pip2b-r1

35
Panduan Umum Klinik Cipta

Upload: leo-nardo

Post on 15-Jul-2016

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PIP2B-R1

TRANSCRIPT

Page 1: PIP2B-R1

Panduan Umum

Klinik Cipta Karya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Page 2: PIP2B-R1

A. KERANGKA KLINIK CIPTA KARYA a. Revitalisasi PIP2B

PIP2B merupakan suatu unit kerja yang berfungsi dan memiliki peran penting sebagai bagian dari institusi pemerintah dengan tugas khusus memberikan layanan publik guna mendukung pembangunan keciptakaryaan. PIP2B diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan informasi dan juga sebagai tempat penyedia rujukan teknis. Lembaga ini dibentuk sebagai perwujudan komitmen dalam memberikan layanan publik secara maksimal, yang melekat dengan peran dan fungsi jajaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum di daerah.

Sebagai bukti keseriusan PIP2B dalam memaksimalkan perannya sebagai pemberi informasi layanan publik, meningkatkan perannya dalam mendukung pelaksanaan pelayanan informasi yang inovatif, mendukung penyelenggaraan pembangunan dan menjadi rujukan teknis serta untuk memberikan kemudahan akses informasi, konsultasi, advokasi teknis yang dapat mendukung peningkatan kapasitas dan kompetensi pelaku pembangunan dalam hal keciptakaryaan, maka diperlukan berbagai upaya untuk menggiatkan kembali berbagai program PIP2B (revitalisasi PIP2B). Revitalisasi harus mampu meningkatkan peran dari PIP2B sebagai suatu lembaga pemerintahan yang melayani kepentingan publik mengenai berbagai informasi di bidang Cipta Karya. Sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan tiga unsur utama untuk mewujudkan revitalisasi PIP2B, yaitu:

b. Kepemimpinan (Aktor)

Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi, mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok oleh pemimpin yang memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi melalui proses komunikasi. Kepemimpinan bersifat situasional, kondisional, temporal dan spasial.

Konsep pemikiran seorang pemimpin dibutuhkan setiap saat oleh setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok, baik dalam perencanaan, proses, menghadapi tantangan dan finalisasi. Konsep pemimpin sebagai seorang pemberi semangat, motivator, inspirator dan maximize sangat dibutuhkan saat ini.

PIP2B sebagai suatu lembaga yang melaksanakan pembinaan teknis bidang Cipta Karya dituntut untuk selalu memberikan inovasi-inovasi baru mengikuti perkembangan zaman dalam melayani kebutuhan dan memberi solusi persoalan yang ada di masyarakat untuk penyelenggaraan pembangunan, baik kepentingan pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat.

Page 3: PIP2B-R1

PIP2B sebagai pelaksana pembinaan dituntut dapat mengidentifikasikan berbagai factor yang akan dihadapi baik factor pendukung ataupun penghalang dalam melaksanakan pembinaan.

Persoalan yang timbul dapat diselesaikan dengan tepat jika telah diidentifikasi terlebih dahulu dari awal, sehingga tidak akan menjadi penghambat dalam penyelenggaraan pembangunan, yang pada akhirnya akan berdampak pada kerugian yang diperoleh masyarakat.

Berbagai persoalan khususnya dalam hal permukiman dan bangunan telah banyak terjadi dan memerlukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Seperti kerusakan bangunan akibat gempa (Yogya, 2006, Aceh, 2004) yang lebih banyak terjadi pada bangunan hunian (rumah) milik masyarakat. Bangunan rumah tersebut meskipun disebut non-engineered building (bangunan nir rekayasa atau tanpa perhitungan teknis) sesungguhnya tetap harus memenuhi kaidah keteknikan baik struktural maupun non-struktural. Penggunaan beton bertulang sebagai struktur bangunan (balok, kolom, plat, kuda-kuda) sesuai dengan fungsi yang tepat perlu diketahui oleh masyarakat. Masyarakat perlu pengetahuan dan kemampuan dalam mendirikan bangunan baik hunian maupun non-hunian selalu memenuhi kaidah teknis, kaidah arsitektural dan kaidah kelayakan serta kenyamanan bangunan.

Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap mandor dan tukang berdasarkan pengalaman dilapangan saja tanpa didasari akan pengetahuan akan standard teknis, fungsi dan kelayakan bangunan tidak dapat menjamin kualitas hasil akhir sesuai standard. Disisi lain, Indonesia belum memiliki mekanisme formal bagi seseorang menjadi tukang kayu, tukang beton, tukang besi, tukang batu dan tukang bangunan lainnya. Mereka yang bekerja sebagai tukang bangunan bukan mereka yang lulusan SMK Bangunan dan Politeknik Jurusan Bangunan.

Revitalisasi PIP2B diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai persoalan seperti yang telah dikemukakan di atas. Dibutuhkan kualitas kepemimpinan di berbagai bidang dan semua lapisan masyarakat di mana para unsur pimpinannya dituntut memiliki wawasan global, strategis, berpikiran inovatif, serta mampu mengakomodir berbagai kepentingan untuk mewujudkan kesuksesan revitalisasi PIP2B ini.

Sehingga diperlukan kerjasama dan komitmen para pemimpin, tenaga ahli professional yang dapat mewakili seluruh komponen bangsa seperti PII dan IAI atau asosiasi profesi lainnya, serta Perguruan Tinggi yang menghasilkan tenaga terdidik dengan keahlian umum/ khusus yang memiliki attitude baik.

Page 4: PIP2B-R1

c. Tata KelolaTata kelola merupakan suatu rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu organisasi. Tata kelola merupakan suatu subjek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan stakeholder.

Dengan adanya tata kelola yang baik maka diharapkan adanya akuntabilitas yang tepat dan keterbukaan dalam menjalankan suatu organisasi sehingga dapat meningkatkan kualitas pengawasan dengan menetapkan standar yang jelas untuk rujukan serta meningkatkan kompetensi SDM pengawas. Fokus utama lain dalam tata kelola adalah pengendalian, dengan tata kelola yang baik maka sasaran adanya revitalisasi PIP2B dalam pengendalian pembangunan bidang cipta karya agar pendirian bangunan yang ada di Indonesia memenuhi perizinan dan sesuai dengan kaidah perencanaan penataan ruang dapat tercapai.

Tata kelola juga berfungsi sebagai audit internal, sehingga dari hasil audit internal ini dapat dinilai dan membuat rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses tata kelola revitalisasi PIP2B dalam rangka pemenuhan tujuan revitalisasi PIP2B untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Dengan adanya era keterbukaan informasi publik, adanya revitalisasi PIP2B ini diharapkan dapat meningkatkan layanan kepada publik sebagai pusat informasi yang dapat diakses baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan juga pihak-pihak lain yang berkepentingan terkait pengembangan permukiman dan bangunan.

d. Ketersediaan Sumber Daya

Sumber daya manusia yang tersedia pada tiap daerah umumnya memiliki jumlah yang terbatas pada tiap unit PIP2B. Sehingga untuk mewujudkan revitalisasi PIP2B ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan terkait dengan ketersediaan sumber daya, yaitu:a. Pemetaan kebutuhan Sumber Daya Manusia sesuai struktur organisasi

yang akan dibentuk di setiap daerah. Tipe struktur organisasi yang akan dibentuk sangat tergantung dari ukuran tugas, tanggungjawab dan kewenangan organisasi tersebut. Secara umum pilihan tipe organisasi yang dapat dipilih untuk memperkuat fungsi PIP2B ke depan adalah sebagai berikut:- Organisasi Lini. Tipe organisasi ini tidak disarankan karena lebih tepat

digunakan oleh organisasi kecil.- Organisasi Lini dan Staff. Tipe organisasi ini merupakan kombinasi dari

organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran

Page 5: PIP2B-R1

tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran, data informasi yang dibutuhkan. Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf meliputi antara lain asas kesatuan komando tetap ada, pimpinan tetap dalam satu tangan, adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana, tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil, pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf, koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas, disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya, bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya dan diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.

Kelemahan-kelemahan dari bentuk organisasi garis dan staf meliputi antara lain kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat, solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal, sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting, pimpinan lini mengabaikan advis stas, apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pejabat garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang, penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar, kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini dan kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.

- Organisasi FungsionalOrganisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Didalam lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur organisasi fungsional Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena dapat memudahkan melakukan pengawasan.

Organisasi ini memiliki ciri-ciri bahwa pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan, bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan, pekerjaan lebih banyak bersifat teknis, target-target jelas dan pasti, pengawasan ketat, penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi. Selanjutnya, keuntungan-keuntungan menggunakan organisasi fungsional meliputi spesialisasi dapat dilakukan secara optimal, para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing, produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan, koordinasi menyeluruh

Page 6: PIP2B-R1

bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib, solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi, dan pembidangan tugas menjadi jelas.

Namun demikian, kelemahan-kelemahan organisasi fungsional meliputi pekerjaan seringkali sangat membosankan, sulit mengadakan perpindahan karyawan/ pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja, sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.

- Organisasi Lini dan FungsiSuatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan, pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.

Organisasi tipe ini memiliki ciri-ciri tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan, terdapat spesialisasi yang maksimal, tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pembagian kerja.

Kebaikan organisasi Lini dan fungsional meliputi solidaritas tinggi, disiplin tinggi, produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal, pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan. Sedangkan keburukannya adalah mencakup urang fleksibel dan tour of duty, pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang, spesiaisasi memberikan kejenuhan.

- Organisai Lini, Fungsi dan StaffOrganisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan fungsional. Organisasi ini memiliki ciri-ciri bahwa organisasi besar dan kadang sangat ruwet, jumlah karyawan banyak. Organisasi tipe ini mempunyai 3 unsur karyawan pokok yaitu (i) karyawan dengan tugas pokok (line personal), karyawan dengan tugas bantuan (staff personal), karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)

b. Inventarisasi ketersediaan Sumber daya manusia yang dimiliki oleh PIP2B, termasuk latar belakang pendidikan dan kompetensi yang dimiliki. Inventarisasi ini dilakukan melalui antara lain pendataan kembali tenaga SDM yang dimiliki dan penempatan sesuai dengan struktur organisasi, deskripsi tugas pekerjaan dan kompetensi.

Page 7: PIP2B-R1

c. Pemetaan terhadap cakupan pelayanan yang akan diberikan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing masing daerah, dengan memperhatikan : a. Rencana Pembangunan Daerah (RPJMD) baik provinsi/ kabupaten/

kota, b. Masterplan perkembangan kabupaten/ kotac. Intensitas dan program kegiatan pelaksanaan pembangunan

infrastruktur permukiman / keciptakaryaan.d. Tingkat kemajuan teknologi yang dapat mendukung keberlangsungan

kegiatan.d. Program peningkatan pelayanan PIP2B dapat dilakukan melalui kerjasama

dengan mitra strategis untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang berkualitas. Sumber mitra kerja potensial bagi PIP2B, antara lain:

1. Perguruan tinggi2. Asosiasi profesi3. Pemerintah Kabupaten/kota4. Lembaga swadaya masyarakat5. Industri Konstruksi dan Industri Komponen Bahan Bangunan6. Lembaga Pendidikan Umum lainnya7. Media massaKualitas sumber daya manusia yang sudah tersedia juga dapat ditingkatkan melalui kegiatan seminar, pelatihan, sosialisasi, dan diseminasi.

e. Tahap-Tahap Revitalisasi PIP2BRevitalisasi merupakan suatu aktivitas yang sangat kompleks yang melibatkan berbagai pihak, sehingga revitalisasi harus dilakukan melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Tahap 1 Perencanaan Strategis dan Aplikatif (2015-2016)Pada tahap pertama ini diisi dengan sejumlah kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat berlangsungnya pelaksanaan kegiatan melalui pembuatan Strategi analisis dan rencana pelaksanaan kepada publik tentang revitalisasi PIP2B , diantaranya:a. Kegiatan berupa analisis situasi secara sistematis dalam penyusunan

program kerja baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Komponen yang perlu dianalisis adalaha. Analisis kekuatan yaitu kondisi yang merupakan kekuatan PIP2B

dibandingkan dengan lembaga lain serupa.b. Analisis kelemahan yaitu kondisi analisis kelemahan PIP2B yang

menjadi kendala serius dalam mencapai tujuannya.c. Analisis peluang yaitu kondisi yang merupakan peluang bagi PIP2B

dalam mencapai perkembangan, terobosan yang mendukung mencapai tujuan.

Page 8: PIP2B-R1

d. Analisis ancaman yaitu analisis terhadap tantangan yang harus dihadapi oleh PIP2B untuk menghadapai berbagai macam factor lingkungan yang tidak menguntungkan yang dapat menyebabkan kemunduran bahkan kegagalan.Hasil dari analisa diatas berupa arahan dan rekomendasi, jika digunakan dengan benar maka analisa ini akan membantu untuk melihat sisi – sisi yang selama ini terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

b. Pembuatan Rencana kerja dan pelaksanaan jangka pendek (2tahun) dan jangka panjang (5 tahun), meliputi :a. Pihak – pihak yang akan terlibat dalam pengelolaan secara

berkesinambungan dalam PIP2B (Struktur organisasi, budaya, dan visi misi)

b. Pihak – pihak yang akan terlibat sebagai pendukung dalam pelaksanaan (mitra kerja, media cetak, media audio dan visual)

c. Sosialisasi, promosi dan diseminasi tingkat pusat dan daerah. d. Sistem kerjasama yang akan dibentuk antara PIP2B dengan mitra

kerja sebagai lembaga pelayanan public.e. Sosialisasi dan informasi pelayanan kepada masyarakat mengenai

program layanan advokasi, konsultasi, pendampingan teknis dan difusi ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi rancang bangun (architecture & construction) suatu bangunan hunian dan atau infrastruktur permukiman termasuk penyehatan lingkungan kepada masyarakat baik individu maupun kelompok yang akan dan sedang menyelenggarakan cipta karya mulai dari perencanaan, perancangan, pembuatan, pemanfaatan pemeliharaan, pengubahan (renovasi), pembongkaran dan pembuatan kembali.

2. Tahap 2 Monitoring, Konsolidasi dan Determinasi (2017-2018)Pada tahap kedua ini diisi dengan sejumlah kegiatan sebagai kelanjutan dari tahap yang pertama, diantaranya:a. Melakukan kegiatan monitoring terhadap program dan pelaksanaan

kerja PIP2B.b. Melakukan kegiatan lanjutan dalam hal mempromosikan fungsi PIP2B

sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada publik terkait bidang Cipta karya. Jangkauan kegiatan promosi ini dilakukan dengan memperluas area untuk melakukan pemasaran sehingga dapat menjangkau semua lapisan masyarakat sampai kepada tingkat desa.

c. Melakukan pengembangan dan perluasan kerjasama dengan mitra kerja di provinsi yang dapat mendukung fungsi PIP2B dalam memberikan pelayanan kepada publik.

d. Meningkatkan sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat agar berkemauan berpengetahuan dan berkemampuan dalam menyelenggarakan cipta karya(proses) baik untuk bangunan atau infrastruktur permukiman mereka sendiri maupun pihak lain

Page 9: PIP2B-R1

sedemikian rupa bangunan dan infrastruktur permukiman tersebut termasuk penyehatan lingkungannya (produk) memenuhi norma / kaidah, pedoman, standar dan kriteria dalam aspek tata ruang, tata bangunan, tata lingkungan, dan tata keteknikan sehingga kuat, kokoh, stabil, sehat, manfaat dan lestari serta tidak rentan terhadap kegagalan cipta karya akibat bencana untuk terwujudnya kenyamanan lingkungan terbangun secara natural, sosial-budaya dan phisikal.

3. Tahap 3 Evaluasi, Konsolidasi dan Ekspansi (2019-2020)Tahap ketiga ini diisi dengan kegiatan-kegiatan diantaranya:a. Evaluasi seluruh perencanaan, aplikasi dan hasil yang diperoleh

selama waktu yang telah dilalui sebagai bahan masukan dan perbaikan.

b. Bagi PIP2B yang telah berkembang dan mandiri, dapat memperluas cakupan pelayanan yang diberikan, bila perlu dan mampu dapat mendiversifikasikan kegiatan dan sasarannya untuk mengantisipasi tuntutan kebutuhan di daerah kerjanya.

c. Memperluas jaringan kerja sama dengan mitra yang potensial.d. Memantapkan peran PIP2B sebagai pusat rujukan teknis bagi pada

pelaku dan penyelenggara pembangunan di daerah kerjanya, melalui kegiatan-kegiatan, cerama teknis sebagai wahana pembekalan yang dapat diandalkan sewaktu-waktu bagi kelompok masyarakat yang akan membangun secara mandiri, pameran berkala untuk memperkenalkan produk industri konstruksi dan industri komponen bahan bangunan.

e. Melakukan berbagai inovasi-inovasi dalam melayani konsultasi teknik dalam hal pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pemukiman sesuai dengan perkembangan zaman seperti digitalisasi pedoman pembuatan rumah tahan gempa, rumah sehat, PAM, pengelolaan sampah, dll.

Setelah melalui berbagai tahapan diatas, pada akhirnya diharapkan tujuan dari pendirian PIP2B oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat tercapai disetiap daerah dan dapat memberikan peningkatan secara kualitas dan berkesinambungan sesuai perencanaannya yaitu terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (100% air minum). Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung menuju kota tanpa kumuh ( 0% luasan kawasan kumuh perkotaan), dan terpenuhinya penyediaan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti, persampahan, limbah dan drainase lingkungan ( 100% akses sanitasi).

Page 10: PIP2B-R1

f. Fasilitas Pengetahuan Teknis Bagi Penyelenggaraan Keciptakaryaan1. Pengembangan Sistem “Center Of Exellence” Keciptakaryaan

Untuk mengembangkan sistem “center of excellence” keciptakaryaan, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain:a. Modal Dasar Layanan Data Dan Informasi

Terdapat lima kelompok data dan dokumentasi teknis sebagai informasi utama yang perlu dimiliki PIP2B untuk dapat melaksanakan layanan minimal, yaitu:(1) Kelompok data tentang teknologi pembangunan bidang Cipta Karya

dalam bentuk SPM (Standar Pelayanan Minimal), teknologi terapan, SNI (Standar Nasional Indonesia) serta berbagai peraturan pelaksanaan terkait.

(2) Kelompok peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan pembangunan, seperti prosedur perolehan ijin membangun, peraturan bangunan setempat, PERDA tentang penyelenggaraan pembangunan perumahan, infrastruktur permukiman dan bangunan gedung, termasuk di dalamnya produk-produk perencanaan dan perancangan yang telah berkekuatan hukum.

(3) Kelompok informasi tentang harga satuan pekerjaan konstruksi dan bahan bangunan yang diterbitkan secara berkala oleh PIP2B.

(4) Kelompok kumpulan teknologi hasil pengembangan teknologi, yang diperoleh dari berbagai perguruan tinggi, organisasi profesi serta industri komponen bahan bangunan. Disajikan dalam bentuk buletin maupun paket-paket dokumentasi struktur maupun desain, serta harga dan mutu komponen bahan bangunan.

(5) Data base tentang kegiatan pembangunan perumahan, infrastruktur permukiman dan bangunan, yang dikumpulkan dari laporan berkala Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kerja PIP2B.

Disajikan dalam bentuk perangkat keras yang dihimpun dalam perpustakaan dan perangkat lunak yang tersaji dalam bentuk bilik informasi (web) berbasis teknologi informasi yang mudah diakses oleh para pemangku kepentingan.

b. Layanan Data Dan Informasi

Layanan dasar ini mencakup kegiatan penyediaan data, dokumentasi serta informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembangunan perumahan, infrastruktur permukiman dan bangunan gedung. Layanan ini bersifat terbuka dan berkeadilan. Setiap PIP2B dapat mengembangkan sistemnya sesuai dengan tuntutan layanan setempat. Layanan data dan informasi ini didesain agar mudah diakses oleh penggunanya. Sebagai pusat rujukan informasi teknologi, unit kerja ini melakukan kegiatan utama.

c. Layanan penyediaan data dan informasi

Page 11: PIP2B-R1

Data dan informasi teknologi pembangunan diberikan dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat diakses dari seluruh penjuru minimal di daerah kerjanya secara terbuka dan mudah diunggah. Karenanya basis teknologi informasi yang user friendly. Kegiatan pokok pada unit kerja ini adalah:1) Layanan data dan kepustakaan. Layanan ini mencakup penyediaan

data teknik pembangunan bidang Cipta Karya yaitu:a) Kumpulan standar teknis, pedoman dan petunjuk teknis yang

digunakan dan dikembangkan di lingkungan DJCK, sejak yang sederhana sampai dengan yang canggih.

b) Kumpulan peraturan tentang pelaksanaan pembangunan perumahan dan infrastruktur permukiman.

c) Kumpulan desain teknis pembangunan perumahan dan infrastruktur permukiman yang dikembangkan dan banyak digunakan di lingkungan DJCK untuk rujukan perencanaan.

d) Buletin harga satuan pekerjaan dan bahan bangunan.e) Buletin produk industri konstruksi dan industri komponen bahan

bangunan yang disertai dengan tata cara penggunaan, perawatan dan cara perolehannya.

f) Kumpulan data tentang Lembaga Keswadayaan Masyarakat yang mendukung dan yang berkecimpung dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2) Layanan mediasi ke sumber informasiLayanan mediasi, diberikan bagi ”pengguna layanan” yang memerlukan penjelasan lanjut tentang data yang diperoleh dari pustaka yang ada, termasuk didalamnya:a) Informasi tentang prosedur perolehan perijinan dan pelaksanaan

pembangunan pada umumnya.b) Informasi tentang prosedur perolehan dan atau pemecahan

masalah lahan untuk pembangunan yang dilaksanakan secara swadaya dan pembangunan skala besar.

c) Informasi perolehan dukungan pendanaan untuk pembangunan perumahan dan atau infrastruktur permukiman yang dilakukan secara swadaya.

d) Informasi dan mediasi kegiatan CSR yang akan dilakukan oleh mitra potensial yang memerlukan pembekalan bagi pelaksanaan kegiatannya.

e) Pengembangan jejaring kerjasama kelembagaan dengan mitra strategis yang dapat menjamin aliran dan ketersediaan informasi tentang teknologi mutakhir dan berbagai produk pendukung pembangunan.

3) Layanan dokumentasiSebagai pusat rujukan teknis, PIP2B juga perlu mendokumentasikan berbagai temuan. Hasil kajian dan penelitian yang berasal dari luar lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Direktorat Jenderal

Page 12: PIP2B-R1

Cipta Karya. Karenanya PIP2B juga dapat/perlu mengembangkan layanan dokumentasi terhadap:1) Kumpulan hasil penelitian dari berbagai perguruan tinggi dan

lembaga pendidikan teknis sejenis,2) Kumpulan as built drawing yang memuat reka bangunan

berteknologi ”baru”yang pernah secara sukses dilaksanakan.3) Berbagai modul pemberdayaan masyarakat yang disusun dan atau

diperoleh dari pengalaman pelaksanaan LSM atau konsultan pembangunan.

4) Hasil pendataan terhadap teknologi terapan dan atau tepat guna yang berasal/melembaga di lingkungan masyarakat perdesaan.

d. Layanan Konsultasi Teknis dan AdvokasiLayanan jenis ini diberikan oleh PIP2B dalam kapasitasnya sebagai pusat rujukan teknis dan Center of Excellence di bidang Cipta Karya. PIP2B juga dapat menjadi lembaga andalan untuk mendapatkan bantuan/pembinaan serta pemecahan teknis berbagai masalah dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang Cipta Karya. Layanan konsultasi teknis ini bersifat spesifik, sesuai dengan permasalahan/kebutuhan yang diajukan oleh pengguna jasa PIP2B. Untuk itu:a. Diberikan oleh petugas PIP2B apabila menyangkut penjelasan

terhadap materi yang ada dalam dokumen yang tersedia, dan dapat dipahami atau dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

b. Dirujuk kepada Tim Konsultasi Teknis (TKT) yang diperbantukan ke PIP2B melalui SK Kepala SKPD yang membidangi urusan PU khususnya bidang Cipta Karya.

Beberapa layanan dalam katagori ini yang dapat/perlu disediakan oleh PIP2B antara lain:a. Pemberian konsultasi teknis/advis teknis

Konsultasi teknis akan diberikan oleh PIP2B selaku pusat informasi dan rujukan teknis, terutama bagi pengguna layanan yang :1) Memerlukan penjelasan yang lebih teknis tentang informasi

yang diperolehnya melalui akses kepustakaan.2) Memiliki permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan.

b. Pemberian advokasi pemecahan masalah pembangunanAdvokasi diberikan dalam kerangka 2 (dua) besar permasalahan, yaitu masalah legal dan masalah kebutuhan fasilitasi/mediasi. Sebagai lembaga yang berperan sebagai Center of Excellence (serba tahu) serta pusat rujukan teknis, kebutuhan advokasi yang berasal dari masyarakat pelaku dan penyelenggara pembangunan ini harus dapat ditampung dan diakomodasikan pemecahannya, walaupun tidak selalu dapat diselesaikan oleh PIP2B. Melalui jejaring yang dimiliki PIP2B, minimal permasalahan ini dapat dirujuk

Page 13: PIP2B-R1

ke institusi lainnya yang dapat dibantu dengan sumber daya yang kompeten.

1) Pemecahan masalah legalBeberapa permasalahan legal antara lain pemecahan masalah penyediaan/penyediaan lahan untuk pembangunan perumahan, kemudahan prosedur perolehan perijinan pembangunan, dan penyeleseian masalah sosial kemasyarakatan yang terjadi berkaitan dengan masalah adat, kearifan lokan dan lain-lain.

2) Mediasi dan fasilitasiMediasi dan fasilitasi artinya membantu pelaku dan penyelenggara pembangunan serta kelompok masyarakat lainnya yang memerlukan dan atau menemui kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya. Pemecahan kegiatan ini berada di sumber daya/nara sumber atau mitra kerja PIP2B mitra mediasi dan fasilitasi ini antara lain:a) Perbankan dan atau Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB)

lainnya, untuk kesulitan yang berkaitan dengan pendanaan pembangunan,

b) Industri konstruksi dan industri komponen bahan bangunan untuk masalah perolehan kebutuhan kemudahan prosedur kerja, penggunaan teknologi terapan, dan lain-lain.

c) Perguruan Tinggi untuk kebutuhan teknologi terapan dan pendampingan berkala.

d) Asosiasi profesi untuk pemenuhan kebutuhan tenaga teknis lepas yang kompeten dalam bidangnya yang dapat diperbantukan.

g. Fasilitasi Kepada Pemerintah Daerah dan Stakeholder TerkaitLayanan PIP2B lainnya adalah pemberian dukungan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga pelaksana pembangunan, baik pemberian fasilitas kepada pemerintah daerah maupun yang berasal dari stakeholder / kalangan masyarakat dan atau industri konstruksi dan jasa konsultasi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh seksi peningkatan kualitas SDM yang berperan sebagai unit layanan yang berkaitan dengan kebutuhan dan ketersediaan SDM pelaksana, sejak mandor, tukang, profesi pendukung lain (plumber, sanitarian, tukang las dan lain-lain). Pemberian dukungan peningkatan kapasitas SDM dilakukan bekerja-sama dengan berbagai institusi pemerintahan maupun non pemerintahan yang kompeten.

Beberapa bentuk layanan ini antara lain:a. Untuk Kelompok Tenaga Lapangan Dukungan

Untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga lapangan dilakukan/dapat difasilitasi oleh PIP2B bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan atau asosiasi profesi terkait, dalam bentuk acara/kegiatan:(1) Paket latihan ketrampilan sesuai bidang yang diselenggarakan secara

berkala oleh PIP2B.

Page 14: PIP2B-R1

(2) Fasilitasi atau mediasi untuk sertifikasi keahlian tertentu yang didahului oleh pembekalan pengetahuan dasar, bekerja sama dengan lembaga sertifikasi setempat.

(3) Pembekalan penggunaan teknologi mutakhir, melalui pembekalan singkat bekerjasama dengan pengusaha industri konstruksi dan atau industri komponen bahan bangunan.

(4) Pembekalan yang diberikan oleh industri konstruksi atau industri komponen bahan bangunan, dalam rangka memperkenalkan produknya. Dalam kegiatan semacam ini, PIP2B berperan selaku penyelenggara dan menyediakan tempatnya, sedang seluruh pembiayaan acara/kegiatan menjadi beban yang memperkenalkan produknya.

(5) In-house trainning juga dapat difasilitasi oleh PIP2B bagi perusahaan industri konstruksi, kelompok mahasiswa yang akan menyelenggarakan kuliah kerja lapangan, atau lembaga keswadayaan masyarakat yang ingin mendapatkan pembekalan. Fasilitator diupayakan bersama, dengan mengoptimalkan keberadaan jejaring mitra kerja PIP2B.

b. Untuk Kelompok Pelaksana di Kabupaten/kota Untuk kelompok pelaksana pembangunan di tingkat Kabupaten/Kota, upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM dapat difasilitasi oleh PIP2B dengan mengoptimalkan kegiatan/acara:a. Kuliah teknis

Kuliah ini dilakukan secara berkala dan masuk kedalam agenda tahunan PIP2B bekerja sama dengan:1) Industri konstruksi dan Industri Komponen Bahan Bangunan untuk

memperkenalkan produk atau methodologi kerja mutakhir.2) BJPS untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan perlunya

pengetahuan tentang hak memperoleh jaminan keselamatan kerja dan jaminan hari tua, serta hak dasar pekerja dalam pembangunan lainnya.

3) Perbankan/LKNB serta BAPPETARUM untuk masalah pendanaan serta perolehan rumah bagi pekerja.

4) Biro Hukum/ organisasi pemerintah Kabupaten/ Kota, untuk memasyarakatkan prosedur perijinan, peraturan perundang undangan terkait pelaksanaan pembangunan, peraturan bangunan setempat dan lain-lain.

a. Pembekalan Teknis, yang diberikan secara berkala oleh DJCK melalui forum sosialisasi dan diseminasi, yang difasilitasi/disponsori oleh direktorat teknis di lingkungan DJCK.

b. Workshop, khusus untuk membahas teknologi yang banyak digunakan, yang baru diketemukan atau baru disempurnakan. Acara tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan asosiasi profesi terkait.

c. Pengembangan Laboratorium Bidang Cipta Karya di tingkat Provinsi sebagai laboratorium lapangan yang dapat memberikan layanan umum seperti:

Page 15: PIP2B-R1

1) Pemeriksaan keandalan bahan bangunan yang akan digunakan dalam pekerjaan tertentu.

2) Uji kekuatan beton serta berbagai campuran lain.3) Uji bahan kualitas bahan bangunan produk swadaya masyarakat.4) Uji kendali mutu bahan bangunan dan komponen pekerjaan secara

berkala, terutama bagi kegiatan pembangunan yang dibiayai dari APBN/APBD.

5) Uji COD, BOD, DO, pada bidang air minum.6) Uji metan, COD, BOD, DO, keasaman, pada bidang sanitasi,7) Uji simulasi konsumsi energi dalam perancangan perumahan dan

permukiman, c. Untuk LSM dan Kelompok Konsultan Pemberdayaan

Layanan peningkatan kompetensi bagi kelompok Konsultan Pembangunan dan Lembaga Keswadayaan Masyarakat yang bergiat di bidang pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui:(1) Paket pembekalan, bekerja sama dengan DIKLAT dan atau

kementerian lain yang memiliki paket ini, seperti Direktorat Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Dalam Negeri.

(2) Fasilitasi dan mediasi untuk sertifikasi profesi keahlian pemberdayaan masyarakat, yang didahului dengan pembekalan pengetahuan dasar dapat diselenggarakan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan Badan Sertifikasi Profesi setempat.

(3) Pembekalan pembidangan yang dapat diberikan berkala oleh DCJK untuk paket kegiatan terkaitnya.

(4) Pengembangan profesi baru di bidang pemberdayaan seperti untuk petugas Rusunawa/Rusunami yang penghuninya masuk bukan atas kehendak sendiri atau berasal dari lingkungan kumuh/tidak layak huni. Pembekalan diberikan secara khusus bekerja sama dengan instansi terkait.

(5) Pendidikan khusus bagi kader penggerak masyarakat yang akan bergiat di lingkungan masyarakat berpenghasilan rendah atau perdesaan. Kegiatan untuk kelompok seperti ini dapat diagendakan oleh PIP2B sebagai acara tahunan, sedang kegiatan tambahan dilaksanakan untuk mengoptimalkan jejaring kerjasama kelembagaan dengan mitra kerja PIP2B.

d. Untuk Kelompok Masyarakat Yang Membangun Secara MandiriKelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok masyarakat umum yang akan/sedang membangun secara swadaya, merupakan salah satu fokus layanan PIP2B. Beberapa kegiatan yang perlu mendapat dukungan PIP2B antara lain:(1) Masyarakat yang akan memugar atau membangun rumah,(2) Masyarakat yang ingin merehabilitasi membangun infrastruktur

permukimannya sendiri (jaringan air bersih, saluran sanitasi dan pematusan, pembuatan pool sampah lingkungan dan lain-lain)

Page 16: PIP2B-R1

Dukungan yang dapat diberikan PIP2B untuk kelompok tersebut, diberikan melalui kegiatan:a. Paket pelatihan pengorganisasian masyarakat, dimana PIP2B menunjang

program PNPM Mandiri, NUSSP, PAMSIMAS, SANIMAS dan lain-lain, dengan penyediaan tenaga pelatih dan buletin atau modul pemberdayaan yang diperlukan.

b. Latihan ketrampilan bagi kelompok MBR yang sedang membangun infrastruktur permukiman secara swadaya (non government budgeting activities)

c. Pengembangan ”klinik teknis” di tingkat kecamatan dengan cara:1) Penyediaan paket kepustakaan kecil berisikan kumpulan petunjuk dan

pedoman teknis pembangunan perumahan dan infrastruktur permukiman, desain prototipe prasarana dan sarana dasar sederhana yang dapat dirujuk oleh kelompok MBR.

2) Pelatihan ketrampilan sederhana yang dianggarkan PIP2B secara berkala.

3) Paket pelatihan ketrampilan teknis setempat, yang diselenggarakan atas permintaan masyarakat. PIP2B memfasilitasi ke sumber/institusi terkait.

4) Penyampaian buletin berkala berisikan berbagai informasi tentang pemanfaatan teknologi terapan yang mudah dimengerti dan dicerna oleh kelompok awam.

h. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang KeciptakaryaanFasilitas yang diberikan oleh PIP2B juga dapat berupa program-program bidang cipta karya yang mengarah kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Contohnya adalah program-program di bawah payung PNPM Mandiri, seperti Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Program-program yang ada secara efektif mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Cipta Karya sudah sejak lama memiliki program-program yang secara alami mampu mendorong peningkatan ekonomi dan pemenuhan standar pelayanan minimum, contohnya adalah pembangunan air minum skala kota, dan pembangunan sanitasi skala kota maupun lingkungan.

Berbagai program yang ada harus disosialisasikan kepada masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam memenuhi kebutuhannya atau yang disebut dengan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat. Dalam konsep pemberdayaan, masyarakat membentuk organisasi sendiri, merencanakan dan melaksanakan kegiatan mereka sendiri sedangkan pemerintah membantu sebagian besar kebutuhan tersebut. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang cipta karya bertujuan untuk penganggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan. Dari kegiatan pemberdayaan ini diharapkan mampu menyediakan

Page 17: PIP2B-R1

lapangan kerja bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan dan/atau perdesaan.

PIP2B dalam rangka memberdayakan masyarakat di bidang keciptakaryaan memberikan fasilitas dan memberikan bantuan teknis keciptakaryaan guna menunjang pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur keciptakaryaan. Salah satu wujud dari fasilitas yang diberikan dalam pemberdayaan masyarakat di bidang keciptakaryaan adalah dengan diadakannnya program “Klinik Cipta Karya”.

B. ISI KLINIK CIPTA KARYA1. Umum

Klinik Cipta karya merupakan program kerjasama antara Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIP2B) DIY dan PII dan IAI atau asosiasi profesi lainnya. Program kerjasama ini menyediakan layanan advokasi, konsultasi dan pendampingan masyarakat tentang ilmu pengetahuan dan teknologi rancang bangun suatu bangunan dan infrastruktur permukiman termasuk penyehatan lingkungan.

Klinik Cipta Karya memberikan layanan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman. Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan advokasi, konsultasi, pendampingan teknis dan difusi ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi rancang bangun (architecture & construction) suatu bangunan hunian dan atau infrastruktur permukiman termasuk penyehatan lingkungan kepada masyarakat baik individu maupun kelompok yang akan dan sedang menyelenggarakan cipta karya mulai dari perencanaan, perancangan, pembuatan, pemanfaatan pemeliharaan, pengubahan (renovasi), pembongkaran dan pembuatan kembali.

Tujuan adanya Klinik Cipta Karya ini adalah meningkatkan kapasitas masyarakat (pelaku) agar berkemauan, berpengetahuan dan berkemampuan dalam menyelenggarakan Cipta Karya (proses) baik untuk bangunan atau infrastruktur permukiman mereka sendiri maupun pihak lain sedemikian rupa bangunan dan infrastruktur permukiman tersebut termasuk penyehatan lingkungannya (produk) memenuhi norma / kaidah, pedoman, standar dan kriteria dalam aspek tata ruang, tata bangunan, tata lingkungan, dan tata keteknikan sehingga kuat, kokoh, stabil, sehat, manfaat dan lestari serta tidak rentan terhadap kegagalan cipta karya akibat bencana untuk terwujudnya kenyamanan lingkungan terbangun secara natural, sosial-budaya dan phisikal (the finest built environment) sebagai derivasi dari filosofi hamemayu hayuning bawono.

Dengan adanya Klinik Cipta Karya ini diharapkan dapat menjadi tempat bertanya dan tempat menemukan nasehat teknis bagi masyarakat yang menyelenggarakan cipta karya (pelaku) baik untuk diri sendiri maupun pihak

Page 18: PIP2B-R1

lain dalam merencanakan, merancang, membuat, memanfaatkan, memelihara, mengubah, merenovasi, membongkar dan membangun kembali (proses) selalu mengutamakan keselamatan mereka yang terlibat di dalamnya, keselamatan publik dan properti/ harta benda yang berada di dalam dan di sekitarnya, dan tidak merusak lingkungan (polusi, emisi dan sampah).

Keberadaan Klinik Cipta karya ini diharapkan mampu membersamai masyarakat dalam mengurangi resiko kegagalan cipta karya suatu bangunan seperti rusak berat (roboh, runtuh atau hancur), rusak sedang (retak struktur, tidak stabil, miring) akibat bencana alam dan ulah manusia dan rusak ringan (retak non struktur) serta klinik cipta karya dapat membantu mendampingi masyarakat dalam meningkatkan penyehatan lingkungan dan kenyamanan permukiman.

2. Bentuk-Bentuk Klinik Cipta Karyaa. Pemberian Layanan Keahlian Teknikal dan Manajerial kepada Masyarakat

secara Online maupun Off Line Tentang Pemecahan Permasalahan dalam Penyelenggaraan Infrastruktur terkait dengan Permukiman.

Pemberian layanan ini dapat berupa pemberian layanan data dan informasi yang disajikan dalam bentuk perangkat keras yang dihimpun dalam perpustakaan dan perangkat lunak yang tersaji dalam bentuk bilik informasi berbasis teknologi informasi yang mudah diakses oleh para pemangku kepentingan maupun melalui website. Layanan data yang diberikan mencakup sejumlah kegiatan yang bersifat informatif tentang segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya.

Masyarakat dapat juga mengakses layanan tersebut melalui media online atau internet atau telephone atau datang langsung ke Kantor Pusat Klinik Cipta karya. Klinik Cipta Karya memiliki kantor pusat berserta perangkat keras dan lunak di PIP2B. Dalam rangka memperluas jangkauan kepada masyarakat di berbagai lokasi, klinik cipta karya akan membentuk unit kerja di Kabupaten/ Kota, atau unit kerja di Kecamatan, atau Kelurahan hingga Padukuhan/Padusunan/ Rukun Kampung.

b. Layanan Nasehat, Konsultasi dan Pendampingan Teknis kepada Masyarakat untuk Membantu Melakukan Rancang Bangun yang berhubungan dengan Arsitektur dan Perekayasaan Serta Konstruksi dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman beserta pendukungnya (Sanitasi, Mechanical Elektrikal, dan kebersihan lingkungan)

Layanan ini diberikan melalui kerjasama dengan Lembaga Asosiasi Tenaga ahli PII atau IAI bekerjasama dengan Perguruan Tinggi yang menyediakan para insinyur/ akademisi baik berkeahlian umum maupun spesialis. Para insinyur/ akademisi ini akan bertindak seperti dokter yang memberi layanan konsultasi, advokasi, pendampingan kepada masyarakat yang memerlukan

Page 19: PIP2B-R1

bantuan teknis terkait rancang bangun dan manajemen cipta karya suatu bangunan dan infrastruktur permukiman serta penyehatan lingkungan baik untuk diri mereka sendiri maupun pihak lain.

Layanan konsultasi teknis ini bersifat spesifik, sesuai dengan permasalahan kebutuhan yang diajukan oleh pengguna jasa Klinik Cipta Karya. Pemberian konsultasi teknis diberikan kepada pihak yang memiliki permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan antara lain: a. Memerlukan penjelasan yang lebih teknis tentang informasi yang

diperolehnya melalui akses kepustakaan. b. Konsultasi perhitungan keandalan dan keselamatan bangunan

dalam perencanaan.c. Kesulitan mendapatkan desain yang sesuai dalam perencanaan. d. Mengalami masalah dalam pelaksanaan yang memerlukan

perhitungan ulang.e. Memerlukan informasi ke mana dan bagaimana memperoleh

pemecahan masalah sosial kemasyarakatan dalam masa pelaksanaan pembangunan.

3. Lingkup Layanan Klinik Cipta Karyaa. Nasehat, Konsultasi dan Pendampingan Teknis Kepada Masyarakat

Tentang Rumah Tahan Gempa, Rumah Sehat, PAM, Pengelolaa Sampah, Air Limbah, Penataan Bangunan, Tata cahaya dalam perumahan dan Lingkungan, Jalan Lingkungan, dll

Dalam hal pembangungan rumah, agar mengurangi risiko kegagalan suatu bangunan seperti rusak berat (roboh, runtuh atau hancur), rusak sedang (retak struktur, tidak stabil, miring) akibat bencana alam dan ulah manusia dan rusak ringan (retak non struktur), nasihat dan pendampingan teknis diberikan kepada masyarakat dengan memperhatikan penataan bangunan agar menjadikan rumah sebagai bangunan yang tahan gempa.

Selain itu untuk meningkatkan penyehatan lingkungan dan kenyamanan permukiman, maka nasihat dan konsultasi juga diberikan kepada masyarakat mengenai pembangunan rumah sehat, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, penataan bangunan, dll.

b. Penyuluhan atau peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Stakeholder Terkait dalam Melaksanakan Pembangunan, Pengoperasian, dan Pemeliharaan Infrastruktur Permukiman

Penyuluhan diberikan kepada masyarakat pelaku pembangunan umumnya terkait berbagai peraturan perundang-undangan, standar, petunjuk manual, dan lain-lain dalam melaksanakan pembangunan,

Page 20: PIP2B-R1

pengoperasian, dan pemeliharan infrastruktur permukiman. Penyuluhan ini dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala dengan bekerja sama dengan stakeholder terkait, antara lain:a. Perguruan Tinggi yang dapat menjadi mitra dalam mengembangkan

dan memperluas pemanfaatan teknologi pembangunan bidang cipta karya.

b. Asosiasi Profesi yang dapat menjadi mitra yang bisa berbagi pengalaman dalam penerapan teknologi mutakhir.

c. Pemerintah Kabupaten/Kota yang dapat berkoordinasi dengan baik di wilayah kerjanya.

d. Lembaga Swadaya Masyarakat yang dapat menjadi mitra dalam membina dan mendukung kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya.

e. Industri Kontruksi, Industri Bahan Bangunan, Industri alat dan mesin selaku inovator dalam meningkatkan kualitas pembangunan bidang Cipta Karya.

f. Lembaga penyedia jasa yang bergerak di bidang pendidikan kompetensi pelaku dan pelaksana pembangunan bidang Cipta Karya.

g. Produk pengaturan bidang Cipta Karya di daerah yang menjadi acuan masyarakat dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.

h. Media massa yang dapat mendukung pengembangan akses PIP2B dengan pengguna jasanya.

4. Pilihan Program dan Kegiatan Klinik Cipta Karyaa. Digitalisasi NSPK Cipta Karya

Digitalisasi NSPK dibuat agar masyarakat luas mudah memahami kerangka pedoman dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman khususnya tentang pembangunan rumah tahan gempa, rumah sehat, PAM, pengelolaan sampah, air limbah, penataan jalan, dll. Digitalisasi ini dilakukan dengan membuat info grafis / animasi NSPK Cipta Karya agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas. Dengan adanya digitalisasi NSPK cipta karya ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dalam membangun, mengelola, dan memelihara infrastruktur pemukiman.

Bentuk digitalisasi NSPK Cipta Karya ini antara lain berbentuk sebuah pedoman yang minimal di dalamnya mencakup:a. Latar Belakang b. Maksud dan Tujuanc. Kerangka Kerjad. Pembiayaane. Penutup

Page 21: PIP2B-R1

Pedoman-pedoman yang akan dibuat antara lain:a. Pedoman Membangun Rumah Sehat b. Pedoman Penataan cahaya rumah tangga dan lingkunganc. Pedoman Membangun Rumah Tahan Gempad. Pedoman Mengelola Sampah Rumah Tanggae. Pedoman Mengelola Limbah Rumah Tangga f. Pedoman Pemeliharaan Jalan Lingkungang. Pedoman Pemeliharaan Drainase Lingkungan

b. Diseminasi Klinik Cipta KaryaDiseminasi dilaksanakan sebagai kegiatan lanjutan dalam rangka memantapkan peran Klinik Cipta Karya sebagai unit layanan umum yang mencitrakan kemampuan jajajaran PU dalam menjawab kebutuhan akan akses informasi teknis teknologis di bidang Cipta Karya. Diseminasi dilakukan dengan antar kementerian, maupun pemerintah daerah serta mitra kerja yang masuk ke dalam lingkungan strategis dalam rangka persiapan pengembangan jejaring dan kerjasama operasional. Diseminasi ini dilakukan sekaligus dengan pemilihan Duta Cipta Karya di masing-masing lembaga yang berkerjasama untuk pelaksanaan diseminasi Klinik Cipta Karya ini. Diseminasi yang akan dilakukan antara lain:a. Klinik Cipta Karya Goes To Kab / Kota bekerjasama dengan

Kemendagri sekaligus pemilihan Duta Cipta Karya di Pemerintahan dan pendirian PIP2B Corner di Kantor Bupati / Walikota.

b. Klinik Cipta Karya Goes To Schools (TK, SD, SMP Dan SMA) bekerjasama dengan Kemendikbud, sekaligus pemilihan Duta Cipta Karya di Sekolah.

c. Klinik Cipta Karya Goes To Campus bekerjasama dengan Kemenristek Dikti sekaligus pemilihan Duta Cipta Karya di Perguruan Tinggi.

d. Klinik Cipta Karya Goes To Media (Surat Kabar, Majalah, Dll) kerjasama publikasi dengan pengelola surat kabar dan majalah lokal.

e. Klinik Cipta Karya Goes To Public (kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan LSM, PT, PII dan IAI) sekaligus memilih Duta Cipta Karya di masyarakat dan Lomba “Karya Kita Untuk Permukiman Kita”.

f. Talkshow Klinik Cipta Karya “Permukiman Kita” kerjasama dengan TVRI dan atau RRI atau Radio Swasta Plus Sponsor serta Duta Cipta Karya.

c. Advokasi Klinik Cipta KaryaMelalui Klinik Cipta Karya ini kebutuhan advokasi yang berasal dari masyarakat pelaku dan penyelenggara pembangunan ini harus dapat

Page 22: PIP2B-R1

ditampung dan diakomodasikan pemecahannya, walaupun tidak dapat diseleseikan oleh Klinik Cipta Karya minimal permasalahan ini dapat dirujuk ke sumber daya yang kompeten melalui kerjasama Klinik Cipta Karya dengan berbagai pihak antara lain dengan mengadakan:a. Riset dan pengembangan keciptakaryaan kerjasama dengan Balai

Teknik Cipta Karya, Perguruan Tinggi, Alumni PT dan Pemda untuk Local Wisdom And Sustainable Settlement.

b. Forum Cipta Karya Semesteran untuk membahas solusi atas problematika dan tantangan permukiman kita kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi.

c. Bedah Bangunan Kerjasama dengan IAI Dan PII Serta CSR / PKBL BUMN dan BUMS dan Donor.

d. Jurnal Bulanan Cipta Karya untuk publikasi harga bahan bangunan, upah dan sewa peralatan konstruksi kerjasama dengan pelaku usaha rantai pasok konstruksi.

e. Lomba Berkah Sampah Kerjasama dengan Balai Teknik Cipta Karya, Asosiasi Profesi, LSM dan atau Alumni PT dan atau Pemda untuk promosi pengolahan sampah berbasis rumah tangga dan komunitas.

f. Bangun Deso Kerjasama PIP2B dengan Kemendesa PDT untuk promosi pendayagunaan NSPK dan Cipta Karya pembangunan permukiman di perdesaan.

g. Kampung Sehat kerjasama PIP2B dengan Kemenkes, Adinkes dan Pemda untuk Promosi Pendayagunaan NSPK Cipta Karya untuk penyehatan lingkungan permukiman.

d. Model Klinik Cipta KaryaModel Klinik Cipta Karya dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan berbagai organisasi Profesi Seperti PII Dan IAI Serta Perguruan Tinggi dan Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan untuk penyediaan Insinyur dan Arsitek jaga harian dan panggilan serta mahasiswa tingkat akhir sebagai tenaga pendamping Klinik Harian.

Dalam mengembangkan kerjasama ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain dengan: a. Membahas substansi dan bentuk kerjasama yang akan

dikembangkan.b. Menyusunan rancangan perjanjian, khusunya menyangkut:

1) Lingkup dan objek kerjasama2) Lingkup wilayah yang terkait3) Hak dan kewajiban para pihak4) Jangka waktu pelaksanaan kerjasama5) Hal yang dapat membatalkan kerjasama6) Alternatif penyeleseian sengketa yang disepakati oleh para pihak

Page 23: PIP2B-R1

7) Kesepakatan juga diperlukan dalam menetapkan lampiran pokok yang tidak terpisahka dari rencana pengembangan kerjasama kelembagaan dengan para mitra ini.

c. Penandatanganan naskah kerjasama yang diketahui oleh lembaga pemerintahan terkait bidang keciptakaryaan

e. Prasarana dan Saranan Klinik Cipta Karya

Untuk melakukan fungsinya sebagai pusat informasi pengembangan permukiman dan bangunan, maka dibutuhkan berbagai prasarana dan sarana agar segala aktivitas dalam Klinik Cipta Karya dapat berjalan dengan lancar, antara lain:a. Gedung PIP2B Beserta Fasilitasnya

Fasilitas gedung PIP2B mencakup perangkat audio visual, furnitur, serta perangkat keras, perangkat lunak, utilitas dan infrastruktur lainnya.

b. Website Dan Atau Aplikasi AndroidWebsite dan aplikasi android Klinik Cipta Karya memuat informasi mengenai teknologi bidang Cipta Karya yang diperoleh dari seluruh direktorat yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, ditambah dengan berbagai peraturan perundang-undangan terkait penataan ruang, dan infrastruktur ke PU an pada umumnya. Minimal terdiri dari informasi:1) Kelompok standar, pedoman, dan petunjuk teknis.2) Kelompok peraturan Menteri Pekerjaan Umum terkait

pelaksanaan pembangunan bidang Cipta karya dan penataan ruang serta infrastruktur ke PU an pada umumnya.

3) Kelompok SPM dan NSPK di bidang perumahan dan infrastruktur permukiman.

4) Kelompok kumpulan desain prototype yang dikembangkan dan banyak digunakan di lingkungan Cipta Karya

5) Produk-produk lain yang berkaitan dengan pembangunan bidang Cipta Karya

Selain itu website dan aplikasi android ini juga dilengkapi dengan layanan konsultasi online yang mudah dan dapat diakses setiap saat pada jam kerja.

f. Perpustakaan Dan Poster Serta Mock Up / ModelPerpustakaan didesain untuk digunakan sebagai pusat informasi yang berbasis IT dengan sistem yang mudah dioperasikan dan mudah diakses oleh para pemangku kepentingan.

Page 24: PIP2B-R1

g. Software Aplikasi Software aplikasi dibuat untuk memudahkan masyarakat luas maupun stakeholder terkait dalam merencanakan proses pembangunan, misalnya:1) Software aplikasi untuk gambar desain 2) Software aplikasi metoda konstruksi.3) Software aplikasi estimasi biaya.

Pembuatan software ini dilakukan melalui kerjasama dengan mitra potensial dalam hal keciptakaryaan.

Page 25: PIP2B-R1