pkl isi1-4
DESCRIPTION
ewrTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Dewasa ini, dalam rangka menghadapi pertumbuhan teknologi
telekomunikasi di Indonesia yang berkembang dengan sangat pesat. Kesiapan
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan. Dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi dituntut
agar mampu mencetak sumber daya manusia yang handal dan memiliki daya
saing.
Salah satu cara untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, adalah dengan
mengadakan praktek kerja lapangan di industri-industri yang berkaitan dengan
bidang studi yang dipelajari di bangku kuliah. Kerja praktek merupakan salah satu
mata kuliah di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi
Politeknik Negeri Jakarta sebagai saran mahasiswa dapat mengenal,
mempersiapkan diri, serta beradaptasi dengan lingkungan dunia kerja setelah lulus
nantinya.
Dalam praktek kerja lapangan di PT Telkom Arnet Jatinegara ini, penulis
mengambil topik seputar Multimedia, yaitu tentang Metro Ethernet (ME). Salah
satu aplikasi dari ME adalah IMS ( IP Multimedia Subsystem) yang nantinya akan
menggantikan teknologi softswitch. Pemilihan topik tersebut didasarkan pada
kebutuhan pasar akan teknologi ini, yang terus meningkat dan berkembang dalam
bidang telekomunikasi. Hal inilah yang mendasari penulis untuk mendalami topik
tersebut dengan mengetahui sistem konfigurasi ME untuk IMS secara nyata
dilapangan.
1.1 Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan praktik kerja lapangan di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ini
dilaksanakan di Area Network (ArNet) Jatinegara divisi multimedia. Divisi
multimedia disini hanya menangani metro ethernet di area Jakarta Timur saja.
Kegiatan yang dilakukan berupa penanganan gangguan, aktivasi dan maintenance.
2
1.2 Waktu dan Tempat Kegiatan
Kerja praktek ini dilakukan pada tanggal 1 Juli 2013 hingga 31 Agustus
2013. Adapun tempat pelaksanaan kerja praktek dilakukan di PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk (PT.TELKOM) Divisi Infratel Area Network Jatinegara Sub Divisi
Multimedia yang berlokasi di Jalan DI.Panjaitan kav.42, Jatinegara, Jakarta Timur
13410.
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penulisan laporan praktek kerja lapangan di PT. TELKOM
Indonesia, Tbk, Area Network (ArNet) Jatinegara bagian Multimedia, adalah :
1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami berbagai hal dalam bidang teknik
telekomunikasi, manajemen, organisasi, tata cara kerja, dan operasional suatu
perusahaan.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari kampus.
3. Membahas topik yang dipelajari selama kegiatan praktek kerja lapangan di
PT Telkom Area Network Jatinegara, yaitu tentang Metro Ethernet.
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses monitoring jaringan jika terdapat
gangguan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui perangkat sekaligus fungsi alat-alat yang
digunakan di Divisi Multimedia.
6. Mahasiswa dapat mengetahui proses aktivasi layanan sehingga dapat
digunakan oleh pelanggan (costumer).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan Komputer adalah sebuah system yang terdiri atas komputer,
software, dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang sama yaitu untuk komunikasi dan akses informasi. Jaringan
computer terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
2.1.1 Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam
sebuah gedung yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali
digunakan untuk menghubungkan computer-komputer pribadi dan workstation
dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama
sumberdaya (resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi. Secara
garis besar terdapat dua tipe jaringan LAN, yaitu jaringan Peer to Peer dan
jaringan Client-Server, Pada jaringan Peer to Peer, setiap komputer yang
terhubung ke jaringan dapat bertindak baik sebagai workstation maupun server.
Sedangkan pada jaringan Client-Server, hanya satu computer yang bertugas
sebagai server dan komputer lain berperan sebagai workstation.
LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. LAN
tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik)
dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai factor kesalahan
yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi,
sampai ratusan megabit/detik. Jaringan LAN dapat menggunakan topologi Bus ,
Star maupun Ring seperti terlihat pada Gambar 2.1.
4
Gambar 2.1 Jaringan LAN
2.1.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN
yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan
LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN biasanya
mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringa
televisi kabel. MAN hanya memilik sebuah atau dua buah kabel dan tidak
mempunyai elemen switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui
beberapa output kabel.
Alasan utama memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah telah
ditentukannya standart untuk MAN, dan standart ini sekarang sedang
diimplemantasikan. Standart tersebut disebut Distributed Queue Dual Bus
(DQDB)atau 802,6 menurut standart Institute of Electrical and Electronics
engineers (IEEE). DQDB terdiri dari dua buah kabel uninderictional dimana
semua komputer dihubungkan. Gambar 2.2 menunjukan jaringan MAN.
5
Gambar 2.2 Jaringan MAN
2.1.3 Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang luas,
seringkali mencakup Negara atau benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang
bertujuan untuk menjalankan program aplikasi. Mesin-mesin ini biasa disebut
Host. Didalam literature juga biasa disebut sebagai End System. Host
dihubungkan dengan sebuah subnet. Tugas subnet adalah membawa pesan dari
host ke host lainnya, seperti halnya system telepon yang membawa isi
pembicaraan dari pembicara ke pendengar. Dengan memisahkan aspek
komunikasi murni sebuah jaringan (subnet) dari aspek-aspek aplikasi (host),
rancangan jaringan lengkap menjadi jauh lebih sederhana.
Pada sebagian besar WAN, subnet terdiri dari dua komponen, yaitu kabel
transmisi dan element switching. Kabel transmisi (disebut juga sirkuit, channel,
atau trunk) memindahkan bit-bit dari satu mesin ke mesin lainnya. Element
switching adalah computer khusus yang dipakai untuk menghubungkan dua kabel
transmisi atau lebih. Saat data sampai ke kabel penerima, element switching harus
memilih kabel pengiriman untuk meneruskan pesan-pesan tersebut. Terdapat
beberapa jenis element switching seperti: paket switching node, intermediate
system, data switching exchange dan sebagainya.
Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel
atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang
tidak mengandung kabel yang sama akan melakukan komunikasi, keduanya harus
berkounikasi secara tak langsung melalui router lainnya. Ketika sebuah paket
dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui router perantara atau
lebih, maka paket akan diterima router dalam keadaan lengkap, disimpan sampai
saluran output menjadi bebas, dan kemudian baru diteruskan. Jaringan WAN
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
6
Gambar 2.3 Jaringan WAN
2.2 Dasar Ethernet
Ethernet merupakan sebuah alat untuk pemrosesan sinyal untuk data
jaringan komputer yang dikembangkan oleh Xerox. Hingga saat ini, Ethernet
berkembang pesat dalam industri telekomunikasi untuk menyediakan akses
pelayanan dengan bandwidth yang besar dan biaya yang relative murah sehingga
banyak perusahaan yang menggunakan teknologi Ethernet.
2.2.1 Definisi Ethernet
Ethernet pertama kali dikembangkan oleh Xerox pada tahun 1970. Pada
awalnya, Ethernet menggunakan thicknet coaxial cable. Karakteristik Ethernet
dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Teknologi Ethernet didefinisikan oleh Intitute of Electricala and
Electronics Engineers (IEEE) dengan nomor standar 802.3 yang
merupakan keluarga standar untuk Ethernet LAN. Standar ini terus
dikembangkan dengan adanya teknoliogi Fast Ethernet, Giga Ethernet, dan
Wi-Fi.
- Ethernet dapat bekerja dengan kecepatan 10 Mbps, 100 Mbps, 1000 Mbps
atau 10 Gbps melalui bermacam-macam media.
7
- Dalam konfigurasi wireline, Ethernet mengirimkan informasi melalui fiber
optic, kabel koaksial, dan twisted copper pair.
2.2.2 Topologi Ethernet
Pada dasarnya Ethernet memiliki topologi bus. Awal implementasinya
digunakan kabel coaxial sebagai mediumnya dan seluruh komputer terkoneksi
(tapped) ke kabel coaxial tersebut. Dengan topologi Bus, maka terdapat common
shared medium yang digunakan bersama oleh seluruh perangkat yang terhubung
ke jaringan. Hal ini menjadikan proses pengiriman data dari masing-masing
komputer harus dilakukasn secara bergantian. Tidak boleh ada komputer yang
melakukan pengiriman data melalui jaringan pada saat yang bersamaan. Seperti
terlihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Topologi Bus
Agar tidak terjadi tabrakan (collision) pada penggunaan shared medium
tersebut, digunakan mekanisme carrier Sense Multiple Access/Collision Detection
(CSMA/CD). Mekanisme pengiriman data pada dasarnya dilakukan sebagai
berikut:
- Sebelum mentransmisikan data, pengirim harus mendeteksi bus terlebih
dahulu.
- Jika bus dalam keadaan kosong (tidak ada data yang sedang dikirim),
maka pengirim baru dapat mengirimkan datanya.
8
- Setiap perangkat yang terhubung kepada bus tersebut akan menerima
paket data yang dikirim oleh pengirim. Jika identitas yang ada pada paket
data sesuai, maka data tersebut akan diambil, dan jika tidak, maka data
tersebut akan ditolak. Dengan demikian maka data akan sampai kepada
alamat tujuan dengan benar.
- Jika terjadi tabrakan karena ada pengirim yang akan mengirimkan data
pada saat yang bersamaan, maka diberlakukan delay secara random
kepada pengirim-pengirim tersebut sebelum masing-masing mengirim
datanya kembali.
Dalam perkembangannya, digunakan juga twisted pair cable dengan
perangkat tambahan berupa hub, secara fisik, jaringan yang dibentuk memiliki
topologi star namun karakteristiknya tetap bus. Semakin banyak terminal yang
terhubung, akan semakin lambat performansi LAN . Oleh karena itu untuk
meningkatkan kapasitas jaringan dikembangkan teknologi Fast Ethernet
(kecepatan 100 Mbps, menggunakan twisted pair cable) dan Gigabit Ethernet
(kecepatan 1 Gbps, menggunakan optical fiber dan twisted pair cable) yang
memiliki bandwidth yang besar.
2.2.3 Keuntungan Penggunaan Ethernet
1. Mudah digunakan:
- Tersebar secara luas, teknologi yang mudah dimengerti.
- Pengembangan aplikasi baru yang dilakukan dengan mudah dan cepat.
- Menyederhanakan pengoperasian jaringan.
2. Efektifitas Biaya:
- Penggunaan interface Ethernet secara luas.
- Mengurangi CAPEX dan OPEX
- Penghematan penggunaan bandwidth sesuai dengan kebutuhan.
3. Flexibilitas :
- Satu User Network Interface (UNI) untuk berbagi macam penggunaan.
- Migrasi yang mudah untuk meningkatkan level performa dari 1 Mbps ke 10
Gbps.
9
- Atur migrasi yang jelas dengan menggunakan peningkatan protocol Ethernet
yang sudah ada.
2.2.4 Jenis-Jenis Ethernet
Arsitektur Ethernet terbagi menjadi tiga jenis Ethernet yang dibedakan
berdasarkan kecepatan daya akses datanya, yaitu:
1. Ethernet
Memiliki kecepatan akses data 10 Mbit/detik. Standar yang digunakan
adalah: 10BaseT, 10BaseF, 10Base2, dan 10Base5.
2. Fast Ethernet
Memiliki kecepatan akses data 100Mbit/detik. Protokol ini memberikan
kecepatan 10 kali lebih tinggi dibandingkan 10BaseT. Standar yang digunakan
adalah 100BaseFX, 100BaseT, 100BaseT4, dan 100BaseTX.
3. Gigabit Ethernet
Memiliki kecepatan akses data 1 Gbit/detik. Gigabit Ethernet merupakan
jenis Ethernet terbaru yang mendukung kecepatan 1000 Mbps. Standar yang
digunakan adalah 1000BaseCX, 1000BaseLX,1000BaseSX, dan 1000BaseT.
2.3 Interface Ethernet
Interface pada Ethernet terbagi menjadi dua bagian, yaitu electrical
interface Ethernet dan optical interface Ethernet. Dari kedua interface tersebut
menspesifikasikan beberapa jenis kabel yang digunakan, yaitu coaxial, twisted
pair,dan fiber optic cable seperti terlihat pada tabel 2.1.
10
Tabel 2.1 Spesifikasi kabel STP,UTP, dan fiber optic cable
2.3.1 Electrical Interface Ethernet
Terdapat 2 jenis Electrical Interface Ethernet yaitu:
A. Coaxial Cable
Coaxial cable merupakan electrical interface Ethernet yang memiliki tiga
jenis lapisan, yaitu sebuah konduktor tembaga, lapisan pelindung dengan “kawat
ground” di sisi luarnya, dan lapisan pelindung paling luar yang biasanya berwarna
hitam dan putih. Kabel koaksial diperlihatkan pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Kabel Koaksial
Coaxial cable digunakan untuk topologi bus. Di masing-masing ujung
kabel ditempatkan sebuah terminator kabel. Sedangkan masing-masing perangkat
komputer akan terhubung ke kabel coaxial dengan menggunakan konektor BNC.
Konektor ini berbentuk huruf “T” . Salah satu ujungnya terhubung ke NIC dan
dua ujung lainnya dihubungkan dengan dua sisi kabel.
B. Twisted Pair Cable
Umumnya digunakan untuk jenis Ethernet: 10BaseT dan Fast Ethernet.
Kadang-kadang digunakan untuk Giga Ethernet dalam lingkungan/luas cakupan
yang terbatas. Twisted Pair terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Shielded Twisted Pair (STP)
STP adalah jenis kabel tembaga yang digunakan dalam beberapa jenis
instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel (twisted
11
pair). Pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap
interferensi elektrikal dan magnetikal. Seperti terlihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Kabel STP
2. Unshielded Twisted Pair (UTP)
Kabel UTP digunakan pada LAN dan system telepon. Kabel UTP terdiri
dari empat pasang warna konduktor tembaga yang setiap pasangnya berpilin.
Pembungkus kabel memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap pasang kawat.
Kabel UTP terhubung ke perangkat melalui konektor modular 8 pin yang disebut
konektor RJ-45. UTP sebagai kabel jaringan LAN paling banyak digunakan pada
saat ini. Kabel UTP ditunjukan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Kabel UTP
2.3.2 Optical Interface Ethernet
Interface ini, terdiri dari kabel fiber optic (serat optic). Di tengah-tengah
kabel terdapat serat filament, yang disebut core, dan dikelilingi lapisan cladding,
12
buffer coating, material penguat, dan pelindung luar. Gambar 2.8 memperlihatkan
struktur Fiber Optik.
Gambar 2.8 Struktur Fiber Optik
Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara
mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang banyak
digunakan adalah LED atau sinyal laser. Fiber Optic cable terbagi ke dalam dua
jenis, yaitu:
1. Single Mode Fiber (SMF)
Sistem transmisi data dengan menggunakan sebuah sinar laser melalui
medium fiber optic. Laser tersebut diproyeksikan pada suatu garis lurus di dalam
medium. Dengan penggunaan laser tersebut, SMF memiliki bandwidth yang lebih
besar dan jarak maksimum yang lebih jauh dibandingkan dengan MMF. Gambar
2.9 menunjukan kabel SMF.
13
Gambar 2.9 Kabel SMF
2. Multi Mode Fiber (MMF)
Sistem transmisi data menggunakan LED dengan memantulkan cahaya
pada dinding kabel. Dengan mode ini, cahaya dapat berjalan pada jarak yang
berbeda, tergantung pada sudut masuk cahaya ke dalam kabel. Dengan demikian,
waktu kedatangan pun (di sisi lain dari kabel) akan berbeda. Seperti terlihat pada
Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Kabel MMF
2.4 Dasar Metro Ethernet
Metro Ethernet merupakan sebuah jaringan komputer yang berdasarkan
standar Ethernet dan melingkupi sebuah area metropolitan. Metro Ethernet
umumnya digunakan sebagai sebuah jaringan akses metropolitan untuk
menghubungkan pelanggan dan keperluan kepada sebuah wide area network,
misalnya internet.
Jaringan layanan Metro Ethernet secara umum merupakan kumpulan
switch atau router berlapis dua atau tiga yang dihubungkan dengan fiber optik.
Jaringan Metro Ethernet bertugas sebagai bridge dari suatu jaringan atau
menghubungkan wilayah yang terpisah bias juga menghubungkan LAN dengan
WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider.
14
Jaringan Metro Ethernet menyediakan layanan-layanan menggunakan Ethernet
sebagai core protocol dan aplikasi broadband.
