plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · studi kasus pada pemerintah kabupaten sleman dan...

135
ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Maria Margareta Cahyaningrat Warih Kusuma Puspita Handayani NIM: 112114068 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM

MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Margareta Cahyaningrat Warih Kusuma Puspita Handayani

NIM: 112114068

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

i

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM

MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Margareta Cahyaningrat Warih Kusuma Puspita Handayani

NIM: 112114068

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

iv

Halaman Persembahan

Apapun yang kita mohon dari Tuhan biarlah kita juga berusaha

untuk mencapainya. ( 2Petrus 1.4)

Three grand essentials to happiness in this life are something to do,

something to love, and something to hope for. Tiga hal penting untuk

kebahagiaan dalam hidup ini adalah sesuatu untuk dikerjakan; sesuatu

untuk dicintai, dan sesuatu untuk diharapkan. (Joseph Addison-Penulis

dan penyair Inggris)

Skripsi Ini Kupersembahkan untuk :

Bapakku Vincensius Sumanto dan Ibuku Fransisca Ratganda

Kakak-kakakku dan Keponakanku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM

MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya

aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang

lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan

ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya

sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan

menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,

berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

Maria Margareta Cahyaningrat W.K.P.H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Margareta Cahyaningrat Warih Kusuma Puspita Handayani

Nim : 112114068

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM

MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Maria Margareta Cahyaningrat W. K. P.H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

araham dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada :

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis

2. Dr.Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt.,C.A. selaku Dosen Pembimbing

yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. A.Diksa Kuntara,S.E., MFA.,QIA. dan Josephine Wuri, S.E.,M.Si. selaku

dosen penguji skripsi saya.

4. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

5. Drs. Ardani selaku Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman.

6. Erny Maryatun, S.IP, MT selaku Kepala bidang Statistik, Penelitian, dan

Perencanaan yang mengatasnamakan Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

viii

7. Dra. Rini Murti Lestari, Akt, MM selaku Kepala Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman .

8. Drs. Harjana selaku Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman.

9. Orangtua penulis dan kakak penulis yang telah memberikan kasih sayang,

dukungan, doa, dan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

10. Teman-teman mahasiswa akuntansi angkatan 2011 atas dukungan dan

kebersamaannya selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Maria Margareta Cahyaningrat W.K.P.H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ..................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ......................................................................... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................. xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................ xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .......................................................xiii

ABSTRAK ................................................................................................ xiv

ABSTRACT ............................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 6

E. Sistematika Penulisan .................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Akuntansi Pemerintahan................................................. 8

B. Otonomi Daerah ........................................................... 14

C. Keuangan Daerah ......................................................... 18

D. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .................. 31

E. Kerangka Pemikiran ..................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data ................................................ 42

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................... 42

C. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 43

D. Teknik Analisis Data ................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Letak Geografis ........................................................... 50

B. Pemerintahan ............................................................... 53

C. Penduduk, Tenaga Kerja, Keluarga Berencana, dan

Transmigrasi ................................................................ 53

D. Sosial ........................................................................... 55

E. Pertanian ...................................................................... 57

F. Industri ......................................................................... 59

G. Pertambangan dan Penggalian ..................................... 60

H. Perdagangan ................................................................ 60

I. Hotel ............................................................................ 60

J. Pariwisata .................................................................... 61

K. Transportasi ................................................................. 61

L. Keuangan dan Perbankan ............................................ 61

M. Produk Domestik Regional Bruto ............................... 62

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data dan Pembahasan .................................... 63

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 92

B. Keterbatasan Penelitian ............................................... 94

C. Penutup ........................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 96

LAMPIRAN ............................................................................................ 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

xi

DAFTAR TABEL

III.1 Tingkat Kemandirian Daerah ....................................................... 45

III.2 Tingkat Perkembangan Kemampuan Keuangan Daerah ............. 46

III.3 Tingkat Kemampuan Rutin Daerah .............................................. 47

III.4 Tingkat Pertumbuhan Daerah ....................................................... 48

IV.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah ............................................. 51

V.1 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ......................................... 65

V.2 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal .............................................. 67

V.3 Rasio Indeks Kemampuan Rutin .................................................. 69

V.4 Rasio Keserasian .......................................................................... 72

V.5 Rasio Pertumbuhan ....................................................................... 75

V.6 Analisis Trend Rasio Kemandirian Daerah ................................... 77

V.7 Analisis Trend Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal ...................... 79

V.8 Analisis Trend Rasio Indeks Kemampuan Rutin .......................... 80

V.9 Analisis Trend Rasio Keserasian (Belanja Operasi) ................... 82

V.10 Analisis Trend Rasio Keserasian (Belanja Modal) ...................... 83

V.11 Analisis Trend Rasio Pertumbuhan (PAD) .................................. 85

V.12 Analisis Trend Rasio Pertumbuhan (TPD) ................................... 86

V.13 Analisis Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Operasi) ................. 88

V.14 Analisis Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Modal) ................... 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

xii

DAFTAR GAMBAR

IV.1 Banyaknya Penduduk Kabupaten Sleman ........................................ 54

IV.2 Banyaknya Industri Kecil di Kabupaten Sleman .............................. 59

V.1 Grafik Tend Rasio Kemandirian Daerah ........................................... 78

V.2 Grafik Trend Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal ............................. 80

V.3 Grafik Trend Rasio Indeks Kemampuan Rutin ................................. 81

V.4 Grafik Trend Rasio Keserasian (Belanja Operasi) ............................ 83

V.5 Grafik Trend Rasio Keserasian (Belanja Modal ............................... 84

V.6. Grafik Trend Rasio Pertumbuhan (PAD) .......................................... 86

V.7 Grafik Trend Rasio Pertumbuhan (TPD) .......................................... 87

V.8 Grafik Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Operasi) ........................ 89

V.9 Grafik Trend Rasio Pertumbuhan(Belanja Modal) ........................... 90

V.10 Grafik Trend Pendapatan dan Belanja Daerah ................................. .91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Tentang Penelitian .................................................. 99

Lampiran 2 Surat Izin Tentang Penelitian .................................................. 100

Lampiran 3 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010 ............................... 101

Lampiran 4 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011 ............................... 103

Lampiran 5 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2012 ............................... 105

Lampiran 6 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 ............................... 107

Lampiran 7 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2014 ............................... 109

Lampiran 8 Output Spss Rasio Kemandirian .............................................. 111

Lampiran 9 Output Spss Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal ..................... 112

Lampiran 10 Output Spss Rasio Indeks Kemampuan Rutin ......................... 113

Lampiran 11 Output Spss Rasio Keserasian (Belanja Operasi) .................... 114

Lampiran 12 Output Spss Rasio Keserasian (Belanja Modal) ...................... 115

Lampiran 13 Output Spss Rasio Pertumbuhan (PAD) .................................. 116

Lampiran 14 Output Spss Rasio Pertumbuhan (TPD) .................................. 117

Lampiran 15 Output Spss Rasio Pertumbuhan (Belanja Operasi) ................ 118

Lampiran 16 Output Spss Rasio Pertumbuhan (Belanja Modal) .................. 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

xiv

ABSTRAK

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM

MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman

Maria Margareta Cahyaningrat Warih Kusuma Puspita Handayani

NIM:112114068

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Tujuan penelitian ini : 1) untuk mengetahui pendapatan Kabupaten Sleman

dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah dari tahun anggaran 2010-2014

dengan dilihat dari rasio kemampuan keuangan daerah, rasio derajat desentralisai

fiskal, rasio indeks kemampuan rutin, rasio keserasian, rasio pertumbuhan. 2)

Untuk mengetahui Kabupaten Sleman semakin mampu dalam melaksanakan

otonomi daerah dengan menggunakan analisis trend. Jenis penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan beberapa rasio keuangan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada pemerintah Kabupaten Sleman.

Data diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Teknis analisis data yang

digunakan adalah deskriptif dengan angka indeks kemampuan keuangan sebagai

alat ukur dalam menilai kemampuan keuangan dari satu periode ke periode yang

lainnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Sleman

belum mampu mendukung pelaksanaan otonomi daerah dilihat dari analisis rasio

dan analisis trend.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

xv

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF REGIONAL FINANCIAL CAPABILITY IN

SUPPORTING THE IMPLEMENTATION OF REGIONAL AUTONOMY

Case Study on the Sleman District Government

Maria Margareta Cahyaningrat Warih Kusuma Puspita Handayani

NIM:112114068

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2015

The purpose of this research were: 1) to determine whether incomes of

Sleman District has supported the implementation of regional autonomy of fiscal

year 2010-2014 as seen from the ratio of the regional of financial independence,

the degree of fiscal decentralization ratio, the ratio of routine capability index, the

ratio of the harmony, and the growth ratio. 2) To investigate whether Sleman

District is more able to carry out regional autonomy by using analysis of trend.

Types of this research uses quantitative with the use of several financial ratios.

Types of this research is a case study to the Sleman Regency government.

The data was obtained by interview and documentation. The data technical

analysis used is descriptive with the index of financial capabilities as

measurement tools in assessing financial capabilities from one period to another.

Results of these studies show that the Sleman District government has not yet

been able to support implementation of regional autonomy as seen by the analysis

of the ratios and analysis of trend.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam sebuah organisasi tentu memerlukan manajemen yang baik.

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bersama-sama mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Berdasarkan tujuan, organisasi dikelompokkan menjadi tiga

menurut Jones dan Pendlebury dalam Sholihin(2015:1), yaitu profit-oriented

merupakan organisasi yang mempunyai tujuan utama memaksimumkan laba,

seperti perusahaan yang melakukan bisnis untuk tujuan utama memperoleh laba,

type A non-profit merupakan organisasi non laba yang seluruh atau hampir seluruh

sumber daya finansialnya diperoleh dari pendapatan penjualan barang dan jasa,

seperti rumah sakit pemerintah yang pendapatannya diperoleh dari jasa pelayanan

kesehatan dan tidak tergantung pendapatannya dari anggaran pemerintah, type B

non-profit merupakan organisasi non laba yang memperoleh sumber daya

finansial dalam jumlah yang signikan dari sumber selain penjualan barang dan

jasa, seperti pemerintah pusat dan daerah.

Pemerintah merupakan sebuah organisasi. Pemerintah ke dalam konteks

negara pastilah bertujuan nirlaba. Tujuan pemerintah tentu melaksanakan tujuan

negara. Oleh sebab itu, dapat dipahami tujuan pemerintah merupakan tujuan

negara. Pemerintah mempunyai tujuan yaitu untuk memajukan kesejahteraan

umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

2

Di dalam pemerintahan daerah terdapat undang-undang yang mengatur

tentang otonomi daerah yang terdapat pada undang-undang nomor 23 tahun 2014.

Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi

dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang

dibawa oleh arus reformasi telah menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap

pengelolaan pemerintah yang baik . PP nomor 58 tahun 2005 diganti menjadi PP

nomor 39 tahun 2007 mensyaratkan perlu dilakukannya pertanggungjawaban

dalam bentuk laporan keuangan (neraca, laporan arus kas, laporan realisasi

anggaran dan catatan atas laporan keuangan) oleh kepala daerah.

Kemampuan keuangan daerah pada dasarnya adalah kemampuan dari

pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerahnya sendiri.

Menurut Munir dkk (2004:105), ciri utama yang menunjukkan suatu daerah

mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan daerah, artinya daerah

otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-

sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang

cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

3

Kinerja keuangan merupakan tingkat pencapaian suatu target kegiatan

keuangan pemerintah daerah yang diukur melalui indikator-indikator keuangan

yang dapat dinilai dari hasil pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai

untuk meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam

sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan

ekonomi. Menurut Arsyad (1992), suatu perekonomian bisa dikatakan mengalami

pertumbuhan jika tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari waktu

sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya baru terjadi jika jumlah barang

dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada

tahun-tahun berikutnya.

Tujuan pelaporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah untuk

menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk

menunjukkan akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemerintah daerah atas sumber

yang dipercayakan. Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas untuk

menjalankan roda pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat wajib

menyampaikan laporan pertanggungiawaban keuangan daerahnya untuk dinilai

apakah ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Salah satu alat

untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan

daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang

telah dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

4

Hasil analisis rasio keuangan digunakan sebagai alat ukur dalam menilai

kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan otonomi

daerah, mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan

daerah, mengukur sejauh mana aktivitas pemerintah daerah dalam membelanjakan

pendapatan daerahnya, mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan

dalam pembentukan pendapatan daerah, melihat pertumbuhan dan perkembangan

perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama periode waktu

tertentu.

Peranan Pendapatan Asli Daerah dalam keuangan daerah menjadi salah

satu tolak ukur penting dalam pelaksanaan otonomi daerah, dalam arti semakin

besar suatu daerah memperoleh dan menghimpun PAD maka akan semakin besar

pula tersedianya jumlah keuangan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan Otonomi Daerah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini, adalah:

1. Apakah pendapatan Kabupaten Sleman mampu mendukung pelaksanaan

otonomi daerah dilihat dari rasio kemampuan keuangan daerah, rasio derajat

desentralisai fiskal, rasio indeks kemampuan rutin, rasio keserasian, rasio

pertumbuhan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

5

2. Apakah Kabupaten Sleman semakin mampu melaksanakan otonomi daerah

dengan menggunakan analisis trend sebagai alat ukur dalam menilai

perkembangan kemampuan keuangan daerah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan penelitian ini, antara

lain:

1) Untuk mengetahui pendapatan Kabupaten Sleman mampu mendukung

pelaksanaan otonomi daerah dilihat dari rasio kemampuan keuangan

daerah, rasio derajat desentralisai fiskal, rasio indeks kemampuan rutin,

rasio keserasian, rasio pertumbuhan.

