pertamina - manajemen strategi-libre

24
TUGAS BESAR III ANALISIS STRATEGI PT. PERTAMINA (PERSERO) TBK. MANAJEMEN STRATEJIK ANDRYANO 411010001 DION AVELLINO S. 411010008 CHRISTIANTO PRASETYO P. 411010030 CINDY BEAUTY S. 411010031 DEDE SUDRAJATTULLOH 411110023 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG 2013

Upload: rudi-irawan

Post on 29-May-2017

672 views

Category:

Documents


88 download

TRANSCRIPT

TUGAS BESAR III

ANALISIS STRATEGI PT. PERTAMINA (PERSERO) TBK.

MANAJEMEN STRATEJIK

ANDRYANO 411010001

DION AVELLINO S. 411010008

CHRISTIANTO PRASETYO P. 411010030

CINDY BEAUTY S. 411010031

DEDE SUDRAJATTULLOH 411110023

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MA CHUNG

MALANG

2013

1

BAB I

PENDAHULUAN

Industri perminyakan adalah industri yang strategis dan berperan sangat

penting bagi perekonomian suatu negara. Karena itu, segala keputusan yang

berkenaan dengan sektor ini harus berlandaskan fundamental yang kuat beserta

dengan strategi pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu industri perminyakan

di Indonesia adalah PT. Pertamina (Persero) Tbk. Adapun PT. Pertamina (Persero)

Tbk. sendiri merupakan salah satu perusahaan negara yang menguasai sektor

penting/vital di Indonesia. Hal ini dikarenakan PT. Pertamina (Persero) Tbk.

bertanggung jawab memenuhi kuota bahan bakar yang dibutuhkan oleh masyarakat

luas. Selain itu, PT. Pertamina (Persero) Tbk. juga sangat bergantung kepada

pemerintah karena BBM yang merupakan hajat hidup orang banyak, benar-benar

harus dikelola dengan sebaik mungkin.

Hal-hal tersebut mengindikasikan pentingnya pengambilan keputusan yang

tepat, sehingga keputusan yang diambil bisa sama-sama menguntungkan

masyarakat dan perusahaan PT. Pertamina (Persero) Tbk. sendiri. Pembahasan akan

difokuskan pada analisis visi-misi, analisis internal dan eksternal perusahaan,

beserta dengan analisis perusahaan kompetitor yang ada. Adapun perusahaan

kompetitor PT. Pertamina (Persero) Tbk. sekarang ini, adalah Petronas dan Shell.

Analisis kompetitor tersebut dilakukan pada CPM (Competitive Profiling Matrix).

Kemudian, dari analisis internal dan eksternal perusahaan, akan dapat ditentukan

matriks SWOT. Pada pembuatan alternatif strategi lainnya, juga digunakan matriks

BCG (Boston Consulting Group) untuk mengetahui posisi PT. Pertamina (Persero)

Tbk. dari segi penguasaan pasar dan pertumbuhan perusahaan. Dan yang terakhir

dilakukan analisis QSPM untuk memilih strategi yang tepat bagi PT. Pertamina

(Persero) Tbk.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Visi-Misi Pertamina

Berikut ini merupakan visi dan misi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dan

perusahaan saingannya, beserta dengan sembilan komponen misi yang terkandung

di dalam misi-misi PT Pertamina (Persero) Tbk. dan perusahaan saingannya.

a. PT. Pertamina (Persero) Tbk.

Visi:

Menjadi Pemasar LPG & Produk Turunannya Kelas Dunia

Misi:

1. Menjalankan usaha LPG & produk turunannya yang meliputi

penerimaan, penimbunan, pendistribusian, dan pemasaran yang

terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

2. Mempertahankan posisi sebagai market leader bisnis LPG & produk

turunannya dalam negeri.

3. Memberikan layanan dan benefit terbaik kepada stakeholder.

b. Petronas

Visi:

To be a Leading Oil and Gas Multinational of Choice

Misi:

1. We are a business entity

2. Petroleum is our core business

3. Our primary responsibility is to develop and add value to this national

resource

4. Our objective is to contribute to the well-being of the people and the

nation

3

Tabel 2.1 Sembilan Komponen Misi PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Komponen Misi Kandungan Komponen Misi di Dalam

Misi 1 Pelanggan Memberikan layanan dan benefit terbaik

kepada stakeholder 2 Barang/Jasa LPG & Produk turunannya 3 Pasar Berorientasi pada pasar dalam negeri 4 Teknologi - 5 Komitmen dalam bertahan,

bertumbuh, dan keuntungan? Menjalankan usaha LPG & produk turunannya yang meliputi penerimaan, penimbunan, pendistribusian, dan pemasaran yang terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

6 Filosofi - 7 Karyawan Memberikan layanan dan benefit terbaik

kepada stakeholder 8 Public Image Sebagai market leader bisnis LPG & produk

turunannya dalam negeri 9 Self Concept Sebagai market leader bisnis LPG & produk

turunannya dalam negeri

Tabel 2.2 Sembilan Komponen Misi Petronas No. Komponen Misi Kandungan Komponen Misi di Dalam

Misi 1 Pelanggan People and the nation 2 Barang/Jasa Petroleum 3 Pasar Pasar dalam bidang petroleum 4 Teknologi - 5 Komitmen dalam bertahan,

bertumbuh, dan keuntungan? Our primary responsibility is to develop and add value to this national resource

6 Filosofi To contribute to the well-being of the people and the nation

7 Karyawan - 8 Public Image We are business entity 9 Self Concept We are business entity

2.2 Internal Factors Analysis (IFE)

Berikut ini merupakan peta kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)

yang telah didalami dan ditelaah dengan metode observasi.

4

Tabel 2.3 Keunggulan dan Kelemahan PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Keunggulan (Strength) 1 Merk pertamina sudah kuat 2 Merupakan pelopor usaha LPG 3 Salesman perusahaan dapat diandalkan karena telah teruji selama

5 tahun. 4 Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan 5 Dikelola secara profesional 6 Menghindari benturan kepentingan antar departemen 7 Tidak mentoleransi suap 8 Menjunjung tinggi kepercayaan antar karyawan dan pimpinan 9 Memiliki integritas yang tinggi 10 Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik 11 Kinerja keuangan yang baik 12 Kualitas produk yang lebih baik daripada produk substitusi 13 Integrasi vertikal yang baik dengan pemasok sumber bahan baku

gas elpiji 14 Pemasaran perusahaan cukup optimal 15 Pertumbuhan penjualan yang meningkat 16 Mengembangkan fokus bisnis dari hanya perusahan minyak dan

gas bumi menjadi perusahaan energi. No. Kelemahan (Weakness) 1 Ketergantungan pasokan pada satu pemasok 2 Pada saat perusahaan mulai berkembang, mengalami kekurangan

modal kerja 3 Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi

masyarakat sekitar 4 Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah

masih harus diolah di luar negeri 5 Masih banyak SDM yang belum terampil sehingga harus dilatih

agar bisa mengolah sendiri 6

Ketergantungan terhadap sumber bahan baku gas Elpiji 7 Jaringan distribusi nasional yang kurang optimal 8 Kapasitas tangki timbun gas Elpiji Nasional 9 Kapasitas produksi dan gangguan teknis di kilang pengolahan

Elpiji 10 Kapabilitas manajemen dalam menentukan harga gas Elpiji 11 Fasilitas distribusi (kapal tongkang) yang sudah berusia tua

sehingga membutuhkan modal yang besar untuk pembaharuan 12 Pengalaman yang dimiliki Pertamina dalam mengelola suatu blok

minyak masih kurang 13 Manajemen pengelolaan lapangan yang dimiliki Pertamina masih

lemah 14 Keterbatasan sumber daya bahan baku

Berikut merupakan teknis pembobotan yang dilakukan untuk faktor internal:

5

Tabel 2.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk.

Factors A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 A2 A3 A4 Total Row

Weight Calculated

A 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 19 0.0436782

B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 10 0.0229885

C 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 0.0413793

D 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 23 0.0528736

E 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 18 0.0413793

F 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 0.0275862

G 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12 0.0275862

H 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 0.0482759

I 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 0.0574713

J 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 0.0436782

K 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 5 0.0114943

L 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 26 0.0597701

M 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 12 0.0275862

N 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 0.0482759

O 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 0.0137931

P 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 10 0.0229885

Q 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 11 0.0252874

R 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0.0068966

S 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 10 0.0229885

T 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 0.0367816

U 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 0.045977

V 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 0.0114943

W 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 0.0367816

X 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 13 0.0298851

6

Tabel 2.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) Y 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 15 0.0344828

Z 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 25 0.0574713

A1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8 0.0183908

A2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 6 0.0137931

A3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 25 0.0574713

A4 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0.0114943

435

7

Melalui pembobotan teknis yang telah dilakukan, didapatkan hasil akhir bobot

beserta rating masing-masing bobot sebagai berikut:

Tabel 2.5 Bobot dan Rating INISIAL BOBOT RATING TOTAL SCORE

A 0.04368 4 0.17471 B 0.02299 4 0.09195 C 0.04138 3 0.12414 D 0.05287 3 0.15862 E 0.04138 2 0.08276 F 0.02759 3 0.08276 G 0.02759 2 0.05517 H 0.04828 2 0.09655 I 0.05747 3 0.17241 J 0.04368 2 0.08736 K 0.01149 3 0.03448 L 0.05977 1 0.05977 M 0.02759 2 0.05517 N 0.04828 2 0.09655 O 0.01379 2 0.02759 P 0.02299 3 0.06897 Q 0.02529 2 0.05057 R 0.00690 3 0.02069 S 0.02299 2 0.04598 T 0.03678 3 0.11034 U 0.04598 2 0.09195 V 0.01149 3 0.03448 W 0.03678 2 0.07356 X 0.02989 3 0.08966 Y 0.03448 3 0.10345 Z 0.05747 3 0.17241

A1 0.01839 3 0.05517 A2 0.01379 2 0.02759 A3 0.05747 3 0.17241 A4 0.01149 3 0.03448

Total 1 2.55172

Dapat diketahui nilai penilaian terhadap IFE dari PT. Pertamina (Persero)

Tbk. adalah 2,55172, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan internal PT.

Pertamina (Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.

2.3 External Factors Analysis (IFE)

Berikut ini merupakan peluang dan ancaman yang telah didalami dan ditelaah

dengan metode observasi.

8

Tabel 2.6 Peluang dan Ancaman PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Peluang (Opportunities) 1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2 Pertumbuhan kendaraan bermotor 3 Pertumbuhan industri Indonesia 4 Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina. 5 Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg 6 Besarnya pasar untuk produk minyak pada dunia internasional 7 Potensi penghapusan subsidi BBM bagi Industri 8 Undang-undang pemerintah yang melindungi 9 Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk

selain LPG Pertamina. 10 Adanya prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia. 11 Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat 12 Masih tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada produk pertamina 13 Untuk ke depannya, perusahaan kompetitor tidak diberi subsidi oleh pemerintah

sehingga harga produk lebih mahal 14 Munculnya varian bahan bakar 15 Adanya modernisasi kilang minyak oleh pemerintah No. Ancaman (Threats) 1 Kenaikan harga minyak mentah dunia 2 Munculnya bubble pada ekonomi Indonesia 3 Adanya persaingan tidak sehat pada dunia industri 4 Naiknya inflasi di Indonesia 5 Potensi politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak 6 Munculnya peraturan pembatasan penggunaan BBM 7 Munculnya potensi politik yang kurang stabil di Indonesia terutama saat

menjelang pemilu 8 Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia 9 Banjir dan bencana alam lainnya

10 Timbulnya budaya "Go Green" 11 Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak 12 Adanya perusahaan minyak asing 13 Munculnya bahan bakar alternatif 14 Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih 15 Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring

konsumen sebanyak-banyaknya.

Berikut ini merupakan teknis pembobotan yang dilakukan untuk faktor

eksternal:

9

Tabel 2.7 Teknis Pembobotan Faktor Eksternal PT. Pertamina (Persero) Tbk.

Factors A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 C1 D1 Total Row

Weight Calculated

A 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 0.044 B 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 0.040 C 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 0.047 D 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 0.042 E 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 0.042 F 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 0.049 G 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10 0.023 H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0.063 I 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 13 0.030 J 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 5 0.012 K 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 17 0.040 L 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 0.058 M 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0.028 N 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 0.061 O 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 0.054 P 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0.012 Q 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10 0.023 R 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 19 0.044 S 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 13 0.030 T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 8 0.019 U 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 10 0.023 V 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 0.040 W 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 10 0.023 X 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5 0.012 Y 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 14 0.033 Z 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 6 0.014

A1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 19 0.044 B1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 7 0.016 C1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 0.014

10

Tabel 2.7 Teknis Pembobotan Faktor Eksternal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) D1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9 0.021

Total 429 1

11

Sehingga didapatkan hasil akhir bobot beserta rating masing-masing bobot

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8 Bobot dan Rating Faktor Eksternal

Inisial Weight Rating Weight Rating

A 0.044289 2 0.0885781 B 0.039627 4 0.1585082 C 0.04662 4 0.1864802 D 0.041958 2 0.0839161 E 0.041958 3 0.1258741 F 0.048951 1 0.048951 G 0.02331 3 0.0699301 H 0.0629371 2 0.1258741 I 0.030303 2 0.0606061 J 0.011655 3 0.034965 K 0.039627 2 0.0792541 L 0.0582751 2 0.1165501 M 0.027972 3 0.0839161 N 0.0606061 1 0.0606061 O 0.0536131 2 0.1072261 P 0.011655 1 0.011655 Q 0.02331 4 0.0932401 R 0.044289 3 0.1328671 S 0.030303 4 0.1212121 T 0.018648 2 0.037296 U 0.02331 2 0.04662 V 0.039627 2 0.0792541 W 0.02331 1 0.02331 X 0.011655 2 0.02331 Y 0.032634 1 0.032634 Z 0.013986 2 0.027972

A1 0.044289 3 0.1328671 B1 0.016317 4 0.0652681 C1 0.013986 2 0.027972 D1 0.020979 3 0.0629371

Total 1 2.3496503

Dapat diketahui bahwa nilai EFE dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. adalah

2,3496503, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan eksternal PT. Pertamina

(Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.

2.4 Competitive Profiling Matrix (CPM)

PT. Pertamina (Persero) Tbk. merupakan perusahaan minyak bumi dan gas

terbesar di Indonesia. Seiring berlalunya waktu dan perkembangan jaman, banyak

12

perusahaan minyak bumi dan gas yang masuk ke Indonesia baik untuk membeli

minyak bumi mentah dan juga menjual bahan bakar minyak yang telah diproduksi.

Beberapa pesaing berat PT. Pertamina (Persero) Tbk. di Indonesia antra lain:

1. Petronas

2. Shell

Dengan persaingan yang cukup ketat ini, diperlukan sebuah studi dalam

rangka mengetahui posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dibandingkan dengan para

kompetitornya. Competitive Profile Matrix (CPM) adalah metode yang digunakan

untuk menganalisis masalah yang telah dijabarkan di atas. Metode ini prinsipnya

hampir sama dengan metode pembobotan untuk strength, weakness, opportunity

dan threat hanya sedikit berbeda karena harus dibandingkan dengan perusahaan

pesaingnya.

Sebelum dilakukan perbandingan, terlebih dahulu dilakukan pembobotan

terhadap faktor-faktor yang akan diperhitungkan, faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Teknologi

2. Manajemen

3. Kesetiaan Pelanggan

4. Kualitas Pelayanan

5. Kualitas Produk

6. Harga Produk

7. Penguasaan Pasar

8. Penyebaran SPBU

13

PEMBOBOTAN Teknologi Manajemen Kesetiaan Pelanggan

Kualitas Pelayanan

Kualitas Produk

Harga Produk

Penguasaan Pasar

Penyebaran SPBU

Total Row

Weight Calculate

Teknologi 0 1 0 0 0 0 0 1 0.036

Manajemen 1 0 0 0 0 0 1 2 0.071

Kesetiaan Pelanggan 0 1 0 1 0 0 1 3 0.107 Kualitas Pelayanan 1 1 1 1 0 1 1 6 0.214

Kualitas Produk 1 1 0 0 0 1 1 4 0.143 Harga Produk 1 1 1 1 1 1 1 7 0.250

Penguasaan Pasar 1 1 1 0 0 0 1 4 0.143 Penyebaran SPBU 1 0 0 0 0 0 0 1 0.036 Total 28 1

Tabel 2.9 Pembobotan Faktor-faktor CPM

14

Setelah dilakukan pembobotan terhadap factor-faktor yang akan diperhitungkan

dalam melakukan analisis CPM, selanjutanya adalah proses membandingkan skor

CPM.

Tabel 2.10 Perbandingan Skor CPM

Faktor Bobot Pertamina Petronas Shell

Rating Skor Rating Skor Rating Skor

Teknologi 0.04 1 0.04 4 0.14 3 0.11 Manajemen 0.07 2 0.14 3 0.21 2 0.14 Kesetiaan Pelanggan 0.11 4 0.43 1 0.11 1 0.11 Kualitas Pelayanan 0.21 2 0.43 3 0.64 3 0.64 Kualitas Produk 0.14 2 0.29 3 0.43 2 0.29 Harga Produk 0.25 2 0.50 1 0.25 1 0.25 Penguasaan Pasar 0.14 4 0.57 1 0.14 1 0.14 Penyebaran SPBU 0.04 4 0.14 1 0.04 1 0.04

TOTAL 1.00 2.54 1.96 1.71

Berdasarkan perbadingan skor CPM di atas, PT. Pertamina (Persero) Tbk.

memiliki total skor tertinggi di antara pesaing-pesaingnya. Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa PT. Pertamina (Persero) Tbk. berada dalam posisi teratas

dalam persaingan bisnis di sektor perminyakan.

2.5 Matriks SWOT

Dalam melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan

Threatments) harus dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain:

1. Cari dan urutkan key indicator untuk setiap Strength, Weakness,

Opportunities, dan Threats.

2. Membuat matriks SWOT.

3. Meletakan setiap key indicator Strength, Weakness, Opportunities, dan

Threats pada kotak yang sudah tersedia.

4. Melakukan analisis dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats

yang ada.

Ada empat strategi yang akan dianalisis dari keempat faktor baik eksternal

maupun internal di atas, yaitu[1]:

a. Strategi SO, adalah strategi yang memaksimalkan kekuatan yang dimiliki

untuk meningkatkan kemungkinan mengambil peluang yang ada.

15

b. Strategi WO, adalah strategi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan

dengan berusaha mengambil peluang yang ada.

c. Strategi ST, merupakan strategi yang memaksimalkan kekuatan untuk

menghindari ancaman yang mungkin terjadi.

d. Strategi WT, adalah strategi dimana perusahaan berupaya memperkecil

kelemahan serta menghindari ancaman.

Berikut ini merupakan matriks analisis SWOT dari PT. Pertamina (Persero)

Tbk.

Tabel 2.11 Matriks SWOT PT. Pertamina (Persero) Tbk. Strength (S) Weakness (W)

1. Penjualan produk relatif mudah karena merek pertamina sangat kuat dan menguasai pangsa pasar LPG.

2. Merupakan pelopor usaha LPG. 3. Salesman perusahaan dapat

diandalkan karena telah teruji selama 5 tahun.

4. Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan.

5. Dikelola secara profesional. 6. Menghindari benturan

kepentingan antar departemen. 7. tidak mentoleransi suap. 8. Menjunjung tinggi kepercayaan

antar karyawan dan pimpinan. 9. Memiliki integritas yang tinggi. 10. Berpedoman pada asas-asas tata

kelola korporasi yang baik. 11. Kinerja keuangan yang baik. 12. Kualitas produk yang lebih baik

daripada produk substitusi. 13. Integrasi vertikal yang baik

dengan pemasok sumber bahan baku gas elpiji.

14. Pemasaran perusahaan cukup optimal.

15. Pertumbuhan penjualan yang meningkat.

16. Mengembangkan fokus bisnis dari hanya perusahan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi.

1. Ketergantungan pasokan pada satu pemasok.

2. Pada saat perusahaan mulai berkembang, mengalami kekurangan modal kerja.

3. Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi masyarakat sekitar.

4. Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah masih harus diolah di luar negeri.

5. Masih banyak SDM yang belum terampil sehingga harus dilatih agar bisa mengolah sendiri.

6. Ketergantungan terhadap sumber bahan baku gas Elpiji.

7. Jaringan distribusi nasional yang kurang optimal.

8. Kapasitas tangki timbun gas Elpiji Nasional.

9. Kapasitas produksi dan gangguan teknis di kilang pengolahan Elpiji.

10. Kapabilitas manajemen dalam menentukan harga gas Elpiji.

11. Fasilitas distribusi (kapal tongkang) yang sudah berusia tua sehingga membutuhkan modal yang besar untuk pembaharuan.

12. Pengalaman yang dimiliki Pertamina dalam mengelola

16

suatu blok minyak masih kurang.

13. Manajemen pengelolaan lapangan yang dimiliki Pertamina masih lemah

14. Keterbatasan sumber daya bahan baku.

Opportunities (O) SO WO

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia .

2. Pertumbuhan kendaraan bermotor.

3. Pertumbuhan industri Indonesia.

4. Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina.

5. Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg yang baru saja di-launching Pertamina sebagai produk konversi pengganti Minyak Tanah.

6. Peluang untuk berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

7. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi Industri.

8. Undang-undang pemerintah yang melindungi.

9. Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk selain LPG Pertamina.

10. Saat ini perusahaan bidang jasa mendapat prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia.

11. Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat.

12. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat.

13. Harga kompetitor lebih mahal.

14. Adanya modernisasi kilang minyak dari pemerintah.

15. Munculnya varian bahan bakar.

1. Produk pertamina dapat terjual dengan mudah ke seluruh masyarakat Indonesia sehingga secara tidak langsung membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia (S1 + O1).

2. Dikarenakan Pertamina adalah pioneer (pelopor) untuk BBM dan LPG, mengakibatkan tingginya loyalitas, kepercayaan, dan tingkat ketergantungan masyarakat pada produk-produk pertamina untuk memenuhi kebutuhan (S2 + O12, O13).

3. Guna meningkatkan kualitas produk, maka pertamina memunculkan varian-varian bahan bakar yang memiliki kualitas lebih baik (S13 + O15).

1. Meskipun masih memiliki masalah dalam hal manajemen dan pengaturan hal-hal teknis masyarakat dapat memaklumi hal tersebut karena tingginya loyalitas, kepercayaan, dan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap produk Pertamina (W9, W12, W13 + O11, O12).

17

Threats (T) ST WT

1. Kenaikan harga minyak mentah dunia.

2. Persaingan yang tajam di antara sesama Sub Agen LPG Pertamina.

3. Pencabutan ijin Sub Agen LPG Pertamina apabila melakukan pelangaran.

4. Politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak.

5. Pembatasan penggunaan BBM.

6. PT Pertamina sepakat untuk mengakiri kerjasama dengan Mitsui & Co., Ltd. Mitsui dalam Proyek RFCC di Refinery Unit IV Pertamina.

7. Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.

8. Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia.

9. Banjir dan bencana alam lainnya.

10. Timbulnya budaya "Go Green".

11. Adanya perusahaan minyak asing.

12. Munculnya bahan bakar alternatif.

13. Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak.

14. Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih.

15. Naiknya inflasi di Indonesia.

1. Pertamina mengembangkan fokus bisnisnya dari hanya perusahaan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi, hal ini dapat menanggulangi beberapa ancaman antara lain, menurunnya cadangan minyak mentah Indonesia, terjadi banjir dan bencana alam lainnya yang dapat menghambat pendistribusian produk, timbul budaya ”go green”, dan munculnya bahan bakar alternatif (S16 + T8, T9, T10, T12).

2. Apabila pertamina hanya menggunakan satu pemasok, maka pertamina akan sangat lemah dalam negosiasi, padahal kecenderungan harga minyak dunia yang naik. Sehingga dengan menambak jumlah supplier, pertamina bisa bernegosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih murah untuk menyiasati kenaikan harga minyak dunia (W1 + T1).

3. Dilakukan perombakan struktur organisasi atau penggantian personel di dalamnya untuk menghadapi situasi ancaman yang dijabarkan. Dengan perombakan ini, diharapkan mampu mengubah manajemen pertamina dan dengan cara itu secara tidak langsung juga dapat mengatasi problem kurangnya training karyawan (W3, W5 + T4, T5).

4. Pertamina seharusnya membangun jaringan SPBU di kota-kota kecil karena hal ini aka berpotensi bagus bagi perusahaan asing yang ingin merambah ke Indonesia. Sehingga dengan cara ini, problem distribusi yang kurang lancar dapat diminimalkan atau bahkan teratasi (W6 + T4, T5).

5. Pertamina dianjurkan untuk menaikkan harga jual minyak. Hal ini merupakan opsi yang paling realistis dikarenakan supla bahan baku yang semakin sedikit, ditambah dengan harga minyak yang tinggi sehingga menyebabka harga pokok produksi minyak akan tinggi. Karena itu strategi satu-satunya adalah meningkatkan harga jual (W7 + T1, T2, T7).

18

2.6 Matriks Boston Consulting Group (BCG)

Dalam menerapkan BCG, diperlukan adanya data mengenai penjualan PT.

Pertamina (Persero) Tbk. pertahunnya, berikut ini adalah gambar yang

menerangkan mengenai konsumsi produk PT. Pertamina (Persero) Tbk. dari tahun

2009-2012.

Gambar 2.1 Konsumsi premium, minyak tanah, dan solar tahun 2010 [2]

Untuk menghitung sumbu X yang merupakan tingkat pertumbuhan pasar,

digunakan rumus: Pertumbuhan pasar = �墜津鎚通陳鎚� 痛�ℎ通津 �−�墜津鎚通陳鎚� 痛�ℎ通津 �−怠�墜津鎚通陳鎚� 痛�ℎ通津 �−怠 � などど%

Data yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan pasar adalah premium

pada tahun 2011 dan 2012. Sehingga matriks BCG yang dihitung merupakan

perhitungan pertumbuhan konsumsi premium dari tahun 2011 ke 2012.

Pertumbuhan pasar = 9怠胎泰待替−滞胎戴態泰滞滞胎戴態泰滞 � などど% = 3.63%

Sedangkan untuk mengetahui market share PT. Pertamina (Persero) Tbk.,

digunakan data mengenai market share PT. Pertamina (Persero) Tbk. yang hanya

meliputi marketshare untuk bahan bakar non subsidi. Adapun market share PT.

Pertamina (Persero) Tbk. adalah 71.19% [3].

Data market share yang digunakan adalah data non-subsidi. Data ini

diasumsikan sama dengan data premium bersubsidi, karena di Indonesia, yang

memberikan subsidi adalah pemerintah dan distributornya hanyalah 1 yaitu PT.

Pertamina (Persero) Tbk. Oleh karena itu, sebenarnya dapat dikatakan bahwa

19

market share pertamina untuk bahan bakar bersubsidi adalah 100%. Namun

dikarenakan ada kompetitor lain yang bergerak di penjualan minyak non subsidi,

maka data market share yang digunakan adalah 71.19%. Data ini dianggap relevan

untuk menggambarkan posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. bsaat ini di para

pesaingnya.

Berdasarkan perhitungan dan data-data yang ada, maka dapat disimpulkan

sumbu X terletak di 3,55% dan sumbu Y terletak di 71.19%. Berikut adalah posisi

pertamina pada matriks BCG:

Gambar 2.2 Matriks BCG PT. Pertamina (Persero) Tbk.

Berdasarkan letak matriks BCG di atas, dapat dilihat bahwa PT. Pertamina

(Persero) Tbk. terletak pada kuadran stars dimana memiliki pertumbuhan positif

dan memiliki pangsa pasar yang luas serta PT. Pertamina (Persero) Tbk. dianggap

sudah melakukan aktivitas usaha dengan baik serta memiliki peluang yang yang

terbuka lebar dan sangat bagus di depan. Adapun strategi alternatif yang bisa dipilih

pasa posisi ini adalah integrated strategy, dimana PT. Pertamina (Persero) Tbk. bisa

mengakuisisi supplier atau distributor. Strategi alternatif yang kedua adalah

intensive strategy, dimana PT. Pertamina (Persero) Tbk. disarankan untuk

mengembangkan produknya agak lebih baik lagi. Strategi alternatif yang ketiga

adalah dengan melakukan joint ventures dengan perusahaan-perusahaan lain yang

bergerak di bidang perminyakan untuk membuat sebuah anak perusahaan baru yang

20

bisa dijadikan ujung tombak baru dalam rangka meningkatkan market share dan

market growth.

2.7 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Analisis QSPM yang dilakukan terhadap PT. Pertamina (Persero) Tbk. ini

didasarkan pada key external factors dan key internal factors yang sebelumnya telah

dijabarkan pada analisis SWOT. Kemudian key internal factors dan key external

factors ini dikelompokan sesuai rumpun yang ada pada analisis QSPM yaitu:

Key external factors:

Economy

Political/Legal/Governmental

Social/Cultural/Demographic/Environmental

Technological

Competitive

Key internal factors:

Management

Marketing

Finance/Accounting

Production/Operations

Research and Development

Computer Information Systems

Berikut merupakan daftar pengelompokan key internal factors dan key

external factors dari analisis SWOT yang akan digunakan pada perhitungan QSPM:

Key external factors:

Economy: O1, O6, O7, T15

Political/Legal/Governmental: O8, O10, O14, T3, T4, T5

Social/Cultural/Demographic/Environmental: O1, O2, O3, O4, O9, O11,

O12, T1, T8, T9, T10

Technological: O15, T14

Competitive: O13, T2, T6, T7, T11, T12, T13

Key internal factors:

Management: S5, S6, S7, S8, S9, S10, S13, W1, W5, W10, W11, W13

21

Marketing: S1, S3, S4, S14, W7

Finance/Accounting: S11, S15, W2

Production/Operations: S12, W3, W4, W6, W8, W9, W11, W14

Research and Development: S2, S16

Computer Information Systems: tidak ditemukan

Setelah dilakukan pengelompokan terhadap key internal factors dan key

external factors seperti diatas, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan

metode QSPM yang menilai tiga strategi alternatif yang akan digunakan. Ketiga

strategi alternative tersebut didapakan dari hasil analisis pada matriks BCG. Berikut

ini merupakan hasil matriks QSPM dari tiga strategi tersebut.

Tabel 2.12 Matriks QSPM Tiga Strategi Alternatif Pada PT. Pertamina (Persero) Tbk.

Key Factors Weight Integrated Strategy

Intensive Strategy Joint Ventures

AS TAS AS TAS AS TAS External Factors

Economy 0.137529 4 0.550117 4 0.5501166 2 0.2750583

Political/Legal/Governmental 0.228438 4 0.913753 4 0.9137529 3 0.6853147

Social/Cultural/Demographic/Environmental 0.377622 4 1.51049 4 1.5104895 2 0.7552448

Technological 0.067599 1 0.067599 2 0.1351981 4 0.2703963

Competitive 0.188811 2 0.377622 2 0.3776224 4 0.7552448 Total 1 3.41958 3.4871795 2.7412587 Internal Factors

Management 0.49197 3 1.47591 4 1.96788 3 1.47591

Marketing 0.22299 4 0.89196 4 0.89196 4 0.89196

Finance/Accounting 0.03218 3 0.09654 4 0.12872 3 0.09654

Production/Operations 0.20689 4 0.82756 4 0.82756 4 0.82756

Research and Development 0.04598 1 0.04598 1 0.04598 4 0.18392

Computer Information Systems 0 1 0 2 0 4 0 Total 1 3.33795 3.86210 3.47589

Dari matriks QSPM diatas, dapat dilihat bahwa yang memiliki skor akhir

tertinggi adalah strategi alternatif kedua yaitu intensive strategy. Oleh karena itu,

strategi ini yang kemudian bisa dipakai oleh PT. Pertamina (Persero) Tbk. Pada

strategi ini (intensive strategy) yang utama harus dilakukan adalam mengimprove

pruduk dan service dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. berikut ini merupakan

beberapa langkah yang bisa dilakukan PT. Pertamina (Persero) Tbk. dalam

pelaksanaan strategi intesif ini.

22

Tabel 2.13 Pilihan action pada Strategi Intesif PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Strategi Intensif 1 Pertamina mempercepat riset dalam hal pembuatan bahan bakar baru, terutama

pengganti bahan bakar fosil 2 Peningkatan kualitas produk seperti meningkatkan kualitas produk jenis

premium (meningkatkan angka oktan) karena kedepannya premium akan tidak disubsidi lagi oleh pemerintah.

3 Peningkatan kualitas pelayanan di SPBU 4 Peningkatan kualitas pelayanan di tingkat agen LPG 5 Peningkatan varian produl LPG, misalnya LPG 5 kg

23

REFERENSI

1. F.R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, 11th ed., Prentice

Hall, 2007

2. KabarGress.com, Konsumsi LPG 3 kg di Jawa Timur Terus Meningkat

(Online), January2013, (http://kabargress.com/2013/01/15/konsumsi-lpg-3-

kg-di-jawa-timur-terus-meningkat/, diakses 1 Mei 2013)

3. Newswire, PERTAMINA: Penjualan BBM Nonsubsidi Alami Peningkatan,

(Online), April2013, (http://www.bisnis-

kti.com/index.php/2013/04/pertamina-penjualan-bbm-nonsubsidi-alami-

peningkatan/, diakses 1 Mei 2013)