PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
bab 3
KETENTUAN UMUM BANGUNAN PIP2B
3.1 FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN PIP2B
3.1.1 PENETAPAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG PIP2B Penetapan fungsi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang berlaku adalah:
a. Menurut Fungsi Usaha, bangunan gedung PIP2B dikategorikan sebagai
bangunan gedung perkantoran pemerintah
b. Menurut Fungsi Sosial dan Budaya, bangunan gedung PIP2B dikategorikan
sebagai bangunan gedung pelayanan umum
3.1.2 PENETAPAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG PIP2B Adapun penetapan klasifikasi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang
berlaku adalah:
a. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Kompleksitas, bangunan gedung PIP2B
diklasifikasikan sebagai bangunan tidak sederhana, yaitu bangunan gedung
negara yang memiliki kompleksitas dan atau teknologi tidak sederhana. Masa
penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.
Bangunan gedung PIP2B dapat dijelaskan sebagai gedung kantor dengan luas
lebih dari 500 m2.
b. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Permanensi, bangunan gedung PIP2B
diklasifikasikan sebagai bangunan permanen
c. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Risiko Kebakaran, bangunan gedung PIP2B
diklasifikasikan sebagai bangunan gedung tingkat resiko kebakaran rendah
d. Klasifikasi berdasarkan Ketinggian, bangunan gedung PIP2B merupakan
bangunan gedung bertingkat rendah
e. Klasifikasi berdasarkan Kepemilikan, bangunan gedung PIP2B merupakan
bangunan gedung milik negara
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
f. Klasifikasi berdasarkan lokasi pada Zonasi Gempa adalah sesuai dengan yang
ditetapkan oleh instansi yang berwenang (Gambar 3-1)
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam
Gambar 1, di mana Wilayah Gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling
rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian
Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat
pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun yang nilai rata-
ratanya untuk setiap Wilayah Gempa ditetapkan dalam Gambar 1 dan table 3-1.
Hal ini perlu dilakukan karena adanya perbedaan percepatan puncak muka tanah
untuk masing-masing Wilayah Gempa dan untuk masing-masing jenis tanah
yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur gedung dalam rangka
menjamin kekekaran (robustness) minimum dari struktur gedung tersebut. Tabel 3-1 Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia (berdasarkan SNI 1726-2002).
Wilayah Gempa
Percepatan Puncak Batuan
Dasar (`g)
Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’) Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak Tanah
Khusus 1 2 3 4 5 6
0,03 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30
0,04 0,12 0,18 0,24 0,28 0,33
0,05 0,15 0,23 0,28 0,32 0,36
0,08 0,20 0,30 0,34 0,36 0,38
Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi
Gambar 3- 1 Zonasi Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasardengan perioda ulang 500 tahun (berdasarkan SNI 1726-2002)
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
Gasmbar 3-2 Respons Spektrum Gempa Rencana (berdasarkan SNI 1726-2002).
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
g. Klasifikasi berdasarkan kepadatan lokasi (padat, sedang, renggang), ditetapkan
oleh instansi yang berwenang di daerahnya masing-masing sesuai ketentuan
yang berlaku.
3.2 STANDAR PERENCANAAN BANGUNAN PIP2B
3.2.1 STANDAR LUAS RUANG KERJA Dalam menghitung luas ruang kerja pada bangunan gedung kantor PIP2B,
ditentukan berdasarkan ketentuan standar luas ruang kerja pada gedung kantor
pemerintah dengan klasifikasi tidak sederhana, yaitu rata-rata sebesar 10,7 m2 per-
personil.
Kebutuhan total luas ruang kerja dihitung berdasarkan jumlah personil yang akan
ditampung dikalikan standar luas sesuai dengan klasifikasi bangunannya.
