pertemuan ke-6
DESCRIPTION
Pertemuan ke-6. KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL DAN SURASEGMENTAL. BUNYI SEGMENTAL. Klasifikasi bunyi segmental : Berdasarkan ada tidaknya gangguan Mekanisme udara Arah udara Pita suara Lubang lewatan udara Mekanisme artikulasi Cara gangguan Maju mundurnya lidah Tinggi rendahnya lidah - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
UBD-HASTARI 2009 1
Pertemuan ke-6
KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL DAN SURASEGMENTAL
UBD-HASTARI 2009 2
BUNYI SEGMENTAL
Klasifikasi bunyi segmental:Berdasarkan ada tidaknya gangguanMekanisme udaraArah udaraPita suaraLubang lewatan udaraMekanisme artikulasiCara gangguanMaju mundurnya lidahTinggi rendahnya lidahBentuk bibir
UBD-HASTARI 2009 3
Dilihat ada tidaknya gangguan, bunyi dikelompokkan menjadi:
Bunyi vokoid (vokal)
Bunyi kontoid (konsonan)
UBD-HASTARI 2009 4
Bunyi bahasa bisa dihasilkan dari tiga mekanisme udara:
Mekanisme udara pulmonis
Mekanisme udara laringal atau faringal
Mekanisme udara oral
UBD-HASTARI 2009 5
Dilihat dari arah udara ketika bunyi dihasilkan, bunyi dikelompokkan menjadi:
Bunyi egresifBunyi ingresif
Berdasarkan mekanisme artikulasi, bunyi dikelompokkan menjadi:
Bunyi bilabialBunyi labio-dentalBunyi alpiko-dentalBunyi alpiko-alveolarBunyi lamino-palatalBunyi dorso velarBunyi dorso uvularBunyi laringalBunyi glotal
UBD-HASTARI 2009 6
Dilihat dari bergetar tidaknya pita suara, bunyi dikelompokkan menjadi:
Bunyi mati atau bunyi tak bersuara
Bunyi hidup atau bunyi bersuara
Dilihat dari lewatan udara, bunyi dikelompokkan menjadi:
Bunyi oral
Bunyi nasal
Bunyi sengau
UBD-HASTARI 2009 7
Berdasarkan cara gangguan bunyi dikelompokkan menjadi:
Bunyi stop (hambat)Bunyi kontinum (alir)Bunyi afrikatif (paduan)Bunyi frikatif (geser)Bunyi trill (getar)Bunyi lateral (samping)Bunyi nasal (hidung)
UBD-HASTARI 2009 8
Berdasarkan tinggi rendahnya suara, bunyi dikelompokkan menjadi;
Bunyi tinggiBunyi agak tinggiBunyi tengahBunyi agak rendahBunyi rendah
Berdasarkan maju mundurnya lidah, bunyi dikelompokkan menjadi:
bunyi depanBunyi pusatBunyi belakang
Berdasrkan bentuk bibir ketika bunyi diucapkan, bunyi dikelompokkan menjadi:
Bunyi bulatBunyi tidak bulat
UBD-HASTARI 2009 9
Deskripsi Bunyi Segmental Bahasa IndonesiaBunyi vokal
Bunyi konsonan
Bunyi Ciri-Ciri Contoh kata
[i] Tinggi, depan, tak bulat
[bila] ‘bila’
[e] Agak tinggi, tak bulat
[ide] ‘bisa’
Bunyi Ciri-ciri Contoh kata
[p] Mati, oral, bilabial, plosif
[paku] ‘paku’
[b] Hidup, oral, bilabial, plosif
[baru] ‘baru’
UBD-HASTARI 2009 10
Yang termasuk ciri bunyi vokal dalam bahasa Indonesia
Maju mundurnya lidahTinggi rendahnya lidahBentuk bibir
Yang termasuk ciri bunyi konsonan dalam bahasa Indonesia Berdasarkan ada tidaknya gangguan
Mekanisme udaraArah udaraPita suaraLubang lewatan udaraMekanisme artikulasiCara gangguan
UBD-HASTARI 2009 11
BUNYI SUPRASEGMENTAL
Tinggi rendah bunyi (nada)
Keras lemah bunyi (tekanan)
Panjang-pendek bunyi (tempo)
Kesenyapan (jeda)
UBD-HASTARI 2009 12
BUNYI PENGIRING
Bunyi pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan.
Hal ini disebabkan oleh ikut sertanya alat-alat ucap lain ketika alat ucap pembentuk bunyi utama difungsikan.
UBD-HASTARI 2009 13
Bunyi pengiring dikelompokkan menjadi: Bunyi ejektifBunyi klikBunyi aspirasiBunyi eksplosifBunyi retrofleksiBunyi labialisasiBunyi palatalisasiBunyi glotalisasiBunyi nasalisasi
Bunyi pengiring juga ada yang namanya similitud
UBD-HASTARI 2009 14
DIFTONG DAN KLUSTER
Diftong = vokal rangkapDiftong menurun (falling diftong)
Diftong menaik (rising diftong)
Kluster = konsonan rangkapKluster terdiri dari 2 kontoid
Kluster terdiri dari 3 kontoid
UBD-HASTARI 2009 15
SILABA (SUKU KATA)
Silaba = suku kata
Teori yang membahas tentang silabaTeori sonaritas
Menjelaskan bahwa suatu rangkaian bunyi bahasa yang diucapkan penutur selalu terdapat puncak-puncak kenyaringan (sonaritas) di antara bunyi-bunyi yang ducapkan.
Teori prominandMenitikberatkan pada gabungan sonoritas dan ciri-ciri suprasegmental, terutama jeda (junture).
UBD-HASTARI 2009 16
Berdasarkan kedua teori tersebut, struktur suku kata terdiri atas satu bunyi sonor yang berupa vokoid, baik tidak didahului dan diikuti kontoid, didahului dan diikuti kontoid, didahului kontoid saja, atau diikuti oleh kontoid saja.
(K) V (K)
UBD-HASTARI 2009 17
Struktur suku kata (silaba) Struktur FonotatikV - NVK - ONVK - NKKVK - ONKKKV - OONKKVK - OONKKKVKK - OONKKVKK - NKKKVKK - ONKKKKKV - OOONKKKVK - OOONK
Cat.: bunyi puncak sonoritas suku kata yang biasanya berupa vokoid disebut nuklus (neucleus, N), kontoid yang mendahului nuklus disebut onset (O), sedangkan kontoid yang mengikuti nuklus disebut koda (coda, K).
UBD-HASTARI 2009 18
Silabisasi bisa juga dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Silabisasi fonetis
Silabisasi fonemis
Silabisasi morfologis