pertamina - manajemen strategi-libre
TRANSCRIPT
TUGAS BESAR III
ANALISIS STRATEGI PT. PERTAMINA (PERSERO) TBK.
MANAJEMEN STRATEJIK
ANDRYANO 411010001
DION AVELLINO S. 411010008
CHRISTIANTO PRASETYO P. 411010030
CINDY BEAUTY S. 411010031
DEDE SUDRAJATTULLOH 411110023
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MA CHUNG
MALANG
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
Industri perminyakan adalah industri yang strategis dan berperan sangat
penting bagi perekonomian suatu negara. Karena itu, segala keputusan yang
berkenaan dengan sektor ini harus berlandaskan fundamental yang kuat beserta
dengan strategi pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu industri perminyakan
di Indonesia adalah PT. Pertamina (Persero) Tbk. Adapun PT. Pertamina (Persero)
Tbk. sendiri merupakan salah satu perusahaan negara yang menguasai sektor
penting/vital di Indonesia. Hal ini dikarenakan PT. Pertamina (Persero) Tbk.
bertanggung jawab memenuhi kuota bahan bakar yang dibutuhkan oleh masyarakat
luas. Selain itu, PT. Pertamina (Persero) Tbk. juga sangat bergantung kepada
pemerintah karena BBM yang merupakan hajat hidup orang banyak, benar-benar
harus dikelola dengan sebaik mungkin.
Hal-hal tersebut mengindikasikan pentingnya pengambilan keputusan yang
tepat, sehingga keputusan yang diambil bisa sama-sama menguntungkan
masyarakat dan perusahaan PT. Pertamina (Persero) Tbk. sendiri. Pembahasan akan
difokuskan pada analisis visi-misi, analisis internal dan eksternal perusahaan,
beserta dengan analisis perusahaan kompetitor yang ada. Adapun perusahaan
kompetitor PT. Pertamina (Persero) Tbk. sekarang ini, adalah Petronas dan Shell.
Analisis kompetitor tersebut dilakukan pada CPM (Competitive Profiling Matrix).
Kemudian, dari analisis internal dan eksternal perusahaan, akan dapat ditentukan
matriks SWOT. Pada pembuatan alternatif strategi lainnya, juga digunakan matriks
BCG (Boston Consulting Group) untuk mengetahui posisi PT. Pertamina (Persero)
Tbk. dari segi penguasaan pasar dan pertumbuhan perusahaan. Dan yang terakhir
dilakukan analisis QSPM untuk memilih strategi yang tepat bagi PT. Pertamina
(Persero) Tbk.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Visi-Misi Pertamina
Berikut ini merupakan visi dan misi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dan
perusahaan saingannya, beserta dengan sembilan komponen misi yang terkandung
di dalam misi-misi PT Pertamina (Persero) Tbk. dan perusahaan saingannya.
a. PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Visi:
Menjadi Pemasar LPG & Produk Turunannya Kelas Dunia
Misi:
1. Menjalankan usaha LPG & produk turunannya yang meliputi
penerimaan, penimbunan, pendistribusian, dan pemasaran yang
terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
2. Mempertahankan posisi sebagai market leader bisnis LPG & produk
turunannya dalam negeri.
3. Memberikan layanan dan benefit terbaik kepada stakeholder.
b. Petronas
Visi:
To be a Leading Oil and Gas Multinational of Choice
Misi:
1. We are a business entity
2. Petroleum is our core business
3. Our primary responsibility is to develop and add value to this national
resource
4. Our objective is to contribute to the well-being of the people and the
nation
3
Tabel 2.1 Sembilan Komponen Misi PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Komponen Misi Kandungan Komponen Misi di Dalam
Misi 1 Pelanggan Memberikan layanan dan benefit terbaik
kepada stakeholder 2 Barang/Jasa LPG & Produk turunannya 3 Pasar Berorientasi pada pasar dalam negeri 4 Teknologi - 5 Komitmen dalam bertahan,
bertumbuh, dan keuntungan? Menjalankan usaha LPG & produk turunannya yang meliputi penerimaan, penimbunan, pendistribusian, dan pemasaran yang terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
6 Filosofi - 7 Karyawan Memberikan layanan dan benefit terbaik
kepada stakeholder 8 Public Image Sebagai market leader bisnis LPG & produk
turunannya dalam negeri 9 Self Concept Sebagai market leader bisnis LPG & produk
turunannya dalam negeri
Tabel 2.2 Sembilan Komponen Misi Petronas No. Komponen Misi Kandungan Komponen Misi di Dalam
Misi 1 Pelanggan People and the nation 2 Barang/Jasa Petroleum 3 Pasar Pasar dalam bidang petroleum 4 Teknologi - 5 Komitmen dalam bertahan,
bertumbuh, dan keuntungan? Our primary responsibility is to develop and add value to this national resource
6 Filosofi To contribute to the well-being of the people and the nation
7 Karyawan - 8 Public Image We are business entity 9 Self Concept We are business entity
2.2 Internal Factors Analysis (IFE)
Berikut ini merupakan peta kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
yang telah didalami dan ditelaah dengan metode observasi.
4
Tabel 2.3 Keunggulan dan Kelemahan PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Keunggulan (Strength) 1 Merk pertamina sudah kuat 2 Merupakan pelopor usaha LPG 3 Salesman perusahaan dapat diandalkan karena telah teruji selama
5 tahun. 4 Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan 5 Dikelola secara profesional 6 Menghindari benturan kepentingan antar departemen 7 Tidak mentoleransi suap 8 Menjunjung tinggi kepercayaan antar karyawan dan pimpinan 9 Memiliki integritas yang tinggi 10 Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik 11 Kinerja keuangan yang baik 12 Kualitas produk yang lebih baik daripada produk substitusi 13 Integrasi vertikal yang baik dengan pemasok sumber bahan baku
gas elpiji 14 Pemasaran perusahaan cukup optimal 15 Pertumbuhan penjualan yang meningkat 16 Mengembangkan fokus bisnis dari hanya perusahan minyak dan
gas bumi menjadi perusahaan energi. No. Kelemahan (Weakness) 1 Ketergantungan pasokan pada satu pemasok 2 Pada saat perusahaan mulai berkembang, mengalami kekurangan
modal kerja 3 Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi
masyarakat sekitar 4 Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah
masih harus diolah di luar negeri 5 Masih banyak SDM yang belum terampil sehingga harus dilatih
agar bisa mengolah sendiri 6
Ketergantungan terhadap sumber bahan baku gas Elpiji 7 Jaringan distribusi nasional yang kurang optimal 8 Kapasitas tangki timbun gas Elpiji Nasional 9 Kapasitas produksi dan gangguan teknis di kilang pengolahan
Elpiji 10 Kapabilitas manajemen dalam menentukan harga gas Elpiji 11 Fasilitas distribusi (kapal tongkang) yang sudah berusia tua
sehingga membutuhkan modal yang besar untuk pembaharuan 12 Pengalaman yang dimiliki Pertamina dalam mengelola suatu blok
minyak masih kurang 13 Manajemen pengelolaan lapangan yang dimiliki Pertamina masih
lemah 14 Keterbatasan sumber daya bahan baku
Berikut merupakan teknis pembobotan yang dilakukan untuk faktor internal:
5
Tabel 2.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Factors A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 A2 A3 A4 Total Row
Weight Calculated
A 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 19 0.0436782
B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 10 0.0229885
C 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 0.0413793
D 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 23 0.0528736
E 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 18 0.0413793
F 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 0.0275862
G 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12 0.0275862
H 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 0.0482759
I 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 0.0574713
J 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 0.0436782
K 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 5 0.0114943
L 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 26 0.0597701
M 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 12 0.0275862
N 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 0.0482759
O 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 0.0137931
P 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 10 0.0229885
Q 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 11 0.0252874
R 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0.0068966
S 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 10 0.0229885
T 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 0.0367816
U 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 0.045977
V 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 0.0114943
W 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 0.0367816
X 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 13 0.0298851
6
Tabel 2.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) Y 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 15 0.0344828
Z 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 25 0.0574713
A1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8 0.0183908
A2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 6 0.0137931
A3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 25 0.0574713
A4 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0.0114943
435
7
Melalui pembobotan teknis yang telah dilakukan, didapatkan hasil akhir bobot
beserta rating masing-masing bobot sebagai berikut:
Tabel 2.5 Bobot dan Rating INISIAL BOBOT RATING TOTAL SCORE
A 0.04368 4 0.17471 B 0.02299 4 0.09195 C 0.04138 3 0.12414 D 0.05287 3 0.15862 E 0.04138 2 0.08276 F 0.02759 3 0.08276 G 0.02759 2 0.05517 H 0.04828 2 0.09655 I 0.05747 3 0.17241 J 0.04368 2 0.08736 K 0.01149 3 0.03448 L 0.05977 1 0.05977 M 0.02759 2 0.05517 N 0.04828 2 0.09655 O 0.01379 2 0.02759 P 0.02299 3 0.06897 Q 0.02529 2 0.05057 R 0.00690 3 0.02069 S 0.02299 2 0.04598 T 0.03678 3 0.11034 U 0.04598 2 0.09195 V 0.01149 3 0.03448 W 0.03678 2 0.07356 X 0.02989 3 0.08966 Y 0.03448 3 0.10345 Z 0.05747 3 0.17241
A1 0.01839 3 0.05517 A2 0.01379 2 0.02759 A3 0.05747 3 0.17241 A4 0.01149 3 0.03448
Total 1 2.55172
Dapat diketahui nilai penilaian terhadap IFE dari PT. Pertamina (Persero)
Tbk. adalah 2,55172, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan internal PT.
Pertamina (Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.
2.3 External Factors Analysis (IFE)
Berikut ini merupakan peluang dan ancaman yang telah didalami dan ditelaah
dengan metode observasi.
8
Tabel 2.6 Peluang dan Ancaman PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Peluang (Opportunities) 1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2 Pertumbuhan kendaraan bermotor 3 Pertumbuhan industri Indonesia 4 Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina. 5 Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg 6 Besarnya pasar untuk produk minyak pada dunia internasional 7 Potensi penghapusan subsidi BBM bagi Industri 8 Undang-undang pemerintah yang melindungi 9 Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk
selain LPG Pertamina. 10 Adanya prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia. 11 Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat 12 Masih tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada produk pertamina 13 Untuk ke depannya, perusahaan kompetitor tidak diberi subsidi oleh pemerintah
sehingga harga produk lebih mahal 14 Munculnya varian bahan bakar 15 Adanya modernisasi kilang minyak oleh pemerintah No. Ancaman (Threats) 1 Kenaikan harga minyak mentah dunia 2 Munculnya bubble pada ekonomi Indonesia 3 Adanya persaingan tidak sehat pada dunia industri 4 Naiknya inflasi di Indonesia 5 Potensi politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak 6 Munculnya peraturan pembatasan penggunaan BBM 7 Munculnya potensi politik yang kurang stabil di Indonesia terutama saat
menjelang pemilu 8 Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia 9 Banjir dan bencana alam lainnya
10 Timbulnya budaya "Go Green" 11 Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak 12 Adanya perusahaan minyak asing 13 Munculnya bahan bakar alternatif 14 Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih 15 Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring
konsumen sebanyak-banyaknya.
Berikut ini merupakan teknis pembobotan yang dilakukan untuk faktor
eksternal:
9
Tabel 2.7 Teknis Pembobotan Faktor Eksternal PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Factors A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 C1 D1 Total Row
Weight Calculated
A 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 0.044 B 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 0.040 C 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 0.047 D 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 0.042 E 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 0.042 F 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 0.049 G 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10 0.023 H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0.063 I 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 13 0.030 J 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 5 0.012 K 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 17 0.040 L 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 0.058 M 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0.028 N 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 0.061 O 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 0.054 P 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0.012 Q 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10 0.023 R 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 19 0.044 S 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 13 0.030 T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 8 0.019 U 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 10 0.023 V 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 0.040 W 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 10 0.023 X 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5 0.012 Y 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 14 0.033 Z 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 6 0.014
A1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 19 0.044 B1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 7 0.016 C1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 0.014
10
Tabel 2.7 Teknis Pembobotan Faktor Eksternal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) D1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9 0.021
Total 429 1
11
Sehingga didapatkan hasil akhir bobot beserta rating masing-masing bobot
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Bobot dan Rating Faktor Eksternal
Inisial Weight Rating Weight Rating
A 0.044289 2 0.0885781 B 0.039627 4 0.1585082 C 0.04662 4 0.1864802 D 0.041958 2 0.0839161 E 0.041958 3 0.1258741 F 0.048951 1 0.048951 G 0.02331 3 0.0699301 H 0.0629371 2 0.1258741 I 0.030303 2 0.0606061 J 0.011655 3 0.034965 K 0.039627 2 0.0792541 L 0.0582751 2 0.1165501 M 0.027972 3 0.0839161 N 0.0606061 1 0.0606061 O 0.0536131 2 0.1072261 P 0.011655 1 0.011655 Q 0.02331 4 0.0932401 R 0.044289 3 0.1328671 S 0.030303 4 0.1212121 T 0.018648 2 0.037296 U 0.02331 2 0.04662 V 0.039627 2 0.0792541 W 0.02331 1 0.02331 X 0.011655 2 0.02331 Y 0.032634 1 0.032634 Z 0.013986 2 0.027972
A1 0.044289 3 0.1328671 B1 0.016317 4 0.0652681 C1 0.013986 2 0.027972 D1 0.020979 3 0.0629371
Total 1 2.3496503
Dapat diketahui bahwa nilai EFE dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. adalah
2,3496503, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan eksternal PT. Pertamina
(Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.
2.4 Competitive Profiling Matrix (CPM)
PT. Pertamina (Persero) Tbk. merupakan perusahaan minyak bumi dan gas
terbesar di Indonesia. Seiring berlalunya waktu dan perkembangan jaman, banyak
12
perusahaan minyak bumi dan gas yang masuk ke Indonesia baik untuk membeli
minyak bumi mentah dan juga menjual bahan bakar minyak yang telah diproduksi.
Beberapa pesaing berat PT. Pertamina (Persero) Tbk. di Indonesia antra lain:
1. Petronas
2. Shell
Dengan persaingan yang cukup ketat ini, diperlukan sebuah studi dalam
rangka mengetahui posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dibandingkan dengan para
kompetitornya. Competitive Profile Matrix (CPM) adalah metode yang digunakan
untuk menganalisis masalah yang telah dijabarkan di atas. Metode ini prinsipnya
hampir sama dengan metode pembobotan untuk strength, weakness, opportunity
dan threat hanya sedikit berbeda karena harus dibandingkan dengan perusahaan
pesaingnya.
Sebelum dilakukan perbandingan, terlebih dahulu dilakukan pembobotan
terhadap faktor-faktor yang akan diperhitungkan, faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Teknologi
2. Manajemen
3. Kesetiaan Pelanggan
4. Kualitas Pelayanan
5. Kualitas Produk
6. Harga Produk
7. Penguasaan Pasar
8. Penyebaran SPBU
13
PEMBOBOTAN Teknologi Manajemen Kesetiaan Pelanggan
Kualitas Pelayanan
Kualitas Produk
Harga Produk
Penguasaan Pasar
Penyebaran SPBU
Total Row
Weight Calculate
Teknologi 0 1 0 0 0 0 0 1 0.036
Manajemen 1 0 0 0 0 0 1 2 0.071
Kesetiaan Pelanggan 0 1 0 1 0 0 1 3 0.107 Kualitas Pelayanan 1 1 1 1 0 1 1 6 0.214
Kualitas Produk 1 1 0 0 0 1 1 4 0.143 Harga Produk 1 1 1 1 1 1 1 7 0.250
Penguasaan Pasar 1 1 1 0 0 0 1 4 0.143 Penyebaran SPBU 1 0 0 0 0 0 0 1 0.036 Total 28 1
Tabel 2.9 Pembobotan Faktor-faktor CPM
14
Setelah dilakukan pembobotan terhadap factor-faktor yang akan diperhitungkan
dalam melakukan analisis CPM, selanjutanya adalah proses membandingkan skor
CPM.
Tabel 2.10 Perbandingan Skor CPM
Faktor Bobot Pertamina Petronas Shell
Rating Skor Rating Skor Rating Skor
Teknologi 0.04 1 0.04 4 0.14 3 0.11 Manajemen 0.07 2 0.14 3 0.21 2 0.14 Kesetiaan Pelanggan 0.11 4 0.43 1 0.11 1 0.11 Kualitas Pelayanan 0.21 2 0.43 3 0.64 3 0.64 Kualitas Produk 0.14 2 0.29 3 0.43 2 0.29 Harga Produk 0.25 2 0.50 1 0.25 1 0.25 Penguasaan Pasar 0.14 4 0.57 1 0.14 1 0.14 Penyebaran SPBU 0.04 4 0.14 1 0.04 1 0.04
TOTAL 1.00 2.54 1.96 1.71
Berdasarkan perbadingan skor CPM di atas, PT. Pertamina (Persero) Tbk.
memiliki total skor tertinggi di antara pesaing-pesaingnya. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa PT. Pertamina (Persero) Tbk. berada dalam posisi teratas
dalam persaingan bisnis di sektor perminyakan.
2.5 Matriks SWOT
Dalam melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan
Threatments) harus dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain:
1. Cari dan urutkan key indicator untuk setiap Strength, Weakness,
Opportunities, dan Threats.
2. Membuat matriks SWOT.
3. Meletakan setiap key indicator Strength, Weakness, Opportunities, dan
Threats pada kotak yang sudah tersedia.
4. Melakukan analisis dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats
yang ada.
Ada empat strategi yang akan dianalisis dari keempat faktor baik eksternal
maupun internal di atas, yaitu[1]:
a. Strategi SO, adalah strategi yang memaksimalkan kekuatan yang dimiliki
untuk meningkatkan kemungkinan mengambil peluang yang ada.
15
b. Strategi WO, adalah strategi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan
dengan berusaha mengambil peluang yang ada.
c. Strategi ST, merupakan strategi yang memaksimalkan kekuatan untuk
menghindari ancaman yang mungkin terjadi.
d. Strategi WT, adalah strategi dimana perusahaan berupaya memperkecil
kelemahan serta menghindari ancaman.
Berikut ini merupakan matriks analisis SWOT dari PT. Pertamina (Persero)
Tbk.
Tabel 2.11 Matriks SWOT PT. Pertamina (Persero) Tbk. Strength (S) Weakness (W)
1. Penjualan produk relatif mudah karena merek pertamina sangat kuat dan menguasai pangsa pasar LPG.
2. Merupakan pelopor usaha LPG. 3. Salesman perusahaan dapat
diandalkan karena telah teruji selama 5 tahun.
4. Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan.
5. Dikelola secara profesional. 6. Menghindari benturan
kepentingan antar departemen. 7. tidak mentoleransi suap. 8. Menjunjung tinggi kepercayaan
antar karyawan dan pimpinan. 9. Memiliki integritas yang tinggi. 10. Berpedoman pada asas-asas tata
kelola korporasi yang baik. 11. Kinerja keuangan yang baik. 12. Kualitas produk yang lebih baik
daripada produk substitusi. 13. Integrasi vertikal yang baik
dengan pemasok sumber bahan baku gas elpiji.
14. Pemasaran perusahaan cukup optimal.
15. Pertumbuhan penjualan yang meningkat.
16. Mengembangkan fokus bisnis dari hanya perusahan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi.
1. Ketergantungan pasokan pada satu pemasok.
2. Pada saat perusahaan mulai berkembang, mengalami kekurangan modal kerja.
3. Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi masyarakat sekitar.
4. Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah masih harus diolah di luar negeri.
5. Masih banyak SDM yang belum terampil sehingga harus dilatih agar bisa mengolah sendiri.
6. Ketergantungan terhadap sumber bahan baku gas Elpiji.
7. Jaringan distribusi nasional yang kurang optimal.
8. Kapasitas tangki timbun gas Elpiji Nasional.
9. Kapasitas produksi dan gangguan teknis di kilang pengolahan Elpiji.
10. Kapabilitas manajemen dalam menentukan harga gas Elpiji.
11. Fasilitas distribusi (kapal tongkang) yang sudah berusia tua sehingga membutuhkan modal yang besar untuk pembaharuan.
12. Pengalaman yang dimiliki Pertamina dalam mengelola
16
suatu blok minyak masih kurang.
13. Manajemen pengelolaan lapangan yang dimiliki Pertamina masih lemah
14. Keterbatasan sumber daya bahan baku.
Opportunities (O) SO WO
1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia .
2. Pertumbuhan kendaraan bermotor.
3. Pertumbuhan industri Indonesia.
4. Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina.
5. Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg yang baru saja di-launching Pertamina sebagai produk konversi pengganti Minyak Tanah.
6. Peluang untuk berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
7. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi Industri.
8. Undang-undang pemerintah yang melindungi.
9. Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk selain LPG Pertamina.
10. Saat ini perusahaan bidang jasa mendapat prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia.
11. Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat.
12. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat.
13. Harga kompetitor lebih mahal.
14. Adanya modernisasi kilang minyak dari pemerintah.
15. Munculnya varian bahan bakar.
1. Produk pertamina dapat terjual dengan mudah ke seluruh masyarakat Indonesia sehingga secara tidak langsung membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia (S1 + O1).
2. Dikarenakan Pertamina adalah pioneer (pelopor) untuk BBM dan LPG, mengakibatkan tingginya loyalitas, kepercayaan, dan tingkat ketergantungan masyarakat pada produk-produk pertamina untuk memenuhi kebutuhan (S2 + O12, O13).
3. Guna meningkatkan kualitas produk, maka pertamina memunculkan varian-varian bahan bakar yang memiliki kualitas lebih baik (S13 + O15).
1. Meskipun masih memiliki masalah dalam hal manajemen dan pengaturan hal-hal teknis masyarakat dapat memaklumi hal tersebut karena tingginya loyalitas, kepercayaan, dan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap produk Pertamina (W9, W12, W13 + O11, O12).
17
Threats (T) ST WT
1. Kenaikan harga minyak mentah dunia.
2. Persaingan yang tajam di antara sesama Sub Agen LPG Pertamina.
3. Pencabutan ijin Sub Agen LPG Pertamina apabila melakukan pelangaran.
4. Politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak.
5. Pembatasan penggunaan BBM.
6. PT Pertamina sepakat untuk mengakiri kerjasama dengan Mitsui & Co., Ltd. Mitsui dalam Proyek RFCC di Refinery Unit IV Pertamina.
7. Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.
8. Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia.
9. Banjir dan bencana alam lainnya.
10. Timbulnya budaya "Go Green".
11. Adanya perusahaan minyak asing.
12. Munculnya bahan bakar alternatif.
13. Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak.
14. Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih.
15. Naiknya inflasi di Indonesia.
1. Pertamina mengembangkan fokus bisnisnya dari hanya perusahaan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi, hal ini dapat menanggulangi beberapa ancaman antara lain, menurunnya cadangan minyak mentah Indonesia, terjadi banjir dan bencana alam lainnya yang dapat menghambat pendistribusian produk, timbul budaya ”go green”, dan munculnya bahan bakar alternatif (S16 + T8, T9, T10, T12).
2. Apabila pertamina hanya menggunakan satu pemasok, maka pertamina akan sangat lemah dalam negosiasi, padahal kecenderungan harga minyak dunia yang naik. Sehingga dengan menambak jumlah supplier, pertamina bisa bernegosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih murah untuk menyiasati kenaikan harga minyak dunia (W1 + T1).
3. Dilakukan perombakan struktur organisasi atau penggantian personel di dalamnya untuk menghadapi situasi ancaman yang dijabarkan. Dengan perombakan ini, diharapkan mampu mengubah manajemen pertamina dan dengan cara itu secara tidak langsung juga dapat mengatasi problem kurangnya training karyawan (W3, W5 + T4, T5).
4. Pertamina seharusnya membangun jaringan SPBU di kota-kota kecil karena hal ini aka berpotensi bagus bagi perusahaan asing yang ingin merambah ke Indonesia. Sehingga dengan cara ini, problem distribusi yang kurang lancar dapat diminimalkan atau bahkan teratasi (W6 + T4, T5).
5. Pertamina dianjurkan untuk menaikkan harga jual minyak. Hal ini merupakan opsi yang paling realistis dikarenakan supla bahan baku yang semakin sedikit, ditambah dengan harga minyak yang tinggi sehingga menyebabka harga pokok produksi minyak akan tinggi. Karena itu strategi satu-satunya adalah meningkatkan harga jual (W7 + T1, T2, T7).
18
2.6 Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Dalam menerapkan BCG, diperlukan adanya data mengenai penjualan PT.
Pertamina (Persero) Tbk. pertahunnya, berikut ini adalah gambar yang
menerangkan mengenai konsumsi produk PT. Pertamina (Persero) Tbk. dari tahun
2009-2012.
Gambar 2.1 Konsumsi premium, minyak tanah, dan solar tahun 2010 [2]
Untuk menghitung sumbu X yang merupakan tingkat pertumbuhan pasar,
digunakan rumus: Pertumbuhan pasar = �墜津鎚通陳鎚� 痛�ℎ通津 �−�墜津鎚通陳鎚� 痛�ℎ通津 �−怠�墜津鎚通陳鎚� 痛�ℎ通津 �−怠 � などど%
Data yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan pasar adalah premium
pada tahun 2011 dan 2012. Sehingga matriks BCG yang dihitung merupakan
perhitungan pertumbuhan konsumsi premium dari tahun 2011 ke 2012.
Pertumbuhan pasar = 9怠胎泰待替−滞胎戴態泰滞滞胎戴態泰滞 � などど% = 3.63%
Sedangkan untuk mengetahui market share PT. Pertamina (Persero) Tbk.,
digunakan data mengenai market share PT. Pertamina (Persero) Tbk. yang hanya
meliputi marketshare untuk bahan bakar non subsidi. Adapun market share PT.
Pertamina (Persero) Tbk. adalah 71.19% [3].
Data market share yang digunakan adalah data non-subsidi. Data ini
diasumsikan sama dengan data premium bersubsidi, karena di Indonesia, yang
memberikan subsidi adalah pemerintah dan distributornya hanyalah 1 yaitu PT.
Pertamina (Persero) Tbk. Oleh karena itu, sebenarnya dapat dikatakan bahwa
19
market share pertamina untuk bahan bakar bersubsidi adalah 100%. Namun
dikarenakan ada kompetitor lain yang bergerak di penjualan minyak non subsidi,
maka data market share yang digunakan adalah 71.19%. Data ini dianggap relevan
untuk menggambarkan posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. bsaat ini di para
pesaingnya.
Berdasarkan perhitungan dan data-data yang ada, maka dapat disimpulkan
sumbu X terletak di 3,55% dan sumbu Y terletak di 71.19%. Berikut adalah posisi
pertamina pada matriks BCG:
Gambar 2.2 Matriks BCG PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Berdasarkan letak matriks BCG di atas, dapat dilihat bahwa PT. Pertamina
(Persero) Tbk. terletak pada kuadran stars dimana memiliki pertumbuhan positif
dan memiliki pangsa pasar yang luas serta PT. Pertamina (Persero) Tbk. dianggap
sudah melakukan aktivitas usaha dengan baik serta memiliki peluang yang yang
terbuka lebar dan sangat bagus di depan. Adapun strategi alternatif yang bisa dipilih
pasa posisi ini adalah integrated strategy, dimana PT. Pertamina (Persero) Tbk. bisa
mengakuisisi supplier atau distributor. Strategi alternatif yang kedua adalah
intensive strategy, dimana PT. Pertamina (Persero) Tbk. disarankan untuk
mengembangkan produknya agak lebih baik lagi. Strategi alternatif yang ketiga
adalah dengan melakukan joint ventures dengan perusahaan-perusahaan lain yang
bergerak di bidang perminyakan untuk membuat sebuah anak perusahaan baru yang
20
bisa dijadikan ujung tombak baru dalam rangka meningkatkan market share dan
market growth.
2.7 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Analisis QSPM yang dilakukan terhadap PT. Pertamina (Persero) Tbk. ini
didasarkan pada key external factors dan key internal factors yang sebelumnya telah
dijabarkan pada analisis SWOT. Kemudian key internal factors dan key external
factors ini dikelompokan sesuai rumpun yang ada pada analisis QSPM yaitu:
Key external factors:
Economy
Political/Legal/Governmental
Social/Cultural/Demographic/Environmental
Technological
Competitive
Key internal factors:
Management
Marketing
Finance/Accounting
Production/Operations
Research and Development
Computer Information Systems
Berikut merupakan daftar pengelompokan key internal factors dan key
external factors dari analisis SWOT yang akan digunakan pada perhitungan QSPM:
Key external factors:
Economy: O1, O6, O7, T15
Political/Legal/Governmental: O8, O10, O14, T3, T4, T5
Social/Cultural/Demographic/Environmental: O1, O2, O3, O4, O9, O11,
O12, T1, T8, T9, T10
Technological: O15, T14
Competitive: O13, T2, T6, T7, T11, T12, T13
Key internal factors:
Management: S5, S6, S7, S8, S9, S10, S13, W1, W5, W10, W11, W13
21
Marketing: S1, S3, S4, S14, W7
Finance/Accounting: S11, S15, W2
Production/Operations: S12, W3, W4, W6, W8, W9, W11, W14
Research and Development: S2, S16
Computer Information Systems: tidak ditemukan
Setelah dilakukan pengelompokan terhadap key internal factors dan key
external factors seperti diatas, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan
metode QSPM yang menilai tiga strategi alternatif yang akan digunakan. Ketiga
strategi alternative tersebut didapakan dari hasil analisis pada matriks BCG. Berikut
ini merupakan hasil matriks QSPM dari tiga strategi tersebut.
Tabel 2.12 Matriks QSPM Tiga Strategi Alternatif Pada PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Key Factors Weight Integrated Strategy
Intensive Strategy Joint Ventures
AS TAS AS TAS AS TAS External Factors
Economy 0.137529 4 0.550117 4 0.5501166 2 0.2750583
Political/Legal/Governmental 0.228438 4 0.913753 4 0.9137529 3 0.6853147
Social/Cultural/Demographic/Environmental 0.377622 4 1.51049 4 1.5104895 2 0.7552448
Technological 0.067599 1 0.067599 2 0.1351981 4 0.2703963
Competitive 0.188811 2 0.377622 2 0.3776224 4 0.7552448 Total 1 3.41958 3.4871795 2.7412587 Internal Factors
Management 0.49197 3 1.47591 4 1.96788 3 1.47591
Marketing 0.22299 4 0.89196 4 0.89196 4 0.89196
Finance/Accounting 0.03218 3 0.09654 4 0.12872 3 0.09654
Production/Operations 0.20689 4 0.82756 4 0.82756 4 0.82756
Research and Development 0.04598 1 0.04598 1 0.04598 4 0.18392
Computer Information Systems 0 1 0 2 0 4 0 Total 1 3.33795 3.86210 3.47589
Dari matriks QSPM diatas, dapat dilihat bahwa yang memiliki skor akhir
tertinggi adalah strategi alternatif kedua yaitu intensive strategy. Oleh karena itu,
strategi ini yang kemudian bisa dipakai oleh PT. Pertamina (Persero) Tbk. Pada
strategi ini (intensive strategy) yang utama harus dilakukan adalam mengimprove
pruduk dan service dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. berikut ini merupakan
beberapa langkah yang bisa dilakukan PT. Pertamina (Persero) Tbk. dalam
pelaksanaan strategi intesif ini.
22
Tabel 2.13 Pilihan action pada Strategi Intesif PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Strategi Intensif 1 Pertamina mempercepat riset dalam hal pembuatan bahan bakar baru, terutama
pengganti bahan bakar fosil 2 Peningkatan kualitas produk seperti meningkatkan kualitas produk jenis
premium (meningkatkan angka oktan) karena kedepannya premium akan tidak disubsidi lagi oleh pemerintah.
3 Peningkatan kualitas pelayanan di SPBU 4 Peningkatan kualitas pelayanan di tingkat agen LPG 5 Peningkatan varian produl LPG, misalnya LPG 5 kg
23
REFERENSI
1. F.R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, 11th ed., Prentice
Hall, 2007
2. KabarGress.com, Konsumsi LPG 3 kg di Jawa Timur Terus Meningkat
(Online), January2013, (http://kabargress.com/2013/01/15/konsumsi-lpg-3-
kg-di-jawa-timur-terus-meningkat/, diakses 1 Mei 2013)
3. Newswire, PERTAMINA: Penjualan BBM Nonsubsidi Alami Peningkatan,
(Online), April2013, (http://www.bisnis-
kti.com/index.php/2013/04/pertamina-penjualan-bbm-nonsubsidi-alami-
peningkatan/, diakses 1 Mei 2013)