perspektif pendidikan islam -...

131
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM FILM LASKAR PELANGI PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah Oleh FARIH LIDINNILLAH NIM 3103210 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: doandieu

Post on 26-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM FILM LASKAR PELANGI

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh

FARIH LIDINNILLAH NIM 3103210

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2010

Page 2: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

ii

Page 3: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

iii

Page 4: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

iv

ABSTRAK Farih Lidinnillah (3103210). Nilai-nilai Edukatif dalam Film Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan Islam. Skripsi, Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam film Laskar Pelangi ditinjau dari Pendidikan Islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian dokumen (documentary research) dengan pendekatan semiotik. Pendekatan semiotik digunakan untuk mendiskripsikan isi yang tersurat maupun yang tersirat dalam film. Peneliti menggunakan penafsiran prospective dan kategorisasi sebagai teknik analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode dokumentasi melalui penelusuran dokumen film, majalah atau koran (media massa), dan buku.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Laskar Pelangi mengandung nilai-nilai edukatif. Nilai-nilai yang terkandung di antaranya adalah kerjasama, kemerdekaan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahhatian, kasih sayang, kedamaian, rasa hormat, tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi, dan kesatuan. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam dialog dan gambar adegan. Dialog-dialog yang disajikan film, sebagian bersumber pada ajaran-ajaran Islam. Film juga memperlihatkan gambar adegan mengenai sosok teladan, praktik keagamaan dan proses pendidikan di lembaga pendidikan.

Materi dialog dan gambar adegan film memberikan pesan nilai-nilai yang bersumber dari ajaran Islam. Misalnya pada episode ketika Muslimah mengingatkan Kucai agar melaksanakan tugasnya sebagai ketua kelas. Ia dimintai pertanggungjawaban. Sahara menghampirinya kemudian mengingatkan bahwa setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat. Hal ini sesuai dengan hadits yang menyatakan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Pada dasarnya, film Laskar Pelangi memberikan pesan nilai yang mendorong penonton untuk melakukan perubahan menjadi individu yang lebih baik, yakni berakhlak mulia. Hal ini dibuktikan dari materi cerita yang disajikan melalui dialog dan gambar dalam bentuk adegan.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pengajar, para peneliti dan masyarakat, terutama penonton film agar dapat memanfaatkan film sebagai sarana untuk mengambil pelajaran dan hikmah dalam rangka perbaikan diri dan lingkungan sekitar.

Page 5: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

v

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau telah diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.

Semarang, Juni 2010

Deklarator,

Farih Lidinnillah 3103210

Page 6: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

vi

MOTTO

خريالناس أنفعهم للناس…

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain” (HR. Ath-Thabrani)1

“Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk

menerima sebanyak-banyaknya.” --- Novel Laskar Pelangi.2

1Abu Al Qasim Sulaiman, kitab al-Kabir, (Beirut: Dar al-Kitab al-Islam, tt), hlm. 463. Nomor

hadits 13646. Hadits diriwayatkan oleh Muhammad bin Adullah Al-Kadlrami dari Ali bin Bahram dari Abdul Malik bin Abi Kariimah dari Ibnu Juraij dari Atha' dari Jaabir.

2Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), hlm. 24.

Page 7: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur hanya bermuara padamu Ya Allah. Atas segala

nikmat dan karunia yang tiada sanggup hamba menjumlahnya. Shalawat dan

Salam terlantun bagi Nabi Muhammad SAW, atas segala nur yang terpancar

hingga lubuk hati.

Penulis sadar, pada dasarnya, skripsi ini dapat terselesaikan tanpa luput

dari sumbangsih orang lain. Sebagai rasa syukur dan bangga penulis haturkan

kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta, Ali Mahmudi dan Muthowi’áh yang telah menyediakan

telaga surga di telapaknya yang di bawahnya mengalir kasih dan doa, sehingga tiada

harga selain membahagiakan dan berbakti kepadanya. Amiiin. Bapak dan Ibu, Aku

bangga menjadi anakmu. Jika aku harus lahir kembali, aku akan memohon kepada

Allah agar kembali menjadikanmu sebagai Ibu dan Bapakku.

2. Terima kasih kepada Pak Lek Mustofa (sekalian) atas segala arahan dan pertanyaan-

pertanyaannya.

3. Adik-adik dan keponakan penulis; Fitriana, Rosidah Handayani, Suraya, Muhammad

Alfian Azizi, Muhammad Khoirul Falah, dan Kamal Noval Faza. Aku bangga

menjadi kakakmu. Semoga kalian juga.

4. Kawan-kawanku di keluarga besar AMANAT; Mas Joko Jeteha (sekeluarga), M.

Hasan Aoni, Mbk. Alfy, M. Jabir, M. Zamhuri, M. Irin, M. Nung, M. Eroz, M. Sis

(sekalian), M. Mamhet, M. Oliez, M. Fahrudin, M. Doni, M. Ali, M. Gpenk, M.

Huda, M. Hery, Amin, Agung, M. Yudi, Syekhuna, M. Soel, M. Munif, Edy, Cak

Her, Naseh, Syafa’, Jarno vendeta, Ipunk, Afidah, Fany, Diman, Nanik, Leha (almh.),

Muslimah, Inta, Eny, Ike, Farid Ma’ruf & Hilmi, Izzam, Jeky, Budi, M. Munib dan

mereka yang masih mengeja dan ku eja namanya. Aku bangga pernah dipertemukan

dengan kalian semua. Semoga kalian juga. Aku bangga karena kalian adalah pilihan

terbaik dari Tuhan bagiku. Tuhan telah memilih aku, kamu, dan kita untuk

mendapatkan yang terbaik di jalan ini.

