bab iv profil pedagang kaki lima (pkl) di lapangan...
TRANSCRIPT
1
BAB IV
PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI LAPANGAN PANCASILA
KOTA SALATIGA
4.1. Sekilas Tentang Kota Salatiga
Kota Salatiga merupakan salah satu kabupaten/kota yang menjadi bagian dari
propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kota Salatiga terletak antara 007.17‟ dan
007.17‟.23” Lintang Selatan dan antara 110.27‟.56,81” dan 110.32‟.4,64” Bujur
Timur. Secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan, kaki Gunung
Merbabu diantara gunung-gunung kecil antara lain Gajahmungkur, Telomoyo dan
Payung Rong1.
Kota Salatiga berada di tengah-tengah wilayah dari Kabupaten Semarang.
Kota Salatiga dibatasi oleh beberapa Desa yang berada di wilayah Kabupaten
Semarang, adapun batas-batas dari Kota Salatiga adalah sebagai berikut2:
Di sebelah utara Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Pabelan (Desa
Pabelan, Desa Pejaten), dan Kecamatan Tuntang (Desa Kesongo, Desa
Watuagu).
Sebelah timur Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Pabelan (Desa
Ujung-ujung, Desa Sukoharjo dan Desa Glawan), dan Kecamatan Tengaran
(Desa Bener, Desa Tegalwaton dan Desa Nyamat).
Sebelah barat Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Tuntang (Desa
Candirejo, Desa Jombor, Desa Sraten dan Desa Gedongan), dan Kecamatan
Getasan (Desa Polobogo).
1SalatigaDalamAngka, 2013 2SalatigaDalamAngka, 2013
2
Sebelah selatan Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Getasan (Desa
Sumogawe, Desa Samirono dan Desa Jetak), dan Kecamatan Tengaran (Desa
Patemon, Desa Karangduren).
Gambar 2. Peta Kota Salatiga
3
4.2. Sejarah Terbentuk Paguyuban PKL Lapangan Pancasila
Paguyuban PKL Pancasila dibentuk oleh pemerintah dalam rangka untuk
mengatasi permasalahan yaitu banyaknya gubuk tempat PKL berdagang di sekitar
jalan raya pancasila yang menyebabkan jalan menjadi sempit dan terlihat kumuh. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara dari Bapak Andi Saputra3 bahwa:
“Dulu itu kami berjualan di pinggir jalan mas, dulu
sekitar 7 PKL berjualan dipinggir jalan diatas trotoar
dan dekat pagar mas, namun karena jalan menjadi
sempit dan terlihat kotor maka pada jamannya pak
Totok Walikota, kami di pindahkan ke dalam wilayah
Pancasila. Sampai sekarang sudah 3 kali digeser, jadi
pertama dari dekat jalan di luar pagar Pancasila, lalu
kedalam samping pagar namun karena dijadikan tempat
untuk jalan, kami di geser lagi ke bawah ke tempat
yang sekarang.”
Penuturan tersebut diperkuat oleh Bapak Bowo4 yang mengatakan bahwa:
“Dulu itu kami berjualan di pinggir jalan mas, dekat
pagar jalan, lalu karena sempit dan terlihatnya kumuh
maka kami di pindahkan ke dalam mas oleh dinas
pasar, supaya lebih rapi dan tidak terlihat kotor mas.”
Berdasarkan petikan wawancara diatas menunjukkan bahwa pembentukan
paguyuban dilakukan dalam rangka untuk mengatasi terjadinya kemacetan dan
kesemrawutan yang diakibatkan oleh pedagang kaki lima. Dengan adannya
paguyuban pemerintah mengharapakan pedagang lebih tertib, dapat menjaga
kebersihan dan menjaga ketentraman dari Kota Salatiga.
Paguyuban terbentuk pada Tahun 2004 dengan nama Paguyuban PKL
Pancasila. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Andi Saputra5 bahwa:
3Wawancara dengan Bapak Andi Saputra sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17
Oktober 2017, pukul 18.24 – 19.00 Wib di Warung Pak andi di Lapangan Pancasila. 4Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober
2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila.
4
“Ya terbentuknya paguyuban semenjak jamannya pak
totok, walikotanya pak totok sekitar tahun 2004.
Inisiatornya pak totok mas, kalau sekarang udah keluar
udah pensiun kayaknya. Pak totok yang mengatur
rencana usaha usaha ini. Namanya paguyubannya
Paguyuban PKL Pancasila. Dulu jumlahnya banyak
sekali mas, seluruh lapangan pancasila penuh mas
dengan PKL, kalau dulu ada 107 tenda mas pada
waktu pak totok wali kota sekarang kurang lebih
tinggal 47 pedagang saja. Penyebabnya modal habis
akibat dulu sering terjadi hujan dan pembelinya
semakin berkurang mas.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat terlihat bahwa yang menjadi
inisiator terbentuknya paguyuban lapangan Pancasila merupakan pihak pemerintah
dalam hal ini Walikota Salatiga. Jika dilihat dari jumlah PKL yang hingga saat ini
dapat disimpulkan bahwa usaha PKL tidak berjalan dengan baik ditandai dengan
banyaknya PKL yang gulung tikar atau tidak mampu melanjutkan usaha mereka
akibat dari permodalan yang sulit serta pembeli yang semakain berkurang dari tahun
ke tahun.
Adapun fungsi dari Paguyuban PKL Pancasila adalah sebagai berikut menurut
Bapak Andi Saputra6 bahwa:
“Ya paguyuban hanya tempat untuk kumpul dan juga
paguyuban yang mengkoordinir kalau ada masalah
seperti kebersihan ya kita kumpul bersama untuk
bagaimana menjaga kebersihan. Dalam pemasangan
tenda, supaya kita memasang tenda yang terpal satu
warna saja, misalkan sekarangkan tendanya warna
biru semua hal karena rapat paguyuban mas. Jadi
lewat paguyuban kita dibuat menjadi kompak mas.”
6Wawancara dengan Bapak Andi Saputra sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17
Oktober 2017, pukul 18.24 – 19.00 Wib di Warung Pak andi di Lapangan Pancasila.
5
Penuturan tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak .Bowo7 mengatakan
bahwa:
“Melalui paguyuban PKL di pancasila, kita pedagang
bisa diberikan informasi-informasi dari Pemda
mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di
lapangan pancasila seperti kegiatan musik. Selain itu
kalau misalnya ada libur, kalau ada rapat informasi
lapangan untuk kegiatan apa. Jadi melalui paguyuban
informasi-informasi di sampaikan ke PKL Pancasila.”
Berdasarkan petikan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa paguyuban
memiliki fungsi yang sangat sentral didalam menjaga keamanan, kekompakan dari
PKL di Pacasila, menjaga kebersihan Lapangan Pancasila serta tempat perantara
informasi dari semua pihak yang akan melakukan kegiatan di Lapangan Pacasila.
Pemilihan pengurus harian paguyuban dilakukan berdasarkan hasil rapat
pemilihan yang dilakukan oleh seluruh PKL anggota Paguyuban PKL Lapangan
Pancasila. Berikut merupakan kutipan wawancara dari Bapak Bowo8 bahwa:
“Anggota yang memilih mas melalui rapat dulu. Dulu
itu bukan pak is yang ketua tapi ada tentara mas,
namun karena tentaranya sibuk gak pernah kelihatan
maka pak is yang mengambil alih pekerjaan ketua
sehingga sejak itu pak is jadi ketua sampai sekarang,
gak pernah dilakakukan pergantian ketua atau
pengurus gak pernah sejak tahun 2003, 2004 kalau
gak slaah mas terakhir kali pemilihan ketua dan
pengurusnya.”
Dalam proses pemilihan ketua paguyuban melalui rapat dengan para anggota
PKL. Melalui rapat tersebut para PKL bisa menentukan siapa yang menjadi ketuanya
dan juga tugas dari ketua tersebut yaitu supaya bisa mengkorordinir para PKL.
7Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober
2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila. 8Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober
2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila.
6
Anggota PKL yang ada di Lapangan Pancasila terkahir memilih ketua paguyuban
sejak tahun 2003/2004 serta pengurus-pengurusnya.
4.3. Profil PKL di Lapangan Pancasila
Profil lengkap dari para pedagang kaki lim (PKL) di Lapangan Pancasila
menjadi beberapa bagian yaitu profil paguyuban PKL, tipologi dan sistem berjualan
para PKL di Lapangan Pancasila.
4.3.1. Profil Paguyuban PKL di Lapangan Pancasila
Dalam proses terbentuknya paguyuban PKL di Lapangan Pancasila, dulu para
PKL masih berjualan di luar Lapangan Pancasila dan setelah ada tatanan kota para
PKL baru di pindahkan ke Lapangan Pancasila yang di bawa naungi Dinas
perdagangan, dan terbentuk/terpilihnya ketua paguyuban tahun 2010, hal ini terlihat
dari pernyataan Bapak Djoko Sulistyo (Pak Munying) sebagai ketua paguyuban yang
mengatakan sebagai seberikut:
“Terbentuk yang resmi nya 2010 jadi waktu belum
ada lapangan nya belum di bangun itu istilahnya kita
masih liar,kita buka nya di pinggir-pinggir jalan jadi
setelah lapangan ini di bangun harusnya ada peresmian
tapi itu ndak ada terus dari LH (Lingkungan Hidup)
ini kan,dulu tatanan kota terus dari tata kota kita PKL
akhirnya di jadikan satu di kasih surat ijin dagang lalu
dimasukan di titipkan di lapangan pancasila seperti itu
mas. Jadi istilahnya kita itu titipan dari Disperindag
dulu nya Disperindagkop kalau sekarangkan Dinas
Perdagangan itu kira-kira tahun dari 2010
peresmian.terpilihnya jadi ketua paguyuban tahun
2010,dan juga dalam memilih ketua itu dengan cara
rapat dulu mas,dan dari rapat itu mas dapat
menentukan siapa yang menjadi ketua paguyuban.”
Berdasarkan petikan wawancara diatas mengatakan bahwa, terbentuknya
ketua paguyuban melalui dengan cara rapat para PKL dan dari hasil rapat tersebut
menentukan siapa yang akan menjadi ketua paguyuban. Dengan dibentuknya ketua
7
paguyuban tujuannya supaya para PKL khususnya PKL yang ada di Lapangan
Pancasila lebih diawasi dan terkoordinir sehingga dengan adanya ketua paguyuban
para PKL bisa menyampaikan saran maupun pendapat mereka, serta terpilihnya ketua
paguyuban yaitu tahun 2010. Dan juga dengan adanya ketua paguyuban merupakan
salah satu aturan yang di keluarkan oleh Pemerintah yang terterah di dalam Perda
Nomor 4 tahun 2015. Oleh karena itu dalam penetapan lokasi bagi PKL sangat
penting sehingga para PKL di dalam menjalankan usahanya terlihat nyaman, aman
serta bisa menjaga kebersihan.
Dengan adanya ketua paguyuban yang menganyomi para PKL maka di
harapkan ketua dalam hal ini bisa menjaga keharmonisan para PKL. Paguyuban PKL
Lapangan Pancasila memiliki jumlah anggota yang besar, hal ini terlihat dari
wawancara Bapak Djoko Sulistyo (Pak Munying) yang merupakan Ketua Paguyuban
yang menyatakan bahwa:
“Jumlah anggota PKL awalnya 70 PKL lalu banyak
yang ngak kuat ngak laku akhirnya pada satu-satu
udah mengundurkan diri. PKL itu pindah karena
mereka cari tempat jualan di luar lapangan
pancasila.jumlah PKL sekarang sekitar 60 puluhan
PKL itu termasuk PKL siang maupun malam.”
PKL Lapangan Pancasila awalnya memiliki jumlah yang relatif lumayang
banyak, semakin kedapan beberapa PKL mengudurkan diri di karenakan banyak
PKL yang berpindah tempat jualan. Hal ini terlihat dari pernyataan ketua paguyuban.
Para PKL Lapangan Pancasila semuanya memiliki STDU (surat tanda daftar usaha),
juga PKL Lapangan Pancasila adalah PKL binaan yang di bawahi Dinas
Perdagangan. Sedangkan nama dari Paguyuban Pancasila itu sendiri adalah Persatuan
Wirausaha Pancasila Kota Salatiga (PERWIRA).
Adapun Fungsi dan Peran dari ketua paguyuban tersebut, sebagai wadah bagi
para PKL di dalam menjalankan usaha dagangan, dan menjadi salah satu perantara di
dalam menyampaikan keluhan, saran maupun pendapat dari para PKL itu sendiri. Hal
8
ini di perkuat dari hasil wawancara dengan Bapak Djoko Yulistyo (Pak Munying)
sebagai Ketua Paguyuban sebagai berikut:
“Ya gini mas kita disinikan satu paguyuban,untuk
menyatukan anggota supaya satu sama lain kelihatan
harmonis yang pertama ajang pertemuan setiap ajang
pertemuan untuk silaturohim seluruh anggota jadi biar
ada kekeluargaan gitu,yang kedua,saya termasuk untuk
menjebatani dari Dinas kalau ada permasalahan di
paguyuban kita bawa ke Dinas dan itu juga ada
sebaliknya dari Dinas ada keluhan kita sosialisasikan ke
PKL seperti itu mas.”
Berdasarkan kutipan wawancara diatas, ketua paguyuban mempunyai peran
penting dalam paguyuban/kelompok itu sendiri. Peran yang dimaksud adalah
bagaimana ketua di dalam mengawasi para PKL serta mejadi perantara di antara para
PKL dengan Dinas Perdagangan. Dalam menjalankan tugas sebagai ketua paguyuban
sering mengalami hal-hal yang tidak sejalan/sesuia dengan para anggota-anggotanya
sebagai contoh dalam hal kebersihan, kebersamaan, kadang-kadang para PKL tidak
memperlihatkan sesuatu yang membuat para PKL kelihatan harmonis. Fungsi sebagai
ketua memang sangat bermafaat bagi para PKL karena selain menjaga keharmonisan
para PKL serta menjadi perantara antara PKL dengan Dinas Perdagangan, ketua juga
mempunyai kegunaan sebagimana contoh para PKL yang mau mendaftarkan ulang
STDU (Surat Tanda daftar Usaha) karena pendaftaran ulang bagi PKLwajib
dilakukan selama 2 tahun sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun 2015 yang di
keluarkan oleh Pemerintah. Dalam melukakan pendaftaran ulang STDU (Surat
Tanda Daftar Usaha) di laksanakan melalui Dinas perdagangan dan di setujui oleh
Walikota serta memanfaatkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang
membidangi urusan PKL.
9
4.3.2. Tipologi PKL di Lapangan Pancasila
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Lapanagan Pancasila dibagi menjadi 2
bagian menurut waktu berjualan yaitu pada pagi hari mulai dari pukul 9.00 sampai
18.00 dan berjualan pada malam hari yaitu mulai pukul 18.00 sampai 24.00. Berikut
Tabel Jenis usaha dan jumlah PKL yang berdagang di Lapangan Pancasila:
Tabel 1.
Jenis Usaha dan Jumlah PKL di Lapangan Pancasila Kota Salatiga
Waktu Jualan (09.00-18.00) Waktu Jualan(18.00-24.00)
Jenis
Dagangan
Jumlah
(Orang)
Jenis Dagangan Jumlah (Orang)
Sup Buah 18 Nasi Goreng 2
Batagor 8 Penyetan 1
Latengan 4 Latengan 2
Mie Empek 2 Nasi Kucing 3
Tahu Campur 1 Rica-rica bebek 1
Tela-tela 1 Tela-tela 1
Tahu Gimbal 1 Jagung Bakar 1
Bakso 1
Jumlah 35 jumlah 12
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa mayoritas PKL yang berjualan di
Lapangan Pancasila pada pagi hingga sore hari, didominasi oleh PKL yang berjualan
sup buah dan batagor. Sedangkan mulai sore hingga malam hari, didominasi oleh
PKL yang berjualan nasi kucing, nasi goreng dan latengan. Hanya PKL penjual
latengan yang selalu stabil berjualan, baik itu di pagi hingga sore hari, maupun di sore
hingga malam hari. Sedangkan PKL lainnya, hanya memilih berjualan di pagi-sore
hari saja, atau di sore-malam hari saja.
10
Banyaknya PKL yang berjaualan sup buah dan batagor di pagi - sore hari
dikarenakan bahwa pembelinya/konsumen lebih banyak meningkat di bangdingkan
pada malam hari dan para PKL sup buah lebih memilih pada pagi sampai sore hari
sebabkan juga karena pada malam hari kebanyakan pembeli/konsumen banyak yang
membeli makanan dari pada minuman seperti sup buah. Sedangkan para PKL yang
berjualan nasi goreng lebih memilih pada sore sampai malam hari dikarenakan bahwa
pembeli/konsumen lebih banyak pada malam hari di bandingkan pada pagi - siang
hari. Oleh karena itu, para PKL lapangan pancasila terlihat jelas bahwa adanya suatu
perbandingan yang cukup signifikan di antara para PKL yang memilih jualan pagi -
sore hari dan sore-malam hari.
4.3.3. Sistem Berjualan PKL di Lapangan Pancasila
Cara berjualan yang dilakukan oleh para PKL di lapangan pancasila tidak
sepenuhnya bersifat modern dan tidak pula sepenuhnya tradisional. Meski terlihat
cara penjualannya terkesan tradisional, tetapi dalam sistem penetapan harganya
bersifat tetap dan pasti, layaknya sistem yang berlaku di pasar modern. Artinya, tidak
ada sistem tawar-menawar dengan pembeli. Semua jenis dagangan sudah ditetapkan
dengan harga yang jelas dan di dalam memilih berjualan pagi maupun malam hari,
ditentukan sendiri oleh PKL. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan Bapak
Andi Saputra yang mengatakan bahwa:
“Jadi sebenarnya gini mas,kami di pancasila gak ada
yang mentukan mas, semua tergantung pedagang aja
mau pilih jual kapan mau jual pagi atau malam
terserah pedagang aja mas yang penting pedagang
gak sibuk.Disini yang ditentukan hanya tempat saja
mas, tempatnya sudah dibagi-bagi sama Pemda
(Perintah Daerah) mas. Alasan buka sore karena pagi
hari masih sibuk mengurusi anak yang sekolah
sedangkan kalau malam hari kita kerja lebih santai
mas kalau dulu pagi mas karena waktu itu anak belum
sekolah jadi bisa dibawah juga. Sekarang karena
sudah punya anak jadi susah bagi waktu mas kalau
jualan pagi.”
11
Penuturan tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak Bowo9 yang mengatakan
bahwa:
“Memang disini gak ada yang menentukan mas,
semua tergantung pedagang aja mau pilih jual kapan
mau jual pagi atau malam terserah pedagang aja mas
yang penting pedagang gak sibuk. Kadang ada
pedagang yang jual dari pagi hingga malam hari.
disini yang ditentukan hanya tempat saja mas,
tempatnya sudah di bagi-bagi sama pemda mas. Saya
sesuai karo kondisi yang saya jual mas, saya kan
jualan jagung, jadi lebih bagus kalau makan malam
hari mas, masa pagi atau siang makan jagung kan gak
enak mas, jadi saya lebih pilih malam saja mas untuk
berjualan. Lebih enak mas.”
Berdasarkan petikan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa PKL di
Lapangan Pancasila diberikan kebebasan oleh pemerintah Kota Salatiga untuk
menentukan jenis barang yang akan dijual serta waktu yang diinginkan oleh PKL
untuk berjualan. Pemerintah hanya menyediakan tempat berjualan dan mengontrol
agar tidak terjadi perampasan lahan jualan antar PKL serta kebersihan Lapangan
Pancasila tetap terjaga.
4.4. Fungsi dan Peran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pedagang Kaki Lima
Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah unsur
pelaksana kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas
Perdagangan. Unit Pelaksana Teknis Pasar (UPT Pasar) merupakan satuan organisasi
yang fungsinya melaksanakan tugas teknis operasional dibidang pengelolaan teknis
pasar. Unit Pelaksana Teknis Pasar membawahi 4 Pasar tradisional yang ada di
Wilayah Kota Salatiga sebagai berikut: 10
9Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober
2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila. 10http://jdih.salatiga.go.id/berkas/perwali_2011_46.pdf
12
a. UPT Pasar I meliputi: Pasar Raya I, Pasar Pagi dan Pasar Ayam.
b. UPT Pasar II meliputi: Pasar Raya II, Shopping Center dan Pasar
Tamansari.
c. UPT Pasar III meliputi: Pasar Blauran, Pasar Sayangan dan Pasar Jln.
Pahlawan.
d. UPT Pasar IV meliputi: Pasar Rejosari, Pasar Jetis, Pasar Banyu Putih,
Pasar Cengek, Pasar Andong dan Pasar Eks Pondok Boro.
Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian yaitu lapangan pancasila.
Lokasi lapangan pancasila berada dalam wilayah UPT pasar IV Kota Salatiga.
Adapun struktur dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pedagang Kaki Lima (PKL) di
pasar IV adalah sebagai berikut:
Gambar 3.
UPT PKL di Pasar IV Kota Salatiga
Setiap anggota dalam struktur UPT mempunyai fungsi dan perannya masing-
masing. Hal ini termuat dalam Standard Operating Procedure (Dinas Perdagangan
Kota Salatiga, 2015):
1. SOP Kepala UPT Pasar IV
Dalam suatu struktur dimana sebagai kepala UPT mempunyai fungsi dan peran
yang sangat penting. Hal ini di laksanakan oleh kepala UPT pasar IV Kota Salatiga
yang berfungsi sebagai mengawasi/mengontol persiapan kegiatan yang akan
Bendahara
Penerimaan
Pembantu
Koordinator
Penarik
Retribusi
Sekretariat
TU
Kepala UPT
pasar IV
Koordinator
Keamanan
Koordinator
Kebesihan
13
dilaksanakan oleh pelaksana/bawahan dan memberikan petunjuk, mengecek serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan dalam rangka penilaian kinerja.
2. SOP Tata Usaha
Tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang tata usaha dalam struktur UPT
pasar IV Kota Salatiga yang dimana berfungsi sebagai mengecek/merekap setiap
laporan dari lapangan, dan membuat kegiatan lapangan harian/bulanan absensi.
3. SOP Petugas Retribusi
Tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang petugas retribusi dalam struktrur
UPT pasar IV Kota Salatiga yang berfungsi yaitu menyiapakan bendel
karcis,melakukan penarikan retribusi kepada pedagang pasar dan membukukan dan
membuat hasil laporan serta menyetorkan hasil pendapatan yang di dapat dari
lapangan.
4. SOP Keamanan Pasar
Tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang keamanan pasar dalam struktur
UPT pasar IV Kota Salatiga yang berfungsi sebagai monitoring lingkungan pasar,
melakukan pengecekan keamanan dan monitoring didalam pasar dan melaporkan ke
koordinator keamanan.
5. SOP Petugas Kebersihan
Mengenai tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang petugas kebersihan
dalam struktur UPT pasar IV Kota Salatiga yang berfungsi sebagai melaksanakan
kebersihan di lingkuangan pasar, mengirim sampah ke TPS/TPA serta melaporkan ke
koordinaor kebersihan.