tumor mata1

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian tubuh yang lain, sekitar satu persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena mata alat vital dan pengobatannya terkadang sulit sehingga harus mengorbankan penglihatan. Karena itu, sering terjadi tawar-menawar antara dokter dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap pengangkatan tumor ganas mengharuskan tepi sayatan bebas dari sel-sel tumor, artinya sayatan harus dilakukan beberapa milimeter sampai beberapa centimeter di luar jaringan tumor. Bisa dibayangkan, betapa sulit mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa harus mengorbankan bola mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian, hal inilah yang menimbulkan kekambuhan dan akhirnya membawa kematian. 1.2 TUJUAN Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut : 1

Upload: mardiani-agung-novita-syahrial

Post on 18-Dec-2014

59 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tumor Mata1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian

tubuh yang lain, sekitar satu persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena

mata alat vital dan pengobatannya terkadang sulit sehingga harus

mengorbankan penglihatan. Karena itu, sering terjadi tawar-menawar antara

dokter dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap

pengangkatan tumor ganas mengharuskan tepi sayatan bebas dari sel-sel tumor,

artinya sayatan harus dilakukan beberapa milimeter sampai beberapa

centimeter di luar jaringan tumor.

Bisa dibayangkan, betapa sulit mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa

harus mengorbankan bola mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan

matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian, hal inilah yang

menimbulkan kekambuhan dan akhirnya membawa kematian.

1.2 TUJUAN

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah

ini antara lain sebagai berikut :

A. Untuk mengetahui landasan teoritis tumor mata

B. Untuk mengetahui landasan teoritis asuhan keperawatan tumor mata

C. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien tumor

mata

1

Page 2: Tumor Mata1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

A. Definisi

Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor

sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai

kanker.

Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Tumor orbita adalah

tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga

merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar air

mata.

B. Etiologi

Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola

mata. Umumnya diketahui setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan

pergerakan mata, atau terasa sakit.

Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor

mata terutama faktor genetik. Selain itu sinar matahari, terutama sinar

2

Page 3: Tumor Mata1

ultraviolet dan infeksi virus Papiloma. Tumor mata juga bisa akibat

penjalaran dari organ tubuh lain, seperti dari paru, ginjal, payudara, otak

sinus, juga leukemia dan getah bening. Sebaliknya, sel tumor mata yang

terbawa aliran darah sering mencapai organ vital lain seperti paru, hati atau

otak, dan menyebabkan kanker di organ itu. Penderita tumor mata, kecuali

retino blastoma, umumnya berusia 24-85 tahun.Sebagian besar tumor

orbita pada anak-anak bersifat jinak dan karena perkembangan abnormal.

Tumor ganas pada anak-anak jarang, tetapi bila ada akan

menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek.

C. Klasifikasi

Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:

a. Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti:

Tumor palpebra, yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata

Misalnya : Tumor Adeneksa, tumor menyerang kelopak mata

(bagian kulit yang dapat membuka dan menutup).

Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan

konjungtiva yang melapisi mata bagian depan

b. Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata.

Contoh : Retinoblastoma(RB). Jenis ini adalah tumor ganas retina dan

merupakan tumor primer bola mata terbanyak pada anak.

c. Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata.

D. Epidemiologi

Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-

neoplasma. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Tumor ganas

terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan sekitar infiltrat, sambil

merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak

menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan

biasanya tidak mengalami metastasis.

3

Page 4: Tumor Mata1

Apabila ada massa tumor yang mengisi ronggga orbita maka bola

mata akan terdorong ke arah luar yang dalam bahasa kedokteran di sebut

proptosis (mata menonjol). Arah tonjolan bola mata bergantung pada asal

massa tumor. Tumor orbita bisa berasal dari semua jaringan di sekitar bola

mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung atau

penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor orbita dapat terjadi pada orang

dewasa ataupun anak-anak. Tumor orbital dapat jinak atau ganas. Mereka

dapat terjadi baik pada anak dan dewasa.

Anak Dewasa

Jinak Ganas Jinak Ganas

Kista Dermoid Rhabdomiosarkoma Meningioma Limphoma

Fibrous dysplasia Sarkoma Ewings Glioma saraf optik Mestatases

Contoh1:

(a)

Pasien dengan kelopak atas kiri

bengkak dan kepenuhan

(b)

CT scan menunjukkan masa limphoma

pada bagian superonasal orbit

4

Page 5: Tumor Mata1

Contoh 2:

(a)

Pasien dengan protrusi mata

kiri

(b)

CT scan menunjukkan masa lymphoma di kiri orbit, lokasi dan

penampakan masa saran tipe tumor kelenjar lakrimal ganas

disebut adenoma pleomorfik.

Seperti ditunjukkan contoh diatas, CT scan berguna dalam diagnosis

dan biopsy sering kali memberikan garansi untuk membantu diagnosis dan

manajemen pasien.

