pi faren

Upload: farensa-ikman-dedi-setiawan

Post on 14-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 pi faren

    1/12

    PENYAJIAN ILMIAH

    USULAN PROPOSAL PENELITIAN

    Penggunaan Pupuk Organik Sebagai Pengendalian

    Nematoda Meloidogyne pada Tomat

    Disusun Oleh:

    Farensa Ikman Dedi S

    (H0710046)

    AGROTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • 7/30/2019 pi faren

    2/12

    1

    Penggunaan Pupuk Organik Sebagai Pengendalian Nematoda Meloidogyne

    pada Tomat

    I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

    Tanaman hortikultura merupakan kebutuhan pangan yang dibutuhkan

    setiap hari. Sehingga ketersediaan tanaman hortikultura ini dituntut selalu ada di

    pasar (merupakan kebutuhan yang intens). Tanaman hortikultura meliputi sayur,

    buah, bunga, rempah-rempah, pembibitan dan tanaman obat. Ketersediaan yang

    dituntut selalu ada maka perlu adanya suatu pengelolaan produk pertanian

    tersebut. Produk pertanian tanaman hortikultura ini memiliki ciri khas produk

    yang memiliki kandungan air tinggi dan disajikan dalam keadaan segar. Ciri khas

    tersebut yang menjadi tantangan dan permasalahan bagi petani.

    Kandungan air yang tinggi pada produk merupakan suatu faktor yang

    membuat produk tersebut rawan terserang organisme pengganggu tanaman. Hal

    ini menyebabkan produk pertanian mengalami penurunan mutu, baik kualitasmaupun kuantitas. Hal ini perlu adanya suatu tindakan awal pada proses

    pembudidayaan tanaman hortikultura.

    Tanaman tomat (Lycopersicum esculantum) merupakan tanaman yang

    memiliki produk buah dengan kandungan air tinggi dan sangat rawan dengan

    kerusakan mekanis. Selain itu tanaman tomat sendiri rentan terhadap serangan

    nematode yang mempengaruhi jumlah produksi tiap tanaman. Hama ini

    menyerang bagian akar tanaman. Akar merupakan bagian tanaman yang

    melakukan penyerapan unsure hara dan menyebarkan air yang diserap ke seluruh

    tubuh tanaman. Apabila proses tersebut terganggu maka akan mempengaruhi

    proses metabolisme pada tanaman tomat.

    Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan melakukan perlindungan

    tanaman pada budidaya tanaman tomat. Budidaya tanaman ini juga

    mempengaruhi dari tekstur, warna, dan produksi buah tiap tanaman. Perlakuan

  • 7/30/2019 pi faren

    3/12

    2

    pemupukan pada tanaman budidaya tanaman memiliki pengaruh dalam hal

    mempertahankan mutu tomat.

    Penyerangan hama pada tanaman tomat terletak pada organ tertentu dan

    akan mempengaruhi proses metabolisme tanaman tersebut. Sebagai salah satu

    contoh serangan yang merugikan adalah serangan nematode pada akar tanaman

    tomat. Penyerangan akar yang dikarenakan oleh Meloidogyne merupakan suatu

    permasalahan yang serius bagi tanaman tomat.

    Meloidogyne merupakan nematoda endoparasit yang sangat penting di

    daerah tropika maupun subtropika karena memiliki daya rusak yang cukup tinggi

    terutama pada jenis tanah berstruktur ringan, memiliki kemampuan berkembang

    biak dan penyebaran yang cepat walaupun secara pasif, memiliki kisaran inang

    yang cukup luas meliputi tanaman budi daya (tembakau, tomat, terung, lombok,

    kenaf) maupun gulma (rumput teki, krokot, bebandotan), serta mudah

    menyesuaikan diri dengan lingkungan.

    Penanganan nematode ini bisa dengan melakukan tindakan penggunaan

    pupuk organik cair pada tanaman. Penambahan bahan organik ke dalam tanah

    dapat mengurangi rapat populasi nemaatoda puru akar. Walaupun demikian

    penggunaan bahan organik untuk dapat mengendalikan nematode secara efektif

    sering sangat terbatas, Karena bahan organik yang diperlukan sangat banyak,

    bahan tersebut dapat mengurangi rapat populasi nematode parasitik sampai pada

    tingkat yang berbeda-beda. Penggunaan pupuk organik ini juga memiliki

    pengaruh baik dalam memperbaiki struktur tanah yang cenderung keras karena

    proses pemberian pupuk kimia yang berlebihan.

    Hal ini memerlukan suatu penelitian lebih lanjut penggunanaan pupuk

    organik cair bagi tanaman tomat dengan aplikasi pupuk organik cair dengan

    berbagai dosis pada tanaman tomat. Sehingga kita mengetahui pengaplikasian

    pupuk organik cair yang tepat pada tanaman tomat untuk dapat meminimalisir

    serangan nematodeMeloidogyne

    B. Perumusan Masalah1. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik cair sebagai pengendalian

    nematode pada tanaman tomat (L. esculantum)?

  • 7/30/2019 pi faren

    4/12

    3

    2. Pupuk organik apakah yang efektif dalam mengendalikan serangannematodeMeloidogyne?

    3. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik cair pada produk buahtanaman tomat (L. esculantum) tersebut?

    C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui dan mengkaji dosis pupuk organik cair yang sesuai pada

    pengendalian nematode pada tanaman Tomat (L. esculantum)

    2. Mengaplikasikan pengendalian hama terpadu dengan pupuk organik cair3.

    Pengaplikasian pupuk organik cair dapat mempertahankan mutu produktanaman Tomat (L. esculantum)

    D. HipotesisH0 = Pengaplikasian pupuk organik cair tidak berpengaruh sebagai

    pengendalianMeloidogyne pada tanaman tomat

    H1 = Pengaplikasian pupuk organik cair mampu menurunkan serangan

    Meloidogyne pada tanaman tomat

  • 7/30/2019 pi faren

    5/12

    4

    II. TINJAUAN PUSTAKATanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya

    tanaman hanya satu kali berproduksi setelah itu mati. Tanaman tomat memiliki

    akar tunggang yang tumbuh meenembus ke dalam tanah dan akar serabut yang

    tumbuh menyebar ke arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sistem perakaran

    ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh baik jika tanam pada lahan yang gembur

    dan porous (Cahyono 2008).

    Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada

    interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain

    yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum

    optimal sertta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala

    tersebut adalah dengan perbaikan teknik budidaya (Wijayani dan Widodo 2005).

    Badaruddin dan Hutagalung (1989) menyatakan bahwa serangan

    nematoda puru akar pada tanaman tomat menurunkan produksi sampai 45%.

    Pengendalian nematode secara kultur teknis dengan menggunakan bahan organik

    yang berasal dari limbah pertanian merupakan salah satu alternative yang dapatditempuh karena dapat memperbaiki struktur, tekstur dan kesuburan tanah

    sehingga dapat meningkatkan toleransi tanaman, menghasilkan senyawa tertentu

    selama proses dekomposisi yang dapat bersifat toksik terhadap nematoda,

    menghasilkan suhu yang relatif tinggi yang mampu membunuh nematoda dan

    meningkatkan peran musuh alami nematode.

    Gejala di atas permukaan tanah pada nematda adalah apabila akar

    mengalami kerusakan, pertumbuhan tanaman di atas tanah akan mengalamihambatan pula karena unsure hara yang diterima berkurang. Akibatnya adalah

    pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, klorosis dan sering kali diikuti layu,

    daun gugur atau ujung tanaman mati. Titik tumbuh sering mengalami kelainan ,

    daun jadi keriting, membengkok, berbelit dan kadang pada batang ada tumor atau

    pembengkakan karena kekurangan unsure hara (Pracaya 2008).

    Pupuk kandang dan kompos dapat juga digunakan untuk mengendalikan

    nematode. Bahan-bahan organik tersebut dapat mengubah sifat fisik dan kimia

  • 7/30/2019 pi faren

    6/12

    5

    tanah, sehingga keadaan sekitarnya kurang cocok bagi kehidupan nematode.

    Bahan organik juga mengandung beberapa persenyawaan kimia, misalnya

    formaldehyde, acetone, phenol, dan asam amino yang mencegah pertambahan

    populasi nematode (Pracaya 2008). Penggunaan pupuk organik alam yang dapat

    dipergunakan untuk membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk

    Organik Cair. Pupuk organik ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak,

    kompos, limbah alam, hormon tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya yang

    diproses secara alamiah selama 4 bulan (Parman 2007).

  • 7/30/2019 pi faren

    7/12

    6

    III.METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Praktikum

    Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2013 sampai dengan

    selesai di Rumah Kaca dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas

    Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    B. Alat dan Bahan1. Alat

    Alat penelitian yang dgunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, tali,

    ajir, polybag, ember, gayung, tali rafia, kuas, mikroskop, micrometer sekrup,

    penggaris, corong Beerman, gunting, tabung sentrifugasi.

    2. BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah tanaman tomat 3

    bulan yang telah terinfeksi oleh Meloidogyne benih tomat dengan 3 varietas

    (ananta, maligai, nikita), pupuk organik cair (bahan dasar pupuk kompos, serbuk

    gergaji, dolomite dan batuan fosfat), air.

    C. Metode Pelaksanaan1. Persiapan inokulum nematode

    Paket telur Meloidogyne dikumpulkan dari perakaran tomat biakan

    berumur 3 bulan dengan berat tanah 10g. Selanjutnya telur-telur tersebut

    diinkubasikan pada corong Baermann yang dimodifikasi selama 2 hari dalam

    ruang pengkabut. Larva instar kedua (selanjutnya disebut L-2) yang telah keluar

    dari telur digunakan sebagai inokulum untuk menginfestasi tanah dalam penelitian

    ini. Untuk menghilangkan bakteri dalam suspensi L-2, suspense diberi 200ppm

    sterptoimsin-sulfat.

    2. Persiapan bahan tanam dan lahanTanah yang akan dijadikan sebagai media tanam tanaman tomat perlu

    dilakukan pensterilan. Hal ini agar tanah tersebut bersih dari mikroba-mikroba

    tanah lain. Hal ini bisa dengan cara tanah dan pasir dilakukan pemanasan pada

    tong. Bahan tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah ananta (V1),

    maligai (V2), nikita (V3). Kemudian benih masing-masing varietas tanaman

  • 7/30/2019 pi faren

    8/12

    7

    tomat dilakukan penyemaian. Pemilihan tanaman yang akan dipindah tanamkan

    adalah yang telah mengalami perkecambahan yang baik (terdiri dari 2-3 helai

    daun yang tumbuh tegak). Pindah tanam setelah 4 minggu setelah semai, sehingga

    diperlukan pemeliharaan juga pada pra-tanam,

    3. PenanamanPenanaman dilakukan pada polybag yang sudah terisi oleh tanah steril dan

    telah diinokulasikan dengan inokulum nematode 10ml/10g. Tanaman dipindah

    tanam setelah 4 minggu setelah semai.

    4. Pemupukan (Pembuatan ramuan pupuk organik)Pupuk kompos sebanyak 10kg ditambah dengan 3kg serbuk gergaji, 1,5kg

    dolomite, batuan fosfat alam 1,5kg. Setelah bahan dicampur dengan sesuai

    perlakuan kemudian difermentasi dalam medium air dengan kepekatan 40g/liter.

    Larutan nutrisi difermentasikan dalam ember plastik sehingga terjadi fermentasi

    secara anaerob. Kemudian pupuk ini disaring dengan kain tipis dan diaplikasikan

    pada tanaman dengan perbandingan 1: 10 untuk pupuk dan air. Perlakuan pupuk

    yang diaplikasikan adalah

    P1: 10kg pupuk kompos+ 3kg serbuk gergaji

    P2: 10kg pupuk kompos+ 3kg serbuk gergaji+ 1,5kg batuan fosfat alam

    P3: 10kg pupuk kompos+ 3kg serbuk gergaji+ 1,5kg dolomit

    P4: 10kg pupuk kompos+3kg serbuk gergaji+1,5 kg batuan fosfat alam+ 1,5kg

    dolomite (kontrol)

    5. PanenDilakukan pemanenan untuk melihat hasil buah pada tanaman tomat

    dengan aplikasi pupuk organik. Pada pemanenan ini dilakukan perhitungan

    jumlah buah yang dihasilkan tiap tanaman.

    6. Pengamatan kerusakan akar dan populasi nematodaPengamatan kerusakan akar pada tanaman diamati pada 7HST, 14HST,

    21HST dan 28HST dan menghitung populasi nematode dengan metode flotasi.

    Menurut Dropkin (1989) cara mengetahui populasi nematode (metode Flotasi

    Sentrifugal):

  • 7/30/2019 pi faren

    9/12

    8

    a. Memasukkan 100cm3 sampel tanah ke dalam ember dan menambahkan air800ml. Kenudian mengaduknya hingga hancur tanahnya dan diamkan 60detik.

    b. Dekantasi dengan saringan kasar ( 0,425mm dan saringan halus (0,038mm). Kemudian bilas sisa kotoran yang terdapat pada saringan tersebut.

    c. Mencuci sisa kotoran pada saringan halus ke dalam gelas piala berukuran150ml dan digoncangkan campuran tersebut ke dalam tabung sentrifus ukuran

    50ml

    d. Kemudian disentrifus 5menit dan dekantasi cairan tanpa mengganggu butiran-butiran tanah dan nematode yang terdapat pada dasar tabung sentrifus.

    e. Menambahkan larutan gula ke dalam tabung sampai separuhnya. Selanjutnyasuspensinya lagi butiran-butiran tanah dengan gelas pengaduk dan tambahkan

    sukrosa lebih banyak mencapai 0,5cm dari bagian atas tabung.

    f. Larutan tersebut disentrifus 60detik. Selanjutnya dekantasi larutan sukrosadengan menggunakan saringan yang amat halus ( 0,028mm) tanpa

    mengganggu sisa kotoran pada tabung dan membilasnya dengan 30ml air ke

    gelas piala.

    D. Penentuan SamplePenelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 2

    faktor yaitu jenis pupuk organik cair dan varietas tanaman tomat. Taraf pada jenis

    pupuk organik cair antara lain P1, P2, P3 dan P4. Taraf untuk varietas tanaman

    tomat antara lain: V1, V2 dan V3. Perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan dan

    tiap perlakuan terdiri dari 5 tanaman. Sehingga terdapat 180 tanaman tomat dalam

    penelitian ini.

    Penentuan sampel tanaman dilakukan dengan pengambilan secara acak.

    Penentuan pengamatan kerusakan akar dilakukan dengan desktrutif pada beberapa

    kurun waktu. Hal ini diamati pada tanaman yang telah diinokulasikan nematode

    saat 7HST, 14HST, 21HST , 28HST dan saat panen.

    E. PemeliharaanPemeliharaan yang diberikan adalah melakukan penyiraman pada bibit

    tanaman tomat yang disemaikan sampai pindah tanam. Kemudian melakukan

    fertigasi pada tanaman tomat untuk tiap perlakuan. Selain itu melakukan

  • 7/30/2019 pi faren

    10/12

    9

    penyiangan pada tiap polybag, agar gulma yang tumbuh tidak mempengaruhi

    pertumbuhan tanaman tomat.

    F. Variabel Pengamatan1. Besarnya puru akar pada tanaman tomat (penilaian scoring)

    Skoring pada puru akar sendiri antara lain

    a. 0,1- 1cm yaitu 0b. 2-3cm yaitu 1c. 4-5cm yaitu 2d. >5cm yaitu 3.

    2. Tingkat kerusakan akar (dengan penilaian scoring)Berdasarkan metode Taylor dan Sasser (1978) dengan skor 0-5 yaitu:

    a. 0 = tidak ada puru akar per tanamanb. 1 =1-15 puru akar per tanamanc. 2 = 16-35 puru akar per tanamand. 3 = 36-50 puru akar per tanamane. 4 =51-100 puru akar per tanamanf. 5 = > 100 puru akar per tanaman

    3. Populasi larvaMeloidogyne di dalam tanahUntuk mengetahui kerentanan tanaman terhadap populasi larva

    Meloidogyne dengan pengaplikasian pupuk cair tersebut. Metode evaluasi

    ketahanan tanaman terhadap serangan Meloidogyne dilakukan dengan

    menggunakan indeks puru akar atau dengan menggunakan faktor reproduksi

    (faktor R = Pf/Pi), dimana Pi adalah populasi awal nematoda dalam tanah dan Pf

    adalah populasi akhir nematode.

    Tabel 1. Hubungan antara indeks puru akar dan faktor R dengan tingkat ketahanan

    terhadapMeloidogyne

    Indeks puru Faktor R*) Tingkat ketahanan

    2

    2

    > 2

    > 2

    1

    > 1

    1

    > 1

    Tahan (resistant)

    Toleran (tolerant)

    Rentan (succeptible)

    Sangat rentan (oversucceptible)

    *) Faktor R = Pf/Pi, dimana: Pf = populasi akhir larva Meloidogyne dalam tanah

    Pi = populasi awal larvaMeloidogyne dalam tanah

  • 7/30/2019 pi faren

    11/12

    10

    4. Berat basah dan kering akar5. Banyaknya buah yang dihasilkan

    Untuk mengetahui kemampuan tanaman tersebut saat terserang nematode

    mampu mengedarkan unsur hara ke seluruh tubuh tanaman untuk dapat

    menghasilkan buah. Hasil buah dijadikan salah satu indikator pengaruh serangan

    nematode pada tanaman tomat.

    6. Analisis DataData hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F taraf 5%.

    Jika terdapat beda nyata dilakukan uji DMRT taraf 5%.

  • 7/30/2019 pi faren

    12/12

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    Badaruddin 1989. Nematoda Parasit di Kabupaten Jeneponto. Prosiding Kongres

    Nasional X dan Seminar Ilmiah perhimpunan Fitopatologi Indonesia.

    November 1989. Denpasar. p. 246-248.

    Cahyono B 2008. Tomat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

    Dropkin V H 1989. Introducton to Plant Nematology. John Willey and Sons.

    Columbia.

    Parman S 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan

    dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.) (Buletin Anatomi danFisiologi 25(II) : 21-31).

    Pracaya 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik.

    Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

    Pracaya 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Wijayani A, W Widodo 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa Varietas

    Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik (Ilmu Pertanian 12 (I): 77-

    83).