persyaratan apotek

Upload: wawan-bw

Post on 04-Oct-2015

228 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

. Persyaratan ApotekMenurut Kepmenkes 1332/Menkes/SK/X/2002, persyaratan Apotek yaitu: untuk mendapatkan izin apotek, Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

1. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.

2. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian Apotek adalah :

1. Lokasi dan Tempat

Jarak antara Apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun sebaiknya tetap mempertimbangkan segi beli penduduk di sekitar Apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.

2. Bangunan

Bangunan Apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang cukup,serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi.

Bangunan di apotek sekurang-kurangnya terdiri dari :

a. Ruang tunggu

b. Ruang Administrasi dan ruang kerja apoteker

c. Ruang penyimpanan obat

d. Ruang peracikan dan penyerahan obat

e. Tempat pencucian obat

f. Kamar mandi dan toilet

Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang baik,alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik, ventilasi dan system sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis,papan nama yang memuat nama apotek,nama Apoteker Pengelola Apotek, nomor Surat Izin Apotek, nomor telepon apotek.

3. Perlengkapan

Perlengkapan apotek yang harus dimiliki yaitu:

a. Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas ukur dan alat lainnya.

b. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari obat dan lemari pendingin.

c. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.

d. Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.

e. Buku standar Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Daftar Pelaporan Harga Obat, serta kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek.

f. Alat Administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep, dan lain-lain.

E.Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek1. Ikhtisar isi Jabatan

Memimpin dan melakukan pengawasan atas seluruh aktivitas apotek sesuai dengan peraturan perundang undangan pemerintah dibidang farmasi.

2. Luasnya seluruh aktivitas apotek keluar dan ke dalam.

3. Fungsi melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut :

a. Di bidang pengabdian profesi

1) Melakukan penelitian seperlunya terhadap semua obat dan bahan obat secara kualitatif atau kuantitatif yang dibeli.

2) Mengadakan pengontrolan terhadap bagian pembuatan.

3) Mengadakan pengontrolan serta pengecekan terhadap pelayanan atas resep yang telah dibuat dan diserahkan kepada pasien.

4) Menyelenggarakan sterilisasi jika diperlukan.

5) Menyelenggarakan informasi tentang obat pada pasien,dokter dan sebagainya.

6) Menyelenggarakan komunikasi dengan mengusahakan segala sesuatunya agar melancarkan hubungan keluar antara lain dengan dokter masalah survei pasar, promosi dan publisitas, dan sebagainya.

b. Di bidang administrasi

1) Memimpin, mengatur dan mengawasi pekerjaan tata usaha, keuangan, perdagangan dan statistik.

2) Membuat laporan-laporan

3) Menyelenggarakan surat-menyurat.

4) Mengadakan pengawasan penggunaan dan pemeliharaan aktifan perusahaan.

c. Di bidang komersil1) Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang yaitu obat,alat kesehatan dan sebagainya untuk satu periode tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2) Mengatur dan mengawasi penjualan dalam betuk resep maupun penjualan bebas, langganan dan sebagainya.

3) Menentukan kalkulasi harga dan kebijakan harga.

4) Berusaha meningkatkan permintaan

5) Memupuk hubungan baik dengan para pelanggan.

6) Mencari langganan baru.

7) Menentukan kepada siapa dapat diberi kredit atas pembelian obat.

8) Mengadakan efisiensi dalam segala bidang.

d. Tanggung jawab dan wewenang meliputi :

1) Bertanggung jawab mengenai segala aktivitas perusahaan kepada pemilik sarana dan keluar dibidang farmasi kepada Departemen Kesehatan RI.

2) Memimpin, mengelola sejumlah orang dalam melakukan pengabdian profesi kefarmasian.

3) Menambahan, memberhentikan dan mutasi pegawai serta pemberian dan kenaikan gaji.

(Hartono, 2003)

F.Pengelolaan ApotekPengelolaan apotek adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek dalam rangka tugas dan fungsi apotek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.

1. Pengelolaan Obat

Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan, permintaan atau pengadaan, penyimpanan, jumlah persediaan obat dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).

a. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Perencanaan obat di apotek umumnya dibuat untuk mengadakan dan mencukupi persediaan obat di apotek, sehingga dapat mencukupi permintaan obat melalui resep dokter ataupun penjualan secara bebas. Perencanaan obat didasarkan atas beberapa faktor, antara lain :

1) Obat yang paling banyak dipakai.

2) Persediaan terakhir stok barang.

3) Berdasarkan jenis penyakit yang sedang mewabah.

4) Berdasarkan musim dan cuaca.

Metode yang lazim digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan obat di tiap unit pelayanan kesehatan adalah :

1) Metode konsumsi

Yaitu dengan menganalisis data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengumpulan data dan pengolahan data, analisis data untuk informasi dan evaluasi, dan perhitungan perkiraan kebutuhan obat.

2) Metode epidemiologi

Yaitu dengan menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. Langkah yang perlu dilakukan adalah menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit,menyediakan pedoman pengobatan,menghitung perkiraan kebutuhan obat,dan penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.

3) Metode campuran

Yaitu merupakan gabungan dari metode konsumsi dan metode epidemiologi.

(Amiruddin Ridwan,2006)

b. Permintaan obat atau pengadaan

Permintaan atau pengadaan obat adalah suatu proses pengumpulan dalam rangka menyediakan obat dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di apotek.

Pengadaan obat ini dilakukan dengan cara pembelian. Berhasil atau tidaknya usaha banyak tergantung pada kebijakan pembelian. Cara melakukan pembelian dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

1) Pembelian Secara Kredit

Pembelian yang dilakukan kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) pada umumnya dilakukan secara kredit, dengan lamanya pembayaran berkisar antara 14 - 30 hari.

2) Kontan

Pembelian dilakukan secara kontan atau tunai. Biasanya untuk transaksi obat golongan narkotika dan barang-barang COD (Cash On Delivery atau dibayar langsung saat barang datang).

3) Konsinyasi/titipan

Dimana apotek menerima titipan barang yang akan dijual dalam waktu maksimal 3 bulan.

c. Penyimpanan

Dalam penyimpanan obat digolongkan menurut :

1) Disimpan dalam wadah tertutup rapat, untuk obat yang mudah menguap seperti aether,anaestheticus.

2) Disimpan terlindung dari cahaya untuk obat seperti tablet, kaplet, dan sirup.

3) Disimpan bersama zat pengering,penyerap lembab (kapur tohor) seperti kapsul.

4) Disimpan pada suhu kamar (pada suhu 15-30 C) untuk obat seperti tablet, kaplet, dan sirup.

5) Disimpan pada tempat sejuk (pada suhu 5-15 C) untuk obat seperti salep mata, cream, ovula,dan suppositoria.

6) Disimpan di tempat dingin (pada suhu 0-5 C) seperti vaksin.

7) Penyimpanan obat narkotika dilakukan dalam lemari khusus sesuai persyaratan peraturan Menkes No.35 tahun 2009 Khusus untuk lemari tempat penyimpanan obat narkotika syarat yang tercantum di pengaturan adalah sebagai berikut:

a) Ukuran lemari : 40x80x100

b) Bahan : kayu atau bahan lain yang kuat.

c) Lemari dibagi menjadi dua fungsi dengan kunci yang berlainan. Fungsi yang pertama untuk perbekalan dan bahan baku morfin, petihidin, dan garam-garamnya.

d) Lemari khusus narkotika ditempatkan pada dinding tembok atau lantai, tidak boleh digunakan untuk keperluan lain, tidak boleh dilihat oleh umum, dan kunci dikuasai oleh penanggung jawab atau pegawai apotek yang dikuasakan.

8) Penyusunan obat dalam persediaan diatur menurut golongan secara sistem alfabetis. Dapat pula diatur menurut pabrik. Obat antibiotik perlu diperhatikan mengenai tanggal kadaluwarsa. Setiap terjadi mutasi obat segera dicatat dalam kartu stok.

d. Jumlah Persediaan Obat

Tujuan persediaan obat adalah menjaga agar pelayanan obat oleh apotek dapat berjalan dengan lancar yaitu dengan :

1) Menjaga kemungkinan keterlambatan pemesanan.

2) Menambah penjualan, bila ada pertambahan pemesanan secara mendadak.

Jumlah stok obat untuk persediaan 1 sampai 2 bulan sesuai kebijakan apotek masing-masing.

e. Perhitungan Nilai ( Harga Obat ) Persediaan

Harga obat dalam persediaan dapat ditentukan dengan bermacam-macam metode, yaitu :

1) Metode harga standar yaitu merupakan suatu harga yang ditetapkan lebih dahulu untuk jangka pendek atau bukan untuk jangka waktu panjang.

2) Metode FIFO (First In First Out),yaitu menurut harga pertama dibeli jadi meskipun harga sudah naik tetap digunakan harga lama pada waktu obat dibeli.

3) Metode LIFO (Last In First Out), yaitu menurut harga pembelian terakhir.