urgensi penanganan perubahan iklim

Upload: heri-prasetyo

Post on 05-Jul-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    1/24

    Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peranan pentingdalam negosiasi penanganan perubahan iklim global. Bagaimana posisiIndonesia? Presiden SBY pernah mengatakan upaya penanganan perubahan

    iklim merupakan agenda nasional bukan hanya agenda dunia. Terdapat beberapahal yang perlu dicatat dalam agenda penanganan perubahan iklim Indonesiapada masa pemerintahan SBY. Pertama, Presiden SBY telah membentuk DNPI

    Perpres !"#$%%&' yang bertugas sebagai koordinator pelaksana daripenanganan perubahan iklim di Indonesia serta sebagai pihak yang bertugasuntuk memperkuat posisi ta(ar Indonesia di )orum internasional mengenaiperubahan iklim. *edua, Indonesia telah merati+kasi Protokol *yoto pada tahun$%%! dan memiliki undang undang mengenai pengesahan Protokol *yoto --

    /#$%%!'. Dengan disahkannya -- /#$%%!, maka Indonesia secara hukum telahmendukung upaya pencapaian komitmen hukum negara ma0u dalam penurunanemisinya, terutama dengan ker0asama mitigasi yang dinamakan 1ekanismePembangunan Bersih 1PB'. *etiga, se0umlah kegiatan mitigasi perubahan iklimyang berasal dari Protokol *yoto maupun di luar Protokol *yoto telah diakomodirdengan se0umlah produk hukum nasional. 1isalnya, 1PB yang lahir dari Protokol*yoto, telah diatur dengan keputusan menteri *epmen 23 $%"#$%%4'. Selain itu,mekanisme di luar Protokol *yoto, seperti mekanisme pengurangan emisi yangberasal dari de)orestasi dan degradasi hutan 56DD plus' telah diatur olehse0umlah keppres, inpres dan permenhut antara lain oleh Permenhut "$%%&,Permenhut 7%#$%%8, *eppres 8#$% %, Inpres %#$% , dan *eppres $4#$% '.*eempat, pada tanggal $% September $% , Presiden SBY menandatanganiperpres mengenai rencana penurunan emisi gas rumah kaca secara nasional

    Perpres " #$% '. Perpres ini mengatur dengan detail target penurunan emisiper sektor secara nasional dan menginstruksikan agar pemerintah daerah untukmembuat hal yang serupa.

    Tidak hanya itu, pembentukan De(an Nasional Perubahan Iklim DNPI', 0ugamerupakan bukti komitmen pemerintah untuk serius dan cakap dalammenanggulangi perubahan iklim berikut dampak dampaknya. Sesuai dengandasar hukumnya, Peraturan Pemerintah No. !"#$%%&, DNPI bertugas untuk 9

    . 1erumuskan kebi0akan nasional, strategi, program dan kegiatanpengendalian perubahan iklim.

    $. 1engkoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas pengendalianperubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih teknologidan pendanaan.

    7. 1erumuskan kebi0akan pengaturan mekanisme dan tata caraperdagangan karbon.

    !. 1elaksanakan pemantauan dan e:aluasi implementasi kebi0akan tentangpengendalian perubahan iklim.

    4. 1emperkuat posisi Indonesia untuk mendorong negara negara ma0u untuklebih bertanggung0a(ab dalam pengendalian perubahan iklim.

    Dan untuk teknis pelaksanaannya, dibentuk kelompok kelompok ker0a, yaitu;

    . *elompok *er0a

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    2/24

    7. *elompok *er0a

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    3/24

    Sumber: Hasil analisis, 2011

    Terlepas dari dikeluarkannya serangkaian kebi0akan tersebut danmaraknya diskusi baik pada tingkat nasional maupun internasional' mengenaiperubahan ikim pada beberapa tahun terakhir, paradigma adaptasi dan mitigasiperubahan iklim sebagai bagian dari kegiatan pembangunan masih bersi)atsektoral dan parsial. Selain itu, pengarusutamaan isu perubahaan iklim 0ugamasih berada pada konteks perencanaan planning policy', dan belum sampaipada tahap implementasi policy action'. 3asil identi+kasi menun0ukkan bah(abelum ada petun0uk pelaksanaan ataupun petun0uk tenis dalam bentukPeraturan 1enteri yang dapat diadopsi oleh pemerintah daerah untukpelaksanaan mitigasi dan adaptasi, termasuk dalam tata cara pengukuran.

    Di dalam perencanaan pun, isu ini masih terbungkus dalam konteksekonomi, dan bukan konteks yang sebenarnya. Dikarenakan adanyaCselubung ekonomi ini, maka seringkali keterkaitan suatu sektor dengan isuperubahan iklim tidak terlihat, terutama 0ika berbicara pada le:el daerah. 3alinilah yang perlu men0adi bahan pertimbangan penyusunan kebi0akan di masa

    yang akan datang, bagaimana mengubah paradigma berpikir para stakeholdersterhadap isu ini. Perubahan iklim ini seyogyanya dapat dilihat sebagai peluangoleh pemerintah daerah untuk melakukan proses transisi dari pola pembangunanyang, mungkin, selama ini masih mengorbankan integritas lingkungan hidupkearah pembangunan yang berkelan0utan tanpa mena+kan potensi pertumbuhanekonomi serta pencapaian target target pembangunan lainnya terutama upayapeningkatan kese0ahteraan masyarakat. Paradigma baru terkait pembangunandan tatanan ekonomi yang rendah karbon lo( carbon economy' yangdilengkapi dengan penguatan sistem sistem pembangunan yang memilikiketahanan terhadap dampak perubahan iklim 0angka pan0ang harus men0adi cara

    pandang yang diadopsi oleh pemerintah daerah baik di le:el pusat maupun

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    4/24

    daerah. Diperlukan instrumen, termasuk regulasi, yang lebih kuat dan memadaiagar kegiatan mitigasi dan adaptasi dapat ber0alan sebagaimana seharusnya.

    3asil analisa terhadap kebi0akan adaptasi perubahan iklim yangdikeluarkan oleh pemerintah pusat menun0ukkan bah(a belum ditemukankebi0akan umum yang dapat men0adi dokumen acuan bagi kementerian#lembaga

    di tingkat pusat serta instansi di daerah. Ealaupun adaptasi di setiap daerahakan berbeda beda, tergantung pada bahaya kerentanan kapasitas daerah itusendiri; namun tetap diperlukan acuan bagi daerah sebagai pedomanpenyusunan strategi adaptasi yang sesuai.

    Dalam melakukan ka0ian kebi0akan terkait mitigasi perubahan iklim,digunakanlah 5encana

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    5/24

    kebi0akan mitigasi dan adaptasi. Pada bagian kebi0akan mitigasi akan di0elaskanupaya Pemerintah dalam mengurangi sumber emisi dari sektor sektor dalam 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    6/24

    $ekt)r

    !en(anaPenurunan Emisi

    *Giga t)n / ' e+ !en(ana AksiK.L

    Pelaksana

    '0 21

    Kehuta-nandanLahanGambut

    3405' 143,6 Pengendalian kebakaran hutan danlahan, Pengelolaan sistem 0aringandan tata air, 5ehabilitasi hutan danlahan, 3TI, 35. Pemberantasanillegal logging, Pencegahande)orestasi, Pemberdayaanmasyarakat.

    *emenhut,*23,*emen.P-,*ementan

    Limbah

    34327 34357 Pembangunan TP

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    7/24

    optimal dari 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    8/24

    Di dalam Perpresnya sendiri disebutkan bah(a dengan meru0uk pada 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    9/24

    yang ditetapkan dalam 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    10/24

    pengelolaan isu perubahan iklim di tingkat daerah, sehingga diharapkanpendekatan yang digunakan dalam pengelolaan isu ini tidak akan lagi bersi)atparsial, melainkan holistik. *eberadaan dan operasionalisasi institusi ini akanmen0adi suatu indikasi komitmen daerah untuk berperan akti) dalam isuperubahan iklim.

    Namun di beberapa daerah, langkah ini akan sulit untuk dilakukan,terutama berkaitan dengan isu pendanaan. -ntuk kondisi ini, bisa diambillangkah berupa penyesuaian 0alur koordinasi serta tupoksi dari dan diantaralembaga lembaga yang sudah ada, sehingga pada akhirnya akan tetap ada satuleading sector yang akan berperan dalam mensinergiskan danmengkoordinasikan isu dan kegiatan perubahan iklim di daerah tersebut.

    Di beberapa pro:insi yang telah memiliki De(an Daerah Perubahan IklimDDPI' seperti *alteng dan *altim, diperlukan penegasan di segi struktural;

    misalnya di dalam hal pembagian peran, tanggung 0a(ab dan otoritas dari DDPI.Selain itu, diperlukan 0uga mekanisme yang 0elas untuk alur sistem koordinasi. Di

    pro:insi lain seperti *albar dan *alsel yang belum memiliki suatu lembaga yangkhusus menangani isu perubahan iklim selayaknya DDPI, perlu dirumuskanmekanisme yang tepat guna dari segi kelembagaannya.

    Perumusan kelembagaan ini 0uga harus mempertimbangkan prosespengintegrasian dan pengadopsian isu perubahan iklim ke dalam strategipembangunan daerah selayaknya isu pembangunan lain seperti pertumbuhanekonomi dan pengentasan kemiskinan. 1aka dari itu, perumusan mekanismekelembagaan 0uga perlu dilengkapi dengan instrumen yang 0elas dalammengarusutamakan isu perubahan iklim tersebut dalam rencana pembangunan.

    Selain itu, untuk memastikan operasionalisasi kelembagaan serta kegiatanmitigasi dan adaptasi perubahan iklim dapat ber0alan dengan optimal, diperlukanpenyusunan kebi0akan teknis berupa standardisasi pelayanan pemerintah baikpusat maupun daerah' yang mampu menun0ukkan kiner0a pengelolaan adaptasidan mitigasi perubahan iklim. *eberadaan regulasi ini akan membantu prosescapacity building pemerintah daerah dalam men0alankan upaya mitigasi danadaptasi agar dapat ber0alan lebih e)ekti) dan optimal. Dengan adanyastandardisasi ini, diharapkan kno(ledge gap antara tingkat pusat dan daerahtidak akan terlalu 0auh, sehingga proses trans)er ilmu pengetahuan dankoordinasi kegiatan terkait isu perubahan iklim akan men0adi lebih lancar.

    Gap Pr)gramPr)gram Kementerian.Lembaga terkait %itigasi Perubahan Iklim

    Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi :isi Indonesia untukmen0adi masyarakat mandiri dan madani yang yang dapat tetap memberikan

    0aminan terhadap keberlan0utan ketersediaan sumber daya alam dan kelestarianlingkungan, di saat yang bersamaan 0uga menge0ar pencapaian targetpertumbuhan dan kese0ahteraan sosial ekonomi yang setara dan demokratis.

    . Bidang PertanianDi Indonesia, sektor pertanian adalah salah sektor yang merasakan

    dampak secara nyata dari )enomena perubahan iklim. Aenomena )enomenaseperti ban0ir 5@B, kekeringan dan intrusi air laut yang melanda areal pertanian

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    11/24

    meyebabkan penurunan produkti:itas areal pertanian tersebut. Dalam 4 tahunterakhir rata rata luas lahan sa(ah yang terkena ban0ir dan kekeringan masingmasing sebesar $8./!7 3a terkena ban0ir .%!7 3a diantaranya puso karenaban0ir' dan &$.!/$ 3a terkena kekeringan &.!8/ 3a diantaranya puso karenakekeringan'. *ondisi ini kecenderungannya akan terus meningkat pada tahuntahun ke depan.

    Sampai se0auh ini, sektor pertanian masih merupakan salah satupenyumbang terbesar pendapatan negara. Selain itu, sektor pertanian 0ugamemainkan peranan penting dalam akti:itas perekonomian Indonesia, karenamayoritas penduduk Indonesia masih menggantungkan kehidupanya pada sektorpertanian. @leh karena itu, upaya untuk memelihara dan meningkatkankontribusi sektor pertanian bagi perekonomian Indonesia dengan tetap berusahameminimalisir dampak perubahan iklim merupakan cara yang e)ekti) dalammeningkatkan keberlan0utan perekonomian Indonesia.

    Namun disamping men0adi salah satu sektor yang terkena dampak

    perubahan iklim, pertanian 0uga salah satu sektor yang turut andil dalam)enomena perubahan iklim ini. Sektor pertanian disinyalir sebagai salah satusumber emisi gas rumah kaca, terutama metana. 2uas sa(ah di Indonesia yanglebih dari %,8 0uta hektar diduga memberi kontribusi sekitar dari total globalmetana Setyanto, $%%"'. Fika total metana diduga berbanding lurus dengantotal produksi padi maka setiap usaha peningkatan produksi padi harus dibayardengan kerusakan lingkungan berupa meningkatnya emisi metana. *ontribusimetana pada pemanasan global berlipat ganda dibandingkan gas gas rumahkaca lainnya. 1etana mempunyai kapasitas pemanasan global $ kali lebihbesar dari karbon dioksida. Berdasarkan hasil salah satu penelitian, emisi metan

    dari tanah sa(ah di Indonesia mencapai ! dari total emisi =5* yang berasaldari sektor energi Setyanto et al., $%%%'. Perhitungan tersebut didasarkan padaasumsi9

    a' la0u emisi metan sebesar ./ 0uta ton per tahunb' potensi terhadap pemanasan global dari metan $% kali lipat dibandingkan

    karbondioksida, dan sumber emisi karbondioksida dari sektor energisekitar $4% 0uta ton per tahun.Produksi pangan yang lebih tinggi denganharga yang ter0angkau konsumen dan menguntungkan petani dengantanpa mengorbankan keberlan0utan )ungsi sumberdaya alam danlingkungan merupakan issue utama pembangunan pertanian di seluruhdunia, khususnya di negara negara berkembang dan sedang berkembangseperti Indonesia. @leh karena itu, upaya adaptasi dan peningkatanproduksi beras harus tetap diiringi dengan upaya untuk menurunkan emisimetan dari tanah sa(ah mitigasi' untuk mencapai pemantapanketahanan pangan nasional dan peningkatan produksi pertanian denganemisi =5* yang rendah merupakan kebikanan yang krusial bagi sektorpertanian di Indonesia.Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap 5ancangan 5enstra

    *ementrian Pertanian periode $% % $% ! dapat diidenti+kasi beberapa programkegiatan yang sekiranya se0alan dengan :isi tersebut. Berikut diba(ah ini akandi0abarkan lebih 0elas terkait rele:ansi dari setiap program kegiatan tersebut.

    a. Program Peningkatan Produksi, Produkti:itas dan 1utu Tanaman Pangan -ntuk1encapai S(asembada dan S(asembada Berkelan0utan

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    12/24

    Penyaluran subsidi benih tanaman pangan Prioritas Nasional danBidang'Pengelolaan sistem penyediaan dan penga(asan sarana produksitanaman pangan Prioritas Bidang'Penyaluran pupuk bersubsidi Prioritas Nasional dan Bidang'

    b. Program Peningkatan Produksi, Produkti:itas dan 1utu Produk Tanaman3ortikultura Berkelan0utan

    c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana PertanianPerluasan areal pertanian Prioritas Nasional dan Bidang'Pengelolaan air untuk pertanian Prioritas Nasional dan Bidang'9

    Tersedianya unit' pengembangan sumber air alternati) skala kecilmelalui irigasi pedesaan, pengembangan sumber air tanah,

    pompanisasi air permukaan' yang ber)ungsi. Disamping itu *ementrianPeker0aan -mum 0uga memiliki *ebi0akan Pendayagunaan sumberdaya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi di)okuskan pada

    upaya peningkatan )ungsi 0aringan irigasi yang sudah dibangun tapibelum ber)ungsi, rehabilitasi pada areal irigasi ber)ungsi yangmengalami kerusakan, dan peningkatan kiner0a operasi danpemeliharaan terangkum dalam program pengelolaan sumber daya airle(at kegiatan Penyelenggaraan Penerapan *ebi0akan, PembinaanPerencanaan, Pelaksanaan dan Pembinaan @perasi dan Pemeliharaan

    @ dan P' Bidang Irigasi, Penyediaan

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    13/24

    Pengembangan integrasi ternak dan tanaman melalui pengelolaankotoran ternak padat L cair' men0adi pupuk organik dan pengolahanlimbah tanaman untuk ternak terutama di sentra perkebunan,tanaman pangan dan holti kulture klp'Peman)aatan limbah kotoran ternak sebagai bahan baku pembuatanpupuk organik ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Dari sisipetani, mereka mendapat sumber pupuk alternati) yang berpotensilebih ekonomis. Bagi peternak sendiri, dapat membantu merekamenanggulangi permasalahan dalam pengolahan limbah kotoranternak.

    $. Bidang *ehutanan dan 2ahan =ambutDalam studi yang dilakukan oleh DNPI diperoleh kesimpulan bah(a pada

    tahun $%%4 Indonesia berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca dunia

    sebesar 4 , dan diproyeksikan akan meningkat secara signi+kan pada tahun$%$% dan $%7% . Sumber emisi terbesar adalah 2and -se, 2and -se hange andAorestry 2-2- A' dan lahan gambut, yaitu sebesar " % =t @$e dari total emisi$,%4$ =t @$e pada tahun $%%4. Dengan praktek Business

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    14/24

    hektar saat ini berada di ba(ah i0in konsesi hutan. *a(asan hutan, padakenyataannya tidak hanya terletak di dalam ka(asan hutan yang ditun0uk,melainkan 0uga di dalam ka(asan hutan yang tidak ditun0uk, yang kebanyakanmerupakan lahan yang dimiliki pri:at. Sekitar & 0uta ka(asan hutan berada padakategori ini. Fika 0umlah ini ditambahkan dengan ka(asan hutan dalam ka(asanhutan yang ditun0uk, dan diasumsikan bah(a $4 dari 2@< berada dalam kondisibagus, maka Indonesia kurang lebih memiliki "4 0uta ka(asan hutan.

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    15/24

    Sektor energi men0adi salah satu sektor prioritas dalam upaya Indonesiamenurunkan emsisi =5*nya. 3al tersebut tidak mengherankan mengingat dariaspek pemakaian energi primer di Indonesia, suplai terbesar masih didominasipemakaian minyak bumi, yang diikuti dengan peman)aatan biomass dan gasalam. Berdasarkan data *ementrian 6SD1 dalam 3andbook o) 6nergi and6conomic Statisticnya, proporsi pemakaian minyak bumi sebagai energi primerdi Indonesia berkisar !7.4 di tahun $%%% sebelum turun men0adi 74.7 di$%%&. Signi+kan peningkatan kontribursi ter0adi pada batu bara, dimana ter0adipeningkatan peman)aatan komoditas ini dari nilai 87.& Triliun B@6 Barrel o) @il6 ui:alen' pada tahun $%%% men0adi 7$$.8 Triliun B@6 pada tahun $%%&. =asalam dan geothermal mengalami peningkatan proporsi peman)aatan yang cukupsigni+kan pada periode yang sama yaitu berkisar $ dan ! secara berturutturut.

    Sedangkan dari sektor peman)aatan energi akhir dari re)erensi yang samadiketahui bah(a bahan bakar minyak dan biomasa men0adi dua komponen

    dengan proporsi tertinggi. Peman)aatan bahan bakar minyak ,meningkat dari7 4.7 1ilyar B@6 pada tahun $%%% hingga mencapai 7 $.$ Triliun Bo6 oadatahun $%%&. Ealau masih memiliki proporsi cukup besar, peman)aatan biomasasendiri mengalami penurunan men0adi $/ pada tahun $%%& dimanasebelumnya mencapai 74 di tahun $%%%. Penurunan proporsi biomasa inidipercaya karena meningkatnya akses kepada bentuk energi modern bagimasyarakat pedesaan. *omponen penting lain dari sektor energi +nal adalahsumber daya listrik. *onsumsi listrik di Indonesia mengalami peningkatansebesar ".7 per tahunnya pada periode $%%% $%%& dengan proporsi pemakaiantertinggi pada sektor rumah tangga dan industri.

    Beradasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pelangi Indonesia diprediksi 0ika tidak ada upaya yang signi+kan dalam konser:asi energi, sektor penggunaanenergi sendiri demand side' akan berkontribusi setidaknya sebesar !$& 1T @$epada tahun $%7% dengan rasio peningkatan emisi sebersar 4./ per tahun padaperiode $%%/ $%7%. Sektor pengemisi terbesar diduduki oles sektor transportasidan indsutri, diikuti oleh sektor pemukiman.

    1elihat kecenderungan tersebut, sektor energi di Indonesia bisa men0adisangat potensial kontribusinya didalam upaya penanggulangan oerubahan iklimle(at upaya reduksi emisi =5* disektor spesi+k ini. *lasi+kasi kegiatan mitigasidari sektor energi dapat diklasi+kasikan secara umum kedalam dua kelompokyaitu pengembangan energi baru terbarukan serta konser:asi dan penghematanenergi. Di Indonesia sendiri, kendali kebi0akan sektor energi diba(ah *ementrian6SD1.Berdasarkan ka0ian terhadap renstra kementrian 6SD1, diidenti+kasibeberapa program secara general yang terkait dengan upaya mitigas perubahaniklim di sektor energi, antara lain9

    Program pengelolaan listrik dan peman)aatan energiProgram pembinaan dan pengusahaan mineral, batubara, panas bumidan air tanahProgram penelitian, mitigasi dan pelayanan geologiProgram penelitian dan pengembangan 6SD1

    Pada *ementrian 6SD1, program program yang terkait isu energi baru

    terbarukan dan konser:asi energi berada di ba(ah tanggung 0a(ab Direktorat Fenderal 6nergi Baru Terbarukan dan *onser:asi 6nergi 6BT*6'.

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    16/24

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    17/24

    Sumber lain dari energi baru dan terbarukan khusunya biomas, tenagaair, tenaga usrya dan tenaga angin men0adi lebih dari 4

    ontoh sumber energi yang akan dikembangkan9 panas bumi, tenaga air,bioenergi, angin, surya, serta gelombang laut. telah dilakukan analisa potensisumber daya energi tersebut'

    Disamping men0abarkan terkait target komposisi energi miO Indonesia padatahun $%$4, Peraturan Presiden ini 0uga menetapkan target penguranganintensitas energi energi intencity' men0adi lebih kecil dari satu persen '.Dengan begitu peraturan ini mendukung kebi0akan sebelumnya diba(ah5encana Induk*onser:asi 6nergi Nasional 5I*6N' yang 0uga menargetkanpengurangan intensitas energi men0adi lebih kecil dari pada tahun $%$4.Pemenuhan target dari kedua kebi0akan ytersebut melalui upaya di:ersi:ikasiserta konser:asi energi.

    Peraturan Presiden No./ Tahun $%%" 0uga memandatkat implementasiProgram )ast track %.%%%%1E periode kedua memberdayakan secara optimal

    sumber daya energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi pembangkitnya

    c. Penerapan Teknologi Aosil *arbon 5endahPeraturan Presiden No. / Tahun $%%" 0uga men0abarkan mandate

    pengimplementasian Program )ast track %.%%%%1E periode pertama denganpengembangan pembangkit berbasis batu bara, disamping target di:ersi:ikasienergi Indonesia 0uga meamanahkan peningkatan peman)aatan batu barasebagai sumber energi primer.

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    18/24

    *ehilangan kompensasi untuk 4 % tahunPembebasan pengenaan Pa0ak Pertambahan Nilai PPN' untuk barangmodal seperti mesin dan peralatan kecuali suku cadangPembebasan pa0ak impor untuk mesin, peralatan dan bahan konstruksi

    $' Insenti) +skal untuk pengembangan 6BT

    7' Pricing 6BT Aeed in TariH#AIT'!' 5ene(able Port)olio Standard 5PS'Sektor energi di Indonesia diba(ah koordinasi *ementrian 6SD1 dalam hal

    ini menyatakan komitmenya untuk berkontribusi daplam upaya penanggulanganperubahan iklim. *omitmen ini tidak sekedar dalam bentuk pencapaian targetpengurangan emisis seperti yang diamanahkan didalam 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    19/24

    4' Penggunaan =as

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    20/24

    Pengembangan 0alur kereta apiSelain dari *ementerian Perhubungan, bidang ini 0uga berada di ba(ah

    tanggung 0a(ab *ementerian Peker0aan -mum, terutama yang berkaitan denganpembangunan in)rastruktur 0alan. Dalam kaitannya dengan 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    21/24

    menerapkan 0oint program, misalnya sa0a untuk kegiatan pelatihan 6nergi1anager. Inisati) 56AA Burn diba(ah koordinasi *ementrian 6SD1 diharapkandapat mengatasi permasalahan terkait penintegrasian inisiati) inisati) terkaitkonser:asi energi yang sudah dan akan dilakukan oleh beragam aktor yang ada.

    e. Bidang Pengelolaan 2imbahDalam kaitannya dengan emisi =5*, sistem pengelolaan limbah yang

    memadai dapat ber)ungsi untuk menurunkan emisi =5* dengan caramenurunkan konsentrasi 3! yang dilepaskan ke atmos)er. 3! sendiriterbentuk sebagai hasil sampingan proses degradasi bahan organik yangterkandung di dalam limbah padat dan air limbah. -paya mitigasi di bidang inidapat di)okuskan pada reduksi timbulan limbah padat, optimalisasi pengelolaanair limbah dan limbah padat serta peningkatan nilai tambah limbah padat.

    Di dalam 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    22/24

    Pengembangan in)rastruktur air limbah dengan sistem on site dan oHsite. Di dalam 5enstra *ementerian P- 0uga tercantum daerah daerahyang men0adi target untuk pelaksanaan kegiatan ini-paya peningkatan pengelolan TP< dan sampah terpadu melaluipenyediaan in)rastruktur persampahan, )asilitasi pengelolaanpersampahan dan )asilitasi pengurangan sampah upaya 75'. *egiatanini ditargetkan untuk dilaksanakan di seluruh pro:insi.Penurunan :olume sampah melalui program 75 di kota besar danmetropolitan

    Satu rencana aksi di dalam 5

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    23/24

    "' 1enggunakan teknologi dalam pengolahan data, mana0emen data, analisisdata dan diseminasi data khususnya dalam penerapannya dengan datageospasial.

    /' 1enganalis data dan in)ormasi kegiatan adaptasi dan mitigasi terkaitperubahan iklim.

    &' 1elakukan :alidasi dan :eri+kasi data dan in)ormasi dari hasil analisdengan sur:ey ground check truthing secara teratur untuk kepentinganpara pembuat keputusan di le:el nasional regional lokal#daerah.

    8' Beker0asama dengan seluruh stakeholder terkait dengan kelembagaan 15>dalam memberikan arahan, tuntunan dan rekomendasi pelaksanan 15>.

    %' 1embuat laporan yang sistematis, komprehensi:e dan rutin, untukmelihat keberlan0utan pelaksanaan kegiatan dan mempresentasikannyadengan 0elas.

    ' 1ematuhi *erangka , tidak hanya kapasitas SD1 tetapi 0uga 0ugadibantu dengan in)rastrukturnya, yaitu alat dan teknologi yang digunakan dalampengolahan data, mana0emen data, analisis data dan diseminasi data, meliputi9

    ' =PS#teodolit sebagai alat pengukuran :alidasi dan sur:ey ground check,dari hasil pengolahan data.

    $' So)t(are dan hard(are dengan spesi+kasi tertentu terutama data

    geospasial.7' Ser:er sebagai data(arehouse, basis data yang nantinya salingterhubungkan dengan data(arehouse IDSN, yang nantinya terkait dengandata(arehouse dari stakeholder 0e0aring IDSN yaitu FDSD di*abupaten#*ota.

    !' Printer, Scanner dan lainnya sebagai alat pembantu dalam pelaporan.

    Dalam hal penguatan kapasitas kelembagaan yang perlu dilakukan agarSD1 kelembagaan 15> memiliki pengetahuan, keahlian yang memadai yangmengetahui perkembangan perubahan iklim yang ter0adi secara nasionalregional lokal#daerah yaitu melalui 9

    ' 1engikuti pendidikan dan pelatihan#diklat teknis terkait dengan perubahaniklim sebagai contoh koordinasi antar lembaga pusat L daerah,stakeholders dalam negeri dan luar negeri'

    $' 1engikuti pelatihan menggunakan teknologi so)t(are' untuk pengolahandata, mana0emen data, analisis data dan diseminasi data geospasialmeliputi integrasi in)rastruktur 0aringan +sik, optimalisasi in)rastrukturin)ormasi dan aplikasi, meningkatkan sinergi dengan pihak pihak terkaitserta mendorong penggunaan perangkat lunak berlisensi atau opensource.

    7' Pengembangan Aorum *omunikasi sebagai langkah lan0ut kesepakatanpendidikan dan pelatihan adanya mailinglist )orum yang concern terhadap

    perubahan iklim'.

  • 8/15/2019 Urgensi Penanganan Perubahan Iklim

    24/24

    !' 1engikuti undangan undangan (orkshop#seminar yang diselenggarakanoleh pusat atau daerah.

    Penerapan Tekn)l)gi Penginderaan "auh Untuk %endukung

    $istem %!; Teknologi penginderaan 0auh untuk mendukung kyoto protocol dalam

    konteks 2-2- A dari D1 lean De:elopment 1echanism', ada 4 hal pentingterkait dengan studi 2-2- A antara lain adalah perlunya9

    ' Penyediaan obser:asi yang sistematik terhadap penggunaan lahan.$' Penyediaan dukungan terhadap penetapan cadangan carbon tahun 88%.7' Deteksi dan kuanti+aski secara spasial dari perubahan tutupan lahan.!' *uanti+kasi cadangan biomasa tanah dan )aktor yang mempengaruhi

    perubahannya.4' Pemetaan dan pemantauan sumber antropogenik 3!.

    International Society )or Photogrammetry and 5emote Sensing ISP5S' dan-ni:ersity o) 1ichigan 1I, -S