perubahan iklim -...

29
Upaya Praktis Adaptasi PERUBAHAN IKLIM Kementerian Lingkungan Hidup 2014

Upload: vokien

Post on 03-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Upaya Praktis Adaptasi

PERUBAHAN IKLIM

Kementerian Lingkungan Hidup 2014

Page 2: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

i

Upaya Praktis Adaptasi Perubahan Iklim

Dipublikasikan oleh: KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM Jl. DI Panjaitan Kav. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410 Telp/Fax: 021 85904934 Website: adaptasi.menlh.go.id Buku Edisi Ketiga Disusun oleh: ASISTEN DEPUTI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (Sri Tantri Arundhati, Arif Wibowo, Tri Widayati, Koko Wijanarka, Yulia Suryanti, Astutie Widyarissantie, Sugiatmo, Kusmulyani, Siti Nissa Mardiah)

Page 3: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

ii

SAMBUTAN

Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada sektor-sektor kehidupan di muka bumi. Ancaman kenaikan suhu rata-rata global menyebabkan melelehnya bongkahan-bongkahan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga semakin berkurangnya lapisan es di puncak Jayawijaya di Indonesia. Kenaikan muka air laut menjadi ancaman baru bagi kelangsungan kehidupan dan ekologi di bumi ini pada umumnya, dan kepulauan Indonesia pada khususnya.

Indonesia dengan wilayah perairan seluas 3,1 juta km2 (62% dari total luas) yang mempunyai garis pantai 81.000 km dan wilayah daratan sekitar 2 juta km2 (38% dari total luas), menjadikan rentan terhadap berbagai dampak negatif perubahan iklim di sektor-sektor kehidupan utama bagi perekonomian Indonesia seperti pertanian dan perikanan.

Menyikapi berbagai potensi dampak negatif perubahan iklim yang ada, Indonesia perlu mempersiapkan baik perencanaan dan kegiatan adaptasi di berbagai sektor. Kegiatan adaptasi diperlukan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Upaya menghadapi perubahan iklim ini merupakan tugas bersama, yang memerlukan dukungan dan partisipasi aktif seluruh pihak termasuk pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat umum, dan semua organisasi non-pemerintah, serta pihak swasta.

Langkah-langkah antisipatif untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim perlu dikedepankan, sehingga pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan dapat terjamin keberlanjutannya.

Kegiatan adaptasi perubahan iklim dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup secara umum, yang bermuara pada perbaikan fungsi, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. Untuk itu diperlukan buku-buku panduan seperti upaya praktis ini, yang dapat memperkaya pemahaman kita semua dalam mengembangkan dan melaksanakan aksi nyata adaptasi perubahan iklim.

Jakarta, Mei 2014

Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA Menteri Lingkungan Hidup

Page 4: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

iii

KATA PENGANTAR

Bagi Indonesia dalam menyikapi fenomena perubahan iklim sama halnya seperti permasalahan lingkungan yang terjadi di tingkat lokal, semakin lambat mengambil tindakan, biaya yang diperlukan untuk menangani permasalahan yang terjadi akan menjadi semakin mahal biaya yang diperlukan. Fenomena perubahan iklim tidak hanya dipandang sebagai bentuk ancaman dan kerugian namun kita perlu juga mencari dan memanfaatkan potensi peluang yang dapat diperoleh. Berbagai hal dapat dilakukan di tingkat lokal, baik untuk mengurangi emisi GRK maupun meningkatkan ketahanan terhadap dampak

perubahan iklim. Tindakan yang kita lakukan sekarang akan menentukan kehidupan saat ini dan juga generasi yang akan datang.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengertian adaptasi perubahan iklim, Kementerian Lingkungan Hidup menyusun buku saku yang berisi kumpulan informasi mengenai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim sebagai upaya adaptasi. Dari berbagai informasi yang terkumpul, dapat dipahami bahwa kegiatan adaptasi perubahan iklim bukan sesuatu hal yang baru. Kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan selama ini harus diperkuat dan dilaksanakan secara terintegrasi, sehingga dapat meminimalkan risiko iklim yang timbul.

Diharapkan dengan adanya buku ini, seluruh pihak dapat terus mengembangkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan mendukung peningkatan kapasitas adaptif masyarakat Indonesia terhadap perubahan iklim.

Sebagai penutup, kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama melakukan upaya adaptasi sehingga kita memiliki ketahanan yang cukup dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang terjadi.

Jakarta, Mei 2014

Ir. Arief Yuwono, MA

Deputi III Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup

Page 5: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Sambutan ii Kata Pengantar iv Daftar Isi vi Perubahan Iklim 1 Dampak Perubahan Iklim 1 Adaptasi Perubahan Iklim 3 Upaya Praktis Adaptasi Perubahan Iklim 6 A. Antisipasi Bahaya Banjir dan Kekeringan, serta Upaya

Meningkatkan Cadangan Sumber Daya Air 6

B. Antisipasi Bahaya Erosi dan Tanah Longsor, serta Konservasi Tanah

10

C. Antisipasi Penurunan Produksi Tanaman Pangan 12

D. Antisipasi Dampak Penurunan Muka Air Laut dan Meningkatnya Frekuensi serta Intensitas Kondisi Iklim Ekstrim

15

E. Antisipasi Dampak Perubahan Terhadap Infrastruktur 17

F. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Masyarakat

23

Page 6: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

1

Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim

alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

(Sumber: UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH)

Perubahan iklim merupakan permasalahan lingkungan yang berdampak luas bagi kehidupan. Iklim yang berubah bukan merupakan hal baru. Perubahan iklim yang dihadapi saat ini merupakan dampak dari peningkatan kegiatan manusia yang cepat yang dimulai sejak revolusi industri, terutama penggunaan bahan bakar fosil dan pola global alih guna lahan.

Berbagai kegiatan manusia dalam pembangunan menyebabkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer semakin bertambah, akibatnya radiasi gelombang panjang sinar matahari terperangkap dan menyebabkan suhu bumi menjadi naik. Pada Gambar 1 dapat dilihat kegiatan yang menghasilkan GRK dan jenis-jenis gas yang menyebabkan efek rumah kaca di atmosfer bumi bagian bawah, yaitu karbondioksida (CO2), nitrous-oxyde (N2O), metan (CH4), hydrofluorocarbons (HFCs), perfluorocarbons (PFCs), dan sulphur hexafluorida (SF6). Para ahli melaporkan bahwa konsentrasi CO2 telah meningkat dari 280 ppm (part per million) di tahun 1800, menjadi sekitar 379 ppm pada tahun 2005.

Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim, yang akan mempengauruhi berbagai ekosistem. Perubahan signifikan pada sistem fisik dan biologis yang terjadi akibat peningkatan suhu bumi antara lain adalah potensi berubahnya:

• Intensitas badai tropis, • Pola hujan, salinitas air laut, dan pola angin • Masa reproduksi atau daur hidup spesies tertentu seperti nyamuk • Musim berbuah atau berbunga spesies tanaman tertentu • Distribusi spesies dan ukuran populasi • Frekuensi serangan hama dan wabah penyakit.

Sumber: dokumentasi umum

Gambar 1 Penyebab Perubahan Iklim

PERUBAHAN IKLIM

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Page 7: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

2

Perubahan iklim akan memberikan dampak terhadap berbagai sektor seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Sumber: http://www.grida.no/publications/vg/climate/page/3073.aspx

Gambar 2 Potensi Dampak Perubahan Iklim

Dampak perubahan iklim yang mencakup kenaikan muka dan suhu air laut, peningkatan curah hujan, peningkatan evaporasi di musim panas, dan peningkatan intensitas badai tropis menyebabkan kerugian di berbagai aspek kehidupan seperti yang terlihat dalam skema pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3 Berbagai Dampak Turunan Berdasarkan Parameter Perubahan Iklim

Page 8: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

3

Dampak terhadap sektor pertanian terutama disebabkan perubahan suhu, curah hujan dan kenaikan muka laut. Suhu udara yang semakin tinggi akan menyebabkan umur tanaman semakin singkat dan juga naiknya respirasi tanaman, sehingga akan menurunkan hasil produksi tanaman dan mempengaruhi ketahanan pangan, sebagaimana digambarkan dalam skema pada Gambar 4 berikut.

Sumber: Handoko, 2011

Gambar 4 Dampak perubahan iklim akibat naiknya suhu udara dan turunnya curah hujan

Wilayah pesisir juga menghadapi ancaman akibat terjadinya kenaikan muka air laut dan meningkatnya frekuensi serta intensitas kondisi ekstrim seperti kecepatan angin yang tinggi dan badai siklon tropis. Risiko yang dihadapi daerah di wilayah pesisir menjadi lebih besar akibat penurunan muka tanah dan pengambilan air tanah yang berlebihan. Perubahan tersebut menimbulkan berbagai dampak seperti meningkatnya kejadian banjir, abrasi pantai dan intrusi air laut kedalam air tanah. Selain itu juga akan mendorong terjadinya perubahan ekosistem di wilayah pesisir dan laut seperti mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang.

Perubahan iklim menimbulkan dampak sosial dan ekonomi pada berbagai sektor penting lain, yaitu pola penyediaan sumber daya air, kesehatan masyarakat, perikanan darat dan laut, pariwisata, pemukiman dan prasarana.

Mengingat dampak perubahan iklim akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia maka perlu dilakukan upaya adaptasi. Pada dasarnya masyarakat tanpa disadari telah mulai melakukan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim meskipun dengan cara yang sedehana dan belum terencana, misalnya seperti merotasi jenis dan pola tanaman, menggunakan bibit tanaman yang tahan kekeringan, berpindah lokasi, atau merubah jenis pekerjaan.

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Page 9: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

4

Adaptasi Perubahan Iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim termasuk keragaman dan kejadian iklim ekstrim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi akibat perubahan iklim dapat diatasi.

(Sumber: Penjelasan Pasal 57 ayat (4) huruf (a), UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim telah tersedia teknologi yang dapat diterapkan. Namun dengan semakin meningkatnya frekuensi dan tingkat kejadian dampak perubahan iklim maka teknologi yang ada perlu dimodifikasi atau terus dikembangkan. Contoh kegiatan dan teknologi yang dapat mendukung upaya adaptasi diuraikan pada bagian selanjutnya.

IPCC menyatakan ada beberapa jenis adaptasi, yaitu:

• Adaptasi Antisipatif/Pro aktif : Adaptasi yang dilakukan sebelum dampak perubahan iklim diketahui

• Adaptasi Otonom/spontan : Adaptasi yang dipicu oleh perubahan ekologi dalam sistem alam atau kesejahteraan manusia

• Adaptasi Direncanakan : Adaptasi hasil keputusan yang disengaja karena perubahan kondisi

• Adaptasi Pribadi : Adaptasi yang dilakukan oleh individu/pihak swasta sesuai kepentingannya

• Adaptasi Publik : Adaptasi yang dilakukan oleh pemerintah di semua tingkatan untuk kebutuhan kolektif

• Adaptasi Reaktif : Adaptasi yang terjadi setelah dampak perubahan iklim diketahui

Selain pengembangan teknologi tepat guna, diperlukan juga penguatan program yang sudah berjalan agar selaras dengan upaya adaptasi perubahan iklim. Tindakan adaptasi perubahan iklim perlu diintegrasikan kedalam gaya hidup masyarakat dan dilaksanakan bersinergi dan terpadu. Upaya pengurangan dampak perlu dilakukan seluruh pihak termasuk pemerintah, kalangan dunia usaha, akademisi, ilmuwan, peneliti serta masyarakat umum sehingga laju perubahan iklim dapat diperlambat dan dampaknya dapat dikurangi.

Upaya adaptasi secara garis besar dapat dilakukan melalui: • Kegiatan pengelolaan sumber daya air terpadu atau dikenal dengan istilah

Integrated Water Resource Management (IWRM) atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu yang mencakup upaya peningkatan ketersediaan air dari sisi pasokan dan pengendalian pemakaian air pada sisi permintaan. Pengelolaan sumberdaya air dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip reuse dan recycle, meminimalkan kebocoran pada sistem jaringan distribusi air, pemanfaatan proses/teknologi yang hemat air, peningkatan efisiensi perairan irigasi serta penetapan harga air yang secara terintegrasi dapat mendorong masyarakat untuk menghemat pemakaian air.

Page 10: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

5

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu

Konsep pengelolaan sumber daya air mencakup antara lain: Keterpaduan berbagai kepentingan

yang berkaitan dengan air diantaranya daerah hulu dan hilir

Keterpaduan diantara kualitas dan kuantitas,

Keterpaduan diantara pengelolaan air permukaan dan air bawah tanah

Keterpaduan penggunaan lahan (land use) dan pengelolaan air (berkaitan dengan siklus hidrologi)

Keterpaduan pengelolaan green water (air yang digunakan untuk evapotranspirasi) dan blue water (air yang mengalir di sungai atau air di akuifer)

Keterpaduan pengelolaan air tawar dan pengeloaan daerah pantai

(Sumber: Pusat Studi Irigasi Sumberdaya Air, Lahan, dan Pembangunan Universitas Andalas Tahun 2003)

• Upaya adaptasi di sektor pertanian antara lain dilakukan melalui pengaturan pola tanam, konservasi tanah dan air, mengubah praktek pertanian untuk mengurangi runoff dan mengendalikan erosi, menerapkan pola tanaman multikulturserta perubahan waktu tanam dan masa panen. • Upaya adaptasi di sektor kehutanan antara lain dilakukan melalui upaya penggunaan varietas pohon yang mempunyai perakaran kuat untuk penahan longsor, penyimpan air, tahan kekeringan dan kondisi ekstrim lainnya, serta tahan terhadap hama penyakit.Selain itu, upaya untuk mempertahankan keberadaan hutan konservasi, memulihkan kembali kawasan konservasi yang mengalami kerusakan/gangguan melalui rehabilitasi dengan jenis-jenis yang dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim dan merupakan jenis endemik kawasan konservasi

tersebut akan memperkuat adaptasi di sektor kehutanan.

Sumber: http://www.1miliarpohon.com/gogreen/jati-emas

Gambar 5 Tanaman Jati (Tectona grandis) yang tahan terhadap curah hujan rendah

• Upaya adaptasi di sektor kelautan meliputi perlindungan dan konservasi, penataan ulang wilayah pesisir, dan tindakan jangka panjang termasuk penelitian dan pemantauan. Upaya perlindungan dilakukan baik secara fisik maupun ekologis. Secara fisik antara lain membangun tanggul, penghalang air pasang, dan tembok laut. Adaptasi secara ekologis dilakukan melalui pemulihan lahan basah, penghutanan kembali, maupun pemeliharaan pantai. Bentuk adaptasi juga dapat dilakukan dengan penataan ulang wilayah pesisir antara lain merelokasi bangunan-bangunan yang terancam, memindahkan pembangunan dari daerah yang rawan dan lain sebagainya.

Page 11: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

6

Mengingat perubahan iklim menimbulkan dampak yang luas terhadap berbagai aspek kehidupan maka perlu dilakukan upaya adaptasi terhadap dampak yang telah terjadi saat ini maupun untuk mengantisipasi resiko yang akan timbul di masa datang. Peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang selama ini telah dikenal dan dilakukan untuk menanggulangi berbagai permasalahan lingkungan.

Berbagai upaya praktis dimaksud dapat dilakukan antara lain melalui:

A. Antisipasi Bahaya Banjir dan Kekeringan Serta Upaya Meningkatkan Cadangan Sumber Daya Air

Kegiatan adaptasi dilakukan dengan tujuan untuk menjaga agar tidak ada air yang terbuang percuma, yang dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti di bawah ini. Pelestarian hulu daerah aliran sungai melalui penghijauan dapat membantu menjaga kondisi sumber air karena air yang berasal dari mata air maupun air hujan dapat ditahan oleh akar pepohonan yang ada disekitarnya. Selain itu juga penanaman pohon juga dapat menjaga kondisi lahan dimana sumber air itu berada yang sebagian besar berada di areal pegunungan.

Berikut adalah beberapa contoh upaya adaptasi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak-dampak tersebut diatas:

• Pembuatan Bioretensi

Adaptasi untuk membantu peresapan air ke dalam tanah dapat dilakukan dengan melakukan penanaman dengan pemilihan jenis tanaman dengan sistem perakaran tanaman dan tipe serasah yang dapat cepat berubah menjadi humus untuk memperbesar jumlah pori tanah, sehingga porositas tanah akan lebih besar. Humus bersifat lebih higroskopis dengan kemampuan menyerap air yang besar, sehingga air hujan banyak yang masuk ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan hanya sedikit yang menjadi air limpasan. Kondisi ini akan membantu meningkatkan kadar air tanah.

Sumber: http://www.uvm.edu/~ran/?Page=bioretention.html

Gambar 6 Adaptasi dengan membangunbioretensi untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah

UPAYA PRAKTIS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Page 12: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

7

Sumber: Dokumentasi ProKlim

Gambar 7 Tangki penampung air hujan

Sumber:http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/penampungan-air-hujan/

Gambar 8 Kolam tampungan dan sumur serapan air

• Pemanenan Air Hujan

Untuk mengatasi potensi kekeringan yang diakibatkan oleh perubahan iklim dapat dilakukan dengan menampung air selama musim hujan agar dapat dimanfaatkan pada saat curah hujan rendah. Upaya ini sekaligus untuk mengurangi terbuangnya air pada saat hujan sehingga dapat mengurangi air limpasan dan banjir. Guna menampung kelebihan air dari bak penampung maka harus disiapkan kolam tampungan di bawah bangunan dan sumur resapan seperti yang ditampilkan pada gambar selanjutnya. Ukuran kolam tampungan harus dirancang sesuai dengan luas bangunan dan jumlah air yang akan masuk. Kolam tampungan untuk bangunan industri berukuran lebih besar dibandingkan dengan skala rumah tangga

Selain ukuran bangunan, rancangan kolam tampungan juga ditentukan oleh struktur dan fungsi bangunan diatasnya, salah satu contoh adalah kolam tampungan air hujan pada jalan raya seperti pada gambar berikut:

Sumber: Dokumentasi Publik

Gambar 10. Kolam tampungan untuk menyerapair hujan di jalan raya

Page 13: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

8

Penampungan air hujan juga dapat dilakukan dengan memaksimalkan fungsi embung, situ dan telaga yang ada di wilayah setempat. Selain itu, air hujan juga dapat ditampung melalui kolam retensi, pembuatan taman resapan dan sumur resapan sederhana.

Sumber: Dokumentasi Proklim

Gambar 11 Kolam retensi penampungan air di Kota Palembang

Sumber: Dokumentasi Proklim

Gambar 12 contoh sumur serapan yang dibangun di areal perumahan warga

• Pembuatan Biopori

Cadangan air tanah dapat ditingkatkan juga dengan cara mengintensifkan pembuatan biopori seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Sumber: Dokumentasi Proklim dan www.unsoed.ac.id

Gambar 13 Biopori di perumahan dan cara pembuatan biopori

Page 14: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

9

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 14 Cemara laut sebagaigreen belt pesisir

• Pemilihan Tanaman Evapotranspirasi Rendah

Adaptasi terhadap resiko kekeringan dapat dilakukan dengan mengurangi terjadinya penguapan tumbuhan, misalnya melalui upaya pemilihan tanaman yang

mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. Menurut Manan (1976) tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi rendah antara lain adalah: cemara laut (Casuarina equisetifolia), Ficus elastica, karet (Hevea brasiliensis), manggis (Garcinia mangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa), Fragraea fragrans dan kelapa (Cocos nucifera).

• Penggunaan Teknologi Sediaan Air

Adaptasi perubahan iklim untuk meningkatkan ketersediaan air dapat dilakukan juga melalui penggunaan berbagai teknologi pengendalian sediaan air. Gambar berikut menunjukkan contoh-contoh teknologi yang sudah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia.

Sumber: epetani.deptan.go.id, http://www.pnpm-pisew.org/ ,www.pupuk-abg.com, www.carabudidaya.com,

Gambar 15 Teknologi irigasi tetes, irigasi macak-macak sawah, irigasi bergilir, irigasi berselang, teknologi panen air, dan pembangunan jaringan irigasi tingkat desa/usahatani (jides/jitut)

Page 15: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

10

Sumber: Dokumentasi Proklim

Gambar 16 Sistem terasiring di Bali

B. Antisipasi Bahaya Erosi dan Tanah Longsor serta Konservasi Tanah

Bertambahnya frekuensi dan intensitas curah hujan akan menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya longsor pada kawasan yang rentan longsor yaitu pada kawasan yang memiliki kondisi topografi bergelombang, misalnya kawasan pegunungan, kawasan yang memiliki tebing curam ataupun daerah tepian sungai dan tepian pantai yang curam.

Terdapat 2 cara pengendalian longsor, yakni secara vegetatif dan mekanik (sipil-teknik).

1. Pengendalian secara vegetatif

• Sistem Terasiring Penerapan sistem terasiring yang ditanami oleh vegetasi untuk daerah dengan kemiringan sedang sampai terjal, selain dapat mencegah kejadian longsor, juga dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan cadangan sumber daya air.Contoh tanaman untuk terasiring adalah gliricidiae, lamtoro, johar, flamboyan, jambu mete, sonokeling, kemiri, cengkeh, petai, dan melinjo.

• Pola penanaman multistrata

Adaptasi dengan rancangan pola tanam multistrata mencakup hal-hal berikut:

− Kepadatan dan keragaman jenis tanaman tinggi untuk meningkatkan jaringan akar-akar yang kuat baik pada lapisan tanah atas maupun bawah;

− Penanaman tanaman dengan multistrata, atas, tengah, bawah, yang terdiri dari pepohonan, semak, rumput/penutup tanah, dengan jarak yang rapat;

− Pemilihan tanaman yang sistem perakaranya dalam, diselingi dengan tanaman-tanaman yang lebih pendek dan ringan, dan bagian dasar ditanami rumput.

− Membuat drainase tanah yang baik untuk menghindari terjadinya kejenuhan air pada tanah yang dapat memicu terjadinya tanah longsor.

− Perbaikan dan pemeliharaan drainase yang diperlukan untuk menjauhkan air dari lereng, menghindarkan air meresap ke dalam lereng, atau menguras air dalam lereng keluar lereng sehingga air jangan sampai tersumbat atau meresap ke dalam tanah agar stabilitas lereng tetap terjaga;

Page 16: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

11

− Pada wilayah yang tidak terlalu curam diberikan mulsa alami, kerikil atau pecahan batu pada area terbuka tanpa vegetasi untuk meningkatkan intersepsi air hujan, sekaligus mencegah erosi ringan;

Sumber: hortikultura.deptan.go.id

Gambar 17 Penanaman multistrata tanaman ubi jalar dan katuk, beluntas dan mangkokan, nanas dan gliricydeae

2. Pengendalian secara mekanik

• Saluran Pembuangan Air (SPA) pada saat curah tinggi dan mengubahnya menjadi Saluran Penampungan Air dan Tanah (SPAT) saat curah hujan rendah

PenampangMelintangTerasBangku (Sumber: Soil Conservation Handbook,1995 dlmPriyono, et al.

2002)

Sumber: http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/teras-2/

Sumber:http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/teras-2/ Gambar 18 Contoh teras bangku pada lahan rawan longsor yang dilengkapi dengan saluran air berupa

rorak mengikuti kontur, dan pada bagian tepi dibuat saluran air ke bawah dengan sistem buka tutup

Page 17: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

12

• Bangunan penahan material longsor

Sumber: http://cvaristonkupang.wordpress.com/2013/04/06/bronjong-penahan-longsor/; http://www.hdesignideas.com/2011_04_10_archive.html

Gambar 19 Struktur bangunan penahan material longsor

• Bangunan penguat tebing

Sumber: www.pustaka.pu.go.id

Gambar 20 Struktur bangunan penguat tebing

C. Antisipasi Penurunan Produksi Tanaman Pangan

Mengingat dampak signifikan perubahan iklim terhadap produksi tanaman pangan, perlu dilakukan upaya adaptasi yang dapat dilakukan antar lain melalui: • Pelaksanaan Diversifikasi Tanaman Pangan

Diversifikasi pangan atau penganekaragaman pangan non-beras adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan non-beras dengan prinsip gizi seimbang, dimana hal ini juga akan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Beberapa sumber pangan alternatif yang dapat dikembangkan yaitu jagung, sagu, singkong, dan ubi. Untuk mendukung upaya penganekaragaman pangan perlu digalakkan penanaman tanaman tersebut.

Page 18: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

13

Sumber: Dokumentasi Proklim, http://sugihtaniabadicv.blogspot.com/2012/06/, www.budidayaukm.blogspot.com

Gambar 21 Contoh jenis tanaman untuk diversifikasi: kacang panjang, ganyong, jagung dan sorgum

• Pengaturan Pola Tanam Merupakan pengolahan tanah dan penanaman tanaman pangan yang disesuaikan dengan pola iklim, yang akan tergantung dari tanda-tanda musim kemarau atau musim penghujan

Sumber: Dokumentasi Publik

Gambar 22 Contoh pengaturan pola tanam: pembuatan surjan dengan kombinasi padi, ikan, palawija, dan tanaman keras

• Penggunaan jenis varietas tanaman

Untuk mengantisipasi penurunan produksi akibat kekeringan, banjir dan kenaikan muka laut serta ingtrusi air laut, dikembangkan varietas tanaman yang tahan kondisi ektrim tersebut, seperti: - Varietas tahan kekeringan/banjir - Varietas tahan salinitas tinggi

Page 19: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

14

Sumber: http://www.whybiotech.com/?tag=climate-change Gambar 23 Penggunaan varietas toleran salinitas yang dikembangkan oleh IRRI

• Penggunaan pupuk organik Melakukan upaya pengendalian hama terpadu untuk mengendalikan populasi organisme pengganggu yang memanfaatkan berbagai teknik pengendalian dengan tetap memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi, dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum

Sumber: Dokumentasi Proklim

Gambar 24 Pupuk organik yang berasal dari pengolahan limbah organik dari hewan maupun tanaman

Sumber: http://hortichain.org/site/en/news/news/25-news/311-introduction-to-natural-pesticides.html

Gambar 25 Pestisida alami dari tanaman

Page 20: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

15

D. Antisipasi Dampak Kenaikan Muka Air Laut dan Peningkatan Frekuensi serta Intensitas Kondisi Ekstrim

Upaya untuk mengantisipasi dampak kenaikan muka air laut dan secara garis besar dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: 1. Penerapan Pengelolaan Kawasan Pesisir Terpadu (Intregrated Coastal Zone

Management)

Dilakukan melalui perencanaan dan zonasi yang lebih baik untuk kawasan pesisir, pembuatan undang-undang/peraturan untuk melindungi kawasan pesisir dan laut, serta penelitian dan pemantauan yang dapat dilakukan melalui antara lain: perbaikan tepi pantai, pembuatan atau pemulihan lahan basah pesisir, serta penanaman mangrove atau tumbuhan lain di pesisir.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 26 Penghijauan wilayah pesisir dan pelestarian mangrove

2. Melakukan intervensi teknologi (hard intervention)

• Infrastruktur Penahan Gelombang Membangun infrastruktur penahan gelombang atau pemecah ombak (sea walls), akan tetapi disamping memerlukan biaya tinggi, juga mempunyai efek samping yaitu memindahkan erosi dan sedimentasi.

Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 27 Struktur bangunan penahan ombak (sea wall)

Page 21: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

16

• Program Relokasi Pendekatan adaptasi dengan cara memindahkan bangunan/struktur (relokasi) yang terancam risiko dampak perubahan iklim, dengan menetapkan pengembangan daerah baru yang lebih aman. Pemindahan harus didahului dengan analisis dan perencanaan yang memadai. Teknologi yang bisa digunakan adalah Managed Reallignment Coastal Setbacks.

• Rekayasa Teknologi Lain Teknologi lain yang biasa digunakan antara lain beach nourishment, artificial sand dunes dan rehabilitasi dune, sea dikes, storm surge barrier dan dam tertutup serta land claim.

E. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Infrastruktur

Beberapa upaya adaptasi untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim pada bangunan atau infrastruktur dapat dilakukan antara lain:

• Desain bangunan yang adaptif Mengembangkan desain arsitektural bangunan yang dapat mengurangi dampak

banjir, tahan terhadap ancaman topan/badai/angin puting beliung (misalnya desain rumah panggung di daerah-daerah rawan banjir maupun di daerah pesisir yang rawan) atau desain rumah apung.

Sumber : Dokumentasi Proklim, http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/06/30/

Gambar 28 Contoh rancangan rumah panggung dan rumah apung

• Membangun Infrastruktur pada Lingkungan yang Tidak Rentan Membangun jalan dan jembatan dilakukan pada kawasan aman yang tidak rentan terhadap dampak banjir, kenaikan muka air laut dan bencana iklim lainnya sesuai rencana tata ruang wilayah

Page 22: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

17

Sumber :www.pasaraceh.net Gambar 29 Konstruksi jalan yang dibangun harus mempertimbangkan risiko

bencana terkait iklim

F. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya kenaikan suhu udara dapat menyebabkan distribusi vektor pembawa penyakit (misalnya nyamuk Anopheles dan Aedes aegepty serta lalat dan pinjal tikus) yang pada mulanya hanya ada di dataran rendah berpindah ke daerah pegunungan yang menjadi semakin hangat, sehingga potensi penyebaran penyakit malaria bertambah luas.Upaya pengendalian vektor penyakit terutama dilakukan untuk mengurangi kontak dengan manusia dan menekan jumlah populasi vektor sehingga tidak membahayakan kehidupan manusia. Hal ini dapat dilakukan melalui:

• Penggunaan Kelambu

Pengendalian penyebaran vektor penyakit melalui penggunaan kelambu sudah dikenal sejak jaman dulu untuk menghindari gigitan nyamuk pada saat tidur. Kelambu yang bisa digunakan terdiri dari berbagai macam jenis dan bahan

Sumber: http://blog.travelkota.com/

Gambar 30 Kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk

Page 23: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

18

• Fogging/pengasapan Pengasapan yang dilakukan untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk, terutama pada musim penghujan di lingkungan perumahan atau pemukiman, antara lain di bak mandi, tempat penyimpanan air yang terbuka, saluran air atau selokan dan tempat-tempat lain diindikasikan menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk

Sumber:www.cikarangonline.com

Gambar 31 Fogging atau penyemprotan di perumahan untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk

• Melakukan Gerakan 3M

a) MENGURAS bak mandi, tempat minum hewan peliharaan, pot/vas bunga, tandon air.

b) MENUTUP bak sampah, tandon air, bak air. c) MENGUBUR barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk,

misalnya kaleng bekas, botol bekas, dan lain-lain

Sumber: www.gresikkab.go.id Gambar 32 Upaya pencegahan perkembangbiakan nyamuk melalui gerakan 3M

Langkah yang dianggap paling efektif untuk mencegah berkembangnya vektor penyakit lebih efektif adalah dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

Page 24: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

19

Kegiatan ini cukup murah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat ataupun dilakukan sebagai bagian dari upaya gotong royong atau kerja bakti di lingkungan masyarakat.

• Mengembangkan rumah yang sehat dan ramah lingkungan. Rumah yang sehat dari sisi konstruksi bangunan, memiliki pondasi dan konstruksi yang cukup kuat dan aman untuk penghuni di dalamnya serta dibuat dari bahan bangunan yang tahan lama, mudah untuk dipelihara, terdapat jaringan listrik dan bersifat tahan api. Sedangkan dari sisi kesehatan mampu menunjang kondisi kesehatan tiap penghuninya. Contoh di tiap ruangan tersedia penerangan dan tidak lembab, terpenuhinya jaringan air bersih dan air minum, terdapat pembuangan sampah, salura air pembuangan air kotor/limbah rumah tangga dan sebagainya.

Sumber: 4referensiku.blogspot.com

Gambar 33 Contoh rumah sehat

• Penyediaan air bersih yang ramah lingkungan dan antisipatif terhadap perubahan iklim Ketersediaan air bersih juga dapat menjadi salah satu indikator meningkatnya kualitas hidup. Upaya yang bisa dilakukan untuk menyediakan air bersih yang terjangkau adalah dengan pembangunan fasilitas pengolah air minum yang memadai bagi warga masyarakat.

Sumber:Dokumentasi Proklim

Gambar 34 Penyediaan air bersih yang mudah dan terjangkau

Page 25: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

20

Memperbaiki Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan manusia. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat adalah sanitasi lingkungan, karena hal tersebut sangat terkait dengan kualitas kesehatan masyarakat secara umum.

Sanitasi yang kurang baik dapat mendorong berkembangnya vektor penyakit, terutama bila ditambahdengan kondisi cuaca yang kurang mendukung akibat perubahan iklim sehingga menyebabkan kerawanan gangguan kesehatan. Upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan sanitasi lingkungan adalah:

1. Pengelolaan air limbah, baik domestik ataupun limbah industri juga harus dilakukan untuk mencegah berkembangnya jentik-jentik nyamuk yang dapat makin berkembang seiring bertambahnya curah hujan dan meningkatnya suhu.

2. Revitalisasi saluran air karena selain dapat menjadi tempat tinggal bagi vektor penyakit, juga dapat memicu terjadinya banjir apabila tidak direvitalisasi.

3. Pengelolaan sampah yang baik melalui pengembangan teknologi pengelolaa sampah seperti pemilahan dan daur ulang sampah.

Sumber: http://www.reefcheck.or.id

• Penyediaan fasilitas toilet yang bersih dan memperbaiki sanitasi lingkungan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 35 Contoh toilet sederhana yang bersih dan sehat

Page 26: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

21

Sumber: http://www.reefcheck.or.id

Gambar 36 Perbaikan sanitasi masyarakat

• Menerapkan perilaku hidup sehat

Sumber: www.catatandoktermuslim.blogspot.com

Gambar 37 Beberapa contoh perilaku hidup sehat

• Memperbaiki kualitas hidup masyarakat Kualitas hidup masyarakat dapat dilihat dari kualitas kesehatan baik kualitas pemukiman dan sarana prasarana, serta kualitas dan kuantitas pangan

• Revitalisasi/perbaikan permukiman kumuh menjadi pemukiman yang sehat Pemukiman kumuh menjadi salah satu masalah, terutama di kota-kota besar. Kualitas kehidupan yang kurang memenuhi syarat kesehatan ditambah kondisi iklim yang dapat berubah secara ekstrim mendorong tingkat kesehatan masyarakat juga makin menurun. Berkurangnya lahan di perkotaan juga

Page 27: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

22

Saat ini banyak ditawarkan rumah atau perumahan yang bertemakan ramah lingkungan, namun untuk menjamin apakah rumah tersebut memang mempunyai konsep hijau dan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang makin menurun yang diperparah oleh adanya perubahan iklim perlu dicermati beberapa hal penting, yaitu: • Lokasi rumah harus bebas banjir di masa sekarang ataupun masa

mendatang. • Lokasi rumah harus jauh dari sumber polusi baik udara, air, energi listrik

maupun suara yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan di jangka panjang.

• Berada pada lingkungan yang hijau oleh pepohonan dan adanya kesesuaian topografi lahan dengan topografi alam sekitar.

• Desain rumah harus mampu menahan perubahan suhu yang ekstrim antara dingin dan panas, juga harus mampu menahan tingkat kelembaban yang cukup tinggi yang merupakan salah satu ciri negara tropis, misalnya dengan membuat ventilasi, jendela yang tepat sehingga memperlancar sirkulasi udara juga memberikan penerangan alami.

• Ketersediaan serta kualitas kelayakan air minum, baik yang bersumber dari PAM ataupun sumber air tanah.

Pengelolaan sampah yang benar akan membantu lingkungan rumah menjadi bersih dan bebas dari kondisi yang dapat memicu timbulnya penyakit seperti diare.

mendorong perubahan pola hunian dari melebar menjadi ke atas. Upaya revitalisasi dilakukan dengan membangun fasilitas pelayanan prasarana dan sarana air limbah, persampahan dan drainase di lingkungan permukiman untuk mencegah dan mengendalikan vektor sumber penyakit. Selain itu juga memindahkan kawasan permukiman kumuh dengan menyediakan rumah susun sewa yang sehat yang dapat diakses oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

• Mengembangkan system peringatan dini dan melaksanakan respon yang efektif akibat bencana dan kejadian luar biasa. Meningkatnya frekuensi bencana akibat perubahan iklim seperti banjir, angin topan, tanah longsor dapat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan masyarakat apabila penanganannya kurang tepat. Selain masalah penyakit yang timbul setelah kejadian bencana tersebut, masalah mental juga menjadi ancaman yang cukup serius. Sistem Peringatan Dini adalah serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam atau kebencanaan dengan tujuan untuk mengurangi risiko kerusakan dan kerugian yang akan diakibatkannya. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1361/2001 tentang Pedoman Sistem Peringan Dini di Daerah Potensi Bencana, dinyatakan bahwa Sistem Peringatan Dini merupakan mata rantai yang spesifik (hubungan yang kritis) antara tindakan – tindakan dalam kesiapsiagaan dengan kegiatan tanggap darurat. Tahapan alur informasi pada system peringatan dini adalah: 1. Sumber Informasi

Adanya ancaman atau bencana biasanya berasal dari sumber – sumber resmi atau tetap. Informasi bersumber dan disebarluaskan dari luar sumber yang resmiseperti penyiar radio amatir

2. Peringatan Dini − Sumber biasa, oleh petugas/penduduk yang terlibat dalam penanggulangan

krisis.

Page 28: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Page

23

− Sumber khusus yaitu Pusdalops/polisi atau petugas yang bertanggung jawab

3. Penyebarluasan Melalui penyuluhan, telepon/telex/fax, radio/TV

4. Penerimaan dan Pencatatan Penerimaan dan pencatatan dilakukan oleh pusat informasi

5. Peragaan/ekspose/display Menggunakan peta, papan peraga, proyeksi visual

6. Penilaian Tahap “ pemanfaatan informasi “ adalah melakukan periksa silang dengan informasi atau faktor – faktor yang lain. Kegiatan ini dilakukan baik secara individual maupun secara bersama – sama atau dalam suatu pertemuan

7. Pembuat keputusan Tahap Sistem Peringatan Dini yang cukup kritis adalah menterjemahkan Informasi kedalam keputusan untuk membuat kegiatan – kegiatan yang dapat dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat pelaksana dalam suatu kegiatan

8. Kegiatan − Statis yaitu dilakukan oleh petugas pendukung seperti pusat informasi − Dinamis yaitu pemantauan suatu kegiatan seperti survey, evakuasi,

pendayagunaan sumber daya, instruksi – instruksi kepada masyarakat

Adaptasi perubahan iklim bukan suatu hal yang baru, tetapi merupakan kegiatan ataupun tata cara dan teknologi yang sudah berkembang luas dan dilakukan oleh masyarakat, baik secara turun temurun sebagai sebuah budaya atau kebiasaan dalam masyarakat.

Dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan, proses adaptasi terhadap perubahan iklim dapat diintegrasikan ke dalam program pengelolaan lingkungan, tanpa perlu menyusun atau membuat program baru yang tentunya akan memakan waktu dan biaya. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan juga dapat diarahkan kepada suatu peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim. Dengan kapasitas adaptasi yang tinggi, maka tingkat keterpaparan dan sensitivitas masyarakat terhadap perubahan iklim dapat diantisipasi dan ditangani dengan baik.

Dengan disusunnya buku ini, diharapkan masyarakat dapat mengenal dan memahami dengan baik upaya-upaya praktis apa saja yang dapat dilakukan di tingkat masyarakat untuk menghadapi perubahan iklim.

PENUTUP

Page 29: PERUBAHAN IKLIM - adaptasi.menlh.go.idadaptasi.menlh.go.id/wp-content/uploads/2014/06/Best-Practices-API... · terjadinya perubahan iklim telah menimbulkan berbagai gangguan pada

Kontak :

Asisten Deputi Adaptasi Perubahan Iklim

Gd. B, Lt. 4

Jl. DI Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas

Jakarta Timur 13410

Telp/Fax: 021 85904934

Email: [email protected]

Situs: adaptasi.menlh.go.id