plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/28567/2/049114035_full[1].pdf ·...

158
i ANALISIS TEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA PENEMBAKAN MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA (1983 – 1985) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Diah Astuti Retnaning T. 049114035 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 27-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ANALISIS TEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA PENEMBAKAN MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA

(1983 – 1985)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh: Diah Astuti Retnaning T.

049114035

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

“Einmal ist keinmal, says Tomas to himself. What happens but once, says the German adage, might as well not have happened at all. If we have only one life to live, we might as well not have lived at all.” —Milan Kundera, The Unbearable Lightness of Being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

Untuk ayah tercinta Alm. Hari Soemarno

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 April 2012

Penulis,

Diah Astuti Retnaning T.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ANALISIS TEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA PENEMBAKAN MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA

(1983 – 1985)

Diah Astuti Retnaning T.

ABSTRAK

Peristiwa penembakan misterius (petrus) yang terjadi di Indonesia pada tahun 1983 hingga 1985 merupakan sebuah langkah eksekusi terhadap para pelaku tindak kriminal (gali) tanpa melalui jalur hukum. Berbagai penelitian yang telah diterbitkan mengenai peristiwa ini, biasanya dilakukan melalui disiplin ilmu antropologi dan sejarah. Dari penelitian-penelitian tersebut muncul kritik yang tajam atas diadakannya petrus, dimana pemerintah dianggap telah menggunakan kekuasaannya dengan kejam dan sewenang-wenang. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk melihat sisi lain peristiwa tersebut dengan sudut pandang psikologis, melalui rekaman pengalaman mengenai peristiwa petrus yang masih ada di dalam ingatan masyarakat (collective memory). Penelitian ini merupakan sebuah studi naratif dengan tujuan untuk menemukan makna-makna (meaning) yang muncul dari pengalaman tentang peristiwa petrus. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif naratif dengan analisis tematik. Subyek yang dipilih dalam penelitian ini tidak diarahkan dalam syarat keterwakilan jumlah melainkan pada kecocokan konteks tujuan penelitian yang merepresentasikan karakter masyarakat secara umum. Metode wawancara dalam penelitian ini adalah metode semi terstruktur. langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam peneitian ini diawali dengan membuat transkrip wawancara, mengidentifikasi tema-tema yang muncul (coding), dan kemudian melakukan interpretasi dan pembahasan. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengalaman kolektif mengenai petrus memiliki karakteristik traumatis, selain itu sebagai sebuah peristiwa silent event, petrus menjadi sumber teror yang pada akhirnya menjadi bukti adanya relasi kekuasaan antara negara (state) dan masyarakat (society ) yang tidak seimbang. kata kunci : memori kolektif, teror, trauma, gali, negara, relasi kekuasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THEMATIC ANALYSIS ON THE COLLECTIVE MEMORY OF THE EVENT OF MYSTERIOUS KILLING IN INDONESIA (1983 – 1985)

Diah Astuti Retnaning T.

ABSTRACT

Penembakan misterius (“mysterious killings”) or “Petrus” is the series of extrajudicial killings that took place from 1983 to 1985 in Indonesia. Operation petrus killed “suspected criminals” without legal procedure. Several works on this topic has been done through anthropological and historical approach. Based on those research, a substantial criticism is addressed to petrus in wich government is considered misusing its power to mindlessly abuse its people. In this research, the researcher purports to look at the other side of the event through psychological approach, by examining records of the mysterious shooting stored in people’s memory or collective memory. This research is a narrative study aiming at finding meanings emerging from such an experience. Approach utilized in this research is qualitative narrative with thematic analysis. Subjects being chosen in this research are not designed for meeting a minimum representation, instead it is driven by the research contextual purpose to fit society’s character at large. Method of interview in this research is semi-structured interview. Stages of data analysis are as follows; drafting interview transcript, identifying emerging themes (coding), and then interpretation on the data followed by discussion which results in the conclusion that collective memory of petrus has traumatic characteristic. Besides that, as a silent event petruswas a source of terror which acts as a solid proof of imbalance power relation between the state and the society. Keywords: collective memory, terror, trauma, criminals, the state, power relations

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

NAMA : DIAH ASTUTI RETNANING T.

NIM : 049114035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISISTEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA PENEMBAKAN

MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA (1983 – 1985)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya

memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 3 April 2012

Yang menyatakan,

Diah Astuti Retnaning T.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala

berkat yang melimpah sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi yang

berjudul

“ANALISIS TEMATIK INGATAN KOLEKTIF PERISTIWA

PENEMBAKAN MISTERIUS YANG TERJADI DI INDONESIA (1983 –

1985)” dengan baik.

Suatu proses yang cukup panjang telah penulis lewati dalam penyusunan skripsi

ini dengan melibatkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungan yang sangat berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Dr. Christina Siwi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

2. Ratri Sunar A., M.Si. selaku Kaprodi Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

3. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing akademik

4. V. DidikSuryo HartokoS.Psi.,M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi

5. Dr. Tjipto Susana, M.Si. dan C. Siswa Widyatmoko., M. Psi selaku dosen

penguji

6. Ibu Sylvia CMYM., M.Si. Selaku Dosen dan sahabat di kampus

7. Ayah, Ibu, Mbak Eka, Vita, Mas Eko keluarga inti yang selalu mendukung

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

8. Sahabat & teman saya: Hari Soemarno, Agus Heru, Ucup, Rosna, Papi

Jati, Galih ‘upil’, Tessa ‘susu’, Paul Daley, Gamet, Mia, mas Bram &

mbak Maya, Ruby, Alfan ‘kokom’, Iyok, Astrid Reza, Dalih, Bumi, Sigit

Pius, Ithonk, Koko, Karel Dudesek, Lukas Birk, Yuno Baswir, Nindia &

Heru, Jerry Jejor, Jeff, Kunz, Fera psi, Lala Psi, Mitha Psi, Guntur Psi,

Cathax, Ndaru Marsha, Lars, Marto art, Ebe & Aam, Tejo Baskoro, Fajar

Maulinda, Ulfa Aunila, Dewi ‘rajut’, Pak Yanto, Alia Swastika, Tobi,

Emang, Tompel, Adam ‘bintang’, Mimi, Kokok Sancoko & mbak Lina,

Popok T. Wahyudi, Jonathan Bossaer, mbak Putri, Pak BG, Naras, Randu

Rini & Ahmad Moetaba, mbak Putri, Bambang ‘Rumah hantu’, Mbak

Vini & Mbak Jupee, Pak Dom, Nunung, Jakfar, Lala Psi, Mitha Psi,

Yoyok Psi, Pak Sal, Ndik, Arya Mahdi, Tonce, Gentur, Okky, Bintang

krew, mas Pengky, Hans (alm), Eddie Hara, Heri Dono, Sherman Ong.

9. Ketiga subjek penelitian saya yang sudi membagi waktu dan ceritanya

kepada saya

10. Teman teman saya di fakultas psikologi angkatan 2004

11. Romo Banar dan Romo Baskoro di IRB

12. Lita BM, Saut Situmorang, Rukman Rosadi,

13. Leo Silitonga dan Helen Koeswoyo (Galeri Umah Seni)

14. Supratiknya kelas seminar

15. Pak Gik, Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji

16. Bu Sarmi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 3 April 2012

Penulis

Diah Astuti Retnaning T.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 8

A. Kajian Kepustakaan Tentang Peristiwa Petrus .................................... 8

B. Memahami Memori Kolektif ............................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1. Sebuah peristiwa yang terus dibicarakan dan dipikirkan .............. 13

2. Silent event – collective memory ................................................... 14

C. Narasi dalam Konteks Teror dan Trauma ........................................... 15

1. Narasi Trauma ............................................................................... 16

2. Narasi Teror ................................................................................... 18

3. Trauma Sebagai Luka Kolektif ..................................................... 19

4. Teror dan Relasi Kekuasaan .......................................................... 21

D. Daftar Pertanyaan Empiris ................................................................. 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 24

A. Metode Naratif .................................................................................... 24

B. Subjek Penelitian ................................................................................. 26

C. Fokus Penelitian .................................................................................. 28

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 28

E. Metode Analisis Thematic Narrative .................................................. 29

1. Pengumpulan Data ........................................................................ 30

2. Pengkodean (coding) ..................................................................... 30

3. Intepretasi dan Pembahasan .......................................................... 31

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 32

A. Identifikasi Peristiwa Petrus Sebagai Pengalaman Kolektif .............. 32

B. Tema-tema yang Muncul dari Ingan Kolektif Mengenai Peritiwa Petrus38

C. Pembahasan ......................................................................................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 68

A. Kesimpulan .......................................................................................... 68

B. Saran ... ................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71

LAMPIRAN .. ................................................................................................ 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Pertanyaan Empiris …………………………………………. 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Transkrip Wawancara ..…………………………………………………. 61

2. Coding ……………………………………………………………………. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa Penembakan Misterius atau yang lebih dikenal dengan Petrus

terjadi di Indonesia pada tahun 1983. Petrus ditandai dengan banyaknya mayat

dengan luka tembak yang ditemukan di tempat-tempat umum. Dari berbagai

pemberitaan yang berkembang di tengah masyarakat kala itu, terlihat adanya

reaksi beragam dari masyarakat umum. Sebagian masyarakat merasa tidak

setuju dan marah dengan petrus, namun ada juga yang memberikan dukungan

terhadap petrus karena melihat korban petrus yang diidentifikasi sebagai

penjahat, preman, gali (gabungan anak liar), bromocorah, residivis dan atau

kaum kecu (Budiawan, 2007).

Ada berbagai macam diskursus yang bisa digunakan untuk membaca

peristiwa petrus, antara lain dilihat dari tendensi politik, aktivitas ekonomi,

pengembangan pariwisata, pertahanan keamanan dan ketertiban, konspirasi

politik dan “shock therapy”. Gambaran umum mengenai peristiwa ini diawali

dengan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia yang mengalami penurunan.

Sementara itu, arus urbanisasi semakin meningkat dan menghasilkan masalah

sosial (social problems) (Markum, 2009), seperti tingginya angka

pengangguran di wilayah perkotaan yang berujung pada peningkatan angka

kriminalitas. Tingginya perilaku kriminal yang seringkali disertai dengan

kekerasan, semakin lama semakin meresahkan masyarakat. Oleh karenanya, di

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

tahun itu juga pemerintah membuat skenario “petrus” terhadap orang-orang

yang dianggap sebagai penjahat. Para penjahat tersebut ditindak dengan tegas,

ditembak di tempat dan dengan sengaja memperlihatkannya kepada

masyarakat dengan membuang mayat korban penembakan di tempat-tempat

umum (Retnowati, 2007).

Dalam buku biografinya, mantan presiden Soeharto membenarkan

adanya operasi “petrus” ini sebagai bentuk terapi kejut untuk meredam

kejahatan, dengan mengistilahkannya sebagai sebuah treatment (Soeharto,

1989). Memanfaatkan keresahan masyarakat terhadap kriminalitas dan respon

positif mereka terhadap “petrus”, pihak keamanan negara (polisi dan militer)

sebagai kepanjangan tangan pemerintah seolah mendapat legitimasi atas

tindakan eksekusi tanpa melalui proses hukum (Ricklefs, 2007)

Pihak militer dan kepolisian bahkan meminjam istilah-istilah

“psikologi” untuk membenarkan aksi pembunuhan tersebut (Browne, 1999).

Mohammad Hasbi memiliki pernyataan yang senada dengan Soeharto, seperti

yang dikutip oleh Browne dalam desertasinya. Hasbi yang disebut-disebut

sebagai penggagas diselenggarakannya OPK (operasi pemberantasan

kejahatan— sebelum akhirnya berkembang menjadi petrus) di Yogyakarta,

menyatakan:

“OPK akan terus berjalan tanpa perduli…., ini adalah semacam metode ‘shock therapy‘ yang akan memberi hasil yang memuaskan” (Mohammad Hasbi dalam Browne, 1999). Shock therapy “Petrus” yang akhirnya menyebar secara sporadis di

berbagai wilayah di tanah air ini terus-menerus berlangsung hingga tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

1984 dan dalam prosesnya berubah menjadi teror bagi masyarakat. Dalam

kamus psikologi, teror disebut sebagai ketakutan yang bersifat ekstrim atau

luar biasa. Teror juga diartikan sebagai perbuatan, pemerintahan dan

sebagainya yang sewenang-wenang, kejam, bengis, dan sebagainya (Suharso

& Retnoningsih, 2005). Ketakutan yang intens atau terus menerus tentunya

akan mengakibatkan kekacauan psikis baik secara personal maupun kolektif

(masyarakat). Pada kurun waktu 1983 hingga 1985, sudah menjadi hal yang

biasa ketika kita menemukan mayat bertato dengan luka tembak. Mereka ada

di pasar, sawah, dan juga jalan raya. Menurut laporan majalah Tempo, korban

“petrus” mencapai angka 10.000 jiwa (“Ia Bicara Soal Petrus”, 1994).

Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras)

mencatat setidaknya ada 11 provinsi di mana korban “petrus” berjatuhan,

yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Lampung Sumatra

Selatan, Sumatra Utara, Bali, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Masih dari sumber yang sama, diketahui bahwa jumlah mayat tak dikenal

pada tahun 1982 di DKI tercatat 428 orang, pada 1983 terdapat 781 korban,

dan 1984 tercatat 108 korban tak dikenal. Data lainnya, di seluruh Indonesia

pada 1983, korban petrus tercatat 532 orang tewas. Dari jumlah tersebut, 367

tewas terdapat luka tembak. Sementara itu pada 1984, Kontras mencatat 107

tewas, 15 orang di antaranya luka tembak. Dan pada 1985, tercatat 74 tewas,

24 di antaranya akibat luka tembak (Kantor Berita Trijaya, wawancara, 2008 ).

Gelombang protes berdatangan dari berbagai pihak. Kelompok

Masyarakat yang tidak setuju dengan tindakan semena-mena tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

mengklaim bahwa membunuh para pelaku kriminal yang diidentifikasikan

sebagai mereka yang bertato atau narapidana yang melarikan diri dari penjara

adalah sikap yang terlalu menyederhanakan persoalan (Retnowati, 2007). Para

cendekiawan, politisi, dan pakar hukum turut melontarkan kecaman bahwa

hukuman tanpa pengadilan adalah kesalahan serius. Bahkan, kecaman pun

datang dari luar negeri, seperti pemerintah Amerika Serikat, Jerman Barat,

Belanda, Kanada, Inggris, Vatikan, Australia, dan sebagainya. Mereka

menyatakan petrus sebagai bentuk pelanggaran HAM yang sangat brutal dan

transparan (Bourchier, 1990).

Bagaimanapun buruknya tindakan kriminalitas yang terjadi pada saat

itu, negara Indonesia tetaplah negara hukum yang harus tetap menjalankan

konstitusi dan menjunjung tinggi asas hukumnya. Bathi Mulyono (salah satu

mantan target petrus yang selamat) menyatakan bahwa petrus adalah bukti

bahwa negara telah mengingkari aturan KUHAP yang dimaklumatkannya

sendiri pada 31 Desember 1981. Landasan pokok KUHAP adalah adanya

“Asas Praduga Tidak Bersalah”, dimana setiap individu yang diduga sebagai

pelaku kejahatan jenis apapun memiliki hak untuk menjalani proses

pengadilan dan mendapatkan pembelaan sesuai dengan prosedur hukum yang

berlaku.

Peristiwa eksekusi berupa penembakan misterius terhadap anggota

masyarakat berlabel kriminal tentunya menjadi bagian sejarah tersendiri bagi

masyarakat yang menjadi saksi atas peristiwa tersebut. Hasil Penelitian

sebelumnya mengenai kajian trauma (trauma studies) mulai memahami bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

trauma bukan semata-mata gejala kejiwaan yang bersifat individual. Trauma

muncul sebagai akibat dari saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan

pribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan (Thufail,

2005). Dalam konteks Negara Indonesia, masyarakat telah mengalami dan

menjadi saksi atas berbagai macam sejarah kekerasan di setiap etape

kekuasaan otoritarian, dari zaman feodal hingga era reformasi ini. Salah satu

peristiwa kekerasan yang massif dan menjadi trauma kolektif adalah peristiwa

pemberantasan anggota PKI paska 30 September 1965 yang menimbulkan

banyak kematian.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Radio Nederland

Wereldomroep kepada Yosep Adi Prasetyo (Komnas HAM) menyebutkan

bahwa peristiwa Petrus diselidiki karena adanya pengaduan dari masyarakat,

dan permintaan dari keluarga korban. Selain itu, beberapa korban selamat

kemudian mengadu ke Komnas HAM dan minta supaya peristiwa tersebut

diungkap. Selanjutnya berdasarkan suatu tim yang dibentuk untuk mengkaji

kembali apakah ada unsur-unsur pelanggaran HAM berat, ditemukan bahwa

ada indikasi terpenuhinya unsur-unsur pelanggaran HAM berat seperti

kejahatan ‘65.

Melalui kajian naratif ini peneliti akan coba untuk mencatat narasi

mengenai peristiwa petrus yang terekam dalam ingatan masyarakat umum

untuk menggali makna-makna (meaning) yang muncul dari uraian sejarah

tersebut. Makna-makna tersebut akan digali dengan menggunakan bantuan

dari berbagai literatur yang memiliki kaitan dengan tema-tema yang muncul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

dari hasil wawancara.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik yang

dengan fleksibilitasnya akan memberikan kesempatan pada keseluruhan tema

ataupun sub-tema untuk saling dikaitkan dalam penyempurnaan analisis

(Braun, 2006). Peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat

memberikan sumbangan kepada usaha-usaha untuk memahami makna sebuah

peristiwa yang menjadi fenomena di dalam sebuah masyarakat dan mengenali

berbagai penokohan yang muncul dari cerita tersebut.

Melakukan penelitian mengenai petrus sebagai sebuah memori yang

disimpan secara kolektif akan membawa kita pada cara pandang yang

melibatkan ilmu pengetahuan secara luas. Pennebaker (1997) menyebutnya

sebagai ide-ide lintas disiplin di dalam psikologi, sosiologi, antropologi serta

ilmu politik yang nantinya akan dirangkum dalam diskusi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana masyarakat yang menjadi saksi atas peristiwa petrus,

menceritakan kembali pengalaman mereka mengenai peristiwa tersebut dan

apa makna-makna yang terkandung di dalam ingatan yang mereka ceritakan

kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa makna-makna yang

tersirat dari narasi tentang petrus. Sehingga dapat diketahui bagaimana

struktur dan hubungannya dengan konteks yang lebih luas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini akan dapat memberikan sumbangan teoritis dalam

bidang psikologi, khususnya psikologi sosial mengenai posisi ingatan

kolektif dalam konteks kajian naratif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber

informasi bagi masyarakat, sehingga dapat melihat fenomena

tersebut dari sisi yang berbeda.

b. Bagi LSM yang bergerak di bidang perlindungan HAM

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi agar

dapat memahami pandangan masyarakat mengenai peristiwa

tersebut, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu tinjauan

dalam melakukan konseling dan pendampingan kepada keluarga

korban petrus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Kepustakaan Tentang Peristiwa Petrus

Menanggapi tingkat kriminalitas yang semakin meningkat di tahun

80-an, pemerintah segera melakukan pemberantasan kejahatan dengan

mengagendakan ‘Pembunuhan Misterius’ atau yang sering dikenal dengan

akronim Petrus. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yustina Devi

Ardhiani (2008) sepanjang tahun 1983 banyak mayat-mayat korban petrus

yang terbungkus karung goni dan bertanda bercak darah dibuang di

pinggir jalan. Dalam penelitiannya juga diketahui bahwa terkadang ada

warga yang dengan sukarela atau terpaksa menguburkan mayat yang

mereka temukan di jalan, tetapi cukup sering mayat-mayat tersebut

dibiarkan tergeletak di jalan sampai ada mobil patroli polisi yang

mengambilnya.

Petrus dengan segera menjadi sorotan publik di Indonesia, berbagai

surat kabar menulis kisah-kisah tentang pembunuhan tersebut dan

menjadikannya headline selama berbulan-bulan. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Pemberton (1994) terdapat banyak pernyataan publik

mengenai pembunuhan-pembunuhan tersebut, sehingga dapat disimpulkan

bahwa cerita tersebut bermakna bagi masyarakat secara umum (Bråten,

2003).

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Dalam sebuah penelitian mengenai peristiwa petrus diperoleh

berbagai macam opini dari masyarakat. Sebagian menyatakan bahwa

angka kriminalitas menurun setelah ada petrus, namun diakui juga bahwa

hal tersebut hanya berlangsung sebentar sampai akhirnya meningkat lagi.

Opini yang lain menyebutkan bahwa selama peristiwa petrus terjadi,

warga yang memiliki tato takut untuk keluar rumah, yang lain berpendapat

bahwa mereka yang menjadi korban petrus sebenarnya hanya orang kecil

(Browne, 1999). Secara sederhana dijelaskan bahwa di satu sisi oleh

sebagian orang, petrus dianggap berhasil menjadi kontrol atas tingginya

angka kriminalitas. Namun, oleh sebagian yang lain petrus juga dinilai

sebagai cara pemerintah yang tidak humanis karena menghilangkan

prosedur hukum yang berlaku dan menimbulkan banyak korban. Myers

(1996) yang dikutip oleh Raymond A.I. Tambunan (2001) menjelaskan

bahwa individu-individu dalam sebuah masyarakat bisa mengalami hal

yang sama dengan individu-individu yang lain. Namun, pengalaman

tersebut seringkali menghasilkan persepsi yang berbeda terhadap suatu

kondisi.Setiap orang tidak begitu saja mengolah setiap peristiwa yang

dialaminya, namun melakukan seleksi dan intepretasi terhadap

pengalaman-pengalaman tersebut.

Seorang antropolog yang banyak melakukan penelitian di

Indonesia mengenai dinamika kekerasan Orde Baru, James T. Siegel

menjabarkan peristiwa petrus memiliki nuansa politis dimana ribuan

‘penjahat’ yang sebelumnya banyak dipekerjakan oleh partai pemerintah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

dibunuh dengan cara ‘menciduk’, menikam dan atau menembak para

penjahat tersebut berkali-kali, kemudian menaruh mayat-mayatnya di

jalanan atau sungai agar menjadi tontonan. Hal tersebut menurut Siegel

merupakan eksistensi dari sebuah gagasan tentang kematian yang ingin

dikontrol oleh Negara (Siegel, 1998).

Menggarisbawahi penyataan Siegel tentang para gali yang

sebelumnya banyak dipekerjakan oleh partai pemerintah tentunya akan

menjadi kontroversi tersendiri sekaligus tanda tanya besar bagi masyarakat

pada masa sekarang yang membaca hasil penelitiannya. Namun, hal

tersebut nyatanya sejalan dengan penelitian-penelitian lain seperti Keeler

(1987, dalam Slamet-Velsink, 1994) yang bahkan dengan sangat jelas

menyebutkan bahwa gali atau jagoan memiliki fungsi yang sangat penting

dalam sebuah partai politik, seperti yang dituliskan oleh Eldar Bråten

sebagai berikut:

Dan diketahui dengan baik bahwa Partai-partai politik, tidak ketinggalan pula partai berkuasa GOLKAR, mengandalkan pria-pria kuat lokal ini untuk menekan masyarakat agar mendukung pemerintah selama pemilihan umum. Biasanya gali atau jagoan memiliki hubungan erat dengan dunia kriminal, tak terbatas pada musim pemilihan umum (Guinness 1986, hlm.100 – 101)…

Perihal mengapa pada akhirnya kekuatan serupa kaki tangan

pemerintah tersebut dibasmi dan seolah memperoleh dukungan positif dari

masyarakat dijelaskan oleh Nordholt bahwa: pertama, gali-gali yang

disertakan dalam pemilu 1982 menjadi lebih berani dan menuntut imbalan

yang lebih tinggi kepada penguasa yang dimenangkan. Faktor yang kedua

adalah lemahnya sistem hukum itu sendiri. Secara luas diketahui bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

aparatur peradilan begitu mudah menerima suap sehingga meloloskan

(khususnya) gali-gali kelas kakap yang memiliki kemampuan membayar

(Nordholt, 2003). Hal tersebut memunculkan rasa ketidakadilan pada diri

rakyat kecil atau kelas menengah, terutama yang merasa dirugikan oleh

keberadaan para gali. Namun dengan sistem hukum yang tidak bersih

membuat masyarakat kehilangan kepercayaannya. Oleh karena itu, dengan

menerapkan metode yang drastis, pemerintah mencoba untuk memulihkan

wewenangnya sekaligus memperoleh kembali kepercayaan masyarakat.

Bråten pada akhirnya menyimpulkan bahwa petrus memiliki dua

sifat, pertama sebagai sebuah usaha aktif untuk membasmi ‘masalah’

dimana aparat memasuki dan menggunakan kekuatannya, tanpa

pemberitahuan sebelumnya dan di luar kendali masyarakat. Kedua adalah

sifat publik yang jelas, dimana petrus berlanjut dengan keterbukaan yang

tidak biasa dengan pembuangan mayat-mayat di tempat-tempat umum

yang dimaksudkan untuk berbicara kepada rakyat biasa (Bråten, 2003)

Tentunya petrus hanya menjadi salah satu contoh kasus dari sekian

banyak upaya rezim untuk mengendalikan masyarakat. Bukan sesuatu

yang mengherankan jika Nordholt menyebutnya sebagai suatu psikologi

rasa takut dalam rangka mempertahankan kekuasaan melalui sebuah

pemerintahan teror (Nordholt, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

B. Memahami Memori Kolektif

Memori dapat diartikan sebagai ingatan, kenang-kenangan, fungsi

mental yang kompleks untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami

atau dipelajari, bayangan tentang apa yang telah dipelajari atau dialami,

penyimpanan informasi (Kartini & Dali Gulo, 1987). Ingatan (memory)

juga didefinisikan sebagai sebuah proses mental yang berkaitan dengan

penerimaan, penyimpanan, dan pemunculan kembali informasi yang

pernah diterima (Frank, 1989).

Ingatan akan sebuah peristiwa tertentu memiliki pengaruh dan sifat

yang berbeda satu sama lain. Peristiwa-peristiwa yang secara khusus

membutuhkan adaptasi psikologis memiliki sifat yang akan lebih mudah

diingat oleh seseorang (Pillemer, Rhinehart, & White, 1986, dalam

Pannebaker 1997), misalnya saja apabila peristiwa tersebut unik,

membangkitkan reaksi emosional, diulang-ulang secara aktif, dan

berhubungan dengan akibat berupa perubahan-perubahan dalam kelakuan

atau kepercayaan (Pannebaker, 1997).

