piloides tumor
TRANSCRIPT
Tumor Phylllodes
Tumor Phylllodes merupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor ini dapat
bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini disebut “sarcoma”
karena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan jaringan epilithial
(saluran dan kantong susu) payudara. Nama phyllodes diambil dari bahasa Yunani “phullon”
yang berarti daun karena pola pertumbuhannnya yang berbentuk seperti daun.
Nama lain tumor phyllodes antara lain: phylloides tumor, PT, cystosarcoma phyllodes,
cystosarcoma phylloides kadang juga disebut “giant fibroadenomas”
Tanda dan Gejala Tumor Phyllodes:
Tumor phyllodes akan dirasakan sebagai satu benjolan yang kenyal, dengan sisi permukaan
halus di dalam jaringan payudara anda. Kulit payudara di atas tumor tersebut dapat berwarna
kemerahan dan hangat saat disentuh.
Tipe tumor ini dapat tumbuh dengan sangat cepat-benjolan dapat tumbuh besar bahkan hanya
dalam waktu 2 minggu!
Jangan ditunggu sampai parah begini...
Seringkali tumor phyllodes rancu dengan fibroadenoma. Kedua kondisi ini sering saling keliru.
Hampir semua wanita yang didiagnosis penyakit ini merupakan wanita yang telah masuk masa
premenopausal (hampir menopause). Namun meski sangat jarang, bukan tidak mungkin seorang
gadis terkena tumor jenis ini.
Pemeriksaan dan Diagnosis Tumor Phyllodes:
Pada hasil mammogram, tumor phylodes akan terlihat batas-batasnya dengan jelas. Baik dengan
mammogram maupun USG payudara, keduanya menghasilkan citra yang sangat jelas batas-batas
tumornya.
Hasil Mammogram Tumor Phyllodes
Tumor payudara ini tidak ditemui di sekitar jaringan payudara yang mengalami mikrokalsifikasi
(penumpukan kalsium dalam payudara sehingga membentuk lapisan atau massa yang keras). Sel
yang diambil dari needle biopsy dapat diuji di laboratorium. Namun hasilnya sering rancu
dengan fibroadenoma.
Untuk diagnosis dan hasil yang lebih pasti, dapat dilakukan biopsy dengan mengambil sample
jaringan melalui operasi kecil
Pencitraan MRI dan Pengangkatan Tumor Phyllodes:
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dokter di Italia, yang membandingkan hasil
mammogram, USG dan MRI payudara, diketahui bahwa hasil MRI memberi gambar pencitraan
paling akurat dan sangat membantu dokter bedah untuk merencanakan operasi pengangkatan.
Meskipun tumor berada dekat dengan otot dinding dada sekalipun, pencitraan MRI memberikan
hasil yang lebih baik dibandingkan mammogram dan USG payudara.
Batas-batas tumornya sangat jelas.
Stadium Tumor Phyllodes:
Hampir semua kasus kanker payudara diklasifikasikan dari stadium1 sampai 4, namun untuk
tumor Phyllodes ini berbeda. Setelah operasi biopsy dilakukan, ahli patologi akan menguji sel
sample di laboratorium. Dua karakteristik yang diperhatikan adalah:
1. kecepatan perkembangbiakan/pembelahan sel
2. jumlah sel yang bentuknya tidak normal (irregularly shaped cells) dalam jaringan sample.
Berdasar dua kriteria di atas, maka akan dapat ditentukan, apakah tumor tersebut masuk
klasifikasi jinak atau ganas. Hampir semua tumor phylodes masuk kategori jinak.
Tingkat Kesembuhan Tumor Phyllodes:
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat bagus. Jika
anda berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun sangat
kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat kesembuhannya sangat
bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani operasi. Jika ada
sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas berpeluang muncul
kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang, hati, dan dinding dada. Pada
beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam penyebaran sel tumor.
Pengobatan Tumor Phyllodes:
Operasi pengangkatan tumor merupakan penangangan standar. Tumor tipe ini tidak merespon
terapi radiasi, kemoterapi, ataupun hormonal dengan baik. Jika tumor secara relatif kecil dan
jinak, biasanya akan diangkat dengan operasi lumpectomy . Tumor yang besar akan diangkat
dengan operasi mastectomy.
Operasi Phyllodes pada seorang gadis
Pesan saya, meskipun sangat jarang terjadi, rekan wanita termasuk saya harus tetap
mewaspadainya karena faktor kecepatan perkembangbiakan sel tumor yang sangat mengerikan.
Cystosarcoma Phyllodes
PENDAHULUAN
Varian jarang fibroadenoma, cystosarcoma phyllodes bertanggung jawab untuk kurang dari 1%
dari semua lesi jinak dan ganas payudara. Namanya salah karena ia jarang ganas dan biasanya
tidak kistik. Asalnya bisa dari fibroadenoma selular yang telah ada yang sekarang mengandung
satu atau lebih komponen asal mesenkim. (1)
Cystosarcoma phyllodes adalah jarang, terutama tumor jinak yang terjadi hampir semata-mata
pada payudara wanita. Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti tumor
berdaging, dan phyllo, yang berarti daun. Dengan nyata sekali, tumor menampilkan karakteristik
yang besar, sarkoma ganas, mengambil tampilan seperti-daun ketika dipotong, dan menampilkan
epitel, ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis (karena itu namanya). Karena sebagian
besar tumor itu jinak, namanya dapat menyesatkan. Dengan demikian, terminologi yang disukai
sekarang adalah tumor filodes. (2)
Adalah Johann Muller yang pertama kali memberikan nama ‘cystosarcoma phyllodes’ pada
tahun 1838, karena tumor ini seringkali kistik dan secara klasik memiliki proyeksi seperti daun
ke dalamnya. Sementara istilah-istilah ini deskriptif dengan tepat, istilah ‘sarkoma’ tidak
dibenarkan dalam mayoritas kasus, maka saran bahwa istilah ‘tumor filodes’ diganti, dengan
istilah ‘sarkoma filodes’ terbatas pada sebagian kecil yang membenarkan penunjukan ini atas
dasar histologis atau oleh perilaku klinis. Ini adalah kondisi lain dimana kebingungan merajalela,
dan banyak lagi kesalahan harus ditujukan terhadap terminologi yang tidak tepat. Semenjak
tumor tidak kistik maupun sarkoma, ‘cystosarcoma’ harus ditinggalkan mendukung tumor
filodes (jinak) atau sarkoma filodes (ganas). Kasus ini juga dijabarkan oleh Azzopardi. (3,4)
DEFINISI
Sebuah tipe tumor yang ditemukan di jaringan payudara atau prostat. Biasanya besar sekali dan
berkembang dengan cepat. Tumor ini mungkin saja benigna (bukan kanker) atau maligna
(kanker) dan bisa menyebar ke bagian lain tubuh. Juga disebut CSP atau tumor filodes. (5)
Sebuah tipe neoplasma jaringan ikat yang timbul dari stroma intralobular payudara. Ditandai
dengan pembesaran cepat massa bergerak-keras asmiteris. Secara histologis tampak seperti celah
stroma seperti daun yang dibatasi oleh sel-sel epitel. (6)
SINONIM
Cystosarcoma phylloides, cystosarcoma phyllodes, tumor filodes. (6)
ETIOLOGI
Etiologi cystosarcoma phyllodes tidak diketahui. (2)
Tumor filodes secara nyata berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena
pasien dapat memiliki kedua lesi dan gambaran histologis kedua lesi mungkin terlihat pada
tumor yang sama. Namun, apakah tumor filodes berkembang dari fibroadenoma atau keduanya
berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat muncul de novo, tidaklah jelas.
Noguchi dan kolega telah mempelajari pertanyaan ini dengan analisis klonal dalam tiga kasus
dimana fibroadenoma dan tumor filodes diperoleh berurutan dari pasien yang sama. Pada
masing-masing kasus, kedua tumor monoklonal dan memperlihatkan alel inaktif yang sama.
Mereka berargumen dengan meyakinkan bahwa tumor filodes memiliki asal yang sama dengan
fibroadenoma, fibroadenoma tertentu dapat berkembang menjadi tumor filodes. (3)
Studi menarik oleh Yamashita dkk, mengamati immunoreactive endothelin 1 (irET-1), contoh
perilaku dimana ilmu pengetahuan moderen menjelaskan mekanisme yang akan dengan pasti
terbukti penting dalam memahami kedua fungsi normal payudara dan patologi, sementara
memungkinkan pergeseran dalam penekanan dari model rodentia ke studi manusia. Level
jaringan irET-1 diukur dengan ekstrak dari 4 tumor filodes dan 14 fibroadenoma.
Immunoreactive endothelin 1 dapat dibuktikan dalam semua kasus, namun levelnya jauh lebih
tinggi pada tumor filodes dibandingkan pada fibroadenoma. Endothelin 1 pada prinsipnya
merupakan vasokonstriktor kuat, namun juga memiliki banyak fungsi lainnya. Ia menyebabkan
stimulasi sederhana DNA fibroblas payudara, namun dapat digabungkan dengan insulin-like
growth factor 1 (IGF-1) untuk menciptakan stimulasi kuat. ET-1 tidak terdapat pada sel epitel
payudara normal, namun reseptor ET-1 spesifik terdapat pada permukaan sel stroma normal.
Reseptor ET-1 dijumpai pada permukaan sel dari sel-sel stroma tumor filodes namun sel-sel
immunoreactive ditemukan dalam sel-sel epitel tapi bukan sel-sel stroma, memberi kesan bahwa
ET-1 disintesis oleh sel epitel tumor filodes. Dengan demikian hal tersebut menyediakan
kemungkinan mekanisme parakrin pada stimulasi pertumbuhan stroma cepat yang selalu terlihat
bersama tumor filodes. (3)
Apa yang penting adalah bahwa tumor filodes tidak seharusnya dibingungkan dengan sarkoma
murni (tanpa elemen epitel sama sekali), untuk memiliki tingkat lebih besar pada keganasan dan
gumpalan keduanya sama-sama bisa mengaburkan sifat jinak dasar kebanyakan tumor filodes.
Imunositokemistri dan mikroskop elektron memperlihatkan bahwa sel stroma pada kedua tumor
filodes jinak dan ganas merupakan campuran dari fibroblas dan miofibroblas. Teknik-teknik ini
membebaskan perbedaan dari leiomiosarkoma dan mioepitelioma, yang dapat menyerupai tumor
filodes menunjukkan reaksi yang sama sekali berbeda. (3)
PATOFISIOLOGI
Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang paling sering terjadi, meskipun
hanya mewakili 1% dari tumor payudara. Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan
biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor yang relatif besar, dengan ukuran rata-
rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan. (2)
FREKUENSI
Tidak ada perbedaan dalam frekuensi tumor filodes yang terlihat muncul diantara pasien-pasien
dari Amerika Serikat dan pasien-pasien dari negara lain. Tumor filodes diperkirakan sekitar 1%
dari total neoplasma payudara. (2)
MORTALITAS/MORBIDITAS
Karena data yang terbatas, persentase tumor filodes jinak dibanding ganas tidak terdefenisi
dengan baik. Laporan yang ada mengindikasikan bahwa sekitar 80-95% tumor filodes adalah
jinak dan itu sekitar 10-15% adalah ganas. (2)
Meskipun tumor jinak tidak bermetastase, namun mereka memiliki kecenderungan untuk tumbuh
secara agresif dan rekuren secara lokal. Mirip dengan sarkoma, tumor maligna bermetastase
secara hematogen. Sayangnya, gambaran patologis tumor filodes tidak selalu meramalkan
perilaku klinis neoplasma; karenanya pada beberapa kasus terdapat tingkat ketidakpastian
tentang klasifikasi lesi. Ciri-ciri tumor filodes maligna adalah sebagai berikut: (2)
Tumor maligna berulang terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal
Paru merupakan tempat metastase yang paling sering, diikuti oleh tulang, jantung, dan
hati
Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari sesegera beberapa bulan
sampai paling lambat 12 tahun setelah terapi awal
Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal
Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi
Kasarnya 30% pasien dengan tumor filodes maligna meninggal karena penyakit ini
RAS, JENIS KELAMIN DAN USIA
Predileksi tampaknya tidak ada untuk tumor filodes. (2)
Tumor filodes muncur hampir secara eksklusif pada wanita. Laporan kasus jarang telah
dijelaskan pada pria. (2)
Tumor filodes dapat terjadi pada segala usia; namun usia pertengahan adalah dekade kelima
kehidupan. (2)
Beberapa fibroadenoma juvenil pada remaja dapat terlihat seperti tumor filodes secara histologis;
namun, mereka berperilaku jinak sama seperti fibroadenoma lainnya. (2)
GAMBARAN KLINIS
Haagensen melaporkan kira-kira satu tumor filodes untuk setiap 40 fibroadenoma. Distribusi usia
luas, dari 10-90 pada seri Haagensen dari 84 pasien, namun dengan mayoritas antara 35 dan 55
tahun. Tumor bilateral sangat jarang, meskipun sebuah kasus luar biasa dari tiga buah tumor
terpisah pada jaringan payudara ektopik aksila bilateral juga payudara normal telah dilaporkan.
Tumor filodes jarang pada pasien dibawah usia 20 tahun, ketika muncul untuk memberikan
reaksi terutama dengan cara jinak, tanpa memperhatikan corak histologis. Juga telah dijelaskan
dalam kelenjar mirip mammae di vulva, payudara pria dan di prostat dan vesikula seminalis. (3)
Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien datang, namun
tumor-tumor tidak menetap dalam arti karsinoma besar. Hal ini disebabkan mereka khususnya
tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar payudara, atau seluruhnya, dan
menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih memperlihatkan sejumlah mobilitas pada
dinding dada. (3)
Anamnesa (2)
Pasien khususnya muncul dengan massa payudara keras, bergerak, berbatas jelas, tidak
lunak
Sebuah massa kecil dapat dengan cepat berkembang ukurannya dalam beberapa minggu
sebelum pasien mencari perhatian medis
Tumor jarang melibatkan kompleks puting-areola atau meng-ulserasi kulit
Pasien dengan metastase bisa muncul dengan gejala seperti dispnoe, kelelahan, dan nyeri
tulang
Pemeriksaan fisik (2)
Disadari adanya massa payudara keras, bergerak, berbatas-jelas, tidak lunak
Secara ganjil, cystosarcoma phylloides cenderung melibatkan payudara kiri lebih sering
dibandingkan payudara kanan
Diatas kulit mungkin terlihat tampilan licin dan cukup translusen untuk memperlihatkan
vena payudara yang mendasarinya
Temuan fisik (misal, adanya massa bergerak dengan batas jelas) mirip dengan yang ada
pada fibroadenoma
Tumor filoides umumnya bermanifestasi sebagai massa lebih besar dan memperlihatkan
pertumbuhan yang cepat
Temuan mamografi (misal, tampilan kepadatan bundar dengan batas halus) juga serupa
dengan yang terdapat fibroadenoma
Tumor maligna rekuren terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal
Paru merupakan tempat metastase paling sering, diikuti oleh tulang, jantung dan hati
Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari sesegera beberapa bulan
sampai paling lambat 12 tahun setelah terapi awal
Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal
Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi
Hitungan kasar 30% pasien dengan tumor filoides maligna meninggal karena penyakit ini
PERILAKU TUMOR
Sementara tumor filoides memperlihatkan kecenderungan jelas untuk berulang secara
lokal jika dieksisi dengan batas dekat, metastasis lokal atau jauh adalah jarang. Faktanya,
tumor-tumor tersebut dinilai sebagai jinak setelah studi histologis menyeluruh dapat
diharapkan memiliki prognosis yang baik, khususnya jika pada awalnya diterapi dengan
eksisi komplit. Tumor yang secara histologi maligna (sarkoma filoides) tidak dapat
diprediksi perilakunya. Studi pusat-tunggal dari 32 kasus memberikan indikasi perilaku
yang wajar. Tumor-tumor jinak tidak memperlihatkan rekurensi jika dieksisi komplit,
namun setengahnya (6 dari 13) yang dieksisi tak-komplit mengalami rekurensi lokal.
Tidak terdapat rekurensi yang terlihat setelah eksisi komplit pada empat batasan dan
empat tumor maligna, namun eksisi tak komplit tumor maligna mengarah pada penyakit
dinding dada tak-terkontrol. (3)
Pada umumnya, rekurensi lokal tumor jinak tetap jinak, namun transformasi ke
malignansi dapat terjadi dan ledakan malignansi telah dilaporkan setelah 15 episode
rekurensi lokal jinak. (3)
Prognosis menyenangkan secara keseluruhan terlihat pada seri Haagensen, dimana hanya
empat dari 84 pasien yang diketahui mengalami metastase. Sementara kita menemukan
rekurensi lokal pada pasien, tak satupun yang mengalami metastase. Seri terbaru 66 kasus
dari Mayo Clinic menegaskan bahwa yang paling berperilaku derajat-rendah, tumor non-
metastasis, namun baik evaluasi histologis maupun analisis DNA dengan aliran sitometri
memberikan penilaian perilaku yang dapat dipercaya pada tumor individual. (3)
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada penanda tumor hematologik atau uji darah lainnya yang bisa digunakan untuk
mendiagnosa cystosarcoma (2)
Studi Pencitraan
Meski mamografi dan ultrasonografi umumnya penting dalam diagnosis lesi payudara, namun
keduanya sangat tidak dapat diandalkan dalam membedakan cystosarcoma phyllodes jinak dari
bentuk kondisi ganas ataupun dari fibroadenoma. Dengan demikian, temuan pada studi
pencitraan bukanlah diagnosis pasti dari cystosarcoma phyllodes. (2)
Prosedur (2)
FNA untuk pemeriksaan sitologi biasanya tidak memadai untuk diagnosis tumor filoides.
Biopsi jarum lebih dapat dipercaya, namun masih bisa terdapat kesalahan pengambilan
sampel dan kesulitan dalam membedakan lesi dari sebuah fibroadenoma
Biopsi payudara eksisi terbuka untuk lesi lebih kecil atau biopsi insisional untuk lesi
lebih besar adalah metode pasti untuk mendiagnosis tumor filoides
Temuan histologis
Semua tumor filoides mengandung komponen stroma yang dapat bervariasi dalam tampilan
histologis dari satu lesi ke lesi lainnya. Umumnya, tumor filoides jinak memperlihatkan
peningkatan jumlah mencolok pada fibroblas fusiformis reguler dalam stroma. Adakalanya, sel-
sel sangat anaplastik dengan perubahan miksoid yang diamati. Atipia seluler tingkat tinggi,
dengan peningkatan selularitas stroma dan peningkatan jumlah mitosis, hampir selalu diamati
pada bentuk maligna cystosarcoma phylloides. Secara ultra-struktural, pada tumor filoides
bentuk jinak dan ganas, nukleolus dapat mengungkapkan nukleolonema yang bertautan kasar dan
sisterna berlimpah dalam retikulum endoplasma. (2)
PENATALAKSANAAN
Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus diterapi dengan
enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak. (3)
Sitologi aspirasi dapat memberi kesan diagnosis tumor filoides namun histologi yang lebih tepat
pada biopsi jarum inti dibutuhkan sebelum merencanakan pengobatan. (3)
Situasinya kurang jelas pada pasien yang lebih tua. Beberapa dokter bedah memiliki pengalaman
cukup untuk menjadi dogmatis mengenai man
ajemennya. Haagensen melaporkan satu dari seri terbesar, dan merekomendasikan eksisi lokal
luas sebagai pendekatan primer pada penanganan tumor filoides jinak. Dia memiliki angka
rekurensi lokal sebesar 28% diantara 43 pasien yang ditangani dengan eksisi lokal, dengan
follow-up minimal 10 tahun. Namun hanya 3 dari rekurensi tersebut yang menuntut mastektomi
sekunder, dan tak satupun yang meninggal akibat tumor ini. Hanya 1 dari 21 pasien yang diterapi
dengan mastektomi (simpel atau radikal) mengalami rekurensi lokal; ini adalah sarkoma filoides
yang dengan cepat menimbulkan metastasis lokal dan sistemik. Angka rekurensi lebih tinggi
untuk tumor filoides jinak dibandingkan ganas telah dilaporkan dalam sejumlah seri,
mencerminkan pendekatan bedah yang lebih sederhana untuk tumor-tumor yang diperkirakan
kurang serius. (3)
Jelas bahwa eksisi tak-komplit merupakan penentu utama rekurensi pada lesi jinak dan
menengah. Mengapa rekurensi tinggi dilaporkan dari kebanyakan seri sementara hal ini begitu
baik diperlihatkan? Ada dua alasan utama: kegagalan untuk mengantisipasi kemungkinan tumor
filoides dan kegagalan mendefinisikan tenik yang akan meyakinkan eksisi komplit. Yang
pertama dapat dijumpai hanya dengan kecurigaan tingkat tinggi, dan penilaian rangkap tiga pada
semua massa sebelum pembedahan. Khususnya penting untuk menghindari biopsi eksisi sebagai
prosedur diagnostik karena hampir tidak mungkin mempengaruhi batas eksisi tegas dari rongga
biopsi, dimana hal ini dilakukan sebagai prosedur primer sementara tumor masih in situ. Untuk
alasan ini, diagnosis histologis harus dibuat dengan biopsi jarum-inti, atau setidaknya tidak ada
prosedur lebih besar selain biopsi insisi. (3)
Eksisi makroskopik komplit, dengan usulan batas 1 cm, dapat dipastikan dengan teknik yang
tepat. Dengan teknik eksisi biasa sementara menempatkan traksi pada massa, mudah untuk
melakukan diseksi terlalu dekat ke tumor pada beberapa titik diseksi. Cara yang dapat dipercaya
untuk menghindari hal ini adalah agar dokter bedah menempatkan jari-jari kiri pada massa, dan
memotong diluar jari, dengan traksi hanya pada jaringan payudara sekitarnya. (3)
Untuk lesi kecil dimana diagnosis diusulkan oleh penilaian rangkap tiga atau tampilan
makroskopik (lunak, coklat, tampilan berdaging), tumor harus dieksisi dengan batas 1-cm dari
jaringan payudara normal. Jika histologinya jinak, hal ini merupakan penatalaksanaan yang
cukup, dengan eksisi quadrantic (seperempat-lingkaran) untuk lesi menengah. Dimana diagnosis
pertama kali dikenali pada pemeriksaan histologi dari spesimen biopsi eksisi, eksisi quadrantic
jaringan parut direkomendasikan dengan maksud memastikan bersihan lokal yang memenuhi
syarat. Untuk lesi besar dan lesi rekuren, pembersihan yang baik pasti melibatkan mastektomi
mendekati-total dan kami lebih menyukai mastektomi sederhana, dengan rekonstruksi menengah
yang seharusnya diharapkan pasien. Terdapat beberapa bukti meningkatnya insiden karsinoma
payudara yang berhubungan, serentak atau selanjutnya, pada pasien dengan tumor filoides dan
hal ini merupakan alasan tambahan untuk follow-up jangka panjang yang teliti terhadap pasien-
pasien yang demikian. (3)
Terapi Bedah
Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, melakukan eksisi luas normal, dengan
lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun, batas 2 cm
untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan. (2)
Lesi tidak seharusnya “dikupas keluar”, seperti yang mungkin dilakukan dengan fibroadenoma,
atau angka rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat. (2)
Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil kosmetik
yang memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa
rekonstruksi, adalah sebuah alternatif.
Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan.
Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara
klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel
maligna.
KOMPLIKASI (2)
Seperti kebanyakan operasi payudara, komplikasi paska operasi dari penatalaksanaan bedah
tumor filoides termasuk berikut ini:
Infeksi
Pembentukan seroma
Rekurensi lokal dan/atau jauh
PROGNOSIS (2)
Meskipun cystosarcoma phylloides dianggap sebagai tumor jinak secara klinis,
kemungkinan untuk rekurensi lokal setelah eksisi selalu ada, khususnya dengan lesi yang
memperlihatkan histologi maligna. Tumor setelah pengobatan awal dengan eksisi lokal
luas, yang rekuren secara lokal idealnya diterapi dengan mastektomi total.
Penyakit metastase khususnya diamati pada paru, mediastinum dan tulang.
Sajian klinis beragam
Jika tumor jinak, prognosis jangka panjang baik sekali mengikuti eksisi lokal yang
memadai
Jika tumor berulang recara lokal setelah eksisi, eksisi lokal berikutnya atau mastektomi
total khususnya kuratif