plagiat merupakan tindakan tidak terpuji fileresep glibenklamid sebagai anti diabetes oral di...

103
EVALUASI KETERSEDIAAN PELAYANAN INFORMASI OBAT RESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Iryana Butar-Butar NIM : 078114094 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dinhcong

Post on 04-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

EVALUASI KETERSEDIAAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

RESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI

APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Iryana Butar-Butar

NIM : 078114094

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

i

EVALUASI KETERSEDIAAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

RESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI

APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Iryana Butar-Butar

NIM : 078114094

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

ii

EVALUATION OF AVAILABILITY IN PRESCRIPTION DRUG

INFORMATION SERVICE OF GLIBENCLAMIDE AS ORAL ANTI

DIABETIC IN PHARMACIES AT DISTRICT SLEMAN DIY

SKRIPSI

Presented as Partitial Fulfilment of the Requirement

to obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)

In Faculty of Pharmacy

By :

Iryana Butar-Butar

NIM : 078114094

FACULTY OF PHARMACY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“TRY and FAIL, but don‟t FAIL to TRY”

-Stephen Kaggwa-

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Jesus Christ, my strength

Kedua orang tuaku yang selalu ada untukku

Abang dan adikku tecinta

Sobatku termanis

Almamaterku...

Know who you are, then rise to who you will become !

Live, Laugh, Love

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Evaluasi Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat Resep

Glibenklamid sebagai Antidiabetes Oral Di Apotek-Apotek Wilayah

Kabupaten Sleman DIY”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi (S. Farm.), Program Studi

Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,

bimbingan, dan pengarahan, serta dukungan dari berbagai pihak. Rasa terima

kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah mendukung terwujudnya

skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang telah berkenan membantu dalam

penyediaan data terkait jumlah apotek di Kabupaten Sleman DIY untuk

keperluan data populasi penelitian.

2. dr. Rima Fitriyani dan dr. Agus Prahianto, selaku dokter yang telah

membantu membuatkan resep obat glibenklamid sebagai instrumen

penelitian.

3. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, waktu, semangat, saran, dan kritik dalam proses

penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

ix

5. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah bersedia

memberikan kritik dan saran kepada penulis.

6. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah

bersedia meluangkan waktu serta memberikan saran dan kritik kepada

penulis.

7. Keluarga tercinta Bapak, Mama, Abang, dan Adik yang senantiasa

memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

8. Sahabat-sahabat penulis yang telah membantu dalam segala hal, terutama

dalam penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman FKK B 2007, terima kasih atas segala kebersamaan,

kekompakan, dan keanarkisan yang telah dilalui bersama selama ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Yogyakarta, 20 Januari 2012

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………… vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vii

PRAKATA ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

INTISARI .......................................................................................................... xvii

ABSTRACT ...................................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1. Permasalahan ................................................................................. 3

2. Keaslian penelitian ......................................................................... 4

3. Manfaat penelitian .......................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 6

A. Standar Pelayanan Kefarmasian ............................................................ 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xi

B. Pharmaceutical Care ............................................................................ 7

C. Pelayanan Informasi Obat ...................................................................... 8

D. Apotek ................................................................................................... 9

E. Apoteker ................................................................................................ 11

F. Pelayanan Resep .................................................................................... 12

G. Diabetes Mellitus ................................................................................... 15

H. Glibenklamid ......................................................................................... 17

I. Landasan Teori ....................................................................................... 18

J. Hipotesis.................................................................................................. 20

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 21

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 22

C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25

D. Subyek Penelitian .................................................................................. 25

E. Sampel dan Populasi .............................................................................. 25

F. Bahan atau Materi Penelitian ................................................................. 26

G. Alat atau Instrumen Penelitian ............................................................... 26

H. Tatacara Penelitian ................................................................................ 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 33

A. Profil Pelayanan Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek Wilayah

Kabupaten Sleman DIY......................................................................... 33

B. Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid .............. 44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xii

A. Kesimpulan ............................................................................................ 49

B. Saran ..................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 51

LAMPIRAN ...................................................................................................... 55

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I Daftar Apotek Sampel yang Diperoleh dari Populasi Apotek di

Kabupaten Sleman DIY .................................................................. 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Contoh Salinan Resep 13

Gambar 2 Anti Diabetes Oral Generik Glibenclamide Produksi

Indofarma .................................................................................. 17

Gambar 3 Perbandingan Jumlah Apotek yang Melayani Resep dan Tidak

Melayani Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek Wilayah

Kabupaten Sleman DIY .............................................................. 35

Gambar 4 Profil Pelayanan Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek

Wilayah Kabupaten Sleman DIY .............................................. 36

Gambar 5 Perbandingan Jumlah Apotek yang Bersedia dan Tidak Bersedia

untuk Memberikan Salinan Resep di Apotek-Apotek Wilayah

Sleman DIY ................................................................................ 38

Gambar 6 Kriteria Kelengkapan Format dan Isi Salinan Resep Yang

Diberikan pada Pelayanan Resep Obat Glibenklamid di Apotek-

Apotek Wilayah Kabupaten Sleman DIY ................................ 39

Gambar 7 Jumlah Apotek yang Menanyakan Alamat dan Nomor Telepon

Pasien yang Dapat Dihubungi pada saat Pelayanan Resep Obat

Glibenklamid di Wilayah Kabupaten Sleman DIY ................... 40

Gambar 8 Ketersediaan Etiket Obat pada Obat yang Diserahkan ............ 41

Gambar 9 Kriteria Kelengkapan Format dan Isi dari Etiket Obat Resep

Glibenklamid Menurut WHO 2004............................................. 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xv

Gambar 10 Perbandingan Pelayanan Resep oleh Asisten Apoteker dan Petugas

Lain pada saat Kunjungan ke Apotek-Apotek Wilayah Kabupaten

Sleman DIY ................................................................................ 43

Gambar 11 Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid di

Apotek-Apotek Wilayah Kabupaten Sleman DIY...................... 45

Gambar 12 Profil Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid

Menurut Kepmenkes RI No. 1027 Tahun 2004 ......................... 46

Gambar 13 Profil Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid terkait Pihak

Apotek yang Memberikan Pelayanan Informasi Obat dan Benar

atau Salah Informasi yang Diberikan ....................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 56

Lampiran 2 Daftar Cek Ketersediaan Informasi Obat Resep Glibenklamid

menurut Kepmenkes RI No. 1027 Tahun 2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek ............................................ 57

Lampiran 3 Analisis Salinan Resep ............................................................... 64

Lampiran 4 Analisis Etiket Obat ................................................................... 70

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Sleman ......................................................... 75

Lampiran 6 Resep Obat Glibenklamid yang Digunakan dalam

Penelitian .................................................................................... 76

Lampiran 7 Contoh Salinan Resep ................................................................ 77

Lampiran 8 Contoh Etiket Obat .................................................................... 78

Lampiran 9 Perhitungan Data ....................................................................... 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xvii

INTISARI

Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027

tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dengan tujuan

utama adalah untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional.

Seluruh tenaga kefarmasian dalam melaksanakan tugas profesinya harus mengacu

pada standar ini.

Tujuan penelitian adalah menggambarkan profil pelayanan resep obat

glibenklamid meliputi ketersediaan pelayanan informasi obat yang diberikan oleh

staf farmasi di apotek serta ketersediaan dan kelengkapan salinan resep dan etiket

obat.

Jenis penelitian adalah non-eksperimental dengan rancangan penelitian

bersifat deskriptif melalui pengamatan secara Observasi Partisipatif Partiil. Data

berupa jenis informasi obat yang diberikan, salinan resep, etiket obat, dan status

pemberi pelayanan resep kemudian dianalisis secara statistik deskriptif.

Dari 124 apotek sampel, 3 apotek menolak melayani resep. Profil

pelayanan resep yang diberikan, terdapat 30 apotek yang mengembalikan resep, 4

menolak memberikan salinan resep, 1 apotek menyerahkan obat tidak sesuai

dengan resep, 21 tidak mencantumkan etiket obat, 8 tidak memberikan informasi

obat, dan 53 apotek memberi pelayanan resep bukan oleh Apoteker. Dari 113

apotek yang memberikan pelayanan informasi obat, tidak ada satupun apotek

yang memberikan pelayanan informasi obat resep glibenklamid secara lengkap

berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004.

Kata kunci : pelayanan informasi obat, resep obat glibenklamid, apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

xviii

ABSTRACT

The Government issued Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027

tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek with one main goal

is to protect public from unprofessional service. All pharmacy staff in performing

professional duties should refer to these established standards.

This study aimed to describe the glibenclamide prescription service

profile which includes the availability of glibenclamide prescription information

services provided by the pharmacy staff at the pharmacy as well as the availability

and completeness of the included prescription copies and the drug label.

Type of the research was non-experimental studies or observational

descriptive study design through Participatory observation Partial. The data

obtained include type of drug information provided, copy of prescription, drug

label, and the status of prescribing provider were analyzed by descriptive

statistics.

From the 124 sample of pharmacies, 3 pharmacies refused to serve

prescription. Profil of prescription service given, 30 pharmacies returned the

prescription, 4 refused making copy of prescription, 1 pharmacy didn‟t provided

medicine appropriately with prescription, 21 didn‟t attach drug label, 8 didn‟t

provide drug information service, and 53 pharmacies didn‟t conduct the

prescription service by competent pharmacist. From amount 113 which provide

drug information service, that there were not any pharmacies would give drug

information service completely based on Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004.

Keywords : drug information service, glibenclamide prescription, pharmacies

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat

ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Sebagai konsekuensi

perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan

pasien. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah melaksanakan pemberian

informasi. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya

kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Oleh sebab itu

apoteker dalam menjalankan praktik harus sesuai standar.

Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care) merupakan salah satu sub

sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada pasien (patient oriented).

Pelayanan kefarmasian ini mengarahkan pasien tentang kebiasaan/pola hidup

yang mendukung tercapainya keberhasilan pengobatan, memberi informasi

tentang program pengobatan yang harus dijalani pasien, memonitor hasil

pengobatan dan bekerja sama dengan profesi lainnya untuk mencapai kualitas

hidup yang optimal bagi pasien.

Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, telah

disusun dan mulai diberlakukan sejak 15 September 2004 suatu Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang bertujuan sebagai pedoman praktik

apoteker dalam menjalankan profesi; untuk melindungi masyarakat dari pelayanan

yang tidak profesional; dan melindungi profesi dalam menjalankan praktik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

2

kefarmasian. Untuk itu, semua tenaga kefarmasian dalam melaksanakan

tugas profesinya harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan ini.

Berdasarkan hasil penelitian dari Hartini, Sulasmono, Sukmajati, dan

Kurniawan tahun 2008 tentang Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, mengatakan bahwa apotek-

apotek di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta belum sepenuhnya

melaksanakan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Hasil ini

memungkinkan juga bahwa terkait pelaksanaan pelayanan informasi obat belum

memenuhi Kepmenkes No. 1027 tahun 2004 tersebut.

Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan pola penyakit di

masyarakat yaitu meningkatnya prevalensi penyakit kronik dan degeneratif.

Penyakit kronik dan degeneratif memerlukan terapi seumur hidup selain

perubahan pola hidup. Terapi seumur hidup dengan menggunakan obat akan

meningkatkan resiko adanya efek samping obat dan interaksi dengan obat

penyakit lain atau obat bebas yang mungkin digunakan. Dalam hal ini peran

apoteker untuk memberi pelayanan informasi obat dan edukasi kepada pasien

sangat penting.

Glibenklamid merupakan obat anti diabetes oral golongan keras yang

semestinya dalam pendistribusian ke masyarakat harus menggunakan resep

dokter. Harga obat glibenklamid generik cukup terjangkau, sehingga karena

harganya yang murah memunculkan pemikiran bahwa obat dapat dibeli walaupun

tanpa resep dokter. Hal ini harus dihindari mengingat kemungkinan efek samping

yang bisa terjadi dalam penggunaan jangka pendek maupun panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

3

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat per tahun 2010,

Kabupaten Sleman merupakan satu dari dua kabupaten yang memiliki jumlah

apotek terbanyak di Provinsi DIY, selain Kota Yogyakarta. Di samping itu,

berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terkait Profil

Kesehatan tahun 2010, menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kenaikan populasi

apotek di Kabupaten Sleman dari tahun 2002-2010 adalah 10,35% tiap tahunnya.

Hal ini berarti bahwa tingkat populasi apotek di wilayah Kabupaten Sleman DIY

termasuk tinggi. Data-data diatas mendorong peneliti memilih Kabupaten Sleman

DIY sebagai populasi penelitian, dimana secara khusus melihat gambaran

pelayanan kefarmasian di wilayah dengan tingkat pertumbuhan jumlah apotek

yang tergolong tinggi.

Dari uraian di atas mendorong peneliti untuk mengadakan survei

penelitian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek-apotek di

wilayah Kabupaten Sleman DIY, khususnya dalam pelayanan informasi obat. Hal

ini dapat diperoleh dengan melakukan penelitian berupa evaluasi mengenai

ketersediaan pelayanan informasi obat resep glibenklamid sebagai antidiabetes

oral berdasarkan standar peraturan yang ada.

1. Permasalahan

a. Bagaimanakah profil pelayanan resep obat glibenklamid di apotek-apotek

wilayah Kabupaten Sleman DIY ?

b. Berapa besarkah tingkat ketersediaan pelayanan informasi obat resep

glibenklamid menurut Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

4

2. Keaslian penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat

Resep Glibenklamid sebagai Anti Diabetes Oral di Apotek-Apotek Wilayah

Kabupaten Sleman DIY belum pernah dilakukan dan belum ditemukan penelitian

terkait di wilayah Kabupaten Sleman DIY. Penelitian yang telah ditelusuri oleh

peneliti terkait ketersediaan pelayanan informasi obat sebelumnya pernah

dilakukan berjudul Profil Informasi Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek

Surabaya oleh Rismawati tahun 2011 dan Informasi Pasien yang Diberikan di

Komunitas Apotek di Surabaya (Resep Captopril) oleh Rizkiyah tahun 2011.

Jumlah sampel pada kedua penelitian ini sebanyak 90 apotek di Surabaya

dilakukan berdasar rancangan protokol dan skenario penelitian, serta dilakukan

oleh pasien tersimulasi yang telah dilatih sebelumnya.

Dari kedua penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa tugas apotek sebagai

penyedia informasi belum maksimal. Penelitian yang dilakukan penulis ini

berbeda dalam beberapa hal diantaranya waktu dan tempat penelitian, tata cara

penelitian, dan populasi penelitian.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang profil

pelayanan resep obat glibenklamid yang dilakukan oleh apotek-apotek di wilayah

Kabupaten Sleman DIY.

b. Manfaat praktis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

5

Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk evaluasi terkait

tingkat ketersediaan pelayanan informasi obat resep glibenklamid di apotek-

apotek wilayah Kabupaten Sleman DIY sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan informasi obat bagi pihak apotek berdasarkan atas Kepmenkes RI No.

1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan profil

pelayanan resep obat glibenklamid meliputi ketersediaan pelayanan informasi

obat resep glibenklamid yang diberikan beserta ketersediaan dan kelengkapan dari

salinan resep dan etiket obat.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan yaitu :

a. Mengetahui profil pelayanan resep obat glibenklamid di apotek-apotek wilayah

Kabupaten Sleman DIY.

b. Memperoleh besar tingkat ketersediaan pelayanan informasi obat resep

glibenklamid menurut Kepmenkes No. 1027 tahun 2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Standar Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan

bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan

maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat,

obat tradisional dan kosmetika (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2009).

Dalam memberikan perlindungan terhadap pasien, pelayanan

kefarmasian berfungsi sebagai :

1. Menyediakan informasi tentang obat-obatan kepada tenaga kesehatan lainnya,

tujuan yang ingin dicapai mencakup mengidentifikasikan hasil pengobatan dan

tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan dapat diterima untuk terapi, agar

diterapkan penggunaan secara rasional, memantau efek samping obat, dan

menentukan metode penggunaan obat.

2. Mendapatkan rekam medis untuk digunakan dalam pemilihan obat yang tepat.

3. Memantau penggunaan obat apakah efektif, tidak efektif, reaksi yang

berlawanan, keracunan dan jika perlu memberikan saran untuk memodifikasi

pengobatan.

4. Menyediakan bimbingan dan konseling dalam rangka pendidikan kepada

pasien.

5. Menyediakan dan memelihara serta memfasilitasi pengujian pengobatan bagi

pasien penyakit kronis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

7

6. Berpartisipasi dalam pengelolaan obat-obatan untuk pelayanan gawat darurat.

7. Pembinaan pelayanan informasi dan pendidikan bagi masyarakat.

8. Partisipasi dalam penilaian penggunaan obat dan audit kesehatan.

9. Menyediakan pendidikan mengenai obat-obatan untuk tenaga kesehatan

(Bahfen, 2006).

Pelayanan kefarmasian di apotek saat ini telah mempunyai standar

dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Tujuan diterbitkannya Surat Keputusan ini adalah sebagai pedoman praktek

apoteker dalam menjalankan profesi, melindungi masyarakat dari pelayanan yang

tidak profesional, dan melindungi profesi dalam praktek kefarmasian di apotek

sehingga diharapkan pelayanan kefarmasian yang diselenggarakan dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien.

B. Pharmaceutical Care

Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian adalah suatu praktek yang

dilakukan dengan tanggung jawab kepada kebutuhan yang berhubungan obat

individu pasien dan diselenggarakan berdasarkan komitmen tanggung jawab

tersebut. Tanggung jawab tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :

(1) menjamin semua terapi yang diterima oleh individu pasien sesuai

(appropriate), paling efektif (the most effective possible), paling aman (the safest

available), dan praktis (convenient enough to be taken as indicated); (2)

mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah permasalahan berhubungan terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

8

dengan obat yang menghambat pelaksanaan tanggung yang pertama (Strand,

Morley, Cipolle, 2004).

Program pharmaceutical care dapat menurunkan kejadian merugikan

pada penggunaan obat, terutama obat untuk pengobatan jangka panjang.

Dilaporkan pharmaceutical care meningkatkan kesadaran pasien akan efek

merugikan dari obat (Fischer et al, 2002).

C. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian

informasi rekomendasi obat yang independen, akurat, prehensif, dan terkini oleh

apoteker kepada pasien, masyarakat, maupun pihak yang memerlukan (Siregar

dan Amalia, 2004).

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada

pasien sekurang-kurangnya meliputi : cara pemakaian obat, cara penyimpanan

obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2004).

Informasi yang dibutuhkan pasien pada umumnya adalah informasi

praktis dan kurang ilmiah dibandingkan dengan informasi yang dibutuhkan

profesional kesehatan. Pelayanan informasi obat untuk pasien rawat jalan

merupakan informasi yang diberikan oleh apoteker sewaktu penyerahan obatnya

(Siregar dan Amalia, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

9

Prosedur tetap dalam pelayanan informasi obat adalah :

1. Memberikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep atau catatan

pengobatan (medication record) baik secara lisan maupun tertulis.

2. Melakukan penelusuran literatur jika diperlukan dan memberikan informasi

secara sistematis.

3. Menjawab pertanyaan pasien secara jelas dan mudah dimengerti.

4. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll).

5. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat (Direktorat

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006b).

Pelayanan informasi obat menurut WHO (2004) harus diberikan kepada

pasien dengan bahasa yang familiar dan mudah dimengerti. Informasi yang

diberikan meliputi beberapa hal, antara lain frekuensi pemberian obat, waktu

penggunaan obat, lama penggunaan obat, cara penggunaan obat, cara

penyimpanan, anjuran untuk tidak membagikan penggunaan obat kepada orang

lain, dan peringatan untuk menjauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

D. Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian oleh Apoteker. Pekerjaan kefarmasian dalam hal ini adalah

pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,

pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan

obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

10

pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia, 2009).

Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan

kefarmasian sedangkan prasarana apotek meliputi perlengkapan, peralatan dan

fasilitas apotek yang memadai untuk mendukung pelayanan kefarmasian yang

berkualitas. Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh

masyarakat. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak

penyimpanan obat dan barang lain, terlindungi dari debu, kelembaban dan cahaya

yang berlebihan (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

2004).

Sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh apotek untuk

meningkatkan kualitas pelayanan adalah :

1. Papan nama apotek yang dapat terlihat dengan jelas, memuat nama apotek,

nama Apoteker Pengelola Apotek, nomor izin apotek dan alamat apotek.

2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien yaitu bersih, ventilasi yang memadai,

cahaya yang cukup, tersedia tempat duduk dan ada tempat sampah.

3. Tersedianya tempat untuk mendisplai obat bebas dan obat bebas terbatas serta

informasi bagi pasien berupa brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan.

4. Ruang untuk memberikan konseling bagi pasien.

5. Ruang peracikan.

6. Ruang/tempat penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya.

7. Ruang/tempat penyerahan obat.

8. Tempat pencucian alat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

11

9. Peralatan penunjang kebersihan apotek (Direktorat Jendral Pelayanan

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004).

E. Apoteker

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027

tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek menyatakan bahwa

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah

mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus memiliki kemampuan

menyediakan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan

berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi

multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar

sepanjang karier, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk

meningkatkan pengetahuan (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2004).

Tugas dan tanggung jawab Apoteker yang ditetapkan oleh WHO (1996)

untuk pelaksanaan Good Pharmacy Practice adalah :

1. Apoteker harus peduli terhadap kesejahteraan pasien dalam segala situasi dan

kondisi.

2. Kegiatan inti Apoteker adalah menyediakan obat, produk kesehatan lain,

menjamin kualitas, informasi dan saran yang memadai kepada pasien, dan

memonitor penggunaan obat yang digunakan pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

12

3. Bagian integral farmasi adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan

peresepan yang rasional dan ekonomis serta penggunaan obat yang tepat.

Tujuan tiap pelayanan Apoteker yang dilakukan harus sesuai untuk setiap

individu, didefinisikan dengan jelas dan dikomunikasikan secara efektif kepada

semua pihak yang terkait (WHO, 1996)

Dalam hal membantu masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal, maka apoteker di apotek harus senantiasa hadir dan siap untuk

melakukan tugas profesionalnya sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, yaitu

melakukan konseling, pemberian informasi dan esukasi kepada masyarakat

tentang obat yang diterimanya. Peran Apoteker di apotek yang tidak kalah penting

adalah sebagai manajer yaitu mengelola sumber daya yang ada di apotek dengan

maksimal agar apotek dapat berkembang dengan baik. Kedua peran tersebut harus

dimiliki oleh seorang Apoteker dan harus dilaksanakan secara beriringan (Hartini

dan Sulasmono, 2007).

F. Pelayanan Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan

kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai

peraturan perundangan yang berlaku. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian

apoteker memberikan pelayanan resep yang merupakan suatu proses pelayanan

terhadap permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan, kepada

apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

13

perundangan yang berlaku (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2004).

Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang berarti recipe (ambillah) dan

biasa ditulis dalam bahasa latin. Resep yang lengkap harus memuat beberapa

syarat dibawah ini :

1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan

2. Tanggal penulisan resep dan nama setiap obat atau komposisi obat

3. Tanda tangan atau paraf dokter yang bersangkutan

4. Nama pasien/jenis hewan, umur, dan alamat pasien atau pemilik hewan

5. Informasi lainnya (Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2004).

Gambar 1. Contoh Salinan Resep (Syamsuni, 2006)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

14

Salinan resep (copy resep/apograph/exemplum/afschrif) adalah salinan

yang dibuat oleh apotek kepada pasien yang memuat keterangan yang terdapat

pada resep asli (Wibowo, 2009). Selain memuat semua keterangan yang termuat

dalam resep asli, kopi resep harus memuat :

1. Nama apotek

2. Alamat apotek

3. Nama APA

4. Nomor SIK APA

5. Tanda tangan atau paraf APA

6. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan atau tanda nedet (ne

detur) untuk obat yang belum diserahkan

7. Nomor resep

8. Tanggal pembuatan (Syamsuni, 2006).

Obat yang berdasarkan resep harus dilengkapi etiket warna putih untuk

obat dalam dan etiket warna biru untuk obat luar. Obat dalam ialah obat yang

digunakan melalui mulut (oral), masuk kerongkongan, kemudian ke perut,

sedangkan obat luar adalah obat yang digunakan dengan cara lain, yaitu melalui

mata, hidung, telinga, vagina, rektum termasuk pula obat parenteral dan obat

kumur (Syamsuni, 2006). Etiket obat yang disertakan pada obat resep yang akan

diserahkan kepada pasien harus berisikan beberapa hal yaitu tanggal penyerahan

obat, nama pasien, aturan pakai dalam bahasa yang mudah dimengerti, nama

generik obat, kekuatan obat, jumlah obat, cautionary label atau peringatan dan

nama apotek (WHO, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

15

G. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan sekelompok gangguan metabolik yang

ditandai oleh hiperglikemia, berhubungan dengan kelainan dalam metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein, dan menghasilkan komplikasi kronis termasuk

mikrovaskular, makrovaskular, dan gangguan neuropatik (Dipiro, 2008).

Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau

gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan

tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi

insulin yang terjadi dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produk insulin

oleh sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang

responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Beberapa faktor yang menyebabkan

munculnya DM adalah genetika atau faktor keturunan; virus dan bakteri; bahan

toksik atau beracun; dan nutrisi (WHO, 1999a).

Terdapat sebanyak 4 macam DM yang diketahui, yaitu DM tipe 1, DM

tipe 2, DM gestasional, dan Pra-Diabetes. Diabetes mellitus gestasional Berikut

penjelasan dari setiap jenis DM tersebut.

1. DM Tipe 1

Diabetes ini biasa juga dikenal dengan diabetes anak-anak, dicirikan

dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans

pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Penyebab terbanyak

dari kehilangan sel beta adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

16

menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh

adanya infeksi pada tubuh (WHO, 1999b).

2. DM Tipe 2

DM tipe 2, biasa disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus terjadi

karena kombinasi dari “kecacatan dalam produksi insulin” dan “resistensi

terhadap insulin” atau “berkurangnya sensitifitas terhadap insulin” yang

melibatkan reseptor insulin di membran sel. Sel-sel β kelenjar pankreas

mensekresi insulin dalam dua fase. Fase pertama sekresi insulin terjadi segera

setelah stimulus atau rangsangan glukosa yang ditandai dengan meningkatnya

kadar glukosa darah, sedangkan sekresi fase kedua terjadi sekitar 20 menit

sesudahnya. Pada awal perkembangan DM Tipe 2, sel-sel β menunjukkan

gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal

mengkompensasi resistensi insulin (WHO, 1999b).

3. DM Gestasional

Merupakan keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama

masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer.

Sekitar 4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM, dan umumnya terdeteksi

pada atau setelah trimester kedua (WHO, 1999b).

4. Pra-Diabetes

Pra-Diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada

diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak

cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam diabetes tipe 2 (WHO, 1999b).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

17

Dalam proses pengobatan diabetes, perlu dilakukan terapi dukungan

berupa terapi non farmakologis. Biasanya berupa anjuran diet dengan cara

membatasi asupan karbohidrat dan total kalori, meningkatkan asupan fiber,

mengurangi asupan lemak dan meningkatkanaktivitas fisik yang bertujuan

mengurangi berat badan dan menghasilkan normoglikemia (Azzopardi, 2010).

H. Glibenklamid

Gambar 2. Anti Diabetes Oral Generik Glibenclamide Produksi Indo

Farma

Glibenklamid merupakan jenis obat sulfonilurea yang bekerja untuk

membantu mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan cara

menstimulasi sel-sel beta pada pankreas yang bekerja memproduksi insulin.

Biasanya digunakan pada terapi kombinasi dengan agen antidiabetes lainnya.

Pasien dengan diabetes tipe 2 ini mengalami defisiensi hormon insulin yang

diproduksi oleh pankreas dan merupakan hormon yang bertanggung jawab dalam

mengontrol kadar gula dalam darah. Hal ini mengakibatkan terjadinya

hiperglikemia. Glibenklamid merupakan obat pilihan pertama atau drug of choice

dalam terapi diabetes tipe 2 pada pasien yang tidak overweight, atau mereka yang

tidak dapat menggunakan metformin. Digunakan pada saat diet dan olah raga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

18

gagal dalam mengontrol kadar gula darah (Lacy, Amstrong, Goldman, Lance,

2009).

Dosis awal penggunaan Glibenklamid adalah 2,5-5 mg per hari, diminum

bersama sarapan atau saat makan pertama pada hari itu. Pada pasien yang lebih

sensitif dengan obat-obat hipoglikemik, gunakan dosis awal sebesar 1,25 mg/hari.

Peningkatan dosis tidak boleh lebih dari 2,5 mg/hari dalam seminggu tergantung

respon glukosa darah pasien. Untuk pemeliharaan, dosis yang digunakan sebesar

1,25-2,0 mg/hari diberikan dalam dosis tunggal ataupun dosis terbagi, dimana

dosis maksimal adalah 2,0 mg/hari. Pada pasien geriatri, gunakan dosis awal

sebesar 1,25-2,0 mg/hari. Tingkatkan dosis sebesar 1,25-2,5 mg/hari tiap 1-3

minggu. Glibenklamid harus diminum bersamaan dengan makan (Lacy et al,

2009).

I. Landasan Teori

Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan

praktek kefarmasian oleh Apoteker. Praktek atau pekerjaan kefarmasian adalah

pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan

obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta

pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Peraturan Menteri

Kesehatan RI, 2011).

Pelayanan resep obat adalah pekerjaan kefarmasian yang sepenuhnya

adalah tanggung jawab apoteker kepada pasien. Obat resep glibenklamid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

19

merupakan terapi obat yang ditujukan kepada pasien yang memiliki riwayat

diabetes mellitus. Untuk memenuhi salah satu kebutuhan konsumen, apoteker

haruslah memberikan pelayanan kefarmasian yang berupa informasi obat terutama

kepada pasien penyakit kronik dan degeneratif.

Salah satu ketetapan yang berperan penting dalam pelayanan kefarmasian

di apotek adalah Keputusan Menteri Kesehatan No.1027 tahun 2004 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Selain untuk menjamin tersedianya

pelayanan kesehatan yang bermutu, keputusan ini dibuat agar para apoteker dapat

melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik. Dengan itu ditetapkan bahwa

semua tenaga kefarmasian dalam melaksanakan tugas profesinya di apotek agar

mengacu pada standar sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini.

Glibenklamid merupakan sediaan obat anti diabetes oral golongan keras

yang dapat diberikan hanya dengan resep dokter. Diabetes Mellitus (DM)

merupakan salah satu dari penyakit degeneratif, dimana dalam penatalaksanaan

terapinya dilakukan seumur hidup yang disertai anjuran perubahan gaya hidup.

Penyakit degeneratif merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses

kemunduran fungsi sel tubuh, yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk.

Pemberian informasi obat yang tepat dan memadai yang disampaikan

oleh apoteker, turut berperan dalam mencapai ketaatan dan kepatuhan pasien

terhadap terapi yang diterima. Menurut Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, informasi obat yang diberikan adalah meliputi Cara Pemakaian Obat,

Cara Penyimpanan Obat, Jangka Waktu Pengobatan, Aktivitas serta Makanan dan

minuman yang harus dihindari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

20

J. Hipotesis

Pelayanan informasi obat resep glibenklamid berikut ketersediaan

informasi yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien di apotek-apotek wilayah

Kabupaten Sleman DIY telah memenuhi standar yang ditetapkan, yaitu

Kepmenkes 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental atau

observasional dengan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif. Jenis

penelitian non eksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan

terhadap subyek menurut keadaan apa adanya (in nature), tanpa ada manipulasi

atau intervensi dari peneliti (Praktiknya, 2001).

Rancangan deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta

atau karakteristik populasi atau bidang tertentu secara aktual dan cermat.

Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang

melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi

dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, dan

menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama

dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan

pada waktu yang akan datang (Hasan, 2002).

Dalam penelitian non-eksperimental deskriptif, penelitian diarahkan

untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu

komunitas atau masyarakat. Oleh karena itu penelitian deskriptif ini sering disebut

penelitian penjelajahan (exploratory study). Dalam penelitian deskriptif pada

umumnya menjawab pertanyaan bagaimana (how) (Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan setting tempat, penelitian ini dilakukan di komunitas yaitu

apotek-apotek di wilayah Kabupaten Sleman DIY. Berdasarkan setting waktu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

22

penelitian ini termasuk dalam penelitian prospektif. Berdasarkan cara dan waktu

pengambilan sampel, penelitian ini termasuk dalam penelitian cross-sectional

yaitu tiap subyek diobservasi hanya satu kali saja dan tidak berarti harus dalam

waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005).

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah apotek-apotek di wilayah

Kabupaten Sleman DIY.

b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah jenis-jenis informasi

yang harus disampaikan dalam pelayanan informasi obat menurut

Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek.

c. Variabel pengacau dalam penelitian ini adalah tingkat keramaian apotek

pada saat kunjungan yang mempengaruhi kesibukan Apoteker dalam

memberikan pelayanan, dimana hal ini berpengaruh terhadap

ketersediaan waktu yang dapat diberikan khususnya dalam memberikan

pelayanan informasi obat secara lengkap.

2. Definisi Operasional

a. Pelayanan informasi obat resep adalah pelayanan informasi yang diberikan

oleh Apoteker pada saat penyerahan obat dengan resep kepada pasien

terkait obat yang diserahkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

23

b. Ketersediaan informasi obat di apotek adalah kelengkapan informasi obat

yang diberikan oleh Apoteker berdasarkan Kepmenkes 1027 tahun 2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

c. Obat resep glibenklamid adalah permintaan obat yang tertulis dari dokter,

kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien

dengan indikasi sebagai antidiabetes.

d. Anti Diabetes merupakan obat-obat yang digunakan dalam terapi

pengatasan penyakit diabetes.

e. Salinan resep adalah suatu salinan yang memuat semua informasi yang

tercantum dalam resep asli yang diberikan oleh dokter.

f. Etiket obat merupakan informasi tertulis yang dicantumkan pada kemasan

obat, baik yang berupa kertas maupun format yang tercetak langsung pada

kemasan yang biasanya berbentuk plastik.

g. Isi informasi yang tertulis pada etiket obat yang diserahkan kepada pasien

berisi aturan pemakaian obat beserta informasi lainnya yang mendukung.

h. Jenis-jenis informasi yang digunakan untuk mengisi daftar cek (check list)

adalah informasi obat yang harus diberikan oleh Apoteker menurut

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kepmenkes RI Nomor 1027

tahun 2004 berupa cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka

waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

24

i. Apotek-apotek di Wilayah Kabupaten Sleman DIY merupakan populasi

penelitian yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dalam

penelitian.

j. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia, 1996).

k. Apoteker adalah Apoteker Pengurus Apotek (APA) atau Apoteker

Pendamping yang sedang bertugas di apotek pada saat observasi

dilakukan.

l. Staf apotek adalah semua tenaga kerja yang bekerja di apotek baik

Apoteker, tenaga teknis kefarmasian maupun petugas lain.

m. Petugas lain (pekarya) adalah staf apotek yang bukan merupakan bagian

dari apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian.

n. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam

menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli

madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi / asisten

apoteker (Peraturan Pemerintah RI, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

25

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 124 apotek sampel yang berada di wilayah

Kabupaten Sleman DIY. Penelitian dilakukan dari tanggal 27 April 2011 sampai

20 Juni 2011.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah staf apotek yang melayani resep obat

glibenklamid pada saat aktor/peneliti mengunjungi apotek, yaitu apoteker, tenaga

teknis kefarmasian, atau petugas lain (pekarya) yang bekerja di apotek yang

dikunjungi.

E. Sampel dan Populasi

Penetapan jumlah sampel yang ingin diteliti, untuk populasi kecil atau

lebih kecil dari 10.000 menurut Notoatmodjo (2005) dengan rumus 1.

n =

Keterangan : N = besar Populasi; n= besar Sampel; d = nilai kritis (batas

ketelitian) yang diinginkan (0,05) (Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian ini sampel yang akan terlibat sebesar :

n = = 120,3 = 120 apotek

N = besar populasi atau jumlah apotek yang ada di wilayah Kabupaten Sleman

DIY pada tahun 2010 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman DIY pada 25 Maret 2011

n = besar sampel penelitian atau apotek sampel

d = ketepatan yang diinginkan (0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

26

Jumlah sampel ditambahkan 3% untuk mewakili apotek-apotek baru yang

sekiranya muncul pada saat penelitian ini sedang dilakukan, menjadi = 3% x 121

= 3,63 sampel = 4 sampel. Jumlah apotek sampel keseluruhan menjadi 124

apotek.

F. Bahan atau Materi Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

berupa macam-macam pelayanan informasi yang diberikan apotek yang telah

diisikan ke dalam daftar cek, salinan resep hasil penebusan resep obat

glibenklamid, etiket obat, dan status pihak apotek yang melayani resep.

G. Alat atau Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa daftar cek

(check list), resep obat glibenklamid, skenario, dan protokol. Daftar cek adalah

berisikan kriteria ketersediaan informasi yang akan diamati. Kriteria tersebut

merupakan jenis-jenis pelayanan informasi yang harus diberikan oleh Apoteker

berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian. Resep obat glibenklamid merupakan resep resmi dari dokter yang

telah diakui validitas dan reabilitasnya karena diambil berdasarkan kasus yang

sering terjadi di masyarakat dan sering ditangani oleh dokter yang bersangkutan.

Protokol yang dirancang untuk penelitian ini adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

27

1. Peneliti, yang juga bertindak langsung sebagai aktor harus berlatih

skenario yang telah disusun.

2. Membawa logistik penelitian (resep, dana, dan daftar cek) ketika

berkunjung ke apotek.

3. Tanggal resep paling lama yang diisikan pada resep adalah paling lambat 5

hari sebelum proses observasi.

4. Waktu pengunjungan apotek adalah antara jam 08.00-22.00, sesuai dengan

peraturan yang berlaku mengenai jam operasi apotek.

5. Apabila staf apotek menanyakan alamat dan nomor telepon yang bisa

dihubungi, maka aktor/peneliti memberikan salah satu alamat simulasi

yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu alamat yang sekiranya mudah

dijangkau dari apotek yang dikunjungi atau setidaknya berada dalam

kecamatan yang sama dengan apotek tersebut. Nomor telepon yang

diberikan adalah nomor telepon simulasi yang juga telah dipersiapkan

sebelumnya.

6. Apabila staf apotek menanyakan pertanyaan, aktor/peneliti menjawab

dengan jawaban yang relevan dan umum.

Skenario yang digunakan disusun sedemikian rupa sehingga

mempermudah peneliti memperoleh data yang akurat. Skema skenario yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Peneliti yang bertindak sebagai aktor dalam hal ini berperan sebagai

keluarga pasien untuk menebuskan resep obat glibenklamid di apotek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

28

2. Peneliti/aktor menyerahkan resep obat sekaligus disertai permintaan

pembuatan salinan resep pada pihak apotek yang melayani. Apabila pihak

apotek menanyakan alasan permintaan pembuatan salinan resep, maka

aktor/peneliti akan menjawab bahwa permintaan tersebut merupakan pesan

dari pasien.

3. Pada saat penyerahan obat resep oleh pihak apotek, aktor/peneliti akan

menyimak dan merekam semua informasi yang diberikan terkait

penggunaan obat resep glibenklamid.

4. Aktor/peneliti akan mengajukan pertanyaan tertentu yang gunanya untuk

membantu mengetahui apakah yang memberikan pelayanan resep obat

glibenklamid adalah seorang apoteker, tenaga kesehatan lain, atau petugas

lain.

5. Setelah meninggalkan apotek, aktor/peneliti akan mengisi daftar cek

kriteria ketersediaan informasi obat yang berdasar atas RI No. 1027 tahun

2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian.

H. Tata Cara Penelitian

Cara kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara umum adalah

sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

29

1. Tahap pra penelitian

Tahap ini merupakan tahap awal jalannya penelitian. Tahap ini meliputi

proses perijinan, penentuan dan persiapan sampel, pembuatan daftar cek

penelitian, observasi posisi apotek sampel, dan latihan skenario penelitian.

a. Proses perizinan

Perizinan dilakukan dengan mitra Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah yang kemudian diteruskan kepada Direktur Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman DIY guna memperoleh data jumlah apotek yang terdapat di Kabupaten

Sleman. Proses perizinan berlangsung selama 2 minggu pada bulan Maret 2011.

Selain itu juga dilakukan perizinan pemohonan kerja sama dengan

seorang dokter umum untuk membuatkan resep Obat Glibenklamid sebagai salah

satu instrumen penelitian. Untuk perizinan ini, dilakukan secara lisan dengan

langsung bertemu dokter yang bersangkutan.

b. Penentuan dan persiapan sampel

Penentuan sampel dilakukan secara pengambilan acak sederhana secara

undian (simple random sampling lottery technique). Hakikat dari penggunaan

teknik ini adalah bahwa setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk diseleksi sebagai sampel dengan cara diundi. Perlu diingat

bahwa teknik ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi

bersifat homogen (Notoatmodjo, 2005). Proses dilakukan hingga memperoleh

sampel apotek sebanyak yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan sampel

dari populasi apotek di Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

30

Setelah itu dilakukan pengelompokkan apotek sampel berdasarkan

kesamaan kecamatan. Kemudian dilanjutkan dengan mengurutkan apotek sampel

dari alamat yang paling jauh untuk dijangkau hingga yang terdekat. Proses ini

dilakukan dengan bantuan peta Kabupaten Sleman. Pengelompokkan ini

dilakukan dengan tujuan mempermudah dalam proses pengumpulan data.

c. Pembuatan daftar cek penelitian

Daftar cek atau check list dibuat guna membantu dalam merekam data

hasil observasi yang diperoleh. Macam-macam daftar yang dicantumkan adalah

kriteria-kriteria informasi yang harus diberikan oleh staf apotek dalam pelayanan

obat menurut Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Kriteria-kriteria tersebut antara lain cara

pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, dan aktivitas

serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama proses terapi. Selain itu

ditambahkan juga daftar penyerah dan pemberi informasi obat guna mengetahui

apakah staf farmasi yang melayani saat itu adalah apoteker, tenaga kesehatan lain,

atau petugas lainnya.

d. Observasi posisi apotek sampel

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui langsung posisi dari apotek

sampel yang akan didatangi pada saat pengumpulan data. Mengingat bahwa

Kabupaten Sleman DIY memiliki wilayah yang cukup luas, diharapkan tahap ini

dapat membantu kelancaran pengumpulan data nantinya. Terutama untuk

mengetahui waktu operasi beberapa apotek yang berbeda dari apotek pada

umumnya. Sehingga peneliti dapat menentukan waktu kapan waktu yang tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

31

untuk berkunjung. Tahap ini menghabiskan waktu sekitar dua minggu pada bulan

April.

e. Latihan skenario penelitian

Peneliti yang juga sebagai aktor nantinya mempersiapkan diri dengan

berlatih skenario penelitian yang telah disusun. Sehingga pada saat pengumpulan

data, aktor/peneliti sudah sangat siap dengan apa yang akan diperankan. Untuk

menguji hasil latihan, dilakukan uji coba langsung pada apotek yang bukan

termasuk dalam apotek sampel.

2. Tahap pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap

staf apotek yang memberikan pelayanan resep Obat Glibenklamid. Jenis

pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi Partisipatif

Partiil (pengamatan terlibat sebagian), dimana pengamat (observer) benar-benar

mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sasaran

pengamatan (observee/target observation) dan hanya mengambil bagian pada

kegiatan tertentu saja. Dengan kata lain, pengamat ikut aktif berpartisipasi pada

aktivitas tertentu dalam kontak sosial yang tengah diselidiki. Yang perlu

diperhatikan di dalam observasi partisipasi ini adalah jangan sampai sasaran

pengamatan tahu bahwa pengamat yang berada di tengah-tengah mereka

memperhatikan gerak-gerik mereka (Notoatmodjo, 2005).

Peneliti yang berperan sebagai aktor akan berlaku sesuai skenario yang

ada. Penyerahan resep obat kepada staf apotek disertai dengan permintaan

pembuatan salinan resep. Setelah itu aktor/peneliti akan menyampaikan sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

32

pertanyaan yang relevan guna mengetahui status staf apotek yang melakukan

pelayanan resep obat tersebut. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah

menyimak dan merekam dengan seksama semua informasi yang disampaikan staf

apotek pada saat pelayanan resep obat. Kemudian langsung didatakan ke dalam

daftar cek setelah aktor/peneliti meninggalkan apotek.

3. Tahap pengolahan data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil proses pelayanan

resep obat yaitu daftar cek, salinan resep, dan etiket obat. Kemudian data yang

diperoleh selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang

menggambarkan tingkat ketersediaan informasi obat Resep Glibenklamid menurut

Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek dan kelengkapan salinan resep dan etiket berdasar syarat

yang seharusnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi ketersediaan pelayanan

informasi obat Resep Glibenklamid berdasarkan Kepmenkes RI No.

1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Sehingga hasil dari evaluasi ini dapat digunakan untuk mencari cara

meningkatkan peran dari pedoman pemerintah ini, diantaranya dalam mengawasi

apotek untuk melaksanakan pelayanan resep secara profesional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi gambaran

profil pelayanan resep obat glibenklamid meliputi ketersediaan pelayanan

informasi yang diberikan beserta ketersediaan dan kelengkapan dari salinan resep

dan etiket obat. Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama

adalah profil pelayanan resep obat glibenklamid di apotek-apotek wilayah

Kabupaten Sleman DIY. Sedangkan bagian kedua menjelaskan tentang

ketersediaan pelayanan obat resep glibenklamid. Pada bab ini akan dipaparkan

hasil dari penelitian berupa tabel dan diagram jelas beserta pembahasan yang

mendukung hasil.

A. Profil Pelayanan Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek

Wilayah Kabupaten Sleman DIY

Kabupaten Sleman tersusun atas 17 Kecamatan, yaitu Moyudan,

Gamping, Godean, Minggir, Seyegan, Mlati, Tempel, Sleman, Turi, Pakem,

Ngaglik, Depok, Ngemplak, Cangkringan, Kalasan, Berbah, dan Prambanan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2011 yang

diambil pada tanggal 25 Maret 2011, jumlah apotek yang ada di Kabupaten

Sleman adalah sebanyak 172 apotek. Jumlah ini sekaligus menjadi populasi

penelitian yang dari dalamnya diambil sebanyak 124 apotek sampel sebagai

subyek penelitian. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

DIY menunjukkan bahwa terdapat dua kecamatan yang tidak memiliki apotek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

34

yaitu Kecamatan Minggir dan Kecamatan Cangkringan. Oleh karena itu sampel

yang diperoleh merupakan sampel yang mewakili populasi Kabupaten Sleman

DIY.

Tabel I. Daftar Apotek Sampel yang Diperoleh dari Populasi Apotek

di Kabupaten Sleman DIY

KECAMATAN APOTEK

Berbah 1. A1 2. A2

Depok 1. B1 9. B15 17. B26 25. B34 33. B44 41. B55

2. B3 10. B17 18. B27 26. B37 34. B45 42. B57

3. B5 11. B18 19. B28 27. B38 35. B48 43. B58

4. B7 12. B20 20. B29 28. B39 36. B50 44. B59

5. B9 13. B21 21. B30 29. B40 37. B51 45. B60

6. B11 14. B23 22. B31 30. B41 38. B52 46. B61

7. B12 15. B24 23. B32 31. B42 39. B53

8. B13 16. B25 24. B33 32. B43 40. B54

Gamping 1. C3 3. C5 5. C8 7. C12 9. C16

2. C4 4. C7 6. C9 8. C15

Godean 1. D1 3. D3 5. D6 7. D9 9. D11 11. D13

2. D2 4. D4 6. D7 8. D10 10. D12

Kalasan 1. E1 3. E5 5. E7 7. E10

2. E2 4. E6 6. E9

Mlati 1. F2 3. F4 5. F8 7. F10 9. F12 11. F14

2. F3 4. F7 6. F9 8. F11 10. F13

Ngaglik 1. G2 3. G5 5. G8 7. G10 10. G14 11. G16

2. G3 4. G7 6. G9 8. G12 9. G13 12. G17

Ngemplak 1. H1 2. H3 3. H4 4. H6 5. H7 6. H8

Pakem 1. I1 2. I2 3. I3

Prambanan 1. J1 2. J2 3. J3 4. J4

Sleman 1. K3 3. K5 5. K8 7. K10 9. K12 11. K14

2. K4 4. K7 6. K9 8. K11 10. K13

Tempel 1. L1 2. L3

Resep yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua dokter, yaitu

dari dr. Rima Fitriyani dan dr. Agus Prahianto. Resep yang dibuatkan oleh dr.

Rima Fitriyani terdiri dari tiga jenis yang berbeda dalam hal jumlah obat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

35

harus ditebus, yaitu 10 tablet, 15 tablet dan 30 tablet. Perbedaan ini tidak

mempengaruhi nilai valid dari hasil yang diperoleh. Data yang ingin diperoleh

adalah terkait jenis-jenis pelayanan informasi yang diberikan sesuai dengan

Kepmenkes 1027 tahun 2004.

Proses pengumpulan data memakan waktu sekitar tiga bulan, yaitu dari

bulan April-Juni 2011. Dari data yang diperoleh, tidak semua apotek sampel

bersedia memberikan pelayanan resep pada saat dikunjungi. Dari sebanyak 124

apotek sampel yang ada, diketahui bahwa tiga diantaranya menolak melayani

resep (Gambar 3). Ketiga apotek tersebut menolak dengan cara menyarankan

untuk menebus obat di apotek lain sambil memberikan alamat apotek lain yang

terdekat.

Gambar 3. Perbandingan Jumlah Apotek yang Melayani Resep dan Tidak

Melayani Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek Wilayah Kabupaten

Sleman DIY

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/PER/X/1993 tentang

Pelayanan Apotek menyatakan bahwa Apoteker wajib melayani resep dokter,

dokter gigi, dan dokter hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar

tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek, sesuai dengan tanggung jawab dan

keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. Menurut World

98%

2% Ketersediaan Apotek Melayani Resep

Obat Glibenklamid

n = 124 apotek

Bersedia = 121

Tidak bersedia = 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

36

Health Organization tahun 2004 tentang Management of Drugs at Health Centre

Level mengatakan bahwa pelayanan obat yang benar adalah memperhatikan

beberapa hal, yaitu the right patient is served (tidak keliru pasien), kesesuaian

sediaan yang diserahkan dengan resep, kesesuaian dosis dan jumlah obat dengan

resep, penggunaan pengemas yang mampu menjaga potensi obat, menambahkan

etiket obat pada kemasan, dan memberikan informasi obat yang jelas kepada

pasien.

Gambar 4. Profil Pelayanan Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek

Wilayah Kabupaten Sleman DIY

Dari 124 apotek sampel yang ada, terdapat sebesar 121 apotek yang

kemudian dilihat profil pelayanan resepnya. Obat keras atau obat daftar G

menurut bahasa Belanda “G” singkatan dari “Gevaarlijk” artinya berbahaya

maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak

berdasarkan resep dokter (Direktorat Bina Farmasi Komunitas Klinik Ditjen Bina

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

43,8%

6,6%

17,4%

0,8%3,3%

24,8%PE

RS

EN

TA

SE

PROFIL PELAYANAN RESEP

Mengembalikan Resep = 30

Menolak Memberikan

Salinan Resep = 4

Jumlah Obat Tidak Sesuai

Resep = 1

Tidak Mencantumkan

Etiket pada Kemasan Obat

= 21

Tidak Memberikan

Informasi Obat = 8

Yang Melayani Bukan

Apoteker = 53

n = 121 apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

37

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006a). Definisi obat keras menurut Permenkes

RI Nomor 949/Menkes/ Per/IV/2000 adalah obat yang hanya dapat dibeli di

apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf

K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat Glibenklamid

adalah termasuk dalam obat keras, yang berarti Glibenklamid pada dasarnya harus

dibeli menggunakan resep dokter. Namun pada data hasil penelitian tampak

bahwa 30 apotek mengembalikan resep obat pada saat pelayanan resep (Gambar

4). Resep asli yang diserahkan secara langsung dikembalikan pihak apotek kepada

peneliti. Padahal dalam prosedur yang seharusnya dikatakan bahwa resep asli

akan disimpan dan dikelola oleh pihak apotek.

Salinan resep atau Apograph/Exemplum/Afschrift adalah salinan tertulis

dari suatu resep yang dibuat oleh apotek. Fungsi dari salinan resep adalah sebagai

pengganti resep apabila obat baru diambil sebagian atau untuk mengulang. Pasien

berhak meminta untuk dibuatkan salinan resep atas setiap obat yang diterima dari

dokter. Pelayanan pembuatan salinan resep ini merupakan bagian dari prinsip-

prinsip patient safety atau keselamatan pasien. Berdasarkan hasil penelitian

sebanyak 4 apotek dari 121 apotek sampel menolak membuatkan salinan resep

(Gambar 4). Beberapa diantaranya mengatakan alasannya bahwa obat

glibenklamid dapat dibeli tanpa resep, cukup dengan menunjukkan contoh

kemasan obat kepada staf apotek. Bahkan ada diantaranya yang memberikan

alasan bahwa obat glibenklamid merupakan obat golongan bebas yang tidak

memerlukan resep. Berikut diperoleh bahwa dari 91 apotek yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

38

mengembalikan resep, sebanyak 87 apotek bersedia memberikan salinan resep

dan sebanyak 4 apotek tidak bersedia memberikan salinan resep (Gambar 5).

Gambar 5. Perbandingan Jumlah Apotek yang Bersedia dan Tidak Bersedia

untuk Memberikan Salinan Resep di Apotek-Apotek Wilayah Sleman DIY

Salinan resep harus ditandatangani oleh apoteker (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 1993). Selain itu, perlu diingat bahwa salinan resep harus

memuat bagian-bagian antara lain nama, alamat apotek, nama APA, nomor surat

izin APA, tanda det/nedet (obat telah ditebus), nomor resep, dan tanggal

peresepan. Perlu juga dipastikan bahwa keterangan pada salinan resep harus sama

dengan yang ada pada resep.

96,0%

4,0%

Ketersediaan Salinan Resep

n = 91 apotekMemberikan salinan

resep = 87 apotek

Tidak memberikan

salinan resep = 4

apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

39

Gambar 6. Kriteria Kelengkapan Format dan Isi Salinan Resep yang

Diberikan pada Pelayanan Resep Obat Glibenklamid di Apotek-Apotek

Wilayah Kabupaten Sleman DIY

Dari grafik di atas (Gambar 6), dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat

kelengkapan dari 87 salinan resep yang ada adalah 93,2%. Hasil ini menunjukkan

bahwa salinan resep termasuk cukup lengkap isinya. Bagian yang paling sedikit

dicantumkan dalam salinan resep adalah nomor resep, yaitu sebanyak 56 apotek

dari 87 apotek sampel yang memberikan salinan resep.

Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Direktorat

Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2004), dikatakan bahwa sebelum

obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap

kesesuaian antara obat dengan resep. Pada hasil (Gambar 4) ditemukan ada 1

apotek dari 121 apotek sampel menyerahkan obat tidak sesuai dengan yang ada

pada resep. Pada resep tertulis jumlah obat yang harus ditebus adalah sebanyak 10

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

100%

93,1%

97,7%

93,1%

95,4%

95,4%

64,4%

100%

100%

PE

RS

EN

TA

SE

KRITERIA KELENGKAPAN SALINAN RESEP

Nama apotek = 87

Alamat apotek = 87

Nomor resep = 56

Tanggal pembuatan resep = 83

Nama APA = 83

No. Izin APA = 81

Paraf apoteker = 85

Tanda det/detum = 81

Keterangan sesuai resep = 87

n = 87 apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

40

tablet, namun apotek yang bersangkutan menyerahkan obat sejumlah 50 tablet.

Hal ini jelas sangat tidak sesuai dengan resep yang diberikan.

Apoteker harus melakukan skrining resep sebagai awal dari alur

pelayanan resep. Skrining resep sendiri meliputi persyaratan administratif,

kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis (Direktorat Jendral Pelayanan

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004). Biasanya apoteker akan menanyakan

alamat pasien dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Data ini digunakan untuk

kelengkapan administrasi yang dibutuhkan oleh apotek. Diketahui dari data bahwa

apotek yang menanyakan alamat hanya 45% atau sebanyak 41 apotek dari 91

apotek sampel (Gambar 7). Perhitungan menggunakan nilai 91 berasal dari jumlah

apotek yang tidak mengembalikan resep (meliputi apotek yang membuatkan

salinan resep dan tidak membuatkan).

Gambar 7. Jumlah Apotek yang Menanyakan Alamat dan Nomor Telepon

Pasien yang dapat Dihubungi pada saat Pelayanan Resep Obat Glibenklamid

di Wilayah Kabupaten Sleman DIY

45,1%

54,9%

Jumlah Permintaan Alamat dan No. Telpon

Pasien

n = 91 apotek

Menanyakan Alamat Pasien =

41 apotek

Tidak Menanyakan Alamat

Pasien = 50 apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

41

Proses terakhir dalam mempersiapkan obat resep sebelum diserahkan

kepada pasien adalah pemberian etiket obat. Semua obat harus dikemas dalam

wadah yang dapat menjaga potensi dan kualitasnya selama masa terapi.

Pemberian etiket berguna untuk menjamin penggunaan obat yang benar, maka itu

diharuskan untuk menulis etiket obat secara jelas dan dapat dibaca (Kepmenkes,

2004). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 21 apotek dari 121 sampel apotek

tidak mecantumkan etiket pada obat yang diserahkan pada pasien (Gambar 8).

Obat hanya diserahkan begitu saja kepada pasien tanpa disertakan etiket. Bahkan

ada yang menyerahkan tanpa kemasan yang sesuai. Sehingga pelayanan yang

terjadi nampak sama seperti jika membeli obat golongan bebas.

Gambar 8. Ketersediaan Etiket Obat pada Kemasan Obat yang Diserahkan

Etiket obat yang disertakan pada obat resep yang akan diserahkan kepada

pasien harus berisikan beberapa hal yaitu tanggal penyerahan obat, nama pasien,

aturan pakai dalam bahasa yang mudah dimengerti, nama generik obat, kekuatan

obat, jumlah obat, cautionary label atau peringatan dan nama apotek (WHO,

2004). Dari hasil diketahui bahwa keterangan yang biasanya selalu tercantum

82,6%

17,4%

Ketersediaan Etiket Obat

n = 121 apotek

Tersedia = 100 apotek

Tidak Tersedia = 21

apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

42

pada etiket obat adalah tanggal pembuatan etiket, nama pasien, cara penggunaan,

dan nama apotek. Untuk keterangan nama generik obat, kekuatan obat, jumlah

obat, dan peringatan yang mendukung masih jarang dicantumkan dalam etiket.

Terutama untuk yang paling rendah nilai persentase nya, yaitu keterangan

mengenai kekuatan obat resep yang akan diserahkan.

Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa kekuatan obat sangat jarang

dicantumkan dalam etiket. Disamping itu nama generik obat, jumlah obat, dan

peringatan pun masih sedikit yang mencantumkan.

Gambar 9. Kriteria Kelengkapan Format dan Isi dari Etiket Obat Resep

Glibenklamid Menurut WHO tahun 2004

Terkait isi dari etiket, yang dimaksud dengan peringatan dalam hal ini

adalah tentang informasi penegasan yang ditambahkan guna menunjang

keberhasilan terapi. Beberapa peringatan yang tercantum dalam etiket-etiket obat

Resep Glibenklamid ini adalah :

1. Bacalah aturan pakai

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

95,0%

19,0%

15,0%2,0%

20,0%

99,0%

95,0%

89,0%

PE

RS

EN

TA

SE

KRITERIA KELENGKAPAN ETIKET OBAT

Tanggal Etiket = 89

Nama Pasien = 95

Aturan Pakai = 99

Nama Generik Obat = 20

Kekuatan Obat = 2

Jumlah Obat = 15

Peringatan = 19

Nama Apotek = 95

n = 100 apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

43

2. Bacalah dengan baik aturan minumnya

3. Hubungi Apoteker kami bila Anda membutuhkan informasi

4. Hubungi Apoteker untuk mendapat informasi yang aman dan terjamin

Pada saat pelayanan resep obat, apoteker wajib memberikan informasi

yang (a) berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien dan

(b) penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1993). Namun ditemukan dalam hasil

bahwa terdapat 6,6% dari 121 apotek sampel tidak memberikan informasi obat

pada saat menyerahkan obat resep glibenklamid (Gambar 4). Pihak apotek

menyerahkan obat tanpa menjelaskan apapun, kemudian akan melayani

pengunjung lainnya atau hanya sekedar mengucapkan terima kasih. Informasi

obat yang dimaksud adalah informasi yang disampaikan oleh pihak apotek pada

saat penyerahan obat dan informasi tersebut berhubungan dengan obat yang

diserahkan.

Gambar 10. Perbandingan Pelayanan Resep oleh Asisten Apoteker dan

Petugas Lain pada Saat Kunjungan ke Apotek-Apotek Wilayah Kabupaten

Sleman DIY

60,4%

39,6%

Perbandingan Pelayanan yang diberikan

oleh AA dan Petugas Lain

n = 53 apotek

Asisten Apoteker (AA) =

32 apotek

Petugas Lain = 21 apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

44

Sebesar 43,80% atau sebanyak 53 apotek di wilayah Kabupaten Sleman

DIY yang dalam pelayanan resep obat dilakukan bukan oleh apoteker. Hasil ini

bertentangan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/PER/X/1993

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik yang mengatakan bahwa

pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek

(APA). Dari 53 apotek yang dalam pelayanannya bukan oleh apoteker, diketahui

sebanyak 32 apotek dilayani oleh Asisten Apoteker (AA), sisanya 21 apotek oleh

petugas lain diluar apoteker maupun AA (Gambar 10).

B. Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid

Ketersediaan informasi obat yang ingin diketahui dalam penelitian ini

adalah mengacu pada Keputusan Dinas Kesehatan Republik Indonesia No. 1027

tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yaitu pada Bab II

No. 1.2.5 meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu

pengobatan, dan aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari

selama terapi. Idealnya, keempat macam informasi tersebut harus disampaikan

kepada pasien pada saat penyerahan obat. Tujuan pemberian informasi obat pada

dasarnya adalah untuk meningkatkan efektifitas terapi dan melindungi pasien dari

kesalahgunaan obat yang diterima.

Tidak semua apotek sampel memberikan pelayanan informasi pada saat

penyerahan obat. Seperti yang telah dikemukakan pada profil pelayanan resep,

sebanyak 8 apotek dari 121 apotek sampel tidak memberikan pelayanan informasi

obat resep glibenklamid (Gambar 11). Yang menjadi data terkait pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

45

informasi obat resep glibenklamid dalam penelitian ini adalah informasi yang

diberikan secara lisan oleh pihak apotek tanpa diminta terlebih dahulu atau atas

kesadaran dari pihak apotek tersebut. Dari data yang ada ditunjukkan bahwa

hanya sebanyak 93% atau 113 apotek dari 121 apotek sampel memberikan

pelayanan informasi obat resep glibenklamid.

Gambar 11. Ketersedian Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid di

Apotek-Apotek Wilayah Kabupaten Sleman DIY

Terkait kelengkapan ketersediaan informasi obat resep glibenklamid,

diperoleh bahwa kombinasi informasi yang diberikan adalah sebanyak 5 macam,

yaitu cara pemakaian saja; cara pemakaian dan jangka waktu pengobatan; cara

pemakaian dan aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari; jangka

waktu pengobatan saja; serta cara pemakaian, jangka waktu pengobatan, dan

aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa informasi yang diberikan oleh

apotek-apotek wilayah Kabupaten Sleman terkait penggunaan obat resep

glibenklamid belum bisa dikatakan lengkap (Gambar 12). Diketahui bahwa

sebagian besar apotek memberikan informasi hanya terkait cara pemakaian obat.

Selain itu, tidak ada satupun dari apotek-apotek sampel di Kabupaten Sleman DIY

93,4%

6,6%

Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat

n = 121 apotek

Memberikan = 113 apotek

Tidak memberikan = 8 apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

46

yang memberikan pelayanan informasi obat berupa cara penyimpanan obat. Cara

penyimpanan glibenklamid adalah disimpan pada suhu kamar.

Gambar 12. Profil Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat Resep

Glibenklamid Menurut Kepmenkes RI No. 1027 Tahun 2004

Keterangan : A = Cara pemakaian obat

B = Cara penyimpanan obat

C = Jangka waktu pengobatan

D = Aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan

telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan peundangan yang berlaku dan

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Untuk

ujian apoteker, berisi materi tentang aspek Keprofesian, Peraturan Perundang-

undangan, Perkembangan Praktek Kefarmasian, Farmakoterapi dan Jaminan mutu

(ISFI-APTFI, 2009). Dari itu, pastinya seorang apoteker akan lebih berkompetensi

dalam pekerjaan kefarmasian dibandingkan dengan yang bukan apoteker.

A (106 apotek)

A+C (4 apotek)

A+D (1 apotek)

C (1 apotek)

A+C+D (1 apotek)

Profil Ketersediaan Pelayanan Informasi

n = 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

47

Gambar 13. Profil Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid terkait

Pihak Apotek yang Memberikan Pelayanan Informasi Obat dan Benar atau

Salah Informasi yang DIberikan

Dari gambar di atas diketahui bahwa dari 113 apotek yang memberikan

pelayanan informasi obat, sebanyak 66 apotek oleh Apoteker, 30 apotek oleh

Asisten Apoteker, dan 17 apotek oleh petugas lain. Diketahui bahwa masih

banyak apotek yang menyampaikan informasi obat yang salah. Data yang

dikategorikan menjadi informasi yang salah adalah informasi yang pada dasarnya

tidak sesuai dengan literatur atau tidak lengkap. Penyampaian informasi cara

pemakaian obat sangat berpengaruh terhadap informasi cara pemakaian yang

dituliskan di etiket obat. Apabila informasi yang disampaikan salah, maka yang

dituliskan pada etiket obat pun pasti salah.

Cara penggunaan obat merupakan informasi yang paling banyak

disampaikan oleh apotek-apotek di Kabupaten Sleman DIY. Dari sebanyak 113

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Apoteker Asisten Apoteker Petugas Lain

5,0%

0,0% 0,0%

53,0%

27,0%

15,0%

PE

RS

EN

TA

SE

PEMBERI PELAYANAN INFORMASI OBAT

Benar

Salah

n = 113 apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

48

apotek yang memberikan pelayanan informasi obat, diketahui bahwa sebanyak

112 memberikan informasi terkait cara pemakaian obat. Acuan yang digunakan

terkait cara penggunaan obat glibenklamid yang sesuai dan benar adalah Drug

Information Handbook. Dalam buku itu dikatakan bahwa cara pemakaian obat

Glibenklamid yang benar adalah 2,5-5 mg/hari, diminum bersama sarapan atau

saat makan pertama pada hari itu. Obat glibenklamid harus diminum bersamaan

dengan makan. Jadi, jika obat glibenklamid yang akan diberikan adalah yang

berkekuatan 5 mg, maka cara pemakaian yang benar adalah sekali sehari 1 tablet

diminum pada pagi hari bersamaan dengan makan.

Terdapat 5 apotek dari 113 apotek sampel yang memberikan informasi

terkait jangka waktu pengobatan. Secara garis besar isi dari informasi yang

disampaikan adalah menyarankan untuk kembali memeriksakan diri ke dokter

setelah obat habis. Selain itu, ada 2 apotek dari 113 apotek sampel memberikan

informasi tentang “aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari”

yaitu anjuran untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis

sebagai bagian dari aksi diet dalam terapi non farmakologis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang diberikan oleh

apotek-apotek wilayah Kabupaten Sleman terkait penggunaan obat resep

glibenklamid belum bisa dikatakan lengkap. Kemudian dapat disimpulkan bahwa

penerapan pekerjaan kefarmasian, khususnya pelayanan informasi obat resep

glibenklamid, di apotek-apotek wilayah Kabupaten Sleman belum sesuai dengan

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kepmenkes RI No.

1027/Menkes/SK/IX/2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi Ketersedian Pelayanan Informasi

Obat Resep Glibenklamid sebagai Anti Diabetes Oral di Apotek-Apotek Wilayah

Kabupaten Sleman DIY maka dapat disimpulkan :

1. Profil pelayanan resep obat glibenklamid apotek-apotek di wilayah

Kabupaten Sleman DIY adalah terdapat 3 apotek (2%) dari 124 apotek

sampel menolak melayani resep. Dari 121 apotek yang bersedia melayani

diperoleh profil pelayanan resep yang diberikan yaitu apotek yang

mengembalikan resep (24,80%), menolak memberikan salinan resep (3,30%),

menyerahkan obat tidak sesuai resep (0,80%), tidak mencantumkan etiket

pada kemasan obat (17,40%), tidak memberikan informasi obat (6,60%), dan

pelayanan dilakukan bukan oleh Apoteker (43,80%).

2. Tingkat ketersediaan pelayanan informasi obat yang diberikan oleh apotek-

apotek di wilayah Kabupaten Sleman DIY berdasarkan Kepmenkes RI No.

1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,

diketahui sebanyak 113 apotek dari 121 apotek yang memberikan pelayanan

informasi obat resep gibenklamid, tidak terdapat apotek yang memberikan

pelayanan informasi secara lengkap berdasarkan Kepmenkes 1027 tahun

2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

50

B. Saran

1. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam

membantu pengadaan pengawasan terkait pelaksanaan pelayanan resep dan

informasi obat di apotek-apotek wilayah Kabupaten Sleman DIY berdasar

Kepmenkes 1027 tahun 2004.

2. Dilakukan penelitian tentang tingkat kemampuan apotek dalam memberikan

informasi obat yang benar kepada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

51

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, T.M., Satibi, H.R.D., 2004, Evaluasi Pelayanan Informasi Obat di

Apotek-Apotek Besar di Kota Yogyakarta, Seminar Ilmiah Nasional Hasil

Penelitian Farmasi, 54-63, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, cetakan kesembilan,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anonim, 2008, Glibenclamide, http://www.netdoctor.co.uk/medicines/

100000678.html, diakses tanggal 22 November 2010.

Anonim, 2011, Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2010, Dinas

Kesehatan Kabupaten Sleman, DIY.

Azzopardi, L.M., 2010, Lecture Notes in Pharmacy Practise, Pharmaceutical

Press, London.

Bahfen, F., 2006, Aspek Legal Layanan Farmasi Komunitas Konsep

Pharmaceutical Care, Majalah Medisina, Ed. I, Vol. I, Jakarta, PT ISFL,

20.

Budiarto, E., 2001, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,

18-19, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Dipiro, 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7th

edition, 185,

205-206, Mc Graw Hill, New York.

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2004, Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027 Menkes SK IX 2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas Klinis Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006a, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas,

Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006b, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelaksanaan

Kefarmasian di Apotek, 6,7,16, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Fischer, L.R., Defor T.A., Cooper S., Scott, L.M., Boonstra, D.M., Eelkema,

M.A., Goodman, M.J., 2002, Pharmaceutical Care and Health Care

Utilization in an HMO, Effective Clinical Practice,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

52

http://www.acponline.org/journals/ecp/marapr02/fischer.htm, diakses pada

tanggal 03 Oktober 2010.

Hartini, Y., dan Sulasmono, 2007, Apotek “Ulasan Beserta Naskah Peraturan

Perundang-undangan Terkait Apotek Termasuk Naskah dan Ulasan

Permenkes tentang Apotek Rakyat”, Penerbit Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta, 14-15, 250, 549.

Hartini, Y., Sulasmono, Sukmajati, M., Kurniawan, A., 2008, Pelaksanaan

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Sleman dan Yogyakarta,

http://www.ikatanapotekerindonesia.net/articles/pharma-

update/pharmaceutical-technology/17-national-pharmaceutical-

development/482-pelaksanaan-standar-pelayanan-kefarmasian-di-apotek-di-

sleman-dan-yogyakarta.html, diakses pada tanggal 15 Juni 2011.

Harianto, N.K., Supardi, S., 2005, Majalah Ilmu Fefarmasian: Kepuasan Pasien

terhadap Pelayanan Resep Obat di Apotek Kopkar Rumah Sakit Budi Asih

Jakarta, Vol. II, No.1, 13, http://Jurnal.farmasi.ui.id/pdf/2005/html, diakses

pada tanggal 7 Agustus 2011.

Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi : Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

Ghalia Indonesia, Jakarta, 22.

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi

Indonesia (APTFI), 2009, Surat Keputusan Bersama Ikatan Sarjana

Farmasi Indonesia dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia

tentang Program Pendidikan Profesi Apoteker (P3A), Jakarta.

Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2009, Drug

Information Handbook, seventeenth edition, ApHA, USA.

Luther U., 2004, Jangan Membeli Obat di Apotek yang Tidak Memiliki Apoteker,

http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Jangan-Membeli-Obat-di-Apotek-

yang-Tidak-Memiliki-Apoteker, diakses pada tanggal 10 September 2011.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 922/Menkes/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 949/Menkes/VI/2000 tentang Registrasi Obat Jadi, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta,

Jakarta, 84-101.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

53

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 1996, Peraturan Pemerintah No. 32

tentang Tenaga Kesehatan, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 51 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang

Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, Jakarta.

Praktiknya, A. W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, ed.1, cet.IV, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 11.

Rina Wijayanti, 2010, http://www.harianjogja.com/beritas/

detailberita/HarjoBerita/17119/di-jogja-hanya-1-apotek-sangat-

baikview.html, diakses pada tanggal 25 September 2010.

Rismawati, E., 2011, Profil informasi Resep Obat Glibenclamide di Apotek-

Apotek Surabaya, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.

Rizkiyah A., 2011, Informasi Pasien yang Diberikan di Komunitas Apotek di

Surabaya : Resep Captopril, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga,

Surabaya.

Siregar, C.J.P., dan Amalia, L., 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan,

Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta, 205-208, 223.

Strand, L.M., Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004, Pharmaceutical Care Practice :

The Clinical’s Guide, 2nd

ed, McGraw-Hill Companies, United States of

America, pp. 178-188.

Syamsuni, H., 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, 13-14, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Wibowo, A., 2009, Cerdas Memilih Obat dan Mengenali Penyakit, 29, PT

Lingkar Pena Kreativa, Jakarta.

World Health Organization, 1996, Good Pharmacy Practice (GPP) in Community

and Hospital Pharmacy Settings, WHO, Tokyo.

World Health Organization, 1999a, Definition, Diagnosis and Classification of

Diabetes Mellitus and its Complications, WHO Department of

Noncommunicable Disease Surveillance Geneva.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

54

World Health Organization, 1999b, Report of a WHO Consultation Part 1:

Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus , WHO Departement,

Geneva.

World Health Organization, 2004, Management of Drugs at Health Centre Level,

WHO, Brazzaville.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

55

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

56

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

1. Gambar obat-obat Glibenklamid hasil Penelitian

2. Gambar Salinan-Salinan Resep Hasil Penelitian

3. Gambar Etiket-Etiket Obat hasil Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

57

Lampiran 2. Daftar Cek Ketersediaan Informasi Obat Resep Glibenklamid

menurut Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek

APOTEK KECAMAT

AN

KRITERIA KETERSEDIAAN

INFORMASI PENYERAH

OBAT A B C D

A1 Berbah 1x1

(pagi) - - -

Apt

(kopi resep)

A2 Berbah

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B3 Depok

2x1

(pagi

malam)

- - - AA

(kopi resep)

B26 Depok (pagi) - - - Apt

(kopi resep)

B5 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B7 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B9 Depok

1x1

(pagi)

sblm

mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B11 Depok 1x1

(pagi) - - -

Lainnya

(resep balik)

B12 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B13 Depok - - - - Lainnya

(resep balik)

B59 Depok 1x1

(pagi) - - -

Apt

(kopi resep)

B15 Depok 1x1

(pagi) - - -

Lainnya

(kopi resep)

B57 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B17 Depok

2x1

(pagi,sia

ng) stlh

mkn

- - - AA

(kopi resep)

B18 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - AA

(kopi resep)

B20 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Lainnya

(kopi resep)

B41 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

58

B23 Depok

2x1

(pagi,sia

ng) sblm

mkn

- - - AA

(kopi resep)

B24 Depok

1x1

sblm

mkn

- - - AA

(kopi resep)

B25 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B27 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - AA

(kopi resep)

B28 Depok 1x1 stlh

mkn - - -

Lainnya

(kopi resep)

B29 Depok

1x1

(pagi)

segera

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B30 Depok

1x1

(pagi)

sblm

mkn

- - - Lainnya

(resep balik)

B31 Depok 1x1

(pagi) - - -

AA

(kopi resep)

B32 Depok

1x1

(pagi)

sblm

mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B33 Depok 1x1

(pagi) - - -

Apt

(kopi resep)

B34 Depok - - -

Kembali

ke dokter

setelah

obat

habis

Apt

(kopi resep)

B37 Depok 1x1

(pagi) - - -

Apt

(kopi resep)

B38 Depok

1x1

(pagi/m

alam

terserah)

- - - Lainnya

(kopi resep)

B39 Depok

1x1

(pagi)

sblm

mkn

- - - AA

(kopi resep)

B61 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

-

Kembali

ke dokter

stlh obat

habis

- Apt

(kopi resep)

B40 Depok

1x1

(pagi)

segera

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B41 Depok 1x1 - - - Apt

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

59

(pagi)

sblm

mkn

(kopi resep)

B42 Depok 1x1

(pagi) - - -

Apt

(kopi resep)

B43 Depok

Sekali

(pagi)

sblm

mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B44 Depok RESEP DITOLAK

B45 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

-

Kembali

ke dokter

setelah

obat

habis

- Apt

(kopi resep)

B50 Depok

2x1

(pagi,

sore)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B51 Depok Sblm

mkn - - -

Apt

(resep balik)

B52 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - AA

(kopi resep)

B53 Depok

1x1

(pagi)

sblm

mkn

- - - AA

(kopi resep)

B54 Depok (pagi)

stlh mkn - - -

Lainnya

(resep balik)

B55 Depok 1x1

(pagi) -

Kembali

ke dokter

setelah

obat

habis

Kurangi

konsumsi

makanan

dan

minuman

manis

Apt

(kopi resep)

B60 Depok

1x1

(pagi)

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

B58 Depok 1x1

(pagi) - - -

AA

(kopi resep)

B1 Depok RESEP DITOLAK

B48 Depok 1x1 (pagi) - - -

AA

(tidak

dibuatkan

kopi resep)

C3 Gamping 1x1 (pagi) - - - AA

(resep balik)

C4 Gamping 1x1 (pagi) - - - Apt

(resep balik)

C5 Gamping Pagi 1

tablet - - -

AA

(kopi resep)

C7 Gamping 1x1 (pagi) - - - AA

(resep balik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

60

C8 Gamping 1x1 (pagi) - - - Apt

(resep balik)

C9 Gamping 1x1 (pagi) - - - AA

(kopi resep)

C12 Gamping 1x1 (pagi)

sblm mkn - - -

Apt

(kopi resep)

C15 Gamping 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

C16 Gamping Stlh mkn - - - Apt

(kopi resep)

D1 Godean 1x1 (pagi) - - - Lainnya

(resep balik)

D2 Godean 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

D3 Godean 1x1 (pagi) - - -

Lainnya

(tidak

dibuatkan

kopi resep)

D6 Godean

1x1 (pagi)

stlh 2 suap

mkn

- -

Kurangi

konsumsi

manis

Apt

(kopi resep)

D7 Godean - - - - Apt

(kopi resep)

D9 Godean

1x1 (pagi)

sesaat

makan

- - - Apt

(kopi resep)

D10 Godean 1x1 (pagi) - - - Apt

(kopi resep)

D12 Godean (pagi) - - - AA

(kopi resep)

D13 Godean 1x1 (pagi) - - - Apt

(kopi resep)

D11 Godean 1x1 (pagi) - - - Lainnya

(resep balik)

D4 Godean 1x1 (pagi) - - - Lainnya

(resep balik)

E1 Kalasan - - - - Lainnya

(resep balik)

E2 Kalasan 1x1 (pagi) - - - Apt

(resep balik)

E5 Kalasan 1x1 stlh

mkn - - -

Apt

(kopi resep)

E6 Kalasan

1x1

(sblm/stlh

mkn,

terserah)

- - - AA

(resep balik)

E7 Kalasan

2x1 (pagi,

siang) stlh

mkn

- - - AA

(kopi resep)

E9 Kalasan 1x1 (pagi) - - - AA

(kopi resep)

E10 Kalasan 1x1 (pagi)

sblm mkn - - -

Apt

(kopi resep)

F2 Mlati 1x1 (pagi) - - - AA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

61

stlh mkn (kopi resep)

F4 Mlati 1x1 (pagi) - - - AA

(kopi resep)

F7 Mlati 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

F13 Mlati 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

F8 Mlati

1x1 (pagi)

20 menit

stlh mkn

- - - Apt

(kopi resep)

F9 Mlati 1x1 (pagi)

sblm mkn - - -

Apt

(kopi resep)

F10 Mlati 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

F11 Mlati 1x1 (sblm

mkn) - - -

Apt

(kopi resep)

F12 Mlati 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

AA

(resep balik)

F14 Mlati 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

F3 Mlati

1x1

sewaktu

makan

- - - Apt

(kopi resep)

G2 Ngaglik (pagi) atlh

mkn - - -

Lainnya

(resep balik)

G3 Ngaglik 1x1 (pagi) - - - Apt

(kopi resep)

G5 Ngaglik 1x1 stlh

mkn - - -

Apt

(resep balik)

G7 Ngaglik

1x1 (pagi)

sewaktu

makan

- - - Apt

(kopi resep)

G9 Ngaglik 1x1 (pagi)

sblm mkn - - -

Apt

(kopi resep)

G12 Ngaglik 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

AA

(kopi resep)

G13 Ngaglik 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

G14 Ngaglik (pagi) stlh

mkn - - -

Apt

(kopi resep)

G16 Ngaglik RESEP DITOLAK

G8 Ngaglik

1x1 (pagi)

10 menit

sblm mkn

- - - AA

(resep balik)

G17 Ngaglik 1x1 stlh

mkn - - -

Apt

(kopi resep)

G10 Ngaglik 1x1 (pagi) - - - Apt

(kopi resep)

H1 Ngemplak 1x1 sblm

mkn - - -

Lainnya

(resep balik)

H3 Ngemplak 1x1 (pagi) - - - AA

(kopi resep)

H4 Ngemplak - - - - Lainnya

(tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

62

dibuatkan

kopi resep)

H6 Ngemplak 1x1 (pagi) - - - Lainnya

(resep balik)

H8 Ngemplak

2x1 (pagi,

sore) stlh

mkn

- - - Apt

(kopi resep)

H7 Ngemplak 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

I1 Pakem

2x1 (pagi,

sore) sblm

mkn

- - - Apt

(kopi resep)

I3 Pakem - - - - Lainnya

(resep balik)

I2 Pakem 1x1 (pagi)

sblm mkn - - -

Apt

(kopi resep)

J4 Prambanan 1 tablet

(pagi) - - -

Apt

(resep balik)

J1 Prambanan - - - - AA

(kopi resep)

J2 Prambanan 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(resep balik)

J3 Prambanan 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

K3 Sleman 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

Apt

(kopi resep)

K4 Sleman 1x1 saat

mkn - - -

Lainnya

(kopi resep)

K5 Sleman 1x1 (pagi) - - - Apt

(resep balik)

K7 Sleman 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

AA

(kopi resep)

K9 Sleman 1x1 (pagi) - - - Lainnya

(kopi resep)

K10 Sleman - - - - Apt

(resep balik)

K11 Sleman 1x1 stlh

mkn - - -

Apt

(kopi resep)

K12 Sleman 1x1 stlh

mkn - - -

Apt

(kopi resep)

K13 Sleman - - - -

AA

(kopi resep)

obat diberi 5

strip

K14 Sleman 1x1 - - - Apt

(kopi resep)

K8 Sleman pagi - - - AA

(resep balik)

L1 Tempel 1x1 (pagi)

stlh mkn - - -

AA

(resep balik)

L3 Tempel 1x1 (pagi) - - -

AA

(tidak

dibuatkan

kopi resep)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

63

Keterangan : A = Cara Pemakaian Obat

B = Cara Penyimpanan Obat

C = Jangka Waktu Pengobatan

D = Aktivitas serta Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari

Apt = Apoteker

AA = Asisten Apoteker

Lainnya = Selain Apoteker dan AA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

64

Lampiran 3. Analisis Salinan Resep

APOTEK KECAMATAN

ISI SALINAN RESEP

NAMA

APOTEK ALAMAT

NOMOR

RESEP

TANGGA

L RESEP

NAMA

A.P.A

NO. IZIN

A.P.A

PARAF

Apt

TANDA

det

A1 BERBAH

A2 BERBAH - -

B3 DEPOK AA

B5 DEPOK

B7 DEPOK -

B9 DEPOK

B11 DEPOK RESEP DIKEMBALIKAN

B12 DEPOK

B13 DEPOK RESEP DIKEMBALIKAN

B26 DEPOK

B15 DEPOK - Lainnya

B57 DEPOK -

B17 DEPOK - - AA

B18 DEPOK AA

B20 DEPOK Lainnya

B21 DEPOK

B23 DEPOK AA

B24 DEPOK - AA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

65

B25 DEPOK

B27 DEPOK AA

B28 DEPOK Lainnya

B29 DEPOK

B30 DEPOK RESEP DIKEMBALIKAN

B31 DEPOK AA

B32 DEPOK -

B33 DEPOK

B34 DEPOK -

B37 DEPOK - - - -

B38 DEPOK - - - Lainnya -

B39 DEPOK AA

B59 DEPOK -

B40 DEPOK

B41 DEPOK

B42 DEPOK

B43 DEPOK RESEP DIKEMBALIKAN

B44 DEPOK MENOLAK PELAYANAN RESEP

B45 DEPOK RESEP DIKEMBALIKAN

B50 DEPOK

B51 DEPOK RESEP DIKEMBALIKAN

B52 DEPOK AA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

66

B53 DEPOK AA

B54 DEPOK RESEP DIKEMBALIKAN

B55 DEPOK

B60 DEPOK

B58 DEPOK - AA

B1 DEPOK MENOLAK PELAYANAN RESEP

B48 DEPOK TIDAK DIBUATKAN SALINAN RESEP

B61 DEPOK

C3 GAMPING RESEP DIKEMBALIKAN

C4 GAMPING RESEP DIKEMBALIKAN

C5 GAMPING - AA

C7 GAMPING RESEP DIKEMBALIKAN

C8 GAMPING RESEP DIKEMBALIKAN

C9 GAMPING AA

C12 GAMPING

C15 GAMPING

C16 GAMPING

D1 GODEAN RESEP DIKEMBALIKAN

D2 GODEAN -

D3 GODEAN TIDAK DIBUATKAN SALINAN RESEP

D6 GODEAN

D7 GODEAN -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

67

D9 GODEAN

D10 GODEAN -

D12 GODEAN - AA

D13 GODEAN -

D11 GODEAN RESEP DIKEMBALIKAN

D4 GODEAN RESEP DIKEMBALIKAN

E1 KALASAN RESEP DIKEMBALIKAN

E2 KALASAN RESEP DIKEMBALIKAN

E5 KALASAN -

E6 KALASAN RESEP DIKEMBALIKAN

E7 KALASAN AA

E9 KALASAN AA -

E10 KALASAN - - -

F2 MLATI AA

F4 MLATI - AA

F7 MLATI

F13 MLATI

F8 MLATI

F9 MLATI

F10 MLATI -

F11 MLATI - -

F12 MLATI RESEP DIKEMBALIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

68

F14 MLATI

F3 MLATI

G2 NGAGLIK RESEP DIKEMBALIKAN

G3 NGAGLIK

G5 NGAGLIK RESEP DIKEMBALIKAN

G7 NGAGLIK

G9 NGAGLIK

G12 NGAGLIK AA

G13 NGAGLIK

G14 NGAGLIK

G16 NGAGLIK MENOLAK PELAYANAN RESEP

G8 NGAGLIK RESEP DIKEMBALIKAN

G17

NGAGLIK

G10 NGAGLIK

H1 NGEMPLAK RESEP DIKEMBALIKAN

H3 NGEMPLAK AA

H4 NGEMPLAK TIDAK DIBUATKAN SALINAN RESEP

H6 NGEMPLAK RESEP DIKEMBALIKAN

H8 NGEMPLAK

H7 NGEMPLAK -

I1 PAKEM

I3 PAKEM RESEP DIKEMBALIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

69

I2 PAKEM - - -

J4 PRAMBANAN RESEP DIKEMBALIKAN

J1 PRAMBANAN AA

J2 PRAMBANAN RESEP DIKEMBALIKAN

J3 PRAMBANAN -

K3 SLEMAN - -

K4 SLEMAN - Lainnya

K5 SLEMAN RESEP DIKEMBALIKAN

K7 SLEMAN - AA

K9 SLEMAN - - -

K10 SLEMAN RESEP DIKEMBALIKAN

K11 SLEMAN

K12 SLEMAN - - - -

K13 SLEMAN - AA -

K14 SLEMAN

K8 SLEMAN RESEP DIKEMBALIKAN

L1 TEMPEL RESEP DIKEMBALIKAN

L3 TEMPEL TIDAK DIBUATKAN SALINAN RESEP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

70

Lampiran 4. Analisis Etiket Obat

APOTEK KECAMATAN

KRITERIA KELENGKAPAN ETIKET

TANGGAL

ETIKET

NAMA

PASIEN

ATURAN

PAKAI

NAMA

GENERIK

KEKUATAN

OBAT

JUMLAH

OBAT PERINGATAN

NAMA

APOTEK

A1 BERBAH - - - -

A2 BERBAH - - - -

B3 DEPOK -

B26 DEPOK - - -

B5 DEPOK - -

B7 DEPOK - - - -

B9 DEPOK - - - -

B11 DEPOK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

B12 DEPOK - - - -

B13 DEPOK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

B59 DEPOK - - - -

B15 DEPOK - - - -

B57 DEPOK - - - -

B17 DEPOK - - -

B18 DEPOK - -

B20 DEPOK - - - -

B21 DEPOK

B23 DEPOK -

B24 DEPOK - - - - -

B25 DEPOK - -

B27 DEPOK - -

B28 DEPOK - - - -

B29 DEPOK - - - -

B30 DEPOK - - - - - - -

B31 DEPOK - - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

71

B32 DEPOK - - - -

B33 DEPOK - - - -

B34 DEPOK - - - -

B37 DEPOK - - - -

B38 DEPOK - - - - - - -

B39 DEPOK -

B61 DEPOK - - -

B40 DEPOK - - - -

B41 DEPOK - - - -

B42 DEPOK - - - -

B43 DEPOK - - - -

B44 DEPOK MENOLAK PELAYANAN RESEP

B45 DEPOK - - - -

B50 DEPOK - - -

B51 DEPOK - - - -

B52 DEPOK - -

B53 DEPOK - - -

B54 DEPOK - - - -

B55 DEPOK - - - -

B60 DEPOK - -

B58 DEPOK - - - -

B1 DEPOK

B48 DEPOK - - - -

C3 GAMPING TIDAK DIBUATKAN ETIKET

C4 GAMPING TIDAK DIBUATKAN ETIKET

C5 GAMPING - - - -

C7 GAMPING TIDAK DIBUATKAN ETIKET

C8 GAMPING - - - -

C9 GAMPING - - - - -

C12 GAMPING - - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

72

C15 GAMPING - - -

C16 GAMPING - - - - -

D1 GODEAN - - - -

D2 GODEAN - -

D3 GODEAN - - - - -

D6 GODEAN - - - -

D7 GODEAN -

D9 GODEAN - - - -

D10 GODEAN - - - -

D12 GODEAN - - - -

D13 GODEAN - - - -

D11 GODEAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

D4 GODEAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

E1 KALASAN - - -

E2 KALASAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

E5 KALASAN - - -

E6 KALASAN - - - -

E7 KALASAN - -

E9 KALASAN - - - -

E10 KALASAN - - - -

F2 MLATI - - - -

F4 MLATI - - - -

F7 MLATI - -

F13 MLATI - - -

F8 MLATI - - - -

F9 MLATI -

F10 MLATI - - - -

F11 MLATI - - - -

F12 MLATI TIDAK DIBUATKAN ETIKET

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

73

F14 MLATI - -

F3 MLATI - - - -

G2 NGAGLIK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

G3 NGAGLIK - - -

G5 NGAGLIK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

G7 NGAGLIK - -

G9 NGAGLIK - - -

G12 NGAGLIK - - - -

G13 NGAGLIK - - - -

G14 NGAGLIK - - - -

G16 NGAGLIK MENOLAK PELAYANAN RESEP

G8 NGAGLIK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

G17 NGAGLIK - - - -

G10 NGAGLIK - - -

H1 NGEMPLAK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

H3 NGEMPLAK - - - -

H4 NGEMPLAK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

H6 NGEMPLAK TIDAK DIBUATKAN ETIKET

H8 NGEMPLAK - - - -

H7 NGEMPLAK - - - -

I1 PAKEM - - - -

I3 PAKEM TIDAK DIBUATKAN ETIKET

I2 PAKEM - - - -

J4 PRAMBANAN - - - - -

J1 PRAMBANAN - - - - -

J2 PRAMBANAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

J3 PRAMBANAN - - - -

K3 SLEMAN - - - -

K4 SLEMAN - - - -

K5 SLEMAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

74

K7 SLEMAN - - - -

K9 SLEMAN - - - - -

K10 SLEMAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

K11 SLEMAN - - - -

K12 SLEMAN - - - - -

K13 SLEMAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

K14 SLEMAN - -

K8 SLEMAN TIDAK DIBUATKAN ETIKET

L1 TEMPEL - - - - - -

L3 TEMPEL - - - - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

75

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

76

Lampiran 6. Resep Obat Glibenklamid yang Digunakan dalam Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

77

Lampiran 7. Contoh Salinan Resep

Isi yang Lengkap

Isi yang Kurang Lengkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

78

Lampiran 8. Contoh Etiket Obat

Contoh Lengkap

Contoh Kurang Lengkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

79

Lampiran 9. Perhitungan Data

Sampel Penelitian

Jumlah populasi : 172

Jumlah sampel :

n =

n = = 120,3 = 120

sebagai cadangan ditentukan 4, maka 121 + 4 = 124 apotek sampel.

Sebanyak 3 apotek sampel menolak memberikan pelayanan resep, maka :

124 – 3 = 121 n = 121 apotek sampel

Profil Pelayanan Obat (n = 121)

Apotek yang mengembalikan resep = 30 apotek, maka

30/121 x 100% = 24,8%

Apotek yang menolak memberikan salinan resep = 4 apotek, maka :

4/121 x 100% = 3,3%

Apotek yang menyerahkan obat tidak sesuai resep = 1 apotek, maka :

1/121 x 100% = 0,8%

Apotek yang tidak mencantumkan etiket obat pada obat resep yang

diserahkan = 21 apotek, maka :

21/121 x 100% = 17,4%

Apotek yang tidak memberikan informasi obat pada saat penyerahan obat

resep = 8 apotek, maka :

8/121 x 100% = 6,6%

Apotek yang dalam pelayanan obat resep dilayani bukan oleh Apoteker =

53 apotek, maka :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

80

53/121 x 100% = 43,8% terbagi atas Asisten Apoteker (AA = 32

apotek) dan petugas lain (Lainnya = 21

apotek), n = 53

AA = 32/53 x 100% = 60,4%

Lainnya = 21/53 x 100% = 34,6%

Salinan Resep (n = 121)

Mengembalikan resep = 30 apotek, maka :

30/121 x 100% = 24,8%

Memberikan salinan resep = 87 apotek, maka :

87/121 x 100% = 71,9%

Tidak memberikan salinan resep = 4 apotek, maka :

4/121 x 100% = 3,3%

Kelengkapan isi salinan resep yang dicantumkan (n = 87) :

Nama apotek : 87 apotek, maka :

87/87 x 100% = 100%

Alamat apotek : 87 apotek, maka :

87/87 x 100% = 100%

Nomor resep : 56 apotek, maka :

56/87 x 100% = 64,4%

Tanggal pembuatan resep : 83 apotek, maka:

83/87 x 100% = 95,4%

Nama A.P.A : 83 apotek, maka:

83/87 x 100% = 95,4%

Nomor izin A.P.A : 81 apotek, maka :

81/87 x 100% = 93,1%

Paraf Apoteker = 85 apotek, maka:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

81

85/87 x 100% = 97,7%

Terdapat simbol det : 81 apotek, maka:

81/87 x 100% = 93,1%

Etiket (n = 121)

Mencantumkan etiket obat = 100 apotek, maka:

100/121 x 100% = 82,6%

Tidak mencantumkan etiket obat = 21 apotek, maka:

21/121 x 100% = 17,4%

Kelengkapan isi etiket yang dicantumkan (n = 100) :

Tanggal etiket : 89 apotek, maka:

89/100 x 100% = 89%

Nama pasien : 95 apotek, maka:

95/100 x 100% = 95%

Aturan pakai obat : 99 apotek, maka:

99/100 x 100% = 99%

Nama generik obat : 20 apotek, maka:

20/100 x 100% = 20%

Kekuatan obat : 2 apotek, maka:

2/100 x 100% = 2%

Jumlah obat : 15 apotek, maka:

15/100 x 100% = 15%

Peringatan : 19 apotek, maka:

19/100 x 100% = 19%

Nama apotek : 95 apotek, maka:

95/100 x 100% = 95%

Pelayanan Informasi Obat (n=121)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

82

Memberikan pelayanan informasi obat pada saat menyerahkan obat = 113

apotek, maka:

113/121 x 100% = 93,4%

Tidak memberikan pelayanan informasi obat pada saat menyerahkan obat = 8

apotek, maka:

8/121 x 100% = 6,6%

Kelengkapan Informasi yang Diberikan (n = 113) (A = cara pemakaian obat;

B = cara penyimpanan obat; C = jangka waktu pengobatan; D = aktivitas

serta makanan dan minuman yang harus dihindari) :

A = 106 apotek, maka 106/113 x 100% = 93,8%

A + C = 4 apotek, maka 4/113 x 100% = 3,5%

A + D = 1 apotek, maka 1/113 x 100% = 0,9%

C = 1 apotek, maka 1/113 x 100% = 0,9%

A + C + D = 1 apotek, maka 1/113 x 100% = 0,9%

Profil pelayanan informasi obat dilihat dari pihak yang memberikan

pelayanan dan benar/salahnya informasi yang disampaikan :

Yang memberikan pelayanan informasi obat : 113 apotek

Apoteker : 66 apotek

Informasi yang diberikan benar = 6, maka 6/113 x 100% = 5%

Informasi yang diberikan salah = 60, maka 60/113 x 100% =

53,0%

Non-apoteker : 47 apotek

Asisten Apoteker : 30 apotek

o Informasi yang diberikan benar = 0, maka 0/113 x 100% =

0%

o Informasi yang diberikan salah = 30, maka 30/113 x 100% =

26,6%

Petugas Lain : 17 apotek

o Informasi yang diberikan benar = 0, maka 0/113 x 100% =

0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

83

o Informasi yang diberikan salah = 17, maka 17/113 x 100% =

15%

Jumlah apotek yang menanyakan alamat dan nomor telepon pada saat

pelayanan resep

Jumlah apotek yang tidak mengembalikan resep obat kepada pasien : n = 91

apotek.

Menanyakan = 41 apotek, maka 41/91 x 100% = 45,1%

Tidak menanyakan = 50 apotek, maka 50/91 x 100% = 54,9%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileRESEP GLIBENKLAMID SEBAGAI ANTI DIABETES ORAL DI APOTEK-APOTEK WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DIY SKRIPSI ... berkat dan penyertaan-Nya kepada

84

BIOGRAFI PENULIS

Iryana Butar-Butar, penulis skripsi berjudul Evaluasi

Ketersediaan Pelayanan Informasi Obat Resep Glibenklamid

Sebagai Anti Diabetes Oral Di Apotek-Apotek Wilayah

Kabupaten Sleman, lahir di kota Nabire, Papua pada tanggal

22 Juni 1989, merupakan anak kedua dari pasangan Rustam

Butar-Butar dan Meria Sinaga.

Awal pendidikannya ditempuh di TK Nuri Manis

Nabire (1993-1995). Selanjutnya penulis menempuh

pendidikannya di SD YPPK Santo Petrus Nabire (1995-2001),

SMP Negeri 01 Nabire (2001-2004). Kemudian masa SMA

penulis ditempuh di SMA Santa Maria Yogyakarta (2004-2007). Setelah lulus

dari pendidikan di tingkat SMA, penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2007-2011).

Selama menjalani pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, penulis pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti

UKM Basket Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, UKF Basket Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma, dan anggota Paduan Suara Fakultas Farmasi

„Veronica‟ (2009) serta berbagai kegiatan lainnya yang masih dalam lingkup

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI