pltm gumanti -quick assesment gumanti 3
DESCRIPTION
bTRANSCRIPT
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
DAFTAR ISI
1 KELENGKAPAN DOKUMEN LAPORAN.........................................................................................1-1
2 KAJIAN TEKNIS PLTM GUMANTI.................................................................................................2-1
2.1 HIDROLOGI........................................................................................................................2-1
2.1.1 DATA HIDROKLIMATOLOGI...........................................................................................2-1
2.1.2 DAERAH ALIRAN SUNGAI..............................................................................................2-2
2.1.3 HUJAN WILAYAH...........................................................................................................2-2
2.1.4 ANALISA DATA HIDROLOGI...........................................................................................2-3
2.2 HIDROLIS BANGUNAN SIPIL...............................................................................................2-7
2.2.1 BENDUNG.....................................................................................................................2-7
2.2.2 INTAKE..........................................................................................................................2-8
2.2.3 SANDTRAP.....................................................................................................................2-8
2.2.4 WATERWAY...................................................................................................................2-8
2.2.5 HEADPOND...................................................................................................................2-9
2.2.6 TAILRACE.......................................................................................................................2-9
2.2.7 KEHILANGAN TINGGI ENERGI......................................................................................2-10
2.3 STRUKTUR BANGUNAN SIPIL...........................................................................................2-15
2.3.1 BENDUNG...................................................................................................................2-15
2.3.2 INTAKE........................................................................................................................2-16
2.3.3 SANDTRAP...................................................................................................................2-16
2.3.4 WATERWAY.................................................................................................................2-17
2.3.5 HEADPOND.................................................................................................................2-19
2.3.6 PENSTOCK...................................................................................................................2-19
2.3.7 POWER HOUSE & TAILRACE........................................................................................2-21
2.3.8 PINTU AIR....................................................................................................................2-21
2.3.9 JALAN AKSES & JALAN INSPEKSI..................................................................................2-22
2.4 ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI.........................................................................................2-23
3 KESIMPULAN & SARAN...............................................................................................................3-1
i
1 KELENGKAPAN DOKUMEN LAPORAN
Investasi di bidang pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau
hydropower, baik pada skala PLTA besar, PLTA Minihidro (PLTM), ataupun PLTA
Microhidro (PLTMH) selalu menarik bagi para investor di bidang energi. Alasan
utamanya, karena dunia saat ini menyadari bahwa sumber energi fosil (minyak bumi,
batubara, gas) akan segera habis stoknya dan setiap negara kini mengembangkan
program pendayagunaan energi baru dan terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan,
sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Diantara sumber EBT tersebut, tenaga air (hydropower) adalah yang paling banyak
diminati oleh para investor karena tersedia berlimpah dan teknologinya relatif mudah
dikuasai, serta cashflow investasinya lebih disukai oleh para investor, dimana BEP nya
lebih cepat tercapai (lebih cepat balik modal) dan biaya operasional dan
pemeliharaannya sangatlah murah.
Dalam proses implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), ada satu
tahap yang terpenting bagi para pengembang maupun investor yaitu tahap PPA
(Power Purchase Agreement) atau Kontrak Jual Beli Listrik antara pengembang PLTM
dengan PT. PLN. Dengan telah ditetapkannya PPA maka ada jaminan bahwa listrik
yang akan dihasilkan oleh PLTM (atau PLTA) tersebut pasti akan dibeli oleh PT. PLN
dengan harga yang telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan dasar PPA inilah maka para pengembang PLTM berani melaksanakan
konstruksi fisik PLTM. Syarat utama untuk memperoleh PPA bagi pengembang PLTM
adalah izin prinsip dari kepala daerah tempat PLTM tersebut akan dibangun dan
adanya Studi Kelayakan (FS) pembangunan PLTM tersebut yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh PT. PLN.
Adapun Laporan-laporan yang telah dibuat guna mendukung kegiatan Studi Kelayakan
dari PLTM Gumanti adalah sebagai berikut:
- Laporan Pengukuran Topografi, berisikan kegiatan
pemetaan lapangan dari lokasi rencana pembangunan yang terdiri dari area
bangunan utama dan jalan akses.
- Laporan Site Investigation, berisikan kegiatan Soil
Investigation yang terdiri atas pengujian lapangan, pengambilan sampel dan hasil
pengujian sampel laboratorium dari lokasi rencana pembangunan PLTM
Gumanti.
- Laporan Hidrologi, berisikan analisa debit andalan dan
analisa debit banjir dari Catchment Area Sungai Gumanti yang terletak di Desa
Jorong Lurah Gadang, Nagari Sarik Alahan Tigo, Kecamatan Hiliran Gumanti,
Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat, dengan menghitung data
hidroklimatologi yang didapat dari Stasiun Danau Diatas, Stasiun Solok, Stasiun
Saning Bakar, Stasiun Lubuk Gadang, Stasiun Muara Labuh, Stasiun Alahan
Panjang dan Stasiun Sukarami.
- Laporan Nota Desain Sipil Dan Hidromekanikal,
berisikan analisa/ enjiniring desain dari bangunan utama dan bangunan
penunjang yang terdiri atas analisa Hidrolika, analisa Geoteknik, dan analisa
Struktur, termasuk metoda pelaksanaan konstruksi.
- Laporan Nota Desain Elektrikal & Mekanikal, berisikan
analisa/ enjiniring desain dari peralatan mekanikal & elektrikal pembangkit.
- Laporan Akhir, merupakan rangkuman dari laporan-
laporan yang telah disebutkan di atas dengan penambahan kajian mengenai
Analisa Finansial yang dikaji berdasarkan RAB pembangunan dan Produksi
Energi Tahunan.
- Laporan Gambar Enjiniring Desain, Berisikan Gambar
Detail Desain dari bangunan utama dan bangunan penunjang.
Laporan-laporan tersubut sudah memenuhi syarat untuk proses pengajuan Ijin
Prinsip dan PPA kepada instansi terkait.
Sedangkan Dokumen yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tahapan
konstruksi, belum ada. Dokumen tersebut adalah Dokumen Lelang yang berisikan:
- Bidding Dokumen (Instruksi Kepada Peserta Lelang,
Syarat Syarat Umum, Syarat Syarat Khusus)
- Spesifikasi Teknis (Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil,
Hidromekanik, dan M&E)
2 KAJIAN TEKNIS PLTM GUMANTI
2.1 HIDROLOGI
2.1.1 DATA HIDROKLIMATOLOGI
Pada laporan studi kelayakan,(FS) sebaran data curah hujan yang
berada didaerah PLTM Gumanti III sebagai berikut :
1. Stasiun Hujan Danau Diatas ( tahun 1980 s/d 2004 )
2. Stasiun Hujan Solok ( tahun 1981 s/d 1995 )
3. Stasiun Hujan Saning Bakar ( tahun 1980 s/d 2002 )
4. Stasiun Hujan Lubuk Gadang ( tahun 1981 s/d 2009 )
5. Stasiun Hujan Muara Labuh ( tahun 1984 s/d 1997 )
6. Stasiun Hujan Alahan Panjang ( tahun 1985 s/d 2009 )
7. Stasiun Hujan Sukarami ( tahun 1985 s/d 2009 )
Dari data sebaran stasiun hujan diatas, yang berada didalam daerah
aliran sungai (DAS) PLTM Gumanti III adalah Stasiun Hujan Danau
Diatas dan Alahan Panjang. Dari kedua stasiun tersebut yang
dipergunakan untuk analisis hidrologi PLTM Gumanti III adalah Stasiun
Hujan Danau Diatas dengan pertimbangan kualitas pembacaan dan
kondisi peralatan yang lebih diyakini, sehingga memberikan hasil analisis
yang lebih valid.
Pada laporan studi kelayakan stasiun iklim yang digunakan adalah
Stasiun Klimatologi yang berasal dari stasiun Bandar Udara Depati Parbo
yang terletak disebelah barat – utara dari Danau Kerinci – Kabupaten
Kerinci – Provinsi Jambi. Data iklim yang digunakan berupa : suhu udara,
kelembaban relatif dan kecepatan angin.
2.1.2 DAERAH ALIRAN SUNGAI
Sumber air utama bagi PLTM Gumanti III adalah Sungai Gumanti. Luas
Daerah Aliran Sungai (DAS) PLTM Gumanti III pada lokasi bendung
PLTM adalah 151.0 km2. Peta DAS PLTM Gumanti III dapat dilihat pada
Gambar 2-1.
2.1.3 HUJAN WILAYAH
Untuk mengetahui besarnya hujan wilayah pada suatu DAS, salah
satunya dilakukan dengan menggunakan metoda Polygon Thiesen.
Karena Stasiun hujan Danau Diatas berada di dalam DAS PLTM
Gumanti III, sehingga hanya satu stasiun hujan saja yang berpengaruh
dan dipakai untuk analisis hujan rencana.
Gambar 2-1 Peta Daerah Aliran Sungai PLTM Gumanti III
2.1.4 ANALISA DATA HIDROLOGI
1. Hujan Regional DAS PLTM Gumanti III
Dengan pertimbangan kualitas pembacaan dan kondisi peralatan
yang lebih diyakini sehingga memberikan hasil yang valid, maka
analisis hujan regionalnya tidak dipergunakan cara poligon thiessen
karena stasiun hujan yang dipakainya tunggal yaitu stasiun hujan
Danau Diatas. Grafik Hujan Bulanan stasiun hujan Danau Diatas
sebagai berikut :
Gambar 2-2 Grafik hujan bulanan Stasiun danau Diatas
Untuk mengetahui data hujan tersebut layak atau tidak untuk
digunakan maka dilakukan uji Homogenitas data hujan.
Hasil Uji Homogenitas data hujan dapat dilihat pada Tabel 2-1.
Tabel 2-1 Uji Homogenitas data hujan PLTM Gumanti III
Dari hasil uji yang telah dilakukan, maka berdasarkan pengecekan
tingkat homogenitas untuk semua stasiun hujan yang dinilai adalah
layak untuk digunakan dalam analisis hidrologi.
2. Analisis Debit Banjir Rencana
Karena tidak tersedianya data banjir di lokasi PLTM Gumanti III,
maka perhitungan untuk hidrograf banjir digunakan Hidrograf Satuan
Sintetik (HSS). Metoda yang digunakan adalah Metode HSS
Nakayasu, Metode Gamma 1 dan Metode Rational.
Hasil perhitungan debit banjir dengan beberapa metode dapat di lihat
pada Tabel 2-2.
Tabel 2-2 Hasil Perhitungan Debit Banjir dengan beberapa Metode
Dari ketiga metode perhitungan diatas, yang dipakai untuk analisis
debit banjir PLTM Gumanti adalah Metode HSS.Nakayasu.
Gambar 2-3 Hidrograf Banjir Rancangan Metoda Nakayasu
3. Analisis Debit Andalan
Perhitungan debit andalan di lokasi PLTM Gumanti III akan
menggunakan data hujan bulanan dari stasiun Danau Diatas,
dengan menggunakan beberapa metode, antara lain : Metode FJ.
Mock, Metode Nreca dan Metode Thornthwaite.
Hasil analisis debit andalan PLTM Gumanti III, dapat dilihat pada
tabel 2-3.
Tabel 2-3 Debit bulanan DAS PLTM Gumanti III
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
1980 30.89 28.52 32.76 37.33 25.51 18.64 19.92 21.38 15.98 25.45 25.28 24.16
1982 25.84 23.89 27.81 29.59 24.78 14.87 13.74 17.46 14.84 11.67 14.66 16.18
1983 22.17 19.39 14.62 17.89 17.98 14.52 10.22 10.19 11.62 10.13 14.3 15.02
1984 18.92 18.66 13.53 15.36 15.71 11.97 10.07 10.11 11.52 10.09 11.87 14.25
1985 18.03 14.79 13.34 14.57 14.01 11.93 8.64 9.11 10.26 8.94 11.7 14.17
1986 14.36 13.81 13.3 14.17 12.77 10.42 8.52 7.92 10.09 8.04 11.69 14.03
1987 14.23 13.11 12.42 14.15 12.4 9.8 8.11 6.29 9.14 7.3 8.07 13.15
1988 14.02 12.95 11.72 13.74 12.39 9.46 8.07 6.2 9.11 7.13 7.88 11.8
1989 13.05 11.3 11.23 13.37 12.18 8.68 6.48 6.08 7.46 6.48 7.77 9.21
1990 10.84 9.78 10.27 13.27 11.2 8.48 5.96 5.6 6.37 5.68 7.63 8.25
1991 9.84 9.09 10.09 12.35 11.16 8.15 5.56 5.27 5.99 5.68 6.96 6.92
1992 9.82 8.99 8.92 11.66 10.72 8.02 4.93 4.74 5.33 5.57 6.09 6.67
1993 9.55 7.43 8.27 11.46 9.19 6.85 4.69 4.46 4.54 5.55 5.3 6.38
1994 6.98 6.93 6.69 10.82 9.19 6.65 4.39 4.12 4.51 4.92 5.25 5.56
1995 6.75 6.44 6.5 9.31 8.09 5.29 4.34 3.66 3.79 4.8 4.67 5.56
1996 4.89 5.91 6.49 7.99 7.35 4.27 3.41 2.74 2.24 3.56 4.63 4.61
2000 4.8 3.65 6.17 6.53 5.4 4.18 3.08 2.18 2.24 3.54 4.63 4.14
2001 3.96 3.64 5.82 5.85 4.23 2.44 2.14 2.18 1.93 2.35 3.91 3.71
2003 3.58 3.33 4.61 5.85 3.36 1.74 0.92 2.12 1.01 1.59 3.59 2.91
2004 3.34 2.52 1.13 5.08 3.36 1.74 0.92 1.78 0.88 0.67 2.31 1.01
ΣQ 245.86 224.13 225.69 270.34 230.98 168.1 134.11 133.59 138.85 139.14 168.19 187.69
ẊQ 12.293 11.2065 11.2845 13.517 11.549 8.405 6.7055 6.6795 6.9425 6.957 8.4095 9.3845
Q80 4.89 5.91 6.49 7.99 7.35 4.27 3.41 2.74 2.24 3.56 4.63 4.61
Q90 3.96 3.64 5.82 5.85 4.23 2.44 2.14 2.18 1.93 2.35 3.91 3.71
TAHUNBULAN
Tabel 2-4 Probabilitas Debit Andalan PLTM Gumanti III
Gambar 2-4 Kurva Durasi Aliran PLTM Gumanti III
4. Debit Desain
Debit Desain yang digunakan untuk PLTM Gumanti sebesar 7,0
m3/dt yang berada pada probabilitas 57.04 %.
2.2 HIDROLIS BANGUNAN SIPIL
2.2.1 BENDUNG
Berdasarkan Laporan Nota Desain PLTM Gumanti III, lebar bendung
adalah 20,71 m dengan elevasi lantai bendung +864,000 dan tinggi
mercu 4,0 m, sehingga elevasi mercu bendung +868,000.
Debit banjir yang digunakan dalam perencanaan adalah debit banjir 50
tahunan (Q50) = 502 m3/detik. Dengan menggunakan rumus :
Q = Cd x 2/3 x (2/3 x g) x Bef x H11,5
Dengan cara trial and error, didapat tinggi muka air banjir diatas mercu
bendung adalah 4,94 m, sehingga elevasi muka air banjir +872,94.
Peredam energi yang digunakan adalah Tipe MDO berdasarkan hasil
pengembangan Puslitbang Air. Berdasarkan hasil review perhitungan,
panjang lantai kolam olak yang dibutuhkan adalah 8,0 m > panjang lantai
kolam olak yang ada yaitu 7,0 m. Dengan kurang panjangnya kolam olak,
dimana loncatan air banjir rencana pada kolam olak akan melebihi lantai
hilir kolam olak. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penggerusan yang
luas pada bagian hilir kolam.
Pada bendung juga dilengkapi dengan 1 buah pintu penguras sedimen
dengan lebar yang ada sebesar 1,6 m. Pintu penguras ini merupakan satu
kesatuan dengan bangunan intake.
Berdasarkan KP (Kriteria Perencanaan) – 02 tentang Bendung yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan Kementerian Pekerjaan
Umum, penentuan lebar pembilas adalah sebagai berikut :
a. Lebar pembilas sebaiknya sebesar 60% dari lebar total pengambilan
termasuk pilar-pilarnya.
b. Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sebesar 1/6 –
1/10 dari lebar bersih bendung.
Debit desain yang digunakan sebesar 7,0 m3/detik, dengan lebar pintu
intake dan pilar keseluruhan berdasarkan hasil review perhitungan
diperoleh 3,55 m. Berdasarkan ketentuan point a diatas, lebar pintu dan
pilar penguras yang dibutuhkan sebesar 2,4 m > lebar pintu dan pilar
penguras yang ada.
2.2.2 INTAKE
Bangunan intake yang ada terdiri dari 3 buah pintu dengan lebar 1,5 m
dan ketinggian bukaan pintu adalah 2,0 m.
Dengan menggunakan rumus :
Q = x b x a x 2 g z
Didapat bahwa debit yang dapat mengalir melalui pintu intake tersebut
sebesar 14,26 m3/det.
Bila debit desain yang digunakan sebesar 7,0 m3/det, berdasarkan review
perhitungan, untuk menambah flesibilitas pada saat pengurasan sedimen
pada sandtrap maka debit desain yang masuk pintu intake direncanakan
sebesar 1,2 x debit desain yaitu sebesar 8,4 m3/det. Dengan
menggunakan rumus seperti diatas, didapat bahwa pintu intake yang
dibutuhkan sebanyak 2 buah dengan lebar 1,40 m, tinggi bukaan pintu
tetap yaitu 2,0 m dan pilar sebanyak 1 buah dengan lebar 0,75 m.
2.2.3 SANDTRAP
Sandtrap yang ada berukuran lebar (B) 8,0 m dengan panjang (L) 40,0 m
dan panjang transisi 9,0 m.
Berdasarkan KP-02 tentang Bendung yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pengairan Kementerian Pekerjaan Umum, ketentuan
perbandingan panjang dan lebar sandtrap sebaiknya > 8. Hal ini
dilakukan untuk mencegah agar aliran tidak “meader” di dalam kantong
lumpur.
Dari dimensi yang ada, perbandingan L / B = 5.
2.2.4 WATERWAY
Waterway yang ada berupa saluran terbuka berbentuk trapesium yang
terbuat dari pasangan batu yang diplester. Dimensi waterway yang ada
adalah sebagai berikut :
- Lebar dasar saluran 3,0 m,
- tinggi muka air 2.1 m,
- kemiringan dasar saluran 0,0005,
- kecepatan aliran 0,994 m/det
- kemiringan dinding saluran 1 : 0,33.
- Koefisien n = 0,02
Berdasarkan KP-03 tentang Saluran yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pengairan Kementerian Pekerjaan Umum, bahwa kecepatan
aliran maksimum yang diijinkan pada saluran pasangan batu adalah 2,0
m/det. Kecepatan minimum aliran V > 0,60 m/det agar pasir atau lumpur
tidak mengendap di sepanjang saluran.
Sedangkan untuk koefisien kekasaran Strikler k (m1/3/det) yang dianjurkan
pemakaiannya untuk saluran pasangan batu adalah 60 (m1/3/det). Nilai n =
1 / k sehingga nilai n untuk saluran pasangan batu = 0,017.
Berdasarkan rumus sebagai berikut :
Q = V x A
V = k x R2/3 x I1/2
A = b + (m x h ) x h
Dengan menggunakan rumus diatas, debit desain sebesar 7,0 m3/det dan
dimensi sebagai berikut :
- Tinggi muka air 2,1 m
- Kemiringan dasar saluran 0,0005
- Kemiringan dinding saluran 1 : 0,33
Dengan nilai n = 0,017 didapat lebar dasar saluran 2,10 m dengan
kecepatan aliran 1,22 m/det.
2.2.5 HEADPOND
Bangunan ini terdiri dari 2 bagian yaitu sandtrap dan forebay. Sandtrap
ini memiliki ukuran lebar 11,0 m dengan panjang 18,1 m dan panjang
transisi 9,0 m. Sedangkan pada forebay, panjang 11,0 m dan lebar 6,9 m.
2.2.6 TAILRACE
Dengan debit desain sebesar 7,0 m3/det, dimensi tailrace yang ada
dengan lebar 2,6 m, tinggi air 2,6, kemiringan dasar saluran 0,00034.
2.2.7 KEHILANGAN TINGGI ENERGI
a. Ketersediaan Air
Debit desain yang digunakan sebesar 7,0 m3/det.
b. Tinggi Jatuh (Head)
Gross head = 116 m
Net head = 111 m
c. Kapasitas Daya Yang Terbangkitkan
Pada perencanaan PLTM ini, direncanakan menggunakan 3 unit
turbin Francis. Turbin Francis dapat beroperasi sampai dengan 40%
dari debit desain.
Berdasarkan PP No 38 tahun 2011 tentang Sungai, disebutkan
bahwa perlindungan aliran pemeliharaan sungai ditujukan untuk
menjaga ekosistem sungai. Perlindungan aliran pemeliharaan sungai
dilakukan dengan mengendalikan ketersediaan debit andalan 95%.
Berdasarkan hasil perhitungan debit andalan PLTM Gumanti III ini,
besarnya tingkat keandalan sungai Gumanti pada Q95 adalah 2,11
m3/det. Sehingga debit yang digunakan dalam perhitungan kapasitas
daya yang terbangkitkan merupakan pengurangan dari debit andalan
dengan Q95 berdasarkan PP No. 38 Tahun 2011.
Pada perhitungan kapasitas daya dilakukan pada 3 alternatif, yaitu :
- Alternatif 1
Terdiri dari 3 buah turbin dimana 2 turbin direncanakan dengan
kapasitas yang sama dan 1 turbin dengan kapasitas
berbeda.Dengan Q Residual = 2.11 m3/dt.
- Alternatif 2
Terdiri dari 3 buah turbin dimana 2 turbin direncanakan dengan
kapasitas yang sama dan 1 turbin dengan kapasitas
berbeda.Dengan Q Residual = 0.80 m3/dt.
- Alternatif 3
Terdiri dari 3 buah turbin dimana 2 turbin direncanakan dengan
kapasitas yang sama dan 1 turbin dengan kapasitas berbeda.
Dengan Q Residual = 0.60 m3/dt.
Kapasitas daya yang dapat dihasilkan pada PLTM Gumanti III dapat
dilihat pada Tabel 2-5.
Tabel 2-1 Resume Kapasitas Daya PLTM Gumanti III
No Data Teknik
1 Debit desain (m3/det)
2 Head (m)
3 Jumlah Turbin (buah) 2 turbin kapas i tas sama 1 turbin kapas i tas beda 2 turbin kapas i tas sama 1 turbin kapas i tas beda 2 turbin kapas i tas sama 1 turbin kapas i tas beda
4 Kapas i tas 2 x 2598,2 kW 1 x 1475,1 kW 2 x 2598,2 kW 1 x 1475,1 kW 2 x 2598,2 kW 1 x 1475,1 kW
5 Kapas i tas Tota l
6 Produks i Energi Tahunan 39,620.25 MWh 45,491.97 MWh 45,850.40 MWh
7 Capaci ty Factor (CF)
Alternatif 3
7
111
6,67 MW
0.78
6,67 MW 6,67 MW
0.68 0.78
Alternatif 1 Alternatif 2
7 7
111 111
Perhitungan kapasitas daya PLTM Gumanti III dengan 3 alternatif
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2-6, Tabel 2-7 dan Tabel 2-8.
Tabel 2-2 Perhitungan Kapasitas Daya PLTM Gumanti III Alternatif 1
6519.2
5044.05 5196.322
JUMLAH TURBIN : 3.0
DEBIT DESAIN : 7.0 m3/det KAPASITAS DAYA TERPASANG : 2X 2598.2 kW
DEBIT DESAIN 2 TURBIN : 5.45 m3/det 1X 1475.1 kW
DEBIT DESAIN 1 TURBIN : 1.55 m3/det 6.67 MW
DEBIT MINIMUM 2 TURBIN : 1.09 m3/det KAPASITAS PRODUKSI TAHUNAN : 58442.1 MWh
DEBIT MINIMUM 1 TURBIN : 0.62 m3/det 58.44 GWh
TINGGI JATUHAN : 111.00 m
QT1 nt1 ng1 MWh QT2 nt2 ng2 MWh QT3 nt3 ng2 MWh1 5 37.33 2.11 35.22 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
2 10 23.91 2.11 21.80 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
3 15 16.30 2.11 14.19 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
4 20 14.39 2.11 12.28 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
5 25 13.74 2.11 11.63 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
6 30 12.41 2.11 10.30 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
7 35 11.66 2.11 9.55 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
8 40 10.32 2.11 8.21 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
9 45 9.81 2.11 7.70 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.910 2.73 0.920 0.950 1135.910 1.550 0.92 0.95 646.114
10 50 9.04 2.11 6.93 6.93 2.69 0.92 0.95 1121.321 2.69 0.910 0.950 1109.132 1.550 0.92 0.95 646.114
11 55 8.08 2.11 5.97 5.97 2.21 0.92 0.95 921.234 2.21 0.820 0.940 812.456 1.550 0.92 0.95 646.114
12 60 7.33 2.11 5.22 5.22 1.34 0.91 0.95 551.341 1.34 0.670 0.930 398.225 1.550 0.92 0.95 646.114
13 65 6.52 2.11 4.41 4.41 1.47 0.84 0.95 559.482 1.47 0.690 0.930 449.899 1.470 0.91 0.94 599.726
14 70 6.05 2.11 3.94 3.94 - 0.790 0.947 - 2.39 0.660 0.930 699.666 1.550 0.92 0.95 646.114
15 75 5.56 2.11 3.45 3.45 - 0.740 0.941 - 1.90 0.630 0.930 530.937 1.550 0.92 0.95 646.114
16 80 4.87 2.11 2.76 2.76 - - - - 1.21 0.670 0.930 359.591 1.550 0.92 0.95 646.114
17 85 4.45 2.11 2.34 2.34 - - - - 1.17 0.630 0.920 323.430 1.170 0.77 0.93 399.600
18 90 3.66 2.11 1.55 1.55 - - - - - - - - 1.550 0.92 0.95 646.114
19 95 2.11 2.11 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - -
20 100 0.67 2.11 - - - - - - - - - - - - - -
PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 13,376.57 14,906.53 11337.152PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 39,620.25 MWh CF : 0.68
ENERGI PRIMER CF 1 : 50% 28,955.38 MWh
ENERGI SEKUNDER CF 2 : 18% 10,664.87 MWh
Turbin 1 Turbin 2 Turbin 3
PERHITUNGAN PRODUKSI ENERGI TAHUNANPLTM GUMANTI
NO % PROBABILITY Q PROB Q RESIDUALQ PROB-Q
RESQ OPERASI
Tabel 2-3 Perhitungan Kapasitas Daya PLTM Gumanti III Alternatif 2
6519.2
5044.05 5196.322
JUMLAH TURBIN : 3.0
DEBIT DESAIN : 7.0 m3/det KAPASITAS DAYA TERPASANG : 2X 2598.2 kW
DEBIT DESAIN 2 TURBIN : 5.45 m3/det 1X 1475.1 kW
DEBIT DESAIN 1 TURBIN : 1.55 m3/det 6.67 MW
DEBIT MINIMUM 2 TURBIN : 1.09 m3/det KAPASITAS PRODUKSI TAHUNAN : 58442.1 MWh
DEBIT MINIMUM 1 TURBIN : 0.62 m3/det 58.44 GWh
TINGGI JATUHAN : 111.00 m
QT1 nt1 ng1 MWh QT2 nt2 ng2 MWh QT3 nt3 ng2 MWh1 5 37.33 0.80 36.53 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
2 10 23.91 0.80 23.11 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
3 15 16.30 0.80 15.50 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
4 20 14.39 0.80 13.59 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
5 25 13.74 0.80 12.94 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
6 30 12.41 0.80 11.61 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
7 35 11.66 0.80 10.86 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
8 40 10.32 0.80 9.52 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
9 45 9.81 0.80 9.01 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.550 0.92 0.95 646.11
10 50 9.04 0.80 8.24 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.91 0.95 1123.56 1.550 0.92 0.95 646.11
11 55 8.08 0.80 7.28 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.82 0.94 1001.78 1.550 0.92 0.95 646.11
12 60 7.33 0.80 6.53 6.53 2.49 0.87 0.94 971.21 2.49 0.87 0.94 971.21 1.550 0.92 0.95 646.11
13 65 6.52 0.80 5.72 5.72 2.09 0.80 0.94 749.60 2.09 0.80 0.94 749.60 1.550 0.92 0.95 646.11
14 70 6.05 0.80 5.25 5.25 1.85 0.76 0.94 628.33 1.85 0.76 0.94 628.33 1.550 0.92 0.95 646.11
15 75 5.56 0.80 4.76 4.76 1.61 0.71 0.93 508.67 1.61 0.71 0.93 508.67 1.550 0.92 0.95 646.11
16 80 4.87 0.80 4.07 4.07 1.35 0.67 0.93 401.20 2.52 0.88 0.93 983.63 1.550 0.92 0.95 646.11
17 85 4.45 0.80 3.65 3.65 1.22 0.64 0.93 345.58 2.10 0.80 0.94 753.19 1.550 0.92 0.95 646.11
18 90 3.66 0.80 2.86 2.86 - - - - 1.43 0.68 0.93 431.78 1.430 0.87 0.94 557.76
19 95 2.11 0.80 1.31 1.31 - - - - - - - - 1.310 0.81 0.94 475.72
20 100 0.67 0.80 - - - - - - - - - - - - - -
PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 16,099.60 17,374.95 12017.421PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 45,491.97 MWh CF : 0.78
ENERGI PRIMER CF 1 : 58% 33,926.75 MWh
ENERGI SEKUNDER CF 2 : 20% 11,565.22 MWh
Turbin 1 Turbin 2 Turbin 3
PERHITUNGAN PRODUKSI ENERGI TAHUNANPLTM GUMANTI
NO % PROBABILITY Q PROB Q RESIDUALQ PROB-Q
RESQ OPERASI
Tabel 2-8 Perhitungan Kapasitas Daya PLTM Gumanti III Alternatif 3
6519.2
5044.05 5196.322
JUMLAH TURBIN : 3.0
DEBIT DESAIN : 7.0 m3/det KAPASITAS DAYA TERPASANG : 2X 2598.2 kW
DEBIT DESAIN 2 TURBIN : 5.45 m3/det 1X 1475.1 kW
DEBIT DESAIN 1 TURBIN : 1.55 m3/det 6.67 MW
DEBIT MINIMUM 2 TURBIN : 1.09 m3/det KAPASITAS PRODUKSI TAHUNAN : 58442.1 MWh
DEBIT MINIMUM 1 TURBIN : 0.62 m3/det 58.44 GWh
TINGGI JATUHAN : 111.00 m
QT1 nt1 ng1 MWh QT2 nt2 ng2 MWh QT3 nt3 ng2 MWh1 5 37.33 0.60 36.73 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
2 10 23.91 0.60 23.31 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
3 15 16.30 0.60 15.70 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
4 20 14.39 0.60 13.79 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
5 25 13.74 0.60 13.14 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
6 30 12.41 0.60 11.81 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
7 35 11.66 0.60 11.06 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
8 40 10.32 0.60 9.72 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
9 45 9.81 0.60 9.21 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
10 50 9.04 0.60 8.44 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
11 55 8.08 0.60 7.48 5.45 2.73 0.92 0.95 1135.91 2.73 0.92 0.95 1135.91 1.55 0.92 0.95 646.11
12 60 7.33 0.60 6.73 6.73 2.59 0.89 0.95 1044.43 2.59 0.89 0.95 1044.43 1.55 0.92 0.95 646.11
13 65 6.52 0.60 5.92 5.92 2.19 0.82 0.94 805.10 2.19 0.82 0.94 805.10 1.55 0.92 0.95 646.11
14 70 6.05 0.60 5.45 5.45 1.95 0.77 0.94 673.16 1.95 0.77 0.94 673.16 1.55 0.92 0.95 646.11
15 75 5.56 0.60 4.96 4.96 1.70 0.73 0.93 550.45 1.70 0.73 0.93 550.45 1.55 0.92 0.95 646.11
16 80 4.87 0.60 4.27 4.27 - - - - 2.72 0.92 0.95 1133.83 1.55 0.92 0.95 646.11
17 85 4.45 0.60 3.85 3.85 - - - - 2.30 0.84 0.93 856.95 1.55 0.92 0.95 646.11
18 90 3.66 0.60 3.06 3.06 - - - - 1.51 0.70 0.92 463.80 1.55 0.92 0.95 646.11
19 95 2.11 0.60 1.51 1.51 - - - - - - - - 1.51 0.92 0.95 629.44
20 100 0.67 0.60 0.07 0.07 - - - - - - - - 0.07 0.32 0.90 -
PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 15,568.16 18,022.74 12259.494PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 45,850.40 MWh CF : 0.78
ENERGI PRIMER CF 1 : 59% 34,685.74 MWh
ENERGI SEKUNDER CF 2 : 19% 11,164.65 MWh
Turbin 1 Turbin 2 Turbin 3
PERHITUNGAN PRODUKSI ENERGI TAHUNANPLTM GUMANTI
NO % PROBABILITY Q PROB Q RESIDUALQ PROB-Q
RESQ OPERASI
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
2.3 STRUKTUR BANGUNAN SIPIL
2.3.1 BENDUNG
Perhitungan Stabilitas bendung mempertimbangkan berkurangnya umur
bangunan, kerusakan besar dan terjadinya bencana besar, sehingga
faktor keamanan (SF) yang dapat diterima adalah: 1,25 untuk kondisi
pembebanan ekstrem.
Kondisi pembebanan ekstrem dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tak ada aliran di atas mercu selama gempa, atau
b. Banjir rencana maksimum.
Sedangkan ketahanan terhadap gaya geser, perlu mempertimbangkan
faktor-faktor koefisien geser seperti terdapat pada tabel berikut:
Tabel: 6.4 KP Irigasi 02 Bab 6
Perhitungan stabilitas bendung PLTM Gumanti yang tertera di dalam nota
desain, baru melakukan perhitungan pada kondisi Tak ada aliran di atas
mercu selama gempa (normal + gempa) sehingga perlu dilakukan analisa
stabilitas bendung pada kondisi banjir rencana maksimum.
Material dasar pembentuk struktur tubuh bendung, dapat dibuat dari
pasangan batukali, beton, ataupun beton komposit.
Pasangan batu kali dapat dipakai pada bangunan melintang sungai
dengan syarat-syarat batasan sebagai berikut (KP Irigasi 02 Bab 3) :
a. Tinggi bendung maksimum 3 m.
b. Lebar sungai maksimum 30 m.
c. Debit sungai per satuan lebar dengan periode ulang 100 tahun
maksimum 8 m3/dt/m.
d. Tinggi tembok penahan tanah maksimum 6 m. (pada dinding
penahan tanah yang lebih tinggi dari 6 m, biasanya tanpa bantuan
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
penyokong (model counterfort/ berbahan dasar beton bertulang),
dinding tersebut tidak ekonomis dalam arti tebal dinding menjadi
lebih besar sehingga cost lebih mahal).
Berdasarkan gambar profil bendung, diperoleh bahwa tinggi mercu
adalah 4 m dengan lebar sungai 12 m, sehingga tinggi melebihi batasan
syarat-syarat dalam butir ketentuan yang terbuat dari pasangan batukali.
Dalam hal demikian tanpa mengurangi syarat-syarat keamanan struktur
bangunan, sebaiknya material tubuh bendung menggunakan beton
komposit, yaitu struktur beton yang di dalam tubuhnya diisi dengan
pasangan batu kali dengan tebal lapisan luar beton minimal 60 cm.
2.3.2 INTAKE
Bangunan pengambilan/ intake berfungsi untuk mengelakkan air dari
sungai dalam jumlah yang diinginkan.
Saluran intake direncanakan dengan menggunakan lining permukaan
keras, dapat terdiri dari plesteran pasangan batu kali atau beton. Tebal
minimum untuk pasangan batu diambil 30 cm. Untuk beton tumbuk
tebalnya paling tidak 8 cm, untuk saluran kecil yang dikonstruksi dengan
baik (sampai dengan 6 m3/dt), dan 10 cm untuk saluran yang lebih besar.
Tebal minimum pasangan beton bertulang adalah 7 cm. Tebal minimum
pasangan beton ferrocement adalah 3 Cm. (KP Irigasi 03, Bab 4).
Ketentuan dimensi yang diterapkan pada dinding saluran intake sudah
memenuhi kriteria tersebut di atas, dengan dilakukan penambahan
perhitungan/ analisis stabilitas struktur dinding intake terhadap gaya
geser dan gaya guling pada kondisi gempa.
Dinding Intake mampu menahan gaya yang diakibatkan oleh gaya aktif
tanah pada kondisi gempa, namun belum mempertimbangkan Beban
Hidup (q) yang besarnya dipertimbangkan secara khusus untuk dinding
Intake yang akan dibangun di area jalan inspeksi.
2.3.3 SANDTRAP
Bangunan Sandtrap berfungsi untuk mengendapkan sedimen yang
terdapat di dalam aliran air yang akan masuk ke waterway.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
Bangunan Sandtrap direncanakan dengan menggunakan lining
permukaan keras, dari plesteran pasangan batu kali. Tebal minimum
untuk pasangan batu diambil 30 cm. (KP Irigasi 03, Bab 4).
Ketentuan dimensi yang diterapkan pada dinding saluran sandtrap sudah
memenuhi kriteria tersebut di atas, dengan dilakukan penambahan
perhitungan/ analisis stabilitas struktur dinding sandtrap terhadap gaya
geser dan gaya guling pada kondisi gempa.
Dinding Sandtrap mampu menahan gaya yang diakibatkan oleh gaya
aktif tanah pada kondisi gempa, namun belum mempertimbangkan
Beban Hidup (q) yang besarnya dipertimbangkan secara khusus untuk
dinding Intake yang akan dibangun di area jalan inspeksi.
2.3.4 WATERWAY
Pada area waterway, tipe saluran penghantar terbagi atas dua jenis yaitu
tipe saluran terbuka dengan material pasangan batukali dan tipe talang
dengan material beton.
Pada tipe saluran terbuka ketentuan dimensi yang diterapkan pada
dinding saluran waterway sudah memenuhi sarat kriteria saluran dengan
lining permukaan keras, dengan dilakukan penambahan perhitungan/
analisis stabilitas struktur dinding waterway terhadap gaya geser dan
gaya guling pada kondisi gempa.
Khusus pada dinding waterway, dimana perhitungan stabilitas dinding
perlu memperhitungkan gaya gempa jika ada area yang akan dilindungi
semisal pemukiman penduduk, sehingga dimensi waterway masih dapat
dioptimasi.
Dinding Waterway mampu menahan gaya yang diakibatkan oleh gaya
aktif tanah pada kondisi gempa, namun belum mempertimbangkan
Beban Hidup (q) yang besarnya dipertimbangkan secara khusus untuk
dinding Intake yang akan dibangun di area jalan inspeksi
Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton
bertulang, kayu atau baja maupun beton ferrocement , didalamnya air
mengalir dengan permukaan bebas, dibuat melintas lembah dengan
panjang tertentu (umumnya dibawah 100 m) , saluran pembuang, sungai,
jalan atau rel kereta api,dan sebagainya. Dan saluran talang minimum
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
ditopang oleh 2 (dua ) pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu
untuk tinggi kurang 3 meter ( beton bertulang pertimbangan biaya ) dan
konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi lebih 3 meter.
Panjang talang satu ruas untuk membuat standarisasi penulangan beton
maka dibuat konstruksi maksimum 10 m dan minimum 3 m. (KP Irigasi
04, Bab 5).
Penulangan talang beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa
sehingga:
a. Diameter tulangan yang digunakan 22 mm, 19 mm, 16 mm
dan 12 mm
b. Bentuk/ukuran segmen penulangan sederhana dan praktis
c. Pembengkokan dan penempatan tulangan direncanakan
sedemikian rupa sehingga bila penutup beton pecah karena
benturan keras atau aus ujung tulangan tidak akan menonjol ke
permukaan lantai.
Lantai talang terletak diatas tumpuan (abutment) di kedua sisi saluran.
Tumpuan ini meneruskan berat beban ke pondasi. Untuk talang dengan
jembatan yang bentangnya besar diperlukan satu atau lebih pilar di
sungai atau saluran pembuang alam guna mendukung bangunan atas
agar mengurangi beban yang ditumpu.
Biasanya pondasi berupa “telapak sebar” (spread footing). Bila beban
tanah dibawah pondasi tidak cukup kuat, maka dipakai tiang pancang.
Tiang pancang ini dapat dibuat dari beton, baja atau kayu.
Berdasarkan ketentuan KP Irigasi 04 mengenai talang, maka desain
talang telah memenuhi standar kriteria karena:
a. Panjang Total Talang adalah 36 m.
b. Diameter tulangan yang digunakan dengan range mulai
dari diameter 13 sampai dengan diameter 16.
c. Konstruksi pilar menggunakan material beton karena pilar
tertinggi adalah 4 m.
d. Panjang talang untuk satu ruas adalah 5 m.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
2.3.5 HEADPOND
Bangunan Headpond berfungsi untuk mengendapkan sedimen yang dan
menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam pipa pesat.
Bangunan Headpond direncanakan dengan menggunakan lining
permukaan keras, dari plesteran pasangan batu kali. Tebal minimum
untuk pasangan batu diambil 30 cm. (KP Irigasi 03, Bab 4).
Ketentuan dimensi yang diterapkan pada dinding saluran sandtrap sudah
memenuhi kriteria tersebut di atas, dengan dilakukan penambahan
perhitungan/ analisis stabilitas struktur dinding sandtrap terhadap gaya
geser dan gaya guling pada kondisi gempa.
Dinding Sandtrap mampu menahan gaya yang diakibatkan oleh gaya aktif
tanah pada kondisi gempa, namun belum mempertimbangkan Beban
Hidup (q) yang besarnya dipertimbangkan secara khusus untuk dinding
Intake yang akan dibangun di area jalan inspeksi.
2.3.6 PENSTOCK
A. Diameter & Ketebalan Pipa Penstock
Dari hasil analisa perhitungan nota desain diperoleh kecepatan
aliran di dalam pipa pesat adalah sebesar 3,12 m/det ≤ 4 m/dt,
sehingga kecepatan yang terjadi adalah aman.
Perhitungan Safety factor mempengaruhi kekutan pipa untuk
menahan beban atau gaya-gaya yang terjadi padanya. Standard
safety factor untuk pipa/pestock adalah >2, artinya jika pipa memiliki
safety factor 2, maka pipa akan dapat menahan beban atau gaya-
gaya yang terjadi dua kalinya. Dari sepanjang pipa/penstock, antara
anchor block yang satu dengan yang lainya, dengan tebal pipa yang
talah ditentukan diperoleh safety factor > 2. dengan demikian secara
kontruksi penstock dengan menggunakan diameter 1.8 m dengan
ketebalan 14 mm adalah aman.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
B. Angkur Blok & Saddle Support
Di dalam laporan nota desain, perhitungan terhadap stabilitas
angkur dan saddle support memperhitungkan stabilitas terhadap
gaya-gaya yang ditimbulkan akibat:
Berat jenis pipa
Panjang pipa dari hulu anchor ke expansion joint
Panjang pipa dari hilir anchor ke expansion joint
Panjang pipa dari anchor ke pondasi terdekat arah hulu
Panjang pipa dari anchor ke pondasi terdekat arah hilir
Tinggi energi maksimum (termasuk water hammer)
Tebal dinding pipa
Debit aliran
Kecepatan aliran
Sudut kemiringan di atas anchor
Sudut kemiringan di bawah anchor
Diameter dalam pipa
Luas potongan melintang pipa di atas reducer
Luas potongan melintang pipa di bawah reducer
Diameter luar pipa
Luas potongan melintang pipa pada anchor
Berat sendiri pipa dari hulu anchor ke expansion joint
Berat sendiri air dalam pipa
Berat sendiri pipa dari hilir anchor ke expansion joint
Berat sendiri air dalam pipa
Berat pipa dan air di dalamnya dari anchor ke pondasi terdekat
arah hulu
Berat pipa dan air di dalamnya dari anchor ke pondasi terdekat
arah hilir
Luas potongan melintang cangkang pipa di hulu expansion
joint
Luas potongan melintang cangkang pipa di hilir expansion joint
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika seluruh gaya di atas telah
diperhitungkan, maka dimensi angkur blok & saddle support yang
dihasilkan adalah dimensi yang optimum.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
2.3.7 POWER HOUSE & TAILRACE
Power House & Tailrace harus memenuhi syarat kriteria
AHEC/MNRE/SHP Standards/ Civil Works- Guidelines for Structural
Design of SHP Projects, Chapter 7, dimana syarta yang harus dipenuhi
antara lain adalah:
Tidak ada Kolom yang posisinya berada di tengah-tengah Pipa
Pesat dan atau Tailrace.
Mampu melindungi peralatan elektro mekanikal dan control
dari cuaca yang buruk serta akses dari orang yang tidak
memiliki hak.
Berada pada posisi yang lebih tinggi dari ketinggian banjir
tahunan (misalnya banjir 25 tahunan atau 50 tahunan), atau
dinding bangunan didesain kedap air.
Posisi penempatan peralatan di dalam telah mengindahkan
kemudahan pergerakan operator di dalamnya, termasuk saat
perbaikan turbin atau control panel.
Saluran kabel di dalam telah dirancang agar tidak mudah
terendam air (misalnya jika ada kebocoran).
Berdasarkan gambar desain Rumah Pembangkit, terdapat kolom yang
posisinya berada tepat ditengah tailrace pada mesin no. 3. Hal ini perlu
perhatian khusus mengingat jika terjadi kavitasi pada aliran air buangan
dari draft tube dapat menyebabkan korosi pada beton kolom yang dapat
mempercepat kerusakan kolom tersebut.
2.3.8 PINTU AIR
Pada dasarnya pintu air/ sluice gate terdiri atas 3 elemen yaitu bagian
daun pintu, Guide Frame, dan Alat Angkat. Jenis pintu pada bangunan
PLTM ini adalah pintu baja dilengkapi dengan roda-roda dengan alat
angkat jenis doubel spindle dengan alat penggerak manual.
Kondisi yang dipertimbangkan dalam menghitung strutur pintu air adalah
Beban Berkala, yaitu Beban akibat air (q) pada saat kondisi banjir
maksimum dan posisi pintu/ sluice gate dalam keadaan tertutup.
Di dalam perhitungan rangka pintu air yang tertera pada Laporan Nota
Desain telah mengakomodir kondisi yang dipertimbangkan di atas,
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi rangka pintu yang telah
ditetapkan adalah dimensi rangka dengan propil yang optimum.
2.3.9 JALAN AKSES & JALAN INSPEKSI
Di kebanyakan daerah pedesaan, Jalan Akses & Jalan Inspeksi juga
sekaligus berfungsi sebagai jalan utama dan oleh karena itu juga dipakai
oleh kendaraan kendaraan komersial dengan pembebanan as yang lebih
berat dibandingkan dengan kendaraan-kendaraan inspeksi.
Jalan inspeksi yang hanya dimanfaatkan untuk inspeksi bangunan dan
jalan akses saja mempunyai lebar total jalan 5 m, dengan lebar
perkerasan 3 m.
Jalan Akses & Jalan Inspeksi disesuaikan Standar jalan Bina Marga
berdasarkan RSNI .T02 – 2005 yang telah diperluas menjadi, Kelas III
Jalan Kabupaten, jalan desa, jalan inspeksi utama ( Standar Bina Marga
C ) dengan lebar = ( 0,50+ 3,5+0,50) m, dengan perkerasan.
Kecepatan maksimum rencana bagi kendaraan di jalan ini sebaiknya
diambil 40 km/jam dengan tanjakan memanjang maksimum yang
diizinkan adalah 7% dan jari-jari dalam minimum suatu tikungan jalan
inspeksi adalah 5 m. (KP Irigasi 04, Bab 8)
Didalam perhitungan alinyemen jalan yang terdapat di dalam Laporan
Nota Desain, kriteria yang diambil adalah:
Klasifikasi Jalan Kelas IIC
Kecepatan Rencana 30 km/ jam
Lebar Perkerasan 3.5 m
Lebar Bahu 0.75 m
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria di dalam desain alinyemen
jalan akses & jalan inspeksi sudah memenuhi standar KP Irigasi 04, Bab
8.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
2.4 ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI
Dari Laporan Akhir dinyatakan sebagai berikut:
Biaya Konstruksi
No URAIAN BIAYA
1 PEKERJAAN UMUM DAN PERSIAPAN Rp 2,395,707,789
1.1 Pekerjaan Umum Rp 998,633,801
1.2 Pekerjaan Persiapan Rp 1,397,073,988
2 PEKERJAAN SIPIL & METAL Rp 68,959,997,032
2.1 Pekerjaan Sipil Rp 58,584,051,078
2.1.1 Pekerjaan Bangunan Pengelak Rp 848,918,621
2.1.2 Pekerjaan Bangunan Bendung Rp 4,381,220,830
2.1.3 Pekerjaan Bangunan Intake dan Sandtrap Rp 3,998,108,311
2.1.4 Pekerjaan saluran Pembawa Rp 30,385,295,727
2.1.5 Pekerjaan Kolam Penenang Rp 1,635,130,373
2.1.6 Pekerjaan Dudukan Pipa Pesat Rp 14,151,465,166
2.1.7 Pekerjaan PH & Saluran Pembuang Rp 3,183,912,051
2.2 Pekerjaan Metal Rp 10,375,945,955
2.2.1 Pintu dan Aksesoris Bendung Rp 31,229,235
2.2.2 Pekerjaan Intake Gate Rp 193,709,405
2.2.3 Pintu dan aksesoris Headpond Rp 98,084,202
2.2.4 Pekerjaan Pipa Penstock Rp 7,558,560,472
2.2.5 Pekerjaan Rangka Baja Power House Rp 2,494,362,642
3 PEKERJAAN TRANMISI 22 km Rp 9,971,202,467
4 MEKANIKAL ELEKTRIKAL Rp 23,513,000,000
JUMLAH BIAYA KONSTRUKSI Rp 104,839,907,289
Harga biaya konstruksi ini perlu diverifikasi berdasarkan eskalasi harga sekarang.
Berdasarkan PP. No 38 Tahun 2011-tentang sungai, mengenai Q95 :
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
- Kapasitas terpasang : 6.670 kW
- Energi terbangkitkan : 39.620.000 (kWh/tahun)
- Energi terjual : 26.839.000 (kWh/tahun)
- Biaya investasi : Rp 128.471.733.683,-
- Biaya O & M : Rp 670.500.00,-
- Equity : 30 %
- Loan : 70 %
- Interest : 12 %
- Masa pengembalian pinjaman : 6.17 tahun
- Waktu kontrak jual beli tenaga listrik : 20 tahun
- Harga jual levellize : Rp. 968,-/kWh
Dari analisa finansial didapatkan :
- IRR Project : 14,89 %
- NPV : Rp. 29,019 milyard
- Payback Period : 6,17 tahun
Estimasi Total Cost
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
INVESTMENT COST
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
CONSTRUCTION COST
Construction Cost Rp 104,840,000,000
Installation Cost Rp -
Tax (VAT & Import Tax) 10% Rp 10,484,000,000
Sub Total Rp 115,324,000,000
DEVELOPMENT COST
Profesional Fee and Others 1.0% Rp 1,048,400,000
Land Acquisition Rp 5,000,000,000
Permit 1.0% Rp 1,048,400,000
Sub Total Rp 7,096,800,000
OTHER COST
Training & Supervision 2.5% Rp 2,883,100,000
Fees (sertifikasi, konsultan owner) 1.0% Rp 1,153,240,000
Contingency 2.0% Rp 2,306,480,000
Sub Total 5.5% Rp 6,342,820,000
TOTAL INVESTMENT included escalation Rp 128,763,620,000
Total investment ini sudah dieskalasi 25 % dari harga awal (Rp 104,839,907,289)
Analisa Finansial
- Kapasitas terpasang : 6.400 kW
- Energi terbangkitkan : 37.164.000 (kWh/tahun)
- Energi terjual : 35.455.800 (kWh/tahun)
- Biaya investasi : Rp 128.512.780.000,-
- Biaya O & M : Rp 670.500.00,-
- Equity : 30 %
- Loan : 70 %
- Interest : 12.5 %
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
- Masa pengembalian pinjaman : 8 tahun 6 bulan
- Waktu kontrak jual beli tenaga listrik : 20 tahun
- Harga jual levellize : Rp. 787,-/kWh
Sehingga diperoleh :
- IRR Project : 14,3 %
- NPV : Rp. 2,9 milyard
- Payback Period : 8 tahun 6 bulan
Setelah di running dengan harga Rp 968,-/kWh, diperoleh hasil :
- IRR Project : 14,89 %
- NPV : Rp. 29,01 milyard
- Payback Period : 6,17 tahun
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
3 KESIMPULAN & SARAN
3.1 HIDROLOGI
Pengambilan Stasiun Klimatologi yang terlalu jauh dengan lokasi PLTM
Gumanti III, yaitu Stasiun Klimatologi Bandar Udara Depati Parbo Provinsi
Jambi. Sebaiknya menggunakan Stasiun Klimatologi yang terdekat dengan
Lokasi PLTM Gumanti III, yaitu Stasiun Klimatologi Saning Bakar. Kondisi
ini akan mempengaruhi terhadap nilai Evapotransiprasi PLTM Gumanti III.
Sebaran data untuk perhitungan Evapotranspirasi, tidak disebutkan metode
yang dipakai. Kalau menggunakan Metode Penman maka data penyinaran
matahari harus ada.
Untuk perhitungan hujan rencana, metode mana yang dipakainya ( Metode
Normal, Gumbel, Person III, Log Pearson Tipe III) karena akan
berpengaruh terhadap besar kecilnya debit banjir.
Terdapat ketidaksinkronan dari penggunaan data stasiun curah hujan.
Dalam analisis hujan rencana digunakan stasiun hujan Danau Diatas
sedangkan dalam analisis debit andalan digunakan data dari stasiun lubuk
gadang, karena akan berpengaruh kepada analisis debit andal dan debit
banjir.
Debit desain/ Qdesain = 7 m3/dt tidak bisa dilakukan verifikasi dengan
pertimbangan tidak sinkronnya data.
3.2 HIDROLIS
Berdasarkan Laporan Nota Desain PLTM Gumanti III, lebar bendung
adalah 20,71 m dengan elevasi lantai bendung +864,000 dan tinggi mercu
4,0 m, sehingga elevasi mercu bendung +868,000.
Bendung ini dilengkapi dengan pintu penguras sebanyak 1 buah dengan
lebar 1,60 m. Debit desain yang digunakan sebesar 7,0 m3/detik, dengan
lebar pintu intake dan pilar keseluruhan berdasarkan hasil review perhitungan
diperoleh 3,55 m.
Bangunan intake yang ada terdiri dari 3 buah pintu dengan lebar 1,5 m dan
ketinggian bukaan pintu adalah 2,0 m. Didapat bahwa debit yang dapat
mengalir melalui pintu intake tersebut sebesar 14,26 m3/det.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
Sandtrap yang ada berukuran lebar (B) 8,0 m dengan panjang (L) 40,0 m
dan panjang transisi 9,0 m. Berdasarkan KP-02 tentang Bendung yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan Kementerian Pekerjaan
Umum, ketentuan perbandingan panjang dan lebar sandtrap sebaiknya > 8.
Hal ini dilakukan untuk mencegah agar aliran tidak berkelok di dalam
kantong lumpur.
Waterway yang ada berupa saluran terbuka berbentuk trapesium yang
terbuat dari pasangan batu yang diplester. Dimensi waterway yang ada
adalah sebagai berikut :
- Lebar dasar saluran 3,0 m,
- tinggi muka air 2.1 m,
- kemiringan dasar saluran 0,0005,
- kecepatan aliran 0,994 m/det
- kemiringan dinding saluran 1 : 0,33.
- Koefisien n = 0,02
Berdasarkan KP-03 tentang Saluran yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pengairan Kementerian Pekerjaan Umum, bahwa kecepatan
aliran yang diijinkan pada saluran pasangan batu adalah 2,0 m/det.
Kecepatan minimum aliran V > 0,60 m/det agar pasir atau lumpur tidak
mengendap di sepanjang saluran.
Bangunan Sandtrap memiliki ukuran lebar 11,0 m dengan panjang 18,1 m
dan panjang transisi 9,0 m. Sedangkan pada forebay, panjang 11,0 m dan
lebar 6,9 m.
Bangunan Tailrace digunakan debit desain sebesar 7,0 m3/det, dimensi
tailrace yang ada dengan lebar 2,6 m, tinggi air 2,6, kemiringan dasar
saluran 0,00034.
DESAIN DASAR
a. Ketersediaan Air
Debit desain yang digunakan sebesar 7,0 m3/det.
b. Tinggi Jatuh (Head)
Gross head = 116 m
Net head = 111 m
c. Kapasitas Daya Yang Terbangkitkan
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
Pada perencanaan PLTM ini, direncanakan menggunakan 3 unit
turbin Francis. Turbin Francis dapat beroperasi sampai dengan 40%
dari debit desain.
Pada perhitungan kapasitas daya dilakukan pada 2 alternatif,
yaitu :
- Alternatif 1
Terdiri dari 3 buah turbin dimana 2 turbin direncanakan dengan
kapasitas yang sama dan 1 turbin dengan kapasitas berbeda.
- Alternatif 2
Terdiri dari 3 turbin dengan kapasitas yang sama.
Kapasitas daya yang dapat dihasilkan pada PLTM Gumanti III dapat
dilihat pada Tabel sebagai berikut.
Tabel Resume Kapasitas Daya PLTM Gumanti III
No Data Teknik
1 Debit desain (m3/det)
2 Head (m)
3 Jumlah Turbin (buah) 2 turbin kapas i tas sama 1 turbin kapas i tas beda 2 turbin kapas i tas sama 1 turbin kapas i tas beda 2 turbin kapas i tas sama 1 turbin kapas i tas beda
4 Kapas i tas 2 x 2598,2 kW 1 x 1475,1 kW 2 x 2598,2 kW 1 x 1475,1 kW 2 x 2598,2 kW 1 x 1475,1 kW
5 Kapas i tas Tota l
6 Produks i Energi Tahunan 39,620.25 MWh 45,491.97 MWh 45,850.40 MWh
7 Capaci ty Factor (CF)
Alternatif 3
7
111
6,67 MW
0.78
6,67 MW 6,67 MW
0.68 0.78
Alternatif 1 Alternatif 2
7 7
111 111
3.3 STRUKTUR
Tinggi mercu adalah 4 m dengan lebar sungai 12 m, sehingga tinggi
melebihi batasan syarat-syarat dalam butir ketentuan yang terbuat dari
pasangan batukali. Dalam hal demikian tanpa mengurangi syarat-syarat
keamanan struktur bangunan, sebaiknya material tubuh bendung
menggunakan beton komposit, yaitu struktur beton yang di dalam tubuhnya
diisi dengan pasangan batu kali dengan tebal lapisan luar beton minimal 60
cm.
Tinggi Dinding Intake bagian hulu lebih besar dari 6 m, namun
menggunakan pasangan batukali. Akan lebih optimum jika menggunakan
beton.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
Dinding Bangunan Intake, Sandtrap, Waterway dan Headpond belum
mempertimbangkan Beban Hidup (q) yang besarnya dipertimbangkan
secara khusus untuk dinding yang akan dibangun di area jalan inspeksi
Khusus pada dinding waterway, dimana perhitungan stabilitas dinding perlu
memperhitungkan gaya gempa jika ada area yang akan dilindungi semisal
pemukiman penduduk, sehingga dimensi waterway masih dapat dioptimasi.
Desain Talang Air pada area waterway telah memenuhi standar kriteria KP
Irigasi 04.
Dimensi Pipa Pesat/ Penstock, angkur blok dan saddle support dapat
dikatakan optimum.
Pada Rumah Pembangkit/ Power House terdapat kolom yang posisinya
berada tepat ditengah tailrace pada mesin no. 3. Hal ini perlu perhatian
khusus mengingat jika terjadi kavitasi pada aliran air buangan dari draft
tube dapat menyebabkan korosi pada beton kolom yang dapat
mempercepat kerusakan kolom tersebut.
Dimensi Rangka Pintu Air dapat dikatakan optimum.
Kriteria di dalam desain alinyemen jalan akses & jalan inspeksi sudah
memenuhi standar KP Irigasi 04, Bab 8.
LAPORAN QUICK ASSESMENTPLTM GUMANTI
PT. GMT KAPITAL ASIA,
3.4 ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI
Berdasarkan Laporan Akhir:
- Kapasitas terpasang : 6.400 kW
- Energi terbangkitkan : 37.164.000 (kWh/tahun)
- Energi terjual : 35.455.800 (kWh/tahun)
- Biaya investasi : Rp 128.512.780.000,-
- Biaya O & M : Rp 670.500.00,-
- Equity : 30 %
- Loan : 70 %
- Interest : 12.5 %
- Masa pengembalian pinjaman : 8 tahun 6 bulan
- Waktu kontrak jual beli tenaga listrik : 20 tahun
- Harga jual levellize : Rp. 787,-/kWh
Sehingga diperoleh :
- IRR Project : 14,3 %
- NPV : Rp. 2,9 milyard
- Payback Period : 8 tahun 6 bulan
Setelah di running dengan harga Rp 968,-/kWh, diperoleh hasil :
- IRR Project : 14,89 %
- NPV : Rp. 29,01 milyard
- Payback Period : 6,17 tahun