petunjuk_praktikum_bahan_bangunan.doc

Upload: alif-rachmaewanto

Post on 14-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORANPRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

Disusun oleh :

1.M. Zuhdi Fadhli(14610)

2.Lutfi Afipah Oktorin(14649)

3.Shofwan Lathif(14738)

4.Afiq Anggit Saputro(14773)

Kelompok 6A

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPILSEKOLAH VOKASIUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2012i

LEMBAR PENGESA HANLAPORANPRAKTIKUM BAHAN BANG UNAN

DIPERIKSA OLEH :

Asisten

Erlangga B.PAsriJoko P, A.md.HendroTaufiq F.Damar H. P.Teknisi ITeknsi IIApriwidatno, STPrih adi SihanaDISETUJUI OLEH:

Dosen IDosen IIDosen IIIIr. Fathi Basewed, MT.Edi Kurniadi, ST. MT.Agus Kurniawan, ST.MT.Ph.D

NIP. 1959100219870031001NIP. 19711161998031005NIP. 197008131998031003

ii

LEMBAR ASISTENSIPRAKTIKUM BAHAN BANGUNANKelompok :6 A

Anggota:1.M. Zuhdi Fadhli(14610)

2.Lutfi Afipah Oktorin (14649)

3.Shofwan Lathif(14738)

4.Afiq Anggit Saputro (14773)

Asisten:Erlangga B. P.

NOTANGGALKETERANGANPARAF

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Bahan Bangunan ini.

Tujuan penulisan laporan ini agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan semua ilmu dan teori tentang bahan bangunan dalam praktek kerja di lapangan dan juga dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini penyusun menyadari tanpa adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak tentunya laporan ini tidak akan terselesaikan. Penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Heru Budi Utomo, MT. Selaku Ketua Jurusan Program Diploma Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada.

2. Bapak Ir. Fathi Basewed, MT. Selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Bahan Bangunan Universitas Gadjah Mada.

3. Bapak Edi Kurniadi, ST., MT. Selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Bahan Bangunan Universitas Gadjah Mada.

4. Bapak Agus Kurniawan, ST., MT., Ph.D. Selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Bahan Bangunan Universitas Gadjah Mada.

5. Bapak Apriwidatno dan Bapak Prihadi Sihana selaku teknisi dalam Praktikum Bahan Bangunan Universitas Gadjah Mada.

6. Sdr. Asri dan Sdr. Erlangga B. P. selaku Asisten Mata Kuliah Praktikum Bahan Bangunan Universitas Gadjah Mada.

7. Sdr. Taufiq F, Damar H.P, Hendro, dan Joko P, A.md selaku Asisten Mata Kuliah Praktikum Bahan Bangunan Universitas Gadjah Mada.

8. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Diploma Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada. Atas kerja samanya dalam penyusunan laporan ini.

iiiLaporan ini disusun sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah Praktikum Bahan Bangunan. Laporan ini berisi tentang berbagai macam percobaan dan pengujian yang berhubungan dengan ilmu-ilmu dalam bidang Teknik Sipil.

Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik-Nya, maka apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini, penyusun memohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pembaca. Untuk itu penyusun memohon saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki dan melengkapi penyusunan laporan ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, April 2012

Kelompok 6

A 2011

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi

LEMBAR PENGESAHANii

LEMBAR ASISTENSIiii

KATA PENGANTARv

DAFTAR ISIvii

BAB IPEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KAYU1

BAB IIPEMERIKSAAN KAND. LUMPUR DALAM PASIR (CARA6

VOLUME ENDAPAN EKIVALEN)

BAB IIIPEMERIKSAAN ZAT ORGANIS DALAM PASIR8

BAB IVPEMERIKSAAN MODULUS HALUS PASIR10

BAB VPEMERIKSAAN MODULUS HALUS KERIKIL14

BAB VIPEMERIKSAAN KAND. LUMPUR DALAM PASIR20

(AYAKAN NO 200)

BABVIIPEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT23

BABVIIIPEMERIKSAAN SSD PASIR27

BABIXPEMERIKSAAN DIAMETER PENGENAL TULANGAN29

BAB XPEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR33

BAB XIPEMERIKSAAN KADAR GARAM BATA MERAH36

BAB XIIPEMERIKSAAN UJI TEKAN BATA DAN MORTAR39

BAB XIIIPENGUJIAN PENYEBARAN MORTAR DENGAN MEJA SEBAR43

BAB XIVPENGUJIAN CARA PENGADUKAN BETON45

BAB XVPEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR48

BAB XVIPERCOBAAN PEMBUATAN SILINDER BETON51

BAB XVIIPENGUJIAN BLEEDING55

BAB XVIIIPENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU57

BAB XIXPENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU60

BAB XXPENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETON63

BAB XXIPENGUJIAN KEAUSAN KERIKIL DENGAN MESIN LOS68

ANGELES

BAB XXIIPENGUJIAN TARIK BAJA71

BAB XXIIIPENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN75

BAB XXIVPENGUJIAN DAYA IKAT SEMEN DENGAN ALAT UJI VIKAT78

v

BAB IPEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KAYUA. PendahuluanPemeriksaan berat jenis dan kadar air kayu merupakan hal yang penting untuk mengetahui kuat kelas kayu dan kondisi kayu apakah sudah kering udara atau belum.B. Tujuan

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui cara memeriksa berat jenis dan kadar air kayu. C. Benda Uji

Benda uji berupa balok kayu dengan ukuran tampang 57mm x 54mm. D. Alat

1. Gergaji.

2. Timbangan.

3. Kaliper.

4. Tungku pengering (oven).

5. Desikator. E. Pelaksanaan

1. Menyiapkan benda uji yang akan digunakan.

2. Mengukur dan menimbang benda uji.

3. Memasukkan benda uji ke dalam tungku pengering (oven) dengan suhu 105 oC, selama 2

3 hari sampai beratnya tetap.

4. Mengeluarkan benda uji dari oven. 5. Setelah 24 jam proses pengeringan, kemudian menimbang berat benda uji kering tungku tersebut (benda uji dinyatakan kering tungku jika dalam 24 jam pengeringan berikutnya tidak berubah beratnya). F. Data Praktikum1.Jenis kayu:Meranti

2.Cacat kayu (bila ada):Tidak ada

1

G. Hasil Pengujian dan Hitungan

1. Ukuran kayu

PengukuranABRata-rata

Panjang (mm)57,554,455,95

Lebar (mm)55,8553,0554,45

Tinggi (mm)24,323,824,05

2.Berat kayu ( B 1 )Kayu A= 32gram

Kayu B= 31,9 gram

3.Berat kayu kering tungku ( B2 )Kayu A= 27,6gram

Kayu B= 27,8gram

4.Volume kayu semula

(VA)= p x l x t( VB ) = p x l x t

= 57,5 x 55,85 x 24,3= 54,4 x53,05 x 23,8

= 78.036, 4125 mm3= 68.684,896 mm3

= 78,036 cm3= 68,685 cm3

VA VB

Rata rata volume kayu semula=2

=78,036 68,685

2

=73,3605 cm3

5. Berat jenis Kayu A =B2 a

V1a

=27,6

78,036

= 0,353Berat jenis Kayu B = B2 bV1b=

27,8

68,6852

= 0,405

=0,354 0,4050 ,38

Rata-rata berat jenis kayu=

2

6. Bobot isi Kayu ( A )=B1 a

V 1 a

=32

78,036

= 0,41 gram / cm3

Bobot isi Kayu ( B )=B1 b

V 1 b

=31,9

68,685

= 0,46 gram / cm3

Rata-Rata Bobot Isi=0,41 0,46= 0,435 gram/cm3

2

7. Kadar air kayu semula ( A )=(B1a B2 a )

100%

B 2a

=32 27,6 100%

27,6

= 15,942 %

8. Kadar air kayu semula ( B )=(B1b B2b )

100%

B 2b

=31,9 27,8 100%

27,8

= 14,748 %

Rata-rata kadar air Kayu=15,942 14,748= 15,345 %

2

3

H. Pembahasan

Syarat syarat : 1. Ringan ( berat jenis dibawah 1,0 adapun beton 2,4 baja 7,8)

2. Mudah dikerjakan

3. Murah

4. Kekuatan cukup tinggi

5. Awet

6. Syarat kadar air :

a. kayu basah = kadar air di atas 20 %

b. kayu kering = kadar air max. 20 %

Tabel penggolongan kelas kuat kayu berdasarkan berat jenisnya dalam PUBI table 37-3 :

Kelas KuatBerat Jenis KeringKuat lentur mutlakKekuatan Tekan

Udara(kg/cm2)Mutlak (kg/cm2)

I>0,9> 1100>650

II0,8 0,9725 1100425 650

III0,4 0,8500 - 725300 425

IV0,3 - 0,4360 500215 300

V< 0.338mm maka, terlebih dahulu harus mengeluarkan butiran yang >38mm dengan ayakan basah. D. Alat

a. Cetakan

Berupa kerucut abram dengan diameter dasar 20cm, diameter atas 10cm, dan tinggi 30cm.

b. Cetok.

c. Mistar pengukur (penggaris dari baja).

d. Alat pemadat.

e. Tatakan untuk dasar cetakan.

E. Pelaksanaan

a. Membasahi corong dengan air dan kemudian taruhlah ditempat yang rata, basah, tidak menyerap air, dan ruangan cukup bagi pemegang corong untuk secara kuat dan berdiri pada kedua kaki selama melakukan pengisian corong.

b. Mengisi corong cetakan dengan 3 kali (lapis) pengisian, masing-masing sekitar 1/3 volume corong. Dengan demikian tebal beton segar pada setiap kali pengisian sekitar 6 cm, 15 cm, 30 cm. Setiap kali mengisi beton segar ke dalam cetakan, harus menggerakkan cetok atau sendok hingga mengelilingi bagian ujung atas-dalam corong agar mendapatkan penyebaran beton segar yang merata dalam corong. Tusuk setiap lapis beton segar dengan alat penusuk sebanyak 25 kali. Usahakan dalam melakukan penusukan secara merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis beton sebelumnya.

48c. Setelah selesai menusuk lapisan beton segar yang terakhir, kemudian masukkan lagi beton segar ke bagian atas, dan ratakan hingga rata dengan sisi cetakan. Kemudian bersihkan alas di sekitar corong dari beton segar yang tercecer.

d. Setelah menunggu sekitar 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.

F.Data PraktikumTabel 15.1. Ukuran bahan dalam pembuatan beton.

BahanMerk / AsalBerat SatuanBerat

(kg/cm3)(gr)

AirPDAM1.10-38225

SemenGresik3,15.10-315500

PasirMerapi1,653.10-346050

KerikilClereng1,285.10-350240

Jumlah120005

G.Hasil Pengujian dan Hitungan

Cetakan slam1.Faktor Air Semen: 0.53

2.Nilai Slam: 14cm

: 14cm

: 9cm

Nilai slam: 14 14 9 = 12,3cm.3H. Pembahasan

a. Nilai slam dalam pengadukan beton sangat berpengaruh. Karena didalam nilai slam tersebut terdapat sifat workability yaitu kemudahan dalam pengerjaan adukan beton, makin besar nilai slam berarti adukan beton semakin encer dan ini berarti akan semakin mudah dalam pengerjaannya.

49b. Berdasarakn percobaan uji slam diatas hasil yang diperoleh yaitu faktor air semen 0.53 dan nilai slam rata-rata sebesara 12,3 cm sesuai dengan syarat yaitu nilai slam berkisar antara 5-12.5 cm.

I. Kesimpulan a.Rata-rata nilai slam adalah: 12,3cm

b.Faktor air semen adalah: 0,53

J. Lampiran

a. Laporan sementara.

b. Gambar Alat

c. Gambar langkah kerja

d. Flow chart.

e. Bahan Kontruksi Teknik, Halaman : V-10.

50BAB XVIPERCOBAAN PEMBUATAN SILINDER BETONA.PendahuluanPembuatan silinder beton adalah sebagai replikasi dari beton yang digunakan untuk bahan bangunan. Silinder beton ini terbuat dari adukan beton yang akan digunakan, yang merupakan sampel yang akan diujikan di laboratorium. Jumlah pembuatan silinder beton harus mempresentasikan dari adukan beton bahan bangunan.B.TujuanUntuk mengetahui langkah-langkah pembuatan silinder beton.C.Benda UjiSilinder beton dengan ukuran: diameter 150mm dan tinggi 300mm.D. Alat

a. Cetakan silinder berukuran diameter 150mm dan tinggi 300mm, terbuat dari besi atau baja.

b. Alat penumbuk.

c. Kaliper.

d. Cetok.

e. Tongkat perata.

E. Pelaksanaan

Pemadatan dengan tangan a. Lakukan pengisian adukan beton dalam 3 lapis, tiap lapis kira-kira bervolume sama.

b. Lakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh beton yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan timbunan beton dari tepi ke tengah).

c. Tusuk tiap lapisan dengan batang baja penusuk sebanyak 25 kali. Penusukan harus merata ke semua permukaan lapisan dengan kedalamn sampai sedikit masuk ke lapisan sebelumnya. Khusus untuk lapisan pertama, penusukan jangan sampai mengenai dasar cetakan.

d. Pindahkan cetakan ke ruangan yang lembab.

51Pemadatan dengan alat getar a. Untuk pencetakan silinder yang pemadatannya menggunakan alat getar, pengisian adukan beton hanya dalam 2 lapis, sedangkan masing-masing lapis kira-kira bervolume sama.

b. Memadatkan tiap lapisan dengan cara memasukkan alat getar ke dalam lapisan beton segar. Pada lapisan pertama, penusukan alat getar jangan sampai mengenai dasar cetakan, adapun pada lapisan kedua penusukan alat getar sampai menusuk lapisan pertama sedalam kira-kira 25 mm.

c. Lama penggetaran tergantung pada nilai kelecakan adukan beton maupun kemampuan alat getarnya. Sebagai gambaran, kita dapat melakukan 3 kali penggetaran dengan lama 3 atau 4 detik pada tiap lapisan. Penggetaran dapat dianggap cukup apabila pada permukaan beton segar sudah tampak suatu lapisan air.

d. Lakukan pengisian dengan cetok ke bagian tepi silinder agar memperoleh beton yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan timbunan beton dari tepi ke tengah). Cetakan jangan diisi terlalu penuh dengan adukan agar jangan sampai mortarnya jatuh ke luar dan kerikilnya masuk ke silinder pada saat menggetarkan.

e. Selesai menggetaran lapisan kedua, menambahkan sedikit beton segar di permukaan, kemudian meratakan dengan batang perata agar rata dengan permukaan cetakan.

f. Pindahkan cetakan ke dalam ruangan yang lembab.

Penyimpanan benda uji

a. Keluarkan benda uji silinder dari cetakan setelah 24 jam dari saat pencetakan.

b. Bersihkan benda uji dari kotoran yang mungkin melekat, kemudian mamberi tanda atau sandi agar tidak keliru dengan benda uji yang lain dan menimbang benda uji.

c. Kembalikan benda uji ke dalam ruangan yang lembab atau tempat penyimpanan yang lain.

d. Bila melakukan pembuatan silinder dan penuangan beton di lapangan, setelah mengeluarkan benda uji, harus menutup benda uji dengan rapat (misalnya kertas kedap air) dan menghindarkan dari panas matahari langsung.

52F.Data PraktikumAdukan beton:Tabel 16.1. Ukuran bahan dalam pembuatan beton.BahanMerk / asalBerat satuanBerat (gr)

(kg/cm3)

AirPDAM1.10-38215

SemenGresik3,15.1015500

PasirMerapi1,653.10-346050

KerikilClereng1,285.10-350240

Jumlah120005

Hasil pengujian

a.Faktor air semen= 0,53

b.Nilai slam=1.14cm

2.14cm

3.9cm

c. Nilai slam rata-rata = 14 9 14 = 12,3 cm

3G.Hasil Pengujian dan HitunganTabel 16.2. Ukuran cetakan dan silinder betonUraianSld.1Sld.2Sld.3

Diameter bagian dalam (mm)150151151

Kedalaman cetakan (mm)301305300

Berat cetakan kosong (kg)5,24,45,2

Berat cetakan + beton segar (kg)18,21817,2

Berat beton segar (kg)1313,612

Berat beton (kg/ m3)12,49512,75012,445

a. Volume silinder (V)=1 d 2 t

4

V.Sld I=1 1502 301= 5316412,5 mm3

4

= 0,0053164125 m3

= 0,00532 m3

V.Sld II=1 1512 305= 5459129,425 mm3

4

= 0,005459129425 m3= 0,00546 m3

53Program Diploma Teknik Sipil UGMV.Sld III =1 1512 300= 5369635,5 mm3

4= 0,0053696355 m3= 0,00537 m3b.Berat beton segar (W) = (Berat cetakan isi beton segarBerat cetakan Kosong)W.Sld I= 18,2 5,2= 13 kg

W.Sld II= 18 4,4= 13,6 kg

W.Sld III= 17,2 5,2= 12 kg

c. Berat beton segar per m3 (W) =Berat betonkg

Volume betonm 3

13= 2443,61 kg/m3

W.Sld I=

0,00532

13,6= 2490,84 kg/m3

W.Sld II=

0,00546

12= 2234,64 kg/m3

W.Sld III=

0,00537Berat rata rata dari 6 benda uji = kg/ m32443,61 2490,84 2234,64 = 2323,03 kg/m33H. Pembahasan

Pengadukan beton merupakan replikasi dari pencampuran adukan dasar beton yaitu pasir, semen, kerikil, dan air. Dalam perencanaan pembuatan beton direncanakan sebanyak 9 silinder. Tapi, dalam praktikumnya dibuat sebanyak 3 silinder. Pada uji coba kali ini pengadukan beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk yaitu mesin molen . Untuk menghindari keausan pada silinder beton sebaiknya beton disimpan pada tempat yang lembab atau direndam dalam air selama 7 hari. Jadi, berdasarkan hasil uji coba diatas berat rata-rata 3 silinder per m3 adalah 2323,03 kg/m3. I. Kesimpulan

a. Berat rata-rata silinder = 2323,03 kg/m3b. Sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton, terlebih dahulu beton disimpan pada tempat yang lembab atau direndam dalam air selama 7 hari.

c. Pengadukan dilakukan dengan mesin molen.

J. Lampiran a. Laporan sementara.

b. Gambar alat.

c. Gambar langkah kerja

d. Flow chart.

54BAB XVIIPENGUJIAN BLEEDINGA. Pendahuluan

Keenceran suatu campuran (adukan) beton sangat mempengaruhi mudah dan sulitnya pengerjaan di lapangan. Apabila campuran tersebut terlalu encer pengarjaannya semakin mudah namun kekuatan beton yang dihasilkan rendah, begitu sebaliknya. B. Tujuan

Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui tingkat keenceran suatu campuran beton. C. Benda Uji

Benda uji berupa campuran beton segar yang dipakai dalam pembuatan silinder beton dan pengujian slam. D. Alat

1. Pipet tetes

2. tabung ukur 10 ml

E. Pelaksanaan

1. Siapkan alat berupa tabung ukur 10 ml dan pipet tetes.

2. Ambil air yang berada di atas campuran beton tersebut semaksimal mungkin.

3. Amati berapa ml air yang ada, semakin banyak air maka campuran tersebut semakin encer.

F. Data Praktikum

BahanMerk / asalBerat satuanBerat (gr)

(kg/cm3)

AirPDAM1.10-38215

SemenGresik3,15.1015500

PasirMerapi1,653.10-346050

KerikilClereng1,285.10-350240

Jumlah120005

Hasil pengujian

a.Faktor air semen= 0.53

b.Nilai slam=1.14cm

2.14cm

3.9cm

55c. Nilai slam rata-rata = 14 9 14 = 12,3 cm

3. Nilai Bleeding : 7,5 ml G. Kesimpulan

Nilai Bleeding = 7,5 mlDari hasil praktikum campuran yang didapatkan adalah ideal. Sehingga campuran ini memenuhi syarat untuk pembuatan beton. Karena kualitas beton yang akan dihasilkan cukup baik.H. Lampiran

1. Laporan sementara

2. Gambar alat

3. Gambar urutan langkah kerja

4. Flow chart

56BAB XVIIIPENGUJIAN KUAT TEKAN KAYUA. PendahuluanKuat tekan kayu adalah nilai yang digunakan untuk mengetahui kelas kuat kayu. Kelas kuat kayu adalah tolok ukur yang akan kita gunakan di lapangan untuk menentukan dimensi kayu dan harus disarkan pada pembebanan yang bekerja.B. TujuanUntuk mengetahui cara menguji kuat tekan kayu searah serat.C. Benda UjiBenda uji berupa kayu meranti dengan ukuran 50 mm x 50 mm dan panjang 200 mm.D. Alat

1. Stop watch.

2. Mesin uji tekan.

3. Kaliper

E. Pelaksanaan

1. Meletakkan benda uji kayu pada mesin uji tekan.

2. Pembebanan diberikan dengan kecepatan sekitar 0.6 mm/menit.

3. Mencatat besar beban maksimum dan lama pembebanan.

4. Bentuk satu benda uji diperiksa setelah patah.

F. Data Praktikum

Benda Uji: 1.Jenis Kayu: Meranti3. Cacat: -

2.Bentuk: Balok

G. Hasil Pengujian dan HitunganData balok kayu ( kelompok 6 )Panjang (mm)Sisi A (mm)Sisi B (mm)

Pengukuran Kayu 1201,859,5040,75

Pengukuran Kayu 2202,060,0041,00

Pengukuran Kayu 3202,060,0041,00

Jumlah605,80179,50122,75

Rata-rata201,9359,8340,92

Laporan Praktikum Bahan Bangunan / Kelompok 6 / A201157Kayu 1

Beban maksimum: 63,2 kN = 63200 N

Lama pembebanan: 7,65 detik = 7,65 / 60 menit =0,1275 menit

p

1.Kuat tekan ( ) =P, dimanaA = t x l

A

A = luas alas

59,83 x 40,92

2474,02 mm2 = 24,7402 cm2

63200 NKuat tekan ( ) = h 2474,02 mm 2

= 25,55 MPa

2.Kecepatan pembebanan (V) =

Beban maksimum

Lama pembebananKecepatan pembebanan (V) =

63,2

0.1275 495,69 kN/menit

3. Sketsa benda uji setelah pembebanan

Kayu 2 ( kelompok 5 )Panjang (mm)Sisi A (mm)Sisi B (mm)

Pengukuran Kayu 1200,561,0042,00

Pengukuran Kayu 2200,761,0042,00

Pengukuran Kayu 3200,561,0042,00

Jumlah601,7183,00126,00

Rata-rata200,5761,0042,00

Beban maksimum:63,5 kN = 63500 N

Lama pembebanan:7,8 detik = 7,8/ 60 menit = 0,13 menit

58p

1.Kuat tekan ( ) = P , dimana A = t x lAA = luas alas 61,0 x 42,0

2562 mm2 = 25,62 cm2

Kuat tekan ( )=63500 Nb

h

2562 mm2

= 24,785 MPa

Beban maksimum2.Kecepatan pembebanan (V) =Lama pembebananKecepatan pembebanan (V) = 63,5 0,13

488,462 kN/menit

3. Sketsa benda uji setelah pembebanan

25,55 24,785= 25,1675 MPa

Kuat tekan kayu rata-rata=

2

Kecepatan pembebanan rata-rata =495,68 488,46= 492,07 kN/menit

2

H. Kesimpulan

1.Kuat tekan kayu rata-rata= 25,1675 MPa

2.Kecepatan pembebanan rata-rata= 492,07 kN/menit

3. PUBI 1982 tabel 37-3 Berat jenis ( kering udara ) kurang atau sama dengan 0.3. Kekuatan Tekan mutlak kurang dari 650 kg/cm2. Kekuatan tekan mutlak lebih dari 425 kg/cm2. Jadi kayu kamper termasuk kayu kelas kuat IV. I. Lampiran 1. Laporan sementara

2. Gambar alat

3. Gambar urutan langkah kerja

4. Flowchart

5. Referensi (PUBI)

59BAB XIXPENGUJIAN KUAT LENTUR KAYUA. Pendahuluan

Suatu balok kayu biasanya menahan beban lentur. Untuk mengetahui kekuatan terhadap momen lentur maka perlu dibuat pengujian lentur. B. Tujuan

Untuk memberikan gambaran bagaimana cara menguji kekuatan lentur balok dan menghitung tegangan lentur maksimumnya. C. Benda Uji

Balok kayu meranti, dengan ukuran penampang sekitar 25 mm x 25 mm sampai 70 mm x 70 mm dengan panjang sekitar 600 mm. D. Alat

1. Mesin uji lentur balok.

2. Kaliper.

E. Pelaksanaan

1. Penampang balok diukur dengan teliti.

2. Balok diasang pada tempat pengujian, dengan panjang bentang sekitar 450 mm (tergantung ukuran kayu) dan beban satu titik di tengah atau dua titik dengan jarak masing-masing 1/3 batang dari perletakan.

3. Beban maksimum yang mematahkan balok dicatat.

F. Data Praktikum

Benda Uji: 1.Jenis Kayu: Meranti

2.Bentuk: Balok

3.Cacat: -

4.Ukuran:

Lebar (mm)Tinggi (mm)Panjang (mm)

Pengukuran 159,0041,75550

Pengukuran 257,7540,50550

Pengukuran 255,7541,40550

Jumlah172,50123,651650

Rata-rata57,5041,2167550

60 Hasil Pengujian dan Hitungan

Kayu 11.Beban maksimum= 7,81 kN = 7810 N2.Sketsa beban pengujianBeban titik

Benda ujiTitik tumpu balok3.Skema pembebanan :

3905 N3905 N

150mm

150mm150mm

50mm50mm

4.Gaya reaksi dan gaya lintang

MA = 0

- ( RBVx 450 ) + (3905 x 150) + (3905 x 300) = 0RBV =

1757250Nmm

450mm

RBV = 3905N MB = 0+( RAV x 450) - (3905 x 150) - (3905 x 300) = 0RAV=1757250Nmm

450mm

RAV= 3905N

5. Gaya momen

MA= MB = 0(+)

MC= RAV x 150

= 3905 x 150 = 585750 N.mm

MD= RBV x 150

= 3905 x 150 = 585750 N.mm

616.Tahanan Momen

W= 1/6 x b x h2 1/6 x 57,50 x (41,2167)2

16280,323 mm 3

16,28 cm 3

7. Kuat lentur = M

W585750NmmKuat lentur=16280,323mm3= 35,979 N/mm2H. Kesimpulan

1. Kuat lentur rata-rata kayu meranti = 580 kg/cm2

2. PUBI 1982 tabel 37-3. Pengujian kuat lentur kayu kamper yg kami uji = 580 kg/cm2 .Jadi kayu kamper termasuk kayu kelas kuat III.

I. Lampiran

1. Laporan sementara

2. Gambar alat

3. Gambar urutan langkah kerja

4. Flowchart

5. Referensi (PUBI)

62BAB XXPENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETONA. PendahuluanMutu beton umumnya ditentukan berdasarkan kuat tekannya. Cara menguji kuat tekan beton dilakukan terhadap benda uji (yang umumnya berupa silinder beton dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus dengan sisi 150 mm) setelah umur 28 hari. Berikut ini diuraikan cara melakukan pengujian kuat tekan benda uji tersebut.B. Tujuan

1. Untuk mengetahui langkah pengujian kuat tekan beton.

2. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.

C. Benda Uji

Sebagai benda uji adalah silinder beton berdiameter 150 mm, tinggi 300 mm, atau kubus beton bersisi 150 mm.D. Alat

1. Timbangan.

2. Kaliper untuk mengukur dimensi benda uji.

2. Alat perata lapis alas silinder (capping). Bila dipakai benda uji kubus tidak diperlukan perataan permukaan ini.

E. Pelaksanaan

1. Data tentang benda uji beton yang akan diuji dicari, antara lain:

a. Faktor semen.

b. Nilai slam.

c. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji.

d. Kapan dibuat atau berapa umur benda uji (berdasarkan data tersebut, perkirakanlah kuat tekannya).

2. Bila benda uji berupa silinder, diukur diameter rata-rata silinder di tengah-tengah tingginya, dan tinggi rata-ratanya dengan ketelitian sampai 0.1 mm (dengan kaliper).

3. Benda uji ditimbang dengan ketelitian sampai 0.005 kg.

4. Permukaan beton diratakan dengan memberi lapisan perata pada permukaan dengan bahan yang tersedia, bahan perata diratakan dengan kaca atau plat. ditunggu sampai lapisan ini keras dan cukup kuat.

63F. Data PraktikumBenda Uji: Bahan adukan betonBahanMerk / asalBerat satuanBerat (gr)

(kg/cm3)

AirPDAM1.10-38250

SemenGresik3,15.10-315500

PasirMerapi (S.Gendol)1,653. 10-346050

KerikilClereng1,285. 10-350240

Jumlah120005

Faktor Air Semen: 0,53

Nilai Slam: 12,33 cm

Fc: 20 MPa

G. Hasil Pengujian dan Hitungan

UraianSld.1Sld.2Sld.3

Diameter bagian dalam (mm)150151151

Kedalaman cetakan (mm)301305300

Berat cetakan kosong (kg)5,24,45,2

Berat cetakan + beton segar (kg)18,21817,2

Berat beton segar (kg)1313,612

Berat beton (kg/ m3)12,49512,75012,445

PengukuranSilinderSilinderSilinder

IIIIII

Berat (kg)12,49512,75012,445

Tinggi (mm)301305300

Diameter 1 (mm)150150148

Diameter 2 (mm)151150151

Diameter150,5150150,5

Rata rata (mm)

1. Luas tampang (A) = (3.14)d2

AI= 0,25.3,14.(150,5)2= 17780,45 mm2= 177,8045 cm2

AII= 0,25.3,14.(150)2= 17662,50 mm2 = 176,6250 cm2

AIII= 0,25.3,14.(150,5)2= 17194,64 mm2= 177,8045 cm2

64

2.Volume ( V ) =A x t

I: 176,6250 x 30,1= 5316,4125 cm3

II: 176,6250 x30,5= 5387,0625 cm3

III: 171,9464 x30,0= 5158,3920 cm3

Berat jenis (Bj) =berat beton

V

BjI=12,495= 2,35 x 10-3kg/cm3

5316,4125

BjII=12,750= 2,37 x 10-3kg/cm3

5387,0625

BjIII=12,445= 2,41 x 10-3kg/cm3

5158,3920

Berat jenis rata-rata=

2,35 x 10-3 2,37 x 10-3 2,41 x 10-3

3

= 2,377 x10-3kg/cm3

3.Beban Maksimum (P)

Silinder I= 360 kN= 36000 kg

Silinder II= 285 kN= 28500 kg

Silinder III= 255 kN= 25500 kg

4.Kuat tekan ( ) =P100

A 28 hari =x 7 hari

65

36000

a. -I=

176,6250

= 203,822kg/cm2( 7 hari)= 65%

x1= 313,572 kg/cm2( 28 hari)= 100% OK

28500

b. -II=

176,6250

= 161,36 kg/cm2( 7 hari)= 65%

x2= 248,246 kg/cm2( 28 hari)= 100%

65c. -III =25500

171,9464

= 148,302 kg/cm2( 7 hari )= 65%

x3 =229,148 kg/cm2( 28 hari)=100%

5. Kuat tekan rata-rata

a. Kuat tekan rata-rata 7 hari

= 203,822 161,36 148,302

3 171,16 kg/cm2

17,116 MPa

b. Kuat tekan rata-rata 28 hari

313,572 248,246 229,148

3 263,655 kg/cm2

26,3655 MPa

6. Lama Pembebanan

Silinder I= 11,07detik

= 0,1845 menit

Silinder II= 14,67detik

= 0,2445 menit

Silinder III= 10,12 detik

0,1687 menit

7. Kecepatan pembebanan (V) = Beban maksimum

Lama pembebanan

V-I=360= 1951,219 kN/menit

0,1845

V-II=285= 1165,644 kN/menit

0,2445

V-III=255= 1511,559 kN/menit

0,1687

Rata-rata Kecepatan Pembebanan =

1951,219 1165,644 1511,559

3= 1542,81 kN/menit

66H. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan hitungan dari 3 buah pengujian beton diperoleh data: 1.Berat jenis rata-rata= 2,377 x10-3 kg/cm3

2.Kuat tekan rata-rata 7 hari= 17,116 MPa

3.Kuat tekan rata-rata 28 hari= 26,3655 MPa

4.Kecepatan pembebanan rata-rata= 1542,81 kN/menit

I. Lampiran

1. Laporan sementara

2. Gambar alat

3. gambar urutan langkah kerja

4. Flow chart

67BAB XXIPENGUJIAN KEAUSAN KERIKIL DENGANMESIN LOS ANGELESA. PendahuluanPengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketahanan aus kerikil/batu pecah dengan menggunakan alat mesin Los Angeles. Pengujian ketahanan aus kerikil dengan cara ini memberikan gambaran yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan kerikil, serta kemungkinan terjadinya pecah butir-butir kerikil selama penumpukan, pemindahan maupun selama pengangkutan. Kekerasan kerikil berhubungan pula dengan kekuatan beton yang dibuat. Nilai yang diperoleh dari hasil pengujian ketahanan aus ini berupa prosentase antara berat bagian yang halus (lewat lubang ayakan 2 mm) setelah pengujian dan berat semula sebelum pengujian. Makin banyak yang aus makin kurang tahan keausannya. Pada umumnya kerikil disyaratkan bagian yang aus/hancur tidak lebih dari 10% setelah diputar 10 kali, dan tidak boleh lebih dari 40% setelah diputar 100 kali.B. TujuanTujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan aus kerikil/batu pecah yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan.C. Benda UjiBenda uji berupa kerikil dengan gradasi sesuai tabel 21.1 dan jumlah bola sesuai tabel 21.2Tabel 21.1 Berat dan gradasi benda uji

Lubang ayakan (mm)Berta benda uji (gr)

LewatTertinggalGradasi AGradasi BGradasi C

38.1025.401.250..

25.4019.051.250..

19.0512.701.2502.500.

12.079.511.2502.500.

9.516.35..2.500

6.354.75..2.500

Jumlah berat benda uji5.0005.0005.000

Tabel 21.2 Jumlah dan berat bola bajaGradasiJumlah bolaBerat semua bola (gr)

A125000

B115000

C105000

68D. Alat

1. Mesin Los Angeles.

2. Ayakan no. 12 (lubang 2 mm) dan ayakan lain dengan lubang 38.1 mm, 25.4 mm, 19.05 mm, 12.7 mm, 9.51 mm, 6.36 mm, 4.75 mm, 2.36 mm.

3. Timbangan dengan ketelitian 5 gr.

4. Bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm dan berat masing-masing antara 390 gr sampai 445 gr.

5. Tungku pengering (oven) yang dapat memanasi sampai pada temperatur 105oC

E. Pelaksanaan

1. Menimbang benda uji sesuai tabel 17.1.

2. Memasukkan kerikil/batu pecah ke dalam mesin Los Angeles

3. Memasukkan bola baja ke dalam mesin Los Angeles dengan jumlah sesuai tabel 17.2.

4. Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 100 kali.

5. Mengeluarkan bola baja dari mesin Los Angeles.

6. Mengeluarkan benda uji dari mesin Los Angeles, kemudian mengayak memakai ayakan no. 12.

7. Menimbang kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12.

8. Memasukkan kembali bola baja dan kerikil yang tertinggal di atas ayakan no 12 ke dalam mesin Los Angeles.

9. Memutar kembali mesin Los Angeles sebanyak 400 kali (jadi dengan putaran pertama berjumlah 500 kali).

10. Kembali ke langkah e, f, dan g.

F. Data Praktikum

Bahan: 1. Kerikil / batu pecah asal: Clereng Kulon Progo

2. Gradasi: A

G. Hasil Pengujian dan Hitungan

Lubang ayakan (mm)Berat benda uji (gr)

LewatTertinggalGradasi AGradasi BGradasi C

38.1025.401.250..

25.4019.051.250..

19.0512.701.2502.500.

12.079.511.2502.500.

9.516.35..2.500

6.354.75..2.500

Jumlah berat benda uji5.0005.0005.000

691.Berat benda uji (A)=5kg

2.Berat benda uji sesudah diuji 100 putaran (B) =4,62kg

3.Berat benda uji sesudah diuji 400 putaran (C) =3,12kg

4.Keausan I=( A B)x 100 %

A

Keausan I=5 4,62x 100 %

5

=7,6 %

5.Keausan II=( A C )x 100 %

A

Keausan II=5 3,12x 100 %

5

=37,6 %

Keausan total=Keausan I + Keausan II

=7,6% + 37,6%

=45,2 %

H. Kesimpulan

1. Keausan total = 45,2 %

2. PUBI 1982 Pasal 12 Syarat fisik kerikil bagian yang hancur bila diuji memakai mesin los Angeles tidak lebih dari 50% berat jadi kerikil progo memenuhi syarat sebagai bahan bangunan.

I. Lampiran

1. Laporan sementara

2. Gambar alat

3. Gambar urutan lankah kerja

4. Flowchart

5. Referensi (PUBI)

70Tabel 25-2 PUBIJenis bangunan beton/konstruksi jalan

PengujianKonstruksiKonstruksiKonstruksi

berat/betonsedang/betonringan/beton

kelas IIIkelas IIkelas I

Kekuatan tekan (kg1200800600

f/cm2)

Kekerasan dengan

Rudellof :

- fraksi kasar0,800,700,60

- fraksi 30-95

mm(dihitung %1616-2424-30

berat hancur)

ketahanankeausan

dengan LosAngeles:

bagian hancur, max %2727-3040-50

berat

penyerapan air max

(dalam % berat).333

71BAB XXIIPENGUJIAN KUAT TARIK BAJA TULANGANA. Pendahuluan

Semua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban, bentuk benda uji, suhu, kecepatan pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara beban dan perubahan bentuk pada benda uji (deformasi) merupakan bagian utama dari studi tentang sifat mekanika dari bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak berbeda bila bentuk geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu bentuk benda uji dibuatkan suatu standard yang sedemikian rupa sehingga kurva tegangan-tegangan diperoleh juga merupakan standar pula. B. Tujuan

1. Untuk mengetahui langkah kerja pengujian uji tarik baja.

2. Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.

C. Benda Uji

Batang logam yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai standard benda uji menurut SNI 07-2529-1991 dan SNI 07-2052-2002.D. Alat

1. Mesin uji tarik baja dengan ketelitian 0,01kN dan kapasitas 200kN.

2. Kaliper.

3. Penggaris.

E. Pelaksanaan

1. Mengukur dimensi benda uji beserta jarak dua titik ukur awal.

2. Memberi tanda antara dua titik ukur awal tiap 1cm.

3. Memasang penolok ukur regangan pada benda uji.

4. Mengukur dan mencatat ukuran diameter pada tempat putusnya benda uji, setelah selesai pengujian (benda uji telah putus).

71F. Data Praktikum

Benda Uji:

a.Bahan= Baja Tulangan Polos

b.Diameter pengenal= 7,07mm

c.Diameter terukur=

Pengukuran 17,07mm

Pengukuran 27,07mm

Pengukuran 37,07mm

Jumlah21,21mm

Rata-rata7,07mm

d. Jarak dua titik ukur awal (sebelum diuji) = 100mm

G. Hasil Pengujian dan Hitungan 1. Benda Uji I (Baja Tulangan Polos)

a.Beban leleh= 17,35kN= 17350N

b.Beban maksimum (P)= 23,79kN= 23790N

c.Pertambahan panjang

L = ( a + b ) l0L0

l0 = panjang baja mula-mula(Gambar bentuk benda uji sesudah diuji)

L = (76,7 + 50,6) 100ab

= 127,3 100

= 27,3 mm

d.Diameter ditempat putus= 4mm

e.Luas penampang awal=1. .d 2

4

=1x3,14 x(7,07) 2

4

= 39,24mm2

f.Luas penampang akhir=1. .d 2

4

= 1 x3.14 x(4,00) 2 4

= 12,56mm2

72g.Pengurangan luas=Luas awal Luas akhir 100%

Luas awal

=39,24 12,56100%

39,24

=67,99%

h.Perpanjangan akhir (regangan)=Panjang akhir panjang awalx 100 %

panjang awal

=27,3x 100 %

100

= 27,3%

i.Tegangan leleh ( batas ukur )=Beban leleh

Luas awal

17350=21,2264= 817,378N/mm2= 817,378MPaj. Tegangan maksimum ( kuat tarik ) = Beban maksimum Luas awal

=

23790

39,24= 606,269N/mm2= 606,269MPaH. Pembahasan

Pada dasarnya logam yang diberi beban akan mengalami perubahan bentuk yang umumnya dengan kasat mata tidak terlihat, namun apabila beban yang diberikan terlalu besar, maka perubahan tersebut dapat dilihat dengan jelas. Pada pengujian kuat tarik baja ini, kita dapat mengetahui seberapa besar beban yang mampu ditahan oleh batang baja dengan menggunakan alat uji kuat tarik baja, kita hanya mengamati dan menganalisa data yang terbaca pada layar monitor yang ada pada alat uji tersebut. I. Kesimpulan

Baja Tulangan Polos a.Tegangan leleh (batas ukur)= 817,378MPa

b.Tegangan maksimum (kuat tarik)= 606,269MPa

c.Perpanjangan akhir (regangan)=27,3 %

d.Pengurangan luas ditempat putus=67,99 %

e. Menurut PUBI 1982 tabel 74-6 baja ini termasuk BjTP 24, yaitu tegangan leleh minimum MPa

73J. Lampiran

1. Laporan Sementara.

2. Tabel dan Grafik

3. Gambar Alat.

4. Gambar Langkah Kerja.

5. Flow Chart Pelaksanaan.

74TABEL PENGUKURAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN POLOS

PanjangLuasTegangan

BebanBebanPerpanjanganPenampangRegangan

NOAwal= P/ A

P (kN)P (N)L (mm)Awal = l/lo

l0 (mm)(Mpa)(%)

A (mm)

10,03636100139,240,920,05

20,560560100239,2414,270,1

33,2603260100339,2483,080,15

411,06011060100439,24281,860,19

517,35017350100539,24442,150,24

617,43017430100639,24444,190,29

717,29017290100739,24440,620,34

817,72017720100839,24451,580,39

917,94017940100939,24457,190,44

1018,500185001001039,24471,460,48

1119,530195301001139,24497,710,53

1220,210202101001239,24515,040,58

1320,220202201001339,24515,290,63

1421,360213601001439,24544,340,68

1521,760217601001539,24554,540,73

1622,630226301001639,24576,710,77

1722,340223401001739,24569,320,82

1822,670226701001839,24577,730,87

1922,870228701001939,24582,820,92

2022,850228501002039,24582,310,97

2123,200232001002139,24591,231,02

2223,340233401002239,24594,801,06

2323,420234201002339,24596,841,11

2423,560235601002439,24600,411,16

2523,640236401002539,24602,451,21

2623,690236901002639,24603,721,26

2723,740237401002739,24604,991,31

2823,760237601002839,24605,501,35

2923,790237901002939,24606,271,40

3023,740237401003039,24604,991,45

3123,640236401003139,24602,451,50

3222,640226401003239,24576,961,55

3320,540205401003339,24523,451,66

3418,690186901003439,24476,301,64

75GRAFIK BAJA TULANGAN POLOS

GRAFIK TEGANGAN REGANGAN BAJATegangan (MPa)

POLOS

700,00

Tegangan (MPa)

400,00

300,00

200,00

100,00

0,00

13579111315171921232527293133

76BAB XXIIIPENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMENA. Pendahuluan

Daya ikat semen sangat menentukan keberhasilan dalam sebuah adukan baik mortar maupun beton, karena adukan atau campuran yang dibuat tersebut harus sesegera mungkin dipakai supaya tidak lekas kering. Oleh karena itu penting sekali kita mengetahui berapa lama waktu pengikatan semen yang akan terjadi nantinya. B. Tujuan

Tujuan pengujian ini untuk menentukan konsistensi normal dari semen untuk penentuan berapa lama pengikatan semen yang akan terjadi. C. Benda Uji

1. Semen seberat 500 gram

2. Air bersih 125 ml-150 ml (dengan temperature ruangan)

D. Alat

1. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta mangkok yang dapat dilepas

2. Alat vicat

3. Timbangan dengan ketelitian 1 gr

4. Spatel (pisau Perata)

5. Gelas ukur dengan kapasitas 500 ml

6. Sarungtangan plastic

E. Pelaksanaan

1. Persiapan pasta

a. Memasang daun pengaduk dan mangkuk yang kering pada mesin pengaduk (mixer).

b. Memasukan bahan-bahn kedalam mangkuk dengan prosedur sebagai berikut:

1) Menuangkan air 125 ml-155 ml

2) Memasukan 500 gram semen kedalam air dan biarkan selama 30 detik agar terjadi peresapan/campuran

c. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (1405) ppm selama 30 detik.

d. Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik. Selama waktu itu kumpulkan pasta yang menempel pada dinding mangkuk.

75

e. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan sedang (28510) ppm selama 1 menit.

2. Pencetakan Benda Uji

a. Segera bentuk pasta menjadi bola dengan kedua tangan (gunakan sarung tangan). Lemparkan dari tangan yang satu ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm sebanyak 6 kali.

b. Tekankan bola pasta kedalam cincin konis (g) pada alat vicat dengan satu tangan.

c. Kelebihan pasta pada lubang besar diratakan dengan jalan meletakan cincin lubang yang besar pada pelat kaca, lalu potong kelebihan pada lubang cincin kecil dengan sekali gerakan, kemudian licinkan kelebihan pasta yang terdapat pada cincin. Selama mengerjakan pemotongan dan penghalusan hindarkan tekanan pada pasta.

3. Penentuan Konsistensi

a. Pusatkan cincin berisi pasta tepat dibawah batang penekan. Tempelkan ujung jarum pada permukaan pasta dan kunci.

b. Tempatkan indikator pada angka nol

c. Lepaskan batang penekan dan jarum tersebut kedalam pasta

d. Konsistensi normal terjadi apabila batang penekan dan jarum menembus batas (101 mm) dibawah permukaan dalam waktu 30 detik setelah dilepaskan

F. Data Hasil Praktikum a. Pengujian Pertama 1.Berat semen: 500 gr

2.Kadar air 25,5%= 127,5 gram

b.Pengujian Kedua1.Berat semen: 500 gr

2.Kadar air 26%= 130 gram

G. Hasil Pengujian

Konsistensi normal semen

Kadar air (%)Penetrasi (mm)

24.50%4

25%7

25.50%5

26%8.5

26.50%8

27%10

1.Konsistensi Normal: 27.4 %

76

G. Kesimpulan

1. Konsistensi normal yang terjadi adalah 27,4 %.

2. Pasta yang dihasilkan adalah sesuai.

H. Lampiran

1. Laporan sementara

2. Grafik

3. Gambar alat

4. Gambar urutan langkah kerja

5. Flow chart

77

BAB XXIVPENGUJIAN DAYA IKAT SEMEN DENGAN ALAT UJI VIKATA. PendahuluanDaya ikat semen sangat menentukan keberhasilan dalam sebuah adukan baik mortar ataupun beton, karena adukan atau campuran yang dibuat tersebut harus sesegera mungkin dipakai supaya tidak lekas kering. Oleh karena itu penting sekali kita mengetahui berapa lama waktu pengikatan semen yang akan terjadi nantinya.B. TujuanTujuan pengujian ini untuk menentukan konsistensi normal dari semen untuk penentuan berapa lama waktu pengikatan semen yang akan terjadi.C. Benda Uji

1. Semen sebanyak 500 gr

2. Air sebanyak :

Untuk kadar Air 25,5%=127,5 ml

Untuk kadar Air 26%=130 ml

D. Alat

1. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta mangkok yang dapat dilepas.

2. Alat Vikat.

3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr.

4. Spatel (pisau perata).

5. Gelas ukur dengan kapasitas 500 ml.

6. Sarung tangan plastik.

7. Jarum vikat diameter 1 mm

8. Stopwatch

9. Mangkok atau cawan

10. Sendok Semen

11. Cincin dari ebonit

E. Pelaksanaan

1. Persiapan pasta

a. Memasang daun pengaduk dan mangkok yang kering pada mesin pengaduk (mixer)

b. Memasukkan bahan-bahan ke dalam mangkok dengan prosedur sebagai berikut:

781. Menuangkan air.

2. Memasukkan 500 gram semen ke dalam air dan membiarkan selama 30 detik agar terjadi peresapan/campuran, setelah dikocok isinya harus mencapai 200 ml.

c. Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (1405) rpm selama 30 detik.

d. Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik. Selama waktu itu mengumpulkan pasta yang menempel pada dinding mangkok.

e. Menjalankan mesin pengaduk dengan adukan kecepatan sedang (28510) rpm selama 1 menit.

2. Pencetakan benda uji

a. Membentuk pasta menjadi bola dengan kedua tangan (menggunakan sarung tangan). Melemparkan dari satu tangan ke tangan lain dengan jarak kira-kira 15

30 cm.

b. Menekan-nekan bola pasta ke dalam cincin ebonit pada alat vikat dengan satu tangan.

c. Kelebihan pasta pada lubang besar diratakan dengan jalan meletakkan bagian lubang cincin yang besar pada pelat kaca, lalu potong kelebihan pada lubang cincin yang kecil dengan sekali gerakan, kemudian melicinkan kelebihan pasta yang terdapat pada cincin. Selama mengerjakan pemotongan dan pengahalusan hindarkan tekanan pada pasta.

3. Penentuan Konsistensi

a. Memusatkan cincin berisi pasta tepat dibawah batang penekan, kemudian menempelkan ujung jarum pada permukaan pasta dan mengunci alat vikat.

b. Menempatkan indikator pada angka nol.

c. Melepaskan batang penekan dan jarum ke dalam pasta.

d. Konsistensi normal terjadi apabila batang penekan dan jarum menembus batas (101) mm di bawah permukaan dalam waktu 30 detik setelah dilepaskan.

79F.Data PraktikumWaktuPenurunanKeteranganPenurunanKeterangan

No.TestPenurunan(mm) Airwatku(mm) Airwatku

Air (menit)25.5 %pencatatan26 %pencatatan

11538.509.003909.10

2303809.153909.25

3453709.303809.40

4603709.453709.55

5753710.003710.10

6902410.153710.25

71051410.303710.40

8120910.451110.55

H. PembahasanVikat merupakan campuran antara bahan semen dan air yang biasanya digunakan. Untukmengetahui seberapa besar daya ikat semen tersebut diuji dengan alat uji vikat. Padapengujian ini menggunakan bahan berupa semen dan air. Maksud dari pengujian ini adalahunrtuk mengetahui daya ikat semen terhadap air. Berdasarkan pengujian lama pengujiansampai kekerasanya antara 25 mm selama 105 menitt (pengujian pertama) dan 135 menit(pengujian kedua) menit.I.KesimpulanDari hasil pengujian yang diakukan didapat daya ikat semen yang terjadi pada kadar air 25,5% yaitu pada waktu 115 menitDari hasil pengujian yang diakukan didapat daya ikat semen yang terjadi pada kadar air 26% yaitu pada waktu 90 menitJ. Lampiran

1. Laporan Sementara

2. Grafik hasil pengujian

3. Gambar Alat

4. Skema langkah kerja

5. Flow Chart 6. PUBI 1982 : Vikat

80GRAFIK UJI VIKAT SEMEN

Penurunan (mm)

GRAFIK UJI VIKAT SEMENAir 25,5%454035302520151050153045607590105120Waktu (menit)

Penurunan (mm)

GRAFIK UJI VIKAT SEMENAir 26%454035302520151050153045607590105120Waktu (menit)

81