pertumbuhan sekunder batang

21
MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN PERTUMBUHAN SEKUNDER DAN ANOMALI PADA BATANG Di Susun Oleh: 1. Erlin Winarni (4401411089) 2. Arinta Priliana P (4401411112) Rombel 4

Upload: erlin-winarnii

Post on 28-Dec-2015

426 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

batang

TRANSCRIPT

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN

PERTUMBUHAN SEKUNDER

DAN ANOMALI PADA BATANG

Di Susun Oleh:

1. Erlin Winarni (4401411089)

2. Arinta Priliana P (4401411112)

Rombel 4

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

BAB IPENDAHULUAN

Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta

kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu

tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :

1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai

bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.

2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada

buku-buku inilah terdapat daun.

3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau

heliotrop)

4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa

batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan,

kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,

misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERTUMBUHAN SEKUNDER BATANG

Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium

pembuluh yang membelah secara terus –menerus sehingga jumlahnya meningkat.

Sebagian besar tumbuhan pembuluh mengalami pertumbuhan sekunder, yang

meningkatkan diameter dan panjangnya. Tubuh sekunder tumbuhan terdiri dari

jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder diameter. Dua meristem

lateral yang berfungsi dari pertumbuhan sekunder yaitu: kambium pembuluh yang

menghasilkan xilem sekunder (kayu) dan floem, serta kambium gabus, yang

menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang mengantikan epidermis pada batang

dan akar. Pertumbuhan sekunder terjadi pada semua gimnosperma. Pada angiosperma,

pertumbuhan pada sekunder berlangsung pada sebagin besar spesies dikotil tetapi

jarang spesies monokotil.

Jaringan yang terbentuk selama pertumbuhan sekunder disebut jaringan

sekunder. Jaringan sekunder ada 2 tipe, yaitu jaringan vascular yang berkembang dari

kambium, dan jaringan gabus serta feloderma yang dibentuk oleh felogen atau

kambium gabus. Cambium yang terdapat diantara xylem dan floem disebut cambium

pembuluh(vaskuler). Sementara, cambium yang terdapat pada berkas pengangkut

disebut cambium antar pembuluh(intervaskuler).

Cambium mengadakan dilatasi,yaitu pembelahan dengan cepat kearah

membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Kearah dalam

cambium membentuk xylem sekunder, sedangkan kearah luar membentuk floem

sekunder

Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder terjadi secara bersama pada

bagian batang yang berbeda-beda. Pada saat meristem apikal memanjangkan batang

dengan cara memnghasilakan jaringan primer, termasuk xilem dan floem primer

dalam bentuk berkas pembuluh, pertumbuhan sekunder mulai semakin jauh di bawah

tunas. Pertambahan jaringan pembuluh sekunder mengubah bentuk bagian yang lebih

tua pada suatu batang.

Setelah meristem apikal memanjangkan suatu tunas, tubuh primer tumbuhan

tunas muda membuat perubahan dari pertumbuhan primer ke pertunbuhna sekunder

dengan membentuk kambium pembuluh dari sel-sel parenkima yang mampu merubah

sel-sel itu menjadi meristematik kembali. Meristem ini terbentuk dalam suatu lapisan

antara xilem primer dan floem primer dari masing-masing berkas pembuluh dan

dalam lempemgan jaringan dasar di antara berkas. Pita-pita meristematik di dalam

berkas dan lempengan pembuluh menyatu membentuk kambium pembuluh sebagai

suatu silinder kontinu yang tersusun dari sel-sel yang membelah  di sekitar xilem

primer dan empelur batang. Lempengan jaringan xilem dan floem, yang sebagian

besar terdiri dari paremkim, berfungsi sebagai sarana sistem transpor radial air dan

nutrien di dalam suatu batang berkayu, serta untuk menyimpan pati dan cadangan

makanan lainnya. Sementara pertumbuhan sekunder barjalan terus-menerus selama

bertahun-tahun, lapisan demi lapisan xilem sekunder akan terakumulasi membentuk

kayu. Kayu sebagian besar terdiri dari trakeid, unusur pembuluh (pada angiosperma),

dan serat. Sel-sel ini, mati pada kematangan fungsional dan memiliki dinding tebal

berlignin yang memberi kekerasan dan kekutan pada kayu.

Cambium biasanya terdiri dari 2 tipe:

1. sel inisial menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing.

Misalnya pada batang Sequoia sempervires yang tua

2. sel inisial bersinar, yang selnya banyak dan lebih kecil dari inisial

menggelendong

Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang

muda. Unsur yang berorientasi memanjang kedalam organ, seperti unsur trakea,

serabut, parenkim xylem, floem dan unsur lapisan berkembang dari sel inisial

menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam organ yang berkembang dari

sel inisial jari-jari.

Pada Gymnospermae,bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak

pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder.

Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada batang yang masih

muda, titik tumbuh kecil, tapi semakin lama akan semakin meluas sehingga batang

Monocotyledoneae juga dapat mengalami perbesaran,misalnya pada tumbuhan

Palmae. Jadi pembesaran tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekunder,tapi

disebabkan karena melebarnya titik tumbuh.

Batang Dikotil

Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem primer juga terdapat

jaringan meristem sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada jaringan meristem

sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah sebagai

perlindungan pada pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan

menjadi bertambah besar ukurannya. Contoh tumbuhan yang melakukan pertumbuhan

sekunder adalah pohon jati. Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada

jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium

vasis, kambium ini dapat tumbuh dengan arah yang berlawanan, yaitu yang tumbuh

ke arah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh kearah dalam akan membentuk

floem. Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berada di antara

kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang

disebut kambium intervaskuler.

Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan tersambung dengan

kambium intravaskuler yang membentuk suatu lingkaran konsentris, bentuk lingkaran

konsentris pada tumbuhan dikotil sering disebut dengan lingkaran tahun. Contoh

batang tumbuhan dikotil yang mempunyai lingkaran tahun adalah pohon jati.

Bagaimanakah proses terjadinya lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil seperti pohon

jati? Lingkaran tahun pada pohon jati terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan

sekunder (kambium gabus) yang berlangsung/berjalan tidak sepanjang tahun.

Pertumbuhan sekunder berlangsung hanya pada musim penghujan karena pada musim

penghujan kebutuhan air dan unsur hara cukup banyak tersedia untuk pertumbuhan

tanaman tersebut, dengan proses pertumbuhan seperti ini akan terbentuk suatu

lingkaran yang disebut lingkaran tahun.

Pada umumnya tumbuhan dikotil seperti pohon jati memiliki kulit batang

pecah-pecah atau rusak. Mengapa kulit batang tumbuhan dikotil seperti pohon jati

tampak pecah-pecah atau rusak? Kulit batang jati mengalami pecahpecah, karena

adanya aktivitas kambium yang membentuk jaringan xilem dan floem lebih cepat dari

pertumbuhan kulit, sehingga akan mengakibatkan jaringan kulit paling luar seperti

epidermis dan korteks menjadi rusak atau pecah-pecah. Untuk mencegah terjadinya

kerusakan kulit terluarnya lebih lanjut, maka jaringan yang berada di sebelah dalam

kulit membentuk jaringan pelindung dari kerusakan berupa kambium gabus atau

felogen. Felogen membentuk jaringan yang tumbuh ke arah dalam disebut feloderm

yang selselnya hidup sedangkan jaringan yang tumbuh ke arah luar disebut felem yang

sel-selnya mati. Sebenarnya apakah fungsi dari felogen itu? Felogen berfungsi sebagai

pelindung dari kerusakan sel-sel jaringan bagian dalam yang berada di bawah kulit.

Kerusakan dapat terjadi karena banyaknya ruang terbuka yang menyebabkan air dan

oksigen keluar masuk secara bebas.

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

a. Epidermis

Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar

sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang

mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan

gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

b. Korteks

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel,

yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke

dalam tersusun atas jaringan parenkim.

c. Endodermis

Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,

merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan

Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis

tumbuhan Gymnospermae.

d. Stele/ Silinder Pusat

Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut

perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral

yang artinya xilem dan floem.

Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan

menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat

hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga

pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis

menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut

dinamakan Lingkaran Tahun.

Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara

korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh

yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem

tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan

batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi

pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat

mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang

(Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

Jaringan Gabus

Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus.

Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen

dan terletak disebelah bawah dari jaringan epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk

ke arah dalam disebut feloderm yang merupakan sel-sel hidup, sedangkan sel gabus

yang dibentuk ke arah luar disebut felem dan merupakan sel-sel mati, dengan bentuk

sel kotak, dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, serta bersifat

impermeabel (tidak tembus air ).

Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak

kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil,

jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan

gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa

sel-sel mati yang disebut felem.

B. ANOMALI PADA BATANG

Kebanyakan tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi beberapa

tumbuhan mempunyai struktur yang menyimpang. Penyimpangan struktur ini

dinamakan anomaly. Pada tumbuhan bebrbiji tertutup banyak ditemukan berbagai

macam anomaly. Anomaly berasal dari peristiwa seperti berikut.

1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil.

a. Posisi cambium yang abnormal.

b. Aktivitas abnormal dari cambium yang posisinya normal,

c. Pembentukan cambium asesoris dari aktivitasnya.

d. Cambium di luat stele.

e. Floem diantara xylem.

2. Xylem yang tidak mempunyai trakea.

3. Berkas vaskuler tersebar pada tumbuhan dikotil.

4. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus.

5. Kehadiran berkas vascular meduler.

6. Berkas vaskuler yang terdapat pada korteks.

7. Kehadiran floem intraxilar.

8. Berkas vascular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil.

9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.

1. Pertumbuhan Sekunder yang Tidak Normal pada Tumbuhan Dikotil

Beberapa tumbuhan dikotil menampilkan pertumbuhan sekunder yang menyimpang

jauh dari pertumbuhan sekunder yang normal.

a. Posisi Kambium yang Abnormal

Beberapa batang mempunyai struktur menyimpang karena posisi cambium yang

tidak normal.

1) Pada waktu batang masih muda dari Thinouia scanden, cambium terpisah ke

dalam lekukan atau rigi. Setelah stele berkembang ujung rigi terangkat. Pada

Sarjania ichthyoctona, cambium aslinya muncul dalam beberapa pita yang

terpisah, masing-masing mengelilingi bagian-bagian xylem dan floem primer,

tipe batang ini tampak terbentuk dari beberapa batang yang melebur. Pada

batang yang tua, kondisi majemuk ini menjadi lebih jelas karena bagian-

bagian dipisahkan antara yang satu dengan yang lain karena lapisan luar setiap

berkas mati dengan hasil perkembangan lapisan periderm. Dengan cara ini

terbentuklah batang yang tersusun dari berkas-berkas yang terletak bersama

kurang lebih menyerupaitali-tali pilinan.

2) Pada Bauhinia langsdorffiana, cambium menjadi beberapa bagian. Parenkima

xylem dan floem berkembang pesat, sehingga berkas pengangkut pecah.

b. Aktivitas Abnormal dari Kambium yang Posisinya Normal

Apabila cambium normal melepaskan sel pada beberapa tempat secara tidak

teratur, dan pada tempat-tempat tertentu membentuk xylem lebih banyak

disbanding floem, dan di tempat lainnya membentuk floem lebih banyak

disbanding xylem, maka akan dibentuk silinder xylem yang beralur. Misalnya

pada Begonia.

1) Adanya Pasak Floem pada Xilem

Batang muda yang memamerkan/ menampilkan tipe struktur ini pada

waktu dewasa memperlihatkan berkas vascular yang normal. Trakea batang

muda diameternya sempit. Kayu yang terbentuk pada tingkat selanjutnya

mengandung trakea yang lebih lebar. Segera setelah ini tercapai, terjadilah

empat alur dengan jarak sama pada xylem yang meluas hampir mendekati

empulur. Cambium terletak pada dasar alur, namun cambium tidak ada pada

permukaan radial alur itu. Berkas floem terbentuk dalam alur. Kemudian

akibat perkembangan maka alur menjadi tertutup lagi (Begonia).

2) Adanya Xilem Bercelah

Xylem bercelah hanya dapat diamati pada batang yang cukup tua.

Pertama-tama pasak floem terbentuk dan kemudian berkas xylem menjadi

bercelah akibat dilatasi dan pembelahan sel pada parenkim kayu dan empulur

(misal Begonia).

Pada Aristolochia (tumbuhan liana) beberapa penggal (segmen)

cambium hanya menghasilkan sel-sel parenkim baik kearah dalam maupun

luar sehingga dihasilkan parenkim seperti jejari. Segmen cambium baru itu

terus menerus membentuk jejari parenkim karena itu menambah diameter.

Dengan demikian silinder vaskuler (yang terpecah-pecah oleh jejari lebar)

bertambah kelilingnya maka silinder sklerenkim yang mengelilingi berkas-

berkas itu menjadi rusak dan parenkim yang berdekatan tumbuh masuk

kedalam celah.

Pada Bauhinia rubuginosa ada pembatasan aktivitas cambium pada

daerah-daerah tertentu yang mengakibatkan pembentukan batang

berpematang. Pada jenis Bauhinia, batang seperti sabuk terbentuk karena

aktivitas terbatas cambium pada tempat-tempat tertentu. Dalam hal ini

cambium lebih aktiv pada dua sisi yang berseberangan.

Pada beberapa tumbuhan memanjat (misal Vitis, Clematis) cambium

interfasikular membentuk hanya parenkim, sehingga berkas vascular semua

tetap terpisah sepanjang pertumbuhann sekunder.

c. Pembentukan Kambium asesoris dan Aktivitasnya

Pada batang Bougenvillea, dan anggota Nyctaginaceae lainnya (misal

Mirabilis) beberapa cambium muncul berturut-turut dengan arah sentrifugal.

Setiap cambium ini menghasilkan xylem dan jaringan penghubung (konjugatif)

kearah dalam, dan floem serta jaringan penghubung kea rah luar. Jaringan yang

dihasilkan menimbulkan tampilan lingkaran-lingkaran bekas vascular konsentris

yang terbenam dalam jaringan penghubung.

Anggota Nyctaginaceae yang berupa herba seperti Mirabilis dan Bouganvillea

yang berkayu mempunyai struktur anatomis yang merik karena tumbuhan ini

menunjukan pertumbuhan sekunder yang menyimpang dalam penebalan sumbu.

Tipe pertumbuhan sekunder dalam penebalan yang anomal terjadi oleh

perkembangan lingkaran-lingkaran berkas vascular kolateral secara berturut-turut.

Pada tumbuhan herba suku ini berkas-berkas vascular tetap tenggelam dalam

jaringan dasar parenkimastis sedangkan pada jenis yang berkayu (misal

Bougainvillea) dalam jaringan dasar sedikit prosenkimatis dan berlignin. Kedua

tipe jaringan ini berkembang dari cambium yang berurutan. Pada jenis yang

berkayu tidak terjadi diferensiasi yang jelas antara xylem dan jaringan konjugatif

sehingga kadang-kadang pada irisan melintang sumbu, floem tampak pada bentuk

pulau-pulau. Pada kasus tertentu lainnya, pita-pita mirip jejari empulur juga

terlihat dalam jaringan konjugatif.

d. Adanya Kambium Ekstraseluler

Cambium ekstraseluler mumcul di perisikel. Terdapat misalnya pada

Amaranthus dan Achyranthes. Pada Amarnthus cambium dalam bentuk lingkaran

penuh sedangkan pada Achyranthes sebagai pita putus-putus.

Batang Amaranthus menampilkan struktur sekunder anomal. Pada irisan

melintangnya menunjukkan pola garis besar melingkar dengan epidermis satu

lapis. Segera dibawah epidermis terdapat zona koleonkim berlapis yang biasnya

terpotong-potong oleh klorenkima. Pertumbuhan sekunder anomal terjadi akibat

perkembangan meristem ekstrasteler yang baru, yaitu cambium diluar stele

didaerah perisikel. Cambium ini menghasilkan berkas vascular skeunder dan

jaringan konjugatif parenkimatis yang inetrfaskular, ditempat tertentu sel-sel hasil

pembelahan cambium berkembang menjadi berkas vascular sekunder dan

ditempat lain membentuk jaringan konjugatif.

e. Adanya Floem Intersilar

Perkembangan floem inetrsilar terjadi karena ada variasi aktivitas cambium.

Floem intersilar selalu sekunder dan terdapat sebgai pulau-pulau yang tenggelam

didalam xylem sekunder. Floem inetrsilar terdapat sebagai pulau-pulau yang

tenggelam didalam xylem sekunder. Floem inetrsilar terdapat pada Combretum,

Entada, Salvodora dan Leptadenia. Pada tumbuhanini, segmen-segmen kecil

tertentu dari cambium menghasilkan sel-sel floem kearah dalam periode pendek,

sebagai pengganti pembentukan sel-sel xylem. Setelah periode waktu pendek itu,

cambium kembali lagi berfungsi normal yaitu menghasilkan sel-sel xylem kearah

dalam. Dengan demikian kearah dalam cambium membentuk floem sekunder

yang tersebar dalam xylem sekunder. Proses demikian itu terjadi berulang kali,

dan terjadilah pulau-pulau floem sekunder didalam xylem sekunder.

2. Ketiadaan Trakea Pada Xilem

Umumnya trakea ditemukan pada Xylem tumbuhan biji tertutup. Tetapi pada

beberapa tumbuha ternyata trakea tidak ada dalam xilemnya. Hal demikian terdapat

pada Drimys, Trochodendron, Hydrilla, Ceratophyllum.

3. Berkas vascular tersebar pada tumbuhan dikotil

Berkas vascular dalam bentuk lingkaran adalah tampilan normal pada

tumbuhan dikotil. Namun pada tumbuhan dikotil tertentu, bekas vascular pada batang

tersebar, hal seperti ini anomal. Misalnya pada Peperomia, Piper, Nymphea.

4. Keha tdiran berkas floem dan xylem ekslusif

Pada tumbuahn tertentu ditemukan berkas floem saja yang berada diantara

berkas vascular lainnya yaitu kolateral. Misalnya Cuscuta. Selain itu ada juga

tumbuahn yang mempunyai xylem saja selain berkas vascular kolateral yang normal,

misalnya Paeonia.

5. Kehadiran Berkas Vaskular Medular

Pada banyak tumbuhan dikotil, selain berkas vascular normal yang teratur

dalam lingkaran, juga terdapat berkas medular. Berkas medular ini mungkin tersebar

atau teratur dalam lingkaran. Pada umumnya berkas medular ialah primer dan

terbentuk secara normal.

Pada Piper Betle, berkas medular banyak dan tersebar didalam empulur. Pada

Piper excelsum, berkas medular teratur dalam lingkran. Pada Bougenvillea dan

Mirabilis terdapat dua berkas medular besar dipusat yang dikelilingi oleh berkas-

berkas yang lebih kecil.

6. Kehadiran Berkas vascular koteks

Pada beberapa tumbuahn dikotil, limgkaran berkas vascular terdapat didaerah

korteks, berkas-berkas ini tdisebut sebagai berkas korteks atau diinterpretasikan

sebagai lacak daun. Kehadiran berkas vascular korteks telah banyak dipelajari,

misalnya pada tumbuahn suku Begoniaceae, Cactaceae, Casuarinaceae,

Cucurbitaceae, Proteaceae, Oleaceae.

7. Kehadiran floem Intersilar

Floem intersilar disebut juga floem dalam, tampil dalam bentuk benang-

benang. Asal usul floem dalam pada sebagian besar tumbuhan adalah primer. Sel-sel

floem dalam seperti yang terdapat pada floem luar keculai bahwa serabut sedikit, dan

buluh tapis serta sel pengiring muncul dalam kelompok kecil, dikelilingi parenkim.

Floem dalam berkembang setelah perkembangan floem luar. Berkas vascular

disebut bikolateral, karena kehadiran floem dalam. Floem dalam terdapat pada 28

suku tumbuahan dikotil, diantaranya ialah Aslepindaceae, Convolvulaceae,

Punicaceae, Loganiaceae dll.

8. Berkas vascular tersusun sebagai lingkran pada tumbuhan monokotil.

Umumnya irisan melintang batang tumbuhan monokotil memperlihatkan

banyak berkas vascular tersebar. Namun pada Tamus communis (Dioscoreaceae),

berkas vascular teratur dalam lingkaran yang mengelilingi empulur luar. Pada

beberapa tumbuahn monokotil yang bagian pusat batangnya berlubang, berkas-berkas

juga teratur dalam lingkaran, misalnya Oryza, Avena.

9. Pertumbuahan Sekunder pada tumbuhan Monokotil

Pertumbuahn sekunder terjadi pada tumbuhan herba dan tumbuahn berbagai

Liliforaceae (misalnya Agave, Aloe, Sansivera, Yucca dan Dracaena) dan tumbuhan

monokotil lainnya (misalnya palem). Kambium berfungsi pada bagian sumburkas

vascular. Bagian yang telah selesai pertumbuahan memanjangnya. Cambium ini

muncul dalam parenkim yang berada diluar berkas-berkas vascular. Bagian sumbu

tempat pemunculan cambium ini kadang-kadang disebut kaorteks dan kadang-kadang

disebut perisikel.

Pada Dracaena, cambium muncul diparenkim yang berada disebelah luar

berkas-berkas pengangkut terluar, yaitu didaerah yang kadang-kadang disebut sebagai

korteks atau perisikel. Kambium kearah dalam membentuk jaringan yang biasnya

berdiferensiasi menjadi berkas-berkas vascular yang tetap terpisahkan antara yang

satu dengan lainnya oleh jaringan berlignin, kadang-kadang jaringan tetap tidak

berlignin dan berdinding tipis. Cambium tersebut kearah luar menghasilkan sel-sel

yang berkembang menjadi parenkim.

Pada palem, batangnya mengalami penambahan ukuran keliling bukan oleh

aktivitas cambium, melainkan penebalan ukuran tesebut sebagai akibat sel-sel

parenkim pusat dan serabut luar pada selubung berkas vascular yang belum

terdiferensiasi penuh melanjutkan pembelahan, dan penambahan secara berangsur

ukuran sel-sel dan ruang abtar sel jaringan dasar serabut .

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh

yang membelah secara terus –menerus sehingga jumlahnya meningkat.

2. Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus

yang ada dibawah epidermis

3. Anomali pada batang berasal dari:

a. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil.

1) Posisi cambium yang abnormal.

2) Aktivitas abnormal dari cambium yang posisinya normal,

3) Pembentukan cambium asesoris dari aktivitasnya.

4) Cambium di luat stele.

5) Floem diantara xylem.

b. Xylem yang tidak mempunyai trakea.

c. Berkas vaskuler tersebar pada tumbuhan dikotil.

d. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus.

e. Kehadiran berkas vascular meduler.

f. Berkas vaskuler yang terdapat pada korteks.

g. Kehadiran floem intraxilar.

h. Berkas vascular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil.

i. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.