5. Teman-teman dan sesepuh di Kantor Berita ANTARA Jateng; Pak Zaenal, Bu

Mahmudah, Mas Hari, Mas Hernawan dan yang belum penulis sebutkan. Terima

Page 8: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

viii

kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang pernah diberikan. Banyak pelajaran dan

hikmah yang telah aku peroleh dari tugas itu.

6. Sahabat-sahabatku; Taqim, Hadi, Bambang, Tain, Lani, Hartono, Saerozi, Acong,

Kharisman dkk. serta teman-teman yang lulus di semester ini.

7. Kawan-kawanku di FPPI; Yasin, Rohmad, Ulin, Arif, Ali, Rofi’, Gadafi dkk.

8. Kawan-kawanku Tim PPL di SMP 23 Semarang dan Tim KKN Posko 25 desa

Nglorog, Pringsurat, Temanggung.

9. Dan segenap karib yang juga berperan dan pantas saya sebut, yaitu Fasihah Furoida,

Sodikin, dan Farid Ma’ruf. Terima kasih atas informasi referensi yang disampaikan.

10. Teman-teman dan pengelola LeSPI Semarang; Pak Anto, Mbak Riri, M. Feby, M.

Haris. Senang kerja bareng kalian.

11. Untuk semuanya, saya berterima kasih dan bersyukur.

Page 9: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru

sekalian alam yang telah melimpahkan karunia berupa kebahagian dan ujian

hidup. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW dan segala makhluk di bumi.

Setiap perjalanan pasti menyisakan jejak. Seperti itu, penulis memaknai

tugas akhir yang penulis susun dengan judul, “Nilai-nilai Edukatif dalam Film

Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan Islam”. Skripsi sebagai syarat

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam bidang ilmu Pendidikan Agama

Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Alhamdulillah. Sebagai wujud syukur, hanya itu yang dapat penulis

sampaikan atas karunia ini.

Selanjutnya, penulis yakin bahwa penyelesaiann skripsi ini tidak lepas dari

peran dan motivasi dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati dan

ketulusan, saya sampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo beserta staf;

2. Bapak Ahmad Muthohar, M.Ag. dan Bapak Abdul Wahib, M.Ag. selaku

pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu untuk proses

pembimbingan skripsi;

3. Para dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah

membekali berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini;

4. Pengelola perpustakaan di IAIN Walisongo yang telah melayani pemenuhan

referensi-referensi buku;

5. Surat Kabar Mahasiswa (SKM) AMANAT yang telah memberikan kesempatan

dan ruang untuk bersama berproses mengembangkan kualitas dan potensi diri.

Page 10: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

x

Penulis menyadari sepenuhnya, masih ada kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Untuk itu, saran dan kritik senantiasa dinanti. Semoga naskah skripsi

yang sederhana ini bermanfaat, setidaknya bagi penulis.

Semarang, Juni 2010

FARIH LIDINNILLAH

NIM 3103210

Page 11: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................. iv

HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Penegasan Judul ................................................................. 6

C. Rumusan Masalah ............................................................. 8

D. Tujuan Penelitian ............................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 9

F. Kajian Pustaka ................................................................... 9

G. Metode Penelitian ............................................................ 10

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG FILM DAN NILAI-

NILAI PENDIDIKAN DALAM ISLAM

A. Nilai-nilai Pendidikan dalam Islam

1. Pendidikan Islam dan Tujuannya................................. 13

2. Nilai Edukatif dalam Islam ......................................... 16

B. Tinjauan Umum tentang Film ........................................ 25

C. Film sebagai Media Pendidikan ...................................... 27

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG FILM LASKAR PELANGI

A. Biografi Pengarang

Page 12: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

xii

a. Biografi Andrea Hirata ................................................ 34

b. Karya-karya Andrea Hirata ......................................... 35

B. Film Laskar Pelangi

a. Setting Sosial Laskar Pelangi ..................................... 40

b. Narasi Film Laskar Pelangi ........................................ 48

BAB IV NILAI EDUKATIF DALAM FILM LASKAR PELANGI

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

A. Apresiasi atas film Laskar Pelangi perspektif Pendidikan

Islam ................................................................................ 79

B. Nilai-nilai Edukatif dalam Film Laskar Pelangi Perspektif

Pendidikan Islam ............................................................. 81

1. Kerjasama ................................................................... 82

2. Kemerdekaan .............................................................. 84

3. Kebahagiaan ................................................................ 87

4. Kejujuran ..................................................................... 88

5. Kerendahhatian ........................................................... 91

6. Kasih sayang ............................................................... 92

7. Kedamaian .................................................................. 96

8. Rasa hormat ............................................................... 98

9. Tanggung jawab .......................................................... 99

10. Kesederhanaan ........................................................ 103

11. Toleransi ................................................................. 105

12. Kesatuan .................................................................. 107

C. Implikasi Nilai-Nilai Edukatif Dalam Film Laskar Pelangi

Terhadap Pendidikan Agama ........................................ 108

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ......................................................................... 110

B. Saran ............................................................................... 113

C. Penutup ........................................................................... 114

Page 13: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

xiii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 14: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era modern nan global, media massa telah menjadi kebutuhan

hampir setiap orang. Pengaruhnya besar. Jangkauannya luas dan gerakannya

juga cepat.