Bagi pelanggan, layanan Metro Ethernet ini dipandang sebagai layann
yang mudah, sederhana dan cost effective dengan bertambahnya kebutuhan
bandwidth. Secara lebih teknis, Metro Ethernet Service merupakan layanan
komunikasi data yang menyediakan antarmuka dan protocol internet, yang
disediakan oleh suatu Metro Ethernet Network (MEN). Perangkat jaringan disisi
pelanggan yaitu Customer Equipment (CE) terhubung ke jaringan Metro Ethernet
melalui suatu User Network Interface (UNI) Gambar 2.11 menunjukan jaringan
MEN.
Gambar 2.11 Jaringan MEN
2.4.1 Perangkat Konfigurasi Metro Ethernet
Dalam implementasinya, terdapat beberapa perangkat dalam jaringan
Metro Ethernet yang dibutuhkan. Perangkat – perangkat ini dalam konfigurasi
Metro Ethernet membentuk suatu hirarki jaringan mulai dari core network hingga
kepada perangkat pelanggan. Terdapat tiga jenis perangkat dalam konfigurasi
jaringan Metro Ethernet, yaitu:
- Pertama, Customer Located Equipment (CLE) atau juga sering disebut Customer
Premises Equipment (CPE). Bentuk fisik perangkat ini biasanya berbentuk kecil,
berupa Ethernet Switch single-box 10/100 Mbps. Untuk anatarmuka uplink
biasanya bersifat modular sesuai dengan kebutuhan bandwidth dari pelanggan,
misalnya Fast Ethernet atau Gigabit Ethernet.
15
- Kedua, Service-Aggregation Switch, adalah perangkat jaringan Metro Ethernet
yang berfungsi untuk mengintegrasi trafik dari sejumlah CLE yang dapat berasal
dari satu atau beberapa pelanggan, tergantung dari kebutuhan kapasitas masing-
masing pelanggan.
- Ketiga, Core/Edge Switch, adalah perangkat yang menjadi batas Antara Metro
Ethernet Network proses service migration, sehingga perangkat ini harus mampu
mendukung layanan legacy seperti ATM, Frame relay, dll. Gambar 2.12
memperlihatkan perangkat MEN.
Gambar 2.12 Perangkat MEN
2.3.2 Layanan Metro Ethernet
Terdapat beberapa layanan ME yaitu:
1. Ethernet Private Line
Ethernet Private Line menggunakan point to point Ethernet Virtual
Connection (EVC) antara dua Customer Equipment (CE), sehingga menyediakan
dedicated bandwidth sesuai permintaan pelanggan. Gambar 2.13 memperlihatkan
Ethernet Private Line.
16
Gambar 2.13 Ethernet Private Line
Pada perangkat pelanggan, interface yang digunakan secara fisik terpisah
(dedicated physical interface) sesuai masing-masing koneksi tujuan.
2. Ethernet Virtual Private Line
Ethernet Virtual Private Line adalah E-Line yang dapat digunakan untuk
memberikan layanan seperti EPL namun dengan dua perbedaan utama, yaitu:
- Menggunakan service multiplexing
- Tidak perlu menyediakan full transparans frame dari layanan
Ethernet Virtual Private Line diperlihatkan pada Gambar 2.14
Gambar 2.14 Ethernet Virtual Private Line
Pelanggan masih mendapat layanan koneksi point to point, namun
menggunakan share bandwidth. Interface/port yang digunakan secara fisik pada
lokasi kantor pusat dapat digunakan untuk melayani point to point yang berbeda
tujuan (kantor cabang).
3. Ethernet Private LAN
Ethernet Private LAN adalah layanan E-LAN yang menyediakan koneksi
multipoint menggunakan dedicated bandwidth. Seperti terlihat pada Gambar 2.15.
17
Gambar 2.15 Ethernet Private LAN
4. Ethernet Virtual Private LAN
Ethernet Virtual Private LAN adalah layanan E-LAN yang menyediakan
koneksi multipoint menggunakan shared bandwidth. Gambar 2.16 menunjukan
Ethernet Virtual Private LAN.
Gambar 2.16 Ethernet Virtual private LAN
Layanan EVPLAN ini adalah layanan yang banayak digunakan oleh pelanggan
pada saat ini di provider Ethernet terkemuka di AS dan Eropa. Dikenal juga
sebagai Transparent LAN Service (TLS) atau Virtual Private LAN Service
(VPLS)
18
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Unit Kerja Lapangan
Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa telekomunikasi yang
profesional, PT. TELKOM,Tbk mempunyai beberapa divisi, yaitu :
Infrastructure Telecommunication (INFRATEL)
Research & Development Center (RD)
Human Resources Development Center (HRD)
Maintenance Service Center (MS)
Carrier Intercarrier Service (Divisi CIS)
Divisi Multimedia (DMM)
Divisi Enterprise (DIVES)
Divisi Regional (DIVRE), terdiri dari 7 DIVRE yaitu Divre 1 Sumatera, Divre
2 Jakarta, Divre 3 Jawa Barat,Divre 4 Jawa Tengah & DIY, Divre 5 Jawa
Timur, Divre 6 Kalimantan, Divre 7 Kawasan Timur Indonesia.
Divisi TELKOM Flexi (DTF)
Pada pelaksanaan praktik kerja lapangan ini di laksanakan di PT. Telkom
divisi Infrastruktur Telekomunikasi (INFRATEL). Divisi INFRATEL merupakan
salah satu unit bisnis PT. TELKOM yang berkedudukan di Jakarta. Divisi
INFRATEL berkewajiban untuk melayani jasa telekomunikasi melalui produk
dan infrastruktur jaringan dengan cakupan wilayah nasional dan regional dan
bertugas untuk membangun infrastruktur telekomunikasi PT. TELKOM. Divisi
INFRATEL ini, membawahi Network Regional (NETRE). Di Indonesia terdapat
8 NETRE yang salah satunya adalah NETRE Jakarta. Sedangkan Network
Regional Jakarta memiliki 9 Area Network (ArNet), salah satunya adalah ArNet
jatinegara yang mana adalah lokasi dari pelaksanaan praktik kerja lapangan ini.
19
Pada Area Network Jatinegara terdapat 5 bagian utama yang masing-
masing dipimpin oleh seorang Asisten Manager yang tersusun dalam struktur
organisasi yang terdapat dalam lampiran. Kelima bagian utama tersebut, yaitu :
1. Divisi Energi
2. Divisi Sentral
3. Divisi Transmisi
4. Divisi Multimedia
5. Divisi Administrasi
Transmisi Area Network (ArNet) Jatinegara berfungsi sebagai pusat
network dari Jakarta Timur dimana dari sinilah pusat informasi dikirimkan ke
ArNet yang lain atau Sentral Telepon Otomat (STO) yang termasuk cakupan
ArNet Jatinegara. Transmisi Area Network Jatinegara memiliki beberapa STO dan
High Risk Building (HRB), yang berfungsi sebagai sentral untuk menghubungkan
satu tempat dengan tempat lain, kemudian disalurkan langsung ke pelanggan.
Berikut STO dan HRB yang merupakan bagian operasi ArNet Jatinegara :
1. STO Jatinegara 10. STO Pulo Gebang
2. STO Cawang 11. STO Kranggan
3. STO Tebet 12. STO Cibubur
4. STO Kelender 13. STO Pondok Gede
5. STO Pondok Kelapa 14. STO Cisalak
6. STO Kelapa Gading 15. STO Rawamangun
7. STO Pasar Rebo 16. HRB Buaran Telkomsel
8. STO Penggilingan 17. HRB Taman Rasuna Said
9. STO Gandaria
3.2 Uraian Praktek Kerja Lapangan (Log Book)
Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilakukan selama 37 hari kerja di
ArNet Jatinegara divisi transmisi. Kegiatan awal PKL ialah pengenalan dan
adaptasi lingkungan kerja. Pengenalan tersebut meliputi peraturan selama bekerja
dan divisi-divisi yang terdapat di ArNet Jatinegara seperti divisi backbone,
transmisi, sentral, dan multimedia.
20
Divisi Multimedia merupakan divisi yang menangani Perangkat Metro.
Perangkat Metro Ehternet (ME) adalah perangkat IP transport/ IP Service pertama
yang digelar oleh PT Telkom yang difungsikan untuk layanan Next Generation
Network (NGN). Pengelolaan operasi pemeliharaan atau maintenance perangkat
Metro Ethernet ini berada di Divisi INFRATEL. Area Network (Arnet) Jatinegara
memperoleh 18 node ME untuk 16 STO yang berada didalam wilayah
pengelolaanya. Konfigurasi metro Ethernet Arnet jatinegara diperlihatkan pada
gambar 3.1.
Gambar 3.1 Konfigurasi Metro Ethernet Arnet Jatinegara
Jatinegara memiliki 3 node yaitu JT-1, JT-2, dan JT-3. Metro Ethernet
Jatinegara juga memiliki akses ke router, BRAS, dan switch. Seluruh jalur
komunikasi yang menuju akses tersebut harus melalui node Jatinegara terlebih
dahulu. Contohnya layanan speedy menggunakan jaringan DSLAM ke BRAS
21
melalui Metro Ethernet, sehingga semua port pada layanan ini harus diarahkan ke
port jatinegara.
Sebelum ke lapangan terlebih dahulu diberi pembekalan ilmu transmisi,
pengenalan perangkat, dan pengenalan ruang kerja. Selama melaksanakan praktik
kerja lapangan di divisi transmisi terdapat beberapa pekerjaan mengenai saluran
transmisi yang menghubungkan antar STO area Jakarta Timur. Kegiatan tersebut
berupa:
Aktifasi, dilakukan pemasangan kabel patch core yang menghubungkan antar
metro untuk layanan instansi pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan
agar pelanggan dapat terkoneksi sesuai dengan permintaan dan dapat dilayani
dengan baik.
Maintenance, dilakukan pembersihan perangkat-perangkat metro di setiap
STO secara berkala. Hal ini ditujukan agar setiap perangkat bersih dari debu ,
sehingga mampu bekerja secara optimum dan memperpanjang umur perangkat
Labelisasi, dilakukan dengan memberikan label pada perangkat metro. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah dalam pengerjaan jika sewaktu-waktu terjadi
gangguan
Troubleshooting, dilakukan jika terdapat keluhan dan permintaan dari
pelanggan yang tidak terkoneksi dengan baik. Ada beberapa hal yang
menyebabkan troubleshooting harus dilakukan salah satunya adalah redaman
patchcore yang terlalu besar baik itu di STO ataupun pada sentral. Hal ini
dilakukan agar komunikasi pelanggan tetap dapat terjalin
Monitoring, dilakukan untuk memastikan apakah perangkat metro dalam
keadaan normal maupun suhu berlebih sehingga troubleshooting dapat kita
hindari pada ArNet Jatinegara.
3.3 Pembahasan Hasil PKL
Perangkat Metro Ethernet yang digunakan oleh PT. Telkom adalah Alcatel-
Lucent 7x50 SR/ESS, yang terdiri atas dua tipe: tipe A Alcatel-Lucent 7750 Ser-
vice Router (SR) dan tipe B Alcatel-Lucent 7450 Ethernet Switch Router (ESS).
Pada Alcatel-Lucent 7750 SR terdapat 3 ukuran chasis yaitu SR-1, SR-7, dan SR-
22
12. Sedangkan Alcatel-Lucent 7450 ESS memiliki 4 ukuran chassis, yaitu ESS-1,
ESS-6, ESS-7 dan ESS-12.
Ukuran yang berbeda hanya membedakan kapasitas, tetapi mempunyai ke-
mampuan dalam penyediaan layanan yang sama. Saat ini PT Telkom menggu-
nakan Metro Ethernet Alcatel-Lucent 7750 SR-7 dengan karakteristik sebagai
berikut:
- Terdiri dari 7 slot, dan masing-masing slot terdiri dari dua Media Depen-
dent Adaptor (MDA)
- 200 Gbps full duplex switch fabric option
- 100 Gbps full duplex system capacity
- 40 Gbps 10 M slot capacity (full duplex)
Perangkat Metro Ethernet Alcatel-Lucent 7750 SR-7 diperlihatkan pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Alcatel-Lucent 7750 SR-7
Karakteristik Metro Ethernet 7450 ESS-6 sebagai berikut:
- Terdiri dari 6 slot, dan masing-masing slot terdiri dari dua MDA
- 80 Gbps full duplex fabric/system capacity
- 20 Gbps 10 M slot capacity (full duplex)
Perangkat Metro Ethernet dapat dilihat pada Gambar 3.3.
23
Gambar 3.3 Alcatel-Lucent 7450 ESS-6
Komponen yang terdapa pada Alcatel-Lucent 7x50 SR/ESS
1. Switch Fabric/Control Processor Module (SF/CPM), terdiri dari:
- Switching Fabric: 200 Gbps atau 400 Gbps
- Central Processor
- Tiga slot Personal computer Memory Card International Association
(PCMCIA) untuk bank memory: digunakan untuk system dan file-file
konfigurasi yang bersedia untuk logging dan file-file accounting.
- Menjalankan Operation Administration and Maintenance (OAM) dan
protocol routing. Gambar 3.4 memperlihatkan komponen SF/CPM.
Gambar 3.4 Control Processor Module
24
2. I/O Module (IOM), merupakan sebuah komponen input output ini berisi
20 Gbps forwarding complexes dan 2 Media Dependent Adaptor (MDA),
seperti terlihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 I/O Module (IOM)
3. Media Dependent Adaptor (MDA), merupakan sebuah modul yang da-
pat dimasukan ke dalam input output module (IOM) untuk menyediakan
konektivitas Antara jenis media yang berbeda. Perangkat MDA diperli-
hatkan pada Gambar 3.6.
3. Small Form-Factor pluggable (SFP), merupakan sebuah transreceiver
yang bersifat pluggable yang digunakan sebagai interface perangkat
jaringan metro Ethernet untuk kabel fiber optic, seperti terlihat pada Gam-
bar 3.7.
25
Gambar 3.7 Small Form-Factor pluggable (SFP)
3.3.1 Konfigurasi Metro Ethernet untuk Aktivasi Trial IMS
Pada dasarnya, Metro Ethernet merupakan sebuah jaringan akses metro-
politan untuk menghubungkan pelanggan dan keperluannya kepada sebuah wide
area network. Salah satunya yang memiliki banyak layanan/service. Konfigurasi
merupakan sebuah cara untuk mengintegrasikan sebuah perangkat yang akan di-
hubungkan dengan suatu jaringan. Konfigurasi Metro Ethernet (ME) untuk akti-
vasi trial IMS, dimana nantinya pelanggan secara tidak langsung akan terintegrasi
dengan sebuah network seperti yang terlihat pada Gambar 3.8.
26
Gambar 3.8 Topologi Konfigurasi Metro Ethernet untuk IMS
Sebelum membuat konfigurasi service, terlebih dahulu dilakukan konfig-
urasi port ME untuk menghubungkan perangkat Metro dengan perangkat IMS.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuka program ZOC Terminal, seperti
diperlihatkan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Icon dan Quick Connection ZOC Terminal
Selanjutnya untuk masuk ke salah satu node, dapat digunakan command
Telnet ke IP Address yang dimilik oleh setiap node. Berikut penulisan syntacnya:
#Telnet (IP Address yangdituju)
Selain menggunakan IP Address, dapat juga dilakukan dengan menggu-
nakan domain name router. Penamaan dilakukan dengan format sebagai berikut:
ME-T-N-Lokasi
Keterangan:
ME : Router dalam network Metro Ethernet
27
Nomor : Nomor router tiap fungsi dan lokasi. Untuk router 1 (pertama) bagian ini
dikosongkan.
T : Tipe router
Jika router adalah type Acatel-Lucent 7750 maka T = A
Jika router adalah type Acatel-Lucent 7450 maka T = B
N : Netre, untuk wilayah Jakarta = JKT
Lokasi : Tempat router di-install atau inisial lokasi node berada.
Untuk mengkonfigurasi Metro Ethernet, yang perlu dilakukan adalah mengetik IP
Address seperti berikut:
#Telnet 172.30.xxx.241 atau #Telnet ME2-A-JKT-KB
Akan tampil seperti berikut
LOKASI : R.MULTIMEDIA (Lt.2)
PIC : EDI SUTEJA/600893
Login: budhis
Password:
Kemudian, setelah masuk ke dalam suatu node, tahap berikutnya adalah konfig-
urasi port Metro Ethernet (ME) yang harus dilakukan pada port kosong atau port
yang tersambung tetapi tidak beroperasi. Untuk melihat status port, maka digu-
nakan “show port description”. Tampilannya dapat dilihat sebagai berikut:
======================================================================
Port Id Description
-------------------------------------------------------------------------------
3/1/1 TRUNK ME-A-JKT-JT_to_ME2-A-JKT-KB core JT OLO 47/48 TL MM1 core
1/2
3/1/2 TRUNK ME-A-JKT-JT_to_ME2-A-JKT-JT2_Gi-1/1/2
3/2/1 TRUNK ME-A-JKT-JT_to_ ME-B-JKT-KLD core eja 5/6
3/2/2 LINK-1 COPA MSAN Ruang OLO Lt-2 TL03:61/62; TLDIVA:../..
3/2/3 BTS TSEL Gd. UNIV MPUTANTULAR a.n TSEL Speed 10Mbps
3/2/4 KANTOR SAMSAT TIMUR 10 Mb
3/2/5 To PE2-D2-JT2-SS Ge 0/1/0 Redundancy STP NG by Joe
3/2/6 To SWITCH U SEE TV LT.4 slot 36: 13/14
28
3/2/7 NMS BS BWA WIMAX
3/2/8 LINK#1 To PE-D2-JT2-SS 6/1/0 TL-13,14
3/2/10 DSLAM13-D2-JT /VLAN-1806 TL 39/40
Dari hasil eksekusi perintah show port description diatas, dapat dilihat
bahwa port 3/2/9 tersambung ke DSLAM namun akan digunakan untuk layanan
Trial IMS. Port inilah yang akan di konfigurasi untuk aktivasi. Berikut adalah
langkah-langkah dalam melakukan port Metro Ethernet:
----------------------------------------------
*A:ME-A-JKT-JT#configure port 3/2/9
*A:ME-A-JKT-JT>config>port# description "Trial Otomatisasi IMS"
*A:ME-A-JKT-JT>config>port# ethernet
*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# mode access
*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# encap-type dot1q
*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# no autonegotiate
*A:ME-A-JKT-JT>config>port# exit
*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# no shutdown
*A:ME-A-JKT-JT>config>port# info
----------------------------------------------
description "Trial Otomatisasi IMS"
ethernet
mode access
encap-type dot1q
no autonegotiate
exit
no shutdown
----------------------------------------------
Pada pengkonfigurasian port Metro Ethernet untuk Trial IMS, digunakan
tipe enkapsulasi dot1q. Hal ini dikarenakan pada tipe enkapsulasi dot1q dapat
memberikan beberapa service untuk 1 pelanggan atau beberapa layanan untuk 1
pelanggan. Setelah dieksekusi, maka port 3/2/9 yang semula “DSLAM12-D2-JT /
3/2/9 DSLAM12-D2-JT /VLAN-1805 TL 33/34
29
VLAN-1805 TL 33/34” , sekarang telah terkonfigurasi menjadi "Trial Otomatisasi IMS"
Berikut adalah tampilannya:
*A:ME-A-JKT-JT# show port description
======================================================================
Ethernet Interface
======================================================================
Description : SBC IMS SW5#11 Huawei Trial Otomatisasi Provisioning (EX.
DSLAM12-D2-JT)
3.3.2 Konfigurasi Service Trial IMS Metro Ethernet
Setelah port terkonfigurasi untuk layanan Trial IMS, langkah selanjutnya
adalah mengkonfigurasi service-service yang ada pada Metro Ethernet untuk
pelanggan yang melewati MSAN (Multi Service Access Node) lalu ke pelanggan.
Untuk membentuk suatu hubungan antara Router IMS, Metro Ethernet (ME)
memiliki 2 buah service yaitu Service Access Point (SAP) dan Service Distribu-
tion Point (SDP). SAP akan berfungsi untuk menghubungkan ME dengan IMS,
sedangkan SDp akan menghubungkan Antara metro node A dengan metro node
B. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 3.10
Sebuah Port fisik ME dapat memiliki lebih dari satu SAP dengan menggu-
nakan virtual LAN (VLAN) untuk mengenalkan service yang dibawa pada
pelanggan dari MSAN, ke router melalui Metro Ethernet. Dengan kata lain,
VLAN pada SAP ME Jatinegara harus sama dengan SAP ME Kebayoran baru un-
tuk setiap service yang dibawa MSAN.
SDP berfungsi sebagai jalur logic dari Metro Ehternet saat menuju Metro
Ethernet lainnya. Sebagai contoh, SDP ME Kebayoran baru harus mengenali SDP
ME Jatinegara menggunakan Service ID (SID) yang digunakan sebagai system
logic untuk menghubungkan antar Metro Ethernet. Terdapat 2 tahap konfigurasi
Metro Ethernet untuk aktivasi Trial IMS:
A. Konfigurasi Service Metro Ethernet Node A
30
Konfigurasi ini, (contoh Node Kebayoran Baru) digunakan untuk service
yang terhubung pada IMS memiliki beberapa service untuk pelanggannya. Ser-
vice- service akan dikonfigurasi dengan Metro Ethernet dengan membedakan
VLAN untuk setiap servicenya. Berikut adalah service-service yang akan di kon-
figurasi:
1. Service Data
MSAN memilik service data yang akan menggantikan Digital Subscriber
Line Access Multiplexer (DSLAM) untuk pelanggan speedy. Untuk mengkonfig-
urasi service data, virtual lan yang digunakan adalah vlan 2800 dengan service id
2093342200. Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi service data pada vlan
*A:ME-A-JKT-JT#configure service vpls 2093342200 create
*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ description "VLAN DATA IMS"
*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ sap 3/2/9:2800 create
*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls# sap$ exit
*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp 45:2093340100 create
*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp$ exit
*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls # no shutdown
*A:ME-A-JKT-JT>config> service # info
---------------------------------------------
----------------------------------------------
description "VLAN DATA IMS"
stp
shutdown
exit
sap 3/2/9:2800 create
exit
mesh-sdp 46:2093342200 create
exit
no shutdown
----------------------------------------------
Setiap service memiliki VLAN yang berbeda. Untuk membedakan-
nya, setiap VLAN diberikan deksripsi yang berbeda. Perintah “sap
31
3/2/9:2800 create” digunakan untuk membuat VLAN 2800 pada port
3/2/9, sedangkan perintah “mesh-sdp 46:2093342200” digunakan untuk
membuat SDP dari arah ME Kebayoran baru ke ME Jatinegara.
2. Service Voice
Salah satu service yang dimiliki oleh IMS adalah Voice yang merupakan
salah satu layanan yang ada pada Public Switch Telephone Network (PSTN). Un-
tuk mengkonfigurasi service voice, VLAN yang digunakan adalah 2200 dengan
service id 2093340101. Berikut adalah langkah-langkah dan tampilan konfigurasi
service voice.
*A:ME-A-JKT-JT#configure service vpls 2093342200 create
*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ description "VLAN DATA IMS"
*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ sap 3/2/9:2200 create
*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls# sap$ exit
*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp 45:2093340101 create
*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp$ exit
*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls # no shutdown
*A:ME-A-JKT-JT>config> service # info
----------------------------------------------
description "VLAN VOICE IMS"
stp
shutdown
exit
sap 3/2/9:2200 create
exit
mesh-sdp mesh-sdp 46:2093342200 create
exit
no shutdown
----------------------------------------------
32
1.4 Identifikasi Kendala yang Dihadapi
Selama menjalani PKL terdapat banyak keterampilan dan pengalaman yang
diperoleh, seperti:
Dapat melakukan aktifasi pada Metro Ethernet sesuai dengan permintaan
dari pelanggan dan menyelesaikan dengan baik. Kabel yang biasa digunakan
untuk aktifasi adalah kabel patch core.
Dapat melakukan perawatan terhadap perangkat-perangkat metro ethernet
yang digunakan. Perawatan dilakukan secara berkala dengan tujuan menjaga
perangkat dari debu atau kotoran lainnya.
Dapat menggunakan alat ukur dan alat-alat penunjang pekerjaan selama di
divisi multimedia Optical Power Meter dan Optical Laser Source.
Dapat mendeteksi gangguan yang terjadi jika alarm pada perangkat aktif.
Pendeteksian ini dilakukan untuk mengetahui titik kesalahan dengan
mengecek sambungan node fiber optik.
Dapat melakukan pelabelan perangkat-perangkat telekomuniasi. Pelabelan
dilakukan untuk mempermudah pendataan.
Tetapi dalam pelaksanaan tugas tidak selamanya berjalan lancar sesuai den-
gan keinginan. Ada beberapa kendala yang ditemui, yaitu:
1.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas
Kendala yang ditemui selama PKL antara lain:
a. Dalam pelaksanaan Troubleshooting, pembimbing tidak memperbolehkan
praktikan melakukan eksekusi. Hal ini dikarenakan dalam pengeksekusian
diperlukan tenaga ahli agar masalah yang ada tidak memakan banyak waktu
dan dapat diselesaikan dengan cepat.
b. Terdapat beberapa data kelengkapan laporan PKL yang tidak diberikan oleh
pihak perusahaan kepada praktikan. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan ker-
ahasiaan perusahaan.
1.4.2 Cara Mengatasi Kendala
33
Cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala yaitu dengan melakukan hal-
hal sebagai berikut:
a. Memperhatikan pembimbing selama melakukan eksekusi troubleshooting.
Setelah eksekusi selesai menanyakan dengan detail mengenai tahap-tahap , hal-
hal apa saja yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan dalam melak-
sanakan eksekusi.
b. Meminta gambaran umum oleh pembimbing berkaitan dengan kelengkapan
data untuk laporan PKL.
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan dan pembuatan laporan kerja ini,
maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Perangkat Metro Ethernet (ME) adalah perangkat IP transport/ IP Service
yang merupakan backbone regional yang difungsikan sebagai “Multi
Transport Single Platform” untuk penggelaran layanan NGN oleh PT
TELKOM.
2. Teknologi Metro Ethernet memberikan akses kecepatan tinggi dengan
bandwidth yang besar (1 Gbps – 10 Gbps) untuk layanan komunikasi data,
internet, video maupun suara.
3. Perangkat Metro Ethernet yang digunakan oleh PT TELKOM terdiri dari dua
jenis yaitu, Alcatel-Lucent 7750 SR-7 (tipe A) dan Alcatel-Lucent 7450 ESS-
6 (tipe B).
4. IMS memiliki service seperti data dan voice yang nantinya akan diakses ke
Metro Ethernet untuk dihubungkan ke global network.
5. Service data berisi pelanggan speedy akan dihubungkan melalui sebuah
Broadband Remote Access Server (BRAS) --- tambahkan di dalam
4.2 Saran
1. Sebaiknya data tertulis sesuai dengan data fisik pada lapangan. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah dalam pengerjaan jika diperlukan perubahan
atau perbaikan.
2. Sebaiknya infrastruktur jaringan/kabel PT TELKOM menggunakan teknologi
Metro Ethernet agar efisiensi data dan voice di jaringan dapat dimaksimalkan
35