2) Untuk mengetahui Kabupaten Sleman semakin mampu melaksanakan

otonomi daerah dengan menggunakan analisis trend sebagai alat ukur

dalam menilai perkembangan kemampuan keuangan daerah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1.Bagi Instansi pemerintahan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi,

perbandingan, dan bahan acuan bagi instansi pemerintahan dalam rangka

upaya peningkatan kinerja pemerintah daerah untuk meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

6

pengelolaan keuangan daerah demi tercapainya keberhasilan pelaksanaan

otonomi daerah.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang kinerja keuangan daerah

3. Bagi Pembaca

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran

tentang sejauh mana perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah,

dan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan bagi penelitian

selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang pengertian akuntansi

pemerintahan, tujuan akuntansi pemerintahan, karakteristik

akuntansi pemerintahan, syarat akuntansi pemerintahan,

teknik pencatatan dalam akuntansi sektor publik, pengertian

otonomi daerah, beberapa komponen yang membentuk

otonomi daerah, prinsip otonomi daerah, tujuan kebijakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

7

otonomi daerah, kemampuan keuangan daerah, peningkatan

pendapatan daerah, pengelolaan pengeluaran daerah,

penyebab ketergantungan fiskal, anggaran pendapatan dan

belanja daerah, analisis rasio anggaran pendapatan dan

belanja daerah.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian dan sumber data,

waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data

Bab IV Gambaran Umum Kabupaten Sleman

Bab ini menjelaskan tentang keadaan geografis,

pemerintahan, keadaan penduduk, sosial, pertanian, industri,

pertambangan dan penggalian, perdagangan, hotel,

pariwisata, transportasi, keuangan dan perbankan, produk

domestik regional bruto.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisis data dan hasil penelitian serta

pembahasannya.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran.

\

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Akuntansi Pemerintahan

1. Pengertian Akuntansi Pemerintahan

Menurut Nordiawan, dkk (2007) Akuntansi Sektor Publik adalah

proses pencatatan, pengklasifikasian, penganalisisan & pelaporan transaksi

keuangan dari suatu organisasi publik yang menyediakan informasi

keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk

pengambilan keputusan.

Menurut Halim, dkk (2012) Akuntansi sektor publik adalah suatu

proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi

ekonomi dari suatu organisasi atau entitas publik seperti pemerintah, LSM,

dan lain-lain yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil

keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan.

2. Tujuan Akuntansi Pemerintahan

Menurut Nordiawan, dkk (2007:7), akuntansi pemerintahan mempunyai tiga

tujuan pokok, yaitu :

1) Pertanggungjawaban

Tujuan dari akuntansi pemerintahan adalah memberikan informasi

keuangan yang lengkap, cermat, dan dalam bentuk dan waktu yang

tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab, terkait

kegiatan unit-unit pemerintahan. Fungsi pertanggungjawaban itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

9

mengandung implikasi bahwa akuntansi pemerintahan seharusnya

menyediakan informasi tentang berbagai tindakan pemerintah selama

periode bersangkutan. Jadi, dapat dikatakan bahwa fungsi

pertanggungjawaban mengandung arti yang lebih luas dari sekadar

ketaatan kepada peraturan.

2) Manajerial

Akuntansi pemerintahan juga harus menyediakan informasi keuangan

yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan,

pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja pemerintah. Tujuan

manajerial ini perlu dikembangkan agar organisasi pemerintahan

tingkat atas dan menengah dapat mengandalkan informasi keuangan

atas pelaksanaan sebelumnya untuk membuat keputusan atau

menyusun perencanaan masa yang akan datang.

3) Pengawasan

Akuntansi pemerintah juga harus memungkinkan terselenggaranya

pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan

efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

10

3. Karakteristik Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi Pemerintahan memiliki karakteristik tersendiri jika dibandingkan

dengan akuntansi bisnis. Menurut Nordiawan,dkk (2007:7), akuntansi

pemerintahan mempunyai ciri-ciri khas sebagai berikut:

1) Investasi pada aset yang tidak menghasilkan pendapatan

Pada umumnya pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat memerlukan investasi yang besar pada aset yang tidak

menghasilkan pendapatan, seperti jalan, jembatan, dan bangunan publik

lainnya.

2) Tidak ada pengungkapan laba

Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat,

bukan pencapaian laba. Dalam sektor pemerintahan, tidak terdapat

hubungan langsung antara pembayaran pajak oleh masyarakat dengan jasa

yang diterima oleh masyarakat. Dengan demikian, tidak akan terdapat

laporan laba rugi yang mengungkapkan pencapaian sebuah laba.

3) Tidak ada pengungkapan kepemilikan

Pemerintah tidak mempunyai kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan

dan pemerintah tidak dimiliki oleh individu atau golongan. Dengan

demikian, tidak akan terdapat pernyataan atau pengungkapan yang

menunjukkan kepemilikan suatu pihak seperti halnya ditunjukkan oleh

bagian modal sebuah neraca perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

11

4) Penggunaan akuntansi dana

Dengan segala karakteristik yang melekat pada organisasinya, akuntansi

lebih memandang pemerintah sebagai kesatuan dana dengan tujuan dan misi

tertentu, tidak sebagai sebuah entitas organisasi yang mempunyai

kepemilikan.

4. Syarat Akuntansi Pemerintahan

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pemerintah sesuai dengan karakteristik

dan bertujuan untuk memenuhi akuntabilitas keuangan negara yang memadai.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan suatu pedoman untuk akuntansi

pemerintahan A Manual Governmental Accounting yang diringkas dalam Bachtiar

Arif (2002: 9) yaitu :

1) Dapat memenuhi persyaratan UUD, UU, dan Peraturan lain.

Akuntansi pemerintahan dirancang untuk persyaratan-persyaratan yang

ditentukan oleh UUD, UU, dan Peraturan lain. Apabila terdapat dua pilihan

yaitu untuk kepentingan efisiensi dan ekonomis di satu sisi, sedangkan disisi

lain hal tersebut bertentangan dengan UUD, UU atau Peraturan lainnya, maka

akuntansi tersebut harus disesuaikan dengan UUD, UU dan Peraturan lainnya.

2) Dikaitkan dengan klasifikasi anggaran

Sistem akuntansi pemerintah harus dikembangkan sesuai dengan klasifikasi

anggaran yang telah disetujui pemerintah dan lembaga legislatif. Fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

12

anggaran dan akuntansi harus saling melengkapi di dalam pengelolaan

keuangan negara serta harus diintegrasikan.

3) Perkiraan-perkiraan yang harus diselenggarakan

Sistem akuntansi pemerintah harus mengembangkan perkiraan perkiraan untuk

mencatat transaksi uang terjadi. Perkiraan-perkiraan yang dibuat harus dapat

menunjukkan akuntabilitas keuangan negara yang andal dari sisi obyek dan

tujuan penggunaan dana serta pejabat atau organisasi yang mengelolanya.

4) Memudahkan pemeriksaan oleh aparatur negara

Sistem akuntansi pemerintah yang dikembangkan harus memungkinkan aparat

pemeriksaan untuk melakukan tugasnya.

5) Sistem akuntansi harus terus dikembangkan

Dengan adanya perubahan lingkungan dan sifat transaksi, sistem akuntansi

pemerintahan harus terus disesuaikan dan dikembangkan sehingga tercapai

efisiensi, efektivitas dan relevansi.

6) Perkiraan-perkiraan yang harus dikembangkan secara efektif

Sistem akuntansi pemerintahan harus mengembangkan perkiraan perkiraan

secara efektif sehubungan dengan sifat dan perubahan lingkungan sehingga

dapat mengungkapkan hasil ekonomi dan keuangan dari pelaksanaan suatu

program.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

13

7) Sistem harus dapat melayani kebutuhan dasar informasi keuangan guna

pengembangan rencana dan program.

Sistem akuntansi pemerintahan harus dikembangkan untuk para pengguna

informasi keuangan, yaitu pemerintah, rakyat (lembaga legislatif), lembaga

donor, Bank Dunia, dan lain sebagainya.

8) Pengadaan suatu perkiraan

Perkiraan-perkiraan yang dibuat harus memungkinkan analisis ekonomi atas

data keuangan dan mereklasifikasi transaksi-transaksi pemerintah baik pusat

maupun daerah dalam rangka pengembangan perkiraan-perkiraan nasional.

5. Teknik pencatatan dalam akutansi sektor publik

Sesuai dengan amanat UU no.17 tahun 2003 dan PP No.71 tahun 2010

maka pemerintah daerah wajib menggunakan basis akrual. Basis akrual adalah

basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada

saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau

setara kas diterima atau dibayar.

Menurut Sholihin(2015:10), basis akuntansi yang digunakan dalam

laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan

dalam Laporan Operasional, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Basis akrual

untuk pendapatan Laporan Operasional berarti bahwa pendapatan diakui pada

saat hak untuk memperoleh pendapatan diakui pada saat hak untuk

memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di

rekening kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

14

saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah

terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah

atau entitas pelaporan.

Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas

diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau

kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Secara ringkas,

basis akrual adalah basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa

akuntansi dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya

transakasi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.

B. Otonomi Daerah

1. Pengertian Otonomi Daerah

Dalam Undang-Undang No.23 tahun 2014 pasal 1 ayat 6, pengertian

otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Mardiasmo (2002: 25) otonomi daerah adalah kewenangan daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

15

2. Beberapa komponen yang membentuk otonomi daerah yaitu:

1) Kewenangan Otonomi Luas

Yang dimaksud dengan kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan

daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua

bidang pemerintahan kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan

keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama serta kewenangan dibidang

lainnya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Disamping itu

keleluasaan otonomi mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam

penyelenggaraan mulai dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

pengendalian dan evaluasi.

2) Otonomi Nyata

Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan

kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan

diperlukan serta tumbuh hidup dan berkembang di daerah.

3) Otonomi Yang Bertanggung Jawab

Otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa perwujudan

pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangan

kepada daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi berupa

peningkatan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,

pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta

pemeliharaan hubungan yang sehat antara pusat dan daerah serta antar daerah

dalam rangka menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

16

Berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat 8,9,10,11 tentang

Pemerintah Daerah, ada 4 dasar sistem hubungan antara pusat dan daerah

yaitu :

a) Desentralisasi yaitu penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah

Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.

b) Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil

Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau

kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan

pemerintahan umum.

c) Instansi Vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga

pemerintah nonkementerian yang mengurus Urusan Pemerintahan yang

tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam

rangka Dekonsentrasi.

d) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah

otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah Provinsi

kepada Daerah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

17

3. Prinsip otonomi Daerah

Kuncoro(2014:6), perkembangan prinsip dan tingkatan otonomi

pemerintah daerah di Indonesia pada dasarnya dibedakan menjadi: 1)

rumah tangga secara materiil, di mana terdapat pembagian kewenangan

secara terperinci antara tugas pemerintah pusat dan daerah; 2) rumah

tangga secara riil, suatu sistem rumah tangga yang didasarkan pada

keadaan, faktor, tindakan dan kebijakan yang nyata, sehingga terdapat

harmoni antara tugas, kemampuan dan kekuatan baik dalam daerah itu

sendiri maupun dengan pemerintah pusat; 3) rumah tangga secara formal,

dimana tidak terdapat perbedaan dari sisi sifat dan urusan yang

diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan daerah, sehingga perbedaan

tugas yang dilaksanakan dengan kesanggupan daerah yang bersangkutan.

4. Tujuan kebijakan Otonomi Daerah

Kuncoro (2014:30), Salah satu tujuan kebijakan desentralisasi dan otonomi

daerah adalah untuk menjadikan pemerintah lebih dekat dengan rakyatnya,

sehingga pelayanan pemerintah dapat dilakukan dengan lebih efisien,

cepat, dan efektif. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa pemerintah

kabupaten dan kota memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai

kebutuhan dan aspirasi masyarakat mereka dari pemerintah pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

18

C. Keuangan Daerah

1. Kemampuan Keuangan Daerah

Kriteria penting yang lain untuk mengetahui secara nyata kemampuan

daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan

daerah dalam bidang keuangan. Dengan perkataan lain, faktor keuangan

merupakan faktor yang penting dalam mengatur tingkat kemampuan daerah

dalam melaksanakan otonomi daerah. Dalam Peraturan Pemerintah No. 39

tahun 2007, menyebutkan bahwa Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan

dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan

yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan tersebut, APBD sebagai

salah satu indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan dikeluarkannya undang-

undang tentang Otonomi Daerah, membawa konsekuensi bagi daerah yang

akan menimbulkan perbedaan antar daerah yang satu dengan yang lainnya,

terutama dalam hal kemampuan keuangan daerah, antara lain (Nataluddin,

2001: 167):

1) Daerah yang mampu melaksanakan otonomi daerah.

2) Daerah yang mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah.

3) Daerah yang sedikit mampu melaksanakan otonomi daerah

4) Daerah yang kurang mampu melaksanakan urusan otonomi daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

19

Selain itu ciri utama yang menunjukkan suatu daerah mampu

melaksanakan otonomi daerah adalah sebagai berikut (Nataluddin, 2001:167):

1) Kemampuan keuangan daerah, artinya daerah harus memiliki kewenangan

dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan

menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahannya.

2) Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin agar

Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian sumber keuangan

terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan

daerah, sehingga peranan pemerintah daerah menjadi lebih besar.

