redesign kulkas dengan menggunakan korelasi metode antropometri dan usabilitas serta ...

13
REDESIGN KULKAS DENGAN MENGGUNAKAN KORELASI METODE ANTROPOMETRI DAN USABILITAS SERTA MEMPERTIMBANGAN POSTUR PENGGUNA (Studi Khasus di Alfamart Kawasan Sleman) Rian Yudha Perwira Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, [email protected] Abstrak Alfamart merupakan salah satu retail besar yang berada di Indonesia. Sesuai informasi yang didapatkan di website Alfamartku.com, Alfamart terbuka 24 jam. Kebutuhan konsumen untuk mengkonsumsi produk-produk yang dijual di Alfamart pun tinggi salah satunya pada produk minuman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedayagunaan, resiko yang muncul saat pemindahan produk ke kulkas pendingin, serta mendesain ulang rancangan kulkas pendingin yang ada di Alfamart tersebut sesuai yang dibutuhkan konsumen dan sesuai dengan dimensi tubuh pengguna kulkas tersebut. Hal tersebut dikarenakan tingginya intensitas pemakaian kulkas tersebut karena kulkas tersebut merupakan sarana untuk menjaga kesegaran minuman yang diinginkan konsumen. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode postur, usabilitas, dan antropometri yang telah dikorelasikan menjadi satu pokok bahasan. Subjek dari penelitian ini yaitu pelanggan Alfamart dan karyawan Alfamart dengan 5 orang pelanggan Alfamart (3 laki-laki, 2 perempuan) serta 40 orang karyawan Alfamart (20 laki-laki, 20 perempuan). Lokasi penelitian berada di Alfamart yang terletak di wilayah Sleman. Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kurang produktivitasnya kedayagunaan kulkas Alfamart berada pada gagang pintu dan pengatur pendingin kulkas. Hasil pembahasan yang diperoleh dengan menggunakan metode postur yaitu metode RULA dan REBA dengan kategori sedang, sehingga perlu adanya perbaikan sistem kerja seperti pemberian gambar petunjuk pemindahan yang baik dan benar. Untuk Usabilitas, kurang efektifnya fitur kulkas terletak pada pengaturan pendingin kulkas dan gagang pintu kulkas tersebut. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode Antropometri peneliti mendesain ulang gagang pintu dan pengatur pendingin kulkas sesuai yang responden keluhkan. Kata Kunci : Postur, Usabilitas, Antropometri. Kulkas Abstract Alfamart is one of the major retailers located in Indonesia. As for the information obtained on the website Alfamartku.com, Alfamart is open 24 hours non stop. Consumer needs to consume products in Alfamart, any one of them in the beverage product. The purpose of this study was to determine the usefulness, risks of injury when product transfer to the cooling refrigerator controller, as well as redesigning existing draft cooling refrigerator controller in the appropriate Alfamart consumer needs and in accordance with the user 's body dimensions of the refrigerator. This is due to the high intensity of use of the refrigerator because the refrigerator is a means to maintain the freshness of beverages that consumers needs. The method used for this research is a method of posture, usability, and anthropometry has correlated into a single subject. The subject of this research is Alfamart customers and employees Alfamart with customers Alfamart 5 (3 men, 2 women) and 40 employees Alfamart (20 men, 20 women). Location of the study are in Alfamart located in Sleman. The conclusion from these studies indicate that the lack of productivity usefulness Alfamart refrigerator was on the door’s handle and cooling refrigerator controller. Discussion of the results obtained by using the method RULA posture and REBA with the medium category, so the need for system improvement work, such as providing a good image removal instructions and correct. For usability, lack of effective feature lies in cooling refrigerator controller and the handle. Therefore, by using the method of anthropometry researchers redesign the handle and the appropriate cooling refrigerator controller respondents complaining. Keywords : Posture, usability, anthropometry, refrigerator. 1. PENDAHULUAN Pada era globalisasi, banyaknya produk yang diproduksi dan dipasarkan di berbagai retailer-retailer yang telah disepakati. Barang didistribusikan ke retailer-retailer tersebut salah satunya di Alfamart di wilayah Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari website resmi Alfamart yaitu Alfamartku.com, Alfamart merupakan retailer yang buka selama 24 jam. Oleh karena itu, fasilitas- fasilitas di Alfamart akan sering digunakan baik dari pembeli maupun dari karyawan itu sendiri. Salah satu fasilitas yang sering digunakan adalah kulkas pendingin yang berada di Alfamart tersebut. Hal tersebut dikarenakan kebiasaan konsumen membeli minuman yang segar yang dijual di Alfamart. Kesegaran minuman tersebut dapat terjaga

Upload: rianyudha

Post on 24-Nov-2015

170 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • REDESIGN KULKAS DENGAN MENGGUNAKAN KORELASI METODE

    ANTROPOMETRI DAN USABILITAS SERTA MEMPERTIMBANGAN POSTUR

    PENGGUNA

    (Studi Khasus di Alfamart Kawasan Sleman)

    Rian Yudha Perwira

    Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, [email protected]

    Abstrak

    Alfamart merupakan salah satu retail besar yang berada di Indonesia. Sesuai informasi yang didapatkan di

    website Alfamartku.com, Alfamart terbuka 24 jam. Kebutuhan konsumen untuk mengkonsumsi produk-produk

    yang dijual di Alfamart pun tinggi salah satunya pada produk minuman. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui kedayagunaan, resiko yang muncul saat pemindahan produk ke kulkas pendingin, serta mendesain

    ulang rancangan kulkas pendingin yang ada di Alfamart tersebut sesuai yang dibutuhkan konsumen dan sesuai

    dengan dimensi tubuh pengguna kulkas tersebut. Hal tersebut dikarenakan tingginya intensitas pemakaian

    kulkas tersebut karena kulkas tersebut merupakan sarana untuk menjaga kesegaran minuman yang diinginkan

    konsumen. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode postur, usabilitas, dan antropometri yang

    telah dikorelasikan menjadi satu pokok bahasan. Subjek dari penelitian ini yaitu pelanggan Alfamart dan

    karyawan Alfamart dengan 5 orang pelanggan Alfamart (3 laki-laki, 2 perempuan) serta 40 orang karyawan

    Alfamart (20 laki-laki, 20 perempuan). Lokasi penelitian berada di Alfamart yang terletak di wilayah Sleman.

    Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kurang produktivitasnya kedayagunaan

    kulkas Alfamart berada pada gagang pintu dan pengatur pendingin kulkas. Hasil pembahasan yang diperoleh

    dengan menggunakan metode postur yaitu metode RULA dan REBA dengan kategori sedang, sehingga perlu

    adanya perbaikan sistem kerja seperti pemberian gambar petunjuk pemindahan yang baik dan benar. Untuk

    Usabilitas, kurang efektifnya fitur kulkas terletak pada pengaturan pendingin kulkas dan gagang pintu kulkas

    tersebut. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode Antropometri peneliti mendesain ulang gagang pintu

    dan pengatur pendingin kulkas sesuai yang responden keluhkan.

    Kata Kunci : Postur, Usabilitas, Antropometri. Kulkas

    Abstract

    Alfamart is one of the major retailers located in Indonesia. As for the information obtained on the website

    Alfamartku.com, Alfamart is open 24 hours non stop. Consumer needs to consume products in Alfamart, any

    one of them in the beverage product. The purpose of this study was to determine the usefulness, risks of injury

    when product transfer to the cooling refrigerator controller, as well as redesigning existing draft cooling

    refrigerator controller in the appropriate Alfamart consumer needs and in accordance with the user 's body

    dimensions of the refrigerator. This is due to the high intensity of use of the refrigerator because the

    refrigerator is a means to maintain the freshness of beverages that consumers needs. The method used for this

    research is a method of posture, usability, and anthropometry has correlated into a single subject. The subject

    of this research is Alfamart customers and employees Alfamart with customers Alfamart 5 (3 men, 2 women)

    and 40 employees Alfamart (20 men, 20 women). Location of the study are in Alfamart located in Sleman. The

    conclusion from these studies indicate that the lack of productivity usefulness Alfamart refrigerator was on the

    doors handle and cooling refrigerator controller. Discussion of the results obtained by using the method RULA posture and REBA with the medium category, so the need for system improvement work, such as providing a

    good image removal instructions and correct. For usability, lack of effective feature lies in cooling refrigerator

    controller and the handle. Therefore, by using the method of anthropometry researchers redesign the handle

    and the appropriate cooling refrigerator controller respondents complaining.

    Keywords : Posture, usability, anthropometry, refrigerator.

    1. PENDAHULUAN Pada era globalisasi, banyaknya produk

    yang diproduksi dan dipasarkan di berbagai

    retailer-retailer yang telah disepakati. Barang

    didistribusikan ke retailer-retailer tersebut

    salah satunya di Alfamart di wilayah Sleman,

    Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari

    website resmi Alfamart yaitu Alfamartku.com,

    Alfamart merupakan retailer yang buka

    selama 24 jam. Oleh karena itu, fasilitas-

    fasilitas di Alfamart akan sering digunakan

    baik dari pembeli maupun dari karyawan itu

    sendiri. Salah satu fasilitas yang sering

    digunakan adalah kulkas pendingin yang

    berada di Alfamart tersebut. Hal tersebut

    dikarenakan kebiasaan konsumen membeli

    minuman yang segar yang dijual di Alfamart.

    Kesegaran minuman tersebut dapat terjaga

  • apabila diletakkan di kulkas pendingin.

    Tingginya intensitas penggunaan kulkas

    pendingin sehingga perlu sebuah penelitian

    untuk mengetahui seberapa besar kenyamanan

    dan kemudahan untuk digunakan kulkas

    tersebut serta melakukan perancangan ulang

    kulkas sesuai kebutuhan pengguna dan

    antropometrik pengguna tersebut.

    1.1 Manual Material Handling (MMH) Kegiatan MMH menurut pendapat Mc

    Cormick dan Sanders (1993) serta Alexander

    (1986) yang sering dilakukan oleh pekerja di

    dalam industri antara lain :

    1. Kegiatan pengangkatan benda (Lifting Task)

    2. Kegiatan pengantaran benda (Carrying Task)

    3. Kegiatan mendorong benda (Pusing Task) 4. Kegiatan menarik benda (Pulling Task) Pemilihan manusia sebagai tenaga kerja

    dalam melakukan kegiatan penanganan

    material bukanlah tanpa sebab. Penanganan

    material secara manual memiliki beberapa

    keuntungan sebagai berikut :

    1. Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan

    beban pada ruang terbatas dan pekerja

    yang tidak beraturan.

    2. Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan menggunakan mesin.

    3. Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat.

    1.2 Rapid Entire Body Assessment (REBA) Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah

    metode yang dikembangkan dalam bidang

    ergonomic dan dapat digunakan secara cepat

    untuk menilai posisi kerja atau postur leher,

    punggung, lengan, pergelangan tangan, dan

    kaki seorang operator. Selain itu metode ini

    juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban

    eksternal yang ditopang oleh tubuh serta

    aktivitas pekerja. Penilaian dengan

    menggunakan REBA tidak membutuhkan

    waktu lama untuk melengkapi dan melakukan

    scoring general pada daftar aktivitas yang

    mengindikasikan perlu adanya pengurangan

    resiko yang diakibatkan postur kerja operator

    (Hignett & McAtamney, 2000).

    1.3 Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Rapid Upper Limb Assesment adalah

    metode yang dikembangkan dalam bidang

    ergonomic yang menginvestigasi dan menilai

    posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian

    atas. RULA diperuntukan pada bidang

    ergonomi dengan bidang cakupan yang luas

    (McAtamney, 1993). RULA dikembangkan

    untuk memenuhi tujuan sebagai berikut :

    1. Memberikan suatu metode pemeriksaan populasi pekerja secara cepat, terutama

    pemeriksaan paparan (exposure) terhadap

    resiko gangguan bagian tubuh atas yang

    disebabkan karena bekerja.

    2. Memberikan hasil yang dapat digunakan pada pemeriksaan atau pengukuran

    ergonomic yang mencakup faktor-faktor

    fisik, epidemiologis, mental, lingkungan

    dan faktor organisional dan khususnya

    mencegah terjadinya gangguan pada tubuh

    bagian atas akibat kerja.

    1.4 Usabilitas Usabilitas adalah ukuran kualitas pengalaman

    pengguna ketika berinteraksi dengan produk

    atau sistem apakah situs web, aplikasi

    perangkat lunak, teknologi bergerak , maupun

    peralatan-peralatan lain yang dioperasikan

    oleh pengguna (Putra dkk., 2013). Menurut

    ISO 9241-11 (1998) terdapat tiga bentuk

    dimensi usabilitas adalah sebagai berikut :

    1. Efektivitas adalah seberapa besar produk tersebut dapat membantu pengguna dalam

    menyelesaikan tugas-tugasnya.

    2. Efisiensi adalah tingkat efektivitas yang dicapai, yang berkaitan dengan sumber

    daya. Sumber daya yang relevan dapat

    mencakup usaha mental atau fisik, waktu,

    dan biaya.

    3. Kepuasan adalah mengukur sejauh mana pengguna bebas dari ketidaknyamanan dan

    sikap mereka terhadap penggunaan

    produk. Kepuasan bisa ditentukan dan

    diukur menurut penilaian subjektif pada

    skala seperti ketidaknyamanan yang

    dialami, kesukaan pada produk, kepuasan

    menggunakan produk, atau penerimaan

    dari beban kerja ketika melaksanakan

    tugas yang berbeda, atau sejauh mana

    tujuan kegunaan tertentu (seperti efisiensi

    atau learnability) telah dipenuhi.

    Menurut Jakob Nielsen (2003) untuk

    mengukur usabilitas suatu aplikasi terdapat

    lima komponen penting, lima komponen

    tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Learnability adalah kriteria yang mengukur tingkat kemudahan suatu

    aplikasi untuk dipelajari dan digunakan,

    khususnya bagi pengguna yang baru

    pertama kali melihat dan menjelajahi

    aplikasi tersebut.

    2. Efficiency adalah kriteria yang mengukur tingkat performansi pengguna ketika

    menggunakan aplikasi.

    3. Memorability menjelaskan tingkat kemudahan pengguna dalam

    menggunakan aplikasi dengan baik,

    setelah beberapa lama tidak

    menggunakannya.

  • 4. Errors menjelaskan jumlah kesalahan yang dilakukan oleh pengguna, tingkat

    kejengkelan terhadap kesalahan dan cara

    memperbaiki kesalahan.

    5. Satisfaction menjelaskan tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi.

    1.5 Interview Menurut Jakob Nielsen (1994), di dalam

    interview ada 4 hal yang harus diketahui yaitu

    mengetahui karakteristik tiap individu,

    menganalisis tugas yang akan diberikan,

    fungsi atau gunanya suatu objek untuk

    dianalisis, perkembangan dari pengguna

    tersebut. Seorang interview harus mengetahui

    karakteristik pengguna agar kejelasan produk

    yang diteliti terfokus dan spesifik seperti

    mengetahui pengalaman pengguna dalam

    menggunakan produk tersebut, tingkat

    pendidikan, umur, dan lain sebagainya agar

    responden yang diteliti bisa akurat dan jelas.

    Menganalisis tugas yang diberikan

    maksudnya agar responden mengerti apa

    maksud dari tujuan yang disampaikan tugas-

    tugas tersebut. Yang ketiga, gunanya suatu

    objek untuk dianalisis harus diketahui agar

    penelitian tersebut tidak sia-sia atau tanggung.

    Dan yang terakhir adalah perubahan dari

    pengguna itu sendiri yang ditinjau dari

    perkembangan jaman.

    1.6 Thinking Aloud Menurut Jakob Nielsen (1994), Thinking

    aloud berasal dari kata think laut Loud yang artinya berpikir keras, jadi thinking

    aloud adalah sebuah metode dimana

    melibatkan pengguna secara langsung di

    waktu tersebut dan diberikannya beberapa

    pertanyaan atau tugas-tugas dan didorong

    untuk berpikir keras. Sederhananya, thinking

    aloud biasanya digunakan oleh peneliti,

    psikologis, atau pengguna yang expert yang

    ingin menguji produk tersebut dengan cara

    perekaman video yaitu pertama merekam,

    melihat hasil rekaman, lalu menganalisis

    gerak-gerik responden pada hasil rekaman

    tersebut.

    Metode thinking aloud bisa digunakan

    untuk orang yang tidak berpengalaman

    sekalipun. Akan tetapi, apabila responden

    yang diambil hanyalah 1 orang maka hanya

    sekitar 28-30% permasalahan usabilitas dapat

    diketahui. Apabila menggunakan lebih dari 1

    orang maka persentase permasalahan

    usabilitas yang dapat diketahui pun

    meningkat. Apabila mengambil 5 orang

    responden atau lebih maka persentase

    usabilitas dapat diketahui hingga 77-85%.

    Oleh karena itu, apabila menggunakan metode

    ini maka data minimal yang harus diambil

    adalah 5 orang atau lebih agar data tersebut

    lebih akurat.

    1.7 New User Experience (NUX) NUX merupakan pengalaman baru yang

    didapatkan user dalam menggunakan suatu

    sistem. NUX didasarkan dari dari User

    Experience (UX) sebelumnya yaitu

    pembelajaran dan pemberian umpan balik dari

    user dalam penggunaan sistem versi lama

    sehingga didapatkan pengalaman yang baru

    untuk mengembangkan dan menutupi

    pengalaman penggunaan sistem yang

    sebelumnya.

    1.8 Antropometri Ilmu yang secara khusus mempelajari tentang

    pengukuran tubuh manusia guna merumuskan

    perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap

    individu ataupun kelompok dan lain

    sebagainya disebut antropometri. Pelopor

    bidang ini adalah seorang ahli matematika

    berkebangsaan Belgia bernama Quetlet, yang

    pada tahun 1870 memperkenalkan karyanya

    yang berjudul Antropometrie. Beliau tidak

    hanya disebut sebagai penemu atau pencetus

    ilmu tersebut, namun juga merupakan orang

    yang pertama kali memperkenalkan istilah

    antropometri. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi

    dimensi tubuh manusia, diantaranya (Wickens

    et al, 2004):

    1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Suku Bangsa (Etnis) dan Ras 4. Pekerjaan

    Selain faktor-faktor di atas, ada juga

    beberapa kondisi tertentu yang dapat

    mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi

    tubuh manusia yang juga perlu mendapat

    perhatian, seperti:

    1. Cacat tubuh. 2. Faktor iklim 3. Kehamilan (pregnancy)

    2. METODE Objek penelitian yang digunakan peneliti

    yaitu kulkas pendingin yang berada pada

    Alfamart di kawasan Sleman. Target yang

    dituju untuk penelitian ini yaitu karyawan

    Alfamart untuk meneliti antropometri dan

    postur, serta new user experience untuk

    meneliti usabilitas dari produk tersebut.

