3.1.1 penetapan fungsi bangunan gedung pip2b …ciptakarya.pu.go.id/pip2b/upload/download/ketentuan...

16
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B) bab 3 KETENTUAN UMUM BANGUNAN PIP2B 3.1 FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN PIP2B 3.1.1 PENETAPAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG PIP2B Penetapan fungsi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang berlaku adalah: a. Menurut Fungsi Usaha, bangunan gedung PIP2B dikategorikan sebagai bangunan gedung perkantoran pemerintah b. Menurut Fungsi Sosial dan Budaya, bangunan gedung PIP2B dikategorikan sebagai bangunan gedung pelayanan umum 3.1.2 PENETAPAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG PIP2B Adapun penetapan klasifikasi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang berlaku adalah: a. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Kompleksitas, bangunan gedung PIP2B diklasifikasikan sebagai bangunan tidak sederhana, yaitu bangunan gedung negara yang memiliki kompleksitas dan atau teknologi tidak sederhana. Masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun. Bangunan gedung PIP2B dapat dijelaskan sebagai gedung kantor dengan luas lebih dari 500 m2. b. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Permanensi, bangunan gedung PIP2B diklasifikasikan sebagai bangunan permanen c. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Risiko Kebakaran, bangunan gedung PIP2B diklasifikasikan sebagai bangunan gedung tingkat resiko kebakaran rendah d. Klasifikasi berdasarkan Ketinggian, bangunan gedung PIP2B merupakan bangunan gedung bertingkat rendah e. Klasifikasi berdasarkan Kepemilikan, bangunan gedung PIP2B merupakan bangunan gedung milik negara

Upload: dinhthuan

Post on 14-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

bab 3

KETENTUAN UMUM BANGUNAN PIP2B

3.1 FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN PIP2B

3.1.1 PENETAPAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG PIP2B Penetapan fungsi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang berlaku adalah:

a. Menurut Fungsi Usaha, bangunan gedung PIP2B dikategorikan sebagai

bangunan gedung perkantoran pemerintah

b. Menurut Fungsi Sosial dan Budaya, bangunan gedung PIP2B dikategorikan

sebagai bangunan gedung pelayanan umum

3.1.2 PENETAPAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG PIP2B Adapun penetapan klasifikasi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang

berlaku adalah:

a. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Kompleksitas, bangunan gedung PIP2B

diklasifikasikan sebagai bangunan tidak sederhana, yaitu bangunan gedung

negara yang memiliki kompleksitas dan atau teknologi tidak sederhana. Masa

penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.

Bangunan gedung PIP2B dapat dijelaskan sebagai gedung kantor dengan luas

lebih dari 500 m2.

b. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Permanensi, bangunan gedung PIP2B

diklasifikasikan sebagai bangunan permanen

c. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Risiko Kebakaran, bangunan gedung PIP2B

diklasifikasikan sebagai bangunan gedung tingkat resiko kebakaran rendah

d. Klasifikasi berdasarkan Ketinggian, bangunan gedung PIP2B merupakan

bangunan gedung bertingkat rendah

e. Klasifikasi berdasarkan Kepemilikan, bangunan gedung PIP2B merupakan

bangunan gedung milik negara

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

f. Klasifikasi berdasarkan lokasi pada Zonasi Gempa adalah sesuai dengan yang

ditetapkan oleh instansi yang berwenang (Gambar 3-1)

Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam

Gambar 1, di mana Wilayah Gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling

rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian

Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat

pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun yang nilai rata-

ratanya untuk setiap Wilayah Gempa ditetapkan dalam Gambar 1 dan table 3-1.

Hal ini perlu dilakukan karena adanya perbedaan percepatan puncak muka tanah

untuk masing-masing Wilayah Gempa dan untuk masing-masing jenis tanah

yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur gedung dalam rangka

menjamin kekekaran (robustness) minimum dari struktur gedung tersebut. Tabel 3-1 Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia (berdasarkan SNI 1726-2002).

Wilayah Gempa

Percepatan Puncak Batuan

Dasar (`g)

Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’) Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak Tanah

Khusus 1 2 3 4 5 6

0,03 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30

0,04 0,12 0,18 0,24 0,28 0,33

0,05 0,15 0,23 0,28 0,32 0,36

0,08 0,20 0,30 0,34 0,36 0,38

Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi

Gambar 3- 1 Zonasi Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasardengan perioda ulang 500 tahun (berdasarkan SNI 1726-2002)

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

Gasmbar 3-2 Respons Spektrum Gempa Rencana (berdasarkan SNI 1726-2002).

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

g. Klasifikasi berdasarkan kepadatan lokasi (padat, sedang, renggang), ditetapkan

oleh instansi yang berwenang di daerahnya masing-masing sesuai ketentuan

yang berlaku.

3.2 STANDAR PERENCANAAN BANGUNAN PIP2B

3.2.1 STANDAR LUAS RUANG KERJA Dalam menghitung luas ruang kerja pada bangunan gedung kantor PIP2B,

ditentukan berdasarkan ketentuan standar luas ruang kerja pada gedung kantor

pemerintah dengan klasifikasi tidak sederhana, yaitu rata-rata sebesar 10,7 m2 per-

personil.

Kebutuhan total luas ruang kerja dihitung berdasarkan jumlah personil yang akan

ditampung dikalikan standar luas sesuai dengan klasifikasi bangunannya.

Berdasarkan persyaratan kelembagaan bahwa institusi PIP2B akan dipimpin oleh

pejabat eselon III, maka perkiraan luas ruang kerja bagi gedung PIP2B adalah

sekitar 246,10 m2 (Tabel 3- 2) Tabel 3- 2 Acuan Standar Umum Ruang Kantor PIPB

Struktur Organisasi 23 orang 10.7 m2 246.10     m2Jumlah Personil Standar Total Luas

Adapun untuk merencanakan tata ruang dalam gedung PIP2B, digunakan standar

detail luas ruangan kerja kantor pemerintah seperti yang tercantum pada Tabel C

pada buku Pedoman Pembangunan Bangunan Negara, adalah sbb: Tabel 3- 3 Standar Detail Luas Ruangan Kerja bagi Kantor Pemerintah

R. Kerja R. Tamu R. Rapat R. Sekr R. Tunggu R. Simpan R. Toilet1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Eselon III 6.00          6.00          ‐          3.00        ‐          3.00        ‐            18.00        m22 Staff 2.00          ‐            ‐          ‐          ‐          ‐          ‐            2.00          m2

JabatanNo.Jumlah

Luas Ruang

3.2.2 PROGRAM KEBUTUHAN LUAS RUANGAN Kebutuhan ruang bangunan gedung PIP2B terdiri atas sarana ruang kerja serta

sarana ruang-ruang pelayanan informasi bagi masyarakat.

Perkiraan luas ruang-ruang pelayanan informasi dihitung berdasarkan perkiraan

kapasitas tampung, studi banding di lapangan, maupun menurut standar dan

ketentuan yang berlaku.

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

Tabel 3- 4 memperlihatkan perkiraan kebutuhan ruang untuk bangunan gedung

PIP2B, dengan perkiraan luas total lantai bangunan adalah sekitar 949,13 m2. Tabel 3- 4 Studi Kebutuhan Ruang Gedung PIP2B

3.2.3 KARAKTERISTIK DAN KRITERIA RUANGAN PELAYANAN Sifat kegiatan yang ditampung di dalam ruang-ruang pelayanan informasi bagi

masyarakat dan kriteria disain standar bagi masing-masing ruang dapat dilihat pada

Tabel 3- 5, 3- 6 dan 3- 7. Tabel 3- 5 Sifat Kegiatan Penyebarluasan Informasi dan Kriteria Disain Standar Ruangan

Ruangan  Kegiatan Kriteria Disain Standar 

Fungsi  Fisik  Lingkungan 1  2  3  4  5  6 A  SARANA PENYEBARLUASAN INFORMASI        

1. R. Pamer Outdoor 

Dapat menampung materi‐materi pameran ke‐Cipta Karya‐an yang bersifat permanen maupun temporer dan eventual  sesuai dengan kebutuhan daerah, seperti:  

‐ Model  RISHA ‐ Prototipe rumah 

tahan gempa ‐ Beberapa model 

sistem struktur 

‐ Berupa outdoor plasa multifungsi

‐ Meningkatkan kualitas lingkungan dan bangunan

‐ Menampung kapasitas 500 orang

‐ Merupakan bagian terintegrasi dari disain bangunan dan lingkungan

‐ Memperbaiki iklim mikro

‐ Tetap dapat berfungsi meningkatkan resapan air

RUANGPublik Pameran Indoor 200 org 0,90          m2 180,00      m2

R. Display 1 bh 20,00        m2 20,00        m2R. Audiovisual 20 org 2,00          m2 40,00        m2Perpustakaan 1 bh 60,00        m2 60,00        m2E‐Library 1 bh 32,00        m2 32,00        m2

Semi Publik R. Asosiasi Profesi 6 org 6,00          m2 36,00        m2R. Rapat 23 org 1,20          m2 27,60        m2

R. Kerja Setingkat Eselon III 23 org 10,70        m2 246,10      m2Ruang Arsip 23 org 0,40          m2 9,20           m2Ruang Server & IT 1 bh 12,00        m2 12,00        m2

Penunjang Toilet Publik (2m2/25 org) 8 sat 4,00          m2 32,00        m2Toilet Penyandang Cacat 1 bh 6,00          m2 6,00           m2Toilet Karyawan Pria 2 sat 4,00          m2 8,00           m2Toilet Karyawan Wanita 2 sat 4,00          m2 8,00           m2Mushola 23 org 0,80          m2 18,40        m2Gudang 2 bh 6,00          m2 12,00        m2Pantry 1 bh 6,00          m2 6,00           m2Utility 1 bh 6,00          m2 6,00           m2

Ruang Sirkulasi 25% 759,30     m2 189,83      m2

LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN 949,13      m2

SATUAN LUAS LUASKAPASITAS

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

‐ Dsb 

2.  R. Pamer Indoor 

Dapat menampung materi‐materi pameran ke‐Cipta Karya‐an yang bersifat temporer dan eventual seperti :  

‐ Pameran ‐ Seminar 

 

‐ Berupa indoor hall yang bersifat multifungsi untuk memamerkan produk-produk ke-Cipta Karya-an maupun teknologi bangunan terkini

‐ Menampung kapasitas ruang Pamer 200 orang

‐ Memiliki ceiling yang tinggi, atau void dengan ceiling > 1 lantai

‐ Konsep Ruangan Hemat Energi

‐ Dual pengkondisian: penghawaan alami maupun AC

‐ Sistem pencahayaan alami

‐ Sistem pencahayaan buatan secara gabungan, merata maupun setempat

3.  R. Display  Dapat  menampung 

materi‐materi  display ke‐Cipta Karya‐an yang dipasang sepanjang tahun, seperti:  

‐ Banner UUBG ‐ Running Text  

‐ Merupakan bagian yang menyatu dengan R. Pamer Indoor

‐ Display ditempatkan pada bagian yang mengundang, dan informatif

‐ Isi display dapat berganti-ganti sesuai tema

‐ Panel display atau apapun yang menjadi media display

‐ Konsep Ruangan Hemat Energi

‐ Dual pengkondisian: penghawaan alami maupun AC

‐ Sistem pencahayaan alami

‐ Sistem pencahayaan buatan secara gabungan, merata maupun setempat

4.  R. Audio Visual 

Dapat menampung materi ke‐Cipta Karyaan yang ditampilkan secara audio visual 

‐ Berupa ruang kelas yang siap dengan peralatan audio visual

‐ Menampung kapasitas ruang Pamer 20-30 orang

‐ Konsep Ruangan tertutup

‐ Menggunakan insulasi penahan suara

‐ Pengkondisian udara menggunakan AC

‐ Pencahayaan buatan menggunakan pengendalian dg system switching dan dimming untuk memperoleh efek pencahayaan

5.  R. Pertemuan  Dapat menampung 

pertemuan staff maupun dengan pihak luar 

‐ Berupa ruang rapat yang siap dengan peralatan presentasi

‐ Menampung kapasitas ruang untuk pertemuan 10-12 orang

‐ Konsep Ruangan secara tata suara tertutup, secara visual dapat transparan

‐ Pengkondisian udara menggunakan AC

‐ Pencahayaan buatan

‐ Dalam keadaan display, ruangan dapat menjadi gelap dan tidak silau

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

Tabel 3- 6 Sifat Kegiatan Pelayanan Pengembangan/ Dokumentasi Informasi dan Kriteria Disain Standar Ruangan

Ruangan  Kegiatan Kriteria Disain Standar 

Fungsi  Fisik  Lingkungan 

1  2  3  4  5  6 

B  SARANA PELAYANAN PENGEMBANGAN/  DOKUMENTASI INFORMASI  

     

1. R. Perpustakaan 

Dapat menampung buku‐buku terbitan/ bahan cetakan yang terkait dengan ke‐Cipta Karya‐an & melayani kebutuhan informasi masyarakat  

‐ Rak buku sesuai standar

‐ Ruang Baca sesuai standar

‐ Menampung kapasitas ruang baca 8-12 orang

‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)

‐ Pencahayaan buatan secara merata

‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind

2. R. Perpustakaan Elektronik 

Melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam bentuk digital   

‐ Ruang browsing komputer sesuai standar

‐ Menampung kapasitas 6-8 komputer

‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara

‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)

‐ Pencahayaan buatan secara merata

‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind

3. R. Server  Menampung 

informasi dalam bentuk digital   

‐ Ruang Komputer Terpusat

‐ Menampung kapasitas 1 bh server komputer

‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara

‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)

‐ Pencahayaan buatan secara merata

4. R.  Pengolahan Informasi 

Meng up‐date database informasi dalam bentuk digital   

‐ Ruang Kerja untuk memasukkan dan memantau informasi digital

‐ Menampung kapasitas 2 komputer

‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara

‐ Memungkinkan untuk melakukan pemeliharaan data dan reparasi computer

‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)

‐ Pencahayaan buatan secara merata

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

Tabel 3- 7 Sifat Kegiatan Pelayanan Konsultasi dan Advokasi Teknis dan Kriteria Disain Standar Ruangan

Ruangan  Kegiatan Kriteria Disain Standar 

Fungsi  Fisik  Lingkungan 

1  2  3  4  5  6 

C  SARANA PELAYANAN KONSULTASI DAN ADVOKASI TEKNIS  

1. R. Konsultasi  Dapat digunakan untuk keperluan konsultasi  

‐ Berupa ruang kerja dengan kursi hadap

‐ Terdiri atas 1 atau 2 orang yang merupakan konsultan dan 2 atau 4 orang yang berkonsultasi

‐ Konsep Ruangan tertutup secara tata suara, namun dapat transparan secara visual

‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)

‐ Pencahayaan buatan secara merata

‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind

2. R. Diskusi  Dapat digunakan 

untuk keperluan diskusi kecil 

‐ Merupakan ruang multifungsi yang berkaitan dengan kegiatan konsultasi

‐ Berupa ruang pertemuan dengan kapasitas 6-8 orang

‐ Konsep Ruangan tertutup secara tata suara, namun dapat transparan secara visual

‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)

‐ Pencahayaan buatan secara merata

‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

3.2.4 HUBUNGAN ANTAR RUANG Hubungan antara ruang-ruang di dalam bangunan PIP2B ditetapkan berdasarkan

matriks hubungan antar ruang pada gambar 3-2. Hubungan antar ruang dibedakan

atas:

• Hubungan Langsung, yaitu ruang berdekatan dan terhubung oleh pintu

• Dekat dengan Hubungan Tidak Langsung, yaitu ruang berdekatan tetapi tidak

perlu terhubung oleh pintu

• Tidak Berhubungan, artinya ruang tidak perlu berdekatan maupun terhubung

oleh pintu.

Gambar 3- 3 Matriks Hubungan Antar Ruang Gedung PIP2B

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

3.3 PERSYARATAN LOKASI

Penentuan lokasi bangunan gedung PIP2B mempertimbangkan beberapa faktor

sebagai berikut:

1. Peraturan Tata Ruang Kota Lokasi disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan mendapat

persetujuan pemerintah daerah yang bersangkutan untuk mendapatkan Ijin

Mendirikan Bangunan (IMB), termasuk rencana pengembangan lahan dan

bangunannya.

2. Radius Pencapaian Gedung PIP2B dibangun pada lokasi-lokasi di ibukota propinsi, dengan asumsi

kepadatan penduduk yang dilayani dapat mendukung kegiatan pelayanan

informasi bagi masyarakat. Lokasi harus dekat dengan masyarakat pengguna

dengan pencapaian mudah. Radius pencapaian lokasi ditentukan oleh jarak dan

waktu tempuh dari pusat kota. Jarak tempuh maksimum 5 km dari pusat kota

atau tidak lebih dari waktu tempuh 20 menit perjalanan dengan kendaraan umum

pada saat normal (tidak macet).

3. Aksesibilitas Lokasi gedung PIP2B harus dapat dicapai oleh kendaraan pribadi maupun

kendaraan umum. Apabila gedung PIP2B terletak di dalam sebuah kompleks

perkantoran yang tidak dapat dicapai secara langsung oleh kendaraan pribadi

maupun kendaraan umum, maka jarak tempuh maksimum dari titik transit adalah

10 menit berjalan kaki. Pencapaian secara berjalan kaki harus terhindar dari lalu

lintas berkepadatan tinggi.

4. Kesiapan Prasarana Lokasi gedung PIP2B harus memiliki prasarana yang memadai, mencakup: jalan

lingkungan, drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah, jaringan listrik dan

telepon.

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

3.4 PENENTUAN LUAS TAPAK

3.4.1 SARANA RUANG LUAR Dalam rangka menentukan luas tapak yang dibutuhkan bagi sarana dan fasilitas

bangunan PIP2B, harus dipertimbangkan tersedianya sarana sebagai berikut:

• Ruang Pamer Outdoor, yang cukup luas agar dapat menampung materi-materi

pameran ke-Cipta Karya-an yang bersifat permanen maupun temporer dan

eventual sesuai dengan kebutuhan di daerahnya masing-masing. Beberapa

contoh produk pameran outdoor yang permanen adalah: Model RISHA, Prototipe

Rumah Tahan Gempa, dan beberapa model system struktur.

• Parkir dan sirkulasi mobil kantor maupun karyawan, dengan rasio 1 kendaraan

setiap 100 m2 luas lantai

• Parkir dan sirkulasi mobil bagi penyandang cacat, disediakan minimal untuk 2

kendaraan

• Parkir dan sirkulasi mobil pengunjung, disediakan minimal untuk 5 kendaraan

• Parkir dan sirkulasi motor baik karyawan maupun pengunjung, disediakan

minimal untuk 25 kendaraan

• Jalur pedestrian yang memadai

• Ruang Terbuka Hijau, minimal 40% dari luas total lahan diperuntukkan bagi

penghijauan dan lansekap

3.4.2 SARANA PUBLIK DI LANTAI DASAR Dalam merencanakan bangunan PIP2B, harus dipertimbangkan sarana dan fasilitas

pelayanan bagi publik wajib untuk ditempatkan di lantai dasar. Sehingga sarana dan

fasilitas pelayanan tersebut memungkinkan untuk dapat diakses pula oleh

masyarakat penyandang cacat.

Sarana ruang minimum yang harus disediakan serta posisinya baik di lantai dasar

atau di lantai atas ditentukan dalam tabel 3- 8.

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

Tabel 3- 8 Posisi Ruang

RUANGPublik Pameran Indoor 180,00     m2 180,00    m2

R. Display 20,00       m2 20,00      m2R. Audiovisual 40,00       m2 40,00      m2Perpustakaan 60,00       m2 60,00      m2E‐Library 32,00       m2 32,00      m2

Semi Publik R. Asosiasi Profesi 36,00       m2 36,00         m2R. Rapat 27,60       m2 27,60         m2

R. Kerja Setingkat Eselon III 246,10       m2 246,10       m2Ruang Arsip 9,20         m2 9,20           m2Ruang Server & IT 12,00       m2 12,00         m2

Penunjang Toilet Publik 32,00       m2 32,00      m2Toilet Penyandang Cacat 6,00         m2 6,00        m2Toilet Karyawan Pria 8,00         m2 8,00           m2Toilet Karyawan Wanita 8,00         m2 8,00           m2Mushola 18,40       m2 18,40         m2Gudang 12,00       m2 12,00      m2Pantry 6,00         m2 6,00           m2Utility 6,00         m2 6,00        m2

Sub Total 759,30                                       388,00    m2 371,30       m2

Ruang Sirkulasi 25% 189,83     m2 97,00      m2 92,83         m2LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN 949,13     m2 485,00    m2 464,13      m2

Lantai Dasar Lantai AtasLUAS

3.4.3 LUAS LAHAN MINIMUM Dalam merencanakan bangunan PIP2B, perlu disadari kondisi terbatasnya lahan

terutama di daerah kota besar, metropolitan dan pusat kota. Beberapa kemungkinan

harus dipertimbangkan sehubungan dengan lokasi bangunan PIP2B.

• Alternatif apabila lokasi bangunan PIP2B terletak di pusat kota, maka

pemanfaatan lahan yang efisien mengakibatkan bangunan terdiri atas 2 lantai. Luas tapak yang dibutuhkan adalah minimum 2,200 m2

• Alternatif apabila lokasi bangunan PIP2B terletak di tepian kota, atau di kota yang

masih relatif rendah intensitasnya, maka bangunan PIP2B memungkinkan untuk

dikembangkan sebagai 1 lantai saja dengan lahan yang lebih luas. Luas tapak

yang dibutuhkan adalah minimum 3,100 m2.

Perhitungan kebutuhan luas tapak bangunan dan penentuan luas lahan minimum

untuk kedua alternatif diatas dapat dilihat pada tabel 3-9 dan 3-10, sedangkan

simulasi rancangan digambarkan dalam gambar 3-3 dan 3-4.

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

Tabel 3- 9 Perhitungan Kebutuhan Luas Tapak Bangunan PIP2B

Kapasitas Satuan Luas Jumlah Luas

Alternatif Bangunan 1 lantai

Total Lantai Bangunan 949.13           

Ruang Pamer Outdoor 500.00        0.70                     350.00           

Parkir & Sirkulasi Mobil (1mobil:100m2) 9.49            30.00                   284.74           

Parkir & Sirkulasi Penyandang Cacat 2.00            34.10                   68.20              

Parkir & Sirkulasi Motor 25.00          5.00                     125.00           

Pedestrian 50.00          0.8 40.00              

Ruang Hijau 40% 3,028.45              1,211.38        

Total Luas Lahan Minimum PIP2B (1 lt) 3,028.45        

Kapasitas Satuan Luas Jumlah Luas

Alternatif Bangunan 2 lantai

Total Lantai Bangunan 949.13           

Bangunan Lantai Dasar thd total lantai 60% 949.13                 569.48           

Ruang Pamer Outdoor 500.00        0.70                     350.00           

Parkir & Sirkulasi Mobil (1mobil:100m2) 9.49            30.00                   284.74           

Parkir & Sirkulasi Penyandang Cacat 2.00            34.10                   68.20              

Parkir & Sirkulasi Motor 25.00          5.00                     125.00           

Pedestrian 50.00          0.8 40.00              

Ruang Hijau 40% 2,395.70              958.28           

Total Luas Lahan Minimum PIP2B (2lt) 2,395.70         Tabel 3- 10 Penentuan Luas Lahan Minimum Bangunan PIP2B

Perkiraan LuasLuas Total Lantai Bangunan 949.13     m2 920          m2

Alternatif Bangunan PIP2B 1 lantaiPerkiraan Luas Lantai Dasar 100% thd luas total 949.13     m2% Lt Dasar  30% thd luas lahanPerkiraan Luas Lahan Min 3,163.77 m2 3,100       m2

Alternatif Bangunan PIP2B 2 lantaiPerkiraan Luas Lantai Dasar 70% thd luas total 642.25     m2% Lt Dasar  30% thd luas lahanPerkiraan Luas Lahan Min 2,140.83 m2 2,200       m2

Luas Minimum

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B) 28

Gambar 3- 4 Simulasi Rencana Tapak untuk Bangunan PIP2B 1 lantai dengan Luas Lahan Minimum 3,100 m2

Gambar 3- 5 Simulasi Rencana Tapak untuk Bangunan PIP2B 2 lantai dengan Luas Lahan Minimum 2,200 m2

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

3.5 PERSYARATAN ADMINISTRASI

Setiap bangunan gedung PIP2B harus memenuhi persyaratan administrasi baik

dalam tahap pembangunan maupun tahap pemanfaatan sebagaimana bangunan

gedung negara. Persyaratan administrasi bangunan gedung negara meliputi

pemenuhan persyaratan:

1. DOKUMEN PEMBIAYAAN Setiap kegiatan pembangunan bangunan gedung PIP2B harus disertai/memiliki

bukti tersedianya anggaran yang diperuntukkan untuk pembiayaan kegiatan

tersebut yang disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai peraturan

perundangan yang berlaku yang dapat berupa Daftar Isian Proyek (DIP) atau

dokumen lainnya yang dipersamakan, termasuk surat penunjukan/penetapan

Pimpinan Proyek.

Dalam dokumen pembiayaan pembangunan bangunan gedung negara terdiri atas:

a. biaya pelaksanaan konstruksi fisik;

b. biaya perencanaan konstruksi;

c. biaya manajemen konstruksi/pengawasan konstruksi;

d. biaya pengelolaan proyek.

2. STATUS HAK ATAS TANAH Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki kejelasan tentang status hak atas

tanah lokasi tempat bangunan gedung PIP2B berdiri. Kejelasan status atas tanah

ini dapat berupa hak milik atau hak guna bangunan. Status hak atas tanah ini

dapat berupa sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah Instansi/lembaga

pemerintah/negara yang bersangkutan.

3. PERIZINAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen perizinan yang berupa:

Izin Mendirikan Bangunan, dan Izin Penggunaan Bangunan dalam hal Peraturan

Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan mengharuskan adanya IPB dari

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat.

4. DOKUMEN PERENCANAAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen perencanaan, yang

dihasilkan dari proses perencanaan teknis, baik yang dihasilkan oleh Penyedia

PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)

Jasa Perencana Konstruksi atau Tim Swakelola Perencanaan. Di dalam proses

perencanaannya, asistensi terhadap instansi pemerintah pusat harus dilakukan.

5. DOKUMEN PEMBANGUNAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen pembangunan yang

terdiri atas: Dokumen Perencanaan, Izin Mendirikan Bangunan, Dokumen

Pelelangan, Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi, dan As Built Drawings, hasil uji

coba/test run operational, dan Sertifikat Penjaminan atas Kegagalan bangunan

sesuai ketentuan yang berlaku.

6. DOKUMEN PENDAFTARAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen pendaftaran untuk

pencatatan dan penetapan HDNO meliputi:

a. Fotokopi Dokumen Pembiayaan/DIP (otorisasi pembiayaan);

b. Fotokopi sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah;

c. Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;

d. Berita Acara Serah Terima I dan II;

e. As built drawings (gambar sesuai yang dilaksanakan) disertai gambar leger;

f. Fotokopi Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Surat Izin Penggunaan Ba-

ngunan (IPB) dalam hal Peraturan DaerahKabupaten/Kota yang bersangkutan

mengharuskan adanya IPB.