ph meter

26
Pengukuran pH dengan Menggunakan pH Meter A. Tujuan 1. Mempelajari sifat keasaman/kebasaan suatu larutan. 2. Mempelajari kerja indikator asam/basa. 3. Mempelajari jalannya titrasi alkalimetri dengan menggunakan pH meter untuk menentukan titik ekivalennya. B. Dasar Teori 1. Pengionan Air [1] Berdasarkan pengukuran daya hantar listrik menunjukkan bahwa air mengion secara terbatas sesuai persaman berikut: 2H 2 O H 3 O + + OH - atau H 2 O H + + OH - Pengukuran daya hantar murni pada 25 o C menunjuikkan bahwa susunan ionnya adalah: [H 3 O + ] = 1,0 x 10 -7 mol/L [OH - ] = 1,0 x 10 -7 mol/L Sehingga tetapan kesetimbangan pengionan air adalah: Kc= ¿¿ Untuk air murni atau larutan yang encer (dengan pelarut air) dianggap bahwa konsentrasi molekul air adalah 55M sehingga: Kc= ¿¿ Kc x (55) 2 = [H 3 O + ][OH - ] Karena Kc x (55) 2 adalah sama dengan Kw, dan dengan mensubtitusikan konsentrasi ion hidrogen dan hidroksida, maka dapat dihitung harga Kw sebagai berikut: 011100301 Page 1

Upload: tino-umbar

Post on 07-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

this is a report of practice about pH meter

TRANSCRIPT

Page 1: pH meter

Pengukuran pH dengan Menggunakan pH Meter

A. Tujuan

1. Mempelajari sifat keasaman/kebasaan suatu larutan.

2. Mempelajari kerja indikator asam/basa.

3. Mempelajari jalannya titrasi alkalimetri dengan menggunakan pH meter untuk

menentukan titik ekivalennya.

B. Dasar Teori

1. Pengionan Air[1]

Berdasarkan pengukuran daya hantar listrik menunjukkan bahwa air mengion

secara terbatas sesuai persaman berikut:

2H2O H3O+ + OH- atau

H2O H+ + OH-

Pengukuran daya hantar murni pada 25oC menunjuikkan bahwa susunan

ionnya adalah:

[H3O+] = 1,0 x 10-7 mol/L

[OH-] = 1,0 x 10-7 mol/L

Sehingga tetapan kesetimbangan pengionan air adalah:

Kc=¿¿

Untuk air murni atau larutan yang encer (dengan pelarut air) dianggap bahwa

konsentrasi molekul air adalah 55M sehingga:

Kc=¿¿

Kc x (55)2 = [H3O+][OH-]

Karena Kc x (55)2 adalah sama dengan Kw, dan dengan mensubtitusikan

konsentrasi ion hidrogen dan hidroksida, maka dapat dihitung harga Kw sebagai

berikut:

Kw = [H3O+][OH-]

= (1,0 x 10-7)( 1,0 x 10-7)

= 1,0 x 10-14

Tetapan Kw ini disebut kasil kali ion untuk air. Ini menunjukkan dalam air

murni atau larutan dalam air apa saja, baik ion hidrogen dan hidroksida harus ada dan

hasil kali konsentrasinya harus konstan. Jika konsentrasi salah satu ion diketahui,

011100301 Page 1

Page 2: pH meter

maka konsentrasi ion yang lain mudah dihitung, karena hasil kali keduanya adalah

sama dengan 1,0 x 10-14 (Kw pada 25oC).

Dalam larutan air, sifat asam yang biasa dikaitkan dengan ion hidrogen dan

sifat basa yang biasa dikaitkan dengan ion hidroksida. Karena hasil kali konsentrasi

molar ion-ion ini konstan, yaitu sebesar 1,0 x 10-14 maka perlu untuk menyatakan

konsentrasi dari satu ion saja untuk manentukan sifat asam atau basa suatu larutaan:

Jika [H+] lebih besar dari 1,0 x 10-7 M, larutan bersifat asam

Jika [H+] lebih kecil dari 1,0 x 10-7 M, larutan bersifat basa

Jika [H+] sama dengan 1,0 x 10-7 M, larutan bersifat netral

2. Konsentrasi Ion Hidrogen

Konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan biasa dinyatakan dengan pH. pH

suatu larutan didefinisikan sebagai:

pH=log1¿¿

atau pH = -log [H+]

Diketahui bahwa :

Kw = [H+][OH-]

Maka:

-log Kw = -log [H+] –log [OH-]

pKw = pH +pOH

= 14

Pengukuran pH merupakan salah satu prosedur analitis yang sangat penting

dan sering digunakan dalam ilmu kimia. Penentuan pH suatu larutan digunakan alat

pH-meter.

3. pH-meter

pH-meter dikelompokkan dalam:

a. Pembacaan langsung, emf sel yang berisi elektroda kaca dikenakan tahanan

tinggi dan arus yang mengalir dalam tahanan itu kemudian digandakan dan

diterapkan pada pengukur peka berupa kumparan yang bergerak. Pengukur ini

dikalibrasi dalam mV sehingga emf sel terekam langsung. Karena kuantitas

yang diukur adalah pH, maka skala itu dikalibrasi dalam satuan pH.

b. Pengukuran potensiometer, digunakan rangkaian potensiometer bersama

dengan suatu pengganda elektronik dan suatu miliammeter sebagai detektor

titik berimbang. Potensiometer itu distandardisasi dengan suatu sel standar

011100301 Page 2

Page 3: pH meter

yang terdapat pada alat tersebut, dan kemudian emf sel yang berisi elektrode

kaca dikenakan pada potensiometer dan keseimbangan dapat dicapai.

Cara operasi pH-meter untuk tiap-tiap tipe dan merk pH-meter akan berbeda-

beda, namun demikian secara umum cara operasional pH-meter adalah sebagai

berikut:

a. Nyalakan alat dan biarkan sehingga alat melakukan pemanasan.

b. Set temperaturnya sesuai dengan temperatur larutan.

c. Celupkan elektrode ke dalam larutan standar, dan set skala pembacaan alat

sesuai dengan pH larutan standar.

d. Ambil elektrode tersebut kemudian bilas dengan aquades dan dilap, kemudian

celupkan kembali kepada larutan standar yang lain, dan lakukan set kembali.

e. Ambil elektrode, bilas dengan aquades dan dilap. Untuk memastikan

pembacaan pH oleh alat telah baik,ulangi standardisasi alat lagi.

f. Setelah pembacaan baik, baru kemudian lakukan pengukuran untuk larutan

yang akan diukur pH-nya.

g. Setelah selesai, ambil elektrode yang telah terpasang, bilas dengan aquades,

dan biarkan tercelup dalam aquades yang baru.

4. Penentuan titik ekuivalen pada kurva titrasi[2]

Bila suatu kurva titrasi telah diperoleh (yakni suatu alur pembacaan e.m.f.

lawan volume titran yang ditambahkan) akan didapatkan bentuk kurva penetralan

(asam-basa) seperti pada gambar di bawah:

Titik ekivalen terletak pada bagian yang menanjak dengan curam. Meskipun

dalam hal kurva terlihat jelas memiliki bagian yang sangat curam, orang dapat

memperkirakan nilai titik ekivalen sebagai titik tengah bagian yang curam tersebut,

maupun pada umumnya perlu untuk melakukan suatu konstruksi geometris agar dapat

dengan eksak menentukan titik ekivalen. Prosedur yang biasa digunakan adalah:

Metode garis bagi, diterapkan apabila kurva menunjukkan garis yang cukup lurus

sebelum dan sesudah bagian curam. Masing-masing garis lurus ini diperpanjang dan

kemudian ditarik dua garis pada titik-titik yang cocok, satu di kiri dan yang lain di

kanan bagian curam itu. Potong garis vertikal ini kemudian dibagi dua sama besar dan

kedua titik tengahnya dihubungkan di mana garis hubung ini memotong kurva titrasi,

di situlah titik akhir titrasi.

5. Beberapa contoh indikator dan rentang pH-nya adalah sebagai berikut:

011100301 Page 3

Page 4: pH meter

No Nama Indikator Trayek pHPerubahan Warna

Asam Basa

1 Metil kuning 2 – 3 Merah Kuning

2 Dinitrofenol 2,4 – 4,0 Tak berwarna Kuning

3 Metil jingga 3 – 4,5 Merah Kuning

4 Metil merah (MM) 4,4 – 6,6 Merah Kuning

5 Lakmus 6 – 8 Merah Biru

6 Fenolftalein (PP) 8 – 10 Tak berwarna Merah

7 Timolftalein (TP) 10 – 12 Kuning Ungu

8 Trinitrobenzena 12 - 13 Tak berwarna Jingga

Dan di bawah ini adalah contoh kurva hasil titrasi dari beberapa asam dan basa:

C. Alat dan Bahan.

011100301 Page 4

Page 5: pH meter

- Alat:

1. pH meter

2. Statif

3. Penggaris

4. Neraca Analitik

5. Sendok sungu

6. Kaca arloji

7. Pipet ukur 0,5 mL

8. Pipet tetes

9. Pipet volume 4 mL, 50 mL

10. Buret 50 mL

11. Gelas beaker 100 mL, 250 mL

12. Labu ukur 100ml, 250 mL

13. Corong

14. Labu semprot

15. Pengaduk

- Bahan:

1. Larutan buffer pH 7

2. HCl

3. NaOH

4. CH3COONa

5. Aquades

6. Indikator PP

7. Indikator MM

8. Indikator TP

D. Langkah Kerja

011100301 Page 5

Page 6: pH meter

I. Persiapan alat dan bahan.

a. Pembuatan HCl 0,1 M

1. HCl pekat (37%) diambil dari botol induk sebanyak 4,145 mL.

2. Larutan HCl yang telah diambil diencerkan dalam 500 mL aquades.

b. Pembuatan HCl 0,05 M

1. HCl 0,1 M yang telah dibuat pada langkah a diambil sebanyak 250 mL.

2. Larutan HCl 0,1 M 250 mL diencerkan dalam 500 mL aquades.

c. Pembuatan NaOH 0,1 M

1. NaOH ditimbang sebanyak 1 gram.

2. NaOH dilarutkan dalam 250 mL aquades.

d. Pembuatan CH3COONa0,1 M

1. CH3COONa ditimbang sebanyak 2,05 gram.

2. CH3COONa dilarutkan dalam 250 mL aquades.

II. Mempelajari sifat keasaman/kebasaan suatu larutan

a. Pengaruh pengenceran terhadap pH pada larutan HCl

1. HCl 0,1 M diambil sebanyak 100 mL dalam gelas beaker.

2. pH HCl 0,1 M diukur dengan menggunakan pH meter dan dicatat hasilnya.

3. Ditambahkan aquades sebanyak 25 mL ke dalam HCL 0,1 M kemudian

dikur pH-nya.

4. Langkah ke-3 diulangi sebanyak 4 kali.

b. Pengaruh pengenceran terhadap pH pada larutan NaOH

1. NaOH 0,1 M diambil sebanyak 100 mL dalam gelas beaker.

2. pH NaOH 0,1 M diukur dengan menggunakan pH meter dan dicatat

hasilnya.

3. Ditambahkan aquades sebanyak 25 mL ke dalam NaOH 0,1 M kemudian

dikur pH-nya.

4. Langkah ke-3 diulangi sebanyak 4 kali.

c. Pengaruh pengenceran terhadap pH pada larutan CH3COONa

011100301 Page 6

Page 7: pH meter

1. CH3COONa 0,1 M diambil sebanyak 100 mL dalam gelas beaker.

2. pH CH3COONa 0,1 M diukur dengan menggunakan pH meter dan dicatat

hasilnya.

3. Ditambahkan aquades sebanyak 25 mL ke dalam CH3COONa 0,1 M

kemudian diukur pH-nya.

4. Langkah ke-3 diulangi sebanyak 4 kali.

III. Mempelajari kerja indikator asam/basa

1. Larutan HCl 0,05 M sebanyak 100 mL dimasukkan dalam gelas beaker.

2. Diberi 3 tetes indikator PP pada HCl.

3. Larutan NaOH 0,1 M dimasukkan dalam buret.

4. Titrasi dijalankan dan dicatat volume NaOH yang dibutuhkan sampai terjadi

perubahan warna.

5. Indikator PP diganti dengan MM kemudian TP dan dilanjutkan mulai langkah 3.

IV. Mempelajari jalannya titrasi alkalimetri dengan menggunakan pH meter untuk

menentukan titik ekivalennya.

1. Larutan HCl 0,05 M sebanyak 100 mL dimasukkan dalam gelas beaker.

2. Larutan HCl tersebut dititrasi dengan NaOH 0,1 M tetapi disertai pengukuran pH

setiap volume tertentu.

E. Data Percobaan

011100301 Page 7

Page 8: pH meter

I. Persiapan alat dan bahan.

a. Pembuatan HCl 0,1 M

M =

M =

M =

M1.V1 = M2.V2

12,06 M.V1 = 0,1 M.500 mL

V1 = 4,145 mL.

Volume pengambilan 4,2 mL HCl 12,06 M dilarutkan dalam 500 mL aquades.

b. Pembuatan HCl 0,05 M

M1.V1 = M2.V2

0,1 M.V1 = 0,05 M.500 mL

V1 = 250 mL

c. Pembuatan NaOH 0,1 M

M =

0,1 =

Massa = 1 gram dalam 250 mL aquades (membuat 2 kali)

Massa penimbangan = 1,01904 gram.

d. Pembuatan CH3COONa

M =

0,1 =

Massa = 2,05 gram dalam 250 mL aquades.

Massa penimbangan = 2,0517 gram

II. Pengaruh pengenceran terhadap pH.

a. Pengaruh pengenceran terhadap pH HCl 0,1 M

011100301 Page 8

Page 9: pH meter

Volume HCl = 100 mL

pH HCl awal = 0,63

Volume aquades (mL) pH HCl

25 0,75

50 0,82

75 0,89

100 0,96

125 1,01

b. Pengaruh pengenceran terhadap pH NaOH 0,1 M

Volume NaOH = 100 mL

pH NaOH awal = 13,2

Volume aquades (mL) pH NaOH

25 13,14

50 13,08

75 13,02

100 12,96

125 12,90

c. Pengaruh pengenceran terhadap pH CH3COONa 0,1 M

Volume CH3COONa = 100 mL

pH CH3COONa awal = 8,59

Volume aquades (mL) pH CH3COONa

25 8,39

50 8,31

75 8,26

100 8,19

125 8,14

III. Mempelajari kerja indikator asam/basa

a. Indikator PP

pH larutan = 10,02

Volume yang dibutuhkan = 36,3 mL

Perubahan warna = tidak berwarna pink

011100301 Page 9

Page 10: pH meter

b. Indikator MM

pH larutan = 6,73

Volume yang dibutuhkan = 36,1 mL

Perubahan warna = pink kuning

c. Indikator TP

pH larutan = 11,03

Volume yang dibutuhkan = 36,9 mL

Perubahan warna = hijau kekuningan ungu

IV. Mempelajari jalannya titrasi alkalimetri dengan menggunakan pH meter untuk

menentukan titik ekivalennya.

Volume NaOH pH titran

5 1,06

10 1,27

15 1,35

20 1,50

25 1,75

26 1,83

27 1,9

28 1,99

29 2,11

30 2,25

30,5 2,34

31 2,46

31,5 2,61

32 2,84

32,5 3,26

32,6 3,43

32,7 3,84

32,8 4,31

32,9 5,88

32,95 6,02

33 7,14

33,05 7,36

011100301 Page 10

Page 11: pH meter

33,1 7,56

33,15 7,91

33,2 9,56

33,3 10,02

33,4 10,30

33,5 10,51

33,7 10,68

34,7 11,29

35,7 11,47

36,7 11,67

41,7 12,1

46,7 12,26

50 12,4

F. Perhitungan

a. Pengaruh pengenceran terhadap pH.

1. Pengaruh pengenceran terhadap pH HCl 0,1 M

M1.V1 = M2 .V2

0,1 M.100 mL = M2 . 125 mL.

M2 = 0,08 M

Dengan cara yang sama maka diperoleh:

Volume larutan (mL) pH HCl Konsentrasi HCl (M)

125 0,75 0,08

150 0,82 0,067

175 0,89 0,057

200 0,96 0,05

225 1,01 0,044

Apabila dibuat grafik maka akan terbentuk grafik sebagai berikut:

011100301 Page 11

Page 12: pH meter

0.04 0.045 0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.0850

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Grafik Konsentrasi HCl vs pH HCl

Konsentrasi (M)

pH

2. Pengaruh pengenceran terhadap pH NaOH 0,1 M

Volume larutan (mL) pH NaOH Konsentrasi NaoH (M)

125 13,14 0,08

150 13,08 0,067

175 13,02 0,057

200 12,96 0,05

225 12,90 0,044

Apabila dibuat grafik maka akan terbentuk grafik sebagai berikut:

0.04 0.045 0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.08512.75

12.8

12.85

12.9

12.95

13

13.05

13.1

13.15

13.2Grafik Konsentrasi NaOH vs pH NaOH

Konsentrasi (M)

pH

3. Pengaruh pengenceran terhadap pH CH3COONa 0,1 M

Volume larutan (mL) pH CH3COONa Konsentrasi CH3COONa (M)

011100301 Page 12

Page 13: pH meter

125 8,39 0,08

150 8,31 0,067

175 8,26 0,057

200 8,19 0,05

225 8,14 0,044

Apabila dibuat grafik maka akan terbentuk grafik sebagai berikut:

0.04 0.045 0.05 0.055 0.06 0.065 0.07 0.075 0.08 0.0858

8.058.1

8.158.2

8.258.3

8.358.4

8.45

Grafik Konsentrasi CH3COONa vs pH CH3COONa

Konsentrasi (M)

pH

b. Mempelajari kerja indikator asam/basa

I. Indikator PP

Dari hasil praktikum diketahui bahwa indikator PP bekerja pada pH 10,02,

sebab pada pH tersebut terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi

pink. Hal ini tidak bertentangan dengan teori, sebab pada teori indikator PP

bekerja pada rentang pH 8,2 – 10. Hanya terjadi penyimpangan pH sebesar

0,02.

II. Indikator MM

Dari hasil praktikum diketahui bahwa indikator MM bekerja pada pH 6,73,

sebab pada pH tersebut terjadi perubahan warna dari pink menjadi kuning. Hal

ini sedikit bertentangan dengan teori, sebab pada teori indikator MM bekerja

pada rentang pH 4,4 – 6,6. Disini terjadi penyimpangan cukup besar yaitu 0,13.

III. Indikator TP

011100301 Page 13

Page 14: pH meter

Dari hasil praktikum diketahui bahwa indikator TP bekerja pada pH 11,03,

sebab pada pH tersebut terjadi perubahan warna dari hijau kekuningan menjadi

ungu. Hal ini tidak bertentangan dengan teori, sebab pada teori indikator TP

bekerja pada rentang pH 10 – 12. Disini tidak terjadi penyimpangan.

c. Mempelajari jalannya titrasi alkalimetri dengan menggunakan pH meter untuk

menentukan titik ekivalennya

Apabila dibuat grafik antara volume NaOH yang ditambahkan vs perubahan pH yang

terjadi maka akan terbentuk kurva seperti di bawah ini:

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 600

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Kurva Titrasi NaOH 0,1 M dan HCl 0,05 M

Volume NaOH (mL)

pH

Dari grafik dapat dilihat bahwasanya terjadi lonjakan pH yang signifikan diantara

volume NaOH 30 mL sampai dengan 35 mL. Sedangkan apabila ditarik garis lurus dari

pH 7 dihubungkan ke volume NaOH maka akan diperoleh volume 33 mL sebagai titik

ekivalen.

011100301 Page 14

Page 15: pH meter

Selain itu juga dapat dilakukan perhitungan untuk membandingkan apakah benar 33

mL sebagai titik ekivalennya.

n NaOH = n HCL

M NaOH.V NaOH = M HCL.V HCL

0,1 M.V NaOH = 0,05 M.100mL.

0,1 M.V NaOH = 5M.mL.

V NaOH =

V NaOH = 50 mL

Persen kesalahan =

=

= 34 %

011100301 Page 15

Page 16: pH meter

G. Pembahasan.

Pada praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sifat keasaman/kebasaan suatu

larutan, mempelajari kerja indikator asam/basa, mempelajari jalannya titrasi alkalimetri

dengan menggunakan pH meter untuk menentukan titik ekivalennya.

Untuk mempelajari sifat keasaman/kebasaan suatu larutan dengan melakukan suatu

pengenceran. Sehingga yang diamati adalah bagaimana pH suatu asam/basa apabila

dilakukan pengenceran kepadanya. Dalam hal ini ada 3 jenis larutan yang akan diamati

yaitu asam kuat yang berupa HCl, basa kuat yang berupa NaOH, dan garam dari basa

kuat yang berupa CH3COONa. Dari hasil pengamatan HCl, apabila HCl diencerkan tentu

konsentrasinya akan turun. Turunnya konsentrasi ini akan menyebabkan pH naik.

Naiknya pH ini menandakan bahwa sifat keasaman HCl turun. Besar kecilnya pH

dipengaruhi oleh konsentrasinya. Jika konsentrasinya turun, maka jumlah ion H+ akan

berkurang pula yang menyebabkan pH naik dan sifat keasaman berkurang. Atau dapat

dilihat dengan hubungan rumus sebagai berikut:

pH = - log [H+]

Apabila konsentrasi awal 0,1 M, maka:

pH = - log [0,1]

pH = -(-1)

pH = 1 (tetapi dalam praktek pH-nya 0,63)

Sedangkan apabila diencerkan kemudian konsentrasinya menjadi 0,08, maka:

pH = - log [0,08]

pH = -(-1,0969)

pH = 1,0969 (tetapi dalam praktek pH-nya 0,75)

Begitu pula seterusnya apabila terus dilakukan pengenceran. Perbedaan pH antara praktek

dan teori ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti :

1. Penimbangan zat atau pengambilan larutan dari induk kurang tepat. Dalam hal ini

dapat dicontohkan oleh HCl yang seharusnya diambil untuk memperoleh HCl 0,1 M

adalah dengan mengambil sebanyak 4,125 mL HCl dari induk dilarutkan dalam 500

mL aquadest. Tetapi karena tidak mungkin mengambil 4,125 mL karena alatnya tidak

tersedia maka praktikan mengambil 4,2 mL.

2. Ketika melakukan pengenceran kurang teliti misalnya kelebihan atau kurang dalam

menandabataskan.

011100301 Page 16

Page 17: pH meter

Yang berikutnya adalah pengamatan NaOH. Dari hasil pengamatan NaOH, apabila

NaOH diencerkan tentu konsentrasinya akan turun. Turunnya konsentrasi ini akan

menyebabkan pH turun. Turunnya pH ini menandakan bahwa sifat kebasaan NaOH

turun. Sama halnya dengan HCl, yang mempengaruhi pH disini juga konsentrasinya.

Hanya saja jika larutan asam yang mempengaruhi adalah konsentrasi ion H+ sedangkan

jika larutan basa yang mempengaruhi adalah konsentrasi ion OH-. Atau dapat dilihat

dengan hubungan rumus sebagai berikut:

pOH = - log [OH-]

pOH = - log [0,1]

pOH = -(-1)

pOH = 1

dan

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 1

pH = 13(tetapi dalam praktek pH-nya 13,2)

Apabila NaOH diencerkan sehingga konsentrasi menjadi 0,08, maka:

pOH = - log [0,08]

pOH = -(-1,0969)

pOH = 1,0969

pH = 14 – 1,0969

pH = 12,9031 (tetapi dalam praktek pH-nya 13,4)

Begitu pula seterusnya apabila terus dilakukan pengenceran, maka pH akan terus turun.

Hal yang sama terjadi juga pada CH3COONa. Karena CH3COONa berasal dari basa

kuat (NaOH) dan asal lemah (CH3COOH) maka untuk pH apabila dilakukan pengenceran

akan analog dengan basa kuat yaitu terus turun. Beda halnya apabila garam dari asam

kuat dan basa lemah maka apabila dilakukan pengenceran akan analog dengan asam kuat

yang pH-nya terus naik (misalnya saja NH4Cl.

Untuk mempelajari kerja indikator asam/basa maka percobaan dilakukan dengan

melakukan titrasi yang sama tetapi dengan indikator yang berbeda-beda. Pada dasarnya

indikator digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi dengan tanda perubahan warna

apabila sudah tercapai. Titik akhir pada titrasi adalah sebagai wakil dari titik ekivalen

yang pada titrasi tidak bisa diamati. Yang dapat diamati adalah titik akhir titrasi dengan

tanda perubahan warna pada larutan titran. Jadi apabila ingin mengetahui titik ekivalen

adalah dengan mengurangi titik akhir dengan volume 1 tetes larutan peniter (±0,05 mL).

011100301 Page 17

Page 18: pH meter

Sebab titik ekivalen adalah titik sesaat sebelum 1 tetes larutan peniter mengubah warna

larutan titran. Dari hasil praktikum diperoleh bahwasanya indikator PP bekerja pada pH

10,02, indikator MM bekerja pada pH 6,73, dan Indikator TP bekerja pada pH 11,03.

Indikator sendiri mempunyai trayek kerja sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan

yang lain. Yang mana PP mempunyai trayek pH 8 – 10, MM mempunyai trayek pH 4,4

– 6,6, dan TP mempunyai trayek pH 10 – 12. Dari hasil praktikum ini penyimpangan

yang dilakukan indikator dari trayeknya cenderung tidak terlampau besar. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa indikator masih normal atau bekerja dengan baik.

Yang terakhir adalah mempelajari jalannya titrasi alkalimetri dengan menggunakan

pH meter untuk menentukan titik ekivalennya. Titik ekivalen adalah titik dimana terjadi

kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar.

Kesetaraan ini dapat diartikan dengan jumlah mol zat titran dan peniter yang bereaksi

sama. Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada

indikator yang menunjukkan titik ekivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan

standar [3]. Karena titik akhir dan titik ekivalen mempunyai selisih yang sangat sedikit,

sehingga pada umumnya dianggap titik akhir = titik ekivalen. Dari hasil praktek

diperoleh titik ekivalen pada kisaran 33 mL. Sedangkan menurut teori (hasil perhitungan)

seharusnya titik ekivalen baru diperoleh pada 50 mL. Perbedaan yang diperoleh adalah

34%. Besarnya perbedaan dikarenakan:

1. Konsentrasi zat peniter dan titran belum pasti tepat. Sebab pada proses penimbangan

pun masih terdapat kesalahan.

2. Proses pengenceran kurang teliti sehingga mengubah konsentrasi yang diharapkan.

H. Kesimpulan.1. Pengaruh Pengenceran

Pengenceran pada larutan asam akan menyebabkan pH naik. Pengenceran pada larutan basa akan menyebabkan pH turun.

2. Kerja larutan indikator Indikator PP bekerja pada pH 10,02 Indikator MM bekerja pada pH 6,73 Indikator TP bekerja pada pH 11,03

3. Titik ekivalen pada titrasi antara NaOH 0,1 M dengan HCl 0,05 M 100 mL adalah pada kisaran volume NaOH 33 mL.

011100301 Page 18

Page 19: pH meter

I. Daftar Pustaka.[1]Christina P., Maria, SST, dkk.2006. Petunjuk Praktikum Instrumentasi Kimia.

Yogyakarta : STTN-BATAN. [2]Basset, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :

EGC.[3]http://chemistryoche.blogspot.com/2010/04/titrimetri.html

Yogyakarta, 21 November 2012.

Dosen Praktikan,

Haries Handoyo, SST Tino Umbar

011100301 Page 19

Page 20: pH meter

011100301 Page 20