pkl isi1-4

48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan Dewasa ini, dalam rangka menghadapi pertumbuhan teknologi telekomunikasi di Indonesia yang berkembang dengan sangat pesat. Kesiapan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan. Dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi dituntut agar mampu mencetak sumber daya manusia yang handal dan memiliki daya saing. Salah satu cara untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, adalah dengan mengadakan praktek kerja lapangan di industri-industri yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari di bangku kuliah. Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Jakarta sebagai saran mahasiswa dapat mengenal, mempersiapkan diri, serta beradaptasi dengan lingkungan dunia kerja setelah lulus nantinya. Dalam praktek kerja lapangan di PT Telkom Arnet Jatinegara ini, penulis mengambil topik seputar Multimedia, yaitu tentang Metro Ethernet (ME). Salah satu aplikasi dari ME adalah IMS ( IP Multimedia Subsystem) yang nantinya akan menggantikan teknologi

Upload: avianto-marinda

Post on 18-Jan-2016

76 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

ewr

TRANSCRIPT

Page 1: pkl isi1-4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Dewasa ini, dalam rangka menghadapi pertumbuhan teknologi

telekomunikasi di Indonesia yang berkembang dengan sangat pesat. Kesiapan

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat dilakukan

melalui jalur pendidikan. Dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi dituntut

agar mampu mencetak sumber daya manusia yang handal dan memiliki daya

saing.

Salah satu cara untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, adalah dengan

mengadakan praktek kerja lapangan di industri-industri yang berkaitan dengan

bidang studi yang dipelajari di bangku kuliah. Kerja praktek merupakan salah satu

mata kuliah di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi

Politeknik Negeri Jakarta sebagai saran mahasiswa dapat mengenal,

mempersiapkan diri, serta beradaptasi dengan lingkungan dunia kerja setelah lulus

nantinya.

Dalam praktek kerja lapangan di PT Telkom Arnet Jatinegara ini, penulis

mengambil topik seputar Multimedia, yaitu tentang Metro Ethernet (ME). Salah

satu aplikasi dari ME adalah IMS ( IP Multimedia Subsystem) yang nantinya akan

menggantikan teknologi softswitch. Pemilihan topik tersebut didasarkan pada

kebutuhan pasar akan teknologi ini, yang terus meningkat dan berkembang dalam

bidang telekomunikasi. Hal inilah yang mendasari penulis untuk mendalami topik

tersebut dengan mengetahui sistem konfigurasi ME untuk IMS secara nyata

dilapangan.

1.1 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan praktik kerja lapangan di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ini

dilaksanakan di Area Network (ArNet) Jatinegara divisi multimedia. Divisi

multimedia disini hanya menangani metro ethernet di area Jakarta Timur saja.

Kegiatan yang dilakukan berupa penanganan gangguan, aktivasi dan maintenance.

Page 2: pkl isi1-4

2

1.2 Waktu dan Tempat Kegiatan

Kerja praktek ini dilakukan pada tanggal 1 Juli 2013 hingga 31 Agustus

2013. Adapun tempat pelaksanaan kerja praktek dilakukan di PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk (PT.TELKOM) Divisi Infratel Area Network Jatinegara Sub Divisi

Multimedia yang berlokasi di Jalan DI.Panjaitan kav.42, Jatinegara, Jakarta Timur

13410.

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penulisan laporan praktek kerja lapangan di PT. TELKOM

Indonesia, Tbk, Area Network (ArNet) Jatinegara bagian Multimedia, adalah :

1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami berbagai hal dalam bidang teknik

telekomunikasi, manajemen, organisasi, tata cara kerja, dan operasional suatu

perusahaan.

2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari kampus.

3. Membahas topik yang dipelajari selama kegiatan praktek kerja lapangan di

PT Telkom Area Network Jatinegara, yaitu tentang Metro Ethernet.

4. Mahasiswa dapat mengetahui proses monitoring jaringan jika terdapat

gangguan.

5. Mahasiswa dapat mengetahui perangkat sekaligus fungsi alat-alat yang

digunakan di Divisi Multimedia.

6. Mahasiswa dapat mengetahui proses aktivasi layanan sehingga dapat

digunakan oleh pelanggan (costumer).

Page 3: pkl isi1-4

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Komputer

Jaringan Komputer adalah sebuah system yang terdiri atas komputer,

software, dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk

mencapai tujuan yang sama yaitu untuk komunikasi dan akses informasi. Jaringan

computer terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

2.1.1 Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam

sebuah gedung yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali

digunakan untuk menghubungkan computer-komputer pribadi dan workstation

dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama

sumberdaya (resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi. Secara

garis besar terdapat dua tipe jaringan LAN, yaitu jaringan Peer to Peer dan

jaringan Client-Server, Pada jaringan Peer to Peer, setiap komputer yang

terhubung ke jaringan dapat bertindak baik sebagai workstation maupun server.

Sedangkan pada jaringan Client-Server, hanya satu computer yang bertugas

sebagai server dan komputer lain berperan sebagai workstation.

LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. LAN

tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik)

dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai factor kesalahan

yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi,

sampai ratusan megabit/detik. Jaringan LAN dapat menggunakan topologi Bus ,

Star maupun Ring seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Page 4: pkl isi1-4

4

Gambar 2.1 Jaringan LAN

2.1.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN

yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan

LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN biasanya

mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringa

televisi kabel. MAN hanya memilik sebuah atau dua buah kabel dan tidak

mempunyai elemen switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui

beberapa output kabel.

Alasan utama memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah telah

ditentukannya standart untuk MAN, dan standart ini sekarang sedang

diimplemantasikan. Standart tersebut disebut Distributed Queue Dual Bus

(DQDB)atau 802,6 menurut standart Institute of Electrical and Electronics

engineers (IEEE). DQDB terdiri dari dua buah kabel uninderictional dimana

semua komputer dihubungkan. Gambar 2.2 menunjukan jaringan MAN.

Page 5: pkl isi1-4

5

Gambar 2.2 Jaringan MAN

2.1.3 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang luas,

seringkali mencakup Negara atau benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang

bertujuan untuk menjalankan program aplikasi. Mesin-mesin ini biasa disebut

Host. Didalam literature juga biasa disebut sebagai End System. Host

dihubungkan dengan sebuah subnet. Tugas subnet adalah membawa pesan dari

host ke host lainnya, seperti halnya system telepon yang membawa isi

pembicaraan dari pembicara ke pendengar. Dengan memisahkan aspek

komunikasi murni sebuah jaringan (subnet) dari aspek-aspek aplikasi (host),

rancangan jaringan lengkap menjadi jauh lebih sederhana.

Pada sebagian besar WAN, subnet terdiri dari dua komponen, yaitu kabel

transmisi dan element switching. Kabel transmisi (disebut juga sirkuit, channel,

atau trunk) memindahkan bit-bit dari satu mesin ke mesin lainnya. Element

switching adalah computer khusus yang dipakai untuk menghubungkan dua kabel

transmisi atau lebih. Saat data sampai ke kabel penerima, element switching harus

memilih kabel pengiriman untuk meneruskan pesan-pesan tersebut. Terdapat

beberapa jenis element switching seperti: paket switching node, intermediate

system, data switching exchange dan sebagainya.

Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel

atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang

tidak mengandung kabel yang sama akan melakukan komunikasi, keduanya harus

berkounikasi secara tak langsung melalui router lainnya. Ketika sebuah paket

dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui router perantara atau

lebih, maka paket akan diterima router dalam keadaan lengkap, disimpan sampai

saluran output menjadi bebas, dan kemudian baru diteruskan. Jaringan WAN

dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Page 6: pkl isi1-4

6

Gambar 2.3 Jaringan WAN

2.2 Dasar Ethernet

Ethernet merupakan sebuah alat untuk pemrosesan sinyal untuk data

jaringan komputer yang dikembangkan oleh Xerox. Hingga saat ini, Ethernet

berkembang pesat dalam industri telekomunikasi untuk menyediakan akses

pelayanan dengan bandwidth yang besar dan biaya yang relative murah sehingga

banyak perusahaan yang menggunakan teknologi Ethernet.

2.2.1 Definisi Ethernet

Ethernet pertama kali dikembangkan oleh Xerox pada tahun 1970. Pada

awalnya, Ethernet menggunakan thicknet coaxial cable. Karakteristik Ethernet

dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Teknologi Ethernet didefinisikan oleh Intitute of Electricala and

Electronics Engineers (IEEE) dengan nomor standar 802.3 yang

merupakan keluarga standar untuk Ethernet LAN. Standar ini terus

dikembangkan dengan adanya teknoliogi Fast Ethernet, Giga Ethernet, dan

Wi-Fi.

- Ethernet dapat bekerja dengan kecepatan 10 Mbps, 100 Mbps, 1000 Mbps

atau 10 Gbps melalui bermacam-macam media.

Page 7: pkl isi1-4

7

- Dalam konfigurasi wireline, Ethernet mengirimkan informasi melalui fiber

optic, kabel koaksial, dan twisted copper pair.

2.2.2 Topologi Ethernet

Pada dasarnya Ethernet memiliki topologi bus. Awal implementasinya

digunakan kabel coaxial sebagai mediumnya dan seluruh komputer terkoneksi

(tapped) ke kabel coaxial tersebut. Dengan topologi Bus, maka terdapat common

shared medium yang digunakan bersama oleh seluruh perangkat yang terhubung

ke jaringan. Hal ini menjadikan proses pengiriman data dari masing-masing

komputer harus dilakukasn secara bergantian. Tidak boleh ada komputer yang

melakukan pengiriman data melalui jaringan pada saat yang bersamaan. Seperti

terlihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Topologi Bus

Agar tidak terjadi tabrakan (collision) pada penggunaan shared medium

tersebut, digunakan mekanisme carrier Sense Multiple Access/Collision Detection

(CSMA/CD). Mekanisme pengiriman data pada dasarnya dilakukan sebagai

berikut:

- Sebelum mentransmisikan data, pengirim harus mendeteksi bus terlebih

dahulu.

- Jika bus dalam keadaan kosong (tidak ada data yang sedang dikirim),

maka pengirim baru dapat mengirimkan datanya.

Page 8: pkl isi1-4

8

- Setiap perangkat yang terhubung kepada bus tersebut akan menerima

paket data yang dikirim oleh pengirim. Jika identitas yang ada pada paket

data sesuai, maka data tersebut akan diambil, dan jika tidak, maka data

tersebut akan ditolak. Dengan demikian maka data akan sampai kepada

alamat tujuan dengan benar.

- Jika terjadi tabrakan karena ada pengirim yang akan mengirimkan data

pada saat yang bersamaan, maka diberlakukan delay secara random

kepada pengirim-pengirim tersebut sebelum masing-masing mengirim

datanya kembali.

Dalam perkembangannya, digunakan juga twisted pair cable dengan

perangkat tambahan berupa hub, secara fisik, jaringan yang dibentuk memiliki

topologi star namun karakteristiknya tetap bus. Semakin banyak terminal yang

terhubung, akan semakin lambat performansi LAN . Oleh karena itu untuk

meningkatkan kapasitas jaringan dikembangkan teknologi Fast Ethernet

(kecepatan 100 Mbps, menggunakan twisted pair cable) dan Gigabit Ethernet

(kecepatan 1 Gbps, menggunakan optical fiber dan twisted pair cable) yang

memiliki bandwidth yang besar.

2.2.3 Keuntungan Penggunaan Ethernet

1. Mudah digunakan:

- Tersebar secara luas, teknologi yang mudah dimengerti.

- Pengembangan aplikasi baru yang dilakukan dengan mudah dan cepat.

- Menyederhanakan pengoperasian jaringan.

2. Efektifitas Biaya:

- Penggunaan interface Ethernet secara luas.

- Mengurangi CAPEX dan OPEX

- Penghematan penggunaan bandwidth sesuai dengan kebutuhan.

3. Flexibilitas :

- Satu User Network Interface (UNI) untuk berbagi macam penggunaan.

- Migrasi yang mudah untuk meningkatkan level performa dari 1 Mbps ke 10

Gbps.

Page 9: pkl isi1-4

9

- Atur migrasi yang jelas dengan menggunakan peningkatan protocol Ethernet

yang sudah ada.

2.2.4 Jenis-Jenis Ethernet

Arsitektur Ethernet terbagi menjadi tiga jenis Ethernet yang dibedakan

berdasarkan kecepatan daya akses datanya, yaitu:

1. Ethernet

Memiliki kecepatan akses data 10 Mbit/detik. Standar yang digunakan

adalah: 10BaseT, 10BaseF, 10Base2, dan 10Base5.

2. Fast Ethernet

Memiliki kecepatan akses data 100Mbit/detik. Protokol ini memberikan

kecepatan 10 kali lebih tinggi dibandingkan 10BaseT. Standar yang digunakan

adalah 100BaseFX, 100BaseT, 100BaseT4, dan 100BaseTX.

3. Gigabit Ethernet

Memiliki kecepatan akses data 1 Gbit/detik. Gigabit Ethernet merupakan

jenis Ethernet terbaru yang mendukung kecepatan 1000 Mbps. Standar yang

digunakan adalah 1000BaseCX, 1000BaseLX,1000BaseSX, dan 1000BaseT.

2.3 Interface Ethernet

Interface pada Ethernet terbagi menjadi dua bagian, yaitu electrical

interface Ethernet dan optical interface Ethernet. Dari kedua interface tersebut

menspesifikasikan beberapa jenis kabel yang digunakan, yaitu coaxial, twisted

pair,dan fiber optic cable seperti terlihat pada tabel 2.1.

Page 10: pkl isi1-4

10

Tabel 2.1 Spesifikasi kabel STP,UTP, dan fiber optic cable

2.3.1 Electrical Interface Ethernet

Terdapat 2 jenis Electrical Interface Ethernet yaitu:

A. Coaxial Cable

Coaxial cable merupakan electrical interface Ethernet yang memiliki tiga

jenis lapisan, yaitu sebuah konduktor tembaga, lapisan pelindung dengan “kawat

ground” di sisi luarnya, dan lapisan pelindung paling luar yang biasanya berwarna

hitam dan putih. Kabel koaksial diperlihatkan pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Kabel Koaksial

Coaxial cable digunakan untuk topologi bus. Di masing-masing ujung

kabel ditempatkan sebuah terminator kabel. Sedangkan masing-masing perangkat

komputer akan terhubung ke kabel coaxial dengan menggunakan konektor BNC.

Konektor ini berbentuk huruf “T” . Salah satu ujungnya terhubung ke NIC dan

dua ujung lainnya dihubungkan dengan dua sisi kabel.

B. Twisted Pair Cable

Umumnya digunakan untuk jenis Ethernet: 10BaseT dan Fast Ethernet.

Kadang-kadang digunakan untuk Giga Ethernet dalam lingkungan/luas cakupan

yang terbatas. Twisted Pair terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Shielded Twisted Pair (STP)

STP adalah jenis kabel tembaga yang digunakan dalam beberapa jenis

instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel (twisted

Page 11: pkl isi1-4

11

pair). Pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap

interferensi elektrikal dan magnetikal. Seperti terlihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kabel STP

2. Unshielded Twisted Pair (UTP)

Kabel UTP digunakan pada LAN dan system telepon. Kabel UTP terdiri

dari empat pasang warna konduktor tembaga yang setiap pasangnya berpilin.

Pembungkus kabel memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap pasang kawat.

Kabel UTP terhubung ke perangkat melalui konektor modular 8 pin yang disebut

konektor RJ-45. UTP sebagai kabel jaringan LAN paling banyak digunakan pada

saat ini. Kabel UTP ditunjukan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Kabel UTP

2.3.2 Optical Interface Ethernet

Interface ini, terdiri dari kabel fiber optic (serat optic). Di tengah-tengah

kabel terdapat serat filament, yang disebut core, dan dikelilingi lapisan cladding,

Page 12: pkl isi1-4

12

buffer coating, material penguat, dan pelindung luar. Gambar 2.8 memperlihatkan

struktur Fiber Optik.

Gambar 2.8 Struktur Fiber Optik

Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara

mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang banyak

digunakan adalah LED atau sinyal laser. Fiber Optic cable terbagi ke dalam dua

jenis, yaitu:

1. Single Mode Fiber (SMF)

Sistem transmisi data dengan menggunakan sebuah sinar laser melalui

medium fiber optic. Laser tersebut diproyeksikan pada suatu garis lurus di dalam

medium. Dengan penggunaan laser tersebut, SMF memiliki bandwidth yang lebih

besar dan jarak maksimum yang lebih jauh dibandingkan dengan MMF. Gambar

2.9 menunjukan kabel SMF.

Page 13: pkl isi1-4

13

Gambar 2.9 Kabel SMF

2. Multi Mode Fiber (MMF)

Sistem transmisi data menggunakan LED dengan memantulkan cahaya

pada dinding kabel. Dengan mode ini, cahaya dapat berjalan pada jarak yang

berbeda, tergantung pada sudut masuk cahaya ke dalam kabel. Dengan demikian,

waktu kedatangan pun (di sisi lain dari kabel) akan berbeda. Seperti terlihat pada

Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Kabel MMF

2.4 Dasar Metro Ethernet

Metro Ethernet merupakan sebuah jaringan komputer yang berdasarkan

standar Ethernet dan melingkupi sebuah area metropolitan. Metro Ethernet

umumnya digunakan sebagai sebuah jaringan akses metropolitan untuk

menghubungkan pelanggan dan keperluan kepada sebuah wide area network,

misalnya internet.

Jaringan layanan Metro Ethernet secara umum merupakan kumpulan

switch atau router berlapis dua atau tiga yang dihubungkan dengan fiber optik.

Jaringan Metro Ethernet bertugas sebagai bridge dari suatu jaringan atau

menghubungkan wilayah yang terpisah bias juga menghubungkan LAN dengan

WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider.

Page 14: pkl isi1-4

14

Jaringan Metro Ethernet menyediakan layanan-layanan menggunakan Ethernet

sebagai core protocol dan aplikasi broadband.

Bagi pelanggan, layanan Metro Ethernet ini dipandang sebagai layann

yang mudah, sederhana dan cost effective dengan bertambahnya kebutuhan

bandwidth. Secara lebih teknis, Metro Ethernet Service merupakan layanan

komunikasi data yang menyediakan antarmuka dan protocol internet, yang

disediakan oleh suatu Metro Ethernet Network (MEN). Perangkat jaringan disisi

pelanggan yaitu Customer Equipment (CE) terhubung ke jaringan Metro Ethernet

melalui suatu User Network Interface (UNI) Gambar 2.11 menunjukan jaringan

MEN.

Gambar 2.11 Jaringan MEN

2.4.1 Perangkat Konfigurasi Metro Ethernet

Dalam implementasinya, terdapat beberapa perangkat dalam jaringan

Metro Ethernet yang dibutuhkan. Perangkat – perangkat ini dalam konfigurasi

Metro Ethernet membentuk suatu hirarki jaringan mulai dari core network hingga

kepada perangkat pelanggan. Terdapat tiga jenis perangkat dalam konfigurasi

jaringan Metro Ethernet, yaitu:

- Pertama, Customer Located Equipment (CLE) atau juga sering disebut Customer

Premises Equipment (CPE). Bentuk fisik perangkat ini biasanya berbentuk kecil,

berupa Ethernet Switch single-box 10/100 Mbps. Untuk anatarmuka uplink

biasanya bersifat modular sesuai dengan kebutuhan bandwidth dari pelanggan,

misalnya Fast Ethernet atau Gigabit Ethernet.

Page 15: pkl isi1-4

15

- Kedua, Service-Aggregation Switch, adalah perangkat jaringan Metro Ethernet

yang berfungsi untuk mengintegrasi trafik dari sejumlah CLE yang dapat berasal

dari satu atau beberapa pelanggan, tergantung dari kebutuhan kapasitas masing-

masing pelanggan.

- Ketiga, Core/Edge Switch, adalah perangkat yang menjadi batas Antara Metro

Ethernet Network proses service migration, sehingga perangkat ini harus mampu

mendukung layanan legacy seperti ATM, Frame relay, dll. Gambar 2.12

memperlihatkan perangkat MEN.

Gambar 2.12 Perangkat MEN

2.3.2 Layanan Metro Ethernet

Terdapat beberapa layanan ME yaitu:

1. Ethernet Private Line

Ethernet Private Line menggunakan point to point Ethernet Virtual

Connection (EVC) antara dua Customer Equipment (CE), sehingga menyediakan

dedicated bandwidth sesuai permintaan pelanggan. Gambar 2.13 memperlihatkan

Ethernet Private Line.

Page 16: pkl isi1-4

16

Gambar 2.13 Ethernet Private Line

Pada perangkat pelanggan, interface yang digunakan secara fisik terpisah

(dedicated physical interface) sesuai masing-masing koneksi tujuan.

2. Ethernet Virtual Private Line

Ethernet Virtual Private Line adalah E-Line yang dapat digunakan untuk

memberikan layanan seperti EPL namun dengan dua perbedaan utama, yaitu:

- Menggunakan service multiplexing

- Tidak perlu menyediakan full transparans frame dari layanan

Ethernet Virtual Private Line diperlihatkan pada Gambar 2.14

Gambar 2.14 Ethernet Virtual Private Line

Pelanggan masih mendapat layanan koneksi point to point, namun

menggunakan share bandwidth. Interface/port yang digunakan secara fisik pada

lokasi kantor pusat dapat digunakan untuk melayani point to point yang berbeda

tujuan (kantor cabang).

3. Ethernet Private LAN

Ethernet Private LAN adalah layanan E-LAN yang menyediakan koneksi

multipoint menggunakan dedicated bandwidth. Seperti terlihat pada Gambar 2.15.

Page 17: pkl isi1-4

17

Gambar 2.15 Ethernet Private LAN

4. Ethernet Virtual Private LAN

Ethernet Virtual Private LAN adalah layanan E-LAN yang menyediakan

koneksi multipoint menggunakan shared bandwidth. Gambar 2.16 menunjukan

Ethernet Virtual Private LAN.

Gambar 2.16 Ethernet Virtual private LAN

Layanan EVPLAN ini adalah layanan yang banayak digunakan oleh pelanggan

pada saat ini di provider Ethernet terkemuka di AS dan Eropa. Dikenal juga

sebagai Transparent LAN Service (TLS) atau Virtual Private LAN Service

(VPLS)

Page 18: pkl isi1-4

18

BAB III

HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja Lapangan

Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa telekomunikasi yang

profesional, PT. TELKOM,Tbk mempunyai beberapa divisi, yaitu :

Infrastructure Telecommunication (INFRATEL)

Research & Development Center (RD)

Human Resources Development Center (HRD)

Maintenance Service Center (MS)

Carrier Intercarrier Service (Divisi CIS)

Divisi Multimedia (DMM)

Divisi Enterprise (DIVES)

Divisi Regional (DIVRE), terdiri dari 7 DIVRE yaitu Divre 1 Sumatera, Divre

2 Jakarta, Divre 3 Jawa Barat,Divre 4 Jawa Tengah & DIY, Divre 5 Jawa

Timur, Divre 6 Kalimantan, Divre 7 Kawasan Timur Indonesia.

Divisi TELKOM Flexi (DTF)

Pada pelaksanaan praktik kerja lapangan ini di laksanakan di PT. Telkom

divisi Infrastruktur Telekomunikasi (INFRATEL). Divisi INFRATEL merupakan

salah satu unit bisnis PT. TELKOM yang berkedudukan di Jakarta. Divisi

INFRATEL berkewajiban untuk melayani jasa telekomunikasi melalui produk

dan infrastruktur jaringan dengan cakupan wilayah nasional dan regional dan

bertugas untuk membangun infrastruktur telekomunikasi PT. TELKOM. Divisi

INFRATEL ini, membawahi Network Regional (NETRE). Di Indonesia terdapat

8 NETRE yang salah satunya adalah NETRE Jakarta. Sedangkan Network

Regional Jakarta memiliki 9 Area Network (ArNet), salah satunya adalah ArNet

jatinegara yang mana adalah lokasi dari pelaksanaan praktik kerja lapangan ini.

Page 19: pkl isi1-4

19

Pada Area Network Jatinegara terdapat 5 bagian utama yang masing-

masing dipimpin oleh seorang Asisten Manager yang tersusun dalam struktur

organisasi yang terdapat dalam lampiran. Kelima bagian utama tersebut, yaitu :

1. Divisi Energi

2. Divisi Sentral

3. Divisi Transmisi

4. Divisi Multimedia

5. Divisi Administrasi

Transmisi Area Network (ArNet) Jatinegara berfungsi sebagai pusat

network dari Jakarta Timur dimana dari sinilah pusat informasi dikirimkan ke

ArNet yang lain atau Sentral Telepon Otomat (STO) yang termasuk cakupan

ArNet Jatinegara. Transmisi Area Network Jatinegara memiliki beberapa STO dan

High Risk Building (HRB), yang berfungsi sebagai sentral untuk menghubungkan

satu tempat dengan tempat lain, kemudian disalurkan langsung ke pelanggan.

Berikut STO dan HRB yang merupakan bagian operasi ArNet Jatinegara :

1. STO Jatinegara 10. STO Pulo Gebang

2. STO Cawang 11. STO Kranggan

3. STO Tebet 12. STO Cibubur

4. STO Kelender 13. STO Pondok Gede

5. STO Pondok Kelapa 14. STO Cisalak

6. STO Kelapa Gading 15. STO Rawamangun

7. STO Pasar Rebo 16. HRB Buaran Telkomsel

8. STO Penggilingan 17. HRB Taman Rasuna Said

9. STO Gandaria

3.2 Uraian Praktek Kerja Lapangan (Log Book)

Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilakukan selama 37 hari kerja di

ArNet Jatinegara divisi transmisi. Kegiatan awal PKL ialah pengenalan dan

adaptasi lingkungan kerja. Pengenalan tersebut meliputi peraturan selama bekerja

dan divisi-divisi yang terdapat di ArNet Jatinegara seperti divisi backbone,

transmisi, sentral, dan multimedia.

Page 20: pkl isi1-4

20

Divisi Multimedia merupakan divisi yang menangani Perangkat Metro.

Perangkat Metro Ehternet (ME) adalah perangkat IP transport/ IP Service pertama

yang digelar oleh PT Telkom yang difungsikan untuk layanan Next Generation

Network (NGN). Pengelolaan operasi pemeliharaan atau maintenance perangkat

Metro Ethernet ini berada di Divisi INFRATEL. Area Network (Arnet) Jatinegara

memperoleh 18 node ME untuk 16 STO yang berada didalam wilayah

pengelolaanya. Konfigurasi metro Ethernet Arnet jatinegara diperlihatkan pada

gambar 3.1.

Gambar 3.1 Konfigurasi Metro Ethernet Arnet Jatinegara

Jatinegara memiliki 3 node yaitu JT-1, JT-2, dan JT-3. Metro Ethernet

Jatinegara juga memiliki akses ke router, BRAS, dan switch. Seluruh jalur

komunikasi yang menuju akses tersebut harus melalui node Jatinegara terlebih

dahulu. Contohnya layanan speedy menggunakan jaringan DSLAM ke BRAS

Page 21: pkl isi1-4

21

melalui Metro Ethernet, sehingga semua port pada layanan ini harus diarahkan ke

port jatinegara.

Sebelum ke lapangan terlebih dahulu diberi pembekalan ilmu transmisi,

pengenalan perangkat, dan pengenalan ruang kerja. Selama melaksanakan praktik

kerja lapangan di divisi transmisi terdapat beberapa pekerjaan mengenai saluran

transmisi yang menghubungkan antar STO area Jakarta Timur. Kegiatan tersebut

berupa:

Aktifasi, dilakukan pemasangan kabel patch core yang menghubungkan antar

metro untuk layanan instansi pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan

agar pelanggan dapat terkoneksi sesuai dengan permintaan dan dapat dilayani

dengan baik.

Maintenance, dilakukan pembersihan perangkat-perangkat metro di setiap

STO secara berkala. Hal ini ditujukan agar setiap perangkat bersih dari debu ,

sehingga mampu bekerja secara optimum dan memperpanjang umur perangkat

Labelisasi, dilakukan dengan memberikan label pada perangkat metro. Hal ini

dilakukan untuk mempermudah dalam pengerjaan jika sewaktu-waktu terjadi

gangguan

Troubleshooting, dilakukan jika terdapat keluhan dan permintaan dari

pelanggan yang tidak terkoneksi dengan baik. Ada beberapa hal yang

menyebabkan troubleshooting harus dilakukan salah satunya adalah redaman

patchcore yang terlalu besar baik itu di STO ataupun pada sentral. Hal ini

dilakukan agar komunikasi pelanggan tetap dapat terjalin

Monitoring, dilakukan untuk memastikan apakah perangkat metro dalam

keadaan normal maupun suhu berlebih sehingga troubleshooting dapat kita

hindari pada ArNet Jatinegara.

3.3 Pembahasan Hasil PKL

Perangkat Metro Ethernet yang digunakan oleh PT. Telkom adalah Alcatel-

Lucent 7x50 SR/ESS, yang terdiri atas dua tipe: tipe A Alcatel-Lucent 7750 Ser-

vice Router (SR) dan tipe B Alcatel-Lucent 7450 Ethernet Switch Router (ESS).

Pada Alcatel-Lucent 7750 SR terdapat 3 ukuran chasis yaitu SR-1, SR-7, dan SR-

Page 22: pkl isi1-4

22

12. Sedangkan Alcatel-Lucent 7450 ESS memiliki 4 ukuran chassis, yaitu ESS-1,

ESS-6, ESS-7 dan ESS-12.

Ukuran yang berbeda hanya membedakan kapasitas, tetapi mempunyai ke-

mampuan dalam penyediaan layanan yang sama. Saat ini PT Telkom menggu-

nakan Metro Ethernet Alcatel-Lucent 7750 SR-7 dengan karakteristik sebagai

berikut:

- Terdiri dari 7 slot, dan masing-masing slot terdiri dari dua Media Depen-

dent Adaptor (MDA)

- 200 Gbps full duplex switch fabric option

- 100 Gbps full duplex system capacity

- 40 Gbps 10 M slot capacity (full duplex)

Perangkat Metro Ethernet Alcatel-Lucent 7750 SR-7 diperlihatkan pada

Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Alcatel-Lucent 7750 SR-7

Karakteristik Metro Ethernet 7450 ESS-6 sebagai berikut:

- Terdiri dari 6 slot, dan masing-masing slot terdiri dari dua MDA

- 80 Gbps full duplex fabric/system capacity

- 20 Gbps 10 M slot capacity (full duplex)

Perangkat Metro Ethernet dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Page 23: pkl isi1-4

23

Gambar 3.3 Alcatel-Lucent 7450 ESS-6

Komponen yang terdapa pada Alcatel-Lucent 7x50 SR/ESS

1. Switch Fabric/Control Processor Module (SF/CPM), terdiri dari:

- Switching Fabric: 200 Gbps atau 400 Gbps

- Central Processor

- Tiga slot Personal computer Memory Card International Association

(PCMCIA) untuk bank memory: digunakan untuk system dan file-file

konfigurasi yang bersedia untuk logging dan file-file accounting.

- Menjalankan Operation Administration and Maintenance (OAM) dan

protocol routing. Gambar 3.4 memperlihatkan komponen SF/CPM.

Gambar 3.4 Control Processor Module

Page 24: pkl isi1-4

24

2. I/O Module (IOM), merupakan sebuah komponen input output ini berisi

20 Gbps forwarding complexes dan 2 Media Dependent Adaptor (MDA),

seperti terlihat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 I/O Module (IOM)

3. Media Dependent Adaptor (MDA), merupakan sebuah modul yang da-

pat dimasukan ke dalam input output module (IOM) untuk menyediakan

konektivitas Antara jenis media yang berbeda. Perangkat MDA diperli-

hatkan pada Gambar 3.6.

3. Small Form-Factor pluggable (SFP), merupakan sebuah transreceiver

yang bersifat pluggable yang digunakan sebagai interface perangkat

jaringan metro Ethernet untuk kabel fiber optic, seperti terlihat pada Gam-

bar 3.7.

Page 25: pkl isi1-4

25

Gambar 3.7 Small Form-Factor pluggable (SFP)

3.3.1 Konfigurasi Metro Ethernet untuk Aktivasi Trial IMS

Pada dasarnya, Metro Ethernet merupakan sebuah jaringan akses metro-

politan untuk menghubungkan pelanggan dan keperluannya kepada sebuah wide

area network. Salah satunya yang memiliki banyak layanan/service. Konfigurasi

merupakan sebuah cara untuk mengintegrasikan sebuah perangkat yang akan di-

hubungkan dengan suatu jaringan. Konfigurasi Metro Ethernet (ME) untuk akti-

vasi trial IMS, dimana nantinya pelanggan secara tidak langsung akan terintegrasi

dengan sebuah network seperti yang terlihat pada Gambar 3.8.

Page 26: pkl isi1-4

26

Gambar 3.8 Topologi Konfigurasi Metro Ethernet untuk IMS

Sebelum membuat konfigurasi service, terlebih dahulu dilakukan konfig-

urasi port ME untuk menghubungkan perangkat Metro dengan perangkat IMS.

Hal pertama yang dilakukan adalah membuka program ZOC Terminal, seperti

diperlihatkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Icon dan Quick Connection ZOC Terminal

Selanjutnya untuk masuk ke salah satu node, dapat digunakan command

Telnet ke IP Address yang dimilik oleh setiap node. Berikut penulisan syntacnya:

#Telnet (IP Address yangdituju)

Selain menggunakan IP Address, dapat juga dilakukan dengan menggu-

nakan domain name router. Penamaan dilakukan dengan format sebagai berikut:

ME-T-N-Lokasi

Keterangan:

ME : Router dalam network Metro Ethernet

Page 27: pkl isi1-4

27

Nomor : Nomor router tiap fungsi dan lokasi. Untuk router 1 (pertama) bagian ini

dikosongkan.

T : Tipe router

Jika router adalah type Acatel-Lucent 7750 maka T = A

Jika router adalah type Acatel-Lucent 7450 maka T = B

N : Netre, untuk wilayah Jakarta = JKT

Lokasi : Tempat router di-install atau inisial lokasi node berada.

Untuk mengkonfigurasi Metro Ethernet, yang perlu dilakukan adalah mengetik IP

Address seperti berikut:

#Telnet 172.30.xxx.241 atau #Telnet ME2-A-JKT-KB

Akan tampil seperti berikut

LOKASI : R.MULTIMEDIA (Lt.2)

PIC : EDI SUTEJA/600893

Login: budhis

Password:

Kemudian, setelah masuk ke dalam suatu node, tahap berikutnya adalah konfig-

urasi port Metro Ethernet (ME) yang harus dilakukan pada port kosong atau port

yang tersambung tetapi tidak beroperasi. Untuk melihat status port, maka digu-

nakan “show port description”. Tampilannya dapat dilihat sebagai berikut:

======================================================================

Port Id Description

-------------------------------------------------------------------------------

3/1/1 TRUNK ME-A-JKT-JT_to_ME2-A-JKT-KB core JT OLO 47/48 TL MM1 core

1/2

3/1/2 TRUNK ME-A-JKT-JT_to_ME2-A-JKT-JT2_Gi-1/1/2

3/2/1 TRUNK ME-A-JKT-JT_to_ ME-B-JKT-KLD core eja 5/6

3/2/2 LINK-1 COPA MSAN Ruang OLO Lt-2 TL03:61/62; TLDIVA:../..

3/2/3 BTS TSEL Gd. UNIV MPUTANTULAR a.n TSEL Speed 10Mbps

3/2/4 KANTOR SAMSAT TIMUR 10 Mb

3/2/5 To PE2-D2-JT2-SS Ge 0/1/0 Redundancy STP NG by Joe

3/2/6 To SWITCH U SEE TV LT.4 slot 36: 13/14

Page 28: pkl isi1-4

28

3/2/7 NMS BS BWA WIMAX

3/2/8 LINK#1 To PE-D2-JT2-SS 6/1/0 TL-13,14

3/2/10 DSLAM13-D2-JT /VLAN-1806 TL 39/40

Dari hasil eksekusi perintah show port description diatas, dapat dilihat

bahwa port 3/2/9 tersambung ke DSLAM namun akan digunakan untuk layanan

Trial IMS. Port inilah yang akan di konfigurasi untuk aktivasi. Berikut adalah

langkah-langkah dalam melakukan port Metro Ethernet:

----------------------------------------------

*A:ME-A-JKT-JT#configure port 3/2/9

*A:ME-A-JKT-JT>config>port# description "Trial Otomatisasi IMS"

*A:ME-A-JKT-JT>config>port# ethernet

*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# mode access

*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# encap-type dot1q

*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# no autonegotiate

*A:ME-A-JKT-JT>config>port# exit

*A:ME-A-JKT-JT>config>port>ethernet# no shutdown

*A:ME-A-JKT-JT>config>port# info

----------------------------------------------

description "Trial Otomatisasi IMS"

ethernet

mode access

encap-type dot1q

no autonegotiate

exit

no shutdown

----------------------------------------------

Pada pengkonfigurasian port Metro Ethernet untuk Trial IMS, digunakan

tipe enkapsulasi dot1q. Hal ini dikarenakan pada tipe enkapsulasi dot1q dapat

memberikan beberapa service untuk 1 pelanggan atau beberapa layanan untuk 1

pelanggan. Setelah dieksekusi, maka port 3/2/9 yang semula “DSLAM12-D2-JT /

3/2/9 DSLAM12-D2-JT /VLAN-1805 TL 33/34

Page 29: pkl isi1-4

29

VLAN-1805 TL 33/34” , sekarang telah terkonfigurasi menjadi "Trial Otomatisasi IMS"

Berikut adalah tampilannya:

*A:ME-A-JKT-JT# show port description

======================================================================

Ethernet Interface

======================================================================

Description : SBC IMS SW5#11 Huawei Trial Otomatisasi Provisioning (EX.

DSLAM12-D2-JT)

3.3.2 Konfigurasi Service Trial IMS Metro Ethernet

Setelah port terkonfigurasi untuk layanan Trial IMS, langkah selanjutnya

adalah mengkonfigurasi service-service yang ada pada Metro Ethernet untuk

pelanggan yang melewati MSAN (Multi Service Access Node) lalu ke pelanggan.

Untuk membentuk suatu hubungan antara Router IMS, Metro Ethernet (ME)

memiliki 2 buah service yaitu Service Access Point (SAP) dan Service Distribu-

tion Point (SDP). SAP akan berfungsi untuk menghubungkan ME dengan IMS,

sedangkan SDp akan menghubungkan Antara metro node A dengan metro node

B. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 3.10

Sebuah Port fisik ME dapat memiliki lebih dari satu SAP dengan menggu-

nakan virtual LAN (VLAN) untuk mengenalkan service yang dibawa pada

pelanggan dari MSAN, ke router melalui Metro Ethernet. Dengan kata lain,

VLAN pada SAP ME Jatinegara harus sama dengan SAP ME Kebayoran baru un-

tuk setiap service yang dibawa MSAN.

SDP berfungsi sebagai jalur logic dari Metro Ehternet saat menuju Metro

Ethernet lainnya. Sebagai contoh, SDP ME Kebayoran baru harus mengenali SDP

ME Jatinegara menggunakan Service ID (SID) yang digunakan sebagai system

logic untuk menghubungkan antar Metro Ethernet. Terdapat 2 tahap konfigurasi

Metro Ethernet untuk aktivasi Trial IMS:

A. Konfigurasi Service Metro Ethernet Node A

Page 30: pkl isi1-4

30

Konfigurasi ini, (contoh Node Kebayoran Baru) digunakan untuk service

yang terhubung pada IMS memiliki beberapa service untuk pelanggannya. Ser-

vice- service akan dikonfigurasi dengan Metro Ethernet dengan membedakan

VLAN untuk setiap servicenya. Berikut adalah service-service yang akan di kon-

figurasi:

1. Service Data

MSAN memilik service data yang akan menggantikan Digital Subscriber

Line Access Multiplexer (DSLAM) untuk pelanggan speedy. Untuk mengkonfig-

urasi service data, virtual lan yang digunakan adalah vlan 2800 dengan service id

2093342200. Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi service data pada vlan

*A:ME-A-JKT-JT#configure service vpls 2093342200 create

*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ description "VLAN DATA IMS"

*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ sap 3/2/9:2800 create

*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls# sap$ exit

*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp 45:2093340100 create

*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp$ exit

*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls # no shutdown

*A:ME-A-JKT-JT>config> service # info

---------------------------------------------

----------------------------------------------

description "VLAN DATA IMS"

stp

shutdown

exit

sap 3/2/9:2800 create

exit

mesh-sdp 46:2093342200 create

exit

no shutdown

----------------------------------------------

Setiap service memiliki VLAN yang berbeda. Untuk membedakan-

nya, setiap VLAN diberikan deksripsi yang berbeda. Perintah “sap

Page 31: pkl isi1-4

31

3/2/9:2800 create” digunakan untuk membuat VLAN 2800 pada port

3/2/9, sedangkan perintah “mesh-sdp 46:2093342200” digunakan untuk

membuat SDP dari arah ME Kebayoran baru ke ME Jatinegara.

2. Service Voice

Salah satu service yang dimiliki oleh IMS adalah Voice yang merupakan

salah satu layanan yang ada pada Public Switch Telephone Network (PSTN). Un-

tuk mengkonfigurasi service voice, VLAN yang digunakan adalah 2200 dengan

service id 2093340101. Berikut adalah langkah-langkah dan tampilan konfigurasi

service voice.

*A:ME-A-JKT-JT#configure service vpls 2093342200 create

*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ description "VLAN DATA IMS"

*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls$ sap 3/2/9:2200 create

*A:ME-A-JKT-JT>config>service>vpls# sap$ exit

*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp 45:2093340101 create

*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls>mesh-sdp$ exit

*A:ME-A-JKT-JT>config> service >vpls # no shutdown

*A:ME-A-JKT-JT>config> service # info

----------------------------------------------

description "VLAN VOICE IMS"

stp

shutdown

exit

sap 3/2/9:2200 create

exit

mesh-sdp mesh-sdp 46:2093342200 create

exit

no shutdown

----------------------------------------------

Page 32: pkl isi1-4

32

1.4 Identifikasi Kendala yang Dihadapi

Selama menjalani PKL terdapat banyak keterampilan dan pengalaman yang

diperoleh, seperti:

Dapat melakukan aktifasi pada Metro Ethernet sesuai dengan permintaan

dari pelanggan dan menyelesaikan dengan baik. Kabel yang biasa digunakan

untuk aktifasi adalah kabel patch core.

Dapat melakukan perawatan terhadap perangkat-perangkat metro ethernet

yang digunakan. Perawatan dilakukan secara berkala dengan tujuan menjaga

perangkat dari debu atau kotoran lainnya.

Dapat menggunakan alat ukur dan alat-alat penunjang pekerjaan selama di

divisi multimedia Optical Power Meter dan Optical Laser Source.

Dapat mendeteksi gangguan yang terjadi jika alarm pada perangkat aktif.

Pendeteksian ini dilakukan untuk mengetahui titik kesalahan dengan

mengecek sambungan node fiber optik.

Dapat melakukan pelabelan perangkat-perangkat telekomuniasi. Pelabelan

dilakukan untuk mempermudah pendataan.

Tetapi dalam pelaksanaan tugas tidak selamanya berjalan lancar sesuai den-

gan keinginan. Ada beberapa kendala yang ditemui, yaitu:

1.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas

Kendala yang ditemui selama PKL antara lain:

a. Dalam pelaksanaan Troubleshooting, pembimbing tidak memperbolehkan

praktikan melakukan eksekusi. Hal ini dikarenakan dalam pengeksekusian

diperlukan tenaga ahli agar masalah yang ada tidak memakan banyak waktu

dan dapat diselesaikan dengan cepat.

b. Terdapat beberapa data kelengkapan laporan PKL yang tidak diberikan oleh

pihak perusahaan kepada praktikan. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan ker-

ahasiaan perusahaan.

1.4.2 Cara Mengatasi Kendala

Page 33: pkl isi1-4

33

Cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala yaitu dengan melakukan hal-

hal sebagai berikut:

a. Memperhatikan pembimbing selama melakukan eksekusi troubleshooting.

Setelah eksekusi selesai menanyakan dengan detail mengenai tahap-tahap , hal-

hal apa saja yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan dalam melak-

sanakan eksekusi.

b. Meminta gambaran umum oleh pembimbing berkaitan dengan kelengkapan

data untuk laporan PKL.

Page 34: pkl isi1-4

34

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan dan pembuatan laporan kerja ini,

maka didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Perangkat Metro Ethernet (ME) adalah perangkat IP transport/ IP Service

yang merupakan backbone regional yang difungsikan sebagai “Multi

Transport Single Platform” untuk penggelaran layanan NGN oleh PT

TELKOM.

2. Teknologi Metro Ethernet memberikan akses kecepatan tinggi dengan

bandwidth yang besar (1 Gbps – 10 Gbps) untuk layanan komunikasi data,

internet, video maupun suara.

3. Perangkat Metro Ethernet yang digunakan oleh PT TELKOM terdiri dari dua

jenis yaitu, Alcatel-Lucent 7750 SR-7 (tipe A) dan Alcatel-Lucent 7450 ESS-

6 (tipe B).

4. IMS memiliki service seperti data dan voice yang nantinya akan diakses ke

Metro Ethernet untuk dihubungkan ke global network.

5. Service data berisi pelanggan speedy akan dihubungkan melalui sebuah

Broadband Remote Access Server (BRAS) --- tambahkan di dalam

4.2 Saran

1. Sebaiknya data tertulis sesuai dengan data fisik pada lapangan. Hal ini

bertujuan untuk mempermudah dalam pengerjaan jika diperlukan perubahan

atau perbaikan.

2. Sebaiknya infrastruktur jaringan/kabel PT TELKOM menggunakan teknologi

Metro Ethernet agar efisiensi data dan voice di jaringan dapat dimaksimalkan

Page 35: pkl isi1-4

35