plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/11399/1/131134223_full.pdf · uji coba...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN
PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT KELAS
III SD MELALUI MEDIA KOMIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ayu Ratna Kumalasari
NIM: 131134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN
PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT KELAS
III SD MELALUI MEDIA KOMIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ayu Ratna Kumalasari
NIM: 131134223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Allah SWT atas segala anugerah dan Rahmat yang telah diberikan selama
proses penyusunan skripsi.
2. Kedua dosen pembimbing Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum dan Maria
Agustina Amelia, S.Si., M.Pd yang selalu mendukung dan membimbing
dalam penyusunan skripsi.
3. Ibu, Bapak dan adik yang selalu memberi semangat, doa, perhatian dan
kasih sayang.
4. Teman seperjuangan kolaboratif skripsi (Anna Juta, Laras, Carissa) yang
selalu memberi motivasi dan semangat.
5. Teman kos mawar, Lilis dan Ririn yang selalu menemani selama di kos.
6. Sahabat-sahabat, Skolastika Teri, Lyta, Windi, Indri, Duta, Desy yang
selalu mendengarkan curahan hati.
7. Teman kelas “Gayeng” yang selalu menghibur dan memberikan kenangan
yang tidak pernah terlupakan selama perkuliahan.
8. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu per
satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar
untuk kebenaran abadi”
-Chiang Kai Shek-
“Man Jadda Wajada”
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Juni 2017
Peneliti
(Ayu Ratna Kumalasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ayu Ratna Kumalasari
Nomor Mahasiswi : 131134223
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika
Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat Kelas III SD melalui Media
Komik.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 2 Juni 2017
Yang menyatakan
(Ayu Ratna Kumalasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN
TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
BILANGAN BULAT KELAS III SD MELALUI MEDIA KOMIK
Ayu Ratna Kumalasari
Universitas Sanata Dharma
2017
Potensi penelitian ini adalah pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa
Indonesia di kelas 3, tema 3, subtema 3. Materi Matematika membahas tentang
perkalian dan pembagian bilangan bulat, sedangkan materi Bahasa Indonesia
berkaitan dengan membaca tentang “perubahan musim”. Dari hasil kuesioner
yang dibagikan kepada 25 peserta didik kelas 3, peneliti mendapatkan data: 80%
peserta didik mengalami kesulitan memahami bilangan bulat dan perkalian serta
68% sulit memahami pembagian. Peneliti terdorong mengembangkan bacaan
berupa komik tentang perubahan musim yang berisi konsep bilangan bulat,
perkalian dan pembagian. Media komik tersebut dapat menjadi bagian dari
prototipe RPP tematik yang peneliti kembangkan. Tujuan penelitian ini 1)
menjelaskan prosedur pengembangan, 2) mendeskripsikan kualitas prototipe.
Prototipe disusun dengan menggunakan 7 langkah penelitian Borg dan
Gall, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4)
validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk dan 7) revisi produk. Validasi
prototipe dilakukan oleh 3 validator, skor rata-rata yang didapat adalah 3.55 (dari
rentang 1-4) artinya sangat baik, sehingga prototipe layak diujicobakan setelah
direvisi.
Uji coba terbatas dilakukan di kelas 3B SD N Tegalrejo 2, diikuti 14
peserta didik. RPP tematik yang diujicobakan adalah materi bilangan bulat yang
menggunakan media komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim
Kemarau”. Dari hasil evaluasi, 100% peserta didik mendapat nilai 100 untuk
materi bilangan bulat. Dari hasil refleksi, 86% peserta didik menulis bahwa media
komik membantu mereka memahami konsep bilangan bulat.
Kata kunci: rancangan pembelajaran, Matematika, bilangan bulat,
perkalian, pembagian, Bahasa Indonesia, membaca, komik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
PROTOTYPE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS THEMATIC
LEARNING DESIGN IN MULTIPLICATION AND DIVISION OF
INTEGERS FOR THE THIRD GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
THROUGH COMICS MEDIA
Ayu Ratna Kumalasari
Universitas Sanata Dharma
2017
The potential of this research is Mathematical thematic learning and
Indonesian language in third grade, topic 3, subtheme 3. Math subjects explain
about multipication and division of integers, then Indonesian language is reading
about “season change”. The result of quesioner is shared to 25 grade 3 learner,
researcher get data: 80% learner is difficult to study about integers and
multipication with 68% learner is difficult in division. Researchers are encouraged
to develop comic readings about seasonal changes that contain the concept of
round, multiplication and division. This comic medium could be part of the
thematic RPP prototype that the researchers developed. Research which aims to 1)
explain the development procedure, 2) describes the quality of prototype.
There were seven steps applied throughout according to Borg and Gall,
including: 1) the potentiality and problems, 2) data collction, 3) product design, 4)
design validation, 5) design revision, 6) product testing and 7) desaign product.
Validation do with 3 validator with average score 3.55 (from range 1-4) means
very good so, prototype feasible tested after being revised.
The experiment was conducted by researcher at SD N Tegalrejo 2 class 3B
to 14 learners. Themed RPP is a matter of integers using comic media “Let’s
know the integers through the summer”. From the results of the evaluation, 100%
of learners received a value of 100 for the matter of integers. From the results of
reflection, 86% of the students wrote that the comic media helped them
understand the concept of integers.
Keywords: learning design, Mathematic, integers, multiplication, division,
Indonesian language, reading, comic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi
Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat Kelas III SD melalui Media Komik.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyampaikan perhargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah
memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, waktu, pikiran dan tenaga
untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd., dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan kritik, saran, semangat, waktu, pikiran dan tenaga untuk
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh dosen dan staf-karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.
7. Kepala sekolah, guru, dan peserta didik SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta
yang sudah mengizinkan peneliti mengambil data analisis prapenelitian
dan uji coba prototipe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Muhammad Bayu Tejo Sampurno,
S.Pd., M.A., dan Eni Mulyati, S.Pd., sebagai validator prototipe.
9. Kedua orang tua, Bapak Eko Ratmono dan Ibu Marga Retno Sari Y.M.
yang selalu memberikan semangat, doa, perhatian dan kasih sayang.
10. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu per
satu.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan. Peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat
memberikan inspirasi kepada para guru tentang pentingnya memiliki
kreatifitas dalam penyusunan RPP.
Yogyakarta, 2 Juni 2017
(Ayu Ratna Kumalasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................. vii
ABSTRAK..... ...................................................................................................... viii
ABSTRACT..... ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
E. Definisi Operasional..................................................................................... 5
F. Spesifikasi Produk ........................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................... 8
A. Landasan Teoritis ......................................................................................... 8
1. Kurikulum 2013 ..................................................................................... 8
a. Pengertian Kurikulum 2013 ............................................................. 8
b. Kekhasan Kurikulum 2013 ............................................................... 9
1) Pendidikan Karakter ................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2) Pembelajaran Tematik .............................................................. 10
a) Ciri Khas Pembelajaran Tematik ....................................... 10
b) Manfaat Pembelajaran Tematik ......................................... 11
c) Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................. 11
3) Pembelajaran Saintifik ............................................................. 12
2. Pembelajaran Tematik Kelas III SD .................................................... 14
a. Matematika ..................................................................................... 15
1) Bilangan Bulat .......................................................................... 16
2) Perkalian ................................................................................... 17
3) Pembagian ................................................................................ 18
b. Bahasa Indonesia ............................................................................ 19
1) Membaca .................................................................................. 20
2) Perubahan Musim .................................................................... 20
a) Musim pada Iklim Tropis ................................................ 21
b) Musim pada Iklim Subtropis ............................................ 22
c) Perilaku Hewan yang dapat menunjukkan Perubahan
Cuaca ................................................................................ 22
c. Seni Rupa........................................................................................ 23
1) Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar .................................. 24
3. Media Pembelajaran ............................................................................. 26
a. Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 26
b. Komik ............................................................................................. 27
c. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik .. 28
4. Minat Belajar ........................................................................................ 29
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ...................................... 31
b. Indikator Minat Belajar .................................................................. 32
1) Rasa Senang ............................................................................ 32
2) Perhatian .................................................................................. 33
5. Kecerdasan Majemuk ........................................................................... 33
a. Logis Matematis ............................................................................. 34
b. Verbal Linguistik ............................................................................ 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
6. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Bawah ................................ 36
7. Tugas Perkembangan Masa Anak ........................................................ 38
a. Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial ............................................. 38
b. Tugas Perkembangan Belajar ......................................................... 39
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 39
C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 43
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 44
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 44
B. Setting Penelitian ........................................................................................ 46
1. Tempat Penelitian ................................................................................ 42
2. Subjek Penelitian ................................................................................. 47
3. Objek Penelitian .................................................................................. 47
4. Waktu Penelitian ................................................................................. 47
C. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 47
1. Potensi dan Masalah ............................................................................ 49
2. Pengumpulan Data .............................................................................. 49
3. Desain Produk ..................................................................................... 49
4. Validasi Desain ................................................................................... 49
5. Revisi Produk ...................................................................................... 50
6. Uji Coba Produk .................................................................................. 50
7. Revisi Produk ...................................................................................... 50
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 50
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 52
1. Instrumen Pedoman Wawancara ......................................................... 52
2. Instrumen Prapenelitian untuk Peserta didik ....................................... 53
3. Instrumen Validasi Produk .................................................................. 56
4. Instrumen Uji Coba Prototipe berupa refleksi..................................... 59
5. Instrumen Soal Tes .............................................................................. 60
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 61
1. Data Kualitatif ..................................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Data Kuantitatif ................................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 63
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 63
1. Langkah-langkah Pengembangan ....................................................... 63
a. Potensi dan Masalah ....................................................................... 63
b. Pengumpulan Data.......................................................................... 64
c. Desain Produk ................................................................................ 66
d. Validasi Desain ............................................................................... 75
e. Revisi Produk ................................................................................. 79
f. Uji Coba Produk ............................................................................. 83
g. Revisi Produk ................................................................................. 85
2. Deskripsi Kualitas Prototipe ................................................................ 86
B. Pembahasan ................................................................................................ 89
C. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe ........................................................ 93
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ............................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................................ 94
B. Keterbatasan ............................................................................................... 94
C. Saran ........................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 96
LAMPIRAN ........................................................................................................ 99
BIOGRAFI PENELITI ........................................................................................ 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Skema Penelitian yang Relevan ............................................................ 42
Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode Reaserch and Development ........................ 45
Bagan 3.2 Modifikasi langkah-langkah Metode Reaserch and Development ....... 47
Bagan 3.3 Prosedur Pengembangan Prototipe ....................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur ............................................. 52
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Prapenelitian untuk Peserta Didik .......................... 53
Tabel 3.3 Instrumen Prapenelitian untuk Peserta Didik......................................... 55
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Validator..................................................................... 57
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Refleksi .................................................................. 59
Tabel 3.6 Instrumen Uji Coba Prototipe berupa Refleksi untuk Peserta Didik ..... 59
Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Tes ................................................................................... 60
Tabel 3.8 Tabel Klasifikasi Skor Skala Empat ..................................................... 62
Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Prapenelitian untuk Peserta Didik . 64
Tabel 4.2 Hasil Validasi Desain ............................................................................. 75
Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Soal Evaluasi Peserta Didik ..................................... 87
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Refleksi Peserta Didik ............................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Desain awal Cover Prototipe .............................................................. 66
Gambar 4.2 Cover Komik Matematika Bilangan Bulat ........................................ 67
Gambar 4.3 Pengenalan Tokoh .............................................................................. 67
Gambar 4.4 Halaman 1 Komik Matematika Bilangan Bulat ................................. 68
Gambar 4.5 Halaman 2 Komik Matematika Bilangan Bulat ................................. 69
Gambar 4.6 Halaman 3 Komik Matematika Bilangan Bulat ................................. 69
Gambar 4.7 Cover Komik Matematika Perkalian ................................................. 70
Gambar 4.8 Pengenalan Tokoh ............................................................................. 70
Gambar 4.9 Halaman 1 Komik Matematika Perkalian ......................................... 71
Gambar 4.10.Halaman 2 Komik Matematika Perkalian ....................................... 71
Gambar 4.11 Halaman 3 Komik Matematika Perkalian ....................................... 72
Gambar 4.12 Cover Komik Matematika Pembagian ............................................ 72
Gambar 4.13 Pengenalan Tokoh ............................................................................ 73
Gambar 4.14 Halaman 1 Komik Matematika Pembagian ..................................... 74
Gambar 4.15 Halaman 2 Komik Matematika Pembagian .................................... 74
Gambar 4.16 Halaman 3 Komik Matematika Pembagian ..................................... 75
Gambar 4.17 Perubahan Desain Prototipe sebelum dan sesudah direvisi ............. 79
Gambar 4.18 Perubahan Cover Komik Bilangan Bulat ........................................ 80
Gambar 4.19 Perubahan Pengenalan Tokoh ......................................................... 80
Gambar 4.20 Perubahan Halaman 1 Komik Bilangan Bulat ................................ 81
Gambar 4.21 Perubahan Halaman 2 Komik Bilangan Bulat ................................. 82
Gambar 4.22 Perubahan Halaman 3 Komik Bilangan Bulat ................................ 82
Gambar 4.23 Peneliti Memperlihatkan Komik Bilangan Bulat di LCD ................ 84
Gambar 4.24 Peserta Didik Membaca Komik ....................................................... 84
Gambar 4.25 Peserta Didik mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik ................ 84
Gambar 4.26 Perubahan halaman 2 sebelum dan setelah direvisi ......................... 85
Gambar 4.27 Perubahan halaman 3 sebelum dan setelah direvisi ......................... 85
Gambar 4.28 Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik ................................................ 86
Gambar 4.29 Lembar Refleksi Peserta Didik ........................................................ 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian.......................................................................... 100
Lampiran 2 Surat Izin Uji Coba Prototipe ........................................................... 101
Lampiran 3. Hasil Analisis Data Kuesioner Prapenelitian untuk Peserta Didik .. 102
Lampiran 4. Hasil Validator Ahli Matematika .................................................... 104
Lampiran 5. Hasil Validator Ahli Seni Rupa ....................................................... 111
Lampiran 6. Hasil Validator Wali Kelas III SD ................................................... 116
Lampiran 7. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa LKS ............. 121
Lampiran 8. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi ....... 122
Lampiran 9. Hasil Data Kuesioner Prapenelitian Peserta Didik .......................... 123
Lampiran 10. Hasil LKS Peserta Didik ............................................................... 126
Lampiran 11. Hasil Refeksi Peserta Didik ........................................................... 127
Lampiran 12. Dokumentasi Uji Coba Prototipe ................................................... 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi prototipe yang
diharapkan, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah sistem pendidikan berhubungan dengan kurikulum pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar (UU No. 20 tahun 2003 dalam Fadlillah, 2014: 15). Indonesia
pada tahun 2013/2014 telah menetapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan bagian dari stategi meningkatkan capaian
pendidikan. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan
pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003
sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35, yaitu kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (Majid,
2014: 27). Sehingga, kurikulum penting untuk diterapkan sebagai tujuan
pembelajaran yang baik.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema (Majid, 2014: 107). Salah satu mata pelajaran yang
terintegrasi dalam Kurikulum 2013 kelas III adalah Matematika dan Bahasa
Indonesia. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada
Sekolah Dasar (SD). Pengenalan konsep Matematika harus diajarkan sejak dini
kepada peserta didik terutama di Sekolah Dasar terutama konsep berhitung seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Maka dari itu, Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merupakan mata pelajaran yang harus dipahami peserta didik terutama di kelas
bawah (kelas 1, 2 dan 3).
Mata pelajaran Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar terutama
pada kelas III bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan
berhitung, menumbuhkan kemampuan peserta didik yang dapat diahligunakan dan
membentuk sikap logis, kritis, cermat serta disiplin (Hudojo, 2003: 123). Salah
satu materi pada mata pelajaran Matematika adalah perkalian dan pembagian
bilangan bulat. Dalam Kurikulum 2013, materi perkalian dan pembagian terdapat
pada Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3 Perubahan Musim, Pembelajaran 1,
3 dan 5. Perkalian merupakan operasi penjumlahan yang diulang-ulang
sedangkan pembagian adalah pengurangan berulang (Fajar, 2009: 10). Bilangan
bulat terdiri dari bilangan asli, nol dan lawan bilangan asli (Purnomo, 2014: 32).
Bilangan asli dimulai dari 1, 2, 3, 4 dan seterusnya dan lawan dari bilangan asli
adalah -1, -2, -3, -4 dan seterusnya. Operasi perhitungan tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat termasuk dalam aritmatika dasar, sehingga peserta didik
terutama pada kelas bawah Sekolah Dasar harus memahami konsep perkalian dan
pembagian bilangan bulat karena sebagai dasar memahami materi Matematika
yang lain, seperti pecahan, bangun ruang dan lain-lain. Materi Bahasa Indonesia
yang berkaitan dengan membaca tentang “perubahan musim”. Supaya dapat
menarik minat peserta didik untuk membaca, peneliti mengembangkan media
gambar yang mendukung materi tentang perubahan musim.
Pada bulan September 2016, peneliti melakukan wawancara tidak
terstruktur kepada 4 guru kelas III di empat Sekolah Dasar yang berbeda yaitu SD
N Tegalrejo 2, SD Kanisius Kotabaru, SD Sarikarya dan SD Kintelan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, empat guru menyatakan bahwa materi
perkalian dan pembagian masih sulit dipahami oleh peserta didik. Salah satu guru
kelas III B di SD Negeri Tegalrejo 2 menyatakan bahwa kelas III berjumlah 25
peserta didik, beberapa peserta didik mampu memahami konsep perkalian dan
pembagian bilangan bulat, namun masih ada yang belum memahami konsep
perkalian dan pembagian. Sekitar 6 peserta didik mendapatkan nilai di atas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), namun 19 peserta didik masih mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
nilai di bawah KKM. KKM pada mata pelajaran Matematika di kelas III ini
adalah 65. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil nilai peserta didik pada soal
latihan mengenai materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Guru kelas IIIB SD Negeri Tegalrejo 2 mengatakan bahwa dalam
melaksanakan pembelajaran Matematika jarang menggunakan media terutama
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Penggunaan media pembelajaran
mempunyai manfaat untuk menunjang pembelajaran menjadi lebih baik, sehingga
minat belajar peserta didik dapat tumbuh karena terciptanya rasa senang terhadap
pelajaran tersebut. Slameto (2010: 180) menyatakan bahwa minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat.
Salah satu cara untuk menumbuhkan minat peserta didik adalah dengan
media pembelajaran. Sukiman (2012: 29) menjelaskan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Pada bulan September 2016, peneliti melakukan penyebaran kuesioner
kepada 25 peserta didik kelas III di SD Negeri Tegalrejo 2. Peneliti mendapatkan
data: (1) 80% peserta didik mengalami kesulitan perkalian bilangan bulat, (2) 68%
peserta didik mengalami kesulitan pembagian bilangan bulat, dan wawancara
dengan wali kelas IIIB di SD Negeri Tegalrejo 2 menyatakan bahwa belum
pernah menggunakan media gambar dalam pembelajaran.
Gambar yang peneliti kembangkan berbentuk komik. Komik merupakan
suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita
dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk
memberikan hiburan kepada para pembaca (Sudjana dan Rivai, 2009: 64). Dalam
komik terdapat gambar dan juga dialog singkat yang akan menuntun pembaca
mengikuti alur cerita. Komik juga dikaitkan dengan pelajaran Matematika materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perkalian dan pembagian bilangan bulat. Sehingga, pembelajaran akan lebih
menyenangkan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti sebagai calon guru SD terdorong
untuk mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran Matematika untuk
membantu peserta didik memahami perkalian dan pembagian bilangan bulat dan
untuk menginspirasi guru tentang pentingnya memiliki kreatifitas dalam
penyusunan RPP. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Pengembangan
Prototipe Rancangan Pembelajaran Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan
Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”. Prototipe rancangan
pembelajaran ini, dikembangkan berdasarkan pada Kurikulum 2013 dengan
mengkolaborasikan dua mata pelajaran sebagai materi yaitu pelajaran Matematika
dan Bahasa Indonesia. Peneliti mengembangkan prototipe rancangan
pembelajaran komik sebagai media karena komik termasuk dalam hasil karya seni
rupa dan pelajaran seni telah diafirmasi menjadi bagian dari mata pelajaran yang
diajarkan pada peserta didik dalam Kurikulum 2013. Peneliti memilih komik
sebagai media pembelajaran karena komik mempunyai keunggulan salah satunya
adalah karakter belajar visual yang baik melalui kombinasi teks cerita singkat dan
gambar. Sehingga peserta didik akan tertarik belajar dengan memahami gambar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk kelas III SD?
2. Bagaimana kualitas prototipe rancangan pembelajaran materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat untuk kelas III SD?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk kelas III SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran materi perkalian
dan pembagian bilangan bulat untuk kelas III SD.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Peneliti
a. Mengembangkan kreativitas dengan media pembelajaran Matematika
untuk menumbuhkan minat peserta didik.
b. Hasil penelitian berupa prototipe rancangan pembelajaran dapat digunakan
pada saat peneliti telah menjadi guru.
2. Guru
Mendapatkan inspirasi tentang media pembelajaran Matematika terintegrasi
dengan bahasa Indonesia dan menjadikannya sebagai referensi dalam
melakukan pembelajaran Matematika dengan menggunakan media.
3. Peserta didik
a. Menumbuhkan minat siswa terhadap Matematika dengan media
pembelajaran
b. Memberikan pengalaman baru dalam mengerjakan mata pelajaran
Matematika menggunakan media pembelajaran.
E. Definisi Operasional
1. Matematika
Matematika adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk,
susunan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung.
2. Bilangan bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan asli, nol dan lawan bilangan asli.
Bilangan asli dimulai dari 1, 2, 3, 4 dan seterusnya dan lawan dari bilangan
asli adalah -1, -2, -3, -4 dan seterusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Perkalian
Perkalian adalah penjumlahan berulang bilangan kedua sebanyak bilangan
pertama atau A x B maka B dijumlahkan sebanyak A. Perkalian disimbolkan
dengan tanda silang (x).
4. Pembagian
Pembagian adalah pengurangan berulang oleh angka yang sama hingga
nilainya nol atau habis. Pembagian disimbolkan dengan titik dua (:).
5. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawakan pesan
dari pengirim ke penerima untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran secara
efektif.
6. Komik
Komik adalah suatu cerita yang digambarkan dalam bentuk kartun yang
memiliki sifat sederhana dalam penyajiannya dan memuat pesan untuk
pembacanya.
F. Spesifikasi Produk
1. Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat melaui media komik ini dirancang sesuai
Kurikulum 2013 kelas 3 SD Tema 3 “Perubahan di Alam”, subtema 3
“Perubahan Musim”, untuk pembelajaran 1, 3 dan 5: Matematika dan bahasa
Indonesia.
2. Cover prototipe berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika
materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk
Kelas III SD”. Didalamnya terdapat kata pengantar, pendahuluan, daftar isi,
isi prototipe, kepustakaan dan biografi penulis.
3. Isi prototipe dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian 1 adalah teori, bagian 2
adalah komik dan bagian 3 adalah RPP.
4. Bagian 1: Teori bilangan bulat, perkalian dan pembagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
5. Bagian 2: Komik yang terbagi menjadi 3 yaitu a. “Ayo Mengenal Bilangan
Bulat melalui Musim Kemarau”, b. “Ayo Mengenal Perkalian melalui Empat
Musim” dan c. “Ayo Mengenal Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”.
6. Komik mencakup pengetahuan dari dua mata pelajaran yang telah
dikolaborasikan yaitu materi perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk
Matematika dan membaca untuk Bahasa Indonesia.
7. Bagian 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas III tema 3 subtema
3 pembelajaran 1.
8. Prototipe dicetak dalam ukuran booklet.
9. Prototipe pada bagian komik diisi dengan frame gambar berwarna dan
menggunakan font Comic Sans Ms.
10. Gambar dalam prototipe merupakan gambar ilustrasi karya penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan membahas Landasan Teoritis, Penelitian yang
Relevan, dan Kerangka Berfikir. Ketiga hal tersebut akan diuraikan sebagai
berikut.
A. Landasan Teoritis
Landasan teoritis merupakan sebuah acuan yang digunakan peneliti dalam
membuat prototipe rancangan pembelajaran.
1. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian
pendidikan. Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan
antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan
(knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana
tersurat dalam penjelasan pasal 35, yaitu kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (Majid, 2014:
27).
Kurniasih dan Sani (2014: 21) mengungkapkan bahwa kurikulum 2013 lebih
ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini juga diperkuat oleh Mulyasa (2013: 66)
yang mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah dicobakan pada tahun 2004.
KBK dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan bagi
pengembangan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan. Dari pendapat para ahli tersebut
mengenai Kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013
menekankan pada peningkatan kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Kekhasan Kurikulum 2013
1) Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu,
dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi
sekaligus berbasis karakter, dengan pendekaran tematik dan kontekstual
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari
(Mulyasa, 2013:7).
Kurniasih dan Sani (2016: 257) menjelaskan bahwa pendidikan karakter
memiliki makna lebih tinggi daripada pendidikan moral karena bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan
karakter menanamkan kebiasan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta
didik menjadi paham, mampu merasakan, dan mau melakukan hal baik. Akbar
(2016: 63) mengatakan bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang aktif agar
pembelajaran karakter dapat dioptimalkan, perlu memperhatikan tujuan kegiatan
pembelajaran, pengalaman belajar sendiri oleh peserta didik, penggunaan model
pembelajaran aktif yang berorientasi pada pendidikan karakter, pembelajaran yang
bermakna, pencakupan seluruh kecakapan hidup peserta didik, sumber atau media
pembelajaran konkret, penilaian yang autentik dan penggunaan prinsip
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Prinsip
PAKEM ditujukan agar pembelajaran oleh peserta didik menjadi kreatif, invensi
dan inovasi serta suasana pembelajaran menyenangkan.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
dalam Kurikulum 2013 juga memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pendidikan pendidikan yang nantinya akan diarahkan pada
penanaman ahlak dan kebiasaan yang baik sehingga peserta didik memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tingkah laku yang baik pula serta didukung penggunaan prinsip Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
2) Pembelajaran Tematik
Majid (2014: 107) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Tema merupakan alat atau
wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh.
Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum
dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik
dan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Daryanto (2014: 3) juga menjelaskan bahwa pembelajaran tematik
diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna
kepada peserta didik. Hal ini diungkapkan hal serupa dengan Poerwadarminta
(dalam Majid, 2014: 80) bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat dipahami bahwa
pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran dengan
mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran dengan menghubungkan materi atau
topik yang satu dengan yang lain sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
a) Ciri Khas Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam keterlibatan peserta
didik dalam proses belajar secara aktif sehingga peserta didik memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya serta menekankan penerapan konsep belajar.
Berikut merupakan ciri khas dari pembelajaran tematik, Daryanto (2014 4):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar.
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
3. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik.
4. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
b) Manfaat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki manfaat tersendiri, berikut merupakan manfaat
dari pembelajaran tematik, Daryanto (2014: 4):
1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi
mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat
dikurangi bahkan dihilangkan.
2. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab
isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan
akhir.
3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep
akan semakin baik dan meningkat.
c) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, menurut Daryanto
(2014: 5) pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
1. Berpusat pada peserta didik
Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik (student centered), hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
7. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
8. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
3) Pembelajaran Saintifik
Majid dan Rochman (2014: 4) mengungkapkan bahwa dalam saintis kegiatan
pembelajaran dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/
mengumpulkan data, mengasosiasi/ menalar, dan mengomunikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan
konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses
mengamati fakta atau fenomena menyangkup mencari informasi, melihat,
mendengar, membaca, dan atau menyimak (Majid dan Rochman, 2014: 4).
Kegiatan mengamati dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan
peserta didik pada saat melihat media pembelajaran, sesuai dengan perintah dari
guru atau pengguna prototipe.
b) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun
pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan
teori, hingga berfikir metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki
kemampuan berfikir tingkat tinggi secara kritis, logis, dan sistematis. Proses
menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi
kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan
ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah
(Majid dan Rochman, 2014: 4). Kegiatan menanya dalam prototipe rancangan
pembelajaran dapat dilakukan setelah peserta didik selesai menggunakan media
pembelajaran, guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik.
c) Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan
keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip
dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan
prosedural. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan
kegiatan, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data/informasi.
Pemanfaatan sumber belajar termasuk teknologi informasi dan komunikasi sangat
disarankan dalam kegiatan ini (Majid dan Rochman, 2014: 4). Kegiatan mencoba
dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara
membagikan LKS kepada peserta didik, kemudian peserta didik akan
mengerjakan LKS tersebut.
d) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan
hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan
aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori,
menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar
kerjadiskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi
memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi hingga berpikir
metakognitif (Majid dan Rochman, 2014: 5). Kegiatan mengasosiasi dalam
prototipe rancangan pembelajaran dalam pemilih salah satu aktivitas yang
direkayasa oleh guru antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat
kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan
lembar kerjadiskusi atau praktik. Guru dapat menyesuaikan aktivitas yang akan
dilakukan dengan RPP yang sudah dibuat.
e) Kegiatan mengkomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram atau grafik.
Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengkomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui
prestasi, membuat laporan, dan/atau unjuk kerja (Majid dan Rochman, 2014: 5).
Kegiatan mengkomunikasikan dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat
dilakukan dengan menyuruh peserta didik untuk menjelaskan hasil kerjanya atas
kegiatan yang sudah dilakukan, misalnya mengerjakan LKS kepada guru dan
teman-temannya di kelas.
2. Pembelajaran Tematik Kelas III SD
Dari kekhasan Kurikulum 2013 terdapat pembelajaran tematik yang
diajarkan di jenjang pendidikan SD sampai SMA dan salah satunya adalah SD.
Hendrifiana (2015: 5) mengungkapkan bahwa pada jenjang pendidikan SD
terdapat kelas I hingga VI dan yang akan difokuskan pada penelitian ini adalah
kelas III. Tema yang terdapat di kelas III ada 6 tema dan peneliti memilih materi
yang terdapat perkalian dan pembagian bilangan bulat maka tema yang dipilih
adalah tema 3 perubahan di alam, sub tema 3 perubahan musim. Mata pelajaran
yang terkait adalah Matematika materi bilangan bulat, perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan Bahasa Indonesia tentang membaca serta seni rupa terkait dengan media
pembelajaran.
a. Matematika
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sudah dikenalkan pada
anak sejak dini terlebih pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Matematika dasar
yang diajarkan pada anak usia dini adalah mengenal angka. Ini adalah tahapan
yang paling utama bagi anak untuk perkembangan pembelajaran Matematika
selanjutnya. Pelajaran Matematika ini, akan mengembangkan kemampuan
mengolah angka atau berhitung pada anak.
Haryono (2014: 6) mengemukakan bahwa Matematika merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan yang sifatnya pasti (eksakta) yang digunakan sebagai
pengetahuan dalam proses belajar proses belajar. Definisi Matematika menurut
Johnson dan Rising (dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 28) adalah bahasa
simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang
didefinisikan secara cermat, jelas dan akurat. Matematika dikatakan akurat karena
perhitungannya yang bersifat matematis dan pasti. Berbeda dengan Johnson, Reys
(dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 29) beranggapan bahwa Matematika adalah
studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis
dan sintetis, seni, bahasa dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak
dan praktis.
Definisi Matematika yang begitu beragam dan luas membuat pengertian
Matematika masih terkesan abstrak. Karena banyaknya ilmu-ilmu terapan
Matematika yang kian berkembang, Matematika kurang dapat didefinisikan
menjadi satu kesatuan yang pasti. Seorang ahli Matematika Bishop (dalam
Runtukahu dan Selpius, 2014: 29) mengelompokkan kegiatan Matematika secara
umum menjadi enam kegiatan yaitu menghitung, menempatkan (locating),
mengukur, mendesain, bermain dan menjelaskan. Kegiatan-kegiatan tersebutlah
yang menjadi dasar bagaimana Matematika itu diterapkan dalam pembelajaran.
Matematika selalu memiliki simbol untuk menyatakan sesuatu secara
ringkas. Fungsi simbol Matematika ini adalah sebagai komunikasi, merekam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pengetahuan, menunjukkan struktur, menjelaskan, mengingatkan kembali dan
sebagai pengertian (Runtukahu dan Selpius, 2014: 32). Kalimat Matematika dapat
diungkapkan secara lisan maupun tertulis. Matematika yang dituliskan melalui
simbol sebagai ringkasan dari penjelasan secara lisan. Itulah sebabnya simbol
digunakan sebagai penunjuk verbal. Simbol yang dipahami secara tertulis, mampu
mempermudah otak untuk merekam, mengingat sehingga apa yang sudah
dipelajari dapat dibaca kembali. Dengan mencatat, anak mampu mengingat
pembelajaran secara terstruktur pada apa yang telah dipelajarinya selama ini.
Matematika dikatakan juga memiliki fungsi seni. Matematika memiliki
karakteristik keindahan, keteraturan dan keterurutan (Reys dalam Runtukahu dan
Selpius, 2014: 40). Matematika tidak hanya diterapkan pada keterampilan
matematiknya saja, tetapi harus juga dikembangkan pada keteraturan dan
keindahannya. Matematika yang banyak menggunakan simbol, membuat garis,
titik, siku atau bentuk geometri lain juga harus memperhatikan kerapian. Kerapian
dalam penulisan ini akan berdampak baik bagi pembaca. Ketika tulisan rapi dan
tertata, maka niat untuk belajar akan bertambah, sedangkan penulisan yang kurang
rapi dapat membuat ketidakfokusan belajar sehingga apa yang dibaca tidak begitu
jelas. Oleh karena itu, perlu adanya keteraturan dalam membuat simbol
Matematika agar dapat dinikmati dari segi keindahannya.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Matematika
adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk, susunan dan konsep-
konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung. Matematika di kelas III SD
salah satunya mengajarkan materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Sebelum memasuki konsep perkalian dan pembagian, peserta didik harus
memahami terlebih dahulu konsep bilangan bulat, sehingga dapat paham lebih
lanjut tentang perkalian dan pembagian.
1) Bilangan Bulat
Bilangan digunakan untuk menyatakan jumlah. Bilangan ini terbagi
menjadi beberapa bagian salah satunya adalah bilangan bulat. Bilangan bulat
adalah bilangan yang digunakan untuk menghitung sesuatu yang utuh, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
orang, motor, dan lain sebagainya. Bilangan bulat terdiri dari bilangan asli, nol
dan lawan bilangan asli (Purnomo, 2014: 32). Bilangan asli dimulai dari 1, 2, 3, 4
dan seterusnya dan lawan dari bilangan asli adalah -1, -2, -3, -4 dan seterusnya.
Supriadi (2013: 100) mengungkapkan bahwa bilangan bulat terdiri dari
bilangan asli, bukan bilangan asli dan nol. Contoh bilangan bulat adalah -4, -3, -2,
-1, 0, 1, 2, 3, 4. Surya (2015: 1) menjelaskan hal yang yang sama bahwa bilangan
bulat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bilangan bilangan asli yang dimulai dari
1,2,3,4,5 dan seterusnya, lawan bilangan asli yang dimulai dari -1. -2, -3, -4 dan
seterusnya serta nol (0).
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat terdiri
dari bilangan asli, nol dan lawan bilangan asli. Bilangan asli dimulai dari 1, 2, 3, 4
dan seterusnya dan lawan dari bilangan asli adalah -1, -2, -3, -4 dan seterusnya.
2. Perkalian
Perkalian diajarkan pada siswa kelas III Sekolah Dasar. Penanaman
konsep pada perkalian penting untuk siswa untuk dapat mengerti dasar perkalian.
Perkalian disimbolkan dengan tanda silang (x) yang dibaca kali. Perkalian
merupakan operasi penjumlahan yang diulang-ulang (Fajar, 2009: 10).
Penjumlahan berulang yang maksudkan adalah menjumlah ulang bilangan yang
kedua sebanyak bilangan pertama atau A x B maka B dijumlahkan sebanyak A.
Contohnya: 2 x 3 = 3 + 3. Bilangan pertama adalah 2 dan bilangan kedua adalah 3
maka, 3 dijumlahkan sebanyak 2 kali. Contoh lainnya, ada 2 keranjang yang
masing-masing keranjang berisi 3 mangga. Maka cara menghitungnya adalah 3 +
3 hasilnya 6 dan bentuk perkaliannya adalah 2 x 3 = 6.
Suesilowati (2011: 35) menyatakan bahwa perkalian sebagai penjumlahan
berulang. contoh: ada 4 keranjang yang masing-masing terdapat 3 kue sehingga,
ditulis dalam bentuk penjumlahan berulang sebagai: 3 + 3 + 3 + 3 = 12 dan bentuk
perkaliannya sebagai: 4 x 3 = 12.
Rukniyah (2007: 29) juga mengukapkan pendapat yang sama tentang
perkalian adalah penjumlahan yang berulang-ulang. misalnya: 3 x 1 = 3 adalah 1
+ 1 + 1 = 3. 1 yang dijumlahkan sebanyak 3 kali merupakan penjumlahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berulang. Perkalian memiliki sifat pertukaran tempat, artinya jika angka yang
sama ditukar tempat atau posisinya maka hasilnya akan tetap sama. contoh: 2 x 3
= 3 x 2 = 6. Perkalian mempunyai ciri khusus jika dikalikan dengan angka 1 dan
0. Pada angka satu (1) hasil perkalian adalah tetap dengan angka yang dikalikan.
Misal: 5 x 1 = 5. Pada angka nol (0) setiap angka yang dikalikan nol hasilnya
adalah nol. Berapa pun besar angka yang dikalikan nol hasilnya adalah nol.
Berapa pun besar itu jika dikalikan dengan angka nol maka hasilnya tetap nol.
Misal: 5 x 0 = 0; 500 x 0 = 0 (Rukniyah, 2007: 30).
Dapat disimpulkan bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang
bilangan kedua sebanyak bilangan pertama atau A x B maka B dijumlahkan
sebanyak A. Perkalian disimbolkan dengan tanda silang (x).
3. Pembagian
Pembagian diajarkan pula pada siswa kelas III Sekolah Dasar. Pembagian
disimbolkan dengan titik dua (:). Jika perkalian adalah penjumlahan berulang,
maka pembagian adalah pengurangan berulang (Fajar. 2009: 88). Contohnya: 6 : 3
= 6 – 3 – 3 sisanya nol. 6 dikurangi 3 sebanyak 2 kali, maka 6 : 3 = 2.
Amin dan Zaini (2006: 46) menyatakan bahwa pembagian dapat
dinyatakan sebagai pengurangan berulang. Contoh: 12 : 4, maka 12 akan
dikurangi 4 sampai hasilnya nol. Ditulis 12 – 4 – 4 – 4 = 0, bentuk pengurangan
tersebut adalah pengurangan berulang. Pengurangan dengan 4 dilakukan sebanyak
3 kali. Jadi, 12 : 4 = 3.
Rukniyah (2007: 35) juga mengungkapkan pendapat yang sama tentang
pembagian sebagai pengurangan berulang oleh angka yang sama hingga nilainya
nol atau habis. Misalnya: 9 : 3 adalah 9 - 3 – 3 - 3 = 0. Sama seperti pada
perkalian, pembagian pun mempunyai sifat yang sama yaitu apabila dibagi
dengan angka satu (1) maka nilainya akan tetap sama. Misal: 5 : 1 maka hasilnya
akan tetap lima (5). Begitu pula dengan angka nol (0) jika dibagikan dengan
angka berapa pun hasilnya akan tetap nol, misalnya 5 : 0 = 0. Namun, pada
pembagian letak angka yang dibagi sangat berpengaruh pada hasilnya misal 6 : 3
= 2 berbeda hasilnya jika 3 : 6 = 0,5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembagian adalah pengurangan berulang
oleh angka yang sama hingga nilainya nol atau habis. Pembagian disimbolkan
dengan titik dua (:).
b. Bahasa Indonesia
Menurut Suwarno (2012: 1) bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu
yang dalam perkembangan berikutnya mendapat serapan dari bahasa-bahasa
daerah dan bahasa asing. Bahasa daerah atau bahasa asing yang menjadi bahasa
Indonesia diproses melalui beragam penyeleksian dengan melihat unsur
fonetis/fonologis (kesesuaian bunyi) dan morfologis (kesesuaian bentuk kata) di
dalamnya. Bahasa Indonesia telah dijadikan bahasa yang sah digunakan oleh
bangsa indonesia, namun di setiap daerah, masyaraknya menggunakan bahasa
masing-masing untuk berkomunikasi, seperti yang di jelaskan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal 36, dinyatakan bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa negara, dan bahasa daerah yang dipakai sebagai alat perhubungan
dan dipelihara oleh masyarakat pemakainya, dipelihara juga oleh negara sebagai
bagian kebudayaan nasional yang hidup (Badudu, 1980: 7).
Bahasa Indonesia menjadi pendidikan yang paling utama dalam
pendidikan di Indonesia, seperti yang diterangkan oleh Abidin (2012: 6) bahwa
bahasa indonesia memiliki peran yang sangat penting bukan hanya untuk
membina keterampilan komunikasi melainkan juga untuk kepentingan
penguasaan ilmu pengetahuan. Hal tersebut diperkuat oleh Winarti dkk. (1997: 1)
yang menyebutkan bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar
untuk semua jenis jenjang pendidikan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa sah bangsa indonesia atau bahasa utama bagi bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia sangat menjadi pendidikan yang paling penting
dalam pendidikan di Indonesia, karena bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa
pengantar untuk semua jenis jenjang pendidikan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Membaca
Abidin (2012: 148) menjelaskan bahwa membaca adalah mereaksi, yaitu
memberikan reaksi karena dalam membaca seseorang terlebih dahulu
melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representasi bunyi ujaran
ataupun tanda penulisan lainnya. Abidin (2012: 150) menjelaskan bahwa
membaca dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang
terkandung dalam teks bacaan untuk memperoleh pemahaman atas bacaan
tersebut. Ditinjau dari teori yang dipakai sebagai landasannya membaca pada
prinsipnya dapat didefinisikan dari dua segi yakni sebagai proses dan membaca
sebagai hasil. Membaca sebagai proses pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatlan arti dari kata-kata tertulis. Proses membaca sendiri
meliputi proses visual, perseptual dan, konseptual. Membaca sebagai hasil dapat
didefinisikan sebagai pemahaman atas simbol-simbol bahasa tulis yang dipelajari
seseorang.
Sependapat dengan pengertian tersebut, maka Abidin (2012: 155)
mengartikan pembelajaran membaca sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan
peserta didik untuk mencapai keterampilan membaca di bawah arahan,
bimbingan, dan motivasi guru. Pembelajaran membaca bukan semata-mata
dilakukan agar peserta didik mampu membaca melainkan sebuah proses yang
melibatkan seluruh aktivitas visual dan kognisi peserta didik dalam memahami,
mengkritisi, dan bahkan memproduksi sebuah bacaan.
Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah proses untuk mendapatkan informasi dari suatu teks untuk mendapatkan
pemahaman dan mengkritisi atas bacaan tersebut. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang terkait dalam Kurikulum 2013 salah satunya adalah Kompetensi
Dasar membaca teks bacaan materi perubahan musim.
2) Perubahan Musim
Perubahan musim terjadi ketika perputaran bumi mengelilingi matahari
dengan kemiringan sekitar 23,5º terhadap garis vertikal (Woodward, 2006: 18).
Bumi selalu bergerak seperti itu, akibatnya pada bulan Juni, Kutub Utara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mendekati matahari dan pada bulan Desember menjauhi matahari. Artinya, pada
bulan Juni belahan bumi Utara menerima panas lebih banyak daripada belahan
bumi Selatan kemudian setelah enam bulan akan bergantian.
Musim adalah salah satu pembagian utama tahun berdasarkan bentuk iklim
yang luas. Perubahan musim terjadi ketika bumi mengelilingi matahari dan bumi
berputar miring pada porosnya (Erminawati, 2008: 38). Posisi kemiringan bumi
dan gaya putar bumi menyebabkan variasi musim (Howel, 2003: 66). Dipadukan
dengan variasi orbit bumi, iklim panas dan dingin bumi mencapai keseimbangan.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan musim
merupakan perubahan alami karena posisi kemiringan bumi dan revolusi bumi
atau disebut sebagai gerakan bumi mengelilingi matahari.
a) Musim pada Iklim Tropis
Daerah beriklim tropis memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Lama waktu siang dan malam sama yakni 12 jam (Kusuma, 2015: 89).
Tumbuhan yang hidup di wilayah beriklim tropis sangat beragam. Diantaranya
adalah buah-buahan yaitu pepaya, nanas, mangga, pisang, rambutan dan tomat.
Hewan seperti orang utan, badak bercula satu dan macan tutul banyak terdapat di
wilayah ini. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah tropis antara lain
Malaysia, Singapura dan Hongkong.
Tropis merupakan salah satu iklim yang terletak di Garis Balik Utara 23º
27º LU dan Garis Balik Selatan terletak pada 23º 27º LS (Howel, 2003: 25).
Karakteristiknya terjadi dua musim yaitu musim kemarau atau panas dan musim
hujan. Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai bulan Oktober, sedangkan
musim hujan terjadi sebaliknya yaitu pada bulan Oktober sampai bulan April.
Musim hujan di daerah iklim tropis merupakan daerah yang mendapatkan
intensitas sinar matahari maksimal bergeser dari arah Utara ke Selatan sepanjang
tahun (Woodward, 2006: 19). Hal ini menyebabkan terjadinya badai tropis di
Utara dan Selatan serta menimbulkan musim hujan dan musim kemarau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa musim pada iklim
tropis meliputi musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan
Oktober sampai April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai
Oktober.
b) Musim pada Iklim Subtropis
Jenis musim pada iklim subtropis, dibagi menjadi 4 musim dan masing-masing
terjadi selama 3 bulan (Erminawati, 2008: 40). 4 musim tersebut adalah musim
dingin atau musim salju, dimana suhu sangat dingin pada musim ini. musim ini
berlangsung selama bulan Desember sampai Maret pada belahan Utara bumi.
Kedua, musim gugur dimana pepohonan mulai mengugurkan daun terjadi pada
bulan September sampai Desember. Ketiga adalah musim semi dimana musim ini
menjadi peralihan dari musim dingin ke panas dan terjadi pada bulan Maret
hingga Juni. Musim keempat adalah musim panas yang terjadi pada bulan Juni
sampai September.
Kusuma (2015: 89) menjelaskan bahwa daerah beriklim subtropis
memiliki empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim
dingin. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah subtropis antara lain Jepang,
Korea, Amerika Serikat dan sebagian wilayah Cina. Howel (2003: 27)
mengungkapkan hal yang sama bahwa iklim subtropis memiliki empat musim
yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin atau salju. Iklim
ini disebut juga sebagai iklim sedang yang berarti udara dapat terasa hangat, sejuk
atau dingin.
Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa iklim
subtropis memiliki empat musim. Empat musim tersebut yaitu, musim panas,
musim gugur, musim semi dan musim dingin yang berlangsung dengan periode
masing-masing 3 bulan.
c) Perilaku Hewan yang dapat menunjukkan Perubahan Cuaca
` Perubahan musim tidak hanya dirasakan oleh manusia saja, tetapi dapat
juga dirasakan oleh hewan. Hewan memiliki kepekaan dan insting tersendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Salah satu hewan yang peka
terhadap perubahan cuaca adalah sapi perah. Sapi perah sangat peka terhadap
perubahan iklim mikro terutama suhu dan kelembaban udara (Yani, 2007: 19).
Ketika sapi sedang terlihat gelisah dengan menggoyangkan ekornya, bisa jadi
salah satu tanda akan adanya perubahan cuaca seperti mendung atau hujan.
Kodok dapat menunjukkan perubahan cuaca. Ketika musim hujan
berlangsung, tanah dan udara menjadi lebih lembab. Begitu pula dengan kodok
yang peka terhadap perubahan tersebut. Kodok akan keluar dari sarangnya dan
mulia mengeluarkan suara. Suara kodok yang nyaring dan keras, menandakan
bahwa perubahan cuaca sedang terjadi yaitu dari musim kemarau ke musim hujan
(Rahman, 2009: 2). Fanggidae (2014: 30) menyatakan bahwa penanda musim
hujan akan ditandai dengan suarau burung Toltiu yang keras sambil berterbangan
dengan ketinggian yang rendah.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
hewan yang peka terhadap perubahan cuaca. Hal ini dapat dilihat melalui tingkah
laku yang ditunjukkan oleh hewan.
c. Seni Rupa
Seni rupa diartikan sebagai aktivitas yang penciptaannya memerlukan
koordinasi mata dan tangan karena seni rupa dapat dilihat, diraba dan juga
dirasakan (Kamaril, 1999: 1.20). Dengan menggunakan kordinasi mata dan
tangan, maka keterampilan dasar yang diperoleh siswa adalah latihan motorik
halus. Dalam konsepnya, seni memiliki berbagai macam aspek atau sering disebut
sebagai matra substansial seni. Matra terbagi menjadi beberapa bagian yaitu,
matra pengetahuan, matra apresiasi, matra keterampilan dan matra kreativitas.
Bidang seni kreativitas dan keterampilan berpadu bersama dalam suatu karya.
Seperti dikatakan bahwa seni rupa memadukan gerak mata dan tangan, akan sama
dengan keterampilan mengolah tubuh hingga mampu menciptakan gerakan-
gerakan yang indah. Itu adalah hal yang yang diolah dalam matra keterampilan.
Kemampuan keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan senso-motorik
seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dalam berkarya, kegiatan seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan.
Kegembiraan anak akan nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau
kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula
dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui seni rupa, mereka akan
bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan
dan mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan
gagasan masing-masing. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan
menunjukkan perasaan senangnya dengan berteriak dan bergerak. Demikian
sesuai yang disampaikan Muharam dan Sundaryati (1992: 4) bahwa seni rupa
adalah rasa keindahan, rasa keharuan yang melengkapi kesejahteraan hidup yang
dinyatakan melalui pikiran menjadi bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki
oleh setiap orang. Ketika seseorang meluapkan rasa emosionalnya pada sebuah
bidang gambar untuk menggambarkan isi hati atau pemikirannya, di situlah fungsi
seni rupa sebagai penghilang tekanan jiwa akibat kegagalan ataupun
ketidakpuasan seseorang. Sehingga, seni dikatakan menjadi sebuah wadah yang
baik karena hasil karya yang terbentuk juga dapatdinikmati melalui panca indera.
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni rupa
merupakan sebuah hasil karya seni yang dibuat oleh manusia. Hal ini
menggunakan indera manusia untuk menggambarkan pemikiran, ungkapan
perasaan melalui sebuah gambar.
1) Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar
Sekolah Dasar atau SD merupakan jenjang pendidikan dasar yang akan
ditempuh oleh anak di awal usia ketika menginjak 6 tahun. SD menjadi tempat
bagi anak untuk mengembangkan diri dan juga talenta yang dimilikinya. Tidak
hanya itu, Ssekolah Dasar juga diharapkan mampu membentuk perilaku siswa
menjadi lebih baik dengan cara berpikir dan menyelesaikan masalah sehingga
terbentuklah pribadi anak. Pendidikan sangat penting dalam membentuk
kepribadian seorang anak.
Metode-metode dalam pendidikan pun kian berkembang, salah satunya
adanya metode pendidikan seni seperti, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sebagainya. Disebut pendidikan melalui seni, sebab tujuannya adalah untuk
mengusahakan pendidikan anak seutuhnya dengan seni sebagai wahana. Dalam
buku “Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar” karya Tabrani (2014: 6)
pendidikan melalui seni rupa mempersiapkan anak untuk menghayati, membuat
dan menangkap pesan rupa baik melalui imajinasinya sendiri maupun melalui
karya gambarnya.
Pendidikan seni rupa anak penting bukan hanya untuk pembinaan,
pertumbuhan dan perkembangan anak yang seimbang, tetapi juga karena setiap
anak memiliki kesenangan untuk menggambar meskipun tidak memiliki bakat
tersebut. Dalam buku yang sama karya Tabrani (2014: 6), dicantumkan sebuah
skema perkembangan bahasa seni rupa gambar anak dan hasilnya menyatakan
bahwa anak usia 2 sampai sekitar 13 tahun mempunyai perkembangan tahap
menggambar yang makin kompleks. Dikatakan, apabila pembinaan bahasa rupa
gambar pada anak ini berhasil, anak yang berbakat menggambar akan menjadi
calon senirupawan bahkan yang tidak memiliki bakat pun akan tetap suka
menggambar dan tidak takut untuk melukiskan sebuah gambar sedangkan jika
pembinaan gagal, anak tidak suka menggambar bahkan menyatakan dirinya tidak
bisa menggambar.
Kamaril (1999: 1.41) juga mengungkapkan tentang tujuan pendidikan seni
di sekolah dasar adalah mengembangkan keterampilan berkarya serta
menumbuhkembangkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai seni.
Selain itu, pendidikan seni juga memiliki manfaat yaitu, mengolah keterampilan
berpikir anak. Keterampilan berpikir tersebut meliputi berpikir kreatif, inovatif
dan kritis yang diolah melalui cara belajar yang seimbang.
Konsep dasar pendidikan seni di SD diajukan oleh pakar pendidikan seni
bernama Herbert Read dan Lowenfeld serta Brittain, konsep tersebut adalah
Education Through Arts atau dalam bahasa Indonesia pendidikan melalui seni
(Tabrani, 2014). Konsep ini diterapkan karena melalui pendidikan seni
kemampuan-kemampuan anak untuk belajar dapat dikembangkan yang meliputi
fisik, cerap (perspektual), pikir, emosional, cipta dan estetika. Dengan demikian,
munculnya seni selalu mengikuti perkembangan fisik anak yang disertai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bertambahnya kemampuan anak dalam menerima masukan, mengolah kesadaran,
mencurahkan perasaan, kemampuan mencipta, kemampuan anak mengolah
kesadaran sosial dan mengolah kepekaan perasaan akan nilai-nilai keindahan
(Tabrani, 2014: 9). Kemampuan dasar fisik yang dapat diolah melalui aktivitas
seni adalah motorik kasar dan halus, serta koordinasi dari berbagai motorik kasar
dan halus tersebut dengan indera-indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan
juga perabaan.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep
pendidikan seni di SD berorientasi pada perkembangan kemampuan anak serta
kebutuhan-kebutuhannya. Kemampuan dan kebutuhan tersebut diolah melalui
kemahirannya berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam pendidikan seni.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Sukiman (2012: 29) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Sukiman juga mengungkapkan bahwa proses pendidikan/ pembelajaran
identik dengan sebuah proses komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat
komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, yaitu sumber pesan, pesan,
penerima pesan, media, dan umpan balik. Sumber pesan yaitu sesuatu (orang)
yang menyampaikan pesan. Pesan adalah isi didikan/ isi ajaran yang tertuang
dalam kurikulum yang dituangkan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding).
Penerima pesan adalah peserta didik dengan menafsirkan simbol-simbol tersebut
sehingga dipahami sebagai pesan (incoding).
Kustandi dan Bambang (2011: 8) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media
pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus
dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.
Secara sederhana media pembelajaran menurut Anitah (2010: 5) bila
segala sesuatu yang dapat membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran.
Segala sesutu dalam hal ini adalah media yang dapat artikan sebagai setiap orang,
bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan
pengertian itu, maka guru atau dosen, buku ajar, serta lingkungan adalah media.
Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Informasi ini
mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet, film, mikrofilm, dan
sebagainya. Semua itu adalah media pembelajaran karena memuat informasi yang
dapat dikomunikasikan kepada pebelajar.
Menurut pendapat para ahli tersebut, maka media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat membawakan pesan dari pengirim ke penerima untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran secara efektif. Media pembelajaran juga
sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.
b. Komik
Definisi komik menurut Sudjana dan Rivai (1990: 64) adalah suatu bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan
yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca. Perwatakan dalam komik harus dikenal agar kekuatan
dalam komik sendiri dapat dihayati. Komik memusatkan perhatian di sekitar
pembacanya. Cerita-cerita mengenai diri pribadi sehingaa pembaca dapat segera
mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan
tokoh utamanya. Cerita dalam komik ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi
dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-buku, komik dibuat
lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas.
Munadi (2010: 100) mengungkapkan hal yang sama tentang komik
mempunyai sifat sederhana dalam penyajiannya dan memiliki unsur urutan cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang memuat pesan besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna,
terlebih lagi dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis. Dengan adanya
perpaduan antara bahasa verbal dan nonverbal ini, mempercepat pembaca paham
terhadap isi pesan yang dimaksud, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan
tetap dalam jalurnya. Dari pendapat ahli di tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komik adalah suatu cerita yang digambarkan dalam bentuk kartun yang memiliki
sifat sederhana dalam penyajiannya dan memuat pesan untuk pembacanya.
c. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik
Gambar menjadi alat visual penting dan mudah sekali didapatkan. Gambar
membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di
dalamnya dengan jelas daripada hanya sekedar diungkapkan dengan kata-kata
yang ditulis ataupun diucapkan. Gambar menjadi media untuk belajar yang dapat
digunakan dalam jangka panjang dengan efektif.
Kelebihan gambar yang dikemukakan oleh Suleiman (1981: 29)
mengungkapkan bahwa:
1. Gambar mudah diperoleh dan mudah digunakan.
2. Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses belajar
tanpa memberi kesan “show” seperti penggunaan slaid atau film.
3. Koleksi gambar dapat terus diperbesar.
4. Gambar mudah diatur dan dapat disesuaikan dengan pelajaran atau
ukuran yang diinginkan.
Karena kemudahannya, gambar dijadikan sebagai media yang sampai
sekarang masih sering digunakan sebagai media pendidikan. Pengajar bisa
membuatnya secara manual, menemukan di internet, atau menggunting dari
majalah, koran dan lain sebagainya.
Selain itu, gambar juga merupakan curahan hari dan pikiran manusia yang
diungkapkan melalui gambar. Gambar yang indah serta warna yang menarik
menjadi perhatian tersendiri bagi penikmat seni atau bahkan orang biasa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
melihatnya. Sandiman (1986: 29) mengungkapkan pendapat mengenai kelebihan
gambat yaitu:
1. Sifatnya konkret karena gambar lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3. Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4. Dapat memperjelas suatu masalah.
5. Murah, mudah didapat dan digunakan.
Hamalik (1982: 81) juga mengungkapkan kelebihan yaitu:
1. Gambar memiliki sifat konkret.
2. Gambar mengatasi batas waktu dan ruang.
3. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia.
4. Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang salah.
5. Gambar mudah didapat dan murah.
6. Mudah digunakan oleh individu maupun kelompok.
Penggunaan gambar dapat mengolah panca indera penglihatan untuk
memahami suatu gambar dan mampu diterjemahkan oleh otak menjadi sebuah
ungkapan. Pada umumnya peserta didik lebih mudah memahami gambar dari
pada kalimat atau ucapan yang panjang dan peserta didik menyukai keindahan dan
senang membuat bentuk-bentuk yang merupakan unsur dalam sebuah gambar.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kelebihan
gambar sebagai media adalah gambar memiliki sifat konkret yang mudah didapat,
mudah digunakan dan dapat memperjelas suatu kondisi berdasar pada sebuah
gambar.
4. Minat Belajar
Slameto (2010: 180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Slameto juga menjelaskan bahwa suatu minat dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula melalui partisipasi dalam
suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tertentu. Minat
tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian, minat terhadap sesuatu
dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan
minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan
menyongkong belajar selanjutnya.
Djamarah (2011: 166) mengungkapkan pengertian minat adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan
aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh. Djamarah beranggapan bahwa suatu minat dibawa sejak lahir
adalah sesuatu yang keliru. Minat merupakan perasaan yang didapat karena
berhubungan dengan sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat
baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung
mendukung aktivitas belajar berikutnya.
Secara sederhana minat menurut Baharuddin dan Esa (2015:29) adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi, disebabkan
ketergantungan terhadap berbagai faktor internal lainnya seperti pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Namun lepas dari
kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak
memiliki minat belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran
yang akan dipelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat
adalah suatu rasa ketertarikan dan kecenderungan yang tinggi terhadap suatu hal
atau aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Minat seseorang dapat ditandai dengan adanya unsur senang, perhatian,
ketertarikan dan motivasi. Berdasarkan pada unsur minat yang telah dikemukakan
oleh para ahli, peneliti mengambil indikator minat yang akan diteliti adalah rasa
senang yaitu ditandai dengan adanya semangat atau tidak mengeluh saat belajar
dan perhatian yang ditandai dengan menyimak atau memperhatikan penjelasan
guru.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat peserta didik
dalam belajar, menurut Suyono dan Hariyanto (2015: 180), ada faktor internal
maupun faktor eksternal yang berpengaruh terhadap peserta didik.
Faktor internal meliputi kesehatan, bakat dan inteligensia, peserta didik
yang sehat jasmani dan rohaninya akan terdorong untuk belajar dengan baik.
Kesehatan jasmani yang terganggu, misalnya karena flu yang menyebabkan
demam akan berpengaruh terhadap daya tahan dan konsntrasi belajar atau
mengganggu minat dan perhatian terhadap pembelajaran. Dalam hubungan ini
peserta didik yang kecewa terhadap orang tuanya, gagal dalam pertemanan atau
bahkan hubungan asmara akan cenderung menurun semangat dan gairah
belajarnya, minat dan perhatiannya terhadap pembelajaran juga jauh berkurang
(Suyono dan Hariyanto, 2015: 180).
Faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lngkungan keluarga.
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Faktor
eksternal lain adalah sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan alami
disekitar anak (Suyono dan Hariyanto, 2015: 180).
Media komik dalam penelitian merupakan faktor eksternal karena
membantu peserta didik untuk tertarik belajar sehingga dapat memudahkan dalam
memahami pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Indikator Minat Belajar
Pada dasarnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan
melalui aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan minatnya. Slameto
(2010: 180) suatu minat diekspresikan melalui kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan terus-menerus disertai rasa senang, dapat pula dimanifestasikan
melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Sependapat dengan Slameto, Susanto
(2013: 66) mengungkapkan bahwa minat merupakan sesuatu yang sangat penting,
karena dengan adanya minat seseorang dapat memusatkan perhatian pada
seseorang, benda dan lain-lain. Sedangkan menurut Rohani (2014: 170) minat
ditunjukkan melalui kemauan dan usaha peserta didik dalam mencapai kebutuhan
belajarnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator
minat terdiri dari: (1) rasa senang, (2) perhatian atau memusatkan perhatian, (3)
kemauan untuk berkembang, dan (4) partisipasi. Penelitian yang dilakukan
menggunakan dua indikator dari empat indikator sebagai acuan untuk mengetahui
minat peserta didik yaitu rasa senang dan perhatian.
1) Rasa Senang
Minat dapat diartikan sebagai rasa lebih suka atau senang dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto,
2010: 180). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka diketahui bahwa rasa senang
menjadi salah satu indikator terbentuknya minat. Rasa lebih suka atau senang
dapat timbul akibat adanya rangsangan. Rangsangan inilah yang dapat diperoleh
melalui sesuatu yang menjadi kesukaan atau ketertarikan peserta didik.
Menurut Djamarah (2011: 166), seseorang yang berminat terhadap suatu
aktivitas akan memperhatikan minat tersebut secara konsisten dengan rasa senang.
Rasa senang dapat datang karena suatu kegemaran yang dimiliki oleh seseorang.
Hal itu muncul dari dalam diri peserta didik dan memberikan dorongan untuk
melakukan sessuatu (Baharuddin dan Esa, 2015: 28).
Berdasarkan pernyataan para ahli, dapat disimpulkan bahwa rasa senang
merupakan salah satu faktor timbulnya minat. Rasa senang muncul akibat adanya
ketertarikan atau kegemaran terhadap sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Perhatian
Slameto (2010: 105) menyatakan bahwa perhatian adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang
dapat dari lingkungannya yaitu dengan mengarahkan indera atau sistem
persepsinya untuk menerima informasi tentang sesuatu. Perhatian seseorang akan
tertuju atau mengarah pada hal-hal yang sifatnya baru, hal yang berlawanan
dengan pengalaman yang baru saja diperolehnya atau pengalaman yang didapat
selama hidupnya. Dalam Slameto juga mengungkapkan bahwa salah satu menarik
perhatian peserta didik adalah dengan memberikan warna dan bentuk. Warna dan
bentuk yang setara dengan gambar akan memberi ingatan yang kuat pada peserta
didik dan menarik perhatian karena gambar lebih indah untuk dipandang daripada
hanya sekedar untaian kata. Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian terutama dari peserta didik, tidak akan
mungkin terjadi proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 42).
Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah salah
satu faktor terbentuknya minat yang dapat timbul akibat adanya rangsangan dan
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran.
5. Kecerdasan Majemuk
Teori kecerdasan majemuk atau dalam bahasa Inggris adalah Multiple
Intelegences pertama kali digagas oleh seorang pakar psikologi dan profesor
pendidikan di Hardvard University yaitu Howard Garner. Awalnya pada tahun
1983, Gardner mengemukakan bahwa ada tujuh kecerdasan majemuk yang
dimiliki setiap anak yaitu, kecerdasan linguistik (berkaitan dengan bahasa),
kecerdasan logis-matematis (berkaitan dengan nalar logika dan Matematika),
kecerdasan spasial (berkaitan dengan ruang dan gambar), kecerdasan musikal
(berkaitan dengan musik, irama dan bunyi/suara), kecerdasan badani-kinestetik
(berkaitan dengan badan dan gerak tubuh), kecerdasan interpersonal (berkaitan
dengan hubungan antarpribadi, sosial) dan terakhir kecerdasan intrapersonal
(berkaitan dengan hal-hal yang sangat mempribadi) (Jasmine, 2012: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Intelegensi dipandang sebagai suatu kemampuan. Sebuah kemampuan
dapat disebut intelegensi jika menunjukkan kemahiran dan keterampilan
seseorang untuk menyelesaikan permasalahan dan kesulitan yang ditemukan dan
dapat menciptakan produk atau pengembangan pengetahuan lain (Ula, 2013: 83).
Berbagai macam jenis kecerdasan majemuk tersebut diketahui berdasarkan
adanya sebuah penelitian, penelitian tersebut meneliti tentang intelegensi yang
dimiliki dan dapat dikembangkan pada setiap manusia. Penelitian yang dilakukan
terus menerus tersebut telah menghasilkan penemuan bahwa setiap manusia
memiliki intelegensi atau kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki tidak hanya satu
tetapi beberapa jenis kecerdasan yang dapat tumbuh dan dikembangkan (Yaumi
dan Nurdin, 2013: 11-23). Berdasar perkembangan pada penelitian yang
dilakukan oleh Howard Gardner (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013), dijelaskan
bahwa tujuh kecerdasan majemuk tersebut bertambah dua menjadi sembilan yaitu,
kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-matematik, kecerdasan visual-
spasial, kecerdasan jasmaniah-kinestetik, kecerdasan berirama-musik, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan naturalistik dan kecerdasan ekstensial-spiritual.
Kecerdasan majemuk saat ini telah banyak sekali dikembangkan diberbagai
lembaga pendidikan untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang mampu
mengasah dan mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki siswa.
Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa kecerdasan majemuk
adalah sebuah kecerdasan akan kemampuan yang dimiliki siswa sebelum dan
sesudah ia belajar tentang suatu pengetahuan yang berdasar pada masing-masing
karakteristik dan minat siswa.
b. Kecerdasan Logis Matematik
Kecerdasan logis matematik adalah kemampuan yang berkenaan dengan
rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini merujuk pada
kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan
dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara
yang terkontrol dan teratur Kezar (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013: 14).
Kecerdasan Matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip
yang mendasari sistem kausal atau dapat dimanipulasi bilangan, kuantitas, dan
operasi.
Kecerdasan logis matematik meliputi keterampilan berhitung dan berpikir
logis serta keterampilan pemecahan masalah. Di samping itu, yang termasuk
dalam kecerdasan logis matematik adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi,
prinsip sebab akibat, kategorisasi dan perhitungan, manipulasi angka, kuantitas,
dan operasi Matematika (Ula, 2013: 89). Gardner (dalam Ula, 2013: 90)
mengemukakan pendapat bahwa kecerdasan logis matematik adalah kemampuan
yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Ciri-
ciri orang yang kecerdasan logis matematiknya menonjol antara lain memiliki
kemampuan yang mumpuni dalam penalaran, mengurutkan, berfikir dalam pola
sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola
numerik dan bahkan biasanya, pandangan hidupnya bersifat rasional.
Jasmine (2007: 19) berpendapat bahwa kecerdasan logis matematis
berhubungan dengan kemampuan ilmiah. Inilah kecerdasan yang dikaji dan
didokumentasikan oleh Piaget, yakni jenis kecerdasan yang sering dicirikan
sebagai pemikiran kritis dan digunakan sebagai bagian dari metode ilmiah.
Dari ketiga pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis
matematis adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah angka
dengan baik dan atau kemahiran dalam menggunakan penalaran atau logika
dengan benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada hubungan logis, hubungan
sebab akibat, dan logika-logika lainnya.
c. Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan
bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan
apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain Baum (dalam Yaumi dan
Nurdin, 2013: 13). Kecerdasan lingustik disebut juga kecerdasan verbal karena
mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta
kemampuan untuk menguasai bahasa asing Mc Kenzie (dalam Yaumi dan Nurdin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2013: 13). Seorang anak yang memliliki kecerdasan bahasa yang tinggi akan
mampu menceritakan cerita dan adegan lelucon, menulis lebih baik dari rata-rata
anak yang lain yang memiliki usia yang sama, menyukai baca buku, menghargai
sajak, dan permainan kata-kata, suka mendengar cerita tanpa membaca buku,
mengomunikasikan, pikiran, perasaan, dan ide-ide dengan baik, mendengarkan
dan merespon bunyi-bunyi, irama, warna, berbagai kata lisan Lane (dalam Yaumi
dan Nurdin, 2013: 13).
Gardner (dalam Ula, 2013: 88) menyatakan bahwa kecerdasan linguistik
adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif,
baik secara oral maupun tertulis. Kecerdasan linguistik berhubungan erat dengan
keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Komponen lain
dari kecerdasan linguistik adalah memori lisan (verbal memory). Gardner
menjelaskan bahwa, “kemampuan untuk mengngat informasi seperti daftar-daftar
lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari kecerdasan bahasa”. Oleh karena
kekuatan memori lisan maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang
menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol.
Maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan
seseorang dalam menggunakan bahasa dengan baik dan mengolah kata secara
efektif.
6. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Bawah
Sekolah Dasar atau disingkat SD adalah jenjang pertama anak akan belajar
bagaimana mengubah sikap dan perilakunya menjadi lebih matang dibandingkan
sewaktu masih berada di Taman Kanak-kanak. Masa untuk menjalani sekolah di
SD adalah selama enam tahun. Selama itu, seorang anak akan belajar bagaimana
bersaing untuk mendapatkan pelatihan keterampilan, juga ilmu untuk masa
depannya kelak.
Masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak-kanak akhir berlangsung
dari usia sekitar enam tahun hingga kira-kira sebelas sampai tigabelas tahun. Pada
masa ini, anak telah mengalami perkembangan-perkembangan yang membantu
anak untuk dapat menerima bahan yang diajarkan oleh guru. Anak juga sudah siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
untuk menjelajahi lingkungannya dan mencari tahu apa yang diinginkan untuk
diketahui. Masa di Sekolah Dasar ini dibagi menjadi dua fase yaitu yang pertama
masa kelas rendah (bawah) dengan rentang umur 6-10 tahun yang termasuk kelas
1,2 dan 3, kedua masa kelas tinggi (atas) berkisar anatara umur 10-13 tahun yang
term asuk kelas 4,5 dan 6 (Djamarah, 2011: 124).
Djamarah (2011: 125) mengungkapkan beberapa sifat khas anak pada fase
awal atau masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar mempunyai ciri-ciri: adanya
korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani
dengan prestasi sekolah, adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-
peraturan permainan yang tradisional, adanya kecenderungan memuji sendiri,
suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain, kalau tidak dapat
menyelesaikan soal, maka soal dianggap tidak penting, terakhir pada masa ini,
anak mengkehendaki nilai atau angka rapornya baik tanpa mengingat prestasinya.
Ciri-ciri khas tersebut berdampak pada perkembangan intelektualnya. Dalam
perkembangan intelektual ini, di awali ketika anak sudah mampu berpikir secara
logis mengenai sebab akibat di lingkungan sekitarnya. Ketika anak sudah mampu
berpikir, maka anak akan tahu dan mengingat jawaban atas pengalamannya
tersebut mengenai hal-hal logis. Berkembangnya ingatan anak ini disebabkan oleh
fungsi panca indera mata yaitu pengamatan yang sudah mampu menerima kesan-
kesan dan dengan dibantu oleh perhatiannya mampu mengadakan pencaman
terhadap kesan-kesan yang diterimanya berdasar pengamatan (Dalyono dalam
Djamarah, 2011: 126).
Sutirna (2013: 31) mengungkapkan tahap perkembangan aspek didaktis
anak Sekolah Dasar (SD) yang berada di usia 7-12 tahun adalah dimana anak
memperoleh pendidikan dasar guna melanjutkan ke pendidikan menengah
pertama. Itu sebabnya bahwa Sekolah Dasar menjadi tiang penting demi
perkembangan anak yang diolah untuk mengembangkan kepribadian masing-
masing individu. Perkembangan setiap individu tersebut akan membawa dampak
terhadap kematangan individu itu sendiri dan setiap kematangan individu selalu
berbeda waktunya. Kematangan tersebut dapat mencakup berbagai macam bentuk
seperti kematangan jasmani atau fisik, kematangan sosial, kematangan emosional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
serta kematangan cara berpikir dan bersikap. Husdarta dan Kusmaedi (2010: 52)
mengatakan bahwa pada tahap anak besar (Fase Late Chilhood) atau pada masa
Sekolah Dasar, terjadi perkembangan koordinasi tangan dan mata lebih baik. Hal
ini menyebabkan anak umur 8-9 tahun yang setara dengan anak SD kelas 3-4 SD
akan mudah belajar dengan benda konkret yang mudah ditangkap oleh panca
indera mata dan peraba. Dengan begitu, anak mampu membuat konsep lebih
konkret daripada hanya sekedar membayangkan.
Piaget (dalam Dahar, 1989: 152) juga mengemukakan pendapatnya
mengenai perkembangan intelektual pada anak Sekolah Dasar yang dibagi
menjadi 4 tingkatan yaitu tahap sensori motor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7
tahun), operasional konkret (7-11 tahun) dan operasi formal (11 tahun ke atas).
Anak usia kelas tiga SD termasuk ke dalam tahap operasional konkret dan sudah
mampu mengembangkan pikiran secara rasional. Artinya bahwa anak sudah
mampu memiliki operasi-operasi logis dalam mengambil keputusan. Salah satu
faktor yang menunjang pekermbangan intelektual ini adalah kedewasaan yaitu
perkembangan sistem saraf sentral, otak perkembangan kognitif serta koordinasi
motorik. Pengalaman fisik yang diterima anak sewaktu duduk di bangku Sekolah
Dasar juga mempengaruhi perkembangan anak. Melalui pengalaman fisik secara
konkret, anak mampu mengembangkan pikirannya sehingga kemampuan berpikir
menjadi lebih kompleks.
Kesimpulan mengenai karakteristik anak didik Sekolah Dasar kelas bawah
menurut para ahli adalah bahwa anak Sekolah Dasar tingkat rendah yaitu kelas 1,
2 dan 3 koordinasi panca indera mata dan tangan meningkat lebih baik, sehingga
mampu mengembangkan pikiran lebih rasional melalui pengamatan sesuatu yang
konkret sehingga ia akan mampu berpikir secara logis.
7. Tugas Perkembangan Masa Anak
a. Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa anak yang penting adalah
memperoleh latihan dan pengalaman pendahuluan yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang yang lebih matang kedepannya (Husdarta dan Kusmaedi, 2010: 118).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Dasar untuk sosialisasi diletakkan dengan meningkatkan hubungan antara anak
dengan teman sebayanya. Manfaat yang diperoleh peserta didik dengan
diberikannya kesempatan untuk berhubungan sosial akan sangat dipengaruhi oleh
tingkat kematangan hubungan sosial sebelumnya. Pola sosial yang terbentuk
adalah meniru, kerja sama, simpati, empati, dukungan sosial, berbagi pengalaman
dan perilaku yang akrab suatu benda atau orang lain.
b. Tugas Perkembangan Belajar
Pada masa peserta didik yang berusia 6-12 tahun, dunianya lebih banyak
dihabiskan sekolah atau lingkungan sekitar. Dengan begitu, peserta didik akan
lebih belajar dari luar. Beberapa tugas perkembangan belajar yang harus dikuasai
oleh peserta didik adalah belajar keterampilan fisik, belajar pengembangan sikap,
belajar berkawan dengan teman sebaya, belajar melakukan peranan sosial sebagai
laki-laki atau perempuan, belajar menguasai intelektual dasar, pengembangan
konsep-konsep untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, pengembangan
moral, pengembangan sikap terhadap lembaga atau kelompok sosial lainnya dan
memiliki kemerdekaan pribadi yaitu dengan memilih ataupun merencanakan
kegiatan yang baik dilakukan (Hartinah, 2011: 46).
B. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Penelitian yang pertama berjudul “Peningkatan Minat Belajar
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Metode Dictate (DMP) Siswa Kelas
III SDN Banjarsari 01” yang ditulis oleh Roh Herni (2015). Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan minat belajar Matematika materi perkalian dan
pembagian melalui metode dictate (DMP) pada siswa kelas III SDN Banjarsari 01
Tahun 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
menggunakan subjek siswa kelas III di SDN Banjarsari 01. Metode pembelajaran
yang digunakan adalah metode dictate (DMP). Dictate merupakan suatu cara
mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Dengan metode dictate
(DMP), pembelajaran Matematika pada materi Perkalian dan Pembagian peserta
didik dapat berlatih menghafal dan mengulang kembali proses perekalian dan
pembagian. Yang nantinya dengan penerapan metode dictate (DMP) 1) siswa
lebih paham melalui latihan berulang-ulang, 2) siswa siap menggunakan
keterampilannya karena sudah dibiasakan. Sehingga minat belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika dapat termotivasi dengan baik.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru sebagai pengajar,
sedangkan siswa sebagai individu yang belajar. Hasil penelitian ini adalah
meningkatkan minat belajar siswa pelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian, yaitu dengan metode dictate proses pembelajaran akan semakin aktif
dan termotivasi untuk mencapai tujuan belajar siswa yang akhirnya minat belajar
dapat tercapai.
Penelitian yang kedua berjudul “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran
Matematika untuk Siswa Kelas III SD Materi Perkalian Berbasis Metode
Montessori” yang ditulis oleh Vincentia Orisa Ratih Prastiwi (2016). Penelitian
ini berawal dari penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran belum
dimanfaatkan secara maksimal dan sebagian besar guru Sekolah Dasar masih
menggunakan metode ceramah sehingga peran guru lebih aktif daripada siswa.
Pemilihan metode pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa
dan salah satu metode yang sesuai adalah metode Montessori. Metode Montessori
merupakan salah satu metode yang membuat siswa aktif, mandiri, dan reflektif
dalam proses pembelajara. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan alat
peraga papan perkalian dan 2) mengembangkan fungsi alat peraga papan
perkalian yang berkualitas sesuai dengan metode Montessori.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini menggunakan subjek peserta didik kelas III di SD
Kanisius Kenalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga papan
perkalian Montessori memiliki lima ciri yaitu: 1) menarik, 2) bergradasi, 3) dapat
digunakan siswa secara mandiri, 4) memiliki pengendali kesalahan, dan 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kontekstual. Kualitas alat peraga ditunjukkan dari hasil validasi oleh alat peraga
yang memperoleh skor 3,74 dalam kategori “sangat baik”. Hasil dari uji coba
terbatas skor pre-test memperoleh rata-rata 49, sedangkan post-test memperoleh
rata-rata 91,3. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
setelah menggunakan alat peraga. Sehingga dapat dikatakan bahwa alat peraga
papan perkalian Matematika Montessori layak digunakan untuk proses
pembelajaran di kelas.
Penelitian ketiga berjudul “Pengembangan Media Komik Untuk
Pembelajaran Bahasa Jawa Di Kelas III SD Negeri Tegalpanggung” yang ditulis
oleh Sri Puji Mulyani (2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
media komik yang layak untuk pembelajaran Bahasa Jawa materi menulis
karangan deskripsi di kelas III SD Negeri Tegalpanggung. Jenis penelitian ini
adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian
menggunakan subjek siswa kelas III di SD Negeri Tegalpanggung. Teknik yang
digunakan dalam penelitian adalah penyebaran angket kuesioner prapenelitian.
Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan
bahwa produk pengembangan media komik pembelajaran Bahasa Jawa
mendapatkan rata-rata 3,72 yang berarti termasuk dalam kategori “baik” dan layak
untuk uji coba di lapangan.
Relevansi dari ketiga penelitian di atas adalah pada penelitian penelitian 1,
penelitian 2 dan penelitian 3 yang berkaitan tentang siswa kelas III SD. Penelitian
penelitian 1 melakukan penelitian yang sama dengan penelitian 2 berhubungan
dengan mata pelajaran Matematika, namun yang membedakan adalah penelitian
penelitian 1 mata pelajaran perkalian dan pembagian sedangkan penelitian
penelitian 2 hanya mata pelajaran perkalian serta pada penelitian 1 menekankan
minat belajar dan penggunaan metode dictate (DMP) sedangkan penelitian 2
menekankan pada alat peraga pembelajaran dan penggunaan metode Montessori.
Relevansi antara penelitian 2 dan 3 adalah jenis penelitian yang sama yaitu R&D.
Penelitian 3 mengembangkan media komik untuk pembelajaran bahasa Jawa. Dari
relevansi ketiga penelitian di atas, maka kebaruan dalam penelitian adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat menggunakan media
komik untuk kelas III SD dengan menggunakan prototipe rancangan
pembelajaran. Peneliti berharap agar prototipe komik Matematika yang
dikembangkan oleh peneliti dapat membantu mempermudah peserta didik dalam
mempelajari Matematika terutama materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Ketiga penelitian yang relevan tersebut, dapat digambarkan ke dalam sebuah
bagan atau skema. Skema tersebut dimaksudkan untuk memberi gambaran
mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
P
Penelitian yang dilakukan
Bagan 2.1 Skema Penelitian yang Relevan
Penelitian 3
Mulyani
(2015)
“Pengembangan
Media Komik untuk
Pembelajaran Bahasa
Jawa di Kelas III SD
Negeri
Tegalpanggung”
Penelitian 1
Herni
(2015)
Penelitian 2
Orisa
(2016)
“Peningkatan Minat Belajar
Matematika Materi Perkalian
dan Pembagian Metode
Dictate (DMP) Siswa Kelas
III SDN Banjarsari 01 Tahun
2014/2015”
“Pengembangan Alat
Peraga Pembelajaran
Matematika untuk Siswa
Kelas III SD Materi
Perkalian Berbasis Metode
Montessori”
”
“Peningkatan Minat Belajar
Matematika Materi Perkalian
dan Pembagian Metode
Dictate (DMP) Siswa Kelas
III SDN Banjarsari 01 Tahun
2014/2015”
Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Perkalian dan
Pembagian Bilangan Bulat Melalui Media Komik untuk Kelas III SD
Ayu Ratna Kumalasari
(2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Kerangka Berpikir
Penelitian dan pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik
melalui komik Matematika ini digunakan sebagai media belajar untuk menerapi
kesulitan belajar Matematika pada materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Prototipe rancangan pembelajaran yang peneliti kembangkan, berawal dari adanya
penelitian sebelumnya dimana Matematika materi perkalian dan pembagian dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik dan pembelajaran Matematika untuk
kelas III SD materi perkalian dapat mengembangkan alat peraga serta
pembelajaran Bahasa Jawa dapat mengembangkan media komik.
Masalah yang muncul pada peserta didik kelas III adalah masih kesulitannya
mereka memahami Matematika terutama perkalian dan pembagian bilangan bulat
dan media belajar yang jarang digunakan di SD dalam pembelajaran Matematika.
Hal ini memberi inspirasi pada peneliti untuk mengembangkan “Prototipe
Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian
Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”. Adapun prototipe
yang peneliti kembangkan adalah untuk peserta didik kelas III SD, dengan
mengambil mata pelajaran Matematika tema 3 Perubahan di Alam, subtema 3
Perubahan Musim yang terintegrasi dengan Bahasa Indonesia.
Prototipe rancangan pembelajaran terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian 1 berisi
teori, bagian 2 terdiri dari komik pembelajaran 1, pembelajaran 3 dan
pembelajaran 5, serta RPP pembelajaran 1. Media dalam prototipe rancangan
pembelajaran, peneliti kembangkan dalam bentuk komik dengan tujuan
menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan untuk dibaca oleh peserta didik. Prototipe rancangan pembelajaran
ini juga membantu peserta didik dalam memahami Matematika materi perkalian
dan pembagian bilangan bulat melalui media komik.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk kelas III SD?
2. Bagaimana kualitas prototipe rancangan pembelajaran materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat untuk kelas III SD?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai Jenis Penelitian, Setting
Penelitian, Prosedur Pengembangan, Uji Coba Prototipe, Instrumen Penelitian,
Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan yang
biasa dikenal dengan R&D. Sugiyono (2012: 297) mengungkapkan bahwa metode
penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. R&D juga dapat
diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang ada dan dapat
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Penelitian R&D lebih
menekankan pengembangan model-model proses, bahan, dan sarana yang berawal
dari adanya kebutuhan akan sebuah produk untuk memecahkan suatu
permasalahan. Pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan prototipe berupa
pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian
dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III Sekolah
Dasar. Produk ini akan dikembangkan menggunakan motode penelitian Research
and Development (R&D).
Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012:298) menjelaskan bahwa penelitian
dan pengembangan terdiri dari 10 langkah, diantaranya (1) potensi dan masalah,
(2) pengumpulan data, (3) desai produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6)
uji coba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, dan
(10) produksi masal. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Borg dan Gall ditunjukkan pada bagian berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Bagan 3.1: Langkah-langkah Metode Research and Development Borg&Gall
(dalam Sugiyono, 2012:298)
1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini didasari dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah
(Sugiyono, 2012: 298). Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan kenyataan terjadi.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan sebagai
perencanaan produk tertentu dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan.
3. Desain Produk
Desain produk diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Selain itu,
produk perlu disertai dengan mekanisme penggunaan, cara kerja, serta
kelebihan dan kekurangan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses yang digunakan untuk menilai produk
apakah produk tersebut efektif atau tidak. Pada kegiatan ini menghadirkan
Potensi dan
Masalah
Pengumpu-
lan Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produksi
Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pakar atau tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidangnya untuk menilai
desain produk yang dibuat.
5. Revisi Desain
Setelah dilakukan validasi desain maka akan terlihat kekurangan dan
kelemahan, kemudian untuk memperbaiki kekurangan dan kekurangan
tersebut peneliti melakukan perbaikan desain produk yang telah divalidasi
sebelumnya.
6. Uji Coba Produk
Produk yang telah diperbaiki kemudian dilakukan uji coba produk.
Pengujian produk ini memerlukan eksperimen untuk membandingkan keadaan
sebelum dan sesudah digunakan. Eksperimen ini dapat digunakan untuk
membandingkan dua kelompok yaitu kelompok yang menggunakan sistem
baru dan sistem lama.
7. Revisi Produk
Revisi produk ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan produk yang
dikembangkan.
8. Uji Coba Pemakaian
Produk diujicobakan secara lebih luas agar dapat diketahui kembali
apakah dalam pemakaiannya masih terdapat kekurangan, sehingga produk
tersebut dapat dipebaiki kembali.
9. Revisi Produk
Revisi produk masih perlu dilakukan agar mengetahui apakah masih
terdapat kelemahan dan kekurangan setelah dilakukan uji coba pada kelompok
yang lebih luas.
10. Produksi Masal
Produksi masal dapat dibuat apabila produk tersebut sudah efektif dan
layak untuk diedarkan jika sudah tidak ada perbaikan dalam beberapa kali
pengujian.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IIIB SD Negeri Tegalrejo
2 Yogyakarta. Keseluruhan subjek uji coba prototipe berjumlah 14 peserta
didik yang terdiri dari 8 perempuan dan 6 laki-laki.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah prototipe rancangan pembelajaran Tematik
Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media
komik untuk kelas III SD.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan delapan bulan terhitung mulai dari bulan Juni
2016 sampai Februari 2017.
C. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg dan Gall
(dalam Sugiyono, 2012: 298), dalam membuat pengembangan prototipe
rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan
bulat melalui media komik untuk Kelas III SD, peneliti memodifikasi
beberapa langkah yang dilakukan sampai pada langkah ketujuh yaitu revisi
produk. Hal ini dikarenakan tujuh tahap tersebut sudah mencakup keseluruhan
tahap dalam pengembangan prototipe rancangan pembelajaran. Selain itu,
adanya keterbatasan waktu dan biaya menjadi alasan peneliti melakukan
modifikasi langkah pengembangan Borg dan Gall. Berikut adalah langkah-
langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yang dijabarkan dalam tahapan-
tahapan berikut ini.
Bagan 3.2 Modifikasi langkah-langkah metode Research and Development
(R&D)
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Validasi
Desain
Uji Coba
Produk Revisi
Desain
Desain
Produk
Revisi
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Bagan 3.3: Prosedur Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
melalui Media Komik untuk Kelas III SD
Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III SD
Tahap I
Potensi dan
Masalah
Wawancara tidak terstruktur.
Pembagian lembar kuesioner prapenelitian
Tahap II
Pengumpulan
data
Mengkaji KD dan mengembangkan indikator mengenai
perkalian dan pembagian bilangan bulat serta pelajaran yang
terintegrasi pada Kurikulum 2013 tema 3 subtema 3 kelas III
Menyusun RPP pembelajaran 1.
Membuat tokoh komik dan sketsa gambar serta dialog
percakapan.
Konsultasi dan revisi.
Pembuatan kata pengantar, pendahuluan, daftar isi,
kepustakaan dan tentang penulis.
Tahap III
Desain
Produk
Prototipe divalidasi oleh dosen Matematika, seni rupa dan
guru kelas III SD.
Tahap IV
Validasi
Desain
Perbaikan prototipe sesuai saran validator.
Uji coba produk pada peserta didik kelas III SD
Tahap V
Revisi Desain
Tahap VI
Uji Coba Produk
Potensi: (1) pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa
Indonesia di kelas 3, tema 3, subtema 3, (2) Materi
Matematika membahas tentang perkalian dan pembagian
bilangan bulat, sedangkan materi Bahasa Indonesia berkaitan
dengan membaca tentang “perubahan musim”.
Masalah: (1) 80% peserta didik mengalami kesulitan
memahami bilangan bulat dan perkalian, (2) 68% peserta
didik mengalami kesulitan memahami pembagian.
Tahap VII
Revisi Produk
Revisi produk sesuai saran dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1. Potensi dan Masalah
Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah mengidentifikasi masalah
yang ada di SD Negeri Tegalrejo 2. Peneliti menemukan potensi masalah melalui
wawancara kepada wali kelas IIIB setelah melakukan pembelajaran Matematika
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Untuk memperkuat potensi
masalah yang ada peneliti melakukan pengumpulan informasi lebih lanjut.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan lembar
kuesioner yang telah dibagikan kepada 25 peserta didik kelas III di SD Negeri
Tegalrejo 2. Lembar kuesioner analisis kebutuhan berisi 24 pernyataan berkaitan
dengan kesulitan Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat dan
media pembelajaran. Lembar kuesioner digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui bentuk perencanaan media pembelajaran yang akan dibuat sehingga
prototipe yang dihasilkan dapat membantu mengembangkan minat peserta didik
mempelajari Matematika terutama perkalian dan pembagian bilangan bulat.
3. Desain Produk
Pada tahap ini, peneliti mempelajari kurikulum 2013 tema 3 perubahan di
alam subtema 3 perubahan musim kelas III SD karena prototipe yang dibuat
mengimplementasikan kurikulum 2013 yang berhubungan dengan Matematika
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat serta Bahasa Indonesia. Setelah
itu, peneliti menyusun RPP pembelajaran 1 tentang materi bilangan bulat dan
membuat tokoh komik serta sketsa gambar lalu dialog percakapan.
4. Validasi Desain
Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat melalui komik divalidasi oleh dosen Matematika, dosen
seni rupa dan guru kelas III. Validasi prototipe bertujuan untuk mendapatkan
kritik dan saran serta penilaian prototipe yang dikembangkan dari dosen dan guru.
Melalui kritik dan saran maka peneliti dapat menentukan kelebihan dan
kekurangan dari prototipe yang dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari dosen
Matematika, dosen seni rupa dan guru kelas III. Hasil kritik dan saran dari dosen
dan guru menjadi landasan bagi peneliti dalam memperbaiki kekurangan dari
prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian
bilangan bulat melalui komik menjadi lebih baik dan mudah dipahami oleh
peserta didik kelas III.
6. Uji Coba Produk
Produk yang sudah divalidasi kemudian diujicobakan kepada peserta
didik kelas IIIB SD Negeri Tegalrejo 2. Implementasi produk ini bertujuan untuk
meyakinkan peneliti bahwa produk yang telah dibuat efektif dan layak untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
7. Revisi Produk
Produk yang sudah diujicobakan kepada peserta didik kelas IIIB SD
Negeri Tegalrejo 2 kemudian direvisi kembali sesuai saran dari dosen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam
penelitian karena teknik pengumpulan data ini merupakan strategi atau cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan seperti bahan-
bahan, keterangan, kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya (Widoyoko,
2015: 33).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada tiga macam yaitu
wawancara tidak terstruktur, angket berupa kuesioner pra penelitian dan penilaian
diri berupa refleksi dan terakhir adalah tes.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan
antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan
tujuan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko, 2015:
40). Wawancara merupakan cara pengumpulan data yang langsung dari
sumbernya tentang berbagai gejala sosial, baik yang terpendam maupun tampak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Wawancara merupakan alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan,
pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap masa
depannya. Wawancara digunakan bila jumlah responden relatif sedikit.
Wawancara dalam penelitian ini adalah jenis wawancara tidak terstruktur
(Unstructured Interview). Wawancara tidak terstruktur atau terbuka merupakan
wawancara bebas, yaitu pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya
(Widoyoko, 2015: 44).
2. Angket
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat respon sesuai dengan permintaan penggunanya
(Widoyoko, 2015: 33). Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur atau
apa yang bisa diharapkan dari responden.
Jenis angket menurut Widoyoko (2015: 36) dibagi menjadi dua yaitu: 1)
jenis angket dipandang dari cara menjawab yaitu angket terbuka dan angket
tertutup. Angket terbuka merupakan angket yang bisa dijawab secara bebas oleh
responden sedangkan angket tertutup merupakan angket yang jumlah item dan
alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan sehingga responden
tinggal memilih pilihan jawaban. 2) jenis angket dipandang dari jawaban yang
diberikan yaitu: angket langsung dan tidak langsung. Angket langsung adalah
angket dimana responden memberi respon tentang keadaan dirinya sendiri
sedangkan angket tidak langsung adalah responden memberi respon tentang
keadaan orang lain. Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner jenis
angket tertutup dan angket langsung, angket tertutup ini berupa kuesioner pra
penelitian yang digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik dan
keinginan terhadap dikembangkannya media belajar berupa komik. Angket
langsung berupa refleksi yang diisi oleh peserta didik setelah pembelajaran
menggunakan komik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek yang dapat berupa
keterampilan, pengetahuan, bakat dan minat per individu maupun kelompok
(Widoyoko, 2015: 50). Pengukuran tes pada penelitian ini adalah tes prestasi. Tes
prestasi merupakan tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian maupun
kompetensi seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi pada penelitian
ini mengacu pada penguasaan materi bilangan bulat yang telah dipelajari
menggunakan RPP dan komik pembelajaran 1. Tes pada penelitian ini dapat
dilihat pada Lembar Kerja Siswa yang berisi 5 soal bilangan bulat.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran
(Widoyoko, 2015: 51). Berikut instrumen penelitian yang digunakan pada
penelitian ini:
1. Instrumen Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yang
bersumber pada wali kelas IIIB SD N Tegalrejo 2. Wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika dan
pengalaman penggunaan media pembelajaran. Berikut tabel wawancara tidak
terstruktur pada penelitian ini:
Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur
No Pertanyaan
1. Apakah terdapat materi pada pelajaran Matematika yang masih sulit dipahami oleh
peserta didik?
2. Berapa jumlah peserta didik yang mencapai dan tidak mencapai KKM?
3. Berapa KMM pada mata pelajaran Matematika?
4. Apakah Ibu pernah menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran Matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Instrumen prapenelitian untuk peserta didik
Peneliti menyusun instrumen prapenelitian untuk peserta didik bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat serta minat peserta didik dalam
pembelajaran Matematika menggunakan media komik. Penyusunan kisi-kisi
diawali dengan menentukan tiga aspek, yaitu (1) mengenai Matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat, (2) minat berupa rasa senang dan
perhatian peserta didik dan (3) mengenai media komik.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Prapenelitian untuk Peserta didik
No Aspek Indikator Pernyataan
1. Perkalian dan
pembagian
bilangan bulat
Perkalian dan pembagian
bilangan bulat
1. Saya menyukai pelajaran
Matematika
2. Saya mengalami kesulitan pada
mata pelajaran Matematika
3. Saya mengalami kesulitan untuk
menentukan bilangan bulat
4. Saya mengalami kesulitan untuk
menentukan perkalian
5. Saya mengalami kesulitan untuk
menentukan pembagian
6. Saya mendapat nilai di atas
KKM pada materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat
2 Minat - Senang: tidak mengeluh
atau bersemangat saat
mengerjakan tugas
- Perhatian: menyimak atau
memperhatikan
penjelasan
7. Saya mengeluh saat
mengerjakan soal tentang
perkalian dan pembagian
bilangan bulat
8. Saya bersemangat mengerjakan
soal tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
9. Saya menyimak penjelasan guru
tentang perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bilangan bulat
10. Saya memperhatikan saat guru
menjelaskan mengenai perkalian
dan pembagian bilangan bulat
11. Saya ingin mempelajari
perkalian dan pembagian
bilangan bulat dengan sungguh-
sungguh
12. Saya memiliki inisiatif untuk
belajar perkalian dan pembagian
bilangan bulat
13. Tidak ada pemaksaan bagi saya
untuk belajar perkalian dan
pembagian bilangan bulat
14. Saya tertarik untuk belajar
perkalian dan pembagian
bilangan bulat
15. Saya terdorong untuk
mempelajari soal-soal perkalian
dan pembagian bilangan bulat
16. Saya merasa senang
mengerjakan soal perkalian dan
pembagian bilangan bulat
17. Saya memiliki kesadaran untuk
mengerjakan soal-soal tentang
perkalian dan pembagian untuk
menambah pemahaman
3 Komik - Cerita: berisi alur cerita
yang membantu
pembaca untuk
memahami isi cerita
- Gambar: mewakili isi
cerita
18. Saya menyukai buku
bergambar/komik
19. Buku bergambar/komik
membuat saya tertarik untuk
membaca
20. Saya lebih senang belajar dengan
banyak gambar
21. Saya lebih senang belajar dengan
banyak tulisan
22. Saya menginginkan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
cerita tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
23. Saya menginginkan adanya
gambar tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
24. Saya menginginkan adanya buku
cerita bergambar yaitu komik
Setelah menentukan tiga aspek, peneliti mengembangkan 24 pernyataan
dan diberi pilihan “ya” dan “tidak” sehingga menjadi kuesioner prapenelitian yang
mudah dipahami oleh peserta didik. Bentuk instrumen prapenelitian untuk peserta
didik dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Instrumen Prapenelitian untuk Peserta didik
NO PERNYATAAN Ya Tidak
1 Saya menyukai pelajaran Matematika
2 Saya mengalami kesulitan pada mata pelajaran Matematika
3 Saya mengalami kesulitan untuk menentukan bilangan bulat
4 Saya mengalami kesulitan untuk menentukan perkalian
5 Saya mengalami kesulitan untuk menentukan pembagian
6 Saya mendapat nilai di atas KKM pada materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat
7 Saya mengeluh saat mengerjakan soal tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
8 Saya bersemangat mengerjakan soal tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
9 Saya menyimak penjelasan guru tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
10 Saya memperhatikan saat guru menjelaskan mengenai perkalian
dan pembagian bilangan bulat
11
Saya ingin mempelajari perkalian dan pembagian bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
bulat dengan sungguh-sungguh
12 Saya memiliki inisiatif untuk belajar perkalian dan pembagian
bilangan bulat
13 Tidak ada pemaksaan bagi saya untuk belajar perkalian dan
pembagian bilangan bulat
14 Saya tertarik untuk belajar perkalian dan pembagian bilangan
bulat
15 Saya terdorong untuk mempelajari soal-soal perkalian dan
pembagian bilangan bulat
16 Saya merasa senang mengerjakan soal perkalian dan pembagian
bilangan bulat
17 Saya saya memiliki kesadaran untuk mengerjakan soal-soal
tentang perkalian dan pembagian untuk menambah pemahaman
18 Saya menyukai buku bergambar/ komik
19 Buku bergambar/ komik membuat saya tertarik untuk membaca
20 Saya lebih senang belajar dengan banyak gambar
21 Saya lebih senang belajar dengan banyak tulisan
22 Saya menginginkan adanya cerita tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
23 Saya menginginkan adanya gambar tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
24 Saya menginginkan adanya buku cerita bergambar yaitu komik
3. Instrumen Validasi Produk
Peneliti menyusun instrumen validasi prototipe yang akan digunakan
oleh dosen (validator) untuk menilai kualitas prototipe rancangan pembelajaran
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk kelas III SD. Instrumen
validasi terdiri dari empat aspek, yaitu (1) sistematika penyajian buku, (2) Isi
prototipe, (3) bahasa, (4) pemilihan media dan sumber pembelajaran. Keempat
aspek tersebut dikembangkan menjadi sepuluh pernyataan yang penilaiannya
dengan cara menuliskan nilai/skor pada kolom skor dan memberikan kritik serta
saran pada kolom saran. Kriteria penilaian ada 4 skor, yaitu 4=sangat baik,
3=baik, 2=cukup, dan 1=kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Validator
NO Komponen yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
SISTEMATIKA PENYAJIAN BUKU
1 Judul komik sesuai dengan isi dari
prototipe yang dikembangkan
2. Kata pengantar dalam prototipe
menjelaskan tentang tujuan dan
manfaat komik
3 Pendahuluan menjelaskan tentang isi
prototipe
4 Daftar isi menunjukkan informasi
yang ada dalam prototipe yang
dikembangkan
5 Isi prototipe memuat:
Bagian 1 berisi RPP yang sesuai
dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 1 dan komik berjudul
“Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau”
6 Isi prototipe memuat:
Bagian 2 berisi RPP yang sesuai
dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 3 dan komik berjudul
“Ayo Mengenal Perkalian melalui
Empat Musim”
7 Isi prototipe memuat:
Bagian 3 berisi RPP yang sesuai
dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 5 dan komik berjudul
“Ayo Mengenal Pembagian melalui
Tingkah Laku Hewan”
8 Kepustakaan sesuai dengan sumber
yang digunakan sebagai referensi
dalam prototipe
9 Gambar dan dialog sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
komik yang dikembangkan
ISI PROTOTIPE
1 Bagian 1 berisi tentang RPP dan
komik “Ayo Mengenal Bilangan
Bulat melalui Musim Kemarau” yang
sesuai dengan Tema 3 Perubahan di
Alam, Subtema 3 Perubahan Musim,
Pembelajaran 1
2 Bagian 2 berisi tentang RPP dan
komik “Ayo Mengenal Perkalian
melalui Empat Musim” yang sesuai
dengan Tema 3 Perubahan di Alam,
Subtema 3 Perubahan Musim,
Pembelajaran 3
3 Bagian 3 berisi tentang RPP dan
komik “Ayo Mengenal Pembagian
melalui Tingkah Laku Hewan” yang
sesuai dengan Tema 3 Perubahan di
Alam, Subtema 3 Perubahan Musim,
Pembelajaran 5
4 Materi pembelajaran dan komik
tentang bilangan bulat jelas dan
mudah dipahami
5 Materi pembelajaran dan komik
tentang perkalian jelas dan mudah
dipahami
6 Materi pembelajaran dan komik
tentang pembagian jelas dan mudah
dipahami
BAHASA
1 Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan yang baik dan benar
2 Susunan kalimat dapat dipahami oleh
guru maupun peserta didik
PEMILIHAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian media komik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tujuan pembelajaran
2 Kesesuaian media komik dengan
materi pembelajaran
3 Komponen dalam pengembangan
media komik lengkap (KI, KD,
Indikator, Tujuan)
4. Instrumen Uji Coba Prototipe berupa Refleksi
Peneliti menyusun instrumen uji coba prototipe berupa refleksi untuk
peserta didik. Instrumen uji coba prototipe diisi oleh peserta didik kelas III
Sekolah Dasar setelah menggunakan prototipe komik tentang bilangan bulat.
Penyusunan refleksi dibuat berdasarkan kisi-kisi yang disusun dalam tiga aspek
yang terdapat pada instrumen kuesioner pra penelitian, yaitu: 1) Bilangan bulat, 2)
Minat dan 3) Komik. Peneliti mengembangkan enam pernyataan yang diberi
alternatif jawaban “ya” dan “tidak” untuk diisi peserta didik kelas III. Berikut
instrumen uji coba prototipe berupa refleksi untuk peserta didik.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Refleksi
No Aspek Indikator Nomer Pernyataan
1 Perkalian dan
pembagian
bilangan bulat
Bilangan bulat 3, 5
2 Minat a. Senang: tidak mengeluh atau
bersemangat saat mengerjakan tugas
b. Perhatian: menyimak atau
memperhatikan penjelasan
1, 2, 4
3 Komik a. Cerita: berisi alur cerita yang membantu
pembaca untuk memahami isi cerita
b. Gambar: mewakili isi cerita
6
Tabel 3.6 Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi untuk Peserta didik
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menyukai gambar yang terdapat pada komik
Matematika “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui
Musim Kemarau”
2. Saya tertarik membaca komik Matematika “Ayo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau”
3. Saya memahami konsep bilangan bulat melalui komik
Matematika “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui
Musim Kemarau”
4. Saya bersemangat mengerjakan soal materi bilangan
bulat dengan membaca komik Matematika “Ayo
Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau”
5 Saya dapat mengerjakan soal materi bilangan bulat
dengan membaca komik Matematika “Ayo Mengenal
Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau”
6. Saya menyukai media pembelajaran komik untuk
memahami konsep Matematika
5. Instrumen Soal Tes
Instrumen soal tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes latihan
pada RPP pembelajaran 1 mengenai bilangan bulat. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan komuk sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman peserta didik yang dilihat pada
peningkatan nilai. Tes pada Lembar Kerja Siswa ini berisikan 5 soal Matematika
yang terkait dengan operasi hitung bilangan bulat. Berikut kisi-kisi soal tes:
Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Tes
KD Indikator Materi Bentuk Soal Nomer
Soal
4.2 Merumuskan dengan
kalimat sendiri, membuat
model Matematika, dan
memilih strategi yang
efektif dalam
memecahkan masalah
nyata sehari-hari yang
berkaitan dengan
penjumlahan,
pengurangan, perkalian,
pembagian bilangan bulat,
waktu, panjang, berat
benda, dan uang, serta
memeriksa kebenaran
jawabannya.
4.2.1 Menuliskan
bilangan bulat
melalui tugas
individu dengan
tepat.
Bilangan bulat Tes tertulis 1, 2, 3, 4
dan 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan
penjelasan sebagai berikut.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa komentar pada validasi prototipe yang dikemukakan
oleh dosen Matematika, dosen seni rupa dan guru kelas III. Jumlah item pada
lembar validasi prototipe tersebut adalah duapuluh item. Data dianalisis sebagai
pedoman untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan prototipe yang
diujicobakan. Selain itu, data kualitatif lainnya adalah dari refleksi peserta didik
setelah menggunakan prototipe media pembelajaran komik Matematika bilangan
bulat. Data dianalisis sebagai pedoman untuk mengetahui pemahaman peserta
didik setelah menggunakan prototipe.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini berupa skor penilaian dari hasil validasi
prototipe oleh dosen Matematika, dosen seni rupa dan guru kelas III dan hasil
pengerjaan lembar kerja yang dilakukan oleh peserta didik. Data dianalisis sebagai
dasar dari kuesioner diubah menjadi data interval. Skala yang peneliti susun
dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan
tingkatan. Skala penilaian terhadap pengembangan prototipe adalah sangat baik
(4), baik (3), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1). Pilihan respon skala empat
mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala
tiga dan skala lima. Selain itu, tidak ada peluang untuk responden bersikap
netral/cukup/ragu-ragu sehingga memaksa responden untuk menentukan nilai
terhadap pernyataan dalam instrumen (Widoyoko, 2015:104). Penyusunan tabel
klasifikasi menggunakan aturan yang sama dengan dasar jumlah responden, yaitu
dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval.
Skor tertinggi = 4
Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Jarak interval = (4-1)/4 = 0,75
Tabel 3.8 Tabel Klasifikasi Skor Skala Empat
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi
3.25 s/d 4 Sangat Baik
2.5 s/d 3.25 Baik
1.75 s/d 2.5 Cukup
1.0 s/d 1.75 Kurang
Hasil dari perhitungan skor validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor
perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif menjadi data
kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang telah tertera pada tabel klasifikasi
skor skala empat.
Skor validasi prototipe apabila klasifikasinya sangat baik, maka prototipe
yang akan diujicobakan sangat layak untuk diteliti, apabila skor validasi prototipe
dengan klasifikasi baik, maka prototipe yang akan diujicobakan layak untuk
diteliti dan menerima saran dan kritik dari validator. Skor validasi prototipe
apabila klasifikasinya cukup, maka prototipe akan diperbaiki kembali sesuai saran
dan kritik dari validator sebelum diujicobakan sedangkan jika skor validasi
prototipe mendapatkan klasifikasi kurang, prototipe harus membuat ulang dan
kembali divalidasi oleh validator sebelum diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang berisi
tentang: (1) langkah-langkah pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media
komik untuk kelas III SD, (2) deskripsi kualitas prototipe rancangan pembelajaran
tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media
komik untuk kelas III SD. Pembahasan dari hasil berkaitan dengan hasil penelitian
dan pengembangan diuraikan sebagai berikut.
A. Hasil Penelitian
1. Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
melalui Media Komik untuk Kelas III SD
Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat melalui media komik disusun berdasarkan tujuh
tahapan dari 10 langkah penelitian Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298).
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Potensi dan Masalah
Potensi yang peneliti lihat dalam penelitian ini adalah pembelajaran tematik
Matematika dan Bahasa Indonesia di kelas 3, tema 3, subtema 3. Materi
Matematika membahas tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat,
sedangkan materi Bahasa Indonesia berkaitan dengan membaca tentang
“perubahan musim”.
Masalah yang peneliti dapatkan melalui data kuesioner kepada 25 peserta didik
bahwa 80% peserta didik mengalami kesulitan memahami bilangan bulat dan
perkalian, 68% peserta didik mengalami kesulitan memahami pembagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
b. Pengumpulan Data
Pada bulan September 2016, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur
kepada 4 guru kelas III di empat Sekolah Dasar yang berbeda. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut, empat guru menyatakan bahwa materi perkalian dan
pembagian masih sulit dipahami oleh peserta didik. Salah satu guru kelas III B di
SD Negeri Tegalrejo 2 menyatakan bahwa kelas III yang berjumlah 25 peserta
didik, beberapa peserta didik mampu memahami konsep perkalian dan pembagian
bilangan bulat, namun masih ada yang belum memahami konsep perkalian dan
pembagian. Sekitar 6 peserta didik mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), namun 19 peserta didik masih mendapat nilai di bawah KKM.
KKM pada mata pelajaran Matematika di kelas III ini adalah 65. Data tersebut
diperoleh berdasarkan hasil nilai peserta didik pada soal latihan mengenai materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat. Guru kelas III B SD Negeri Tegalrejo 2
mengatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran Matematika belum pernah
menggunakan media gambar terutama materi perkalian dan pembagian bilangan
bulat. Pada bulan September 2016, peneliti melakukan penyebaran kuesioner
kepada 25 peserta didik kelas IIIB di SD Negeri Tegalrejo 2. Berikut merupakan
rekapitulasi data kuesioner prapenelitian untuk peserta didik yang disajikan dalam
bentuk tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Prapenelitian untuk
Peserta didik
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1 Peserta didik menyukai pelajaran Matematika 2 (8%) 23 (92%)
2 Peserta didik mengalami kesulitan pada mata
pelajaran Matematika
15 (60%) 10 (40%)
3 Peserta didik mengalami kesulitan belajar
bilangan bulat
20 (80%) 5 (20%)
4 Peserta didik mengalami kesulitan belajar
perkalian
20 (80%) 5 (20%)
5 Peserta didik mengalami kesulitan belajar 17 (68%) 8 (32%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pembagian
6 Peserta didik mendapat nilai di atas KKM pada
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat
5 (20%) 20 (80%)
7 Peserta didik mengeluh saat mengerjakan soal
tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat
19 (76%) 6 (24%)
8 Peserta didik bersemangat mengerjakan soal
tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat
4 (16%) 21 (84%)
9 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
perkalian dan pembagian bilangan bulat
1 (4%) 24 (96%)
10
Peserta didik memperhatikan saat guru
menjelaskan mengenai perkalian dan pembagian
bilangan bulat
3 (12%) 22 (88%)
11
Peserta didik ingin mempelajari perkalian dan
pembagian bilangan bulat dengan sungguh-
sungguh
23 (92%) 2 (8%)
12 Peserta didik memiliki inisiatif untuk belajar
perkalian dan pembagian bilangan bulat
5 (20%) 20 (80%)
13 Tidak ada pemaksaan bagi peserta didik untuk
belajar perkalian dan pembagian bilangan bulat
16 (64%) 9 (36%)
14 Peserta didik tertarik untuk belajar perkalian dan
pembagian bilangan bulat
2 (8%) 23 (92%)
15 Peserta didik terdorong untuk mempelajari soal-
soal perkalian dan pembagian bilangan bulat
14 (56%) 11 (44%)
16 Peserta didik merasa senang mengerjakan soal
perkalian dan pembagian bilangan bulat
5 (20%) 20 (80%)
17
Peserta didik memiliki kesadaran untuk
mengerjakan soal-soal tentang perkalian dan
pembagian untuk menambah pemahaman
6 (24%) 19 (76%)
18 Peserta didik menyukai buku bergambar/ komik 20 (80%) 5 (20%)
19 Buku bergambar/ komik membuat peserta didik
tertarik untuk membaca
19 (76%) 6 (24%)
20 Peserta didik lebih senang belajar dengan banyak
gambar
18 (72%) 7 (28%)
21 Peserta didik lebih senang belajar dengan banyak
tulisan
9 (36%) 16 (64%)
22 Peserta didik menginginkan adanya cerita tentang 20 (80%) 5 (20%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
perkalian dan pembagian bilangan bulat
23 Peserta didik menginginkan adanya gambar
tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat
22 (88%) 3 (12%)
24 Peserta didik menginginkan adanya buku cerita
bergambar yaitu komik
19 (76%) 6 (24%)
Berdasarkan hasil presentase data kuesioner prapenelitian peserta didik
keas IIIB SD N Tegalrejo 2 di atas, peneliti mendapatkan 80% peserta didik
mengalami kesulitan bilangan bulat, (2) 80% peserta didik kesulitan perkalian, (3)
68% peserta didik kesulitan pembagian. Data tersebut menjadi acuan bagi peneliti
untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyusun prototipe
rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan
bulat melalui media komik untuk kelas III SD. Prototipe ini diharapkan dapat
membantu peserta didik dalam belajar Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat.
c. Desain Produk
1. Desain prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas
III SD.
Gambar 4.1 Desain Awal Cover Prototipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2. Desain komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau”
a. Cover komik
Tulisan dalam cover menggunakan tulisan tangan dan pewarna
menggunakan pensi warna, warna yang dipilih adalah warna orange
yang melambangkan warna daun berguguran dalam musim kemarau.
Pada bawah judul terdapat anak kecil sebagai salah satu tokoh komik.
Gambar 4.2 Desain Awal Cover komik Matematika bilangan bulat
b. Pengenalan tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
c. Isi komik
Komik digambar secara manual menggunakan pensil dan
ditebalkan dengan drawing pen, dialog dalam komik menggunakan
photoshop sehingga tulisan dapat jelas terlihat serta pewarnaan dalam
komik menggunakan pensil warna. Tokoh dalam komik adalah Yana
berusia 8 tahun dan Lyta sebagai Ibu Yana. Cerita diawali dari Yana
dan Lyta sedang berjalan-jalan di taman karena sedang musim
kemarau. Dari musim kemarau, Yana dan ibunya mempelajari tentang
bilangan bulat melalui buah tomat.
Gambar 4.4 Halaman 1 komik Matematika bilangan bulat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.5 Halaman 2 komik Matematika bilangan bulat
Gambar 4.6 Halaman 3 komik Matematika bilangan bulat
3. Desain komik “Ayo Mengenal Perkalian melalui Empat Musim”
a. Cover komik
Tulisan dalam cover komik ditulis dengan tangan dan pewarnaan
menggunakan pensil warna, warna yang digunakan adalah warna biru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dan terdapat simbol-simbol perkalian serta terdapat gambar anak kecil
sebagai salah satu tokoh komik dibagian bawah.
Gambar4.7 cover komik Matematika perkalian
b. Pengenalan tokoh
Gambar 4.8 Pengenalan tokoh
c. Isi komik
Komik digambar secara manual menggunakan pensil dan
ditebalkan dengan drawing pen, dialog dalam komik menggunakan
photoshop sehingga tulisan dapat jelas terlihat serta pewarnaan dalam
komik menggunakan pensil warna. Tokoh dalam komik adalah Yana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
berusia 8 tahun dan Ibu Yana yaitu Lyta. Cerita diawali dari Yana dan
Ibunya sedang menonton tv acara drama korea dengan setting tempat
saat musim salju. Ibu Yana yaitu Lyta menjelaskan tentang empat
musim yang dikaitkan dengan perkalian.
Gambar 4.9 Halaman 1 komik Matematika perkalian
Gambar 4.10 Halaman 2 komik Matematika perkalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.11 Halaman 3 komik Matematika perkalian
3. Desain Komik “Ayo Mengenal Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”
a. Cover komik
Tulisan dalam cover komik ditulis dengan tangan dan pewarnaan
menggunakan pensil warna serta gambar cover adalah suasana taman
dipenuhi bunga yang dikelilingi kupu-kupu.
Gambar 4.12 cover komik Matematika pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
b. Pengenalan tokoh
Gambar 4.13 Pengenalan tokoh
c. Isi komik
Komik digambar secara manual menggunakan pensil dan
ditebalkan dengan drawing pen, dialog dalam komik menggunakan
photoshop sehingga tulisan dapat jelas terlihat serta pewarnaan dalam
komik menggunakan pensil warna. Tokoh dalam komik adalah Yana
berusia 8 tahun dan Ibu Yana yaitu Lyta. Cerita diawali dari Yana
sedang melihat tingkah laku kupu-kupu yang mengitari bunga karena
musim panas dan Ibu Yana menjelaskan pembagian melalui tingkah
laku hewan yaitu kupu-kupu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.14 Halaman 1 komik Matematika pembagian
Gambar 4.15 Halaman 2 komik Matematika pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.16 Halaman 3 komik Matematika pembagian
d. Validasi Desain
Validasi produk dilakukan oleh 3 validator yaitu, validator 1 adalah dosen
Matematika, validator 2 adalah dosen seni rupa dan validator 3 adalah guru kelas
3. Berikut ini hasil validasi prototipe oleh 3 validator.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Desain
No Komponen yang dinilai Skor (1-4)
Validator 1 Validator 2 Validator 3
SISTEMATIKA PENYAJIAN BUKU
1
Judul komik sesuai dengan isi
dari prototipe yang
dikembangkan
4
Komentar: -
3
Komentar:
-
3
Komentar:
Perhatikan jarak
pengetikan
2.
Kata pengantar dalam
prototipe menjelaskan tentang
tujuan dan manfaat komik
3
Komentar:
Kata
“kehadirat”
dipisah menjadi
“ke hadirat”
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
3 Pendahuluan menjelaskan
4
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tentang isi prototipe Komentar:
Peletakan
penulisan RPP
yaitu “Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)”
Komentar:
-
Komentar:
-
4
Daftar isi menunjukkan
informasi yang ada dalam
prototipe yang dikembangkan
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
5 Isi prototipe memuat:
Bagian 1 berisi RPP yang
sesuai dengan Tema 3
Subtema 3 pembelajaran 1 dan
komik berjudul “Ayo
Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau”
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
6 Isi prototipe memuat:
Bagian 2 berisi RPP yang
sesuai dengan Tema 3
Subtema 3 pembelajaran 3 dan
komik berjudul “Ayo
Mengenal Perkalian melalui
Empat Musim”
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
7 Isi prototipe memuat:
Bagian 3 berisi RPP yang
sesuai dengan Tema 3
Subtema 3 pembelajaran 5 dan
komik berjudul “Ayo
Mengenal Pembagian melalui
Tingkah Laku Hewan”
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
8 Kepustakaan sesuai dengan
sumber yang digunakan
sebagai referensi dalam
prototipe
3
Komentar:
-
3
Komentar:
-
4
Komentar:
-
9
Gambar dan dialog sesuai
dengan komik yang
dikembangkan
3
Komentar:
Pada gambar
terdapat 5 buah
tomat
sedangkan pada
dialog 6 buah
tomat
2
Komentar:
Pewarnaan
gambar
diperjelas, Pada
gambar terdapat
5 buah tomat
sedangkan pada
dialog 6 buah
tomat, masih
ada coretan
pensil yang
terlihat, kata-
kata pada dialog
harus jelas
4
Komentar:
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ISI PROTOTIPE
1
Bagian 1 berisi tentang RPP
dan komik “Ayo Mengenal
Bilangan Bulat melalui Musim
Kemarau” yang sesuai dengan
Tema 3 Perubahan di Alam,
Subtema 3 Perubahan Musim,
Pembelajaran 1
4
Komentar:
Penulisan pada
lembar kerja
peserta didik
ditambah
“kumpulan
bilangan”, huruf
pada dialog
harus konsisten,
pewarnaan
kurang jelas,
konsep kurang
penjelasan
4
Komentar:huruf
pada dialog
harus konsisten,
komik diberi
halaman
4
Komentar:
-
2 Bagian 2 berisi tentang RPP
dan komik “Ayo Mengenal
Perkalian melalui Empat
Musim” yang sesuai dengan
Tema 3 Perubahan di Alam,
Subtema 3 Perubahan Musim,
Pembelajaran 3
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
3
Bagian 3 berisi tentang RPP
dan komik “Ayo Mengenal
Pembagian melalui Tingkah
Laku Hewan” yang sesuai
dengan Tema 3 Perubahan di
Alam, Subtema 3 Perubahan
Musim, Pembelajaran 5
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Materi pembelajaran dan
komik tentang bilangan bulat
jelas dan mudah dipahami
3
Komentar:
-
3
Komentar:
-
4
Komentar:
-
5
Materi pembelajaran dan
komik tentang perkalian jelas
dan mudah dipahami
3
Komentar:
-
2
Komentar:
-
4
Komentar:
-
6
Materi pembelajaran dan
komik tentang pembagian
jelas dan mudah dipahami
3
Komentar:
-
2
Komentar:
-
4
Komentar:
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAHASA
1
Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan yang baik dan benar
3
Komentar:
-
3
Komentar:
Perhatikan lagi
bahasanya
3
Komentar:
Pengetikan jarak
diperhatikan
2
Susunan kalimat dapat
dipahami oleh guru maupun
peserta didik
3
Komentar:
-
2
Komentar:
susunan kalimat
pada komik
diperhatikan
3
Komentar:
-
PEMILIHAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1
Kesesuaian media komik
dengan tujuan pembelajaran
3
Komentar:
-
3
Komentar:
-
4
Komentar:
-
2
Kesesuaian media komik
dengan materi pembelajaran
3
Komentar:
-
3
Komentar:
-
4
Komentar:
-
3
Komponen dalam
pengembangan media komik
lengkap (KI, KD, Indikator,
Tujuan)
3
Komentar:
-
4
Komentar:
-
4
Komentar:-
Total Skor 72 64 77
Nilai 72:20=
3.6
64:20=
3.2
77:20=
3.85
Total 10.65
Rata-rata 3.55
Hasil validasi prototipe dari ketiga validator adalah 3.55 (sangat baik). Hal
ini dapat dilihat pada tabel 3.8 berdasarkan tabel klasifikasi bahwa rentang skor
3,25 s/d 4 menyatakan sangat baik sehingga prototipe yang dikembangkan peneliti
layak untuk diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
e. Revisi Produk
Peneliti melakukan revisi komik sesuai saran validator. Berikut adalah
gambar hasil dari bagian komik yang telah direvisi. Pada bagian cover prototipe,
perubahan judul dari “Prototipe Media Pembelajaran Matematika tentang
Bilangan Bulat, Perkalian dan Pembagian melalui Perubahan Musim” menjadi
“Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Perkalian dan Pembagian
Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”. Peneliti juga
melakukan perbaikan pada penggunaan warna menjadi lebih kuat dan ukuran
huruf.
Gambar 4.17 Perubahan desain prototipe sebelum dan sesudah direvisi
Pada Cover komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim
Kemarau”, peneliti melakukan perbaikan sesuai saran validator yaitu pewarnaan
dipertebal dan penambahan kata “oleh” pada bagian kanan bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.18 Perubahan cover komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui
Musim Kemarau” sebelum dan setelah direvisi
Bagian tokoh dalam komik, peneliti melakukan perbaikan dengan
mengubahnya menjadi pengenalan tokoh, pewarnaan dipertebal serta penjelasan
tokoh menggunakan huruf kapital semua.
Gambar 4.19 Perubahan pengenalan tokoh sebelum dan setelah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Peneliti melakukan perbaikan komik halaman 1, 2, 3 dalam komik “Ayo
Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau” pada bagian dialog menjadi
huruf kapital semua dan mengubah huruf menjadi Comic San MS. Perubahan
dialog juga peneliti lakukan sesuai saran validator dan memberikan penomoran.
Gambar 4.20 Perubahan halaman 1 komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau” sebelum dan setelah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.21 Perubahan halaman 2 komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau” sebelum dan setelah direvisi
Gambar 4.22 Perubahan halaman 3 komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau” sebelum dan setelah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
f. Uji Coba Produk
Uji coba prototipe dilakukan oleh peneliti satu kali di SD Negeri Tegalrejo
2 Yogyakarta diikuti 14 peserta didik.
1. Uji Coba Produk di SD Negeri Tegalrejo 2
Uji coba prototipe dilakukan pada tanggal 10 Februari 2017 di SD Negeri
Tegalrejo 2 Yogyakarta. Uji coba prototipe diikuti oleh 14 peserta didik kelas III
B. 2 hari sebelum uji coba, peneliti sudah berdiskusi dengan guru kelas III B yaitu
Ibu Eni Mulyati tentang prosedur uji coba di kelasnya, peneliti hanya melakukan
uji coba kepada 10-15 peserta didik sedangkan jumlah peserta didik di kelas III B
ada 25 peserta didik dan wali kelas III B memberikan saran 14 peserta didik yang
dipilih langsung untuk melakukan uji coba prototipe di kelas III B sedangkan 11
peserta didik lainnya berada di perpustakaan. Kegiatan berlangsung selama 1 jam,
mulai pukul 09.00 WIB-10.00 WIB. Kegiatan diawali dengan tanya-jawab tentang
bilangan bulat dan sebagian besar peserta didik dari 14 peserta didik masih ragu
saat menjawab. Peneliti juga bertanya apakah ada yang menyukai komik dan
hampir semua peserta didik menyukainya. Adapun koleksi komik yang dimiliki
peserta didik seperti ada yang mempunyai komik Doraemon dan anime Jepang,
namun tidak ada peserta didik yang pernah membaca komik beredukasi.
Peserta didik mengamati komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui
Musim Kemarau” di LCD didampingi oleh peneliti dan peserta didik diberi
kesempatan untuk bertanya mengenai isi dari komik tersebut. Peneliti
mengenalkan konsep bilangan bulat pada peserta didik di papan tulis dan bertanya
kepada beberapa peserta didik untuk lebih memahami konsep bilangan bulat.
Setelah peserta didik paham, mereka diberikan lembar kerja peserta didik yang
didampingi oleh peneliti saat proses mengerjakan. Ada 2 peserta didik yang masih
belum paham dan peneliti mengajarkan secara perlahan setiap individunya.
Setelah semua peserta didik selesai mengerjakan, mereka mempresentasikan
hasilnya di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Kegiatan ditutup dengan menyimpulkan kegiatan belajar yang telah
dilaksanakan dan peserta didik menuliskan refleksi didampingi oleh peneliti serta
doa penutup yang diwakilkan salah satu peserta didik.
Gambar 4.23 Peneliti memperlihatkan komik bilangan bulat di LCD
Gambar 4.24. Peserta didik membaca komik
Gambar 4.25 Peserta didik mengerjakan lembar kerja peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
g. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah uji coba produk dan saran oleh
dosen. Pada halaman 2 dan 3 komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau” perubahan terdapat pada definisi bilangan bulat
dari bilangan positif, nol dan bilangan negatif menjadi bilangan asli, nol
dan lawan bilangan asli.
Gambar 4.26 Perubahan halaman 2 sebelum dan setelah direvisi
Gambar 4.27 Perubahan halaman 3 sebelum dan setelah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Deskripsi Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika
melalui Media Komik untuk Kelas III SD dapat Memabntu Peserta
Didik dalam Memahami Materi Bilangan Bulat.
Kualitas prototipe peneliti dapatkan berdasarkan hasil mengerjakan soal
evaluasi berupa Lembar Kerja Peserta Didik. Hasil dari kegiatan evaluasi
menunjukkan bahwa 100% peserta didik mendapatkan nilai 100 (14 peserta
didik).
Deskripsi kualitas prototipe media pembelajaran komik Matematika “Ayo
Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau” peneliti dapatkan setelah
mengolah kuesioner berupa refleksi yang dibagikan kepada 14 peserta didik kelas
III SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Berikut hasil rekapitulasi refleksi peserta
didik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk dari penelitian yang
dikembangkan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi bilangan
bulat.
Gambar 4.28 Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berikut adalah tabel rekapitulasi hasil soal evaluasi 14 peserta didik.
Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Soal Evaluasi Peserta Didik
No Nama Nomer Soal Nilai
1 2 3 4 5
1 A 5 5 5 9 11 100
2 B 5 5 5 9 11 100
3 C 5 5 5 9 11 100
4 D 5 5 5 9 11 100
5 E 5 5 5 9 11 100
6 F 5 5 5 9 11 100
7 G 5 5 5 9 11 100
8 H 5 5 5 9 11 100
9 I 5 5 5 9 11 100
10 J 5 5 5 9 11 100
11 K 5 5 5 9 11 100
12 L 5 5 5 9 11 100
13 M 5 5 5 9 11 100
14 N 5 5 5 9 11 100
Jumlah Nilai 100 14 100%
Selain mengerjakan soal evaluasi, peserta didik juga mengerjakan lembar
refleksi mengenai pembelajaran Matematika materi bilangan bulat dengan media
komik agar semakin memperkuat data bahwa peserta didik benar-benar
memahami materi bilangan bulat.
Gambar 4.29 Lembar Refleksi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Berikut adalah tabel rekapitulasi refleksi 14 peserta didik.
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Refleksi Peserta didik
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Saya menyukai gambar yang
terdapat pada komik Matematika
“Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau”
12 (86%) 2 (14%)
2. Saya tertarik membaca komik
Matematika “Ayo Mengenal
Bilangan Bulat melalui Musim
Kemarau”
12 (86%) 2 (14%)
3. Saya memahami konsep bilangan
bulat melalui komik Matematika
“Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau”
12 (86%) 2 (14%)
4. Saya bersemangat mengerjakan
soal materi bilangan bulat dengan
membaca komik Matematika
“Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau”
12 (86%) 2 (14%)
5. Saya dapat mengerjakan soal
materi bilangan bulat dengan
membaca komik Matematika
“Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau”
12 (86%) 2 (14%)
6. Saya menyukai media
pembelajaran komik untuk
memahami konsep Matematika
12 (86%) 2 (14%)
Dilihat dari tabel hasil rekapitulasi tersebut, 86% peserta didik menulis
bahwa media komik membantu mereka memahami konsep bilangan bulat melalui
komik Matematika “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau”,
Berdasarkan data tersebut, prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik
membantu peserta didik terhadap pemahaman konsep bilangan bulat melalui
media pembelajaran komik sehingga bersemangat mengerjakan soal materi
bilangan bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Pembahasan
Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika
Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk
Kelas III SD dikembangkan berdasarkan kesulitan peserta didik memahami
konsep perkalian dan pembagian bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika.
Validasi prototipe dilakukan oleh 3 validator, skor rata-rata yang didapat
adalah 3.55 (dari rentang 1-4) artinya sangat baik, sehingga prototipe layak
diujicobakan setelah direvisi. Uji coba terbatas dilakukan di kelas 3B SD N
Tegalrejo 2, diikuti 14 peserta didik. RPP tematik yang diujicobakan adalah
materi bilangan bulat yang menggunakan media komik “Ayo Mengenal Bilangan
Bulat melalui Musim Kemarau”. Dari hasil evaluasi, 100% peserta didik
mendapat nilai 100 untuk materi bilangan bulat. Dari hasil refleksi, 86% peserta
didik menulis bahwa media komik membantu mereka memahami konsep bilangan
bulat.
Peneliti menyusun prototipe sehingga dapat membantu peserta didik
memahami materi perkalian dan pembagian bilangan bulat karena prototipe
tersebut disusun dengan memperhatikan:
1. Prototipe berisi tematik Matematika dan Bahasa Indonesia
Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa komik
dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 dengan model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik yang menggabungkan beberapa mata
pelajaran dengan ciri khas kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik. Manfaat
pembelajaran tematik agar peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan
yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukan tujuan akhir serta karakteristik pembelajaran tematik yang berpusat
pada peserta didik. Penggabungan mata pelajaran dalam prototipe ini adalah
mengintegrasikan pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
Prototipe dikembangkan sesuai dengan tema 3,perubahan di alam subtema 3
perubahan musim dan pembelajaran 1, 3 serta 5 yang terdapat materi bilangan
bulat, perkalian dan pembagian. Pada pelajaran Matematika ditekankan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
bilangan bulat, perkalian dan pembagian. Konsep perkalian dan pembagian
bilangan bulat penting untuk dipahami oleh peserta didik supaya mudah
mempelajari perkalian dan pembagian bilangan bulat ke tahap lebih lanjut.
Bilangan bulat terdiri dari bilangan asli, nol dan lawan bilangan asli. Bilangan asli
dimulai dari 1, 2, 3, 4 dan seterusnya dan lawan dari bilangan asli adalah -1, -2, -
3, -4 dan seterusnya. Perkalian adalah penjumlahan berulang bilangan kedua
sebanyak bilangan pertama atau A x B maka B dijumlahkan sebanyak A.
Perkalian disimbolkan dengan tanda silang (x). Pembagian adalah pengurangan
berulang oleh angka yang sama hingga nilainya nol atau habis. Pembagian
disimbolkan dengan titik dua (:). Pengenalan konsep perkalian dan pembagian
bilangan bulat dalam prototipe ini dibuat dengan menggunakan media komik agar
mudah dipahami oleh peserta didik.
Pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan materi membaca teks perubahan
musim. Perubahan musim adalah perubahan alami yang terjadi akibat posisi
kemiringan bumi dan revolusi bumi atau gerakan bumi mengelilingi matahari.
Cerita tentang teks bacaan perubahan musim telah dimodifikasi agar dapat
direlevankan dengan pembelajaran Matematika. Sehingga komik bagian 1
menceritakan tentang perubahan musim pada musim kemarau, komik bagian 2
menceritakan tentang perubahan empat musim dan komik 3 menceritakan tentang
perubahan musim melalui tingkah laku hewan.
Prototipe ini juga menggunakan pendekatan scientific. Pendekatan
scientific adalah pendekatan yang diterapkan pada pembelajaran dengan maksud
untuk memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenal dan
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu mengamati,
menanya, mengasosiasikan/ menalar, mencoba/ mengumpulkan data, dan
mengomunikasikan. Kegiatan mengamati ketika peserta didik melihat komik
“Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau” di LCD didampingi
oleh peneliti. Kegiatan menanya ketika peserta didik diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai isi dari komik tersebut lalu kegiatan menalar ketika peneliti
mengenalkan konsep bilangan bulat pada peserta didik di papan tulis dan bertanya
kepada beberapa peserta didik untuk lebih memahami konsep bilangan bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kegiatan mencoba ketika peserta didik diberikan lembar kerja peserta didik yang
didampingi oleh peneliti saat proses mengerjakan. Ada 2 peserta didik yang masih
belum paham dan peneliti mengajarkan secara perlahan setiap individunya.
Setelah semua peserta didik selesai mengerjakan, kegiatan mengomunikasikan
adalah peserta didik mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Dalam
pembelajaran, media yang digunakan adalah komik yang dapat membantu peserta
didik minat untuk membaca serta belajar bilangan bulat, perkalian dan pembagian.
2. Prototipe memuat komik yang menarik minat untuk membaca dan
belajar bilangan bulat, perkalian dan pembagian
Prototipe rancangan pembelajaran tematik ini memuat 3 komik yaitu, komik
bilangan bulat, perkalian dan pembagian yang telah disesuaikan dengan mata
pelajaran Bahasa Indonesia yaitu membaca. Komik adalah suatu cerita yang
digambarkan dalam bentuk kartun yang memiliki sifat sederhana dalam
penyajiannya dan memuat pesan untuk pembaca. Prototipe melalui media komik,
terdapat gambar dan dialog singkat untuk mempermudah peserta didik memahami
cerita terutama untuk mengenalkan konsep bilangan bulat, perkalian dan
pembagian.
Komik memiliki kelebihan sebagai visualisasi yang baik yaitu membuat
orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan
jelas daripada hanya sekedar diungkapkan dengan kata-kata yang ditulis ataupun
diucapkan. Komik menjadi media untuk belajar yang dapat digunakan dalam
jangka panjang dengan efektif. Kelebihan gambar dalam komik adalah gambar
mudah diperoleh dan mudah digunakan serta sifatnya yang konkret karena lebih
realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
Karena kelebihannya, gambar dijadikan sebagai media yang sampai sekarang
masih sering digunakan sebagai media pendidikan.
Penggunaan gambar dalam komik dapat mengolah panca indera penglihatan
untuk memahami suatu gambar dan mampu diterjemahkan oleh otak menjadi
sebuah ungkapan. Pada umumnya peserta didik lebih mudah memahami gambar
dari pada kalimat atau ucapan yang panjang dan peserta didik menyukai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keindahan dan senang membuat bentuk-bentuk yang merupakan unsur dalam
sebuah gambar. Hal ini dapat membantu guru dalam pembelajaran Matematika
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat menggunakan media komik untuk
peserta didik memahami perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Media komik dapat menarik minat peserta didik untuk membaca.
Membaca merupakan proses untuk mendapatkan informasi dari suatu teks untuk
mendapatkan pemahaman dan mengkritisi atas bacaan tersebut, teks bacaan dari
prototipe ini adalah perubahan musim pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Peserta didik membaca komik sekaligus dapat belajar bilangan bulat, perkalian
dan pembagian sehingga kecerdasan logis matematis dan verbal linguistik dapat
berkembang.
3. Prototipe membantu peserta didik mengembangkan kecerdasan logis
matematis dan verbal linguistik
Kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan yang melibatkan
keterampilan mengolah angka dengan baik dan atau kemahiran dalam
menggunakan penalaran atau logika dengan benar. Dalam prototipe, terdapat
lembar peserta didik yang ditujukan untuk melatih kecerdasan matematis logis
peserta didik yaitu dengan melakukan kegiatan berhitung yang bersangkutan
dengan bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat pada hasil data lembar kerja peserta
didik menghitung konsep bilangan bulat bahwa 100% peserta didik mendapatkan
nilai 100.
Kecerdasan verbal linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata dengan efektif baik secara tertulis maupun lisan. Dengan
membaca, peserta didik dapat menambah perbendaharaan kosa kata melalui
percakapan singkat yang ada pada komik. Kecerdasan verbal linguistik diperoleh
peserta didik dari kegiatan membaca komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat
melalui Musim Kemarau”.
Pada masa peserta didik yang berusia 6-12 tahun, dunianya lebih banyak
dihabiskan sekolah atau lingkungan sekitar. Dengan begitu, peserta didik akan
lebih belajar dari luar. Beberapa tugas perkembangan belajar yang harus dikuasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
oleh peserta didik adalah belajar menguasai intelektual dasar dan pengembangan
konsep-konsep dasar. Hal ini dapat dilihat pada hasil refleksi prototipe rancangan
pembelajaran menyatakan bahwa 86% peserta didik semakin paham konsep
bilangan bulat. Sehingga, prototipe pada penelitian ini dapat membantu peserta
didik untuk memahami konsep bilangan bulat melalui media komik. Peserta didik
mampu melaksanakan tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih
lanjut.
C. Kelebihan dan kekurangan prototipe
Melalui validasi dan uji coba prototipe, peneliti mendapatkan kritik dan
saran tentang prototipe media pembelajaran komik Matematika yang
dikembangkan. Data tersebut membantu peneliti untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan prototipe. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan
prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik.
1. Kelebihan prototipe
Kelebihan dari prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik yang
dikembangkan memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Mengintegrasikan pembelajaran Matematika dengan Bahasa Indonesia.
b. Prototipe berisi 3 bagian, yaitu bagian 1 adalah teori perkalian dan
pembagian bilangan bulat, bagian 2 adalah komik dan bagian 3 adalah RPP
pembelajaran 1.
c. Bagi guru yang memiliki kemampuan menggambar, dapat membantu
peserta didik mengembangkan kecerdasan logis matematis dan verbal
linguistik.
2. Kekurangan prototipe
a. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan media komik hanya
mampu diajarkan oleh guru yang dapat menggambar komik.
b. Bagi peserta didik yang senang membaca komik dapat dengan mudah
menyerap proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang kesimpulan dari keseluruhan
penelitian, keterbatasan pada penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat peneliti uraikan dari keseluruhan penelitian
adalah:
1. Prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik
mengadopsi tujuh langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall yaitu: 1)
potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi
desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk.
2. Kualitas prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik divalidasi oleh 3
validator, skor rata-rata yang didapat adalah 3.55 (dari rentang 1-4) artinya
sangat baik, sehingga prototipe layak diujicobakan setelah direvisi. Uji coba
terbatas dilakukan di kelas 3B SD N Tegalrejo 2, diikuti 14 peserta didik. RPP
tematik yang diujicobakan adalah materi bilangan bulat yang menggunakan
media komik “Ayo Mengenal Bilangan Bulat melalui Musim Kemarau”. Dari
hasil evaluasi, 100% peserta didik mendapat nilai 100 untuk materi bilangan
bulat. Dari hasil refleksi, 86% peserta didik menulis bahwa media komik
membantu mereka memahami konsep bilangan bulat.
B. Keterbatasan
Beberapa keterbatasan pada penelitian ini, antara lain:
1. Prototipe ini hanya mengintegrasikan mata pelajaran Matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat dan bahasa Indonesia dengan
Kompetensi Dasar membaca teks bacaan perubahan musim yang seharusnya
memuat SBDP materi lagu dengan alat musik ritmis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Prototipe belum dapat disosialisasikan kepada guru-guru kelas III SD.
C. Saran
Berikut ini merupakan beberapa saran yang peneliti tuangkan untuk penelitian
yang selanjutnya.
1. Peneliti lain sebaiknya mengembangkan RPP yang mengintegrasikan
pembelajaran tematik.
2. Peneliti lain sebaiknya melakukan uji coba lebih dari 1 SD.
3. Peneliti lain sebaiknya mensosialisasikan kepada guru kelas III SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Abd, Kadir dan Hanun Asrohah. 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Refika Aditama.
Akbar, Sa’dun., dkk. 2016. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual: Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif / TKI). Jakarta:
Prenadamedia Group.
Amin, Siti M dan Zaini Sani M dan. 2006. Matematika SD di Sekitar Kita.
Jakarta: Erlangga.
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Badudu, Yus. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: CV Pustaka
Prima.
Baharuddin dan Esa Nur. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT Gelora Aksara
Pratama.
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Erminawati. 2008. Ensiklopedia Peserta Didik: Ilmu Pengetahuan Alamku “Seri
Bumi”. Jakarta: Rizky Grafis.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Fajar, Auliya. 2009. Jarimatic: Perkalian dan Pembagian. Jakarta: PT. Buku
Kita.
Fanggidae, Silvia. 2014. Nelayan dan Petani Membaca Cuaca dan Musim.
Kupang: Proyek Indonesia Climate Trust Fund (ICCTF).
Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.
Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika: Suatu Tinjauan Epistemologi dan
Filosifis. Bandung: Alfabeta.
Hendrifiana, Yusfina. Dkk. 2015. Perubahan di Alam: Tema 3 Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas III. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 89-96.
Hendrifiana, Yusfina. Dkk. 2015. Perubahan di Alam: Tema 3 Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Buku Peserta didik SD/MI Kelas III. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 127-139.
Hermana, Dodo & Lela Fony Sulistyowati. 2009. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam: kelas VI SD edisi revisi. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21: kunci sukses implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Howel, Laura. 2003. Iklim dan Cuaca yang Berubah. Yogyakarta: Erlangga.
Husdarta dan Kusmaedi. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Alfabeta.
Jasmine, Julia. 2012. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences.
Bandung: Nuansa.
Kamaril, Cut., dkk. 1999. Pendidikan Seni Rupa / Kerajinan Tangan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep &
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran: Manual dan
Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kusuma, Sari Dewi., dkk. 2015. Tema Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Buku Peserta Didik SD/MI Kelas 3: Perubahan di Alam. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul dan Chaerul Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muharam, E dan Sundaryati. 1992. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan TInggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Impelementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Purnomo, Yoppy Wahyu. 2014. Serial Matematika untuk PGSD Bilangan Cacah
dan Bulat: Sebuah Tinjauan Konsep dan Instruksional dalam
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: PT
Indeks.
Rahman, Luthfia Nuraini. 2009. Pemanasan Global dan Dampaknya pada Amfibi
di Dunia. Bandung: Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.
Rohani, Ahmad. 2014. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rukniyah, Nia. 2007. Mengenal Perhitungan. Jakarta: PT Bina Sarana Pustaka.
Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika
Dasar bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sandiman, Arief S., Dkk. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta. Edisi Revisi.
Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad. 1990. Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Suesilowati. 2011. Perkalian itu Asyik dan Menyenangkan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukiman, 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Sukmadinata, N.S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rodakarya.
Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio Visual untuk Pengajaran,
Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Supriadi, Dadi. 2013. Matrik: Menjadikan Matematika Lebih Mudah dan
Menyenangkan. Bandung: Nuansa.
Surya, Yohanes., dkk. 2015. Teori Bilangan. Tangerang: PT Kandel.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Suwarno, Dadan. 2012. Cerdas Berbahasa Indonesia: Berbahasa dengan
Pemahaman dan Pendalaman. Tangerang: Jelajah Nusa.
Suyono dan Hariyanto. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Tabrani, H. Primadi. 2014. Proses Kreasi Gambar Anak. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Ula, Shimatul. 2013. Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan melalui
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winarti, Sri. Dkk. 1997. Pemakaian Bahasa Indonesia. Jakarta: Proyek
Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Woodward, John. 2006. Cuaca. Yogyakarta: Erlangga.
Yani, Ahmad. 2007. Analisis dan Simulasi Distribusi Suhu Udara pada Kandang
Sapi Perah Menggunakan Comutational Fluid Dynamic (CFD).
Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian.
Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences). Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 2 Surat Izin Uji Coba Prototipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 3 Hasil Analisis Data Kuesioner Prapenelitian untuk Peserta Didik
No Nama Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J
11. K
12. L
13. M
14. N
15. O
16. P
17. Q
18. R
19. S
20. T
21 U
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
22. V
23. W
24. X
25. Y
Jumlah 2 23 15 10 20 5 17 8 6 19 5 20 19 6 4 21 1 24 3 22
% 8% 92% 60% 40% 80
%
20
%
68
%
32% 24
%
76% 20
%
80% 76
%
24
%
16
%
84
%
4% 96
%
12
%
88
%
No Nama Pernyataan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J
11. K
12. L
13. M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
14. N
15. O
16. P
17. Q
18. R
19. S
20. T
21. U
22. V
23. W
24. X
25. Y
Jumlah 23 2 5 20 16 9 2 23 14 11 5 20 6 19 20 5 19 6 18 7
% 92% 8% 20
%
80% 64
%
36
%
8% 92% 56
%
44% 20
%
80% 24
%
76
%
80
%
20
%
76
%
24
%
72
%
28
%
No Nama Pernyataan
21 22 23 24
ya tdk ya tdk ya tdk ya Tdk
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J
11. K
12. L
13. M
14. N
15. O
16. P
17. Q
18. R
19. S
20. T
21. U
22. V
23. W
24. X
25. Y
Jumlah 9 16 20 5 22 3 19 6
% 36% 64% 80
%
20% 88
%
12
%
76
%
24%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 4. Hasil Validator Ahli Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5. Hasil Validator Ahli Seni Rupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 6. Hasil Validator Wali Kelas III SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 7. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa LKS
No Nama Nomer Soal Nilai
1 2 3 4 5
1 A 5 5 5 9 11 100
2 B 5 5 5 9 11 100
3 C 5 5 5 9 11 100
4 D 5 5 5 9 11 100
5 E 5 5 5 9 11 100
6 F 5 5 5 9 11 100
7 G 5 5 5 9 11 100
8 H 5 5 5 9 11 100
9 I 5 5 5 9 11 100
10 J 5 5 5 9 11 100
11 K 5 5 5 9 11 100
12 L 5 5 5 9 11 100
13 M 5 5 5 9 11 100
14 N 5 5 5 9 11 100
Jumlah Nilai
100 14 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 8. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi
No Nama Nomer Soal
1 2 3 4 5
1 A 1 1 1 1 1
2 B 1 1 1 1 1
3 C 1 1 1 1 1
4 D 1 1 1 1 1
5 E 1 1 1 1 1
6 F 1 1 1 1 1
7 G 1 1 1 1 1
8 H 1 1 1 1 1
9 I 1 1 1 1 1
10 J 1 1 1 1 1
11 K 1 1 1 1 1
12 L 1 1 1 1 1
13 M 0 0 0 0 0
14 N 0 0 0 0 0
Jumlah 12 12 12 12 12
Keterangan:
1 = Jawaban “Ya”
2= Jawaban “Tidak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 9. Hasil Data Kuesioner Prapenelitian Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 10. Hasil LKS Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 11. Hasil Refeksi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 12. Dokumentasi Uji Coba Prototipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
BIOGRAFI PENELITI
Penulis bernama lengkap Ayu Ratna Kumalasari yang
dilahirkan di Temanggung pada tanggal 21 September
1995 dari bapak yang bernama Eko Ratmono dan ibu yang
bernama Marga Retno Sari Yayuk Mulyati. Penulis
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Karsawinaya Cimahi
pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikannya di
SMP Negeri 4 Temanggung dan tamat pada tahun 2010, melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 1 Pringsurat dan lulus pada tahun 2013, mulai
pada tahun 2013 sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar
sebagai mahasiswa Program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI