petunjuk praktikum analisis...

36
i PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI Pengajar : Triyadi Hendra Wijaya, S. Farm., M.Si LABORATORIUM KIMIA FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2018

Upload: lamkhue

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

i

PETUNJUK PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI

Pengajar :

Triyadi Hendra Wijaya, S. Farm., M.Si

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2018

Page 2: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, berkat rahmat Allah SWT, dan hidayah-Nya petunjuk praktikum Analisis

Farmasi ini dapat selesai walaupun banyak kekurangannya. Kami menyadari bahwa petunjuk

praktikum Analisis Farmasi ini masih jauh dari sempurna, sehingga perlu saran dan kritik

demi penyempurnaan sehingga dapat memberikan pengarahan kepada para praktikan.

Petunjuk praktikum ini dibuat bukan dimaksudkan sebagai acuan mahasiswa untuk

menemukan metode praktikum, tapi bahan awal untuk mendorong mahasiswa mencari

pustaka yang lebih lengkap, karena dalam petunjuk hanya didiskusikan pedoman umum saja,

sehingga praktikan dapat menganalisis sebab dan akibat dilakukannya cara yang telah tertera

Selanjutnya penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga terselesaikannya buku petunjuk praktikum ini.

Akhir kata, semoga buku Petunjuk Praktikum ini dapat dimanfaatkan semaksimal

mungkin.

Cilacap, Maret 2018

Tim Penyusun

Page 3: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

iii

ANALISIS FARMASI

I. PENDAHULUAN

Mata kuliah praktikum analisis farmasi merupakan praktikum yang wajib ada pada

program studi farmasi. Analisis yang akan dibahas dalam petunjuk praktikum ini adalah

analisis kuantitatif, walaupun secara kronologis sebelum senyawa kimia dianalisis secara

kuantitatif, harus dilakukan ananlisis kualitatif terlebih dahulu. Buku-buku tentang kimia

analisispun jarang yang menggabungkan cara analisis ini, Karena masing-masing sediaan

senyawa kimia yang dianalisis dalam berbagai sampel tersebut sangat berbeda sehingga

diperlukan metode terpilih yang kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan.

Analisis yang dapat dilakukan oleh seorang farmasis adalah analisis obat, obat

tradisional, makanan, bahan kimia dalam makanan dan minuman, serta kosmetika. Terdapat

berbagai macam jenis sediaan farmasi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara analisis

dan sangat bervariasi yang sangat tergantung pada jenis sediaannya. Analisis obat tradisional

pun akan mempunyai perlakuan khusus untuk melakukan preparasi karena senyawa kimia

dalam sediaan obat tradisional sangat bervariasi, dan preparasi yang dilakukan pun akan

sangat tergantung jenis senyawa yang akan dilakukan analisis secara kuantitatif.

Pada analisis makanan, senyawa yang akan dianalisis dalam makanan harus

diidentifikasi terlebih dahulu secara kualitatif. Analisis yang sering dilakukan pada makanan

biasanya analisis bahan tambahannya saja, misalnya analisis pengawet, pewarna, ataupun

perasa, tetapi bila diperlukan jenis senyawa tertentu seperti protein, karbohidrat, asam lemak,

farmasis juga harus dapat melakukan analisisnya secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis bahan kimia dalam makanan termasuk pula bahan minuman, suplemen atau

makanan tambahan yang berisi senyawa adiktif maupun senyawa aktif juga harus dilakukan

oleh farmasis. Pada analisis kosmetika hampir ada kemiripan dengan senyawa yang ada

dalam makanan, namun kosmetika modern yang telah menggunakan bahan aktif untuk

berbagai keperluan seperti perlindungan kulit terhadap sinar matahari, pemutih kulit, atau

senyawa antioksidan telah banyak digunakan dalam kosmetik, sehingga dalam preparasi

sampel untuk dianalisis harus diperhatikan secara khusus.

Dari uraian diatas yang perlu diperhatikan adalah sifat kimia fisika obat dalam sediaan

dan bagaimana cara memberi perlakuan suatu sediaan yang secara garis besar, obat atau

senyawa kimia tersebut tergolong senyawa kimia anorganik atau organic, polar atau non

polar, mudah menguap atau tidak, asam, basa, atau netral, reduktor, oksidator, reaktif atau

Page 4: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

iv

tidak, atau mungkin bersifat inert. Maka obat tersebut harus diberi perlakuan sesuai dengan

sifat kimia dan fisikanya.

II. KIMIA FARMASI ANALISIS KUANTITATIF

Kimia analisis dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Dalam analisis tersebut harus mempunyai dasar pengertian yang menyeluruh

tentang ilmu kimia, karena yang dianalisis adalah senyawa kimia organik, baik sebagai obat

murni (bahan baku), dalam sediaan farmasi, pangan, kosmetika, dan obat tradisional.Dalam

analisis obat, makanan, kosmetika, dan obat tradisional ini difokuskan pada analisis

kuantitatif.

Di samping dasar-dasar ilmu kimia kita harus menguasai peralatan yang digunakan baik

secara teknis maupun teoritis dalam mengaplikasikan serta melakukan interpretasi data yang

diperoleh, untuk memberikan informasi kepada orang lain yang mungkin kepentingannya

berbeda. Kepentingan analisis kimia sangat luas cakupannya, walaupun yang ditentukan

adalah jenis senyawa kimia dan kadarnya.

Berdasarkan jumlah sampel yang dianalisis terutama menggunakan alat analisis dengan

kepekaan tinggi dinamakan mikroanalisis, bahkan sudah berkembang dengan nano teknologi,

yang artinya sampel yang dianalisis cukup dengan satuan mikro sampai picogram. Sehingga

sampel demikian dikatakan runutan atau trace sample (TS), TS dapat pula digolongkan

dalam mikro atau ultra mikro analisis. Sedangkan cara analisis konvensional, seperti pada

gravimetri dan titrimetric menggunakan sampel dari puluhan milligram sampai ratusan mg

sehingga disebut makroanalisis.

Dari keterangan tersebut, dapat dibedakan lagi jika sampel lebih besar dari 100 mg

disebut analisis makro, sampel antara 10-100 mg dinamakan semikro analisis, analisis antara

1-10 mg dinamakan analisis mikro, dan sampel dengan ukuran 1 mikrogram (µg) atau lebih

kecil dinamakan ultra mikro atau nano teknologi (Day dan Underwoods, 1986). Aturan

seperti itu tidak hanya berlaku untuk analisis obat, tetapi dapat berlaku untuk analisis kimia

secara menyeluruh seperti: senyawa cemaran, pengisi, atau senyawa tambahan (pengawet,

pewarna, perasa, dan aroma).

Pada analisis bahan kimia/senyawa kimia dalam obat, makanan, kosmetika, dan obat

tradisional tidak selalu dalam bentuk tunggal, tetapi dalam bentuk campuran dengan senyawa

lain, karena itu metode analisis dan preparasi sampel menjadi tahapan yang penting agar

dapat dianalisis dengan cara atau alat yang sesuai.

Page 5: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

v

Analisis kuantitatif focus kajiannya adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu

(analit) yang ada dalam sampel. Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas empat

tahapan pokok:

a. Pengambilan atau pencuplikan sampel (sampling), yakni memilih suatu sampel yang

mewakili dari bahan yang dianalisis.

b. Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan yang sesuai untuk pengukuran.

c. Pengukuran.

d. Perhitungan dan penafsiran pengukuran.

Metode yang baik dalam suatu analisis kuantitatif seharusnya memenuhi kriteria yaitu:

a. Peka (sensitive), artinya metode harus dapat digunakan untuk menetapkan kadar senyawa

dalam konsentrasi yang kecil, misalnya: pada penetapan kadar zat-zat beracun, metabolit

obat dalam jaringan dan sebagainya.

b. Presisi (precise), artinya dalam suatu seri pengukuran (penetapan) dapat diperoleh hasil

yang satu sama yang lain hampir sama.

c. Akurat (accurate), artinya metode dapat menghasilkan nilai rata-rata (mean) yang sangat

dekat dengan nilai sebenarnya (true value).

d. Selektif (selective), artinya untuk penetapan kadar senyawa tertentu, metode tersebut

tidak banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain yang ada.

e. Praktis (practice), artinya mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan waktu dan

biaya. Syarat ini perlu sebab banyak senyawa-senyawa yang tidak mantap apabila waktu

penetapan terlalu lama.

A. Spektrofotometri

Spektrofotometri dalam percobaan ini dibedakan menjadi spektrofotometer sinar ultra

violet dan spektrofotometer sinar tampak. Sinar violet adalah sinar yang berpanjang

gelombang elektromagnetik diantara 190-380 nm. Sedangkan pada sinar tampak meliputi

daerah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 380-780 nm (Anonim, 1995).

Adapunprinsip utama dari suatu molekul obat dapat menyerap sinar ultra violet dan sinar

tampak karena adanya electron dari molekul obat tersebut yang mudah tereksitasi ke tingkat

energi yang lebih tinggi sesuai dengan tenaga yang diserap.

Apabila dua buah atom saling berikatan dan membentuk molekul, maka akan terjadi

tumpeng tindih dua orbital dari kedua atom yang masing-masing mengandung satu electron

dan kemudian terbentuk orbital molekul.

Page 6: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

vi

Ada 2 macam orbital molekul, yaitu:

1. Orbital ikatan yang energinya lebih rendah dibanding energi orbital atom semula.

2. Orbital anti ikatan yang enrginya lebih tinggi dibanding energi orbital atom semula, telah

menyerap tenaga atau pancaran sinar.

Pada keadaan azas (ground state) elektron berada pada orbital ikatan mempunyai spin

yang arahnya berlawanan, sedangkan orbital anti ikatan kosong. Jika pada molekul yang

dalam keadaan azas ini dikenakan suatu energi gelombang elektromagnetik, maka akan

terjadi penyerapan energi. Energi yang diserap adalah besarnya tepat sama dengan perbedaan

antara energi anti ikatan dengan ikatan. Akibat dari penyerapan enrgi tersebut (kemungkinan

energi yang sesuai dengan gelombang elektromagnetik pada daerah sinar ultra violet dan

tampak), maka salah satu electron dari orbital berpindah ke orbital anti ikatan dan keadaan ini

disebut keadaan tereksitasi (excited site). Perpindahan electron tadi mungkin tidak diikuti

dengan perubahan arah spin dan disebut tereksitasi singlet, mungkin juga diikuti dengan

perubahan arah spin elketron dan keadaan ini disebut keadaan tereksitasi triplet.

Elektron dalam molekul obat/senyawa kimia dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Elektron Sigma

Elekton yang menempati ikatan sigma (σ) atau ikatan tunggal. Ikatan sigma ikatan

yang terjadi dari tumpang tindihnya orbital atom dan membentuk ikatan tunggal.

Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar poros

ikatan, sedangkan di dalam orbital sigma anti ikatan tidak simetris.

2. Elektron phi (π)

Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap berarti mempunyai dua macam orbital

molekul yaitu orbital sigma dan orbital phi. Orbital phi terjadi akibat tumpeng tindihnya

2 buah orbital π dari atom-atom. Distribusi rapat muatan dalam orbital phi sedemikian

rupa, sehingga sepanjang poros ikatan antara kedua atom terdapat suatu daerah yang

dinamakan bidang nodal (nodal plane) dimana pada daerah ini rapat muatannya rendah,

sedangkan daerah atas atau di bawah bidang nodal rapat muatannya tinggi dan

maksimum.

3. Elektron bukan ikatan (non bonding electron)

Elektron jenis ini memang tidak terlibat dalam pembentukkan ikatan dalam molekul

senyawa obat. Biasanya terdapat sebagai pasangan electron sunyi di sekitar atom N, S,

O, dan halogen.

Page 7: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

vii

Gugus benzil Kromofor utama

Gugus ikatan phi

CH = CH – C = O elektron tanpa ikatan (non bonding)

OH

Ikatan sigma

Jika suatu molekul obat menyerap sinar ultra violet atau tampak, maka akan terjadi

transisi (perpindahan elektron-elektron yang dimilikinya dari tingkat energi yang rendah ke

tingkat energi yang lebih tinggi). Dari sifat ini dapat dikembangkan menjadi metode analisis

kuantitatif berdasarkan jumlah nergi yang diserap sesuai denga gugus atau kromofor yang

dimiliki oleh suatu molekul obat.

1) Cara Analisis Secara Spektrofotometer

Senyawa obat yang akan dianalisis secara spektrofotometri dapat dibedakan menjadi

2 yaitu yang harus direaksikan dengan suatu pereaksi, dan yang tidak harus direaksikan

dengan suatu pereaksi, tetapi cukup dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Walaupun

demikian, tahap-tahap yang dikerjakan adalah sama, yaitu:

a. Waktu operasi (operating time)

Pada tahap ini dicari hubungan antara serapan dan waktu. Dari tahap ini

diharapkan diperoleh waktu yang pasti untuk pembacaan serapan dari larutan yang

diperiksa, kecuali senyawa obat yang stabil (mantap), dalam larutan. Dimulai dari

saat reaksi dilakukan sampai diperoleh waktu serapan yang stabil. Misalnya serapan

larutan stabil dari t1 sampai t2, dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Struktur Asam Sinamat

Page 8: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

viii

Pada pelaksanaan tahap ini digunakan panjang serapan gelombang serapan

maksimum.

A

t1 t2 t

Gambar 2. Kurva waktu operasi

b. Panjang gelombang serapan maksimum

Yaitu panjang gelombang ketika larutan cuplikan mempunyai serapan yang

maksimum. Hal ini harus dilakukan walaupun dalam prosedur aslinya biasanya juga

telah disebutkan. Caranya dengan membaca serapan larutan baku dan kemudian

diubah panjang gelombangnya. Harus diingat bahwa setiap kali dilakukan perubahan

panjang gelombang harus didahului larutan blangko yang serapannya diatur nol.

Baut kurva hubungan panjang gelombang dengan serapan, cara ini bila alat taka da

perekamnya.

c. Kurva baku

Dibuat suatu seri larutan dan kemudian dibaca serapannya pada waktu operasi

dan panjang gelombang yang dihasilkan dari percobaan tahap 1 dan 2. Buatlah

kurvanya dan cari persamaan garis dan koefisien korelasinya dengan metode kuadrat

terkecil (least square method)

A garis kurva baku

A3

C3 C

Gambar 3. Kurva baku berdasarkan persamaan Y = bX ± a

Page 9: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

ix

d. Pengukuran serapan cuplikan

Larutan cuplikan dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca serapannya (Au) yang

terlebih dahulu dibaca serapan larutan blangko (As). Dari serapan yang terbaca dan

jumlah cuplikan yang diketahui dapat dihitung kadar obat dalam cuplikan

menggunakan kurva baku atau persamaan garis linier kadar yang sebelumnya telah

dipersiapkan

e. Menghitung kadar

A garis kurva baku

A3

A2

A1

C1 C2 C3

Gambar 4. Kurva interpolasi data perhitungan kadar obat

Kadar (C2) adalah kadar yang dihitung dengan cara interpolasi dengan hasil

pembacaan absorbansi sebesar A2.

Gambar 5. Alat Spektrofotometer

Page 10: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

x

III. SAMPLING

Dalam sampling atau pengambilan sampel bahan uji, harus dapat mewakili seluruh

sampel yang akan diuji. Jumlah sampel harus disesuaikan dengan cara analisis/metode

analisis yang akan digunakan. Sampel bila perlu tidak boleh tercemar oleh senyawa lain yang

mengganggu, baik dalam pengambilan jumlah maupun dalam analisisnya.

Sampel harus diukur dengan cermat dan teliti, baik berupa bobot atau volume, jenis

sampelnya, metode yang akan digunakan. Setelah sampel ditimbang, kemudian dilanjutkan

dengan pelarutan sampai volume tertentu untuk dianalisis. Kebanyakan obat sintetik organik,

Farmakope Indonesia menggunakan alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), karena

dengan alat ini dapat mengetahui senyawa murni atau telah mengalami degradasi. Sebab

senyawa hasil peruraian dan senyawa induknya diharapkan dapat terpisah dengan baik.

A. Sampling Tablet/Kaplet/Kapsul

Pada Farmakope Indonesia penentuan kadar zat aktif dalam tablet dipersyaratkan jumlah

tablet harus 20 tablet yang mempunyai keseragaman bobot, walaupun dalam praktek syarat

20 tablet dapat diturunkan menjadi 10 tablet. Sebenarnya 20 tablet tersebut diambil dari tablet

yang satu batchnya berisi 1000 atau 100 tablet. Tetapi dalam praktek agar biayanya lebih

murah dapat diambil 20 tablet.

Sampel yang sejenis dengan tablet adalah kaplet, berbentuk kapsul tetapi dicetak dalam

tablet. Sedangkan kapsul sendiri, selain bahan aktif dan pengisi, kapsul mempunyai wadah

yang dinamakan cangkang. Oleh karena itu dalam sampling harus diketahui bobot isi kapsul,

berarti isi kapsul harus dikeluarkan dan cangkang ditimbang setelah masing-masing sediaan

kapsul ditimbang. Kapsul ini ada yang lunak dan ada yang keras sehingga cara perlakuannya

berbeda.

Obat-obat yang berupa cairan baik sirup, sediaan steril (mis: tetes mata) yang akan

dianalisis, harus diuji keseragaman volume, bila obat tersebut merupakan sediaan tunggal

(sekali pakai) ataupun berkali-kali pakai.

B. Sampling Sediaan Cair

Sediaan cair ada yang mempunyai viskositas kental dan encer, karena itu cara sampling

akan mempunyai perlakuan yang berbeda. Persyaratan sampel yang diambil harus mewakili

keseluruhan sampel. Secara teknis, sampel encer akan mudah diukur volumenya dengan

tepat, dan bila memungkinkan sesuai dengan ukuran dosis pemakaian, seperti 1 sendok teh (5

ml), atau sendok makan (10 atau 15 ml), tetapi kebanyakan 10 ml, sehingga dapat digunakan

sampel 5,0 ml atau 10,0 ml menggunakan pipet volume.

Page 11: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xi

C. Sampling Cairan Kental atau Semi Solid

Cairan dengan viskositas kental atau semi solid akan sulit untuk dituang, seperti: pasta,

salep, emulsi, atau suspense, maka akan lebih baik ditimbang langsung. Berbeda dengan

sampel yang mudah dipindahkan dari wadah yang lain, maka cara menimbangnya dilakukan

dengan menimbang tidak langsung. Dalam melakukan pengambilan sampel untuk ditimbang

maupun diukur, sampel harus sudah dihomogenkan dengan cara diaduk, digerus, atau

digojog.

Sampel yang telah dihitung keseragaman bobot isinya (3 sampai 5 wadah), kemudian

dijadikan satu, digerus atau diaduk rata, atau dihomogenkan baru ditimbang seksama secara

langsung sesuai dengan kandungan obat yang akan dianalisis.

IV. PREPARASI SAMPEL

Sampel yang akan dianalisis yang dipreparasi dengan tidak cermat akan sia-sia untuk

dianalisis (Handerson, 2006). Sampel tidak selalu siap untuk dianalisis, dan proses untuk

mendapatkan sampel yang siap untuk dianalisis atau diukur harus disesuaikan dengan cara

dan alat ukur yang digunakan, dan proses ini jauh lebih penting dari pengukuran itu sendiri.

Tidak semua proses mempunyai pedoman yang sama, sehingga diperlukan pemahaman

tentang kondisi sampel (bentuk) dan cara sampling sampai pengukuran sampling. Sifat fisika

dan kimia sampel merupakan hal yang sangat penting sebagai pedoman dalam preparasi

sampel.

A. Strategi dan Metode Pemurnian Senyawa Obat (Jiang et al, 2004)

Produk farmasi umumnya berupa campuran, sehingga untuk melakukan

purifikasi/pemurnian harus cara yang efisien, sehingga diperlukan data-data kelarutan

senyawa yang akan dimurnikan dan data kelarutan senyawa penyerta. Dengan cara tersebut

dalam pemisahan dapat digunakan metode yang tepat, seperti cara ekstraksi cair-cair

(menggunakan corong pisah), agar obat larut dalam pelarut organic maka harus dijadikan

bentuk aslinya yaitu sebagai asam atau basa. Obat yang bersifat basa akan menjadi senyawa

basa bila lingkungan dibuat pH alkalis, sebaliknya bila obat tersebut bersifat asam, amak obat

harus dibuat menjadi senyawa asam yang non ionic dalam suasana pH asam. Dengan

demikian farmasis dituntut untuk memahami tentang sifat kimia fisika dan jenis sampel yang

akan dianalisis.

Bila obat yang bersifat asam untuk dibuat larut dalam air, maka obat dijadikan garam,

misalnya yaitu dengan cara dijadikan garam Na (disabunkan jika berbentuk minyak), tetapi

jika basa maka ditambahkan HCl agar menjadi garam yang mudah larut dalam air.

Page 12: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xii

Pemisahan juga dapat dilakukan dengan cara kromatografi kolom, baik dengan kolom

sederhana, maupun dengan kolom yang canggih yaitu High Perfomance Liquid

Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Untuk

menggunakan metode kolom, maka harus dipilih fase diam dan fase gerak yang tepat, dan

cara merangkai maupun melakukan persiapan kolom yang baik. Senyawa dapat dipisahkan

pula dengan kromatografi yang secara instan dapat dibeli yang dinamakan Sep Pak, yang

sebenarnya merupakan kromatografi mini. Sistem ini dinamakan SPE (Solid Phase

Extraction), cara ini sangat praktis tetapi harganya mahal. Walaupun demikian dapat

digunakan untuk memisahkan secara kasar kelompok polar, semi polar, atau non polar

tergantung pada ekstraktan atau pelarut yang digunakan.

B. Pemilihan Pelarut dalam Pemisahan Menggunakan Corong Pisah

Pemilihan pelarut untuk pemisahan dengan corong pisah disesuaikan tujuan pengambilan

sampel. Pelarut kloroform mempunyai bobot jenis yang lebih tinggi daripada air, sehingga

jika sampel yang akan digunakan untuk dianalisis mudah larut dalam kloroform, dapat

dengan mudah senyawa terambil melalui kran bagian bawah akan lebih mudah bila dituang

lewat mulut corong pisah.

Senyawa yang berbentuk garam untuk dipisahkan dengan senyawa non polar, sebaiknya

menggunakan pelarut organik non polar yang memiliki BJ lebih kecil daripada air, sehingga

air mudah diambil melalui kran.

Sampel yang berbentuk emulsi, hasil blender senyawa nabati atau sediaan farmasi baik

suplemen, maupun bahan makanan yang kental, harus dilakukan penyaringan terlebih dahulu

agar tidak terjadi penyumbatan pada kran corong pisah. Penyaringan dapat dilakukan dengan

bantuan pompa hampa/pompa vakum.

Page 13: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xiii

PERCOBAAN I

SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan pengaruh substituent terhadap panjang gelombang serapan maksimum.

2. Menentukan pengaruh pelarut terhadap panjang gelombang serapan maksimum.

3. Menentukan suatu senyawa.

4. Menetapkan kadar campuran senyawa secara simultan.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Erlenmeyer, pipet volume, labu ukur, spektrofotometer UV.

2. Bahan Percobaan

Asam benzoate, asam salisilat, aquadest, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N.

III. CARA KERJA

1. Buatlah larutan induk asam benzoate dalam air suling 0,01% sebanyak 25,0 ml.

2. Buatlah larutan induk asam salisilat dalam air suling 0,01% sebanyak 25,0 ml.

3. Pipetlah masing-masing sebesar 1,0 ml dan encerkan menjadi 50,0 ml dengan air

suling.

4. Pipetlah larutan nomer 3 sebanyak 1,0 ml dan encerkan dengan air suling sampai 5,0

ml, dan buatlah spektrogram (contoh terdapat pada gambar 6) dari masing-masing

larutan pada lamda 200 nm sampai 320 nm. Amati mengapa lamda serapan

maksimum berbeda? Perhatikan bahwa intensitas serapan tidak melebihi 0,8 dan

tidak kurang dari 0,2 untuk analisis kuantitatif.

Page 14: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xiv

k(%) 40

30

20

10

0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 (s)

Gambar 6. Hubungan serapan (s) dengan kesalahan (k)

5. Kerjakan seperti no. 4, tetapi sebelum diencerkan dengan air suling tambah dulu

dengan HCl 0,1 N sebanyak 1,0 ml, kemudian tambahkan air suling ad 5,0 ml, amati

spektrogramnya pada lamda 200 nm sampai 320 nm, bandingkan lamda serapan

maksimumnya dengan no.4.

6. Kerjakan dengan cara yang sama dengan no. 4, tetapi sebelum diencerkan tambahkan

dahulu larutan NaOH 0,1 N sebanyak 1,0 ml, dan encerkan dengan air suling ad 5,0

ml. Amati spektrogramnya pada lamda 200 nm sampai 320 nm. Mengapa keduanya

mempunyai lamda serapan yang berbeda?

7. Hitung masing-masing senyawa, berapa harga serapan E dengan data yang anda dapat

dari percobaan no. 5 dan no. 6. Baca serapan asam benzoate pada λ 2 (λ dari asam

salisilat), dan serapan asam salisilat pada λ 1 (λ dari asam benzoate), kemudian

hitung pula harga serapan masing-maisng senyawa tersebut. Adakah kenaikan

intensitas dan pengenceran lamda serapan maksimum.

8. Campurlah 1,0 ml asam benzoate dan 2,0 ml asam salisilat dari larutan 3, ke dalam

labu takar 10,0 ml, amatilah spectrogram campuran tersebut pada lamda 200 nm

sampai 320 nm.

Page 15: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xv

Kemudian carilah kadar masing-masing senyawa C1 untuk asam benzoate dan C2

untuk asam salisilat dengan rumus:

AT1 = K1λ1

C1 + K2λ1

C2

AT2 = K1λ2

C2+ K2λ2

C2

Keterangan :

AT : serapan total (jumlah) dapat dibaca dan dijumlahkan pada lamda masing-

masing.

K1λ1

: harga serapan ( asam benzoate pada lamda serapan maksimumnya.

K2λ1

: serapan asam salisilat pada serapan maksimum asam benzoate.

K1λ2

: harga serapan asam benzoate pada lamda serapan maksimum asam

salisilat.

K2λ2

: serapan asam salisilat pada lamda serapan maksimum asam salisilat.

Data yang dilaporkan adalah:

1. Spektrogram masing-masing senyawa (benzoate dan salisilat).

2. Kadar dari masing-masing senyawa setelah dicampur dan dihitung kadarnya.

Page 16: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xvi

PERCOBAAN II

SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Memahami tahapan analisis secara spektrofotometri sinar tampak.

2. Menetapkan kadar sampel dengan cara mereaksikan senyawa agar diperoleh senyawa

berwarna.

3. Menentukan kadar dengan persamaan regresi dan plot grafik.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Timbangan analitik, pipet volume, labu takar, Erlenmeyer.

2. Bahan Percobaan

Natrium nitrit, aquadest, sulfanilamid jenuh, N-1-Naftiletilendiamin.

III. CARA KERJA

1. Pembuatan larutan induk Natrium Nitrit 1 mg/ml.

Timbang seksama Natrium Nitrit 100 mg, larutkan dalam air suling sampai

10,00 ml. Dari larutan induk, dibuat seri larutan dengan kadar 0,01-0,1 mg/ml.

2. Penentuan Operating Time

Ambil 3,0 ml larutan Natrium Nitrit 0,05 mg/ml, masukkan ke dalam labu takar

5,0 ml. Tambahkan 0,5 ml HCl 6 N dan 1 ml sulfanilamid jenuh. Kemudian

tambahkan 0,5 ml N-1-Naftiletilendiamin, sampai timbul warna pink. Tepatkan

volume menjadi 5,0 ml dengan air suling. Baca serapan pada 545 nm sampai

diperoleh serapan yang stabil dalam kurin waktu tertentu.

3. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Ambil 3,0 ml larutan Natrium Nitrit 0,05 mg/ml, masukkan ke dalam labu takar

5 ml. Tambahkan 0,5 ml HCl 6 N dan 1 ml sulfanilamid jenuh. Kemudian

tambahkan 0,5 ml N-1-Naftiletilendiamin setelah timbul warna pink. Tepatkan

volume menjadi 5,0 ml dengan air suling. Baca serapan pada lamda 500 – 600 nm.

Tentukan lamda serapan maksimumnya.

4. Penentuan kurva baku

Larutan Natrium Nitrit dengan kadar 0,01 – 0,1 mg/ml masing-masing sebanyak

3,0 ml ditambah 0,5 ml HCl 6 N, 1 m sulfanilamid jenuh dan 0,5 ml N-1-

Page 17: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xvii

naftiletilendiamin, tunggu sampai timbul warna pink. Tepatkan volume menjadi 5,0

ml dengan air suling. Tunggu OT, baca serapan pada panjang gelombang serapan

maksimumnya. Tepatkan persamaan regeresinya.

5. Penetapan kadar nitrit dalam sampel

Timbang sejumlah sampel, larutkan dalam air suling, kemudian disaring. Filtrat

diperlakukan sama dengan kurva baku. Hitung kadar sampel berdasarkan persamaan

garis regresi yang diperoleh. Gambarkan persamaan regeresi yang diperoleh pada

kertas grafik. Tentukan pula kadar sampel dengan mengeplotkan serapan pada garis

lurus tersebut. Bandingkan hasilnya!

Page 18: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xviii

PERCOBAAN III

ANALISIS ASPIRIN DAN KAFEIN (DALAM TABLET)

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Menentukan konsentrasi aspirin dalam tablet

2. Menentukan konsentrasi kafein dalam tablet

II. DASAR TEORI

A. Aspirin

Aspirin dapat dibuat dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau

anhidrid asam asetat. Senyawa ini bersifat asam dan rumus bangunnya adalah sebagai

berikut:

Untuk mengetahui konsentrasi aspirin dilakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.

Gugus asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus karbonil sehingga

terjadi reaksi sebagai berikut:

Titrasi menggunakan indicator fenolftalein diakhiri saat terjadi perubahan warna yang

konstan selama satu menit. Jika NaOH berlebih akan terjadi reaksi sebagai berikut:

Aspirin (asam asetil salisilat)

Page 19: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xix

B. Kafeina

Kafeina merupakan golongan alkaloid yang diturunkan dari aspirin. Nama lain kafeina

adalah 1,3,7-trimetil xanthine yang mempunyai rumus:

Kafeina terdapat pada biji kopi (0,5%), teh (2-4%) yang mempunyai fisiologi sebagai

stimulant. Ikatan rangkap dari kafeina dapat mengadisi ion. Untuk mengetahui kadar atau

konsentrasi kafeina, maka larutan yang mengandung kafeina ditambah larutan iod yang telah

diketahui volume dan konsentrasinya. Kelebihan iod setelah terjadi reaksi adisi dititrasi

dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S203), sehingga iod yang teradisi oleh kafeina dapat

diketahui.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Erlenmeyer, penangas air, biuret, penjepit tabung reaksi, gelas kimia, pipet volume,

pipet tetes, gelas ukur, statif dan klem, lumping porselen, penggerus, neraca analisis,

cawan petri.

2. Bahan Percobaan

Aspirin (3 tablet), alkohol, aq.dest, bodrex (3 tablet), NaOH 0,1 M, indikator PP,

Na2S2O3 0,1 M, H2SO4, KIO3, KI.

O

H CH3COONa

Page 20: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xx

IV. CARA KERJA

A. Aspirin

1. Menimbang 1 tablet aspirin, lalu catat beratnya.

2. Menggerus tablet sampai halus, kemudian memasukkannya ke dalam labu Erlenmeyer

100 mL.

3. Mencuci lumping dengan alkohol, kemudian menuankannya ke dalam Erlenmeyer

sampai volume alkohol yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer adalah 25 mL.

4. Menggoyang-goyang Erlenmeyer selama 5 menit.

5. Memasukkan labu Erlenmeyer pada penangas air sehingga larutan mendidih.

6. Menambahkan 5 mL aq.dest dan indikator PP pada labu erlenmyer yang telah dingin.

7. Menitrasinya dengan NaOH 0,1 M sampai larutan berubah menjadi merah jambu dan

bila dibiarkan selama 1 menit warnanya akan tetap (stabil).

8. Titrasi diulang sampai 2 kali dengan tablet yang berbeda.

B. Kafein

1. Menimbang 1 tablet bodrex, lalu catat beratnya.

2. Menggerus tablet sampai halus, kemudian memasukkannya ke dalam labu Erlenmeyer

100 mL.

3. Mencuci lumping dengan alkohol, kemudian menuangkannya ke dalam Erlenmeyer

sampai volume alkohol yang dimasukkannya ke dalam Erlenmeyer adalah 25 mL.

4. Menggoyang-goyang Erlenmeyer selama 10 menit.

5. Menambahkan 10% H2SO4 sebanyak 5 mL, 20 mL larutan KI 0,1 M ke dalam labu

Erlenmeyer, kemudian larutan dikocok selama 10 menit.

6. Memanaskan Erlenmeyer sampai larut mendidih.

7. Menitrasi larutan yang telah dingin dengan Na2SO3 0,1 M yang ditambah dengan 4

mL KIO3 dan 25 mL alkohol.

8. Titrasi diulang sampai 2 kali dengan tablet yang berbeda.

Page 21: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxi

V. HASIL

No. Perlakuan Hasil Percobaan

Page 22: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxii

PERCOBAAN IV

ANALISIS KANDUNGAN BORAKS

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa mampu menganalisis kandungan boraks pada bakso, mie, dan ikan asin

dengan menggunakan metode titrasi.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Buret, statif, Erlenmeyer, labu ukur, neraca analitik, gelas kimia, pipet tetes, pipet

volume, pisau, tissue atau waslap.

2. Bahan Percobaan

Bakso, mie basah atau mie instan, ikan asin, larutan baku HCl 0,1 N 500 mL.

III. CARA KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menimbang bakso/mie/ikan asin sebanyak 500 mg.

3. Menghaluskan bakso/mie/ikan asin dengan cawan porselen.

4. Menambahkan aquadest sebanyak 50 ml.

5. Saring bakso/mie/ikan asin dengan kertas saring.

6. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sebanyak 3 kali titrasi, menggunakan indikator metil

merah.

7. Hitung kadar dari titrasi tersebut.

IV. HASIL

No. Perlakuan Hasil Percobaan

Page 23: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxiii

PERCOBAAN V

ANALISIS ASAM BENZOAT DALAM SAOS TOMAT

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa mampu menganalisis kandungan asam benzoate dalam saos tomat yang ada

di pasaran.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Neraca analitik, beaker glass, Erlenmeyer, pipet volume, buret, labu ekstraksi

pelarut, gelas ukur, pipet tetes, pemanas listrik, penangas air,

2. Bahan Percobaan

Saos tomat bermerek dan tanpa merek yang diambil secara acak di pasar tradisional,

NaCl, NaOH 10%, HCl 5%, H2C2O4, dietil eter, FeCl3, NH3, H2SO4, kertas saring, dan

indikator PP.

III. CARA PERCOBAAN

A. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan di pasar tradisional, diambil 3 botol saos tomat yang

tidak bermerek, dan 3 botol saos tomat yang bermerek.

B. Perlakuan Sampel

1. Penyiapan sampel, masing-masing sampel saos tomat ditimbang dengan neraca

analitik (3-5 botol saos tomat) yang telah dituang dengan beker glass. Campur

semua sampel, aduk sama rata.

2. Cari bobot rata-rata isinya. Menimbang sekitar 100 g dengan beker glass dan

ditambahkan 15 g NaCl, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL.

3. Selanjutnya ke dalam labu ukur tersebut ditambahkan 150 ml larutan NaCl jenuh dan

NaOH 10% hingga diperoleh larutan yang bersifat alkalis. Kemudian larutan

tersebut diencerkan dengan larutan NaCl jenuh sampai tanda batas dan dibiarkan

selama 2 jam. Larutan tersebut dikocok detiap 30 menit dan selanjutnya disaring

dengan kertas saring, kemudian dimasukkan dalam corong pemisah. Filtrat yang

diperoleh diekstraksi.

Page 24: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxiv

C. Ekstraksi Sampel

1. Filtrat yang diperoleh pada penyiapan sampel, dipipet 100 ml dan dimasukkan ke

dalam corong pisah, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl 5%, dan

ditambahkan lagi 5 ml HCl sesudah keadaan netral tercapai. Selanjutnya diekstraksi

dengan pelarut dietil eter beberapa kali dengan volume berturut-turut 70, 50, 40, dan

30 ml. Untuk mencegah emulsi, digoyang-goyang secara kontinyu setiap kali

ekstraksi dengan gerakan memutar/rotasi.

2. Lapisan dietil eter kemudian ditampung dari setiap ekstraksi dengan volume pelarut

tersebut. Semua lapisan dietil eter setiap ekstraksi dikumpulkan dan didestilasi

dengan vakum rotary evaporator pada suhu 30-50OC hingga ekstrak menjadi pekat.

3. Ekstrak tersebut kemudian dikeringkan diatas penangas air, lalu dibiarkan semalam di

dalam desikator yang berisi H2SO4 pekat. Selanjutnya, ekstrak kering (cara

pengeringan ini terlalu lama), karena kumpulan eter sebaiknya ditambah 4 g Na2SO4

anhidrat dan saring, kemudian diuapkan dengan rotary evaporator. Asam benzoate

tersebut dilarutkan dalam etanol netral terhadap indikator pp sebanyak 10 ml dalam

labu ukur 50 ml, setelah itu diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

D. Uji Kuantitatif

1. Larutan asam benzoate hasil ekstraksi dipipet sebanyak 25,0 ml dengan pipet volume,

kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 240 ml. Larutan tersebut ditambah

2-3 tetes indikator PP dan selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N yang

telah dibakukan sampai terjadi perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda

yang stabil selama 15 menit.

2. Volume larutan NaOH yang digunakan dicatat. Pengulangan ekstraksi dan titrasi

dilakukan masing-masing 3 kali.

Pertanyaan :

1. Apakah perlunya penambahan NaCl dan mengapa untuk ekstraksi dengan dietil eter

larutan harus diasamkan?

2. Mengapa penimbangan sampel tersebut sampai 100 g, dan bagaimana cara menimbang

saos agar dapat dilakukan dengan mudah?

3. Hasil penyarian tersebut, dapatkah dianalisis dengan cara lain? Terangkan bagaimana

caranya?

4. Apakah penimbangan sampel dapat diperkecil jika metode analisis digunakan instrument

lain?

Page 25: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxv

PERCOBAAN VI

ANALISIS CAMPURAN ASAM BENZOAT DAN ASAM SALISILAT DALAM

SALEP

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa mampu menganalisis kandungan asam benzoate dan asam salisilat dalam

sediaan salep dengan metode spektrofotometri ultra violet.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Timbangan analitik, kertas saring whatman no.1, beker glass, pipet volume,

penangas air.

2. Bahan Percobaan

Salep uji, etanol 96%, aquadest, alkohol panas, asam benzoate, asam salisilat.

III. CARA KERJA

1. Timbang 5 atau 3 tube salep, kemudian catat bobot masing-masing.

2. Keluarkan isi salep dari masing-masing wadahnya, tempatkan dalam mortar. Timbang

juga sisa dan tubenya. Hitung bobot purata dan tubenya. Hitung pula purata isi

salepnya.

3. Aduk isi salep hingga homogen dan kemudian timbang sampel salep yang berisi

setara dengan 60 mg asam benzoate dalam wadah (gelas piala) yang telah diketahui

bobotnya.

4. Tambahkan 25,0 ml etanol 96% pada wadah tersebut, panaskan sampai meleleh.

5. Saring dalam keadaan panas dengan kertas saring Whatman 1, yang telah dibasahi air

kedalam 200 ml gelas Erlenmeyer. Kemudian cuci dengan alkohol panas sampai

bebas asam salisilat, sampai didapat larutan 100,0 ml.

6. Buat larutan baku asam benzoate dan asam salisilat maisng-masing 0,001% dalam

etanol 96%.

7. Uji serapan total sampel pada point 1 pada lamda serapan maksimum dari asam

benzoate dan asam salisilat.

Page 26: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxvi

Kadar dihitung dengan rumus:

Aλ1 = K1λ1

C1 + K2λ1

C2

Aλ2 = K1λ2

C1+ K2λ2

C2

Page 27: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxvii

PERCOBAAN VII

ANALISIS BAHAN KIMIA PENGAWET NATRIUM NITRIT

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa mampu menganalisis bahan kimia pengawet natrium nitrit pada daging

dengan metode spektrofotometri visible.

II. DASAR TEORI

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 722/MenKes/Per/IX/88 tentang bahan

tambahan makanan menyatakan bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada produk akhir daging

proses adalah 200 ppm. Sedangkan USDA (United States Departement of Agriculture)

membatasi penggunaan maksimum nitrit sebagai garam sodium atau potassium yaitu 239,7

g/100 L larutan garam; 62,8 g/100 kg daging curing kering atau 15,7 g/100 kg daging

cacahan untuk sosis. Biasanya natrium nitrit ditemukan dalam daging sebagai pengawet.

Senyawa ini mudah larut dalam air.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Blender, penyaring, beker glass, labu takar, Erlenmeyer.

2. Bahan Percobaan

Daging, aquadest, HCl 5 N, pereaksi warna.

IV. CARA KERJA

1. Daging dengan bobot ± 10 g, ditimbang seksama, kemudian diblender dan

ditambahkan air 50 ml.

2. Daging yang sudah diblender dilanjutkan dengan proses penyaringan, dibilas dengan

air suling, dikumpulkan, kemudian ditambah larutan jenuh NaCl jenuh sebanyak 10

ml. Dikocok dan disaring lagi sampai air bebas nitrit.

3. Sari air, dikumpulkan dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, dan di ad-kan

dengan air suling sampai tanda.

4. Ambil 5,0 ml sari air ditambah HCl 5 N sebanyak 2 ml, tambahkan pereaksi warna

untuk asam nitrit seperti percobaan yang pernah anda lakukan pada uji spektrometer

sinar tampak. Setelah ditambah pereaksi dan timbul warna pink encerkan sampai

10,0 ml.

Page 28: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxviii

5. Buat pula larutan standar dengan kadar nitrit 50 µg, 100 µg, 150 µg, 200 µg, 250 µg,

dan 300 µg dalam 5,0 ml.

6. Cari data hubungan serapan dan kadar nitrit (sebagai natrium nitrit) pada panjang

gelombang serapan maksimumnya.

Page 29: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxix

PERCOBAAN VIII

ANALISIS KANDUNGAN FLAVONOID DALAM EKSTRAK DAUNTEH (Camellia

sinensis)

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa mampu menganalisis bahan kimia pengawet natrium nitrit pada daging

dengan metode spektrofotometri visible.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Spektrometri visible, toples, gelas ukur, rotary evaporator, tabung reaksi, plat tetes,

pipet tetes, timbangan analitik, labu takar.

2. Bahan Percobaan

Daun teh kering, etanol 96%, NH4OH, kloroform, air suling, logam Mg, HCl pekat,

FeCl3, asam asetat anhidrat, H2SO4 2N, AlCl3, metanol, baku rutin.

III. CARA KERJA

A. Penyiapan Bahan Baku

Teh celup yang telah dibeli, dikumpulkan, kemudian serbuknya dikeluarkan dari

kantongya, lalu dimasukkan dalam toples.

B. Pembuatan Ekstrak Daun Teh (Camellia sinensis)

100 gram teh direndam dengan 300 ml etanol 96 % biarkan selama 2-3 hari

didalam botolmaserasi yang berwarna gelap sambil sekali-kali diaduk. Maserat

dipisahkan, dikumpulkan, dan diuapkandengan rotary evaporator pada suhu 40⁰C,

sehingga didapatkan ekstrak kental.

C. Pemeriksaan metabolit sekunder pada Ekstrak DaunTeh

Di timbang 2 gram ekstrak teh, laludibasakan dengan NH4OH,

kemudiantambahkan kloroform : air suling (1:1) 10 mlmasing-masing kocok dalam

tabung reaksibiarkan sejenak hingga terbentuk dua lapisan.Lapisan air untuk

pemeriksaan : flavonoid, fenolik, dan saponin. Lapisan Kloroform untuk

pemeriksaan : terpenoid, steroid, dan alkaloid.

Page 30: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxx

1) Pemeriksaan Flavonoid

Diambil 1-2 tetes lapisan air letakkan padaplat tetes ditambahkan logam Mg

dan 1 -2tetes HCl pekat. Timbulnya warna orangekemerahan menunjukkan

adanya senyawaflavonoid.

2) Pemeriksaan Saponin

Lapisan air dikocok kuat dalam tabung reaksihingga terbentuk busa yang

tidak hilangselama 15 menit.

3) Pemeriksaan Fenolik

Lapisan air 1 -2 tetes ditambahkan 1-2 tetesFeCl3 terbentuk warna biru

menunjukkanadanya senyawa fenolik.

4) Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid

Lapisan kloroform 1-2 tetes dimasukkandalam plat tetes, biarkan kering

tambahkanasam asetat anhidrat dengan H2SO4 2N,warna merah menunjukkan

adanya senyawaterpenoid dan warna biru ungu menunjukkanadanya senyawa

steroid.

5) Pemeriksaan Alkaloid

Dimasukkan 2-3 tetes lapisan kloroformdalam tabung reaksi tambahkan

dengan 1tetes H2SO4 2N, kocok dan biarkan memisah.Diambil lapisan asam

tambahkan mayer,terbentuknya kabut putih menunjukkanadanya alkaloid.

D. Pengukuran kadar flavonoid total dalam Ektrak Daun Teh dengan Metode

Spektrometri Visible

1) Pembuatan larutan pereaksi AlCl31 %

Sebanyak 100,0 mg serbuk AlCl3dilarutkan dalam 10,0 ml metanol.

2) Pembuatan larutan standard kurva baku 1,0 mg/ml (0,1%)

50,0 mg rutin dilarutkan dalam 50,0 ml etanol p.a.

3) Pembuatan seri kadar larutan baku

Dari larutan baku rutin dengan konsentrasi 0,1 % dibuat menjadi sari

larutan standard dengan konsentrasi 0,001%; 0,0015%; 0,002%; 0,0025%;

0,003%; 0,0035%.

4) Penetapan Operating Time

Larutan 0,001% dipipet dan dimasukkan ke dalam kuvet, lalu ditambahkan

pereaksi AlCl3sebanyak 3 tetes, kemudian dibaca serapannya pada panjang

gelombang maksimum yang tertera dalam literature yaitu 433 nm, dilakukan

Page 31: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxxi

selama 60 menit dengan blangko etanol. Dibuat kurva hubungan antara serapan

dan waktu.

5) Penetapan panjang gelombang serapan maksimum

Dilakukan percobaan seperti pada poin (4) dan dibaca serapannya pada

panjang gelombang antara 200 – 500 nm. Dibuat kurva hubungan serapan dan

panjang gelombang.

6) Pembuatan kurva baku

Dari setiap seri kadar larutan baku dilakukan percobaan seperti pada poin

(4) dan dibaca pada waktu serapan tetap dan panjang gelombang serapan

maksimum dengan blangko etanol, kemudian dibuat kurva baku hubungan

serapan dengan konsentrasi rutin.

7) Penetapan kadar flavonoid dalam ektrak daun teh

Sampel sebanyak 0,150 g dilarutkan dalam 10,0 ml etanol. Diambil 1,0 ml

diencerkan sampai 100 kali. Diambil lagi 1,0 ml kemudian ditambah dengan

pereaksi AlCl3 1% sebanyak tiga tetes. Dibaca pada waktu serapan dan panjang

gelombang serapan maksimum. Serapan yang diperoleh dimasukkan dalam

persamaan.

Page 32: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxxii

PERCOBAAN IX

ANALISIS KADAR PARACETAMOL DENGAN

SPEKTROFOTOMETRI UV

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa dapat memahami alasan suatu senyawa dapat dianalisis dengan metode

spektrofotometri UV.

2. Mahasiswa dapat memahami tahapan analisis dan menentukan kadar parasetamol

pada produk yang beredar di pasaran dengan metode spektofotometri UV.

II. DASAR TEORI

Metode spektrofotometri UV merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

melakukan analisis kuantitatif senyawa organik tertentu. Pada percobaan ini akan dilakukan

pengukuran kadar parasetamol dalam tablet, untuk mengetahui kebenaran kadar yang tertera

pada label/etiket. Dalam hal ini persamaan yang digunakan adalah persamaan Lambert-Beer,

yaitu:

Keterangan : A = absorbansi

ɛ = absorptivitas molar (mol -1

cm-1

)

b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi larutan (mol L-1

)

Parasetamol memiliki nama lain Acetaminophenum atau N-Acetyl-p-aminophenol N-(4-

Hidroxyphenyl) acetamide. Berat molekulnya adalah 151,2.

Struktur Parasetamol

Parasetamol berupa kristal putih atau serbuk kristal. Titik didihnya dalam air berkisar

antara 169OC – 170,5

OC. Parasetamol sedikit larut dalam air dingin, sangat larut dalam air

panas, larut dalam etanol, metanol, dimetilformamide, etilen diklorida, aseton, dan etil asetat,

sedikit larut dalam eter dan kloroform, serta tidak larut dalam PE , pentana, dan benzene.

Paracetamol memiliki absorbansi maksimum pada panjang gelombang 245 nm (pada suasana

asam) dan 257 (pada suasana basa).

A = ɛ. b. c

Page 33: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxxiii

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Spektrofotometer UV-Vis, timbangan analitik, labu takar, gelas ukur, corong saring

kecil, gelas arloji, pipet volume, pipet volume.

2. Bahan Percobaan

NaOH 0,1 N; aquadest, standar parasetamol, produk tablet parasetamol.

IV. CARA KERJA

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum asetaminofen

Ditimbang 50,0 mg standar asetaminofen, dimasukkan ke dalam takar 100 ml,

kemudian ditambahkan 25,0 ml NaOH 0,1 N dan 50,0 ml aquadest hingga larut.

Dikocok 15 menit dan diencerkan dengan aquadest hingga 100,0 ml. Larutan ini

dibaca serapannya pada spektrofotometer UV dan dicari panjang gelombang serapan

maksimalnya.

2. Penetapan kurva baku

Dari larutan stock yang telah dibuat diatas, dibuat seri kadar yaitu 3,00 ppm;

5,00 ppm; 7,00 ppm; 9,00 ppm; 11,00 ppm; 13,00 ppm. Larutan dengan variasi

kadar tersebut dibaca serapannya pada spektrofotometer UV dengan panjang

gelombang serapan maksimum. Kemudian dari absorbansi tersebut tentukan

persamaan regresi liniernya, yaitu Y = bX+ a

3. Penetapan kadar asetaminofen

Timbang masing-masing tablet (10 tablet), lalu cari berat rata-ratanya. Gerus

tablet tersebut kemudian timbang setara:

Kemudian masukkan serbuk ke dalam labu takar 100,0 ml, ditambah 25,0 ml NaOH

0,1 N dan 50,0 ml aquadest hingga larut. Dikocok selama 15 menit dan diencerkan

dengan aquadest hingga 100,0 ml. Ambil 1,0 ml larutan kemudian diencerkan

dengan aquadest hingga 50,0 ml. Diukur serapannya dengan spektrofotometer UV

pada panjang gelombang maksimal. Kadar parasetamol dihitung dengan

memasukkan hasil serapan kadar ke dalam kurva baku yang dibuat.

Page 34: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxxiv

PERCOBAAN X

ANALISIS KADAR FORMALIN PADA IKAN ASIN DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

I. TUJUAN PERCOBAAN

Menetapkan kadar formalin dengan metode spektrofotometri visible.

II. DASAR TEORI

Formalin merupakan larutan yang terdiri atas 37% formaldehide dalam air. Menurut

Farmakope Indonesia Ed III, kadar formaldehide tidak kurang dari 34,0% dan tidak lebih dari

38,0% dan dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95%) P. Pemeriannya berupa

cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang

selaput lender hidung dan tenggorokan. Jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh

(Anonim, 1979). Penyimpanan dilakukan pada wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

dan sebaiknya pada suhu diatas 20OC (Ditjen POM, 1979). Formalin merupakan bentuk

hidratasi hampir sempurna dari formaldehide, sehingga terjadi kesetimbangan bolak-balik

antara formaldehide dan metanadiol (hidratasi formaldehide).

Formalin direaksikan dengan pereaksi tertentu untuk menghasilkan larutan berwarna

yang bisa diukur di daerah visible pada panjang gelombang 412 nm. Beberapa pereaksi yang

dapat digunakan antara lain Asam Kromotropat Purpold, MBTH-M

Ethylbenzothiazinonhydrazone dan Nash. Formalin dapat bereaksi membentuk warna dengan

pereaksi Nash pada metode analisis formalin. Oleh karenanya, analisis spektrofotometer

visible dapat dijadikan sebagai metode standar pengujian formalin. Formalin

diidentifikasikan dengan menggunakan pereaksi asam kromatofat, sampel dinyatakan positif

apabila memberikan warna violet. Penetapan kadar dilakukan secara spektrofotometri visible

berdasarkan terbentuknya kompleks formalin dengan pereaksi Nash yang menghasilkan

larutan berwarna kuning, kemudian serapannya diukur pada panjang gelombang maksimum

412 nm.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Percobaan

Pipet tetes, pipet ukur, labu ukur, beker glass, spektrofotometer.

2. Bahan Percobaan

Larutan formalin 200 µg/ml, aquadest, asam kromatofat, sampel ikan asin.

Page 35: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxxv

IV. CARA KERJA

1. Pembuatan Larutan Stok Formalin 20 ppm

Diambil sebanyak 0,027 ml larutan formalin 37%, tambahkan aquadest

sebanyak 500 ml atau 20 ppm.

2. Pembuatan pereaksi asam kromatofat

Timbang 2 g asam kromatofat, encerkan dengan aquadest hingga volume 100

ml.

3. Pembuatan Larutan Standar

Pada percobaan ini dibuat 5 variasi larutan standar, yaitu: diambil 0,05; 0,1;

0,15; 0,2; 0,25 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi

label (5 tabung reaksi), tambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada tiap

konsentrasi yang berbeda, panaskan tabung reaksi selama 30 menit pada suhu

100oC, terbentuklah larutan standar. Ukur absorbansi salah satu larutan standar 0,15

ppm pada rentang panjang 450-530 nm, tentukan panjang gelombang

maksimumnya. Lalu buatlah kurva bakunya.

4. Penentuan Kadar Formalin Pada Ikan Asin

Homogenkan sampel sebanyak 20 ml dengan aquadest, panaskansampel

yang telah diuji dengan komporsampai mendidih, disaring lalu

didinginkan.Ambil filtrat sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi dengan 3 kali

ulangan.Tambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada masing-masing tabung

reaksi. Panaskan selama 20 menit lalu dinginkan. Ukur absorbansinya dengan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 520 nm. Perhitungan : nilai

absorbansi dari ujim enggunakan spektrofotometer visible akan dibandingkan

dengan larutan standar pada tiap konsentrasi yangberbeda pada masing-masing

tabung reaksi dengan metode regresi linear.

NOTE : Anjuran untuk praktikan yang ingin cerdas, maka semua metode yang

dipaparkan tersebut tidak seluruhnya ada dalam diktat petunjuk praktikum ini,

praktikan harus mencari cara yang benar dan lengkap dalam pustaka & jurnal.

Metode ini tidak diberikan secara detail tetapi anda dapat mencari dan

menghitung sendiri.

Page 36: PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISIS FARMASIfarmasi.stikesalirsyadclp.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/BUKU... · Distribusi rapat muatan di dalam orbital sigma ikatan adalah simetris di sekitar

xxxvi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Day, A.R., Underwood, L.A., 2002, Analisis Farmasi Kuantitatif, Edisi VI, Erlangga, Jakarta.

Fessenden, J.R., Fessenden, S.J., 2010, Dasar-dasar Kimia Organik, Edisi I, Binarupa

Aksara Publisher, Tangerang.

Gandjar, I.G., Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hastuti, Sri, 2010, Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid Pada Ikan Asin di Madura,

AGROINTEK, Vol 4 (2): 132-137, Bangkalan.

Henderson, 2006, Introduction to Analytical Chemistry, Spring, Toronto.

I.M, Siaka, 2009, Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat yang Beredar di

Wilayah Kota Denpasar, Jurnal Kimia 3 (2): 87-92, Denpasar.

Iqbal, A., Faizah, H.M.V., 2009, Determination of Benzoic Acid and Salicylic Acid In

Commercial Benzoic and Salicylic Acids Ointments by Spectrometric Method,

Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 22 Issue 1, p18, Pakistan.