Perkembangan media massa bak jamur di musim hujan. Terutama

The Big Five of Mass Media (lima besar media massa), yaitu: surat kabar,

majalah, radio, televisi, dan film. Kelimanya berusaha merebut minat

masyarakat dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

Berkat kecanggihan teknologi komunikasi, segala informasi dapat

diperoleh dengan mudah. Pesan komunikator pun sampai dengan mudah oleh

pikiran khalayak. Munculnya beragam jenis teknologi komunikasi dan

bergulirnya keterbukaan, berbuah kebebasan untuk memilih media untuk

dikonsumsi. Konsumsi atas media tertentu dengan segala unsur menghiburnya

menjelma menjadi kebutuhan.

Bagi masyarakat, bukan hanya pesan yang menjadi daya tarik. Jenis

media juga sangat menentukan. Akhirnya, media audio visual dengan berbagai

kelebihannya berhasil menarik mayoritas khalayak. Bahkan, sekarang ini,

muncul istilah televisi telah menjadi "agama baru"3. Hampir seluruh aspek

kehidupan dapat ditemukan dan ditirukan melalui program televisi.

3Televisi menjadi “agama baru”, karena dalam kenyataannya memang sudah terlalu sering

peran dan fungsi agama diambil alih oleh televisi. Sebagaimana diyakini bersama bahwa peran agama dalam kehidupan dipandang sebagai hal yang sangat dipentingkan dan menjadi pedoman dalam menjalani segala aspek kehidupan. Setidaknya, selama ini, agama berfungsi sebagai pelipur lara di kala duka, pedoman dan cermin dalam bertingkah laku dalam menjalani ritme kehidupan. Jadwal kehidupan senantiasa harus disesuaikan dengan agenda ritual keagamaan. Akan tetapi, apabila merenungkan apa yang telah dan sedang terjadi di sekitar, saat ini tidak bisa disangkal bahwa peran dan fungsi keagamaan tersebut sebagian besar telah diambil alih oleh televisi. (http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=8004. Diakses pada 29 April 2009, pukul 14;00 WIB).

Page 15: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

2

Film juga memiliki kelebihan daya tarik sebagaimana televisi.

Pasalnya, keduanya tergolong dalam media audio visual. Keduanya saling

mendukung, karena film juga menjadi bagian dari program televisi.

Sekarang ini, berkat keberhasilan persuasifnya, konsumsi akan film

sudah menjadi kebutuhan, bahkan gaya hidup. Khalayak dengan mudah

terbujuk oleh sajian isi dengan tema aktual yang digarap film. Selain itu,

penyerapan informasi yang melibatkan indera-indera audio visual,

mempermudah pesan sampai di kepala pemirsa.

Di tanah air, perkembangan industri perfilman selama lima tahun

terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat luar biasa. Film Indonesia telah

menjadi tuan rumah di negeri sendiri.4 Akan tetapi, banyaknya produksi film

belum memberikan kontribusi bagi pencerahan bagi masyarakat. Indonesia

masih kering dari produksi film yang edukatif.

Harold D. Laswell menyatakan terdapat tiga fungsi media massa.

Ketiganya adalah untuk menginformasikan (to inform), untuk mendidik (to

educate) dan untuk menghibur publik (to entertain).5

Berbekal pemahaman atas tiga hakekat fungsi media di atas,

masyarakat, apalagi para pendidik, mempunyai hak mempergunakan media

massa untuk kepentingan dunia pendidikan. Pendidik, terlebih dahulu, perlu

dibekali pemahaman bagaimana memanfaatkan media film terkait proses

pendidikan mengingat peserta didik juga belajar dari lingkungan luar sekolah.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,

yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke

penerima pesan.6 Komunikasi adalah elemen terpenting dalam proses

pendidikan.

4Sambutan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (8/10/2008) dalam acara

nonton bareng film "Laskar Pelangi", di Blitz Megaplex, Komplek Grand Indonesia, Jakarta.http://tv.kompas.com/content/view/6383/109/. Diakses pada 31 Maret pukul 20;00 WIB.

5http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=11154. Diakses pada 31 Maret pukul 20;00 WIB.

6Arif S. Sadiman, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), Cet. 1, hlm. 12.

Page 16: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

3

Dalam kaitan dengan massa, komunikasi telah beralih dari motif

mencari pesan lewat media, ke arah motif penikmatan kesenangan yang

disediakan oleh media itu sendiri. Saat ini, media telah mengambil alih pesan,

bahkan telah berubah menjadi pesan itu sendiri.7 Unsur menarik harus

terpenuhi terlebih dahulu sebelum pesan itu disampaikan. Dan kecanggihan

teknologi yang mampu memenuhinya dengan menyajikan materi menghibur

diri sambil memperoleh ilmu.

Film tidak hanya sebagai media hiburan. Sebagaimana fungsinya,

seharusnya, ia memberikan fungsi edukasi. Pesan-pesan yang disampaikan,

selayaknya juga berkontribusi terhadap terciptanya masyarakat yang terdidik;

selain ditujukan untuk menghibur juga dipergunakan sebagai sarana mencapai

tujuan pendidikan. Oleh karenanya, muncul istilah film edutainment. Hal ini

tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan dunia pendidikan dalam kaitannya film

sebagai media pendidikan.

Akhir 2008, keinginan untuk menikmati film yang menghibur dan

mencerahkan terjawab. Laskar Pelangi muncul dengan tawaran tema menarik.

Film dibuat setelah kesuksesan novel di pasar. Fokus utama film ini adalah

pada semangat memajukan dunia pendidikan meski dalam kondisi yang serba

terbatas. Tema langka dan jarang ditampilkan ke dalam film-film Indonesia.

