petunjuk pengoperasian software standar · pdf file1 1. pendahuluan konsekuensi logis dari...

46
i KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan terselesaikannya Petunjuk Teknis Pengoperasian Software Aplikasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sebagai acuan teknis Petugas Pengelola data dalam menginput data SPM kabupaten/kotanya masing-masing. Sebagaimana diketahui bahwa SPM bidang kesehatan kabupaten/kota telah direvisi melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota dengan petunjuk teknis sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Sehubungan dengan perubahan tersebut, software aplikasi SPM bidang kesehatan kabupaten/kota perlu direvisi. Untuk itu, disusun buku Petunjuk Teknis Pengoperasian Software Aplikasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Versi 3) yang mengacu pada SPM yang baru. Buku ini merupakan panduan bagi petugas pengelola data di dinas kesehatan kabupaten/kota agar mampu menginput data sasaran SPM, data realisasi SPM, merubah data, sampai melihat output dari data yang telah masuk. Diharapkan dengan adanya buku ini, petugas tersebut dapat lebih memahami software aplikasi sehingga dapat meningkatkan pelaporan data SPM kabupaten/kota. Kepada semua pihak yang terlibat serta berkontribusi dalam pembuatan Petunjuk Teknis ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhir kata, semoga buku petunjuk teknis ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam meningkatkan sistem pelaporan data SPM dalam rangka mempercepat pembangunan kesehatan di Indonesia. Jakarta, April 2009 PLT. Kepala Pusat Data dan Informasi

Upload: truongdan

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan terselesaikannya Petunjuk Teknis Pengoperasian Software Aplikasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sebagai acuan teknis Petugas Pengelola data dalam menginput data SPM kabupaten/kotanya masing-masing. Sebagaimana diketahui bahwa SPM bidang kesehatan kabupaten/kota telah direvisi melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota dengan petunjuk teknis sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Sehubungan dengan perubahan tersebut, software aplikasi SPM bidang kesehatan kabupaten/kota perlu direvisi. Untuk itu, disusun buku Petunjuk Teknis Pengoperasian Software Aplikasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Versi 3) yang mengacu pada SPM yang baru. Buku ini merupakan panduan bagi petugas pengelola data di dinas kesehatan kabupaten/kota agar mampu menginput data sasaran SPM, data realisasi SPM, merubah data, sampai melihat output dari data yang telah masuk. Diharapkan dengan adanya buku ini, petugas tersebut dapat lebih memahami software aplikasi sehingga dapat meningkatkan pelaporan data SPM kabupaten/kota. Kepada semua pihak yang terlibat serta berkontribusi dalam pembuatan Petunjuk Teknis ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhir kata, semoga buku petunjuk teknis ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam meningkatkan sistem pelaporan data SPM dalam rangka mempercepat pembangunan kesehatan di Indonesia. Jakarta, April 2009 PLT. Kepala Pusat Data dan Informasi

Page 2: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I

DAFTAR ISI .......................................................................................................................II

1. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

2. MEMBUKA SOFTWARE APLIKASI SPM ................................................................ 3

3. LOGIN ............................................................................................................................ 8

4. MENGGUNAKAN MENU ....................................................................................... 10

4.1. MENU HOME ................................................................................................. 10

4.2. MENU INPUT/EDIT DATA ......................................................................... 10

A. Data Sasaran/Target .................................................................................. 11

B. Data Realisasi .............................................................................................. 15

4.3. MENU OUTPUT ............................................................................................. 22

A. Sub Menu Tabel .......................................................................................... 22

B. Check Data Kabupaten/Kota ................................................................... 38

4.4. MENU LOGOUT ............................................................................................. 39

5. PENUTUP .................................................................................................................... 41

DAFTAR ISTILAH .......................................................................................................... 42

REFERENSI ...................................................................................................................... 44

Page 3: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

1

1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia dari bentuk terpusat (sentralisasi) menjadi bentuk terdelegasikan (desentralisasi). Daerah kabupaten/Kota memiliki kewenangan atas dasar desentralisasi luas, ini berarti kabupaten/kota memiliki kewenangan yang besar dalam pembangunan daerahnya termasuk di bidang kesehatan. Besarnya keberagaman karakteristik daerah di Indonesia membuat setiap pembangunan di setiap daerah berbeda-beda. Keberagaman ini juga mempengaruhi pembangunan kesehatan di setiap daerah. Dikarenakan karakteristiknya yang berbeda, permasalahan kesehatan di setiap daerah pun akan berbeda. Namun, walaupun begitu tetap harus ada suatu standar pelayanan minimal kesehatan untuk daerah kabupaten/kota. Untuk itu Pemerintah Pusat yang dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan dengan peran pengawasan dan pembuat kebijakannya, menyusun suatu standar pelayanan minimal bidang kesehatan di suatu wilayah kabupaten/kota. Pada tahun 2003 dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1457/MENKES/SK/X/2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. SPM merupakan tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah kabupaten/kota. Pada SPM yang dibuat tahun 2003 ini terdapat 26 jenis pelayan kesehatan dengan 47 indikator kinerja wajib dan 7 jenis pelayanan kesehatan tambahan. Untuk memfasilitasi pelaporan SPM ini, maka Pusat Data dan Informasi Depkes telah membuat software aplikasi SPM yang dapat diakses daerah melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet, dimana diharapkan pelaporan Data SPM tersebut dapat berjalan dengan baik. Dalam perjalanannya selama lima tahun ini, setelah dilakukan monitoring dan evaluasi, terdapat beberapa indikator yang tidak relevan dan tidak sesuai lagi. Oleh karena itu, pada tahun 2008 Kepmenkes Nomor 1457/ MENKES/SK/X/2003 direvisi dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota yang berisi 4 jenis pelayanan kesehatan dengan 18 indikator kinerja. Dengan berubahnya indikator SPM ini, maka software aplikasi SPM yang dibuat oleh Pusat Data dan Informasi direvisi sesuai dengan perubahan pada indikator SPM. Software terbaru ini adalah software aplikasi SPM versi 3. Untuk mempermudah cara pengoperasian software aplikasi tersebut, diperlukan buku petunjuk mengoperasikan software aplikasi SPM bagi para pengelola SIK atau penanggung jawab SPM di daerah khususnya di Dinas Kesehatan

Page 4: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

2

Kabupaten/Kota agar dapat menginput, mengedit/mengubah dan melihat data hasil SPM kabupaten/Kota di Indonesia untuk kepentingan daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Petunjuk teknis pengoperasian aplikasi SPM dimaksudkan sebagai panduan bagi pengelola data dan informasi baik di pusat maupun daerah dalam menggunakan software aplikasi SPM. Ruang lingkup petunjuk teknis pengoperasian software SPM ini mencakup cara membuka software aplikasi SPM melalui browser pada komputer yang tersambung dengan jaringan internet, pengenalan halaman depan software dan tata cara login, cara menginput, merubah data sasaran/target, data realisasi, cara melihat output tabel dan grafik serta cara mengetahui atau melihat kabupaten/kota yang belum dan sudah melaporkan. Selanjutnya dengan adanya software ini diharapkan Pusat dapat menerima laporan data SPM secara cepat dan akurat sehingga data ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan pusat untuk daerah.

Page 5: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

3

2. MEMBUKA SOFTWARE APLIKASI SPM Software Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan kota merupakan software berbasis web yang berarti, software ini dapat diakses atau digunakan melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Software ini dapat dibuka melalui program penjelajah internet (browser) seperti Internet Explorer (IE), Mozilla Firefox, Opera dan berbagai browser lainnya. Hal pertama yang harus dilakukan untuk dapat mengakses software SPM ini adalah dengan menjalankan browser seperti petunjuk di bawah ini : 1. Klik Start kemudian pilih All Program lalu arahkan kursor dan klik Internet

explorer.

Gambar 1. Cara Membuka Browser Internet Explorer

Page 6: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

4

Jika menggunakan browser Mozilla Firefox, caranya adalah dengan mengklik

start pilih All Program lalu arahkan kursor ke Mozilla Firefox dan kemudian klik Mozilla Firefox.

Gambar 2. Cara Membuka Browser Mozilla Firefox

Atau jika pada desktop sudah terdapat icon (lambang) Internet Explorer ataupun Mozilla Firefox, maka kita dapat membuka browser dengan hanya mengklik 2 kali pada icon browser tersebut.

Page 7: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

5

Setelah salah satu hal di atas dilakukan, maka akan keluar tampilan sebagai berikut.

Gambar 3. Tampilan window browser

2. Pada kotak isian alamat window browser, isikan alamat web SPM, yaitu :

http://www.spm.depkes.go.id kemudian tekan enter atau klik pada icon panah di sebelah kanan alamat web.

Gambar 4. Penulisan Alamat Web

Page 8: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

6

Setelah itu maka akan muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar 5. Halaman http://www.spm.depkes.go.id

3. Pada gambar sebelumnya terlihat dua pilihan untuk masuk ke software SPM, yaitu :

Software untuk input data SPM tahun 2003 – 2007 sesuai dengan SK Menkes RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 dengan jumlah indikator sebanyak 54 indikator.

Software untuk input data SPM Tahun 2008 dan tahun berikutnya sesuai dengan SK Menkes RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 dengan jumlah indikator sebanyak 18 indikator.

Untuk pengisian SPM dari tahun 2008 dan tahun berikutnya (2009, 2010, dst.), maka kita pilih kotak yang kedua.

Page 9: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

7

Gambar 6. Cara Memilih Software SPM 2008

Setelah kita pilih kotak yang kedua, maka akan muncul halaman depan software SPM sebagai berikut :

Gambar 7. Halaman Depan SPM 2008

Halaman depan SPM terdiri dari menu home, menu output dan menu login. Halaman yang dapat dilihat semua orang tanpa harus login terlebih dahulu ini memuat menu output yang merupakan output dari data SPM seluruh Indonesia. Penjelasan mengenai menu output dapat dilihat pada halaman 26.

Page 10: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

8

3. LOGIN Login digunakan agar user bisa masuk ke dalam software SPM untuk menginput, mengubah atau melihat data yang telah diinput. Ada tiga macam tingkatan user, yakni user pengelola SIKNAS Online Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota, user pengelola SIKNAS Online Dinkes Provinsi dan user administrator/admin (Pusdatin). Untuk masuk atau login ke software aplikasi SPM, klik menu login, seperti gambar di bawah ini :

Gambar 8. Menu Login

kemudian masukkan User ID dan Password yang telah diberikan oleh Pusdatin kepada masing-masing Dinkes Kab/Kota.

Gambar 9. Login SPM

Page 11: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

9

Klik Login, jika User ID dan Password yang dimasukkan benar, maka akan muncul tampilan berikut ini :

Gambar 10. Keterangan User

Tetapi jika anda gagal login, maka akan keluar halaman peringatan seperti di bawah ini :

Gambar 11. Peringatan Pada Saat Gagal Login

dan ketika OK diklik maka akan kembali ke halaman login. Jika lupa User ID dan Password, maka pengelola SIK di daerah dapat menghubungi administrator di Pusat Data dan Informasi dengan menghubungi nomor telepon 021-5201590 ext 2707 atau 021 – 5277169 dan email di alamat : [email protected].

Page 12: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

10

4. MENGGUNAKAN MENU Setelah user login, maka user akan dihadapkan pada beberapa menu yang memiliki berbagai fungsi. Ada 4 (empat) macam fungsi pada interface ini, dibawah ini akan dijelaskan fungsi dari menu-menu tersebut dan cara pengoperasiannya.

Gambar 12. Menu Standar Pelayanan Minimal

4.1. MENU HOME

Menu home digunakan untuk mengembalikan tampilan ke tampilan awal setelah login.

4.2. MENU INPUT/EDIT DATA

Menu ini adalah menu yang digunakan untuk memasukkan data SPM atau mengubah (edit) data yang telah dimasukkan sebelumnya. Data yang dimasukkan ada dua macam, yakni Data Target/Sasaran dan Data Realisasi. Data Target/Sasaran merupakan angka sasaran atau target pelayanan kesehatan yang telah ditentukan oleh kabupaten/kota pada 1 (satu) tahun tertentu, data ini juga biasa disebut “penyebut”. Data Realisasi merupakan data hasil pelayanan kesehatan (18 indikator) yang dicapai oleh kabupaten/kota dalam 1 (satu) tahun, data realisasi ini juga biasa disebut “pembilang”. Terdapat dua macam input data seperti yang telah dijelaskan di bagian atas, yakni input data target/sasaran dan input data realisasi. Berikut ini adalah cara untuk melakukan input data target/sasaran dan input data realisasi.

Page 13: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

11

A. Data Sasaran/Target

Input Data

1) Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menginput data target/sasaran adalah dengan mengarahkan kursor ke menu Input/Edit Data kemudian pilihlah dengan mengklik sub menu Data Target/Sasaran.

Gambar 13. Sub Menu Data Target/Sasaran

2) Setelah muncul halaman Data Target/Sasaran Kabupaten, untuk menginput data target/sasaran maka klik tombol Input Data Target/Sasaran Kabupaten Baru yang terletak di sebelah kanan bawah, seperti pada gambar yang dilingkari di bawah ini :

Gambar 14. Input Data Target/Sasaran Kabupaten Baru

Page 14: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

12

3) Pilihlah tahun data target/sasaran yang akan dientri, setelah itu isilah data target/sasaran pada kotak di sebelah kanan setiap variabel.

Gambar 15. Input Data Target/Sasaran

4) Setelah semua data terisi, lalu simpanlah dengan mengklik tombol Simpan

Data yang ada di bagian paling bawah

Gambar 16. Simpan Data Target/Sasaran

Page 15: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

13

Setelah itu maka data akan tersimpan dan layar akan kembali ke halaman depan Data Target/Sasaran Kabupaten dengan data yang telah diisi muncul pada tabel seperti di bawah ini :

Gambar 17. Halaman Target/Sasaran Yang Telah Terisi

Edit Data Jika ada data target/sasaran ada yang salah dimasukkan atau ada data yang harus direvisi, maka untuk mengubahnya, yaitu dengan melakukan hal-hal di bawah ini : 1) Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menginput data

target/sasaran adalah dengan mengarahkan kursor ke menu Input/Edit Data kemudian pilihlah sub menu Data Target/Sasaran.

Gambar 18. Halaman Target/Sasaran Untuk Mengubah Data

Page 16: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

14

2) Setelah itu akan keluar halaman Data Target/Sasaran Kabupaten

kemudian klik pada tahun data yang akan diubah.

Gambar 19. Kolom Tahun Untuk Mengubah Data

3) Kemudian akan muncul window yang berisi data yang telah diinput sebelumnya. Ubahlah data yang ingin dirubah pada kotak yang sesuai.

Gambar 20. Halaman Edit Data target/Sasaran

Page 17: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

15

4) Setelah selesai lalu klik tombol Simpan Data. Gambar 21. Simpan Data target/Sasaran Yang Telah Diedit

Maka data yang baru diubah akan tersimpan dan window akan kembali ke halaman berikut ini.

Gambar 22. Halaman Data target/Sasaran Yang Telah diedit

B. Data Realisasi

Input Data

1) Arahkan kursor ke menu Input/Edit Data maka kemudian akan munculah dua pilhan sub menu, yaitu sub menu Data Realisasi dan sub menu Data Target/Sasaran. Arahkan kursor dan kemudian klik di sub menu Data Realisasi.

Page 18: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

16

Gambar 23. Sub Menu Data Realisasi

Setelah itu akan muncul halaman seperti di bawah ini :

Gambar 24. Halaman Depan Data Realisasi

2) Untuk memasuki halaman input data, klik pada Input Data Baru yang

terdapat di bagian bawah sebelah kanan halaman input data realisasi, seperti gambar di bawah ini :

Gambar 25. Input Data Baru Realisasi

Setelah Input Data Realisasi diklik, maka akan muncul halaman untuk input data realisasi.

Page 19: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

17

3) Pilihlah tahun data yang akan dimasukkan dengan mengklik gambar panah pada combo box periode.

Gambar 26. Memilih Tahun Input Data Realisasi

4) Setelah periode pelaporan/tahun data dipilih, maka data dapat langsung diinput di dalam kotak input data yang telah tersedia tepat disamping setiap variabel atau indikator SPM.

Gambar 27. Halaman Input Data Realisasi

Page 20: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

18

5) Setelah semua data terisi, lalu klik pada tombol Simpan Data yang terdapat pada bagian paling bawah seperti yang tertera pada gambar.

Gambar 28. Cara Menyimpan Data Realisasi

Setelah data tersimpan maka window input data akan tertutup dan kembali ke halaman input data realisasi dengan data yang diinput telah tersimpan.

Page 21: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

19

Gambar 29. Halaman Data Realisasi Yang Telah Terisi

Pada halaman ini terdapat dua buah tombol, yakni Tombol Kembali Ke Daftar Kabupaten/Kota yang berisi data tahun-tahun lalu yang telah diinput dan Tombol Input Data Realisasi Baru untuk memasukkan data tahun lain yang belum diinput.

Edit Data Untuk mengedit data realisasi yang telah dimasukkan, maka hal-hal yang

harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Setelah login, arahkan kursor ke menu Input data Realisasi maka akan

keluar pilihan Data Realisasi dan Data Target/Sasaran. Arahkan kursor ke Data Realisasi kemudian Klik pada Data Realisasi.

Gambar 30. Halaman Depan Data Realisasi Untuk Mengubah Data

Page 22: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

20

2) Kemudian setelah muncul halaman Data Realisasi, Klik pada pilihan tahun yang kita ingin ubah.

Gambar 31. Tahun Data Realisasi Untuk Edit Data

Page 23: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

21

Jika tahun 2008 yang dipilih, maka selanjutnya akan muncul halaman sebagai berikut.

Gambar 32. Edit Data Realisasi

Page 24: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

22

3) Kemudian gantilah angka yang harus diganti dan setelah selesai klik pada tombol Simpan Data, maka data yang baru diubah akan tersimpan.

Gambar 33. Simpan Data Realisasi Yang Telah Diedit

4.3. MENU OUTPUT

Menu Output adalah menu yang digunakan untuk melihat hasil dari data yang telah dientry. Menu Output terdiri dari Sub Menu Tabel, Grafik, dan Check Data Kabupaten/Kota. Untuk menuju menu output caranya adalah dengan mengarahkan kursor ke arah menu output, maka akan keluar tiga sub menu output seperti gambar di bawah ini.

Gambar 34. Simpan Data Realisasi Yang Telah Diedit

A. Sub Menu Tabel

Sub Menu Tabel antara lain terdiri dari tabel nasional untuk semua indikator SPM, tabel masing-masing indikator yang dibreakdown per provinsi, tabel trend realisasi dan persentase untuk setiap indikator dan lain sebagainya yang akan dijelaskan berikutnya.

Page 25: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

23

1) Tabel Nasional

Pada sub menu Tabel Nasional terdapat empat macam tabel. Untuk membuka atau melihat keempat tabel tersebut adalah dengan mengarahkan kursor ke tabel-tabel tersebut, kemudian kita klik tabel yang akan kita lihat.

Gambar 35. Sub Menu Tabel nasional Berikut ini adalah penjelasan dan cara singkat melihat tabel-tabel yang ada pada sub sub menu tabel nasional. a. Tabel SPM Indonesia Menurut Indikator Langkah pertama yang harus dilakukan untuk melihat tabel ini adalah dengan mengarahkan kursor ke menu output, kemudian pilihlah sub menu tabel lalu pilih sub sub menu tabel nasional dengan mengarahkan kursor ke tabel nasional, lalu pilih dengan mengklik tabel nomor satu, yakni Tabel SPM Indonesia Menurut Indikator, setelah itu akan keluar halaman seperti gambar di bawah ini.

Gambar 36. Memilih Tahun Tabel Indonesia Menurut Indikator

Page 26: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

24

Pilihlah tahun data yang akan dilihat dengan memilih tahun pada combo box tahun seperti gambar di atas kemudian klik tombol Tampilkan, lalu akan keluarlah output seperti gambar di bawah ini.

Gambar 37. Tabel SPM Indonesia Menurut Indikator

Page 27: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

25

b. Tabel SPM Indonesia Menurut Provinsi Untuk melihat output Tabel SPM Indonesia Menurut Provinsi adalah dengan mengarahkan kursor ke menu output lalu klik sub menu tabel kemudian klik sub sub menu tabel nasional, kemudian klik pilihan nomor 2, yakni Tabel SPM Indonesia Menurut Propinsi. Setelah itu, akan keluar halaman seperti gambar berikut.

Gambar 38. Tabel SPM Indonesia Menurut Propinsi

Lalu pilih tahun yang ingin dilihat dengan mengklik combo button Tahun seperti dibawah ini.

Gambar 39. Memilih Tahun Untuk Output Tabel SPM Indonesia Menurut Propinsi

Setelah itu pilih Kategori SPM yang ingin dilihat dengan mengklik combo button Kategori SPM seperti gambar dibawah ini :

Gambar 40. Memilih Kategori SPM Untuk Output Tabel SPM Indonesia Menurut Propinsi

Page 28: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

26

Terakhir, pilihlah sub kategori atau indikator SPM dengan mengklik combo Button Indikator SPM seperti berikut.

Gambar 41. Memilih Indikator SPM Untuk Output Tabel SPM Indonesia Menurut Propinsi

Setelah itu, klik tombol Tampilkan, maka akan keluar output sebagai berikut.

Gambar 42. Output Tabel SPM Indonesia Menurut Propinsi

Page 29: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

27

c. Tabel Hasil SPM Indonesia Menurut Indikator Tabel Hasil SPM Indonesia Menurut Indikator merupakan tabel rekapitulasi data realisasi SPM dari Kabupaten/Kota se-Indonesia. Pada output ini, dapat dilihat dan dibandingkan data realisasi SPM nasional dalam kurun waktu 5 tahun. Untuk melihat data tersebut terlebih dahulu kita mengarahkan kursor ke menu output kemudian pilih sub menu tabel, lalu pilih sub sub menu tabel nasional dan pilih tabel nomor 3, yakni Tabel Hasil SPM Indonesia Menurut Indikator.

Gambar 43. Sub Menu Tabel Nasional

Setelah tabel nomor 3 diklik maka akan keluar halaman seperti di bawah ini. Pilih range tahun dengan mengklik tahun awal dan tahun terakhir data yang akan dilihat. Kemudian klik tombol tampilkan.

Gambar 44. Memilih Range Tahun Untuk Output Tabel Hasil SPM Indonesia Menurut Indikator

Page 30: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

28

Setelah itu akan tampil output sebagai berikut.

Gambar 45. Tabel Hasil SPM Indonesia Menurut Indikator

d. Tabel Cakupan SPM Indonesia Menurut Indikator Tabel Cakupan SPM Indonesia merupakan tabel cakupan SPM (dalam bentuk persentase) dari Kabupaten/Kota se-Indonesia. Pada output ini, dapat dilihat dan dibandingkan cakupan/persentase hasil SPM nasional dalam kurun waktu 5 tahun. Untuk melihat data tersebut terlebih dahulu kita mengarahkan kursor ke menu output, lalu pilih sub menu tabel dan kemudian pilih sub sub menu tabel nasional dan pilih tabel nomor 4, yakni Tabel Cakupan SPM Indonesia Menurut Indikator.

Page 31: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

29

Setelah tabel nomor 4 diklik maka akan keluar halaman seperti di bawah ini. Pilih range tahun dengan mengklik tahun awal dan tahun terakhir data yang akan dilihat. Kemudian klik tombol tampilkan.

Gambar 46. Memilih Range Tahun Untuk Output Tabel Cakupan SPM Indonesia Menurut Indikator Setelah itu akan tampil output sebagai berikut.

Gambar 47. Output Tabel Hasil SPM Indonesia Menurut Indikator

Page 32: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

30

2) Tabel Propinsi

Pada sub menu Tabel Propinsi juga terdapat empat macam tabel. Untuk membuka atau melihat keempat tabel tersebut, caranya adalah dengan mengarahkan kursor ke menu output, kemudian arahkan kursor ke sub menu tabel , lalu ke sub sub menu tabel propinsi, maka akan keluar 4 sub menu tabel propinsi.

Gambar 48. Menu Output, Sub Menu Tabel Propinsi Berikut ini adalah penjelasan dan cara singkat melihat tabel-tabel yang ada pada sub menu Tabel Provinsi. a. Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator Langkah pertama yang harus dilakukan untuk melihat tabel ini adalah dengan mengarahkan kursor ke menu output, kemudian arahkan kursor ke sub tabel propinsi, lalu pilih sub sub menu tabel propinsi dan klik tabel nomor satu, yakni Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator, setelah itu akan keluar halaman seperti gambar di bawah ini.

Gambar 49. Tampilan Sub Menu Tabel Tiap Propinsi Menurut Indikator

Page 33: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

31

Pilih propinsi yang akan dilihat dengan memilih pada combo box di sebelah kanan atas, kemudian pilih tahun yang akan dilihat, setelah itu klik tombol Tampilkan.

Gambar 50. Pilihan Propinsi dan Tahun Untuk Output Tabel Tiap Propinsi Menurut Indikator Maka akan keluarlah output seperti gambar berikut.

Gambar 51. Output Tabel Tiap Propinsi Menurut Indikator

Page 34: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

32

b. Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten Untuk melihat output Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten adalah dengan mengarahkan kursor ke menu output, lalu pilih sub menu tabel, kemudian pilih sub sub menu tabel propinsi dan klik pilihan nomor 2, yakni Tabel SPM Tiap propinsi Menurut Kabupaten. Setelah itu, akan keluar halaman seperti gambar berikut.

Gambar 52. Halaman Sub Menu Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten

Pilih propinsi yang akan dilihat dengan memilih pada combo box di sebelah kanan atas.

Gambar 53. Memilih Propinsi Untuk Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten

Page 35: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

33

Pilih tahun yang ingin dilihat dengan mengklik combo button Tahun seperti dibawah ini.

Gambar 54. Memilih Tahun Untuk Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten

Setelah itu pilih Kategori SPM yang ingin dilihat dengan mengklik combo button Kategori SPM seperti gambar dibawah ini :

Gambar 55. Memilih Kategori SPM Untuk Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten

Page 36: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

34

Terakhir, pilihlah sub kategori atau indikator SPM dengan mengklik combo Button Indikator SPM seperti berikut.

Gambar 56. Memilih Indikator SPM Untuk Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten Setelah itu, klik tombol Tampilkan,

Gambar 57. Cara Menampilkan Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten

Page 37: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

35

maka akan keluar output sebagai berikut.

Gambar 58. Output Tabel SPM Tiap Propinsi Menurut Kabupaten

c. Tabel Hasil SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator Tabel Hasil SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator merupakan tabel rekapitulasi data realisasi SPM dari satu provinsi. Pada output ini, dapat dilihat dan dibandingkan data realisasi SPM pada suatu propinsi dalam kurun waktu 5 tahun. Untuk melihat data tersebut terlebih dahulu kita mengarahkan kursor ke menu output dan kemudian pilih menu tabel, lalu pilih sub sub menu tabel propinsi dan pilih tabel nomor 3, yakni Tabel Hasil SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator.

Setelah tabel nomor 3 diklik maka akan keluar halaman seperti di bawah ini. Pilih propinsi yang akan dilihat datanya dengan memilih propinsi pada combo box di sebelah kanan atas. Kemudian pilih range tahun dengan mengklik tahun awal dan tahun terakhir data yang akan dilihat, dan terakhir, klik tombol tampilkan.

Page 38: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

36

Gambar 59. Memilih Propinsi dan Range Tahun Untuk Output Tabel Hasil SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator

Setelah itu akan tampil output sebagai berikut.

Gambar 60. Output Tabel Hasil SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator

d. Tabel Cakupan SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator Tabel Cakupan SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator merupakan tabel cakupan SPM (dalam bentuk persentase) dari satu propinsi. Pada output ini, dapat dilihat dan dibandingkan cakupan/persentase hasil SPM dari satu propinsi dalam kurun waktu 5 tahun. Untuk melihat data tersebut terlebih dahulu kita mengarahkan kursor ke menu output dan kemudian pilih sub menu tabel, lalu pilih sub sub menu tabel propinsi dan pilih tabel nomor 4, yakni Tabel Cakupan SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator.

Page 39: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

37

Setelah table nomor 4 diklik, lalu pilih propinsi yang akan dilihat datanya dengan memilih propinsi pada combo box di sebelah kanan atas. Kemudian pilih range tahun dengan mengklik tahun awal dan tahun terakhir data yang akan dilihat, dan terakhir, klik tombol tampilkan.

Gambar 61. Memilih Propinsi, dan Range Tahun Output Tabel Cakupan SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator

Setelah itu akan tampil output sebagai berikut.

Gambar 62. Output Tabel Cakupan SPM Tiap Propinsi Menurut Indikator

Page 40: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

38

B. Check Data Kabupaten/Kota

Check Data Kabupaten/Kota digunakan untuk melihat kabupaten/kota dalam satu provinsi yang belum dan sudah menginput data SPMnya. Untuk mencheck data kabupaten/kota kita hanya harus mengarahkan kursor ke menu output, kemudian pilih Check Data Kabupaten/Kota.

Gambar 63. Halaman Check Data Kabupaten/Kota

setelah itu akan keluar halaman sebagai berikut.

Gambar 64. Halaman Check Data Kabupaten/Kota

Pilih Propinsi pada combo box di sebelah kanan atas

Gambar 65. Memilih Propinsi Untuk Memeriksa Data Kabupaten/Kota

Kemudian pilih Tahun dengan memilih combo box Periode dan terakhir klik tombol periksa.

Page 41: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

39

Gambar 66. Memilih Tahun Untuk Memeriksa Data Kabupaten/Kota

Maka akan keluar output sebagai berikut.

Gambar 67. Halaman Check Data Kabupaten/Kota

4.4. MENU LOGOUT

Menu logout digunakan untuk keluar dari aplikasi SPM. Apabila user telah selesai menginput ataupun merubah data pada aplikasi ini maka untuk keluar dari program aplikasi ini adalah dengan mengklik menu logout seperti tampilan di bawah ini.

Gambar 68. Menu Keluar

Page 42: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

40

Setelah menu keluar di klik layar akan menuju ke halaman awal pada saat kita menulis alamat web http://www.spm.depkes.go.id, seperti di bawah ini.

Gambar 69. Keluar Ke Halaman Index SPM

Page 43: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

41

5. PENUTUP Demikian uraian mengenai petunjuk teknis pengoperasian software aplikasi SPM bidang kesehatan di Kabupaten/Kota. Kecepatan, ketepatan, dan kerelevanan data pada indikator kinerja SPM ini bergantung pada hasil kerja keras para pihak di kabupaten/kota. Data SPM ini merupakan tolak ukur keberhasilan pelayanan kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, melihat betapa penting dan dibutuhkannyanya data ini, diharapkan fasilitasi ini dapat mempercepat dan memudahkan para pengelola SIK dalam melaporkan dan menganalisa hasil pelayanan kesehatan di kabupaten/kotanya masing-masing serta dapat membandingkan hasilnya dengan daerah lain sehingga dapat menstimulasi dan memotivasi kabupaten/kota untuk mejadi lebih baik lagi.

Page 44: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

42

DAFTAR ISTILAH Administrator

Pengatur; penyelenggara; pengurus. Orang yang memberikan pertanyaan kepada User Register untuk menganalisis status pengguna secara individual dan permasalahan yang ada, serta untuk membuat himpunan statistik.

Aplikasi Program siap pakai. Program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain

Breakdown Dibagi menjadi. Dipecah.

Browser Penjelajah. Perangkat lunak untuk berselancar/menjelajah di internet. Perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mengakses World Wide Web. Kemampuan dari sistem ini diantaranya adalah menampilkan informasi yang terdapat pada suatu alamat di internet serta menuju halaman lain yang terkait yang disediakan oleh halaman tersebut.

Combo Box Kotak atau isian yang memiliki fungsi untuk menampilkan daftar pilihan

Edit Suatu sistem yang digunakan untuk membaca suatu dokumen, kemudian diperbaiki, dan kemudian disimpan kembali

http Singkatan dari Hypertext Transfer Protocol, yang mana adalah suatu protokol yang digunakan oleh World Wide Web. HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan bisa diformat dan dikirimkan dari server ke client. HTTP juga mengatur aksi-aksi apa saja yang harus dilakukan oleh web server dan juga web browser sebagai respon atas perintah-perintah yang ada pada protokol HTTP ini

Icon Lambang kecil yang berfungsi sebagai menu untuk menuju suatu fungsi.

Input Masukan. Dalam hal ini adalah memasukan data.

Kursor Indikator penunjuk posisi aktif

Login Proses memasuki sistem, proses ini disebut juga dengan otentifikasi pemakai

Page 45: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

43

Menu Penuntun fasilitas yang tersedia, untuk mengarahkan user dalam memlilih proses yang akan dieksekusi.

Software Disebut juga dengan perangkat lunak, merupakan kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya. perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta arsip lainnya.

Sub Menu Bagian dari menu

User Pengguna. Biasanya ditujukan kepada pengguna suatu sistem yang umumnya adalah manusia. Misalnya pengguna komputer.

User ID Indentitas yang dipakai untuk masuk ke komputer, Dapat dipilih sendiri atau diberikan provider

Password Kata sandi, kode rahasia. Biasanya digunakan dalam jaringan PC

Web Halaman informasi di internet. Suatu sistem di internet yang memungkinkan siapapun agar bisa menyediakan informasi. Dengan menggunakan teknologi tersebut, informasi dapat diakses selama 24 jam dalam satu hari dan dikelola oleh mesin. Untuk mengakses informasi yang disediakan web ini, diperlukan berbagai perangkat lunak, yang disebut dengan web browser.

Window Jendela. Daerah penyajian isi file yang terpisah-pisah dalam layar. Monitor dibagi untuk menampilkan isi setiap file yang dibuka dengan dibatasi sebuah kotak (seperti jendela). Umumnya beberapa kota tersebut dapat ditampilkan saling bertindihan.

www World Wide Web. Sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain dipresentasikan dalam bentuk hypertext dan dapat diakses oleh perangkat lunak yang disebut browser.

Page 46: PETUNJUK PENGOPERASIAN SOFTWARE STANDAR · PDF file1 1. PENDAHULUAN Konsekuensi logis dari ditetapkannya UU Otonomi Daerah Tahun 1999 adalah berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia

44

REFERENSI

Biro Hukum dan Organisasi Setjen Depkes RI. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008.. 2008. Departemen Kesehatan, Jakarta Biro Hukum dan Organisasi Setjen Depkes RI. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 2008. Departemen Kesehatan, Jakarta Citra Umbara. Peraturan Pemerintah Tentang Otonomi Daerah. 2000. Citra Umbara, Bandung Departemen Kesehatan. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) : Keputusan Menkes No. 511/MENKES/SK/V/2002. 2007. Departemen Kesehatan, Jakarta Departemen Kesehatan. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota : Keputusan Menkes No. 932 Tahun 2002. 2002. Departemen Kesehatan, Jakarta http://www.spm.depkes.go.id. http://www.total.or.id. Kamus Komputer dan teknologi Informasi. 2009 Pusat Data dan Informasi Depkes RI. Petunjuk Pengoperasian Software Aplikasi Komunikasi Data. 2008. Departemen Kesehatan, Jakarta