Berkaitan dengan hakekat otonomi daerah yaitu berkaitan dengan pelimpahan

wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan dana publik dan

pengaturan kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan

masyarakat, maka peranan data keuangan daerah sangat dibutuhkan untuk

mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan daerah serta jenis dan besar belanja

yang harus dikeluarkan agar perencanaan keuangan dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien. Data keuangan daerah yang memberikan gambaran statistik

perkembangan anggaran dan realisasi, baik penerimaan maupun pengeluaran dan

analisa terhadapnya merupakan informasi yang penting terutama untuk membuat

kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk melihat kemampuan /

kemandirian daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

20

Pola hubungan daerah menurut Paul Hersey dan Kenneth Blanchard dalam

Halim (2002:169) mengemukakan pola hubungan antara pemerintah pusat dan

daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah.

1) Pola Hubungan Instruktif, peranan pemerintah pusat lebih dominan dari

pada kemandirian pemerintah daerah (daerah yang tidak mampu melaksanakan

otonomi daerah).

2) Pola Hubungan Konsultatif, campur tangan pemerintah pusat sudah mulai

berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi.

3) Pola Hubungan Partisipatif, peranan pemerintah pusat semakin berkurang,

mengingat daerah yang bersangkutan tingkat kemandiriannya mendekati mampu

melaksanakan urusan otonomi.

4) Pola Hubungan Delegatif, campur tangan pemerintah pusat sudah tidak ada

karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan

otonomi daerah. Bertolak dari teori tersebut, karena adanya potensi sumber daya

alam dan sumber daya manusia yang berbeda, akan terjadi pula perbedaan pola

hubungan dan tingkat kemandirian antar daerah.

Menurut Kuncoro (2014:8), berpijak pada tiga asas desentralisasi

(dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan), pengaturan hubungan

keuangan pusat daerah didasarkan atas 4 prinsip yaitu urusan yang merupakan

tugas pemerintah pusat di daerah dalam rangka dekonsentrasi dibiayai dari dan

atas beban APBN, urusan yang merupakan tugas pemerintah sendiri dalam rangka

desentralisasi dibiayai dari dan atas beban APBD, urusan yang merupakan tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

21

pemerintah pusat atau pemerintah daerah tingkat atasnya yang dilaksanakan dalam

rangka tugas perbantuan dibiayai oleh pemerintah pusat atas beban APBN atau

oleh pemerintah daerah tingkat atasnya atas beban APBD sebagai pihak yang

menugaskan, sepanjang potensi sumber-sumber keuangan daerah belum

mencukupi pemerintah pusat memberikan sejumlah sumbangan.

2. Peningkatan Pendapatan Daerah

Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan agar pendapatan daerah dapat

ditingkatkan antara lain sebagai berikut (Nirzawan, 2001: 75):

1) Intensifikasi, dilaksanakan antara lain dengan cara sebagai berikut :

a) Melaksanakan tertib penetapan pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak,

tertib dalam pemungutan kepada wajib pajak, tertib dalam administrasi

serta tertib dalam penyetoran.

b) Melaksanakan secara optimal pemungutan pajak dan retribusi daerah

sesuai dengan potensi yang obyektif berdasarkan peraturan yang berlaku.

c) Melakukan pengawasan dan pengendalian secara sistematis dan

berkelanjutan untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan dalam

pelaksanaan pemungutan di lapangan oleh petugas.

d) Membentuk tim satuan tugas (satgas) pada dinas terkait yang bertugas

mengawasi pemungutan di lapangan oleh petugas.

e) Memberikan insentif secara khusus kepada aparat pengelola PAD yang

dapat melampaui penerimaan dari target yang telah ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

22

f) Mengadakan pendekatan persuasif kepada wajib pajak agar memenuhi

kewajibannya melalui kegiatan penyuluhan.

g) Melakukan langkah-langkah pengendalian lain guna menghindari

timbulnya penyimpangan terhadap pelaksanaan peraturan daerah

mengenai pengelolaan maupun penetapan pajak dan retribusi daerah.

2)Ekstensifikasi, dilaksanakan dengan cara antara lain sebagai berikut:

a) Menyusun program kebijakan dan strategi pengembangan dan menggali

obyek pungutan baru yang potensial dengan lebih memprioritaskan

kepada retribusi daerah untuk ditetapkan dan dijabarkan dalam peraturan

daerah.

b) Meninjau kembali ketentuan tarif dan pengembangan sasaran sesuai

dengan peraturan daerah yang ada dan mengkaji ulang peraturan daerah

untuk diajukan perubahan.

c) Mengadakan studi banding ke daerah lain guna mendapat informasi

terhadap jenis-jenis penerimaan pajak dan retribusi lain yang

memungkinkan untuk dikembangkan.

3 Pengelolaan Pengeluaran Daerah

Dalam Peraturan pemerintah No. 39 tahun 2007, menyebutkan bahwa

Pengeluaran Daerah adalah semua pengeluaran kas daerah periode tahun

anggaran yang bersangkutan. Menurut Sholihin (2015:31) berdasarkan

karakteristiknya, belanja dikelompokkan menjadi belanja rutin (belanja

operasi), belanja pembangunan (belanja modal) dan belanja tidak terduga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

23

1) Belanja Operasi

Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari

pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja

operasi terdiri dari:

a. Belanja Pegawai

Merupakan belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun

barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang diberikan kepada pejabat daerah, Pegawai Negeri Sipil (PNS),

dan pegawai yang dipekerjakan oleh Pemda yang belum berstatus

PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

b. Belanja Barang

Merupakan pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan

jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang

dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang

dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan

belanja perjalanan. Belanja barang dapat dibedakan menjadi belanja

barang dan jasa, belanja pemeliharaan, dan belanja perjalanan dinas.

1. Belanja Barang dan Jasa

Merupakan pengeluaran yang antara lain dilakukan untuk

membiayai keperluan kantor sehari-hari, pengadaan/

penggantian inventaris kantor, langganan daya dan jasa, lain-

lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

24

nonfisik dan secara langsung menunjang tugas pokok dan

fungsi SKPD, pengadaan inventaris kantor yang nilainya

tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum yang

diatur oleh pemda dan pengeluaran jasa nonfisik seperti

pengeluaran untuk biaya pelatihan dan penelitian.

2. Belanja Pemeliharaan

Merupakan pengeluaran yang dimaksudkan untuk

mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada

ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar

kecilnya jumlah belanja. Belanja pemeliharaan meliputi

antara lain pemeliharaan tanah, pemeliharaan gedung dan

bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan bermotor dinas,

perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan

irigasi, peralatan mesin, dan lain-lain sarana yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan.

3. Belanja Perjalanan Dinas

Merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai

perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan

jabatan.

c. Belanja Bunga

Belanja bunga adalah pengeluaran pemda untuk pembayaran

bunga(interest) atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

25

outstanding) yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka

pendek atau jangka panajang

d. Belanja Subsidi

Belanja Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada

perusahaan/ lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau

mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang

banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau

masyarakat.

e. Hibah

Hibah adalah pengeluaran pemda dalam bentuk uang/barang atau

jasa kepada pemda lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan

organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan

peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak

secara terus menerus.

f. Bantuan Sosial

Bantuan sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan

kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya

risiko sosial.

2) Belanja Modal

Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap

dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode

akuntansi. Suatu belanja dapat dikategorikan sebagai belanja modal jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

26

pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset

lainnya yang dengan demikian menambah aset pemda, pengeluaran tersebut

melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah

ditetapkan oleh pemda, perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk

dijual.

Belanja modal terdiri meliputi antara lain: belanja modal untuk

perolehan tanah, gedung, dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi

dan jaringan, dan aset tetap lainnya

3) Belanja tidak terduga

Menurut pasal 48 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja Tak Terduga

adalah belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan

berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak

diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan

daerah tahun sebelumnya yang telah ditutup.

Pengeluaran daerah tersebut harus dikelola dengan memperhatikan beberapa

prinsip yang harus dipertimbangkan antara lain (Nirzawan,2001: 77):

1) Akuntabilitas

Akuntabilitas pengeluaran daerah adalah kewajiban pemerintah daerah untuk

memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan melaporkan segala aktivitas

dan kegiatan yang terkait dengan penggunaan uang publik kepada pihak yang

memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

27

(DPRD dan masyarakat luas). Aspek penting yang harus dipertimbangkan oleh

para manajer daerah adalah :

a) Aspek legalitas pengeluaran daerah yaitu setiap transaksi pengeluaran yang

dilakukan harus dapat dilacak otoritas legalnya.

b) Pengelolaan (stewardship) atas pengeluaran daerah yang baik, perlindungan

aset fisik dan finansial, mencegah terjadinya pemborosan dan salah urus.

Prinsip-prinsip akuntabilitas pengeluaran daerah :

a) Adanya sistem akuntansi dan sistem anggaran yang dapat menjamin bahwa

pengeluaran daerah dilakukan secara konsistensi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b) Pengeluaran daerah yang dilakukan dapat menunjukkan tingkat pencapaian

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

c) Pengeluaran daerah yang dilakukan dapat berorientasi pada pencapaian visi,

misi, hasil dan manfaat yang akan diperoleh.

2) Value of Money

Pengeluaran daerah harus mendasarkan konsep value of money,yaitu:

a) Ekonomi, adalah hubungan antara pasar (nilai uang) dan masukan (input).

Ekonomi adalah pembelian barang dan jasa pada kualitas yang diinginkan

dan pada harga terbaik yang memungkinkan. Pengertian ekonomi sebaiknya

mencakup juga pengeluaran daerah yang berhati-hati atau cermat dan

penggunaan keuangan daerah secara optimal tanpa pemborosan (tepat guna).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

28

Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis apabila dapat menghilangkan

atau mengurangi biaya yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian pada

hakekatnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dan ekonomi, karena

kedua-keduanya menghendaki penghapusan dan penurunan biaya.

b) Efisiensi, berhubungan erat dengan konsep efektivitas, yaitu rasio yang

membandingkan antara output yang dihasilkan terhadap input yang

digunakan. Proses kegiatan operasional dapat dilakukan secara efisiensi

apabila suatu target kinerja tertentu dapat dicapai dengan menggunakan

sumber daya dan biaya yang serendah-rendahnya.

c) Efektivitas, merupakan kaitan atau hubungan antara keluaran suatu pusat

pertanggung jawaban dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapainya.

Efektivitas dalam Pemerintah Daerah dapat diartikan penyelesaian kegiatan

tepat pada waktunya dan didalam batas anggaran yang tersedia, dapat berarti

pula mencapai tujuan dan sasaran seperti apa yang telah direncanakan.

Namun demikian, walaupun ada yang dilaksanakan menyimpang dari rencana

semula, tetapi mempunyai dampak yang menguntungkan pada kelompok

penerima sasaran manfaat, maka dapat dikatakan efektif. Semakin besar

kontribusi pengeluaran yang dilakukan terhadap nilai pencapaian tujuan atau

sasaran yang ditentukan dapat dikatakan efektif proses kerja dari unit kerja

dimaksud.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

29

4. Penyebab Ketergantungan Fiskal

Menurut Kuncoro (2014:13), Penyebab utama rendahnya Pendapatan Asli

Daerah yang menyebankan tingginya ketergantungan terhadap subsidi dari

pusat adalah Pertama, kurang berperannya perusahaan daerah sebagai

sumber pendapatan daerah, seperti Daerah Tingkat 1 bagian laba BUMD

selama tahun 1988-1993 meningkat pesat (tahun 1988 berjumlah Rp16,7

milyar meningkat menjadi Rp 40,2 milyar pada tahun 1993), namun

sumbangannya terhadap pendapatan daerah relatif masih kecil.

Kedua, tingginya derajat sentralisasi dalam bidang perpajakan. Semua

pajak utama yang paling produktif baik pajak langsung dan tak langsung

ditarik oleh pusat. Pajak penghasilan badan maupun perorangan, Pajak

Pertambahan Nilai, bea cukai, PBB, royalti/IHH/IHPH (atas minyak,

pertambangan, kehutanan) semua diadministrasi dan ditentukan tarifnya oleh

pusat.

Ketiga, kendati pajak daerah cukup beragam, ternyata hanya sedikit yang

bisa diandalkan sebagai sumber penerimaan. Pajak daerah yang ada saat ini

berjumlah 50 jenis pajak, tetapi yang bersifat ekonomis bisa dilakukan

pemungutannya hanya terdiri dari 12 jenis pajak. Sekitar 90% pendapatan

Daerah Tingkat I hanya berasal dari dua sumber: Pajak Kendaraan Bermotor

dan Balik Nama. Di Daerah Tingkat II, sekitar 85% pendapatan daerah hanya

berasal dari enam sumber: pajak hotel dan restauran, penerangan jalan,

pertunjukan, reklame, pendaftaran usaha, ijin penjualan/ pembikinan petasan

dan kembang api. Pajak yang dapat diandalkan di Daerah Tingkat II hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

30

dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Balik Nama. Pajak-pajak daerah lainnya

sulit sekali untuk diharapkan karena untuk mengubah kebijakan pajak daerah

memerlukan persetujuan dari Departemen Dalam Negeri dan Menteri

Keuangan.

Keempat, ada yang khawatir apabila daerah mempunyai sumber

keuangan yang tinggi akan mendorong terjadinya disintegrasi dan

separatisme. Yugoslavia dan Uni Soviet sering ditunjuk sebagai contoh

negara yang cerai berai karena dorongan dari daerah yang merasa cukup kuat

dalam sumber keuangan untuk berdiri sendiri sebagai sebuah negara.