Masyarakat merespon positif dengan sambutan dan antusiasme besar

atas film Laskar Pelangi. Ia berhasil meraih jumlah 4,6 juta penonton.8

Sejumlah penghargaan diraih dalam Indonesian Movie Award (IMA) 2009.

Film sukses memborong 4 piala IMA.9 Tidak hanya di negeri sendiri. Film

Laskar Pelangi juga go Asia dan diputar oleh bioskop-bioskop di Asia.10

7Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm.

xvii. 8Suara Merdeka, Kamis, 9 Maret 2009. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menyambut peluncuran film Laskar Pelangi dan mengapresiasi dengan ikut menonton bersama keluarga dan beberapa Menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu jilid I.( http://www.kapanlagi.com/h/0000255099.html. Diakses 31 Maret 2009 pukul 20;00 WIB)

9Ibid., Senin, 18 Mei 2009. 10Ibid., Kamis, 9 Maret 2009. Di Hong Kong International Film Festival, Laskar Pelangi

dianugerahi penghargaan khusus SIGNIS Award, sebagai film yang sukses mengangkat nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

Page 17: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

4

Laskar Pelangi (dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi The

Rainbow Troops) juga bergaung di lingkup internasional. Festival film

Berlinale ke-59, Berlin, Jerman, 5-15 Februari 2009 juga menjadi saksi

kesuksesan film Laskar Pelangi. Laskar Pelangi menjadi salah satu film

Indonesia yang terpilih dan ditayangkan dengan sambutan yang

menggembirakan dari para pengunjung, bahkan sampai melebihi studio yang

disediakan. Selain itu, penyelenggara juga memberikan perhatian khusus

kepada film ini, dengan memasang gambar kover film Laskar Pelangi dalam

sampul buku program Berlinale 2009, mewakili film-film Asia.11

Di satu sisi, tidak dapat disangsikan lagi urgensi media film. Namun,

mengingat bermacam warna isi dan pesan dalam film, jika tidak hati-hati hal

ini justru akan menimbulkan masalah baru mengingat tidak semua isi media

massa bermanfaat bagi khalayak. Banyak di antaranya yang tidak mendidik

dan hanya mengedepankan kepentingan pemilik/pengelola media untuk

mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Film Laskar Pelangi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini

tergolong dalam film edukatif. Film yang bukan hanya memberikan unsur

hiburan, akan tetapi juga menyisipkan nilai-nilai yang mendidik. Penonton

secara tidak sengaja akan menerima pesan-pesan tentang nilai-nilai edukatif

yang bersifat kebaikan, terutama dipandang dari kacamata Islam.

Proses pendidikan melalui film ini dikemas apik dengan

menampilkan pembelajaran yang tidak hanya di ruang kelas. Kondisi miskin,

terbatas dan sederhana mampu dimanfaatkan secara maksimal. Nilai-nilai

edukatif terselip dalam adegan-adegan yang ditampilkan. Beberapa pesan nilai

yang sekilas tampak di antaranya kasih sayang, kesungguhan, kerja keras,

kejujuran, dan tanggung jawab.12 Pendekatan untuk mengukur kualitas

pendidikan, sebagaimana dikatakan tokoh utama dalam film itu, Harfan

Effendy Noor, bahwa nilai-nilai, masalah kecerdasan tidak diukur dengan

angka-angka, tapi dengan hati yang memancarkan kasih sayang.

11http://www.hidayatullah.com/index.php?. Diakses 31 Maret 2009 pukul 20;00 WIB. 12Riri Riza dan Mira Lesmana, Film Laskar Pelangi, (Jakarta: Miles Films, 2008).

Page 18: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

5

Pada episode ketika dilaksanakan lomba cerdas cermat juga terselip

pesan nilai kejujuran dan tanggungjawab. Kecurigaan juri mengenai

ketidakjujuran. Lintang, misalnya, dibuktikan dengan kemampuannya,

mempertanggungjawabkan dengan menguraikan rumus-rumus matematika

sehingga diperoleh jawaban yang menurut Pak Mahmud adalah benar.

Akhirnya, sang juri pun mengakui kejujuran Lintang, sehingga SD yang

diwakilinya menjadi pemenang.

Nilai kerja keras dan kesungguhan dalam mencari ilmu juga nampak

ketika sekolah dihadapkan pada keputusasaan. Salah satu guru, Bakri berhenti

mengajar, sementara kepala sekolah, Harfan, meninggal dunia. Kelas sempat

kosong tanpa aktivitas. Kesungguhan dan kerja keras terlihat ketika Lintang

bersepeda dari rumah-hingga sekolah dengan jarak 40 klilometer. Lintang

bersama Ikal juga harus mengajak teman-teman di rumah menuju ke sekolah

untuk belajar. Lintang menggantikan Muslimah yang seharusnya bertugas

mengajar. Muslimah pun akhirnya tegar dengan kembali mengajar murid-

murid.

Penggunaan media massa sebagai sumber belajar untuk bidang

pengajaran agama memerlukan pengolahan, karena umumnya

pengomunikasian melalui mass media untuk kehidupan keagamaan masih

relatif sedikit.13

Kemampuan film dalam melukiskan gambar secara hidup dan suara

memberinya daya tarik besar. Film sebagaimana media massa lainnya

memiliki tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat

menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang

rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan

mempengaruhi sikap.14

13Usman Said, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama

1985), Cet. 2, hlm. 148. 14Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. 2, hlm.

48.

Page 19: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

6

Film lebih dianggap sebagai hiburan ketimbang media pembujuk.

