pertanyaan sidang

Upload: nicholas-coffey

Post on 15-Jul-2015

314 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Kumpulan Soal Sidang Teknik Pertambangan (Part 2)12SEP1. Specific Grafity : Kepadatan yang dinyatakan sebagai pembanding berat suatu volume dari suatu zat terhadap berat dari zat standar lain dengan volume yang sama. Untuk mengukur tekanan dan kapasitas alir dari reservoar 2. Recoverable Reserves :

Jumlah dari minyak atau gas didalam reservoar yang benar-benar dapat diproduksi 3. Penambangan dengan Back Filling (back filling digging system :

Cara penambangan dengan membuang material ketempat dimana bijihnya telah diambil. Karena overburden dikembalikan pada tempat yang sudah diambil/ sudah digali bijihnya maka dibuat back filling digging methode. Dragline lebih disukai untuk masud ini, disebabkan karena boomnya lebih panjang dibandingkan dengan fower shovel. Back filling dingging methode sangat cocok untuk endapan yang tidak berlapis atau bijihnya hanya satu lapis. Apabila bijihnya dua lapis maka overburden yang pertama dibuangkan kelaur tambang, beck filling methode cocok untuk material lunak, yang tidak membutuhkan peledakan. Umumnya untuk endapan yang horizotal. 4. SG campuran : Maka SG campuran adalah : A+B+C SGmin

SG X = a : berat A Kg SG Y = b : berat B Kg SG Z = c : berat C Kg A/a + B/b + C/c 5.

Campuran pencucian Batubara :

Batubara dengan butiran halus dapat dicuci dengan cara flotasi, batubara dengan ukuran antara 40 1.600 (micro) dapat dengan mudah mengapung dengan menggunakan suatu collector netral (non polar). Batubara dengan butiran kasar tetap dilakukan dengan tabling dari bermacam-macam type table. 6. Satuan kadar :

Emas = gr/ton, perak = gr/ton, Fe = %, NI=% 7. Endapan primer :

Endapan pertama, ini terjadi langsung dari magma 8. Endapan sekunder :

Endapan primer yang telah mengalami pelapukan, andapan alluvial terjadi karena adanya pemisahan alam dari batuan asalnya, dan kemudian mengumpul disuatu tempat

9.

Endapan plaser /endapan alluvial :

Endapan yang terbentuk karena adanya proses kosentrasi alam. Syarat-syarat supaya material membentuk endapan alluvial : 26. 27. 28. 10. 11. Mineral harus keras Mineral tidak mudah larut dalam asam/basa Memiliki berat jenis yang tinggi (besar dari 3) Berdasarkan cara penambangan yang dilakukan terutama cara pembuangan overeburdennya, endapan elluvial, endapan yang terjadi karena adanya proses kosentrasi oleh alam terhadap endapan alluvial, proses terjadinya sama dengan endapan elluvial tetapi telah terangkat lebih dari endapan vein, yang tebal lebih dari 5 meter dan telah tersingkap endapan horizontal, yang luas seperti batubara, garam-garam dan ilmenit Prinsip Kerja Jigging :

maka ada empat endapan yang cocok untuk tambang tebuka : pelapukan batuan sumber yang telah terangkat pada jarak yang kurang dari 100 meter 100 km

Jigging ialah proses ore kosentrasi dalam suatu cairan berdasarkan perbedaan berat jenis dari partikel mineral yang mengakibatkan kesanggupan dari pertikel tadi mengatur dirinya mengambil kedudukan (startification) dalam beberapa lapisan sesuai dengan BD-nya masing-masing yang kemudian dilanjutkan dengan pengeluarannya. Dalam jigging digunakan gaya hidrolic ke 2 jurusan, yaitu bergantian aliran air ke atas (pulsion) melalui suatu lapisan partikel semistationery bed yang bertidak sebagai media pemisah dan ditahan oleh suatu screen. Pada saat terjadi pulsion dan suction, maka partikel mengalami fraksi gaya-gaya yang berbeda-beda. 12. Pemisahan Kosentrasi dan Tailing :

Partikel mineral yang berstratifikasi dalam lapisan-lapisan yang berbeda berat jenisnya dapat dipisahkan dengan beberapa cara : Pengeluaran berkala : Fine concentrate mungkin dapat kelaur (lolos) dengan sendirinya melalui screen apabila sizenya lebih kecil dari screen. Coarse kosentrate dan tailing (mineral) ringan yang dapat diatas screen dapat dikeluarkan dengan jalan digaruk lapisan demi lapisan Secara kontinue : Fine concentrate dapat lolos dari screen dan keluar dari bawah sebagai hutch concentrase. Cprase concentrate yang terdapat diatas screen dapat dikeluarkan melalui gate dan discarge diatas screen. Tailing yang terdapat pada lapisan atas dapat keluar karena dorongan feet yang baru melalui discreen endapan 13. Angle of repose :

Sudut yang dibentuk oleh suatu mineral lepas yang mengunduk seperti kerucut dimana diperoleh keseimbangan 14. Cara pencucian Cassiterite (bijih timah):

Pada waktu pulp (material-material yang berupa lumpur atau campuran antara air dengan material-

material solid) melintasi riffle material yang berat akan tertangkap riffle sedangkan mat erial yang ringan akan ikut bersama-sama dengan aliran pulp keluar sluice box sebagai tailling 15. Reduction ratio :

Nilai perbandingan diameter dari feet terbesar dengan diameter produk terbesar 16. Ore limit :

Batas dari pada bijih, biasa merupakan kontak garis yang tertentu atau batas-batas yang tidak tertentu, tergantung dari pada assay dari pada sample 17. Assay :

Nilai metal dalam bijih 18. Prospect :

Suatu tambang endapan mineral yang belum menjadi tetapi ada kemungkinan untuk bisa di tam bang 19. Cadangan :

Bagian dari Sumberdaya yang telah diteliti dan diketahui tingkat keekonomisannya 20. Minimum stoping width :

Stope yang masih ekonomis dimana pekerja masih dapat bekerja serta penetapan alat secara leluasa 21. o o 22. Ore estimation : berat dari pada bijih volume dari pada bijih Pemeriksaan tambang :

Untuk menentukan tonase dari pada bijih harus dipertimbangkan dua faktor :

Penyelidikan yang teliti dari suatu tambang untuk mendapatkan gambaran atas nilainya serta dikemudian hari Penelitian tambang :

Bijih/tambang dinilai secara ekonomis apakah dapat dibuka atau tidak (dihitung secara ekonomis dan sederhana) jadi dalam hal ini segi geologinya, seperti peta-peta geologi, penyebaran endapan, petrologi sudah diketahui. Kemudian dilanjutkan pemboran untuk mengetahui besarnya cadangan 23. 24. Sistem kristal : Isometrik, mineralnya : Pirit, halit dan flourit. Tetragonal, mineralnya : kasiterite dan zirkon. Heksagonal, mineralnya : kuarsa, kalsit, dan hematit. Orthorombic, mineralnya : topas. Monoklin, mineralnya : orthoklas, gip,augit Triklin, mineralnya : albit dan aksinit Pembagian mineral pembentukan batuan : Mineral Utama :

Mineral-mineral yang secara dominan didalam suatu batuan mempunyai susunan serta struktur atom tersendiri Mineral sekundar : Mineral aksesoris : Mineral-mineral sekunder yang kemudian dibentuk dari mineral-mineral primer Mineral yang terdapat dalam jumlah yang sangat kecil tapi hampir merata terdapat disemua batuan 25. a. a. b. b. a. b. c. 26. Beda batuan beku luar dan batuan beku dalam : Batuan beku luar : Terbentuk dipermukaan bumi Struktur porfiri/amorf Batuan beku dalam : Pembentukannya didalam kerak bumi Antara 3 4 km Struktur holokristalin Macam-macam alat Crushing dan Grinding :

Crushing : Suatu langka pertama dalam mineral dressing yang bertujuan menghancurkan /memecahkan bongkahan-bongkahan batuan besar menjadi fragmen yang lebih kecil Coarse crushing (primary breaking), jawcrusher dan gyratory crusher Intermediate (secondary) crushing, reduction giratory crusher, conecrusher dan spiring rolls Fine crusher, gravity stam mill Special USE. Toothed stam mill

Grinding : Penghancuran oleh gaya gesekan dan biasanya dipakai untuk material halus (max 6 mesh) 27. Tumbling mill Balls mill Rod mill Tube mill Grade Resistance :

Besarnya gaya berat yang melawan/membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalan yang dilaluinya 28. Match factor : Dimana : MF na = match factor = jumlah alat angkut

Faktor untuk menilai keserasian kerja antara alat angkut dan alat muat dalam operasi penambangan na . Ctm MF Nm Ctm Cta 29. = Nm. Cta

= jumlah alat muat = Cycle Time alat muat = cyle time Alat angkut Kestabilan lereng:

Besarnya sudut untuk suatu bench agar tetap stabil (tidak terjadi kelongsoran)

30. o o o o 31.

Kestabilan lereng tergantung pada : Komposisi kimia batuan, yang menentukan sifat-sifat fisik tanah/batuan Bidang diskontinu (stratifikasi, joint, fault, fold, dan gerakan-gerakan tektonik) adanya air tanah, terutama bila disertai oleh stratifikasi/joints geometri lereng (tinggi lereng, sudut lereng, berm width,bank width) Cara mengantasi Kelongsoran : membuat sudut kemiringan yang merupakan kompromi antara safety dengan segi keamanan menggunakan drainage sistem yang sesuai pada waktu-waktu tertentu harus diamati, tempat-tempat terjadinya tension crack kalau bench dibiarkan terlalu lama, maka sudut kemiringannya harus diawasi apakah cocok untuk

safety atau tidak 32. 33. 34. Perbedaan batuan asam dan basa : Batuan asam : Banyak mengandung SiO2 , Warna terang Batuan basa : Kurang SiO2, Warna gelap/hitam Silika (SiO2) : Swell factor :

Merupakan mineral utama, yaitu mineral-mineral yang secara dominan didalam suatu batuan Material dialam itu didapat dalam keadaan padat dan terkonsilidasi dengan baik sehingga hanya sedikit bagian yang kosong atau yang terisi udara diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir buti itu halus sekali. Tetapi bila material itu digali dari tempat aslinya maka akan terjadi pengembangan volume (swell). Bila 1,00 cuyd tanah liat dialam bila telah digali akan memiliki volume sebesar 25% dan dikatakan baik material tersebut mempunyai swell factor sebesar 0.80 atau 80% SF = (V insitu/V loos)x100% = (1,00/1,25)x100% = 80% Present swell = (1,25/1-1)x100% = 25% 35. Refractory :

Bahan yang mempunyai sifat dapat mempertahankan bentunya pada temperatur yang tinggi. Gunanya: Pelapis tanur untuk proses-proses yang memerlukan temperatur yang tinggi Atap tanur Kuali penuang logam/terak cair Cawan tanah panas (crusibel) 36. Jenis-jenis Refraktory : Refraktory oksida : Refraktory bukan silika :

Bedasarkan komposisi kimia/persenyawaan : Silika : lempung tanah api, alumina kadar tinggi, chromit, magnesia chromit Karbon dan grafit : silikon karbida 37. Berdasarkan sifat keamanan : Refraktory asam (Refraktory yang menggunakan suatu bahan dan sifat kimianya asam) misalnya : Silika

c. d.

Lempung tanah api Alimina silikate Refraktory basa, misalnya : Bauksit brick Alundan Refraktory netral : Carbon, grafit Chromit Logam : Cu, Pt, Th, Ti, dsb Rafe refraktory :

Berrilium oksida Titan oksida 38. Harga logam didunia tergantung dari beberapa faktor :

konsentrasi logam pada kerak bumi kadar logam pada bijih kesulitan pada ekstraksi metalurginya kemurnian logam dari kotornya jumlah produksi logam pemakiannya faktor politik pajak tiap negara 39. Metal recovery :

Jumlah logam (dalam berat) yang berada pada kosentrat dibandingkan dengan jumlah logam (dalam berat) yang berada pada feet (bijih) 40. Ekonomic recovery :

Nilai dari kosentrat yang nyata (riel) di bandingkan dengan nilai dari kosentrat yang ideal dari suatu proses pengolahan bijih 41. Free On Board :

Produsen menanggung ongkos sampai kepelabuhan (tempat pengapalan) 42. Free On Rail :

Pembeli yang menaggung ongkos ke tempat dimana bijih akan di bawah 43. Cost Insurance dan Feight (CIF) :

Semua ongkos asuransi, transport sudah termasuk dalam harga. Bila ongkos naik, maka ongkos ditanggung oleh produsen/penjual 44. Calcining :

Pemisahan karbonat dengan batuan panas

45.

Roasting :

Proses reaksi dari bijih (padat) atau kosentrat dengan gas, biasanya oksiden dari atmosfer dengan tujuan utama mengoksidasi mineral-mineral sulfida menjadi oksida-oksida atau sulfat-sulfat 46. Sintering :

Proses dimana bahan padat yang halus terpisah-pisah di aglomerasikan menjadi cake yang berporipori, bersela dengan batuan panas 47. Proses metalurgi untuk logam Cu

Proses pada Cu sulfida : Biasanya proses yang dilakukan untuk bijih cu sulfida adalah dengan proses pyrometalurgy. Langkalangka dari proses itu adalah : meningkatkan kadar Cu hingga 25% di dalam konsentrat yang dihasilkan dari proses mineral dressing proses oksidasi rosting pada temperatur 750 8000 C, pada temperatur ini hanya Cu sulfida yang dapat teroksidir, sehingga didapat Cu oksida tetap (tidak berubah) dan Cu sulfida berubah menjadi Cu oksida proses netral smelting (dalam dapur strall oven) pada temperatur 14000 C, terjadi pemisahan dimana mineral-mineral oksida (mis. Fe oksida) akan masuk kedalam slag sedangkan mineralmineral sulfida akan terbentuk matte matte yang terjdi dari Cu sulfida dengan hembusan udara matte tersebut menjadi matelister Cu (proses terjadinya dalam converter horizontal pada temperatur 15000 C dengan kadar Cu manjadi 98 99% 48. ferinery (pemurnian) dikerjakan dengan electro refinery Bijih-bijih Cu sulfida :

Covelite (CuS), Chaclopyrite (CuFeS2), Bornite (CuSO4 Cu(OH)2), dll 49. o o o 50. 1. 2. 3. 4. 51. Proses Cu oksida : Leaching dan dengan memakai H2SO4 dimana Cu dirubah menjadi Cu sulfat Cu dalam larutan sulfat dikerjakan dalam cementasi, proses cementasi ini menggunkan scrap Fe Electro perfinery Penggolongan mineral berdasarkan persenyawaan kimia : Unsur Haloida Organis Carbonat 5. Sulfat 6. Oksida 7. Sulfat 8. Silikat

Proses yang dilakukan adalah hydrometalurgy :

Cara terbentuknya mineral ialah : primer, sekunder, aksesor. Primer : meneral berbentuk insitu (asal), misal; Calciite, Granit, Kuarsa, Biotit Sekunder : Mineral yang telah mengalami pelapukan (dari primer). Misal; Chlorite. Aksesor : Jumlah mineralnya kecil tetapi merata pada semua batuan. Misalnya; magnetit, hematit,

Contoh :

limonit.

52.

Kadar macam-macam logam : = gr/ton = kwintal/1000 m3 =% =% =%

Au (emas) Sn (timah) Fe (besi) Cu (tembaga) Ni (nikel) 53. Al. 54.

Macam-macam semen : Pozzolanas semen Slag semen : dibuat pada batuan-batuan yang telah mengandung dari pada komposisi

semen dan ditambah dengan silika bebas : dibuat dari pada slag peleburan baja, dimana dalam slag itu terdapat komponen : dibuat dari sebagian komponen SiO2 yang diganti dengan oksida besi dan semen, antara lain Al2 O3 SiO2, Ca oksida, Fe oksida Si oksida. Aluminous semen

Masanry, Water Proof, Calored Cemen (ketiganya adalah portland cemen yang ditambah dengan Masanry cement : Portland semen + partikel-partikel kerikil + pecahan silika + clay Water Proof cement : Portland semen + asam asetat Calored Cement : Portland semen + zat-zat tertentu sesuai dengan yang kita inginkan. Pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan apakah suatu penambangan dibuka Kedalaman dari endapan, hal ini merupakan endapan kuno, karena dengan kemajuan teknologi

suatu zat semen).

dengan tambang terbuka atau tertutup antara lain : sekarang ini faktor kedalaman bukan lagi merupakan suatu permasalahan, hal i ni dapat kita lihat pada contoh berikut : Dicikatok dengan kedalaman kurang dari 435 m, digunakan sistem tambang bawah tanah, sedangkan pada tambang tembaga di bingham (USA) dengan kedalaman lebih dari 435 m, masih digunakan tambang terbuka Pertimbangan ekonomis, hal ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan mining recovery yang semaksimal mungkin dan relatif aman bagi pekerja. 55. Keuntungan tambang terbuka : ongkos operasi lebih murah mengamatan dan pengawasan relatif lebih mudah kondisi kerja yang lebih baik, karena langsung berhubungan dengan udara luar alat-alat mekanis yang lebih besar dapat bekerja lebih leluasa, sehingga produksi dapat mining recovery rata-rata lebih besar, batas-batas endapan lebih mudah diketahui dan dapat pemakaian bahan peledak dapat lebih effisien dan leluasa relatif lebih aman, bahaya yang ditimbulkan hanyalah adanya kelongsoran, juga dapat

ditingkatkan lebih besar dimanfaatkan, secara keseluruhan

disebabkan oleh gas-gas beracun, kebakaran, keruntuhan dan lain-lain 56. Kerugian-kerugian tambang terbuka : karena pengaruh langsung dengan cuaca /udara, effisiensi kerja berubah-ubah sesuai dengan

keadaan cuaca

57. 58.

kedalaman penggalian terbatas, hal ini cenderung tergantung dari bentuk endapanya karena pengaruh dari pekerjaan blending/mixing, alat-alat tersebar letaknya, sehingga adanya kesukaran pembuangan overburden Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan tambang : Keuntungan /laba yang diinginkan Jumlah cadangan dan umur tambang Batas maksimum dari pada kedalaman tambang pada akhir operasi Kemiringan tebing Stirping rationya Cut of gradenya Oksigen balance

menyulitkan pengaturnya dari alat-alat

Untuk membentuk zero oksigen balance yaitu unsur-unsur hidrogen, nitrogen, oksigen dan karbon didalam bahan peledak dan hal ini harus sebanding sedemikian rupa agar sewaktu peldakan semua unsur akan membentuk H2O, N2 dan CO2 Rumus oksigen balance (OB) = 3NH4NO3 + CH2 - 7H2O + CO2 + 3N2 59. Bila oksigen kurang (O2) kurang gas CO

2NH4 NO3 + CH2 5H2O + 2N2 + CO 60. Bila oksigen (O2) lebih gas NO2

5NH4 NO3 + CH2 11H2 O + CO + 4N2 + 2NO (O0 1/2Na0 Ca0) 2CO N0 O 61. Oksigen balence

artinya yang terdapat dalam campuran bahan peledak apabila bereaksi hanya cukup membentuk uap air (H2O), karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) bebas. 62. Mining

Suatu kegiatan pengambilan endapan berharga dari dalam kulit bumi baik dengan penggalian permuakaan tanah maupun dibawah tanah. 63. Rock (batuan)

Adalah kumpulan satu atau lebih mineral-mineral yang terdiri dari zat-zat anorganik yang membentuk kulit bumi. 64. Ore (endapan bijih, cebakan bijih)

Adalah kumpulan dari mineral-mineral yang berharga dari pada logam dapat diambil (diextrak) salah satu/lebih logam dengan menguntukan berdasarkan keadaan teknologi ekonomi saat itu. 65. Kuasa pertambangann

Adalah wewenang yang diberikan kepada badan/perseorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan.

66.

Penambangan

Adalah suatu kegiatan membebaskan/menganbil mineral-mineral serta batuan yang mempunyai arti ekonomis dan batuan induknya dari dalam kulit bumi dengan penggalian pada daerah dipermukaan /di bawah tanah untuk dimanfaakan. Kegiatan-kegiatan dasar penambangan tersebut yaitu : Pembongkaran (loosening) Pemuatan (loading) Pengangkutan (hauling)

Kumpulan Soal Sidang Teknik Pertambangan (Part 3)12SEP1. Prospeksi Adalah kegiatan penyelidikan, pencarian, dan penemuan, endapan-endapan mineral berharga. 2. Eksplorasi

Adalah pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral berhaga yang antara lain meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, posisi, kadar ratarata dan cadangan dari endapan tersebut. 3. Development

Pekerjaan persiapan untuk penambangan dan pengangkutan yang antara lain; pembuatan lobanglobang bukaan ke arah dan dalam endapan bijih yang sudah pasti ada. 4. Eksploitasi

Adalah kegiatan penambangannya sendiri yaitu mengambil dan membawah kepermukaan bumi, kadang-kadang sampai pada pemasarannya. 5. Round

Adalah suatu pola lobang bor yang meliputi lokasi dan arah jumlah bor yang digunakan untuk memperoleh bukaan pada suatu batuan/ore. 6. Country rock

Semua lapisan batuan yang mengelilingi endapan bijih. 7. Gangue mineral

Adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna yang terdapat bersama-sama mineral berharga/bagian dari endapan bijih. 8. Waste (barren rock)

Batuan yang tidak mengandung mineral berhaga bagian lain dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.

9.

Vein

Adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk dan menyerupai urat/pipa, umumya miring, agak tajam terhadap bidang datar. (>450). 10. Overburder

Adalah semua material /batuan yang menutupi bagian atas dari suatu endapan. 11. Hanging wall

Lapisan batuan yang terletak dibagian atas vein disebut roof atau batubara. 12. Foot wall

Adalah lapisan batuan yang terletak dibagian bawah vein disebut floor untuk endapan batubara. 13. Dip (kemiringan)

Sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih/lapisan batuan dengan bidang datar. 14. Strike (jurus)

Arah mendatar dari suatu endapan/batuan yang tegak lurus terhadap kemiringan. 15. Shaft (sumuran)

Adalah suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan. 16. Tunnel (terowongan)

Adalah suatu lubang bukaan mendatar/hampir mendatar yang menembus bukit. 17. Adit

Adalah suatu lubang bukaan mendatar/hampir mendatar yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus sebelah bukit saja. 18. Drift

Adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat endapan bijih dan arah sejajar dengan jurus/dimensi terpanjang dari endapan bijihnya. 19. Cross cut

suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang atau memotong jurus endapan bijih, suatu lubang bukaan yang menghubungkan shaft dengan endapan bijih suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan pengangkutan utama. 20. RaiSe

Suatu lubang bukaan vertikal /agak miring yang dibuat dari level bawah kelevel atas. 21. Winze

Suatu lubang bukaan vertikal /agak miring yang dibuat dari level atas ke level bawahnya.

22.

Blind shaft

Adalah raize/winze yang berfungsi sebagai shaft, tetapi tidak menembus sampai kepermukaan bumi. 23. Stope

Adalah suatu tempat atau ruangan dimana endapan bijih sedang ditambang tetapi bukan tempat penggalian yang dilakuakan selama devolopment. 24. Sump

Adalah sumuran dangkal untuk menampung air untuk kemudian dipompa kepermukaan bumi, biasanya dibuat ditempat terendah dari shaft dekat shaft/level. 25. Shaft collar

Adalah bagian paling atas suatu shaft yang diperkuat dengan beton, kayu/babu/timber. 26. Slope stability

Adalah usaha yang dilakukan sehingga kemiringan dari suatu lereng akan tetap stabil dan tidak terjadi longsor. 27. Creep

Adalah peristiwa dimana apabila lapisan di bawah lunak dan pillar mendapatkan tekanan yang kuat dari atas maka lantai pada kiri-kanan akan naik. 28. Thrust

Adalah batubara/pillar yang kurang kuat tekanan dari atas yang besar dan lantai kuat, akibat pillar akan pecah. 29. Geologi

Ilmu pengetahuan yang menyelidiki lapisan batuan yang ada dalam kerak bumi/lapisan batuan pembentuk kulit bumi, tetang adanya suatu endapan, patahan, lipatan dan/dapat juga dikatakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tetang zat pembentuk kulit bumi. 30. Hubungan geografi dengan topografi

Topografi merupakan detail dari geografi itu sendiri, jadi topografi merupakan pekerjaan lanjutan dari penyelidikan geografi dan geologi. 31. o o Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi shaft Faktor permukaan : Topografi : apakah perlu alar kerta api, lori, truck dan belt conveyor. Permukaan shaft harus terhindar dari bahaya kelongsoran juga: Dip dan strike dari deposit. Waktu yang tersedia Biaya yang tersedia Faktor di bawah tanah : Keadaan bawah tanah yang meliputi; Geologi (keadaan batuan, patahan dan lain-lain) Hydrologi

o

Keadaan tempat, apakah mengandung air, patahan. Keadaan daerah yang akan ditambang apakan ada subsidance. Kemungkinana hilangnya mineral-mineral barharga yang ditinggalkan dalam bentuk pilar Pengeringan shaft, usahanya yaitu dengan pembuatan shaft collar (shaft dipermukaan) yang

harus lebih tinggi dari permukaan sungai. 32. o Shaft terbagi dua yaitu : Rectanguler ( Rounded ( ) ) dan untuk batubara.

Kentungan shaft bulat (rounded) Lebih kuat terhadap lateral pressure (tekanan horizontal) dibandingan dengan rectangular. Kalau dibutuhkan pipa-pipa untuk ventilasi kabel-kabel maka hal tersebut akan lebih mudah Bilah shaft bulat diperkuat dengan semen maka shaft tersebut bersifat kedap air (dapat menahan Ongkos perawatan lebih murah. Keuntungan rectangular shaft

dilakukan untuk shaft yang bulat. air tanah).

Bisa dengan muda dibagi atas beberapa bagian/compartement, sesuai dengan kebutuhan, untuk vertikal shaft. Inciland shaft umumnya dipakai rectangular. 33. 34. Faktor-faktor yang menentukan ukuran dari pada shaft Tujuan dari pembuatan shaft yaitu untuk eksplorasi, taransportasi (hoisting) Kapasitas tambang yang diinginkan Suplai udara untuk ventilasi Cara hoisting (apakah sistem cage/skip) Jumlah buruh yang akan diturunkan melalui shaft Jumlah air yang akan dipindahkan Sifat tanah dan batuan sekitarnya Biaya yang tesedia untuk pembuatan shaft Kedalaman dari pada shaft Wending ongine (mesin pengangkat). Skip

Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah yang menghubungkan dari level bawah ke level atas dengan mempunyai kemiringan 90o 35. Cage

Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah untuk mengangkat material dan pekerja, yang dipakai pada vertikal shaft (90o). 36. Perbedaan Drift dan Cross Cut dengan Tunnel. drift dan cross cut kurang dari pada tunnel (dalam hal ukuran) tunnel lebih parmanen dari pada drift dan cross cut

37.

tunnel lebih besar dari pada drift dan cross cut karena juga untuk ventilasi. tunnel keluar dipermukaan bumi, sedangkan drift dan cross cut tidak. Breast

Istilah lain dari pada front (fases) bagian dari pada stope yang digali kearah horizontal. 38. Floor

Bagian bawah dari semua lubang bukaan 39. Rib

Bagian samping/dinding dari suatu drift/tunnel. 40. Ore pass/ore chute

Yaitu lubang bukaan yang dipakai untuk melewatkan bijih dari bagian atas ke bawah, ore pass dilengkapi dengan chute gate. 41. Underhand stoping

Yaitu suatu cara penambangan dimana arah penggalian/penambangan maju ke bawah. 42. Overhand stoping

Yaitu cara penambangan yaitu arah penggaliannya horizontal. 43. Rill stoping

Cara penambangan yang merupakan variasi overhand stoping dimana bentuk atapnya tidak rata tapi bertangga-tangga, bila rata disebut; Falt Back Stoping. 44. Dilution

Yaitu dinding dari pada stope yang pecah/runtuh akibatnya runtuhan ini bercampur dengan ore sehingga kadar ore akan turun. 45. Spalling

Yaitu retakan-retakan kecil pada dinding stope, biasanya karena getaran-getaran peledakan. 46. Cara penambangan untuk endapan bijih Open stope methode

Penambangan untuk endapan bijih yang kuat, pada tambang bawah tanah, dimana dalam penambangannya tidak diperlukaan penyanggaan. Underground glory hole : suatu sistem penambangan yang merupakan kombinasi antara open pit Gophering : cara penambangan untuk endapan bijih yang kecil yaitu lebih dari 3 meter, bentuknya Shringkage stoping : bagian dari open stope methode penambanganya dilakukan selapis demi Sublevel stoping : penambangan dilakuakan dengan menggunakan superted methode : dengan underground. tidak teratur dan terpisah-pisah tapi batuannya keras dan bijihnya memiliki nilai tinggi. selapis kemudian dibor dan diledakkan.

Cut end fill stoping : cara penambangan dengan mengambil/menggali bagian demi bagian, diamana

setiap kali bagian digali itu dikeluarkan, material pengisi dimasukkan sebelum penggalian berikutnya. Stull stoping : cara penambangan dimana dinding tempat penggalian (stopes) disangga dengan penyangga kayu dari foot wall langsung ke hanging wall. Penyangga tersebut disebut : stull. Square set stoping : cara penambangan dengan menyangga secara sistematism, setiap bagian yang telah ditambang dengan timber yang berbentuk kubus atau empat persegi panjang. Caving method :

cara penambangan untuk endapan bijih dimana penambangan dilakuakn pertama-tama dengan melakuakan penggalian bagian bawah (under cutting) yang Kemudian menyebabkan runtuhnya batuan dibagian atas akibat berat batuan itu senndiri/tekanan dari samping/ gabungan dari keduanya. Top slicing : penambangan untuk endapan bijih dan country rock terutama apabila overburdennya lemah, dimana penambangan dilakuakan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada stope yang disangga. Sub level caving : penambangan dari puncak ore body menuju ke bawah seperti pada top slicing, biasanya untuk batuan yang keras. Blok caving : penambangan diamana batuan dibagi dalam blok -blok besar yang kemudian dikeluarkan melalui drow point yang letaknya pada dasar blok. o Vertikal dan inclined shaft :

First cost (investation cost/ongkos pembuatan) Cost of eguipment (pada vertikal lebih sedikit menggunakan hosting rope) Operation cost = ongkos hoisting pada vertikal shaft lebih kecil karena jaraknya pendek dan geseran yang kecil Relatife capasity : a. b. Inclined shaft : kecepatan skip 3000 3500 ft/menit Vertikal shaft : kecepatan cage 6000 ft/menit

Maintenance = pemilihan vertikal shaft lebih sedikit dari pada inclined shaft dimana perlu diadakan pemilihan terhadap pilar-pilar Kedalaman shaft bervariasi terhadap kondisi batuan setempat 47. Batuan amorf

Batuan yang tidak mempunyai bentuk kristal 48. Proses deffrensiasi

Proses pemisahan antara batuan beku (asam) sebelah atas, dan batuan beku (basa) di bawah. Pemisahan ini berdasarkan kristalisasi dan grafitasi. 49. Proses asimilasi

Penelanan batuan-batuan sekeliling oleh magma yang menujuh kepermukaan 50. Sedimen mekanik (klastik)

Batuan-batuan yang terdiri dari bagian fragment batuan tanah liat, konglomerat, bereksi dan lain-lain. 51. Sedimen kimia (non-klastik)

Batuan yang langsung mengendap dari larutan-larutan yang mengandung berbagai unsur kimia, misalnya ; garam dapur, gamping dan gypsum.

52.

Pelapukan mekanik

Suatu pelapukan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan-pengerjaan mekanik yang mengkibatkan pecehnya batuan yang dinamakan desentegrasi. 53. Pelapukan kimia

Pelapukan yang disebabkan oleh pengerjaan-pengerjaan kimia. 54. Skala waktu relatif

Yaitu perhitungan waktu geologi dengan membandingkan usia lapisan yang satu dengan yang lain. 55. Waktu absolut

Struktur itu terbentuk beberapan tahun yang lalu. 56. Daur geologi

Orogenesa : proses pembentukan pegunungan Cliptogenesa : proses penghancuran relief-relif Till : Loggikan bahan sedimen besar dan halur. Erosi : Yaitu pengikisan daratan-daratan yang disebabkan oleh air yang melaluinya. Abrasi : Yaitu perusakan di pantai-pantai dan daratan didekat pantai yang disebabkan oleh ombak. Denudasi : Yaitu pengerjaan oleh air dimana relief-relief yang tinggi oleh sebab adanya pecahanpecahan ombak maka relief-relief yang tinggi menjadi daratan. Erosi glacial : Pengikiran dataran yang disebabkan oleh es yang melaluinya. Deflasi : Pengikisan oleh angin yang dapat membawa material-material. Meander : Yaitu perpisahan suatu daratan/daerah oleh sungai karena dilalui air. Stalaktit dan Stalaknit: Pengerjaan air antara lain dari gamping larutan dimana H2O dan CO2 menguap sehingga reaksi kimia tersebut beralih. Stalaktif : tergantung di atap suatu gua Stalaknit : yang tumbuh dari dasar gua. 57. Lava

Magma yang sampai pada permukaan bumi masih didalam keadaan cair. 58. Daur batuan

Cyclus dari kejadian-kejadian yang tidak berakhir, pertama -tama menbentuk batuan beku (pendinginan magma), kemudian mengalami proses pelapukan fisika dan kimia terbentuklah sedimen klastik, dan dengan pertolongan jasad-jasad terbentuklah sedimen organik sedangkan laruatan lain karena penguapan dan proses kimia terbentuk sedimen kimia. Kemudian dari batuan beku/sedimen dengan adanya tekanan dan temperatur yang tinggi, maka dapat dapat berubah menjadi batuan metamorf, dari batuan metamorf kemudian akan terbentuk magma kembali. 59. High grade ore

Yaitu bijih yang mempunyai kadar diatas kadar menurut kontrak penjualan. 60. Low grade ore

Yaitu bijih yang mempuyai kadar terletak antara kadar penjualan menurut kontrak dari kadar rejektion point (penolakan).

61.

Metalic mineral

Yaitu mineral yang mempunyai spesifik gravity yang tinggi serta mempunyai kilap logam. 62. Non metalic

Kurang dimiliki sifat-sifat metal di atas contohnya; carbon, aspal, intan 63. Mineral industri

Mineral yang tanpa mengalami banyak pengolahan dan langsung dapat dipergunakan, contoh : batukapur, granit, tanah liat, pasir. 64. Precious mineral (logam mulia)

Mineral yang sangat kuat bertahan terhadap oksidasi contohnya; emas, perak, platina. 65. Tracing float

Yaitu kegiatan untuk mencari sumber mineral dengan mengikuti potongan dengan endapan bijih. Syaratnya; keras, density tinggi, tidak larut dalam asam/basa lemah. Biasa usaha ini dimulai dari sungai dan alat yang dipakai adalah pen/dulang. 66. Persyaratan yang harus dipenuhi pada proses pelapukan.

Mineral yang terkandung dalam batuan haruslah mudah lapuk. Artinya tidak stabil pada kondisi yang dapat kena udara/atmosfer. 67. Sampling

Pengambilan suatu bagian yang terkecil dari suatu subjek yang besar dimana bagian yang terkecil itu dapat mewakili keseluruhan. Sampling itu tidak representative dalam hal : 68. Dalam hal pengambilan sampel Kesalahan dalam analisa Satling/contoh yang salah Tidak cukup contoh yang diambil Tidak tepat mengambil lokasi Kesalahan analisa kimia Tidak tepat dalam perhitungan assay Dilution

kesalahan yang muncul di dalam sampling :

Penambangan tonase sehingga menyebabkan penambahan keuntungan tonage, tetapi jumlah metal berharga tidak sebanding dengan tonage ditambahkan tersebut. Penyebab dilution Pengotor pada bijih sehingga kadarnya akan turun, hal ini disebabkan terambilnya overburden dan bed rock oleh alat gali/muat (power shovel/front shovel). Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar bijih : inpuritis dan dilution 69. Macam-macam sampling : grab sampling : pengambilan sampel pada lori/truck dalam interval tertentu. channel sampling : pengambilan sample dalam bentuk ukuran tertentu.

chip sampling : pengambilan sample dalam bentuk berat yang sama. dump sampling : pengambilan sample dalam /pada tempat penimbunan (stock pile) bulk sampling : pengambilan sample dalam bentuk bongkahan-bongkahan. core sampling : pengambilan sample berdasarkan alat bor. Alat bor yang digunakan adalah :

diamond drill, chilled shot drill dan hydrolic rotary drill. 70. Ore bearing mineral

Ore yang mengandung logam yang tidak menguntungkan dan belum menguntungkan pada saat ditinjau dari segi teknis dan ekonomis. 71. Krigging pada pekerjaan sampling

Pemelajaran terhadap penyebaran kadar dari suatu endapan secara horizontal dan secara vertikal. 72. 73. 1. 2. 3. 4. 5. 6. a. i. ii. iii. 1. a. b. c. d. e. 74. Faktor-faktor yang mempengaruhi umur tambang Bentuk dan ukuran dari bijih Cara penambangan Keadaan penambangan Penyediaan tenaga kerja Kapasitas dari shaft, alat-alat angkut Mill, pengangkutan, kapasitas pengolahan/peleburan Pasaran hasil produksi Usaha pertambangan bahan galian dapat meliputi penyelidikan umum eksplorasi eksploitasi penambangan pemurnian dan pengolahan penjualan Fase-fase penyelidikan pendahuluan pada tambang dapat di lakukan antara lain: Penyelidikan prospek Penyelidikan tambang tua Penyelidikan tambang yang sedang berjalan Penyelidikan prospek : Penyelidikan geologi Penyelidikan peralatan dan pemboran Meninjau ongkos-ongkos yang meliputi ongkos trasportasi dan ongkos-ongkos lain Pengambilan contoh dari out crop/sumur-sumur uji Meninjau keadaan pemasaran Assay value pada tambang batubara adalah mengenai Fixed carbon Volatile mater (zat terbang) Moisture content (kadar air) Ash content (kadar abu) Calorific value (nilai kalor)

75.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pelapukan

Mineral-mineral yang terkandung dalam batuan haruslah mudah lapuk. Artinya tidak stabil pada kondisi yang dapat kena udara antmosfir. 76. 77. 78. 79. Syarat-syarat lapangan kapal keruk Alluvial deposite Kedalaman tidak melebihi kemampuan ladder max. Kekayaan 1.5 10 kw/1000 m3 Cadangan 3.5 5 tahun kapasitas penggalian 2.105 m3/thn Syarat lapangan semprot Alluvial deposite Kedalaman kurang lebih 15 meter (situasi) Kekayaan 2.5 3 kw/1000 m3 Tersedia sumber air ada tempat pembuangan tailing kapasitas min 100.000 m3/thn Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat bor Harga alat bor Kedalaman lubang bor yang diinginkan Formasi batuan yang akan dibor Macam keterangan yang ingin diperoleh Kecepatan pemboran yang diinginkan Cara pengangkutan alat bor yang tersedia Ongkos pemboran yang tersedia Blasting agent

Apabilah berdiri sendiri tidak merupakan bahan peledak, tapi setelah dicampur dengan unsur bahan peledak yang lain baru merupakan bahan peledak. 1. a. b. i. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 80. Kekuatan bahan peledak dapat dikontrol dengan Besarnya lubang bor Jenis bahan peledak Untuk memperbesar kekuatan bahan peledak diameter lubang bor diperbesar (d) Kedalaman lubang bor ( H ) Burden (B) Spasing (E) Rock faktor ( c ) Weight strength ( s ) Degree of packing (P ) Sifat-sifat bahan peledak : Sensitivute

Dorongan yang dibutuhkan untuk suatu reaksi peledakan yang dapat mengakibatkan bahan peledak

itu meledak. Strength Stability Kekuatan bahan peledak untuk memindahkan suatu batuan/ material. Suatu senyawa bahan peledak yang tidak mudah berdecomposisi terhadap pengaruh luar. Misanyal; dingin, makin stabil bahan peledak makin mudah penyimpananya/handling dan aman. Hydroskopicity Sifat bahan peledak yang mudah bereaksi/berpengaruh terhadap lingkungan luar khususnya terhadap kelembaban udara (air). Valatility Reaktivity Detonation velocity Sifat bahan peledak yang mengeluarkan zat-zat padat setelah peledakan (jarang terjadi). Sifat mudah bahan peledak untuk bereaksi, Kecepatan detonasi/kecepatan gelombang detonasi yang menjalar/bereaksi melalui kolom bahan peledak itu sendiri (bahan, bentuk, ukuran butir, density, diameter, packeging, temperatur, dll). Sifat tersebut sangat penting dalam menentukan kwalitas bahan peladak. Water resistance Fume Ketahanan / kemampuan suatu bahan peledak untuk rembesan air dari luar. Gas-gas hasil peledakan dan ini dalam berupa fume dan amoks, gas -gas beracun yang dihasilakan ; CO, NO, NO2 Packaging Pembungkus bahan peledak dan ini sudah dianggap bagian dari bahan peledak didalam campuran bahan peledak itu sendiri. 81. wIre line (core barrel dengan kawat baja)

Dasar dari core barrel type adalah penggunaan tabung ganda dan dirancang agar tabung bagian dalam dapat diangkut kepermuakaan sesudah melepas rodnya. Proses ini dilakuakan oleh kawat baja dan kerak yang bergerak bebes. Pada tangkai rod, tabung bagian luar dan bir tunggal di dasar sumur. o o o o Keuntungan : Cara pengeluaran tabung bagian dalam yang berisi core lebih sederhana Menyebabkan bertambahnya umur coring bit, karena mengurangi diamond yang lepas. Rod terletak lebih lama didalam lubang yang akan mengurangi kerusakan Kerusakan pada sumur, karena casing/rod yang jarang diangkat Dapat dikombinasiakan dengan alat survey lubang bor, seperti kompas Pengetesan permeability Macam-macam crade/kadar : Computeted grade Effektife grade Pit head grade Run of minegrade : hasil ekplorasi data : hasil dari lapangan : hasil sesudah ditambang : hasil dari tumpukan

o o 82. 83. 84.

Mill grade

: hasil dari mill

Cut of grade. Langkah-langkah dalam melakuakan pemboran Menentukan lokasihnya Pembersihan tempat Pengukur jarak lubang bor Pengeboran Tujuan pemboran Produksi (untuk bor minyak) Sampel (dalam hal cadangan) Peledakan (untuk material kompak) Ventilasi Pengeringan Pembuatan shaft Sand filling Pemadaman kebakaran dibawah tanah Cara pemboran Manual driver (dengan tangan) Mechine driver (dengan mesin) : percusife (menumbuk), rotary (putar), dan gabungan percusife

dan ritary. 85. o o 1. Macam-macam drill Manual : Bangka bor (impire drill) Auger drill Machine : Percusife : Chrun drill, Hammer drill

Rotary : Hidroulic drill, Diamond drill, Jet pieree drill Rotary percusif drill : Jack hammer. 86. 87. 88. o o Kecepatan pemboran tergantung pada Jenis alat bornya (rotary/percusif/gabungan keduanya Batuannya (keras atau lunak) Kondisi geologi (apakah ada patahan dll) Cara pemakaian jackhammer Drifter (pemboran horizontal) Stopper (pemboran ke atas) Sinker (pemboran ke bawah) Kesukaran-kesukaran yang terdapat pada saat pemboran Struktur geologi batuannya (patahan, joint dll) Faktor topografi (bentuk permukaan bumi)

o o o

Sifat-sifat material yang akan dibor (kekerasan, kelembaban) Terjepitnya catting pada pipa bor Materialnya banyak mengandung air