Berdasarkan persyaratan kelembagaan bahwa institusi PIP2B akan dipimpin oleh
pejabat eselon III, maka perkiraan luas ruang kerja bagi gedung PIP2B adalah
sekitar 246,10 m2 (Tabel 3- 2) Tabel 3- 2 Acuan Standar Umum Ruang Kantor PIPB
Struktur Organisasi 23 orang 10.7 m2 246.10 m2Jumlah Personil Standar Total Luas
Adapun untuk merencanakan tata ruang dalam gedung PIP2B, digunakan standar
detail luas ruangan kerja kantor pemerintah seperti yang tercantum pada Tabel C
pada buku Pedoman Pembangunan Bangunan Negara, adalah sbb: Tabel 3- 3 Standar Detail Luas Ruangan Kerja bagi Kantor Pemerintah
R. Kerja R. Tamu R. Rapat R. Sekr R. Tunggu R. Simpan R. Toilet1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Eselon III 6.00 6.00 ‐ 3.00 ‐ 3.00 ‐ 18.00 m22 Staff 2.00 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2.00 m2
JabatanNo.Jumlah
Luas Ruang
3.2.2 PROGRAM KEBUTUHAN LUAS RUANGAN Kebutuhan ruang bangunan gedung PIP2B terdiri atas sarana ruang kerja serta
sarana ruang-ruang pelayanan informasi bagi masyarakat.
Perkiraan luas ruang-ruang pelayanan informasi dihitung berdasarkan perkiraan
kapasitas tampung, studi banding di lapangan, maupun menurut standar dan
ketentuan yang berlaku.
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
Tabel 3- 4 memperlihatkan perkiraan kebutuhan ruang untuk bangunan gedung
PIP2B, dengan perkiraan luas total lantai bangunan adalah sekitar 949,13 m2. Tabel 3- 4 Studi Kebutuhan Ruang Gedung PIP2B
3.2.3 KARAKTERISTIK DAN KRITERIA RUANGAN PELAYANAN Sifat kegiatan yang ditampung di dalam ruang-ruang pelayanan informasi bagi
masyarakat dan kriteria disain standar bagi masing-masing ruang dapat dilihat pada
Tabel 3- 5, 3- 6 dan 3- 7. Tabel 3- 5 Sifat Kegiatan Penyebarluasan Informasi dan Kriteria Disain Standar Ruangan
Ruangan Kegiatan Kriteria Disain Standar
Fungsi Fisik Lingkungan 1 2 3 4 5 6 A SARANA PENYEBARLUASAN INFORMASI
1. R. Pamer Outdoor
Dapat menampung materi‐materi pameran ke‐Cipta Karya‐an yang bersifat permanen maupun temporer dan eventual sesuai dengan kebutuhan daerah, seperti:
‐ Model RISHA ‐ Prototipe rumah
tahan gempa ‐ Beberapa model
sistem struktur
‐ Berupa outdoor plasa multifungsi
‐ Meningkatkan kualitas lingkungan dan bangunan
‐ Menampung kapasitas 500 orang
‐ Merupakan bagian terintegrasi dari disain bangunan dan lingkungan
‐ Memperbaiki iklim mikro
‐ Tetap dapat berfungsi meningkatkan resapan air
RUANGPublik Pameran Indoor 200 org 0,90 m2 180,00 m2
R. Display 1 bh 20,00 m2 20,00 m2R. Audiovisual 20 org 2,00 m2 40,00 m2Perpustakaan 1 bh 60,00 m2 60,00 m2E‐Library 1 bh 32,00 m2 32,00 m2
Semi Publik R. Asosiasi Profesi 6 org 6,00 m2 36,00 m2R. Rapat 23 org 1,20 m2 27,60 m2
R. Kerja Setingkat Eselon III 23 org 10,70 m2 246,10 m2Ruang Arsip 23 org 0,40 m2 9,20 m2Ruang Server & IT 1 bh 12,00 m2 12,00 m2
Penunjang Toilet Publik (2m2/25 org) 8 sat 4,00 m2 32,00 m2Toilet Penyandang Cacat 1 bh 6,00 m2 6,00 m2Toilet Karyawan Pria 2 sat 4,00 m2 8,00 m2Toilet Karyawan Wanita 2 sat 4,00 m2 8,00 m2Mushola 23 org 0,80 m2 18,40 m2Gudang 2 bh 6,00 m2 12,00 m2Pantry 1 bh 6,00 m2 6,00 m2Utility 1 bh 6,00 m2 6,00 m2
Ruang Sirkulasi 25% 759,30 m2 189,83 m2
LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN 949,13 m2
SATUAN LUAS LUASKAPASITAS
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
‐ Dsb
2. R. Pamer Indoor
Dapat menampung materi‐materi pameran ke‐Cipta Karya‐an yang bersifat temporer dan eventual seperti :
‐ Pameran ‐ Seminar
‐ Berupa indoor hall yang bersifat multifungsi untuk memamerkan produk-produk ke-Cipta Karya-an maupun teknologi bangunan terkini
‐ Menampung kapasitas ruang Pamer 200 orang
‐ Memiliki ceiling yang tinggi, atau void dengan ceiling > 1 lantai
‐ Konsep Ruangan Hemat Energi
‐ Dual pengkondisian: penghawaan alami maupun AC
‐ Sistem pencahayaan alami
‐ Sistem pencahayaan buatan secara gabungan, merata maupun setempat
3. R. Display Dapat menampung
materi‐materi display ke‐Cipta Karya‐an yang dipasang sepanjang tahun, seperti:
‐ Banner UUBG ‐ Running Text
‐ Merupakan bagian yang menyatu dengan R. Pamer Indoor
‐ Display ditempatkan pada bagian yang mengundang, dan informatif
‐ Isi display dapat berganti-ganti sesuai tema
‐ Panel display atau apapun yang menjadi media display
‐ Konsep Ruangan Hemat Energi
‐ Dual pengkondisian: penghawaan alami maupun AC
‐ Sistem pencahayaan alami
‐ Sistem pencahayaan buatan secara gabungan, merata maupun setempat
4. R. Audio Visual
Dapat menampung materi ke‐Cipta Karyaan yang ditampilkan secara audio visual
‐ Berupa ruang kelas yang siap dengan peralatan audio visual
‐ Menampung kapasitas ruang Pamer 20-30 orang
‐ Konsep Ruangan tertutup
‐ Menggunakan insulasi penahan suara
‐ Pengkondisian udara menggunakan AC
‐ Pencahayaan buatan menggunakan pengendalian dg system switching dan dimming untuk memperoleh efek pencahayaan
5. R. Pertemuan Dapat menampung
pertemuan staff maupun dengan pihak luar
‐ Berupa ruang rapat yang siap dengan peralatan presentasi
‐ Menampung kapasitas ruang untuk pertemuan 10-12 orang
‐ Konsep Ruangan secara tata suara tertutup, secara visual dapat transparan
‐ Pengkondisian udara menggunakan AC
‐ Pencahayaan buatan
‐ Dalam keadaan display, ruangan dapat menjadi gelap dan tidak silau
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
Tabel 3- 6 Sifat Kegiatan Pelayanan Pengembangan/ Dokumentasi Informasi dan Kriteria Disain Standar Ruangan
Ruangan Kegiatan Kriteria Disain Standar
Fungsi Fisik Lingkungan
1 2 3 4 5 6
B SARANA PELAYANAN PENGEMBANGAN/ DOKUMENTASI INFORMASI
1. R. Perpustakaan
Dapat menampung buku‐buku terbitan/ bahan cetakan yang terkait dengan ke‐Cipta Karya‐an & melayani kebutuhan informasi masyarakat
‐ Rak buku sesuai standar
‐ Ruang Baca sesuai standar
‐ Menampung kapasitas ruang baca 8-12 orang
‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)
‐ Pencahayaan buatan secara merata
‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind
2. R. Perpustakaan Elektronik
Melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam bentuk digital
‐ Ruang browsing komputer sesuai standar
‐ Menampung kapasitas 6-8 komputer
‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara
‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)
‐ Pencahayaan buatan secara merata
‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind
3. R. Server Menampung
informasi dalam bentuk digital
‐ Ruang Komputer Terpusat
‐ Menampung kapasitas 1 bh server komputer
‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara
‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)
‐ Pencahayaan buatan secara merata
4. R. Pengolahan Informasi
Meng up‐date database informasi dalam bentuk digital
‐ Ruang Kerja untuk memasukkan dan memantau informasi digital
‐ Menampung kapasitas 2 komputer
‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara
‐ Memungkinkan untuk melakukan pemeliharaan data dan reparasi computer
‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)
‐ Pencahayaan buatan secara merata
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
Tabel 3- 7 Sifat Kegiatan Pelayanan Konsultasi dan Advokasi Teknis dan Kriteria Disain Standar Ruangan
Ruangan Kegiatan Kriteria Disain Standar
Fungsi Fisik Lingkungan
1 2 3 4 5 6
C SARANA PELAYANAN KONSULTASI DAN ADVOKASI TEKNIS
1. R. Konsultasi Dapat digunakan untuk keperluan konsultasi
‐ Berupa ruang kerja dengan kursi hadap
‐ Terdiri atas 1 atau 2 orang yang merupakan konsultan dan 2 atau 4 orang yang berkonsultasi
‐ Konsep Ruangan tertutup secara tata suara, namun dapat transparan secara visual
‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)
‐ Pencahayaan buatan secara merata
‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind
2. R. Diskusi Dapat digunakan
untuk keperluan diskusi kecil
‐ Merupakan ruang multifungsi yang berkaitan dengan kegiatan konsultasi
‐ Berupa ruang pertemuan dengan kapasitas 6-8 orang
‐ Konsep Ruangan tertutup secara tata suara, namun dapat transparan secara visual
‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC)
‐ Pencahayaan buatan secara merata
‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
3.2.4 HUBUNGAN ANTAR RUANG Hubungan antara ruang-ruang di dalam bangunan PIP2B ditetapkan berdasarkan
matriks hubungan antar ruang pada gambar 3-2. Hubungan antar ruang dibedakan
atas:
• Hubungan Langsung, yaitu ruang berdekatan dan terhubung oleh pintu
• Dekat dengan Hubungan Tidak Langsung, yaitu ruang berdekatan tetapi tidak
perlu terhubung oleh pintu
• Tidak Berhubungan, artinya ruang tidak perlu berdekatan maupun terhubung
oleh pintu.
Gambar 3- 3 Matriks Hubungan Antar Ruang Gedung PIP2B
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
3.3 PERSYARATAN LOKASI
Penentuan lokasi bangunan gedung PIP2B mempertimbangkan beberapa faktor
sebagai berikut:
1. Peraturan Tata Ruang Kota Lokasi disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan mendapat
persetujuan pemerintah daerah yang bersangkutan untuk mendapatkan Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB), termasuk rencana pengembangan lahan dan
bangunannya.
2. Radius Pencapaian Gedung PIP2B dibangun pada lokasi-lokasi di ibukota propinsi, dengan asumsi
kepadatan penduduk yang dilayani dapat mendukung kegiatan pelayanan
informasi bagi masyarakat. Lokasi harus dekat dengan masyarakat pengguna
dengan pencapaian mudah. Radius pencapaian lokasi ditentukan oleh jarak dan
waktu tempuh dari pusat kota. Jarak tempuh maksimum 5 km dari pusat kota
atau tidak lebih dari waktu tempuh 20 menit perjalanan dengan kendaraan umum
pada saat normal (tidak macet).
3. Aksesibilitas Lokasi gedung PIP2B harus dapat dicapai oleh kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum. Apabila gedung PIP2B terletak di dalam sebuah kompleks
perkantoran yang tidak dapat dicapai secara langsung oleh kendaraan pribadi
maupun kendaraan umum, maka jarak tempuh maksimum dari titik transit adalah
10 menit berjalan kaki. Pencapaian secara berjalan kaki harus terhindar dari lalu
lintas berkepadatan tinggi.
4. Kesiapan Prasarana Lokasi gedung PIP2B harus memiliki prasarana yang memadai, mencakup: jalan
lingkungan, drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah, jaringan listrik dan
telepon.
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
3.4 PENENTUAN LUAS TAPAK
3.4.1 SARANA RUANG LUAR Dalam rangka menentukan luas tapak yang dibutuhkan bagi sarana dan fasilitas
bangunan PIP2B, harus dipertimbangkan tersedianya sarana sebagai berikut:
• Ruang Pamer Outdoor, yang cukup luas agar dapat menampung materi-materi
pameran ke-Cipta Karya-an yang bersifat permanen maupun temporer dan
eventual sesuai dengan kebutuhan di daerahnya masing-masing. Beberapa
contoh produk pameran outdoor yang permanen adalah: Model RISHA, Prototipe
Rumah Tahan Gempa, dan beberapa model system struktur.
• Parkir dan sirkulasi mobil kantor maupun karyawan, dengan rasio 1 kendaraan
setiap 100 m2 luas lantai
• Parkir dan sirkulasi mobil bagi penyandang cacat, disediakan minimal untuk 2
kendaraan
• Parkir dan sirkulasi mobil pengunjung, disediakan minimal untuk 5 kendaraan
• Parkir dan sirkulasi motor baik karyawan maupun pengunjung, disediakan
minimal untuk 25 kendaraan
• Jalur pedestrian yang memadai
• Ruang Terbuka Hijau, minimal 40% dari luas total lahan diperuntukkan bagi
penghijauan dan lansekap
3.4.2 SARANA PUBLIK DI LANTAI DASAR Dalam merencanakan bangunan PIP2B, harus dipertimbangkan sarana dan fasilitas
pelayanan bagi publik wajib untuk ditempatkan di lantai dasar. Sehingga sarana dan
fasilitas pelayanan tersebut memungkinkan untuk dapat diakses pula oleh
masyarakat penyandang cacat.
Sarana ruang minimum yang harus disediakan serta posisinya baik di lantai dasar
atau di lantai atas ditentukan dalam tabel 3- 8.
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
Tabel 3- 8 Posisi Ruang
RUANGPublik Pameran Indoor 180,00 m2 180,00 m2
R. Display 20,00 m2 20,00 m2R. Audiovisual 40,00 m2 40,00 m2Perpustakaan 60,00 m2 60,00 m2E‐Library 32,00 m2 32,00 m2
Semi Publik R. Asosiasi Profesi 36,00 m2 36,00 m2R. Rapat 27,60 m2 27,60 m2
R. Kerja Setingkat Eselon III 246,10 m2 246,10 m2Ruang Arsip 9,20 m2 9,20 m2Ruang Server & IT 12,00 m2 12,00 m2
Penunjang Toilet Publik 32,00 m2 32,00 m2Toilet Penyandang Cacat 6,00 m2 6,00 m2Toilet Karyawan Pria 8,00 m2 8,00 m2Toilet Karyawan Wanita 8,00 m2 8,00 m2Mushola 18,40 m2 18,40 m2Gudang 12,00 m2 12,00 m2Pantry 6,00 m2 6,00 m2Utility 6,00 m2 6,00 m2
Sub Total 759,30 388,00 m2 371,30 m2
Ruang Sirkulasi 25% 189,83 m2 97,00 m2 92,83 m2LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN 949,13 m2 485,00 m2 464,13 m2
Lantai Dasar Lantai AtasLUAS
3.4.3 LUAS LAHAN MINIMUM Dalam merencanakan bangunan PIP2B, perlu disadari kondisi terbatasnya lahan
terutama di daerah kota besar, metropolitan dan pusat kota. Beberapa kemungkinan
harus dipertimbangkan sehubungan dengan lokasi bangunan PIP2B.
• Alternatif apabila lokasi bangunan PIP2B terletak di pusat kota, maka
pemanfaatan lahan yang efisien mengakibatkan bangunan terdiri atas 2 lantai. Luas tapak yang dibutuhkan adalah minimum 2,200 m2
• Alternatif apabila lokasi bangunan PIP2B terletak di tepian kota, atau di kota yang
masih relatif rendah intensitasnya, maka bangunan PIP2B memungkinkan untuk
dikembangkan sebagai 1 lantai saja dengan lahan yang lebih luas. Luas tapak
yang dibutuhkan adalah minimum 3,100 m2.
Perhitungan kebutuhan luas tapak bangunan dan penentuan luas lahan minimum
untuk kedua alternatif diatas dapat dilihat pada tabel 3-9 dan 3-10, sedangkan
simulasi rancangan digambarkan dalam gambar 3-3 dan 3-4.
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
Tabel 3- 9 Perhitungan Kebutuhan Luas Tapak Bangunan PIP2B
Kapasitas Satuan Luas Jumlah Luas
Alternatif Bangunan 1 lantai
Total Lantai Bangunan 949.13
Ruang Pamer Outdoor 500.00 0.70 350.00
Parkir & Sirkulasi Mobil (1mobil:100m2) 9.49 30.00 284.74
Parkir & Sirkulasi Penyandang Cacat 2.00 34.10 68.20
Parkir & Sirkulasi Motor 25.00 5.00 125.00
Pedestrian 50.00 0.8 40.00
Ruang Hijau 40% 3,028.45 1,211.38
Total Luas Lahan Minimum PIP2B (1 lt) 3,028.45
Kapasitas Satuan Luas Jumlah Luas
Alternatif Bangunan 2 lantai
Total Lantai Bangunan 949.13
Bangunan Lantai Dasar thd total lantai 60% 949.13 569.48
Ruang Pamer Outdoor 500.00 0.70 350.00
Parkir & Sirkulasi Mobil (1mobil:100m2) 9.49 30.00 284.74
Parkir & Sirkulasi Penyandang Cacat 2.00 34.10 68.20
Parkir & Sirkulasi Motor 25.00 5.00 125.00
Pedestrian 50.00 0.8 40.00
Ruang Hijau 40% 2,395.70 958.28
Total Luas Lahan Minimum PIP2B (2lt) 2,395.70 Tabel 3- 10 Penentuan Luas Lahan Minimum Bangunan PIP2B
Perkiraan LuasLuas Total Lantai Bangunan 949.13 m2 920 m2
Alternatif Bangunan PIP2B 1 lantaiPerkiraan Luas Lantai Dasar 100% thd luas total 949.13 m2% Lt Dasar 30% thd luas lahanPerkiraan Luas Lahan Min 3,163.77 m2 3,100 m2
Alternatif Bangunan PIP2B 2 lantaiPerkiraan Luas Lantai Dasar 70% thd luas total 642.25 m2% Lt Dasar 30% thd luas lahanPerkiraan Luas Lahan Min 2,140.83 m2 2,200 m2
Luas Minimum
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B) 28
Gambar 3- 4 Simulasi Rencana Tapak untuk Bangunan PIP2B 1 lantai dengan Luas Lahan Minimum 3,100 m2
Gambar 3- 5 Simulasi Rencana Tapak untuk Bangunan PIP2B 2 lantai dengan Luas Lahan Minimum 2,200 m2
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
3.5 PERSYARATAN ADMINISTRASI
Setiap bangunan gedung PIP2B harus memenuhi persyaratan administrasi baik
dalam tahap pembangunan maupun tahap pemanfaatan sebagaimana bangunan
gedung negara. Persyaratan administrasi bangunan gedung negara meliputi
pemenuhan persyaratan:
1. DOKUMEN PEMBIAYAAN Setiap kegiatan pembangunan bangunan gedung PIP2B harus disertai/memiliki
bukti tersedianya anggaran yang diperuntukkan untuk pembiayaan kegiatan
tersebut yang disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai peraturan
perundangan yang berlaku yang dapat berupa Daftar Isian Proyek (DIP) atau
dokumen lainnya yang dipersamakan, termasuk surat penunjukan/penetapan
Pimpinan Proyek.
Dalam dokumen pembiayaan pembangunan bangunan gedung negara terdiri atas:
a. biaya pelaksanaan konstruksi fisik;
b. biaya perencanaan konstruksi;
c. biaya manajemen konstruksi/pengawasan konstruksi;
d. biaya pengelolaan proyek.
2. STATUS HAK ATAS TANAH Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki kejelasan tentang status hak atas
tanah lokasi tempat bangunan gedung PIP2B berdiri. Kejelasan status atas tanah
ini dapat berupa hak milik atau hak guna bangunan. Status hak atas tanah ini
dapat berupa sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah Instansi/lembaga
pemerintah/negara yang bersangkutan.
3. PERIZINAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen perizinan yang berupa:
Izin Mendirikan Bangunan, dan Izin Penggunaan Bangunan dalam hal Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan mengharuskan adanya IPB dari
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat.
4. DOKUMEN PERENCANAAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen perencanaan, yang
dihasilkan dari proses perencanaan teknis, baik yang dihasilkan oleh Penyedia
PERENCANAAN PUSAT INFORMASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN BANGUNAN (PIP2B)
Jasa Perencana Konstruksi atau Tim Swakelola Perencanaan. Di dalam proses
perencanaannya, asistensi terhadap instansi pemerintah pusat harus dilakukan.
5. DOKUMEN PEMBANGUNAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen pembangunan yang
terdiri atas: Dokumen Perencanaan, Izin Mendirikan Bangunan, Dokumen
Pelelangan, Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi, dan As Built Drawings, hasil uji
coba/test run operational, dan Sertifikat Penjaminan atas Kegagalan bangunan
sesuai ketentuan yang berlaku.
6. DOKUMEN PENDAFTARAN Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen pendaftaran untuk
pencatatan dan penetapan HDNO meliputi:
a. Fotokopi Dokumen Pembiayaan/DIP (otorisasi pembiayaan);
b. Fotokopi sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah;
c. Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;
d. Berita Acara Serah Terima I dan II;
e. As built drawings (gambar sesuai yang dilaksanakan) disertai gambar leger;
f. Fotokopi Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Surat Izin Penggunaan Ba-
ngunan (IPB) dalam hal Peraturan DaerahKabupaten/Kota yang bersangkutan
mengharuskan adanya IPB.