Kelima, kelemahan dalam pemberian subsidi dari pemerintah pusat

kepada pemerintah daerah. Selama ini pemerintah memberikan subsidi dalam

bentuk blok dan spesifik. Subsidi yang bersifat blok terdiri dari Inpres Dati I,

Inpres Dati II dan Inpres desa. Subsidi yang bersifat spesifik meliputi Inpres

pengembangan wilayah, Sekolah Dasar, kesehatan, penghijauan dan

reboisasi, jalan serta jembatan. Perbedaan utama antara subsidi blok dengan

subsidi spesifik adalah daerah memiliki keleluasaan dalam penggunaan

subsidi blok, sedangkan penggunaan dana subsidi spesifik sudah ditentukan

oleh pemerintah pusat dan daerah tidak mempunyai keleluasaan dalam

menggunakan dana tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

31

D. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Menurut Sholihin (2010:3) anggaran pemerintah merupakan dokumen

formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang

ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang

diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang

diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.

Anggaran daerah pada hakekatnya merupakan salah satu alat yang

memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas,

nyata, dan bertanggung jawab. Dengan demikian maka APBD harus benar-

benar dapat mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan

potensi dan keanekaragaman daerah.

Atas dasar tersebut, penyusunan APBD hendaknya mengacu pada norma-

norma dan prinsip anggaran sebagai berikut (Nirzawan, 2001: 79) :

a. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

Transparansi tentang anggaran daerah merupakan salah satu persyaratan

untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggungjawab.

Mengingat anggaran daerah merupakan salah satu sarana evaluasi

pencapaian kinerja dan tanggung jawab pemerintah menyejahterakan

masyarakat, maka APBD harus dapat memberikan informasi yang jelas

tentang tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

32

suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Selain itu setiap dana yang

diperoleh, penggunaannya harus dapat dipertanggung jawabkan.

b. Disiplin Anggaran

Anggaran yang disusun harus dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat

guna, tepat waktu dan dapat dipertanggung jawabkan. Pemilihan antara

belanja yang bersifat rutin dengan belanja yang bersifat pembangunan /

modal harus diklasifikasikan secara jelas agar tidak terjadi

pencampuradukan kedua sifat anggaran yang dapat menimbulkan

pemborosan dan kebocoran dana. Pendapatan yang direncanakan merupakan

perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap

sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan pada setiap pos /

pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.

c. Keadilan Anggaran

Pembiayaan pemerintah dapat dilakukan melalui mekanisme pajak dan

retribusi yang dipikul oleh segenap lapisan masyarakat, untuk itu

pemerintah daerah wajib mengalokasikan penggunannya secara adil agar

dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi

dalam pemberian pelayanan.

d. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat

menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal

guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu untuk dapat mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

33

tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan perlu

ditetapkan secara jelas tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang akan

diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang diprogramkan.

e. Format Anggaran

Pada dasarnya APBD disusun berdasarkan format anggaran defisit (defisit

budget format). Selisih antara pendapatan dan belanja mengakibatkan

terjadinya surplus atau defisit anggaran. Apabila terjadi surplus, daerah

dapat membentuk dana cadangan, sedangkan bila terjadi defisit, dapat

ditutupi melalui sumber pembiayaan pinjaman dan penerbitan obligasi

daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) disusun dengan

pendekatan kinerja dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling lambat 1 (satu)

bulan setelah APBN ditetapkan, demikian juga halnya dengan perubahan APBD

ditetapkan dengan Peraturan Daerah selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum

berakhirnya tahun anggaran. Sedangkan perhitungan APBD ditetapkan paling

lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

Sholihin (2010:3), fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai

pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan antara lain karena

anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik, anggaran merupakan target

fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan

pembiayaan yang diinginkan, anggaran menjadi landasan pengendalian yang

memiliki konsekuensi hukum, anggaran memberi landasan penilaian kinerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

34

pemerintah, hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan

pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.

2. Analisis Rasio Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis,

efektif, efisien dan akuntabel, analisis rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan

walaupun perakuntasian dalam APBD berbeda dengan laporan keuangan yang

dimiliki perusahaan swasta. Analisis rasio pada APBD dilakukan dengan

membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan

periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang

terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio

keuangan yang dimiliki suatu pemerintah tertentu dengan rasio keuangan daerah

lain yang terdekat maupun yang potensi daerahnya relatif sama untuk dilihat

bagaimana posisi rasio keuangan Pemerintah Daerah tersebut terhadap Pemerintah

Daerah lainnya. Adapun pihak-pihaknya yang berkepentingan dengan rasio

keuangan pada APBD ini adalah:

1. DPRD sebagai wakil dari pemilik daerah (masyarakat).

2. Pemerintah eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.

3. Pemerintah pusat / provinsi sebagai bahan masukan dalam pembinaan

pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.

4. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham

pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman ataupun membeli obligasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

35

Beberapa rasio yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data keuangan

yang bersumber dari APBD diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu

daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai

sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio kemandirian ditunjukkan

oleh besarnya pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah

yang berasal dari sumber lain (pihak ekstern) antara lain : Bagi hasil pajak,

Bagi hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum dan Dana

Alokasi Khusus, Dana Darurat dan Dana Pinjaman, (Halim, 2012:L-5).

Rumus yang digunakan adalah:

Rasio Kemandirian =

Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber

dana eksternal. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa

tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal semakin

rendah dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan

tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi

rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar

pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama pendapatan asli

daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan

menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi. Jadi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

36

Semakin tinggi rasio Kemandirian, maka semakin tinggi pula kemampuan

keuangan daerah dalam mendukung otonomi daerah.

b) Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

Derajat Desentralisasi Fiskal adalah kemampuan pemerintah daerah dalam

rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna membiayai pembangunan.

Derajat Desentralisasi Fiskal, khususnya komponen PAD dibandingkan dengan

Total Pendapatan Daerah.

Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

DDF =

Keterangan :

DDF = Derajat Desentralisasi Fiskal

PADt =Total PAD tahun t

TPDt = Total Penerimaan Daerah Tahun t

Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal menggambarkan besarnya campur tangan

pemerintah pusat dalam pembangunan daerah yang menunjukkan tingkat

kesiapan pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Semakin

tinggi rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, maka semakin tinggi pula

kemampuan keuangan daerah dalam mendukung otonomi daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

37

c) Rasio Indeks Kemampuan Rutin

Indeks Kemampuan Rutin yaitu : Proporsi antara PAD dengan pengeluaran

rutin . Sedangkan dalam menilai Indeks Kemampuan Rutin daerah (IKR)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rumus :

IKR =

Keterangan :

IKR = Indeks Kemampuan Rutin

PAD = Pendapatan Asli Daerah

Rasio Indeks Kemampuan Rutin menggambarkan besarnya kemampuan

pemerintah daerah untuk membiayai pengeluaran rutin dalam melaksanakan

kegiatan pemerintahanya. Semakin tinggi rasio Indeks Kemampuan Rutin,

maka semakin tinggi pula kemampuan keuangan daerah dalam mendukung

otonomi daerah.

d) Rasio Keserasian

Keserasian ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan

alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal.

Semakin tinggi presentase dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti

presentase belanja pembangunan yang digunakan untuk menyediakan sarana

prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil (Halim, 2007: 235).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

38

Secara sederhana rasio keserasian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

Rasio Belanja Rutin =

Rasio Belanja Pembangunan =

Rasio Keserasian menggambarkan keseimbangan antara alokasi dana

pemerintah daerah pada belanja rutin dan belanja pembangunan. Semakin

tinggi rasio Keserasian, maka semakin tinggi pula kemampuan keuangan

daerah dalam mendukung otonomi daerah.

e) Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan menggambarkan seberapa besar kemampuan pemerintah

daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang dicapai

dari periode ke periode lainnya. Pertumbuhan APBD dilihat dari berbagai

komponen penyusun APBD yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Total

Pendapatan, Belanja Rutin dan Belanja Pembangunan, (Halim, 2012: L-9).

Rumus yang digunakan adalah :

r =

Keterangan :

Pn = Data yang dihitung pada tahun ke-n

Po = Data yang dihitung pada tahun ke-0

r = Pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

39

Data yang dihitung adalah PAD, TPD, Belanja Rutin, Belanja

Pembangunan. Apabila semakin tinggi nilai PAD, TPD dan Belanja

Pembangunan yang diikuti oleh semakin rendahnya Belanja Rutin, maka

pertumbuhannya adalah positif. Artinya bahwa daerah yang bersangkutan telah

mampu mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhannya dari periode satu

ke periode yang berikutnya.

Selanjutnya jika semakin tinggi nilai PAD, TPD, dan Belanja Rutin yang

diikuti oleh semakin rendahnya Belanja Pembangunan, maka pertumbuhannya

adalah negatif, artinya bahwa daerah yang bersangkutan belum mampu

mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhannya dari periode yang satu ke

periode yang berikutnya. Semakin tinggi rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli

Daerah, maka semakin tinggi pula kemampuan keuangan daerah dalam

mendukung otonomi daerah.

f) Trend

Purwanto (2007:176), Trend adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau

turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu

ke waktu dan nilainya cukup rata. Trend data berkala bisa berbentuk trend yang

meningkat dan menurun. Trend yang meningkat disebut trend positif dan trend

yang menurun disebut trend yang negatif. Trend menunjukkan perubahan

waktu yang relatif panjang dan stabil. Trend positif dan negatif :

a. Trend Positif

Trend positif mempunyai kecenderungan nilai ramalan (Y’) meningkat

dengan meningkatnya waktu (X). Persamaan trend positif adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

40

Y’= a + bX

Dimana a= konstanta dan b adalah tingkat kecenderungan. Apabila X naik

1 satuan, maka Y’ akan naik sebesar b satuan. Trend positif mempunyai

slope/ gradien/ kemiringan garis yang positif dari bawah ke atas.

b. Trend Negatif

Trend negatif mempunyai kecenderungan nilai ramalan (Y’) menurun

dengan meningkatnya waktu (X). Persamaan trend negatif adalah:

Y’ = a - bX

Dimana a=konstanta dan b adalah tingkat kecenderungan. Apabila X naik 1

satuan, maka Y; akan turun sebesar b satuan. Trend negatif mempunyai

slope/ gradien/ kemiringan garis yang negatif dari atas ke bawah.

E. Kerangka Pemikiran

Satu ciri utama daerah mampu dalam melaksanakan otonomi daerah adalah

terletak pada kemampuan keuangan daerah untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerahnya dengan tingkat ketergantungan kepada pemerintah

pusat mempunyai proporsi yang semakin mengecil dan diharapkan bahwa PAD

harus menjadi bagian terbesar dalam memobilisasi dana penyelenggaraan

pemerintah daerah.

Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu faktor yang penting dalam

pelaksanaan roda pemerintahan suatu daerah yang berdasar pada prinsip otonomi

yang nyata, luas dan bertanggung jawab. Peranan Pendapatan Asli Daerah dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

41

keuangan daerah menjadi salah satu tolak ukur penting dalam pelaksanaan

otonomi daerah, dalam arti semakin besar suatu daerah memperoleh dan

menghimpun PAD maka akan semakin besar pula tersedianya jumlah keuangan

daerah yang dapat digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Otonomi

Daerah.

Beberapa kemungkinan permasalahan keuangan daerah yang dihadapi

Pemerintah yang disebabkan oleh ketidaksiapan dalam melaksanakan otonomi

daerah, yaitu: ketergantungan pemerintah daerah kepada subsidi dari pemerintah

pusat yang tercermin dalam besarnya bantuan pemerintah pusat baik dari sudut

anggaran rutin, yaitu subsidi daerah otonom maupun dari sudut anggaran

pemerintah daerah, rendahnya kemampuan daerah untuk menggali potensi

sumber-sumber pendapatan asli daerah yang tercermin dari penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang relatif kecil dibanding total penerimaan

daerah, kurang serasinya antara anggaran belanja rutin dengan belanja

pembangunan yang menyebabkan lambannya pembangunan daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

dengan menggunakan metode kuantitatif. Di dalam penelitian kuantitatif

menggunakan beberapa rasio keuangan, yaitu: rasio kemandirian keuangan

daerah, rasio derajat desentralisasi fiskal, rasio indeks kemampuan rutin, rasio

keserasian, rasio pertumbuhan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh bersumber dari hasil wawancara, sedangkan

data sekunder berasal data keuangan APBD Kota Yogyakarta Kabupaten

Sleman.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2015. Penelitian

dilaksanakan di Kota Yogyakarta Kabupaten Sleman dengan memperoleh

data melalui DPKAD (Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah) Kabupaten Sleman, dan BPS(Badan Pusat Statistik) Kabupaten

Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

43

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.Metode Dokumentasi

Pencatatan, pengumpulan dan pengelompokan data berkaitan dengan

permasalahan penelitian dari sumber data sekunder.

2. Observasi

Mengadakan tinjauan secara langsung terhadap objek penelitian dengan

cara mengamati, meneliti dan mempelajari tentang data-data sekunder dari

APBD Kota Yogyakarta Kabupaten Sleman Periode 2010-2014.

D. Teknik analisis Data

1. Untuk menjawab permasalahan yang pertama dilakukan dengan

menghitung rasio sebagai berikut:

a. Rasio Kemampuan Keuangan Daerah yang terdiri dari Rasio

Kemandirian Keuangan Daerah yaitu (pendapatan asli daerah

dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber lain/

pihak ekstern),

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kemandirian daerah

adalah

Tingkat Kemandirian Daerah

= X100%

Rasio kemandirian daerah menggambarkan ketergantungan daerah

terhadap sumber dana di luar PAD. Selain itu, rasio kemandirian daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

44

juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan

daerah.

Pola hubungan daerah menurut Paul Hersey dan Kenneth Blanchard

dalam Halim (2002:169) mengemukakan pola hubungan antara

pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah.

1) Pola Hubungan Instruktif, peranan pemerintah pusat lebih dominan

dari pada kemandirian pemerintah daerah (daerah yang tidak mampu

melaksanakan otonomi daerah)

2) Pola Hubungan Konsultatif, campur tangan pemerintah pusat sudah

mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu

melaksanakan otonomi.

3) Pola Hubungan Partisipatif, peranan pemerintah pusat semakin

berkurang, mengingat daerah yang bersangkutan tingkat kemandiriannya

mendekati mampu melaksanakan urusan otonomi.

4) Pola Hubungan Delegatif, campur tangan pemerintah pusat sudah

tidak ada karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri dalam

melaksanakan urusan otonomi daerah. Bertolak dari teori tersebut, karena

adanya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang

berbeda, akan terjadi pula perbedaan pola hubungan dan tingkat

kemandirian antar daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

45

Tabel III.1

Tingkat Kemandirian Daerah

Rasio Kemandirian Tingkat Kemandirian Pola Hubungan

0% - 25% Sangat Rendah Instruktif

25% - 50% Rendah Konsultatif

50% - 75% Sedang Partisipatif

75% - 100% Tinggi Delegatif

Sumber: Tangkilisan ( 2005:82)

Kabupaten Sleman semakin mampu dalam menghadapi otonomi daerah

jika rasio kemandirian sudah lebih dari 75%.

b. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal yaitu kemampuan pemerintah daerah

dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli daerah guna membiayai

pembangunan (komponen PAD dibandingkan dengan Total Pendapatan

Daerah),

Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

DDF=

Keterangan:

DDF = Derajat Desentralisasi Fiskal

PADt = Total PAD tahun t

TPDt = Total Penerimaan Daerah Tahun t

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

46

Tabel III.2

Tingkat Perkembangan Kemampuan Keuangan Daerah

PAD/TPD (%) Kemampuan Keuangan Daerah

0,00-10,00 Sangat Kurang

10,01-20,00 Kurang

20,01-30,00 Cukup

30,01-40,00 Sedang

40,01-50,00 Baik

>50,00 Sangat Baik

Sumber: Tangkilisan (2005:83)

Kabupaten Sleman semakin mampu dalam menghadapi otonomi daerah

jika dilihat dari rasio derajat desentralisasi fiskal yaitu lebih dari 50%.

c. Rasio Indeks Kemampuan Rutin yang menggambarkan besarnya

kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai pengeluaran rutin

dalam melaksanakan kegiatan pemerintahannya (Perbandingan antara

proporsi PAD dengan Total Pengeluaran Rutin)

IKR = X 100%

Keterangan:

IKR = Indeks Kemampuan Rutin

PAD = Pendapatan Ali Daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

47

Tabel III.3

Tingkat Kemampuan Rutin Daerah

PAD/Pengeluaran Rutin (%) Kemampuan Keuangan Daerah

0,00-10,00 Sangat Kurang

10,01-20,00 Kurang

20,01-30,00 Cukup

30,01-40,00 Sedang

40,01-50,00 Baik

>50,00 Sangat Baik

Sumber : Tangkilisan (2005:84)

Kabupaten Sleman mampu dalam menghadapi otonomi daerah jika

dilihat dari rasio indeks kemampuan rutin yaitu lebih dari 50%.

d. Rasio Keserasian yang menggambarkan keseimbangan antara alokasi

dana pemerintah daerah pada belanja rutin dan belanja pembangunan.

Secara sederhana rasio dapat diformulasikan sebagai berikut:

Rasio Belanja Rutin =

Rasio Belanja pembangunan =

e. Rasio Pertumbuhan yang menggambarkan seberapa besar kemampuan

pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan

keberhasilan yang dicapai dari periode ke periode lainnya.

Rumus yang digunakan adalah:

r =

Keterangan:

Pn = Data yang dihitung pada tahun ke-n

Po = Data yang dihitung pada tahun ke-0

r = Pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

48

Tabel III.4

Tingkat Pertumbuhan Daerah

Pertumbuhan (%) Kemampuan Keuangan Daerah

0,00-10,00 Sangat Kurang

10,01-20,00 Kurang

20,01-30,00 Cukup

30,01-40,00 Sedang

40,01-50,00 Baik

>50,00 Sangat Baik

Sumber : Tangkilisan 2005:84

Kabupaten Sleman mampu dalam menghadapi otonomi daerah jika

dilihat dari rasio pertumbuhan yaitu lebih dari 50%.

2. Untuk menjawab permasalahan yang kedua dilakukan perbandingan

perhitungan antar periode dari 2010 sampai dengan 2014 sehingga

dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya dalam setiap

periode dengan menggunakan analisis trend sebagai tolak ukur dalam

menilai perkembangan kemampuan keuangan daerah dalam

mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Pemerintahan Kabupaten

Sleman. Di dalam analisis trend, jika koefisien b positif (b>0) berarti

disimpulkan mengalami peningkatan dan daerah semakin mampu

dalam melaksanakan otonomi daerah . jika koefisisen b negatif (b<0)

berarti disimpulkan mengalami penurunan dan daerah belum mampu

dalam melaksanakan otonomi daerah.

Semakin tinggi rasio mengindikasikan bahwa tingkat

ketergantungan daerah terhadap sumber pendapatan daerah selain PAD

semakin rendah dan semakin tingginya tingkat pertisipasi masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

49

dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen

utama Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan demikian pula sebaliknya.

Dalam analisis trend, digunakan analisis time series dengan persamaan

trend sebagai berikut (Purwanto, 2007) :

Y’ = a + bX

Besarnya a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :

a = b =

Keterangan :

Y’ = Nilai trend

a = Nilai konstanta yaitu nilai Y pada saat nilai X=0

b = Nilai kemiringan yaitu tambahan nilai Y, apabila X bertambah satu

satuan

X = Nilai periode tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

50

BAB IV

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SLEMAN

A. Letak Geografis

Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 1100 13’00” sampai

dengan1100

33’00’’ Bujur Timur, dan mulai 70 34’51’’ sampai dengan 7

0

47’03’’ Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 100-2.500 meter di atas

permukaan air laut. Jarak terjauh Utara-Selatan kira-kira 32 km, Timur-Barat

kira-kira 35 km, terdiri dari 17 kecamatan, 86 desa, dan 1.212 padukuhan.

Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah,

bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa tengah,

bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta,

provinsi D.I.Yogyakarta dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon

Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa

Tengah.

Wilayah di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur, sedang

bagian utara sebagian besar merupakan tanah kering yang berupa ladang dan

perkarangan, serta memiliki permukaan yang agak miring ke selatan dengan

batas paling utara adalah Gunung Merapi. Di lereng selatan Gunung Merapi

terdapat dua buah bukit, yaitu bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang

merupakan bagian dari Kawasan Wisata Kaliurang. Beberapa sungai yang

mengalir melalui Kabupaten Sleman menuju Pantai Selatan antara lain Sungai

Progo, Krasak, Sempor, Kuning, Boyong, Winongo, Gendol, dan Opak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

51

Tabel IV.1

Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Sleman

Sebelah

Side

Letak Geografis

Geographical

Batas Wilayah

Border Area

(1) (2) (3)

1. Utara/ North 70 34’51”LS Kabupaten Boyolali,

Provinsi Jawa Tengah/

Boyolali Regency, Jawa

Tengah Province

2. Timur/East 1100 13’ 00” BT Kabupaten Klaten,

Provinsi Jawa Tengah/

Klaten Regency, Jawa

Tengah Province

3. Selatan/ South 70 47’03”LS Kabupaten Bantul,

Provinsi D.I. Yogyakarta,

Kota Yogyakarta,

Provinsi D.I. Yogyakarta/

Bantul Regency,

D.I.Yogyakarta Province,

Yogyakarta City, D.I.

Yogyakarta Province

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

52

4. Barat/West 1100 33’00”BT Kabupaten Kulonprogo,

Provinsi D.I.Yogyakarta,

Kabupaten Magelang,

Provinsi Jawa Tengah/

Kulonprogo Regency,

D.I. Yogyakarta

Province, Magelang

Regency, Jawa Tengah

Province

Sumber : Badan Pusat Statistik Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

53

B. Pemerintahan

Jumlah pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Sleman pada Tahun

2013 sebanyak 12.032 orang. Dari Jumlah tersebut, 192 orang adalah pegawai

Golongan I, 1.784 orang pegawai golongan II, 4609 orang pegawai golongan III,

dan 5.447 orang adalah pegawai golongan IV. Menurut tingkat pendidikan yang

ditamatkan pegawai otonom terdiri dari 95 pegawai berijasah SD, 232 berijasah

SMP, 2.486 berijasah SMA, 6.712 pegawai berijasah DI-DIII, dan1.475 pegawai

berijasah DIV-S2.

Jumlah pegawai instansi vertikal yang ada di Kabupaten Sleman adalah

sebanyak 1.545 orang, terdiri dari 7 pegawai golongan I, 151 pegawai golongan

II, 900 pegawai golongan III, dan 487 pegawai golongan IV. Bila dilihat dari

pendidikannya, pegawai instansi vertikal tersebut terdiri dari 3 pegawai berijasah

SD, 13 pegawai berijasah SMP, 272 pegawai berijasah SMA, 108 pegawai

berijasah DI-DIII, dan 1.139 berijasah DIV-S2.

C. Penduduk, Tenaga Kerja, Keluarga Berencana dan Transmigrasi

1. Banyaknya Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah

penduduk Sleman Tahun 2013 sebesar 1.141.718 jiwa, terdiri dari 574.913

laki-laki dan 566.805 perempuan. Dengan luas wilayah 574,82 km2, maka

kepadatan penduduk kabupaten Sleman adalah 1.986 jiwa per km2 . Beberapa

kecamatan yang relatif padat penduduknya adalah Depok dengan 5.260 jiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

54

per km2, Mlati dengan 3.740 jiwa per km

2 serta Gamping dan Ngaglik dengan

masing-masing 3.491 jiwa dan 2.837 jiwa per km2.

Gambar IV.1 Banyaknya penduduk Kabupaten Sleman

2. Keluarga Berencana

Sebagai upaya untuk mengendalikan banyaknya penduduk, Pemerintah

melancarkan program KB. Program ini di samping untuk menekan ledakan

jumlah penduduk, juga dimaksudkan sebagai usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga.

Pasangan usia subur yang merupakan salah satu sasaran program KB pada

tahun 2013 tercatat sebanyak 193.421 pasangan. Mereka tersebar pada 17

kecamatan dengan jumlah terbesar di Kecamatan Gamping sebanyak 18.147

pasangan(9,38%), disusul Kecamatan Depok 17.652 (9,13%) pasangan dan

Kecamatan Ngaglik sebanyak 15.864 pasangan (8,20%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

55

3. Tenaga Kerja

Dari 13.307 pencari kerja, sebanyak 2.963 orang telah ditempatkan bekerja

yang tersebar pada berbagai sektor tahun 2013. Dilihat menurut wilayah

penempatan, para pencari kerja disalurkan melalui tiga kelompok yakni antar

lokal(AKAL), antar daerah (AKAD), dan antar negara(AKAN). Sebanyak

2.573 pencari kerja(85,03%) disalurkan melalui AKAL, serta masing-masing

sebanyak 288 orang (9,52%) dan 165 orang (5,45%) melalui AKAD dan

AKAN.

4. Transmigrasi

Penempatan transmigrasi menurut daerah penempatannya dibedakan dua

kawasan yaitu Kawasan Barat dan Kawasan Timur, Kawasan Barat terdiri

dari Nangroe Aceh, Riau, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat

dan Sumatera Selatan. Sementara kawasan Timur terdiri dari Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Selatan.

D. Sosial

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam pengembangan sumber

daya manusia. Kemajuan suatu bangsa banyak ditentukan oleh kualitas

pendidikan penduduknya. Beberapa faktor utama yang mendukung

penyelenggaraan pendidikan adalah ketersediaan sekolah yang memadai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

56

dengan sarana prasarananya, pengajar dan keterlibatan anak didik, maupun

komite sekolah.

Pada jenjang SD, Kabupaten Sleman pada tahun 2013/2014 memiliki

sebanyak 501 unit sekolah yang terdiri dari 377 SD swasta. Banyaknya guru

SD mencapai 4.156 orang di SD negeri dan 1.655 orang di SD swasta.

Adapun peserta didik yang sedang mengenyam pendidikan tercatat sebanyak

87.264 anak yang terbagi menjadi 63.352 anak bersekolah di SD negeri dan

22.912 anak di SD swasta

Pada jenjang SMP, jumlah sekolah tercatat sebanyak 110 sekolah, yang

terdiri dari 54 SMP negeri dan 56 SMP swasta. Banyaknya guru yang

mengajar di SMP tercatat sebanyak 2.743 orang. Sebagian dari mereka 1.618

orang mengajar di SMP negeri, sedangkan selebihnya di SMP swasta.

Adapun murid yang bersekolah di SMP pada tahun 2013/2014 mencapai

34.923 orang yang terdiri dari 22.983 orang di SMP negeri dan SMP swasta

sebanyak 11.940 orang.

Pada jenjang SMA, tersedia sebanyak 42 sekolah dengan 17 SMA negeri

dan 25 SMA swasta. Dilihat dari banyaknya kelas, SMA swasta memiliki 155

kelas dan SMA negeri memiliki 267 kelas. Banyaknya guru di SMA negeri

640 orang dan banyaknya guru di SMA swasta 535 orang, dengan murid di

SMA negeri sebanyak 7.735 orang dan di SMA swasta sebanyak 3.232 orang.

Untuk jenjang pendidikan menengah lainnya yakni SMK, terdapat sebanyak

58 sekolah yang didominasi oleh SMK swasta yakni sebanyak 50 sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

57

2. Agama

Komposisi penduduk menurut agama yang dipeluk di Kabupaten Sleman

pada tahun 2013 mencatat sekitar 1.034.100 orang beragama Islam, Katholik

sebanyak 63.637 orang, disusul oleh agama Kristen sebanyak 25.929 orang.

Adapun penduduk beragama Hindu dan Budha masing-masing tercatat

sebanyak 1.483 orang dan 905 orang.

E. Pertanian

Pertanian adalah kegiatan usaha yang meliputi budi daya tanaman pangan

hortikultura, perkebunan,perikanan, kehutanan dan peternakan.

1. Tanaman Pangan

Tanaman pangan meliputi padi dan palawija. Tanaman palawija

mencakup komoditas jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kedelai

serta kacang hijau. Adapun hortikultura terdiri dari sayur- sayuran, buah-

buahan, tanaman hias dan tanaman obatan. Produksi padi sawah dan padi

ladang Kabupaten Sleman pada tahun 2013 tercatat sebanyak 307.869

ton. Dibandingkan tahun 2012 terjadi penurunan produksi sebesar 1,58

persen dengan produksi sebanyak 312.815 ton.

2. Peternakan

Pembangunan peternakan diprioritaskan pada pengembangan peternakan

rakyat guna mendorong diversifikasi pangan dalam rangka mencukupi

kebutuhan protein hewani yaitu daging, telur dan susu melalui kegiatan

pemuliaan ternak dan inseminasi buatan. Populasi ternak besar pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

58

tahun 2013 terdiri dari sapi potong ±51.642 ekor, sapi perah ±3.614 ekor,

kerbau ±671 ekor dan kuda ±347 ekor. Sedangkan populasi ternak kecil

meliputi domba dengan populasi 71.412 ekor, kambing 36.789 ekor, dan

babi ± 6.673 ekor.

3. Perkebunan

Produksi tanaman perkebunanan yang dominan di Kabupaten Sleman

adalah tebu dan kelapa dengan produksi masing-masing 596.343 kuintal

dan 78.444,04 kuintal. Kemudian diikuti oleh mendong(untuk bahan

baku tikar) dengan produksi sekitar 23.673,38 kuintal.

4. Perikanan

Budidaya ikan di Kabupaten Sleman terdiri dari budidaya ikan di kolam

air tawar dan budidaya ikan di kolam air sawah yang dikenal dengan

mina padi. Sedangkan untuk budidaya di perairan umum masih digabung

dengan penangkapan ikan di perairan umum.

5. Kehutanan

Potensi kehutanan di Kabupaten Sleman adalah relatif kecil. Hal ini

karena dari sekitar luas kabupaten Sleman 57.482 hektar hanya memiliki

hutan seluas 6.149,92 hektar atau 10,69%. Kawasan hutan tersebut terdiri

dari 4.42052 hektar hutan rakyat dan selebihnya merupakan hutan negara

dan cagar alam yakni sekitar 1.728,38 hektar dan 1.02 hektar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

59

F. Industri

Industri dikelompokkan ke dalam 2 sektor, yaitu Sektor Industri Kecil

dan Sektor Industri Besar-Menengah. Kelompok Sektor Industri Kecil

merupakan perusahaan yang mempunyai nilai aset kurang dari Rp200 juta,

sedangkan perusahaan yang mempunyai nilai aset lebih dari Rp 200 juta

dikelompokkan menjadi Sektor Industri Besar-Menengah.

Pada tahun 2012, jumlah perusahaan industri kecil adalah15.707 dan

bertambah pada tahun 2013 menjadi 15.850 perusahaan. Banyaknya

perusahaan industri besar menengah mencapai 136 perusahaan pada tahun

2013.

Gambar IV.2 Banyaknya Industri Kecil di Kabupaten Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

60

G. Pertambangan dan Penggalian

Komoditas terbesar hasil usaha pertambangan bahan galian golongan di

Kabupaten Sleman adalah pasir. Sebagian besar galian tersebut

dihasilkan di Kecamatan Cangkringan. Jumlah pemegang ijin

penggunaan air bawah tanah di Kabupaten Sleman sebanyak 348, dengan

jumlah sumur bor dan gali sebanyak 358 sumur. Jumlah sumur terbanyak

ada di Kecamatan Depok yaitu sebesar 119 sumur.

H. Perdagangan

Pada tahun 2013, realisasi ekspor mencapai 32.415.786,53 USD dengan

volume 1.403.973,76 kilogram. Pakaian Jadi, Sarung tangan sintesis dan

sarung tangan kulit memberikan kontribusi yang dominan terhadap nilai

export di Kabupaten Sleman. Komoditi tersebut memberikan kontribusi

sebesar 82,21% dari jumlah nilai export pada tahun 2013. Menurut

negara tujuan, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor terbesar

yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap nilai ekspor(40,76%) dan

diikuti Jepang(25,03%), dan Belanda(6,55%).

I. Hotel

Banyaknya hotel/penginapan di Kabupaten Sleman pada tahun 2013

mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012, yaitu sebesar

387 hotel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

61

J. Pariwisata

Banyaknya wisatawan asing dapat digolongkan menjadi 4 kategori sesuai

dengan asal benua. Jumlah wisatawan asing yang terbanyak berasal dai

Benua Asia yaitu 34.555 wisatawan yang didominasi oleh wisatawan dari

Jepang dan Singapura. Banyaknya wisatawan dari Benua Eropa adalah

19.663 wisatawan yang didominasi oleh wisatawan dari jerman dan

Italia. Selain itu, 4.817 wisatawan dari Benua Amerika dan .992

wisatawan dari Benua Australia dan sekitarnya.

K. Transportasi

Jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di wilayah hukum Polres

Sleman pada akhir tahun 2013 mencapai 53.922 kendaraan. Dari jumlah

tersebut terinci menjadi 448 kendaraan merupakan kendaraan umum

perusahaan, 53.261 kendaraan merupakan kendaraan pribadi, dan 213

kendaraan merupakan kendaraan milik pemerinrah.

L. Keuangan dan Perbankan

Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun

anggaran 2013 mencapai 1.899,497 milyar rupiah atau naik sebesar 19,48

persen dibanding tahun anggaran 2012. Pendapatan terbesar berasal dari

bagian Dana Perimbangan yaitu sebesar 992,782 milyar rupiah(52,26%).

Realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2013 mencapai

455.998 milyar rupiah atau sekitar 24,01% penyumbang penerimaan

daerah, dengan penerimaan terbesar berasal dari pajak daerah, yaitu

mencapai 281,38 milyar rupiah pada tahun anggaran 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

62

M. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator makro

ekonomi yang menggambarkan kinerja perekonomian suatu wilayah. Pada

tahun 2013, PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Sleman mencapai

19, 105 trilyun rupiah, sementara PDRB atas dasar harga konstan tahun

2000 sebesar 7,472 trilyun rupiah.Dalam menilai PDRB atas dasar harga

berlaku, digunakan data harga tahun 2013,sedang dalam menilai PDRB

atas dasar harga konstan 2000, data harga yang digunakan adalah harga

tahun 2000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

63

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data dan Pembahasan

Salah satu cara untuk menilai kemampuan keuangan Daerah yaitu dengan

mengukur kemampuan keuangan daerah tersebut menggunakan analisis rasio.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan keuangan

pemerintah daerah Kabupaten Sleman dalam mendukung pelaksanaan otonomi

daerah.

Dalam melakukan penelitian ini, data yang peneliti dapatkan adalah

data Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2010 sampai dengan 2014. Berdasarkan

data tersebut, peneliti menghitung Rasio kemandirian keuangan daerah, Rasio

derajat desentralisasi fiskal, Rasio indeks kemampuan rutin, Rasio keserasian,

Rasio pertumbuhan untuk menganalisis kemampuan keuangan daerah dalam

pelaksanaan otonomi daerah ditinjau dari keuangan daerah Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

64

Berdasarkan kondisi data tentang PAD, bantuan pemerintah pusat dan laporan

Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Sleman, maka untuk rasio

kemandirian pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2009-2014 adalah sebagai

berikut halim (2012: L-5)

1. Rasio Kemandirian =

Perhitungan Rasio Kemandirian :

Rasio Kemandirian Tahun 2010 =

=17,48%

Rasio Kemandirian Tahun 2011 =

= 20,90%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

65

Tabel V.1

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Sumber: Data Diolah

Tahun

Anggar

an

Total Pendapatan

PAD SPE

Rasio

Kemandiria

n

(%)

Pola

Rp Perkemban

gan

(%)

Rp Perkembang

an (%)

2010 1.095.628.887.559,93 163.056.459.137,93 - 932.572.428.422,00 - 17,48 Instruktif

2011 1.311.473.547.855,47 226.723.271.088,47 39,05 1.084.750.276.767,00 16,32 20,90 Instruktif

2012 1.589.722.974.409,13 301.069.539.284,13 32,79 1.288.653.435.125,00 18,80 23,36 Instruktif

2013 1.899.525.636.838,83 449.270.304.864,83 49,22 1.450.255.331.974,00 12,54 30,98 Konsultatif

2014 2.076.820.131.084,13 573.337.599.560,11 27,62 1.503.482.531.524,02 3,67 38,13 Konsultatif

Rata-Rata 37,17 12,83 26,17 Konsultatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

66

Dari tabel diatas rasio kemandirian keuangan daerah Kabupaten Sleman

selama 5 tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dilihat rasio

kemandirian daerah pada tahun 2010, 2011, 2012 sebesar 17,48% , 20,90%, dan

23,36% dengan pola instruktif yang berarti peranan pemerintah pusat masih

dominan terhadap kemandirian pemerintah daerah. Pada tahun 2013 dan 2014

sebesar 30,98% dan 38,13% dengan pola konsultatif dimana peran pemerintah

pusat sudah mulai berkurang karena daerah dianggap sedikit mampu dalam

melaksanakan otonomi.

Selama lima tahun anggaran rata-ratanya sebesar 26,17 %, berada pada skala

interval (25%-50%) yang berarti Kabupaten Sleman belum mampu untuk

menghadapi otonomi daerah.

2. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

DDF=

Keterangan:

PADt = Total PAD tahun t

TPDt = Total Penerimaan Daerah tahun t

Total penerimaan daerah adalah penjumlahan dari PAD, transfer pusat ke

daerah, dan pendapatan daerah lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

67

Perhitungan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal :

Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal tahun 2010 =

= 14,88%

Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal tahun 2011 =

=17,29%

Tabel V.2

Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Tahun

Anggaran

Pendapatan Asli

Daerah

Total Pendapatan

Daerah

Rasio Derajat

Desentralisasi

Fiskal

(%)

Keterangan

2010 163.056.459.137,93 1.095.628.887.559,93 14,88 Kurang

2011 226.723.271.088,47 1.311.473.547.855,47 17,29 Kurang

2012 301.069.539.284,13 1.589.722.974.409,13 18,94 Kurang

2013 449.270.304.864,83 1.899.525.636.838,83 23,65 Cukup

2014 573.337.599.560,11 2.076.820.131.084,13 27,61 Cukup

Rata-rata 20,47 Cukup Sumber :Data diolah

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio desentralisasi fiskal pada

tahun 2010 ,2011, dan 2012 sebesar 14,88% , 17,29%, dan18,94%. Ini termasuk

dalam kategori kurang yang maksudnya campur tangan pemerintah pusat sangat

besar dalam pembangunan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

68

Pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 23,65% dan 27,61%. Ini termasuk dalam

kategori cukup yang berarti cukup besar campur tangan pemerintah pusat dalam

pembangunan daerah. Dengan kata lain, berdasarkan perhitungan rasio derajat

desentralisasi fiskal pemerintah Kabupaten Sleman selama lima tahun anggaran

dalam kategori cukup, karena berada pada interval 20,01% sampai 30,00%, rata-

rata rasio derajat desentralisasi fiskal sebesar 20,47%, termasuk dalam kategori

cukup yang berarti cukup besar campur tangan pemerintah pusat dalam

pembangunan daerah . Dilihat dari derajat desentralisasi fiskal, pemerintah daerah

Kabupaten Sleman belum mampu menghadapi otonomi daerah.

3. Rasio Indeks Kemampuan rutin

Rumus :

IKR = x100%

Keterangan :

IKR = Indeks Kemampuan Rutin

PAD = Pendapatan Asli Daerah

Perhitungan Rasio Indeks Kemampuan Rutin

Rasio Indeks kemampuan Rutin tahun 2010 = x100%

= 16,48%

Rasio Indeks Kemampuan Rutin tahun 2011 = X100%

= 19,85%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

69

Tabel V.3

Rasio Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Tahun

Anggaran

Pendapatan Asli

Daerah

Belanja Rutin Rasio Indeks

Kemampuan

Rutin

(%)

Keterangan

2010 163.056.459.137,93 989.131.133.924,33 16,48 Kurang

2011 226.723.271.088,47 1.142.118.624.078,58 19,85 Kurang

2012 301.069.539.284,13 1.241.689.260.072,05 24,25 Cukup

2013 449.270.304.864,83 1.420.339.683.204,62 31,63 Sedang

2014 573.337.599.560,11 1.542.922.443.616,11 37,16 Sedang

Rata-rata 25,87 Cukup

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio indeks kemampuan

rutin pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 16,48% dan 19,85%., ini termasuk

tergolong dalam kategori kurang, sehingga pemerintah daerah kurang mampu

untuk membiayai pengeluaran rutin dalam melaksanakan kegiatan

pemerintahannya dan campur tangan pemerintah pusat masih sangat besar.

Selanjutnya pada tahun 2012 sebesar 24,25%, ini termasuk dalam kategori

cukup yaitu pemerintah daerah cukup mampu untuk membiayai pengeluaran

rutin dalam melaksanakan kegiatan pemerintahannya. Pada tahun 2013 dan 2014

sebesar 31,63% dan 37,16%, ini termasuk dalam kategori sedang yaitu

pemerintah daerah mampu untuk membiayai pengeluaran rutin dalam

melaksanakan kegiatan pemerintahannya. Jadi, selama lima tahun anggaran

pemerintah Kabupaten Sleman meiliki rasio IKR dalam kategori cukup karena

masih berada dalam skala interval antara 20,01%-30,00% yaitu dengan rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

70

sebesar 25,87%. Dilihat dari Rasio Indeks Kemampuan rutin, pemerintah daerah

Kabupaten Sleman belum mampu untuk mendukung pelaksanaan otonomi

daerah.

4. Rasio Keserasian:

Rasio Belanja Rutin = X100%

Rasio Belanja pembangunan = X100%

Perhitungan Rasio Keserasian tahun 2010

Rasio Belanja Rutin Tahun 2010

=

= 87,41%

Jadi belanja yang dikeluarkan dari kas umum daerah Kabupaten Sleman dalam

rangka menyelenggarakan operasional pemerintah pada tahun 2010 sebesar

87,41%.

Rasio Belanja Pembangunan Tahun 2010

=

= 12,59%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

71

Jadi belanja yang dikeluarkan dalam rangka membeli barang modal

daerah Kabupaten Sleman pada tahun 2010 sebesar 12,59%.

Perhitungan rasio keserasian tahun 2011

Rasio Belanja Rutin Tahun 2011

=

= 89,36%

Jadi belanja yang dikeluarkan dari kas umum daerah Kabupaten

Sleman dalam rangka menyelenggarakan operasional pemerintah pada

tahun 2011 sebesar 89,36%

Rasio Belanja Pembangunan Tahun 2011

=

= 10,64%

Jadi belanja yang dikeluarkan dalam rangka membeli barang modal

daerah Kabupaten Sleman pada tahun 2010 sebesar 12,59%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

72

Tabel V.4

Rasio Keserasian Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Sumber :Data Diolah

Tahu

n

Angg

aran

Total Belanja Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Transfer Rasio

Belanja

Operasi

(%)

Rasio

Belanja

Modal

(%)

Rp Perke

mban

gan

(%)

Rp Perkem

bangan

(%)

Rp Perkemb

angan

(%)

Rp Perkem

bangan

(%)

2010 1.131.602.398.904,14 989.131.133.924,33 - 99.812.269.370,81 - 4.404.090.314 - 38.254.905.295 - 87,41 12,59

2011 1.278.055.164.511,30 1.142.118.624.078,58 15,47 96.111.399.134,72 (3,71) 498.223.000 (88,69) 39.335.918.298 2,83 89,36 10,64

2012 1.421.401.170.875,33 1.241.689.260.072,05 8,72 132.536.252.044,00 37,90 1.193.672.563 139,59 45.981.986.196,28 16,90 87,36 12,64

2013 1.693.528.297.005,79 1.420.339.683.204,62 14,39 206.859.865.136,17 56,08 0 (100,00) 66.328.748.665 44,25 83,87 16,13

2014 1.896.630.249.448,36 1.542.922.443.616,11 8,63 282.849.371.259,00 36,73 841.163.588 70.017.270.985,25 5,56 81,35 18,65

Rata-rata 85,87 14,13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

73

Dari tabel V.4 dapat disimpulkan bahwa rasio keserasian pemerintah

Kabupaten Sleman tahun anggaran 2010-2014 lebih memprioritaskan

belanjanya pada belanja operasi daripada belanja modal. Sehingga

pemerintah Kabupaten Sleman perlu menekan besarnya alokasi dana

untuk belanja operasi guna dialokasikan untuk belanja modal untuk

menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat.

5. Rasio Pertumbuhan

Rasio Pertumbuhan yang menggambarkan seberapa besar kemampuan

pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan

keberhasilan yang dicapai dari periode ke periode lainnya.

Rumus yang digunakan adalah:

r =

Keterangan:

Pn = Data yang dihitung pada tahun ke-n

Po = Data yang dihitung pada tahun ke-0

r = Pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

74

Perhitungan Rasio Pertumbuhan tahun 2010

Rasio Pertumbuhan PAD tahun 2010

=

= 39,05%

Rasio Pertumbuhan Total Pendapatan tahun 2010

=

=19,70%

Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi tahun 2010

=

= 15,47%

Rasio Pertumbuhan Belanja Modal tahun 2010

=

= -3,71%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

75

Tabel V.5

Rasio Pertumbuhan Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

TA PAD Total Pendapatan Belanja Operasi Belanja Modal Pertumb

uhan

PAD

(%)

Pertumbuh

an

Pendapata

n

(%)

Pertumbuha

n Belanja

Operasi

(%)

Pertumbuh

an Belanja

Modal

(%)

2010 163.056.459.137,93 1.095.628.887.559,93 989.131.133.924,33 142.471.264.979,81 - - - -

2011 226.723.271.088,47 1.311.473.547.855,47 1.142.118.624.078,58 135.936.540.432,72 39,05 19,70 15,47 (3,71)

2012 301.069.539.284,13 1.589.722.974.409,13 1.241.689.260.072,05 179.711.910.803,28 32,79 21,22 8,72 37,90

2013 449.270.304.864,83 1.899.525.636.838,83 1.420.339.683.204,62 273.188.613.801,17 49,22 19,49 14,39 56,08

2014 573.337.599.560,11 2.076.820.131.084,13 1.542.922.443.616,11 353.707.805.832,25 27,62 9,33 8,63 36,73

Sumber: Data Diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

76

Selama lima tahun anggaran rasio pertumbuhan PAD mengalami

penurunan dan kenaikan. Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan pada

tahun 2013 sebesar 49,22%, yang pada tahun sebelumnya sebesar 32,79%.

PAD mengalami 2 kali penurunan pada tahun 2012 sebesar 32,79% dan

pada tahun 2014 sebesar 27,62%. Pendapatan asli daerah berada pada

kategori sedang yang berarti pemerintah daerah Kabupaten Sleman belum

mampu untuk melaksanakan otonomi daerah.

Total pendapatan daerah juga mengalami peningkatan pada tahun 2012

sebesar 21,22% yang sebelumnya sebesar 19,70%, total pendapatan daerah

juga mengalami 2 kali penurunan pada tahun 2013 dan 2014 sebesar

19,49% dan 9,33%. Total pendapatan berada pada kategori kurang yang

berarti pertumbuhan total pendapatan daerah masih buruk dan belum

mampu untuk melaksanakan otonomi daerah.

Belanja Operasi mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar

14,39% yang sebelumnya sebesar 8,72% dan mengalami 2 kali penurunan

pada tahun 2012 dan 2014 sebesar 8,72% dan8,63%. Belanja Modal

mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 37,90%

dan56,08 %, belanja Modal mengalami penurunan sebesar 36,73%. Dilihat

dari rasio pertumbuhan belanja operasi dan belanja Modal, Kabupaten

Sleman belum mampu untuk melaksanakan otonomi daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

77

Rendahnya pertumbuhan Pendapatan asli daerah, total pendapatan

daerah, dan belanja pembangunan diikuti oleh peningkatan pertumbuhan

belanja rutin maka pertumbuhannya adalah negatif, artinya pemerintah kota

belum mampu mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhannya dari

satu periode ke periode berikutnya. Dilihat dari rasio pertumbuhan,

Kabupaten Sleman belum mampu untuk melaksanakan otonomi daerah.

Tabel V.6

Analisis Trend Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Tahun

Anggaran

Tingkat

Kemandirian

(Y)

X XY X2

2010 17,48 -2 -34,96 4

2011 20,90 -1 -20,90 1

2012 23,36 0 0 0

2013 30,98 1 30,98 1

2014 38,13 2 76,26 4

Total 130,85 0 51,38 10

Sumber: Data diolah

Nilai a dan b dicari dengan formula:

a =

=

= 26,17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

78

b =

=

= 5,14

Jadi persamaan trend dilihat dari tingkat kemandirian keuangan

daerah Y’ = 26,17 + 5,14 X

Jika dilihat dari trend rasio kemandirian daerah besarnya b lebih

dari no( b>0) maka daerah Kabupaten Sleman semakin mampu

dalam melaksanakan otonomi daerah.

Gambar V.1 Grafik Trend Rasio Kemandirian Daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

79

Tabel V.7

Analisis Trend Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah

Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Tahun

Anggaran

Derajat

Desentralisasi

Fiskal

(Y)

X XY X2

2010 14,88 -2 -29,76 4

2011 17,29 -1 -17,29 1

2012 18,94 0 0 0

2013 23,65 1 23,65 1

2014 27,61 2 55,21 4

Total 102,37 0 31,81 10 Sumber : Data diolah

a = = 20,47

b = = = 3,18

Jadi, persamaan trend dari derajat desentralisasi fiskal daerah

kabupaten Sleman menjadi Y’= 20,47 + 3,18X

Jika dilihat dari trend rasio derajat desentralisasi fiskal

besarnya b lebih dari nol (b>0) , maka daerah Kabupaten

Sleman semakin mampu dalam melaksanakan otonomi

daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

80

Gambar V.2 Grafik Trend Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

Tabel V.8

Analisis Trend Rasio Indeks Kemampuan Rutin

Daerah Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Tahun

Anggaran

IKR

(Y)

X XY X2

2010 16,48 -2 -32,96 4

2011 19,85 -1 -19,85 1

2012 24,25 0 0 0

2013 31,63 1 31,63 1

2014 37,16 2 74,32 4

Total 129,37 0 53,14 10 Sumber : Data diolah

a = = = 25,87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

81

b = = = 5,31

Sehingga, persamaan trend dari rasio indeks kemampuan rutin daerah

kabupaten Sleman menjadi Y’= 25,87 + 5,31 X

Jika dilihat dari trend rasio indeks kemampuan rutin besarnya b lebih

dari nol (b>0) , maka daerah Kabupaten Sleman semakin mampu

dalam melaksanakan otonomi daerah.

Gambar V.3 Grafik Trend Rasio Indeks Kemampuan Rutin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

82

Tabel V.9

Analisis Trend Rasio Keserasian (Belanja Operasi) Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Sumber : Data diolah

a = = = 85,87

b = = = -1,76

Sehingga, persamaan trend dari rasio keserasian (belanja operasi)

Kabupaten Sleman menjadi Y’=85,87 - 1,76X

Jika dilihat dari trend rasio keserasian (belanja Operasi) besarnya b

kurang dari nol (b<0) , maka daerah kabupaten sleman semakin mampu

untuk menghadapi otonomi daerah karena pada saat ini belanja operasi

lebih besar dibandingkan dengan belanja modal. Jika pertumbuhan

belanja operasi semakin menurun menuju ke belanja modal, maka

keserasian belanja operasi dan belanja modal menjadi semakin baik.

Tahun

Anggaran

Belanja

Operasi (Y)

X XY X2

2010 87,41 -2 -174,82 4

2011 89,36 -1 -89,36 1

2012 87,36 0 0 0

2013 83,87 1 83,87 1

2014 81,35 2 162,7 4

Total 429,35 0 -17,61 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

83

Gambar V.4 Grafik Trend Rasio Keserasian (Belanja Operasi)

Tabel V.10

Analisis Trend Rasio Keserasian (Belanja Modal) Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Sumber: Data diolah

a = = = 10,56

Tahun

Anggaran

Belanja

Modal (Y)

X XY X2

2010 8,82 -2 -17,64 4

2011 7,52 -1 -7,52 1

2012 9,32 0 0 0

2013 12,21 1 12,21 1

2014 14,91 2 29,82 4

Total 52,78 0 16,87 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

84

b = = =1,69

Sehingga persamaan trend dari belanja modal di dalam rasio keserasian

belanja modal Kabupaten Sleman menjadi Y’ = 10,56 + 1,69X

Jika dilihat dari trend rasio indeks kemampuan rutin besarnya b lebih dari

nol (b>0) , maka daerah kabupaten sleman semakin mampu dalam

melaksanakan otonomi daerah karena pada saat ini belanja modal lebih

kecil dibandingkan dengan belanja operasi. Jika pertumbuhan belanja

modal semakin meningkat menuju ke belanja operasi, maka keserasian

belanja operasi dan belanja modal akan menjadi semakin baik.

Gambar V.5 Grafik Trend Rasio Keserasian (Belanja Modal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

85

Tabel V.11

Analisis Trend Rasio Pertumbuhan (PAD) Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010-2014

Sumber: Data diolah

a = = = 37,17

b = = = -0,89

Sehingga persamaan trend Rasio Pertumbuhan (PAD) Kabupaten Sleman

menjadi Y’=37,17-0,89 X

Jika dilihat dari trend rasio pertumbuhan (PAD) besarnya b kurang dari nol

(b<0), maka pertumbuhan asli daerah Kabupaten Sleman semakin buruk dan

belum mampu dalam melaksanakan otonomi daerah.

