pkp no. urut (jadi) - copy

79
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menyikapi kondisi yang semakin kompleks seperti sekarang ini, guru dituntut mampu membekali para siswa berbagai keterampilan yang dipandang urgent dalam kehidupan. Hal yang paling utama dipersiapkan adalah adanya keterampilan bernalar dan bersikap menempatkan sesuatu yang tepat pada tempatnya. Maka dalam hal ini guru lah yang dipandang paling berperan untuk mengarahkan siswanya pada tataran persiapan menyongsong kehidupan sebenarnya kelak. Kegagalan guru dalam mengarahkan dan mengembangkan ilmu dan keterampilannya di sekolah akan mengakibatkan hancurnya masa depan anak-anak dewasa kelak. Kegagalan dan merosotnya penghayatan masyarakat terhadap nilai-nilai sosial dan etike, kenakalan remaja dan sebagainya yang terjadi selama ini sering dianggap sebagai miseducation (salah asuhan) dan faktor penentu yang diharapkan mampu memperbaikinya adalah guru. Oleh sebab itu salah satu upaya untuk mengantisipasi kemerosotan nilai-nilai sosial dan etike di tengah masyarakat terutama di kalangan generasi muda adalah dengan cara membenahi proses pendidikan. Di sinilah 1

Upload: linasundari86

Post on 27-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang Masalah

Menyikapi kondisi yang semakin kompleks  seperti  sekarang  ini, guru

dituntut mampu membekali para siswa berbagai keterampilan yang dipandang

urgent dalam kehidupan. Hal yang paling utama dipersiapkan adalah adanya

keterampilan bernalar dan bersikap menempatkan sesuatu yang tepat pada

tempatnya. Maka dalam hal ini guru lah yang dipandang paling berperan untuk

mengarahkan siswanya pada tataran persiapan menyongsong kehidupan

sebenarnya kelak. Kegagalan guru dalam mengarahkan dan mengembangkan ilmu

dan keterampilannya di sekolah akan mengakibatkan hancurnya masa depan anak-

anak dewasa kelak. 

Kegagalan dan merosotnya  penghayatan masyarakat terhadap nilai-nilai

sosial dan etike, kenakalan remaja dan sebagainya yang terjadi selama ini sering

dianggap sebagai miseducation (salah asuhan) dan  faktor penentu yang

diharapkan mampu memperbaikinya adalah guru. Oleh sebab itu salah satu upaya

untuk mengantisipasi kemerosotan nilai-nilai sosial dan etike di tengah

masyarakat terutama di kalangan generasi muda adalah dengan cara membenahi

proses pendidikan. Di sinilah relevansinya untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran dan pendidikan secara terpadu dan simultan, baik secara formal,

non-formal, maupun in-formal.

Salah satu komponen pembelajaran yang perlu terus dikembangkan dan

ditingkatkan  kemampuannya  adalah  komponen  guru,   dalam   hal  ini adalah

kompetensinya. Komponen guru merupakan salah satu komponen

terpenting dalam pendidikan nilai, karena posisinya sebagai sumber belajar dan

sumber identifikasi  nilai moral dan sumber keteladanan bagi peserta didik.

Keberadaan guru adalah sangat penting dan tidak bisa digantikan  oleh  sumber-

sumber lain, karena peran guru tidak hanya semata-mata sebagai transfer of

knowledge saja, tetapi guru masih berperan sangat penting dan dominan, sehingga

1

Page 2: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

apabila guru tidak berkompeten terutama dalam pembentukan kepribadian pada

siswa, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Peran guru yang sebenarnya

adalah sebagai fasilitator, namun yang perlu mendapat penekanan itu adalah

kemampuan guru mensupport para siswanya untuk mampu mengembangkan

kreativitasnya dan membangun sendiri pengetahuan yang datang dari luar,

sehingga terbangunlah pengetahuan dan keterampilan mengkonstruksi kognitif

yang ada terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungan.

Menurut pendapat paham konstruktivisme bahwa pengetahuan itu

merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Sebagai guru yang

merupakan jabatan fungsional di bidang pendidikan dengan sendirinya juga

dituntut dalam keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu atau yang disebut

sebagai sebuah kompetensi guru. Secara minimal guru memiliki kompetensi

kepribadian (personal) dan kompetensi kemasyarakatan (sosial).

Guru bukan hanya bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri tetapi lebih dari itu

yaitu tanggung jawab kepada masyarakat luas, bukan bertanggungjawab untuk

satu generasi melainkan sampai ke generasi selanjutnya.Untuk menimbuhkan

sikap aktif, kreatif, inovatif dari siswa tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah

guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling benar.

Di sisi lain rendahnya kreatifitas dan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA  merupakan salah satu indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan

guru perlu untuk dicermati lebih serius lagi.  Hal yang  lazim  dijumpai  dalam  

suatu pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya prestasi siswa   di antaranya :

(1) kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru; (2) rendahnya

semangat belajar siswa; (3) banyaknya siswa yang tidak berani bertanya atau

mengemukakan pendapat; (4) metode pembelajaran yang digunakan kurang

bervariatif (monoton); (5) media pembelajaran yang terbatas; (6) Tidak

berorientasi pada kebutuhan masyarakat setempat.

Salah satu bentuk kepedulian dan sebagai kontribusi pemikiran yang dapat

dijadikan acuan dalam mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPA di SDS. JFK School Kec. Cikupa adalah dengan melalui

2

Page 3: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

pembelajaran Keterampilan Proses, merupakan keterampilan belajar sepanjang

hayat yang didasarkan pada serangkaian langkah-langkah kegiatan untuk

mendapatkan atau menguji sesuatu pengetahuan yang dapat berupa konsep atau

prinsip, yaitu meliputi observasi, inferensi, merumuskan masalah, melakukan

prediksi dan membuat hipotesis, merancang penyelidikan, melakukan interpretasi

dan komunikasi ilmiah. Tujuannya untuk mempelajari berbagai macam ilmu serta

dapat pula digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dianggap

berhasil apabila materi yang diperlukan pada proses pembelajaran dapat diserap

dengan baik oleh siswa. Untuk mengetahui daya serap siswa pada materi pelajaran

biasanya diadakan evaluasi yang hasilnya dinyatakan dengan nilai.Pada

kenyataannya nilai siswa sangat bervariasi.Seperti pada siswa SDS. JFK School

nilai yang diperoleh untuk mata pelajaran IPA masih sangat rendah.

Tabel 1. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus

NO. NAMA SISWAPrasiklus

1 Basuki 80

2 Ahmad fatoni 40

3 Andian 50

4 Doni S. 50

5 Denni Firmanto 60

6 Ferdi 45

7 Sumita 70

8 Bagus susilo 55

9 Tri Widodo 65

10 Saiful anam 70

11 Firmansyah 40

12 Aji Supardi 55

13 Dian Saputa 60

14 Bayu Saputram 40

15 Khairul Anam 50

3

Page 4: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

16 Aristantiningsih 65

17 Puji Lestari 55

18 Fauziah 60

19 Anikmah 70

20 Rosidah 75

21 Evi Rianti 40

22 Tiara Mukti 50

23 Ernawati 70

24 Susi Susanti 55

25 Sumiati 40

26 Sindi auliah 45

27 Anis Safitri 50

Jumlah 1505

Rata-rata 55,74

Penyebabnya dapat berasal dari berbagai hal, misalnya minat siswa yang kurang

menarik.

Untuk mengetahui penyebab rendahnya nilai mata pelajaran IPA pada kelas

IV SDS. JFK School, penulis sebagai guru mengadakan refleksi terhadap proses

belajar mengajar yang dilakukan sendiri melalui tindakan kelas (classroom action

research).

Berdasarkan data peningkatan hasil tes belajar IPA dari pra siklus dapat dilihat

pada tabel diatas.

Pada tahap refleksi ini penulis mengadakan perbaikan pembelajaran,

perbaikan pembelajaran ini dibuat untuk mata pelajaran yang hasil evaluasinya

masih dibawah standar yaitu pelajaran IPA. Sebelum melakukan proses perbaikan

pembelajaran penulis membuat perencanaan pembelajaran. Dalam menulis

rencana pembelajaran, penulis melakukan langkah-langkah diantaranya

4

Page 5: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

mengidentifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah, merenungkan masalah

dan merencanakan perbaikan pembelajaran.

Dalam upaya perbaikan, penulis mengadakan penelitian tindakan

kelas untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran.Data yang di peroleh

menunjukan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sangat

rendah.Khususnya mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil tes formatif yang dilaksanakan pada akhir

pembelajaran, nilai siswa tidak memuaskan.Menurut data hasil tes formatif

hanya 11 dari 27 siswa kelas IV SDS. JFK School yang memperoleh nilai

di atas rata-rata standar ketuntasan minimal.

B.     Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang kemudian dianalisis oleh penulis dan

dengan bantuan teman sejawat baik dalam pembelajaran IPA dengan konsep

struktur tubuh manusia dan fungsinya. Dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

1. “Bagaimana meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPA kelas IV

SDS. JFK School melalui pendekatan pembelajaran keterampilan proses ?”.

C.    Tujuan Perbaikan

Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan pemahaman

dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dalam perbaikan ini penulis

menggunakan alat peraga yang penulis sesuaikan dengan materi yang diajarkan,

dan penulis juga menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran lebih

aktif.

Dampak dari penggunaan alat peraga pada sebuah pembelajaran sangat

besar pengaruhnya. Manfaat alat peraga bagi siswa antara lain adalah:

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa

5

Page 6: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

b. Menyediakan variasi belajar

c. Memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar

d. Memberikan contoh yang selektif

e. Merangsang berpikir analisis

f. Menyediakan situasi belajar yang kurang bersifat formal ( tanpa

beban atau tekanan )

Manfaat alat peraga IPA bagi guru antara lain :

g. Memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran

h. Memberikan sistematika mengajar

i. Memudahkan kendali pengajaran

j. Membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian

k. Membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar

l. Meningkatkan kualitas pengajaran

D.   Manfaat dan Kegunaan Perbaikan

Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi guru

a. Dapat memberikan sumbangan dan kontribusi terhadap peranan guru

Mata Pelajaran IPA sebagai perwujudan profesionalisme guru dalam

pembelajaran keterampilan proses.

b. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran yang di sekolah

dengan menerapkan teori-teori yang ada

c. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam berinovasi untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Manfaat bagi siswa

a. Dapat memberikan informasi yang memadai mengenai peranan guru

yang berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar baik dari aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik yang diwujudkan dalam perilaku,

kepribadian dan kemandirian siswa.

6

Page 7: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

3. Manfaat bagi sekolah

a. Memberikan informasi yang berharga untuk kalangan akademisi atau

para peneliti yang akan mengkaji bahwa peranan guru merupakan

komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam

sistem pendidikan secara umum (universal).

b. Dapat meningkatkan kualitas kelulusan

c. Dapat meningkatkan daya serap siswa

BAB II

7

Page 8: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

KAJIAN PUSTAKA

Pada perbaikan pembelajaran ini, penulis mengutip beberapa teori

pembelajaran yang menurut penulis ada hubungannya atau relevan dengan

permasalahan pembelajaran yang sedang penulis hadapi. Teori pembelajaran ini

penulis jadikan acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang penulis

lakukan.

A. Pengertian Kreativitas Belajar

Kreativitas menurut Utami Munandar, 1990 dalam Hera Lestari Mikarsa

(2007 : 3.25) bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat

kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada.

Pendapatnya lagi ia menyebutkan bahwa secara operasional kreativitas adalah

kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam

berpikir, serta kemampuannya untuk mengelaborasi (memperkaya,

mengembangkan, dan memerinci) suatu gagasan. Kebanyakan orang mengartikan

kreativitas sebagai daya cipta, khususnya hal-hal yang baru, walaupun tidak selalu

harus baru.

Kreativitas menurut konsep atau pendekatan 4 P, meruapakan suatu

pendekatan yang melihat dari segi pribadi, pendorong (press), proses, dan produk

kreativitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa kreativitas itu merupakan kemampuan

untuk membuat, mencipta, memadukan, mengembangkan dari sesuatu atas dasar

kecerdasan berfikirnya, dari yang belum ada menjadi ada dan dari yang sudah ada

dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru yang lebih bermakna.  

B.     Pengertian Prestasi / Hasil Belajar

8

Page 9: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Berikut ini akan paparan definisi tentang prestsi menurut pendapat para ahli :

a. Menurut Kamus Umum W.J.S Poerwadarminta, prestasi adalah hasil yang

telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).

b. Dalam Kamus Edisi Ketiga (2000) didefinisikan bahwa prestasi adalah

hasil yang telah diperoleh (dicapai dan lain-lain) ataupun pencapaian

terhadap sesuatu.

c. L.W.Rue (1993) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil pencapaian

tugas yang merujuk kepada kerja bagi setiap individu.

d. Philip Ricciardi (1996) menyatakan pula bahwa prestasi merupakan hasil

yang berhasil dicapai dengan kuantitas tertentu atau nilai kerja yang

dilakukan terhadap pelajaran atau hasil belajar. Menurut beliau juga,

prestasi merupakan suatu kebolehan untuk menghasilkan sesuatu yang

benar dengan cara yang benar dan dilakukan pada saat yang tepat dalam

suatu usaha yang bersesuaian.