Kekuatan bujukan atau persuasi yang besar perlu dimanfaatkan.15 Kekuatan

dan kemampuan film dalam menjangkau banyak segmen sosial, memiliki

potensi untuk pendidikan massa.16 Akhirnya, daya tarik dan persuasi film

berperan sebagai referensi audien bersosialisasi dan transmisi nilai

(transmission of values) secara massal. Dalam hal ini, media menjadi sebuah

alat kontrol yang mampu mempengaruhi bahkan mengatur isi pikiran dan

keyakinan-keyakinan masyarakat.17

Media masa merupakan sumber informasi yang berisi hal-hal aktual

dan serba baru dari berbagai penjuru dunia serta digunakan untuk berbagai

kepentingan, sehingga penggunaannya perlu selektif18.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai tema di atas dengan judul "Nilai-Nilai Edukatif dalam Film Laskar

Pelangi Perspektif Pendidikan Islam".

B. Penegasan Judul

Menindaklanjuti dari prolog diatas, penulis akan menegaskan dan

mendeskripsikan istilah-istilah yang terdapat pada judul; Nilai-Nilai Edukatif

dalam Film Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan Islam.

Untuk memperjelas dan mempertegas serta menghindari dari

kesalahpahaman terhadap judul, maka akan dijelaskan secara kongkret dan

lebih bersifat operasional.

1. Nilai Edukatif

Nilai edukatif merupakan esensi yang melekat pada suatu yang

sangat berarti bagi kehidupan manusia.19 Sidi Gazalba mengungkapkan

bahwa ”Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Nilai bukan benda

15William L. Rivers, et al., Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Prenada Media,

2003), Cet. 1, hlm. 252. 16Alex Sobur, Op.Cit., hlm. 127. 17Ibid., hlm. 114. 18Usman Said, Op.Cit., hlm.148. 19Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo), hlm. 62.

Page 20: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

7

konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut

pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki,

disenangi dan tidak disenangi.20

Menurut Milton Rokeach dan James Bank, nilai adalah suatu tipe

kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan di mana

seseorang bertindak atau mengenai sesuatu yang pantas dan tidak pantas

untuk dikerjakan. Nilai menunjukkan suatu kriteria atau standar untuk

menilai atau mengevaluasi sesuatu, seperti industrialisasi sebagai sarana

kemakmuran, pengertian ini terdapat berbagai jenis nilai-nilai individu,

sosial, budaya dan agama.21

Edukatif adalah kata sifat dari kata benda education yang artinya

pendidikan.22 Edukatif adalah kata sifat (obyek) berarti: The process of

developing the knowledge, skill, mind, character etc, especially by formal

schooling, teaching and training.23 Artinya, proses mengembangkan

pengetahuan, ketrampilan, pikiran dan karakter dll, utamanya oleh

sekolah resmi.

Nilai-nilai edukatif yang dimaksud dalam judul ini adalah sesuatu

yang diharapkan dari pengalaman berinteraksi dalam lembaga pendidikan

maupun masyarakat. Dalam suatu proses pendidikan terdapat nilai-nilai

perubahan manusia yang diharapkan menuju menuju kebaikan. Nilai

sifatnya abstrak dan dapat dipahami melalui gejala, proses pengalaman

yang telah dialami atau dilihat.

Jadi nilai edukatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sesuatu yang tersirat dari pesan dan pengalaman-pengalaman yang tertuang

dalam film. Di mana, pesan yang tersirat tersebut mengandung nilai

perubahan menuju kebaikan yang sejalan dengan ajaran-ajaran Islam.

20Chabib Toha et. al., Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996), hlm. 22. 21Chabib Toha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm.

60-61. 22John. M. Echols dan Hassan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1992),

hlm. 207. 23Noah Webster, Webster’s New Twentieth Century Dictionary Of The English Language,

(New York: William Collin Publishers. Inc.), 1980, hlm. 576.

Page 21: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

8

2. Pendidikan Islam

Dalam arti luas “Pendidikan mempunyai arti proses membimbing

manusia dari kegelapan, kebodohan dan kecerahan pengetahuan”.24

Sedangkan pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah

Pendidikan Islam. Menurut Omar M. Taomy al Syaibany dalam bukunya

Filsafah Pendidikan Islam, beliau mengatakan: “Pendidikan Islam adalah

usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan

kemasyarakatannya dan juga dalam alam sekitarnya melalui proses

pendidikan. Perubahan tersebut dilandasi dengan nilai-nilai Islam”.25

Jadi, dari penegasan istilah di atas, yang dimaksud penulis dalam

judul ”Nilai-Nilai Edukatif Dalam Film Laskar Pelangi perspektif

Pendidikan Islam" dalam hal ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai yang

diharapkan dari isi pesan-pesan yang tertuang dalam proses pendidikan

yang tergambar dalam film Laskar Pelangi dipandang dari kaca mata

Pendidikan Islam. Lebih khususnya adalah bagaimana model komunikasi

antara guru dan murid. Sehingga akan didapatkan gambaran jelas mengenai

nilai-nilai edukatif yang terkandung dari interaksi antara guru dan murid

ketika di sekolah dan luar sekolah.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di muka, permasalahan yang akan dikaji

melalui penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif apa sajakah yang terkandung

dalam film Laskar Pelangi perspektif Pendidikan Islam?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk

mengetahui nilai-nilai edukatif dalam film Laskar Pelangi perspektif

Pendidikan Islam.

24Hasan Shadily (editor), Ensiklopedi Indonesia, Jilid V, (Jakarta: Ichtiar Baru, 1994), hlm.

26-27. 25M. Omar Taomy al Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam (Terj. Hasan Langgulung), (Jakarta:

Bulan Bintang, 1976), hlm. 30.

Page 22: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

9

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberi tambahan wacana kepada publik tentang nilai-nilai edukatif

menurut Pendidikan Islam.

2. Memberi tambahan wacana kepada publik tentang nilai-nilai edukatif yang

terkandung dalam film Laskar Pelangi.

3. Memberi tambahan wacana kepada publik mengenai nilai-nilai edukatif

dalam film Laskar Pelangi perspektif Pendidikan Islam.

4. Menumbuhkan pemahaman bagi pendidik dan orang tua mengenai film

sebagai media pendidikan.

F. Kajian Pustaka

Hasil penelusuran terkait variabel kajian yang peneliti lakukan, karya

penelitian yang mengkaji film, peneliti menemukan penelitian Ahmad Munif

(2004) tentang muatan dakwah dalam film Children of The Heaven dan

Sholikhul Muntaha (2007) tentang nilai-nilai pendidikan dalam film Children

of The Heaven.

Dalam film itu, menurut penelitian Sholikhul Muntaha, terdapat nilai-

nilai pendidikan yang disarikan dalam materi pendidikan agama, jasmani dan

sosial. Namun, nilai-nilai pendidikan agama hanya ditemukan berupa

pendidikan keimanan (akidah) dan akhlak saja, sedangkan syariah tidak

ditemukan.

Sementara, penelitian Ahmad Munif memaparkan muatan dakwah

dilihat dari tiga bidang kategori; akidah, syari’ah, dan akhlak. Dalam film

Children of The Heaven, bidang aqidah hanya ditemukan materi iman kepada

Allah, bidang syari’ah hanya ibadah pelengkap, yaitu dzikir, bidang muamalah

berisi isu gender dalam keluarga, utang piutang dan pemberian upah pekerja.

Sementara bidang akhlak berisi akhlak terhadap orang tua, diri sendiri,

keluarga, tetangga, dan masyarakat.

Dari hasil penelusuran di atas, kesamaan penelitian ini dengan kedua

penelitian di atas adalah pada jenis objek kajian, yakni film. Pada penelitian

Page 23: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

10

Sholikhul Muntaha, terdapat kemiripan pada variabel pengkaji, yakni

mengenai nilai-nilai pendidikan.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode yang relevan untuk

mendukung pengumpulan dan penganalisaan data, yaitu:

1. Jenis Penelitian/ Pendekatan

Dalam penelitian ini, film Laskar Pelangi dijadikan objek penelitian. Oleh

karena itu, penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian dokumen

(documentary research). Peneliti akan memberikan penafsiran terhadap

dokumen berupa film. Film umumnya dibangun melalui sistem tanda yang

bekerjasama untuk mencapai efek yang diharapkan. Maka untuk menggali

makna, pesan dan nilai-nilai edukatif yang ada di dalam film tersebut,

akan ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan semiotik.

Semiotik merupakan suatu teknik analisis dengan cara mengenali tanda-

tanda yang melekat pada objek kajian sehingga dapat dijelaskan sesuatu

yang tersurat maupun yang tersirat dari suatu objek kajian tersebut. Objek

semiotik yang lebih penting dalam film adalah digunakannya tanda-tanda

ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.26

Berdasarkan pertimbangkan di atas, penelitian akan difokuskan untuk

meneliti nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam film Laskar Pelangi

dengan mengedepankan pada penafsiran simbol-simbol yang dimunculkan

dari adegan-adegan yang ada di dalamnya.

2. Sumber dan jenis data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber utama.27

Dalam penelitian ini sebagai data primernya adalah film Laskar

Pelangi.

26Alex Sobur, Op.Cit., hlm. 128. 27P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), Cet. 1, hlm. 87.

Page 24: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

11

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari

sumbernya atau objek kajian.28 Adapun data sekunder yang akan

dijadikan dalam bahan adalah tulisan-tulisan yang membahas

mengenai tema ini, utamanya novel karya Andrea Hirata yang menjadi

latar belakang munculnya film ini.

3. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan

adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang akan diperoleh melalui penelusuran dokumen-dokumen dari

majalah atau Koran (media massa), buku, film.29

Adapun objek penelitian adalah film. Maka, metode ini akan penulis

gunakan untuk memperoleh data film yakni, transkip dialog dalam film

serta penelusuran data pendukung dari sumber lain.

4. Teknik Analisis

a. Penafsiran prospektif (prospective)

adalah tafsiran yang secara eksplisit membuka pintu bagi indeterminasi

makna, di dalam sebuah "permainan bebas" (free play).30 Analisis

prospektif adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis

sistem atau penggabungan dalam rangka menyusun kembali dengan

pendekatan yang berbeda.

Tahapan analisis prospektif menurut Bourgeois, yaitu; 1) menerangkan

tujuan studi, 2) melakukan identifikasi kriteria, 3) mendiskusikan

kriteria yang telah ditentukan, 4) analisis pengaruh antarkriteria, 5)

merumuskan kondisi faktor, 6) membangun dan memilih skenario dan,

7) implikasi skenario.

Melalui metode prospektif, tahapan kunci yang akan dilakukan yaitu

dengan mencatat seluruh elemen penting, mengidentifikasi keterkaitan,

28Ibid., hlm. 88. 29Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. XIII, hlm. 158. 30Alex Soubur, Op.Cit., hlm. xvi.

Page 25: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

12

dan selanjutnya menyusun gambaran keterkaitan dan implikasinya di

masa depan.

Dalam penelitian ini penafsiran prospektif akan digunakan untuk

menguraikan secara teratur seluruh konsepsi dalam film Laskar

Pelangi. Langkah yang akan ditempuh adalah setelah tujuan penelitian

dan identifikasi kriteria mengenai nilai-nilai edukatif dirumuskan,

peneliti akan memilah episode-episode film sesuai rumusan teoris.

Selanjutnya, gambar dan suara dalam episode-episode akan

dinarasikan dalam bentuk teks tanpa menghilangkan keutuhan cerita.

Jadi, film sebagai media hiburan akan dianalisis dengan pendekatan

pendidikan.

b. Kategorisasi (mengelompokkan) nilai-nilai

adalah upaya memilah dan memilih setiap satuan ke dalam bagian-

bagian yang memiliki kesamaan.31 Kategorisasi digunakan untuk

mengelompokkan nilai-nilai edukatif yang termuat dalam film Laskar

Pelangi. Untuk itu diperlukan metode induksi di dalam

menggeneralisasi maknanya. Induksi adalah cara berfikir yang

berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkret untuk

kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang sifatnya umum.32

Kasus-kasus yang ada di dalam film dianalisis dan pemahaman yang

ditemukan di dalamnya dirumuskan dalam ucapan umum.

31Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), Cet. 24, hlm. 288. 32Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi, 2000), hlm. 42.

Page 26: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

13

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG

FILM DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM ISLAM

A. Nilai-nilai Pendidikan dalam Islam

1. Pendidikan Islam dan Tujuannya

a. Pengertian Pendidikan Islam

Banyak istilah untuk menyebut pendidikan dalam Islam. Istilah-

istilah yang berasal dari terminologi dalam bahasa arab, di antaranya al-

tarbiyah, al-ta’lim, al-ta’dib, al-tadrib, dan al-riyadhoh.

Istilah pendidikan dalam konteks Islam lebih banyak dikenal

dengan menggunakan istilah “at-Tarbiyah, at-Ta’lim, at-Ta’dib dan ar-

Riyadloh”. Setiap istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda,

karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, walaupun dalam hal-hal

tertentu mempunyai kesamaan makna.33

Kelima istilah di atas, oleh para pemikir, yang sering digunakan

untuk menyebut praktik Pendidikan Islam adalah terminologi al-

tarbiyah. Menurut Imam al-Baidlawi, al-Tarbiyyah memiliki makna

menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit hingga sempurna.34

Pengertian secara luas, pendidikan dapat diartikan suatu

aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia

yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain bahwa pendidikan tidak

berlangsung hanya di dalam kelas, tapi berlangsung pula di luar kelas.

Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi menyangkut pula yang

non formal35.

33Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis dan Kerangka

Dasar Operasionalnya), (Bandung: PT. Trigenda Karya, 1993), hlm. 127. 34Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, (Bandung: CV.

Diponegoro, 1989), Cet. 1, hlm. 31. 35Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 2, hlm. 149.

Page 27: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

14

Bagi umat Islam, agama merupakan dasar utama dalam

mendidik anak-anaknya melalui sarana pendidikan. Karena dengan

menanamkan nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya

sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang diarahkan kepada

pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau

suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat

berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggungjawab sesuai dengan

nilai-nilai Islam.36 Dalam hal ini, Islam menjadi tumpuan dalam

pelaksanaannya.

Oleh karenanya, Pendidikan Islam dapat diartikan segala usaha

untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber

daya manusia yang ada menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan

kamil) sesuai dengan norma Islam.37

b. Tujuan Pendidikan Islam

Berdasarkan uraian di atas tergambar bahwa tujuan yang ingin

dicapai dari interaksi dalam proses pendidikan adalah untuk

membentuk manusia yang sempurna. Manusia sempurna dalam Islam

digambarkan sebagai manusia yang memiliki akhlak mulia (akhlakul

karimah).

Konsep manusia seutuhnya dalam pandangan Islam dapat

diformulasikan secara garis besar sebagai pribadi muslim. Yakni

manusia yang beriman dan bertaqwa serta memiliki berbagai

kemampuan yang teraktualisasi dalam hubungannya dengan tuhan,

dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya secara baik, positif

dan konstruktif. Demikianlah kualitas manusia produk Pendidikan

Islam yang diharapkan pantas menjadi khalifatullah fil al-ardl.38

36Ibid., hlm. 152. 37Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet. 1, hlm. 28. 38Ibid., hlm. 29.

Page 28: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

15

Sejak awal, Allah memperkenalkan misi penciptaan manusia

sebagai khalifah di muka bumi tidak sebagaimana yang dipahami oleh

malaikat. Malaikat keliru dengan memahami misi kekhalifahan manusia

adalah untuk memperebutkan kekuasaan yang mengakibatkan

pertumpahan darah. Akan tetapi yang dimaksud sebagai khalifah adalah

untuk misi kependidikan, yakni proses mengubah dan mengangkat

harkat dan martabat manusia dengan memberikan penghormatan tinggi

kepada kebenaran ilmiah yang tidak dimiliki makhluk lainnya

(malaikat). Sehingga dapat dipahami maksud Pendidikan Islam adalah

proses pemeliharaan dan penguatan sifat dan potensi insaniyah

sehingga dapat menumbuhkan kesadaran ilmiah dalam rangka

menegakkan kebenaran di muka bumi, bukan meleburkan sifat

insaniyah dan sifat malakiyah (malaikat).39

Tujuan dasar keberadaan manusia di muka bumi adalah

penghambaan, ketundukan kepada Allah, dan kekhalifahan di muka

bumi ini. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

$tΒuρ àM ø) n=yz £⎯ Åg ø:$# }§ΡM}$# uρ ωÎ) Èβρ ߉ç7 ÷èu‹ Ï9 ∩∈∉∪

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(Surat Adz-Dzariyaat: ayat 56)40.