Selain peristiwa-peristiwa tertentu secara khusus dapat diingat oleh

seseorang, ingatan juga bukan hanya hal yang bersifat individual tetapi

juga hal yang bersifat kolektif (Pennebaker & Banasik, 1997). Halbwachs

berargumen bahwa hampir semua memori adalah kolektif, terutama karena

memori-memori tersebut dibahas dengan orang lain (dalam Pennebaker &

Banasik, 1997). Karakter memori yang selama ini kita kenal unik dan

individual, ternyata memiliki sifat kolektif sebagai sesuatu yang diciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dan dianalisis oleh sekelompok orang (secara kolektif) yang berupaya

untuk menyelidiki sifat sosial dari penciptaan-penciptaan ingatan itu

sendiri (Haugh dalam Mc Graw, 2008). Sementara itu intepretasi sosial

akan dikembalikan kepada individu untuk dimaknai kembali, seperti yang

dijelaskan oleh Fentris dan Wickham, dimana setiap individu tetap saja

secara aktif membuat atau mendefinisikan kembali masa lalu untuk dapat

membuat penyesuaian dengan masa kini sehingga dapat mempengaruhi

dinamika sosial yang ada (Pennebaker & Banasik, 1997). Hal tersebut

dapat disimpulkan sebagai sebuah proses psikologis yang dinamis dari

kemunculan dan bagaimana sebuah memori kolektif atas pengalaman

historis tertentu dipertahankan.

Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat mengindikasikan

sebuah ingatan atas peristiwa tertentu dapat berkembang menajadi ingatan

kolektif:

1) Sebuah peristiwa yang terus dibicarakan dan dipikirkan

Memori kolektif dapat diindikasikan dengan proses pembicaraan

dan pemikiran mengenai peristiwa tertentu oleh anggota-anggota dari

suatu masyarakat yang berkorelasi dengan peristiwa tersebut (Pennebaker,

1997). Pada saat peristiwa besar terjadi, biasanya orang akan terbuka

untuk mendiskusikan peristiwa tersebut. Tak hanya informasi faktual

mengenai peristiwa yang terjadi tetapi juga muatan-muatan emosional

yang dirasakan pada saat peristiwa tersebut terjadi (Rime & Veronique,

1997). Dari sana kita dapat melihat bagaimana unsur-unsur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

diperlukan pada saat proses berbagi pengalaman dan ingatan muncul ke

permukaan. Orang-orang secara intens akan membicarakan kejadian besar

tersebut dan menampung berbagai informasi yang terus menerus dan

penuh dengan berbagai macam opini oleh media. Kebanyakan orang bisa

saja menerima informasi terlebih dahulu lewat media kemudian

dibicarakan dan dipikirkan atau memperolehnya melalui cerita dari orang

lain untuk kemudian diperkuat oleh media dan kembali dipikirkan. Dengan

adanya unsur-unsur dasar tersebut, sulit bagi orang-orang untuk tidak

memiliki memori-memori serupa mengenai peristiwa yang sedang terjadi

saat itu. Memori serupa itulah yang akhirnya disebut sebagai memori

kolektif (Pennebaker & Banasik, 2007).

2) Silent event - collective memory

Silent event adalah suatu kondisi dimana ada pembungkaman atau

tekanan yang entah berasal dari dalam atau luar diri untuk tidak

membicarakan atau bahkan memikirkan tentang sebuah peristiwa. Hal

tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah kegagalan bicara yang bisa saja

muncul karena pemerintah yang represif melalui polisi atau aparatur

Negara yang lain. Rezim yang represif memiliki sebuah gagasan bahwa

dengan menciptakan tekanan untuk tidak berbicara akan membuat orang

melupakan sebuah kejadian, padahal kenyataan menunjukkan hal yang

sebaliknya. Sebuah penelitian menemukan bahwa silent event adalah suatu

unsur yang paling kuat dalam membentuk memori kolekif (Wegner, 1989

dalam Pennebaker, 1997). Hal tersebut terjadi karena orang biasanya gagal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

ketika mencoba untuk menekan pikiran-pikirn yang tidak

diinginkan.Faktanya ingatan tersebut justru semakin dalam melekat.

Kejadian-kejadian yang menjadi beban secara emosional, pada saat

biasanya orang-orang enggan untuk membicarakannya akan memberikan

pengaruh yang besar dengan meningkatkan tingkat keseringan mereka

dalam memikirkan dan memimpikan kejadian-kejadian tersebut. Represi

politis terhadap pembicaraan tentang suatu kejadian, selanjutnya, akan

menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan dalam

mengkonsolidasikan memori kolektif yang terkait dengan kejadian yang

direpresi.

C. Narasi dalam Konteks Teror dan Trauma

Setiap individu memiliki berbagai cerita yang salah satunya

tersusun dari peristiwa-peristiwa yang pernah dialami atau memori-

memori yang menunjukkan berbagai hal pada masa kini atau pun berbagai

hal pada masa lalu. Memori sebagai sesuatu yang direkonstruksi dan terus-

menerus mengalami penyesuaian dengan keadaan, keyakinan, dan

pengalaman, memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap narasi

sebagai hasil intepretasi dan imajinasi kita sendiri.

Ketika seseorang menceritakan kembali sebuah cerita,

pembicaraan, maupun pengalaman pribadinya, terdapat suatu

kecenderungan untuk melakukan rekonstruksi atas cerita ingatan tersebut.

Ketika berusaha mengingat sebuah informasi yang kompleks, kita akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

cenderung mengubah informasi tersebut menjadi masuk akal berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki. Karenanya memori menjadi sebuah

rekonstruksi yang sangat besar (Bartlett, dalam Wade &Travis, 2008).

Dalam psikologi narasi, kerja memori diidentikkan dengan suatu

proses pembentukan identitas dimana memori menempati tiga fungsi,

diantaranya:

1. Memadukan hal-hal yang asing

2. Memecahkan kontradiksi dan konflik

3. Mengkonstruksi sebuah versi dari masa lalu, baik masa lalu yang

menempatkan kita sebagai subjek di dalamnya atau masa lalu yang

terlepas dari kita.

1) Narasi Trauma

Rasa takut yang mengendap di dalam diri masing-masing individu

di dalam masyarakat menjadi salah satu bentuk gangguan

jiwa.Gangguan jiwa yang berlangsung lama seringkali tidak dapat

diamati, kecuali gangguan tersebut menampakkan bentuknya dalam

gejala yang sering disebut sebagai sindrom trauma.Trauma memiliki

kaitan yang sangat erat dengan PTSD (Post Traumatic Syndrome

Disorder). Menurut buku pegangan yang mengkategorikan jenis

penyakit jiwa, PTSD muncul sesudah seseorang menjadi korban atau

saksi terhadap suatu kejadian yang sangat mengerikan, misalnya

kekerasan, kecelakaan, pemerkosaan, atau serangan teroris.Tanda-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tanda PTSD meliputi ketakutan, ketidakberdayaan, dan rasa dihantui.

Orang yang mengalami PTSD mengalami kembali peristiwa yang

mengerikan dalam mimpi atau bayangan mereka. Biasanya mereka

akan berusaha untuk mengurung diri dan menjauh dari hal-hal yang

mengingatkan mereka pada kejadian yang sebenarnya.

Dalam sebuah jurnal psikologi disebutkan bahwa gejala trauma

dalam perspektif sosial klinis tampak sebagai sebuah usaha menghalau

ingatan traumatik mengenai peristiwa traumatik. Teori Freud mengenai

ingatan dan kaitannya dengan ‘melupakan’ didasari oleh konsep

repression dimana seseorang secara tidak sadar (unconscious)

menghalau informasi yang menyakitkan atau menimbulkan kecemasan

(Baddeley, 1934). Hal tersebut merupakan sebuah reaksi umum pasca

trauma, meskipun, pada akhirnya bayangan tentang kejadian tersebut

tidak dapat dikubur di dalam ingatan dengan begitu saja.

…..Konflik antara keinginan untuk mengingkarinya (denial) dengan dorongan untuk menceritakannya secara terbuka merupakan dialektika dari trauma psikologis ( Nurrachman, 2002) Herman (1992) menyebut pengingkaran (denial), represi bahkan

disosiasi yang biasanya terjadi pada diri korban juga dapat terjadi pada

level masyarakat, yang kemudian masuk dalam kumpulan kejadian-

kejadian traumatik masa lalu (Nurrachman, 2002). Ingatan traumatik

yang dimiliki oleh masyarakat secara kolektif akan menimbulkan

dampak yang besar bagi kehidupan mereka sebagai individu maupun

kelompok (Shiver dalam Pannebaker, 1997)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

2) Narasi Teror

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, teror diterjemahkan sebagai

perbuatan, pemerintahan, dan sebagainya yang sewenang-wenang,

kejam, bengis, dan sebagainya.Bentuk kata meneror diartikan sebagai

berbuat kejam (sewenang-wenang dan sebagainya) untuk

menimbulkan rasa ngeri atau takut. Sedangkan dalam kamus psikologi,

terror diterjemahkan sebagai ketakutan ekstrim atau ketakutan yang

luar biasa hebatnya.

Arti kata kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok

orang yang menyebabkan kerusakan, cidera, atau matinya orang lain

atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain (sumber:

Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam kamus psikologi, kekerasan

dikaitkan dengan agression atau agresi yang merupakan istilah umum

yang berhubungan dengan perasaan-perasaan marah atau

permusuhan.Agresi berfungsi sebagai suatu motif untuk melakukan

respon berupa perlakuan kasar, penghinaan, dan frustasi (Kartini &

Dali Gulo, 1987). Agresi juga dinyatakan sebagai:

“ any sequence of behavior, the goal response to which is the injury of the person toward whom it is directed” ( Dollard, Doob, Miller, Mowrer , & sears, dalam Harvey, 2002)

… rangkaian perilaku (respon) yang bertujuan untuk mengakibatkan luka pada orang yang menjadi target. Negara dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah daerah dalam

lingkungan satu pemerintahan yang teratur. Masih dari sumber yang

sama, sistem diartikan sebagai sekelompok bagian-bagian alat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

sebagainya yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu

maksud. Sistem juga bisa berarti cara atau metode yang teratur untuk

melakukan sesuatu.

Melalui beberapa tinjauan pustaka tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa teror sebagai sebuah sistem merupakan metode

penciptaan rasa takut melalui perbuatan kejam atau kasar kepada pihak

tertentu (yang menjadi target) oleh otoritas atas dasar kepentingan

pengendalian masyarakat. Narasi tentang teror adalah cerita-cerita

yang muncul sebagai tanda-tanda adanya situasi teror yang muncul

dari cerita yang disampaikan oleh partisipan dimana tanda-tanda

tersebut memiliki arah yang menjelaskan fungsi-fungsi teror yang

datang dari pihak yang berkuasa dan represif kepada pihak yang tidak

berkuasa. Pengalaman penderitaan akan bersifat personal dan sosial,

sementara itu peristiwa-peristiwa yang bersifat kolektif dan

menyebabkan orang-orang dalam suatu masyarakat yang hidup dengan

perasaan gelisah dan rasa takut, akan muncul kembali sebagai teror

(Browne, 1999).

3) Trauma Sebagai Luka Kolektif

Trauma pada akhirnya mulai dipahami sebagai akibat dari saling

keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa

yang mengguncang eksistensi kejiwaan dan tidak hanya sebagai

peristiwa yang bersifat individual (Kantowitz dalam Bentül &

Kantowitz, 2009). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

telah menyaksikan berbagai macam kekerasan selama orde baru.Selain

dari kekerasan fisik dimana jutaan orang terbunuh dalam operasi

30/S/PKI, malari, atau pun Tanjung Priok yang sangat kuat muatan

politiknya. Kekerasan juga muncul sebagai kekerasan struktural yang

contohnya muncul sebagai kemiskinan, akses yang minim pada

fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, hukum, dan lain sebagainya.

Terdapat tiga dimensi utama yang menandai trauma sebagai sebuah

akibat dari adanya kekerasan baik secara terang-terangan maupun

struktural, di antaranya: terjadinya disfungsi yang berkelanjutan dan

kekacauan di dalam sebuah lingkungan masyarakat, narasi kolektif dan

sosial yang tertanam menunjukkan adanya kontrol dan kurangnya

pilihan, serta orientasi bertahan hidup yang individual (Kantowitz,

dalam Bentül &Kantowitz, 2009).

Gejala lain yang muncul karena adanya tekanan ditandai dengan

sikap ketidakpercayaan terhadap otoritas, ketidakberdayaan,

kerentanan, dan takut. Dinamika tersebut tanpa disadari dapat menjaga

keberlangsungan kontrol dan dikriminasi karena tidak ada jalur bagi

kelompok masyarakat yang ditekan pada pilihan ataupun kekuatan.

Dalam situasi yang ditekan oleh otoritas, orang akan menunjukkan

reaksi yang berorientasi pada cara-cara bertahan hidup yang paling

dasar. Termasuk di dalamnya cara pengambilan keputusan berdasarkan

mekanisme pertahanan hidup. Trauma kolektif merupakan hasil dari

pengalaman hidup di lingkungan yang penuh dengan ketakutan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

kegagalan institusional, hal tersebut dapat terlihat pada narasi kolektif

yang diciptakan oleh individu dan komunitas berdasarkan kenyataan

dan akses mereka pada sumber informasi dan berbagai kesempatan

(Kantowitz, dalam Bentül & Kantowitz, 2009).

Trauma-trauma yang muncul di tengah masyarakat, khususnya

trauma politik menurut Summerfield akan menciptakan sebuah kondisi

teror yang merusak jaringan hubungan sosial kemasyarakatan yang ada

dan kehidupan mental orang per orang dalam masyarakat tersebut.

Kondisi tersebut seringkali dengan sengaja dipakai sebagai sarana

kontrol sosial (Nurrachman. 2002).

4) Teror dan Relasi Kekuasaan

Hubungan antara Negara (state) dan masyarakat (society)

merupakan sebuah hubungan yang bersifat zero-sum game, yang dapat

disimpulkan bahwa semakin kuat state maka society akan semakin

lemah. State dalam pandangan libertarian secara aktif mencari modus

agar dapat menindas society dengan kekuasaannya (Suhardono, 2003).

Sebuah fungsi kekuasaan akan bekerja jika ada yang menguasai

dan dikuasai dimana dimensi dari kekuasaan tersebut pada dasarnya

bersifat tidak seimbang (Vander Zanden, 1983). Hal tersebutakan lebih

mudah kita pahami dengan bantuan Cartwright (dalam Shaw &

Costanzo, 1995) yang memandang kekuasaan sebagai kemampuan

orang untuk mengontrol lapangan tingkah laku yang terjadi di antara

dua orang yang sedang berinteraksi. Dengan demikian orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

mempunyai kekuasaan adalah yang mampu mendorong tingkah laku

orang lain ke arah yang dikehendaki. French menggabungkan kedua

konsep tersebut. Ia memandang kekuasaan sebagai hasil dari

kemampuan untuk memberi ganjaran dan hukuman, hubungan saling

menyukai, keahlian/kepakaran salah satu pihak terhadap pihak yang

lain dalam bidang /masalah tertentu dan faktor legitimasi (seperti

status, struktur sosial yang mendasari hubungan otoritas dan

sebagainya) (Shaw &Costanzo, 1995). Otoritas negara sebagai sebuah

kekuasaan yang terlegitimasi, mampu membuat sebuah perintah yang

bahkan melewati naluri benar-salah seseorang (Etzioni, 1968; Della

Fave, 1980 dalam Vander Zanden, 1983) tanpa dapat dikoreksi melalui

dalih undang-undang.

Dengan melihat ulang makna Negara beserta atribut kekuasaan

yang dimiliki jelas bahwa Negara memiliki kemampuan dan legalitas

untuk menggunakan berbagai macam strategi untuk dapat

mengendalikan masyarakat. Salah satu strategi yang dilakukan adalah

dengan menciptakan terror yang memiliki fungsi untuk menciptakan

rasa takut di tengah masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

D. Daftar Pertanyaan Empiris

Pertanyaan empirik meruapakan pertanyaan mendasar dari

penelitian yang disusun sebelum peneliti melakukan wawancara kepada

subjek yang akan diteliti atau narasumber. Berdasarkan model wawancara

semi terstruktur yang diungkapkan oleh Wengraf (2001) maka susunan

pertanyaan wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Daftar Pertanyaan Empiris

RP (Research Purpose)

CRQ (Central Research

Question)

TQ (Theoretical

Question) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan peristiwa petrus dan mengetahui tema-tema serta aktor-aktor yang tampak melalui cerita tentang petrus

Bagaimana pengalaman kolektif masyarakat mengenai petrus

Deskripsi mengenai pengalaman kolektif masyarakat mengenai petrus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Naratif

Untuk menuliskan kembali pengalaman masyarakat mengenai

peristiwa petrus, peneliti memerlukan sebuah jalur naratif yang dapat

merangkum pola aktual dan struktur kisah petrus yang berhubungan erat

dengan kekuatan sosial dan kondisi psikologis baik yang bersifat sadar

maupun tidak sadar (Holloway & Jefferson, 2000 dalam Smith, 2009). Sebuah

penelitian naratif dalam metode kualitatif memiliki dimensi sosial yang terdiri

dari narasi-narasi kelompok yang bercerita tentang diri, sejarah, dan aspirasi

yang dimiliki oleh kelompok. Oleh karenanya, narasi sosial mampu

menjelaskan sejarah suatu kelompok yang membedakannya dengan dengan

kelompok-kelompok lain. Agar tidak tumpang tindih dengan narasi personal,

individu yang menjadi subjek penelitian dapat mendefinisikan dirinya sebagai

bagian dari kelompok. Selain itu dalam melakukan analisa terhadap narasi

personal yang telah diperoleh, peneliti akan mempertimbangkan narasi sosial

yang lebih luas (Smith, 2009).

Kemampuan metode penelitian kualitatif untuk menghasilkan

pengetahuan sekaligus insight, menjadi pertimbangan peneliti untuk memilih

metode ini dalam melakukan penelitiankarena kasus yang dipilih oleh peneliti

memiliki muatan emosi, serta menjadi pengalaman yang dekat dan berguna

bagi masyarakat (Creswell, 1998). Meskipun peneliti tidak menyaksikan

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

sendiri peristiwa petrus (karena peneliti lahir setelah peristiwa tersebut

terjadi), namun sejak kecil peneliti telah mendengar cerita mengenai petrus

sehingga peneliti sendiri telah memiliki kedekatan dengan kasus yang diteliti.

Metodologi penelitian dan ketepatan dalam menggunakan metodologi

tersebut merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah penelitian ilmiah.

Metode kualitatif yang diterapkan dalam penelitian mengenai peristiwa petrus

ini menunjuk kepada prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data

kualitatif. Data-data kualitatif yang dimaksud bisa berupa ungkapan atau

catatan dari subjek penelitian atau tingkah laku subjek penelitan yang

terobservasi oleh peneliti (Bogdan & Taylor, 1993). Selain itu, penelitian

kualitatif juga dapat menghasilkan atau mengolah data deskriptif berupa

transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan

lain sebagainya (Creswell, 1998).

Peneliti mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan yang penting

dalam penelitian kualitatif, dimana menurut Strauss (2003) pendekatan-

pendekatan tersebut meliputi:

a. Perlunya memasuki lapangan jika ingin mengetahui apa yang terjadi

b. Pentingnya teori, yang berdasarkan kenyataan, bagi pengembangan suatu

disiplin

c. Sifat terus berlanjutnya pengalaman masa lalu ke masa kini

d. Peranan aktif manusia dalam membentuk dunia yang mereka tempati

e. Penekanan pada proses dan perubahan, keragaman serta kompleksitas

hidup, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

f. Hubungan timbal balik antara kondisi, makna, dan tindakan

Sifat terus berlanjutnya pengalaman masa lau ke masa kini

dimungkinkan untuk menjadi titik berat dalam penelitian ini. Namun peneliti

juga tidak akan mengesampingkan pendekatan-pendekatan lain, karena pada

dasarnya kesemua pendekatan tersebut saling berhubungan dan dibutuhkan

dalam penelitian ini. Tidak dapat dipungkiri, dalam penelitian ini seperti juga

dalam penelitian sosial lainnya, ada pernyataan-pernyataan yang telah

ditegaskan di awal penelitian yang didasarkan pada asumsi peneliti mengenai

peristiwa petrus (Diane, 1990).

B. Subjek Penelitian

Penelitian Kualitatif yang bertolak dari asumsi mengenai realitas atau

fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks memiliki tujuan untuk

mendiskripsikan fenomena tersebut secara utuh (Bungin, 2008). Demi

memenuhi tujuan dasar kualitatif tersebut dalam penelitian ini akan digunakan

3 (tiga) orang subjek penelitian yang dengan sengaja dipilih karena memiliki

ingatan tentang peristiwa petrus (Bungin, 2008). Ketiga subjek dapat dianggap

sebagai saksi peristiwa petrus, karena merekam secara individual peristiwa

tersebut di dalam ingatan mereka. Selain itu, Pemilihan ketiga subjek

penelitian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan adanya

kecenderungan bahwa cara seseorang mengingat masalalunya tergantung dari

hubungannya dengan komunitas (Radly dalam Pannebaker & Banasik, 1997)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

tak hanya dalam arti kualitas hubungan namun juga posisi di dalam komunitas

yang menentukan adanya keterkaitan atau model dari hubungan tersebut.

Peneliti memilih subjek dengan berbagai macam karakteristik yang didasarkan

pada kelas ekonomi dan kelas sosial. Subjek 1 (satu) berasal dari kelas

ekonomi menengah ke bawah dan pernah terlibat dalam organisasi partai

politik. Subjek 2 (dua) berasal dari kelas ekonomi bawah. Subjek 1 dan 2 bisa

disebut sebagai sample ‘orang biasa’ yang menghasilkan data saksi kejadian.

Sementara subjek 3 (tiga) berasal dari lingkungan akademisi dan telah

melakukan penelitian mengenai peristiwa petrus dalam perspektif sejarah.

Oleh karena itu subjek 3 bisa disebut sebagai sample ahli yang menghasilkan

data ahli. Ketiga karakteristik yang berbeda diharapkan dapat menghasilkan

data yang memperlihatkan variasi sekaligus berdinamika untuk saling

memperkuat data.

Subjek yang termasuk dalam kategori ‘orang biasa’ merupakan sample

awal yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan kata lain informasi yang diberikan

merupakan informasi faktual yang didasarkan pada pengalaman pribadi

(Bungin, 2008). Dua orang subjek dalam kategori tersebut juga diharapkan

dapat membantu peneliti untuk melacak variasi informasi yang mungkin ada

serta memperluas deskripsi informasi. Selanjutnya data yang diperoleh dari

subjek 3 (data ahli) dapat digunakan sebagai penguat atas tema-tema yang

muncul dari subjek 1 maupun subjek 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini akan berfokus pada cerita orang mengenai peristiwa

petrus yang merupakan bagian dari sejarah masyarakat secara umum dan

menjadi peristiwa kehidupan yang secara individu bersifat khusus. Dengan

menangkap detail dari narasi, perasaan, dan sudut pandang subjek, peneliti

akan dapat mengetahui bagaimana subjek merekonstruksi ulang peristiwa

tersebut dan menempatkan makna-makna baru yang khas maupun bersifat

kolektif.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini akan dilakukan secara intensif dengan mengolah temuan

yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan

berbagai macam sarana. Dalam dasar-dasar penelitian kualitatif yang disusun

oleh Strauss (2003) disebutkan bahwa sarana pengumpulan data dalam

prosedur kualitatf meliputi: pengamatan, wawancara, namun bisa juga

mencakup dokumen, buku, kaset video, dan data sensus. Selain itu keutamaan

dari penelitian kualitatif adalah dengan mengumpulkan data yang bersifat

meluas dan dari berbagai sumber (Creswell, 1998) dengan tetap berfokus pada

pengalaman masyarakat mengenai petrus.

1. Wawancara

Wawancara merupakan sumber utama bagi penelitian naratif (Smith, 2009).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode wawancara semi-

terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan empiris yang telah disusun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

sebelumnya. Namun peneliti tidak menutup kemungkinan adanya perluasan

pertanyaan pada saat wawancara dilakukan.

Peneliti bermaksud untuk memperoleh testimoni dari subjek-subjekpenelitian.

Kepentingan testimoni adalah memberikan ruang bagi seorang pelaku atau korban

untuk menceritakan peristiwa yang dilihat atau dialami secara bebas dan alami

melalui obrolan (Creswell, 1998). Nilai testimoni tidak terletak pada

kemampuannya sebagai alat untuk klarifikasi atau penyelidikan, tetapi sebagai

mediasi truth-telling.

Daftar Pertanyaan

1. Tolong Anda ceritakan mengenai peristiwa petrus?

2. Bagaimana suasana di sekitar Anda pada saat itu?

3. Apakah saat ini Anda masih sering teringat peristiwa tersebut?

4. Kalau Anda diberi kesempatan untuk bersaksi di pengadilan atas kasus

ini, apa yang ingin Anda sampaikan ?

5. Bagaimana pikiran dan perasaan Anda sekarang terhadap kejadian itu?

6. Bagaiman perasaan Anda terhadap pemerintah?

E. Metode Analisis Thematic Narrative

Analisis thematic narrative merupaka sebuah pendekatan dalam

mengolah data narasi dalam bentuk transkrip wawancara dengan melibatkan

penciptaan dan penerapan kode untuk data. Analisis tematik sendiri harus

dilihat sebagai metode dasar dalam sebuah analisis kualitatif. Holloway dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Tordes (2003) mengidentifikasi usaha memberikan tema merupakan salah satu

ketrampilan umum yang harus dimiliki dalam berbagai macam penelitian

kualitatif (dalam Braun, 2006).

Karakteristik analisis tematik adalah fleksibilitas, dimana fleksibilitas

tersebut dapat berguna atau berpotensi untuk memberikan laporan yang kaya

dan rinci dari sebuah data yang kompleks (Braun, 2006). Tema dalam analisis

ini dapat menangkap sesuatu yang penting di dalam data dalam kaitannya

dengan pertanyaan penelitian dan mewakili beberapa tingkat dan kategori

respon atau makna yang saling berlainan.

1. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data narasi dan

deskripsi yang berasal dari transkrip wawancara semi terstruktur.Langkah

awal yang dilakukan peneliti adalah membaca narasi yang telah ditranskrip

tersebut dengan cermat, sebelum melakukan pengelompokan data.

2. Pengkodean (coding)

Coding mengacu pada penciptaan kategori dalam kaitannya dengan

data. Secara lebih jelas dalam penelitian kualitatif semacam itu, model

analisis yang biasa dipakai adalah analisis induktif, dimana peneliti akan

membuat kategori-kategori, tema-tema, dan pola-pola tertentu yang

bersumber dari data (Denzin & Lincoln,1997). Dengan kata lain disini

peneliti akan melakukan pengelompokan contoh-contoh dari fakta yang

berada di bawah istilah umum yang dapat memungkinkan data-data

tersebut dimasukkan sebagi ‘dari jenis yang sama’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Pendekatan induktif yang digunakan dalam analisis data bertujuan

untuk (1) menyingkat data yang luas dan beragam teks yang masih kasar

ke dalam format rinkasan yang singkat, (2) membangun jaringan yang

jelas antara tujuan penelitan dan ringkasan hasil temuan yang berasal dari

data yang masih kasar, dan (3) mengembangkan teori tentang model atau

struktur yang mendasari penelitian atau proses yang menjelaskan data

mentah (David R Thomas, 2003).

3. Intepretasi dan Pembahasan

Setelah fase deskripsi, peneliti masuk ke dalam fase interpretative

dimana peneliti akan mengaitkan narasi dengan kerangka teoristis (Smith,

2009) dan menuliskan analisis penelitiannya ke dalam bentuk narasi.

Peneliti lebih tertarik untuk menyebutnya sebagai analisis dan bukan

‘hasil’ karena analisis dalam penelitian kualitatif merupakan suatu

rangkaian penafsiran yang terbuka terhadap pertanyaan (Parker, 2008).

Peneliti akan memasukkan pengalaman personal kedalam narasi

kesimpulan tanpa mengubah alur dan inti dari analisis penelitian

(Creswell, 1998), serta mencantumkan berbagai referensi dan beberapa

perspektif baru sehingga memungkinkan untuk pengembangan sebuah

penelitian kualitatif (Parker, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dari ketiga wawancara tersebut muncul tema-tema besar yang mucul dari

gejala yang berbeda-beda di antara ketiga subjek. Masing masing tema tersebut

saling berkaitan satu sama lain. Garis besar dari tema-tema tersebut muncul

sebagai bentuk umum dari narasi itu sendiri yang menjelaskan bagaimana

pengalaman mengenai peristiwa petrus menjadi sebuah ingatan kolektif serta

tema-tema yang muncul dari ingatan kolektif tersebut.

A. Identifikasi Peristiwa Petrus Sebagai Pengalaman Kolektif

1) Penguatan

Memori kolektif akan terbentuk jika masyarakat terus menerus

membicarakan dan memikirkan suatu kejadian hingga mencapi level yang

tinggi. Social sharing (rasa berbagi secara sosial) tentang kejadian-

kejadian tersebut juga akan membantu mempertajam persepsi masyarakat

mengenai kejadian tersebut sehingga sebuah cerita yang menjadi

konsensus pun muncul (Pannebaker & Banasik, 1997).

a. Peristiwa tersebut dibicarakan secara terus menerus dengan orang lain

Pada saat peristiwa petrus terjadi banyak orang yang

membicarakannya, baik dengan teman maupun keluarga.Kabar

mengenai peristiwa ini pun telah menyebar ke seluruh

Indonesia.Meskipun sebagian masyarakat merasa tidak setuju dengan

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

petrus, namun mereka tidak berani memprotes atau membicarakan

penilaian mereka secara terbuka.Jadi, meski kejadian ini sering

dibicarakan, namun pembicaraan mengenai petrus hanya dilakukan

dengan orang-orang terdekat saja.

“ waktu itu juga hanya ya sekedar dengan teman-teman itu juga

hanya .. waktu omong-omongan gitu lho” (S1)

“ orang-orang memang ini...orang-orang memang banyak

membicarakan tentang korban-korban yang ditembak itu..” (S2)

b. Petrus sebagai peristiwa yang selalu dipikirkan

Bagi subjek 3, peristiwa petrus merupakan peristiwa yang

menyisakan pertanyaan, hal tersebut terjadi karena nformasi yang

diperoleh melalui pembicaraan dengan keluarga dan orang-orang di

sekitar subjek akhirnya disimpan untuk kemudian kembali dipikirkan

(Pannebaker &Banasik, 1997). Informasi awal yang menimbulkan

banyak pertanyaan karena selalu dipikirkan adalah kerja kognitif yang

menjadi dasar bagi subjek untuk merekonstruksi ulang ingatan tentang

petrus. Melalui rekonstruksi tersebut subjek memperoleh penilaian

yang lebih berimbang mengenai komponen-komponen yang terlibat

dalam petrus seperti penilaian terhadap gali atau bagaimana subjek

memandang pemerintah dan fungsi hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

“…..muncul dalam benak saya, saya kecil, dimasa kecil saya adalah

pertanyaan-pertanyaan ini kenapa to, ini kenapa to, ini kenapa, to?

Sampai pada tahapan tertentu, ee pada saat saya mulai membaca,

pada saat saya mulai menelusuri sedikit menelusuri tentang peristiwa

itu, saya melihat, oo, ternyata ada ketidakadilan, itu yang yang

mendorong saya untuk melakukan penelitian…”(S3)

c. Penguatan oleh media

Salah satu unsur yang berperan dalam pembentukan ingatan

kolektif adalah media (Pannebaker, 1997). Disebutkan dalam narasi

Subjek 3 dimana pada saat petrus terjadi banyak media hampir setiap

hari memberitakan tentang petrus dan secara eksplisit menunjukkan

bahwa petrus diagendakan dan dikerjakan oleh pemerintah sendiri.

“ Ee… salah satu versi yang muncul ini jelas versi media. Versi-

versiyang lain nanti kamu liat aja disini.ya dalam ee apa ini

pandangan saya ada disini. Eee, salah satu versi yang muncul versi

media tadi kamu juga sudah menyebutkan tentang Hasbi itu, kan?

Versi media yang banyak dimuat dimasa itu tu KR sama Tempo yang

saya temuka.yang salah satu muncul di Tempo itu pernyataan Hasbi

yang, ee, yang dia mengatakan itu... akhir maret… itu akhir matet

kalau saya liat akhir maret 83. Hasbi itu mengumumkan perang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

terhadap gali…”(S3)

Memo:

Ingatan tentang peristiwa petrus merupakan ingatan kolektif karena

mengalami proses selalu dibicarakan dan dipikirkan baik secara

individual, komunal (anggota-anggota di dalam masyarakat), maupun

dengan melibatkan peran media.

2) Diperlihatkan secara umum

Mayat korban penembakan dibuang di tempat-tempat umum sehingga

dapat terlihat oleh masyarakat.

“…Ditaruh dimana-mana! Seperti di seperti contohnya seperti di got, di

sebelah got, atau ditengah hutan, dimana aja selama mereka mau…” (S1)

“…ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan membiarkan

saja…” (S2)

“ Mayat korban penembakan dibuang ke tempat-tempat umum sehingga

dapat terlihat oleh masyarakat” (S3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Memo:

Petrus memiliki sasaran yang jelas (para pelaku kejahatan), namun metode

penyelesaian hasil eksekusi yang melibatkan ruang publik

mengkondisikan masyarakat umum sebagai saksi dari peritiwa

tersebut.Banyak orang yang pada akhirnya merekam dan menyimpan

ingatan mengenai peristiwa petrus dengan identifikasi mayat yang dibuang

di tempat-tempat umum.

3) Penggunaan kata “Kita”( penggunaan bahasa)

Subjek 1 dan 2 menggunakan kata ‘kita’ dan ‘kami’ untuk menyatakan

pendapat mereka.

“kita tidak tau apakah orang militer, polisi, atau pemerintah yang selalu

mencari-cari gali disana” (S1)

“ kami tidak tau siapa pelakunya, tapi selalu identik dengan, ini dengan

dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa

pelakunya.” (S2)

Memo:

Penggunaan kata tersebut erat kaitannya dengan identitas kolektif. ‘Kami’

berarti gambaran bahwa sebuat kelompok membangun dirinya sendiri

dan dengan itulah anggotanya mengidentifikasikan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

4) Silent event

Pada saat petrus terjadi subjek 1 atau pun masyarakat secara umum

tidak dapat membicarakannya dengan bebas karena tidak berani terhadap

aparat pemerintah yang bisa berbuat represif.

“…mengatakan diluar itu nggak berani .. “

“… kalau ngomong di luar, ya, harus hati-hati waktu itu..memang harus

hati-hati. Kalau tidak hati-hati, wah, kalo terdengar….” (S1)

Memo:

Kejadian petrus yang menjadi beban secara emosional, membuat orang-

orang harus berbicara dengan hati-hati karena karakter pemerintah yang

represif dan membawa konsekuensi-konsekuensi yang tidak diingankan.

Sementara semakin ingatan akan peristiwa itu disimpan dan dibicarakan

secara diam-diam maka ingatan tentang petrus akan semakin kuat dalam

sebuah komunitas atau kolektif (Pannebaker, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

B. Tema-Tema yang Muncul dari Ingatan Kolektif Mengenai Peristiwa

Petrus

1. Pengalaman Individual

a. Trauma

1) Pengalaman yang terasa perih dan mengerikan

Muncul perasaan ketakutan, perih, dan ngeri ketika diketahui

bahwa para gali yang ditangkap pasti akan dibunuh. Kemudian

mayat-mayat hasil pembunuhan tersebut akan dibungkus dengan

menggunakan karung sebelum dibuang.

“…tapi....di sisi lain… di sisi lain....ketakutan tu selalu ada karna

apa... sel...sel... selama... selama... ada gali...katakanlah gali itu

terpegang, tu nggak pernah pulang mesti trus meninggal tu, lho,

ha...meninggalnya tu kapan, di mana tu dia nggak pernah tau,

sepengetahuan saya ada di Wonosari...ha...kata di bawah

sanasudah meninggal mesti.....di tembak mesti” (S 1)

“…Petrus seingat saya itu …ppp… perih pokoknya, hampir tiap

hari ya, hampir diseluruh rakyat Indonesia itu..ada mayat dan

mayat itu identik dengan dibungkus karung, entah dibuang

dimana…ngeri, pokoknya yang ada hubungannya sama itu haduh

kayaknya ngeri, merasa ngeri…ngeri dengan adanya mayat

dengan adanya pembunuhan dimana-mana …. “(S 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

“.....suasana apa namanya kematian yang muncul itu keresahan

pertama kemudian keresahan selanjutnya ya itu tadi banyaknya

mayat ditemukan” (S3)

Memo:

Peristiwa petrus merupakan pengalaman yang perih dan

mengerikan dimana masyarakat harus menyaksikan pembunuhan

dan kematian di mana-mana. Perasaan takut yang diceritakan oleh

subjek 1 merupakan reaksi atas tekanan yang datang dari otoritas

terhadap kelompok masyarakat tertentu, yang secara dinamis

bersama dengan reaksi-reaksi yang lain membentuk sebuah trauma

kolektif.

2) Perasaan selalu teringat dengan peristiwa petrus

Petrus merupakan sebuah peristiwa luar biasa yang selalu

diingat dan tidak terlupakan.

“… Oh slalu inget itu, itu tidak terlupakan itu, karna peristiwa itu

betul-betul luar biasa..”(S1)

“ saya sebagai saksi melihat itu memang benar-benar ngeri,

ngeri…”(S2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Memo:

Peristiwa petrus menjadi sebuah ingatan yang traumatik karena

merupakan bagian dari sejarah masyarakat yang selalu diingat dan

merupakan ingatan tentang peristiwa yang mengerikan.

3) Pengalaman kehilangan

Para korban petrus adalah bagian dari masyarakat pada

umumnya yang bisa jadi teman atau keluarga.

“… teman-teman saya itu banyak sekali yang terpegang. Kalau

terpegang juga harus, kalau terbawa polisi, ya, sudah pasti harus

mati.itu kebanyakan teman-teman saya yang meninggal atau yang

mati itu, ya, gali-galinya…”(S1)

“… keluarga (keluarga korban penembakan) walaupun tidak

protes,atau tidak mengusut, atau tidak usul ee… atau apa, kok

dinengke wae to itu!!! ooo! bojone dipateni kok meneng wae!"

(S1)

Memo:

Peristiwa petrus berkaitan dengan sebuah pengalaman kehilangan

yang memiliki sifat traumatik. Subjek 1 memiliki pengalaman

kehilangan pada saat teman subjek meninggal oleh

petrus.sementara itu, sebagian masyarakat harus rela kehilangan

salah satu anggota keluarganya karena petrus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

4) Ingatan yang direpresi

Subjek 2 memilih untuk diam atau tidak membicarakan perihal

peristiwa petrus. Hal tersebut serupa dengan pengalaman subjek 3

yang berhadapan dengan seseorang dengan pegalaman mengenai

petrus.

“…Disuruh bersaksi?

Ya!

Maaf secara jujur saya nggak mau”

“…Karna..semua itu ada efek-efek sampingnya hah, karna apa

,saya nggak mau berefek..Karna saya nggak mau mengandung

resiko”

“..Resikonya itu ya fatal juga, kita nggak tau orang-orang

disekitar kita e….pengalaman-pengalaman nggak ngerti e…”

“…kan mereka nggak mungkin menjamin 24 jam to.ngawasi.

kalau saya saya bisa menjamin. Tapi anak-anak saya kan nggak

bisa menjamin. Ada apa-apa dengan anak saya kan saya

kehilangan.” (S2)

“…Eee… beberapa informan itu orang dekat saya ya… orang

dekat saya, saya sering sampe sekarang saya masih sering

berinteraksi. Kalo saya tidak tanyakan mereka tidak sejauh

pengamatan saya, tidak saya tanyakan mereka tidak berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

mengingat ingat. Tapi begitu saya membuka tema itu , mereka

berusaha mengingat dan ternyata cukup banyak apa yang mereka

ingat dari peristiwa itu. Saya nggak tau apakah mereka memang

tidak menganggap itu penting untuk di ingat, atau memang

sengaja melupakan. Ee atau karna, sengaja melupakan karna

alasan-alasan yang saya tidak tau gitu, saya pastinya saya tidak

tau, saya tidak sampai penelitian psikologis ditahapan itu” (S3)

Memo:

Sesuai dengan gejala trauma dalam perspektif sosial klinis,

pengalaman petrus oleh sebagian orang memang sengaja untuk

tidak diingat-ingat kembali. Dalam penelitian ini subjek2 memiliki

cerita yang berbeda saat wawancara penelitian dibandingkan pada

saat subjek melakukan wawancara di luar konteks penelitian

mengenai peristiwa petrus. Seperti halnya sikap subjek 2 terhadap

peneliti dimana subjek 2 memiliki sikap yang lebih tertutup dan

menjadi sangat singkat dalam menceritakan petrus jika

dibandingkan pada saat peneliti membahas peristiwa tersebut

bersama subjek 2 di luar kerangka penelitian. Peneliti melihat hal

tersbut sebagai sebuah usaha menghalau ingatan traumatik

mengenai peristiwa traumatik, subjek 2 dalam pengamatan peneliti

juga berdasarkan wawancara yang dilakukan tidak ingin

membahas persolan tersebut apalagi memberikan sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

informasi untuk membawa peristiwa tersebut ke jalur hukum. Hal

tersebut dilakukan karena subjek merasa takut bahwa dirinya dan

keluarganya akan terancam. Sikap tersebut merupakan gejala

trauma yang muncul akibat kekerasan yang dilakukan oleh

Negara, dimana narasi kolektif yang muncul sarat akan kontrol

dan kurangnya pilihan, serta orientasi bertahan hidup yang

individual (Kantowitz dalam Bentül & Kantowitz, 2009).

b. Reaksi emosional umum

1) Selalu waspada dan lebih berhati-hati

Setiap orang yang terindikasi sebagai target petrus maupun

masyarakat umum bersikap waspada terhadap keberadaan

penembak misterius.

“…kalau disana itu baru diserbu karena diserbu yo, diserbu atau

dipegang orang waktu dengar jarak berapa kilo meter gitu saya

sudah pergi lagi gitu lho.”

"wah ho'o to wah yo ngati-ngati" (S1)

“…Kalau orang itu, emm… orang itu merasa apa… ada indikasi

kesana...lebih baik mereka mengantisipasi aja.”

“….ngeri, ya mereka kalo keluar itu takut...kalo, waaa, jangan-

jangan…” (S2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

2) Perasaan tidak nyaman dan terancam

Subjek 1 memiliki ingatan dimana ada kejadian saat sedang

berkumpul kemudian ada yang mengambil gambar. Setelah itu ada

penangkapan terhadap beberapa teman subjek. Mendengar hal

tersebut subjek dan teman-teman yang lain menjadi takut untuk

berkumpul dan merasa terancam.

“… waktu itu saya ingat sekali, waktu itu saya baru nongkrong-

nongkrong. Minum air teh di pojok benteng itu ya....itu rame-rame

di sasonoinggil itu...banyak teman-teman saya yang di sana...entah

itu rapat… entah itu ada dangdutan atau apa… itu difoto-foto foto

gitu tau-tau ada yang diajak pergi...tapi diajak perginya itu secara

diam-diam atau gimana bukan secara paksaan...ha... dia ma, nurut

aja… tau-tau dibawa pergi...dengar gitu bubar semuanya dulu

itu...walaupun dia bukan gali ya dikira ya… ee dikira dia

temannya sigali tu bisa dipegang sendiri,bisa mati sendiri gitu,

lho” (S1)

3) Protes dan merasa tidak terima

Subjek dan komunitasnya merasa tidak setuju dengan petrus

karena seseorang dibunuh begitu saja oleh petrus tanpa ada

penjelasan dan prosedur hukum.

“…tapi mungkin kanan kirinya atau orang lain yang protesatau

kok dinengke wae to itu!!!ooo! bojone dipateni kok meneng wae!”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

“lha.....itu justru orang lain yang memperhatikan sekali gitu

lho....”

“…kok misalnya dari pihak keluarga walaupun tidak protes,atau

tidak mengusut, atau tidak usul, ee, atau apa bentuknya itu teman-

temannya yang tidak terima...katakanlah demikian“(S1)

4) Mengungsi ketempat yang lebih aman

Rasa takut dan khawatir karena petrus membuat sebagian orang

pergi meninggalkan keluarganya ke tempat yang lebih

aman.Seperti yang dilakukan oleh subjek 1 dan juga dikuatkan oleh

subjek 2. Biasanya orang-orang tersebut melarikan diri ke desa

karena desa dianggap lebih aman.

“… saya sampai pernah pergi diungsikan itu 82 itu pas puncak-

puncaknya itu” (S1)

“… Banyak orang-orang yang memutuskan untuk pergi” (S2)

2. Gali

1) Gali yang meresahkan

Ketiga subjek memiliki penilaian yang sama mengenai perilaku

gali yang merugikan masyarakat yang menjadi latar belakang

diagendakan petrus. Dalam narasi subjek, para gali tersebut sering

melakukan kekerasan dan pemerasan terhadap masyarakat. Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

hanya itu, mereka juga sering membuat onar, brutal, serta sering

berbuat berbagai tindak kejahatan sehingga menimbulkan keresahan.

“….yang sering membuat onar, sering membuat resah, sering

membuat anu masyarakat sendiri itu yang betul-betul yang dicari

waktu tahun 82 itu yang dicari pemerintah…” (S1)

“… karena slalu ada ini, ee, mel-melan slalu dimintai di perempatan

slalu dimintai di banyak lokasi di banyak tiitk dari jarak rumah saya,

ee, rumah saya ke apa ke terminal itu banyak ada banyak titik dimana

dia selalu dimintai dan kalo tidak ngasih itu bisa dirusak mobilnya,

bisa dia yang dipukuli tau-tau ada yang ilang dari salah satu, salah

satu onderdil mobil itu..itu yang dinggap pelakunya adalah para gali

itu…“ (S2)

“…yang merasa dirugikan misalnya seperti toko-toko atau pegawai-

pegawai yang sering diperas, sering diminta uang…” (S1)

“…Ya itu memang sebetulnya, jujur aja sangat brutal, bahkan aparat

itu sudah nggak ada anunya, kok, sudah nggak ada ini, sudah nggak

ada takutnya sama apapun, apapun, baik itu kepolisisan maupun dari

angkatan… karna mereka waktu itu, mengandalkan yang namanya

fisik, tanpa mengandalkan yang namanya anu pemikiran gitu lho.”

(S2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Memo:

Tindakan kriminal atau kriminalitas para gali merupakan gejala dari

patologi sosial dimana sifat terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang terlibat dalam interaksi dengan lingkungan sosial

(Gerungan, 2002). Artinya sikap-sikap gali yang mengarah pada

kekerasan atau agresi merupakan hasil dari dialektika diri dan

dinamika sosialnya yang memiliki kecenderungan memicu terjadinya

kemarahan dan frustasi (Kartono & Gulo, 1987). Melalui kutipan

narasi di atas terlihat adanya motif ekonomi dan sosial. Salah satu

dampak kemiskinan menurut Markum (2009) adalah munculnya

kriminalitas dimana rakyat kecil selain dapat menjadi pelaku

kejahatan yang secara umum disebabkan oleh terbatasnya pendapatan,

mereka juga dapat menjadi korban kejahatan karena tidak memiliki

akses terhadap perlindungan (Markum, 2009). Lemahnya akses

korban tindak kriminal terhadap hukum menyebabkan

ketidakpercayaan terhadap fungsi hukum dan aparat penegak hukum

(yang akan dijelaskan tema hukum), sementara itu pelaku tindak

kriminal akan cenderung mengabaikan.

2) Gali sebagai anggota partai

Pada masa Orde Baru terdapat tiga partai besar, yaitu: PPP,

Golkar, dan PDI. Gali, sebagai salah satu komponen utama yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

dibicarakan dalam penelitian ini memiliki posisi dan keterlibatan

dalam dinamika partai-partai tersebut. Mereka biasanya berfungsi

sebagai keamanan atau Satuan Tugas (Satgas) dalam sebuah partai.

“… di golkar maupun di PPP itu..dan gali-galinya juga banyak

sekali.yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak juga

Golkar juga banyak gitu lho…”

“…tapi ya yang doreng-doreng itu, ya, memang gali-gali, kebanyakan

hampir 30% itu gali-gali semuanya. saya mengakui walaupun juga

orang PDI gitu lho, gali-gali sendiri…” (S1)

3) Gali/preman/pencoleng sebagai target petrus

Sasaran dari penembak misterius adalah gali/preman/ pencoleng

karena pemerintah ingin memerangi atau memberantas mereka.Hal

terseut dilakukan dengan alasan yang dijelaskan pada sub tema gali

yang meresahkan.

“…khususnya yang di…cari…itu gali-galinya…seingat saya memang

gali-galinya…” (S1)

“…Arahnya memberantas, memberantas para preman-preman di

khususnya di Indonesia…” (S2)

“… Hasbi itu mengumumkan perang terhadap gali..” (S3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

4) Kondisi gali setelah petrus

Setelah diadakan petrus jumlah gali menurun drastis. Kebanyakan

dari mereka menghilang karena melarikan diri atau meninggal

sehingga suasana menjadi tenang. Hal tersebut dipandang sebagai

keberhasilan pemerintah dalam menekan keberadaan para gali.

“…dampaknya memang kelihatan sekali, ya, setelah 82, 83, 84, 85 itu

agak menurun hamper, ee, separuh lebihnya gali-gali itu hilang

semuanya, hampir semuanya tapi masih juga ada, ee, tapi banyak

juga yang meninggal.” (S1)

5) Tattoo sebagai identifikasi korban (gali)

Koban petrus diidentifikasi sebagai pria bertato.

“…korban-korban rata-rata, orang-orang yang diidentifikasi

bertato… ” (S2)

“… banyak orang yang dibunuh karna punya tato… “ (S3)

6) Gali sebagai korban ketidakadilan

Tindakan pemerintah yang mengeksekusi mati para gali tanpa

melalui proses hukum yang menjadi dasar negara merupakan suatu

tindakan yang melanggar hak dasar manusia. Meskipun gali sering

melakukan perbuatan yang merugikan dan meresahkan masyarakat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

namun mereka juga memiliki hak untuk hidup dan atau dihukum

sesuai dengan hukum yang berlaku.

“walaupun dia itu gali,walaupun dia itu kasarane, tu, pencopet atau

perampok atau apa…tanpa ada perhatian tersendiri atau perhatian

khusus oleh pemerintah membunuh dengan seenaknya sendiri..”

“karena dia membunuh itu seenaknya saja, seenaknya saja dia tanpa

ada rasa dosa gitu, walaupun-walaupun itu gali, walaupun dia itu

korupsi, walaupun dia nyolong, pencoleng atau apapun bentuknya,

tetapi tetep enak aja membunuh orang gitu lho…”

“tapi orang si tetep orang yo artinya tu ee….hukum itu tetep berlaku

artinya walaupun tu kasarannya kita nyolong pitek atau perampok

atau korupsi atau apapun bentuknyaitupun dihukum apalagi

gali…walaupun...gali itu juga orang gitu lho...kenapa walau...kok

nggak diusut gitu lho..kok nggak diusutgali pencoleng, perampok atau

apapun bentuknya dengan yang kecil-kecil…”(S1)

“….Tapi disisi lain ada yang mengatakan ini pelanggaran HAM dan

sebagai berikut gitu….” (S2)

“ Kalopun dia memang melakukan kesalahan eee kalopun dia

memang sudah membuat resah masyarakat melakukan banyak

kejahatan semacam itu seberat apapun kejahatannya tidak bisa dia

langsung di ditembak mati begitu saja dihukum tanpa ada proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

hukum, karna kita kan yang kita gembar-gemborkan, digembar

gemborkan pemerintah kita kan Indonesia sebagai negara hukum.

Tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan

hukum seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada

apakah ada hukum yang dilegalkan, dilegalkan untuk, ee,apa

namanya untuk memvonis mati… “

“… Jelas tidak setuju, tidak setujunya karena apa, karena itu

melanggar hak yang paling dasar dari manusia. Hak hidup.“

“…Yaitu jelas tidak setuju karena melanggar hak dasar manusia hak

hidup itu yang pertama…”

“… adalah hak untuk mendapatkan, ee, ini, proses hukum yang jelas

atas apa yang dialami…” (S 3)

Memo:

Dalam proses merekonstruksi ulang sejarah/ ingatan subjek

menempatkan makna-makna yang baru berdasarkan informasi-

informasi yang diterima. Karenanya jika dulu subjek merasa para

gali/pelaku tindak kejahatan itu pantas dibunuh dengan cara keji atas

perbuatannya. Kini mereka mulai memandangnya sebagai sesuatu

yang melanggar HAM. Para subjek mulai memandang gali selain

sebagai target utama petrus tetapi juga sebagai korban kesewenang-

wenangan pemerintah pada masa itu. Pandangan tersebut muncul

dengan dasar adanya pemahaman bahwa tindakan pemerintah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

mengeksekusi mati para gali tanpa melalui proses hukum merupakan

suatu tindakan yang melanggar hak dasar manusia. Meskipun gali

sering melakukan perbuatan yang merugikan dan meresahkan

masyarakat, namun mereka juga memiliki hak untuk hidup dan atau

diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

3. Pengalaman tentang Negara

a. Teror

1) Perbuatan yang kejam

Pada saat peristiwa petrus terjadi, pembunuhan terhadap

manusia dilakukan dengan mudah tanpa ada proses hukum.

Seseorang yang menjadi target petrus akan dieksekusi oleh pelaku

yang identitasnya tidak diketahui secara jelas kemudian mayatnya

dimasukkan ke dalam karung lalu dibuang.

“…waktu itu… kalau emang dulu itu mateni wong kayaknya

seperti nyembeleh ayam aja, klekek udah nggak ada hukumnya…”

(S1)

“Oo prosedur sampai jadinya mereka dimasukkan dalam karung

gitu, ya, itu diambil, nggak tau siapa yang mengambil, setelah itu

tau tau sehari kemudian, sudah dalam karung, sudah menjadi

bangkai…” (S2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

“Ya tau-tau… ya, mereka kumpul-kumpul seperti biasa, sehari

kemudian tau-tau sudah di… sudah dimasukin karung, udah

dimasukin karung dalam keadaan, dalam keadaan menjadi mayat”

(S2)

Memo:

Petrus merupakan perbuatan kejam dimana seseorang dibunuh

begitu saja seperti membunuh binatang. Selanjutnya mayat korban

petrus, dimasukkan ke dalam karung untuk dibuang di tempat-

tempat umum hingga menjadi bangkai.

2) Korban yang ditaruh ditempat-tempat umum

Mayat korban penembakan misterius di buang ke tempat-tempat

umum seperti di sebelah got, tengah hutan, di pinggir jalan

sehingga mudah terlihat oleh masyarakat umum.

“…Ditaruh dimana-mana! Seperti di seperti contohnya seperti di

got, di sebelah got, atau ditengah hutan, dimana aja selama

mereka mau….” (S2)

“….ee penembakan misterius itu ada yang mengatakan melihat

karung dipingiir jalan kemudian dengan masih bertetesan darah.”

(S3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

“… .ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan

membiarkan saja.” (S3)

Memo:

Meski yang menjadi korban adalah orang yang tidak dikenal,

namun pengalaman melihat mayat merupakan pengalaman

mengerikan yang menjadi teror bagi masyarakat.

3) Identitas pelaku petrus yang disamarkan

Subjek dan masyarakat kebanyakan pada awalnya tidak tahu

siapa yang berada di balik pembunuhan para gali. Masyarakat

hanya memberikan sebutan petrus (penembak misterius). Hal

tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya.

“…kami tidak tau siapa pelakunya, tapi selalu identik dengan, ini

dengan dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang

entah sapa pelakunya.” (S2)

“….Mereka menyebutnya petrus atau (pembunuh misterius) nggak

tau siapa pelakunya, tapi begitu adanya. Sampai akhirya berhenti

tahun 83 akhir” (S2)

“…bertanya-tanya, siapa pelakunya ini....kalo tapi, kan, kok kok

sampai kok sampai begini gitu lho…” (S2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Memo:

Ketidakterangan identitas ini menciptakan suasana teror sendiri

dimana kekutan yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban

bersembunyi dibalik kemisteriusan yang seolah tak dapat

diidentifikasi. Selanjutnya dari pola yang muncul dan berbagai

informasi yang diperoleh diketahui bahwa petrus merupakan

agenda pemerintah. Namun karena petrus sendiri tidak

menampakkan dirinya dihadapan publik, maka petrus tetap sebagai

sebuah identitas yang disamarkan.

4) Suasana yang muncul karena adanya teror

a. Suasana yang bergejolak

Susana bergejolak yang dirasakan pada saat malam hari

“...masih ingat... sekali...bahwa waktu itu emang eee...gejolak

sekali di...khususnya di Jogjakarta.” (S1)

“jam malam itu antara jam 7 antara jam 6 pagi, itu memang

ada gejolaknya” (S1)

b. Suasana yang mencekam dan rasa takut

Pada saat terjadi petrus, tercipta suasana yang mencekam.

Masyarakat merasa takut dan tidak berani keluar rumah

terutama pada saat malam hari. Apalagi orang-orang yang

terindikasi sebagai target petrus. Orang tua yang memiliki anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

yang sudah dewasa pun merasa khawatir kalau-kalau anak

mereka menjadi korban salah sasaran penembak misterius.

Tidak hanya itu suasana di luar rumah semakin terasa sepi dan

mencekam karena adanya larangan tak tertulis untuk

bergerombol di jalan dan di tempat-tempat umum.

“justru yang mencekam itu justru misalnya di DPC, DPD... itu

yang mencekam sekali di lingkungan itu…..DPD tu mang

keliatannya mencekam sekali… walaupun orang awam, tetapi

dia yang merasa ketakutan sekali, jam malam takut sekali dia

mau keluar malam… takut sekali... apalagi dia yang punya

anak sudah besar-besar ikut partai itu apalagi” (S1)

“… banyak ketakutan khususnya merasa ada indikasi kesana.

Karna bisa diraba to arahnya itu kemana…” (S2)

“Ada suara orang mengerang-ngerang tapi ketika memanggil

warga yang lain orang itu sudah meninggal”

“suasananya itu mencekam, seperti gelap itu, disamping ee

ada banyak, ee, kejahatan, tetapi juga banyak juga, ee, atau

sama… ya, karna banyak kejahatan pada waktu itu, kejahatan

baik yang dilakukan oleh, dianggap dilakukan oleh para gali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

itu maupun kejahatan yang dilakukan oleh para aparat dengan

gali-gali itu. Ya, suasana yang mencekam pada waktu itu.”

“Kemudian ketika mulai ada ini...ada penembakan-

penembakan itu yang pasti warga takut keluar malam... takut

salah sasaran menjadi sasaran menjadi sasaran yang berbeda

gitu ya”(S3)

Memo:

Suasana yang dirasakan mencekam dan bergejolak merupakan

sebuah gejala dari teror yang diciptakan untuk mengontrol

perilaku masyarakat.

b. Penilaian terhadap pemerintah

1) Pemerintah sebagai pelaku petrus

Pemerintah melalui aparat keamanannya memburu para gali

yang berkeliaran ataupun yang menjadi kader partai. Hal tersebut

bahkan telah diakui oleh pemerintah melalui media. Menurut

mereka petrus dilakukan untuk melindungi sekaligus

menghilangkan keresahan masyarakat karena perilaku para

gali.Pemerintah yang memiliki kekuasan dalam sebuah negara

seperti pemerintahan Soeharto berhak untuk melakukan hukum

sesuai dengan yang mereka inginkan meskipun hal tersebut dapat

saja dianggap tidak baik atau pun bertentangan dengan asas hukum

negara itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

2) Ketidakpercayaan terhadap pemerintah

Dengan melakukan petrus pemerintah dipandang tidak bersikap

adil dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Subjek juga

melihat pemerintah tidak pemperhatikan dan mendengarkan

aspirasi dari rakyatnya. Ketidakpercayaan ini juga muncul sebagai

gejala trauma kolektif.

“… tidak diperhatikan sama sekali, eee... pemerintah...mau…

mau... maupun orang-orang hukum gitu lho… mau protes, mau

usul, mau ini mau itu tu…” (S 1)

“…Kalo dari peristiwa itu yang saya liat kebenarannya,

kebenaran bahwa aparat memutuskan untuk dan melakukan untuk,

ee, melakukan pemberantasan para gali dengan cara ditembak

mati kebenarannya, saya pertanyakan keadilannya saya

pertanyakan, apalagi kemanusiaanyannya sungguh tidak

manusiawi.“(S 3)

c. Hukum

1) Ketidakpercayaan terhadap hukum

Indonesia adalah negara hukum namun tidak ditegakkan dengan

mengabaikan pembunuhan terhadap para pelaku tindak kejahatan.

Pembunuhan tersebut merupakan bukti ketidakadilan dimana

eksekusi mati dijalankan tanpa melaui proes hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

“… waktu itu, eee...pembunuhan-pembunuhan waktu itu kayaknya

tu...eee....diabaikan demikian....diabaikan.... jadi...tidak dirasakan

bahwa, nek ini adalah negara hukum…” (S1)

“…pemerintah kita, kan,Indonesia sebagai negara hukum. Tapi

ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itu, kan,

hukum seperti apa, seperti itu, kan, hukum seperti apa itu. Apakah

ada, apakah ada hukum yang dilegalkan, dilegalkan untuk ee,apa

namanya untuk memvonis mati, eee orang yang belum tentu

bersalah bahkan yang bersalah sekalipun dengan tanpa proses

hukum dengan tanpa pengadilan kayak gitu…” (S3)

2) Perspektif tentang hukum sekarang

Salah satu hal yang penting dalam psikologi naratif adalah

bagaimana seseorang diminta untuk merekonstruksi ulang sebuah

periode ingatan di masa lalunya akan memaknai hari ini. Jika

masyarakat pernah dibuat menjadi sangat tidak percaya dengan

hukum dan pemerintahan, maka hingga sekarang kepercayaan

masyarakat terhadap hukum juga akan hilang. Saat ini penegakan

hukum di Indonesia menunjukkan perubahan kea rah yang lebih

baik. Namun sebagian orang juga melihat hukum saat ini tidak jauh

berbeda dengan dulu dimana hukum masih saja tidak adil dan

dapat dibeli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

“…ya ya ya,kalau sekarang emang tidak perlu takut lagi,

ya,karena sekarang negara hukumnya emang sudah, ee,

digalakkan sekali artinya diperhatikan sekali kalau memang saat

dipegang, ya, walaupun nanti saya dipegang langsung di kantor,

yo...nanti di kantor itu didididi... dipemasalahkannya dikantor

itu…” (S1)

“Bahwa, bahwa, mungkin tidak ada hubungan sebab akibat secara

langsung, ee, antara menegakkan hukum yang tidak beres pada

masa petrus dengan jaman sekarang mungkin tidak ada hubungan

sebab akibat langsung. Tapi bahwa itu peristiwa itu terjadi terjadi

lagi terjadi lagi dan terjadi lagi semakin parah dan semakin parah

dan semakin parah lagi itulah yang terjadi di negara kita… ” (S3)

d. Partai

1) Partai memberikan ruang untuk gali

Dijelaskan oleh subjek 1 bahwa kader-kader partai yang juga

tergolong sebagai gali tidak hanya ada di partai PDI saja tetapi

mereka juga ada di PPP maupun partai Golkar yang merupakan

partai pemerintah.

“…waktu itu memang hanya tiga partai, yo, PDI, PDI, PPP,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

dengan Golkar... itu… di partai PPP juga banyak gali-galinya.Di

Golkar pun ada juga… gali-galinya, bukan di Golkar, tu hanya

pegawai negri.Khususnya pegawai negri tu tidak.tapi justru orang-

orang awam pun banyak yang masuk golkar gitu lho…!” (S1)

Pada saat diagendakan petrus, gali-gali yang menjadi kader

ketiga partai besar tersebut juga tidak luput dari pembunuhan.

“…diGolkar maupun di PPP itu. Dan gali-galinya juga banyak

sekali.yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak

juga.Golkar juga banyak gitu lho…” (S1)

Memo:

Jika melihat catatan penelitian James Siegel maka penyataan

subjek dapat diintrepetasikan sebagai sebuah indikasi politis

dibalik peristiwa petrus. Dalam penelitian Siegel dijelaskan bahwa

ribuan ‘penjahat’ yang sebelumnya banyak dipekerjakan oleh

partai pemerintah, dibunuh dengan cara ‘menciduk’, menikam dan

atau menembak para penjahat. Hal tersebut selanjutnya dapat di

pahami dengan melihat penelitian-penelitian lain dimana gali atau

jagoan merupakan alat partai berkuasa yang berfungsi untuk

memberikan tekanan pada saat pemilihan umum, sehingga dapat

memberikan keuntungan bagi partai tersebut. (Keeler dalam

Braten, 2002). Jika pada akhirnya para gali tersebut dieksekusi, hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

tersebut terjadi karena mereka mulai bertindak seenaknya dan

menuntut hadiah lebih dari pihak yang telah mereka untungkan

(Nordholt, 2002).

2) Partai dan pemilu

Subjek 1 menandai waktu terjadinya peristiwa petrus dengan

waktu setelah diadakannya pemilu dimana partai-partai besar

merupakan komponen penting yang akan saling berkompetisi

dalam perhelatan nasional tersebut.

“…karena waktu itu memang 82, 77, 82 itu gencar-gencarnya 77,

82 itu, pemilu kan lima tahun sekali , 77, 82, 87 gencar-gencarnya

itu. puncaknya 82 itu…” (S1)

Memo:

Seperi yang telah dicatat oleh Nordholt atau oleh peneliti sendiri

melalui riset media yang telah dilakukan, terlihat bahwa pemilu

tahun 1982 merupakan pemilu yang diwarnai kekerasan dimana

gali berperan sebagai alat yang digunakan oleh partai politik

tertentu untuk memperoleh simpati dari masyarakat.

4. Keluarga

Ingatan tentang petrus merupakan sebuah ingatan yang dibangun

dengan melibatkan sebuah lingkungan kelompok tempat subjek berada,

dimana sebuah ingatan selalu memiliki social frame work (Halbwachs

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

dalam Wood, 2008). Salah satu komponen dari lingkungan yang tidak

dapat dipisahkan dari ingatan ketiga subjek mengenai petrus adalah

komponen keluarga.

1) Keluarga yang merasa takut atau khawatir

Keluarga subjek 1 merasa takut karena dan khawatir jika subjek

menjadi target petrus.Keluarga subjek 1 juga merasa takut untuk keluar

malam.Sementara subjek 3 memiliki ingatan tentang salah satu

anggota keluarganya yang merasa ketakutan dengan petrus karena

memiliki tato di lengannya.

“…keluarga sendiri… ya, ada satu dua yang... yang merasa ketakutan

ya merasa ketakutan sendiri…” (S1)

“… jam malam takut sekali dia mau keluar malamtakut sekali...

apalagi dia yang punya anak sudah besar-besar ikut partai itu

apalagi.....gitu lho…” (S1)

“… saya ada ingatan tentang...salah satu sodara sayayang ketakutan,

ketakutannya itu dalam bentuk apa, ketakutannya itu...dia adalah om,

salah satu om saya, ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya

itu dia takut menjadi salah satu target dan yang dia lakukan adalah,

ee mencoba menghilangkan tato yang ada di lengannya...saya lupa

dilengan kiri atau lengan kanan....” (S3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

2) Keluarga korban yang pasrah

Keluarga korban bersikap pasrah atas peristiwa yang terjadi.Mereka

tidak melakukan protes meski anggota keluarganya telah dibunuh.

3) Keluarga yang selalu melindungi dan dilindungi

Keluarga subjek 2 melarangnya keluar malam karena merasa khawatir.

Subjek 2 tidak berani untuk mengungkapkan kebenaran mengenai

petrus karena merasa takut keluarganya akan terancam.

4) Keluarga sebagai sumber informasi

Subjek memperoleh informasi mengenai petrus dari keluarganya.

“saya hanya merekam dari obrolan dari orang tua pada masa itu, saya

menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri

tentang peristiwa itu, baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita.”

(S3)

C. Pembahasan

Melalui penelitian ini secara umum terlihat bahwa pengalaman mengenai

peristiwa petrus merupakan pengalaman yang bersifat kolektif dengan

karakter silent event di dalamnya. Pada saat peristiwa petrus terjadi orang-

orang harus berbicara dengan hati-hati karena sifat pemerintahan yang

cenderung represif. Sikap yang kritis dari masyarakat dikhawatirkan dapat

mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan (penahanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

atau bahkan pembunuhan). Sementara, ingatan tentang petrus yang semakin

disimpan dan dibicarakan secara diam-diamakan membuat ingatan tersebut

menjadi semakin kuat dalam sebuah komunitas atau kolektif (Pannebaker,

1997).

Target petrus adalah orang-orang yang dianggap kriminal atau gali, namun

metode pembuangan korban eksekusi ke tempat-tempat umum akhirnya

membuat peristiwa tersebut tidak hanya diketahui oleh kelompok target saja

tetapi juga diketahui oleh masyarakat secara umum. Sampai dengan penelitian

ini dilakukan diperoleh sebuah gejala verbal, dimana subjek memilih

menggunakan kata ‘kita’ dan ‘kami’ di dalam narasi yang disampaikan kepada

peneliti. Penggunaan kata tersebut erat kaitannya dengan identitas kolektif.

‘kami’ berarti gambaran bahwa sebuat kelompok membangun dirinya sendiri

dan dengan itulah anggotanya mengidentifikasikan dirinya. Selain itu,

berbagai macam penguatan yang muncul juga ikut membentuk karakter

ingatan kolektif dimana pengalaman tersebut mengalami proses selalu

dibicarakan dan dipikirkan baik secara individual, komunal (anggota-anggota

di dalam masyarakat), maupun dengan melibatkan peran media.

Ingatan mengenai peristiwa petrus adalah ingatan yang tidak dapat

dipisahkan dari pengalaman individual, gali, Negara, dan keluarga. Hal

tersebut terlihat dari berbagai tema yang muncul dalam analisis data

penelitian.

Sebagai sebuah pengalaman individual, petrus merupakan peristiwa yang

meninggalkan trauma. Trauma tersebut terbentuk karena pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

mengenai peristiwa petrus yang perih dan mengerikan dimana masyarakat

harus menyaksikan pembunuhan dan kematian di mana-mana. Perasaan takut

yang diceritakan oleh subjek 1 (satu) merupakan reaksi atas tekanan yang

datang dari otoritas terhadap kelompok masyarakat tertentu, yang secara

dinamis bersama dengan reaksi-reaksi yang lain membentuk sebuah trauma

kolektif. Unsur-unsur lain yang membentuk trauma muncul sebagai perasaan

yang selalu teringat akan peristiwa petrus, pengalaman kehilangan, serta

ingatan yang selalu direpresi.

Selain pengalaman individual, narasi petrus juga memunculkan 3 (tiga)

elemen yang saling berkaitan diantaranya: gali, Negara, dan keluarga yang

mewakili masyarakat umum. Gali (gabungan anak liar) adalah orang-orang

yang diidentifikasikan sebagai pelaku kejahatan yang sering melakukan

kekerasan dan pemerasan terhadap masyarakat. Tidak hanya itu, mereka juga

sering membuat onar, brutal, serta sering berbuat berbagai tindak kejahatan

sehingga menimbulkan keresahan. Hal itulah yang pada akhirnya dijadikan

latar belakang dilakukannya petrus.

Kriminalitas sendiri selalu memiliki elemen sosial dan ekonomi. Dimana

Negara turut berperan dalam terbentuknya kriminalitas melalui dinamika

kekerasan struktural. Sebagai sebuah patologi sosial, terbentuknya tindakan

kriminal yang dilakukan oleh para gali dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

terlibat dalam interaksi dengan lingkungan sosial (Gerungan, 2002). Artinya

sikap-sikap gali yang mengarah pada kekerasan atau agresi merupakan hasil

dari dialektika diri dan dinamika sosialnya yang memiliki kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

memicu terjadinya kemarahan dan frustasi (Kartono & Gulo, 1987).

Salah satu situasi yang menyebabkan frustasi adalah kemiskinan.

Kemiskinan yang berujung pada kriminalitas menempatkan rakyat kecil selain

berpotensi menjadi pelaku kejahatan yang secara umum disebabkan oleh

terbatasnya pendapatan, sekaligus dapat menjadi korban kejahatan karena

tidak memiliki akses terhadap perlindungan (Markum, 2009). Lemahnya

akses korban tindak kriminal terhadap hukum menyebabkan ketidakpercayaan

terhadap fungsi hukum dan aparat penegak hukum, sementara itu pelaku

tindak kriminal akan cenderung mengabaikan.

Melalui pembahasan tersebut, terlihat adanya relasi kekuasaan yang tidak

seimbang antara Negara (state) dan masyarakat (society). Tak hanya

melakukan kekerasan struktural yang terlihat dari ketidakberhasilan dalam

mensejahterakan rakyat tetapi juga kekerasan fisik dan psikologis dengan

mengadakan operasi petrus. Negara dengan kekuasaannya melakukan

eksekusi dengan menerobos jalur hukum yang semestinya menjadi hak setiap

warga negara hingga menjadi terror dalam masyarakat. Teror pada praktiknya

memang digunakan sebagai sebuah metode untuk mengendalikan mayarakat

dengan menciptakan rasa takut. Dalam kasus petrus, pada akhirnya tidak

hanya gali yang menjadi korban tetapi juga orang-orang disekitarnya

(keluarga) dan juga masyarakat secara umum yang harus mengalami

perasaan-perasaan tidak menyengkan dan trauma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini merupakan penelitian naratif dengan analisis

tematik.Penelitian ini menceritakan tentang sebuah pengalaman kolektif

mengenai peristiwa petrus. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan

bahwa:

1. Petrus merupakan sebuah peristiwa silent event dengan karakteristik

traumatis

2. Pengalaman petrus menjadi sumber teror bagi masyarakat

3. Pengalaman mengenai peristiwa petrus merupakan representasi dari relasi

kekuasaan yang terjadi Negara (state) dan masyarakat (society).

Karakteristik traumatis dalam narasi petrus muncul ketika pengalaman

tersebut dipahami sebagai sebuah peristiwa yang sarat akan nilai kekerasan

sehingga menimbulkan perasaan perih dan mengerikan, serta pengalaman

kehilangan. Di sisi lain ingatan akan pengalaman tersebut harus selalu ditekan

karena terasa menyakitkan dan atau karena berfungsinya sistem kontrol dari

negara yang membuat pilihan menjadi semakin sedikit dan orientasi bertahan

hidup yang lebih individual. Akan tetapi, karena sifat ekstrim dari peristiwa

itu sendiri maka peristiwa petrus justru menjadi sebuah bagian sejarah

masyarakat yang selalu diingat.

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Negara dan aparaturnya yang selanjutnya diketahui sebagai konseptor

dan sekaligus eksekutor petrus muncul sebagai pihak yang berkuasa atas

masyarakat. Hal tersebut cukup menjelaskan bagaimana sebuah fungsi

kekuasaan bekerja dengan tidak seimbang dan kontra keadilan dalam relasi

antara negara dan rakyat.

Dengan kekuasaan terlegitimasi yang dimiliki oleh negara atas

rakyatnya membuat negara mampu memegang kendali atas lapangan tingkah

laku masyarakat seperti sebuah permainan. Hal tersebut yang pada akhirnya

diterjemahkan oleh pemerintahan pada saat itu sebagai “shock therapy” yang

meski pada kenyataannya merupakan tindakan yang anti kemanusiaan, namun

tetap saja dilaksanankan oleh aparat pemerintah dan mendapat dukungan dari

sebagian masyarakat.

Setelah petrus diterapkan, muncul gejala yang menunjukkan

keberhasilan dari tindakan kontrol pemerintah. Kondisi aman, orang-orang

enggan melakukan perlawanan namun, muncul konsekuensi lain dari peristiwa

tersebut dimana masyarakat menjadi tidak percaya terhadap hukum dan

pemerintah.

B. SARAN

Pengalaman petrus sebagai bagian dari sejarah kekerasan di Indonesia

harus dan tidak boleh dilupakan sebagai salah satu bentuk represi yang

menjadi faktor pembentuk trauma. Oleh karena itu, pemahaman dan

penanganan kriminalitas atau konfrontasi terhadap pemerintah dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

apa pun harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh sosial yang mungkin

memperburuk situasi traumatis masyarakat.

Tindakan represif yang mengarah pada kekerasan bisa jadi justru

menjadi sebuah faktor yang mendorong kelangsungan perilaku agresif di

tengah masyarakat.Kekerasan dibalas dengan kekerasan, begitu

seterusnya.Tindakan penanganan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

masyarakat semestinya dilakukan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku

dan telah disepakati, sehingga masyarakat mengenal dan patuh di bawah

paying hukum Negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ajidarma, S.G. (2007). Penembak misterius. Yogyakarta: Galangpress.

Ardhiani, Yustina Devi. (2008). Ingatan masyarakat Yogyakarta tentang

‘petrus’ 1983: potret relasi gali – militer di Indonesia. PMB-LIPI dan

CRISE-Oxford University.

Baddeley, A.D. (1934). The psychology of memory (basic topics in cognition

series). USA: Basic Books Inc.

Bråten, E. (2003). “ Melawan komunitas, melampaui kemanusiaan: memahami

“kekerasan” di Jawa. Dalam Husken, F. & Jonge, H. (eds.), Orde zonder

order: kekerasan dan dendam Indonesia 1965 – 1998. Yogyakarta: LkiS.

Braun, V., & Clarke, V. (2006). Qualitative research in psychology - using

thematic analysis in psychology. Edward Arnold (Publishers) Ltd.

Browne, K.O. (1999). Lanskap Hasrat dan Kekerasan (judul asli: Lanscape of

Desire and Violence: Storied Selves and Mental Affliction in Central

Java, Indonesia). Yogyakarta: Jendela Grafika Yogyakarta.

Bruno, F.J. (1989). Kamus istilah kunci psikologi. Yogyakarta: Kanisius. Hlm:

179.

Bogdan, R., & Taylor, S.J. (1993). Kualitatif (dasar-dasar penelitian), alih

bahasa A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.

Bungin, B. (2008). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Caplin, J.P. (2002). Kamus lengkap psikologi, alih bahasa Dr. Kartini Kartono.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Çelik, A.B. & Kantowitz, R. (2009). Trauma and forgiveness: comparing

experiences from Turkey and Guatemala. Dalam Schulman, B, Stephen,

& White, D. (Eds.) Forgiveness: Probing the Boundaries. Oxford: Inter-

Disciplinary Press.

Creswell, J.W. (1998). Qualitative inquiry and research design – choosing

among five t radition. USA: Sage Publications.

Denzin, N.K. & Yvonnas S.L. (2009). Handbook of qualitative research.

Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Dollard, J; Doob, L; Miller, N. E.; Mowrer, O. H.; & Sears, R. R. (1939)

Frustration and agression. New Haven : Yale University Press.

Dowdey, D. (1990). The researching reader: source-based writings across the

disciplines. Forth Worth: Holt, Rinehrt & Winston Inc.

Dwipayana, G. & Ramadhan, K.H. (1989). Soeharto: pikiran, ucapan, dan

tindakan saya. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Persada.

Evers, H.D. (1984). “Produksi subsistensi dan ‘masa apung’ Jakarta” Dalam

Kemiskinan di perkotaan – bacaan untuk antropologi perkotaan.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm: 122-128.

Gerungan, W.A. (2002). Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama.

Graw, Mc. (2008). Introducing qualitative research in psychology. UK : Bell

and Bain Ltd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Harvey, J. H. (2002). Perspective on loss and trauma: assault on the self. USA :

Sage Publications,Inc.

Kartono, K. & Gulo, D. (1987). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya

Bandung. Hlm: 13, 175, 421, 540.

Kartono, K. (1981). Patologi sosial jilid 1. Jakarta: CV Rajawali.

Knapp, R.A. (2007). Soeharto: the life legacy of Indonesia’s second president.

Jakarta: Kata Hasta Pustaka.

Markum, M.E. (2009). Pengentasan kemiskinan dan pendekatan psikologi

sosial. Jurnal Ilmiah Psikologi – Psikobuana Vol 1/No. 1/Juni 2009.

Jakarta. 1-28.

Mulyono, Bathi. (2003). Apakah “petrus” akan menjadi budaya bagi setiap

penyelenggara negara?!. Dibacakan dalam seminar Hak Asasi Manusia

di Graha Santika – Semarang.

Nordholt, Nico G. Schulte. (2003). Kekerasan dan anarki negara Indonesia

Modern. Dalam Husken, F. & Jonge, H. (eds.), Orde zonder order:

kekerasan dan dendam Indonesia 1965 – 1998. Yogyakarta: LkiS.

Nurrachman, N. (2002). Psikologi pasca trauma: perspektif sosial klinis dan

lintas budaya. Jurnal Psikologi Sosial No: X/ TH VII/Januari 2002.

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1-8.

Parker, I. (2008). Psikologi kualitatif; diterjemahkan oleh: Victorius Didik

Suryo Hartoko. Yogyakarta: Andi.

Pennebaker, J.W. & Banasik. B.L. (1997).“On the creation and maintenance of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

collective memories: history as social psychology”, James W.

Pennebaker, Dario Paez, dan Bernard Rimé (eds). Collective Memory of

Political Events. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates inc.

Publisher.

Putri, E., & Kumala, T. (2004). Polarisasi motif kekerasan kolektif yang diliput

oleh surat kabar tingkat nasional. Jurnal PKS vol. III No. 9, September

2004, 75- 89.

Ricklefs, MC. (2007). Sejarah Indonesia modern. Jakarta: Serambi.

Rimé, B. & Christopher, V. (1997). How individual emotional episodes

feedcollective memory. Dalam Pennebaker, J.W., Paez, D., & Rimé, B

(eds). Collective Memory of Political Events. New Jersey: Lawrence

Erlbaum Associates inc. Publisher.

Shaw, M. & Costanzo, P.R. (1995). Teori-teori psikologi sosial/ (judul asli:

Theories of social psychology) ; diterjemahkan oleh: Sarlito Wirawan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Siegel, J. T. (1998). Penjahat gaya orde baru. Yogyakarta: LkiS.

Smith, J.A. (2009). Psikologi kualitatif: panuan praktis metode riset.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Strauss, A. & Corbin, J. (2003). Dasar-dasar penelitian kualitatif (judul asli:

basics of qualitative research, grounded theory procedures and

techniques). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Suhardono, E. (2003). Agenda civil society: tinjauan kritis psiko-sosio-historis.

Jurnal Psikologi Alternatif Antitesis: 2003/vol 1/No. 1. Surabaya:

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 5-18.

Suharso & Retnoningsih. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Semarang:

CV. Widyakarya.

Tambunan, R.A.I. (2001). Atribusi penyebab konflik dan konsekuensinya: suatu

kajian psikologi terhadap konflik Ambon. Anima, Indonesian

Psychological Journal, vol. 16, No. 2, 128-140.

Thomas, David R. (2003). Qualitative data analysis : using a general inductive

approach. University of Auckland, New Zeland.

Thufai, F.I. (2005, 11 Mei). Kekerasan, bencana, dan trauma. dalam KOMPAS,

hal 4.

Vander Zanden, James Wilfrid. (1983). Social psychology. New York: Random

House.

Wengraf, Tom. (2001). Qualitative research interviewing biographic narrative

and semi-structured methods. London : Sage Publication.

Wibowo, S. (2008). ‘Korban penembak misterius datangi komnas HAM’.

Diunduh pada 16 januari 2009, dari:

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/01/23/1/77510

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Wood, C.V. (2008). Memory at work: Halbwachs, Sigmund Freud, and the

sociology of knowledge in contemporary studies of cultural memory.

Diunduh pada 5 Februari 2009, dari:

http://citation.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_citation/1/0/5/

0/7/pages105079/p105079-1.php

Departemen Kesehatan. Direktorat Jendral Pelayanan Medik. (1993). Pedoman

penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia iii. Jakarta:

Departemen Kesehatan.

Tempoeds.12/24. (1994,24Desember). ‘IaBicaraSoalPetrus’.Diunduh

pada 5 Februari 2009, dari:

http://www.pdat.co.id/tempo/view_article.php?article_id=622

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

LAMPIRAN

Transkrip Wawancara & Pengkodean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

A. I. subyek 1

Fase deskriptif

a. Identitas Subyek

Nama : Solichin

Usia : 65 tahun

Pekerjaan : penjahit

Alamat : Madu Murti

Status : Menikah

b. Hasil Wawancara

TRANSKRIP

pak bisa diceritakan ee... mengenai peristiwa petrus?

waktu itu... saya sudah berumur... sudah punya istri ya... sudah punya anak

waktu itu emang saya masuk partai...PDI ... dan waktu itu... saya ...masih ingat...

sekali...bahwa waktu itu emang eee...gejolak sekali di...khususnya di jogjakarta

dan... saya amati memang waktu itu ee....mmm..... khusus yang di...cari... itu gali-

galinya... itu seingat saya

seingat saya memang gali-galinya dan.... semuanya itu....walaupun saya tidak tau persis,

tapi kenyataannya demikian.

walaupun... sekarang itu hukum... negara hukumnya itu emang digalakkkan sekali

tapi waktu itu kayaknya itu negara hukum itu kayaknya tidak diperhatikan sekali.

karena apa? pembunuhan satu dengan pembunuhan-pembunuhan yang lainnya tu

kayaknya tidak digubris sama sekali. jadi sama sekali, waktu itu eee....pembunuhan-

pembunuhan waktu itu kayaknya tu...eee....diabaikan demikian....diabaikan....

jadi...tidak dirasakan bahwa nek ini adalah negara hukum

kalau sekarang akhir-akhir ini... dua ribu..... ke atas itu sudah sekakan-akan digalakkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

sekali negara hukum memang dimayoritaskan

kalau dulu saya amati tu tidak sama sekali.

apalagi...orang membunuh-membunuh itu kayaknya itu ha...hampir tidak

di....diperhatikan sekali... walaupun dia itu gali,walaupun dia itu kasarane tu pencopet

atau perampok atau apa bentuknya, itu kayaknya tu tidak diperhatikan sama sekali. dari

eee...pemerintah...mau..mau...maupun orang-orang hukum gitu lho....

apalagi keluarganya....apalagi keluarganya

mau protes, mau usul, mau ini mau itu tu waktu itu diabaikan sekali

tapi waktu sekarang, sekarang tu duaribu keatas itu diperhatikan sekali

walaupun keluarganya tidak memperhatikan, tidak usul, tidak protes. tapi mungkin

kanan kirinya atau orang lain yang protes.

atau " kok dinengke wae to itu!!!" ooo!" bojone dipateni kok meneng wae!" lha.....itu

justru orang lain yang memperhatikan sekali gitu lho....kalau sekarang itu lain sekali

dengan waktu itu.

bukannya keluarga saya itu... ikut... korban tidak. tapi emang demikian lah

walaupun waktu itu juga saya waktu itu juga masuk partai

walaupun saya juga tidak takut waktu itu, memang saya tidak takut. masalahnya itu

saya tidak berbuat apa-apa. saya tidak terindikasi ke gali atau apa saya memang masuk

ke partai pada waktu itu. dan saya takutnya itu...kenpa saya harus takut wong saya tidak

berbuat salah lah katakanlah demikian. saya tidak berbuat salah

kenapa saya harus takut. keluar malam, pagi buta, siang , sore,... itu saya keluar ya

biasa-biasa saja. walaupun ,teman-teman saya itu banyak sekali yang terpegang. kalau

terpegang juga harus, kalau terbawa polisi ya sudah pasti harus mati. itu kebanyakan

teman-teman saya yang meninggal atau yang mati itu ya gali-galinya itu, dan memang

di partai itu, dipartai saya di PDI itu tidak hanya di pdi thok! tapi kebanyakan waktu itu

memang hanya tiga partai yho. PDI, PDI, PPP, dengan golkar... itu

di partai PPP juga banyak gali-galinya. di golkar pun ada juga...gali-galinya, bukan di

golkar tu hanya pegawai negri.khususnya pegawai negri tu tidak. tapi justru orang-

orang awam pun banyak yang masuk golkar gitu lho. apalagi yang di PDI atau PPP. itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

yang yang bukan pegawai negri semuanya itu. bukan di PPP itu orang islam thok....trus

yang di golkar tu orang pegawai negri thok tu bukan....tu orang awam pun banyak

sekali begitu tu....di golkar maupun di PPP itu. dan gali-galinya juga banyak sekali.

yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak juga. golkar juga banyak gitu

lho. tidak mayoritas di PDI thok...gitu....kalaupun saya orang PDI....tapi tidak...tidak

sama sekali...orang PDI thok yang meninggal.

waktu itu bapak di pdi sebagai apa sih?

waktu itu komandan satgas bansus, bansus tu barisan pengawalan khusus, hitam2 waktu

itu...

ada dua versi ya, ada hitam-hitam dengan doreng, doreng tu pengamanan, kalau yang

bansus tu pengawalan. khusus pengawalan gitu... saya komandannya...waktu itu untuk

DIY

kalau suasananya sendiri, eee ....suasana di sekitar eee....bapak, di lingungan

bapak itu , sebenarnya suasanya seperti apa sih?

waktu itu emang...tidak terlalau mencekam sekali ya...biasa-biasa saja...saya

amati...kalau emang ada aaa....yang takut ada yang...takut , atau yang mencekam...,

atau yang ee... apapun bentuknya , itu hanya tertentu, tempat-tempatnya tertentu aja

dan orang-orang tertentu aja, karena di lingkungan saya khususnya di lingkungan saya

waktu itu di pugeran ya... di pugeran tu ya....yang mengetahui atau yang sering

mengetahui partai itu ya orang-orang tertentu aja, tidak semua orang mengetahui,

walaupun...saya tu justru di sana tu....aaa....di lingkup saya tu saya sebagai RT waktu

itu...RT... dan di lingkup kanan kiri saya tu tidak banyak orang PDI. saya justru,

memang saya menjemput orang-orang di luar itu. ya ada satu -dua...tiga -empat...orang

PDI...tapi tidak mayoritas gitu lho... dan tidak mencekam sekali karena justru yang

mencekam itu justru misalnya di DPC, DPD... itu yang mencekam sekali di lingkungan

itu. tapi kanan kiri saya itu kan bukan DPC DPD tapi...awam gitu lho orang

awam....perkampungan biasa kalau di DPC, DPD tu mang keliatannya mencekam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

sekali... karna aaa...gali-gali justru... bukannya di tempat situ, tapi nongkrongnya justru

ada di situ DPC, DPD itu...lha...kadang-kadang...mmm... entah itu orang militer..., entah

itu orang polisi, entah itu orang pemerintah, entah itu orang apa yang nguber-nguber

lah...yang nguber-nguber gali waktu itu... itu emang sering berkeliaran di di tempat

DPC atau DPDnya itu...

justru di DPCnya itu DPD PDI dengan DPP eee DPD PPP eee...PPP.... Golkar! tu

ber....ber....berdekatan sekali ...... hanya selang rumah sedikit gitu lho...satu rumah itu.

DPD PDI ada rumah kantor baru...DPD PPP.....

eee....kalau reaksi keluarga sendiri gimana sih pak waktu itu?

keluarga sendiri....ya ada satu dua yang... yang merasa ketakutan ya merasa ketakutan

sendiri, keluarga saya sendiri...tapi tidak mayoritas semuanya keluarga saya,

keseluruhan ketakutan tu enggak ....tidak sama sekali...karena aaa...keluarga saya tu

mengetahui persis lah...keadaan dan keberadaan saya....saya tu memang orang satgas

dan pimpinan...tapi.....di sisi lain saya tu bukan orang gali dan tidak kasarane tidak

nyolong njukuk, perampok dan lain sebagainya, tidak sama sekali!

jadi ketakutan tu ada..., tapi juga dia tenang-tenang aja....oohhh...kenapa saya harus

takut...anak saya bukan perampok, bukan gali kok...tapi....di sisi lain..di sisi

lain....ketakutan tu selalu ada karna apa...sel...sel... selama....selama... ada

gali...katakanlah gali itu terpegang, tu nggak pernah pulang mesti trus meninggal tu lho,

ha...meninggalnya tu kapan di mana tu dia nggak pernah tau, sepengetahuan saya ada di

wonosari... ha...kata di bawah sana sudah meninggal mesti .....di tembak mesti

kalau sampai sekarang itu bapak masih... kadang-kadang teringat peristiwa tu

nggak sih?

masih saya ingat-ingat...tapi...rasa takut tu sudah ngak-ngak sama sekali, nggak ada rasa

takut lagi.... kalau teringat sih..masih teringat terus, terngiang-ngiang terus, waktu

ee....tahun 82 itu...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

yang diingat itu seperti apa sih pak, yang paling teringat tu suasananya?

waktu itu saya ingat sekali, waku itu saya baru nongkrong-nongkrong. minum air teh di

pojok benteng itu ya....itu rame-rame di sasonoinggil itu...banyak teman-teman saya

yang di sana...entah itu rapat..entah itu ada dangdutan atau apa...

itu difoto-foto foto gitu tau-tau ada yang diajak pergi...tapi diajak perginya itu secara

diam-diam atau gimana bukan secara paksaan...ha...dia ma,, nurut aja..tau-tau dibawa

pergi...dengar gitu bubar semuanya dulu itu...

waktu itu.... katanya ada... istilahnya itu...bukan gropyoan ya...mmm....apa itu

namanya...itu...waktu itu...

jadi...waktu.... kalau nggrubung itu nggak...ngak... boleh, misalnya ada di pingggir...di

tepi jalan itu bergerombol tiga empat orang itu ...harus bubar itu...harus bubar...jadi

seakan-akan...eee....mencekamnya disitu itu...tapi...waktu gerombol-gerombol

itu...bukan orang umum, tapi justru orang-orang partai sendiri....partai sini

gerombol..partai sana gerombol , sana gerombol...atau kampung sana, yang sana itu

bergerombol-gerombol...tapi bergerombolnya itu kan tertentu orang-orangnya itu

bukan masalah.... kampung..., masalah RT...masalah apa itu ndak...tapi...justru masalah

partai...masalah mengatakan atau membicarakan masalah ooo...si A...digowo ning

Wonosari dah...ditembak angsung meninggal.. ...misalnya itu bergerombolnya begitu.

langsung bubar..!!!jadi nggak boleh ....bergerombol lebih dari lima orang tu nggak

boleh....tiga orang saja tidak boleh...tu bergerombolnya waktu mencekam-

mencekamnya itu...tapi...saya tenang -tenang aja...nggak...nggak....masalah...

ini....kalau andai kata suatu hari nanti tu ..... peristiwa ini akan diusut gitu ya pak

ya, bapak sendiri berpendapat bahawa tindakan petrus itu sebenarnya diluar

jalur hukum, seumpama nanti peristiwa itu akan disidangkan gitu ya pak akan

dibawa ke pengadilan sebenarnya apa yang bapak sampaikan apa si? sebagai

bagian dari masyarakat yang waktu itu juga menjadi saksi !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

kenapa waktu itu , waktu itu yo bukan waktu sekarang. kenapa waktu itu tidak

dipermasalahkan, artinya tidak ee tidak ada respon dari pemerintah walaupaun dari

pihak keluarga itu sudah menerima.

tapi disisi lain mungkin keluarganya, mungkin teman-temannya khususnya teman-

temannya

itu kok diam-diam aja.dari pihak pemerintah,atau pihak ee kepolisian atau keamanan

atau apa bentuknya itu kok diam-diam saja.

tidak pernah mengusut atau memeprmasalahkan itu jadi ee

bukannya saya tidak setuju

tapi kenapa kok negara hukumnya waktu itu kok tidak seperti dengan negara hukumnya

waktu sekarang gitu lho, sekarang diperhatikan sekali, waktu itu sama sekali tidak

diperhatikan

ya betul ya…yang dicari gali-galinya. gali-galinya dikatakan itu orang yang.... nggak

enaklah katakanlah nggak enak kalo kita mengatakan demikian

tapi orang si tetep orang yo artinya tu ee

negara hukum itu tetep berlaku artinya walaupun tu kasarannya kita nyolong pitek atau

perampok atau korupsi atau apapun bentuknya

itupun dihukum apalagi gali…walaupun...gali itu juga orang gitu lho...kenapa

walau...kok nggak diusut gitu lho..kok nggak diusut

nah itu kan ee kira-kira garis besar piirannya bapak sekarang ya dengan atas a

situasi itu..pada waktu itu pemikirannya bapak gimana si?

waktu itu juga hanya ya sekedar dengan teman-teman itu juga hanya .. waktu omong-

omongan gitu lho

lha kae kok mati kok didiamkan saja

walaupun dia itu gali meningal,,, sampai meninggal

kok misalnya dari pihak keluarga walaupun tidak protes,atau tidak mengusut, atau tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

usul ee atau apa bentuknya itu teman-temannya yang tidak terima..katakanlah demikian

tapi kok dari pemerintah juga diam aja gitu lho buakannya saya tidak setuju

tapi memang demikianlah bentuknya itu kok ...kok

tetep didiamkan aja sampai sekarang

waktu itu memang dari temen-temen juga nggak ada yang... mencoba untuk

menyuarakan...

ya sekedar hanya menyuarakan biasa aja ngomong sama temen-temen

tapi nggak bisa keluar...mengatakan diluar itu gag berani

karena takut itu, walaupun dia bukan gali ya dikira ya..ee dikira dia temannya si gali tu

bisa dipegang sendiri,,bisa mati sendiri gitu lho

takutnya di situ itu

kalau ngomong di luar ya harus hati-hati waktu itu..memang harus hati-hati.kalau tidak

hati-hati wah kalo terdengar.

misalnya mbak ini ee intel ya, intel... sya amu ngomong sama temenya,mbak denger ..

tau-tau mbak pergi, dateng bawa temennya

itu langsung pegang saya ..sudah

memang sering terjadi???

sering terjadi demikian itu

jadi ngomong di luar itu harus hati-hati

waktu itu, kalau sekarang kan lain dengan dulu gitu lho

tapi kalau sekarang tu ee bapak juga ee sudah nggak takut lagi ee kaya

maksudnya untuk menyuarakan !!!!!!

ya ya ya

kalau sekarang emang tidak pelu takut lagi ya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

karena sekarang negara hukumnya emang sudah ee digalakkan sekali artinya

diperhatikan sekali

kalau memang saat dipegang ..ya walaupun nanti saya dipegang

langsung di kantor yo...nanti di kantor itu didididi...

dipemasalahkannya dikantor itu bukan..nggak bisa saya menjawab disini dengan aparat

misalnya..nggak bisa..apalagi ngga mau tau

harus di kantor gitu mesti

nek ee perasaannya bapak sendiri terhadap pemerintah itu seperti apa si???

waktu itu???

ya waktu itu gitu??? penilaian bapak terhadap pemerintah itu seperti apa sih?

pemerintah waktu itu

emang emmmm… saya nilai emang, waktu itu yo bukan waktu sekarang yo

waktu itu emang kurang fer artinya

kurang terbuka

kurang begitu bisa dipahai oleh masyarakat sendiri karena apa ee karena ee.. gali

pencoleng, perampok atau apapun bentuknya dengan yang kecil-kecil

tanpa ada perhatian tersendiri atau perhatian khusus oleh pemerintah

membunuh dengan seenaknya sendiri

karena dia membunuh itu seenaknya saja, seenaknya saja dia tanpa ada rasa dosa gitu,

walaupun-walaupun itu gali, walaupun dia itu korupsi, walaupun dia nyolong,

pencoleng atau apapun bentuknya, tetapi tetep enak aja membunuh orang gitu lho

seperti membunuh ayam lho, katakanlah demikian tetapi waktu sekarang kan beda

sekali, walaupun sekarang kalau sekarang memang ee ... saya tidak cocoknya, bukannya

saya tidak setuju tidak cocoknya itu kok

antara yang korupsi yang berapa milyard, berapa triliun

dengan yang ee mencuri ayam kok bedanya jauh sekali, yang mencuri ayam di

bu...dihukum 2 tahun misalnya 2 tahun, 3 tahun, tetapi

yang yang korupsi beberapa triliun berapa milyard itu kok hanya 5 tahun katakanlah,

itu tidak imbang katakanlah itu, itu bukan pihak polisi sendiri atau pihak aparat sendiri

tapi justru kejaksaan atau badan hukum sendiri atau hakim sendiri yang..yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

berkompeten itu yang tidak menyetujui saya itu.

sebenernya waktu itu tu ee .. pastinya seperti apa si?

kayak ee pendapat bapak tentang pemerintahan, terutama pak Harto kemudian

pendapat bapak tentang ee kriminalitas itu sendiri pada waktu itu gimana?

kalau pemerintahan pak harto emang bagus ya, artinya ee waktu itu emang agak

lumayanlah, demikian, karena ya walaupun waktu itu banyak gali-gali, banyak

pencoleng, banyak judi, banyak nomer buntut, itu memang banyak sekali... ya, tetapi ee

bukannya didiamkan saja tetapi itu sebetulnya memang walaupun disisi lain

itu aset negara ya, misalnya judi atau nyalo atau apa bentuknya

itu dulu emang banyak sekali, berkeliaran dan didiamkan saja walaupun bukan-bukan

kayak sekarang itu.. ee waktu sekarang itu

ditiadakan trus saya anu, ndak..tapi emang

itulah kehidupan di indonesia demikian itu..gitu lho

kalau dampak dari petrus itu sendiri waktu itu yang dirasakan seperti apa si pak?

ee

dampaknya memang petrus itu khususnya, khususnya yang dicari-cari itulah gali-

galinya itu. gali-gali itu pencoleng-pencoleng

yang sering membuat onar, sering membuat resah, sering membuat anu masyarakat

sendiri itu yang betul-betul yang dicari waktu tahun 82 itu yang dicari pemerintah atau

aparat sendiri, itu yang merasa resahnya itu kalau orang-orang awam...

kalau.. saya sendiri tidak ya, tidak merasa resah ya..,

karena saya tidak merasa dirugikan, yang merasa dirugikan misalnya seperti toko-toko

atau pegawai-pegawai yang sering diperas, sering diminta uang yang tanpa pamprih

tanpa..tanpa..

itu yang sering mengeluh lha mungkin dia itu yang ee sering yang merasa dirugikan

banyak sekali yang tanpa mungkin ee

lapor kepada aparat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

nah, aparatnya ini juga emmmm ingin membersihkan gali-gali tersebut, dengan cara ....

sekarang ini waktunya untuk membesihkan gali-gali

waktu 82 itu, 82 sampai mencekamnya tu puncaknya 82, tapi sebelum tahun sebelum 82

itu sampai 80-81

sudah mulai tetapi belum memuncak, sampai mungkin 85-90 lah baru redam, baru

mulai tentram. sekali lagi tapi puncaknya 82 itu...

saya sampai pernah pergi diungsikan itu 82 itu pas puncak-puncaknya itu.

dan waktu itu saya masih di DPC. DPC nya itu warung mboto itu.

njenengan itu diungsikan kemana pak?

ke wates dulu waktu itu,

kalau di wates emang lebih aman ya pak?

nggak orang desa si, di desa itu jadi nggak begitu ramai sekali seperti di kota, kalau di

di desa ya... walaupun disana itu

meski kabarnya tu sudah sampai disana sampai di seluruh indonesia pun denger kalau

jogja itu demikian. tapi ee tidak ee seganas hidup di kota gitu lho, di kota jugja

katakanlah demikian, di desa, di dalam lagi.

waktu itu banyak juga nggak sih yang ee .. akhirnya juga mengungsi atau

diungsikan gitu? atau diungsikan

ada juga tapi nggak banyak terutama yang gali-gali atau terutama yang tertentu

nggak yang juga sebenarnya orang biasa-biasa gitu lho, orang biasa juga ada tetapi

nggak seluruhnya, hanya tahu betul, yang tahu betul situasi persis, yang tahu betul

situasi kondisi tempatku, yang dia ketakutan pada ketakutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

tetapi banyak itu pak? yang ketakutan

ada juga..nggak banyak tapi ada juga

hemmm sebenernya habis petrus itu dampaknya itu memang berasa nggak si?

memang habis itu kejahatannya menurun gitu pak? atau ..... ya memang

dampaknya memang kelihatan sekali ya, setelah 82, 83, 84, 85 itu agak menurun

hampir ee separuh lebihnya gali-gali itu hilang semuanya, hampir semuanya tapi masih

juga ada ee, tapi banyak juga yang meninggal, meninggalnya sekarang itu tidak

ditembak atau mati, karena matinya tu sekarang mungkin karena sakit mungkin, sudah

tua atau kena apa. bukan masalah ditembak atau apa itu ndak matinya galigali, sisanya

yang 82 itu, gitu lho, jadi tapi tidak mati kena ditembak tapi karena dia mungkin sakit

gitu lho, kalau sekarang gitu lho.

masih ada beberapa rekan-rekan yang masih ada, tapi sekarang sudah.. kelihatannya

sudah hampir punah semuanya gali-galinya yang dulu-dulu.

walaupun masih ada tetapi ee anak buahnya gali-gali tetapi bukan gali-gali yang

tenggelam. tenggelam ketua-ketuanya itu enggak, tetapi sekarang memang sudah ee

kelihatannya tu sudah tenang sekali artinya tidak ada ee gali-gali yang seperti dulu-dulu

lagi. nggak seperti dulu lagi, ...kelihatannya sudah tenang lagi.

mungkin ya saya tidak berharap, mungkin kalau tahun-tahun depan ada lagi, saya nggak

ngerti, tapi kayaknya nggak ada lagi ya....

jadi itu sebenarnya itu berhasil ya pak?

ya, ya katakanlah berhasil sembilan 75 % lah berhasil 75 % itu, pemerintah berhasil

untuk bisa menangkap, katakanlah menangkap maupun membunuh dari pada gali-gali

tersebut. walaupun disisi lain ada juga yang lolos tapi disisi lain hampir semuanya

punah semuanya.

kalau ee tentang jam malam seperti apa ya pak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

jam malam waktu itu ya, itu ya waktu itu sekitar hanya kurang lebih ......nggak ada

setahun, setengah tahun .... setelah itu jam malam itu antara jam 7 antara jam 6 pagi, itu

memang ada gejolaknya ee khususnya di ... walaupun orang awam, tetapi dia yang

merasa ketakutan sekali, jam malam takut sekali dia mau keluar malam..takut sekali ...

apalagi dia yang punya anak sudah besar-besar ikut partai itu apalagi.....gitu lho

tapi... walaupun saya keluar malem, pagi buta itu nggak takut karena saya berpendirian,

saya bukan orang gali, saya tidak menyalahi hukum, tidak menyalahi pemerintah, saya

tidak menyalahi ini, itu. kenapa saya harus takut gitu walaupun saya orang partai.

kira-kira soal petrus ada yang ingin bapak sampaikan lagi nggak?

saya hanya mau menyampaikan beberapa kata saja, mungkin kalaupun dari pihak

keluarga, korban itu bisa mengusut ya silahkan, tapi tanpa harus, prosedurnya tanpa

harus ada. harus ada saksi matanya, harus ada ee ... orang-orang yang deket dengan si

gali itu, bukan-bukan orang-orang yang gali bukan , tapi orang yang tau persis. si A

ditembak ee disana dibawa, disana ditembak mati, itu harus orang-orang yang betul-

betul tau persis ee teman-temannya atau saksinya. saksi matanya tau persis kalaupun

bisa mengusut. kalau mau mengusut gitu lho, karena apa.

kalau emang dulu itu mateni wong kayaknya seperti nyembeleh ayam aja, klekek udah

nggak ada hukumnya walaupun sekarang itu hukumnya itu digalakkan sekali, waktu itu

nggak ada hukumnya, walaupun juga yang mateni juga orang, yang dipateni juga orang,

itu memang harus diusut. bukannya saya ngewangi gali-galinya tidak, tapi itu ee ....

kehidupan di dunia memang harus demikian kalau memang harus diusut ya silahkan

diusut tapi harus punya saksi mata yang betul-betul ee .. betul-betul dia itu tau persislah

kajadiannya dimana dan, kapan dimana

bapak pernah melihat nggak, pernah nggak liat sendiri peristiwa itu gitu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

kalau temen yanglangsung dipegang itu saya nggak melihat sendiri,haya denger-denger

kalau disana itu baru di serbu karena diserbu yo, diserbu atau dipegang orang waktu

dengar jarak berapa kilo meter gitu saya sudah pergi lagi gitu lho.

saya tidak bisa misalkan pas omongan-omongan gini waktu 5, 4 atau sepuluh orang gitu

ada orang dipegang, saya nggak pernah liat sendiri, nggak melihat sendiri.

waktu itu memang ada beberapa rekan saya waktu pas rapat di tegalrejo, saya tidak

rapat disana, tapi saya minum opo ee ... air teh di pojok benteng. dikira saya ada disana.

saksinya banyak sekali, bahwa saya tidak ikut disana. jadi, disana itu banyak yang

dipegangi. banyak ada 3, 4, orang yang dipegangi gali-galinya itu. tapi waktu itu tapi

waktu itu saya tidak ikut di tegalrejo. saksinya di, saya di pojok benteng kulon itu pas

minum teh itu. pojok benteng bakmi itu saya minum disitu dengan teman-teman saya

juga ya 1, 2 ada yang PDI juga. "tapi ra mungkin pak Solichin ngombe wedang karo

aku kok". ada yang "aku mau weroh pak Solichin nang tegalrejo". ra mungkin "aku

weroh pak Solichin nang pojok benteng ngombe wedang karo aku" nah gitu. saya tidak

pernah melihat ee dengan mata kepala saya sendiri bahwa si A di depan saya baru di

pegang, saya belum pernah melihat mendengar-mendengar banyak orang itu ya itulah

.....karena saya kebanyakan ya,

kebanyakan dari partai sendiri, yang dipegang justru orang ee yang doreng-doreng,

kalau yang hitam-hitam anak buah saya, saya semuannya itu .... bukan saya

membersihkan dengan anak buah saya, nggak, tapi bersih semuanya, minum juga

nggak, maen juga nggak, bersih semuanya, tapi ya yang doreng-doreng itu ya memang

gali-gali, kebanyakan hampir 30% itu galigali semuanya. saya mengakui walaupun juga

orang PDI gitu lho, gali-gali sendiri.

kalau orang yang bapak kenal gitu, ada nggak pak yang jadi korban petrus?

temen bapak gitu?

ya banyak sekali, tapi lupa-lupa ingat saya, nama-namanya lupa-lupa ingat saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

waktu itu bapak, kan temen ini gitu ya, merasa sedikit takut gt?

saya sendiri? saya sendiri nggak merasa takut gitu, walaupun disisi lain pihak keluarga,

istri, itu sedikit ada rasa ketakutan, ketakutan masalah apa? bukan masalah saya itu gali

atau tidak, saya bukan orang gali. ketakutannya walaupun saya orang partai tapi

ketakutannya itu teman-temannya itu meninggal ditembak di wonosari.itu aja

ketakutannya bukan masalah kowe itu bukan gali, bukan anu .... kenapa harus takut gitu

lho.

waktu itu bapak udah menikah ya?

sudah! sudah punya anak dua, apa tiga itu dua ....

waktu bapak ngungsi itu ikut?

enggak saya sendiri!! tapi keluarga tau ya pasti ..........

ee dulu tu kalau ... ee bapak ngeliat oang-orang yang pada ketakutan reaksiya

kayak apa si?

orang-orang yang takut lho ini ... !!

ya pihak keluarga atau mungkin temen-temen bapak yang gali-gali mereka

reaksinya seperti apa sih pak?

kalau pihak keluarga saya nggak nggak begitu bisa memantau sendiri ya , kalau

teman-temannya juga dia tu hanya sekedar rerasan, . dia tu sekedar dia tu rerasan ya

ngomong-ngomong di,..... itu pun omongannya hanya di DPC maupun DPD.

di luar dia ggak berani ngomong-ngomong sekeras apapun nggak itu nggak brani.

kalau DPC, DPD dia hanya rapart-rapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

sekedar rapat-rapat dan omongan bisik-bisik.

ngomong si A mau di gowo ndono e, wes mati, ya rasan-rasan sebatas itu.

tapi kekecewaan itu juga nggak sebatas kekecewaan itu, karena temen-temen saya juga

tau kalau yang dipateni itu yang dibawa gali-galinya gitu lho. tapi sekedar bukan

terkejut. nggak ya biasa-biasa aja.

"wah ho'o to wah yo ngati-ngati". ya meng sekedar itu saja. ya nggak sebatas dia

kagum, itu heran itu enggak. nggak heran, kenapa harus heran, ya kita sudah tau kalau

si A itu orang gali.

kalau rekasi teman-teman bapak yang memang gali itu mereka gimana pak? apa

langsug nggak mau keluar rumah?

ya banyak sekali ee temen-temen saya yang khususnya gali-gali dia menghilang, yang

masih hidup itu menghilang semuanya.

iya nang ndi? wes meneng wae, aku lungo.

kita dah tau ee... apa .. hemmm omongan dia dah tau, kita dah tanggap, kalau dia pergi

itu, menghilang itu hanya sementara, karena waktu itu memang 82, 77, 82 itu gencar-

gencarnya 77, 82 itu,pemilu kan lima tahun sekali , 77, 82, 87 gentar-gentarnya itu.

puncaknya 82 itu.

menghilangnya itu tidak terus menghilang terus tidak, artinya hanya sementara saja,

ndak berbulan-bulan tidak nyampe. dia sudah kelihatan sekali lagi, dia kelihatan agak

agak ee mengkhawatirkan dia menghilang lagi.

teman-temannya sudah hafal semuanya, sudah tau gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Gali sebagai target petrus

‐ khusus yang di...cari... itu gali-galinya...

‐ seingat saya memang gali-galinya

‐ katakanlah gali itu terpegang, tu nggak pernah pulang mesti trus meninggal tu lho, ha...meninggalnya tu kapan di mana tu dia nggak pernah tau,

‐ …yang dicari gali-galinya… ‐ khususnya yang dicari-cari

itulah gali-galinya itu. gali-

gali itu pencoleng-pencoleng

Gali sebagai anggota partai

‐ di partai PPP juga banyak gali-galinya. di golkar pun ada juga...gali-galinya

‐ ....di golkar maupun di PPP itu. dan gali-galinya juga banyak sekali.yang meninggal tidak hanya orang PDI tetapi PPP banyak juga. golkar juga banyak gitu lho

Gali

Gali yang meresahkan ‐ …yang sering membuat onar, sering membuat resah, sering membuat anu masyarakat sendiri itu yang betul-betul yang dicari waktu tahun 82 itu yang dicari pemerintah.

‐ …yang merasa dirugikan misalnya seperti toko-toko atau pegawai-pegawai yang sering diperas, sering diminta uang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Jumlah gali yang menurun setelah petrus

‐ dampaknya memang kelihatan

sekali ya, setelah 82, 83, 84, 85

itu agak menurun hampir ee

separuh lebihnya gali-gali itu

hilang semuanya, hampir

semuanya tapi masih juga ada

ee…, tapi banyak juga yang

meninggal

‐ tetapi sekarang memang sudah ee

kelihatannya tu sudah tenang

sekali artinya tidak ada ee gali-

gali yang seperti dulu-dulu lagi.

‐ katakanlah berhasil sembilan 75 % lah berhasil 75 % itu, pemerintah berhasil untuk bisa menangkap, katakanlah menangkap maupun

‐ membunuh dari pada gali-gali tersebut. walaupun disisi lain ada juga yang lolos tapi disisi lain hampir semuanya punah semuanya.

Gali sebagai korban ketidakadilan

‐ walaupun dia itu gali,walaupun dia

itu kasarane tu pencopet atau

perampok atau apa bentuknya,

itu kayaknya tu tidak

diperhatikan sama sekali. dari

eee...pemerintah...mau..mau...ma

upun orang-orang hukum gitu

lho....

‐ tapi orang si tetep orang yo artinya

tu ee…negara hukum itu tetep

berlaku artinya walaupun tu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

kasarannya kita nyolong pitek

atau perampok atau korupsi atau

apapun bentuknya

‐ itupun dihukum apalagi

gali…walaupun...gali itu juga

orang gitu lho...kenapa

walau...kok nggak diusut gitu

lho..kok nggak diusut

‐ gali pencoleng, perampok atau

apapun bentuknya dengan yang

kecil-kecil

‐ tanpa ada perhatian tersendiri atau

perhatian khusus oleh pemerintah

‐ membunuh dengan seenaknya

sendiri

‐ karena dia membunuh itu

seenaknya saja, seenaknya saja

dia tanpa ada rasa dosa gitu,

walaupun-walaupun itu gali,

walaupun dia itu korupsi,

walaupun dia nyolong,

pencoleng atau apapun

bentuknya, tetapi tetep enak aja

membunuh orang gitu lho

‐ seperti membunuh ayam lho,

Negara/pemerintah Negara yang

diceritakan sebagai pelaku petrus

‐ ...lha...kadang-kadang...mmm...

entah itu orang militer..., entah

itu orang polisi, entah itu orang

pemerintah, entah itu orang apa

yang nguber-nguber lah...yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

nguber-nguber gali waktu itu...

itu emang sering berkeliaran di

di tempat DPC atau DPDnya

itu...

‐ aparatnya ini juga emmmm ingin

membersihkan gali-gali tersebut,

dengan cara .... sekarang ini

waktunya untuk membesihkan

gali-gali

Ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan penegakan hukum

‐ tapi waktu itu kayaknya itu negara hukum itu kayaknya tidak diperhatikan sekali…

‐ pembunuhan satu dengan pembunuhan-pembunuhan yang lainnya tu kayaknya tidak digubris sama sekali.

‐ jadi...tidak dirasakan bahwa nek ini adalah negara hukum

‐ tidak diperhatikan sama sekali.

dari

eee...pemerintah...mau..mau...ma

upun orang-orang hukum gitu

lho....mau protes, mau usul, mau

ini mau itu tu waktu itu

diabaikan sekali

‐ kenapa waktu itu tidak

dipermasalahkan, artinya tidak ee

tidak ada respon dari pemerintah

‐ dari pihak pemerintah,atau pihak

ee kepolisian atau keamanan atau

apa bentuknya itu kok diam-diam

saja…tidak pernah mengusut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

atau memepermasalahkan itu

jadi…

‐ tapi kok dari pemerintah juga diam

aja gitu

‐ lho bukannya saya tidak

setuju…tapi memang

demikianlah bentuknya itu kok

...kok, tetep didiamkan aja

sampai sekarang

‐ emang emm… saya nilai emang,

waktu itu yo bukan waktu

sekarang yo … waktu itu emang

kurang fer artinya kurang

terbuka, kurang begitu bisa

dipahami oleh masyarakat

‐ kalau emang dulu itu mateni wong (membunuh orang) kayaknya seperti nyembeleh (memotong) ayam aja, klekek udah nggak ada hukumnya

Perasaan takut

terhadap pemerintah karena sikap pemerintah yang represif serta tidak adanya kebebasan untuk berpendapat

‐ mengatakan diluar itu nggak

berani…. karena takut itu,

walaupun dia bukan gali ya

dikira ya..ee dikira dia temannya

sigali tu bisa dipegang

sendiri,,bisa mati sendiri gitu lho

‐ takutnya di situ itu…. kalau

ngomong di luar ya harus hati-

hati waktu itu..memang harus

hati-hati.kalau tidak hati-hati

wah kalo terdengar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

‐ misalnya mbak ini ee intel ya,

intel... saya mau ngomong sama

temenya,mbak denger .. tau-tau

mbak pergi, dateng bawa

temennya…, itu langsung pegang

saya ..sudah…, sering terjadi

demikian itu. jadi ngomong di

luar itu harus hati-hati

‐ waktu itu,… kalau emang dulu itu

mateni wong kayaknya seperti

nyembeleh ayam aja, klekek

udah nggak ada hukumnya

‐ di luar dia ggak berani ngomong-ngomong sekeras apapun nggak itu nggak brani. kalau DPC, DPD dia hanya rapart-rapat

keluarga Keluarga yang merasa takut atau khawatir

‐ keluarga sendiri....ya ada satu dua yang... yang merasa ketakutan ya merasa ketakutan sendiri,

‐ jadi ketakutan tu ada..., tapi juga dia tenang-tenang aja....oohhh...kenapa saya harus takut...anak saya bukan perampok, bukan gali kok...tapi....di sisi lain..di sisi lain....ketakutan tu selalu ada karna apa...sel...sel... selama....selama... ada gali...

‐ jam malam takut sekali dia mau

keluar malam..takut sekali ...

apalagi dia yang punya anak

sudah besar-besar ikut partai itu

apalagi.....gitu lho

‐ pihak keluarga, istri, itu sedikit ada rasa ketakutan, ketakutan masalah apa? bukan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

saya itu gali atau tidak, saya bukan orang gali. ketakutannya walaupun saya orang partai tapi ketakutannya itu teman-temannya itu meninggal ditembak di wonosari.itu aja ketakutannya bukan masalah kowe itu bukan gali, bukan anu .... kenapa harus takut gitu lho.

Keluarga korban yang pasrah

‐ keluarga walaupun tidak protes,atau tidak mengusut, atau tidak usul ee… atau apa

‐ " kok dinengke wae to itu!!!"

ooo!" bojone dipateni kok

meneng wae!" lha.....itu

Persepsi tentang desa dan kota

Subyek menggambarkan desa sebagai lingkungan yang lebih nyaman dibandingkan dengan kota

‐ di desa itu jadi nggak begitu ramai

sekali seperti di kota,

‐ tidak ee… seganas hidup di kota

gitu lho, di kota jogja katakanlah

demikian, di desa…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Subyek merasa tidak perlu takut karena tidak terindikasi sebagai gali

‐ walaupun saya juga tidak takut

waktu itu, memang saya tidak

takut. masalahnya itu saya tidak

berbuat apa-apa. saya tidak

terindikasi ke gali atau apa saya

memang masuk ke partai pada

waktu itu. dan saya takutnya

itu...kenapa saya harus takut

wong saya tidak berbuat salah

lah katakanlah demikian. saya

tidak berbuat salah

‐ kenapa saya harus takut ‐ tapi... walaupun saya keluar

malem, pagi buta itu nggak takut

karena saya berpendirian, saya

bukan orang gali, saya tidak

menyalahi hukum, tidak

menyalahi pemerintah, saya tidak

menyalahi ini, itu. kenapa saya

harus takut gitu walaupun saya

orang partai.

Respon subyek atas peristiwa petrus

Subyek mengungsi ke tempat yang lebih aman

saya sampai pernah pergi diungsikan itu 82 itu pas puncak-puncaknya itu

Respon lingkungan sosial terhadap petrus

Protes dan merasa tidak terima

‐ tapi mungkin kanan kirinya atau

orang lain yang protes.

‐ atau " kok dinengke wae to itu!!!"

ooo!" bojone dipateni kok

meneng wae!" lha.....itu. justru

orang lain yang memperhatikan

sekali gitu lho....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

‐ kok misalnya dari pihak keluarga

walaupun tidak protes,atau tidak

mengusut, atau tidak usul ee…

atau apa bentuknya itu teman-

temannya yang tidak

terima..katakanlah demikian

‐ ya sekedar hanya menyuarakan

biasa aja ngomong sama temen-

temen

Mengungsi ke tempat yang lebih aman

‐ waktu itu banyak juga nggak sih

yang ee .. akhirnya juga

mengungsi atau diungsikan

gitu? atau diungsikan

ada juga tapi nggak banyak

terutama yang gali-gali atau

terutama yang tertentu

‐ nggak yang juga sebenarnya orang

biasa-biasa gitu lho, orang biasa

juga ada tetapi nggak seluruhnya,

hanya tahu betul, yang tahu betul

situasi persis, yang tahu betul

situasi kondisi tempatku, yang

dia ketakutan pada ketakutan.

‐ ya banyak sekali ee temen-temen

saya yang khususnya gali-gali

dia menghilang, yang masih

hidup itu menghilang semuanya.

‐ iya nang ndi? wes meneng wae,

aku lungo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

‐ hanya sementara saja, ndak

berbulan-bulan tidak nyampe. dia

sudah kelihatan sekali lagi, dia

kelihatan agak agak ee

mengkhawatirkan dia

menghilang lagi.

Waspada dan lebih berhati-hati

‐ kalau disana itu baru di serbu

karena diserbu yo, diserbu atau

dipegang orang waktu dengar

jarak berapa kilo meter gitu saya

sudah pergi lagi gitu lho.

‐ "wah ho'o to wah yo ngati-ngati"

Pengalaman kehilangan pada saat peristiwa petrus

teman-teman saya itu banyak sekali yang terpegang. kalau terpegang juga harus, kalau terbawa polisi ya sudah pasti harus mati. itu kebanyakan teman-teman saya yang meninggal atau yang mati itu ya gali-galinya

Perasaan selalu teringat dengan peristiwa petrus

masih teringat terus, terngiang-ngiang terus, waktu ee....tahun 82 itu...

Perasaan tidak nyaman dan terancam yang dirasakan oleh kelompok masyarakat

‐ waktu itu saya ingat sekali, waku

itu saya baru nongkrong-

nongkrong. minum air teh di

pojok benteng itu ya....itu rame-

rame di sasonoinggil itu...banyak

teman-teman saya yang di

sana...entah itu rapat..entah itu

ada dangdutan atau apa...

‐ itu difoto-foto foto gitu tau-tau ada

yang diajak pergi...tapi diajak

perginya itu secara diam-diam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

atau gimana bukan secara

paksaan...ha...dia ma,, nurut

aja..tau-tau dibawa

pergi...dengar gitu bubar

semuanya dulu itu...

‐ walaupun dia bukan gali ya dikira

ya..ee dikira dia temannya sigali

tu bisa dipegang sendiri,,bisa

mati sendiri gitu lho

suasana Suasana yang bergejolak

‐ saya ...masih ingat... sekali...bahwa waktu itu emang eee...gejolak sekali di...khususnya di jogjakarta

‐ jam malam itu antara jam 7 antara jam 6 pagi, itu memang ada gejolaknya

Suasana yang mencekam dan rasa takut

‐ waktu itu emang...tidak terlalau

mencekam sekali ya...biasa-biasa

saja...saya amati...kalau emang

ada aaa....yang takut ada

yang...takut , atau yang

mencekam..., atau yang ee...

apapun bentuknya , itu hanya

tertentu, tempat-tempatnya

tertentu aja dan orang-orang

tertentu aja

‐ justru yang mencekam itu justru

misalnya di DPC, DPD... itu

yang mencekam sekali di

lingkungan itu…..DPD tu mang

keliatannya mencekam sekali..

‐ walaupun orang awam, tetapi dia yang merasa ketakutan sekali, jam malam takut sekali dia mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

keluar malam..takut sekali ... apalagi dia yang punya anak sudah besar-besar ikut partai itu apalagi.

Suasana mencekam dan larangan bergerombol di tempat umum

‐ karna aaa...gali-gali justru...

bukannya di tempat situ, tapi

nongkrongnya justru ada di situ

DPC, DPD…jadi...waktu....

kalau nggrubung itu

nggak...ngak... boleh, misalnya

ada di pingggir...di tepi jalan itu

bergerombol tiga empat orang

itu ...harus bubar itu...harus

bubar...jadi seakan-

akan...eee....mencekamnya disitu

‐ langsung bubar..!!!jadi nggak

boleh ....bergerombol lebih dari

lima orang tu nggak boleh....tiga

orang saja tidak boleh...tu

bergerombolnya waktu

mencekam-mencekamnya itu...

Ingatan kolektif

Bagaimana peristiwa tersebut dibicarakan secara terus-menerus dengan orang lain

‐ tapi mungkin kanan kirinya atau

orang lain yang protes.

‐ atau " kok dinengke wae to itu!!!"

ooo!" bojone dipateni kok

meneng wae!" lha.....itu

‐ justru orang lain yang memperhatikan sekali gitu lho....

‐ masalah mengatakan atau

membicarakan masalah ooo...si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

A...digowo ning Wonosari

dah...ditembak angsung

meninggal.. ...misalnya itu

bergerombolnya begitu.

‐ waktu itu juga hanya ya sekedar

dengan teman-teman itu juga

hanya .. waktu omong-omongan

gitu lho

lha kae kok mati kok didiamkan

saja

‐ kabarnya tu sudah sampai disana

sampai di seluruh indonesia pun

denger kalau jogja itu demikian.

‐ kalau temen yanglangsung

dipegang itu saya nggak melihat

sendiri,haya denger-denger

‐ saya tidak pernah melihat ee

dengan mata kepala saya sendiri

bahwa si A di depan saya baru di

pegang, saya belum pernah

melihat mendengar-mendengar

banyak orang itu ya itulah ..

‐ kalau teman-temannya juga dia tu

hanya sekedar rerasan, . dia tu

sekedar dia tu rerasan ya

ngomong-ngomong di,..... itu

pun omongannya hanya di DPC

maupun DPD.

‐ …rapat-rapat dan omongan bisik-

bisik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

‐ ngomong si A mau di gowo ndono

e, wes mati, ya rasan-rasan

sebatas itu.

Penggunaan kata “kita”

“kita tidak tau apakah orang militer, polisi, atau pemerintah yang selalu mencari-cari gali disana”.

Silent event ‐ mengatakan diluar itu nggak

berani

‐ kalau ngomong di luar ya harus

hati-hati waktu itu..memang

harus hati-hati.kalau tidak hati-

hati wah kalo terdengar.

‐ misalnya mbak ini ee intel ya,

intel... sya amu ngomong sama

temenya,mbak denger .. tau-tau

mbak pergi, dateng bawa

temennya

‐ itu langsung pegang saya

..sudah… sering terjadi demikian

itu

‐ jadi ngomong di luar itu harus

hati-hati

‐ di luar dia ggak berani ngomong-ngomong sekeras apapun nggak itu nggak brani. kalau DPC, DPD dia hanya rapart-rapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

A.II. Subyek 2

Fase deskriptif

a. Identitas Subyek

Nama : Tommy

Usia : 48 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat :

Status : Duda

b. Hasil Wawancara

TRANSKRIP

Bisa diceritain nggak ..ee..tentang petrus?? Ee cerita yang diingat tentang petrus,

itu seperti apa sih?

Ya kalo Petrus seingat saya itu …ppp… perih pokoknya, hampir tiap hari ya, hampir

diseluruh rakyat Indonesia itu..ada mayat dan mayat itu identik dengan dibungkus

karung, entah dibuang dimana..

Setelah itu..ya..terus…itu tadi Jogja, di Jakarta, di Bandung dimana aja…gitu

kejadiannya dan itu kayaknya berawal dari Jogja…ngeri, pokoknya yang ada

hubungannya sama itu haduh kayaknya ngeri dech…nah gitu…tapi seingat saya hanya

ya ya ya hanya sekelumit ya…..

Bisa diceritakan lagi lebih detail? Terus suasananya kayak apa? Terus ee waktu

itu suasana disekitar itu seperti apa? Reaksi orang2 itu seperti apa?

Ya mencekam, semua orang pokoknya merasa ngeri…ngeri dengan adanya mayat

dengan adanya pembunuhan dimana-mana …..tapi itu..dan mereka…meskipun nggak,

kami tidak tau siapa pelakunya, tapi selalu identik dengan, ini dengan dengan di dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa pelakunya.

Kalau yang jadi korban itu siapa saja si?

Kalau korban itu mereka meme…mengistilahkan dengan istilah waktu itu disebut

bromocorah atau-atau apa atau gali itu..!

Ada nggak si ee orang-orang disekitar eee disekitar bapak atau mungkin koh

Ming-Ming kenal, ya gitu kira-kira yang jadi korban gitu?

Ya ada…ada berapa….

Bisa diceritakan nggak seperti, seperti apa ceritanya?

Ya tau-tau….ya mereka kumpul-kumpul seperti biasa, sehari kemudian tau-tau sudah

di..sudah dimasukin karung, udah dimasukin karung dalam keadaan, dalam keadaan

menjadi mayat, dan seterusnya begitu…itu terjadi tahun, sekitar tahun 81, 82 sampai

dengan tahun 83…ee..

Waktu itu koh Ming-Ming ada dimana?

Saya ada di Jogja atau di Bali

Nah waktu itu ee kalau reaksinya koh Ming-Ming seperti apa si? Dengan

peristiwa-peristiwa yang seperti itu!

Ee ya waktu itu …sempet ngeri juga ya..bahkan istilahnya ora si pemberani,

sepemberani apapun waktu itu dengan kejadian itu, dengan adanya peristiwa-peristiwa

seperti itu, akan langsung hilang nyalinya. Sebab hampir di seluruh wilayah Indonesia,

serentak itu ee peristiwa itu, nggak tau kok bisa begitu, kok bisa serentak kenapa…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Kan waktu itu juga banyak orang-orang yang sembunyi banyak orang-orang yang

akhirnya memutuskan untuk pergi.

Banyak orang-orang yang memutuskan untuk pergi

Kalau orang itu emm… orang itu merasa apa..ada indikasi kesana ..lebih baik mereka

mengantisipasi aja. Tapi kalau saya si nggak ada masalah ya.

Saya nggak perlu mengantisipasi. Karna saya yakin, saya nggak ada indikasi

kesana…gitu lho..dan ketika saya, sampai sekarang saya nggak pernah pernah

berurusan dengan dengan dengan apa dengan aparat atau orang-orang tertentu….

Pendapat koh Ming-Ming sendiri tentang emmm apa ya

ee peristiwa itu seperti apa si?

Ya itu tetep…

Kalo saya katakan itu tetep ada pro dan kontra, setiap anu itu ada pro dan kontra. setiap

ee peristiwa atau setiap ini ada pro dan kontra ini pasti ada. disatu pihak, orang pronya

mengatakan bahwa orang-orang seperti itu harus dibrantas. Tapi disisi lain ada yang

mengatakan ini pelanggaan HAM dan sebagai berikut gitu….

Kalau ee ….temen-temennya Koh Ming-MIng sendiri ada yang ketangkap, ada

iteraksi atau reaksi mereka atau reaksi temen-temen disekitar situ?

Oo… banyak ketakutan khususnya merasa ada indikasi kesana. Karna bisa diraba to

arahnya itu kemana…

Kejadian itu, korban-korbannya …korban-korban rata-rata, orang-orang yang

diidentifikasi bertato, mereka itu ee…. rata-rata dia suka minum-minum, suka

bergerombol, yang artinya bergerombol bukan bergerombol saja, bergerombol yang

arahnya ke negatif..entah itu ya arah negatif itu gimana….entah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Ee kalau ee sampai sekarang itu masih sering inget nggak sih? Peristiwa itu?

Oh slalu inget itu, itu tidak terlupakan itu, karna peristiwa itu betul-betul luar biasa,

walaupun saya tidak terlibat langsung di dalamnya tapi saya sebagai saksi melihat itu

memang benar-benar ngeri, ngeri…

Waktu itu Koh Ming-Ming sudah punya tato belum?

Saya sudah punya tato,

Takut nggak, merasa takut nggak?

Saya takut si nggak, cuma khawatir ada, takutnya karna apa, karna saya merasa nggak

ada indikasi kesana gitu lho.

Kalau..bisa diceritakan lagi nggak, mungkin lebih panjang gitu ee kronologis

peristiwa waktu itu.

Kayaknya itu berawal…mereka menyebutnya itu petrus, pada tahun 81, 82 itu, kayak,

ya itu berawal dari Yogyakarta… terjadi penembakan yang namanya siapa itu lho.

Kalau nggak salah yang namanya ..nggak perlu saya sebutkan ya…namanya ya. Saya

sendiri juga lupa ya, setelah terjadi penembakan itu, terus beruntun, beruntun dan

serentak, hampir diseluruh wilayah Indonesia terjadi seperti itu. Mereka menyebutnya

petrus atau (pembunuh misterius) nggak tau siapa pelakunya, tapi begitu adanya.

Sampai akhirya berhenti tahun 83 akhir. Dan itu …Setelah itu adanya, ini berdesas

desus HAM gitu itu lho.

Oo terus ee maksudnya..ee menurut Koh Ming-Ming itu tu indikasinya apa terus

kenapa gitu lho, kok terjadi….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Indikasinya dah jelas…. Indikasinya itu..

Prosedurnya seperti apa?

Arahnya memberantas , memberantas para preman-preman di khususnya di Indonesia.

Secara, pada umumnya di Indonesia ya, tapi khususnya waktu itu berasal dari Jogja,

jadi saya saya katakana khususnya dari Jogja…gitu..

Ee kalo prosedurnya sendiri yang Koh Ming-Ming tau seperti apa si?

Prosedur apa?

He’em kayak maksudnya …ee apa..temen-temen kayak sigil diculik..atau gitu…

Oo prosedur sampai jadinya mereka dimasukkan dalam karung gitu.. ya itu diambil ,

nggak tau siapa yang mengambil, setelah itu tau tau sehari kemudian, sudah dalam

karung, sudah menjadi bangkai

Terus bangkai itu ditaruh dimana?

Ditaruh dimana-mana! Seperti di seperti contohnya seperti di got, di sebelah got, atau

ditengah hutan, dimana aja selama mereka mau.

Pernah liat nggak?

Pernah beberapa kali!

Dimana itu?

Ya di Jogja, dan di di anu di Jogja dan di Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kalau waktu di Jogja itu ngeliatnya dimana?

Di Jogja ya di… ya nggak bisa berikan apa ya..tapi beberapa kali saya liat di Jogja

karna saya nggak inget-inget e tempatnya.

Yayayaya…waktu itu yang dirasain apa?

Yang dirasakan ngeri dan bertanya-tanya, siapa pelakunya ini....kalo tapi kan kok kok

sampai kok sampai begini gitu lho…

Kalo, Tapi Koh Ming-Ming bilang itu kan usaha untuk memberantas kejahatan

gitu lho?

Kayaknya arahnya begitu!

Ee tapi, itu sebenarnya suatu usaha yang sudah tepat belum si?

Sudah tepat dan tidak saya liat tergantung sudut pandang orang itu nggak sama ya..ada

orang yang mengatakan itu bagus.

Kalau menurut pendapat pribadi Koh Ming-Ming? Menurut pendapat pribadi

aja!

Yaya itu saya kira ..kalo pendapat saya..itu bukan..bukan satu-satunya solusi ee…

bukan salah satu-satunya solusi..ada juga yang mungkin memang yang cukup

disokterapi. Ada juga cukup diberi pembinaan, orang bisa berubah, minimal bisa

berfikir gitu lho..

Ya terus suasananya kayak apa sih? Suasana disekitar itu seperti apa? Pas sampai

seluruh warga itu jadi epet keluar, mungkin, mereka juga bukan preman gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

takut keluar, ya mereka khawatir kalo, jangan-jangan nanti saya di di di anggap

berindikasi…dengan dengan orang-orang yang terbunuh itu gitu lho..artinya…

Bisa diceritakan lebih detail lagi nggak , maksudnya, suasana ee waktu itu

mungkin di tetangga-tetangga atau di kampung atau dimana-mana orang itu?

Ya ngeri aja… dengan peristiwa itu ya selalu ngeri, ya mereka kalo keluar itu

takut..kalo waaa jangan-jangan…pasti dilarang sama keluarganya, jangan keluar nanti

kamu di…ada apa-apa dengan kamu gitu lho hhehe ngeri..dan kayaknya itu sigkat

sekali Perjalanan mereka…tapi singkat…tapi dahsyat….

Ee kalau ini..seumpama ini ya.. ee kalo ee..setelah ..ee..setelah setelah..setelah

peristiwa itu tu sebenarnya ee..situasinya itu jadi kayak apa sih? Setelah

bertahun-tahun itu..bertahun-tahun yang lalu!

Apanya yang ditanyakan?

Ya..tapikan situsinya kan mereka mencekam dia untuk meng meng

membersihkan gali-gali gitu ya? …nah itu sebenarnya efektif nggak sih?

Maksudnya bener-bener waktu itu memang terus jadi aman?

Waktu itu kayaknya ya efektif juga. Kalau harus di akui bahwa itu efektif juga. Karna

itu memang sokterapi yang sangat luar biasa dan nggak pernah disangka-sangka itu…

Ee seumpama ni ee kan sekarang suharo kan dah nggak memimpin.

Pemerintahannya kan udah baru, sudah digantilah gitu ya..terus kemudian

banyak sekarang aktivis-aktivis kan menyataan tentang isu HAM dan mereka

seperti ee kalau saja mereka mengangkat isu ini ke pengadilan gitu ya, sekedar

untuk meluruskan sejarah gitu, kemudian Koh Ming-Ming ini diminta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

bersaksi gitu ya, sebagai masyarakat umum aja gitu, yang diampaikan seperti apa

sih?

Disuruh bersaksi?

Ya!

Maaf secara jujur saya nggak mau

Kenapa?

Karna..semua itu ada efek-efek sampingnya hah, karna apa ,saya nggak mau

berefek..karna saya nggak mau mengandung resiko.

Resikonya seperti apa sih?

Resikonya itu ya fatal juga, kita nggak tau orang-orang disekitar kita e..pengalaman-

pengalaman nggak ngerti e…

emmm jadi ee kalaupun sudah dijamin keamanan itu tetep..nggak .

…kan mereka nggak mungkin menjamin 24 jam to..ngawasi. kalau saya saya bisa

menjamin. Tapi anak-anak saya kan nggak bisa menjamin. Ada apa-apa dengan anak

saya kan saya kehilangan.

Jadi efek sampingnya kira-kira seperti apa sih?

Ya fatal..itu seperti apa? Ya fatal itu nggak bisa …ya gimana, ya bisa diartikan sendiri

ya fatal itu seperti apa.

Kalau pendapat Koh Ming-Ming sendiri tentang pemerintahan pada waktu itu

seperti apa sih?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Ya tetep maunya itu maunya tetep baik, maunya pemerintah, tapi mungkin caranya

yang di anggap tidak baik, oleh golongan-golongan tertentu atau kelompok-kelompok

tertentu….kelompok-kelompok tertentu atau golongan-golongan tertentu itu saya nggak

ngerti yang mana.

Kalau ee… pendapat Koh Ming-Ming sendiri tentang premanisme atau gali-gali

pada waktu itu seperti apa sih?

Ya itu memang sebetulnya, jujur aja sangat brutal, bahkan aparat itu sudah nggak ada

anunya, kok, sudah nggak ada ini, sudah nggak ada takutnya sama apapun, apapun, baik

itu kepolisisan maupun dari angkatan….. karna mereka waktu itu, mengandalkan yang

namanya fisik, tanpa mengandalkan yang namanya anu pemikiran gitu lho.

Ada yang mau diceritakan lagi nggak soal petrus?

Ya…garis besarnya cuma itu aja…ee ya udah.

Gali / bromocorah sebagai korban petrus

Kalau korban itu mereka

meme…mengistilahkan dengan istilah

waktu itu disebut bromocorah atau-

atau apa atau gali itu..!

Gali/preman sebagai target petrus

Arahnya memberantas , memberantas para preman-preman di khususnya di Indonesia

Gali atau bromocorah

Perilaku gali yang meresahkan

Ya itu memang sebetulnya, jujur aja

sangat brutal, bahkan aparat itu sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

nggak ada anunya, kok, sudah nggak

ada ini, sudah nggak ada takutnya

sama apapun, apapun, baik itu

kepolisisan maupun dari angkatan…..

karna mereka waktu itu,

mengandalkan yang namanya fisik,

tanpa mengandalkan yang namanya

anu pemikiran gitu lho.

Ketidaktahuan atas identitas pelaku petrus

‐ kami tidak tau siapa pelakunya, tepi selalu identik dengan, ini dengan dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa pelakunya.

‐ Mereka menyebutnya petrus atau (pembunuh misterius) nggak tau siapa pelakunya, tapi begitu adanya. Sampai akhirya berhenti tahun 83 akhir.

‐ bertanya-tanya, siapa

pelakunya ini....kalo tapi kan

kok kok sampai kok sampai

begini gitu lho…

pemerintah Sebagai pelaku petrus Ya tetep maunya itu maunya tetep

baik, maunya pemerintah, tapi

mungkin caranya yang di anggap tidak

baik, oleh golongan-golongan tertentu

atau kelompok-kelompok

tertentu….kelompok-kelompok

tertentu atau golongan-golongan

tertentu itu saya nggak ngerti yang

mana.

keluarga keluarga yang selalu mengingatkan dan melindungi

pasti dilarang sama keluarganya, jangan keluar nanti kamu di…ada apa-apa dengan kamu gitu lho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Keluarga yang harus selalu dilindungi

.kan mereka nggak mungkin menjamin

24 jam to..ngawasi. kalau saya saya

bisa menjamin. Tapi anak-anak saya

kan nggak bisa menjamin. Ada apa-

apa dengan anak saya kan saya

kehilangan.

Tujuan petrus Arahnya memberantas , memberantas para preman-preman di khususnya di Indonesia. Secara, pada umumnya di Indonesia ya, tapi khususnya waktu itu berasal dari Jogja

Perasaan selalu teringat dengan peristiwa petrus

Oh slalu inget itu, itu tidak terlupakan itu, karna peristiwa itu betul-betul luar biasa,

Pengalaman yang terasa perih dan mengerikan

‐ Petrus seingat saya itu …ppp… perih pokoknya, hampir tiap hari ya, hampir diseluruh rakyat Indonesia itu..ada mayat dan mayat itu identik dengan dibungkus karung, entah dibuang dimana

‐ …ngeri, pokoknya yang ada hubungannya sama itu haduh kayaknya ngeri

‐ merasa ngeri…ngeri dengan adanya mayat dengan adanya pembunuhan dimana-mana …..

‐ Ya tau-tau….ya mereka

kumpul-kumpul seperti biasa,

sehari kemudian tau-tau sudah

di..sudah dimasukin karung,

udah dimasukin karung dalam

keadaan, dalam keadaan

menjadi mayat, dan seterusnya

begitu…itu terjadi tahun,

sekitar tahun 81, 82 sampai

dengan tahun 83…ee..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

‐ Ee ya waktu itu …sempet ngeri

juga ya..

‐ mereka dimasukkan dalam

karung gitu.. ya itu diambil ,

nggak tau siapa yang

mengambil, setelah itu tau tau

sehari kemudian, sudah dalam

karung, sudah menjadi bangkai

‐ Ditaruh dimana-mana! Seperti

di seperti contohnya seperti di

got, di sebelah got, atau

ditengah hutan, dimana aja

selama mereka mau.

‐ Yang dirasakan ngeri dan

bertanya-tanya, siapa

pelakunya ini....kalo tapi kan

kok kok sampai kok sampai

begini gitu lho…

‐ Ya ngeri aja… dengan

peristiwa itu ya slalu ngeri, ya

Pengalaman kolektif atas peristiwa yang mengerikan

‐ semua orang pokoknya merasa

ngeri…ngeri dengan adanya

mayat dengan adanya

pembunuhan dimana-mana

…..tapi itu..dan

mereka…meskipun nggak,

kami tidak tau siapa pelakunya,

tapi selalu identik dengan, ini

dengan dengan di dengan di

dengan apa…dengan peluru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

yang entah sapa pelakunya.

‐ walaupun saya tidak terlibat

langsung di dalamnya tapi saya

sebagai saksi melihat itu

memang benar-benar ngeri,

ngeri…

Reaksi kolektif atas peristiwa petrus

Pergi ke tempat yang lebih aman

banyak orang-orang yang memutuskan

untuk pergi

Waspada dan lebih berhati-hati

Kalau orang itu emm…. orang itu merasa apa..ada indikasi kesana ..lebih baik mereka mengantisipasi aja

Takut keluar ‐ takut keluar, ya mereka khawatir kalo, jangan-jangan nanti saya di di di anggap berindikasi…dengan dengan orang-orang yang terbunuh

‐ dengan peristiwa itu ya slalu ngeri, ya mereka kalo keluar itu takut..kalo waaa jangan-jangan…

Reaksi subyek Subyek merasa tidak perlu takut karena tidak terindikasi sebagai gali

‐ Tapi kalau saya si nggak ada

masalah ya.

‐ Saya nggak perlu

mengantisipasi. Karna saya

yakin, saya nggak ada indikasi

kesana…gitu lho..dan ketika

saya, sampai sekarang saya

nggak pernah pernah berurusan

dengan dengan dengan apa

dengan aparat atau orang-orang

tertentu….

‐ Saya takut si

nggak…..takutnya karna apa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

karna saya merasa nggak ada

indikasi kesana gitu lho.

Merasa khawatir ….. cuma khawatir ada……

Perasaan takut banyak ketakutan khususnya merasa ada indikasi kesana. Karna bisa diraba to arahnya itu kemana…

Pro kontra petrus ‐ Kalo saya katakan itu tetep ada

pro dan kontra, setiap anu itu

ada pro dan kontra. setiap ee

peristiwa atau setiap ini ada pro

dan kontra ini pasti ada. disatu

pihak, orang pronya

mengatakan bahwa orang-

orang seperti itu harus

dibrantas. Tapi disisi lain ada

yang mengatakan ini

pelanggaan HAM dan sebagai

berikut gitu….

‐ Sudah tepat dan tidak saya liat tergantung sudut pandang orang itu nggak

Identifikasi korban korban-korbannya …korban-korban

rata-rata, orang-orang yang

diidentifikasi bertato, mereka itu ee

rata-rata dia suka minum-minum, suka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

bergerombol, yang artinya

bergerombol bukan bergerombol saja,

bergerombol yang arahnya ke

negatif..entah itu ya arah negatif itu

gimana….entah

Rasa takut hingga sekarang

Disuruh bersaksi?

Ya!

Maaf secara jujur saya nggak mau

Kenapa?

Karna..semua itu ada efek-efek

sampingnya hah, karna apa ,saya

nggak mau berefek..karna saya nggak

mau mengandung resiko.

Menggunakan kata kami

kami tidak tau siapa pelakunya, tepi selalu identik dengan, ini dengan dengan di dengan di dengan apa…dengan peluru yang entah sapa pelakunya

Memori kolektif

Menjadi sebuah ingatan kolektif karena diperlihatkan secara umum

Ditaruh dimana-mana! Seperti di

seperti contohnya seperti di got, di

sebelah got, atau ditengah hutan,

dimana aja selama mereka mau.

Petrus terjadi serentak Sebab hampir di seluruh wilayah

Indonesia, serentak itu ee peristiwa itu,

nggak tau kok bisa begitu, kok bisa

serentak kenapa…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

A. III. Subyek 3

a. Identitas Subyek

Nama : Yustina Devi Ardhiani

Usia : 35 tahun

Pekerjaan : Dosen

Alamat :

Status : Menikah

b. Hasil Wawancara

TRANSKRIP

Nama lengkapnya ibuk siapa

Kristina Devi Astiani

Profesi...?

Dosen...

Dosen apa buk?

Dosen di sini, magister ilmu religi dan budaya

Eeee tanggal lahir.??

Perlukah?? untuk apa??

Ee itu untuk tau usia.

Saya kelahiran tahun 76

Jadi pertanyaan saya yang pertama...ee bisa nggak ibu menceritakan tentang

peristiwa petrus....?

Menceritakan tentang peristiwa petrus

....jadi yang yang he’e yang ibuk tau gitu lho kronologisnya seperti apa?

Emmmm ada disini sebenarnya...

Kalo dari apa hasil penelitian saya ..penelitian saya inikan tentang ingatan masyarakat

yogyakarta tentang petrus tahun 1983 potret relasi gali militer di indonesia.

Ok nah kalo saya sendiri tidak mengalami langsung peristiwa itu catatan pertama saya

itu,

Karena ditahun 83.. sekitar 83 itu aku,saya masih terlalu kecil eee untuk paham.situasi

itu hanya ee di memang di di masa itu saya ada ingatan tentang...salah satu sodara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

saya,,yang ketakutan..ketakutannya itu dalam bentuk apa..ketakutannya itu...dia adalah

om salah satu om saya ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya itu dia takut

menjadi salah satu target dan yang dia lakukan adalah ee mencoba menghilangkan tato

yang ada di lengannya...saya lupa dilengan kiri atau lengan kanan....

ya..ee kalo yang dari ingatan saya..belum dari apa yang saya teliti ya dari ingatan saya

dari taun 83 itu..ee saya mengenal istilah petrus penembakan misterius itu..karna om

saya..ee ini mengungkapkan kekhawatirannya..kekhawatirannya kalo dia menjadi ee

apa sasaran menjadi target selanjutnya gitu..mengapa dia takut..alasannya sangat

sederhana karena dia punya tato..saya lupa tatonya disebelah kanan atau disebelah kiri..

karna yang ee isu yang berkembang yang beredar.pada masa itu adalah ee .banyak

orang yang dibunuh karna punya tato itu saja yang diingat ya pada waktu itu dan om

saya berusaha menghilangkan tatonya yang ada dilengannya itu

dengan cara menaburkan ee bubuk.saya nggak tau bubuuknya itu apa bubuk putih itu

ditaburkan dikulitnya..sampek kulitnya itu lonyot-lonyot .kayak gitu..... serem banget

saya ngeliatnya itu yang yang saya..saya ingat ee…

saya nggak tau kenapa dia menjadi sangat takut dengan tato itu dan dan apa namanya ee

apakah itu juga pengaruh dari apa..ee ee saya nggak tau pengaruh dari situasi diluar

karena korban dari korban-korban dari penembakan misterius itu semuanya bertato

macam itu..sehingga itu dia merasa takut kalo ia jadi korban berikutnya tapi yang ada di

ingatan saya itu

dan saya ngeri aja ngeliat ee tangannya jadi kayak bosok kayak gitu.karena.diberi sapp

nggak tau apa kayak gitu kan ..itu yang ada dalam ingatan saya

nah..kalo pertanyaan kamu dengan penelitian saya itu nanti ceritanya jadi lain lagi..ada

banyak versi dalam konteks penelitian saya. tentang ee terjadinya peristiwa petrus,

hampir sama sebenarnya dengan apa yang ingin kamu liat. saya tidak berusaha untuk ee

melihat penyebab sinyalnya..penyebab sinyalnya dari terjadinyai peristiwa itu.

tapi saya mencoba menelusuri ingatan masyarakat yang apa... ingatan masyarakat

tentang peristiwa itu. Jadi memang saya cek. Saya lakukan wawancara dengan orang-

orang yang mengalami. Ini bedanya karna yang kamu lakukan tidak saja dengan orang

yang mengalaminya.

Ee… salah satu versi yang muncul ini jelas versi media. Versi-versi yang lain nanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

kamu liat aja disini.ya dalam ee apa ini pandangan saya ada disini. Eee salah satu versi

yang muncul versi media tadi kamu juga sudah menyebutkan tentang hasbi itu kan.

Versi media yang banyak dimuat dimasa itu tu KR sama tempo yang saya

temukan.yang salah satu muncul ditempo itu pernyataan hasbi yang ee yang dia

mengatakan itu... akhir maret..itu akhir matet kalau saya liat .akhir maret 83.hasbi itu

mengumumkan perang terhadap gali. Dia alasan yang dia diberikan terpaksa

melakukan ee perang terhadap gali itu untuk memberi perlindungan sekaligus

menghilangkan keresahan masyarakat.yang dianggap sudah mencapai puncaknya.pada

masa itu dikatakan bahwa banyak sekali terjadi kejahatan-kejahatan dimasyarakat yang

dilakukan oleh para gali dengan berbagai macam penyebabnya yang tidak secara

eksplisit disebutkan oleh si hasbi ini. Kemudian dengan pernyataan perangnya itu,...ee

mulailah berjatuhan korban-korban ee penembakan misterius itu ada yang mengatakan

meliat karung dipingiir jalan kemudian dengan masih bertetesan darah. Kemudian ada

yang mengatakan ee apa namanya tumpukan karung, tapi dia sakit mata, disalah satu

lokasi, orangnya. Ada suara orang mengerang-ngerang tapi ketika memanggil warga

yang lain orang itu sudah meninggal. Dan dengar ada tembakan dipelipisnya seperti itu,

kemudian ada lagi orang yang saya wawancarai itu adalah yang mengatakan ia salah

satu petugas kepolisian pada masa-masa itu hampir setiap hari ikut

mengarungi..mengarungi mayat-mayat disepanjang jalan yogyakarta kemudian

membawanya ke sarjito itu yang dia katakan. Dia memberikan cerita dalam beberapa

versi karna ini....

Kamu nggak sampai ke aparat ya??? Memang sangat sensitif, sensitif untuk sampai

ke cerita sampai bisa wawancara ke aparat.

Karna setidaknya yang saya alami sendiri, pertama saya mendengar cerita dari dia itu

dia tidak tau kalo saya dalam rangka penelitian. Nah kesempatan yang lain..ketika saya

katakan bahwa saya ingin melakukan wawancara dalam rangka penelitian ceritanya

beda lagi. Itukan saya harus mengolah lebih lanjut..mana yang bener nich atau dua-

duanya nggak bener atau dua-duanya bener karna berbeda. Tapi salah satu yang dia

katakan ee apa..yang dia katakan pada saat saya sudah memperkenalkan diri sedang

melakukan penelitian dia adalah salah satu anggota tim yang tugasnya mengambil

mayat-mayat dipinggir jalan, kemudian dibawa ke sarjito lalu dalam jangka sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

tiga, empat bulan dan dalam satu hari itu sekitar 10an orang lainnya. terus dia bilang

itung saja sendiri itu. Ee itu satu versi ya ee satu versi yang dia ceritakan versi yang

lain yang tadi saya katakan ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan

membiarkan saja. ada juga yang dimakamkan orang kampung situ ee kemudian ada

juga mengatakan dibawa ke wonosari ke apa...ruang kusman itu. Itu yang menurut saya

menjadikan jumlah yang di informasikan oleh banyak pihak itu berbeda-beda. Versi

yang di dapat dari misalnya, konteksnya sarjito pasti beda dengan orang yang ee data

yang ditemukan ditambahkan dengan data yang, di atau di jalan-jalan yang

dimakamkan sendiri oleh warga setempat. Belum lagi yang ke singosaren, belum lagi

yang dikembalikan ke daerahnya. Jadi ada salah satu yang saya wawancarai itu istri,

istri dari dari korban, dari korban yang meninggal itu dikembalikan di desanya sendiri.

Di di kampungnya di kembalikan dalam kondisi sekarat tapi dlm waktu apa..sekitar jam

2 malam itu tapi dalam waktu tidak lama..dia katanya meninggal diperjalanan atau

gimana lalu dimakamkan. Itu yang ada dalam. Beberapa yang ada dalam penelitian

saya. tapi nanti jadi panjang banget

Apa lagi yang kamu tanyakan ?

Jadi kalo ee suasananya sendiri waktu itu seperti apa mungkin berdasarkan

penelitian berdasarkan wawancara dan beberapa orang itu Atau berdasarkan

ingatan ibu sendiri kira-kira pada waktu itu suasananya seperti apa?

Kalo suasana kalo yang ada diingatanku dulu ya, yang ada diingatanku dulu itu orang-

orang memang ini...orang-orang memang banyak membicarakan tentang korban-

korban yang ditembak itu, kemudian orang-orang yang meresahkan tentang.............

itu..itu yang dinggap pelakunya adalah para gali itu satu sisi suasana suasana keresahan

belum suasana tembakan ya?..suasana apa namanya kematian yang muncul itu

keresahan pertama kemudian keresahan selanjutnya ya itu tadi banyaknya mayat

ditemukan. tapi ee orang yang merasa tidak itu...orang yang tidak bertato merasa yang

tidak merasa tidak bermasalah..itu ya kayaknya menceritakan itu dengan...menceritakan

itu dengan dengan..enak aja gitu seolah bukan suatu masalah buat mereka itu

sebenarnya salah satu,,, salah satu keprihatinan yang saya lakukan. Seolah-olah

masyarakat menyetujui dan bukan seolah-olah dari hasil penelitian saya. Sebagian

masyarakat justru mendukung aksi dari aparat yang melakukan eee operasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

penembakan tanpa proses hukum itu .itu pengalaman saya dan di konteks penelitian

saya sebenarnya tidak jauh berbeda. Berawal dari keresahan-keresahan ini keresahan-

keresahan karena warung-warung yang ada di pinggir jalan itu sering dimintai ini

semacam pemungutan liar kayak gitu. pemungutan liar oleh orang yang mereka sebut

sebagai gali pada waktu itu. Kemudian ketika mulai ada ini ..ada penembakan-

penembakan itu yang pasti warga takut keluar malam.. takut salah sasaran menjadi

sasaran mejadi sasaran yang berbeda gitu ya.

Ee tadi sampai keee temen-temen yang juga.. masyarakat yang merasa dirugikan

oleh....

He’e itu yang dari konteks penelitian saya sengiat...dari penelitian saya tidak jauh

berbeda dengan ingatan saya sebenarnya. Karna dari warga yang mengalami eeee apa

namanya mengalami peristiwa penembakan-penembakan itu sebelumnya mereka

sendiri juga merasa apa ya ..ada kekhawatiran itu,,ada kekhawatiran kalo di jalan nanti

ada nyegat gitu karna karna isunya itu banyak yang apa namanya di jalan itu terus

njambret terus ngambil motornya ya semacam yang seperti itu jadi takut keluar malam

gitu. Terus ditambah lagi ketakutan itu doble ketika itu tadi ada penembakan-

penembakan itu tadi.

Ketakutan-ketakutan itu menjadi gimana buk?

Ketakutan double itu pertama ee takut menjadi korban dari gali-gali itu sendiri yang

kedua takut menjadi korban dari sasaran tembakan itu sendiri. Ya entah mereka merasa

menjadi terget atau tidak ya kalo menjadi target ketakutannya jelas ya. merasa menjadi

target karna mereka adalah bagian dari menempatkan diri sebagai gali misalnya.

Misalnya itu jelas. Dengan masyarakat sendiri selain takut terhadap para gali itu sendiri

juga takut pada aparat salah sasaran misalnya. Sehingga ya itu tadi ketakutan di

masyarakatnya menjadi double gitu

Kalo Pada waktu itu..ee dari beberapa nara sumber itu bilang ada jam malam,

waktu petrus itu ee dilakukan itu ..masyarakat dari jam 7 ke atas itu biasanya

sudah tidak berani keluar, gitu karena pada waktu itu memang tentang ada

oprasi petrus gitu itu sempet..

Kalo tentang jam malam saya tidak medengar e ? kamu dapatnya dari mana datanya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Eeee cerita-cerita aja si jadi ada beberapa nara sumber. Dulu kalo udah jam

sudah di atas jam 6 orang sudah nggak berani keluar.

Tidak berani keluar iya, tapi kalo jam malam saya nggak denger. Mereka tidak berani

keluar malam kalo yang dari penelitian saya . mereka belum ada yang menyebutkan

kata jam malam tapi mereka memang takut keluar malam.

itu kira-kira di atas jam 7 kayak gitu?

Ya! Sekitar itu.

Kalo pendapat ibuk secara pribadi tentang petrus itu seperti apa buk? Tadi kan

kronologisnya sudah kemudian gambaran suasananya.

Jelas tidak setuju, tidak setujunya karena apa, karena itu melanggar hak yang paling

dasar dari manusia. Hak hidup .

Yaitu jelas tidak setuju karena melanggar hak dasar manusia hak hidup itu yang

pertama . lalu yang kedua ee yang paling mendasar itu ya ee yang kedua yang

sebenarnya juga turunan-turunan dari hak hidup itu adalah hak untuk mendapatkan ee

ini, proses hukum yang jelas atas apa yang dialami. Kalopun dia memang melakukan

kesalahan eee kalopun dia memang sudah membuat resah masyarakat melakukan

banyak kejahatan semacam itu seberat apapun kejahatannya tidak bisa dia langsung di

ditembak mati begitu saja dihukum tanpa ada proses hukum, karna kita kan yang kita

gembar –gemborkan, digembar gemborkan pemerintah kita kan indonesia sebagai

negara hukum . tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan hukum

seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada apakah ada hukum yang

dilegalkan .dilegalkan untuk ee apa namanya untuk memfonis mati ..ee orang yang

belum tentu bersalah bahkan yang bersalah sekalipun dengan tanpa proses hukum

dengan tanpa pengadilan kayak gitu. Saya belum menemukan sekalipun dari hasil

penelitian memang ada banyak apa namanya ada ada ada apa ya..unsur politis situasi

politis pada masa itu memang memang cukup kuat hanya seperti apa sejauh mana

karna saya tidak sampe pada tahapan ngecek sebab yang paling mendasar dari itu

sendiri..yaitu sikap dasar saya itu.

Kalo pendapat ibuk tentang eee... karakter pada waktu itu gimana siii??

Pada waktu itu kan jaman suharto ya..pemerintahannya ya siapa yang berkuasa dia yang

berhak melakukan melakukan hukum yang diberlakukan seperti apa dan salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

hukum yang diberlakukan pada waktu itu dari pihak penguasa ya seperti itu . melaluli

petrus itu

Jadi petrus itu seperti simbol ee apa yang pemerintah bisa lakukan gitu lho

Bisa jadi seperti itu..!!

Terus kalo menurut ibu ada nggak efek-efek nya mungkin efek jangka pendek

waktu itu dan apakah juga ada efek jangka panjangnya gitu sampe peristiwa itu

sudah langsung begitu lama saja masih...apakah ada gitu

Efeknya siapa?

Efeknya masyarakat!

Kalo yang jangka pendek jelas ya ketakutan. di masyarakat, kemudian ketidakadilan

yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan

dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada

hukum.wong Tanpa proses hukum dia bisa dihukum. Dia bisa ditembak mati dan

jangka panjang juga tidak jauh berbeda apalagi kalo liat situasi sekarang …. ada gayus

yang bisa keluar masuk penjara ada joki kamu mengikuti berita itu juga?

Ya!

Ada joki yang bisa menggantikan napi dalam yang dia bukan napi tapi dia berada

dipenjara karna bayaran dan napinya bisa keluar dengan leluasa itu kan dengan situasi

hukum yang semakin parah. Bahwa bahwa mungkin tidak ada hubungan sebab akibat

secara langsung ee antara menegakkan hukum yang tidak beres pada masa petrus

dengan jaman sekarang mungkin tidak ada hubungan sebeb akibat langsung. tapi bahwa

itu peristiwa itu terjadi terjadi lagi terjadi lagi dan terjadi lagi sekalin parah dan

semakin parah dan semakin parah lagi itulah yang terjadi di negara kita.

sampai akhirnya hukum itu jadi tak punya nilai ya buk, buat masyarakat.

bisa jadi seperti itu,,sampai pada tahapan ..apa yang bisa dipercaya coba , yang

dihukum bisa keluar masuk, yang bersalah bisa divonis bebas , yang tidak dihukum bisa

masuk , yang kesalahannya Cuma sepele hukumannya justru banyak, yang

kesalahannya fatal justru hukumannya malah sangat ringan. Bahkan yang sudah

menjadi terdakwa itu bisa di,,, apa namanya bisa di...bisa tetap di sumpah jabatan

itu..kamu mengikuti berita itu juga ? ya separah itu ..orang yang berada di dalam

penjara bisa bisa menjabat dan disumpah eheheh ya gitu dech

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

kalo ini pendapat ibuk pribadi ya buk, ibuk percaya nggak dengan pemerintah

atau petrus itu sendiri, tadi kan mungkin ibuk mewakili sekian banyak orang,

kalo ibuk sendiri gitu lho?

Pertanyaan mu pertanyaan yang sangat imposible..percaya nggak kamu dengan

pemerintah? percaya nggak kamu dengan hukum ? kalo hukum diperlakukan dengan

benar ya mengapa tidak? Kalo hukum itu dicek lagi bahkan, aturan-aturan hukum itu

belum dicek lagi, apakah aturan hukum ini sudah adil, karena yang membuat aturan

hukum juga kalangan tertentu juga , sekalipun kalangan intelektual ada didalamnya gitu

ya, artinya pertanyaan percaya dan tidak percaya itu jawabannya menjadi sangat relatif

dan pemerintah-pemerintah , yang mana banyak bagian yang ada dalam pemerintahan .

masih ada orang-orang yang bersih, masih ada orang-orang yang jujur, masih ada

orang-orang yang bisa dipercaya, tapi tidak sedikit orang-orang yang menyalah

gunakan , kekuasannya dalam pemerintahan itu yang membuat kita ..jadi tidak bisa

begitu saja mempercayai apa yang mereka katakan , apa yang mereka lakukan .

Kalo dari riset yang ibuk lakukan kemarin kira-kira ee dari sekian nara sumber

itu mereka masih sering mengingat-ingat peristiwa itu atau nggak sih? Karna kan

ee mereka punya kedekatan yang lebih itu dengan peristiwa itu sebenarnya.

Ee beberapa informan itu orang dekat saya ya..orang dekat saya, saya sering sampe

sekarang saya masih sering berinteraksi. Kalo saya tidak tanyakan mereka tidak se

sejauh pengamatan saya, tidak saya tanyakan mereka tidak berusaha mengingat ingat.

Tapi begitu saya membuka tema itu , mereka berusaha mengingat dan tertanya cukup

banyak apa yang mereka ingat dari peristiwa itu . saya nggak tau apakah mereka

memang tidak mengaanggap itu penting untuk di ingat, atau memang sengaja

melupakan. Ee atau karna, sengaja melupakan karna alasan-alasan yang saya tidak tau

gitu, saya pastinya saya tidak tau , saya tidak sampai penelitian psikologis ditahapan

itu.

Kalo ibu sendiri kan dulu waktu kecil, paling nggak pernah ee ada...

Woo kalo saya sendiri sangat teringat , sehingga sampe dengan saya gede saya ingin

melakukan penelitian dengan tema ini.

Jadi, peristiwa yang ibuk ee diceritain oleh om nya itu membekas..gitu ya?

Ya ,kalo saya sendiri sangat membekas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Jadi, itu menjadi slah satu motivasi ibuk nulis ini ?

Yapp, motivasi saya untuk tau lebih jauh tentang sekalipun dalam perspektif yang

berbeda itu. Karna saya melihat,,ini ee pada masa itu yang pasti saya liat ee yang,,,

yang muncul dalam benak saya, saya kecil, dimasa kecil saya adalah pertanyaan-

pertanyaan ini kenapa to, ini kanapa to , ini kenapa to? Sampai pada tahapan tertentu ,

ee pada saat saya mulai membaca, pada saat saya mulai menelusuri sedikit menelusuri

tentang peristiwa itu , saya melihat oo ternyata ada ketidakadilan, itu yang yang

mendorong saya untuk melakukan penelitian . ada sesuatau yang perlu diungkapkan,

ada sikap yang perlu ditunjukkan bahwa saya pribadi tidak setuju dengan , dengan apa

yang terjadi pada waktu itu dengan apa? Apa namanya vonis tanpa proses hukum dan

suatu ketidakadilan, yang sangat, menurut saya sangat mendasar itu gitu.

Kalo pada waktu, itukan proses ketika itu sudah ee dihadapkan banyak wacana

juga. Sebelumnya pernah nggak mencoba untuk menanyakan mungkin, ke orang

tedekat , orang tua, atau mungkin sodara gitu, kemudian seingat ibuk reaksi

mereka itu seperti apa? Kalo pernah mencoba menanyakan.

Enggak’e, saya nggak nanyakan, saya hanya merekam dari obrolan dari orang tua pada

masa itu, saya menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri

tentang peristiwa itu, baru baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita karna ee

hemmm karna mereka tau apa tujuan saya gitu dan juga nggak tau, apakah kalo saya

waktu kecil menanyakan mereka akan menjawab seperti waktu saya tanya sekarang

..saya..

Tapi waktu akhir-akhir yang sekarang ibu bertanya itu, sama seperti ee dari

literatur yang ibu dapet, apakah itu sama seperti yang sudah dapatkan, dimana

sebelumnya ibu kan sudah baca dulu, baru ibu bertanya kan?

Ya ada beberapa yang sama , ada beberapa yang berbeda, karena pengalaman mereka

berbeda , ya seperti itu tadi, ada yang yang pengalamannya adalah pengalaman ee jadi

korban gali-galinya, ada yang pengalaman-pengalaman, pengalaman ketakutan itu

keluar karna adanya berita itu.

Jadi garis merahnya, mereka ada diposisi yang seperti apa si?

Antara informan-informan yang saya temukan itu ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Ya!

Suasana ya, suasana kembali ke pertanyaan awal, garis merahnya ada disuasana pada

tahun-tahun itu suasananya itu mencekam , seperti gelap itu, disamping ee ada

banyak ee kejahatan , tetapi juga banyak juga ee atau sama..ya karna banyak kejahatan

pada waktu itu, kejahatan baik yang dilakukan oleh, dianggap dilakukan oleh para gali

itu maupun kejahatan yang dilakukan oleh para aparat dengan gali-gali itu. Ya suasana

yang mencekam pada waktu itu.

Garis merahnya itu ya?

Ada..mungkin ibu sampaikan lagi gitu buk , berkaitan dengan peristiwa ini,

mungkin ee satu pendapat pribadi gitu?

Harapan saya, jangan terjadi lagi dengan peristiwa itu, keadilan, keadilan itu tidak

cukup.. keadilan tidak cukup diwujudkan dengan ee mambedakan mana yang benar

dan mana yang salah, tapi juga perlu penelusuran dengan kata yang lain , ada kata

kebenaran, ada kata keadilan, ada kata kemanusiaan, tiga kata itu menurut saya kata

kuncinya yang harus slalu saling mengisi, tidak cukup dengan kata kebenaran untuk

menuduh atau memvonis orang ini benar atau salah, baik atau buruk jahat atau tidak

jahat, tapi juga kebenaran harus juga disertai dengan adil atau tidak . setelah pertanyaan

benar atau salah, pertanyaan selanjutnya adalah adil atau tidak, setelah itu manusiawi

atau tidak. Tiga ini menurut saya satu paket nggak cukup dengan kata kebenaran saja,

tetapi juga ada rasa keadilannya dan juga kemanusiaannya. Kalo dari peristiwa itu yang

saya liat kebenarannya, kebenaran bahwa aparat memutuskan untuk dan melakukan

untuk ee melakukan pemberantasan para gali dengan cara ditembak mati

kebenarannya..saya pertanyakan keadialnnya saya pertanyakan, apalagi

kemanusiaanyannya sungguh tidak manusiawi.

Fase intrepretatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Perilaku gali yang meresahkan

‐ bahwa banyak sekali terjadi kejahatan-kejahatan dimasyarakat yang dilakukan oleh para gali

‐ Dan alasannya karena slalu ada ini ee mel-melan slalu dimintai di perempatan slalu dimintai di banyak lokasi di banyak tiitk dari jarak rumah saya ee rumah saya ke apa ke terminal itu banyak ada banyak titik diamana dia selalu dimintai dan kalo tidak ngasih itu bisa dirusak mobilnya, bisa dia yang dipukuli tau-tau ada yang ilang dari salah satu salah satu onderdil mobil itu..itu yang dinggap pelakunya adalah para gali itu…

‐ Berawal dari keresahan-keresahan ini keresahan-keresahan karena warung-warung yang ada di pinggir jalan itu sering dimintai ini semacam pemungutan liar kayak gitu. pemungutan liar oleh orang yang mereka sebut sebagai gali pada waktu itu

Gali sebagai sasaran petrus

hasbi itu mengumumkan perang terhadap gali.

gali

Gali sebagai korban Kalopun dia memang melakukan kesalahan eee kalopun dia memang sudah membuat resah masyarakat melakukan banyak kejahatan semacam itu seberat apapun kejahatannya tidak bisa dia langsung di ditembak mati begitu saja dihukum tanpa ada proses hukum, karna kita kan yang kita gembar –gemborkan, digembar gemborkan pemerintah kita kan indonesia sebagai negara hukum . tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan hukum seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada apakah ada hukum yang dilegalkan .dilegalkan untuk ee apa namanya untuk memfonis mati

pemerintah Pemerintah sebagai pelaku petrus

hasbi itu mengumumkan perang terhadap gali. Dia alasan yang dia diberikan terpaksa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

melakukan ee perang terhadap gali itu untuk memberi perlindungan sekaligus menghilangkan keresahan masyarakat.yang dianggap sudah mencapai puncaknya.pada masa itu

Sebagai pelaku ketidakadilan

kemudian ketidakadilan yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada hukum… namanya vonis tanpa proses hukum dan suatu ketidakadilan, yang sangat, menurut saya sangat mendasar itu gitu. ..saya pertanyakan keadialnnya saya pertanyakan, apalagi kemanusiaanyannya sungguh tidak manusiawi.

Sebagai symbol kekuasaan yang sewenang-wenang

‐ Pada waktu itu kan jaman suharto ya..pemerintahannya ya siapa yang berkuasa dia yang berhak melakukan melakukan hukum yang diberlakukan seperti apa dan salah satu hukum yang diberlakukan pada waktu itu dari pihak penguasa ya seperti itu . melaluli petrus itu

‐ Jadi petrus itu seperti simbol ee…

apa yang pemerintah bisa lakukan

gitu lho

Ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan penegakan hukum

‐ …gembar - gemborkan pemerintah kita kan indonesia sebagai negara hukum . tapi ketika praktek prakteknya hukum dilakukan seperti itukan hukum seperti apa seperti itu kan hukum seperti apa itu. Apakah ada apakah ada hukum yang dilegalkan .dilegalkan untuk ee… apa namanya untuk memfonis mati ..ee orang yang belum tentu bersalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

bahkan yang bersalah sekalipun dengan tanpa proses hukum dengan tanpa pengadilan kayak gitu.

‐ kemudian ketidakadilan yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada hukum.wong

‐ namanya vonis tanpa proses hukum dan suatu ketidakadilan, yang sangat, menurut saya sangat mendasar itu gitu.

‐ Kalo dari peristiwa itu yang saya liat kebenarannya, kebenaran bahwa aparat memutuskan untuk dan melakukan untuk ee melakukan pemberantasan para gali dengan cara ditembak mati kebenarannya..saya pertanyakan keadialnnya saya pertanyakan, apalagi kemanusiaanyannya sungguh tidak manusiawi.

Dulu - Subyek melihat tidak adanya penegakan hukum

kemudian ketidakadilan yang berlangsung ee pada waktu itu dimana orang tidak melalui proses hukum dan dihukum dan ditembak begitu saja. Itu juga ee membuat masyarakat tidak percaya pada hukum….

hukum

Kini – merupakan hasil dari efek jangka panjang dari kegagalan penegakan hukum di masa lalu bahkan situasinya menjadi semakin parah.

‐ ….jangka panjang juga tidak jauh

berbeda apalagi kalo liat situasi

sekarang…apalagi kalo liat situasi

sekarang …. ada gayus yang bisa

keluar masuk penjara ada joki….

‐ Ada joki yang bisa menggantikan

napi dalam yang dia bukan napi tapi

dia berada dipenjara karna bayaran

dan napinya bisa keluar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

leluasa itu kan dengan situasi hukum

yang semakin parah. Bahwa bahwa

mungkin tidak ada hubungan sebab

akibat secara langsung ee antara

menegakkan hukum yang tidak beres

pada masa petrus dengan jaman

sekarang mungkin tidak ada

hubungan sebeb akibat langsung. tapi

bahwa itu peristiwa itu terjadi terjadi

lagi terjadi lagi dan terjadi lagi

sekalin parah dan semakin parah dan

semakin parah lagi itulah yang terjadi

di negara kita.

‐ sampai pada tahapan ..apa yang bisa

dipercaya coba , yang dihukum bisa

keluar masuk, yang bersalah bisa

divonis bebas , yang tidak dihukum

bisa masuk , yang kesalahannya

Cuma sepele hukumannya justru

banyak, yang kesalahannya fatal

justru hukumannya malah sangat

ringan. Bahkan yang sudah menjadi

terdakwa itu bisa di,,, apa namanya

bisa di...bisa tetap di sumpah jabatan

itu..kamu mengikuti berita itu juga ?

ya separah itu ..orang yang berada di

dalam penjara bisa bisa menjabat dan

disumpah eheheh ya gitu dech

keluarga

Keluarga yang ikut merasakan efek dari

‐ saya ada ingatan tentang... salah satu sodara saya,,yang ketakutan..ketakutannya itu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

petrus bentuk apa..ketakutannya itu...dia adalah om salah satu om saya ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya itu dia takut menjadi salah satu target dan yang dia lakukan adalah ee mencoba menghilangkan tato yang ada di lengannya...saya lupa dilengan kiri atau lengan kanan....

‐ dengan cara menaburkan ee

bubuk.saya nggak tau bubuuknya itu

apa bubuk putih itu ditaburkan

dikulitnya..sampek kulitnya itu

lonyot-lonyot .kayak gitu..... serem

banget saya ngeliatnya itu yang yang

saya..saya ingat ee…

‐ karna om saya..ee ini mengungkapkan kekhawatirannya… kekhawatirannya kalo dia menjadi ee… apa sasaran menjadi target selanjutnya gitu

Keluarga sebagai korban gali-gali yang meresahkan

Kebetulan bapak ibu saya punya angkot. punya angkot yang namanya apa... kopades.. kopades.angkutan desa .koperasi angkutan desa gitu... kayak kijang gitulah model kijang kayaknya sekarang nggak ada dech. itu itu yang sering saya dengar itu keluhan ibuk sama bapak saya itu si sopir datang uang setorannya itu selalu kurang. Dan alasannya karena slalu ada ini ee mel-melan slalu dimintai di perempatan slalu dimintai di banyak lokasi di banyak tiitk dari jarak rumah saya ee rumah saya ke apa ke terminal itu banyak ada banyak titik diamana dia selalu dimintai dan kalo tidak ngasih itu bisa dirusak mobilnya, bisa dia yang dipukuli tau-tau ada yang ilang dari salah satu salah satu onderdil mobil

Keluarga sebagai saya hanya merekam dari obrolan dari orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

sumber informasi tua pada masa itu, saya menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri tentang peristiwa itu, baru baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita

Identifikasi korban petrus

dalam ingatan subyek, korban petrus diidentifikasi sebagai orang yang memiliki tato

banyak orang yang dibunuh karna punya

tato itu saja yang diingat ya pada waktu itu

dan om saya berusaha menghilangkan

tatonya yang ada dilengannya itu

Suasana teror

Suasana mencekam ‐ Ada suara orang mengerang-ngerang tapi ketika memanggil warga yang lain orang itu sudah meninggal

‐ tadi banyaknya mayat ditemukan

‐ suasananya itu mencekam , seperti

gelap itu, disamping ee ada banyak

ee kejahatan , tetapi juga banyak juga

ee atau sama..ya karna banyak

kejahatan pada waktu itu, kejahatan

baik yang dilakukan oleh, dianggap

dilakukan oleh para gali itu maupun

kejahatan yang dilakukan oleh para

aparat dengan gali-gali itu. Ya

suasana yang mencekam pada waktu

itu.

Ketakutan ganda ‐ Karna dari warga yang mengalami

eeee apa namanya mengalami

peristiwa penembakan-penembakan

itu sebelumnya mereka sendiri juga

merasa apa ya ..ada kekhawatiran

itu,,ada kekhawatiran kalo di jalan

nanti ada nyegat gitu karna karna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

isunya itu banyak yang apa namanya

di jalan itu terus njambret terus

ngambil motornya ya semacam yang

seperti itu jadi takut keluar malam

gitu. Terus ditambah lagi ketakutan

itu doble ketika itu tadi ada

penembakan-penembakan itu tadi.

‐ Ketakutan double itu pertama ee

takut menjadi korban dari gali-gali

itu sendiri yang kedua takut menjadi

korban dari sasaran tembakan itu

sendiri

‐ Dengan masyarakat sendiri selain

takut terhadap para gali itu sendiri

juga takut pada aparat salah sasaran

misalnya. Sehingga ya itu tadi

ketakutan di masyarakatnya menjadi

double gitu

Pengalaman ketakutan ‐ Kemudian ketika mulai ada ini ..ada

penembakan-penembakan itu yang

pasti warga takut keluar malam..

takut salah sasaran menjadi sasaran

mejadi sasaran yang berbeda gitu ya.

‐ pengalaman ketakutan itu keluar

karna adanya berita itu.

Korban yang ditaruh di tempat-tempat umum

‐ Kemudian dengan pernyataan perangnya itu,...ee mulailah berjatuhan korban-korban ee penembakan misterius itu ada yang mengatakan meliat karung dipingiir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

jalan kemudian dengan masih bertetesan dara

‐ ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan membiarkan saja.

Suasana kematian suasana apa namanya kematian yang muncul Petrus melanggar HAM

‐ Jelas tidak setuju, tidak setujunya

karena apa, karena itu melanggar hak

yang paling dasar dari manusia. Hak

hidup .

‐ Yaitu jelas tidak setuju karena

melanggar hak dasar manusia hak

hidup itu yang pertama

‐ adalah hak untuk mendapatkan ee ini,

proses hukum yang jelas atas apa

yang dialami.

Petrus sebagai peristiwa yang selalu diingat

‐ kalo saya sendiri sangat teringat ,

sehingga

‐ sampe dengan saya gede saya ingin

melakukan penelitian dengan tema

ini.

‐ Ya ,kalo saya sendiri sangat membekas.

Reaksi lingkungan sosial yang dalam ingatan subyek

‐ Tidak berani keluar iya, ‐ tapi mereka memang takut keluar

malam.

‐ Kalo yang jangka pendek jelas ya ketakutan. di masyarakat

‐ saya ada ingatan tentang...salah satu sodara saya,,yang ketakutan..ketakutannya itu dalam bentuk apa..ketakutannya itu...dia adalah om salah satu om saya ee karna dia punya tato.karna tato yang dia punya itu dia takut menjadi salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

satu target dan yang dia lakukan adalah ee mencoba menghilangkan tato yang ada di lengannya...saya lupa dilengan kiri atau lengan kanan....

‐ karna om saya..ee ini mengungkapkan kekhawatirannya..kekhawatirannya kalo dia menjadi ee apa sasaran menjadi target selanjutnya gitu.

‐ mengapa dia takut..alasannya sangat sederhana karena dia punya tato..saya lupa tatonya disebelah kanan atau disebelah kiri..

‐ saya nggak tau kenapa dia menjadi sangat takut dengan tato itu

‐ merasa takut kalo ia jadi korban

berikutnya tapi yang ada di ingatan

saya itu

Aparat satu petugas kepolisian pada masa-masa itu

hampir setiap hari ikut mengarungi…mengarungi mayat-mayat disepanjang jalan yogyakarta kemudian membawanya ke sarjito itu yang dia katakan

Memori kolektif

Pengutan oleh media Ee… salah satu versi yang muncul ini jelas versi media. Versi-versi yang lain nanti kamu liat aja disini.ya dalam ee apa ini pandangan saya ada disini. Eee salah satu versi yang muncul versi media tadi kamu juga sudah menyebutkan tentang hasbi itu kan. Versi media yang banyak dimuat dimasa itu tu KR sama tempo yang saya temukan.yang salah satu muncul ditempo itu pernyataan hasbi yang ee yang dia mengatakan itu... akhir maret..itu akhir matet kalau saya liat .akhir maret 83.hasbi itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

mengumumkan perang terhadap gali. Dia alasan yang dia diberikan terpaksa melakukan ee perang terhadap gali itu untuk memberi perlindungan sekaligus menghilangkan keresahan masyarakat.yang dianggap sudah mencapai puncaknya.pada masa itu dikatakan bahwa banyak sekali terjadi kejahatan-kejahatan dimasyarakat yang dilakukan oleh para gali dengan berbagai macam penyebabnya yang tidak secara eksplisit disebutkan oleh si hasbi ini

Petrus sebagai peristiwa yang selalu dipikirkan

muncul dalam benak saya, saya kecil, dimasa kecil saya adalah pertanyaan-pertanyaan ini kenapa to, ini kanapa to , ini kenapa to? Sampai pada tahapan tertentu , ee pada saat saya mulai membaca, pada saat saya mulai menelusuri sedikit menelusuri tentang peristiwa itu , saya melihat oo ternyata ada ketidakadilan, itu yang yang mendorong saya untuk melakukan penelitian

Peritiwa yang slalu dibicarakan

‐ orang-orang memang ini...orang-orang memang banyak membicarakan tentang korban-korban yang ditembak itu,

‐ saya hanya merekam dari obrolan dari orang tua pada masa itu, saya menanyakan setelah saya gede, setelah saya ada perspektif sendiri tentang peristiwa itu, baru baru saya tanyakan lagi, dan mereka bercerita

Korban petrus yang dipertontonkan di tempat umum

‐ ada yang bilang menemukan dijalan meliat dijalan dan membiarkan saja.

‐ ada juga yang dimakamkan orang kampung situ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI