plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres...

89
PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PARASETAMOL PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE RANGSANG KIMIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Severinus Yan Bertiyanto NIM : 058114014 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: leminh

Post on 08-Jul-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PARASETAMOL

PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN

METODE RANGSANG KIMIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Severinus Yan Bertiyanto

NIM : 058114014

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

ii

PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PARASETAMOL

PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN

METODE RANGSANG KIMIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Severinus Yan Bertiyanto

NIM : 058114014

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PARASETAMOL

PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN

METODE RANGSANG KIMIA

Yang diajukan oleh :

Severinus Yan Bertiyanto

NIM : 058114014

telah disetujui oleh :

Pembimbing

(Drs. Mulyono, Apt.)

tanggal : …………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

iv

Pengesahan Skripsi Berjudul

PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PARASETAMOL

PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN

METODE RANGSANG KIMIA

Oleh:

Severinus Yan Bertiyanto

NIM : 058114014

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma pada tanggal: 20 Maret 2009

Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan Rita Suhadi, M. Si., Apt. Dosen Pembimbing:

Drs. Mulyono, Apt. ………………………..

Panitia Penguji:

1. Drs. Mulyono, Apt. …………………..

2. Yosef Wijoyo, M. Si., Apt. …………………..

3. Ipang Djunarko, S. Si., Apt. …………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seseorang yang Menyerah di Tengah Jalan Tidak Akan Pernah Tahu

Bahwa Selangkah Lagi Ia Akan Mencapai Keberhasilan

(Anonim)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan, bimbingan, semangat, dan

kemampuan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini

Bapak dan Ibuku tercinta, kak Siska, dik Sela atas kepedulian, motivasi, dan

kasih sayangnya yang besar kepadaku

Christina Maharani Tri Intani, terima kasih untuk kasih sayangmu

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Severinus Yan Bertiyanto

Nomor Mahasiswa : 058114014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PARASETAMOL PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE RANGSANG KIMIA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 19 Juni 2009

Yang menyatakan

(Severinus Yan Bertiyanto)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang maha mulia atas

segala rahmat dan anugerah-Nya yang senantiasa menjadi kekuatan penulis dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Stres Terhadap Efek

Analgesik Parasetamol pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Rangsang

Kimia”. Skripsi ini dipersiapkan dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

berupa bimbingan, doa, saran, dukungan, semangat, dan nasehat, oleh karena itu

dengan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

mengarahkan serta memberikan bimbingan, bantuan dan saran kepada

penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt.

selaku dosen penguji atas kesediaan menguji serta saran-saran yang

diberikan.

4. Bapak Yohanes Dwiatmaka selaku Kepala Penanggungjawab Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah memberi izin dalam penggunaan fasilitas

Laboratorium Farmakologi demi terselesaikannya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

viii

5. Bapak, ibu, kakak dan adikku tercinta atas cinta, doa, motivasi, dan kasih

sayang yang begitu besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Christina Maharani Tri Intani, atas dukungan, doa, perhatian, dan kasih

sayangmu.

7. Stefanus Dani, Nixon Fernando, Widdy Kurniawan, Ines Septi, dan Rias,

teman-teman seperjuangan dalam bimbingan dan menemani berdiskusi.

8. Teman-teman kuliahku (Yoyok, Berto, Made, David, Gebi, Budi, Fian,

Hadian, Sinta, Sekar, Erlin, Mia, Dewi, Aster, dan Prima) atas dukungan

kalian.

9. Teman-teman UKK A dan angkatan ’05 atas dukungannya.

10. Teman-teman mudika atas dukungannya, terutama Retno yang telah

membantu menyempurnakan skripsi ini.

11. Laboran Laboratorium (Mas Kayat, Mas Parjiman, dan Mas Heru) yang

telah banyak membantu penyediaan sarana dan prasarana penelitian.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang harus

diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun terhadap skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi perkembangan

ilmu pengetahuan serta dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

Yogyakarta, 4 April 2009

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 April 2009

Penulis

Severinus Yan Bertiyanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

x

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

INTISARI ......................................................................................................... xvii

ABSTRACT ........................................................................................................ xviii

BAB I. PENGANTAR ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1. Permasalahan .................................................................................. 3

2. Keaslian penelitian .......................................................................... 3

3. Manfaat penelitian .......................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 7

A. Stres ....................................................................................................... 7

B. Pendekatan-Pendekatan Stres ............................................................... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xi

C. Reaksi Terhadap Stres ........................................................................... 12

D. Stres Memicu Timbulnya Nyeri ............................................................ 14

E. Hubungan Stres Dengan Sistem Endokrin ............................................ 14

F. Nyeri ..................................................................................................... 15

G. Mekanisme Terjadinya Nyeri ................................................................ 17

H. Mekanisme Penghantaran Impuls, Lokalisasi Rasa Nyeri serta

Inhibisi Nyeri Endogen ......................................................................... 20

I. Analgetika ............................................................................................. 22

J. Parasetamol ........................................................................................... 24

K. Metode Pengujian Daya Analgesik Secara in-vivo ............................... 27

L. Pengujian Analgesik Secara in-vitro ..................................................... 30

M. Landasan Teori ...................................................................................... 31

N. Hipotesis ............................................................................................... 32

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 33

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 33

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 33

C. Bahan Penelitian ................................................................................... 35

D. Alat Penelitian ....................................................................................... 35

E. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 35

F. Analisis Hasil ........................................................................................ 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 41

A. Hasil Uji Pendahuluan .......................................................................... 41

1. Penentuan kriteria geliat ................................................................ 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xii

2. Penetapan dosis asam asetat .......................................................... 42

3. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat ........................... 45

B. Hasil Uji Pengaruh Stres Terhadap Efek Analgesik Parasetamol

Dosis Terapi .......................................................................................... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 55

A. Kesimpulan ........................................................................................... 55

B. Saran ..................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56

LAMPIRAN ...................................................................................................... 59

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Rata-rata jumlah geliat mencit pada pemilihan dosis asam asetat .. 43

Tabel II Rata-rata jumlah geliat mencit pada penentuan selang waktu

pemberian asam asetat dengan dosis 100 mg/kg BB ...................... 45

Tabel III Rara-rata jumlah geliat mencit ± SE dan % daya analgesik ± SE

setelah perlakuan beserta hasil Uji Anova ...................................... 49

Tabel IV Hasil analisis variansi satu arah (Anova) kontrol, perlakuan I

dengan pemberian parasetamol tanpa pra perlakuan stres, dan

kelompok perlakuan II dengan pemberian stres .............................. 52

Tabel V Hasil uji Scheffe daya analgesik kelompok kontrol, kelompok

perlakuan I dengan pemberian parasetamol 91 mg/kg BB tanpa

pra-perlakuan stres, dan kelompok perlakuan II dengan pemberian

parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-perlakuan stres .................... 53

Tabel VI Perubahan % daya analgesik terhadap perlakuan I dengan

pemberian parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra perlakuan stres ..... 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Stres sebagai suatu stimulus .......................................................... 10

Gambar 2. Stres sebagai suatu respon ............................................................ 11

Gambar 3. Skema General Adaptation Syndorme (GAS) .............................. 13

Gambar 4. Hubungan stres dengan sistem endokrin ....................................... 15

Gambar 5. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah

kerusakan jaringan ........................................................................ 18

Gambar 6. Mekanisme terjadinya nyeri .......................................................... 19

Gambar 7. Mekanisme penghantaran impuls, lokalisasi, dan rasa nyeri

serta inhibisi nyeri endogen .......................................................... 21

Gambar 8. Struktur parasetamol ..................................................................... 25

Gambar 9. Skema kerja metode percobaan rangsang kimia ........................... 38

Gambar 10. Diagram batang dosis asam asetat 1% v/v vs rata-rata jumlah

geliat mencit pada orientasi dosis asam asetat .............................. 44

Gambar 11. Diagram batang selang waktu vs rata-rata jumlah geliat mencit

pada orientasi selang waktu pemberian asam asetat dengan

dosis 100 mg/kg BB ...................................................................... 46

Gambar 12. Kurva jumlah geliat mencit pada kelompok kontrol, perlakuan I,

dan perlakuan II terhadap waktu ................................................... 50

Gambar 13. Diagram batang perlakuan vs rata-rata jumlah geliat mencit

pada uji daya analgesik ................................................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xv

Gambar 14. Diagram batang perlakuan vs rata-rata % daya analgesik

parasetamol pada uji daya analgesik ............................................. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto geliat mencit .......................................................................... 60

Lampiran 2. Foto pipa pralon yang digunakan untuk memberi kondisi stres ... 60

Lampiran 3. Foto mencit yang diberi perlakuan stres dalam pipa pralon ......... 61

Lampiran 4. Konversi dosis parasetamol dari manusia ke mencit 20 g BB ...... 61

Lampiran 5. Contoh perhitungan % daya analgesik pada pemberian

parasetamol tanpa pra-perlakuan stres .......................................... 62

Lampiran 6. Contoh perhitungan perubahan % daya analgesik terhadap

perlakuan I, pemberian parasetamol tanpa pra-perlakuan stres .... 62

Lampiran 7. Data jumlah geliat serta hasil analisis variansi satu arah pada

penetapan konsentrasi asam asetat ................................................ 63

Lampiran 8. Data jumlah geliat serta hasil analisis variansi satu arah pada

penetapan selang waktu pemberian asam asetat ........................... 64

Lampiran 9. Data jumlah geliat serta hasil analisis variansi satu arah pada

kelompok kontrol, kelompok perlakuan I dan II........................... 66

Lampiran 10 Rata-rata jumlah geliat kelompok kontrol, perlakuan I, dan

perlakuan II ................................................................................... 69

Lampiran 11. Data % daya analgesik serta hasil analisis variansi satu arah

pada kelompok parasetamol tanpa stres dan dengan pemberian

stres ............................................................................................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xvii

INTISARI

Beberapa bukti menunjukkan bahwa kecemasan yang disebabkan oleh

stres dapat meningkatkan rasa sakit/nyeri. Penelitian ini menggunakan senyawa uji berupa parasetamol karena parasetamol merupakan obat analgesik yang penggunaannya cukup luas dan banyak digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa stres dapat menurunkan efek analgesik parasetamol.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode yang digunakan adalah metode rangsang kimia, menggunakan subyek uji mencit putih jantan. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol dengan pemberian CMC-Na 1%, kelompok perlakuan parasetamol dosis 91 mg/kg BB tanpa perlakuan stres, dan kelompok perlakuan parasetamol dosis 91 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres, dengan memasukkan mencit ke dalam pipa pralon yang kedua ujungnya ditutup kawat kasa. Pengamatan dilakukan setiap 5 menit selama 1 jam dengan mengamati jumlah geliat. Jumlah komulatif geliat kemudian digunakan untuk menghitung persen proteksi geliat dengan persamaan Handerson-Forsaith. Data kuantitatif penghambatan terhadap geliat tersebut dianalisis menggunakan analisis one-way Anova test dan dilanjutkan Post Hoc test (uji Scheffe) dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres mampu menurunkan efek analgesik parasetamol. Persen proteksi geliat kelompok perlakuan parasetamol tanpa pra-perlakuan stres dan dengan pra-perlakuan stres berturut-turut sebesar 47.94% dan 25.29%.

Kata kunci : stres, parasetamol, analgesik, metode rangsang kimia, Anova.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

xviii

ABSTRACT

Some evidences show that anxiety caused by stress can increase the pain. This research uses paracetamol because paracetamol is one of analgesic drugs which have used widely. The aim of this research is to prove that stress will decrease the analgesic activity of paracetamol.

This research is a pure experimental research with a complete random one direction research design. The method used in this research is writhing test method. The research uses white male mice. The mice are divided into 3 groups based on its treatment, i.e: control group is given CMC-Na 1%; paracetamol treatment group is given paracetamol 91 mg/kg BB without any stress; and paracetamol 91 mg/kg BB treatment group is given stress. The output data of this experiment is data of writhe every 5 minutes in 1 hour which later is used to calculate the percentage of writhe protection by Handerson-Forsaith equation. Percentage of writhe protection is analyzed statistically with one-way Anova tests and Post Hoc tests (Scheffe) with interval 95%.

The result of this research shows that stress can decrease paracetamol’s effect. The percentage of writhe protection in paracetamol treatment group without any stress and paracetamol treatment group given stress in a series is 47.94% and 25.29%.

Key words: stress, paracetamol, analgesic, writhing test, Anova.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Anggapan bahwa stres merupakan ciri masyarakat modern tidaklah

sepenuhnya benar, karena stres dapat dialami oleh setiap orang, dimanapun,

kapanpun dan di lingkungan masyarakat apapun.

Stres adalah sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah

ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang harus kita jalani dan kemampuan

untuk mengatasinya. Stres adalah keseimbangan antara bagaimana kita

memandang tuntutan-tuntutan dan bagaimana kita berpikir bahwa kita dapat

mengatasi semua tuntutan yang menentukan apakah kita tidak merasakan stres,

merasakan distres atau eustres (Looker dan Gregson, 2005).

Stressor adalah kejadian ataupun keadaan yang dapat memicu terjadinya

stres. Stressor dapat berupa situasi yang menyangkut hidup dan mati seseorang

(contohnya perang) dan dapat pula berupa keadaan yang positif dan

menyenangkan (contohnya pernikahan atau promosi jabatan) karena hal tersebut

membutuhkan perubahan atau adaptasi (Morris, Maisto, dan Levine, 2002).

Stres bukanlah penyakit, tetapi banyak penyakit manusia modern bila

ditelusuri berakar pada kondisi stres sang pengidap. Efek stres pada tiap individu

berlainan, ada yang bersifat psikologis; misalnya menjadi cemas, panik, takut, dan

menurunkan daya ingat atau konsentrasi kerja secara drastis. Ada pula yang

bersifat fisik, contoh efeknya adalah sakit kepala yang terus-menerus, sakit perut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

2

berlebihan, jadwal menstruasi mundur/maju terus, mual, muntah, diare,

kelumpuhan/paralisis, kesulitan mengunyah, halusinasi, kebutaan, ketulian,

bahkan kehilangan kesadaran (Looker dan Gregson, 2005).

Individu yang mengalami stres akan merasakan nyeri yang lebih hebat.

Penderita pasca bedah elektif yang mengalami kecemasan merasakan nyeri lebih

tinggi daripada yang tidak mengalami kecemasan. Pada individu yang diberi

perlakuan restrain test (diletakkan dalam sebuah kurungan) yang merupakan

stresor psikososial, ditemukan adanya inhibisi proliferasi limfosit dan penurunan

ambang nyeri, sehingga intensitas nyeri dinyatakan lebih tinggi (Suwito, Putra,

Sudiana, Mu’afiro, 2004).

Parasetamol merupakan salah satu obat analgesik yang banyak digunakan

pada nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, sakit gigi, otot, perut, haid,

dan lain-lain. Parasetamol termasuk analgetika golongan perifer/non-narkotik

yang bekerja dengan mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan

kesadaran karena tidak mempengaruhi susunan saraf pusat (SSP). Salah satu

keunggulan dari parasetamol adalah karena tidak menyebabkan ketergantungan

(Tjay dan Rahardja, 2002).

Salah satu efek dari stres di dalam tubuh kita adalah meningkatkan aliran

darah dalam otot, yang pada akhirnya akan menyebabkan ketegangan pada otot

sehingga terjadi nyeri (Bishop, 1994). Metode pengujian analgesik dengan

rangsang kimia menggunakan zat kimia seperti asam asetat maupun fenil kuinon

yang diinjeksikan pada hewan uji secara intraperitoneal akan menimbulkan rasa

nyeri dalam rongga perut hewan uji. Pemberian obat analgesik pada metode ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

3

akan mengurangi rasa nyeri pada hewan uji, namun karena adanya stres yang

dapat meningkatkan rasa nyeri maka obat analgesik yang diberikan pada hewan

uji perlu diteliti lebih lanjut mengenai khasiatnya sebagai obat analgesik (Turner,

1965).

Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini penulis ingin mengamati

pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol sehingga diharapkan

informasi yang diperoleh dapat memberikan informasi baru kepada masyarakat

mengenai keefektifan penggunaan obat-obat analgesik dalam kondisi stres.

1. Permasalahan

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini

diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui:

1.) Apakah stres dapat menurunkan efek analgesik parasetamol pada mencit putih

jantan?

2.) Berapakah perubahan persen daya analgesik antara kelompok parasetamol

dosis 91 mg/kg BB (tanpa pra-perlakuan stres) dengan kelompok perlakuan

parasetamol dosis 91 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres?

2. Keaslian penelitian

Sepanjang penelusuran penulis, sampai saat ini belum ada penelitian

tentang pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol. Penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

4

a. Pengaruh Stresor Psikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan IL-1

Beta Serum Pada Tikus Jantan Galur Wistar (Suwito et al, 2004).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar kortisol dan IL-1 beta pada

kelompok perlakuan berbeda secara nyata dengan kelompok kontrol.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah stresor psikososial restraint test

meningkatkan kadar kortisol dan IL-1 beta serum pada tikus jantan galur

wistar.

b. Interaksi Farmakokinetik Kombinasi Obat Parasetamol dan

Fenilpropanolamin Hidroklorida Sebagai Komponen Obat Flu (Rusdiana,

Sjuib, dan Asyarie, 2004)

Hasil menunjukkan bahwa jika parasetamol dan fenilpropanolamin

hidroklorida diberikan bersama maka Cmaks dan AUC0-∞ kedua obat tersebut

lebih kecil, sedangkan t1/2β fenilpropanolamin hidroklorida lebih besar dari

pada jika diberikan secara tersendiri.

c. Uji Analgetik Ekstrak Etanol 70% Batang Brotowali [Tinospora crispa [L.]

Miers.] Pada Mencit Putih Betina Swiss Dengan Metode Rangsang Kimia

(Filirida, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol batang brotowali mempunyai

efek analgesik. Persen penghambatan terhadap geliat untuk parasetamol dosis

91 mg/kg BB sebesar 57,86% dan ekstrak etanol batang brotowali dosis 66

mg/kg BB; 132 mg/kg BB; 264 mg/kg BB; 528 mg/kg BB berturut-turut

sebesar 38,81%; 61,19%; 80,95%; dan 84,05%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

5

d. Pengaruh Praperlakuan Pentagamavunon-0 Terhadap Profil Farmakokinetika

Parasetamol pada Tikus Jantan Wistar (Wahyono dan Hakim, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan praperlakuan PGV-0 peroral dosis 20 dan 40

mg/kg BB tidak mempengaruhi parameter farmakokinetika parasetamol dosis

150 mg/kg BB yang diberikan peroral pada tikus jantan (P>0,05).

e. Uji Analgetik Ekstrak Etanol 70% Daun Kepel [Stelechocarpus burahol [bi]

hook.f.& th.] Pada Mencit Putih Jantan Swiss Dengan Metode Rangsang

Kimia (Perdana, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kepel mempunyai efek

analgesik. Persen penghambatan terhadap geliat untuk parasetamol dosis 91

mg/kg BB sebesar 55,71% dan ekstrak etanol daun kepel dosis 35 mg/kg BB;

140 mg/kg BB; 560 mg/kg BB; dan 2240 mg/kg BB berturut-turut sebesar

38,04%; 58,21%; 77,75%; dan 43,24%.

3. Manfaat penelitian

Dengan adanya penelitin tentang pengaruh stres terhadap efek analgesik

parasetamol ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis. Manfaat teoritis yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu

memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang

kefarmasian mengenai pengaruh stres terhadap efek analgesik.

b. Manfaat praktis. Manfaat praktis yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu

memberikan informasi baru dalam pelayanan kefarmasian kepada masyarakat

tentang pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

6

c. Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

metode alternatif untuk pengujian pengaruh stres terhadap efek analgesik

suatu obat di mana metode alternatif ini merupakan gabungan dua buah

metode yaitu metode perlakuan stres dan metode rangsang kimia.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi mengenai

pengaruh stres terhadap efek analgesik.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa adanya stres

dapat menurunkan efek analgesik dari suatu obat khususnya parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Stres

Stres adalah sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah

ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk

mengatasinya. Stres adalah keseimbangan antara bagaimana kita memandang

tuntutan-tuntutan dan bagaimana kita berpikir bahwa kita dapat mengatasi semua

tuntutan yang menentukan apakah kita tidak merasakan stres, merasakan distres

atau eustres (Looker dan Gregson, 2005).

Stressor merupakan peristiwa maupun keadaan yang memicu terjadinya

stres. Stressor dapat beraneka ragam dalam hal intensitas dan durasinya, mulai

dari yang ringan, peristiwa dalam jangka waktu yang singkat, maupun peristiwa

atau keadaan yang terjadi dalam waktu yang lama. Biasanya stres dialami ketika

kita mengantisipasi keadaan yang mengancam kehidupan kita (Morris et al,

2002).

Hans Selye menemukan bahwa terdapat dua jenis stres, yang pertama

adalah stres akut yang terjadi apabila seseorang mengalami kejadian dalam

hidupnya yang membutuhkan respon secara cepat. Jenis stres yang kedua adalah

stres kronik yang kebanyakan dialami oleh para manager dan profesional. Stres

kronis terjadi ketika krisis situasi yang terjadi terus-menerus tanpa henti terhadap

tubuh. Hal tersebut dapat terjadi ketika suatu krisis diikuti krisis lain tanpa jeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

8

waktu yang lama, sehingga tubuh belum sempat mengatasi stres sebelumnya saat

menghadapi stres yang baru (Leatz and Stolar, 1993).

Stres merupakan sebuah pengalaman yang unik bagi kita semua. Apa

yang mengesalkan (distressful) bagi seseorang dapat menjadi menyenangkan

(eustressful) bagi orang lain. Dengan sengaja menempatkan diri ke dalam situasi-

situasi yang menantang dapat mengesalkan sekaligus menyenangkan. Seseorang

yang akan melakukan terjun payung untuk pertama kali mungkin saja dirasuki

rasa takut dan tidak mampu melompat (distress). Seorang penerjun payung akan

melompat tanpa merasa cemas tentang situasi yang berpotensial mengancam

jiwanya dan menikmati tantangan lompatan itu-tetapi dengan respon stres mereka,

dalam gairah yang tinggi, mereka akan waspada dan siap untuk menghadapi

masalah-masalah yang mungkin muncul (eustress) (Looker dan Gregson, 2005).

Ketika kita menghadapi jumlah tuntutan yang semakin meningkat atau

memandang tuntutan-tuntutan yang menghadang kita sebagai sulit atau

mengancam dan kita tidak dapat mengatasinya maka akan terjadi distress.

Sebaliknya bila kita merasakan kemampuan yang kita miliki lebih besar dari

tuntutan-tuntutan yang dihadapi maka eustress akan terjadi (Looker dan Gregson,

2005).

Stres tidak terbatas pada keadaan yang berhubungan dengan hidup dan

mati seseorang, namun juga dapat terjadi karena pengalaman yang tidak

menyenangkan. Peristiwa yang menyenangkan juga kadang-kadang merupakan

stressor karena memaksa kita untuk berubah atau beradaptasi untuk memenuhi

kebutuhan kita (Morris et al, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

9

Stres bukanlah penyakit itu sendiri, tetapi banyak penyakit manusia

modern bila ditelusuri berakar pada kondisi stres sang pengidap. Stres yang tidak

terkontrol akan memicu berbagai jenis penyakit mulai dari insomnia, gangguan

pencernaan, tekanan darah tinggi, asma, migrain, sampai depresi, dan penyakit

kronis lainnya (Looker dan Gregson, 2005).

Pengalaman nyeri seseorang secara signifikan dipengaruhi oleh emosi

orang tersebut dan tingkat stres yang dimiliki. Psychogenic pain merupakan

pengalaman nyeri yang terjadi bukan karena luka fisik, namun karena psikologis

pasien terganggu (Bishop, 1994).

Salah satu efek paling signifikan dari stres yang lama adalah penekanan

sistem kekebalan yang dimunculkan oleh kortisol. Dalam jumlah yang besar

sekali, kortisol akan mengurangi jumlah limfosit-limfosit dan eosinofil (sel-sel

darah yang membantu menyerang infeksi), menyebabkan nodus-nodus timus dan

limpa (tempat limfosit dibentuk) menjadi layu, dan menekan produksi antibodi-

antibodi (agen-agen yang menyerang infeksi) (Looker dan Gregson, 2005).

Restrain test dapat meningkatkan kadar plasma kortisol. Pada kelompok

tikus dengan ekor dijepit (stresor fisik) serta kelompok tikus lain yang diberi

aroma kucing (stresor psikososial) keduanya menunjukkan terjadinya peningkatan

kadar dopamin dan kortikosteron. Stres akan meningkatkan sekresi IL-1 beta yang

akan menstimulasi nerve ending medula spinalis dan mensekresi substansi-P lebih

banyak, sehingga memacu cell signaling nyeri (Suwito et al, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

10

B. Pendekatan-Pendekatan Stres

1. Stres sebagai ’stimulus’

Pendekatan yang pertama menitikberatkan pada lingkungan dan

menggambarkan stres sebagai suatu stimulus. Berikut adalah gambar yang

menunjukkan stres sebagai suatu stimulus :

Gambar 1. Stres sebagai suatu stimulus (Smet, 1994)

Menurut model ini, seorang individu bertemu secara terus menerus

sumber-sumber stressor yang potensial yang ada di dalam lingkungan. Contoh :

kejadian pada orang-orang yang mempunyai pekerjaan dengan tingkat stres yang

tinggi. Orang demikian akan merasa tegang dan tidak nyaman (Smet, 1994).

