skripsi tentang simulasi orbital atom

Upload: wahab-abdullah

Post on 13-Apr-2018

277 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    1/70

    1

    VISUALISASI ORBITAL ATOM HIDROGEN TANPA GANGGUAN DAN

    DENGAN GANGGUAN MEDAN LISTRIK (EFEK STARK ATOM

    HIDROGEN UNTUK KEADAAN EKSITASI PERTAMA) MENGGUNAKAN

    BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB

    Wahab Abdullah

    ABSTRAK

    Atom hidrogen merupakan atom yang paling sederhana. Hasil pemecahan

    persamaan Schrodinger untuk elektron atom hidrogen menghasilkan fungsi gelombang(orbital) yang bergantung pada jarak dari inti dan angular. Fungsi tersebut mengandungpolinomial Legendre dan polinomial Laguerre. Dalam bahasa pemrograman Matlab

    tersedia fungsi khusus dari polinomial tersebut sehingga dapat digunakan untuk

    visualisasi orbital atom hidrogen. Hasil visualisasi menunjukkan bahwa

    ketergantungan orbital pada jarak dari inti ditentukan oleh bilangan kuantum utama ndan bilangan kuantum orbital l. Ketergantungan pada angular ditentukan oleh bilangan

    kuantum orbital ldan bilangan kuantum magnetik m. Untuk keadaan eksitasi pertama,

    bila ada gangguan medan listrik luar maka terjadi degenerasi nilai eigen energi yangdikenal dengan efek Stark orde pertama yang menyebabkan terjadinya polarisasi pada

    orbital.

    Kata kunci: atom hidrogen, orbital, efek Stark, degenerasi.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    2/70

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Hidrogen, dengan hanya satu elektron, adalah sistem atom yang paling sederhana

    yang mungkin. Masalah dari struktur atom hidrogen adalah masalah yang paling

    penting dari struktur atom dan molekul, tidak hanya karena perlakuan teoritik dari atom

    ini lebih sederhana daripada atom-atom dan molekul-molekul yang lain, tetapi juga

    sebagai dasar bagi diskusi untuk banyak sistem atomik yang lebih kompleks (Pauling,

    1935: 112). Sehingga masalah atom hidrogen umumnya menjadi materi wajib dalam

    buku teks maupun perkuliahan fisika modern dan fisika kuantum.

    Walaupun fungsi gelombang untuk elektron atom hidrogen hasil pemecahan

    persamaan Schrodinger tidak mempunyai tafsiran fisis, tetapi kuadrat besaran

    mutlaknya yang dicari pada suatu tempat tertentu berbanding lurus dengan peluang

    (probabilitas) untuk mendapatkan elektron di tempat tersebut. Fungsi gelombang

    tersebut ada yang bergantung pada pada jarak dari inti yang disebut fungsi gelombang

    radial dan ada yang bergantung pada sudut angular yang disebut fungsi harmonik bola.

    Solusi lengkapnya adalah perkalian dari fungsi-fungsi tersebut. Tetapi bila fungsi

    besaran kuadrat dari fungsi-fungsi tersebut kita plot maka akan diperoleh hasil berupa

    visualisasi orbital atom dari atom hidrogen. Fungsi gelombang elektron atom hidrogen

    tersebut dikenal sebagai orbital.

    1

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    3/70

    3

    Adanya medan listrik luar mengakibatkan adanya pergeseran (degenerasi) energi

    pada atom hidrogen (efek Stark) sehingga fungsi gelombang ikut berubah. Pada

    keadaan dasar tidak terjadi degenerasi, tetapi pada keadaan eksitasi pertama terjadi

    degenerasi yang dikenal sebagai efek Stark orde pertama (linier di dalam medan listrik

    ).Pada penelitian ini yang divisualisasikan hanya efek Stark pada atom hidrogen pada

    keadaan eksitasi pertama.

    Salah satu kesulitan dalam visualisasi orbital atom hidrogen adalah fungsinya

    mengandung polinom Legendre dan polinom Laguerre. Kesulitan ini dapat diatasi

    dengan komputasi menggunakan program Matlab yang menyediakan fungsi khusus

    Legendre dan Laguerre. Telah ada yang membuat program komputer untuk

    memvisualisasikan orbital atom hidrogen antara lain buatan Kevin Chu dengan bahasa

    pemrograman Matlab yang menampilkan plot 3D dari pemecahan persamaan

    Schrodinger yang telah diketahui untuk orbital 1s, 2s, 2p_z, 3d_z2

    dan 3d_xydan plot

    fungsi dan probabilitas radialnya (Chu, 2005). Program dalam matlab yang lain adalah

    buatan L. Kocbach yang menampilkan fungsi radial dan fungsi probabilitas radial serta

    plot masing-masing (Kocbach, 2005). Ada juga dalam bahasa Maple buatan Takeuchi

    yang mendemonstrasikan gambaran 3D dari berbagai variasi orbital atom hidrogen

    atau probabilitas dari densitas kemungkinan keberadaan elektron (Takeuchi, 2005).

    Program yang dipakai dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi dari program

    dalam bahasa Matlab buatan Goran Lindblad (Department of Physics Royal Institute

    of Technology Stockholm Sweden) yang menampilkan plot fungsi dan probabilitas

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    4/70

    4

    radial serta plot 3D beberapa orbital (Lindblad, 2005). Yang menarik dari program ini

    adalah control window dan menunya dan banyaknya gejala fisis yang ditampilkan.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah:

    1. Bagaimana membuat program komputer yang dapat memplot orbital atom hidrogen

    (baik fungsi radial, probabilitas radial maupun fungsi harmonik bola dan

    ketergantungannya terhadap sudut angular) dan orbital atom hidrogen pada keadaan

    eksitasi pertama akibat efek Stark dengan bahasa pemrograman Matlab.

    2. Bagaimana hasil plot program komputer tersebut di atas.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Membuat program komputer (hasil modifikasi program buatan Goran Lindbald)

    yang dapat memplot orbital atom hidrogen (baik fungsi radial, probabilitas radial

    maupun fungsi harmonik bola dan ketergantungannya terhadap sudut angular) dan

    orbital atom hidrogen pada keadaan eksitasi pertama akibat efek Stark dengan

    bahasa pemrograman Matlab.

    2. Mengetahui hasil plot program komputer tersebut di atas.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    5/70

    5

    D. Manfaat Penelitian

    1. Mengetahui plot orbital atom hidrogen (baik fungsi radial, probabilitas radial

    maupun fungsi harmonik bola dan ketergantungannya terhadap sudut angular) dan

    orbital atom hidrogen pada keadaan eksitasi pertama akibat efek Stark.

    2. Menambah pengetahuan tentang atom hidrogen, karena dengan adanya visualisasi

    ini maka akan menambah tafsiran fisisnya.

    3. Dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran dalam perkuliahan fisika

    modern dan fisika kuantum.

    E. Batasan Masalah

    1. Yang divisualisasikan adalah orbital atom hidrogen (baik fungsi radial, probabilitas

    radial maupun fungsi harmonik bola dan ketergantungannya terhadap sudut

    angular) dan orbital atom hidrogen pada keadaan eksitasi pertama akibat efek Stark

    dengan bahasa pemrograman Matlab.

    2. Program yang dipakai adalah modifikasi dari program buatan Goran Lindblad.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    6/70

    6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Persamaan Scrhodinger Untuk Elektron Dalam Atom Hidrogen

    Sebuah atom hidrogen terdiri dari sebuah proton (partikel bermuatan +e) dan

    sebuah elektron (partikel bermuatane) yang 1836 kali lebih ringan dari proton. Dalam

    pembahasan di sini proton dianggap diam di pusat koordinat dan elektron bergerak

    mengelilinginya dibawah pengaruh medan atau gaya Coulumb. Pendekatan lebih baik

    dilakukan dengan memandang kedua partikel berotasi di sekitar pusat massa bersama

    yang berada (sedikit) di dekat proton, tetapi efek ini diabaikan (Purwanto, 1997:115).

    Persamaan Scrhodinger untuk elektron dalam tiga dimensi yang harus dipakai

    untuk persoalan atom hidrogen adalah (Beiser, 1992: 204)

    02

    22

    2

    2

    2

    2

    2

    VE

    m

    zyx

    e

    (1)

    dengan meadalah massa elektron. Energi potensial Vialah energi potensial listrik dari

    suatu muatane pada jarak r dari muatan +e

    r

    eV

    o4

    2

    (2)

    Mengingat sistem mempunyai simetri bola, analisis menjadi lebih sederhana bila

    persamaan Schrodinger dinyatakan dalam koordinat bola sehingga pers. (1) menjadi

    (setelah mensubstitusikan pers (2))

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    7/70

    7

    04

    2

    sin

    1

    sinsin

    11

    2

    22

    2

    22

    22

    2

    2

    r

    eE

    m

    r

    rrr

    rr

    o

    e

    (3)

    Persamaan (3) dapat dipisahkan menjadi tiga persamaan yang bebas, masing-masing

    hanya mengandung satu koordinat saja. Fungsi gelombang(r,,) mengambil bentuk

    perkalian tiga fungsi yang berbeda

    rRr ,, (4)

    Fungsi R(r) memerikan bagaimana fungsi gelombang elektron berubah

    sepanjang vektor jari-jari dari inti, dengan dan konstan. Fungsi ()memerikan

    bagaimana fungsi gelombang elektron berubah terhadap sudut zenit sepanjang

    meridian pada bola yang berpusat pada inti, dengan r dan konstan. Fungsi ()

    memerikan bagaimana fungsi gelombang elektron berubah terhadap sudut azimut

    sepanjang garis pada bola yang berpusat pada inti, dengan r dan konstan

    (Beiser,1992: 207). Hasil pemisahan variabel dari persamaan (3) adalah:

    02

    2

    2

    md

    d

    (5)

    0sin

    1sinsin

    12

    2

    mll

    d

    d

    d

    d (6)

    0

    1

    4

    212

    0

    2

    2

    2

    R

    r

    llE

    r

    em

    dr

    dRr

    dr

    d

    r

    e

    (7)

    (Beiser, 1992: 209)

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    8/70

    8

    B. Solusi Persamaan Scrhodinger Untuk Elektron Dalam Atom Hidrogen

    Solusi dari persamaan (5) adalah

    2 imimm AeAe (8)

    denganAadalah konstanta normalisasi yang besarnya 2/1 .

    Solusi dari persamaan (6) adalah

    cosmllmlm PN (9)

    m

    lP ditentukan dengan rumus Rodrigues untuk polinom Legendre

    lml

    mlm

    l

    m

    l xdx

    dx

    lxP 11

    !2

    1 22/2

    (10)

    (Boass, 1982:505)

    Nlmadalah konstanta normalisasi yang besarnya

    !

    !

    2

    12

    ml

    mllN

    lm

    (11)

    (Yariv, 1982:66)

    Fungsi yang berhubungan angular total adalah harmonik bola yaitu

    mmlY 1, (12)

    dengan *1 mlmml YY (Gate, 1989:17).

    Solusi dari persamaan (7) adalah

    122/ l ln

    l

    nlnl LeNrRrR (13)

    Nnladalah konstanta normalisasi yang besarnya

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    9/70

    9

    2/1

    3

    3

    0 !2

    !12

    lnn

    ln

    na

    Nnl (14)

    Besar adalah0

    2

    na

    r dengan 22

    0 / ema e .

    12 lnlL adalah polinom Laguerre terasosiasi yang dapat ditentukan dengan rumus

    xLdx

    dxL pq

    qqq

    p 1 (15)

    Lp(x) ditentukan dengan rumus

    xpp

    px

    p exdx

    dexL (16)

    (Boass, 1982:533)

    Jadi solusi lengkap persamaan fungsi gelombang elektron atom hidrogen adalah

    ,,, mlnlnlm YrRr (17)

    Jika elektron dijelaskan oleh salah satu fungsi gelombang ini, dikatakan bahwa elektron

    itu menempati orbital tersebut. Jadi, elektron yang digambarkan oleh fungsi

    gelombang 100disebut menempati orbital dengan n=1, l=0, dan m=0.

    C. Bilangan Kuantum

    Tiga bilangan kuantum yang timbul dari pemecahan persamaan Scrhodinger

    elektron atom hidrogen adalah n, ldan m. Bilangan ndinamakan bilangan kuantum

    utama yang besarnya n=1,2,3.dan l dinamakan bilangan kuantum orbital yang

    besarnya l=0,1,2,3,,(n-1) dan m dinamakan bilangan kuantum magnetik yang

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    10/70

    10

    besarnya m=0, 1, 2, , ,l. Bilangan n menentukan energi total elektron

    22

    0

    2

    4

    132 n

    emE en , bilangan l menentukan besar momentum sudut elektron

    terhadap inti 1 llL , dan bilangan m menentukan arah momentum sudut

    mLz .

    Biasanya keadaan momentum sudut orbital diberi nama dengan huruf suntuk l =

    0,puntuk l = 1, duntuk l = 2, funtuk l = 3,guntuk l = 4 dan seterusnya.

    D. Peluang Mendapatkan Elektron

    Peluang mendapatkan elektron pada titik r, , berbanding lurus dengan2

    dengan2222

    R . Peluang untuk mendapatkan elektron atom hidrogen pada

    suatu tempat antara r dan r + drdari inti ialah (Beiser, 1992: 220)

    drRr

    dddrRr

    dddrrdVdrrP

    22

    2

    0

    2

    0

    222

    222

    sin

    sin

    (18)

    E. Efek Stark Dalam Atom Hidrogen

    Sebelum membahas efek Stark, perlu diketahui dulu tentang teori gangguan

    (perturbation theory). Alasan adanya teori gangguan adalah bahwa pada level terendah

    dari (solusi) aproksimasi, dapat diketahui bagaimana pergeseran energi dan bagaimana

    fungsi eigen berubah akibat perubahan potensial.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    11/70

    11

    Nilai eigen dan set lengkapdari fungsi eigen ternormalisasi untuk Hamiltonian

    (tanpa gangguan)Ho

    nnno EH

    0 (19)

    (Gasiorowicz, 2003: 174)

    Adanya gangguan mengakibatkan

    nnno EHH 1 (20)

    (Gasiorowicz, 2003: 174)

    Solusinya memberikan (untuk pergeseran orde pertama)

    nnnn HE 1

    1 (21)

    JikaH1hanya tergantung pada r, maka

    rrr nnn VrdE 31 (22)

    (Gasiorowicz, 2003: 175)

    Lebih jauh, persamaan pergeseran orde pertama

    j

    i

    n

    i

    n

    j

    n EH 11 (23)

    dengan merupakan koefisien. Ini merupakan masalah nilai eigen dimensi terbatas.

    Sebagai contoh, jika ada dua garis degenerasi, dan jika kita menggunakan notasi

    ji

    i

    n

    j

    n hH 1 , persamaan tersebut terbaca

    2

    1

    222121

    1

    1

    212111

    n

    n

    Ehh

    Ehh

    (Gasiorowicz, 2003: 175)

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    12/70

    12

    Aplikasi teori gangguan pada masalah yang nyata adalah efek Stark pada atom

    hidrogen. Efek Stark merupakan peristiwa pergeseran tingkat energi atom hidrogen

    sebagai akibat gangguan medan listrik yang lemah dan serba sama pada atom tersebut

    (Tjia, 1999:93). Hamiltonian tidak terganggu

    r

    e

    mH

    o

    o42

    22

    p

    (24)

    yang fungsi eigennya rnlm . Potensial pengganggu

    zeeH r1 (25)

    (Gasiorowicz, 2003: 180)

    di mana adalah medan listrik. Pergeseran energi dari keadaan dasar yang mana tidak

    terdegenerasi diberikan oleh

    zrrdezeE 2

    100

    3

    100100

    1

    100 (26)

    (Gasiorowicz, 2003: 180)

    Integral ini lenyap karena kuadrat dari fungsi gelombang selalu berupa fungsi genap

    sedang potensial pengganggu adalah fungsi ganjil. Jadi (26) menunjukkan tidak adanya

    pergeseran energi untuk keadaan dasar yang linier di dalam medan listrik.

    Sebagai contoh untuk mengilustrasikan teori gangguan degenerasi adalah efek

    Stark pada keadaan eksitasi pertama (n= 2). Untuk sistem yang tak terganggu ada

    empat keadaan n = 2 yang energinya sama yaitu 200 , 211 , 210 dan 1,1,2 . Fungsi

    dengan l=0 mempunyai paritas genap dan l=1 mempunyai paritas ganjil. Kita ingin

    memecahkan persamaan mirip pers. (23). Karena potensial pengganggu dalam z maka

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    13/70

    13

    ini hanya berhubungan dengan nilai-m yang sama, adanya paritas membuat potensial

    pengganggu berhubungan dengan suku l=1 hingga l=0, yaitu

    01,1,21,1,2 z (27)

    (Gasiorowicz, 2003: 182)

    kemudian matriks pada pers. (23) hanya matriks 2x2.

    2

    11

    2

    1

    210210200210

    210200200200

    E

    zz

    zze (28)

    Elemen-elemen diagonal adalah nol, karena paritas, dan elemen-elemen diagonal yang

    lain sebanding, karena mereka adalah konjugat kompleks satu sama lain, dan masing-

    masing boleh dipilih menjadi real. Kita punya

    o

    oo

    ar

    o

    a

    YYYd

    a

    r

    a

    readrrz o

    3

    3/4.

    21

    3

    22

    101000

    0

    /32

    210200

    (29)

    (Gasiorowicz, 2003: 182)

    dan kemudian pers. (28) menjadi

    0

    3

    3

    2

    1

    1

    1

    Eae

    aeE

    o

    o (30)

    (Gasiorowicz, 2003: 183)

    Nilai eigen darinya adalah

    oaeE 3

    1 (31)

    dan keadaan eigen yang berkorespondensi ketika dinormalisasi adalah

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    14/70

    14

    m = 0

    m = +1

    m = 0

    4 degenerasi

    keadaan n = 2

    Gambar 2.1. Pola dari pemisahan Stark dari atom hidrogen pada eksitasi

    pertama n = 2. Empat garis tebal degenerasi terpisah sebagian oleh efek

    Stark. Keadaan m = + 1 tetap degenerasi dan tanpa pergeseran dalam efek

    Stark (Gasiorowicz, 2003: 183).

    1

    1

    2

    1dan

    1

    1

    2

    1 (32)

    (Gasiorowicz, 2003: 183)

    Jadi efek Stark linier untuk n = 2 menghasilkan pemisahan (splitting) dari level-level

    degenerasi seperti pada gambar 2.1.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    15/70

    15

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Secara garis besar metode penelitian ini ada tiga tahap, yaitu modifikasi program

    komputer buatan Goran Lindblad, pengujian program tersebut dan penerapan program.

    A. Modifikasi Program

    Modifikasi-modifikasi program antara lain sebagai berikut:

    1. Tampilan menu yang berbahasa Indonesia untuk memudahkan pengguna.

    2. Keterangan keterangan pada m-file berbahasa Indonesia untuk memudahkan

    pengembangan lebih lanjut dan penerapan pada program yang lain (karena

    tampilan menunya yang menarik).

    3. Untuk program fungsi radial dan distribusi probabilitasnya, masukannya bilangan

    kuantum utama N dan orbital M, tidak lagi N saja.

    4. Untuk program plot 3D atau ketergantungan harmonik bola pada angular,

    masukannya tidak lagi L, tetapi L dan M (bilangan kuantum magnetik).

    5. Membuat program untuk efek Stark pada atom hidrogen pada keadaan eksitasi

    pertama (program ini tidak ada pada program buatan Goran Lindblad). Untuk polt

    orbitalnya, dibuat berdasarkan program buatan Goran Lindblad sedangkan plot

    probabilitas radialnya berdasarkan program buatan Kevin Chu.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    16/70

    16

    mula

    Masukkan nilai N, L

    y=radial1(N, L, x')

    plot(x,

    selesai

    y=(x'.*ones).*y

    plot(y)

    plot(x,y.^2)

    Gambar 3.1. Flowchart untuk program menampilkan

    grafik fungsi radial dan probabilitasnya.

    Berikut adalah flowchart beberapa program hasil penelitian ini.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    17/70

    17

    mula

    Masukkan nilai L

    x=linspace(0,1)

    y1=ylm(L,x)

    plot(x, y1)

    for n=1:L+1

    l1=plot(x, y1(n,:));

    axis(x,y);set(l1,LineWidth,2)

    plot(x, y1)

    1

    Gambar 3.2. Flowchart untuk

    program harmonik bola.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    18/70

    18

    X=linspace(0,2*pi,200)

    y1=ylm(L,cos(X))

    for n=1:L+1

    selesai

    y2=y1(L+n,:).^2;yy=y2.*cos(X); xx=y2.*sin(X);

    plot(xx,yy)

    Gambar 3.3. Flowchart untuk

    program harmonik bola (lanjutan).

    1

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    19/70

    19

    mula

    Masukkan nilai L, M

    theta=pi*linspace(0,1,60); phi=2*pi*linspace(0,1,90);

    sph=ylm(L,cos(theta));sph=sph(L+M+1,:);

    dd=abs(sph' * cos(M*phi));

    norm=max(max(dd));dd=dd/norm;

    X=dd.*(sin(theta)'*cos(phi));

    Y=dd.*(sin(theta)'*sin(phi));

    Z=dd.*(cos(theta)'*ones(size(phi)));

    selesai

    mesh(X,Y,

    Gambar 3.4. Flowchart untuk program ketergantunganharmonik bola pada angular.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    20/70

    20

    mula

    Masukkan nilai N, L,

    M

    w=hydrogen(N,L,M,x,y);mm=max(max(abs(w)));

    w=30*w./mm;

    selesai

    surf(x,y,w)

    Gambar 3.5. Flowchart untuk program orbital.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    21/70

    21

    mula

    Masukkan nilai N1, L1,

    M1, N2, L2, M2

    w1=hydrogen(N1,L1,M1,x,y);

    w2=hydrogen(N2,L2,M2,x,y);mm1=max(max(abs(w1)));

    mm2=max(max(abs(w2)));

    w1=30*w1./mm1;

    w2=30*w2./mm2;w=((1/sqrt(2))*(asinh(w1)-asinh(w2))).^2;

    selesai

    surf(x,y,w)

    Gambar 3.6. Flowchart untuk program efek Stark.

    a0=1;r=1/a0 * [-10:0.01:0];

    psi_20=((1/(2*a0)) 1.5) * (2+r).*exp(r/2);psi_21=(1/sqrt(3))*((1/(2*a0))^1.5)*r.*exp(r/2);

    psi_1=(1/sqrt(2))*(psi_20 - psi_21);

    r1=1/a0 * [0:0.01:10];

    psi_20=((1/(2*a0)) 1.5) * (2-r1).*exp(-r1/2);psi_21=(1/sqrt(3))*((1/(2*a0))^1.5)*r1.*exp(-r1/2);

    psi_2=(1/sqrt(2))*(psi_20 - psi_21);

    plot(r, psi_1.^2, r1, psi_2.^2);

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    22/70

    22

    B. Pengujian Program

    Untuk mengetahui benar atau tidaknya program yang dihasilkan dalam penelitian

    ini perlu diadakan pengujian. Pengujian untuk program hasil modifikasi dilakukan

    dengan membandingkan gambar hasil program dengan gambar hasil program aslinya,

    selain itu juga dibandingkan dengan gambar-gambar yang relevan yang ada pada buku-

    buku teks. Di dalam buku teks hanya ada beberapa gambar plot orbital untuk state-state

    tertentu, sehingga gambar hasil program yang diuji juga untuk gambar-gambar tertentu.

    Meskipun demikian, bila terjadi kecocokan antara gambar hasil program dan gambar

    pada buku teks maka dianggap program ini benar dan bisa diterapkan.

    Pengujian program HarmonikBola.m dilakukan dengan membandingkan

    keluarannya dengan gambar 3.7. Gambar 3.7 ini dibandingkan dengan gambar 4.16

    hingga gambar 4.25, setelah dibandingkan terlihat adanya kecocokan sehingga

    program HarmonikBola.m dapat dipakai. Beberapa hasil program FungsiAngular.m

    (orbital 3D) yaitu gambar 4.26, 4.28 dan 4.30 dibandingkan dengan gambar 3.8, terlihat

    juga adanya kecocokan sehingga program FungsiAngular.m juga dapat dipakai. Hasil

    program FungsiRadial.m dibandingkan dengan gambar 3.9. Gambar 3.9 ini

    dibandingkan dengan gambar 4.7 hingga gambar 4.13. Didapatkan kecocokan dari

    hasil perbandingan tersebut, sehingga program FungsiAngular.m dapat diterapkan.

    Gambar 3.10 merupakan gambar pembanding hasil program orbital.m (orbital 2D)

    yaitu gambar 4.25, 4.27 dan 4.28. Hasil perbandingan tersebut memperlihatkan

    kecocokan sehingga program orbital.m dapat dipakai. Untuk program tentang efek

    Stark, hasil keluarannya dibandingkan dengan gambar 3.11 yang berasal dari pustaka

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    23/70

    23

    Gambar 3.7. Beberapa sketsa distribusi |Ylm|2di bidang z-x

    dalam diagram polar (Gasiorowicz, 2003: 141).

    internet. Ternyata ada kecocokan antara progam efek Stark dengan gambar 3.11

    (seperti yang terlihat pada gambar 4.36 hingga gambar 4.41). Secara umum hasil

    pengujian memperlihatkan kecocokan sehingga program hasil penelitian ini benar dan

    dapat diterapkan. Di dalam bab IV sebagian dari gambar-gambar berikut ditampilkan

    untuk mempermudah dalam melakukan pembandingan.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    24/70

    24

    Gambar 3.8. Representasi polar untuk nilai-nilai absolut dari fungsi

    gelombang angular untuk orbitalpdans(Pauling, 1935:150).

    Gambar 3.9. Fungsi gelombang radial dan distribusi probailitas atom

    hidrogen (Pauling, 1935: 142-143).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    25/70

    25

    Gambar 3.11. Efek Stark orbital atom H eksitasi pertama serta

    probabilitas radialnya (www.physics.csbsju.edu/QM/H.10.html,2006).

    Gambar 3.10. Orbital pzdan pxdalam 2D (Tung, Khoe Yao, 2003: 292-301).

    http://www.physics.csbsju.edu/QM/H.10.htmlhttp://www.physics.csbsju.edu/QM/H.10.html
  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    26/70

    26

    C. Penerapan Program

    Setelah melakukan modifikasi dan pengujian program, maka dilakukan penerapan

    program untuk mendapatkan gambar-gambar hasil program kemudian dijelaskan arti

    fisisnya seperti yang ada pada bab IV.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    27/70

    27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Secara garis besar hasil penelitian ini ada dua macam, yaitu program komputer

    dalam bahasa MATLAB dan hasil terapan program komputer tersebut. Pembahasan

    juga ada dua macam, yaitu pembahasan program komputer dan pembahasan hasil

    terapan program secara fisis. Dibahas juga keunggulan dan keterbatasan program hasil

    penelitian.

    A. Program Komputer dan Pembahasan

    Pada penelitian ini dihasilkan 19 file-file program yang dapat dilihat pada lampiran

    2. File-file tersebut merupakan modifikasi dari file-file buatan Goran Lindblad dan satu

    file tambahan untuk menampilkan orbital atom hidrogen pada eksitasi pertama di

    dalam medan listrik (efek Stark). Berikut akan dibahas beberapa file.

    1. File AtomHidrogen.m

    File ini adalah menu untuk program-program beberapa eigenstate (keadaan eigen)

    atom hidrogen. Dengan file ini kita dapat memanggil file-file: HarmonilBola.m

    (tombol Harmonik Bola), FungsiAngular.m (tombol Orbital Atom 3D),

    FungsiRadial.m (tombol Fungsi Gelombang Radial), orbital.m (tombol Orbital

    Atom 2D) dan file EfekStark.m (tombol EfekStark). File AtomHidrogen.m ini juga

    dilengkapi dengan tombol BERHENTI untuk keluar dari program.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    28/70

    28

    Gambar 4.1. Tampilan menu program AtomHidrogen.m.

    Gambar 4.2. Tampilan menu program HarmonikBola.m.

    2. File HarmonikBola.m

    File HarmonikBola.m menampilkan harmonik bola untuk = 0.1 dan = 0 (dapat

    dilihat pada lampiran 1) dengan masukan bilangan kuantum orbital L. Juga ditampilkan

    harmonik bola Y(L, M)dalam plot kuadrat amplitudo dalam diagram polar.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    29/70

    29

    Gambar 4.3. Tampilan menu program FungsiAngular.m.

    3. File FungsiAngular.m

    File ini menampilkan ketergantungan harmonik bola pada angular dengan masukan

    bilangan kuantum angular (orbital) L dan bilangan kuantum magnetik M. Besaran yang

    ditampilkan adalah nilai absolut dari bagian real dari fungsi Ylm(,). File ini

    menggunakan fungsi file ylm.m. Dalam file aslinya (buatan Goran Lindblad),

    masukanya berupa L saja, jadi file tersebut menampilkan nilai absolut Ylm(,)secara

    beruntun dan otomatis untuk nilai M = 0 hingga M = L sehingga lebih sulit dalam

    penyimpanan gambar serta harus menunggu untuk memperoleh gambar yang kita

    inginkan.

    4. File FungsiRadial.m

    File FungsiRadial.m menampilkan plot fungsi radial, plot fungsi radial dikalikan r

    dan plot distribusi probabilitas radial. Fungsi gelombang radial didefinisikan dalam

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    30/70

    30

    Gambar 4.4. Tampilan menu program FungsiRadial.m.

    bentuk polinomial Laguerre dan dihitung dengan menggunakan algoritma dalam fungsi

    file radial1.m dan laguerre.m. Masukan file ini adalah bilangan kuantum utama N dan

    bilangan kuantum orbital L. Berbeda dengan file aslinya yang menampilkan seluruh

    fungsi gelombang radial untuk N dengan L = 0 hingga L = N - 1 dalam satu grafik

    sehungga sulit untuk mengidentifikasi mana plot fungsi gelombang radial untuk N = 4

    dan L = 2 misalnya, karena ada 4 plot (yaitu untuk M = 4 dan L = 0, 1, 2 dan 3).

    5. File orbital.m

    File ini menamplikan orbital hidrogen dengan masukan bilangan kuantum N, L,

    M. File ini menghitung nilai real dari orbital hidrogen untuk = 0 dan amplitudo

    digambar dalam colormap.Colormap yang dipakai adalahjet. Bila kita ingin tampilan

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    31/70

    31

    Gambar 4.5. Tampilan menu program orbital.m.

    warna yang lain kita dapat mengganti colormap tersebut. File orbital.m ini

    menggunakan fungsi file hydrogen.m.

    6. File EfekStark.m

    File ini tidak ada dalam file-file buatan Goran Lingblad. File ini menampilkan

    orbital H untuk eksitasi pertama (n= 2) dalam medan listrik untuk = 0 dan amplitudo

    digambar dalam colormap. File ini juga menampilkan fungsi distribusi probabilitas

    radialnya.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    32/70

    32

    B.

    Pembahasan Secara Fisis

    Berikut akan dibahas tentang keadaan normal atom hidrogen, fungsi gelombang

    radial atom hidrogen, ketergantungan fungsi gelombang pada pada sudut dan ,

    orbitals,pdan dserta efek Stark untuk n = 2.

    1. Keadaan normal dari atom hidrogen

    Sifat-sifat dari atom hidrogen pada keadaan normalnya (n = 1, l = 0, m = 0)

    diterangkan oleh fungsi gelombang (gambar 4.7)

    oar

    o

    ea

    /

    3100

    1

    Orbital pada keadaan ini disebut juga orbital 1s. Interpretasi fisis mempostulatkan

    untuk fungsi gelombang membutuhkan

    oar

    oea

    /2

    3

    1

    sebagai fungsi distribusi probabilitas untuk elektron relatif terhadap inti. Karena

    ekspresi ini bebas dari dan , atom hidrogen normal adalah simetri bola. Simetri bola

    ini merupakan sifat yang tidak diajukan oleh atom Bohr normal, untuk orbit Bohr

    dibatasi ke sebuah bidang tunggal (single plane) (Pauling, 1935: 139).

    Dengan menggunakan drRrdrr 22P diperoleh fungsi distribusi radial

    oar

    o

    era

    rP /22

    3100

    4 yang terlihat pada gambar 4.10 adalah fungsi dari r, jarak dari

    inti.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    33/70

    33

    Gambar 4.7. Plot fungsi radial untuk N = 1, L

    Probabibilitas yang mana elektron tetap di sekitaro

    1Adari inti adalah besar, inilah

    ukuran dari atom hidrogen yang sama dengan yang diberikan oleh atom Bohr. Jarak

    yang paling mungkin dari elektron terhadap inti, yaitu nilai r pada P(r) saat nilai

    maksimum adalah tepat jari-jari orbit Bohr normal aountuk hidrogen (Pauling, 1935:

    140).

    Fungsi2

    100

    mempunyai nilai maksimum pada r= 0, menunjukkan bahwa posisi

    paling mungkin untuk elektron adalah dekat inti, maka dari itu kesempatan elektron

    tinggal di dalam volume kecil sangat dekat inti adalah lebih besar daripada kesempatan

    elektron tersebut tinggal di elemen volume dengan ukuran yang sama pada jarak yang

    lebih besar dari inti (Pauling, 1935: 141).

    2. Fungsi gelombang radial atom hidrogen

    Fungsi gelombang radial rRnl untuk n = 1, 2 dan 3 dan l = 0 plotnya ditunjukkan

    pada gambargambar berikut.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    34/70

    34

    Gambar 4.8. Plot fungsi radial untuk N = 2, L = 0.

    Gambar 4.9. Plot fungsi radial untuk N = 3, L = 0.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    35/70

    35

    Gambar 4.10. Fungsi gelombang radial atom hidrogenRnl(r)

    untuk n=1, 2 dan 3 dan l= 0 dan 1 (Pauling, 1935: 142).

    Pada plot fungsi radial di atas sumbu horisontal merepresentasikan nilai r, oleh

    karena itu skala horisontal harus ditingkatkan dengan faktor ndengan tujuan untuk

    menunjukkanR(r)sebagai fungsi jarak elektron-inti r.

    Gambar 4.10 berikut merupakan gambar pembanding dari gambar 4.7 hingga

    gambar 4.9 di atas. Terlihat bahwa antara gambar hasil program dengan gambar yang

    ada di buku teks terdapat kecocokan. Dengan demikian program file FungsiRadial.m

    untuk plot fungsi radial benar dan dapat dipakai.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    36/70

    36

    Gambar 4.12. Plot kerapatan probabilitas radial untuk

    Gambar 4.11. Plot kerapatan probabilitas radial untuk

    Fungsi distribusi radial

    22

    nlP rRrr nl yang direpresentasikan dari fungsi r

    dari keadaan-keadaan untuk n = 1, 2 dan 3 dan l= 0 plotnya ditunjukkan pada gambar

    gambar berikut.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    37/70

    37

    Gambar 4.13. Plot kerapatan probabilitas radial untuk N=3, L=0.

    Dari gambar 4.11 hingga gambar 4.13 dengan melihat puncak-puncak gelombang

    dari plot di atas (denga l= 0 untuk n= 1 ada satu puncak, untuk n= 2 ada dua puncak

    dan untuk n= 3 ada tiga puncak) kita boleh mengatakan bahwa selama waktu satu

    periode elektron mungkin dipertimbangkan, pada keadaan normal (n = 1, l = 0)

    membentuk sebuah bola sekitar inti, pada keadaan 2s(n= 2, l= 0) membentuk sebuah

    bola dan sebuah lapisan yang lebih luar, pada keadaan 3s (n= 3, l= 0) membentuk

    sebuah bola dan dua lapisan yang terpusat demikian seterusnya (Pauling, 1935: 143).

    Gambar 4.14 berikut adalah gambar pembanding dari gambar 4.11 hingga gambar

    4.13. Seperti pada fungsi radial sebelumnya, terlihat adanya kecocokan antara gambar

    hasil program dengan gambar yang ada pada buku teks, sehingga program file

    FungsiAngular.m untuk plot probabilitas radial benar dan dapat dipakai.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    38/70

    38

    Gambar 4.14. Fungsi distribusi electron 4r2[Rnl(r)]2untuk

    atom hidrogen (Pauling, 1935: 143).

    3. Ketergantungan fungsi gelombang pada sudut dan

    Fungsi gelombang dengan nilai l yang sama dan nilai m yang berbeda

    merepresentasikan keadaan-keadaan dengan momentum angular yang sama tetapi

    dengan orientasi-orientasi yang berbeda dalam ruang.

    Plot fungsi distribusi pada keadaan-keadaan dengan m= l dan untuk l = 0, 1, 2

    dan 3 terlihat pada gambar - gambar berikut (terdapat pula sebagian gambar-gambar

    pembanding dari buku teks).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    39/70

    39

    Gambar 4.16. Plot kuadrat amplitudoY(1, 1) dalam diagram polar.

    Gambar 4.15. Plot kuadrat amplitude Y (0, 0) dalam diagram polar.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    40/70

    40

    Gambar 4.18. Plot kuadrat amplitudoY (2, 2) dalam diagram polar.

    Gambar 4.17. Gambar pembanding untuk kuadrat amplitudoY (1, 1).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    41/70

    41

    Gambar 4.19. Plot kuadrat amplitudoY (3, 3) dalam diagram polar.

    Dari gambar-gambar harmonik bola di atas terlihat bahwa lmeningkatkan fungsi

    distribusi probabilitas menjadi lebih terkonsentrasi sekitar bidang xy(Pauling, 1923:

    147). Hal tersebut ditunjukkan oleh sumbu horisontalnya yang semakin melebar. Hal

    ini karena besar momentum sudut yang dimiliki elektron semakin besar ketika lmakin

    besar. Terlihat pula bahwa untuk selain l= 0, probabilitas dekat inti adalah kecil, ini

    alibat efek sentrifugal (adanya momentum sudut) yang menjauhkan elektron dari inti.

    Kelakuan dari fungsi dristibusi untuk nilai-nilai l = 3 dan m = 0, 1, 2 dan 3

    ditunjukkan pada gambar-gambar berikut.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    42/70

    42

    Gambar 4.21. Plot kuadrat amplitudo Y (3, 1) dalam diagram polar.

    Gambar 4.20. Plot kuadrat amplitudo Y (3, 0) dalam diagram polar.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    43/70

    43

    Gambar 4.23. Plot kuadrat amplitudoY(3, 2) dalam diagram polar.

    Gambar 4.22. Gambar pembanding untuk kuadrat amplitudoY (3, 1).

    .

    Gambar 4.24. Gambar pembanding untuk kuadrat amplitudoY(3, 2).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    44/70

    44

    Gambar 4.25. Plot kuadrat amplitudo Y(3, 3) dalam diagram polar.

    Terlihat dari plot-plot kuadrat harmonik bola di atas, bahwa mmenentukan arah

    dari momentum sudut elektron, untuk lyang sama, semakin besar mfungsi distribusi

    semakin menjauh dari sumbu z.

    Dengan melihat gambar hasil program file HarmonikBola.m dengan gambar yang

    ada pada buku teks, terlihat adanya kecocokan sehingga program file tersebut dapat

    benar dan dapat diterapkan atau digunakan.

    Semua gambar di atas adalah untuk ketergantungan pada dengan konstan.

    Ketergantungan fungsi distribusi probabilitas pada angular dalam bentuk nyata (dan

    ) seperti terlihat pada gambar-gambar berikut (bersama dengan gambar-gambar dari

    buku teks sebagai pembanding, yaitu gambar 4.27 dan gambar 4.29).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    45/70

    45

    Gambar 4.28. Ketergantungan Y(1, 0) pada angular (dan

    Gambar 4.26. Ketergantungan Y(0, 0) pada angular (dan )untuk orbitals.

    Gambar 4.27. Gambar pembanding untuk orbitals.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    46/70

    46

    Gambar 4.29. Gambar pembanding untuk Orbital pz.

    Yang diamati dari gambar 4.26 dan gambar 4.28 hanyalah tumpahan distribusi

    elektron, dengan distribusi ruang yang diberikan oleh probabilitas2

    , kita tidak

    mungkin mengamati secara langsung gerak elektron di dalam atom hidrogen

    (Krane,1992: 280).

    Dari perbandingan gambar hasil program FungsiAngular.m dengan gambar dari

    buku teks terlihat adanya kecocokan sehingga program tersebut benar dan dapat

    digunakan.

    4. Orbital s

    Kurva rapat elektron untuk orbital 2smengungkapkan dua daerah dengan rapat

    elektron tinggi yang terpisah oleh titik nol (gambar 4.12). Titik nol ini disebut simpul,

    dan menyatakan daerah dalam ruang yang kebolehjadian menemukan sebuah elektron

    sangat kecil. Semua orbital kecuali orbital 1smempunyai simpul (Fessenden, 1997: 2).

    Semua orbitalsadalah simetri bola, karena tidak mengandung komponen angular.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    47/70

    47

    5. Orbital p

    Sebuah elektron p mempunyai momentum sudut (dengan besaran 2 ), dan

    momentum ini mempunyai efek yang besar pada bentuk fungsi gelombang di dekat

    inti: orbital pmempunyai amplitudo nol pada r = 0. Hal ini dapat dipahami secara

    klasik, berkenaan dengan efek sentrifugal momentum sudut, yang menjauhkan elektron

    itu dari intinya. Hal ini juga merupakan sesuatu yang kita duga dari bentuk energi

    potensial efektif, yang naik sampai tak terhingga ketika rmenuju nol dan mengeluarkan

    fungsi gelombang dari inti.

    Efek sentrifugal yang sama, tampak pada semua orbital dengan l > 0,

    konsekuensinya amplitudo nol pada inti sehingga peluang menemukan elektron pada

    inti adalah nol (Atkins, 1994: 387). Setiap orbital p mempunyai dua cuping yang

    terpisah oleh simpul (bidang simpul dalam hal ini) pada inti. Orbital p, dapat

    diandaikan mempunyai berbagai orientasi sekeliling inti. Ketiga orbital 2p terdapat

    pada sudut yang saling tegak lurus. Orbitalpyang saling tegak lurus kadang-kadang

    ditandai sebagaipx,py,pz. Huruf subskripx,y,zyang dapat digambarkan lewat gambar

    dari orbitalpini (Fessenden, 1997: 3).

    Orbital 2pdibedakan karena tiga nilai myang berbeda. Karena bilangan kuantum

    mmenyatakan momentum sudut disekitar sumbu maka perbedaan nilai mmenyatakan

    orbital tempat elektron mempunyai momentum sudut yang berbeda disekitar sumbu-z

    sembarang, tetapi besaran momentumnya sama (karena lnya sama). Misalnya, orbital

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    48/70

    48

    Gambar 4.30. Orbitalp(px).

    dengan m = 0 mempunyai momentum sudut di sekitar sumbu-z sama dengan nol.

    Orbital ini membentuk f(r) cos, kerapatan elektron yang sebanding dengan cos2

    mempunyai nilai maksimum pada kedua sisi inti, sepanjang sumbu-z (untuk = 0 dan

    180o). Karena alasan ini, orbital ini disebut pz(gambar 4.28). Orbital dengan m = 1

    (yang sebanding dengan iesin ) mempunyai sudut disekitar sumbu-z. Orbital

    dengan faktor ie berkaitan dengan rotasi satu arah dan orbital dengan faktor ie ,

    berkaitan dengan gerakan dengan arah yang berlawanan. Orbital itu mempunyai

    amplitudo nol bila = 0 dan 180o(sepanjang sumbu-z) dan amplitudonya maksimum

    pada saat = 90o, yang berada pada bidangxy. Untuk menggambarkan fungsi itu, biasa

    diambil kombinasi linier real

    yffeef

    xffeef

    ii

    ii

    sinsinsin

    cossinsin

    yang (jika ternormalisasi) disebut orbitalpx(gambar 4.23) danpy(Atkins, 1994: 387).

    Karena orbital 2pekuivalen dalam bentuk dan dalam jarak dari inti mereka mempunyai

    energi yang sama. Orbital yang memiliki energi yang sama, seperti orbital 2p,

    dikatakan terdegenerasi(Fessenden, 1997: 4).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    49/70

    49

    Gambar 4.31. Orbital 2d, terlihat seperti penggabungan dua orbitalp.

    6. Orbital d

    Jika n = 3, l dapat bernilai 0, 1, atau 2. Hasilnya adalah satu orbital 3s, tiga orbital

    3p, dan lima orbital 3d. Kelima orbital dmempunyai m = 2, 1, 0, -1, -2 dan berkaitan

    dengan lima momentum sudut yang berbeda disekitar sumbu-z (tetapi besarannya

    sama, karena pada setiap kasus l = 2). Berbeda dengan orbitalp, orbital ddengan nilai

    m yang berlawanan (sehingga arah gerakannya disekitar sumbu-z juga berlawanan)

    dapat digabungkan secara berpasangan seperti pada gambar 4.31 (Atkins, 1994: 387).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    50/70

    50

    Gambar 4.32. Orbital atom hidrogen untuk N=1, L=0 dan M=0.

    Gambar 4.33. Orbital atom hidrogen untuk N=2, L=0 dan M=0.

    Terlihat bahwa jarak dari inti lebih lebar dari gambar 4.25

    Berikut adalah beberapa gambar orbital atom hidrogen dalam colormap dari

    amplitudo hasil dari program file orbital.m.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    51/70

    51

    Gambar 4.34. Orbital atom hidrogen untuk N=1, L=1 dan M=1.

    Gambar 4.35. Gambar pembanding untuk orbital N = 1, L = 1

    dan M = 1.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    52/70

    52

    Gambar 4.36. Akibat adanya medan listrik terjadi polarisasi

    Dari perbandingan gambar 4.34 dan gambar 4.35 terlihat adanya kecocokan

    sehingga program file orbital.m benar dan dapat diterapkan.

    7. Efek Stark

    Berikut adalah gambar-gambar dari orbital atom hidrogen yang terdegenerasi

    dalam medan medan listrik untuk keadaan eksitasi pertama.

    Gambar 4.37. Gambar pembanding untuk gambar 4.36.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    53/70

    53

    Gambar 4.38. Plot probabilitas radial untuk gambar 4.29.

    Gambar 4.39. Gambar pembanding untuk gambar 4.38.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    54/70

    54

    Gambar 4.41. Probabilitas radial untuk gambar 4.31.

    Gambar 4.40. Polarisasi orbital atom H akibat medan listrik. Energi

    orbital ini lebih rendah daripada orbital pada gambar 4.29.

    Dari perbandingan gambar-gambar hasil program file EfekStark.m di atas dengan

    gambar-gambar pembandingnya terlihat adanya kecocokan sehingga program tersebut

    benar dan dapat digunakan.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    55/70

    55

    Dari gambar 4.36 hingga gambar 4.41 terlihat bahwa fungsi distribusi

    terkonsentrasi pada sumbuzdan terpolarisasi. Dari plot fungsi distribusi radial, terlihat

    bahwa probabilitas tertinggi adalah dekat inti.

    Untuk mendapatkan beberapa dugaan intuisi dari apa yang terjadi, kembali ke teori

    klasik tentang gerak partikel di bawah pengaruh gaya kuadrat terbalik, orbit-orbit

    adalah berbentuk elips yang mempunyai pusat tarik-menarik pada salah satu fokus.

    Karena partikel bergerak lebih lambat ketika benda lebih jauh dari pusat, partikel

    tersebut menghabiskan waktu lebih lama pada salah satu sisi dari pusat daripada sisi

    yang lain, jadi sebuah atom bila digambarkan dengan cara ini adalah secara efektif

    terpolarisasi. Kombinasi-kombinasi linier 1 dan 2 adalah fungsi gelombang yang

    sekurang-kurangnya secara kasar berkorespondensi dengan orbit-orbit Keplerian

    klasik. Orbit-orbit itu dikenal sebagai orbit berpolarisasi stasioner, yang muncul hanya

    untuk sebuah gaya kuadrat terbalik dan beberapa kasus yang lain. Pada mekanika

    kuantum, degenerasi di antara state-state dari lyang berlainan yang mana membuat

    segala sesuatu mungkin lenyap sesegera setelah gaya tarik-menarik tidak lagi kuadrat

    terbalik. Jadi, gaya kuadrat terbalik bertanggung jawab terhadap keberadaan dari

    momen listrik permanen menurut kedua teori (Park, 1992: 229-230).

    C. Keunggulan dan Keterbatasan Program

    1. Keunggulan

    a. Dapat memplot 3D untuk orbital dengan masukan ldan msembarang (harus

    diingat batasan dari nilai-nilainya). Dengan demikian kita dapat memperoleh

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    56/70

    56

    informasi (gambar-gambar) yang lebih banyak dari yang ada pada buku-buku

    teks.

    b. Sama dengan poin satu di atas untuk plot fungsi radial dan probabilitasnya

    dengan masukan ndan l.

    c. Sama dengan poin satu di atas untuk plot harmonik bola dalam diagram polar

    dengan masukan l.

    d. Sama dengan poin satu di atas untuk plot orbital 2D dengan masukan n,ldan

    m.

    2. Keterbatasan

    a. Tidak dapat menampilkan untuk masukan myang negatif.

    b. Tidak dapat menampilkan bentuk matematis (persamaan gelombang).

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    57/70

    57

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    1. Penelitian ini menghasilkan program komputer dalam bahasa pemrograman Matlab

    yang dapat memvisualisasikan orbital atom hidrogen tanpa gangguan (fungsi radial

    dan distribusi probabilitasnya serta ketergantungan harmonik bola pada angular)

    dan dengan gangguan medan listrik untuk keadaan eksitasi pertama (efek Stark).

    2. Hasil visualisasi menunjukkan:

    a.Bentuk orbital atom hidrogen bergantung pada jarak dari inti rdan juga pada

    angular (, ). Ketergantungan pada rditentukan oleh state dari elektron dengan

    bilangan kuantum utama ndan bilangan kuantum orbital l. Ketergantungan pada

    angular ditentukan bilangan kuantum orbital ldan bilangan kuantum magnetik

    m.

    b.Adanya gangguan medan listrik menyebabkan terjadinya degenerasi nilai eigen

    energi untuk keadaan eksitasi pertama (efek Stark orde pertama). Adanya medan

    ini menyebabkan terpolarisasinya orbital atom hidrogen.

    B. Saran

    Program hasil penelitian ini tidak menampilkan bentuk matematis dari persamaan

    elektron untuk atom hidrogen (orbital). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

    menampilkan persamaan tersebut serta efek Stark untuk keadaan eksitasi yang lebih

    tinggi.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    58/70

    58

    DAFTAR PUSTAKA

    Atkins, P.W. 1994.Kimia Fisika (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

    Beiser, Arthur. 1992.Konsep Fisika Modern (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

    Boass, Mary. 1982.Mathematical Methods in the Physical Sciences. New York: JohnWilley & Sons. Inc.

    Chu, Kevin. http: // www.princenton.edu/ ~ktchu/ misc/ archives/ quantum_plots/H_atoms/.Tanggal 12 Desember 2005.

    Fessenden, Ralp. 1997.Kimia Organik (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

    Gasiorowicz, Sthepen. 2003. Quantum Physics. Third edition. New York: John Wiley& Sons Inc.

    http://www.physics.csbsju.edu/QM/H.10.html. Tanggal 12 Desember 2005.

    Kocbach. http://www.fi.uib.no/AMOS/hydro/.Tanggal 12 Desember 2005.

    Krane, Kenneth. 1992.Fisika Modern (Terjemahan). Jakarta: UI-Press.

    Lindblad,Goran.http://www.theophys.kth.se/mathphys/schrodinger.html.Tanggal 12

    Desember 2005.

    Lindblad,Goran. http://mathphys.physics.kth.se/mathphys/schrod7.ps.gz. Tanggal 12

    Desember 2005.

    Park, D. 1992. Introduction to the Quantum Theory. Third Edition. New York:

    McGraw Hill.

    Pauling, Linus. 1935. Introduction to Quantum Mechanics with Applications toChemistry. Tokyo: Kogakusha Company, Ltd.

    Purwanto, Agus. 1997.Pengantar Fisika Kuantum.Surabaya: Citra Media.

    Takeuchi. http://www.alfredstate.edu/takeuchi/home.html. Tanggal 12 Desember

    2005.

    http://www.princenton.edu/%20~ktchu/%20misc/%20archives/%20quantum_plots/%20H_atoms/http://www.princenton.edu/%20~ktchu/%20misc/%20archives/%20quantum_plots/%20H_atoms/http://www.physics.csbsju.edu/QM/H.10.html.%20Tanggal%2012%20Desember%202005http://www.fi.uib.no/AMOS/hydro/http://www.theophys.kth.se/mathphys/schrodinger.htmlhttp://mathphys.physics.kth.se/mathphys/schrod7.ps.gzhttp://www.alfredstate.edu/takeuchi/home.htmlhttp://www.alfredstate.edu/takeuchi/home.htmlhttp://mathphys.physics.kth.se/mathphys/schrod7.ps.gzhttp://www.theophys.kth.se/mathphys/schrodinger.htmlhttp://www.fi.uib.no/AMOS/hydro/http://www.physics.csbsju.edu/QM/H.10.html.%20Tanggal%2012%20Desember%202005http://www.princenton.edu/%20~ktchu/%20misc/%20archives/%20quantum_plots/%20H_atoms/http://www.princenton.edu/%20~ktchu/%20misc/%20archives/%20quantum_plots/%20H_atoms/
  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    59/70

    59

    57

    Tjia, M.O. 1999.Mekanika Kuantum.Bandung: Penerbit ITB.

    Tung, Khoe Yao. 2003. Visualisasi dan Simulasi Fisika Dengan Aplikasi ProgramMaple. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Woodgate, G.K. 1989. Elementary Atomic Structure. London: Oxford University

    Press.

    Yariv, Amnon. 1982. An Introduction to Theory and Applications of Quantum

    Mechanics. New York: John Wiley & Sons. Inc.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    60/70

    60

    LAMPIRAN

    PEMECAHAN PERSAMAAN SCHRODINGER UNTUK ELEKTRON DALAM

    ATOM HIDROGEN

    A. Persamaan Schrodinger untuk Elektron dalam Atom Hidrogen

    Persamaan Schrodinger untuk elektron atom hidrogen adalah

    EH (1) *

    dengan: rVm

    He

    22

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    22

    zyx

    2

    2

    2222

    2

    2

    2

    sin

    1sin

    sin

    11

    rrr

    rrr

    r

    eV

    o4

    2

    Bila ditulis lengkap persamaan (1)* menjadi

    02

    22

    2

    2

    2

    2

    2

    VE

    m

    zyx

    e

    (2)*

    Dalam koordinat bola (setelah memasukkan nilai V) persamaan (1)* menjadi

    04

    2

    sin

    1

    sinsin

    11

    2

    22

    2

    22

    22

    2

    2

    r

    eE

    m

    r

    rrr

    rr

    o

    e

    (3)*

    Untuk memecahkan persamaan (3)* digunakan teknik pemisahan variabel

    rRr ,, (4)*

    Substitusi pers. (4)* ke pers. (3)* diperoleh

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    61/70

    61

    04

    2

    sin

    1

    sinsin

    11

    2

    22

    2

    22

    22

    2

    2

    Rr

    eE

    mR

    r

    R

    rr

    Rr

    rr

    o

    e

    kemudian dibagi dengan R diperoleh

    04

    2

    sin

    1

    sinsin

    11

    2

    22

    2

    22

    22

    2

    2

    r

    eE

    m

    r

    rr

    Rr

    rRr

    o

    e

    kemudian dikalikan dengan 22

    sinr diperoleh

    04

    sin21

    sinsinsin

    222

    22

    2

    22

    r

    eEr

    m

    r

    Rr

    rR

    o

    e

    (5)*

    misalkan 22

    21

    m

    maka :

    1. 022

    2

    mdd

    (6.a)*

    2. 04

    sin2

    sinsinsin

    222

    2

    222

    r

    eEr

    mm

    r

    Rr

    rR o

    e

    (6.b)*

    (6.b)*dibagi dengan 2

    sin diperoleh

    0sin

    sinsin

    1

    4

    212

    222

    2

    2

    m

    r

    eEr

    m

    r

    Rr

    rR o

    e

    misalkan

    14

    21 2

    2

    2

    2

    llr

    eEr

    m

    r

    Rr

    rR o

    e

    maka

    75

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    62/70

    62

    1sin

    sinsin

    12

    2

    ll

    m

    dengan sedikit aljabar diperoleh

    0sin

    1sinsin

    12

    2

    mll

    d

    d

    d

    d (7)*

    0

    1

    4

    212

    0

    2

    2

    2

    R

    r

    llE

    r

    em

    dr

    dRr

    dr

    d

    r

    e

    (8)*

    B. Solusi persamaan (6.a)*

    02

    2

    2

    md

    d

    persamaan karakteristiknya

    022 m im , solusinya imim BeAe

    Karena tidak ada gelombang pantul maka suku yang ada konsanta B bernilai nol.

    Dari gambar terlihat bahwa dan 2 keduanya mengidentifikasi bidang meridian

    yang sama sehingga 2 atau

    Gambar L.3.1. Sudut dan keduanya

    mengidentifikasi bidang meridian yang sama.

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    63/70

    63

    2 imimm AeAe (9)*

    Karena fungsi gelombang harus bernilai tunggal maka untuk memenuhi pers (9) *, m

    harus berupa bilangan bulat.

    m = 0, 1, 2, 3, ,l (10)*

    Syarat normalisasi

    2

    0

    *1d memberikan

    2

    1A .

    C. Solusi persamaan (7)*

    0sin1sinsin1

    2

    2

    mlldd

    dd

    misal:

    cosz dan zP maka ddz sin ,

    221sin z dan

    sin

    dz

    dP

    d

    dz

    dz

    dP

    d

    d

    sehingga pers (8)*menjadi

    01121 22

    2

    222

    Pzm

    lldz

    dP

    zdz

    Pd

    z (11)*

    Persamaan (11)*identik dengan persamaan Legendre

    01

    1'2"12

    22

    y

    x

    mllxyyx ,

    22lm (12)*

    yang solusinya

    xPdx

    dxxP lm

    mmm

    l

    2/21 (fungsi Legendre terasosiasi)

    lml

    mlm

    l

    m

    l xdx

    dx

    lxP 11

    !2

    1 22/2

    (formula Rodriguez) (13)*

    l= 0, 1, 2, 3,

    dengan konstanta normalisasi

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    64/70

    64

    !

    !

    12

    221

    1 ml

    ml

    ldxxPml

    (14)*

    Beberapa referensi mendefinisikan mlP untuk lml dengan

    m

    lP (Boass, 1982:

    505).

    Jadi solusi pers (7)*atau pers (11)*

    zPNzP mllm

    cosmllmPN (15)*

    lmN dicari dengan normalisasi dengan bantuan pers (14)*diperoleh

    !

    !

    2

    12

    ml

    mllNlm

    (16)*

    Dari hubungan lml dan l= 0, 1, 2, 3, diperoleh

    m= 0, 1, 2, 3,, l.

    l= |m|, |m| + 1, |m| + 2,

    D. Solusi persamaan (8)*

    0

    1

    4

    212

    0

    2

    2

    2

    R

    r

    llE

    r

    em

    dr

    dRr

    dr

    d

    r

    e

    Diasumsikan inti diam dan karenanya energi kinetiknya nol, sehingga dengan

    memilih referensi energi nol, keadaan batas dari sistem memiliki energi negatif:

    E = -|E|

    Dan didefinisikan

    2

    2 8

    Eme

    r 0

    2

    4

    2

    eme (17)*

    maka pers (8)*menjadi

    0

    4

    1112

    2

    2

    R

    lldR

    d

    d

    , 0 (18)*

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    65/70

    65

    dekat solusinya dapat diaproksimasi dengan 04

    12

    2

    Rd

    Rd

    yang mempunyai

    solusi 2/eR . Solusi 2/e adalah tidak dapat diterima untuk sebuah fungsi eigen,

    karena meningkat tanpa batas ketika . Diasumsikan

    2/ eLR s (19)*

    di manaL()adalah sebuah polinomial

    vvo aaaaL ...2

    21 (20)*

    dengan 0oa dan sadalah bilangan positif (jika s< 0 maka R jika 0 ).

    Substitusi pers (19)*ke pers (18)*diperoleh

    0111122

    22 Lllsss

    d

    dLs

    d

    Ld

    (21)*

    Untuk persaman (21)*, supaya menjaga validnya persamaan maka

    011 llss sehinggas = lataus = - l(l+1), karena 0l makas =-l(l+1) tidak

    dapat diterima karena perlakuan pada pers (19)* di mana s adalah bilangan positif.

    Dengan menggunakans = lmaka pers (21)*menjadi

    01122

    2 Ll

    ddLl

    dLd

    (22)*

    substitusi pers (20)*ke (22)*dan dengan pengaturan koefisien dari diperoleh :

    0...1

    ...32

    ...3212

    1...1262

    3

    3

    2

    210

    12

    321

    12

    321

    13

    4

    2

    32

    v

    v

    v

    v

    v

    v

    v

    v

    vaaaaa

    vaaaa

    vaaaa

    avvaaa

    Untuk koefisien 0

    0112 01 alal atau 010 2201010

    al

    la

    Untuk koefisien 1

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    66/70

    66

    0121221122 alaala atau 111 22111

    11a

    l

    la

    Jadi secara umum

    vv a

    lvv

    lva

    221

    11

    (23)*

    Deret (20) harus berakhir pada beberapa nilai terbatas dari v. Dengan kata lain,

    mengikuti pers (23)* ketika v , vaa vv /1 , jadi , eL akan

    divergen. Untuk menjamin pembatasan ekspansi deret (20)*setelah (katakanlah) suku

    v+1, dibutuhkan (menurut (23)*) pemenuhan

    positifbulatbilangannlv 1 (24)*

    Karena nilai terendah vdapat diasumsikan nol, maka

    1 ln atau l= 0, 1, 2,, (n-1) (25)*

    Dengan meletakkan n pada pers (22)*maka

    01122

    2

    nlnlnl Lln

    d

    dLl

    d

    Ld

    (26)*

    Matematikawan, dengan alasan yang mereka punyai, telah memilih sebuah fungsi

    pqL yaitu polinomial Laguerre terasosiasi yang mana memenuhi

    0122

    2

    pq

    p

    q

    p

    qLpq

    d

    dLp

    d

    Ld

    (27)*

    sebuah perbandingan dari (26)*dan (27)*menyatakan bahwa

    12 l

    lnnl LL (28)*

    menggunakan (20)*dan (28)*sertas = ldiperoleh

    122/ l ln

    l

    nlnl LeNRR (29)*

    Untuk menentukan nilai eigen (yaitu energi), dari keadaan (n, l, m) kita kembali ke

    pers (16)*, dengan meletakkan n diperoleh

    22

    0

    2

    41

    32 n

    emE en

    (30)*

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    67/70

    67

    Menggunakan (30)*pada ekspresi (16)* untuk diperoleh0/2 na . Jadi dengan

    meletakkan r memberikan

    012/

    0 /2/2 0 narLenarNRrR l ln

    narl

    nlnl

    (31)*

    Syarat normalisasi memberikan

    120

    2122

    3

    2

    dLe

    N lln

    lnl

    Menggunakan tabel integral tentu

    !1

    !2 3

    2

    0

    2122

    ln

    lnndLe l ln

    l

    diperoleh (di mana kita menggunakan 0/2 na )

    2/1

    3

    3

    0 !2

    !12

    lnn

    ln

    naNnl (32)

    *

    E. Bilangan Kuantum Orbital

    Dari persamaan

    0

    1

    4

    212

    0

    2

    2

    2

    R

    r

    llE

    r

    em

    dr

    dRr

    dr

    d

    r

    e

    (33)*

    Persamaan ini hanya mempersoalkan gerak elektron dari aspek radial, yaitu gerak

    mendekati atau menjauhi inti, di persamaan tersebut kita melihat E, energi total

    elektron. Energi totalEmencakup energi kinetik gerak orbital yang tak berhubungan

    langsung dengan gerak radial.

    Kontradiksi ini dapat dihilangkan degan jalan pikiran sebagai berikut: Energi

    kinetik K elektron tersebut terdiri dari dua bagian, Kradialyang ditimbulkan oleh gerak

    mendekati atau menjauhi inti, dan Korbitalyang ditimbulkan oleh gerak mengelilingi

    inti. Energi potensial Vdari elektron adalah energi listrik:

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    68/70

    68

    r

    eV

    o4

    2

    Jadi energi total elektron ialah

    r

    eKK

    VKKE

    o

    orbitalradial

    orbitalradial

    4

    2

    Dengan memasukkan rumusanEke persamaan (33), setelah mengadakan pengaturan

    kita peroleh

    0

    2

    12122

    2

    2

    R

    mr

    KKm

    dr

    dRr

    dr

    d

    r orbitalradial

    Jika kedua suku yang terakhir dalam tanda kurung persegi dalam persamaan itu saling

    meniadakan, sehingga kita peroleh apa yang kita inginkan yaitu persamaan diferensial

    R(r) hanya mengandung fungsi dari vektor radius rsaja. Jadi disyaratkan

    2

    2

    1

    mrKorbital

    (34)*

    Energi kinetik orbital elektron adalah

    2

    2

    1orbitalorbital mvK

    karena momentum sudut elektronLialah

    rmvL orbital

    maka energi kinetik orbital

    2

    2

    2mr

    LKorbital

    Jadi persamaan (2)

    2

    2

    2

    2

    2

    1

    2 mrmr

    L

    atau

    1L (35)*

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    69/70

    69

    Jempol searah denganvektor momentum sudut

    Jari tangan searah

    dengan gerak rotasional

    L

    Gambar L.3.2. Aturan tangan kanan untuk momentum sudut.

    SepertiE, momentum sudut terkuantisasi dan kekal.Kuantitas

    sJx

    h

    .10054,12

    34

    merupakan satuan alamiah dari momentum sudut.

    F. Bilangan Kuantum Magnetik

    Elektron yang mengelilingi inti dapat dipikirkan sebagai sosok arus kecil dan

    memiliki dwikutub magnetik. Jadi elektron yang memiliki momentum sudut

    berinteraksi dengan medan magnetik eksternal B. Bilangan kuantum magnetik m

    memberi spesifikasi arah L dengan menentukan komponen L dalam arah medan.

    Gejala ini dikenal dengan kuantisasi ruang.

    Jika kita ambil arah medan magnetik sejajar sumbu z, komponen Ldalam arah

    itu ialah

    mLz (35)*

  • 7/25/2019 Skripsi Tentang Simulasi Orbital Atom

    70/70

    70

    Gambar L.3.3. Kuantisasi ruang momentumsudut

    orbital. Di sini bilangan kuantum orbital l = 2,

    sehingga terdapat 2l + 1 = 5 harga yang mungkin

    untuk bilangan kuantum magnetic mdengan masing-

    Pembuktian persamaan (35)*sebagai berikut, kita punya operator momentum angular

    izL^

    (36)*

    dan persamaan eigen

    zLi

    (37)*

    dimanaLzadalah nilai eigen dari zL

    ^

    . Solusi (37)*

    adalah