Menurut Tuty Haryati definisi dari prestasi adalah suatu hasil luar biasa/dahsyat

yang telah dicapai. Menurutnya pula prestasi merupakan sebuah keberhasilan

berstandar tinggi yang citranya hanya diperoleh segelintir orang. Dengan

kemampuan   berfikir  dan  menilai,  prestasi   diasumsikan  sebagai kesuksesan

dengan ukuran yang ditentukan sendiri berdasrakan hasil penilaian yang eksternal.

Dengan nilai yang tinggi, beliau juga memaknai prestasi sebagai barang mewah

dimana hanya sedikit orang saja yang sanggup menyandangnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. Prestasi adalah hasil pencapaian terhadap tugas yang diberikan kepada

individu maupun organisasi.

b. Prestasi tidak mengandung konotasi negatif, artinya keberhasilan dalam

kebaikan, karena semua orang selalu mngharapkannya.

Jadi istilah prestasi lebih terkesan pada sebuah hasil yang dicapai setelah

melalui upaya yang sungguh-sungguh. Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai

9

Page 10: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

sesuatu yang telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses belajar, dengan

terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan atau yang

dilaluinya. Penilaian hasil belajar perlu dilakukan oleh guru untuk mengetahui

sejauh mana tujuan untuk instruksional yang telah diajarkan dalam kegiatan

pembelajaran yang telah dikuasai siswa. Dalam   istilah   yang lebih umum hasil

belajar disamakan dengan sebuah prestasi.  Baik hasil/prestasi yang dimaksudkan

merupakan hasil yang bersifat kuantitatif daupun kualitatif.

Sedangkan kata belajar berasal dari kata dasar “ajar” yang mendapat

awalan ber- menjadi belajar, yang berarti “berusaha supaya memperoleh

kepandaian, ilmu dan sebagainya.” Agoes Soejanto mendefinisikan belajar adalah

sebagai berikut:  “Belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada

diri manusia karena usaha untuk mencapai ke arah kehidupan atas bimbingan

tentang cita-citanya dan sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya”.

Berbeda dengan Agoes Soejanto, Prof. Dr. Nasution dalam bukunya

mengemukakan bahwa:

“Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf ….. Definisi lain

belajar adalah penambahan atau pengetahuan …… Definisi ketiga merumuskan

bahwa belajar adalah sebagi perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan   sebuah   prestasi   yang   diraih   oleh    seseorang    atas   usahanya -

mengalami proses perubahan secara terus menerus dalam hidupnya sesuai dengan

cita-cita dan falsafahnya.

c.     Pengertian Pembelajaran Keterampilan Proses

Carin (1992) dalam Nono Sutarno (2007) menyampaikan pentingnya

keterampilan proses yaitu : 1) dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA

merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyelidikan; 2) keterampilan

proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat

digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat

10

Page 11: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bahasan berikut akan dibahas

tentang beberapa keterampilan proses sains yang meliputi :

1.      Observasi dan Inferensi

Keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan yang

dikembangkan dengan menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi

serta mengidentifikasi dan memberi nama karakteristik dari objek atau kejadian.

Sedangkan keterampilan mengiferensi menurut Esler dan Esler (1984) dapat

dikatakan sebagai keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara.

2.      Merumuskan Masalah

Rumusan masalah yang tepat akan sangat menentukan jalannya

penyelidikan dengan baik. Bila masalah yang dibuat tidak jelas maka akan

menyulitkan kita dalam membuat prediksi, membuat hipotesis, maupun dalam

melakukan penyelidikan.

3.      Melakukan Prediksi dan Membuat Hipotesis

Keterampilan memprediksi adalah keterampilan untuk menduga

memperkirakan, meramalkan beberapa kejadian/keadaan yang akan datang

berdasarkan dari kejadian/keadaan yang terjadi sekarang. Keterampilan untuk

membuat hipotesis melibatkan keterampilan untuk menduga sesuatu yang

menunjukkan hubungan sebab akibat atara dua variabel.

4.      Merancang Penyelidikan

Melakukan eksperimen (percobaan) biasanya dilakukan untuk menguji

kebenaran dari teori yang telah dipelajari atau untuk membuktikan bahwa

hipotesis yang telah dibuat sebelumnya benar atau tidak.

5.      Membuat Interpretasi

11

Page 12: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Membuat hasil pengamatan atau hasil observasi menjadi bermakna disebut

dengan interpretasi data. Interpretasi data ini penting karena makna dan pengertian

yang diperoleh dapat dikomunikasikan dengan baik. Bila kita melihat

keterampilan proses dalam IPA, perlu kita ingat bahwa IPA dimulai dengan

mengajukan pertanyaan.

6.      Komunikasi Ilmiah

Keterampilan mengkomunikasikan menurut Abruscato (1988) adalah

keterampilan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau menyampaikan hasil

penyelidikan. Definisi operasional adalah metode untuk memberi definisi,

mengukur, atau mendeteksi adanya variabel. Misalnya untuk membuat definisi

operasional dari mencelupkan mengangkat dan menuang.

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara lebih dari pikiran guru

kesiswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman

nyata. Belajar sains merupakan konstruktif yang menghendaki partisipatif aktif

dari siswa sehingga peran guru berubah,dari sumber dan pemberi informasi

menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa.

D. Mengenal Alat Indera Manusia ( Mata/Indra Penglihat)

Mata adalah indra penglihat. Bentuk bola mata bulat seprti bola bekel atau

bola pingpong. Diameternya lebih lebih kurang 2 cm. Sebagian besar terletak di

dalam rongga tengkorak.

a. Bagian-bagian mata

12

Page 13: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Bagian-bagian mata yang melindungi mata adalah alis mata, kelopak mata, dan

bulu mata.

Alis mata berguna untuk melindungi mata dari keringat yang mengalir dari dahi.

Kelopak mata berguna unruk melindungi mata dari benda-benda asing, misalnya

debu,asap, dan keringat. Bulu mata juga berguna untuk melindungi mata dari

benda asing. Mata juga dilengkapi dengan kelenjar air mata dan otot mata.

Kelenjar air mata menghasilkann air mata. Air mata berfungsi sebagai pelumas

agar mata mudah digerakkan.

b. Bagian-bagian mata yang erat hubungannya dengan fungsi penglihatan,

yaitu

1. Kornea (selaput bening)

2. Iris (selaput pelangi) dan pupil (anak mata)

3. Lensa

4. Badan bening

5. Retina (selaput jala)

6. Saraf mata

13

Page 14: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

c. Cara kerja mata

Gambarb

14

Page 15: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

d. Kepekaan mata terhadap rangsang

Kemampuan mata setiap orang untuk melihat dapat berbeda. Hal itu

disebabkan oleh perbedaan kepekaan. Ada orang yang tahan dengan cahaya yang

banyak,ada yang tidak tahan. Ada orang yang dapat melihat dalam suasana redup

(remang-remang), ada yang tidak dapat.

Demikian pula, kemampuan bagian-bagian mata setiap orang dapat

berbeda. Ada orang yang lensa matanya dapat berakomondasi dengan baik, ada

juga yang tidak. Akibatnya, ada orang yang dapat melihat benda yang letaknya

jauh dengan jelas, ada juga yang tidak.

15

Page 16: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

e. Memelihara kesehatan mata

Mata sangat penting bagi kita. Mata memiliki bagian-bagian yang amat

sensitif (peka) terhadap benda asing. Tentu saja, bagian-bagian mata itu

mudah terluka. Oleh karena itu, mata perlu mendapat pemeliharaan yang baik.

Kelainan dan penyakit yang dapat menyerang mata diuraikan berikut ini.

1. Miopi (rabun jauh)

2. Hipermetropi (rabun dekat)

3. Presbiopi (mata tua)

4. Rabun senja

5. Buta warna

6. Mata merah

7. Katarak

Beberapa kelainan dan penyakit mata dapat dicegah dengan melakukan

hal-hal berikut.

1. Makan makanan yang banyak mengandung vitamin A.

2. Menjaga kebersihan mata sehingga mata tidak kemasukan kotoran.

3. Membiasakan membaca buku dengan jarak sekitar 30 cm dengan

penerangan yang cukup.

4. Segera memeriksakan ke dokter mata jika mata mulai tidak mampu

melihat dengan baik.

E. Deskripsi Materi Pokok Alat Indera Manusia ( Mata/Indra Penglihat)

Materi pokok alat indera manusia disampaikan pada siswa kelas IV

semester 1 sesuai dengan kurikulum 2007 Berbasis Kompetensi, IPA kelas IV SD.

Menurut Depdiknas Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20. Materi pokok alat indera

manusia dapat diuraikan sebagai berikut :

16

Page 17: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Tabel 2. Kompetensi dasar dan Indikator Struktur dan fungsi mata

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

Mendeskripsika

n hubungan

antara struktur

panca indera

dengan

fungsinya

1. Mendiskusikan alat

indra manusia

berdasarkan

pengamatan

2. menjelaskan fungsi alat

indra

Struktur panca

indra dengan

fungsinya

Menerapkan cara

memelihara

kesehatan panca

indera

1. Mencari informasi

tentang kelainan alat

indra yang disebabkan

oleh kebiasaan buruk,

misalnya membaca

ditempat yang kurang

terang, minum air

panas

2. Memberi contoh cara

merawat alat indra

Pemeliharaan

kesehatan panca indera

17

Page 18: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian sebagai perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas IV

semester satu SDS JFK School Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan   yaitu mulai

tanggal 17 September sampai dengan 28 September 2012, dengan 12

jam pelajaran (6 kali pertemuan). Siswa yang menjadi subjek penelitian ini

berjumlah 27 orang siswa, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang

perempuan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti (guru  bidang  study),

seorang obsever, dan kepala Sekolah sebagai penanggung jawab. Sebagai

gambaran kongkret jadwal penelitian ini adalah :

Tanggal 17 September 2012 dilaksanakan untuk siklus I

Tanggal 24 September 2012 dilaksanakan untuk siklus II

Tanggal 28 September 2012 dilaksanakan untuk siklus III

3. Mata Pelajaran

Adapun mata pelajaran yang di teliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Dengan kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan anatar panca indra manusia

dengan fungsinya.

4. Kelas

Kelas yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Kelas IV SDS JFK

School Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

18

Page 19: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

5. Karakteristik Siswa

Keberadaan siswa kelas IV SDS JFK School secara umum tergolong anak

yang biasa-biasa, baik ditinjau dari segi kecerdasan (intellegensia) maupun

kepribadian dan moralitasnya. Namun dari segi latar belakang keluarganya,

mereka cukup beragam. Secara ekonomi keluarga mereka cukup beragam, mulai

dari ekonomi klas rendah, ekonomi menengah (yang mayoritas) , dan ekonomi

klas tinggi (walaupun tidak terlalu banyak namun juga ada beberapa anak yang

berasal dari keluarga mampu). Demikian juga latar belakang pendidikan keluarga

(orang tua murid) amat beragam, mulai dari SD sampai yang Sarjana. Sedangkan

ditinjau dari sisi kondisi sosial dan lingkungan, nampaknya banyak potensi alam

yang belum dimanfaatkan secara optimal, maka dengan pendekatan pembelajaran

keterampilan proses ini diharapkan menambah pengalaman dan keterampilan anak

dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga, sekaligus bekal pokok bagi

mereka kelak sudah dewasa.

Pra Siklus

1. Perencanaan

Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran I (terlampir)

a. Menyusun jadwal mengajar

b. Membuat perangkat pembelajaran

c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

disampaikan

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam

kegiatan pembelajaran

e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

2. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :

a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;

19

Page 20: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan

bertanggung jawab pada kelompoknya;

c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan

diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;

d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok

yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;

e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili

oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada

kelompok lain untuk menanggapinya;

f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;

g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;

h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari dan rata-rata nilai yang kurang dari

ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.

3. Pengamatan/Pengumpulan Data

Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas  ini peneliti bekerja sama

dengan  guru  (teman sejawat)  yaitu    seorang    guru    dari    SDS JFK School,

yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.

a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

b. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

c. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai

aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.

20

Page 21: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

4. Refleksi

Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan

membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan

perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan

pada siklus berikutnya.

Tabel 3. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus

NO. NAMA SISWAPrasiklus

1 Basuki 80

2 Ahmad fatoni 40

3 Andian 50

4 Doni S. 50

5 Denni Firmanto 60

6 Ferdi 45

7 Sumita 70

8 Bagus susi;o 55

9 Tri Widodo 65

10 Saiful anam 70

11 Firmansyah 40

12 Aji Supardi 55

13 Dian Saputa 60

14 Bayu Saputram 40

15 Khairul Anam 50

16 Aristantiningsih 65

17 Puji Lestari 55

18 Fauziah 60

19 Anikmah 70

20 Rosidah 75

21

Page 22: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

21 Evi Rianti 40

22 Tiara Mukti 50

23 Ernawati 70

24 Susi Susanti 55

25 Sumiati 40

26 Sindi auliah 45

27 Anis Safitri 50

Jumlah 1505

Rata-rata 55,74

B. Deskripsi Per Siklus

Adapun pelaksanaan penelitian ini melalui langkah siklus sebanyak tiga

siklus,  dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :

Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan

Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).

Setelah perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui hasil

observasi teman sejawat dapat disimpulkan bahwa, langkah-langkah perbaikan

pembelajaran mata pelajaran IPA tentang alat indera manusia dengan fungsinya

secara umum sudah meningkat. Namun ada beberapa hal yang masih perlu

diperbaiki seperti pemahaman siswa tentang rangka manusia, fungsi rangka dan

bagian-bagian rangka serta cara memelihara rangka tubuh manusia masih kurang.

Pada perbaikan pembelajaran IPA siklus I, II dan III dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Rencana Perbaikan

Untuk mengatasi masalah pembelajaran diatas, maka perlu dibuat perencanaan

pelajaran guna untuk perbaikan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan

kelas. Adapun rencana perbaikan adalah sebagai berikut :

22

Page 23: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

SIKLUS I

3. Perencanaan

Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran I (terlampir)

a. Menyusun jadwal mengajar

b. Membuat perangkat pembelajaran

c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

disampaikan

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam

kegiatan pembelajaran

e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

4. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :

a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;

b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan

bertanggung jawab pada kelompoknya;

c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan

diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;

d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok

yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;

e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili

oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada

kelompok lain untuk menanggapinya;

f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;

g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;

h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari dan rata-rata nilai yang kurang

dari ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.

23

Page 24: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

i. Pengamatan/Pengumpulan Data

Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas  ini peneliti bekerja sama

dengan  guru  (teman sejawat)  yaitu    seorang    guru    dari    SDS JFK

School, yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan

yang telah dipersiapkan.

j. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

k. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

l. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai

aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.

m. Refleksi

Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan

membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan

perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan

pada siklus berikutnya.

SIKLUS II

1. Perencanaan

Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran II (terlampir)

a. Menyusun jadwal mengajar

b. Membuat perangkat pembelajaran

b. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

disampaikan

c. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam

kegiatan pembelajaran

24

Page 25: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

2. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :

a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;

b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan

bertanggung jawab pada kelompoknya;

c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan

diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;

d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok

yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;

e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili

oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada

kelompok lain untuk menanggapinya;

f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;

g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;

h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan rata-rata nilai yang kurang

dari ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.

3. Pengamatan/Pengumpulan Data

Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas  ini peneliti bekerja sama

dengan  guru  (teman sejawat)  yaitu    seorang    guru    dari    SDS JFK School,

yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.

a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

b. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

25

Page 26: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

c. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai

aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.

4. Refleksi

Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan

membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan

perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan

pada siklus berikutnya.

Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan pelaksanaannya

pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses kegiatan pembelajaran siklus II ini

telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadakan

perbaikan.

SIKLUS III

1. Perencanaan

Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran III (terlampir)

a. Menyusun jadwal mengajar

b. Membuat perangkat pembelajaran

c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

disampaikan

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam

kegiatan pembelajaran

e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

2. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :

a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;

b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan

bertanggung jawab pada kelompoknya;

26

Page 27: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan

diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;

d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok

yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;

e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili

oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada

kelompok lain untuk menanggapinya;

f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;

g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;

h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan rata-rata nilai yang kurang

dari ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.

3. Pengamatan/Pengumpulan Data

Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas  ini peneliti bekerja sama

dengan  guru  (teman sejawat)  yaitu    seorang    guru    dari    SDS JFK School,

yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.

a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

b. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain

subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

c. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai

aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.

4. Refleksi

Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan

membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan

perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan

pada siklus berikutnya.

27

Page 28: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan pelaksanaannya

pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses kegiatan pembelajaran siklus II ini

telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadalan

perbaikan.

Pada siklus III, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus II dan

pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan :

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses

kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak dilakukan penyempurnaan-

penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus II. Jadi pada silkus ini

merupakan siklus pamungkas dalan perbaikan.

28

Page 29: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian

1. Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa

Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan

pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester I SDS JFK

School Kecamatan Cikupa yang berjumlah 27 siswa, selalu diamati di setiap

pertemuan pada masing-masing siklus. Secara lengkap data kreativitas belajar

siswa dari siklus I sampai III adalah :

Tabel 4. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus dan Siklus I

NO. NAMA SISWAData Nilai

Pra Siklus Siklus I

1 Basuki 80 80

2 Ahmad fatoni 40 40

3 Andian 50 60

4 Doni S. 50 50

5 Denni Firmanto 60 60

6 Ferdi 45 45

7 Sumita 70 65

8 Bagus susi;o 55 55

9 Tri Widodo 65 65

10 Saiful anam 70 70

11 Firmansyah 40 40

12 Aji Supardi 55 55

13 Dian Saputa 60 55

14 Bayu Saputram 40 45

15 Khairul Anam 50 50

16 Aristantiningsih 65 65

29

Page 30: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

17 Puji Lestari 55 55

18 Fauziah 60 60

19 Anikmah 70 70

20 Rosidah 75 75

21 Evi Rianti 40 40

22 Tiara Mukti 50 50

23 Ernawati 70 70

24 Susi Susanti 55 55

25 Sumiati 40 50

26 Sindi auliah 45 45

27 Anis Safitri 50 50

Jumlah 1505 1520

Rata-rata 55,74 56,29

Perbandingan hasil nilai siswa dari Pra Siklus dan Siklus I dapat dilihat

pada grafik berikut :

Grafik 1. Nilai Siswa Pra Sikus dan Siklus I

30

Page 31: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus I diperoleh data, dari

jumlah kelas 4 sebanyak 27 siswa dengan perolehan nilai di bawah 60 sebanyak

16 siswa (59 %), perolehan nilai 60 sebanyak 3 siswa (11 %) dan perolehan nilai

diatas 60 sebanyak 8 siswa (30 %).

Data tabel perbandingan prosentasi perolehan nilai Pra siklus dan siklus I sebagai

berikut :

Tabel 5 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA

No Nilai Pra Siklus Siklus I Keterangan

Jumlah

siswa

Kreatif

Prosentase

siswa Kreatif

(%)

Jumlah

siswa

Kreatif

Prosentase

siswa Kreatif

(%)

1 40 5 19% 3 11% Tidak Tuntas

2 45 2 7% 3 11% Tidak Tuntas

3 50 6 22% 5 19% Tidak Tuntas

4 55 4 15% 5 19% Tidak Tuntas

5 60 3 11% 3 11% Tuntas

6 65 2 7% 3 11% Tuntas

7 70 3 11% 3 11% Tuntas

8 75 1 4% 1 4% Tuntas

9 80 1 4% 1 4% Tuntas

10 85 0 0 0 0 -

Jumlah 27 100% 27 100%

31

Page 32: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Dengan data tabel perbandingan prosentase nilai pra siklus dan siklus I

tersebut dapat dilihat hampir separuh jumlah siswa masih mengalami kesulitan

dalam memahami dan mengenal alat indera manusia (Bagian, cara kerja dan

kepekaan terhadap rangsang alat indera. Sehingga dapat digambarkan seperti

pada grafik berikut ini :

Grafik 2. Prosentase Perbandingan Nilai Siswa Pra Sikus dan Siklus I

Berdasarkan hasil grafik perbandingan nilai perolehan siswa dapat

diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa setelah diadakan

pelaksanaan perbaikan I (Siklus I). Tetapi masih banyak siswa yang belum dapat

memahami dan mengenal alat indera manusia (Bagian, cara kerja dan kepekaan

terhadap rangsang alat indera.

Siklus II

32

Page 33: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Data peningkatan hasil tes belajar IPA dari Pra siklus, Siklus I dan Siklus

II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

NO. NAMA SISWAData Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Basuki 80 80 80

2 Ahmad fatoni 40 40 50

3 Andian 50 60 60

4 Doni S. 50 50 50

5 Denni Firmanto 60 60 65

6 Ferdi 45 45 55

7 Sumita 70 65 65

8 Bagus susi;o 55 55 55

9 Tri Widodo 65 65 70

10 Saiful anam 70 70 70

11 Firmansyah 40 40 60

12 Aji Supardi 55 55 65

13 Dian Saputa 60 55 55

14 Bayu Saputram 40 45 50

15 Khairul Anam 50 50 55

16 Aristantiningsih 65 65 65

17 Puji Lestari ‘ 55 55 55

18 Fauziah 60 60 60

19 Anikmah 70 70 70

20 Rosidah 75 75 75

21 Evi Rianti 40 40 65

22 Tiara Mukti 50 50 50

23 Ernawati 70 70 75

24 Susi Susanti 55 55 50

25 Sumiati 40 50 60

33

Page 34: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

26 Sindi auliah 45 45 65

27 Anis Safitri 50 50 60

Jumlah 1505 1520 1655

Rata-rata 55,74 56,29 61,29

Adapun perbandingan hasil nilai siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus

II dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3. Perolehan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus II diperoleh data, dari

jumlah kelas 4 sebanyak 27 siswa dengan perolehan nilai di bawah 60 sebanyak 3

siswa (11 %), perolehan nilai 60 sebanyak 11 siswa (41 %) dan perolehan nilai

diatas 60 sebanyak 13 siswa (48 %).

Data tabel perbandingan prosentasi perolehan nilai Pra siklus dan siklus

II sebagai berikut :

34

Page 35: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Tabel 7 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA

No Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

KeteranganJml

siswa

Kreatif

(%) Jml

siswa

Kreatif

(%) Jml

siswa

Kreatif

(%)

1 40 5 19% 3 11% 0 0 Tidak Tuntas

2 45 2 7% 3 11% 0 0 Tidak Tuntas

3 50 6 22% 5 19% 5 19% Tidak Tuntas

4 55 4 15% 5 19% 5 19% Tidak Tuntas

5 60 3 11% 3 11% 5 19% Tuntas

6 65 2 7% 3 11% 6 22% Tuntas

7 70 3 11% 3 11% 3 11% Tuntas

8 75 1 4% 1 4% 2 7% Tuntas

9 80 1 4% 1 4% 1 4% Tuntas

10 85 0 0 0 0 0 0 -

Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%

Dari data tabel perbandingan prosentase nilai pra siklus, siklus I dan siklus

II tersebut dapat diketahui masih adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami dan mengerti mengenai alat indera manusia dan fungsinya yaitu

sekitar 14 siswa (30%). Hal ini menunjukkan masih adanya kelemahan dan

kekurangan guru, dalam hal ini perlunya penekanan dalam hal latihan-latihan soal

yang akan menambah pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai struktur dan

fungsi kerangka manusia.

35

Page 36: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Prosentase perbandingan nilai siswa yang mengalami peningkatan dalam

hal pemahaman siswa mengenai materi IPA dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 4. Prosentase Nilai Siswa Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil grafik perbandingan nilai perolehan siswa dapat

diketahui terjadi peningkatan pemahaman siswa setelah diadakan pelaksanaan

perbaikan I (Siklus I) dan siklus II. Tetapi belum dapat memahami mengenai

materi dan mengenal alat indera manusia (Bagian, cara kerja dan kepekaan

terhadap rangsang alat indera yaitu sekitar 30 % dari jumlah 27 siswa.

Siklus III

Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran pada siklus III ini, guru

mengharapkan dapat meminimalisir atau menekan jumlah siswa yang masih

belum dapat memahami konteks materi IPA yaitu struktur dan fungsi kerangka

pada manusia melalui metode pembelajaran, alat peraga, serta penguasaan materi

oleh guru dibantu dengan teman sejawat.

Data peningkatan hasil tes belajar IPA dari Pra siklus, Siklus I, Siklus II

dan Siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini :

36

Page 37: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Tabel 8. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I , Siklus II dan Siklus III

NO. NAMA SISWAData Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Basuki 80 80 80 90

2 Ahmad fatoni 40 40 50 60

3 Andian 50 60 60 70

4 Doni S. 50 50 50 65

5 Denni Firmanto 60 60 65 75

6 Ferdi 45 45 55 60

7 Sumita 70 65 65 70

8 Bagus susi;o 55 55 55 65

9 Tri Widodo 65 65 70 80

10 Saiful anam 70 70 70 80

11 Firmansyah 40 40 60 65

12 Aji Supardi 55 55 65 70

13 Dian Saputa 60 55 55 80

14 Bayu Saputram 40 45 50 75

15 Khairul Anam 50 50 55 65

16 Aristantiningsih 65 65 65 75

17 Puji Lestari ‘ 55 55 55 60

18 Fauziah 60 60 60 70

19 Anikmah 70 70 70 80

20 Rosidah 75 75 75 75

21 Evi Rianti 40 40 65 60

22 Tiara Mukti 50 50 50 65

23 Ernawati 70 70 75 90

24 Susi Susanti 55 55 50 65

25 Sumiati 40 50 60 80

26 Sindi auliah 45 45 65 80

37

Page 38: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

27 Anis Safitri 50 50 60 70

Jumlah 1500 1520 1640 1655

Rata-rata 55,55 56,29 60,74 72,20

Data hasil perolehan nilai siswa pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

samapai dengan siklus III ini, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman

siswa. dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap materi pembelajaran.

terbukti jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas meningkat yaitu anak yang

mendapat nilai tuntas mencapai 96,66% .

Adapun perolehan hasil nilai siswa dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan

Siklus III dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 5. Perolehan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus III diperoleh data,

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan

pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester I SDS JFK

School Kecamatan Cikupa dapat dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan

dalam pembelajaran dari jumlah kelas 4 sebanyak 27 siswa dengan perolehan nilai

38

Page 39: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

60 sebanyak 4 siswa (15 %), perolehan nilai 70 sebanyak 6 siswa (22 %) dan

perolehan nilai diatas 75 sebanyak 17 siswa (63 %).

Data tabel perbandingan prosentasi perolehan nilai Pra siklus, siklus I, Siklus II

dan siklus III sebagai berikut :

Tabel 9 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA

No Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

KeteranganJml

siswa%

Jml

siswa%

Jml

siswa%

Jml

siswa%

1 40 5 19% 3 11% 0 0 0 0 Tidak Tuntas

2 45 2 7% 3 11% 0 0 0 0 Tidak Tuntas

3 50 6 22% 5 19% 5 19% 0 0 Tidak Tuntas

4 55 4 15% 5 19% 5 19% 0 0 Tidak Tuntas

5 60 3 11% 3 11% 5 19% 4 15% Tuntas

6 65 2 7% 3 11% 6 22% 6 22% Tuntas

7 70 3 11% 3 11% 3 11% 5 19% Tuntas

8 75 1 4% 1 4% 2 7% 4 15% Tuntas

9 80 1 4% 1 4% 1 4% 6 22% Tuntas

39

Page 40: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

10 85 0 0 0 0 0 0 0 0 Tuntas

11 90 2 7% Tuntas

Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% 27 100%

Dari data tabel perbandingan prosentase nilai pra siklus, siklus I, siklus II

dan siklus III tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa

kelas IV semester I SDS JFK School Kecamatan Cikupa menunjukkan bahwa

peningkatan pemahaman siswa sangat signifikan setelah pelaksanaan perbaikan

pada siklus III.

Prosentase perbandingan nilai siswa yang mengalami peningkatan dalam

hal pemahaman siswa mengenai materi IPA dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 6 : Prosentase Nilai Pra Siklus, Siklus I, II dan Siklus III.

Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus III diperoleh data,

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan

40

Page 41: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester I SDS JFK

School Kecamatan Cikupa dapat dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan

dalam pembelajaran IPA, menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman siswa

sangat signifikan setelah pelaksanaan perbaikan pada siklus III, yaitu siswa yang

mendapat nilai 60 sebanyak 4 siswa (15%), dan sebanyak 23 siswa (96%) sudah

tuntas serta memahami mengenai materi.

B. Pembahasan

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran sebanyak 3 siklus dengan

dibantu teman sejawat sebagai observasi, hasil tes akhir pada siklus ketiga

menunjukan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA

tentang struktur dan fungsi kerangka tubuh manusia. siswa yang mendapat nilai

60 sebanyak 4 siswa (15%), dan sebanyak 23 siswa (96%) sudah tuntas serta

memahami mengenai materi.

Data peningkatan hasil tes pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Daftar Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

NO. NAMA SISWAData Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1 Basuki 80 80 80 90

2 Ahmad fatoni 40 40 50 60

3 Andian 50 60 60 70

4 Doni S. 50 50 50 65

5 Denni Firmanto 60 60 65 75

6 Ferdi 45 45 55 60

7 Sumita 70 65 65 70

41

Page 42: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

8 Bagus susi;o 55 55 55 65

9 Tri Widodo 65 65 70 80

10 Saiful anam 70 70 70 80

11 Firmansyah 40 40 60 65

12 Aji Supardi 55 55 65 70

13 Dian Saputa 60 55 55 80

14 Bayu Saputram 40 45 50 75

15 Khairul Anam 50 50 55 65

16 Aristantiningsih 65 65 65 75

17 Puji Lestari ‘ 55 55 55 60

18 Fauziah 60 60 60 70

19 Anikmah 70 70 70 80

20 Rosidah 75 75 75 75

21 Evi Rianti 40 40 65 60

22 Tiara Mukti 50 50 50 65

23 Ernawati 70 70 75 90

24 Susi Susanti 55 55 50 65

25 Sumiati 40 50 60 80

26 Sindi auliah 45 45 65 80

27 Anis Safitri 50 50 60 70

Jumlah 1500 1520 1640 1655

Rata-rata 55,55 56,29 60,74 72,20

Dengan mengamati data tabel diatas dapat dikatakan telah terjadi

peningkatan nilai tes formatif. Hal ini menunjukan tingkat penguasaan terhadap

materi semakin tinggi.

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran IPA, dapat dituangkan dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 11. Prosentase Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas

42

Page 43: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

No WaktuTuntas Tidak Tuntas

Jumlah % Jumlah %

1 Pra siklus 10 37% 16 63%

2 Siklus I 11 41% 15 59%

3 Siklus II 17 63% 20 37%

4 Siklus III 27 100% 0 0

Tabel tersebut menunjukkan bahwa :

a. Dari segi kualitas nampak adanya peningkatan yang signifikan, yaitu nilai

rata-rata yang diperoleh siswa sebelum dilakukan perbaikan sebesar 56,29.

Tetapi setelah dilakukan perbaikan nilai rata-rata siswa meningkat sebesar

72,20.

b. Dari segi kuantitas pun terjadi peningkatan, yaitu sebelum dilakukan

perbaikan siswa yang mendapatkan nilai diatas 60 hanya 11 siswa atau 30%

dari jumlah siswa. Tetapi setelah dilakukan perbaikan siswa yang tuntas atau

nilai diatas 60 sebanyak 23 siswa atau 96% dari 27 siswa.

Faktor yang mempengaruhi siswa mengalami peningkatan perolehan dan

penguasaan penggunaan materi pelajaran yaitu telah dilaksanakannya perbaikan

pembelajaran sebanyak 3 siklus melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan

Proses pada siswa dan metode yang bervariasi.

Tabel Nilai IPA Per Siklus yang mendapat nilai diatas 60 (Tuntas) adalah

sebagai berikut :

Tabel 12. Prosentase Nilai Tuntas Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Jumlah

Siswa%

Jumlah

Siswa%

Jumlah

Siswa%

Jumlah

Siswa%

43

Page 44: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

18 39% 26 57% 32 70% 43 93%

Hasil peningkatan yang signifikan pada pelajaran IPA dalam setiap siklus

dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Siklus I

Pelaksanaan siklus I mata pelajaran IPA pada hari Senin tanggal 17

September 2012 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari  15 laki-laki dan

11 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 1 x pertemuan  (2 x 35

menit).

Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes

awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok

belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok di kelas, guru memotivasi siswa

dengan bercerita tentang hubungan antara panca indra manusia dengan fungsinya

44

Page 45: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

dan dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas melakukan

pengujian terhadap kemampuan melihat dengan melakukan kegiatan yang

disiapkan. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir

proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada

siklus I ini.

a.   Hasil Observasi Kreativitas Siswa

Setiap pertemuan siklus I, selalu dilakukan pengamatan terhadap kreativitas siswa

dalam proses pembelajaran oleh seorang pengamat yaitu teman sejawat.   Pada

siklus I ini kreativitas siswa  dalam  belajar  tercatat 34,10 % dengan melihat hasil

pada siklus I ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih sangat rendah.

b.      Hasil Belajar Siswa

Data dari tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65

ke atas pada mata pelajaran IPA sebanyak 10 siswa dari jumlah siswa 27 siswa

atau 34,10 %. Ini berarti kriteria pada siklus I ini belum memenuhi target bahkan

masih jauh dari yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas

sebesar 85 % atau lebih.

c.       Refleksi

Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria

keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat

terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang diamati

yaitu:

a. Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;

b. Guru kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;

c. Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya

kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.

d. Guru kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu

objek yang ditentukan.

e. Guru belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan

menginferensi sebuah objekdan cara menyimpulkan.

Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga disebabkan oleh

siswa itu sendiri, yaitu:

45

Page 46: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

1. Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;

2. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak

memperhatikan penjelasan guru;

3. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan

pengamatan terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.

Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, yakni pada siklus II.

2.      Siklus II

Pelaksanaan siklus II mata pelajaran IPA dimulai hari Kamis tanggal 24

September 2012 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari  15 laki-laki dan

12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit. Mengawali

pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes awal yang

tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok belajarnya.

Dengan terbentuknya kelompok belajar di kelas, guru memotivasi siswa dengan

bercerita tentang hubungan antara panca indra manusia dengan fungsinya dan

dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas melakukan pengujian

terhadap kemampuan melihat dengan melakukan kegiatan yang disiapkan.

Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses

pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada siklus II

ini yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti

pembelajaran.

a.   Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi bahwa pada siklus

II ini sudah ada peningkatan yang cukup baik. Pengamatan terhadap aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat dijadikan

pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus II ini kreativitas siswa dalam

belajar  tercatat 37,33 % hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas belajar siswa

sudah ada kemajuan dan memperoleh hasil yang cukup, walaupun belum tuntas.

b.   Hasil Belajar Siswa

46

Page 47: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Data dari tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65

ke atas pada mata pelajaran sebanyak 10 siswa dari 27 siswa atau 37,33%. Ini

berarti kriteria pada siklus II ini sudah mengalami kemajuan walaupun masih

harus dan  bisa  ditingkatkan lagi sesuai

dengan yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 %

atau lebih.

c.   Refleksi

Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria

keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat

terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang diamati

yaitu:

1. Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;

2. Guru kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;

3. Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya

kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.

4. Guru kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu

objek yang ditentukan.

5. Guru belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan

menginferensi sebuah objekdan cara menyimpulkan.

Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga disebabkan oleh siswa itu

sendiri, yaitu :

a. Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;

b. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak

memperhatikan penjelasan guru;

c. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun

kegiatan pengamatan terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.

Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lagi yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus III.

3.   Siklus III

47

Page 48: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Pelaksanaan siklus III mata pelajaran IPA dilaksanakan pada  hari Jumat

tanggal 28 September 2012 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari  15

laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit.

Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes

awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok

belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok belajar di kelas, guru memotivasi

siswa dengan bercerita tentang hubungan antara panca indra manusia dengan

fungsinya dan dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas

melakukan pengujian terhadap kemampuan melihat dengan melakukan kegiatan

yang disiapkan. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir

proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada

siklus II ini. 

a.       Hasil Observasi Kreativitas Siswa

Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi bahwa pada siklus

III ini sudah ada peningkatan yang sangat baik. Pengamatan terhadap kreativitas

siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat dijadikan

pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus III ini kreatifitas siswa dalam

belajar  tercatat 96, 66% hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah

ada kemajuan dan memperoleh hasil yang sanagt signifikan, yaitu telah tuntas

mencapai target yang ditentukan.

b.      Hasil Belajar Siswa

Data dari tes akhir pada siklus III menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65

ke atas pada mata pelajaran IPA sebanyak 26 siswa atau 96,66 %.

Ini berarti kriteria pada siklus III ini baik mata pelajaran IPA sudah banyak

mengalami kemajuan dan sudah memenuhi target yang diharapkan, yaitu  siswa 

yang

mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih, dan hasil yang diperolehnya

telah sesuai dengan target yang diharapkan.

c.       Refleksi

48

Page 49: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Pada akhir siklus III diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria

keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat

terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

Pengelolaan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran Keterampilan

proses pada siklus  III  sudah  lebih  baik  dari siklus II, dan terjadi peningkatan

hasil belajar siswa yakni sudah memenuhi apa yang diharapkan, karena terbukti

hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA dengan nilai lebih dari 65

sebanyak 26 siswa dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 27 anak  atau  mencapai  

96,66 %.

Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran bukan

hanya sebagai pengajar, tetapi lebih ditekankan sebagai fasilitator. Guru

memfasilitasi siswa untuk berhasil dengan memberikan motivasi, dorongan dan

pendampingan dalam kegiatan pembelajaran.

49

Page 50: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian PTK yang dilakukan melalui 3 siklus maka

dapat disimpulkan bahwa kreativitas dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPA

dapat ditingkatkan melalui pengembangan keterampilan yang dimiliki oleh siswa

kelas IV. Sisawa diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilann yang

terdapat dalam dirinya masing-masing sehingga perkembangan psikomotornya

dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa kelas IV dalam bidang

pelajaran IPA.

Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi kreativitas dan hasil belajar siswa

pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu :

Tabel 13 : Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran      IPA

SiklusProsentase

Kreativitas

Hasil Belajar Siswa

Jumlah Nilai Rata-rata

Pra Siklus 30,22 % 1500 55,55

50

Page 51: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

I 34,10 % 1520 56,29

II 37,33 % 1640 60,74

III 96,66% 1655 72,20

Tabel 14 :  Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran IPA

SiklusPeningkatan Krea-

tivitas Siswa (%)

Peningkatan Hasil

Belajar Siswa

Pra Siklus ke Siklus I 21,50% 5,56

Siklus I ke Siklus II 23,50% 2,4

Siklus II ke Siklus III 55,00% 11,86

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar meningkat.

B.     Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan bahwa

dengan menggunakan pendekatan pebelajaran konstruktivisme dapat menjadi

salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah guna

51

Page 52: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

meningkatkan  hasil belajar siswa. Serta hendaknya guru selalu dapat

mengembangkan metode pembelajaran yang menarik dan kreatif yang banyak

melibatkan siswa sebagai upaya pengekspresian dari diri siswa.  Dan seyoyanya

guru lebih dapat mamainkan peran guru sebagai motivator dan fasilitato.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsini, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta

Bahri Djamhari Syaiful, 2002, Psikologi Belajar, PT Asdi Mahasatya, Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jaklarta

Hamalik Oemar, 1990, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito

Bandung

Mikarsa Hera Lestari, dkk., 2007, Pendidikan Anak di SD, Universitas Terbuka

Slameto, 1995, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta

52

Page 53: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

Sardiman, Am, 2006, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta

Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfa Beta, Bandung

Sutarno Nono, 2007, Materi dan Pembelajaran IPA SD, Universitas Terbuka

The Liang Gie, 1981, Proses Belajar Mengajar, Tarsito Bandung

Widodo, dkk. 2004, Alamku Sains 5 Untuk SD Kelas V, PT Bumi Aksara, Jakarta

Wilis Dahar Ratna, 1989, Teori-teori Belajar, PT Gelora Aksara Pratama

Winataputra Udin S., 2005, Strategi Belajar Mengajar, Universitas Terbuka

53

Page 54: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

54

Page 55: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

55

Page 56: PKP No. Urut (Jadi) - Copy

56