Kelemahan model ini ditunjukkan dengan tidak adanya kriteria yang

obyektif yang bisa mengukur situasi yang penuh stres, kecuali ukuran pengalaman

individu (Smet, 1994).

R

Ketegangan

stres

LINGKUNGAN

stres

stres

stress S = stimulus

R = respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

11

2. Stres sebagai ’respon’

Pendekatan yang kedua memfokuskan pada reaksi individu terhadap

stressor dan menggambarkan stres sebagai suatu respon. Berikut adalah gambar

bagan stres sebagai suatu respon:

Gambar 2. Stres sebagai suatu respon (Smet, 1994)

Dalam konteks ini sering terdapat contoh sebagai berikut: seseorang akan

merasa stres bila akan berpidato di depan suatu pertemuan. Respon yang dialami

itu mengandung dua komponen yaitu: komponen psikologis yang meliputi:

perilaku, pola pikir, emosi dan perasaan stres; dan komponen fisiologis, berupa

rangsangan-rangsangan fisik yang meningkat seperti: jantung berdebar-debar,

mulut menjadi kering, perut mules, badan berkeringat. Respon-respon psikologis

dan fisiologis terhadap stressor ini disebut juga strain atau ketegangan. Stres

sebagai suatu respon tidak selalu bisa dilihat. Hanya akibatnya saja yang bisa

dilihat (Smet, 1994).

LINGKUNGAN

Agen stres

Respon stres

Psikologi

Fisiologi

Tingkah Laku

Stimulus Respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

12

3. Stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan

Pendekatan ketiga menggambarkan stres sebagai suatu proses yang

meliputi stressor dan strain dengan menambahkan dimensi hubungan antara

individu dengan lingkungan. Di sini stres bukan hanya suatu stimulus atau sebuah

respon saja tetapi juga suatu proses dimana seseorang adalah pengantara (agen)

yang aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi-strategi perilaku,

kognitif dan emosional (Smet, 1994).

Dengan kata lain stres dapat diartikan sebagai suatu proses tawar-menawar

antara individu dan lingkungannya dimana terjadi penilaian dari individu tersebut

terhadap tantangan yang dihadapinya dengan sumber-sumber coping (cara

mengatasi stres) yang dimilikinya seiring respon fisiologi dan psikologi yang

dirasakan saat itu (Bishop, 2004).

C. Reaksi Terhadap Stres

Menurut ahli fisiologi Hans Selye, terdapat tiga tahap reaksi terhadap

stres secara fisik dan psikologi yang disebut general adaptation syndrome (GAS).

1. Reaksi alarm

Reaksi ini terjadi ketika otak dan tubuh kita merasa bahwa suatu bahaya

membutuhkan perhatian kita secara cepat. Tubuh mengenali bahwa harus ada

perlawanan fisik dan psikologis terhadap bahaya yang terjadi. Adrenalin secara

cepat disekresi dan dikeluarkan untuk mendorong tubuh mempersiapkan diri

melakukan aksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

13

2. Proses pertahanan / resistance

Hal ini terjadi ketika tubuh mulai melakukan perlawanan untuk keluar dari

situasi stres. Contoh perlawanan yang dilakukan tubuh adalah berlari, memukul

sesuatu, dan lain-lain. Jika tubuh tidak bisa melakukan apapun terhadap situasi

stres, seperti bila terjadi percekcokan dengan teman kerja maupun suami/istri,

tubuh kita mungkin mengalihkan respon stres ke jantung atau perut. Tahap kedua

ini sangat penting untuk mengatasi stres dan mencegah kerusakan jaringan. Jika

stres dapat diselesaikan pada tahap ini, maka proses GAS berakhir di sini, namun

bila situasi stres tidak dapat diatasi oleh tubuh maka respon tubuh akan mengenali

situasi stres yang kronik dimana adrenalin dan steroid mulai disekresi dalam

jumlah yang besar.

3. Exhaustion (mulai terjadinya kelelahan )

Tahap ini terjadi jika situasi stres tidak dapat diatasi oleh tubuh pada tahap

2 dimana dengan adanya tambahan stressor, individu sudah tidak mampu lagi

bertahan dan melawan karena individu sudah tidak mampu lagi mengatasi situasi

yang terjadi dengan coping yang dimilikinya. Oleh karena itu, kebanyakan

individu mulai berusaha melarikan diri dari situasi tersebut dan mulai muncul

perilaku yang tidak wajar yang dapat membahayakan dirinya dan tidak menutup

kemungkinan mulai muncul gejala penyakit pada dirinya (Leatz and Stolar, 1993).

Berikut adalah bagan General Adaptation Syndrome (GAS) menurut

Hans Seyle secara skematis :

Gambar 3. Skema General Adaptation Syndorme (GAS) (Bishop, 1994)

Stressor Alarm Pertahanan Keletihan Penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

14

D. Stres Memicu Timbulnya Nyeri

Tanpa mengetahui sumbernya dari mana, nyeri juga dapat dipengaruhi

oleh adanya stres. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kecemasan yang

disebabkan oleh stres dapat meningkatkan rasa sakit/nyeri. Penjelasan yang masuk

akal mengenai fenomena ini adalah bahwa emotional stress mungkin

meningkatkan rasa sakit/nyeri dengan peningkatan kecemasan dimana terjadi

ketegangan otot dan respon fisiologik yang lain, yang memicu timbulnya sensasi

nyeri (Bishop, 1994).

E. Hubungan Stres Dengan Sistem Endokrin

Stres dapat mempengaruhi sistem saraf simpatik dan hipotalamus.

Adrenalin (epinefrin) dan norepinefrin dikeluarkan saat terjadi stres akut, kedua

pembawa pesan kimia tersebut diproduksi oleh tubuh kita untuk mengurangi

waktu reaksi dan menajamkan indera kita, untuk persiapan melakukan perlawanan

terhadap situasi stres. pelepasan epinefrin dan norepinefrin ini menyebabkan

peningkatkan aktivitas kardiovaskular, peningkatkan respirasi, peningkatkan

perspirasi, membawa darah menuju otot, menstimulasi aktivitas mental, dan

meningkatkan metabolisme (Leatz and Stolar, 1993).

Korteks adrenal akan memproduksi hormon glukokortikoid (steroid)

dalam usaha untuk menolong tubuh menghadapi situasi stres yang kronik.

Glukokortikoid berpotensi untuk melukai tubuh. Jika adrenalin dan norepinefrin

mudah dan cepat dimetabolisme oleh tubuh, steroid memiliki struktur yang besar

dan membutuhkan waktu yang lama untuk dieliminasi. Steroid dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

15

menyebabkan peningkatkan pelepasan energi, menekan respon inflamasi, dan

menekan respon imun (Leatz and Stolar, 1993).

Gambar 4. Hubungan stres dengan sistem endokrin (Bishop, 1994)

F Nyeri

Nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan pengalaman

emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun

potensial. Nyeri merupakan suatu fungsi biologis sebagai penanda adanya bahaya

eksternal (misal: panas atau trauma fisik) dan proses patologi internal (misal:

inflamasi atau penyumbatan saluran kemih oleh batu ginjal) (Greene dan Harris,

2000).

Stres

Sistem Syaraf Simpatik

Hipotalamus

Medula Adrenal menghasilkan Epinefrin dan Norepinefrin : - meningkatkan aktivitas

kardiovaskular - meningkatkan respirasi - meningkatkan perspirasi - mengalirkan darah menuju otot - menstimulasi aktivitas mental - meningkatkan metabolisme

Kelenjar Pituitari

Korteks Adrenal menghasilkan kortikosteroid : - meningkatkan pelepasan energi - menekan respon inflamasi - menekan respon imun

Sistem Hypothalmic-pituitary-adrenocortical (HPAC)

Sistem Sympathoacdreno-medullary (SAM)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

16

Nyeri dikatakan pula sebagai suatu perasaan pribadi dimana ambang

toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Ambang nyeri didefinisikan

sebagai tingkat (level) dimana nyeri dirasakan untuk pertama kali. Jadi intensitas

rangsangan yang terrendah saat seseorang merasakan nyeri. Rasa nyeri dalam

kebanyakan hal hanya merupakan gejala, yang berfungsi melindungi tubuh (Tjay

dan Rahardja, 2002).

Nyeri dapat dibedakan berdasarkan durasi (waktu) timbulnya nyeri yaitu:

nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut merupakan sinyal bahaya yang diperoleh

dari sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi. Nyeri akut menimbulkan

refleks untuk menghindari sumber nyeri. Nyeri kronik tidak memberi

perlingungan dan tidak memberikan peringatan terhadap jaringan yang terluka.

Nyeri kronik biasanya terjadi karena kerusakan syaraf, seperti: luka pada otak,

pertumbuhan tumor, respon abnormal karena kerusakan sistem saraf pusat

(Anonim, 2001).

Nyeri berdasarkan sumbernya dapat dikategorikan menjadi nyeri somatik

dan nyeri viseral. Nyeri somatik yang muncul dari kulit, hal tersebut dinamakan

nyeri superficial (permukaan) sedangkan nyeri yang muncul dari otot, sendi, atau

jaringan ikat disebut nyeri dalam. Nyeri viseral muncul dari organ dalam dan

berbeda bermakna dengan nyeri somatik (Anonim, 2001).

Nyeri berdasarkan intensitasnya dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: nyeri

ringan, nyeri sedang, nyeri berat, dan nyeri kanker. Nyeri ringan sampai nyeri

sedang misalnya nyeri sakit kepala, gigi, otot, sendi (rematik), perut, haid, nyeri

akibat benturan atau kecelakaan (trauma) efektif diobati dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

17

analgetika perifer. Nyeri berat misalnya nyeri setelah pembedahan atau fraktur

(patah tulang) yang lebih efektif bila diobati menggunakan analgetika narkotik

atau opioid (Tjay dan Rahardja, 2002).

G. Mekanisme Terjadinya Nyeri

Tahap awal dari timbulnya sensasi nyeri adalah adanya rangsangan atau

stimulasi pada reseptor yang dikenal dengan nosiseptor. Reseptor ini terdapat

pada struktur somatik dan viseral, serta diaktivasi oleh rangsang kimia, suhu, dan

mekanis. Stimulasi noksius dapat memicu pelepasan mediator seperti brandikinin,

K+, prostaglandin, histamin, leukotrien, serotonin, dan substansi P yang nantinya

akan mengaktivasi nosiseptor (Baumann, 2005).

Tahapan selanjutnya adalah tahap transmisi. Rangsang bahaya atau

noksius diteruskan menuju sistem saraf pusat dan menyebabkan eksitasi neuron

sehingga menimbulkan nyeri. Aktivitas serabut C memicu pelepasan Calcitonin

Gene-Related Peptide (CGRP), sedangkan pada jaringan inflamasi akan

dilepaskan Neuron Growth Factor (NGF) dan mediator lain seperti bradikinin,

serotonin, prostaglandin, dan lain-lain (Rang, Dale, Ritter dan Flower, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

18

Noksius

(rangsang bahaya)

Kerusakan Jaringan

Pembebasan: Pembentukan:

H+ (pH<6) Kinin (mis: bradikinin)

K+ (>20 mmol/L) Prostaglandin

Asetilkolin

Serotonin Sensibilitasi reseptor

Histamin

Nyeri pertama Nyeri lama Gambar 5. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah

kerusakan jaringan (Mutschler, 1986)

Seseorang akan merasakan nyeri secara sadar ketika proses transmisi nyeri

menuju otak berjalan dengan baik. Sensasi nyeri yang dirasakan oleh setiap

individu akan berbeda walaupun mendapatkan rangsangan yang sama, dan hal ini

disebut dengan persepsi nyeri. Tubuh secara alamiah juga dapat menangani

rangsangan nosiseptif melalui tahapan modulasi. Tahapan ini melibatkan sistem

opiat endogen yang terdiri dari neurotransmiter (contoh: enkefalin, dimorfin, dan

β-endorfin) dan reseptornya (antara lain mu, kappa, dan delta). Proses modulasi

alami yang dilakukan tubuh menghambat proses transmisi nyeri. Sistem saraf

pusat juga mempunyai suatu sistem menurun yang terorganisasi untuk mengontrol

transmisi nyeri, neurotransmiter yang penting dalam proses ini antara lain opiat

endogen, serotonin, noradrenalin, asam γ-aminobutirat (GABA) dan neurotensin

(Baumann, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

19

Gambar 6. Mekanisme terjadinya nyeri (Rang et al, 2007)

Fosfolipid

Dihambat Glukokortikoid

Liso-gliseril- fosforilkolin

Dihambat agonis PAF

Arakhidonat

Fosofolipase A2

5-HPETE

LTA4

LTB4

LTC4

LTD4

LTE4

(bronkokonstriktor, meningkatkan permeabilitas

pembuluh darah)

12-HETE (Kemotaksin)

Lipoksin A dan B

12-Lipoksigenase

15-Lipoksigenase Endoperoksida

siklik

siklooksigenase

TXA2 (trombotik,

vasokonstriktor)

PGI2 ( vasodilator, hiperalgesik, stops platelet aggregation)

Induksi penghambatan glukokortikoid

PGF2α (bronkokonstriktor,

kontraksi miometrial)

PGD2 (menghambat

platelet aggregation, vasodilator)

Dihambat NSAID 5-lipooksigenase

PGE2 (vasodilator, hiperalgesik)

Dihambat Antagonis

PG

Penghambat 5- lipooksigenase

(contoh : zileutin)

Penghambat TXA2 synthase

Dihambat oleh agonis reseptor

Leukotrien (Contoh : zafirukast,

montelukast)

PAF (vasodilator,

meningkatkan permeabilitas

pembuluh darah, bronkokonstriksi,

kemotaksin)

Dihambat Antagonis

TXA2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

20

H. Mekanisme Penghantaran Impuls, Lokalisasi Rasa Nyeri serta Inhibisi Nyeri Endogen

Potensial aksi (impuls nosiseptif) yang terbentuk pada reseptor nyeri

diteruskan melalui serabut aferen ke dalam akar dorsal sumsum tulang belakang.

Pada tempat kontak awal ini, bertemu tidak hanya serabut aferen, yang impulsnya

tumpang tindih, tetapi di sini juga terjadi refleks somatik dan vegetatif awal

(misalnya menarik tangan pada waktu tangan tersentuh benda panas, terbentuknya

eritema lokal) melalui interneuron (Mutschler, 1986).

Pembentukan impuls nyeri terjadi melalui interneuron pada neuron-neuron

selanjutnya yang menyilang pada sisi yang lain dan menuju ke arah pusat dalam

tractus spinothalamicus. Serabut-serabut yang berakhir dalam daerah formatio

reticularis menimbulkan terutama reaksi vegetatif (misalnya penurunan tekanan

darah, pengeluaran keringat). Tempat lain yang penting dari serabut nyeri adalah

thalamus opticus. Di sini diteruskan tidak hanya perangsangan pada serabut yang

menuju ke gyrus postcentralis (celah sentral belakang), tempat lokalisasi nyeri,

melainkan dari sini juga impuls diteruskan ke sistem limbik, yang terutama

terlibat pada penilaian emosional nyeri. Otak besar dan otak kecil bersama-sama

melakukan reaksi perlindungan dan reaksi menghindar yang terkoordinasi

(Mutschler, 1986).

Sistem penghambatan nyeri endogen terutama terjadi dalam batang otak

dan dalam sumsum tulang belakang yang mempersulit penerusan impuls nyeri dan

dengan demikian menurunkan rasa nyeri. Dengan sistem ini dapat dijelaskan

mengapa nyeri dalam situasi tekanan (stress) (misalnya setelah suatu luka pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

21

kecelakaan lalu lintas) mula-mula tidak terasa, dan baru disadari setelah

berhentinya ketegangan (Mutschler, 1986).

Rasa nyeri Penilaian nyeri Lokalisasi nyeri

Reaksi pertahanan terkoordinasi

Reaksi vegetatif

Refleks pertahanan

Pembebasan zat mediator

Rangsang nyeri

Impuls penghantar nyeri yang mengikat Reaksi nyeri

Inhibisi nyeri endogen

Gambar 7. Mekanisme penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1986)

korteks

Otak kecil Sistem

i bik

Thalamus optikus

Formatio

Sumsum tulang

Reseptor nyeri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

22

I. Analgetika

Analgetika adalah obat atau senyawa yang bertujuan untuk mengurangi

atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Anonim, 2001).

Efek analgesik dapat tercapai dengan berbagai cara, seperti menekan kepekaan

reseptor terhadap rangsang nyeri mekanik, kimiawi, termik atau listrik di pusat

atau dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator

sensasi nyeri (Anonim, 1991).

Berdasarkan proses terjadinya, rangsang nyeri dapat dilawan dengan

beberapa cara, yaitu:

1. Mencegah sensibilitas reseptor nyeri dengan cara penghambatan sintesis

prostaglandin dengan analgetika yang bekerja perifer

2. Merintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf sensoris

3. Blokade pusat nyeri susunan saraf pusat dengan analgesik sentral

4. Mencegah pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri dengan memakai

anastetika lokal

Nyeri ringan dapat diatasi dengan obat perifer, seperti parasetamol,

asetosal, atau propifenazon. Nyeri sedang dapat ditambahkan kofein atau kodein,

sedangkan nyeri yang disertai pembengkakan sebaiknya diobati dengan suatu

analgesik antiradang seperti aminofenazon dan NSAID. Nyeri yang hebat diobati

dengan morfin atau opiat lainnya (Tjay dan Rahardja, 2002).

Berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja, dan efek samping,

analgetika dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

23

1. Analgetika kuat (hipoanalgetika “kelompok opiat”)

Analgetika kuat atau sering disebut analgetika narkotik adalah zat yang

bekerja terhadap reseptor opioid di susunan saraf pusat (SSP), hingga persepsi

nyeri dari respon emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi). Atas dasar cara

kerjanya, golongan ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Agonis opiat, dibagi menjadi alkaloida candu misalnya morfin, kodein, heroin,

dan zat-zat sintetis seperti metadon, derivat metadon, dan petidin

b. Antagonis opiat misalnya nalokson, nalorfin

c. Kombinasi (mengikat pada reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi kerjanya

dengan sempurna) (Tjay dan Rahardja, 2002)

2. Analgetika perifer (non narkotik)

Obat-obat analgetika perifer mencegah pembentukan prostaglandin yang

muncul akibat rangsang nyeri, sehingga mengurangi jumlah impuls nyeri yang

diterima oleh susunan saraf pusat (SSP) (Baumann, 2005).

Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri, tanpa

mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan

ketagihan. Kebanyakan juga berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena

itu obat-obat analgetika perifer tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri saja

tetapi juga pada gangguan demam dan peradangan. Obat-obat analgetika perifer

ini banyak digunakan pada nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, sakit

gigi, otot, perut, haid, dan lain-lain (Tjay dan Rahardja, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

24

Secara kimiawi, analgetika perifer dapat dibagi dalam beberapa

kelompok, yaitu:

1. derivat para amino fenol misalnya parasetamol

2. derivat salisilat misalnya asetosal dan salisilamida

3. derivat antranilat misalnya mefenamat

4. derivat pirazolon misalnya aminofenazon dan metamizol (Tjay dan Rahardja,

2002).

J. Parasetamol

Parasetamol atau N-asetil-para-aminofenol merupakan suatu obat non-

opiat derivat para amino fenol yang memiliki khasiat sebagai analgesik-

antipiretik. Parasetamol biasanya digunakan secara luas untuk mengobati nyeri

dan demam ringan hingga sedang. Parasetamol tidak mengiritasi, mengerosi, dan

menyebabkan pendarahan pada lambung (Anonim, 2005).

Parasetamol merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, dan memiliki

rasa pahit. Parasetamol larut dalam air mendidih, NaOH, dan mudah larut dalam

etanol. Bobot molekul parasetamol adalah 151,16 dengan rumus molekul

C8H9NO2 dan rumus bangunnya sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

25

NH

OH

C

O

H3C

Gambar 8. Struktur parasetamol (Anonim, 1995)

Parasetamol sudah digunakan sejak tahun 1893 dan diabsorbsi dengan

baik secara oral. Parasetamol biasa disajikan dalam bentuk tablet, kapsul, suspensi

liquid, maupun supositoria. Sediaan yang paling umum untuk parasetamol adalah

bentuk tablet (Anonim, 2008). Adanya makanan dapat mengurangi kecepatan

absorpsi parasetamol. Disolusi parasetamol lebih cepat pada pH basa dalam usus

jika dibandingkan dengan pH lambung yang lebih asam (Anonim, 2005).

Pada dosis yang dianjurkan parasetamol tidak memiliki efek samping.

Parasetamol aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui dan juga aman

dikonsumsi oleh anak-anak dan bayi pada dosis yang dianjurkan. Keunggulan lain

dari parasetamol adalah tidak menyebabkan ketergantungan (Anonim, 2008).

Mekanisme kerja parasetamol adalah menghambat enzim

siklooksigenase (COX). Parasetamol bekerja dengan menghambat biosintesis

prostaglandin terutama di hipotalamus sehingga obat ini memiliki aktivitas

antiinflamasi yang relatif rendah dan lebih efektif bila digunakan sebagai

analgetik-antipiretik (Rang et al, 2007).

Konsentrasi puncak plasma parasetamol meningkat dalam waktu

setengah hingga satu jam, dengan waktu paruh plasma sekitar 1–3 jam (Buck,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

26

2000). Parasetamol memiliki kekurangan berupa hepatotoksisitas yang mungkin

terjadi pada overdosis. Dosis sediaan oral berupa tablet konvensional yang biasa

digunakan untuk nyeri dan demam pada orang dewasa atau anak-anak berumur 12

tahun atau lebih yaitu 650 mg hingga 1 gram setiap 4 – 6 jam, dosis sebaiknya

tidak melebihi 4 gram sehari (Anonim, 2005).

Oksidasi parasetamol yang melalui fase I mengubah parasetamol menjadi

metabolit yang bersifat toksik (intermediat kuinon reaktif) yaitu N-asetil-para-

benzoquinone imin yang sering disebut NABQI. Parasetamol banyak

dimetabolisme di hati menjadi bersifat tidak aktif dengan konjugasi sulfat dan

glukuronida (sulfatasi dan glukuronidasi) yang kemudian akan dikeluarkan

melalui urin. Hanya sebagian kecil dari parasetamol yang dimetabolisme oleh

sistem enzim sitokrom P-450 di hati (khususnya CYP2E1) menjadi metabolit

toksik NABQI yang akan berikatan dengan gugus sulfidril. Pada dosis terapi,

metabolit toksik tersebut cepat dinetralkan dengan berikatan secara irreversible

pada gugus sulfidril dari glutation untuk memproduksi konjugat non-toksik yang

akan disekresi melalui urin (Chen et al., 1998).

Proses glukuronidasi dan sulfatasi pada dosis tinggi menjadi tersaturasi

dan selanjutnya obat dikonjugasi dengan glutation. Parasetamol dosis tinggi

menurunkan simpanan glutation hati yang menyebabkan asupan glutation

berkurang, maka terjadi akumulasi metabolit hepatotoksik yang reaktif dan

berpotensi letal karena N-asetil-para-benzoquinone imin (NABQI) akan terikat

secara kovalen dengan gugus tiol pada protein sel dan membunuh sel (Neal,

2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

27

K. Metode Pengujian Daya Analgesik Secara in-vivo 

Turner (1965) membagi metode pengujian daya analgesik menjadi dua,

yaitu berdasarkan jenis analgesiknya.

1. Golongan analgesik opioid (narkotik)

a. Metode rangsang panas

Alat yang digunakan dalam metode ini berupa sebuah lempeng panas (hot

plate) yang bersuhu antara 50oC sampai 55oC, dilengkapi dengan penangas yang

berisi campuran sebanding antara aseton dan etil formiat dengan perbandingan 1 :

1. Hewan uji yang telah diberi larutan uji secara subkutan atau per oral diletakkan

pada hot plate, kemudian diamati reaksinya ketika hewan uji mulai menjilat kaki

belakang dan kemudian melompat.

b. Metode jepit ekor

Sekelompok mencit diinjeksi dengan larutan uji dengan dosis tertentu.

Setelah itu pangkal ekor mencit dijepit dengan penjepit yang terbuat dari karet

tipis selama 30 detik. Respon mencit yang tidak diberi analgesik akan berusaha

untuk melepaskan diri dari kekangan penjepit tersebut, akan tetapi mencit yang

diberi analgesik akan mengabaikan kekangan tersebut karena rasa sakit tidak

begitu dirasakannya. Respon positif adanya daya analgesik dapat dicatat jika ada

usaha dari mencit untuk melepaskan diri dari jepitan (selama 15 menit). Metode

ini lebih baik daripada metode rangsang panas, karena rangsang yang diberikan

tidak bersifat merusak (pada hot plate panas yang diberikan bersifat merusak).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

28

c. Metode pengukuran tekanan

Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe

yang dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta terdapat

pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan dengan

manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal dengan

ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap syringe,

ketika tekanan diberikan pada syringe kedua, maka tekanan akan terhubung pada

sistem hidrolik pada syringe yang pertama lalu pada ekor tikus. Tekanan yang

sama pada syringe kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus, sehingga

akan menimbulkan respon dan akan terbaca pada manometer. Respon tikus yang

pertama adalah meronta-ronta kemudian akan mengeluarkan suara (mencicit)

sebagai tanda kesakitan.

d. Metode antagonis nalorpin

Metode ini menggunakan mencit, tikus, atau anjing yang diberi obat pada

dosis toksik, kemudian segera diikuti pemberian nalorpin yang berkisar antara

0,5-1,0 mg/kg secara intravena. Nalorpin memiliki kemampuan untuk meniadakan

aksi dari morfin. Teori menyebutkan nalorpin dapat menggantikan ikatan morfin

dengan reseptornya. Peristiwa tersebut menyebabkan ikatan antara morfin dengan

reseptornya terlepas, sehingga meniadakan efek morfin. Jadi, uji analgesik dengan

metode ini dibuat untuk menunjukkan aksi dari obat-obat seperti morfin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

29

e. Metode potensiasi petidin

Metode ini kurang baik karena dibutuhkan hewan uji yang cukup banyak,

tiap kelompok terdiri dari tikus sebanyak 20 ekor, setengah kelompok dibagi

menjadi 3 bagian yang diberi petidin dengan dosis 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah

kelompok lainnya diberi senyawa uji dengan dosis 20% dari LD50. Persen daya

analgesik dihitung dengan metode rangsang panas.

f. Metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari

posterior, yang dapat menyebabkan kontraksi uterin sehingga menimbulkan

kejang pada tikus. Responnya berupa kontraksi abdominal, sehingga menarik

pinggang dan kaki ke belakang. Penurunan jumlah kejang diamati dan ED50 dapat

diperkirakan. Selain morfin senyawa analgesik yang dapat diuji dengan

menggunakan metode ini adalah heroina, metadon, kodein, dan meperidina.

g. Metode pencelupan pada air panas

Tikus disuntik secara intraperitonial dengan senyawa uji, kemudian ekor

tikus dicelupkan pada air panas (suhu 58oC). Respon tikus terlihat dari hentakan

ekornya menghindari panas.

2. Golongan analgetika non narkotika

a. Metode rangsang kimia

Metode ini menggunakan zat kimia yang diinjeksikan pada hewan uji

secara intrapertioneal, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri. Beberapa zat kimia

yang biasanya digunakan antara lain asam asetat dan fenil kuinon. Metode ini

cukup peka untuk menguji senyawa analgesik dengan daya analgesik lemah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

30

selain itu metode ini sederhana. Pemberian analgesik akan mengurangi rasa nyeri

sehingga jumlah geliat dalam jangka waktu tertentu akan berkurang. Daya

analgesik dapat dievaluasi menggunakan persen penghambatan terhadap geliat

menggunakan persamaan menurut Handerson dan Forsaith.

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−= %100%100lg% x

KOesikanadaya

keterangan: O = jumlah kumulatif geliat mencit kelompok perlakuan K = jumlah kumulatif geliat mencit kelompok kontrol

b. Metode pedodolorimetri

Hewan uji diletakkan pada kandang yang bagian alasnya terbuat dari

kepingan metal sehingga bisa dialiri arus listrik. Respon yang timbul yaitu ketika

hewan uji mengeluarkan teriakan dengan pengukuran dilakukan tiap 10 menit

selama 1 jam.

c. Metode rektodolorimetri

Tikus diletakkan di sebuah kandang yang dibuat dari alas tembaga yang

dihubingkan dengan sebuah penginduksi berupa gulungan. Ujung lain dari

gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektrode tembaga. Sebuah

voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan konduktor

pada gulungan di bagian atas. Pada penggunaan tegangan 1 sampai 2 volt akan

menimbulkan teriakan pada tikus.

L. Pengujian Analgesik Secara in-vitro

Hampir semua analgesik perifer memiliki kemampuan anti inflamasi dan

anti piretik disamping kemampuannya sebagai analgesik. Kebanyakan dari obat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

31

obat tersebut memiliki aksi penghambatan siklooksigenase (COX) pada jalur

prostaglandin. Namun analgesik perifer baru harus diuji tidak hanya pada aktifitas

in-vitro di sikloogsigenase saja tetapi juga harus diuji aktivitasnya secara in-vivo

(Vogel, 2002).

Parasetamol bekerja paling tidak sebagian dengan mengurangi tonus

peroksida sitoplasmik: peroksida penting untuk mengaktivasi enzim hem menjadi

bentuk ferri. Pada daerah inflamasi akut, parasetamol tidak begitu efektif karena

neutrofil dan monosit menghasilkan kadar H2O2 dan peroksida lipid yang tinggi,

yang mengalahkan kerja obat. Akan tetapi, parasetamol merupakan analgesik

efektif pada kondisi dimana infiltrasi leukosit rendah atau tidak ada (Neal, 2005).

M. Landasan Teori

Asam asetat merupakan zat perangsang nyeri yang diinjeksikan secara

intraperitoneal sehingga menyebabkan pelepasan ion H+ dan timbul respon pada

subyek uji berupa geliat. Parasetamol merupakan analgesik non-narkotik yang

bekerja pada perifer, dapat mengurangi rasa nyeri akibat pemberian asam asetat

(Mutschler, 1986). Parasetamol diabsorpsi dengan baik secara oral dalam keadaan

lambung yang kosong (Anonim, 2005).

Dalam pustaka yang ditemukan diketahui bahwa restrain test dapat

meningkatkan kadar plasma kortisol (Suwito et al, 2004). Stres juga dapat

meningkatkan aliran darah dalam otot yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa

nyeri (Leatz and Stolar, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

32

N. Hipotesis

Stres dapat menurunkan efek analgesik parasetamol dosis terapi pada

mencit putih jantan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni, dimana

dilakukan manipulasi atau perlakuan terhadap seluruh subyek uji dan bersifat

eksploratif yaitu untuk mengetahui pengaruh stres terhadap efek analgesik

parasetamol.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

pola searah. Acak berarti pengelompokkan mencit dilakukan secara random,

setiap subyek uji memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan ke dalam

kelompok perlakuan. Termasuk penelitian rancangan lengkap karena variabel

yang terdapat dalam penelitian ini sudah diperhitungkan sebelumnya baik bahan

uji, sampel uji maupun hewan uji yang akan digunakan. Termasuk penelitian pola

searah karena variabel bebas pada penelitian ini hanya ada satu yaitu kondisi

mencit yang mengalami stres/tidak yang menentukan variabel tergantungnya yaitu

berupa data jumlah geliat mencit tiap selang waktu 5 menit selama 1 jam.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1) Variabel penelitian

Variabel-variabel yang ada dalam penilitian ini, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

34

a. Variabel bebas, yaitu pengaruh pra-perlakuan stres terhadap parasetamol.

Kondisi stres diberikan dengan memasukkan mencit ke dalam pipa pralon

yang kedua ujungnya ditutup dengan kawat kasa.

b. Variabel tergantung, yaitu jumlah geliat mencit setiap 5 menit selama 1 jam.

c. Variabel pengacau terkendali meliputi : jenis kelamin mencit (mencit putih

jantan galur lokal), berat badan mencit (20-30 gram), umur mencit (2-3 bulan).

d. Variabel pengacau tak terkendali meliputi : kondisi patologis dari mencit yang

digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian ini, status kesehatan, cahaya,

dan kelembaban.

2). Definisi operasional

a. Stres dapat diartikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada

sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan

kemampuan untuk mengatasinya.

b. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan dan

yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.

c. Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau

menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anastesi umum.

d. Parasetamol merupakan salah satu obat golongan analgesik perifer (non-

narkotik).

e. Metode rangsang kimia merupakan salah satu metode pengujian efek

analgesik dimana yang diukur yaitu jumlah geliat mencit setiap 5 menit

selama 1 jam setelah mencit diinjeksi senyawa kimia secara i.p.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

35

C. Bahan Penelitian

Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: hewan uji

mencit putih jantan dewasa sehat berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30

gram sebanyak tujuh ekor setiap kelompok perlakuan, asam asetat, parasetamol,

aquades, dan CMC-Na. Seluruh bahan tersebut diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi-Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

D. Alat Penelitian

Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: pipa

pralon dengan ukuran diameter internal 2,6 cm dan panjang 10,7 cm yang kedua

ujungnya ditutup dengan kawat kasa; timbangan mencit; timbangan analitik; alat

suntik oral; alat suntik parenteral (intraperitonial); alat-alat- gelas; dan alat

pencatat waktu (stopwatch).

E. Tata Cara Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melakukan rangkaian proses sebagai berikut :

1. Penentuan metode uji

Pada percobaan ini penulis memilih metode uji yang digunakan adalah

metode uji rangsang kimia. Penulis memilih metode ini karena metode

rangsang kimia sangat mudah dikerjakan dengan hasil yang cukup akurat.

Selain itu, pada pengerjaanya relatif tidak dibutuhkan waktu yang lama karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

36

total waktu yang diperlukan adalah selama 105 menit. Hasil yang ditunjukkan

juga mudah diamati yaitu pengamatan jumlah geliat mencit saja.

2. Pembuatan sediaan

a. Pembuatan larutan asam asetat 1% dengan dosis 100 mg/kg BB

Larutan asam asetat 1% dibuat dengan mempipet asam asetat 100%

sebanyak 0,25ml lalu dilarutkan dalam aquades secukupnya, kemudian

diencerkan dengan aquades hingga volumenya 25ml.

b. Pembuatan larutan CMC-Na 1% 100 ml

Timbang dengan seksama serbuk CMC-Na sebanyak 1 gram

dilarutkan dengan air panas secukupnya sambil diaduk sampai 100,0 ml. CMC

yang digunakan yaitu Natrium karboksil metil selulose. Senyawa ini berwarna

putih sampai krem, berbentuk serbuk, dan bersifat higroskopik (Anonim,

1995).

c. Pembuatan suspensi parasetamol dalam CMC-Na 1%

Larutan parasetamol dibuat dengan mensuspensikan parasetamol

sebanyak 0,1 gram dalam CMC-Na 1% yang telah dibuat dengan langkah

seperti di atas hingga volumenya 10 ml.

3. Penentuan dosis

a. Penentuan dosis asam asetat

Penetapan dosis asam asetat menggunakan 2 variasi dosis untuk

memperoleh dosis efektif sehingga memudahkan pengamatan. Variasi dosis

yang digunakan yaitu 50 mb/kg BB dan 100 mg/kg BB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

37

Subyek uji diinjeksi secara intraperitonial dengan asam asetat pada

masing-masing dosis yang telah ditentukan. Amati geliatnya setiap interval

waktu 5 menit selama 60 menit. Dosis yang dipilih adalah dosis yang

memberikan geliat yang tidak terlalu banyak sehingga memudahkan dalam

pengamatan, tetapi juga tidak terlalu sedikit geliatnya sehingga apabila

sebelumnya diberi perlakuan dengan analgesik lemah masih menunjukkan

respon hingga waktu 60 menit.

b. Penentuan dosis parasetamol

Parasetamol yang akan digunakan berbentuk serbuk, dosis parasetamol

yang biasa digunakan sebesar 500 mg/50 kg BB. Dosis ini kemudian

dikonversikan ke mencit, sehingga diperoleh dosis 91 mg/kg BB.

Pada penelitian ini digunakan dosis parasetamol 91 mg/kg BB yang

merupakan dosis terapeutik karena penelitian ini dibatasi untuk mengetahui

pengaruh stres terhadap daya analgesik parasetamol pada dosis terapeutik.

4. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Pada penelitian ini senyawa uji yang digunakan adalah suspensi

parasetamol dalam CMC-Na 1% dengan dosis 91 mg/kg BB. Variasi selang

waktu pemberian asam asetat yang dicobakan yaitu 10 dan 15 menit. Selang

waktu pemberian yang dipilih adalah selang waktu pemberian yang

memberikan jumlah geliat paling sedikit dibandingkan dengan kelompok

perlakuan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

38

5. Perlakuan pada hewan uji

mencit (secara acak)

kontrol perlakuan I perlakuan II

pipa pralon (stressor)

CMC-Na parasetamol parasetamol 1% b/v 91 mg/kg BB 91 mg/kg BB

asam asetat 1% v/v asam asetat 1% v/v asam asetat 1% v/v

jumlah geliat jumlah geliat jumlah geliat

Gambar 9. Skema kerja metode percobaan rangsang kimia

a) Pipa pralon disiapkan untuk stressor dengan ukuran diameter internal 2,6 cm

dan panjang 10, 7 cm yang kedua ujungnya ditutup dengan kawat kasa. Pipa

pralon diletakkan horisontal dalam posisi stabil sehingga tidak berubah

posisinya.

b) Hewan percobaan dipuasakan makan selama lebih kurang 18 jam, minum

tetap diberikan.

c) Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan secara rawu, kelompok kontrol,

kelompok perlakuan 1, dan kelompok perlakuan 2, masing-masing 7 ekor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

39

d) Kelompok kontrol diberi CMC-Na 1% (p.o) kemudian diinjeksikan larutan

asam asetat (i.p) sebagai rangsang nyeri kemudian dicatat jumlah geliat yang

timbul setiap interval waktu 5 menit selama 60 menit.

e) Kelompok perlakuan I diberi injeksi larutan parasetamol (p.o) dengan dosis 91

mg/kg BB. Setelah 15 menit, mencit diberi injeksi larutan asam asetat (i.p)

sebagai rangsang nyeri kemudian dicatat jumlah geliat yang timbul setiap

interval waktu 5 menit selama 60 menit.

f) Kelompok perlakuan II dimasukkan ke dalam stressor (pipa pralon) selama 30

menit. Setelah dikeluarkan dari pralon, mencit kemudian diinjeksi larutan

parasetamol (p.o) dengan dosis 91 mg/kg BB. Setelah 15 menit, mencit

diinjeksi larutan asam asetat (i.p) sebagai rangsang nyeri kemudian dicatat

jumlah geliat yang timbul setiap interval waktu 5 menit selama 60 menit.

g) Dibuat kurva mean jumlah kumulatif geliat masing-masing kelompok

perlakuan vs waktu (menit).

h) Persen daya analgesik dihitung dengan rumus:

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−= %100%100lg% x

KOesikanadaya

dimana: O = jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi obat analgesik (perlakuan) K = jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi CMC-Na 1% (kontrol)

i) Daya analgesik perlakuan I dan II dibandingkan, daya analgesik yang baik

ditunjukkan dengan semakin sedikitnya jumlah geliat mencit. Bila pada

kelompok perlakuan 2 (diberi stressor), parasetamol memiliki daya analgesik

yang lebih buruk maka stressor menurunkan efek analgesik parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

40

j) Perubahan persen daya analgesik terhadap perlakuan I yaitu pemberian

parasetamol tanpa pra-perlakuan stres dapat dihitung menggunakan rumus:

%100)(lg% xKp

PKpesikanadayaPerubahan −=

Keterangan: P = % daya analgesik pada setiap kelompok perlakuan Kp = rata-rata % daya analgesik pada perlakuan I, pemberian parasetamol

tanpa pra-perlakuan stres

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh berupa jumlah geliat mencit pada kelompok

kontrol, kelompok perlakuan I, dan kelompok perlakuan II. Kemudian dihitung

daya analgesik pada tiap-tiap kelompok mencit. Nilai daya analgesik tersebut

dibandingkan antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan I, dan kelompok

perlakuan II.

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan metode Anova.

Bila daya analgesik kelompok perlakuan I lebih besar bila dibandingkan dengan

daya analgesik kelompok perlakuan II, maka stresor psikososial dapat

menurunkan efek analgesik parasetamol. Pada penelitian ini digunakan taraf

kepercayaan 95%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Pendahuluan

Dalam pengujian daya analgesik terlebih dahulu dilakukan uji

pendahuluan. Uji pendahuluan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal

yang perlu dalam pengambilan data, supaya memperoleh hasil yang baik pada saat

pengambilan data yang sebenarnya. Uji pendahuluan yang dilakukan meliputi

penetapan kriteria geliat, penetapan dosis asam asetat, dan penetapan selang

waktu pemberian asam asetat. Berkaitan dengan pengujian tersebut, hewan uji

yang akan digunakan juga perlu dipersiapkan. Hewan uji yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu mencit putih jantan, berumur 2-3 bulan, dan berat badannya

antara 20-30 gram. Sebelum perlakuan, semua mencit yang akan digunakan

dipuasakan terlebih dahulu selama lebih kurang 18 jam.

1. Penentuan kriteria geliat

Penentuan kriteria geliat dalam penelitian ini perlu dilakukan untuk

menentukan tipe geliat yang relatif sama sehingga memudahkan dalam

pengamatan. Respon geliat yang diamati yaitu ketika kaki belakang dijulurkan ke

arah belakang serta perut menempel ke bagian alas pada tempat pengamatan.

Geliat yang diamati pada saat menjulurkan kaki belakang tidak perlu kedua

kakinya asalkan gerakan tersebut terlihat sebagai gerakan menggeliat.

Pada penentuan kriteria geliat ini digunakan zat pengiritasi asam asetat 1%

v/v dengan dosis 100 mg/kg BB yang disuntikkan secara intraperitonial, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

42

akan mengiritasi pada rongga perut sehingga timbul respon berupa gerakan

menggeliat. Respon menggeliat dilakukan oleh mencit karena adanya rasa sakit

yang ditimbulkan akibat pemberian asam asetat 1% v/v dengan dosis 100 mg/kg

BB. Asam asetat menyebabkan kontraksi otot pada rongga perut sehingga timbul

usaha mencit untuk melakukan relaksasi otot rongga perut tersebut dalam bentuk

geliat.

Respon menggeliat pada setiap mencit tidak selalu sama karena rasa sakit

bersifat subyektif. Subyektifitas penilaian rasa nyeri yang dilakukan oleh mencit

dipengaruhi oleh ketahanan yang berbeda dari masing-masing mencit terhadap

rangsang nyeri yang diwujudkan dalam respon menggeliat yang berbeda pula.

Pengamatan geliat mencit dilakukan setiap 5 menit setelah pemberian rangsang

asam asetat dan pengamatan tersebut berlangsung selama 60 menit. Pedoman

dalam pencatatan jumlah geliat mencit berdasarkan kriteria geliat mencit yang

telah ditetapkan di bagian awal.

2. Penetapan dosis asam asetat

Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk menguji daya analgesik

yaitu metode induksi secara kimia. Metode ini dilakukan dengan cara

menginjeksikan rangsang nyeri (asam asetat, fenilkuinon, dan p-benzokuinon)

secara i.p pada mencit putih jantan dengan selang waktu tertentu. Rangsang yang

digunakan untuk pengujian ini yaitu asam asetat.

Asam asetat merupakan iritan yang dapat merusak jaringan secara lokal.

Setelah pemberian secara i.p, asam asetat akan menyebabkan nyeri di dalam

rongga perut. Dengan adanya perubahan pH di dalam rongga perut akibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

43

pembebasan ion H+ dari asam asetat, maka akan menyebabkan luka pada

membran sel. Fosfolipid dari membran sel akan melepaskan asam arakhidonat

yang pada akhirnya akan membentuk prostaglandin (Wilmana, 1995). Secara

teoritis, peningkatan dosis rangsang dapat menimbulkan derajat nyeri yang lebih

besar yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah geliat mencit. Maka, uji

pendahuluan ini dilakukan untuk mencari dosis efektif asam asetat yang akan

digunakan dalam percobaan.

Dalam percobaan ini dicobakan dua variasi dosis pada 3 ekor mencit putih

jantan pada setiap kelompok. Kedua variasi dosis yang diuji adalah 50 mg/kg BB

dan 100 mg/kg BB yang disuntikkan secara i.p. Respon geliat mencit diamati dan

dicatat setiap 5 menit, pengamatan dilakukan selama 60 menit. Data geliat mencit

dan hasil statistik yang diperoleh terlampir dalam lampiran dan telah diringkas

pada tabel I.

Tabel I. Rata-rata jumlah geliat mencit pada pemilihan dosis asam asetat

Dosis asam asetat Rata-rata jumlah geliat (M ± SE) 50 mg/kg BB 64 ± 1,5

100 mg/kg BB 107 ± 0,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

44

dosis2.001.00

Mea

n ge

liat

120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

Error bars: +/- 1 SE

Gambar 10. Diagram batang dosis asam asetat 1% v/v vs rata-rata jumlah geliat mencit pada orientasi dosis asam asetat

Pada uji Shappiro-Wilk, didapatkan bahwa data tersebut memiliki sebaran

data yang normal karena nilai p > 0,05. Setelah dilakukan uji sebaran data,

kemudian dilakukan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui apakah data

tersebut memiliki perbedaan yang bermakna atau tidak. Dari test levene diketahui

bahwa data tersebut memiliki nilai p 0,116 yang berarti memiliki variansi yang

sama (karena p > 0,05). Nilai p pada uji t adalah 0,000 (p < 0,05) sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah geliat yang

bermakna antara mencit yang diberi asam asetat dosis 100 mg/kg BB dengan

mencit yang diberi dosis 50 mg/kg BB, dimana jumlah geliat pada mencit dengan

dosis asam asetat 100 mg/kg BB lebih banyak daripada mencit yang diberi dosis

50 mg/kg BB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

45

Dosis asam asetat yang dipilih adalah dosis 100 mg/kg BB karena

memberikan rata-rata jumlah geliat yang optimum dan masih terjadi geliat hingga

akhir waktu pengamatan sehingga memudahkan dalam pengamatan dan

pencatatan jumlah geliat mencit. Dengan demikian kesalahan dalam pengamatan

dan pencatatan dapat diminimalkan.

3. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Penentuan selang waktu pemberian asam asetat perlu dilakukan terlebih

dahulu untuk mencari waktu yang paling tepat agar parasetamol bekerja secara

optimal. Adanya aksi obat ditunjukkan dengan adanya penurunan jumlah geliat

mencit yang diamati dan dicatat pada waktu tertentu. Jika jumlah geliat yang

terjadi lebih sedikit maka menunjukkan adanya kerja obat yang lebih baik.

Pada penelitian ini, senyawa uji yang digunakan adalah parasetamol

dengan dosis 91mg/kg BB. Variasi selang waktu pemberian asam asetat yang

dicobakan yaitu 10 menit dan 15 menit. Data yang diperoleh dari hasil statistik

terlampir pada lampiran dan telah diringkas pada tabel II.

Tabel II. Rata-rata jumlah geliat mencit pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat dengan dosis 100 mg/kg BB

Selang waktu Rata-rata jumlah geliat (M ± SE)

10 menit 57,0 ± 3,8 15 menit 32,7 ± 3,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

46

waktu15 menit10 menit

Mea

n ge

liat

60.00

40.00

20.00

0.00

Error bars: +/- 1 SE

Gambar 11. Diagram batang selang waktu vs rata-rata jumlah geliat mencit pada orientasi selang waktu pemberian asam asetat dengan dosis 100 mg/kg BB

Pada uji Shappiro-Wilk, didapatkan bahwa data tersebut memiliki sebaran

data yang normal karena nilai p > 0,05. Setelah dilakukan uji sebaran data,

kemudian dilakukan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui apakah data

tersebut memiliki perbedaan yang bermakna atau tidak. Dari test levene diketahui

bahwa data tersebut memiliki nilai p 0,847 yang berarti memiliki variansi yang

sama (karena p > 0,05). Nilai p pada uji t adalah 0,008 (p < 0,05) sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah geliat yang

bermakna antara mencit yang diberi parasetamol dengan selang waktu 15 menit

dengan mencit yang diberi parasetamol dengan selang waktu 10 menit, dimana

jumlah geliat pada mencit dengan selang waktu pemberian parasetamol 15 menit

lebih sedikit daripada mencit dengan selang pemberian parasetamol 10 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

47

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kelompok dengan selang waktu 10

menit dan 15 menit memiliki perbedaan yang bermakna sehingga digunakan

selang waktu 15 menit karena diasumsikan parasetamol yang diberikan ke mencit

sudah terabsorpsi sepenuhnya sehingga efek analgesiknya lebih baik.

B. Hasil Uji Pengaruh Stres Terhadap Efek Analgesik Parasetamol Dosis Terapi

Pada penelitian ini, daya analgesik diteliti dengan menggunakan metode

induksi secara kimia dengan pemberian asam asetat. Asam asetat merupakan

iritan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan secara lokal. Asam asetat

disuntikkan secara intraperitoneal karena diharapkan nyeri yang timbul bersifat

lokal terutama di daerah peritoneal.

Mencit yang disuntik dengan asam asetat secara i.p akan memberikan

respon berupa gerakan menggeliat yaitu gerakan menempelkan perut ke lantai dan

menarik kedua kaki ke belakang. Senyawa yang mempunyai daya analgesik akan

menurunkan frekuensi atau jumlah gerakan menggeliat yang dilakukan oleh

mencit. Maka, dalam penelitian ini gerakan menggeliat mencit pada berbagai

perlakuan diamati dan dicatat kemudian dianalisis. Adanya peningkatan jumlah

geliat mencit menunjukkan adanya pengaruh stres terhadap efek analgesik

parasetamol. Metode analisis yang digunakan adalah uji one way anova dan post

hoc test (uji scheffe).

Pengujian daya analgesik dilakukan dengan ketentuan seperti pada hasil

uji pendahuluan dengan menggunakan asam asetat 1% dosis 100 mg/kg BB serta

selang waktu pemberiannya 15 menit. Subyek uji yang digunakan adalah mencit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

48

putih berkelamin jantan. Sebelum perlakuan, mencit dipuasakan terlebih dahulu

selama ±18 jam dengan diberi air minum. Mencit yang akan digunakan ditimbang

terlebih dahulu untuk mendapatkan keseragaman bobot dalam satu kelompok

perlakuan. Pengumpulan data dilakukan pada waktu yang kurang lebih sama yaitu

antara pukul 07.00-13.00 WIB.

Pada pengujian yang menggunakan parasetamol, larutan parasetamol

dibuat dalam bentuk sediaan suspensi dalam larutan CMC-Na 1% karena

parasetamol sukar dibuat dalam bentuk larutan yang disebabkan kelarutannya

dalam air kecil. Jadi, CMC-Na 1% hanya berfungsi sebagai suspending agent

dalam pembuatan suspensi parasetamol. Artinya, CMC-Na 1% dalam fungsinya

sebagai suspending agent bagi parasetamol tidak memberikan pengaruh terhadap

daya analgesik parasetamol. Dengan kata lain CMC-Na 1% bersifat netral dan

terbukti tidak mempunyai efek analgesik (Lylya, 2000; Ariyanti, 2000).

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pralon dengan

diameter dalam 2,6 cm dan panjang 10,7 cm, parasetamol sebagai obat analgesik

dengan dosis penggunaan 91 mg/kg BB, CMC-Na 1% sebagai kontrol, dan asam

asetat dosis 100 mg/kg BB sebagai rangsang nyeri yang diberikan secara

intraperitoneal dengan selang waktu pemberian 15 menit. Pemberian jarak waktu

asam asetat dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada parasetamol untuk

terabsorbsi secara sempurna sehingga dapat menimbulkan efek. Geliat mencit

kemudian diamati dan dicatat setiap 5 menit selama 60 menit.

Data jumlah geliat mencit pada berbagai perlakuan beserta hasil uji

statistik yang diperoleh terlampir pada lampiran dan telah diringkas pada tabel III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

49

Tabel III. Rata-rata jumlah geliat mencit ± SE dan % daya analgesik ± SE setelah perlakuan beserta hasil Uji Anova.

Kelompok

Rata-rata jumlah geliat

(M ± SE)

Rata-rata % daya analgesik

± SE

Pembanding Perbedaan rata-rata jumlah geliat (I-J)

Kontrol 86,4 ± 3,6 - Perlakuan I Perlakuan II

41,4(*) 21,9(*)

Perlakuan I 45,0 ± 4,9 47,94 ± 5,73 Kontrol Perlakuan II

-41,4(*) -19,6(*)

Perlakuan II

64,6 ± 3,2

25,29 ± 3,73

Kontrol Perlakuan I

-21,9(*) 19,6(*)

Keterangan: Kontrol : subyek uji diberi larutan CMC-Na 1% Perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan

stres Perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-

perlakuan stres

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah geliat mencit pada kontrol

CMC-Na 1% paling banyak dibandingkan dengan kelompok uji lainnya, rata-rata

jumlah geliat pada kontrol CMC-Na 1% yaitu 86,4. Dari hasil tersebut diketahui

bahwa CMC-Na 1% sebagai kontrol tidak memiliki daya analgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

50

02468

10121416

0 10 20 30 40 50 60

waktu (menit)

rata

-rat

a ju

mla

h ge

liat

kontrolperlakuan Iperlakuan II

Keterangan: kontrol : subyek uji diberi larutan CMC-Na perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan

stres perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-

perlakuan stres

Gambar 12. Kurva jumlah geliat mencit pada kelompok kontrol, perlakuan I, dan perlakuan II terhadap waktu

Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa jumlah geliat mencit yang paling

banyak terjadi pada kurang lebih menit ke-10 hingga menit ke-15. Hal tersebut

menunjukkan bahwa rasa nyeri yang dialami oleh subyek uji paling tinggi

dirasakan pada menit-menit tersebut yang mungkin disebabkan karena tingginya

kadar asam asetat dalam rongga perut sehingga timbul respon oleh mencit dalam

bentuk geliat.

Penurunan jumlah geliat mencit karena pemberian parasetamol dan

perlakuan pemberian stres pada mencit dapat dilihat pada gambar 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

51

perlakuan+ stressorparasetamolkontrol

Mea

n ge

liat

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

Error bars: +/- 1 SE

Keterangan: Kontrol : subyek uji diberi larutan CMC-Na 1% Perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan

stres Perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-

perlakuan stres

Gambar 13. Diagram batang perlakuan vs rata-rata jumlah geliat mencit pada uji daya analgesik

Daya analgesik dari pemberian parasetamol dan perlakuan pemberian stres

pada mencit dapat dilihat pada gambar 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

52

perlakuan+ stressorparasetamol

Mea

n ge

liat

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00

Error bars: +/- 1 SE

Keterangan: Perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan

stres Perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-

perlakuan stres

Gambar 14. Diagram batang perlakuan vs rata-rata % daya analgesik parasetamol pada uji daya analgesik

Persen penghambatan pada masing-masing kelompok kemudian dianalisis

menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%,

dilanjutkan dengan post hoc test (uji Scheffe). Setelah dianalisis, hasilnya dapat

dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Hasil analisis variansi satu arah (Anova) kontrol, perlakuan I dengan pemberian parasetamol tanpa pra perlakuan stres, dan kelompok perlakuan II dengan pemberian stres

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6013.238 2 3006.619 27.067 .000 Within Groups 1999.429 18 111.079

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

53

Dari data tersebut terlihat bahwa probabilitasnya 0,000 (lebih kecil dari

0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa antar kelompok perlakuan terdapat

perbedaan, oleh karena itu untuk melihat perbedaan tersebut dilanjutkan dengan

post hoc test (uji Scheffe), ringkasan hasilnya dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Hasil uji Scheffe daya analgesik kelompok kontrol, kelompok perlakuan I dengan pemberian parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan stres, dan kelompok perlakuan II

dengan pemberian parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-perlakuan stres

Kelompok I II III Kontrol B B

Perlakuan I B B Perlakuan II B B

Keterangan: Kontrol : subyek uji diberi larutan CMC-Na 1% Perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan

stres Perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-

perlakuan stres

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kelompok kontrol berbeda

bermakna dengan kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan

penambahan stres. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah geliat yang

dihasilkan akibat pemberian CMC-Na 1% berbeda bermakna dengan semua

kelompok perlakuan, karena tidak bisa menghambat rangsang nyeri sehingga

jumlah geliat yang terjadi lebih banyak. Pemberian parasetamol pada kelompok

perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan pemberian stres dapat

menghasilkan efek analgesik berupa penghambatan terhadap nyeri dengan

ditandai menurunnya jumlah geliat dibandingkan kontrol.

Kelompok perlakuan I tanpa pemberian pra-perlakuan stres menggunakan

parasetamol dosis 91 mg/kg BB berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan II

dengan pemberian stres, berarti bahwa stres yang diberikan pada mencit dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

54

mempengaruhi efek analgesik parasetamol berupa penghambatan efek analgesik

parasetamol sehingga efeknya berkurang.

Perubahan % daya analgesik terhadap perlakuan I yaitu pemberian

parasetamol tanpa pra-perlakuan stres dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Perubahan % daya analgesik terhadap perlakuan I dengan pemberian parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra perlakuan stres

Kelompok Perubahan % daya analgesik

Kontrol 100,00(-) Perlakuan I 0,00(-) Perlakuan II 47,25(-)

Keterangan: Kontrol : subyek uji diberi larutan CMC-Na 1% Perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan

stres Perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pra-

perlakuan stres (-) : terjadi penurunan % penghambatan nyeri dibanding perlakuan I

Berdasarkan data tabel dapat diketahui pada kontrol terjadi penurunan

penghambatan geliat sebesar 100%, ini menunjukkan bahwa efek analgesiknya

menurun sebesar 100% dibandingkan perlakuan I dengan pemberian parasetamol

tanpa pra perlakuan stres, karena pada kontrol tidak terjadi penghambatan

rangsang nyeri atau sama sekali tidak menghasilkan efek analgesik. Sedangkan

pada kelompok perlakuan II dengan pemberian stres pada mencit terjadi

penurunan sebesar 47,25% atau jumlah geliat yang dihasilkan lebih banyak

dibandingkan perlakuan I.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis data dan pembahasan adalah:

1. Stres dapat menurunkan efek analgesik parasetamol dosis 91 mg/kg BB

(dosis terapi) yang ditandai dengan terjadinya penurunan % proteksi geliat

tiap interval waktu pada kelompok perlakuan parasetamol dosis 91 mg/kg BB

yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompok perlakuan parasetamol

dosis 91 mg/kg BB (tanpa diberi pra-perlakuan stres).

2. Perubahan % daya analgesik antara kelompok parasetamol dosis 91 mg/kg

BB (tanpa pra-perlakuan stres) dengan kelompok perlakuan parasetamol

dosis 91 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres ternyata menunjukkan

hasil yang berbeda bermakna, yaitu sebesar 47,25%.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan kadar mediator

nyeri yaitu interleukin pada pemberian obat analgesik tanpa pra-perlakuan stres

dan pada pemberian obat analgesik setelah diberi pra-perlakuan stres terlebih

dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

56

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka: Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 3-5, 49, Yayasan Pengembagan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 649-650, 1066, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2001, Professional’s Handbook of Drug Therapy for Pain, 21-24,

Sprignhouse, Pennsylvania. Anonim, 2005, AHFS Drug Information, 2096-2097, American Society of Health

System Pharmacist, USA. Anonim, 2008, Patient Information On Paracetamol, Australian Rheumatology

Association,http://www.rheumatology.org.au/community/documents/paracetamol130508.pdf, diakses tanggal 16 Februari 2009.

Ariyanti, V.N.W., 2000, Daya Analgesik Infusa dan Ekstrak Etanol Kulit Batang

Pulasari (Alyxia reindwartii BL) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Baumann, T.J., 2005, Pain Management, dalam Dipiro, J.T., Tabert, R.L., Yee,

G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G. dan Posey, L.M., 2005, Pharmacotheraphy: A Patophysiologic Approach, Sixth edition, 1089-1091, McGraw Hill, Medical Publishing Division, USA.

Bishop, G.D., 1994, Health Psychology : Integrating Mind and Body, 127, 129-

130, 395-396, Allyn and Bacon, Boston London Toronto Sydney Tokyo Singapore.

Buck, M. L., 2000, Preventing Acetaminophen Overdosage, Pediatric

Pharmacotherapy volume 6 number 3, 142. Chen, W., Koenigs, L.L., Thompson, S.J., Peter, R.M., Rettie, A.E., Trager, W.F.,

et al., 1998, Oxidation of acetaminophen to its toxic quinone imine and nontoxic catechol metabolites by baculovirus-expressed and purified human cytochromes P450 2E1 and 2A6. Chem. Res. Toxicol., 11, 295–301

Filirida. M, 2008, Uji analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali [Tinospora

crispa [L.] Miers.] pada mencit putih betina swiss dengan metode rangsang kimia, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

57

Greene, R.J. dan Harris, N.M., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist: A Basic for Clinical Pharmacy Practise, Second edition, 572-576, Pharmaceutical Press, UK.

Lylya, M.R., 2000, Daya Analgesik Infusa dan Ekstrak Aseton Daun Pulasari

(Alyxia reindwartii BL) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Leatz, C.A. and Stolar M.W, 1993, Career Success/Personal Stress, 30-32,

McGraw-Hill, Inc., USA. Looker, T., dan Gregson, O., 2005, Managing Stress, 1-2, 44, 48-50, Penerbit

Baca, Yogyakarta. Morris, C.G., Maisto, A.A., Levine, A., 2002, Psychology: an Introduction, 11th

ed., 479-480, Prentice Hall, USA. Mutschler, E., 1986, Arzneimittelwirkugen, edisi kelima, diterjemahkan oleh

Widianto M. B dan Ranti A. S., hal 21-25, 177-197, Penerbit ITB, Bandung.

Neal, M. J, 2005, Medical Pharmacology at a Glance, ed 5, diterjemahkan oleh

Surapsari. J, hal 15, 70-71, 94-95, Erlangga, Jakarta. Perdana, I, 2008, Uji analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali [Tinospora

crispa [L.] Miers.] pada mencit putih betina swiss dengan metode rangsang kimia, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Flower, R.J., 2007, Pharmacology, 6th

ed., 215, Churcill Livingstone, London. Rusdiana T, Sjuib F, dan Asyarie S, 2004, Interaksi Farmakokinetik Kombinasi

Obat Parasetamol dan Fenilpropanolamin Hidroklorida Sebagai Komponen Obat Flu, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/ 02/interaksi_farmakokinetik.pdf, diakses tanggal 25 April 2009.

Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, 107-118, PT Grasindo, Jakarta. Suwito, J., Putra, S.T., Sudiana, I.K., Mu’afiro, A., 2004, Pengaruh Stresor

Psikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan IL-1 Beta Serum Pada Tikus Jantan Galur Wistar, Artocarpus, 4 (1), 14-20.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Edisi 5, 297, PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

58

Turner, P.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, 100-107, Academic Press, New York.

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery Evaluation Pharmacological Assays, 671-

672, 716, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, New York. Wahyono D. dan Hakim A.R, 2006, Pengaruh Praperlakuan Pentagamavunon-0

Terhadap Profil Farmakokinetika Parasetamol pada Tikus Jantan Wistar http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/6._17-4-2007-pak_joko.pdf diakses tanggal 25 April 2009.

Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Antiinflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai dalam

Ganiswara, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 207-210, 214, 215, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

Lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

60

Lampiran 1. Foto geliat mencit

Lampiran 2. Foto pipa pralon yang digunakan untuk memberi kondisi stres

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

61

Lampiran 3. Foto mencit yang diberi perlakuan stres dalam pipa pralon

Lampiran 4. Konversi dosis parasetamol dari manusia ke mencit 20 g BB

kgBBmg

50500 =

kgBBmg

70700

kgBBmg

70700 x 0,0026 = 1,82 mg/20 g BB

= 0,091 mg/g BB

= 91 mg/kg BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

62

Lampiran 5. Contoh perhitungan % daya analgesik pada pemberian parasetamol tanpa pra-perlakuan stres Perhitungan pada subyek uji 1.

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−= %100%100lg% x

KOesikanadaya

jumlah geliat (P) = 47

rata-rata jumlah geliat kelompok kontrol (K) = 86,43

% daya analgesik = 100 – [(47/86,43) x 100] = 45,62 %

Lampiran 6. Contoh perhitungan perubahan % daya analgesik terhadap perlakuan I, pemberian parasetamol tanpa pra-perlakuan stres Perhitungan pada subyek uji 1 perlakuan II.

%100)(lg% xKp

PKpesikanadayaPerubahan −=

% daya analgesik (P) = 21,32

rata-rata % daya analgesik pada perlakuan I (Kp) = 47,94

maka =

%10094,47

)32,2194,47(lg% xesikanadayaPerubahan −= = 55,53%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

63

Lampiran 7. Data jumlah geliat serta hasil analisis variansi satu arah pada penetapan konsentrasi asam asetat

Orientasi dosis asam asetat

Menit Dosis 50 mg/kg BB Dosis 100 mg/kg BB S1 S2 S3 S1 S2 S3

5 8 3 8 10 7 6 10 12 5 9 15 16 21 15 13 11 11 16 21 15 20 11 11 9 14 13 16 25 5 7 7 13 13 13 30 6 6 7 10 8 12 35 1 5 4 8 6 11 40 3 2 2 6 5 5 45 1 2 2 5 3 5 50 4 4 3 4 6 6 55 1 3 3 4 4 4 60 0 2 1 3 4 3

jumlah 65 61 66 108 106 107

Explore Tests of Normality

dosiss

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. geliat 50 .314 3 . .893 3 .363

100 .175 3 . 1.000 3 1.000a Lilliefors Significance Correction T-Test Group Statistics

dosiss N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean geliat 50 3 64.0000 2.64575 1.52753

100 3 107.0000 1.00000 .57735

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

64

Independent Samples Test

geliat

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F 4.000Sig. .116

t-test for Equality of Means

t -26.332 -26.332df 4 2.560Sig. (2-tailed) .000 .000Mean Difference -43.00000 -43.00000

Std. Error Difference 1.63299 1.6329995% Confidence Interval of the Difference

Lower -47.53392 -48.74066Upper -38.46608 -37.25934

Lampiran 8. Data jumlah geliat serta hasil analisis variansi satu arah pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat Orientasi selang waktu pemberian asam asetat

Menit Selang waktu 10 menit Selang waktu 15 menit S1 S2 S3 S1 S2 S3

5 5 0 2 1 3 1 10 10 6 17 11 6 11 15 14 15 7 7 9 12 20 11 8 3 5 2 4 25 7 6 1 1 2 1 30 6 6 2 4 2 0 35 2 7 3 2 0 1 40 2 2 2 5 3 0 45 2 2 3 2 2 0 50 1 1 3 0 0 0 55 3 2 4 0 0 0 60 1 1 4 1 0 0

jumlah 64 56 51 39 29 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

65

Explore Tests of Normality

waktu

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. geliat 10menit .227 3 . .983 3 .747

15menit .353 3 . .824 3 .174a Lilliefors Significance Correction

T-Test Group Statistics

waktu N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean geliat 10menit 3 57.0000 6.55744 3.78594

15menit 3 32.6667 5.50757 3.17980

Independent Samples Test

geliat

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F .043Sig. .847

t-test for Equality of Means

t 4.922 4.922df 4 3.884Sig. (2-tailed) .008 .009Mean Difference 24.33333 24.33333

Std. Error Difference 4.94413 4.9441395% Confidence Interval of the Difference

Lower 10.60622 10.44319Upper 38.06045 38.22348

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

66

Lampiran 9. Data jumlah geliat serta hasil analisis variansi satu arah pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan I dan II Data geliat pada perlakuan Waktu (menit)

Kelompok kontrol Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7

5 6 7 5 4 16 - 3 - 4 2 3 - 4 1 6 9 1 11 3 4 - 10 13 15 16 14 17 8 15 3 6 9 10 4 10 12 10 15 7 6 12 10 10 15 11 13 11 14 14 10 11 2 7 19 3 11 6 12 14 10 15 4 13 4 18 20 12 8 12 10 8 6 8 3 3 9 4 7 5 8 10 11 10 6 10 6 9 25 8 8 9 11 4 4 8 - 2 5 3 6 5 4 8 7 6 8 3 5 3 30 6 5 8 9 5 6 11 7 2 4 6 4 4 6 6 3 10 2 4 3 4 35 7 6 7 6 5 10 9 4 1 5 - 2 2 3 4 1 8 6 6 4 1 40 9 4 4 7 4 5 4 8 3 4 5 3 - 7 4 2 3 2 3 2 1 45 5 3 4 7 6 2 4 9 - 3 1 1 - 3 3 6 3 5 2 2 2 50 8 6 3 4 1 7 5 6 2 2 - - - 1 1 3 3 6 6 2 1 55 6 5 3 6 4 4 6 2 - 3 1 1 - 1 2 1 4 7 5 6 3 60 5 3 3 3 5 6 5 3 - 1 2 - - 1 - 2 2 3 4 3 2

jumlah 96 83 85 95 89 68 89 47 30 66 38 39 36 59 68 70 72 66 71 51 54 Keterangan: Kelompok kontrol : subyek uji diberi larutan CMC-Na Kelompok perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan stres Kelompok perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pemberian pra-perlakuan stres

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

67

Tests of Normality

perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. geliat kontrol .215 7 .200(*) .881 7 .232 Perlakuan I .248 7 .200(*) .912 7 .407 Perlakuan II .281 7 .101 .811 7 .053* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Oneway

Descriptives

geliat Kelompok

kontrolKelompok perlakuan I

Kelompok perlakuan II

Total

N 7 7 7 21 Mean 86.4286 45.0000 64.5714 65.3333 Std. Deviation 9.41377 13.11488 8.52168 20.01583Std. Error 3.55807 4.95696 3.22089 4.36781

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 77.7223 32.8708 56.6902 56.2222 Upper Bound 95.1349 57.1292 72.4527 74.4444

Minimum 68.00 30.00 51.00 30.00 Maximum 96.00 66.00 72.00 96.00

Test of Homogeneity of Variances geliat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.057 2 18 .368 ANOVA geliat

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 6013.238 2 3006.619 27.067 .000 Within Groups 1999.429 18 111.079 Total 8012.667 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

68

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: geliat Scheffe

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound Kontrol Perlakuan I 41.42857(*) 5.63356 .000 26.4079 56.4493

Perlakuan II 21.85714(*) 5.63356 .004 6.8364 36.8779Perlakuan I kontrol -41.42857(*) 5.63356 .000 -56.4493 -26.4079 Perlakuan II -19.57143(*) 5.63356 .010 -34.5921 -4.5507Perlakuan II kontrol -21.85714(*) 5.63356 .004 -36.8779 -6.8364 Perlakuan I 19.57143(*) 5.63356 .010 4.5507 34.5921

* The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets geliat Scheffe

perlakuan N

Subset for alpha = .05

1 2 3 Perlakuan I 7 45.0000 Perlakuan II 7 64.5714 Kontrol 7 86.4286Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 7.000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

69

Lampiran 10. Rata-rata jumlah geliat kelompok kontrol, perlakuan I, dan perlakuan II

Waktu (menit)

Kelompok Perlakuan Kontrol Perlakuan I Perlakuan II

5 5,9 2 4,9 10 14 7,7 10 15 12 8,6 11,1 20 9,1 5,6 8,9 25 7,4 3,6 5,7 30 7,1 4,7 4,6 35 7,1 2,4 4,3 40 5,3 4,3 2,4 45 4,4 2,4 3,3 50 4,9 1,6 3,1 55 4,9 1,1 4 60 4,3 1 2,3

Keterangan: kontrol : subyek uji diberi larutan CMC-Na perlakuan I : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB tanpa pra-perlakuan stres perlakuan II : subyek uji diberi larutan parasetamol 91 mg/kg BB dengan pemberian pra-perlakuan stres Lampiran 11. Data % daya analgesik serta hasil analisis variansi satu arah pada kelompok parasetamol tanpa stres dan dengan pemberian stres

Subyek uji Perlakuan I Perlakuan II

1 45,62 21,32 2 65,29 19,01 3 23,64 16,70 4 56,03 23,64 5 54,88 17,85 6 58,35 40,99 7 31,74 37,52

Rata-rata 47.94 25.29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

70

Descriptives

perlakuan Statistic Std. Error geliat Perlakuan I Mean 47.9357 5.73484

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 33.9031 Upper Bound

61.9684

5% Trimmed Mean 48.3213 Median 54.8800 Variance 230.219 Std. Deviation 15.17297 Minimum 23.64 Maximum 65.29 Range 41.65 Interquartile Range 26.61 Skewness -.760 .794Kurtosis -.766 1.587

Perlakuan II Mean 25.2900 3.7261295% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 16.1725 Upper Bound

34.4075

5% Trimmed Mean 24.8950 Median 21.3200 Variance 97.188 Std. Deviation 9.85838 Minimum 16.70 Maximum 40.99 Range 24.29 Interquartile Range 19.67 Skewness 1.057 .794Kurtosis -.783 1.587

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileiii persetujuan pembimbing pengaruh stres terhadap efek analgesik parasetamol pada mencit putih jantan dengan metode rangsang

71

BIOGRAFI PENULIS

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 8

Januari 1987, merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan F. X. Subarjono dan M. I

Sunarti yang diberi nama Severinus Yan

Bertiyanto. Penulis menempuh pendidikan di SD

Kanisius Demangan Baru, Yogyakarta pada tahun

1993 – 1999. Pada tahun 1999 – 2002 menempuh

pendidikan di SLTP Stella Duce 1 Yogyakarta, kemudian melanjutkkan ke SMU

Kolese De Britto Yogyakarta dan tamat pada tahun 2005. Setelah itu melanjutkan

pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama

menempuh kuliah, penulis aktif dalam kepanitiaan di tingkat fakultas (Dampok

TITRASI 2006) maupun di tingkat universitas (Dampok INSADHA 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI