plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - … · tabel iv. interpretasi uji hipotesis...
TRANSCRIPT
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR Hs-CRP DALAM
DARAH PADA WANITA DEWASA DI DESA KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Grace Shelia Pramitha Putri
NIM : 128114097
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR Hs-CRP DALAM
DARAH PADA WANITA DEWASA DI DESA KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Grace Shelia Pramitha Putri
NIM : 128114097
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
"PENDIDIKAN MERUPAKAN SENJATA PALING AMPUH YANG BISA KAMU
GUNAKAN UNTUK MERUBAH DUNIA" (NELSON MANDELA)
“BUKAN KECERDASAN SAJA YANG MEMBAWA SUKSES, TAPI JUGA HASRAT
UNTUK SUKSES, KOMITMEN UNTUK BEKERJA KERAS, DAN KEBERANIAN
UNTUK PERCAYA AKAN DIRIMU SENDIRI.” (JAMIE WINSHIP)
KUPERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK : Tuhan Yesus Kristus
Bapak , Ibu, dan Adik
Seluruh sahabat, teman-teman, adik-adikku,
Serta Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
"PENDIDIKAN MERUPAKAN SENJATA PALING AMPUH YANG BISA KAMU
GUNAKAN UNTUK MERUBAH DUNIA" (NELSON MANDELA)
“BUKAN KECERDASAN SAJA YANG MEMBAWA SUKSES, TAPI JUGA HASRAT
UNTUK SUKSES, KOMITMEN UNTUK BEKERJA KERAS, DAN KEBERANIAN
UNTUK PERCAYA AKAN DIRIMU SENDIRI.” (JAMIE WINSHIP)
KUPERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK : Tuhan Yesus Kristus
Bapak , Ibu, dan Adik
Seluruh sahabat, teman-teman, adik-adikku,
Serta Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas
berkat, bimbingan, perlindungan dan penyertaan-Nya yang berkelimpahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar
Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Hs-CRP dalam
Darah pada Wanita Dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman,
Yogyakarta.” untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, pengarahan, dukungan, dan semangat dari berbagai pihak. Penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Rasa
terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing yang selalu
memberi perhatian dan masukan yang berguna bagi peneliti selama proses
penulisan skripsi ini. Terima kasih atas seluruh waktu dan kesabaran
yang telah diberikan untuk membimbing dan mendampingi penulis dari
awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm., M.Sc., Apt., dan Ibu Aris Widayati,
M.Si., M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan
bimbingan dan masukan selama proses penulisan skripsi ini.
3. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama
perkuliahan dan membantu dalam pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Gadah Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian.
5. Kepala Desa Kepuharjo yang bersedia memberikan izin untuk bisa
melaksanakan penelitian di Desa Kepuharjo,Kecamatan Cangkringan,
Yogyakarta
6. Seluruh warga, responden penelitian, dan pihak-pihak lain yang bersedia
meluangkan waktu dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian
ini.
7. Laboratorium Pramita yang telah membantu penulis dalam analisis darah.
8. Bapak, Ibu, dan Adik yang telah membantu penulis baik secara materiil
dan imateriil, serta doa, perhatian, dan kasih sayang yang tak
berkesudahan dari awal proses penyusunan skripsi ini hingga akhir. Cinta
kalian menjadi kekuatan dan semangat bagiku untuk menyelesaikan studi
ini.
9. Teman-teman tim “Skripsi Payungan” : Firmina Maria Septima E.U.,
Novena Adi Y., Rivena Meidina, Kristi Natalia, Risanuri M., Giovani
Anggasta F., Siti Sisca A.G., Patrisia Yosepha J., Lucia Ida A.K., Maria
Magdalena L., Prisca Nadya V.D., Monica Tri I., Angela Priskalina F.
10. Teman-teman dan sahabat-sahabatku di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma dari seluruh angkatan, terutama angkatan 2012, kelas
FSM C 2012 dan FKK B 2012, terutama Rivena Meidina, Adis Pranaya
Yakin, Megarista Afriana Putri, Margareta Novi Wijayanti, Medaliana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Hartini, atas kebersamaan, motivasi, dukungan, doa, cerita-cerita, gosip
fakta dan keceriaannya selama ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Waktu, bimbingan,
dan dukungan kalian sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka
terhadap kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadi pembelajaran bagi
penulis sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap skripsi ini
dapat berguna dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 20 November 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………................... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………................... iv
HALAMAN PRAKATA…………………………………………………….. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..........................................
HALAMAN PUBLIKASI.................................................................................
viii
ix
x
DAFTAR ISI………………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xvi
INTISARI…………………………………………………………………… xviii
ABSTRACT……………………………………………………….................. xix
BAB I. PENGANTAR………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………… 1
1. Rumusan Masalah……………………………………………….. 4
2. Keaslian Penelitian……………………………………………… 5
3. Manfaat Penelitian………………………………………………. 10
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 10
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA………………………………. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Antropometri……………………………………………… 11
1. Lingkar pinggang………………………………………. 11
2. Rasio lingkar pinggang panggul……………………….. 13
B. Obesitas…………………………………………………… 15
C. High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP)…………… 16
D. Penyakit Kardiovaskular…………………………………. 21
E. Landasan Teori…………………………………………… 21
F. Hipotesis………………………………………………….. 22
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………… 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………….. 23
B. Variabel Penelitian……………………………………….. 24
1. Variabel bebas………………………………………… 24
2. Variabel tergantung…………………………………… 24
3. Variabel pengacau…………………………………….. 24
C. Definisi Operasional……………………………………... 24
D. Responden Penelitian……………………………………. 26
E. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………… 27
F. Ruang Lingkup Penelitian………………………………. 28
G. Teknik Sampling………………………………………… 29
H. Instrumen Penelitian…………………………………….. 30
I. Tata Cara Penelitian……………………………………... 30
1. Observasi awal……………………………………………… 30
2. Permohonan izin dan kerjasama……………………………. 31
3. Permohonan informed consent dan leaflet………………….. 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Pencarian responden………………………………………... 32
5. Validitas dan reliabilitas insrumen penelitian ……………… 33
6. Pengukuran antropometri dan pengambilan darah…………. 34
7. Analisis sampel darah responden…………………………… 35
8. Pembagian hasil pemeriksaan………………………………. 35
9. Pengolahan data…………………………………………….. 35
J. Analisis Data……………………………………………………. 35
K. Kesulitan Penelitian…………………………………………….. 37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 39
A. Profil dan Karakteristik Responden…………………………….. 39
1. Usia………………………………………………………… 40
2. Lingkar pinggang………………………………………….. 41
3. Rasio lingkar pinggang panggul…………………………… 42
4. Kadar hs-CRP dalam darah………………………………… 44
B. Perbedaan Kadar hs-CRP antara Obesitas Sentral dan Tanpa
Obesitas Sentral…………………………………………………
46
C. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar hs-CRP dalam Darah……………….……..........
49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 55
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 55
B. Saran……………………………………………………………… 55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 57
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 62
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Keaslian Penelitian…………………………………………………. 5
Tabel II. Nilai Lingkar Pinggang Ideal Orang Asia………………………… 12
Tabel III. Ukuran Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal………………….. 14
Tabel IV. Interpretasi Uji Hipotesis Korelatif………………………………. 37
Tabel V. Profil Karakteristik Responden…………………………………… 39
Tabel VI. Jumlah Responden berdasarkan Lingkar Pinggang…………….. 42
Tabel VII. Jumlah Responden Berdasarkan RLPP………………………… 43
Tabel VIII. Jumlah Responden Berdasarkan Kadar hs-CRP………………. 45
Tabel IX. Perbedaan Kadar hs-CRP antara Obesitas Sentral dan Tanpa
Obesitas Sentral………………………………................................
46
Tabel X. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar hs-CRP dalam Darah……………………………...
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengukuran Lingkar Pinggang………………………………….. 13
Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul……………… 14
Gambar 3. Skema Pencarian Responden……………………………………. 27
Gambar 4. Skema Pembagian Kajian Penelitian Payung…………………… 28
Gambar 5. Sebaran data usia responden……………………………………. 40
Gambar 6. Sebaran data lingkar pinggang responden………………………. 41
Gambar 7. Sebaran data rasio lingkar pinggang panggul…………………… 43
Gambar 8. Sebaran data kadar hs-CRP……………………………………... 44
Gambar 9. Sebaran data perbandingan lingkar pinggang obese dan tanpa
obese terhadap kadar hs-CRP…………………………..............
46
Gambar 10. Sebaran data perbandigan antara dua RLPP terhadap kadar hs-
CRP…………………………………………….........................
47
Gambar 11. Diagram sebaran korelasi antara lingkar pinggang terhadap
kadar hs-CRP…………………………………………………..
50
Gambar 12. Diagram sebaran korelasi antara rasio lingkar pinggang
panggul terhadap kadar hs-CRP………………………………..
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance………………………………………… 63
Lampiran 2. Surat Izin Bappeda……………….…………………................... 64
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian di Kecamatan Cangkringan………………. 65
Lampiran 4. Sertifikat Validasi Instrumen Balai Metrologi (Hal. 1)................ 66
Lampiran 5. Sertifikat Validasi Instrumen Balai Metrologi (Hal. 2)................ 67
Lampiran 6. Lembar Leaflet Tampak Depan………………………………… 68
Lampiran 7. Lembar Leaflet Tampak Belakang……………………………... 68
Lampiran 8. Lembar Informed Consent …………………………...………… 69
Lampiran 9. Lembar Pedoman Wawancara………………………………….. 70
Lampiran 10. Form Pemeriksaan Antropometri……………………………... 71
Lampiran 11. Lembar Hasil Pengukuran Kadar hs-CRP…………………….. 72
Lampiran 12. Foto Pelaksanaan Penelitian ……………………...................... 73
Lampiran 13. Uji Deskriptif dan Normalitas Usia Responden………………. 77
Lampiran 14. Uji Deskriptif dan Normalitas Lingkar Pinggang ..…………… 79
Lampiran 15. Uji Deskriptif dan Normalitas Rasio Lingkar Pinggang
Panggul…………………………………………………………
Lampiran 16. Uji Deskriptif dan Normalitas Kadar hs-CRP dalam Darah
(mg/L)..........................................................................................
81
83
Lampiran 17. Uji Normalitas Komparatif Kadar hs-CRP pada Lingkar
Pinggang Obese dan Non Obese……………………………….
85
Lampiran 18. Uji Normalitas Komparatif Kadar hs-CRP pada Rasio Lingkar
Pinggang Panggul ≥085 dan <0,85………….……………………………….
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 19. Uji Komparatif Mann-Whitney antara Kadar hs-CRP dengan
LP obese dan tanpa obese………………………………………
89
Lampiran 20. Uji Komparatif Mann-Whitney Kadar hs-CRP pada Rasio
Lingkar Pinggang Panggul ≥085 dan <0,85……………………
90
Lampiran 21. Uji Korelasi Spearman antara Lingkar Pinggang terhadap
Kadar hs-CRP…………………………………………………..
91
Lampiran 22. Uji Korelasi Pearson antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul
dan Kadar hs-CRP……………………………………………...
92
Lampiran 23. Hasil Olahan Perhitungan Statistika dari CE&BU……………. 93
Lampiran 24. Pengukuran Reliabilitas Alat (CV)……………………………. 94
Lampiran 25. SOP Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar
Pinggang Panggul………………………………………………
Lampiran 26. Surat Keterangan Lisensi Statistika CE&BU.............................
95
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Obesitas sentral adalah faktor risiko dari penyakit kardiovaskular. Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab abnormalitas kadar lipid dalam darah, atau sering disebut dengan dislipidemia. Kadar high sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) dalam darah berfungsi sebagai penanda inflamasi sistemik pada penyakit kardiovaskular. Metode antropometri adalah metode yang menunjukkan obesitas sentral yang dapat dipakai sebagai metode sederhana, mudah, dan cepat yang dapat menunjukkan status nutrisi dan kesehatan seseorang terutama terhadap adanya risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kolerasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang/cross sectional. Pemilihan responden dilakukan secara non random sampling dengan jenis purposive sampling. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran kadar hs-CRP. Analisis data dengan uji komparatif yaitu uji Mann-Whitney. Analisis korelasi menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman. Taraf kepercayaan yang digunakan 95%.
Hasil penelitian yang didapat adalah terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar hs-CRP dalam darah (r=0,356 ; p=0,013) dan terdapat korelasi positif tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar hs-CRP dalam darah (r=0,107 ; p=0,471).
Kata kunci : lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, obesitas sentral, hs-CRP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
Central obesity or abdominal obesity is a risk factor of cardiovascular disease. Central obesity is one of the causes of abnormality levels in the blood lipid often referred to dyslipidemia. Levels of high sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) in the blood serves as a marker of systemic inflammation in cardiovascular disease. Anthropometric is a method that indicates central obesity which can be used as a simple, easy, and fast method which can indicate the nutritional status and health of a person, especially against the risk of cardiovascular disease. The aim of this study was to determine the correlation of waist circumference and waist-to-hip ratio for hs-CRP levels in the blood of adult women in Kepuharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
This research is an observational analytic study with cross sectional study design. The selection of respondent is a non random sampling with purposive sampling with the measurement of hs-CRP levels. Data analysis with comparative test is the Mann-Whitney test. Correlation analysis used Pearson and Spearman correlation test. The confidence level used is 95%.
The research result obtained is that the correlation between waist circumferences with hs-CRP levels in the blood (r = 0.356; p =0.013) is significant and the correlation between the wasit to-hip ratio with hs-CRP levels in the blood (r = 0.107 ; p = 0.471) is not significant. Key point : waist circumference, waist to-hip ratio, central obesity, hs-CRP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2014, lebih
dari 1,9 miliar orang dewasa, 18 tahun dan lebih tua, kelebihan berat badan
(overweight) dan dari jumlah tersebut menunjukkan lebih dari 600 juta orang
mengalami obesitas. Populasi di dunia saat ini, ada sekitar 13% dari populasi
(11% pria dan 15% wanita) yang mengalami obesitas pada tahun 2014.
Prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dua kali lipat antara tahun 1980
dan 2014 (WHO, 2015). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di
Indonesia, prevalensi penduduk wanita dewasa obesitas pada tahun 2013
sebanyak 32,9 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (14,8%) dan tahun 2010
(7,8%).
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan faktor-faktor risiko yang
terdiri dari peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, peningkatan tekanan
darah, peningkatan kadar glukosa darah dan obesitas sentral. Kejadian sindrom
metabolik diperkirakan sekitar 20-25% dari populasi penduduk dewasa di dunia.
Individu dengan sindrom metabolik mempunyai risiko dua kali terjadinya
penyakit kardiovaskular dan stroke dibandingkan dengan individu tanpa sindrom
metabolik (IDF, 2006 ; Grundy, 2004).
Di negara-negara berkembang, prevalensi sindrom metabolik juga
meningkat. Beberapa studi yang melaporkan prevalensi sindrom metabolik
adalah sebagai berikut; di Filipina (19%), Malaysia (24,2%), India (28,8%), Turki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(33,4%), Brazil (25,4%), Iran (33,7%) and Venezuela (31,2%) (Yu, Guo, Yang,
Zheng, Sun, 2014 ; Misra and Khurana, 2008).
Di negara China, penyakit kardiovaskular menyebabkan peningkatan
angka morbiditas dan mortalitas kira-kira sebesar 41% kematian per tahun,
dan peningkatan angka kematian karena penyakit kardiovaskular lebih besar
kejadiannya pada penduduk pedesaan dibandingkan perkotaan (Hu, et al., 2012).
Kegemukan atau obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak
abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Obesitas
memiliki hubungan yang erat dengan tingginya kejadian penyakit kardiovaskular,
diabetes mellitus, dan penyakit degeneratif. Obesitas dapat meningkatkan kadar
trigliserida yang buruk untuk kesehatan jantung dan menurunkan kadar HDL yang
bersifat kardioprotektif (WHO, 2015).
Metode pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
merupakan salah satu metode pengukuran antropometri yang menunjukkan status
kegemukan, terutama obesitas sentral. Pengukuran ini dapat mengukur distribusi
lemak dalam tubuh khususnya di perut sehingga berkaitan dengan risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular (Indra, 2006). Menurut International Diabetes
Federation Metabolic Syndrome (IDF) (2006) kriteria obesitas sentral untuk laki-
laki dengan lingkar pinggang ≥ 90 cm atau perempuan dengan lingkar pinggang ≥
80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral.
Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum yang menggambarkan
penyakit jantung atau pembuluh darah. Aliran darah ke jantung, otak atau badan
dapat berkurang sebagai akibat dari bekuan darah atau oleh penumpukan deposit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lemak di dalam arteri yang menyebabkan arteri mengeras dan sempit
(aterosklerosis). Penyakit kardiovaskular merupakan masalah kesehatan besar
pada 10 tahun terakhir. Pada tahun 2011, ada hampir 160.000 kematian akibat
CVD. Sekitar 74.000 kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner
(NHS, 2015).
Pada orang yang mengalami obesitas dapat diperiksa high sensitive-C
reactive protein yang merupakan prediktor risiko penyakit diabetes mellitus tipe
2, sindrom metabolik, dan penyakit kardiovaskular. Hs-CRP adalah penanda
inflamasi yang mencirikan proses aterosklerotik, sindrom metabolik dikaitkan
dengan resistensi insulin dan inflamasi sistemik. Gangguan ini dapat timbul sejak
usia dini pada orang yang obesitas (Santos, 2005).
C-reactive protein (CRP) adalah suatu protein yang dihasilkan oleh hati,
terutama saat terjadi infeksi atau inflamasi di dalam tubuh. Pemeriksaan CRP juga
telah dikembangkan menjadi high-sensitivity CRP sehingga dapat digunakan
untuk memprediksi terjadinya penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung
koroner dan stroke di masa depan (Santos, 2005).
Pemeriksaan kadar hs-CRP pada individu tampak sehat sangat prediktif
untuk melihat kejadian dan risiko masa depan penyakit kardiovaskular. Kadar hs-
CRP sebagai pencegahan primer dalam mendeteksi risiko pada individu yang
belum diketahui mempunyai masalah kesehatan (Ridker, 2003).
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan melihat korelasi lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada
wanita dewasa dimana pemeriksaan kadar hs-CRP ini merupakan indikator untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memprediksi penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dilakukan pada wanita
dewasa, belum mengalami menopause, sedang puasa, dan pada rentang usia 40-60
tahun yang merupakan rentang usia produktif berisiko tinggi mengalami penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan penyakit
kardiovaskular lainnya, maka dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu
membantu masyarakat responden wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang mengalami obesitas sentral untuk
mewaspadai kemungkinan ada penyakit kardiovaskular berdasarkan kadar hs-
CRP.
1. Rumusan Masalah
Apakah ada korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dan
rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada wanita
dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta?
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil pencarian informasi terkait penelitian mengenai obesitas
sentral, lingkar pinggang, dan kadar hs-CRP yang pernah dilakukan sebelumnya,
penelitian - penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Tabel I. Keaslian Penelitian
Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Central Obesity as A Major Determinant of Increased High-Sensitivity C-Reactive Protein in Metabolic Syndrome (Santos, 2005).
Abdominal Adiposity Is Associated With Elevated C-Reactive Protein Independent of BMI in Healthy Nonobese People (Lapice, 2009).
Hasil penelitian ini adalah kadar rata-rata hs-CRP lebih tinggi ketika ada indikasi sindrom metabolik ( 2.34 vs 1.36 ,P<0.001). Kenaikan kadar CRP lebih signifikan pada obesitas sentral (2.45 vs 1.24, P<0.001), tekanan darah tinggi (1.76 vs 1.12, P<0.001),dan hipertrigliseridemia (2.17vs1.32,P<0.001). Hasil penelitian ini adalah kadar hs-CRP lebih tinggi signifikan pada responden dengan obesitas sentral lingkar pinggang (96.4 ± 6.0 vs. 83.3 ± 6.7 cm, P<0.01) dan rasio lingkar pinggang-panggul (1.07 ± 0.08 vs. 0.85 ± 0.05, P<0.001) dibandingkan dengan responden kontrol. Dibandingkan dengan responden kontrol, responden dengan obesitas sentral mempunyai risiko tinggi penyakit kardiovaskular dengan kadar hs-CRP yang signifikan (1.96 ± 2.60 vs. 1.53 ± 1.74 mg/dl, P<0.01).
Meneliti mengenai faktor resiko seperti metabolik sindrom; obesitas sentral, lingkar pinggang (LP) terhadap kadar hs-CRP dalam darah
Meneliti hubungan obesitas sentral dengan risiko CVD dengan kadar hs-CRP
1. Responden yang digunakan pria dan wanita perkotaan, pada penelitian ini wanita dewasa pedesaan
2. Uji statistika yang digunakan uji prevalensi, penelitian ini uji korelasi
1. Merupakan
penelitian case control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar Hs-CRP Serum pada Mahasiswa Obes dan Tidak Obes di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado (Aprilianti, Kawengian, dan Bolang, 2013). Obesitas dan Hs-CRP pada Remaja Mahasiswa Baru di Universitas Hasanuddin (Harun, Hadju, dan Taslim, 2012).
Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo (Sunarti dan Maryani, 2013).
Hasil uji statistik Spearman didapatkan nilai koefisien korelasi (r) pada obesitas sebesar 0,01 dan nilai p=0,94 >α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa antara asupan lemak dengan kadar hs-CRP pada mahasiswa obes memiliki hubungan positif yang lemah tetapi tidak bermakna. Hasil uji bivariat memperlihatkan bahwa IMT (p=0,002), lingkar pinggang (p=0,001), persen lemak tubuh (p=0,002) memiliki hubungan positif yang bermakna dengan peningkatan kadar hs-CRP. Berdasarkan uji chi-square diperoleh hasil hubungan rasio lingkar pinggang dan pinggul dengan PJK dengan nilai RP =1.760; CI 95% =1,115 < RP < 2.778 dan p-value =0,007. Hubungan tekanan darah dengan kejadian PJK dengan nilai RP = 1.533; CI 95% = 1,041 < RP < 2.256 dan p-value = 0,022 sedangkan hubungan kadar gula darah dengan PJK dengan nilai RP = 1,148; CI
Meneliti korelasi obesitas dengan kadar hs-CRP
Meneliti hubungan obesitas dengan kadar hs-CRP
Meneliti hubungan lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) terhadap penyakit PJK
1. Responden yang diteliti merupakan mahasiswa (usia 18 tahun)
2. Berhubungan dengan pola makan dan asupan lemak responden
1. Responden
yang diteliti merupakan mahasiswa (remaja)
2. Uji statistika yang digunakan chi-square yang merupakan uji perbandingan
1. Tidak
menggunakan variabel hs-CRP
2. Uji perbandingan menggunakan uji chi-square
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Association of Very Highly Elevated C-Reactive Protein Concentration with Cardiovascular Events and All-Cause Mortality (Hamer, Chida, and Stamatakis, 2010). The relationship between body fat and C-reactive protein in middle-aged Korean population (Lim, Jang, Lee, Kimm, Park, Cho, et al., 2006).
95% = 0,779 < RP < 1.691 dan p-value = 0,317. Berdasarkan analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan hasil terdapat hubungan rasio lingkar pinggang pinggul dengan PJK dengan nilai p-value 0,028. Tidak ada hubungan antara tekanan darah dan kadar gula darah dengan nilai p-value 0,083 dan 0,782. Peningkatan signifikan pada kadar hs-CRP berkaitan dengan kejadian penyakit kardiovaskular,Frammingham risk score (FRS), BMI, obesitas sentral, dan pengobatan hormon (hazard ratio 2.40, 95% CI 1.51–3.81) Korelasi antara lingkar pinggang terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria (wanita r=0,206; pria r=0,146, p<0,001). Korelasi rasio lingkar pinggang dan panggul pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita (wanita r=0,144; pria r= 0,152, p<0,001).
Meneliti hubungan kadar hs-CRP dengan kejadian penyakit kardiovaskular
Meneliti obesitas terhadap kadar hs-CRP
1. Menggunaka
n uji hazard ratio
1. Pengukuran
indikasi obesitas dan faktor biokimia pada penelitian jurnal ini dilihat semua korelasinya dengan hs-CRP (massa lemak, presentase lemak, BMI, suprailiac
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Perbedaan Kadar hs-CRP pada Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas Universitas Lampung Tahun 2013 (Revitasari, Basuki, dan Tjiptaningrum, 2013). Analysis of the Relationship of Leptin, High-Sensitivity C-Reactive Protein, Adiponectin, Insulin, and Uric Acid to Meatabolic Syndrome in Lean, Overweight, and Obese Young Females (Abdullahh, Hasan, dan Raigangar, 2009).
Carotid Intima Media Thickness and High Sensitivity C-reactive Protein as Markers of Cardiovascular Risk in a Malaysian Population (Chua, Kilung, Ong, Fong, Yew,
Hasil dari penelitian tersebut yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kadar hs-CRP (p=0,000) dengan besarnya kekuatan hubungan yang termasuk dalam kategori kuat (0,624) Terdapat korelasi positif antara kadar hs-CRP dengan lingkar pinggang pada kelompok obesitas (r=0,48 dan p < 0,05). Terdapat korelasi positif namun lemah antara kadar hs-CRP dengan lingkar pinggang/obesitas sentral (p=0,263 dan r=0,003).
Meneliti hubungan obesitas dengan kadar hs-CRP Meneliti hubungan obesitas dengan kadar hs-CRP
Meneliti hubungan obesitas dengan kadar hs-CRP dan kejadian penyakit kardiovaskular
skinfold thickness, LDL, HDL, dan Trigliserida)
1. Variabel yang digunakan adalah BMI dan status gizi
1. Variabel yang
diteliti tidak hanya lingkar pinggang
2. Data yang dihasilkan terdistribusi normal
3. Responden yang digunakan berkisar usia 18-30 tahun (mahasiswa)
1. Data kadar hs-
CRP di log-transform agar terdistribusi normal
2. Variabel yang diukur tidak hanya lingkar pinggang dan kadar hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Khiew, et al., 2014). Association of Inflammation with Metabolic Syndrome among Low-Income Rural Kazakh and Uyghur Adults in Far Western China (Yan, Ma, Ding, Guo, Zhang, Mu, et al., 2015). Anthropometric measurements of general and central obesity and the prediction of cardiovascular disease risk in women : a cross-sectional study (Goh, Dhaliwal, Welborn, Lee, Della, 2014). High-Sensitivity C-Reactive Protein and Cardiovascular Disease (Yousuf, 2013).
Prevalensi kadar hs-CRP dengan metabolik sindrom lebih tinggi daripada yang non metabolik sindrom (p<0,05) Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul memiliki efek yang besar terhadap risiko penyakit kardiovaskular daripada BMI. Kadar hs-CRP berhubungan dengan kenaikan risiko penyakit kardiovaskular, seperti CHD (RR: 1,68; 95% CI: 1,59-1,78) dan stroke iskemik (RR:1,46; 95% CI:1,32-1,61).
Meneliti hubungan obesitas dengan kadar hs-CRP Meneliti hubungan antropometri dengan kejadian penyakit kardiovaskular Meneliti hubungan penyakit kardiovaskular dengan kadar hs-CRP
1. Variabel yang diukur tidak hanya kadar hs-CRP
1. Variabel yang diukur adalah Frammingham Score
1. Menggunakan uji ratio rate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi dan menambah wawasan pengetahuan mengenai korelasi
pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul
terhadap kadar hs-CRP dalam darah yang merupakan penanda inflamasi
sehingga dapat sebagai prediktor awal terjadinya penyakit kardiovaskular
pada responden wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
metode dalam menentukan obesitas sentral bagi segala lapisan
masyarakat dan dalam mendeteksi kadar hs-CRP sebagai penanda
penyakit kardiovaskular.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya korelasi
antara pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap
kadar hs-CRP dalam darah pada wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antropometri
Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang
pengukuran tubuh manusia yang meliputi massa tulang, otot, dan jaringan adiposa
(lemak). Pengukuran antropometri contohnya seperti Body Mass Index, lingkar
tubuh (lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul), dan skinfold
thickness guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran tiap individu ataupun
kelompok dan lain sebagainya. Pengukuran jaringan adiposa sangat penting
karena individu yang memiliki nilai jaringan adiposa yang tinggi dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus tipe 2,
penyakit kardiovaskular, dan lain sebagainya. Pengukuran antropometri
merupakan salah satu cara yang paling sederhana yang dapat dilakukan untuk
menilai obesitas (Indriati, 2010; Sunarti dan Maryani, 2013).
Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan dan tinggi
badan, tekanan darah sistolik dan diastolik, denyut nadi lingkar perut dan
pinggang, lingkar lengan atas, dan gigi permanen (Riskesdas, 2007).
1. Lingkar Pinggang. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
telah digunakan untuk menentukan obesitas sentral. Pengukuran lingkar
pinggang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas sentral.
Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit
kardiovaskular dan diabetes mellitus. Meskipun relatif mudah untuk
mengukur lingkar pinggang dan lingkar pinggang panggul, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengukuran tersebut harus diukur oleh orang yang terlatih. Penyimpanan
lemak subkutan di daerah perut, dapat berpengaruh dalam peningkatan
pengukuran lingkar pinggang. Perubahan lingkar pinggang karena usia
dikarenakan adanya perubahan dalam kolom vertebral dan truncal
posture. Pengukuran lingkar pinggang dapat diambil dengan tiga
pendekatan pengukuran sesuai definisi International Society for
Advancement Kinanthropometry (ISAK) yaitu diukur pada perut dengan
titik terdekat antara tulang rusuk bawah dan di atas tulang panggul
kemudian di ukur melingkar. (Dolan, Hansen, Fisher, 2012; Marfell, et
al., 2006).
Tabel II. Nilai Lingkar Pinggang Ideal Orang Asia (IDF Metabolic Syndrome, 2006)
Jenis Kelamin Lingkar Pinggang Laki-laki <90 cm
Perempuan <80 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 1. Pengukuran Lingkar Pinggang
(Riskesdas, 2007)
2. Rasio Lingkar Pinggang Panggul. Rasio lingkar pinggang panggul
merupakan metode untuk membedakan lemak tubuh bagian perut bawah
dan pada bagian perut atas atau pinggang. Bila lemak banyak terdapat di
bagian bawah disebut obesitas gynoid yang banyak terjadi pada wanita,
sebaliknya bila lemak lebih banyak terdapat di bagian perut abdomen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
maka disebut obesitas android dan lebih banyak terjadi pada laki-laki.
Lemak tubuh yang diukur dengan rasio lingkar pinggang panggul adalah
lemak subkutan dan viseral. Simpanan lemak subkutan banyak terdapat
di bagian panggul (Gibson, 2005).
Tabel III. Ukuran Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal (WHO, 2008)
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Ideal Laki-laki < 0,90
Perempuan < 0,85
Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul (Lyn, 2009)
Pada apple shape akumulasi lemak berada pada daerah abdominal
dan pear shape distribusi lemak dikonsentrasi pada daerah panggul dan
paha. Lingkar pinggang menunjukkan penanda yang lebih baik untuk
lemak abdominal dan korelasi yang lebih kuat dengan faktor risiko
penyakit kardivaskular dibandingkan dengan rasio lingkar pinggang-
panggul (Morris, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun
dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi
perluasan ke dalam jaringan organnya, ketidakseimbangan antara tinggi dan berat
badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan
yang melampaui ukuran ideal. Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh pola
hidup yang tidak sehat seperti terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya
aktivitas atau latihan fisik. Pengukuran obesitas yang paling mudah biasa
menggunakan Body Mass Index (BMI) dan lingkar pinggang. Obesitas dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, dan penyakit
penyerta lainnya (Bagchi and Preuss, 2013).
Obesitas sentral adalah suatu keadaan dimana adanya akumulasi lemak
secara intraabdominal dan subkutan di daerah abdomen (perut). Keadaan ini
sering diasosiasikan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan pengukuran
lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul, memiliki korelasi positif
terhadap adanya obesitas sentral (Kopelman, Caterson, and Dietz, 2009)
Obesitas sentral dipengaruhi oleh dua macam lemak yaitu lemak viseral
dan lemak subkutan. Lemak viseral merupakan penyebab utama penyakit kronis.
Jaringan adipose viseral melepaskan lebih banyak asam lemak ke dalam darah
daripada jaringan lemak lainnya. Hal ini kemudian mempengaruhi profil lemak di
dalam darah. Lemak subkutan hanya berada di bawah permukaan kulit pada
daerah abdomen, paha, panggul, dan kaki (Sizer and Whitney, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
C. High Sensitivity C-Reactive Protein (Hs-CRP)
High sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) adalah kadar dalam
kuantitas kecil yang diukur dengan metode yang sangat sensitif. C-reactive
protein dulunya hanya dikenal sebagai salah satu komponen dari protein fase akut,
namun sekarang dimanfaatkan sebagai penanda inflamasi sistemik yang sensitif
untuk memprediksi keadaan kejadian vaskular (Lawrence, 2005).
Peningkatan pemeriksaan CRP baik pemeriksaan hs-CRP maupun CRP
menyebabkan laboratorium menggunakan kedua pemeriksaan ini untuk
mendapatkan gambaran risiko penyakit kardiovaskular. Metode pemeriksaan CRP
seringkali tidak bermanfaat karena dengan metode ini tidak dapat mendeteksi
kadar CRP di bawah 3 mg/L. Metode pemeriksaan imunologi seperti aglutinasi
dapat mengukur CRP pada kadar 5-20 mg/L, sementara aterosklerosis merupakan
kondisi inflamasi subklinik kronik dengan kadar CRP tidak setinggi pada infeksi
atau inflamasi lain. Pengukuran CRP standar cukup baik untuk mengidentifikasi
inflamasi umumnya dalam tubuh, tetapi tidak cukup sensitif mendeteksi inflamasi
tingkat rendah yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung. Pemeriksan
CRP yang sangat sensitif dikembangkan untuk dapat mendeteksi CRP pada kadar
sangat rendah, yaitu antara 0,5-10,0 mg/L, sehingga pemeriksaan ini disebut high
sensitivity C-reactive protein atau hs-CRP (Deron, 2004 ; Indrati, 2015).
Hs-CRP merupakan suatu biomarker untuk mengetahui adanya inflamasi
pembuluh darah. CRP merupakan komponen penting dari sistem kekebalan tubuh
yang membentuk kompleks jika terjadi infeksi. Hubungan antara konsentrasi hs-
CRP dengan penyakit kardiovaskular adalah adanya korelasi yang kuat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
faktor risiko seperti genetik, gaya hidup, merokok, obesitas, BMI, sindrom
metabolik, diabetes mellitus, hipertensi, usia, jenis kelamin, hiperkolesterolemia
dan penanda inflamasi (Yousuf, et al., 2013).
C-reactive protein adalah suatu protein fase akut yang disintesis secara
khusus oleh hati di bawah kontrol IL-6. C-reactive protein yang disekresikan ke
dalam aterosklerosis dapat mengaktivasi sel-sel endotelial lokal dan menginduksi
protrombotik dan juga meningkatkan adesif dari leukosit-leukosit pada
endotelium (Kumar, Abbas, Fausto, and Aster, 2010).
Pemeriksaan kadar hs-CRP pada individu tampak sehat sangat prediktif
untuk melihat kejadian dan risiko masa depan penyakit kardiovaskular. Kadar hs-
CRP sebagai pencegahan primer dalam mendeteksi risiko pada individu yang
belum diketahui mempunyai masalah kesehatan. Pengukuran kolesterol dan hs-
CRP dapat memprediksi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, namun analis
tidak dapat memprediksi tingkat hs-CRP atas dasar tingkat kolesterol (dan
sebaiknya) karena masing-masing tes darah ini memiliki komponen berbeda dari
proses suatu penyakit. Hs-CRP merupakan prediktor kuat untuk penyakit jantung
dan stroke daripada kolesterol LDL. Pemeriksaan kadar hs-CRP dan LDL dengan
level tinggi menunjukkan bahwa individu memiliki risiko yang tinggi. Risiko
kejadian rendah, jika kedua kadar hs-CRP dan LDL pada level rendah, namun
individu dikatakan memiliki risiko tinggi jika kadar hs-CRP lebih tinggi dan kadar
LDL rendah dibandingkan dengan individu dengan kadar hs-CRP lebih rendah
dan kadar LDL tinggi. Tanpa evaluasi kadar CRP, individu tersebut akan
terlewatkan jika dokter mereka mengandalkan skrining kolesterol saja. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
penting untuk mengenali bahwa tinggi kadar kolesterol LDL tetap menjadi faktor
risiko kritis dan bahwa penurunan kolesterol LDL secara agresif adalah tujuan
dasar pencegahan penyakit kardiovaskular. Dengan demikian, rekomendasi
praktik baru-baru ini, pengukuran tingkat kolesterol dan CRP dilakukan bersama-
sama dan untuk memberikan intervensi perubahan gaya hidup untuk mencegah
risiko yang lebih tinggi (Ridker, 2003).
Pengukuran CRP merupakan pengukuran yang memiliki ketangguhan
paling baik dibandingkan dengan penanda inflamasi lainnya, karena tidak
terpengaruh oleh makanan, mempunyai waktu paruh yang panjang dibandingkan
penanda yang lain, seperti IL-6 (Packard and Libby, 2008).
Komponen metabolik sindrom seperti obesitas sentral, peningkatan
trigliserida, penurunan kolesterol HDL, hipertensi dan peningkatan kadar glukosa
darah mempunyai korelasi dengan peningkatan kadar hs-CRP dan berkontribusi
dalam memprediksi risiko penyakit pada orang yang mengalami sindrom
metabolik (Packard and Libby, 2008).
Jaringan adiposa dibagi menjadi dua yaitu jaringan adiposa sentral dan
jaringan adiposa perifer. Jaringan adiposa sentral (abdomen) mempunyai risiko
menimbulkan penyakit kardiovaskular lebih tinggi daripada jaringan adiposa
perifer (subkutan). Penghilangan lemak subkutan tidak menurunkan sensitifitas
insulin, tidak mengubah konsentrasi CRP dalam plasma, IL-6, TNF alfa, insulin,
dan konsentrasi lipid secara bermakna, sedangkan pengurangan lemak abdominal
berhubungan dengan peningkatan sensitifitas insulin, kolesterol HDL, dan
penurunan trigliserida dan tekanan darah (Fantuzzi and Mazzone, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Distribusi jaringan adiposa mempengaruhi pengukuran terhadap penyakit
makrovaskular. Jaringan adiposa perifer memberikan efek antiaterogenik pada
wanita. Lemak sentral berhubungan dengan kekakuan carotid dan femoral arteri.
Penelitian lain menunjukkan bahwa ketebalan carotid intima atau media
meningkat pada wanita yang mengalami obesitas. Jaringan adiposa abdominal
juga menghasilkan beberapa faktor yang berperan dalam penyakit kardiovaskular,
seperti IL-6, IL-8, MCP-1, vascular endhothelial growth factor, dan plasminogen
activator inhibitor 1 dalam kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan
adiposa subkutan (Fantuzzi and Mazzone, 2007).
Aterosklerosis adalah penyakit inflamasi. High sensitivity C-reactive
protein digunakan untuk memprediksikan kejadian serangan jantung sesudah
penumpukan kolesterol dalam dinding arteri, pengerasan menjadi plak dan
akhirnya mengganggu aliran darah, sehingga jantung tidak mendapat suplai
oksigen yang cukup dan akhirnya memicu serangan jantung. (Deron, 2004).
Plak kolesterol memblok arteri dan menjadi besar dalam dinding
arteri, sistem imun tubuh merespon dengan mengirim sel-sel darah putih untuk
menyerang plak yang terakumulasi dalam arteri. Semua aktifitas sel-sel imun
memberikan sinyal ke hati untuk memproduksi CRP untuk menyerang plak
(Deron, 2004).
Sel-sel imun masuk ke dalam arteri dan kemudian terjadi inflamasi,
proses ini dengan tidak sengaja membuat plak semakin buruk dalam
dinding arteri, dan plak semakin tidak stabil. Penyerangan oleh sistem imun
membuat plak menjadi pecah, dan terekspos material dalam sirkulasi darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Sekali ekspos darah, material ini dengan cepat menyebabkan formasi plak.
Pasien yang sudah diketahui memiliki aterosklerosis, kenaikan kadar CRP
dapat mengindikasikan pertumbuhan plak menjadi tidak stabil (Deron, 2004).
Jaringan adiposa mensekresikan sitokin seperti tumor nekrosis faktor
(TNF), IL-6, IL-1, dan IL-18, chemokines, dan hormon-hormon steroid.
Meningkatnya sekresi sitokin dan chemokines oleh jaringan adiposa pada
penderita obesitas menimbulkan inflamasi sub klinik kronik (asimptomatik) yang
ditandai dengan tingginya kadar CRP (Kumar, Abbas, Fausto, and Aster, 2010).
Konsentrasi IL-6 di dalam plasma adalah proporsional terhadap masa
lemak, jaringan lemak merupakan sumber yang sangat penting dari sitokin. Pada
orang obesitas terjadi peningkatan sel lemak dengan demikian akan menginduksi
ekspresi produksi IL-6 pada sel lemak. Jaringan lemak viseral melepaskan 2-
3 kali lebih banyak IL-6 dari pada jaringan lemak subkutan. Isolat sel lemak
viseral juga mengeluarkan lebih banyak IL-6 dari pada cadangan lemak subkutan
yang akan mempengaruhi sintesis protein CRP oleh hati. Saluran dari jaringan
lemak viseral mengalir secara langsung ke dalam hati (Indra, 2006).
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan American Heart
Association (AHA) merekomendasikan interpretasi nilai hs-CRP sebagai <1 mg/L
mempunyai risiko rendah, 1-3 mg/L mempunyai risiko sedang, dan >3
mg/L mempunyai risiko tinggi. Nilai >10 mg/L, jika dilakukan pengukuran
ulang dan tetap tidak dapat dijelaskan tingginya kadar hs-CRP ini, uji-uji
lain seharusnya dipertimbangkan untuk mengeksklusikan karena penyebab
inflamasi tidak berhubungan dengan jantung (non kardiovaskular). Rekomendasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
guideline bahwa pengukuran CRP dilakukan pada orang-orang yang secara
jelas tidak berada dalam kondisi inflamasi atau infeksi dan hasilnya
diinterpretasikan dalam mg/L (Ridker, 2003).
D. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum yang menggambarkan
penyakit jantung atau pembuluh darah (NHS, 2015), yang termasuk kedalam
penyakit kardiovaskular adalah coronary heart, cerebrovascular disease,
peripheral arterial disease, rheumatic heart disease, congenital heart disease,
deep vein thrombosis dan pulmonary embolism (WHO, 2015).
Penyebab dari munculnya penyakit ini adalah ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan jantung akan darah teroksigenasi yang disebabkan adanya
atherosklerosis kronis. Aterosklerosis adalah suatu keadaan dimana menebalnya
lumen pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan lipid, sehingga aliran
darah yang menyuplai oksigen ke jantung menjadi terhambat (Kumar, Abbas,
Fausto, and Aster, 2010).
E. Landasan Teori
Pengukuran antropometri merupakan ilmu yang secara khusus
mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia yang paling sederhana dan
mudah dilakukan untuk menilai obesitas (Sunarti dan Maryani, 2013). Obesitas
sentral adalah suatu keadaan dimana adanya akumulasi lemak secara
intraabdominal dan subkutan di daerah abdomen (perut). Keadaan ini sering
diasosiasikan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan pengukuran lingkar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul, memiliki korelasi positif terhadap
adanya obesitas sentral (Kopelman, 2009). CRP merupakan suatu biomarker
untuk mengetahui adanya inflamasi pembuluh darah. CRP merupakan komponen
penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk kompleks jika terjadi
infeksi dan penanda inflamasi sistemik yang sensitif untuk memprediksi keadaan
kejadian vaskular (Deron, 2004). High sensitivity C-reactive protein (hs-CRP)
merupakan salah satu penanda inflamasi yang penting pada penyakit
kardiovaskular yang digunakan sebagai alat yang potensial untuk memprediksikan
risiko penyakit kardiovaskular. High sensitivity C-reactive protein adalah
biomarker dalam kuantitas yang kecil yang diukur dengan metode yang sangat
sensitif sebagai prediktor dini penyakit kardiovaskular (Ridker, 2003). Penelitian
Lim, et al. (2006) menunjukkan bahwa ada korelasi bermakna antara lingkar
pinggang terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada 5162 responden wanita
dengan rentang usia 40-69 tahun (r=0,206 ; p <0,001).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa obesitas sentral menjadi faktor risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular dan kadar hs-CRP dapat menjadi penanda
penyakit kardiovaskular.
F. Hipotesis
Terdapat korelasi positif yang bermakna antara antara lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada
wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik
dengan rancangan potong lintang atau cross sectional. Penelitian observasional
analitik digunakan untuk melihat perbedaan antara faktor risiko dengan faktor
efek. Rancangan penelitian potong lintang atau cross sectional yaitu variabel
sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur
atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan), artinya
penelitian terhadap responden dilakukan satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut
atau pengulangan pengukuran. Pengumpulan data untuk penelitian ini, baik untuk
variabel risiko atau sebab maupun variabel akibat dilakukan secara bersama-sama
atau sekaligus. Rancangan penelitian ini dipilih sebab cocok untuk penelitian
klinis, baik deskriptif maupun analitik (Saryono, 2011; Notoatmodjo, 2010).
Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai korelasi antara lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan kadar hs-CRP dalam darah
pada wanita dewasa. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
merupakan faktor risiko, sedangkan hs-CRP merupakan faktor efek. Penelitian
terhadap responden penelitian dilakukan satu kali saja tanpa tindak lanjut atau
pengulangan pengukuran.
Langkah-langkah penelitian cross sectional adalah mengidentifikasi
variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor risiko dan faktor
efek, menetapkan responden penelitian atau populasi dan sampel, melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor risiko dan
efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan
data), dan melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar
kelompok-kelompok hasil observasi (pengukuran) (Notoatmodjo, 2010).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : ukuran lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar
pinggang panggul
2. Variabel tergantung : kadar hs-CRP dalam darah (mg/L)
3. Variabel pengacau
a. Terkendali : usia, jenis kelamin, dan keadaan puasa
b. Tidak terkendali : gaya hidup atau lifestyle, aktivitas responden,
dan keadaan patologis.
C. Definisi Operasional
1. Responden penelitian adalah wanita dewasa sehat pada umur 40-60 tahun
di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, yang
bersedia ikut dalam penelitian serta telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan
2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antropometri dan hasil
pemeriksaan laboratorium. Pengukuran antropometri yaitu pengukuran
lingkar pinggang, lingkar panggul, dan rasio lingkar pinggang panggul.
Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kadar hs-CRP dalam
darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada bagian antara tulang rusuk
paling bawah dan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul, lalu
diukur secara horizontal mengelilingi abdomen. Pita pengukur harus
menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan. Hasil pengukuran
dinyatakan dalam centimeter (cm).
4. Pengukuran lingkar panggul dapat dilakukan pada bagian terbesar
panggul mengitari bagian terluar pantat. Hasil pengukuran dinyatakan
dalam centimeter (cm).
5. Pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul dilakukan dengan membagi
nilai lingkar pinggang dengan nilai lingkar panggul.
6. Obesitas sentral adalah suatu keadaan dimana adanya akumulasi lemak
intraabdominal dan subkutan di daerah abdomen (perut). Obesitas sentral
diasosiasikan dengan risiko penyakit kardiovaskular.
7. High sensitivity C-reactive protein atau hs-CRP merupakan suatu
biomarker inflamasi sistemik yang sensitif untuk memprediksi keadaan
kejadian vaskular dan sebagai gambaran risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular.
8. Kadar hs-CRP diperoleh dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Pramita
di Jalan Cik Ditiro Yogyakarta yang dinyatakan dalam mg/L atau mg/dl
9. Standar yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul menurut
World Health Organization (2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Kriteria Hs-CRP menurut Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) dan American Heart Association (2015) merekomendasikan
interpretasi nilai hs-CRP sebagai berikut : < 1 mg/L atau 0,1 mg/dl
mempunyai risiko rendah, 1-3 mg/L atau 0,1-0,3 mg/dl mempunyai
risiko sedang, dan >3 mg/L atau 0,3 mg/dl mempunyai risiko tinggi
terkena penyakit kardiovaskular.
D. Responden Penelitian
Responden penelitian yaitu masyarakat pedesaan wanita dewasa sehat di
Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah responden penelitian diperoleh dengan
mengetahui data jumlah keseluruhan warga wanita di desa Kepuharjo. Desa
Kepuharjo terdiri dari pedukuhan Kepuh, Kaliadem, Pagerjurang, Batur, Kopeng,
Petung dan Manggong. Pedukuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedukuhan Kepuh, Pagerjurang, Kaliadem, Petung dan Batur. Pedukuhan
Manggong dan Kopeng tidak diikutsertakan dalam pengambilan data penelitian
ini, dikarenakan responden dari pedukuhan tersebut sudah digunakan untuk
melakukan validasi kuisioner. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah masyarakat
Kepuharjo, Cangkringan, Yogyakarta, wanita dewasa sehat berumur antara 40–60
tahun, tidak ada riwayat penyakit kardiometabolik, tidak dalam keadaan oedem,
tidak mengkonsumsi obat-obatan terkait kardiometabolik, bersedia untuk berpuasa
selama 10–12 jam dan bersedia menandatangani informed consent. Kriteria
eksklusi yang ditetapkan adalah responden tidak hadir saat pengambilan data,
responden sedang sakit, hasil pemeriksaan responden tidak lengkap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mengkonsumsi obat-obatan penurun kadar lipid dan kadar glukosa, menopause
dan memiliki kadar hs-CRP yang sangat tinggi yaitu >10 mg/L.
Gambar 3. Skema Pencarian Responden
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data responden dilakukan sebanyak 3 kali dengan perincian
waktu penelitian sebagai berikut :
1. Tanggal 30 Mei 2015 di Balai Desa Kepuharjo, pukul 09.00-13.00
2. Tanggal 18 Juni 2015 di Balai Desa Kepuharjo, pukul 14.00-16.00
3. Tanggal 19 Juni 2015 di Gedung Serba Guna Huntap Pagerjurang,
pukul 14.00-16.00
Jumlah penduduk Desa Kepuharjo : 2.209 penduduk
Dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan tidak masuk dalam
kriteria eksklusi : 120 responden
100 responden yang bersedia menandatangani informed consent
50 responden wanita yang menandatangi informed consent
dan bersedia hadir
48 responden wanita
20 responden tidak hadir dan tidak bersedia menandatangani informed consent
2 responden memiliki kadar hs-CRP >10 mg/L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi
Antropometri dan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Masyarakat
Pedesaan” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Penelitian payung ini bertujuan untuk memperoleh
korelasi pengukuran antropometri yang paling baik untuk mendeteksi penyakit
kardiovaskular khususnya pada masyarakat pedesaan. Penelitian ini dilakukan
secara berkelompok dengan jumlah anggota 10 orang dengan kajian yang
berbeda-beda. Pada penelitian kali ini, peneliti hanya mengkaji korelasi
lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar hs-CRP
dalam darah pada wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Cangkringan,
Sleman, Yogyakarta. Kajian yang diteliti dalam penelitian payung ini tergambar
dalam bagan berikut :
Body Mass Index (BMI)
Pria HbA1c
Wanita
HbA1c
Lipoprotein (a)
Hs-CRP
Body Fat Percentage (BFP)
Pria HbA1c
Wanita
HbA1c
Lipoprotein (a)
Hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 4. Skema Pembagian Kajian Penelitian Payung
G. Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini adalah teknik non-random sampling
dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random atau
bukan secara acak merupakan pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dapat diperhitungan, tetapi semata-mata dan hanya
berdasarkan segi-segi kepraktisan belaka. Purposive sampling yaitu pengambilan
sampel dilakukan atas pertimbangan yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan
identifikasi karakteristik populasi yaitu ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
Pengambilan sampel secara non-random dengan jenis purposive
sampling karena responden yang digunakan pada penelitian ini hanya yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian, sehingga tidak semua responden memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai responden penelitian. Pada
penelitian korelasi, sampel yang digunakan minimal 30 sampel tiap kelompok
(Lodico, 2010). Oleh karena itu , pada penelitian ini, ditetapkan bahwa sampel
yang dibutuhkan minimal 30 responden yaitu pada penelitian jumlah responden
wanita yang diteliti sebanyak 50 responden.
Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul (RLPP)
Pria HbA1c
Wanita
HbA1c
Lipoprotein (a)
Hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah pita pengukur atau meteran
merk Butterfly® untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah dikalibrasi di
Badan Metrologi di Jalan Sisingamangaraja No. 21, Yogyakarta. Instrumen
pengukur kadar hs-CRP di laboratorium Pramita adalah merk Architect CI8200
dan dengan metode pengukuran Imunoturbidimetri. Instrumen lain yang
digunakan adalah leafleat dan informed consent.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal. Pada observasi awal ini dilakukan pencarian informasi
mengenai jumlah penduduk total dan jumlah penduduk di tiap-tiap desa
di Cangkringan, Yogyakarta serta pencarian tempat pedukuhan yang
tepat untuk dilakukan penelitian. Observasi pada awalnya dilakukan di
Kantor Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta untuk menentukan
desa mana yang bersedia untuk dilakukannya penelitian ini. Desa yang
dipilih peneliti untuk dilakukannya penelitian yaitu Desa Kepuharjo,
alasannya pertimbangan letak dan kondisi geografisnya mewakili
masyarakat pedesaan dan desa Kepuharjo bisa diajak kerjasama untuk
dilakukannya penelitian ini. Penduduk desa Kepuharjo sebagian besar
bekerja sebagai petani. Tahap selanjutnya mencari responden yang sesuai
kriteria inklusi yaitu yang berusia 40-60 tahun di Balai Desa Kepuharjo.
Pencarian ini dibantu oleh perangkat desa di Balai Desa Kepuharjo dan
akhirnya peneliti mendapat responden yang sesuai dengan kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Peneliti juga melakukan observasi laboratorium untuk menganalisis
sampel darah responden. Peneliti melakukan observasi berbagai
laboratoium klinik di Yogyakarta. Laboratorium Pramita dipilih dengan
alasan sudah terakreditasi, biaya analisis yang relatif murah, serta hasil
yang didapat juga relatif cepat.
2. Permohonan izin dan kerjasama. Permohonan izin untuk melakukan
penelitian ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
untuk memperoleh ethical clearance. Hal ini bertujuan untuk memenuhi
etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat
dipublikasikan. Surat ethical clearance dikeluarkan oleh Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada pada tanggal 18 Mei 2015 dengan nomor surat
KE/FK/502/EC (Lampiran 1). Permohonan izin kedua ditujukan kepada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di kantor Bappeda
Kabupaten Sleman yang bertujuan untuk memperoleh izin melakukan
penelitian di Kecamatan Cangkringan. Permohonan izin selanjutnya yaitu
memohon izin dari Kantor Kecamatan Cangkringan. Kepala Bappeda
memberikan izin pada tanggal 28 April 2015 dengan nomor surat izin
070/Bappeda/1799/2015 (Lampiran 2). Camat Cangkringan memberikan
izin pada tanggal 5 Mei 2015 dengan nomor surat izin 070/334
(Lampiran 3). Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis
darah, diajukan ke bagian Laboratorium Pramita di Jalan Cik Ditiro No.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
17 Yogyakarta. Permohonan kerjasama juga ditujukan kepada responden
penelitian dengan menggunakan informed consent.
3. Permohonan informed consent dan leaflet. Pembuatan leaflet bertujuan
membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian
ini. Konten dari leaflet ini antara lain berisi tujuan penelitian, manfaat
penelitian yang diterima responden, pengukuran antropometri meliputi
pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul-panggul, body fat
percentage, dan body mass index, serta pemeriksaan laboratorium yang
meliputi, profil lipid, yaitu HbA1c, Lipoprotein A dan hs-CRP. Lembar
leaflet terlampir pada Lampiran 6 dan 7. Informed consent ditujukan
sebagai bukti kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti
penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar
yang dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Lembar
informed consent terlampir pada Lampiran 8.
4. Pencarian responden. Pencarian responden dilakukan setelah mendapat
izin penelitian dari Bappeda Kabupaten Sleman. Izin tersebut diteruskan
ke Kantor Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta untuk meminta
informasi mengenai desa, padukuhan, RW, dan RT. Penduduk di Desa
Kepuharjo ada 2.209 penduduk di Desa Kepuharjo, Cangkringan,
Sleman, Yogyakarta, kemudian mendapat 120 responden dengan cara
door to door yang masuk kriteria inklusi, lalu setelah didapat responden
yang dibutuhkan, calon responden kemudian diberi informasi mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, dan diingatkan untuk berpuasa
selama 10-12 jam. Selanjutnya, jika calon responden dapat ditemui,
maka calon responden diberi penjelasan mengenai penelitian ini
secara umum, tujuan penelitian dan manfaat yang didapat dari
penelitian ini, dan dijelaskan juga mengenai kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan. Pada tahap ini, beberapa calon
responden menolak mengikuti penelitian ini dikarenakan beberapa
alasan, seperti sudah menopause, takut terhadap jarum suntik, atau
menolak untuk berpuasa selama 10-12 jam. Calon responden yang
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian akan diberikan informed
consent, yang selanjutnya diisi dan ditandatangani oleh responden
sebagai bukti kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini dari awal
sampai akhir.
5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Validitas merupakan suatu
indeks yang menunjukkan ketepatan pengukuran alat ukur sesuai dengan
yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoadmodjo, 2010). Instrumen
pengukur kadar hs-CRP adalah instrumen pengukur merk Architect
CI8200 di laboratorium Pramita Yogyakarta dan instrumen pengukur
lingkar pinggang dan lingkar panggul dan diuji validitas dan
reliabilitasnya adalah pita pengukur merk Butterfly®. Instrumen atau alat
penelitian dikatakan valid jika menunjukkan pengukuran yang
sebenarnya sesuai dengan yang diukur. Pengujian validitas alat pita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pengukur ini dilakukan di Balai Metrologi Yogyakarta. Hasil pengujian
validitas instrumen menunjukkan bahwa alat yang digunakan valid
ditunjukkan pada skala ukuran pada instrumen/alat yang sudah tepat dan
sesuai dengan skala yang ditunjukkan. Lembar pengujian instrumen
penelitian terlampir pada Lampiran 4 dan 5. Instrumen dikatakan reliable
jika CV ≤ 5% (Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011). Alat
yang digunakan untuk pengukuran antropometri di kalibrasi di Balai
Metrologi Yogyakarta.
6. Pengukuran antropometri dan pengambilan darah. Parameter yang diukur
oleh peneliti adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang
panggul, sedangkan pengambilan darah responden penelitian untuk
pengukuran nilai hs-CRP dalam darah yang dilakukan oleh tenaga ahli
dari Laboratorium Pramita Yogyakarta.
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang
rusuk paling bawah dan pangkal paha atau panggul, sedangkan untuk
lingkar panggul dilakukan pada bagian terbesar dari panggul mengitari
bagian terluar bagian pantat. Pita pengukur yang dilingkarkan pada tubuh
responden, tidak boleh terlalu ketat, menekan pada kulit, dan membuat
responden tidak nyaman. Kemudian posisi pita pengukur paralel terhadap
lantai, posisi responden berdiri tegak, tangan di samping, dan kaku rapat
satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
7. Analisis sampel darah responden. Sampel darah responden yang telah
diambil, dibawa ke Laboratorium Pramita Jalan Cik Ditiro No. 17,
Yogyakarta untuk dianalisis kadar hs-CRP.
8. Pembagian hasil pemeriksaan. Hasil analisis darah langsung diberikan
kepada responden setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari
Laboratorium Pramita Yogyakarta. Peneliti dan dosen pembimbing juga
membantu menjelas mengenai hasil analisis darah responden disertai
penjelasan mengenai terapi non farmakologi jika ada hasil yang tidak
normal dan responden bisa bertanya jika ada hal yang masih kurang jelas.
9. Pengolahan data. Data diolah awalnya dengan menyusun data yang
sejenis, kemudian digolongkan ke dalam kategori yang sudah ditetapkan,
dan melakukan analisis data menggunakan SPSS.
J. Analisis Data
Program statistik yang digunakan adalah SPSS versi 17 dan lisensi
olahan uji statistika dari Clinical Epidemiology dan Biostatistics Unit (CE&BU)
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan program
statistika SPSS versi 22. Data diolah secara statistik dengan taraf keperayaan
95%. Uji normalitas data dilakukan untuk melihat distribusi normal data dengan
menggunakan uji Shapiro-Wilk, jika sampel ≤ 50 responden. Data yang didapat
dikatakan normal atau tidak dilihat dari nilai sig (p). Suatu data yang memiliki
distribusi normal jika nilai p >0,05. Uji distribusi normal, kemudian dilakukan uji
komparatif tidak berpasangan 2 kelompok, yaitu jika tidak memenuhi syarat
distribusi normal, maka digunakan uji Mann-Whitney (uji nonparametrik). Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Pearson dan Spearman. Uji korelasi
yang digunakan adalah Pearson bila salah satu variabel berdistribusi normal. Jika
sebaran data tidak normal, gunakan uji korelasi Spearman (Dahlan, 2015).
Koefisien determinasi atau koefisien regresi ditunjukkan dengan nilai R2,
digunakan untuk menunjukkan seberapa besar lingkar pinggang dapat menjadi
prediktor penyakit kardiovaskular yang ditunjukkan dengan pengukuran hs-CRP.
Menurut Gravetter and Wallnau (2009) R2 dengan nilai 0,01 berarti memiliki efek
yang kecil, nilai 0,09 memiliki efek yang sedang, dan nilai 0,25 memiliki efek
yang tinggi.
Pertama yang dilakukan adalah analisis karakteristik dan deskripsi data.
Data yang dianalisis meliputi usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang
panggul dan kadar hs-CRP dalam darah. Data tersebut dianalisis dengan
menghitung rata-rata (mean), nilai tengah (median), simpangan deviasi (SD), nilai
minimum dan nilai maksimum. Uji nomalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-
Wilk karena jumlah data yang didapat ≤ 50 responden.
Analisis selanjutnya adalah analisis uji komparatif untuk melihat
perbedaan kadar hs-CRP dalam darah pada kelompok obesitas sentral dan tanpa
obesitas sentral. Uji ini dilakukan pengelompokkan data hs-CRP berdasarkan nilai
lingkar pinggang ≥80 cm (obesitas sentral) dan lingkar pinggang <80 cm (tanpa
obesitas sentral). Data selanjutnya diuji normalitasnya, sehingga didapat data
tidak terdistribusi normal, sehingga uji komparatif yang digunakan adalah uji
Mann-Whitney.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Analisis terakhir adalah uji korelasi antara lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang panggul terhadap kadar hs-CRP dalam darah. Data yang
didapatkan tidak terdistribusi normal untuk variabel lingkar pinggang dan kadar
hs-CRP, sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Spearman,
sedangkan untuk variabel data RLPP berdistribusi normal dan kadar hs-CRP tidak
berdistribusi normal dapat digunakan uji korelasi Pearson.
Tabel IV. Interpretasi Uji Hipotesis Korelatif (Dahlan, 2015)
No Parameter Nilai Interpretasi
1 Kekuatan korelasi
secara statistik
0,0 - <0,2 sangat lemah
0,2 - <0,4 lemah
0,4 - <0,6 sedang
0,6 - <0,8 kuat
0,8 - 1,00 sangat kuat
2 Arah korelasi
Positif semakin tinggi variabel A semakin tinggi variabel B
Negatif semakin tinggi variabel A semakin rendah variabel B
3 Nilai p Nilai p >0,05 korelasi tidak bermakna
Nilai p <0,05 korelasi bermakna
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan penelitian ini adalah responden yang telah bersedia
bekerjasama dalam penelitian ini tidak hadir pada saat pengambilan darah
pada waktu yang ditetapkan oleh peneliti sebelumnya sehingga penelitian ini
perlu melakukan penelitian sampai 3 kali sampai responden yang diinginkan
tercapai.
Responden tidak berpuasa pada saat pengambilan darah padahal telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
diinformasikan pada saat penawaran kerjasama penelitian bahwa hal tersebut
dapat mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak menggambarkan kondisi
yang sebenarnya, sehingga responden yang tidak puasa dieksklusi.
Status kesehatan yang dialami oleh responden. Pentingnya status
kesehatan akan sangat mempengaruhi hasil analisis, responden yang sedang
mengalami infeksi, inflamasi, demam, atau sudah memiliki penyakit degeneratif
masuk dalam kriteria ekslusi sehingga perlu wawancara yang lebih mendalam dan
detail untuk mengetahui status kesehatan dari responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan kepada 50 responden wanita dewasa di Desa
Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang memenuhi
kriteria penelitian dengan rentang usia 40-60 tahun. Ada 2 responden yang di
eksklusi karena kadar hs-CRP pada 2 responden tersebut >10 mg/L. Analisis
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan mengetahui karakteristik data
yang diperoleh. Profil karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia,
lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar hs-CRP dalam darah
seperti yang ditunjukkan pada tabel V. Uji normalitas data yang diperoleh
menggunakan Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah responden penelitian ≤50
(Dahlan, 2013).
Tabel V. Profil Karakteristik Responden
Karakteristik Wanita (n=48)
p Median (Min-Maks)
Usia (tahun) 45 (40-53) 0,016
Lingkar pinggang (cm) 80 (64-109) 0,050
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (cm)
0,839 ± 0,060 0,051*
hs-CRP (mg/L) 2,80 (1,20-6,40) 0,001
hs-CRP pada obesitas sentral 3,35 (1,40-6,40) 0,039
hs-CRP tanpa obesitas sentral 2,40 (1,20-5,50) 0,029
hs-CRP pada RLPP ≥ 0,85 2,80 (1,40-6,40) 0,020
hs-CRP pada RLPP < 0,85 2,50 (1,20-5,80) 0,047
* Nilai signifikansi >0,05 berarti data terdistribusi normal (mean ± SD )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Usia
Responden dalam penelitian ini dengan rentang usia 40-60 tahun. Usia
terendah adalah 40 tahun dan usia tertinggi adalah 53 tahun. Data usia responden
diuji normalitasnya dengan metode Shapiro-Wilk pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil uji normalitas menghasilkan signifikansi sebesar 0,016 yang berarti data
usia responden p <0,05 sehingga dapat usia responden tidak terdistribusi normal.
Gambar 5. Sebaran data usia responden
Usia dengan rentang 40-60 tahun pada wanita karena pada usia tersebut
masih mengalami menstruasi atau belum mengalami menopause. Menurut
Santrock (2004) merupakan kategori usia dewasa pertengahan. Pada kategori usia
dewasa pertengahan ini merupakan usia yang rentan mengalami penyakit
degenatif (Santrock, 2004). Menurut penelitian Motamed (2015) yang melibatkan
3199 responden dengan range umur 40-80 tahun merupakan usia yang rentan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular, sehingga pengukuran antropometri
dan hs-CRP dapat digunakan untuk memprediksi risiko penyakit kardiovaskular
sebaga tindakan pencegahan terhadap kejadian serangan jantung dan stroke
(Ridker, 2003).
2. Lingkar pinggang
Responden yang ikut dalam penelitian ini adalah baik yang mengalami
obesitas sentral maupun yang tidak mengalami obesitas sentral. Hasil analisis
statistik deskriptif uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan taraf
kepercayaan 95% pada data lingkar pinggang menunjukkan signifikansi <0,05
sehingga data lingkar pinggang pada responden tidak terdistribusi normal. Median
atau nilai tengah untuk data lingkar pinggang adalah 80 cm dan lingkar pinggang
terendah adalah 64 cm dan lingkar pinggang tertinggi adalah 109 cm.
Gambar 6. Sebaran data lingkar pinggang responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel VI. Jumlah Responden Berdasarkan Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang (cm) Jumlah responden
≥ 80 26
< 80 22
Menurut IDF Metabolic Syndrome 2006, lingkar pinggang pada wanita
dewasa yang memiliki resiko sindrom metabolik adalah ≥ 80 cm. Pengukuran
lingkar pinggang merupakan salah satu metode antropometri yang paling
sederhana dan cukup akurat dalam memprediksi obesitas sentral. Obesitas
sentral, berkorelasi positif terhadap risiko penyakit seperti penyakit
kardiovaskular (Santos, 2005). Dari data tabel VI dapat dilihat bahwa responden
yang memiliki lingkar pinggang normal atau kurang dari 80 cm ada 22 orang,
sedangkan responden yang mengalami obesitas sentral sebanyak 26 orang.
3. Rasio lingkar pinggang panggul
Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) merupakan hasil perbandingan
antara lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Hasil analisis statistik
deskriptif uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan
95% pada data RLPP menunjukkan signifikansi >0,05 sehingga data RLPP pada
responden terdistribusi normal. Mean atau rata-rata untuk data RLPP adalah 0,839
dengan standar devasi 0,06.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 7. Sebaran data rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
Tabel VII. Jumlah Responden Berdasarkan RLPP
RLPP (cm) Jumlah responden
≥ 0,850 19
< 0,850 29
Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) digunakan untuk menunjukkan
penyebaran jaringan adiposa pada bagian intraabdominal dan subkutan. Semakin
besar nilai RLPP semakin besar pula jaringan adiposa intraabdominal, sehingga
mempunyai kemungkinan lebih besar menyebabkan sindrom metabolik (Fox,
2007). Ukuran RLPP yang normal menurut WHO (2008) yaitu <0,850; sedangkan
jika memiliki RLPP ≥0,850 terjadi peningkatan risiko sindrom metabolik. Dari
tabel VII dapat dilihat bahwa responden yang memiliki RLPP lebih dari sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dengan 0,850 sebanyak 19 responden, sedangkan yang memiliki RLPP normal
sebanyak 29 responden.
Pengukuran RLPP adalah salah satu teknik pengukuran yang
berfokus pada distribusi lemak pada tubuh. Timbunan lemak pada pinggang dan
perut lebih berasosiasi dengan tingginya risiko penyakit dan kematian, jika
dibandingkan dengan timbunan lemak di paha, panggul, dan pantat (Floyd,
2007).
4. Kadar hs-CRP dalam darah
Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan data kadar hs-CRP tidak
berdistribusi normal dengan nilai signifikansi <0,05. Median atau nilai tengah
untuk data kadar hs-CRP adalah 2,80 mg/L dan kadar hs-CRP terendah adalah 1,20
mg/L an kadar hs-CRP tertinggi adalah 6,4 mg/L.
Gambar 8. Sebaran data kadar hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel VIII. Jumlah Responden Berdasarkan Kadar hs-CRP
Kadar hs-CRP (mg/L) Jumlah responden Keterangan
< 1,0 0 risiko rendah
1,0 - 3,0 25 risiko sedang
>3,0 23 risiko tinggi
Kadar hs-CRP dalam penelitian ini memiliki rata-rata 3,05 mg/L. Rerata
kadar hs-CRP yang didapat termasuk dalam kategori yang berisiko sedang.
Berdasarkan tabel VIII, tidak ada responden yang mempunyai risiko rendah
mengalami penyakit kardiovaskular, sedangkan 25 responden mempunyai risiko
sedang mengalami penyakit kardiovaskular dan 23 responden mempunyai risiko
tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Pada penelitian ini responden yang
mempunyai kadar hs-CRP >10 mg/L dieksklusi. Menurut Ridker (2003), jika
kadar hs-CRP dalam darah sangat tinggi (>10 mg/L) sudah mengalami infeksi
sistemik, infeksi akut, dan luka, sehingga perlu adanya pengecekan ulang 2-3
minggu setelah dilakukannya tes pada responden yang memiliki kadar hs-CRP >10
mg/L untuk memastikan kondisi infeksi yang diderita. Pada penelitian ini
responden yang mengalami demam, infeksi, dan inflamasi ketika wawancara
dieksklusi, karena hasil pengukuran tidak dapat dipertimbangkan didalam penyakit
kardiovaskular karena dengan adanya infeksi maupun inflamasi dapat
meningkatkan kadar hs-CRP dalam darah berkali-kali lipat (Kumar, et al., 2010).
Menurut Yousuf dan Mohanty (2013) hs-CRP merupakan penanda
inflamasi sistemik yang sensitif dan merupakan penanda prediktif yang sangat kuat
untuk risiko penyakit kardiovaskular yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
B. Perbedaan Kadar Hs-CRP Antara Obesitas Sentral dan Tanpa Obesitas
Sentral
Responden dikelompokkan menjadi kelompok obesitas sentral (lingkar
pinggang ≥80 cm) dan tanpa obesitas sentral (lingkar pinggang <80 cm),
kemudian dilakukan uji statistik komparatif untuk mengetahui terdapat perbedaan
bermakna kadar hs-CRP antara kelompok obesitas sentral dan tanpa obesitas
sentral. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel IX.
Tabel IX. Perbedaan Kadar Hs-CRP antara Obesitas Sentral dan Tanpa Obesitas Sentral
LP<80 cm (n=22)
LP≥80 cm (n=26)
p RLPP<0,85
(n=29) RLPP ≥0,85
(n=19)
p
Hs-CRP (mg/L)
2,40 (1,20-5,50)
3,35 (1,40-6,40) 0,073*
2,50
(1,20-5,80)
2,80
(1,40-6,40)
0,627* *Perbedaan tidak berbeda bermakna p>0,05 ( median (min-maks) )
Gambar 9. Sebaran data perbandingan lingkar pinggang obese dan tanpa obese terhadap kadar hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 10. Sebaran data perbandingan antara RLPP terhadap kadar hs-
CRP
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok obesitas sentral
mempunyai kadar hs-CRP cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok tanpa
obesitas sentral, namun perbedaanya tidak bermakna (p>0,05). Hasil tabel IX
menunjukkan bahwa responden yang memiliki lingkar pinggang ≥80 cm atau
yang memiliki kategori obesitas sentral memiliki risiko tinggi menderita penyakit
kardiovaskular (median = 3,35), meskipun perbedaan secara statistika tidak
bermakna. Hasil penelitian dari Lapice (2009), menyatakan bahwa terdapat
perbandingan rata-rata hs-CRP yang bermakna antara responden yang mengalami
obesitas sentral dengan responden yang tidak mengalami obesitas sentral
(p=0,04). Menurut Santos (2005), kenaikan kadar hs-CRP lebih signifikan pada
obesitas sentral (p<0,001).
Responden dikelompokkan berdasarkan rasio lingkar pinggang panggul
(RLPP) dengan pembagian RLPP ≥0,85 diindikasikan obesitas sentral dan RLPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
<0,85 diindikasikan tanpa obesitas sentral. Lalu dilakukan uji statistik komparatif
untuk mengetahui terdapat perbedaan bermakna kadar hs-CRP terhadap kelompok
RLPP.
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok RLPP ≥0,85 dan
RLPP <0,85 mempunyai kadar hs-CRP dalam kategori yang memiliki risiko
sedang, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar hs-CRP
terhadap rasio lingkar pinggang panggul (p=0,627).
Lingkar pinggang merupakan pengukuran yang lebih baik daripada rasio
lingkar pinggang panggul, karena dapat dilihat dari hasil perbandingan pada tabel
IX, lingkar pinggang dapat membedakan kadar hs-CRP yang mempunyai risiko
tinggi pada kategori obesitas sentral, sedangkan untuk perbandingan RLPP tidak
dapat dibedakan, meskipun kedua perbandingan tersebut secara statistika tidak
signifikan.
Obesitas sentral berhubungan dengan penanda inflamasi termasuk
diantaranya hs-CRP, TNF-alfa, dan IL-6. Pada individu obesitas mempunyai
akumulasi jaringan adiposa atau kelebihan adiposit. Adiposit-adiposit ini
mensekresikan IL-6 yang dapat menginduksi produksi CRP oleh hati.
Peningkatan lingkar pinggang merupakan perubahan fenotipik yang lebih besar
yang memberikan gambaran tentang lemak seseorang. Mekanisme peningkatan
kadar hs-CRP dalam darah pada obesitas sentral melalui peningkatan produksi IL-
6 pada seseorang dengan lemak pada visceral yang tinggi. Produksi IL-6 yang
tinggi dapat menginduksi peningkatan produksi CRP dari hati (Lawrence, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada tabel IX dapat dilihat bahwa responden yang memiliki lingkar pinggang ≥ 80
cm memiliki risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
Pengukuran RLPP adalah salah satu teknik pengukuran yang
berfokus pada distribusi lemak pada tubuh. Timbunan lemak pada pinggang dan
perut lebih berasosiasi dengan tingginya risiko penyakit kardiovaskular dan
kematian, jika dibandingkan dengan timbunan lemak di paha, panggul, dan
pantat (Floyd, 2007). Pada tabel IX dapat dilihat bahwa perbandingan RLPP
terhadap kadar hs-CRP tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga
lingkar pinggang merupakan teknik pengukuran yang lebih baik dibandingkan
RLPP karena lingkar pinggang berfokus pada obesitas sentral yang memiliki
pengaruh besar terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular.
C. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Terhadap Kadar Hs-CRP dalam Darah
Uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar hs-CRP dalam darah
menggunakan uji korelasi Spearman karena data lingkar pinggang dan data hs-
CRP tidak terdistribusi normal. Hasil korelasi ditunjukkan pada tabel X.
Uji korelasi rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar hs-CRP dalam
darah menggunakan uji korelasi Pearson karena data rasio lingkar pinggang
panggul terdistribusi normal dan data hs-CRP tidak terdistribusi normal. Jika ada
salah satu data yang terdistribusi normal, dapat digunakan uji korelasi Pearson
(Dahlan, 2015). Hasil korelasi ditunjukkan pada tabel X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel X. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Hs-CRP dalam Darah
Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Determinasi
(R2)
Signifikansi (p)
Lingkar Pinggang
(cm)
0,356
0,177
0,013*
Rasio Lingkar Pinggang Panggul
0,107
0,011
0,471
*Korelasi bermakna (p<0,05)
Gambar 11. Diagram sebaran korelasi antara lingkar pinggang terhadap
kadar hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 12. Diagram sebaran korelasi antara rasio lingkar pinggang
panggul terhadap kadar hs-CRP
Tabel X menunjukkan bahwa secara statistik terdapat korelasi positif
yang bermakna antara lingkar pinggang (LP) terhadap kadar hs-CRP dalam darah
dengan kekuatan korelasi lemah yaitu nilai r = 0,356 dan nilai p = 0,013. Pada
penelitian ini didapatkan nilai R2 sebesar 0,177 yang berarti bahwa 17,7% data hs-
CRP yang terpengaruh oleh ukuran lingkar pinggang, sedangkan 82,3% lainnya
terpengaruh oleh faktor lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif lemah bermakna
antara lingkar pinggang dengan kadar hs-CRP, sehingga pengukuran lingkar
pinggang dapat dipakai sebagai salah satu metode untuk prediktor awal terhadap
adanya penyakit kardiovaskular. Meningkatnya lingkar pinggang dihubungkan
dengan tingginya kadar hs-CRP. Korelasi ini sesuai dengan hipotesis bahwa
lemak abdominal dapat menginduksi produksi CRP dari hati dan dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskular (Yousuf, et al., 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan.
Penelitian Lim, et al. (2006) menunjukkan bahwa ada korelasi bermakna antara
lingkar pinggang terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada 5162 responden
wanita dengan rentang usia 40-69 tahun (r=0,206 ; p <0,001). Penelitian dari
Revitasari, dkk. (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
kadar hs-CRP pada responden yang obesitas pada 63 responden wanita pada
rentang usia remaja dewasa (mahasiswa). Penelitian dari Abdullah, et al. (2009)
menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kadar hs-CRP dengan lingkar
pinggang pada kelompok obesitas (r=0,48 ; p <0,05) pada responden dengan usia
berkisar 18-30 tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa hs-CRP sebagai penanda
inflamasi, yang dihasilkan dari hati untuk menghasilkan sitokin dari jaringan
adiposa untuk menuju sirkulasi yang dapat meningkatkan penyakit kardiovaskular
pada kelompok obesitas. Pada penelitian Chua, et al. (2014) menunjukkan bahwa
terdapat korelasi positif namun lemah antara kadar hs-CRP dengan obesitas
sentral pada populasi Malaysia dengan usia berkisar 18-69 tahun (p=0,263 ; r =
0,003). Pada penelitian Faam, et al. (2014) menunjukkan bahwa ada korelasi
positif namun lemah kadar hs-CRP terhadap lingkar pinggang (p=0,175 ; r =
0,014) pada 220 responden wanita dan 132 responden pria pada usia >19 tahun
pada populasi Tehranian. Huffman, et al. (2010) menemukan bahwa terdapat
korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dan ln hs-CRP (r=0,406 ;
p=0,001) pada 116 wanita tanpa diabetes. Snodgrass, et al. (2007) juga
menemukan bahwa terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang
dengan log hs-CRP ( r=0,487 ; p <0,001) pada 84 wanita dengan rerata usia 32,3 ±
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
11,4 tahun. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Hayuningtyas (2011) juga
menemukan bahwa terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang
dengan kadar hs-CRP (r=0,655 ; p< 0,001) pada 46 responden wanita berusia 30-
50 tahun pada karyawati Universitas Sanata Dharma. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya bahwa terdapat
korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar hs-CRP dalam
darah.
Hasil analisis data penelititan yang terlihat pada tabel X menunjukkan
bahwa secara statistik terdapat korelasi positif yang tidak bermakna antara rasio
lingkar pinggang panggul dengan kadar hs-CRP dalam darah dengan kekuatan
korelasi lemah yaitu nilai r = 0,107 dan nilai p = 0,471. Pada penelitian ini
didapatkan nilai r2 sebesar 0,011 yang berarti hanya 1,1% data hs-CRP yang
terpengaruh oleh rasio lingkar pinggang panggul, sedangkan 98,9% lainnya
terpengaruh oleh faktor lain.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Arumalla
dan Kathyaini (2011) yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif tidak
bermakna antara rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) terhadap kadar hs-CRP
dalam darah (r=0,128 ; p =0,205) pada 122 pria dan 78 wanita dengan rentang
usia 20-50 tahun. Mahajan, et al. (2009) juga menemukan hasil bahwa terdapat
korelasi positif tidak bermakna antara RLPP dengan kadar hs-CRP (r= 0,130 ;
p>0,01) pada 985 orang. Faam, et al. (2014) juga menemukan hasil bahwa
terdapat korelasi positif sangat lemah dan tidak bermakna antara RLPP dengan
kadar hs-CRP dalam darah (r=0,004 ; p=0,959) pada 132 pria dan 220 wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dengan usia lebih dari 19 tahun. Penelitian serupa juga dilakukan oleh
Hayuningtyas (2011) juga menemukan bahwa terdapat korelasi positif tidak
bermakna antara rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar hs-CRP (r=0,134 ;
p=0,375) pada 46 responden wanita berusia 30-50 tahun pada karyawati
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini menemukan korelasi positif tidak bermakna antara RLPP
terhadap kadar hs-CRP dapat disebabkan karena RLPP akan menyamarkan
komposisi jaringan adiposa sentral (abdominal) dengan peningkatan lingkar
panggul dan dapat dipengaruhi oleh kesalahan pengukuran lingkar pinggang dan
lingkar panggul (Lee, Song, and Sung, 2008).
Lingkar pinggang menunjukkan tanda lebih baik untuk lemak abdominal
dan memiliki hubungan lebih kuat dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular
dibandingkan dengan rasio lingkar pinggang panggul (Morris, 2010). Pernyataan
tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian ini yang menunjukkan terdapat korelasi
positif yang bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar hs-CRP dalam darah
dibandingkan dengan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar hs-CRP
terdapat korelasi positif namun tidak bermakna.
Beberapa kelemahan dari penelitian ini adalah kurangnya penggalian
informasi yaitu ketika wawancara dengan responden terhadap kondisi yang
dialami pada saat penelitian, faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular serta
penyakit penyerta lainnya yang menyebabkan kadar hs-CRP sangat tinggi,
penggunaan rancangan cross-sectional sehingga tidak ada tindak lanjut atau
follow-up dan tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit secara akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang terhadap
kadar hs-CRP dalam darah dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,356; p=0,013),
serta korelasi positif tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang panggul
terhadap kadar hs-CRP dalam darah dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,107;
p=0,471) pada wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman,
Yogyakarta.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk menyempurnakan penelitian
ini, antara lain :
1. Penelitian berikutnya sebaiknya dilakukan penggalian informasi lebih
mendalam sebelum pengambilan data tentang riwayat kesehatan pasien,
terutama tentang adanya infeksi, peradangan, maupun luka untuk
meminimalkan eksklusi data.
2. Jika ada kadar hs-CRP >10 mg/L, dilakukan eksklusi data karena sudah
tidak bisa sebagai prediktor penyakit kardiovaskular dan sebaiknya
dilakukan pemeriksaan kembali 2-3 minggu pasca penelitian.
3. Responden penelitian dapat dilakukan pada usia produktif (30-40 tahun)
untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular lebih dini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Penelitian selanjutnya, perlu dilakukan pemberian edukasi lebih lanjut
setelah didapatkan hasil data komparatif dan korelasi, supaya masyarakat
dapat menjalani pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya penyakit
degeneratif seperti penyakit kardiovaskular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A.R., Hasan, H.A., and Raigangar, V.L., 2009, Analysis of the
Relationship of Leptin, High-Sensitivity C-Reactive Protein, Adiponectin, Insulin, and Uric Acid to Metabolic Syndrome in Lean, Overweight, and Obese Young Females, Metabolic Syndrome and Related Disorders, 7 (1), 17-22.
Aprilianti, F., Kawengian, S.E.S., dan Bolang, A.S.L., 2013, Hubungan Asupan
Lemak dengan Kadar Hs-CRP Serum pada Mahasiswa Obes dan Tidak Obes di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal e-Biomedik, 1(1), 252-259.
Arumalla, V.K., dan Kathyaini, R., 2011, Serum High Sensitivity C-Reactive
Protein (hs-CRP) in Different Grades of Obesity, Research Journal of Pharmaceutical, Biological, and Chemical Science, 2 (4), 1041-1046.
Bagchi, D. and Preuss, H., 2013, Obesity : Pathophysiology, and Prevention,
CRC Press, United Stated States of America, p.4. Chua, S.K., Kilung, A., Ong, T.K., Fong, A.Y.Y., Yew, K.L, Khiew, N.Z.,
Hanim, M.A., et al., 2014, Carotid Intima Media Thickness and High Sensitivity C-Reactive Protein as Markers of Cardiovaskular Risk in a Malaysian Population, Med J Malaysia, 69 (4), 166-173.
Dahlan, M.S., 2013, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Kelima,
Salemba Medika, Jakarta, hal. 24, 46, 53. Dahlan, M.S., 2015, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Keenam,
Salemba Medika, Jakarta, hal. 224. Departemen Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Bakti Husada, Jakarta,
258-260. Deron, S.J., 2004, C-Reactive Protein : Everything You Need to Know About CRP
and Why It’s More Important Than Cholesterol to Your Health, McGrawHill, New York, pp. 2,6, 15-16.
Direktorat Bina Penunjang Medik, 2011, Uji Fungsi Alat Kimia Klinis dan
Hematologi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 2. Dolan, C. M., Hansen, M., and Fisher, K., 2012, Anthropometry and Mortality in
Older Women: Potential Survival Benefit of Overweight and Obesity, Springer, New York Dordrecht Heidelberg, p. 1451.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Faam, B., Zarkesh, M., Daneshpour, M.S., Azizi, F., and Hedayati, M., 2014, The Association Between Inflammatory Markers and Obesity-Related Factors in Tehranian Adults : Tehran lipid and glucose study, Iranian Journal of Basic Medical Sciences, 17, 577-582.
Fantuzzi, G. and Mazzone, T., 2007, Adipose Tissue and Atherosclerosis :
Exploring the Connection, Arterioscler Thromb Vasc Biol, 27, 996-1003. Floyd, P., Mimms, S., and Yelding, C., 2007, Personal Health : Perspective and
Lifestyles, 4th Edition, Cengage Learning, Philadelphia, p. 337. Fox, C.S., Massaro, J.M., Hoffmann, U., Pou, K.M., Maurovich, P., Liu, et al.,
2007, Abdominal Visceral and Subcutaneous Adipose Tissue Compartments : Association with Metabolic Risk Factors in the Framingham Heart Study, Circulation, 116, 39-48.
Gravetter, F.J. and Wallnau, L.B., 2009, Statistics for the Behavioral Sciences,
Cengage, USA, p. 295. Gibson, R.S., 2005, Principle of Nutritional Assessment, 2nd Edition, Oxford
University Press, New York, pp. 261-262. Goh, Dhaliwal, Welborn, Lee, Della, 2014, Anthropometric measurements of
general and central obesity and the prediction of cardiovascular disease risk in women : a cross-sectional study, BMJ Open, 4, 1-9.
Grundy, S.M., 2004, Obesity, Metabolic Syndrome, and Cardiovascular Disease,
The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, 89, 2595-2600. Hamer, M., Chida, Y., and Stamatakis, E., 2010, Association of Very Highly
Elevated C-Reactive Protein Concentration with Cardiovascular Events and All-Cause Mortality, Clinical Chemistry, 56 (1), 132-135.
Hu, S.S., Kong, L.Z., Gao, R.L., Zhu, M.L., Wang, W., et al., 2012, Outline of
The Report on Cardiovascular Disease in China, Biomed Environment Science, 25, 251-256.
Indra, 2006, Adiposit, Obesitas dan Masalah Kesehatan Global di Era Millenium,
Edisi 1, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Surabaya, hal. 23, 31-34.
Indrati, 2015, Peranan High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) pada
Penyakit Jantung Koroner, Current Biomarker in Acute Coronary Syndrome, 2-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Indriati, E., 2010, Antropometri: Untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi, dan Olahraga, Citra Aji Parama, Yogyakarta, hal. 1, 84.
International Diabetes Federation, 2006, The IDF Consensus Worldwide
Definition of Metabolic Syndrome, Metabolic Syndrome, 4,11,19. Kopelman, P.G., Caterson, I.D., and Dietz, W.H., 2009, Clinical Obesity in Adults
and Childrean, 3rd Edition, John Wiley Sons, New Jersey, pp. 215-216. Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., and Aster, J.C., 2010, Robbins and Cotran
Pathologic Basis of Disease, 8th Edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, p. 498, 545.
Lapice, E., Maione, S., Patti, L., Cipriano, P., Rivellese, A.A., Riccardi, G., et al.,
2009, Abdominal Adiposity Is Associated With Elevated C-Reactive Protein Independent of BMI in Healthy Nonobese People, Cardiovascular and Metabolic Risk, Diabetes Care, 32, 1734-1736.
Lawrence, G., 2005, Sindrom Metabolik Merupakan Manifestasi dari Keadaan
Inflamasi, J Med Nus., 26 (1), 53-54. Lee, K., Song, Y.M., and Sung, J., 2008, Which Obesity Indicators are Better
Predictor of Metabolic Risk? : Healthy Twin Study, Obesity, 16, 834-840.
Lim, S., Jang, H.C., Lee, H.K., Kimm., K.C., Park, C., and Cho, N.H., 2006, The
Relationship Between Body Fat and C-reactive protein in Middle-Aged Korean Population, Atherosclerosis, 184, 171-177.
Lodico, M.G., Spaulding, D.T., and Voegtle, K.H, 2010, Methods in Educational
Research : From Theory to Practice, John Wiley & Sons, San Francisco, p. 227.
Lyn, S., 2009, Waist-to-Hip Ratio, Another Way to Measure Health,
http://www.prlog.org/10220168-waist-to-hip-ratio.jpg, diakses tanggal 10 September 2015.
Mahajan, A., Tabassum, R., Chavali, S., Dwivedi, O. P., Bharadwaj, M., Tandon,
N., et al., 2009, High Sensitivity C-Reactive Protein Levels and Type 2 Diabetes in Urban North Indians, J Clin Endocrinol Metab, 94, 2122-2127.
Marfell-Jones, M., Ods, T., Stewart, A., Carter, L., 2006, International standards
for anthropometric assessment, National Library of Australia, Australia, p.63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Misra, A. and Khurana, L., 2008, Obesity and The Metabolic Syndrome in Developing Countries, J.Clinendocrinol Metabolism, 93 (1), 59530.
Morris, J.C., 2010, Dietitian’s Guide to Assessment and Documentation, Jones
and Bartlett Publishers, Canada, pp. 86. Motamed, N., Perumal, D., Fhea M., Zamani, Ashrafi, H., Haghjoo, M., et al.,
2015, Conicity Index and Waist-to-Hip Ratio Are Superior Obesity Indices in Predicting 10 Year Cardiovascular Risk Among Men and Women, Clinical Cardiology, 38 (9), 527-534.
NHS, 2015, High Cholesterol,
http://www.nhs.uk/conditions/cholesterol/Pages/Introduction.aspx, diakses tanggal 18 Maret 2015.
Notoadmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
hal. 37. Packard, R.R.S. and Libby, P., 2008, Inflammation in Atherosklerosis : From
Vascular Biology to Biomarker Discovery and Risk Prediction, Clinical Chemistry, 54(1), 24-38.
Revitasari, D., Basuki, W., dan Tjiptaningrum, A., 2013, Perbedaan Kadar hs-
CRP Pada Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas Universitas Lampung Tahun 2013, Tesis, 54, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Lampung.
Ridker, P.M., 2003, C-Reactive Protein : A Simple Test to Help Predict Risk of
Heart Attack and Stroke, Cardiology Patient Page: Circulation, (108), 81-85.
Santos, A.C., Lopes, C., Guimaraes, J.T., and Barros, H., 2005, Central Obesity
As a Major Determinant of Increased High-sensitivity C-Reactive Protein in Metabolic Syndrome, International Journal of Obesity, (29), 1452-1456.
Santrock, J.W., 2004, Life-Span Development, 9th Edition, McGraw-Hill, New
York, p. 56. Saryono, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan : Penuntun Praktis Bagi
Pemula, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta, hal. 49.
Sizer, F. and Whitney, E., 2013, Nutrition : Concepts and Controversies, 13th
Edition, Cengage Learning, Connecticut, p. 337.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Snodgrass, J.J., Leonard, W.R., Tarskaia, L.A., McDade, T.W., Sorensen, M. V., Alekseev, V., et al., 2007, Anthropometric Correlates to C-Reactive Protein among Indigenous Siberian, J Physiol Anthropol, 26, 241-246.
Sunarti dan Maryani, E., 2013, Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 16 (1),73–82.
World Health Organization, 2008, Waist Circumference and Waist-Hip Ratio:
Report of a WHO Expert Consultation, WHO Document Production Services, Geneva, p. 894.
World Health Organization, 2015, Obesity, http://www.who.int/topics/obesity/en/,
diakses tanggal 13 Maret 2015.
Yan, Ma, Ding, Guo, Zhang, Mu, et al., 2015, Association of Inflammation with Metabolic Syndrome among Low-Income Rural Kazakh and Uyghur Adults in Far Western China¸ Mediator of Inflammation, Vol. 2015, 1-7.
Yousuf, O., Mohanty, B.D., Martin, S.S., Joshi, P.H., Blaha, M.J., Nasir, K., et
al., 2013, High-Sensitivity C-Reactive Protein and Cardiovascular Disease, Journal of the American College of Cardiology, Vol. 62, No. 5: 397–408.
Yu, S., Guo, X., Yang, H., Zheng, L., and Sun, Y., 2014, An Update on The
Prevalence of Metabolic Syndrome and Its Associated Factors in Rural Northeast China, BMC Public Health, 14(877), 1-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 2. Surat Izin Bappeda untuk Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian di Kecamatan Cangkringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 4. Sertifikat Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (Halaman 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 5. Sertifikat Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (Halaman 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 6. Lembar Leaflet Tampak Depan
Lampiran 7. Lembar Leaflet Tampak Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 8. Lembar Informed Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 9. Lembar Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 10. Form Pemeriksaan Antropometri Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 11. Lembar Hasil Pengukuran Kadar hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 12. Foto Pelaksanaan Penelitian
Tanggal 10 Mei 2015
Pendataan warga Desa Kepuharjo Tanggal 12 Mei 2015 Tanggal 29 Mei 2015
Pendataan warga dari rumah ke rumah Persiapan pengambilan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pengambilan Data Hari I (Tanggal 30 Mei 2015)
Penandatanganan Inform Consent Pengecekan Tekanan Darah
Pengukuran Berat Badan Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran LP-RLPP Pengukuran Body Fat Percentage (tricep)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pengambilan Darah Pembagian makanan dan uang transport Pengambilan Data Hari II (18 Juni 2015)
Penandatanganan Inform Consent Pengecekan Tekanan Darah
Pengukuran LP-RLPP Pengambilan Darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pengukuran Berat Badan Pengukuran Tinggi Badan
Pembagian Souvenir dan Uang Transport
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 13. Uji Deskriptif dan Normalitas Usia Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 14. Uji Deskriptif dan Normalitas Lingkar Pinggang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 15. Uji Deskriptif dan Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 16. Uji Deskriptif dan Normalitas Kadar hs-CRP dalam Darah (mg/L)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 17. Uji Normalitas Komparatif Kadar hs-CRP pada Lingkar Pinggang Obese dan Non Obese
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 18. Uji Normalitas Komparatif Kadar hs-CRP pada Rasio Lingkar Pinggang ≥0,85 dan <0,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 19. Uji Komparatif Mann-Whitney antara Kadar hs-CRP dengan LP obese dan tanpa obese
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 20. Uji Komparatif Mann-Whitney Kadar hs-CRP pada Rasio Lingkar Pinggang ≥0,85 dan <0,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 21. Uji Korelasi Spearman antara Lingkar Pinggang terhadap Kadar hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 22. Uji Korelasi Pearson antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul dan Kadar hs-CRP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 23. Hasil Olahan Perhitungan Statistika dari CE&BU
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LINGKAR PINGGANG(LP) (cm) .140 48 .020 .952 48 .050 LINGKAR PANGGUL (cm) .137 48 .024 .973 48 .338 RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL (RLPP)
.096 48 .200* .953 48 .051
hs-CRP (mg/l) .127 48 .053 .908 48 .001
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
LINGKAR
PINGGANG(LP) (cm)
LINGKAR PANGGUL
(cm)
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL
(RLPP) hs-CRP (mg/l)
Spearman's rho LINGKAR PINGGANG(LP) (cm) r 1.000 .882** .783** .356*
p-value . .000 .000 .013
N 48 48 48 48
LINGKAR PANGGUL (cm) r .882** 1.000 .434** .458**
p-value .000 . .002 .001
N 48 48 48 48
RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL (RLPP)
r .783** .434** 1.000 .097
p-value .000 .002 . .513
N 48 48 48 48
hs-CRP (mg/l) r .356* .458** .097 1.000
p-value .013 .001 .513 .
N 48 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 24. Pengukuran Reliabilitas Alat (CV)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 25. SOP Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul
Langkah-langkah pengukuran lingkar pinggang menurut Riskesdas
(2007) :
1. Responden diminta dengan cara yang santun untuk membuka
pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan
raba tulang rusuk terakhir responden untuk menetapkan titik
pengukuran
2. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
3. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul
4. Tetapkan titik tengah di antara titik tulang rusuk terakhir titik
ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul, kemudian minta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
responden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal
(ekspirasi normal)
5. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai dari titik tengah
kemudian sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut
kembali menuju titik tengah di awal pengukuran
6. Apabila responden mempunyai perut yang gendut ke bawah,
pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir
pada titik tengah tersebut lagi.
7. Pita pengukur tidak boleh melipat
Langkah-langkah pengukuran lingkar panggul menurut Riskesdas
(2007):
1. Responden diminta berdiri tegap
2. Palpasi dan tetapkan daerah trochanter mayor pada tulang
paha
3. Lingkarkan pita ukur tanpa melakukan penekanan
4. Posisikan pita ukur pada lingkar maksimum dari pantat
Rasio Lingkar Pinggang Panggul : Pembagian antara Lingkar
Pinggang (cm) / Lingkar Panggul (cm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 26. Surat Keterangan Lisensi Statistika CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Grace Shelia Pramitha Putri,
lahir di Ambon tanggal 1 Juli 1994 dan merupakan
anak pertama dari dua bersaudara pasangan RM.
Supramono dan Ani Rientarti Nugrahaningsih.
Pendidikan penulis dimulai dari TK Bhayangkari
Masohi (1998-1999), kemudian pindah di TK Pertiwi
V Karangmojo (1999-2000), kemudian dilanjutkan ke SD Kanisius II Wonosari
(2000-2006), SMP Negeri 1 Wonosari (2006-2009), dan SMA Stella Duce 1
Yogyakarta (2009-2012). Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif dalam kepanitiaan,
seperti TITRASI (Tiga Hari Temu Akrab Farmasi), PAIFEST 2013 (Paingan
Festival 2013), dan KPU BEMF dan DPMF 2013. Tahun 2014 penulis mengikuti
organisasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) sebagai anggota
Pengabdian Masyarakat periode 2014/2015. Selama menjalani perkuliahan,
penulis juga aktif sebagai asisten praktikum untuk Praktikum Botani Farmasi pada
tahun 2013, Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia pada tahun 2014, dan
Praktikum Biokimia pada tahun 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI