pertambangan dan energi - kementerian … · web view... baik dengan memperluas jaringan listrik...

77
PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Upload: dinhque

Post on 09-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Page 2: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik
Page 3: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

BAB IX

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

A. PERTAMBANGAN

1. Pendahuluan

Pembangunan sektor pertambangan dilaksanakan untuk me-ningkatkan produksi dan diversifikasi hasil tambang. Sehu-bungan dengan itu dilakukan inventarisasi dan pemetaan, eks-plorasi dan eksploitasi kekayaan alam berupa sumber mineral dan energi dengan memanfaatkan teknologi tinggi maupun tekno-logi tepat guna sehingga produksi dan ekspor hasil pertam-bangan akan makin meningkat. Pembangunan pertambangan juga diarahkan untuk lebih memperluas kesempatan kerja dan meme-nuhi keperluan bahan baku industri dalam negeri.

Produksi berbagai hasil tambang terus meningkat pada masa Repelita I hingga pertengahan Repelita III. Namun dengan ter-jadinya resesi ekonomi dunia pada akhir Repelita III, pema-saran berbagai hasil-hasil tambang terutama logam, sedang me-ngalami kelesuan. Demikian pula produksi sebagian besar hasil pertambangan terkecuali batubara, terus menurun sejak tahun 1982.

Timah menghadapi kejenuhan dalam pasar, sehingga Dewan Timah Internasional telah membatasi ekspor timah negara-nega-ra anggotanya, termasuk ekspor timah Indonesia.

Sebaliknya produksi batubara terus meningkat sesuai de-ngan kebijaksanaan Pemerintah untuk lebih banyak menggunakan batubara sebagai salah satu sumber energi pengganti bahan ba-kar minyak.

Minyak bumi masih memainkan peranan penting, sebagai sum-ber penerimaan negara dan sumber energi. Produksi minyak bumi yang terus meningkat sejak Repelita I, pada tahun keempat Re-pelita III produksinya menurun disebabkan adanya pembatasan produksi oleh OPEC terhadap negara-negara anggotanya.

Sementara itu produksi gas bumi terus ditingkatkan seja-lan dengan meningkatnya penggunaan gas bumi sebagai sumber e-nergi dan bahan baku industri dalam negeri.

Menurunnya produksi beberapa jenis hasil tambang yang di-

IX/3

Page 4: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

sebabkan lesunya pasaran dunia, tidak menyebabkan menurunnya usaha pengembangan pertambangan, yang mencakup kegiatan in-ventarisasi dan eksplorasi berbagai sumber daya mineral dan energi. Usaha ini dilakukan tidak hanya untuk menjamin ke-langsungan dan peningkatan produksi, tetapi juga merupakan usaha mencari komoditi hasil tambang baru dalam rangka peng-anekaragaman hasil-hasil pertambangan.

Dalam pada itu, pengembangan sumber daya mineral dan e-nergi juga dilakukan di lautan dan tidak terbatas hanya pada minyak dan gas bumi di lepas pantai, tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan bahan tambang dan mineral lainnya. Seja-lan dengan hal ini antara lain telah dilaksanakan penyelidikan geologi kelautan dan latihan bagi tenaga-tenaga yang bergerak dalam kegiatan geologi di lautan.

Hasil-hasil yang telah dicapai serta perkembangan produk-si berbagai hasil pertambangan sampai tahun pertama Repelita IV sebagaimana terdapat dalam Tabel IX-1 dapat diuraikan se-bagai berikut.

2. Perkembangan Hasil Pertambangan

a. Minyak Bumi

Produksi minyak bumi selama Repelita I dan Repelita II mengalami kenaikan cukup besar dan mencapai produksi puncak pada tahun keempat Repelita II dengan jumlar produksi sebesar 616,5 juta barrel. Produksi minyak bumi pada tahun 1984/85 adalah sebesar 505,1 juta barrel yang terdiri dari 456,9 juta barrel minyak mentah dan 48,2 juta barrel kondensat jika di-bandingkan dengan produksi pada tahun 1983/84 yang berjumlah 517,6 juta barrel maka produksi tahun pertama Repelita IV ini mengalami penurunan sebesar 2,4% (Tabel IX-1).

Penurunan produksi minyak bumi ini disebabkan terutama karena melemahnya pasaran minyak dunia akibat resesi ekonomi yang berkepanjangan, yang selanjutnya menyebabkan pembatasan produksi oleh OPEC terhadap semua anggotanya termasuk Indone-sia. Indonesia sebenarnya mampu menghasilkan 1,6 juta barrel minyak bumi setiap hari, tetapi sesuai dengan keputusan OPEC tersebut sejak kwartal terakhir tahun 1982/83 tingkat produk-si minyak Indonesia dibatasi maksimal 1,3 juta barrel per ha-ri. Pembatasan ini menyebabkan fasilitas produksi hanya be-kerja 81% dari kemampuan yang ada.

IX/4

Page 5: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX – 1

PRODUKSI HASIL-HASIL PERTAMBANGAN,

1968 - 1984/85

*) Angka DiperbaikiIX/5

Page 6: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

Perkembangan hasil produksi minyak bumi sejak tahun 1968 sampai dengan tahun pertama Repelita IV dapat dilihat dalam Tabel IX-2.

Usaha pengembangan lapangan minyak bumi tetap dilaksana-kan meskipun produksi minyak bumi telah dibatasi. Pada tahun 1984/85 usaha ini menghasilkan eksplorasi seismik sepanjang 28.956 km lintasan. Jika dibandingkan dengan hasil ekplorasi seismik pada tahun 1983/84 yang mencapai 50.944 km lintasan, telah terjadi penurunan sebesar 51,7%. Eksplorasi pemboran sumur tahun 1984/85 menghasilkan 220 sumur, yang jika diban-dingkan dengan tahun 1983/84 sejumlah 250 sumur telah menga-lami penurunan sebesar 12%.

Sementara itu dalam tahun 1984/85 telah ditandatangani 3 kontrak bagi hasil baru di daerah Muara Teweh (Kalimantan Te-ngah); daerah daratan dan lepas pantai Irian Jaya dan daratan Merangin (Jambi). Dengan penandatanganan kontrak-kontrak baru tersebut, diharapkan kegiatan eksplorasi minyak dapat lebih ditingkatkan sehingga dapat menambah jumlah lapangan minyak yang berproduksi.

Hasil eksplorasi yang telah dilakukan sampai saat ini ba-ik di darat maupun di lepas pantai, menunjukkan adanya 50 ce-kungan yang prospektif mengandung minyak dan gas bumi. Dari jumlah tersebut baru 18 diantaranya yang telah dieksplorasi secara intensif dan 10 diantaranya sudah mulai menghasilkan. Dengan demikian kegiatan eksplorasi masih akan terus dilaku-kan untuk menangani sisa cekungan yang ada.

Pengilangan

Penjualan BBM dalam negeri dari tahun ke tahun selalu me-ningkat dan pada tahun pertama Repelita IV telah mencapai 163,6 juta barrel, dimana lebih dari separuhnya merupakan je-nis BBM hasil tengah, yaitu berupa: solar, minyak tanah dan bahan bakar jet.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengu-rangi impor BBM, telah ditingkatkan kapasitas kilang, seperti perluasan kilang Cilacap, Balikpapan dan unit hydrocracker Dumai.

Pengilangan minyak mentah pada tahun 1984/85 adalah sebe-sar 199,6 juta barrel. Dari jumlah tersebut, pengilangan yang

IX/6

Page 7: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 2

PRODUKSI MINYAK BUMI,1968 - 1984/85(juta barrel)

Tahun MinyakMentah Kondensat Jumlah

1968 219,9- 219,9

1973/74 508,4 - 508,4

1978/79 570,1 19,1 589,2

1982/83 425,3 33,7 459,0

1983/84 477,9 39,7 517,6

1984/85 456,9 48,2 505,1

IX/7

Page 8: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

dilaksanakan di dalam negeri adalah 157,4 juta barrel. Apabi-la dibandingkan dengan jumlah pengilangan pada tahun 1983/84 sebesar 98,5 juta barrel berarti meningkat 59,80%. Hasil-ha-sil pengilangan minyak di dalam negeri dapat dilihat pada Tabel IX-3.

Ekspor

Suasana perekonomian dunia sangat mempengaruhi perkem-bangan pasaran minyak bumi internasional, sehingga ekspor mi-nyak bumi dalam tahun-tahun terakhir Repelita III telah me-ngalami penurunan. Pada tahun 1984/85 ekspor minyak bumi ada-lah sebesar 343,6 juta barrel, yang apabila dibandingkan de-ngan ekspor pada tahun 1983/84 yang berjumlah 356 juta bar-rel, berarti terjadi penurunan sebesar 3,5%. Di samping itu, juga terjadi penurunan ekspor hasil minyak dari 57,1 juta barrel pada tahun 1983/84 menjadi 56,7 juta barrel pada tahun 1984/85 atau menurun 0,7%.

Hasil-hasil ekspor minyak bumi dan hasil minyak dapat di-lihat pada Tabel IX-4.

Pemasaran Dalam Negeri

Sebagai akibat peningkatan kegiatan pembangunan di berba-gai sektor, maka peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak cu-kup tinggi. Sejalan dengan hal tersebut telah dilakukan usaha penambahan kilang serta peningkatan dan penambahan sarana pe-nyaluran BBM diberbagai lokasi antara lain penambahan atau pembangunan depot-depot baru serta perluasan depot lama, pem-bangunan pelabuhan BBM, tangki penimbun, kapal tangki, truk-truk tangki, kereta tangki, jalan pipa, stasiun pengisian BBM untuk umum.

Dalam tahun 1984/85 telah diselesaikan 38 depot atau 90% dari 42 depot yang direncanakan. Penambahan depot ini diha-rapkan akan memperlancar penyediaan bahan bakar yang diperlu-kan. Sarana penimbunan yang telah selesai dibangun antara la-in di Sibolga, Teluk Bayur, Panjang, Lhok Seumawe, Pangkal Balam, Malang, Banjarmasin, Kupang, Tanjung Perak, Bitung, Bengkulu, Meulaboh, Labuhan Bilik, P. Batam, Ketapang, Pa-langkaraya.

Pemasaran BBM dalam negeri pada tahun 1984/85 mencapai jumlah 163.556 ribu barrel yang menunjukkan kenaikan 1,4 % dibandingkan pemasaran tahun 1983/84 sebesar 161.235 ribu barrel. Peningkatan pemakaian BBM di dalam negeri disebabkan

IX/8

Page 9: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 3

PENGILANGAN MINYAK BUMI, 1968 - 1984/85 (juta barrel)

TahunKilang

dalam negeriKilang

luar negeri Jumlah

1968 72,3 - 72,3

1973/74 118,8 10,3 129,1

1978/79 105,8 52,4 158,2

1982/83 89,9 93,5 183,4

1983/84 98,5 98,8 197,3

1984/85 157,4 42,2 199,6

IX/9

Page 10: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

GRAFIK IX - 1PENGILANGAN MINYAK BUMI,

1968 - 1984/85

IX/10

Page 11: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX – 4

EKSPOR MINYAK BUMI DAN HASIL MINYAK,1968 - 1984/85

(juta barrel)

Tahun Minyak bumi l) Hasil Minyak 2) Jumlah

1968 149,1 27,6 176,7

1973/74 380,1 59,1 439,2

1978/79 463,3 41,6 504,9

1982/83 302,2 33,9 336,1

1983/84 356,0 57,1 413,1

1984/85 343,6 56,7 400,3

1) Termasuk kondensat2) Tidak termasuk LPG

IX/11

Page 12: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

meningkatnya penggunaan BBM untuk industri dan alat-alat per-hubungan. Peningkatan pemakaian BBM tersebut sejalan dengan meningkatnya pemakaian minyak pelumas. Perkembangan pemasaran bahan bakar minyak dan bahan pelumas dapat dilihat pada Tabel IX-5.

b.Gas Bumi

Produksi dan pemanfaatan gas bumi pada Repelita I, II dan III mengalami peningkatan yang cukup besar karena adanya pe-ningkatan ekspor serta peningkatan penggunaan gas bumi di da-lam negeri pada industri-industri dan rumah tangga. Produksi gas bumi dalam tahun 1984/85 adalah sebesar 1.544,5 milyar kaki kubik dengan pemanfaatan sebesar 1.417,4 milyar kaki ku-bik. Jika dibandingkan dengan tahun 1983/84 yaitu produksi sebesar 1.288,2 milyar kaki kubik dan pemanfaatan sebesar 1.132,5 milyar kaki kubik maka terjadi kenaikan produksi 256,3 milyar kaki kubik atau 19,9% dan kenaikan pemanfaatan 284,9 milyar kaki kubik atau 25%.

Kenaikan pemanfaatan gas bumi sebanyak 25% tersebut, ter-utama disebabkan meningkatnya pemanfaatan gas bumi untuk LNG, serta untuk industri Pupuk Kujang, Pupuk Asean, Pusri, Pupuk Kaltim; pemakaian gas bumi sebagai energi pengganti BBM untuk kilang Balikpapan; bahan penolong dalam proses pengolahan ba-ja di Krakatau Steel dan untuk gas kota di Jakarta, Bogor dan Cirebon oleh PGN.

Hasil-hasil produksi dan pemanfaatan gas bumi, serta pro-duksi dan ekspor LNG dapat dilihat pada Tabel IX-6 dan Tabel IX-74

c.Batubara

Pemanfaatan batubara merupakan salah satu upaya untuk me-laksanakan diversifikasi sumber energi, agar tidak hanya ter-gantung pada sumber energi minyak bumi. Pengembangan batubara dilakukan melalui peningkatan eksplorasi dan produksi batuba-ra yang didukung oleh kebijaksanaan lain di bidang energi, antara lain mengutamakan pemakaian batubara bagi pembangkit tenaga listrik dan bagi industri-industri tertentu, serta pe-rencanaan sarana-sarana penyaluran dan pengangkutan dari dae-rah produksi ke tempat pemakaian.

Kegiatan-kegiatan eksplorasi dan produksi batubara dilak-sanakan di daerah Bukit Asam, Sumatera Selatan oleh PT Tam-bang Batubara Bukit Asam, di daerah Ombilin, Sumatera Barat

IX/12

Page 13: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 5

PEMASARAN HASIL MINYAK BUMI DI DALAM NEGERI,1968 - 1984/85(ribu barrel)

Jenis 1973/74 1978/79 1983/84No.

Hasil Tambang1968 (Akhir Re-

pelita I)(Akhir Re-pelita II)

1982/83 (Akhir Re-pelita III)

1984/85

Bahan bakarminyak* ) 34.516 59.763 119.888 159.891 161.235 163.556

Bahan pelumas - 611 800 969 1.337 1.574

Hasil-hasil khususdan bahan kimia - 953 2.220 3.123 3.195 3.008

*) Termasuk Aviation Gasoline dan Bunker Oilyang dijual untuk kapal terbang dan kapal laut asing yang berlabuh di pelabuhan Indonesia, serta pemakaian sendiri

Page 14: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

GRAFIK IX - 2

PEMASARAN HASIL MINYAK BUMI DI DALAM NEGERI,1968 - 1984/85

IX/14

Page 15: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 6

PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI,1968 - 1984/85

(milyar kaki kubik)

Tahun Produksi Pemanfaatan

1968 116,0 59,9

1973/74 186,1 53,3

1978/79 868,2 650,6

1982/83 1.099,9 932,0

1983/84 1.288,2*) 1.132,5

1984/85 1.544,5 1.417,4

*) Angka diperbaiki

IX/15

Page 16: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

GRAFIK IX - 3

PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI,1968 - 1984/85

IX/16

Page 17: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 7

PRODUKSI DAN EKSPOR LNG,1978/79 - 1984/85

(ribu MMBTU)

Tahun Produksi Ekapor

1978/79 226.172,2 221.685,0

1982/83 477.800,0 477.783,0

1983/84 569.303,7 555.500,0 *)

1984/85 794.500,0 772.000,0

*) Angka diperbaiki

IX/17

Page 18: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

GRAFIK IX - 4

PRODUKSI DAN EKSPOR LNG,1968 - 1984/85

(Ribu MM BTU)

IX/18

Page 19: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

oleh Perum Tambang Batubara, serta di daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang dilakeanakan dengan kontrak ker-jasama antara Perum Tambang Batubara dengan kontraktor swasta asing. Untuk menyalurkan hasil tambang batubara Bukit Asam, kini sedang dilaksanakan pembangunan terminal batubara di Ta-rahan, Lampung. Untuk meningkatkan penyaluran hasil tambang batubara Ombilin sedang dilakukan pembangunan pelabuhan ba-tubara di Teluk Bayur.

Produksi batubara pada tahun 1984/85 adalah 1.200,7 ribu ton dan apabila dibandingkan dengan produksi tahun 1983/84 sebesar 614,7 ribu ton maka terjadi kenaikan sebesar 586 ribu ton atau 95,33%. Kenaikan produksi yang terbesar adalah pada tambang batubara Bukit Asam. Batubara juga diproduksi di dae-rah-daerah lain secara kecil-kecilan seperti di Jawa Barat. Hasil-hasil produksi batubara dari Ombilin dan Bukit Asam se-perti tampak pada Tabel IX-8.

d. Timah

Usaha untuk mengembangkan produksi bijih timah dan logam timah dilakukan dengan penambahan fasilitas produksi dan per-baikan serta pengembangan cara-cara penambangan, serta eks-tensifikasi daerah penambangannya.

Pengelolaan penambangan timah dilakukan oleh PT Tambang Timah di daerah Bangka, Belitung, Karimun dan Bangkinang. Pe-nambangan dengan cara kontrak karya juga dilakukan antara pe-rusahaan swasta nasional dan swasta asing dengan PT Tambang Timah.

Adanya resesi ekonomi dunia ternyata turut mempengaruhi penggunaan timah di dunia. Dewan Timah Internasional pada ku-artal terakhir tahun 1982/83 menetapkan pembatasan ekspor ti-mah anggota-anggotanya karena melimpahnya persediaan timah dunia. Dengan keputusan tersebut maka produksi dan ekspor ti-mah Indonesia mengalami penurunan.

Produksi bijih dan logam timah pada tahun 1984/85 adalah sebesar 23 ribu ton dan 22 ribu ton. Jumlah produksi tersebut menurun apabila dibandingkan dengan tahun 1983/84, yaitu pro-duksi bijih timah 25,4 ribu ton dan logam timah 25,8 ribu ton, atau masing-masing menurun 9,4% dan 14,7%. Angka-angka produksi bijih dan logam timah terlihat pada Tabel IX-9.

Ekspor dan penjualan logam timah di dalam negeri tahun 1984/85 masing-masing adalah sebesar 21,6 ribu ton dan

IX/19

Page 20: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 8

PRODUKSI BATUBARA,1968 - 1984/85(ribu ton)

Produksi pada unit

Tahun Ombilin Bukit Asam Jumlah

1968 68,9 91,0 159,9

1973/74 81,3 64,5 145,8

1978/79 86,1 178,0 264,1

1982/83 265,6 190,9 456,5

1983/84 410,5 204,2 614,7

1984/85 625,3 575,4 1.200,7

IX/20

Page 21: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

GRAFIK IX - 5PRODUKSI BATUBARA,1968 - 1984/85

IX/21

Page 22: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 9

PRODUKSI BIJIH DAN LOGAM TIMAH,1968 - 1984/85

(ribu ton)

Tahun Bijih Timah Logam Timah

1968 16,9 -

1973/74 22,9 14,8

1978/79 27,4 24,3

1982/83 33,0 30,2

1983/84 25,4 25,8

1984/85 23,0 22,0

IX/22

Page 23: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

1.641,7 ton. Jumlah ekspor tersebut menurun terhadap ekspor tahun 1983/84 sebesar 25 ribu ton. Penjualan dalam negeri me-ningkat apabila dibandingkan tahun 1983/84 yaitu sebesar 406,1 ton, karena meningkatnya permintaan untuk bahan baku industri dan kerajinan timah. Pemasaran logam timah adalah seperti tampak pada Tabel IX-10.

e. Nikel

PT Aneka Tambang Unit Pertambangan Nikel melaksanakan pe-nambangan didaerah Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan di Pulau Gebe, Maluku Utara. PT Aneka Tambang ini menghasilkan dua ma-cam produk yaitu bijih nikel dan ferro nikel yang berkadar 20% nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Pada tahun pertama Repelita IV produksi bijih nikel adalah sebesar 946,3 ribu ton, yang berarti penurunan 30% apabila dibandingkan produksi tahun 1983/84 sebesar 1.353,3 ribu ton. Namun ekspor ferro nikel meningkat dari 788,7 ribu ton pada tahun 1983/84 menja-di 926,7 ribu ton pada tahun 1984/85 atau naik 17,5%. Naiknya ekspor yang disertai dengan penurunan produksi disebabkan ma-sih tersedianya sisa produksi tahun-tahun lalu yang belum da-pat diekspor. Hasil produksi dan ekspor ferro nikel pada ta-hun 1984/85 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 1983/84, yaitu produksi dari sebanyak 4.935,1 ton menjadi 4.762,5 ton atau mengalami penurunan 3,5% dan ekspor ferro nikel dari sebesar 5.014,1 ton menjadi 4.910,3 ton atau me-ngalami penurunan 2,1%. Angka-angka hasil produksi PT Aneka Tambang sampai tahun 1984/85 adalah seperti tampak pada Tabel IX-11 dan Tabel IX-12.

Di samping penambangan oleh PT Aneka Tambang, di Soroako, Sulawesi Selatan dilakukan penambangan nikel oleh PT Indone-sia Nickel Company. Nikel di Soroako diolah menjadi nikel matte yang berkadar 75% nikel. Hasil produksi tahun 1984/85 adalah 22.236 ton dan ekspor tahun 1984/85 adalah 22.664 ton. Apabila dibandingkan dengan produksi tahun 1983/84, sebesar 21.048 ton dan ekspor 22.443 ton, masing-masing meningkat 5,6% dan 0,98%. Produksi dan ekspor nikel matte sampai tahun 1984/85 tercantum seperti terlihat pada Tabel IX-13.

f. Bauksit

Pengusahaan bauksit di Pulau Bintan dan pulau-pulau seki-tarnya yaitu Tembiling, Kelong, dan Dendang dilaksanakan oleh PT Aneka Tambang Unit Pertambangan Bauksit. Penambangan di Pulau Angkut pada saat ini telah dihentikan karena cadangan-nya sudah menipis. Produksi bauksit pada tahun 1984/85 adalah

IX/23

Page 24: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 10

PEMASARAN LOGAM TIMAH,1968 - 1984/85

TahunEkspor

(ribu ton)

Penjualan DalamNegeri(ton)

1968 16,8 -

1973/74 21,0 511,1

1978/79 25,6 416,4

1982/83 27,7 464,2

1983/84 25,0 406,1

1984/85 21,6 1.641,7

IX/24

Page 25: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 11

PRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH NIKEL,1968 - 1984/85

(ribu ton)

Tahun Produksi Ekspor

1968 261,9 240,5

1974/75 989,9 830,4

1978/79 1.178,0 887,6

1982/83 1.591,2 897,5

1983/84 1.353,3 788,7*)

1984/85 946,3 926,7

*) Angka diperbaiki

IX/25

Page 26: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 12

PRODUKSI DAN EKSPOR NIKEL DALAM FERRO NIKEL,1978/79 - 1984/85

(ribu ton)

Tahun Produksi Ekspor

1978/79 4.403,8 5.112,0

1982/83 4.923,1 4.576,3

1983/84 4.935,1 5.014,1

1984/85 4.762,5 4.910,3

IX/26

Page 27: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 13

PRODUKSI DAN EKSPOR NIKEL MATTE, 1978/79 - 1984/85

(ribu ton)

Tahun Produksi Ekspo r

1978/79 5.705 7.420

1982/83 13.903 15.876

1983/84 21.048 22.443

1984/85 22.236 22.664

IX/27

Page 28: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

sebesar 1.009,6 ribu ton dan ekspor sebesar 960,6 ribu ton. Jumlah ini mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun 1983/84 dimana produksinya sebesar 841,9 ribu ton atau naik 19,9% dan ekspornya naik sebesar 861,2 ribu ton atau mening-kat 11,54%. Meskipun demikian peningkatan ekspor pada tahun pertama Repelita IV masih lebih rendah dari jumlah ekspor ba-uksit pada tahun pertama Repelita III yaitu sebesar 1.168,3 ribu ton. Perkembangan produksi dan ekspor bauksit tampak pa-da Tabel IX-14.

g. Pasir Besi

Unit Pertambangan Pasir Besi PT Aneka Tambang pada saat ini hanya melaksanakan penambangan pasir besi di daerah pan-tai Cilacap karena cadangan pada unit penambangan di Pelabuh-an Ratu sudah habis sejak 1982. Sebagian besar hasil produksi pasir besi adalah untuk konsumsi dalam negeri, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik semen, sedangkan volume eks-pornya tidak kontinyu karena tergantung permintaan. Produksi tahun 1984/85 adalah sejumlah 91,4 ribu ton dan apabila di-bandingkan dengan tahun 1983/84 sebesar 122,1 ribu ton berar-ti mengalami penurunan sebesar 25%. Perkembangan produksi pa-sir besi dapat dilihat dalam Tabel IX-15.

h. Emas dan Perak

Unit Pertambangan Emas dan Perak PT Aneka Tambang menge-lola penambangan emas dan perak di daerah Cikotok, Jawa Ba-rat. Jumlah emas dan perak yang dihasilkan semakin rendah se-hubungan dengan makin berkurangnya kandungan emas dan perak di daerah tersebut. Di samping itu, PT Freeport Indonesia yang bergerak dalam usaha penambangan tembaga di Irian Jaya juga menghasilkan emas dan perak yang merupakan logam ikutan dalam konsentrat tembaga. Di daerah-daerah Kalimantan, emas dihasilkan oleh penambangan rakyat yang masih menggunakan peralatan dan cara yang sangat sederhana sehingga hasil pro-duksinya tidak kontinyu.

Produksi emas dan perak yang tercatat pada tahun 1984/85 adalah sejumlah 215 kg dan 2.171,3 kg. Apabila angka tersebut dibandingkan dengan produksi tahun 1983/84 yaitu emas sebesar 265,1 kg dan perak sebesar 1.684 kg berarti produksi emas me-ngalami penurunan 18,9% dan produksi perak mengalami kenaikan 28,9%.

Angka-angka perkembangan produksi dan penjualan logam

IX/28

Page 29: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 14

PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT,1968 - 1984/85(ribu ton)

Tahun Produkai Ekspor

1968 879,3 847,7

1973/74 1.204,7 1.266,4

1978/79 964,9 981,6

1982/83 721,0 792,6

1983/84 841,9 861,2

1984/85 1.009,6 960,6

IX/29

Page 30: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 15

PRODUKSI DAN EKSPOR PASIR BESI,1973/74 - 1984/85

(ribu ton)

Tahun Produksi Ekspor

1973/74 321,7 283,6

1978/79 120,2 66,5

1982/83 135,7*) 10,3

1983/84 122,1 12,0

-

*) Angka diperbaiki

IX/30

Page 31: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

emas dan perak adalah seperti dapat dilihat pada Tabel IX-16 dan Tabel IX-17.

i . Tembaga

Penambangan tembaga di daerah Tembagapura, Irian Jaya di-lakukan oleh PT Freeport Indonesia. Produksi konsentrat tem-baga pada tahun 1984/85 tercatat sejumlah 200,2 ribu ton ke-ring dan ekspor sejumlah 203,6 ribu ton kering. Angka-angka produksi dan ekspor ini bila dibandingkan dengan tahun 1983/84 yaitu produksi 199,7 ribu ton kering dan ekspor 202,8 ribu ton kering berarti mengalami sedikit kenaikan yaitu pro-duksi naik 0,02% dan ekspor naik 0,04%.

Angka-angka perkembangan produksi tembaga dan ekspor tem-baga adalah seperti tercantum pada Tabel IX-18.

j. Batu Granit

Penambangan batu granit dilakukan di sekitar pulau Kari-mun, Riau dipergunakan untuk bahan-bahan konstruksi. Produksi batu granit sejak beberapa tahun lalu pada umumnya cenderung meningkat sesuai dengan meningkatnya kegiatan pembangunan. Namun pada awal Repelita IV produksi batu granit menurun dari 2.190,7 ribu ton pada tahun 1983/84 menjadi 1.433,9 ribu ton pada tahun 1984/85 atau menurun 34,5%. Penurunan produksi ini disebabkan berkurangnya permintaan di dalam negeri. Sementara itu ekspor batu granit juga menurun yaitu dari 1.390,4 ribu ton pada tahun 1983/84 menjadi 1.033,9 ribu ton pada tahun 1984/85 atau menurun 25,6% yang disebabkan menurunnya ekspor ke Malaysia dan Singapura. Hasil-hasil produksi dan penjualan batu granit adalah seperti tampak pada Tabel IX-19.

k. Bahan-bahan Tambang Lainnya

Bahan tambang yang termasuk dalam golongan ini pada umum-nya adalah bahan galian industri atau bahan galian golongan C seperti kaolin, mangan, aspal, yodium, belerang, fosfat, as-bes, pasir kwarsa, marmer, batu gamping, feldspar, dan bento-nit. Biasanya usaha penambangan bahan-bahan ini dilakukan o-leh badan usaha milik negara, perusahaan swasta nasional mau-pun penambangan yang dilakukan oleh unit-unit usaha rakyat dalam ukuran kecil atau koperasi.

Hasil-hasil tambang ini umumnya digunakan bagi kepenting-an di dalam negeri. Bimbingan dalam pengembangan penambangan maupun pengolahan hasil-hasil tambang Serta masalah kesela-

IX/31

Page 32: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 16

PRODUKSI DAN PENJUALAN LOGAN EMAS DI DALAM NEGERI,1968 - 1984/85

(kilogram)

Tahun ProduksiPenjualanDalam Negeri

1968 -

1973/74 327,3 324,0

1978/79 220,3 250,9

1982/83 262,4 251,2

1983/84 265,1 261,0

1984/85 215,0 223,5

IX/32

Page 33: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 17

PRODUKSI DAN PENJUALAN LOGAN PERAK DI DALAN NEGERI,1968 - 1984/85

(kilogram)

Tahun ProduksiPenjualan

Dalam Negeri

1968 9.885 8.743,0

1973/74 8.426 3.800

1978/79 2.216 2.397

1982/83 3.134 2.852

1983/84 1.684 1.700

1984/85 2.171,3 2.207,4

IX/33

Page 34: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 18

PRODUKSI DAN EKSPOR KONSENTRAT TEMBAGA,

1973/74 - 1984/85(ribu ton kering)

Tahun Produksi Ekspor

1973/74 125,9 114,2

1978/79 184,9 167,8

1982/83 225,4 211,6

1983/84 199,7 202,8

1984/85 200,2 203,6

IX/34

Page 35: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 19

PRODUKSI, EKBPOR DAN PENJUALAN DALAN NEGERI BATU GRANIT,

1973/74 - 1984/85(ribu ton)

Tahun ProduksiPenjualan

dalam negeri Ekspor

1973/74 415,0 138,8 148,6

1978/79 491,1 239,3 252,1

1982/83 2.307,0 1.165,3 713,6

1983/84 2.190,7 334,7 1.390,4

1984/85 1.433,9 - 1.033,9

IX/35

Page 36: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

matan kerjanya juga ditingkatkan oleh aparat pertambangan ka-rena lapangan pekerjaan ini banyak melibatkan tenaga kerja. Angka-angka perkembangan hasil produksi pertambangan golongan ini adalah seperti terlihat pada Tabel IX-20.

3. Kegiatan Penunjang

Di samping kegiatan-kegiatan pokok yang diperlukan dalam pengembangan pertambangan juga dilaksanakan kegiatan-kegiatan penunjang yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pokok tersebut. Kegiatan yang sifatnya menunjang di dalam pemba-ngunan pertambangan pada tahun pertama Repelita IV antara la-in meliputi penelitian dan pengembangan, pendidikan dan la-tihan serta peningkatan efisiensi aparatur pemerintahan.

Salah satu usaha bagi pengembangan sektor pertambangan a-dalah kegiatan-kegiatan di bidang geologi yaitu antara lain membuat peta geologi bersistem, pemetaan geologi teknik, pe-nyelidikan gerakan tanah, pemetaan hidrogeologi bersistem, survai geofisika, seismik, pemetaan gays berat dengan berba-gai macam skala antara 1 : 100.000 dan 1 : 250.000. Kegiatan geologi tata lingkungan maupun geologi teknik khusus di pu-satkan di daerah Jawa dan Madura karena jumiah penduduknya yang cukup besar. Hasil-hasil pemetaan geologi untuk Jawa-Ma-dura telah mencapai 84,5% dan di luar Jawa-Madura sebesar 69,6X. Dalam pada itu juga dikembangkan penelitian geologi kelautan untuk pengembangan sumber daya mineral yang ada di laut.

Inventarisasi dan eksplorasi mineral logam, mineral bukan logam dan batubara terus dikembangkan di berbagai tempat di Indonesia sehingga dapat ditemukan berbagai macam mineral an-tara lain tembaga, timah, timbal, sang, emas, perak, air rak-sa, besi, kromit, zeolith, wolfram, tufit, mangan, pirofilit, terasaki dan lainnya.

Usaha eksplorasi batubara di Bukit Asam diadakan di Muara Tiga, Airlaya, Suban dan eksplorasi di Ombilin telah diadakan pengembangan ke daerah Waringin dan Parambahan. Selain batu-bara di Sumatera Selatan juga di temukan cadangan batubara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

B. ENERGI

Pengembangan dan pemanfaatan energi akan didasarkan pada kebijaksanaan energi yang menyeluruh dan terpadu dengan mem-

IX/36

Page 37: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 20

PRODUKSI BAHAN TAMBANG USAHA SWASTA NASIONAL,PERUSAHAAN DAERAH, DAN LAINNYA,

1968 - 1984/85

Jenis 1973/74 1978/79 1983/84No. Bahan Tambang Satuan 1968 (Akhir Re- (Akhir Re- 1982/83 (Akhir Re- 1984/85

pelita I) pelita II) pelita III)

1. Mangan ton 2.584 12.186 5.889 17.894 8.318 700

2. Aspal ton 31.315 95.149 162.000 192.563 725.752 471.239

3. Yodium kg 1.084 19.357 7.253 28.920 25.139 24.970

4. Belerang2) ton - 1.951 204 1.144 3.647 3.555

5. Fosfat ton - 819 6.071 5.631 5.763 1.687

6. Asbes ton - - 12 - 74 -

7. Kaolin ton 8.950 29.055 37.400 75.870 60.146 51.668

8. Pasir Kwarsa2) ton 1.823 52.805 307.480 938.618 362.937 408.158

9. Marmer m2 slabs 13.272 12.233 33.496 1.603 24.374 16.108

10. Gamping (bahan semen) ton - 995.898 4.698.957 9.753.942 11.856.786 8.815.044

11. Lempung (bahan semen) ton - 164.287 1.030.406 1.266.078 2.182.988 1.207.287

12. Feldspar ton - - 6.166 13.345 11.939 13.417

13. Kalsit ton - - 3.485 1.241 - 171

14. Yarosit ton - - 273 147 - -

15. Bentonit ton - - 4.190 7.597 10.006 9.509

16. Gips ton - - - 570 658 712

1) Data belum tersedia2) Angka diperbaiki

IX/37

Page 38: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

perhitungkan peningkatan kebutuhan, baik untuk ekspor maupun untuk pemakaian dalam negeri, serta kemampuan penyediaan energi secara strategis dalam jangka panjang.

Sampai saat ini minyak bumi masih merupakan sumber utama pemakaian di dalam negeri dan penggunaannya terus meningkat, sedang jumlah persediaan terbatas. Sehubungan dengan hal ini, akan dilanjutkan dan ditingkatkan langkah-langkah penghematan penggunaan minyak bumi, dengan mengembangkan sumber energi non-minyak.

Pengembangan energi non-minyak dalam Repelita III telah dilaksanakan dengan penelitian untuk memanfaatkan berbagai number energi non-minyak, antara lain tenaga air, batubara, panas bumi, biogas, biomasa, tenaga surya, yang terus dilan-jutkan dalam tahun pertama Repelita IV.

Pemanfaatan tenaga air untuk pembangkit tenaga listrik dalam Repelita III telah dikembangkan, antara lain berupa pembangunan PLTA Maninjau, PLTA Wonogiri, PLTA Asahan. Semen-tara itu dalam tahun pertama Repelita IV, dilanjutkan pemba-ngunan pusat listrik tenaga air berkapasitas besar, seperti PLTA Saguling, PLTA Cirata, PLTA Bakaru.

Penggunaan batubara untuk tenaga listrik telah dikembang-kan dalam Repelita III yaitu dengan dimulainya pembangunan PLTU Suralaya dan telah diselesaikan dalam tahun pertama Re-pelita IV. Selain untuk PLTU Suralaya, batubara juga akan di-gunakan di PLTU Bukit Asam yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.

Tenaga panas bumi, juga telah dimanfaatkan untuk pembang-kit tenaga listrik yaitu pada PLTP Kamojang yang sudah sele-sai dibangun pada Repelita III dan saat ini sedang dimulai persiapan untuk perluasannya. Selain itu dalam tahun pertama Repelita IV juga dilakukan studi pemanfaatan panas bumi di Dieng untuk pembangkit tenaga listrik.

Energi non-konvensional lain yang dikembangkan adalah ka-yu bakar. Dalam Repelita III, telah mulai dilakukan percobaan pengembangan kayu bakar di Sumatera Selatan dengan sistem ke-bun energi menggunakan lamtoro gung untuk pembangkit tenaga listrik, yang dilanjutkan pelaksanaannya dalam tahun pertama Repelita IV. Selain itu juga dilaksanakan percobaan pembuatan briket arang dengan menggunakan limbah industri penggergajian kayu. Sementara itu juga dilakukan pengembangan energi bio-gas, dengan membuat percontohan pemanfaatan biogas sebagai

IX/38

Page 39: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

sumber energi di daerah pedesaan. Selanjutnya juga dilakukan percobaan pengembangan tenaga angin dan tenaga surya untuk menggerakkan pompa air irigasi.

Selain program penganekaragaman penggunaan sumber energi, dilaksanakan pula program konservasi (penghematan) energi. Kegiatan program konservasi energi antara lain dilaksanakan dengan melakukan monitor pelaksanaan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1982 mengenai usaha konservasi energi untuk gedung-ge-dung/bangunan dan kendaraan bermotor milik Pemerintah. Selan-jutnya dilanjutkan pula usaha penyuluhan cara-cara penghemat-an energi, kepada masyarakat dan perusahaan-perusahaan mela-lui media massa maupun langsung di lapangan.

Tenaga Listrik

Pembangunan tenaga listrik ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kota serta untuk mendorong kegiatan ekonomi khususnya industri. Sehubungan dengan hal ini, terus dilakukan peningkatan sarana penyediaan tenaga listrik baik pembangkit, jaringan transmisi maupun jaringan distribusi, sehingga dapat dihasilkan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan mutu yang baik, serta dengan harga yang wajar dan dapat dijangkau oleh masyarakat banyak.

Perencanaan peningkatan sarana pembangkit tenaga listrik, juga tidak terlepas dari langkah kebijaksanaan dalam Kebijak-sanaan Umum Bidang Energi yang menyangkut diversifikasi dan konservasi energi. Sejalan dengan ini, maka akan lebih dite-kankan pada penggunaan sumber-sumber energi non minyak seper-ti tenaga air, batubara dan panas bumi.

Di samping itu, peningkatan sarana penyediaan tenaga lis-trik juga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan wi-layah/daerah sehingga selalu dikaitkan dengan perkembangan khususnya bidang ekonomi di wilayah/daerah bersangkutan. Dalam pada itu juga dikembangkan sistem interkoneksi antar daerah, sehingga kekurangan tenaga listrik di suatu daerah dapat dilayani dari daerah lain.

Sementara itu program listrik pedesaan juga terus diting-katkan di seluruh tanah air, baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik tenaga diesel (PLTD) yang berkapasitas kecil.

Dalam Repelita I, pembangunan tenaga listrik telah dapat

IX/39

Page 40: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

meningkatkan daya terpasang sebesar 284,23 MW, jaringan transmisi sepanjang 495,61 kms (kilometer sirkit) dan gardu induk sebanyak 21 buah dengan kapasitas seluruhnya 415,25 MVA, serta jaringan distribusi yang terdiri atas jaringan te-gangan menengah 1.619,61 kms, jaringan tegangan rendah 1.490,79 kms berikut 1.304 buah gardu distribusi.

Dengan peningkatan sarana penyediaan tenaga listrik ter-sebut, maka produksi tenaga listrik dalam Repelita I adalah sebesar 12.068.098 MWh, penjualan tenaga listrik sebesar 8.897.034 MWh, daya tersambung sebesar 1.060.459 kVA dan jum-lah langganan sebanyak 1.023.459 konsumen.

Sementara itu pembangunan pembangkit tenaga listrik dalam Repelita II, telah dapat meningkatkan lagi penyediaan daya terpasang sebesar 1.210,62 MW. Selain pembangkit tenaga lis-trik, dibangun juga jaringan transmisi sepanjang 2.161,22 kms, gardu induk 66 buah dengan jumlah kapasitas 2.691,93 MVA, jaringan tegangan menengah sepanjang 6.484,92 kms dan jaringan tegangan rendah 6.368,06 kms, beserta 10.361 buah gardu distribusi.

Di bidang pengusahaan dalam Repelita II telah dicapai produksi tenaga listrik sebesar 21.706.105 MWh, penjualan te-naga listrik sebesar 16.143.563 MWh, daya tersambung sebesar 2.459.052 MVA dengan jumlah langganan sebanyak 1.783.247 kon-sumen.

Dalam Repelita III, pembangunan tenaga listrik lebih di-tingkatkan lagi tidak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga mencakup daerah pedesaan. Pembangkit tenaga listrik yang berhasil dibangun dalam Repelita III adalah sebesar 1.810,50 MW. Selain itu juga dilaksanakan pembangunan jaringan trans-misi sepanjang 4.481,65 kms dan gardu induk 64 buah dengan kapasitas 4.197 MVA, serta jaringan distribusi yang terdiri atas jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah masing-masing sepanjang 16.368,18 kms dan 14.380,18 kms, be-rikut gardu distribusi sebanyak 14.768 buah dengan kapasitas 1.517.880 kVA. Sementara itu dalam Repelita III telah dimulai pelaksanaan perubahan tegangan rendah dengan tegangan 220 V dan telah dapat mencakup sebanyak 223.280 konsumen.

Dengan hasil pembangunan tersebut, bidang pengusahaan te-naga listrik dalam Repelita III dapat lebih ditingkatkan. Produksi tenaga listrik mencapai 50.800.568 MWh, dengan jum-lah penjualan tenaga listrik sebesar 38.756.789 MWh, daya

IX/40

Page 41: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

tersambung 6.126.669 kVA dan jumlah langganan sebanyak 4.406.077 konsumen.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, pembangunan tenaga listrik ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik di daerah perkotaan maupun di desa-desa, serta untuk mendorong pembangunan ekonomi khususnya industri. Untuk itu, selama Repelita IV pembangunan tenaga listrik akan lebih di-tingkatkan lagi. Sejumlah pembangkit tenaga listrik yang mu-lai dibangun dalam Repelita III, diharapkan akan dapat dise-lesaikan dalam kurun waktu Repelita IV. Di samping itu telah dimulai pula pembangunan pembangkit yang lain, disertai ja-ringannya guna meningkatkan jangkauan pemanfaatan tenaga lis-trik.

Pada tahun 1984/85 kapasitas pembangkit tenaga listrik termasuk listrik pedesaan yang dapat diselesaikan adalah se-besar 609,73 MW, antara lain PLTG Gresik Unit III (1 x 21 MW); PLTU (batubara) Suralaya Unit I (1 x 400 MW); PLTU (mi-riyak/gas bumi) Belawan Unit I dan II (2 x 65 MW); dan sejum-lah PLTD tersebar dengan kapasitas sebesar 58,73 MW.

Selain pembangkit, dalam tahun 1984/85 telah dibangun pu-la jaringan transmisi sepanjang 378,39 kms dan gardu induk sebanyak 8 buah dengan kapasitas 1.224,5 MVA, serta jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah masing-masing sepanjang 5.253,93 kms dan 4.596,32 kms, berikut 5.915 buah gardu dis-tribusi dengan kapasitas sebesar 453.347 kVA.

Adapun perincian hasil pembangunan tenaga listrik dalam Repelita I, Repelita II, Repelita III dan tahun pertama Repe-lita IV, dapat dilihat pada Tabel IX-21.

Selanjutnya hasil pembangunan tenaga listrik dalam tahun pertama Repelita IV secara regional adalah seperti diuraikan di bawah ini.

Di Daerah Istimewa Aceh, dalam tahun pertama Repelita IV telah dapat diselesaikan pembangunan beberapa unit PLTD de-ngan kapasitas sebesar 6,40 MW. Tambahan pembangkit tenaga listrik tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan daerah per-kotaan, dan daerah pedesaan. Jumlah desa yang telah mempero-leh aliran listrik adalah 130 desa dengan langganan sebanyak 21.660 konsumen.

Pembangunan tenaga listrik di daerah Sumatera Utara pada tahun 1984/85 telah berhasil meningkatkan penyediaan daya

IX/41

Page 42: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 21

KEADAAN TENAGA LISTRIK,

1968/69 - 1984/85

Keadaan Hasil Pelaksanaan Fisik PembangunanNo. U r a i a n Satuan 1968/69 Repelita I Repelita II Repelita III 1983/84 1984/85 1)

1. Pembangkit Tenaga Liatrik MW 661,57 284,23 1.210,62 1.775,84 495,52 599,322. Jaringan Transmiai kms 2.800 495,61 2.161,22 4.481,65 963,86 378,393. Gardu Induk bh/MVA 304/1.300 21/415,25 66/2.691,93 64/4.197 21/1.106 8/1.224,54. Jaringan Tegangan Menengah kms 5.060 1.619,61 6.484,92 9.553,60 1.720,18 2.464,01

5. Gardu Distribusi bh/kVA 4.400/2.300.000 1.304 10.361 8.912/1.176.930 1.453/171.720 1.988/303.1476. Jaringan Tegangan Rendah kms 13.400 1.490.79 6.368,06 7.182,47 1.330,87 1.963,157. Perubahan Tegangan Rendah konsumen - - - 223.280 16.846 17.418

8. Listrik Pedesaan

- Jumlah Desa desa - - 2.244 5.771 1.405 1.606- Jumlah Konsumen komsumen - - 280.065 1.187.771 365.682 451.508- PLTD Desa MW - - - 34,66 6,28 10,41- Jaringan Tegangan Menengah kms - - - 6.814,58 2.164,55 2.789,92- Gardu Distribusi bh/kVA - - - 5.856/340.950 2.454/80.830 3.927/150.200- Jaringan Tegangan Rendah kms - - - 7.197,71 2.183,71 2.633,17

1) Angka sementara

Page 43: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

IX/42

Page 44: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

terpasang sebesar 131,96 MW yang diperoleh dari PLTU Belawan unit I dan II (2 x 65 MW) serta PLTD dengan kapasitas 1,96 MW. Selain pembangkit, juga telah dapat diselesaikan pemba-ngunan jaringan transmisi sepanjang 182 kms dan gardu induk 2 buah dengan kapasitas 100 MVA, serta jaringan distribusi yang terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 201,71 kms dan jaringan tegangan rendah sepanjang 152,37 kms berikut 164 buah gardu distribusi dengan jumlah kapasitas sebesar 17.635 kVA. Dengan selesainya sejumlah sarana penyediaan tenaga lis-trik tersebut, pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan listrik dapat lebih ditingkatkan. Sementara itu dalam rangka listrik masuk desa, telah dapat dialirkan listrik ke 52 desa dengan tambahan langganan sebanyak 14.818 konsumen.

Dalam pada itu di Daerah Sumatera Barat dan Riau, hasil pelaksanaan program pengembangan tenaga listrik tahun 1984/85 adalah berupa penambahan jaringan distribusi guna memperluas jangkauan pengaliran tenaga listrik, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Adapun jaringan distribusi yang dapat diselesai-kan pembangunannya terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 78,41 kms dan jaringan tegangan rendah 137,92 kms, serta gardu distribusi sebanyak 35 buah dengan kapasitas 4.610 kVA. Tambahan desa yang memperoleh aliran listrik ada-lah sebanyak 100 desa dengan tambahan langganan 20.922 konsu-men.

Di daerah Sumatera Selatan, Jambi, Lampung dan Bengkulu, dalam tahun pertama Repelita IV telah diselesaikan pembangun-an PLTD dengan kapasitas 2,5 MW. Pembangunan PLTD tersebut a-dalah untuk memenuhi permintaan masyarakat akan listrik yang semakin meningkat. Selain itu dapat diselesaikan pula penam-bahan jaringan tegangan menengah sepanjang 165,64 kms, ja-ringan tegangan rendah sepanjang 69,46 kms, serta gardu dis-tribusi 50 buah dengan jumlah kapasitas sebesar 8.000 kVA. Jumlah desa yang mendapat aliran listrik adalah sebanyak 55 desa, dengan tambahan langganan sebanyak 17.006 konsumen. Se-mentara itu guna meningkatkan penyediaan tenaga listrik, se-dang dilanjutkan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan bakar batubara, yaitu PLTU Bukit Asam Unit I dan II (2 x 65 MW). Di samping itu juga sedang dilaksanakan, desain teknis PLTA Tes yang berkapasitas 16 MW.

Di Daerah Kalimantan Barat, telah dapat dilaksanakan pe-nambahan kapasitas pembangkit sebesar 500 kW berupa PLTD, un-tuk daerah pedesaan. Selain pembangkit, juga dilaksanakan pe-nambahan jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah masing-masing sepanjang 53,60 kms dan 77,69 kms beri-

IX/43

Page 45: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

kut 49 buah gardu distribusi dengan kapasitas 5.215 kVA. Jum-lah desa yang dapat dialiri listrik adalah sebanyak 9 desa dengan tambahan langganan 2.361 konsumen.

Di Wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Ka-limantan Timur, dalam tahun 1984/85 dapat diselesaikan bebe-rapa unit PLTD untuk daerah pedesaan dengan jumlah kapasitas 1,92 MW. Pembangunan jaringan distribusi yang dapat diselesai-kan di daerah perkotaan dan pedesaan, meliputi jaringan te-gangan menengah sepanjang 99,47 kms, jaringan tegangan ren-dah sepanjang 100,27 kms dan 89 buah gardu distribusi dengan kapasitas seluruhnya sebesar 7.225 kVA. Adapun tambahan desa yang dapat dialiri listrik adalah sebanyak 69 desa dengan tambahan langganan sebanyak 9.552 konsumen.

Hasil pembangunan tenaga listrik di daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah adalah berupa penambahan kapasitas terpa-sang PLTD sebesar 600 kW untuk daerah pedesaan. Selain itu juga telah diperluas jaringan tegangan menengah sepanjang 106,50 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 106,04 kms serta gardu distribusi 120 buah dengan kapasitas 6.050 kVA. Dengan penambahan sarana penyediaan tenaga listrik tersebut, telah dapat dilistriki lagi sebanyak 89 desa dengan tambahan langganan sebanyak 8.998 konsumen. Sementara itu sedang di-lanjutkan pelaksanaan pembangunan PLTA Tanggari (2 x 8,5 MW).

Pelaksanaan program pengembangan tenaga listrik di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara dalam tahun pertama Repelita IV adalah berupa peningkatan daya terpasang PLTD yang tersebar dengan jumlah kapasitas sebesar 35,95 MW baik untuk kota-kota maupun pedesaan. Selanjutnya untuk memperluas jaringannya, telah diselesaikan juga pembangunan jaringan transmisi sepanjang 23,79 kms dan 4 buah gardu induk dengan kapasitas sebesar 32,5 MVA, serta perluasan jaringan tegangan menengah sepanjang 343,73 kms dan jaringan tegangan rendah sepanjang 385,58 kms berikut gardu distribusi sebanyak 221 buah dengan kapasitas sebesar 17.610 kVA. Untuk program lis-trik masuk desa, telah dapat dilistriki lagi 10 desa, dengan tambahan langganan sebanyak 14.635 konsumen: Dalam pada itu pembangunan PLTA Bakaru (2 x 63 MW) sedang dilaksanakan untuk meningkatkan penyediaan tenaga listrik dalam rangka memenuhi permintaan yang terus meningkat di daerah ini.

Di daerah Maluku, dalam tahun 1984/85 telah diselesaikan pembangunan PLTD dengan kapasitas 1,12 MW untuk daerah pede-saan. Sementara itu perluasan jaringan distribusi yang dise-lesaikan meliputi jaringan tegangan menengah dan jaringan te-

IX/44

Page 46: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

gangan rendah masing-masing sepanjang 83,7 kms dan 76,30 kms, serta 140 buah gardu distribusi dengan kapasitas seluruhnya 9.925 kVA. Adapun jumlah desa yang dapat dialiri listrik lagi adalah sebanyak 44 desa dengan tambahan langganan sebanyak 4.704 konsumen.

Pembangunan tenaga listrik di daerah Irian Jaya pada ta-hun 1984/85 adalah berupa penyelesaian pembangunan beberapa unit pusat listrik tenaga diesel dengan kapasitas 4,15 MW, penambahan jaringan tegangan menengah sepanjang 13,55 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 31,30 kms dan gardu dis-tribusi 7 buah dengan kapasitas 1.160 kVA. Sedangkan untuk program listrik masuk desa, telah dapat dialirkan listrik ke 7 desa dengan langganan baru sebanyak 707 konsumen.

Dalam pada itu, pembangunan tenaga listrik di Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur pada ta-hun 1984/85, telah menyelesaikan pembangunan beberapa unit PLTD dengan kapasitas 3,72 MW untuk daerah perkotaan dan de-sa-desa. Selain itu juga dilaksanakan pembangunan jaringan distribusi guna dapat menjangkau masyarakat lebih banyak la-gi, berupa jaringan tegangan menengah sepanjang 127,30 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 152,65 kms dan gardu dis-tribusi 80 buah dengan kapasitas seluruhnya sebesar 7.880 kVA. Adapun untuk program listrik masuk desa, telah dapat di-alirkan listrik ke 90 desa dengan tambahan langganan sebanyak 27.053 konsumen.

Kegiatan pembangunan tenaga listrik di daerah Jawa Timur dalam tahun pertama Repelita IV adalah berupa penyelesaian pembangunan pusat listrik tenaga gas di Gresik dengan kapasi-tas (1 x 21 MW) guna meningkatkan keandalan sistem. Selain membangun pusat pembangkit, diselesaikan juga pembangunan ja-ringan transmisi sepanjang 4 kms dan sebuah gardu induk yang berkapasitas 92 MVA. Pembangunan jaringan distribusi yang da-pat diselesaikan adalah jaringan tegangan menengah sepanjang 1.427,23 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 1.237,25 kms dan gardu distribusi sebanyak 1.330 buah dengan kapasitas se-luruhnya sebesar 207.540 kVA. Jaringan distribusi tersebut telah dapat mencakup 197 desa dengan tambahan langganan seba-nyak 63.139 konsumen. Sementara itu dengan makin meningkatnya permintaan tenaga listrik, khususnya sebagai akibat perkem-bangan industri di daerah ini, sedang dilanjutkan pelaksanaan pembangunan PLTU Gresik unit III dan IV (2 x 200 MW) sebagai perluasan dari unit I dan II.

Hasil pembangunan tenaga listrik di Jawa Tengah dan D.I.

IX/45

Page 47: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

Yogyakarta dalam tahun pertama Repelita IV adalah berupa per-luasan jaringan distribusi guna meningkatkan jangkauan pela-yanan, baik untuk daerah perkotaan maupun pedesaan, yaitu ja-ringan tegangan menengah sepanjang 1.627,76 kms, jaringan te-gangan rendah sepanjang 1.564,32 kms dan gardu distribusi se-banyak 3.097 buah dengan jumlah kapasitas 70.855 kVA. Untuk daerah pedesaan, telah dapat dijangkau lagi 523 desa, dengan jumlah langganan sebanyak 120.317 konsumen. Sementara itu pe-laksanaan pembangunan PLTA Mrica (3 x 60 MW) juga sedang giat dilanjutkan. Selain itu guna menambah penyediaan tenaga lis-trik dengan memanfaatkan potensi sumber energi non-minyak, sedang dilaksanakan studi pembangunan PLTP Dieng yang akan menggunakan sumber energi panas bumi dan studi pembangunan PLTA Maung yang akan memanfaatkan potensi tenaga air. Dalam rangka interkoneksi sistem kelistrikan seluruh Jawa melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi (500 kV), akan di-laksanakan juga pembangunan transmisi antara Ungaran - Krian (Jawa Timur).

Pelaksanaan pembangunan tenaga listrik di daerah Jawa Ba-rat dan DKI Jakarta dalam tahun 1984/85 telah dapat mening-katkan penyediaan tenaga listrik sebesar 400 MW dengan telah selesainya pembangunan PLTU Batubara Suralaya Unit I. Tenaga listrik dari PLTU ini disalurkan melalui jaringan transmisi 500 kV sepanjang 119 kms ke gardu induk Gandul yang berkapa-sitas 2 x 500 MVA. Selain pembangkit dan transmisi tersebut, telah dapat diselesaikan pula perluasan jaringan transmisi 150 kVA sepanjang 49,60 kms, serta jaringan distribusi kota dan desa, yang terdiri atas jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah masing-masing sepanjang 925,34 kms dan 505,16 kms, berikut 473 buah gardu distribusi dengan jum-lah kapasitas 85.572 kVA. Daerah pedesaan yang dapat aliran listrik lagi mencakup 231 desa dengan langganan baru sebanyak 125.636 konsumen. Dalam pada itu sedang dilaksanakan penyele-saian pembangunan PLTU Suralaya Unit II (1x400 MW) dan PLTA Saguling Unit I dan II (2x175 MW). Juga sedang dilaksanakan pembangunan Unit III dan IV PLTA Saguling, dan PLTA Cirata (4 x 125 MW). Selanjutnya, untuk memenuhi permintaan tenaga lis-trik yang diperkirakan selalu meningkat di tahun-tahun menda-tang, akan dilaksanakan perluasan PLTU Suralaya dengan Unit III dan IV (2 x 400 MW). Pembangkit-pembangkit berkapasitas besar tersebut akan disalurkan melalui interkoneksi sistem kelistrikan Jawa dengan jaringan transmisi 500 kV.

Dengan hasil pembangunan fisik tersebut diatas, bidang pengusahaan tenaga listrik pada tahun pertama Repelita IV ju-ga dapat lebih ditingkatkan lagi. Produksi tenaga listrik

IX/46

Page 48: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

adalah sebesar 14.781.806 MWH yang berarti peningkatan sebe-sar 11,17% dibandingkan produksi tahun sebelumnya sebesar 13.296.410 MWH. Penjualan tenaga listrik adalah sebesar 11.041.253 MWH, sehingga jika dibandingkan dengan penjualan tahun 1983/84 sebesar 10.023.619 MWH, telah terjadi peningkat-an sebesar 10,15%. Sementara itu daya tersambung mencapai 7.122.313 kVA, atau naik sekitar 16,25% dibandingkan daya ter-sambung tahun 1983/84 sebesar 6.126.669 kVA. Sedangkan jumlah langganan tahun 1984/85 adalah sebanyak 5.133.313 konsumen, atau meningkat sebesar 16,50% dari tahun sebelumnya sebanyak 4.406.077 konsumen.

Adapun angka-angka pengusahaan tenaga listrik tersebut dapat juga dilihat pada Tabel IX-22 dan Tabel IX-23.

Gas Kota

Pengembangan gas kota diarahkan untuk meningkatkan peman-faatan gas bumi agar dapat berperan sebagai salah satu sarana dalam usaha merealisir kebijaksanaan Pemerintah dalam konser-vasi energi dan diversifikasi penyediaan bahan bakar di dalam negeri.

Dengan meningkatnya pemanfaatan gas bumi di beberapa kota maka secara tidak langsung akan dapat mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Pemanfaatan ini terutama dilakukan di be-berapa kota di Pulau Jaws yang sudah mempunyai jaringan dis-tribusi gas kota dan sudah dialiri gas bumi.

Kegiatan-kegiatan yang sampai sekarang dilaksanakan dia-rahkan kepada peningkatan penyaluran serta pemanfaatan gas bumi di kota Medan, Jakarta, Bogor dan Cirebon. Di samping itu juga dilaksanakan rehabilitasi peralatan produksi dan distribusi gas di beberapa kota yang mempergunakan gas buatan.

Hasil-hasil pembangunan gas kota sampai dengan Repelita III adalah berupa penyaluran gas bumi di Jakarta dan sekitar-nya termasuk jaringan interkoneksi Jakarta - Bogor bagi peng-aliran gas bumi ke konsumen industri, pemanfaatan gas bumi di kota Cirebon, pemanfaatan gas bumi di kota Medan dan sekitar-nya.

Di beberapa kota seperti Semarang, Surabaya, Bandung dan Ujung Pandang yang masih mempergunakan gas buatan, dilakukan usaha perbaikan-perbaikan unit produksi dan unit distribusi serta pembersihan jaringan distribusinya dengan tujuan untuk mempertahankan operasi perusahaan gas di daerah tersebut.

IX/47

Page 49: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TAREL IX – 22

PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK, 1968/69 – 1984/85

No. U r a i a n Satuan 1968/69 Repelita I Repelita I I Repelita I I I 1983/84 1984/85 1)

1. Produksi Tenaga L is tr ik MWh 1.780.460 12.068.098 21.706.105 50.800.568 13.296.410 14.781.806

2. Penjualan Tenaga L is tr ik MWh 1.204.382 8.897.034 16.143.563 38.756.789 10.023.619 11.041.253

3. Daya Tersambung kVA 594.483 1.060.459 2.459.052 6.126.669 6.126.669 7.122.313

4. Jumlah Langganan konsumen 874.656 1.023.459 1.783.247 4.406.077 4.406.077 5.133.313

KeteranganMWh : Mega Watt hour kVA : kilo Volt Ampere kW : kilo Watt

1) Angka sementara

IX/48

Page 50: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 23

PRODUKSI DAN DAYA TERPASANG TENAGA LISTRIK MENURUT WILAYAH,

1968/69 - 1984/85

Daerah Tingkat I/ 1968/69 Repelita I Repelita II Repelita III 1983/84 1984/851)Kode Lokasi Propinsi Produksi

(MWH)Daya terpa-sang (KW)

Produksi(MWH)

Daya terpa-sang (KW)

Produksi(MWH)

Daya terpa-Sang (KW)

Produksi(MWH)

Daya terpa-sang (KW)

Produksi(MWH)

Daya terpa-sang (KW)

Produksi(MWH)

Daya terpa-sang (KW)

Wilayah I DI Aceh 9.100 3.882 72.884 7.850 135.928 19.521 324.614 42.900 84.731 42.900 97-937 44.764Wilayah II Sumatera Utara 74.244 39.884 526.317 41.942 885.916 161.000 2.758.685 213.100 715.949 213.100 779.569 344.909Wilayah III Sumatera Barat, Riau,

Jambi (Daerah Kerinci) 37.957 15.447 233.000 18.961 391.234 61.032 1.016.916 205.117 319.145 205.117 372.210 205.859Wilayah IV Sumatera Selaten, Bengku-

lu, Lampung, Jambi 86.914 38.666 510.546 42.233 918.974 107.389 1.778.770 184.230 454.276 184.230 499.466 225.582Wilayah V Kalimantan Barat. 15.599 5.390 114.902 8.390 189.154 24.336 447.336 34.683 104.827 34.683 109.908 35.013Wilayah VI Kalimantan Selatan, Kali-

mantan Timur, Kalimantan Tengah 15.836 10.289 111.685 32.901 469.293 97.092 1.257.341 133.923 239.615 133.923 341.675 136.305

Wilayah VII Sulawesi Utara, SulawesiTengah 23.477 7.728 152.327 16.684 278.141 37.174 705.515 75.560 169.128 75.560 171.359 76.825

Wilayah VIII Sulawesi Selatan, Sulawe-si Tenggara 34.664 14.693 230.524 46.036,5 506.612 70.987 1.175.120 114.262 299.169 114.262 332.175 144.056

Wi1ayah IX M a 1 u k u 6.634 3.340 47.443 5.325 95.524 11.832 208.953 27.685 52.486 27.685 55.750 29.380Wilayah X Irian Jaya 18.400 9.200 62.992 10.682,8 159.376 19.187 267.219 24.867 44.875 24.867 66.677 29.551Wilayah XI Bali, Nana Tenggara Barat,

6.593 119.905 11.202 322.761 46.692 927.885 108.845 238.192 108.845 273.586 108.553Nusa Tenggara Timur,Timor Timur 13.873

Wi1ayah XII Jawa Timur 367.932 115.439 2.359.746 187.027 3.825.145 413.50513.159.972*) 658.871*) 2.741.241*) 658.871*) 2.793.669.)

685.732•)Wilayah XIII Jawa Tengah,

DI.Yogyakarta 243.535 77.893 1.418.427 89.718,2 2.014.031 253.732

Kit. J. J./ Dis.Jabar/ Dis. Jaya

Jawa Barat, DKI JakartaRaya 832.295 313.128 6.085.400 257.126 11.514.016 965.224 26.772.242 2.110.948 7.832.776 2.110.948 8.887.825 2.501.249

Jumlah 1.780.460 661.572 12.066.098 776.077,5 21.706.105 2.288.703 50.800.568 3.934.991 13.296.410 3.934.991 14.781.806 4.567.778

Kit.J.J. - Pembangkit Jabar Jaya Di.. Jabar - Distribusi Java BaratDis. Jaya - Distribusi Jakarta Rays5) Tota1 KJT a Distr. Jatim • Matr.Jateng 1)

Angka aementara

IX/49

Page 51: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 24

KAPASITAS TERPASANG DAN JARINGAN GAS KOTA, 1973/74 - 1984/85

IX/50

Page 52: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

TABEL IX - 25

PENGUSAHAAN GAS KOTA,1968 - 1984/85

1973/74 1978/79 1983/84No. U r a i a n Satuan 1968 (Akhir Re- (Akhir Re- 1982/83 (Akhir Re- 1984/85

p e l i t a I ) ( p e l i t a I I ) p e l i t a I I I )

1. Produksi Gas Kota

a. Gas MinyakThermis ribu m3 22.599 30.297 27.324 15.468 14.606 14.301

c . Gas MinyakK a ta l i t i s ribu m3 5.604 8.528 8.962 10.308 10.141 9.819

d. Gas Bumi ribu m3 8.537 18.055 43.487 43.661 58.842 67.221

36.740 56.880 79.773 69.437 83.589 91.341

2. Kehilangan Gas Kota (%) persen 24,3 20,3 14,75 28,15 20,45 21,25

3. Penjualan Gas Kota ribu m3 27.826 45.318 68.004 49.888 66.482 71.925

4. Jumlah Langganan konsumen 24.345 21.450 20.015 21.410 21.172 20.873

IX/51

Page 53: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web view... baik dengan memperluas jaringan listrik yang ada maupun membangun pusat listrik tenaga mini hidro (PLTM) atau pusat listrik

Pelaksanaan pembangunan gas kota dalam tahun 1984/85 ada-lah melanjutkan usaha-usaha yang dilakukan dalam Repelita III yaitu meningkatkan penyaluran gas bumi untuk kota Medan, Ja-karta, Bogor dan Cirebon, serta penyaluran gas buatan/gas ko-ta di Surabaya, Semarang, dan Ujung Pandang.

Dalam tahun 1984/85 telah dapat diselesaikan rehabilitasi dan perluasan jaringan gas kota, yaitu jaringan distribusi gas sepanjang 328,89 km dan jaringan transmisi gas sepanjang 219,33 km. Sementara itu penjualan gas kota meningkat dari 66.482.000 m3 pada tahun 1983/84 menjadi 71.925.000 m3 pada tahun 1984/85 atau meningkat 8,19%.

Konsumen Perusahaan Umum Gas Negara sejak tahun 1982/83 sampai dengan 1984/85 mengalami penurunan terus. Hal ini di-sebabkan keluarnya konsumen-konsumen kecil/rumah tangga yang mempergunakan gas buatan. Akan tetapi konsumen-konsumen in-dustri terus meningkat, bahkan beberapa konsumen di Jakarta dan Bogor masih harus menunggu penyambungan gas kota karena belum selesainya jaringan gas bumi untuk mencapai konsumen tersebut.

Kehilangan gas kota meningkat dari 20,45% pada tahun 1983/84 menjadi 21,25% dalam tahun 1984/85. Meningkatnya ke-hilangan gas ini sejalan dengan meningkatnya penyaluran gas bumi yang mempunyai tekanan relatif lebih tinggi dari gas bu-atan, sehingga menyebabkan kebocoran pipa-pipa yang lama. Un-tuk mengatasi ini, secara bertahap dilakukan rehabilitasi pi-pa-pipa lama.

Perusahaan Umum Gas Negara hingga saat kini masih berusa-ha untuk meningkatkan cara-cara penyaluran gas kota. Salah satu kegiatannya adalah percobaan penyaluran gas LPG melalui jaringan gas kota di Surabaya. Dari percobaan tersebut diha-rapkan dapat meningkatkan efisiensi penyaluran gas kota. Ha-sil-hasil pembangunan gas kota maupun pengusahaannya dapat dilihat pada Tabel IX-24 dan IX-25.

IX/52