Tumor orbita relatif jarang dijumpai. Pada proses pengambilan

ruangan di orbita penderita biasanya datang dengan keluhan seperti ada

benjolan yang menyebabkan perubahan bentuk wajah, protopsis, nyeri peri

okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa tumor yang jelas nampak.

Insiden tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode pemeriksaan yang

dipakai. Frekwensi relatif benigna dan maligna menurut handerson (1984);

disebutkan sebagai berikut : karsinoma (primer metastasis dan

pertumbuhan terus 21 %, kista 12 %, tumor vaskular 10 %, meningioma 9

%, malformasi vaskuler 5% dan tumor saraf tengkorak 4%, serta glioma

optikus dan neurisistik 5%.

Prognosis atau angka keberhasilan kelangsungan hidup penderita

tumor orbita mencapai 80%, artinya masih ada harapan hidup yang cukup

baik. Angka kematian sangat dipengaruhi oleh stadium dari tumor itu

sendiri. Tentu saja pada stadium lanjut angka kelangsungan hidupnya

lebih buruk. Pada jenis-jenis tertentu angka kekambuhannya juga cukup

tinggi.

5

Page 6: Tumor Mata1

E. Patologi

Tumor bisa tumbuh dari struktur yang terletak didalam atau sekitar

orbit:

a. Kelenjar lakrimal:

Adenoma fleomorfik: tumor kelenjar saliva dan paling umum di

jumpai pada kelenjar parotid biasanya jinak, tapi rekurensi terjadi bila

tidak dilakukan eksisi lengkap.

b. Karsinoma

Jaringan limfoid:

Limfoma: kanker sel darah putih yang disebut limfosit-B, atau sel-B

Retina:

Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat ganas.

c. Melanoma

Tulang:

o Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal atau ethmoid, bisa

menyebabkan mukosel frontal.

o Kista dermoid, adalah suatu kista atau tumor yang berisi cairan

kental seperti bubur yang disebut sebum, bisa berisi rambut,

dimana kantungnya dilapisi oleh dermis. Umumnya letaknya pada

bidang garis tengah tubuh. Dapat tumbuh di kepala, badan atau

perut . Didapatkan pada anak-anak atau pada bayi sejak lahir.

o Kista epidermoid adalah suatu kista yang kantungnya dilapisi

epidermis berisi massa kental. Sering terdapat di kulit telapak kaki

atau tangan. Penyebabnya diduga trauma dimana sel epidermis

masuk ke subkutan dan tumbuh disana.

d. Sinus paranasal, nasofaring:

Karsinoma: Sering menginvasi dinding medial orbit pada tahap dini

penyakit.

e. Selubung saraf optik:

Meningioma: sering meluas keintrakranial melalui foramen optik.

6

Page 7: Tumor Mata1

f. Saraf optik:

Glioma (astrositoma pilositik): tumor yang tumbuh di berbagai bagian

otak. Tumbuh sangat lambat.

Neurofibroma/neurinoma: benjolan seperti daging yang lembut, yang

berasal dari jaringan saraf.

g. Jaringan ikat:

Rabdomiosarkoma: Tumor anak-anak ganas dengan pertumbuhan

dan penyebaran lokal cepat.

h. Metastasis melalui darah:

Dewasa:

Karsinoma 'breast'

Karsinoma bronchial

Anak-anak:

Neuroblastoma

Sarkoma Ewing

Leukemia

Tumor testikuler

i. Lesi orbital non-neoplastik:

Hemangioma/limfangioma kavernosa: Lesi jinak yang sering

terjadi pada dewasa.

Pseudotumor

Eksoftalmos endokrin

Granulomatosis Wagener

Histiositosis X

Sarkoidosis

Fistula karotid-kavernosa tampil dengan eksoftalmos

pulsatif.

F. Manifestasi Klinis

7

Page 8: Tumor Mata1

a. Nyeri orbital

Jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan

gambaran khas 'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.

b. Proptosis

Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering

dijumpai, berjalan bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau

tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas).

c. Arah bola mata tidak lurus kedepan

d. Turunnya penglihatan sampai buta

Penglihatan terganggu akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau

tak langsung akibat kerusakan vaskuler.

e. Penglihatan ganda

f. Nyeri

g. Merah

h. Pembengkakan kelopak atau terlihatnya massa tumor

Mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula

karotid-kavernosa.

i. Palpasi

Bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau

bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan

mukosel.

j. Pulsasi

Menunjukkan lesi vaskuler; fistula karotidkavernosa atau malformasi

arteriovenosa, dengarkan adanya bruit.

k. Gerak mata

Sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin

akibat oftalmoplegia endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI

pada fisura orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus

kavernosus.

G. Patofisiologi

8Berfungsinya

onkogen(karsinogenic

Agent)

Gangguan mekanisme

pengendalian pertumbuhan

normal

Page 9: Tumor Mata1

9

Infeksi virus( Virus SV –4)

Mutasi gen pengendali pertumbuhan

Perubahan epitel daerah orbital/operasi

Jinak (Epidermoid, sel besar, adeno carsinoma )

- Kohesif- Tumbuh

lambat- Pola teratur- Berkapsul

Ganas/kanker (Sel kecil/oat cell)

- Kurang kohesif- Pertumbuhan cepat- Pola tidak teratur- Tidak berkapsul

KecemasanPersiapan operasiPenekanan reseptor Pada orbita

mengeluarkan prostalagnin,

serotonin, bradikinin, norefinefrin, ion

hidrogen, ion kalium dan subtance P

BenjolanPada daerah

orbita

Ggn body imagge

Operasi

Resiko terjadi cedera ( Posisi

operasi/hipotermi

Pemakaian anastesi

Tindakan operatif/konservatif/paliatif

Kekurangan volume cairan

Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Nyeri

Post operasiKerusakan jaringan

Resiko ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

Post Anestesi

Suhu lingkungan yang rendah, lemak sub kutan tipis, adaptasi

terhadap suhu rendah -, penurunan metabolisme akibat

puasa

Puasa, perdarahan

Page 10: Tumor Mata1

H. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Sebagian tumor orbita dapat dengan mudah diidentifikasi, namun ada

tumor orbita yang tidak terihat sampai berkembang membesar sehingga

menimbulkan kelainan di orbita. Tumor orbita sering didiagnosa dengan

bantuan CT-Scan atau MRI, sementara itu diagnosa pasti melalui

pemeriksaan patologi anatomi.

a. Foto polos orbit

Menunjukkan erosi lokal (keganasan), dilatasi foramen optik

(meningioma, glioma saraf optik) dan terkadang kalsifikasi

(retinoblastoma, tumor kelenjar lakrimal). Meningioma sering

menyebabkan sklerosis lokal.

b. CT scan orbit

Menunjukkan lokasi tepat patologi intraorbital dan memperlihatkan

adanya setiap perluasan keintrakranial.

c. Venografi orbital

Mungkin membantu.

10

Resiko terjadi cedera (hipotermi)

Kekurangan volume cairan

Page 11: Tumor Mata1

d. Pencitraan tomografi terkomputer pada tumor orbita

Tomografi terkomputer ini sangat membantu

karena dengan alat itu dapat terlihat dengan

jelas seluruh jaringan lunak orbita dan

tulang-tulangnya sekalipun. Dengan

tomografi terkomputer diperoleh kesehatan

nilai akurasi sampai sekitar 80-85 %, hal ini

dapat dicapai, oleh karena dengan

pemeriksaan tomografi terkomputer tampak

perbedaan densitas jaringan yang

rnembentuk jenis tumor tersehut Untuk lesi

yang terletak di retrobulbair dengan

pemeriksaan tomografi terkomputer

didapatkan nilai akurasi 99.4 %. Hasil

pemeriksaan tomografi terkomputer yang

negatif palsu dapat terjadi bila lesi terbatas

di daerah bulbus okuli.

Pemeriksaan diagnostik pada mata secara umum sebagai berikut :

a. Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan

dan sentral penglihatan) ; mungkin terganggu dengan kerusaakan

kornea, lensa, aqueus atau vitreus Humour, kesalahan refraksi atau

penyakit system saraf atau penglihatan ke retina atau jalan optic.

11

Page 12: Tumor Mata1

b. Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh CSV, massa

tumor pada hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau

Glaukoma.

c. Tonografi ; mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)

d. Gonioskopi ; membantu membedakan sudut terbuka dan sudut

tertutup pada glaukoma.

e. Oftalmoskopi ; mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi

lempeng optic, papiledema, perdarahan retina dan mikroanurisme.

Pemeriksaan darah lengkah, laju sedimentasi (LED) ; menunjukkan

anemia sistemik / infeksi.

I. Penatalaksanaan

Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi,

dan tipe tumor. Sebagian tumor orbita hanya membutuhkan terapi medis

(obat-obatan) dan sebagian membutuhkan tindakan yang lebih radikal

yaitu mengangkat secara total massa tumor, sebagian lainnya tidak

membutuhkan terapi. Kadang-kadang setelah pengangkatan massa tumor

pasien masih membutuhkan terapi tambahan seperti radioterapi (sinar) dan

kemoterapi.

a. Tumor jinak

Memerlukan eksisi, namun bila kehilangan penglihatan merupakan

hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan pendekatan konservatif.

b. Tumor ganas

Memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga berreaksi baik

dengan khemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal karsinoma

kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal.

Pendekatan operatif :

Pengobatan tumor mata umumnya bersifat operatif. Kadang-kadang

diperlukan pemberian obat antikanker (sitostatika) atau penyinaran. Organ

12

Page 13: Tumor Mata1

mata relatif kecil, sehingga operasi tumor sering sulit dilakukan tanpa

mengorbankan mata, apalagi jika datang pada stadium lanjut. Selain itu,

penanganan tumor harus tuntas, operasi tidak bersih menyebabkan

kekambuhan.

a. Orbital medial, untuk tumor anterior, terletak dimedial saraf optik.

b. Transkranial-frontal, untuk tumor dengan perluasan intrakranial atau

terletak posterior dan medial dari saraf optik.

c. Lateral, untuk tumor yang terletak superior, lateral, atau inferior dari

saraf optik.

Prioritas Keperawatan

a. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut

b. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / penurunan ketajaman

penglihatan

c. Mencegah komplikasi

d. Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan

kebutuhan pengobatan

J. Komplikasi

a. Glaukoma, adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak

normal atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan

kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan.

b. Keratitis ulseratif, yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya

destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea.

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang

pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.

2.2 LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengkajian Identitas Klien

Pasien (diisi lengkap)

13

Page 14: Tumor Mata1

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Tgl Masuk RS :

Penanggung Jawab (diisi lengkap)

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. Pengkajian Riwayat Kesehatan

Keluhan utama

(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian).

Apakah klien mengalami gangguan penglihatan/adanya benjolan

pada mata.

Riwayat kesehatan sekarang

(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).

Apakah ada benjolan pada daerah sekitar mata/dahi, ada perasaan

yang tidak nyaman akibat adanya benjolan, nyeri, takut. Tampak

benjolan pada daerah orbita, kaji ukuran benjolan, jenis benjolan

(keras, lunak, mobile/tidak ).

Riwayat kesehatan yang lalu

14

Page 15: Tumor Mata1

(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah

diderita oleh pasien).

Apakah klien punya riwayat trauma pada mata atau riwayat

penyakit tumor, memiliki faktor resiko penyakit mata (memiliki

diabetes, tekanan darah tinggi, riwayat penyakit mata dalam

keluarga seperti glaukoma, atau mengkonsumsi obat-obatan yang

mempengaruhi mata).

Riwayat kesehatan keluarga

(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga

yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun

tidak).

Apakah ada anggota keluarga yang juga pernah terkena penyakit

tumor mata, tumor lain, atau penyakit degeneratif lainnya

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

GCS

Tanda Vital ( tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)

Kesadaran

Pemeriksaan Mata : Status lokalis (Visus, koreksi, skiaskopi,

tonometri, kedudukan, pergerakan, Palpebrae Superior, Palpebrae

inferior, Konjungtiva palpabrae, Konjungtiva bulbi, Konjungtiva

forniks, skera, iris, pupil, lensa, funduskopi, refleks fundus, Corpus

Vitreum, tens oculi, Sistem Lakrimalis

B. Pengkajian 11 Fungsional Gordon

Pengkajian berdasarkan pola fungsional Gordon preoperasi

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Tanyakan pada klien bagaimana pemahaman pasien dan

keluarga tentang rencana prosedur bedah dan kemungkinan

15

Page 16: Tumor Mata1

gejala sisanya yang dikaji bersamaan dengan reaksi pasien

terhadap rencana pembedahan mata.

Menanyakan pada klien tentang pengalaman pembedahan,

pengalaman anestesi, riwayat pemakaian tembakau, alkohol,

obat-obatan.

Biasanya klien mengalami perubahan status kognitif karena

pembedahan yang akan dihadapi.

2. Pola nutrisi metaboli k

Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit

dan pola makan setelah sakit?

Apakah ada perubahan pola makan klien?

Kaji apa makanan kesukaan klien?

Kaji riwayat alergi makanan maupun obat-obatan tertentu.

Tanyakan kebiasaan makanan yang dikonsumsi klien, apakah

klien sebelumnya jarang mengonsumsi makanan yang

mengandung vitamin A, dan vitamin E

Biasanya klien dengan glaukoma akut akan merasa mual /

muntah

3. Pola eliminasi

Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien apakah

mengalami gangguan?

Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?.

4. Pola aktivas latihan

Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari

sebelum menghadapi pembedahan, apakah klien dapat

melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga?

Apakah aktivitas terganggu karena gangguan penglihatan yang

dihadapinya?

5. Pola istirahat tidur

Kaji perubahan pola tidur klien sebelum menghadapi oprasi,

berapa lama klien tidur dalam sehari?

16

Page 17: Tumor Mata1

Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur, seperti nyeri

pada mata, pusing, dan lain lain.

Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan

tidur dan istirahat (Ruth F. Craven, Costance J Himle, 2000).

Pada pasien preoperasi yang terencana mengalami kecemasan

yang mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur antara 3 – 5

jam, sedangkan kebutuhan tidur dan istirahat normal adalah

antara 7 – 8 jam. (Gunawan L, 2001).

6. Pola kognitif persepsi

Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan

penglihatan

Apakah klien mengalami kesulitan saat membaca atau melihat

Apakah menggunakan alat bantu melihat

Bagaimana hasil visus

Apakah ada keluhan pusing dan bagaimana gambarannya

Klien akan mengalami gangguan penglihatan (kabur/ tak jelas),

sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap

penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/

merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/ kabur, tampak

lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan

perifer, fotofobia. Perubahan kacamata / pengobatan tidak

memperbaiki penglihatan.

Pada mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil

(katarak). Pupil menyempit dan merah / mata keras dengan

kornea berawan (glaucoma akut). Peningkatan air mata.

Adanya ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma

kronis). Nyeri tiba-tiba/ berat menetap atau tekanan pada sekitar

mata, sakit kepala (glaucoma akut)

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang

dideritanya apakah klien merasa rendah diri ?

17

Page 18: Tumor Mata1

Biasanya klien akan takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan

setelah operasi.

Apakah sering merasa marah, cemas, takut, depresi, karena

terjadi perubahan dalam penglihatan.

8. Pola peran hubugan

Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan

selama dirawat di Rumah Sakit dan bagaimana hubungan sosial

klien dengan masyarakat sekitarnya?

Pola peran hubungan klien dengan orang lain tergantung dengan

kepribadiannya. Klien dengan kepribadian tipe ekstrovert pada

orang biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul, terbuka,

hubungan dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitar. Hal ini akan menyebabkan

seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta dapat mengurangi

rasa cemas dalam menghadapi pra operasi.

9. Pola reproduksi dan seksualitas

Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan?

Apakah ada perubahan kepuasan pada klien berkaitan dengan

kecemasan dan ketakutan sebelum operasi?

Pada pasien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang

mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada

kemampuan seksualnya

10. Pola koping dan toleransi stress

Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah?

Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan

stres?

Pada pasien pre operasi dapat mengalami berbagai ketakutan .

Takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian,

takut tentang ketidaktahuaan atau takut tentang derformitas atau

ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan

ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer and Bare, 2002).

18

Page 19: Tumor Mata1

11. Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi

pembedahan?

Pengkajian pola fungsional Gordon postoperasi

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit

yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien?

Bagaimana pandangan klien tentang penyakitnya setelah

pembedahan?

Apakah klien merasa lebih baik setelah pembedahan?

Apakah klien mengetahui cara merawat matanya pasca operasi?

2. Pola nutrisi metaboli k

Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit

dan pola makan setelah sakit?

Apakah ada perubahan pola makan klien?

Kaji apa makanan kesukaan klien?

Kaji riwayat alergi klien.

Kaji apakah klien mengetahui makanan yang dapat

mempengaruhi proses kesembuhan matanya?

Biasanya klien akan dipasangi infus, monitor, respirator pasca

operasi

3. Pola eliminasi

Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien setelah

pembedahan?

Apakah mengalami gangguan?

Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?.

4. Pola aktivas latihan

Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari,

apakah klien dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu

keluarga?

19

Page 20: Tumor Mata1

Ada beberapa aktivitas atau kegiatan yang dilarang dalam waktu

tertentu pasca operasi.

pasca operasi klien dalam posisi tertelentang dan monitor jika

terjadi perdarahan dan adanya penurunan kesadaran

5. Pola istirahat tidur

Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa

lama klien tidur dalam sehari?

Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur pasca operasi

seperti nyeri dan lain lain. Biasanya pasien mengalami gangguan

tidur karena nyeri pasca operasi dan menjaga posisi saat tidur.

6. Pola kognitif persepsi

Kaji apakah ada komplikasi pada kognitif, sensorik, maupun

motorik setelah pembedahan, terutama pada mata klien.

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Kaji bagaimana klien memandang dirinya pasca operasi?

Apakah klien merasa optimis dengan kesembuhan pada

matanya?

8. Pola peran hubugan

Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan

selama dirawat di Rumah Sakit pasca operasi?

Bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat

sekitarnya?

9. Pola reproduksi dan seksualitas

Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan?

Apakah ada perubahan kepuasan pada klien?

Pada klien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang

mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada

kemampuan seksualnya

10. Pola koping dan toleransi stress

Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah, terutama

cemas karena tidak tahu kepastian kesembuhan matanya?

20

Page 21: Tumor Mata1

Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan

stres?

11. Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi

penyakitnya?

Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan

klien?

C. Asuhan keperawatan

Diagnosa keperawatan preoperasi

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:

1. Gangguan persepsi penglihatan

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya massa

pada mata

3. Knowledge deficit (kurang pengetahuan) tentang

penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya informasi

NANDA 1

Gangguan persepsi penglihatan

Defenisi:

Perubahan dalam jumlah maupun pola rangsangan yang diterima yang

disertai dengan penyusutan, pelebihan, penyimpangan, atau gangguan

tanggapan terhadap rangsangan tersebut.

Batasan karakteristik:

Berubahnya ketajaman pancaindera

Berubahnya respon yang umum terhadap rangsangan

Distorsi pancaindera

NOC 1 :

21

Page 22: Tumor Mata1

Orientasi Kognitif

Indikator:

Mampu mengenal diri sendiri

Mampu mengenal orang penting lainnya

Mampu mengenal tempat yang sekarang

Kompensasi tingkah laku Penglihatan

Indikator:

Pantau gejala dari semakin buruknya penglihatan

Mampu memposisikan diri untuk penglihatan

Menggunakan layanan pendukung untuk penglihatan yang lemah

Menggunakan alat bantu penglihatan yang lemah

NIC 1:

Peningkatan Komunikasi : Defisit Melihat

Aktifitas:

o Kenali diri sendiri ketika memasuki ruang pasien

o Catat reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan (misal, depresi,

menarik diri, dan menolak kenyataan)

o Menerima reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan

o Andalkan penglihatan pasien yang tersisa sebagaimana mestinya

o Gambarkan lingkungan kepada pasien

o Jangan memindahkan benda-benda di kamar pasien tanpa

memberitahu pasien

o Memprakarsai untuk menyerahkan ke ahli terapi sebagaimana

mestinya

o Rujuk pasien dengan masalah penglihatan ke agen yang sesuai

Manajemen Lingkungan

o Ciptakan lingkungan yang aman untuk klien

22

Page 23: Tumor Mata1

o Hilangkan bahaya lingkungan (misal, permadani yang bisa dilepas-

lepas dan kecil, mebel yang dapat dipindah-pindahkan)

o Hilangkan objek-objek yang membahayakan dari lingkungan

o Kawal klien selama kegiatan-kegiatan di bangsal sebagaimana

mestinya

o Tempatkan benda-benda yang sering digunakan dekat dengan

jangkauan

o Sediakan tempat tidur tinggi-rendah yang sesuai

o Manipulasi pencahayaan untuk kebaikan terapeutik

o Sediakan alat-alat yang adaptif (misal, bangku untuk melangkah atau

pegangan tangan) yang sesuai

o Susun perabotan di dalam kamar dalam tatakan yang sesuai yang

bagus dalam mengakomodasi ketidakmampuan pasien ataupun

keluarga

o Tempatkan benda-benda yang sering digunakan dekat dengan

jangkauan

o Kurangi stimulus lingkungan sebagaimana mestinya

o Hindarkan mengekspos yang tak penting, draf-draf, memanas-

manasi, atau menakut-nakuti

o Batasi pengunjung

o Bawa benda-benda yang familiar dari rumah

o Ijinkan keluarga/orang tertentu lainnya untuk tetap bersama pasien

o Didik pasien dan pengunjung mengenai perubahan/tindakan

pencegahan, sehingga mereka tidak akan dengan segaja mengganggu

lingkungan yang direncanakan

o Beri keluarga/orang penting lainnya informasi tentang menciptakan

lingkungan rumah yang aman bagi pasien

NANDA 2

23

Page 24: Tumor Mata1

Ganggguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya massa

dalam mata p. 352

Defenisi: merasakan kurang, bantuan, dan kelebihan fisik, psikospiritual,

lingkungan dan dimensi social.

Batasan karakteristik:

Gejala penyakit yang berhubungan

Gangguan pola tidur

Melaporkan ketidaknyamanan

Melaporkan gelisah

NOC 2

Comfort level (tingkat kenyamanan) p. 173

Indikator:

Melaporkan kecewa dengan control gejala

Melaporkan kecewa dengan control nyeri

Menyatakan kecewa dengan tingkat kenyamanan

NIC 2

Pain management (Manajemen nyeri) p. 412

Aktivitas:

o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi

o Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

o Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri

o Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup

o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

24

Page 25: Tumor Mata1

o Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri

o Kurangi factor presipitasi nyeri

o Pilih dan lakukan penanganan nyeri

o Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri

o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

o Evaluasi keefektifan control nyeri

o Tingkatkan istirahat

o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri

tidak berhasil

o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

NANDA 3

Knowledge deficit (kurang pengetahuan) tentang penyakit, prognosis

dan pengobatan b.d kurangnya informasi

Defenisi :tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif

berhubungan dengan topik spesifik.

Batasan karakteristik:

Mengikuti instruksi yang tidak akurat

Tidak familiar dengan informasi

NOC 3

Pengetahuan :proses penyakit

Indikator :

Kenalkan pasien dengan nama penyakit

Deskripsikan proses penyakit

Deskripsikan penyebab atau factor yang berkonstribusi

Deskripsikan factor resiko

Deskripsikan efek penyakit

Deskripsikan komplikasi

25

Page 26: Tumor Mata1

Deskripsikan pengukuran untuk meminimalisasi perkembangan

penyakit

Pengetahuan : aktivitas pengobatan

Mengidentifikasi aktifitas pengobatan

Menjelaskan tujuan aktifitas

Mendeskripsikan efek dari aktifitas

Mendeskripsikan aktifitas yang terbatas

Mendeskripsikan aktifitas pencegahan

Mendeskripsikan faktor toleransi aktifitas yang rendah

Mendeskripsikan strategi peningkatan aktifitas secara berlanjut

Mendeskripsikan bagaimana mengamati aktifitas

Melaksanakan pengontrolan aktifitas diri

Mendeskripsikan hambatan-hambatan untuk melakukan

implementasi rutin

Mendeskrispsikan rencana pelaksanaan latihan

Mendeskrispsikan praktik latihan

NIC 3

Mengajarkan :proses penyakit

Defenisi :membantu pasien untuk memahami informasi

berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik

Aktivitas :

o Menilai level pengetahuan pasien berhubungan dengan proses

penyakit

o Jelaskan patofisiologi penyakit dan hubungannya dengan anatomi

dan fisiologi

o Deskripsikan tanda umum dan symptom penyakit

o Mendeskripsikan proses penyakit secara tepat

o Identifikasi penyebab yang mungkin

o Sediakan informasi kepada pasien tentang kondisi

26

Page 27: Tumor Mata1

o Sediakan informasi pada keluarga atau yang lainnya tentang

kemajuan pasien

o Sediakan informasi tentang pengobatab diagnostik

o Diskusikan terapi atau pilihan pengobatan

o Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin

o Memperjelas informasi, disediakan oleh anggota tim kesehatan

lainnya

Mengajarkan : Prosedur/Pengobatan

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang kapan dan

dimana prosedur/pengobatan akan dilakukan, dengan tepat

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang berapa lama

prosedur/pengobatan yang diharapkan

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya yang akan

melakukan prosedur/pengobatan

o Menjelaskan maksud dari prosedur/pengobatan

o Menjelaskan prosedur/pengobatan

o Instruksikan pada pasien bagaimana bekerjasam/berrpartisipasi

selama prosedur/pengobatan, dengan tepat

o Mengatur perjalanan dari prosedur/ruang pengobatan dan area

tunggu, dengan tepat

o Memperkenalkan pasien pada staf yang akan terlibat dalam

prosedur/pengobatan, dengan tepat

o Menjelaskan kebutuhan untuk peralatan yang pasti (contoh:

peralatan monitor) dan fungsinya

o Mendiskusikan kebutuhan untuk tindakan khusus selama

prosedur/pengobatan, dengan tepat

o Informasikan pada pasien bagaimana mereka dapat membantu pada

proses penyembuhan

27

Page 28: Tumor Mata1

o Menyediakan informasi ketika dan dimana hasilnya akan didapat dan

bagaimana menjelaskannya

o Mendiskusikan pengobatan alternative, dengan tepat

o Mengikutsertakan keluarga/orang penting lainnya, dengan tepat

Diagnosa keperawatan post operasi

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:

1. Kecemasan berhubungan dengan hasil pembedahan.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan pasca operasi

NANDA 1

Cemas berhubungan dengan hasil dari pembedahan (p. 242)

Defenisi:

Sebuah perasaan ketidaknyamanan, tidak enak atau takut samar-samar

disertai oleh respon otonom sumbernya sering tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu; perasaan ketakutan yang disebabkan oleh

antisipasi bahaya. itu adalah mengubah sinyal yang memperingatkan

bahaya yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil

langkah-langkah untuk menghadapi ancaman

Batasan karakteristik:

Insomnia

Kawatir

Menggigil

Gelisah

Tidak nafsu makan

Tekanan darah meningkat

Sulit konsentrasi

NOC 1 :

K ontrol kecemasan (p. 116)

28

Page 29: Tumor Mata1

Indikator:

Memonitor intensitas kecemasan

Mengeliminasi penyebab kecemasan

Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas

Merencanakan strategi koping

Gunakan strategi koping yag efektif

Gunakan teknik relaksasi

Perhatikan hubungan social

Laporkan tidur yang tidak adekuat

Control respon cemas

NIC 1:

Penurunan kecemasan (p.109)

Aktifitas:

o Gunakan ketenangan, meyakinkan pendekatan

o Jelaskan semua prosedur

o Lihat untuk mengerti perspektif pasien terhadap situasi stress

o Sediakan informasi tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis

o Tetap bersama pasien untuk kenyamanan dan mengurangi takut

o Tanggapi perilaku

o Ciptakan suasana untuk menfasilitasi kepercayaan

o Menyemangati secara verbal mengenai perasaan, persepsi, dan

ketakutan

o Identifikasi perubahan tingkat kecemasan

o Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menurunkan kecemasan

o Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi

o Gunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan, jika

diperlukan

NANDA 2

29

Page 30: Tumor Mata1

Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan pasca operasi

Defenisi:

Ketiadaan atau kekurangan informasi teori yang berhubungan yang

berhubungan dengan suatu topik tertentu/spesifik

Batasan karakteristik:

Keterbatasan teori

Kesalahan menafsirkan informasi

Tidak terbuka

Tidak ada minat dalam belajar

Ketiadaan daya ingat

Tidak tahu dengan sumber informasi

NOC 2 :

Pengetahuan: Prosedur Perawatan

Indikator:

Mendeskripsikan prosedur perawatan

Menjelaskan tujuan prosedur

Mendeskripsikan langkah prosedur

Mendeskripsikan bagaimana melakukan prosedur

Mendeskripsikan tindakan pencegahan yang berhubungan dengan

prosedur

Mendeskripsikan prosedur yang terbatas Mendeskripsikan alat dan

bahan perawatan Menunjukkan prosedur perawatan

Mendeskripsikan tindakan mengatasi komplikasi

Mendeskripsikan efek samping yag potensial

NIC 2:

Mengajarkan: Setelah Operasi

Aktifitas:

30

Page 31: Tumor Mata1

o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting tentang

tanggal yang tetap, waktu, dan penempatan perawatan

o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting berapa

lama perawatan diharapkan berlangsung

o Menentukan pengalaman pasien yang berhubungan dengan

pembedahan sebelumnya dan tingkat pengetahuan yang

berhubungan dengan perawatan

o Mendeskripsikan berbagai pengobatan setelah operasi, efek yang

akan terjadi pada pasien, dan dasar pemikiran untuk

mengguanakannya

o Memperkenalkan pasien dengan staf yang akan dilibatkan dalam

perawatan/perawtan setelah operasi, dengan tepat

o Menjelaskan maksud dari tujuan setelah operasi

o Mendeskripsikan rutinitas sesudah operasi/perlengkapan (misalnya:

pengobatan, perawatan yang berhubungan dengan pernafasan,

saluran, mesin, pendukung selang karet, pembalut luka berhungan

dengan pembedahan, ambulasi, diet, kunjungan keluarga, dan

menjelaskannya secara tepat, dengan tepat

o Informasikan pada pasien tentang bagaimana mereka dapat

membantu proses penyembuhan

2.3 PENDIDIKAN KESEHATAN

Petunjuk Umum bagi Pasien setelah Operasi Mata

Petunjuk di bawah ini disiapkan sebagai informasi umum dan saran

sehubungan dengan kondisi mata dan dirancang sebagai panduan tentang

bagaimana cara merawat mata.

31

Page 32: Tumor Mata1

Panduan perawatan mata ini tentunya tidak komprehensif dan mengikuti

cara pencegahan ini tidak sepenuhnya menjamin terhindar dari komplikasi.

Namun, panduan ini berguna bagi untuk perawatan mata setelah operasi dan

dapat membantu mengurangi resiko yang dapat menyebabkan komplikasi.

1. Tetap gunakan pelindung mata hingga keesokan harinya

2. Jangan menggunakan tetes mata / salep apapun pada mata yang akan

dioperasi pada hari operasi 

3. Klien mungkin diopname selama beberapa hari jika kondisi klien

membutuhkan rawat inap pada saat pemeriksaan dokter

4. Perawat akan membuka perban /pelindung mata keesokan harinya.

Perawat akan membersihkan mata dan mengenakan obat tetes mata / salep

untuk klien. Sementara itu, perawat akan menunjukkan kepada klien dan

anggota keluarga cara menggunakan obat tetes mata dan saran mengenai

cara perawatan mata klien

5. Ada kemungkinan mata klien sedikit kemerahaan dan bengkak dan

penglihatan menjadi buram, namun efek ini akan hilang secara bertahap. 

Intruksi Khusus

1. Hindari menggosok mata atau menutup mata terlalu erat atau memberikan

tekanan apapun pada mata selama enam (6) minggu 

2. Nyeri ringan dapat diatasi dengan obat penahan nyeri (analgesic) yang

diresepkan oleh dokter

3. Mata mungkin merasakan tidak nyaman yang disebabkan oleh jahitan

operasi dan ketidaknyamanan ini dapat berlangsung hingga jahitan dibuka

4. Hindari berenang hingga dokter mengijinkan

5. Hindari sabun dan air masuk kedalam kelopak mata saat mencuci muka

6. Cairan bercak darah dapat keluar dari mata selama beberapa hari pertama.

Usap dengan tissue bersih

7. Gunakan pelindung mata pada malam hari selama 3 hingga 4 (3 – 4)

minggu untuk melindungi mata tergosok dengan tidak sengaja

32

Page 33: Tumor Mata1

8. Mencuci rambut di salon dengan cara menengadahkan kepala anda

kebelakang

9. Hindari batuk dan bersin kuat

10. Tidak perlu posisi tidur tertentu. Klien dapat berbaring dengan posisi yang

nyaman; namun, hindari tekanan pada mata yang dioperasi

BAB III

PENUTUP

33

Page 34: Tumor Mata1

Seperti di bagian tubuh lain, mata juga bisa terserang tumor, baik jinak

maupun ganas. Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh.

Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai

kanker. Tumor pada mata disebut juga tumor orbita.

Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola

mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan

kelenjar air mata.

Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata.

Umumnya diketahui setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan

mata, atau terasa sakit.

Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata

terutama faktor genetik. Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada

ukuran, lokasi, dan tipe tumor.

Prioritas Keperawatan adalah mencegah penyimpangan penglihatan lanjut,

meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan,

mencegah komplikasi, memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis

dan kebutuhan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

34

Page 35: Tumor Mata1

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions

Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St.

Louis :Mosby Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi

10.Jakarta:EGC

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 3. EGC : Jakarta.

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification

2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Singapore National Eye Centre. (2010). “kondisi mata dan perawatan”

http://www.snec.com.sg/. Diakses tanggal 16 September 2011

http://www.dexamedica.com, Tumor Orbita

http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Orbita.html, Tumor Orbita

http://cyberwoman.cbn.net.id, Waspadai kanker mata

http://digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail....http://www.klinikmatanusantara-manado.com/file/859.pdf

http://ocw.usu.ac.id/course/download/...special.../sss155_slide_tumor_orbita.pdf

35