Tahun PAD (Y) X XY X2

2010-2011 39,05 -3 -117,15 9

2011-2012 32,79 -1 -32,79 1

2012-2013 49,22 1 49,22 1

2013-2014 27,62 3 82,86 9

Total 148,68 0 -17,86 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

86

Gambar V.6 Grafik Trend Rasio Pertumbuhan (Pendapatan Asli

Daerah)

Tabel V.12

Analisis Trend Rasio Pertumbuhan ( Total Pendapatan Daerah)

Tahun Anggaran 2010-2014

Tahun Pendapatan(Y) X XY X2

2010-2011 19,70 -3 -59,1 9

2011-2012 21,22 -1 -21,22 1

2012-2013 19,49 1 19,49 1

2013-2014 9,33 3 27,99 9

Total 69,74 0 -32,84 20 Sumber: Data diolah

a = = = 17,44

b = = = -1,64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

87

Sehingga persamaan trend Rasio Pertumbuhan (Pendapatan)

Kabupaten Sleman menjadi Y’ =17,44 - 1,64X

Jika dilihat dari trend rasio pertumbuhan (pendapatan) besarnya b

kurang dari nol (b<0) , maka total pertumbuhan daerah kabupaten

sleman semakin buruk dan belum mampu dalam melaksanakan

otonomi daerah.

Gambar V.7 Grafik Trend Rasio Pertumbuhan ( Total Pendapatan

Daerah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

88

Tabel V.13

Analisis Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Operasi)

Tahun anggaran 2010-2014

Tahun Belanja

Operasi (Y)

X XY X2

2010-2011 15,47 -3 -46,41 9

2011-2012 8,72 -1 -8,72 1

2012-2013 14,39 1 14,39 1

2013-2014 8,63 3 25,89 9

Total 47,21 0 -14,85 20

a = = = 11,80

b = = = -0,74

Sehingga Persamaan Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Operasi)

Kabupaten Sleman menjadi Y’=11,80- 0,74X

Jika dilihat dari trend rasio pertumbuhan (belanja operasi) besarnya

b kurang dari nol (b<0) , maka pertumbuhan belanja operasi daerah

Kabupaten Sleman semakin mampu menghadapi otonomi daerah

karena pemerintah mulai menyeimbangkan antara belanja operasi

dan belanja modal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

89

Gambar V.8 Grafik Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Operasi)

Trend V.14

Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Modal)

tahun anggaran 2010-2014

Tahun Belanja

Modal (Y)

X XY X2

2010-2011 -3,71 -3 -11,13 9

2011-2012 37,90 -1 -37,90 1

2012-2013 56,08 1 56,08 9

2013-2014 36,73 3 110,19 1

Total 127 0 117,24 20

a = = = 31,75

b = = = 5,86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

90

Sehingga Persamaan Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Modal) Kabupaten

Sleman menjadi Y’=31,75 + 5,86 X

Jika dilihat dari trend rasio pertumbuhan (belanja modal) besarnya b lebih

dari nol (b>0) , maka total pertumbuhan daerah kabupaten sleman semakin

mampu dalam melaksanakan otonomi daerah karena pemerintah mulai

menyeimbangkan antara belanja operasi dan belanja modal.

Gambar V.9 Grafik Trend Rasio Pertumbuhan (Belanja Modal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

91

Trend Rasio Pertumbuhan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Sleman

Grafik V.10 Grafik Trend Pendapatan dan Belanja Daerah

Sumber: Data APBD 2010-2014 (data diolah)

Berdasarkan data dari tahun 2010-2014, dapat dilihat tingkat pertumbuhan

TPD,PAD, Belanja Operasi, dan Belanja Modal. Semakin tingginya nilai

TPD, PAD , dan Belanja Operasi yang diikuti oleh semakin rendahnya

Belanja Modal, maka pertumbuhan trendnya adalah negatif, artinya bahwa

Kabupaten Sleman belum mampu mempertahankan dan meningkatkan

pertumbuhannya dari periode yang satu ke periode yang berikutnya, dan

Kabupaten Sleman belum mampu menghadapi otonomi daerah.

0.00

500,000,000,000.00

1,000,000,000,000.00

1,500,000,000,000.00

2,000,000,000,000.00

2,500,000,000,000.00

2010 2011 2012 2013 2014

PAD

Total Pendapatan

Belanja Operasi

Belanja Modal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

92

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pemerintah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2010-

2014 belum mampu dalam melaksanakan otonomi

daerah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perhitungan

rasio:

a. Rasio kemandirian daerah yang berada pada kategori

rendah yang berarti pemerintah daerah masih sangat

tergantung terhadap sumber-sumber dana bantuan dari

pemerintah pusat.

b. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal yang berada pada

kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa

pemerintah daerah Kabupaten Sleman belum mampu

membiayai pengeluarannya sendiri dan masih

bergantung kepada pemerintah pusat.

c. Berdasarkan kemampuan PAD untuk membiayai

pengeluran rutin daerah yang disebut dengan Rasio

Indeks Kemampuan Rutin yang masih berada pada

kategori kurang berarti PAD Kabupaten Sleman

belum cukup mampu membiayai belanja rutin dalam

melaksanakan kegiatan pemerintahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

93

d. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Keserasian,

pemerintah Kabupaten Sleman lebih memprioritaskan

belanja rutin dibandingkan dengan belanja

pembangunan. Hal ini disebabkan keterbatasan dana

yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten Sleman

sehingga pemerintah lebih berkonsentrasi pada

pemenuhan belanja rutin dan penghematan pada

belanja lainnya.

e. Rendahnya pertumbuhan Pendapatan asli daerah, total

pendapatan daerah, dan belanja pembangunan diikuti

oleh peningkatan pertumbuhan belanja rutin maka

pertumbuhannya adalah negatif, artinya pemerintah

daerah belum mampu mempertahankan dan

meningkatkan pertumbuhannya dari satu periode ke

periode berikutnya. Dilihat dari rasio pertumbuhan,

Kabupaten Sleman belum mampu untuk

melaksanakan otonomi daerah.

2. Kabupaten Sleman belum mampu dalam menghadapi

otonomi daerah dilihat dari analisis trend menunjukkan

pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah yang negatif

meskipun rasio yang lain menunjukkan perkembangan

yang positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

94

B. Keterbatasan penelitian

1. Penelitian ini hanya mengambil sampel 5 tahun sehingga

kurang mampu menggambarkan secara penuh

kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sleman.

2. Penelitian ini tidak dapat menganalisis keseluruhan unsur

perkembangan APBD, sehingga tidak didapatkan hasil

analisis yang lengkap dan menyeluruh

C .Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan tersebut, maka

hal-hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah seharusnya menyeimbangkan

pengeluaran belanja rutin daerah dengan belanja

pembangunan, jika belanja rutin lebih besar dari belanja

pembangunan, maka alokasi dana untuk belanja rutin dan

belanja pembangunan menjadi tidak seimbang.

2. Pemerintah Kabupaten Sleman harus mengurangi tingkat

ketergantungan kepada pemerintah pusat yaitu dengan

mengoptimalkan potensi-potensi sumber daya yang ada

khususnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

atau dengan meminta kewenangan yang lebih luas

untuk mengelola sumber pendapatan lain yang

masih dikuasai oleh pemerintah daerah, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

95

keuangan pemerintah daerah tidak tergantung dana

transfer dari pemerintah pusat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

96

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin.1992. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN

Badan Pusat Statistik.2014. Kabupaten Sleman Dalam Angka 2014. Sleman:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

Bahtiar Arif, Muchlis, Iskandar.2002. Akuntansi Pemerintahan.

Jakarta:Penerbit Salemba Empat.

Halim, Abdul.2002. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat

Halim,Abdul.2010. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:UPP STIM

YKPN

Halim, Abdul.2012. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat

Halim,Abdul.2014. Manajemen Keuangan Sektor Publik. Jakarta:Salemba

Empat

Joko Tri Haryanto.2008. Potret PAD dan Relevansinya terhadap

kemandirian daerah. Sinposium nasional akuntansi. Januari: Jakarta

Kuncoro, Mudrajad.2014. Otonomi Daerah: Menuju Era Baru

Pembangunan Daerah. Jakarta : Erlangga

Mardiasmo.2002. Teori Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi

Mentari Yosephen Sijabat, Choirul Saleh, Abdul Wachid. “Analisis Kinerja

Keuangan Serta Kemampuan Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan

Otonomi Daerah”. Jurnal Administrasi Publik. Universitas Brawijaya

Malang.

Munir, Dasri, H.A.Djuanda, Hessel N S.T. 2004. Kebijakan dan Manajemen

Keuangan Daerah. Yogyakarta:YPAPI

Nataluddin,2001. Potensi Dana Perimbangan pada Pemerintah Daerah di

Propinsi Jambi, Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:UPP

YKPN

Nirzawan. 2001, Tinjauan Umum terhadap Sistem Pengelolaan Keuangan

Daerah di Bengkulu Utara, Manajemen Keuangan Daerah.

Yogyakarta : UPP YKPN.

Nordiawan,Deddi. Iswahyudi Sondi Putra,dan Maulidah Rahmawati. 2007.

Akuntansi Pemerintahan. Jakarta :Salemba Empat

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode

Penelitian Kuantitatif :Untuk Administrasi Publik dan Masalah-

Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

97

Shiddiqy, Mohammad Hasbi Ash. “Analisis Perkembangan Kemampuan

Keuangan Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Di

Kabupaten Bantul”. Skripsi. 2012. Universitas Negeri Yogyakarta

Sholihin, Mahfud dan Dwi Ratmono.2015. Akuntansi Keuangan Daerah

Berbasis Akrual. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo

Ulum,Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Malang: Bumi

Aksara

Yin, Robert.k. 2014. Studi Kasus-Desain & Metode. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Wuryanti, David Efendisri. “Analisis Perkembangan Kemampuan

Keuangan Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi daerah di

Kabupaten Nganjuk”. Jurnal Akuntansi Sektor Publik. Fakultas

Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

UU RI.2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintah Daerah.

UU RI. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun

2007 Tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

98

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

99

Lampiran 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

100

Lampiran 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

101

Lampiran 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

103

Lampiran 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

105

Lampiran 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

107

Lampiran 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

109

Lampiran 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

111

Lampiran 8

RASIO KEMANDIRIAN DAERAH

tingkat kemandirian(Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,976 ,952 ,936 2,111

The independent variable is x.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 263,990 1 263,990 59,224 ,005

Residual 13,372 3 4,457

Total 277,363 4

The independent variable is x.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X 5,138 ,668 ,976 7,696 ,005

(Constant) 26,170 ,944 27,717 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

112

Lampiran 9

RASIO DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL

Derajat Desentralisasi Fiskal (Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,983 ,966 ,955 1,087

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 101,251 1 101,251 85,756 ,003

Residual 3,542 3 1,181

Total 104,793 4

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X 3,182 ,344 ,983 9,260 ,003

(Constant) 20,474 ,486 42,133 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

113

Lampiran 10

RASIO INDEKS KEMAMPUAN RUTIN

Indeks Kemampuan Rutin (Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,991 ,982 ,975 1,328

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 282,386 1 282,386 160,066 ,001

Residual 5,293 3 1,764

Total 287,679 4

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X 5,314 ,420 ,991 12,652 ,001

(Constant) 25,874 ,594 43,559 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

114

Lampiran 11

RASIO KESERASIAN (BELANJA OPERASI)

Belanja Operasi(Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,868 ,753 ,670 1,843

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 31,011 1 31,011 9,129 ,057

Residual 10,191 3 3,397

Total 41,202 4

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X -1,761 ,583 -,868 -3,021 ,057

(Constant) 85,870 ,824 104,179 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

115

Lampiran 12

RASIO KESERASIAN(BELANJA MODAL)

Belanja Modal(Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,896 ,803 ,737 1,527

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 28,460 1 28,460 12,211 ,040

Residual 6,992 3 2,331

Total 35,452 4

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X 1,687 ,483 ,896 3,494 ,040

(Constant) 10,556 ,683 15,461 ,001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

116

Lampiran 13

RASIO PERTUMBUHAN (PENDAPATAN ASLI DAERAH)

PAD(Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,248 ,062 -,408 11,027

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 15,949 1 15,949 ,131 ,752

Residual 243,175 2 121,587

Total 259,124 3

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X -,893 2,466 -,248 -,362 ,752

(Constant) 37,170 5,513 6,742 ,021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

117

Lampiran 14

RASIO PERTUMBUHAN (TOTAL PENDAPATAN DAERAH)

Total pendapatan Daerah( Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,777 ,603 ,405 4,210

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 53,923 1 53,923 3,042 ,223

Residual 35,447 2 17,724

Total 89,370 3

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X -1,642 ,941 -,777 -1,744 ,223

(Constant) 17,435 2,105 8,283 ,014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

118

Lampiran 15

RASIO PERTUMBUHAN (BELANJA OPERASI)

Belanja Operasi (Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,527 ,278 -,084 3,787

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 11,026 1 11,026 ,769 ,473

Residual 28,686 2 14,343

Total 39,712 3

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X -,742 ,847 -,527 -,877 ,473

(Constant) 11,803 1,894 6,233 ,025

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini

119

Lampiran 16

RASIO PERTUMBUHAN (BELANJA MODAL)

Belanja Modal (Y)

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

,713 ,509 ,263 21,668

The independent variable is X.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 973,012 1 973,012 2,073 ,287

Residual 938,971 2 469,485

Total 1911,983 3

The independent variable is X.

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X 6,975 4,845 ,713 1,440 ,287

(Constant) 31,750 10,834 2,931 ,099

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI