pigmen mata drosophila melanogaster

Upload: dary-aulia-muhammad

Post on 02-Jun-2018

407 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105)

    KROMATOGRAFI PIGMEN MATA

    Drosophila melanogaster

    Tanggal Praktikum: 26 September 2014

    Tanggal Pengumpulan: 3 Oktober 2014

    Disusun oleh :

    Dary Aulia Muhammad

    10613016

    Kelompok 13

    Asisten :

    Sandika Restiana

    10611044

    PROGRAM STUDI BIOLOGI

    SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    BANDUNG

    2014

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    2/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Pada tahun 1941, Beadle dan Tatum merumuskan istilah one gene

    one protein, yang berartikan, di dalam suatu gen terdapat satu

    protein. Pada tahun tersebut juga, mereka melakukan percobaan

    terhadap jamur Neurospora crassa yang dikenal sebagi jamur roti merah.

    Beadle dan Tatum mengarahkan sinar UV ke jamur tersebut yang

    menyebabkan mutasi, dan mereka mengamati bahwa beberapa jamur

    mengalami kehilangan kemampuan memproduksi senyawa organik

    tertenti untuk bertahan hidup. Mereka menambahkan senyawa berbeda

    namun serupa dan menyaksikan bila jamur menggunakan enzim

    tersebut, ternyata terjadi reaksi kimia yang menyintesis bahan kimia

    yang diperlukan. Akhirnya disimpulkan bahwa karakteristik fungsi gen

    adalah mengendalikan sintesis enzin tertentu. (Judd, 2010)

    Setelah melakukan percobaan tersebut, akhirnya Beadle dan Tatum

    menarik hipotesis bahwa gen mengkode enzim dan mereka juga

    berhipotesis bahwa satu gen menyintesis satu enzim ( one gene one

    enzyme). Namun beberapa puluh tahun kemudian, teori one gene one

    enzyme yang disusun oleh Beadle dan Tatum akhirnya terbantahkan. Hal

    ini didasarkan pada ditemukannya suatu fakta bahwa gen mengkode

    protein yang tidak hanya berfungsi sebagai enzim saja. Selain itu,

    beberapa protein tersusun dari dua atau lebih enzim. Dengan

    ditemukannya hal tersebut, teori one gene one enzyme Beadle dan Tatum

    dimodifikasi menjadi teori one gene one protein. (Judd, 2010)Manfaat percobaan yang dilakukan Beadle dan tatum adalah

    mereka membuktikan bahwa pembentukan enzim atau kelompok enzim

    diatur oleh gen atau kelompok gen dalam kromosom. Mereka

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    3/17

    menemukan gen pengendali sintesis protein dan enzim yang

    disimpulkan dala suatu teori onegene, one enzyme.(Judd, 2010)

    1.2

    Tujuan

    Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

    1.

    Menentukan nilai Rf dari hasil kromatografi pigmen mata

    Drosophila melanogaster

    2. Menentukan kelompok pigmen mata pada mutan berdasarkan hasil

    pemberian sinar UV

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    4/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Hubungan Gen, Protein, DNA dan Enzim

    Gen merupakan bagian dari kromosom (DNA) yang dapat

    ditranskripsi dan ditranslasi sehingga menghasilkan suatu protein. DNA

    menentukan sifat makhluk hidup, menentukan urutan asam amino pada

    setiap protein yang disintesis. DNA mengontrol metabolisme dengan

    memerintahkan sel untuk menghasilkan enzim spesifik dan protein lain.

    Diantara fungsi protein di dalam sel adalah sebagai enzim yang

    mengkatalisis reaksi yang terjadi ataupun sebagai protein struktural yang

    membentuk sel (Beament, 1970).

    DNA berada di inti sel (nukleus) dan tidak dijumpai di sitoplasma.

    Protein yang berperan dalam metabolisme ada di sitoplasma dan tidak

    ada di inti. Oleh karena itu perlu adanya penghubung antara DNA

    dengan protein, yaitu molekul yang terdapat di inti maupun di

    sitoplasma, yakni RNA. Transkripsi dan translasi merupakan proses

    utama yang menghubungkan gen ke protein. Transkripsi adalah transfer

    informasi nukleotida-nukleotida dari DNA ke RNA, sementara translasi

    merupakan transfer informasional dari urutan nukleotida dalam RNA ke

    urutan asam amino dalam suatu polipeptida. Asam nukleat (DNA)

    maupun protein merupakan polimer informasional dengan urutan

    monomer linear yang masing-masing adalah nukleotida dan asam amino

    (Campbell et al., 2008).

    Nukleus merupakan pusat utama dari sebuah sel. Informasi genetika

    dari suatu organisme terdapat di dalam kromosom. Di dalam nukleus

    terdapat kromosom yang terbentuk dari benang-benang halus kromatin.

    Kromosom terdiri atas dua komponen yaitu DNA dan protein. Molekul

    DNA akan berikatan dengan protein histon dan non-histon yang

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    5/17

    nantinya akan membentuk nukleosom dan akan menjadi lipatan solenoid

    akibat adanya pemadatan pada bentuk benang. Lipatan solenoid ini akan

    membentuk kromatin dan kromatin akan membentuk menjadi

    kromosom. Kromosom terdiri atas molekul-molekul DNA yang

    dibungkus oleh protein. Protein merupakan bentuk utama dari suatu gen.

    akibat aktivitas dari protein dapat kita lihat fenotip-fenotip yang dapat

    kita amati (Campbell et al., 2008).

    Percobaan Beadle dan Tatum tahun 1941 pada strain mutan

    Neurospora memunculkan hipotesis one gene one enzyme (satu gen-satu

    enzim). Hal ini menerangkan bahwa gen bertanggung jawab untuk

    memproduksi sebuah enzim tunggal dalam jalur metabolisme.

    Kemudian teori ini dimodifikasi dan dikembangkan menjadi one gene

    one polypeptide (satu gen-satu polipeptida) oleh Vernon melalui sidik

    jari protein, bahwa variasi genetik dapat dibedakan dalam rantai

    polipeptida tunggal dalam protein multinumerik. Atau dengan kata lain

    suatu gen menentukan urutan asam amino rantai polipeptida (Fruton,

    1999).

    2.2Hubungan Kerja Protein Dengan Pigmen Mata

    Aktivitas dalam kromosom, yaitu aktivitas gen merupakan faktor

    yang memengaruhi serta membentuk pigmen mata pada Drosophila

    melanogaster. Gen menghasilkan protein di dalam sel sebagai enzim

    katalisator reaksi dalam sel. Ketika terjadi mutasi dengan mutan yang

    bersifat resesif, suatu protein kehilangan fungsinya. Hal ini

    menyebabkan terbentuknya pigmen mata yang beragam pada mutan

    Drosophila melanogaster. Pada umumnya, Drosophila melanogaster

    memiliki pigmen mata yang berwarna merah yang disebabkan oleh

    pteridin. Pteridin itu sendiri terdiri atas drosopterin yang menyebabkan

    warna merah dan ommokrom yang menyebabkan warna cokelat. Ketika

    salah satu dari ommokrom maupun drosopterin mengalami malfungsi

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    6/17

    yang menyebabkan kegagalan pada sintesis protein, terbentuklah

    pigmen baru yang disebut pigmen mutan (Wolpert, 2002).

    Protein di dalam sel berfungsi sebagai enzim yang mengkatalis

    reaksi-reaksi yang terjadi di dalam sel. Protein adalah produk utama dari

    suatu gen. Aktivitas dari protein terlihat dari fenotipe yang teramati. Jika

    suatu gen termutasi yang menyebabkan urutan nukleotida dari gen

    tersebut berubah membuat protein yang dihasilkannya pun berubah,

    sehingga aktivitas protein dan fenotipenya yang teramati terjadi

    perubahan. Jika dilihat pada mutan eyemissing, terdapat mata titik atau

    tidak sama sekali. Hal ini disebabkan pada perubahan urutan nukleotida

    yang menyebabkan tidak terjadinya sintesis drosopterin dan ommokrom

    sehingga tidak terbentuk pigmen mata pada mutan eyemissing.

    (Strickberger, 1962).

    2.3Alur Sintesis Pigmen Mata Drosopterin dan Ommokrom

    Sintesis protein yang terjadi pada mata Drosophila melanogaster

    umumnya menyebabkan adanya pigmen mata. Pada Drosophilamelanogaster wildtype, pigmen matanya berwarna merah. Tetapi jika

    dilihat pada mutan lalat, terjadi perubahan warna pigmen mata. Ketika

    terjadi mutasi, terjadi perubahan susunan nukleotida (terjadi delesi,

    insersi, transklokasi, duplikasi, inversi) yang menyebabkan disfungsi

    pada protein tertentu sehingga sintesis ommokrom dan sintesis

    drosopterin tidak berjalan dengan lancar (Warianto, 2011).

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    7/17

    Tabel 2.1Biosintesis pigmen mata Drosophila melanogaster (Warianto, 2011).

    A. Sintesis Ommokrom B. Sintesis Drosopterin

    Triptofan

    N- formilkinurenin

    Kinurenin

    cn

    3-hikdroksikinurenin

    St

    Xanthomatin

    Guanosin triposfat

    Dihidroneopteri triposfat

    dihidropterin

    sepiapterin dihidropterin

    Xanthopterin Drosopterin

    Isoxanthopterin

    2.4

    Prinsip Dasar Kromatografi dan Rf

    Kromatografi adalah istilah umum yang digunakan untuk bermacam-

    macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara

    suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang

    juga bisa berupa cairan atau suatu padatan (Sisunandar, 2011). Metode

    kromatografi terbagi menjadi 2, yaitu column chromatography dan

    planar chromatography. Kromatografi yang termasuk didalam

    kromatografi planar adalah kromatografi lapisan tipis (TLC),

    kromatografi kertasn (PC), dan elektrokromatografi (Skoog et all, 1996).

    Kromatografi digunakan untuk mengidentifikasi suatu protein

    tunggal dari suatu komponen sel atau jaringan suatu makhluk hidup.

    Langkah-langkah yang dilakukan adalah menggiling jaringan tersebut

    agar jaringan mengalami lisis. Selanjutnya adalah memisahkan

    komponen-komponen kimiawi yang ada dalam jaringan tersebut. Cara

    pemisahan menggunakan prinsip interaksi molekul yang berbeda

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    8/17

    melalui medium stasioner (fase diam) di bawah pengaruh fase gerak.

    Cara pemisahan tersebut berdasarkan kecepatan migrasi tiap-tiap

    komponennya melalui medium stasioner (fase diam) di bawah pengaruh

    fase gerak (mobile). Aliran (gerakan) fase gerak tersebut menyebabkan

    perbedaan migrasi campuran, sehingga dapat terpisahkan (Pai &

    Apandi, 2011).

    Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan

    oleh nilai-nilai Rf. Menurut Heftmann (2004), Rf digunakan untuk

    mengukur kecepatan bergeraknya suatu zona relatif terhadap garis depan

    (Heftmann, 2004). Nilai Rf dirumuskan dengan :

    R

    Harga Rf digunakan mengukur kecepatan bergeraknya zona relatif

    terhadap garis depan pengembang. Nilai Rf menunjukkan identitas-

    identitas asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai

    ukuran konsentrasi (Basset 1998: 226).

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    9/17

    BAB III

    METODE KERJA

    3.1Alat dan Bahan

    Tabel 3.1Alat dan Bahan Percobaan Kromatografi

    3.2Cara Kerja

    KertasKromatografi digunting dengan ukuran 16x20cm. Dibuat dua

    garis lurus dengan pensil sejajar pada sisi yang 16 cm, yang pertama

    2cm dan sisi yang kedua 10 cm dari garis pertama. Diberi tanda o

    dengan pensil pada garis pertama,dengan jarak masing-masing 2cm.

    Nama kelompok ditulis disebelah atas kertas kromatografi dengan

    menggunakan pensil

    Bejana kromatografi diisi dengan larutan NBA setinggi 1cm. Pada

    bagian mulutnya diberi vaselin dan ditutup dengan kaca. Kemudian lalat

    buah diambil masing-masing 3 dengan fenotipe yang sama. Kepala lalat

    Alat Bahan

    Kertas saring Whatman no 1 Drosophila melanogaster normal(wild type)

    Gunting Mutan white

    Penggaris Mutan claret

    Pensil Mutan sepia

    Jarum pentul Larutan NBA (N-butanol : asam

    asetat glasial : akuades = 20 : 3 :7)

    Staples VaselinPengering rambut/oven Sinar UV

    Bejana kromatografi dengan tutup

    kaca

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    10/17

    buah tersebut dipotong dengan jarum pentul. Satu kepala diletakkan

    diatas tanda o dan kepalanya ditekan hingga mengeluarkan cairan.

    Langkah pemotongan di ulangi untuk fenotipe berbeda untuk

    tanda o berikutnya. Pada kertas saring harus ada kepala lalat

    normal, white, claret, dan sepia.

    Kertas saring digulung sehingga letak sisi kiri dan kanan

    bersebelahan dan jepret kertas saring dua kali di sebelah atas dan dua

    kali di sebelah bawah. Hati-hati jangan sampai kedua sisitersebut

    bersentuhan atau tumpang tindih. Kertas saring dimasukkan secara tegak

    di dalam bejana.

    Bejana ditutup dan diberi vaselin sehingga bejana tertutup dengan

    rapat. Didiamkan beberapa jam sampai larutan eluen bergerak melewati

    garis kedua. Kertas saring diambil, buat garis dengan pensil pada batas

    pergerakan eluen. Kertas saring dikeringkan dan diamati di bawah sinar

    putih dan sinar ultra violet. Diberi tanda dengan pensil sekeliling bercak

    yang terlihat dan catat warna fluorosensinya.

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    11/17

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    4.1.1 Foto Hasil Pengamatan

    Foto Sebelum NBA

    Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

    Foto Sesudah NBA Foto Sesudah Terpapar Sinar UV

    Sumber : Dokumentasi PribadiSumber : Dokumentasi Pribadi

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    12/17

    4.1.2 Perhitungan RF

    Nilai RF Wild Type :

    ; Rf:

    Nilai RF White :

    Nilai RF Sephia :

    738

    Nilai RF Claret :

    4.2 Pembahasan

    Hasil pemendaran cahaya mata dariDrosophila melanogaster

    beserta mutannya yang didapatkan pada praktikum ini memiliki hasil

    yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh sebuah peritiwa fluorosensi.

    Fluoresensi merupakan pemancaran sinar oleh atom atau molekul

    setelah terlebih dahulu disinari sinar UV. Peristiwa fluororesensi

    merupakan peristiwa pemantulan warna atau berpendarnya warna

    yang tersembunyi karena absorbsi cahaya tertentu yang diberikan

    secara disengaja. Peristiwa ini biasanya terjadi terhadap senyawa-

    senyawa tertentu (dalam praktikum ini dimaksudkan pigmen warna

    mata) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya (Dahmann,

    2008).

    Pigmen pada mataDrosophila melanogaster disebabkan oleh

    kehadiran Pteridin. Pada Drosophila melanogaster normal (wild

    type), pteridin ini terdiri dari dua kelompok, yaitu Drosopterin yang

    menyebabkan warna mata menjadi merah; dan Ommokrom yang

    menyebabkan warna mata menjadi coklat. Jika terjadi mutasi pada

    gen yang berperan dalam pembentukan pteridin, maka warna mata

    yang teramati akan bergantung pada kombinasi jenis pteridin yang

    ada. Warna mata akan menjadi coklat, bila kelompok drosopterin

    tidak ada; sedangkan warna mata akan menjadi merah terang jika

    kelompok ommokrom tidak ada. Dengan kata lain, mutasi akan

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    13/17

    menyebabkan terhambatnya ekspresi suatu gen/enzim yang berperan

    dalam pewarnaan mataDrosophila melanogaster(Judd, 2010).

    Menurut Ignat dan Bara (2003), nilai Rf pada pigmen matakeempat jenis Drosophila melanogaster didapatkan dalam data

    seperti berikut

    Tabel 4.1Nilai RF

    Jenis Nilai RF Literatur Nilai Rf hasil

    percobaan

    Wild type 0,0483 0,46

    White 0 0

    Claret 0,229 0,36

    Sepia 0,385 0,783

    Berdasarkan hasil pengamatan, nilai Rf yang tertinggi

    ditunjukkan oleh pigmen mata sepia. Hal ini membuktikan bahwa

    pigmen mata sepia paling non-polar jika dibandingkan denganpigmen mata white, claret, serta wildtype. Sementara itu, pigmen

    white bersifat paling polar karena nilai Rf yang dimilikinya paling

    kecil (Warianto, 2011).

    Fungsi larutan NBA adalah sebagai eluen karena memiliki

    perbandingan N-Butanol : Asetat Glacial : Akuades = 20 : 3 : 7.

    Larutan NBA merupakan campuran dari larutan yang memiliki

    tingkat kepolaran: polar, semi-polar, dan non-polar. Sehingga larutan

    NBA dapat memisahkan pigmen-pigmen pada mata lalat buah yang

    memiliki tingkat kepolaran hampir sama. Fungsi vaselin adalah agar

    udara yang berada di dalam bejana tidak dapat keluar dan udara yang

    diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara bejana dengan

    penutup. Pemberian vaseline pada tutup bejana berfungsi agar bejana

    tempat eluen kromatografi kedap udara. Sehingga eluen yang

    merupakan larutan NBA tidak habis karena menguap (Falk, 2009).

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    14/17

    Karena pigmen mata pada Drosophila melanogaster tidak

    bisa terlihat apabila menggunakan cahaya putih (contoh seperti

    lampu neon), digunakan sinar ultraviolet untuk membantu

    pemendaran cahaya. Ketika sinar UV menyinari kertas saring,

    komponen pigmen mata akan mengabsorbsi cahaya UV dengan

    panjang gelombang tertentu dan memendarkan warna yang lebih

    kontras sesuai dengan warna asli senyawa tersebut. Pigmen mata

    pteridin tidak dapat terlihat dalam cahaya putih (lampu neon/lampu

    pijar), tetapi akan berfluorensi dalam cahaya ultraviolet.

    (Strickberger, 1962).

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    15/17

    BAB V

    KESIMPULAN

    1.

    Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan,

    telah ditentukan nilai Rf dari masing-masing pigmen mata

    Drosophila melanogasteryang didapat sebagai berikut :

    Rf Wild Type = 0,46 (isoxantopterin) ; Rf = 0.131

    (drosopterin)

    Rf White = 0

    Rf Sephia = 0,738

    Rf Claret = 0,36 (isoxantopterin) ; Rf = 0.0983

    (drosopterin)

    2.

    Setelah melakukan pemaparan sinar UV pada kertas kromatograf,

    kita dapat menentukan kelompok pigmen mata pada tiap jenis

    mutan maupun pada Drosophila melanogaster wildtype.

    Drosophila melanogaster wild type tergolong dalam kelompok

    pigmen mata drosopterin dan ommokrom. Mutan white tergolong

    dalam kelompok pigmen mata yang memiliki pteridin dan

    ommokrom tetapi karena adanya mutasi, pigmen mata tersebut

    tidak terekspresikan. Mutan sephia tergolong dalam kelompok

    pigmen mata yang memiliki sepiapterin. Mutan claret tergolong

    dalam kelompok pigmen mata yang memiliki drosopterin tanpa

    tersintesisnya pigmen ommokrom yang menyebabkan warna

    merah terang.

  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    16/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Beament J.W.L.1970.Advances In Insect Physiology. Academic Press, inc :London.

    Campbell, Reece, Urry, Peterson, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2008.

    Biology Concept and Connection 7th. Pearson International: New

    York.

    Dahmann, Christian. 2008.Drosophila: Methods and Protocols. United

    States : Humana Press Inc.

    Falk, Raphael. 2009. Genetic Analysis: A History of Genetic Thinking.

    England : Cambridge University Press.

    Fruton, J.S. 1999.Proteins, Enzymes, Genes: The Interplay of Chemistry

    and Biology. Yale University Press : New Haven.

    Heftmann.E. 2004. Chromatography 6th Edition. Elsevier : San Diego

    Ignat Valentina, Bara I. Ion. 2003. "Biochemical Seperation Of Eye

    Pigments ofDrosophila melanogaster."Genetica Biologie

    Moleculara13(1): 196-198

    Judd, Sandra. 2010.Genetic disorders sourcebook. Omnigraphics, Inc :

    United States.

    Morange, M. 1998.A History of Molecular Biology. Harvard University

    Press : Cambridge.

    Reichsman. 2009.DNA and Biotechnology. Elsevier : California

    Skoog, D.A., D.M. West & F.J. Holler. 1996.Fundamental of analytical

    chemistry 7th ed. Saunders College Publishing : Fort Worth

    Strickberger, M.W. 1962.Experiments in genetics with Drosophila.John

    Wiley and Sons: New York.

    Warianto, Chaidar. 2011.Mutasi.http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-

    Indonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdf (diakses pada

    13/10/2012).

    Wolpert, Lewis. 2002.Principles of Development 2nd Edition. Oxford

    University Press : New York.

    http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdfhttp://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdfhttp://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdfhttp://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdf
  • 8/11/2019 pigmen mata drosophila melanogaster

    17/17