    2.1 Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan

    pada praktikum ini terdapat 2 jenis yaitu :

    a. Primer Pengamatan langsung ke lapangan dengan

    mengambil gambar kegiatan salah satu

  • karyawan Alfamart. Kedua, Melakukan

    perekaman video dan interview kepada 5

    orang pembeli yang berada di Alfamart

    secara langsung. Yang terakhir,

    Pengukuran dimensi tubuh secara

    langsung kepada karyawan Alfamart

    sebanyak 40 responden.

    b. Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini didapat

    dari referensi-referensi resmi yang

    mendukung penelitian, berkaitan dengan

    tema dan tujuan penelitian yang akan

    diteliti. Referensi yang digunakan antara

    lain jurnal-jurnal terdahulu, buku

    terdahulu, dan juga paper.

    2.2 Peralatan yang digunakan Pada penelitian ini peralatan-peralatan yang

    digunakan yaitu sebagai berikut :

    a. Kamera digital Kamera digital yang digunakan memiliki

    spesifikasi 16 megapixel sehingga mampu

    mengambil gambar dengan baik saat

    melakukan penelitian. Penelitian yang

    dilakukan dengan menggunakan kamera

    tersebut yaitu pada penelitian usabilitas

    dan postur.

    b. Meteran Meteran yang digunakan pada penelitian

    kali ini yaitu meteran yang biasa

    digunakan untuk mengukur dimensi tubuh

    saat ingin membuat baju. Meteran di sini

    digunakan untuk mengukur dimensi tubuh

    seseorang dengan metode Antropometri.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan pengambilan data pada

    Alfamart di kawasan Sleman, peneliti dapat

    mendapatkan hasil sebagai berikut :

    3.1 Postur Pada metode postur ini, peneliti mengambil

    gambar karyawan Alfamart saat melakukan

    aktivitas sebagai berikut :

    Gambar 2. Aktivitas karyawan Alfamart

    Setelah mengambil gambar tersebut, peneliti

    memberikan garis-garis untuk mengambil

    bagian-bagian yang akan diteliti

    pergerakannya.

    Gambar 3. Pemberian acuan pengukuran

    Setelah gambar tersebut telah diberikan acuan

    dalam pengukuran, maka akan dilakukan

    pengolahan data dengan 2 cara pada metode

    postur yakni :

    a. Metode RULA Tabel 1. Data Operator (RULA)

    No Bagian

    Tubuh

    Sudut Skor

    1 Lengan atas 670 flexion 2

    2 Lengan

    bawah

    200 flexion 2

    3 Pergelangan

    tangan

    100

    extension

    2

    4 Putaran

    pergelangan

    Menengah

    putaran

    1

    5 Leher 100

    extension

    1

    6 Punggung 900 dan

    sedikit

    meyamping

    2

    7 Kaki Bobot

    merata

    1

    Selain aktivitas diatas, operator tersebut

    juga melakukan kegiatan yang berulang-

    ulang lalu beban yang ditampung oleh

    operator tersebtu tidak lebih dari 2 kg.

    Oleh karena itu, skor otot yang dimiliki

    adalah 1 dan skor tenaga yang didapat

    adalah 0.

    Setelah melakukan pengolahan

    data, didapat hasil akhir atau skor akhir

    untuk metode RULA yaitu sebesar 3. Oleh

    karena itu, resiko dari aktivitas tersebut

    berada di level 3. Level 3 berada

    dikategori Action level 2 dimana range

    skor dari Action level tersebut yaitu 3

    sampai 4 yang menunjukkan bahwa

    diperlukan pemeriksaan lanjutan dan

    diperlukan perubahan-perubahan. Hal

    tersebut dilakukan agar pekerja tersebut

    tidak mengalami cidera pada bagian tubuh

    yang tidak diinginkan atau terkena CTD.

    Akan tetapi, resiko tersebut tidak begitu

    berbahaya apabila tidak dilakukan secara

    rutin setiap hari karena bisa menjadi

    kegiatan yang monoton sehingga mampu

    merubah postur tubuh karyawan tersebut.

    Oleh karena itu, perlu adanya pergantian

  • atau rotasi pekerjaan untuk melakukan

    kegiatan tersebut. Selain itu, perlu juga

    diberikan gambar postur tubuh yang baik

    saat melakukan aktivitas tersebut.

    b. Metode REBA Tabel 2. Data Operator (REBA)

    No Bagian

    Tubuh

    Sudut Skor

    1 Punggung 870 flexion 4

    2 Leher 50 flexion 1

    3 Lutut 100 flexion

    + tertopang

    1

    4 Lengan atas 670 flexion

    tanpa beban

    berat

    2

    5 Lengan

    bawah

    200 flexion 2

    6 Pergelangan

    tangan

    50 extension 1

    Diketahui aktivitas yang dilakukan pekerja

    tersebut lebih dari 4 dengan jangka waktu

    kurang dari semenit. Sehingga skor berat

    beban tersebut adalah 1. Pekerja tersebut

    telah mengangkat beban dengan pegangan

    yang kuat, pas dan tepat ditengah juga

    beban yang diangkat kurang dari 2 kg.

    Oleh karena itu, skor yang diperoleh

    adalah 0 pada coupling.

    Setelah melakukan perhitungan

    pada metode REBA, maka diperoleh skor

    akhir sebesar 4. Kategori skor 4 yaitu

    memasuki Action level 2 sehingga perlu

    adanya tindakan karena resiko cidera

    termasuk kategori sedang. Akan tetapi

    skor tersebut masih tergolong lumayan

    aman apabila tidak dilakukan secara rutin.

    Oleh karena itu, perlu adanya rotasi pada

    bagian kerja sehingga setiap hari yang

    melakukan aktivitas tersebut tidak hanya 1

    karyawan saja melainkan beberapa

    karyawan. Sehingga resiko cidera pada

    tubuh dapat dihindarkan.

    3.2 Usabilitas Pada penelitian dengan metode usabilitas,

    tugas-tugas yang diberikan untuk meneliti

    kedayagunaan dari kulkas pendingin Alfamart

    tersebut yaitu :

    1. Matikan kulkas pendingin lalu hidupkan kembali.

    2. Buka pintu kulkas pendingin. 3. Matikan kipas pendingin, tunggu selama 5

    detik.

    4. Nyalakan kipas pendingin dengan kecepatan maksimum lalu tunggu 5 detik,

    setelah itu kembalikan aturan pendinginan

    ke posisi semula.

    5. Ambil salah satu produk yang ada di kulkas tersebut. Lalu, cari harga produk

    tersebut dan sebutkan harga dari produk

    tersebut. Setelah itu, masukkan produk ke

    keranjang pembelian dan tutup kembali

    kulkas pendingin tersebut.

    Setelah itu, data diolah dengan

    menggunakan metode thinking aloud dan

    interview. Berikut ini hasil pengolahan data

    dari kedua metode tersebut :

    a. Thinking aloud Tabel 3. Kesalahan Operator

    Responden Kesalahan

    1 2 3 4 5

    A - 1 1

    B - 2 1

    C 2 - 1 1

    D - 1 1

    E 2 - 2

    Total 4 - 7 3 1

    Setelah melihat hasil akhir dari

    data tersebut, total kesalahan yang paling

    banyak terjadi yaitu pada kegiatan ketiga

    dengan total kesalahan sebesar 7. Setelah

    itu diikuti dengan kegiatan pertama

    dengan total kesalahan 4, kegiatan

    keempat dengan total kesalahan 3, dan

    kegiatan kelima dengan total kesalahan 1.

    Gambar 5. Tingkah laku operator

    Setelah melihat gambar 5, salah satu

    operator sedang melakukan kegiatan

    ketiga yang memiliki total kesalahan yang

    tertinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan

    kesulitan melihat pengatur kipas hingga

    kepala responden sampai mendongak ke

    atas.

    Tabel 4. Efisiensi Tiap Kegiatan

    Responden Tugas

    1 2 3 4 5

    A 15 2 11 8 13

    B 15 2 22 15 15

    C 22 2 28 12 15

    D 20 2 22 15 22

    E 22 2 22 13 12

    Rata-rata 18,8 2 21 12,6 15,4

  • Pada tabel 4, diketahui bahwa

    terdapat kegiatan yang memiliki waktu

    terlama yaitu pada kegiatan ketiga sebesar

    21 detik. Hal tersebut dikarenakan karena

    pencarian pengatur yang sulit karena letak

    yang tersembunyi tersebut membuat rata-

    rata waktu yang dibutuhkan menjadi lebih

    lama. Kendala kedua yaitu pada kegiatan

    kesatu karena besar tombol tersebut terlalu

    kecil sehingga membuat sebagian

    responden kesulitan untuk mencari. Akan

    tetapi penempatan tombol tersebut sudah

    baik hanya saja kurang besar tombolnya.

    Tabel 5. Efektivitas Produk

    Responden Tugas

    1 2 3 4 5

    A

    B

    C

    D

    E

    Pada kelima kegiatan yang

    diberikan, kegiatan tersebut dapat

    diselesaikan walau terdapat kendala-

    kendala yang membuat kurang efektifnya

    kegiatan tersebut. Pada kegiatan ketiga,

    apabila tabel 5 dikorelasikan dengan tabel

    3 dan 4 maka keefektivitasan saat

    melakukan kegiatan tersebut dinilai

    kurang. Hal tersebut dikarenakan

    banyaknya kesalahan dan lamanya waktu

    pengerjaan membuat kurang efektifnya

    kegiatan tersebut. Sehingga perlu adanya

    perbaikan pada pengaturan kipas

    pendingin tersebut.

    b. Interview Pada metode interview, kegiatan

    yang paling sering dikeluhkan yaitu pada

    kegiatan ketiga. Kegiatan tersebut paling

    sering dikeluhkan karena letak pengaturan

    kipas pendingin yang sulit untuk dilihat.

    Hal tersebut membuat responden merasa

    pegal di bagian leher karena harus

    mendongak untuk mengatur kipas

    pendingin tersebut. Hal tersebut dapat

    membahayakan operator apabila dilakukan

    secara terus-menerus.

    Selain itu terdapat keluhan yaitu

    pada kegiatan pertama. Kegiatan tersebut

    berupa mematikan atau menghidupkan

    kulkas pendingin. Kegiatan pertama

    dikeluhkan karena tombol tersebut terlalu

    kecil. Perlu adanya pembesaran yang

    terjadi pada tombol tersebut. Akan tetapi

    lokasi penempatan sudah tepat.

    Untuk kegiatan keempat juga

    terjadi keluhan yang sama seperti kegiatan

    ketiga karena untuk mengatur kembali

    kipas pendingin ke posisi semula cukup

    sulit. Oleh sebab itu prioritas utama yang

    harus dilakukan yaitu memperbaiki letak

    atau penempatan kipas pendingin kulkas

    tersebut di arah samping atau ditonjolkan

    dan menghadap keluar. Untuk kegiatan

    lainnya yang sering dikeluhkan oleh

    beberapa responden yaitu pada gagang

    pintu kulkas tersebut. Gagang pintu kulkas

    tersebut akan lebih baik sedikit dipertebal

    dan perlu perbaikan agar tidak terlalu kecil

    sehingga saat membuka kulkas tidak terasa

    aneh dan kurang nyaman.

    3.3 Antropometri Setelah mengetahui keluhan-keluhan yang

    terjadi pada pengolahan dengan metode postur

    dan usabilitas, dapat diketahui bahwa yang

    harus diberikan perbaikan ulang yaitu pada

    gagang kulkas dan pengaturan pendingin

    kulkas tersebut. Oleh karena itu, peneliti

    mengukur dimensi-dimensi yang berkaitan

    dengan hal tersebut dan dengan responden

    sebanyak 40 orang. Setelah melakukan

    pengukuran, peneliti mengolah data sebagai

    berikut :

    a. Dimensi yang digunakan Dimensi yang digunakan untuk desain

    gagang pintu yaitu panjang telapak tangan

    (Ptt), lebar telapak metacarpal (Ltm), tebal

    tangan sampai ibu jari (Ttb), lebar

    maksimum (Lbmax). Untuk desain

    pengatur kipas pendingin yaitu tinggi mata

    berdiri (Tmb), panjang ibu jari (Pij), lebar

    ibu jari (Lij).

    b. Uji kecukupan data Rumus dari uji kecukupan data adalah

    sebagai berikut :

    N = (1)

    Dengan menggunakan rumus tersebut,

    dapat diketahui hasil dari uji kecukupan

    data tersebut, yakni :

    Tabel 6. Uji Kecukupan Data

    No Dimensi Nilai N

    1 Ptt 39,92

    2 Ltm 24,91

    3 Ttb 39,64

    4 Lbmax 31,45

    5 Tmb 11,02

    6 Pij 31,47

    7 Lij 35,61

    Setelah melihat data hasil uji kecukupan

    data dari tabel 6, maka dapat diketahui

    bahwa data tersebut telah cukup karena

    nilai N N. Hal tersebut dibuktikan

  • dengan nilai N dari ketujuh dimensi yang kurang dari 40.

    c. Uji keseragaman data Berikut ini merupakan rumus yang

    digunakan untuk menentukan uji

    keseragaman data :

    - Standar deviasi

    =

    (2)

    - Batas atas dan bawah (UCL, LCL)

    UCL =

    (3)

    LCL =

    (4)

    Dengan menggunakan metode tersebut

    didapatkan grafik dari uji keseragaman

    data. Berikut ini grafik uji keseragaman

    data dari ketujuh dimensi tersebut :

    Gambar 6. Grafik Ptt

    Pada gambar 6, batas atas dan bawah yang

    dimiliki oleh Ptt sebesar 12,96 untuk batas

    atas dan 6,67 untuk batas bawah.

    Gambar 7. Grafik Ltm

    Pada gambar 7, batas atas dan bawah yang

    dimiliki oleh Ltm sebesar 10,63 untuk

    batas atas dan 6,34 untuk batas bawah.

    Gambar 8. Grafik Ttb

    Pada gambar 8, batas atas dan bawah yang

    dimiliki oleh Ptt sebesar 5,46 untuk batas

    atas dan 2,82 untuk batas bawah.

    Gambar 9. Grafik Lbmax

    Pada gambar 9, batas atas dan bawah yang

    dimiliki oleh Ptt sebesar 24,61 untuk batas

    atas dan 13,72 untuk batas bawah.

    Gambar 10. Grafik Tmb

    Pada gambar 10, batas atas dan bawah

    yang dimiliki oleh Ptt sebesar 179,52

    untuk batas atas dan 127,52 untuk batas

    bawah.

  • Gambar 11. Grafik Pij

    Pada gambar 11, batas atas dan bawah

    yang dimiliki oleh Ptt sebesar 7,98 untuk

    batas atas dan 4,45 untuk batas bawah.

    Gambar 12. Grafik Lij

    Pada gambar 12, batas atas dan bawah

    yang dimiliki oleh Ptt sebesar 3,27 untuk

    batas atas dan 1,75 untuk batas bawah.

    Setelah melihat ketujuh grafik tersebut,

    dapat diketahui bahwa ketujuh dimensi

    tersebut telah seragam atau homogen. Hal

    tersebut ditunjukkan data pengkuruan

    ketujuh dimensi yang berada pada

    lampiran tersebut tidak keluar dari batas

    UCL dan LCL. Selain itu, dapat dilihat

    pada grafik bahwa garis-garis berwarna

    biru tersebut (data input ukuran dimensi)

    tidak keluar dari garis orange (UCL) dan

    garis abu-abu (LCL).

    d. Uji normalitas Setelah melakukan uji normalitas dengan

    menggunakan software SPSS, maka dapat

    diketahui hasil output sebagai berikut :

    Tabel 7. Uji Normalitas Dimensi Gagang

    Pintu Kulkas

    dimensi

    Kolmogorov-Smirnova

    Statistic df Sig.

    Ukuran Ptt .080 40 .200*

    dimensi

    Kolmogorov-Smirnova

    Statistic df Sig.

    Ltm .136 40 .059

    Ttb .135 40 .063

    Lbmax .097 40 .200*

    Setelah melihat hasil dari SPSS, dengan

    menggunakan metode kolmogorov-

    smirnov dapat diketahui bahwa dimensi

    untuk pengukuran gagang pintu kulkas

    berdistribusi normal karena nilai

    signifikansi < 0,05.

    Tabel 8. Uji Normalitas Dimensi

    Pengatur Kipas Pendingin

    dimensi

    Kolmogorov-Smirnova

    Statistic df Sig.

    Ukuran Tmb .108 40 .200*

    Pij .139 40 .051

    Lij .127 40 .103

    Setelah melihat hasil dari SPSS, dengan

    menggunakan metode kolmogorov-

    smirnov dapat diketahui bahwa dimensi

    untuk pengukuran pengatur kipas

    pendingin kulkas berdistribusi normal

    karena nilai signifikansi < 0,05.

    Dilihat dari ketujuh dimensi

    tersebut, ketujuh dimensi berdistribusi

    normal sehingga sampel tersebut dapat

    mewakilkan populasi yang berada di

    kawasan Sleman.

    e. Persentil Pada pengolahan data ini, rumus yang

    digunakan untuk menghitung persentil 5,

    50 dan 95 yaitu sebagai berikut :

    P5 = (5)

    P50 = (6)

    P95 = (7)

    Dengan menggunakan rumus tersebut,

    persentil 5, 50 dan 95 dapat diketahui

    sebagai berikut :

    Tabel 9. Data Persentil

    No Dimensi Persentil

    5 50 95

    1 Ptt 8,09 9,82 11,54

    2 Ltm 7,31 8,48 9.66

    3 Ttb 3,42 4,14 4,87

    4 Lbmax 16,18 19,17 22,15

    5 Tmb 139,53 153,7 167,86

    6 Pij 5,25 5,22 7,19

  • No Dimensi Persentil

    5 50 95

    7 Lij 2,09 2,51 2,92

    Untuk gagang kulkas, persentil

    yang digunakan adalah P95. Apabila orang

    yang memiliki tangan ukurannya besar

    untuk memegang gagang kulkas tersebut

    dan ternyata tidak sempit maka orang yang

    memiliki ukuran tangan lebih kecil dapat

    memegang gagang kulkas tersebut dengan

    nyaman tanpa mengalami penyempitan saat

    menggenggam gagang kulkas.

    Desain dari pengaturan kipas

    pendingin tersebut menggunakan P95 untuk

    Pij dan Lij. Sedangkan untuk Tmb

    menggunakan P50. Hal tersebut dikarenakan

    apabila orang yang memiliki ibu jari yang

    panjang dan memiliki ibu jari yang lebar

    dapat menggunakan pengaturan tersebut

    dengan nyaman, pastinya orang yang

    memiliki panjang dan lebar ibu jari lebih

    kecil dapat menggunakan dengan nyaman

    pula. Untuk Tmb atau tinggi mata berdiri

    menggunakan P50 agar saat mengatur

    kecepatan pendingin kulkas, posisi mata ke

    pengaturan tidak terlalu rendah maupun

    terlalu tinggi untuk seluruh karyawan

    Alfamart yang menggunakan kulkas.

    Jadi, besaran ukuran untuk tiap-

    tiap dimensi pada desain gagang kulkas

    yaitu pada panjang telapak tangan sebesar

    11,54 cm, lebar tangan metacarpal sebesar

    9,66 cm, tebal tangan sampai ibu jari 4,87

    cm, dan lebar maksimum sebesasr 22,15 cm.

    Untuk desain pengatur kipas pendingin yaitu

    pada tinggi mata berdiri sebesar 153,7 cm,

    panjang ibu jari sebesar 7,19 cm, dan lebar

    ibu jari sebesar 2,92 cm. Untuk panjang ibu

    jari diambil setengah dari nilai persentil

    tersebut yaitu sebesar 3,595 cm agar

    pengatur kipas pendingin tidak terlalu

    menonjol sehingga pas pada garis tengah ibu

    jari tersebut.

    Berikut ini merupakan visualisasi

    atau prototype untuk desain gagang kulkas

    dan pengatur pendingin kulkas :

    Gambar 13. Gagang kulkas

    Gambar 14. Pengatur pendingin kulkas

    4. PENUTUP 4.1 Simpulan

    Setelah mendapatkan hasil dari penelitian

    tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

    a. Pada metode RULA dan REBA, skor yang didapatkan sebesar 3 untuk metode RULA

    dan 4 untuk metode REBA. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa kegiatan tersebut

    termasuk kategori Action level 2 dilihat

    dari skor akhir kedua metode tersebut.

    Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan

    lanjutan dan perubahan pada cara kerja

    operator tersebut. Diberikannya petunjuk

    cara pengangkatan yang baik akan lebih

    membantu, selain itu adanya rotasi kerja

    juga dibutuhkan untuk kegiatan tersebut

    agar pergerakan tidak monoton tiap

    harinya.

    b. Pada hasil pembahasan yang diolah menggunakan metode usabilitas terdapat

    kegiatan yang kurang efektif yaitu pada

    kegiatan ketiga. Hal tersebut ditunjukkan

    dengan total kesalahan paling besar yaitu

    sebesar 7 dan waktu pengerjaan terlama

    yaitu selama 21 detik. Keluhan dari

    responden juga mengarah ke kegiatan

    ketiga karena letak pengatur pendingin

    tersebut yang sulit untuk dilihat karena

    letaknya yang berada dilangit-langit

    kulkas. Banyak juga yang mengeluhkan

    gagang kulkas yang terlalu kecil sehingga

    kenyamanan saat membuka kulkas kurang.

    Oleh karena itu, pentingnya memperbaiki

    fitur-fitur kulkas yang dikeluhkan agar

    kedayagunaan kulkas tersebut tetap terjaga.

    c. Pada hasil pembahasan antropometrik ini, bagian yang akan di desain ulang adalah

    gagang kulkas dan pengatur pendingin

    kulkas tersebut sesuai yang dikeluhkan

    oleh responden. Dimensi yang digunakan

    untuk mendesain ulang gagang kulkas

    adalah panjang telapak tangan (Ptt), lebar

    telapak metacarpal (Ltm), tebal tangan

    sampai ibu jari (Ttb), dan lebar maksimum

    (Lbmax). Untuk mendesain ulang pengatur

    kipas menggunakan dimensi tinggi mata

  • berdiri (Tmb), panjang ibu jari (Pij), lebar

    ibu jari (Lij).

    d. Pada uji kecukupan data, ketujuh dimensi tersebut memiliki data yang cukup karena

    nilai N < N dengan nilai 39,92 pada dimensi Ptt, 24,91 pada dimensi Ltm, 39,64

    pada dimensi Ttb, 31,45 pada dimensi

    Lbmax, 11,02 pada dimensi Tmb, 31,47

    pada dimensi Pij, dan 35,61 pada dimensi

    Lij. Pada uji keseragaman, data-data dari

    ketujuh dimensi tersebut juga telah

    seragam dibuktikan dengan gambar

    diagram yang ukuran-ukuran tiap dimensi

    tidak melewati garis batas atas maupun

    batas bawah. Uji normalitas yang dilakukan

    pada software SPSS juga menunjukkan

    bahwa ketujuh dimensi tersebut

    berdistribusi normal dengan pengukuran

    signifikansi menggunakan metode

    kolmogorov-smirnov. Oleh karena itu,

    sampel-sampel tersebut telah layak untuk

    dijadikan acuan dalam suatu populasi.

    e. Setelah itu, persentil yang digunakan adalah persentil 95 untuk dimensi panjang

    telapak tangan, lebai telapak metacarpal,

    tebal tangan sampai ibu jari, lebar

    maksimum, panjang ibu jari dan lebar ibu

    jari. Apabila dimensi tubuh seseorang yang

    memiliki ukuran besar nyaman dalam

    menggunakan fitur kulkas tersebut, maka

    orang yang memiliki ukuran yang lebih

    kecil pasti dapat menggunakan kulkas

    tersebut dengan nyaman pula. Untuk

    persentil 50 digunakan pada dimensi tinggi

    mata berdiri. Hal tersebut dikarenakan agar

    pandangan operator saat mengontrol suhu

    kulkas tersebut tidak terlalu rendah

    maupun tinggi. Hasil ukuran untuk diam

    dimensi yaitu sebesar panjang telapak

    tangan sebesar 11,54 cm, lebar tangan

    metacarpal sebesar 9,66 cm, tebal tangan

    sampai ibu jari 4,87 cm, dan lebar

    maksimum sebesasr 22,15 cm untuk

    dimensi ukuran gagang kulkas. Untuk

    dimensi yang digunakan sebagai acuan

    dalam membuat pengatur pendingin kulkas

    yaitu sebesar 153,7 cm, panjang ibu jari

    sebesar 7,19 cm, dan lebar ibu jari sebesar

    2,92 cm.

    4.2 Saran Setelah melakukan penelitian ini, saran bagi

    peneliti yaitu menambahkan responden lebih

    banyak lagi agar data tersebut semakin valid.

    Selain itu, meningkatkan cara pengambilan

    data yang lebih baik lagi, mampu

    mengaplikasikan hasil penelitian. Saran bagi

    perusahaan Alfamart yaitu mempermudah

    pemberian perizinan untuk penelitian di

    retailer tersebut, pemberian petunjuk

    pengangkatan dan pemindahan barang sesuai

    postur yang baik dan benar, peningkatan

    keramahan kepada konsumen, cepat tanggap

    dalam memberikan pelayanan. Diharapkan

    kepada karyawan Alfamart mengikuti

    petunjuk pengangkatan maupun pemindahan

    yang telah disediakan oleh Alfamart.

    5. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan segenap hati, peneliti mengucapkan

    terimakasih kepada karyawati Alfamart

    karena telah memberikan kemudahan peneliti

    saat mengambil data dan juga kepada

    pelanggan Alfamart yang bersedia

    meluangkan waktunya untuk dijadikan

    sebagai responden. Selain itu, Ucapan

    terimakasih peneliti sampaikan kepada asisten

    pembimbing yang telah memberikan solusi-

    solusi selama penelitian ini berlangsung.

    6. DAFTAR PUSTAKA

    Astuti R.D., Suhardi B. 2007. Analisis Postur

    Kerja Manual Material Handling

    Menggunakan Metode Owas (Ovako Work

    Postur Analysis System). Gema Teknik I,

    Page : 67-75.

    Budiman E., Setyaningrum R. 2006.

    Perbandingan Metode-Metode

    Biomekanika Untuk Menganalisis Postur

    Pada Aktivitas Manual Material Handling

    (MMH) Kajian Pustaka. Semarang :

    Universitas Diponegoro

    Putra F.A., Satoto K.I., Martono, K.T. 2013.

    Analisis Usabilitas Pada Permainan The

    Zoo Berbasis Kinect. Volume 1 (4).

    Semarang : Universitas Diponegoro.

    Nielsen J. 1994. USABILITY ENGINEERING.

    London : Academic Press Limited.

    Panero J., Zelnik M. 1979. HUMAN

    DIMENSION & INTERIOR SPACE.

    Whitney Library of Design. United States :

    Watson-Gubtill.

    Wickens C.D, Lee J.D., Liu Y., Gorden

    B.S.E. 2004. An Introduction do Human

    Factors Enginnering. 2nd Edition. Pearson

    Education Inc.

    www.alfamartku.com. Diperoleh 9 Maret

    2014.

  • LAMPIRAN

    Quote : We have to do the best we are capable of. This is our sacred human responsibility.

    Tabel 10. Responden Data Antropometri

    No. Nama Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Berat Badan Ptt Ltm Ttb Lbmax Tmb Pij Lij

    1 Danang 23 Laki-laki Jawa 60 9,5 7,8 4 23 155 6 2,5

    2 Yogi 27 Laki-laki Jawa 65 10 8,9 4,5 20,5 163 7 2,3

    3 Aji 25 Laki-laki Jawa 74 11,7 8,5 4,7 22 165 5,7 3

    4 Hendra 24 Laki-laki Banjar 62 11,3 8,8 5 21 150 6,7 2,3

    5 Dimas 23 Laki-laki Sumatra 49 10,5 9,7 4 19,5 152 6,7 3

    6 Nurmanto 24 Laki-laki Jawa 51 11 9 4,5 16,9 166 7 3

    7 Fadli 24 Laki-laki Jawa 58 9,6 7,5 5 21 154 7 3

    8 Agus 23 Laki-laki Jawa 69 10,3 9 5 21 151 7,3 2,2

    9 Dani 23 Laki-laki Sunda 67 9,7 9,2 4 18,6 152 6,2 2,6

    10 Rifky 27 Laki-laki Sunda 68 9,9 9 4,5 17,7 148,5 7 2,4

    11 Rizky 25 Laki-laki Jawa 63 10,4 9,8 4,3 20 154,5 7,2 2,6

    12 Hari 22 Laki-laki Jawa 55 9 8,1 4,5 18,4 164 6,5 2,6

    13 Nurdin 27 Laki-laki Jawa 56 9,8 7,4 4,2 20 167 6,2 2,8

  • No. Nama Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Berat Badan Ptt Ltm Ttb Lbmax Tmb Pij Lij

    14 Mudin 22 Laki-laki Jawa 70 11,8 7,7 4 19,5 167 6,4 2,9

    15 Jaka 23 Laki-laki Jawa 59 10 9,3 4 21 155,5 6,3 2,4

    16 Alvin 23 Laki-laki Jawa 65 10,3 8,5 4,2 23 155 5,5 2,3

    17 Bagus 23 Laki-laki Jawa 73 12 8,7 4,3 19,6 162 5,3 2,7

    18 Yanto 23 Laki-laki Jawa 73 11,7 9,5 4,3 19,5 144,5 6 2,5

    19 Abi 24 Laki-laki Banjar 71 10,9 9,7 4 21,2 140,5 6,3 2,2

    20 Hendy 26 Laki-laki Sumatra 60 8 9,6 4,3 20,2 144 5,5 2,3

    21 Luthfi 25 Perempuan Banjar 63 9 8 4,3 19,7 142,5 5,5 2,4

    22 Sari 23 Perempuan Jawa 42 9,8 8,4 4,3 16 140,5 6,2 2,2

    23 Rara 20 Perempuan Jawa 50 10 7,4 3,7 18,5 146 5,3 2,5

    24 Widya 20 Perempuan Sumatra 47 10,1 8,3 5 19,7 160 6,3 2,2

    25 Amalia 20 Perempuan Sunda 45 10,6 8,7 3,7 19,5 145 6,7 2,3

    26 Putri 21 Perempuan Jawa 57 8,8 8 3,4 16,5 151 5,5 2,5

    27 Dana 24 Perempuan Jawa 55 9,7 7,5 3,5 18,6 151 6,8 2,6

    28 Nurul 25 Perempuan Jawa 56 9,1 7,5 3,5 16 160 5,3 2,3

    29 Tyas 25 Perempuan Sumatra 60 8,3 8 3,9 19 147,5 5,4 2,5

  • No. Nama Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Berat Badan Ptt Ltm Ttb Lbmax Tmb Pij Lij

    30 Indri 26 Perempuan Jawa 55 9,5 8,8 3,9 19 151,8 6,2 2,8

    31 Shinta 23 Perempuan Jawa 65 8,6 7,6 3,8 20 164 6 2,2

    32 Linda 22 Perempuan Jawa 60 10 9,3 4 17 167 6 2,6

    33 Ana 19 Perempuan Jawa 41 9,2 9 4 15,4 167 6,5 2,4

    34 Okvi 19 Perempuan Jawa 46 9,3 8,4 4 18,8 155,5 6,2 2,6

    35 Annisa 22 Perempuan Sunda 55 8,4 8,7 4 18,4 155 6,4 2,6

    36 Nur 24 Perempuan Jawa 63 8,5 7,8 4,2 18 162 6,3 2,8

    37 Mitha 23 Perempuan Sumatra 76 8,2 8 3,8 17 144,5 6,7 2,2

    38 Sintya 23 Perempuan Jawa 62 10,4 8,5 3 17 140,5 5,5 2,5

    39 Dinda 24 Perempuan Jawa 44,5 9,4 7,8 4,2 20 144 6,8 2,2

    40 Risky 25 Perempuan Jawa 50 8,3 7,9 4,2 19 142,5 5,3 2,3