Di bawah anestesi spinal dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik dengan betadine kemudian ditutup doek steril kecuali lapangan operasi
4.Dilakukan insisi midline, mulai dari kutis, subkutis sampai tampak fascia.
5.Fascia digunting ke atas & bawah , otot dipisahkan secara tumpul dari fascia.
6.Peritoneum digunting ke atas dan ke bawah
7. Uterus diinsisi corporal sampai subendometrium, endometrium ditembus tumpul dan dilebarkan sesuai arah sayatan, selaput ketuban dipecahkan, keluar cairan jernih.
8. Gagal untuk meluksir kepala kemudian dengan menarik kaki, lalu dilakukan perasat lovset untuk melahirkan bahu, dilakukan perasat mauriceau-veit-smellie untuk melahirkan kepala. Lahir bayi perempuan , BB : 2450 gr , PB : 45 cm, a/s: 4/5, anus (+).
9. Tali pusat diklem dikedua tempat dan digunting diantaranya plasenta dilahirkan secara ptt, kesan lengkap.
10.Cavum uterus dibersihkan, kemudian dijahit secara continous.
11.Identifikasi tuba , dilakukan sterilisasi Pomeroy pada kedua tuba
12.Cavum abdomen dibersihkan , dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
13. KU ibu post SC stabil
TERAPI POST SC
IVFD RL + Oksitosin drip 10-10-5-5 IU 20 gtt/i
Inj. Ceftazidime 1 gr/12jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Transfusi 2 bag PRC
ANJURAN
• Cek darah rutin 6 jam post transfusi
• Observasi vital sign, kontraksi, dan tanda-tanda perdarahan
Jam ( WIB ) 02.00 02.15 02.30 02.45 03.00 03.30 04.00
Nadi (kali
permenit)
96 98 96 94 96 96 96
TD ( mmHg ) 120/70 120/70 120/70 120/70 120/70 120/70 120/70
Pernafasan
(kali
permenit)
20 20 20 20 20 20 20
Perdarahan
(cc)
20 20 10 10 5 5 5
Kontraksi
lemah, kuat)
kuat kuat Kuat Kuat kuat lemah Lemah
FOLLOW UP:Tanggal : 19/06/2015
Keluhan Utama : Nyeri luka operasi
Status Presens : Sensorium : compos mentis Anemis : (-) TD : 130/70 mmHg Ikterik : (-)
Frekuensi Nadi : 80x/i Sianosis : (-)
Frekuensi nafas : 20x/i Dyspnoe : (-)
Temperatur : 36,6 ºC Edema : (-)
Status Lokalisata: Abdomen : soepel , peristaltik (+)
Kontraksi : kuat
TFU : 1 Jari dibawah pusat
L/O : tertutup verban , kesan kering.
P/V : (-), lochia rubra (+).
BAK : (+) via kateter
BAB : (-), Flatus (+)
Diagnosis :Post SC a/I Plasenta Previa Totalis +
NH0 + post sterilisasi pomeroy
Terapi IVFD RL + oksitosin 10-5-5 20 gtt/iInj. Ceftazidin 1 gr/12 jamInj. Ketorolac 30 mg/8 jamInj. Ranitidin 50 mg/12 jam Rencana - terapi lanjut- Mobilisasi bertahap
Tanggal : 20/06/2015
Keluhan Utama : Nyeri luka operasi
Status Presens : Sensorium : compos mentis Anemis : (-)
TD : 110/60 mmHg Ikterik : (-)
Frekuensi Nadi : 86x/i Sianosis : (-)
Frekuensi nafas : 20x/i Dyspnoe : (-)
Temperatur : 36,9 ºC Edema : (-)
Status Lokalisata : Abdomen : soepel , peristaltik (+)
Kontraksi : kuat
TFU : 2 Jari dibawah pusat
L/O : tertutup verban , kesan kering.
P/V : (-), lochia rubra (+).
BAK : (+) via kateter, UOP: 1300 cc/24 jam, warna: kuning jernih
BAB : (-), Flatus (+)
Laboratorium :
Hb: 8,5 g/dl
Hematokrit:25,8/µl
Leukosit:16.000 /µl
Trombosit:182.000/µl
Diagnosis :Post SC a/i Plasenta Previa Totalis + NH1 + post sterilisasi pomeroy
Terapi : IVFD RL 20 gtt/iInj. Ceftazidime 1 gr/12 jamInj. Ketorolac 30 mg/8 jamInj. Ranitidin 50 mg/12 jamSF 2x1
Rencana :- terapi lanjut- Mobilisasi bertahap
Tanggal : 21/06/2015Keluhan Utama : Nyeri luka operasi Status Presens : Sensorium : compos mentis Anemis : (-)
TD : 110/70 mmHg Ikterik : (-) Frekuensi Nadi : 80x/i Sianosis :
(-) Frekuensi nafas : 20x/i Dyspnoe :
(-) Temperatur : 36,5 ºC Edema : (-)
Status Lokalisata : Abdomen : soepel , peristaltik (+)Kontraksi : kuatTFU : 2 Jari dibawah pusatL/O :tertutup verban, kesan keringP/V : (-), lochia rubra (+).BAK : (+) via kateter, UOP: 1400cc/24 jam, warna:kuning jernihBAB : (-), Flatus (+)ASI : +/+
Diagnosis :
Post SC a/i Plasenta Previa Totalis + NH2 + Post
sterilisasi pomeroy
Terapi :
Cefixime tab 2x1
As. Mefenamat 3x1
B comp 2X1
SF 2X1
Rencana :
- Aff infus
- Aff kateter
Teori Kasus
Berdasarkan teori, faktor risiko Plasenta Previa
adalah sebagai berikut:
-Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih
sering dari pada umur dibawah 25 tahun
-Lebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah
-Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil
pada umur muda
-Endometrium cacat pada bekas persalinan
berulang-ulang,[ bekas operasi, kuretase dan
manual plasenta
-Korpus luteum bereaksi lambat, dimana
endometrium belum siap menerima hasil konsepsi
-Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip
endometrium
-Kadang-kadang pada malnutrisi
Pada kasus ditemukan pasien partus 4 kali,
abortus 1 kali. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
multiparitas merupakan salah satu faktor
predisposisi terajadinya plasenta previa.
Teori Kasus
Gejala utama plasenta previa adalah
perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa
nyeri dan biasanya berulang
(Painless, Causeless, Recurrent
Bleeding) darah berwarna merah
segar. Perdarahan akan berhenti
karena terjadi pembekuan kecuali
jika ada laserasi pada sinus yang
besar dari plasenta dimana
perdarahan akan berlangsung lebih
banyak dan lebih lama. Perdarahan
biasanya baru terjadi pada akhir
trimester kedua keatas.
Dari anamnesis diketahui bahwa
pasien mengalami perdarahan pada
usia kehamilan 33-34 minggu yang
berlangsung tanpa sebab dan tanpa
rasa nyeri. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa bagian terbawah janin
tidak masuk PAP.
Teori Kasus
Palpasi Abdomen
-Bagian terbawah janin biasanya
belum masuk pintu atas panggul.
-Apabila terdapat presentasi kepala,
biasanya kepalanya masih terapung
di atas pintu atas panggul atau
mengolak ke samping, dan sukar
didorong ke dalam pintu atas
panggul.
-Tidak jarang terdapat kelainan letak
janin, seperti letak lintang atau letak
sungsang
Pada pasien ini diketahui dari
pemeriksaan dijumpai plasenta
previa totalis, dan dilakukan sectio
sesarea. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa plasenta previa totalis tidak
dapat lahir pervaginam.
Teori Kasus
Pada pemeriksaan inspekulo
tujuannya adalah untuk mengetahui
asal perdarahan, apakah
perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum atau dari kelainan cervix
dan vagina.
Tampak darah dan stoll cell di di
liang vagina, darah dibersikan kesan
mengalir aktif dari OUE, portio licin,
erosi (-), lividae (+).
Penanganan plasenta previa
sentralis (totalis). Untuk menghindari
perdarahan yang banyak, maka
pada plasenta previa sentralis
dengan janin hidup atau meninggal,
tindakan yang paling baik adalah
seksio sesarea.
Pada pasien ini diketahui letak
plasenta previa totalis, dan
dilakukan sectio sesarea.
PERMASALAHAN1.Apakah penatalaksanaan aktif relevan pada
pasien previa totalis yang preterm?
2.Apakah pemberian kortikosteroid diperlukan
pada kasus plasenta previa totalis yang preterm
seperti kasus di atas?
3.Apakah tindakan kontap sudah layak pada
pasien ini?