Merujuk dari uraian di atas, yang dimaksud tujuan Pendidikan

Islam adalah untuk merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam

kehidupan manusia, baik individu maupun secara sosial. Tujuan yang

akan diraih sejalan dengan keberadaan penciptaan manusia, yakni

pengembangan nalar, penataan perilaku serta emosi manusia yang

dilandaskan dengan Islam.41

39Ismail SM dan Abdul Mukti (penyunting) Mahfud dkk, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan

Masyarakat Madani, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang kerjasama Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 70-71.

40Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 862. 41Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995), hlm. 117.

Page 29: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

16

Syarat manusia yang pantas menjadi khalifah di dunia adalah

dengan menjadi pribadi dengan akhlak mulia. Dalam Islam, akhlak

mulia tercipta melalui proses penanaman nilai-nilai yang sejalan dengan

sumber ajaran-ajaran agama. Hal inilah yang diharapkan dari proses

pendidikan.

Oleh karenanya, Islam memandang pendidikan sebagai sesutau

yang penting dan harus selalu berjalan. Pendidikan menjadi proses

transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri

anak didik sehingga tumbuh dan berkembang potensi fitrahnya,

sehingga kemudian tercipta keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam

segala aspeknya.42

Proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai dilakukan secara

bertahap, berjenjang dan kontinu dengan upaya pemindahan,

penanaman, pengarahan, pengajaran, pembimbingan sesuatu yang

dilakukan secara terencana, sistematis dan berstruktur dengan

menggunakan pola dan sistem tertentu.

2. Nilai-nilai Edukatif dalam Islam

a. Pendidikan Nilai

Kehidupan manusia tidak lepas dari nilai, dan nilai itu

selanjutnya perlu diinstitusikan. Institusionalisasi nilai yang terbaik

adalah melalui upaya pendidikan.

Nilai (value/qamah) dalam pandangan Brubacher tak terbatas

ruang lingkupnya. Nilai sangat erat dengan pengertian-pengertian dan

aktivitas manusia yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasannya.

Meskipun demikian, upaya untuk memformulasikannya telah

dilakukan dan perlu dihargai. Nilai dapat didefinisikan sebagai

konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat,

mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap

buruk dan salah. Misalnya nilai agama. Maksudnya adalah konsep

42Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 136.

Page 30: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

17

mengenai penghargaan yang diberikan oleh warga masyarakat kepada

beberapa masalah pokok dalam kehidupan beragama yang bersifat suci

sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan warga masyarakat

bersangkutan.

Nilai bersifat ideal, abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca

indera. Sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah

laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan berbentuk fakta

dan kenyataan yang konkret. Oleh karena itu, masalah nilai bukan soal

benar dan salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau

tidak, sehingga bersifat subjektif. Nilai tidak mungkin diuji, dan

ukurannya terletak pada diri yang menilai. Konfigurasi nilai dapat

berwujud kebenaran yakni nilai logika yang memberi kepuasan rasa

intelek, atau berwujud kegunaan yang diperoleh dari suatu barang. Hal

ini karena barang tidak memiliki kegunaan, sehingga tidak bernilai

yakni nilai pragmatis (guna).43

Dalam kaitannya dalam pendidikan, nilai menjadi sebuah

sistem. Hal ini dikarenakan keseluruhan tatanan dalam pendidikan,

satu sama lain saling mempengaruhi atau bekerja dalam satu kesatuan

atau keterpaduan yang bulat dengan orientasi kepada nilai Islami.

Nilai yang menjadi rujukan cara berperilaku lahiriah dan

rohaniah manusia muslim adalah nilai yang diajarkan oleh agama

Islam sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada utusannya

Muhammad SAW.44

Institusionalisasi nilai yang terbaik adalah melalui upaya

pendidikan. Pandangan Freeman Butt menyatakan bahwa hakikat

pendidikan adalah proses transformasi dan internalisasi nilai, proses

pembiasaan terhadap nilai, proses rekonstruksi nilai, serta penyesuaian

terhadap nilai.45

43Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 110. 44M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet. 1, hlm. 139. 45Dikutip dalam Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 124.

Page 31: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

18

Dalam lembaga pendidikan formal atau semi formal

pengorganisasian pendidikan sering disebut kurikulum. Sedangkan,

dalam pendidikan informal seperti pendidikan dalam keluarga dan

masyarakat tidak memerlukan pengorganisasian seperti di lembaga

pendidikan formal, tetapi lebih ditekankan pada proses internalisasi

dan transformasi nilai melalui interaksi edukatif antara orang tua

dengan anak atau sesama anggota keluarga.46

Sumber nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan manusia

dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu47:

1. Nilai Ilahi

Nilai yang dititahkan tuhan memalui wahyu yang diberikan

kepada rasul. Nilai ini bersifat statis dan kebenarannya mutlak.

Nilai-nilai ilahi ini biasanya berbentuk taqwa, iman, adil.

Nilai-nilai ilahi yang fundamental mengandung kemutlakan bagi

kehidupan manusia selaku pribadi dan selaku anggota masyarakat,

serta berkecenderungan untuk tidak berubah mengikuti selera hawa

nafsu manusia dan berubah-ubah sesuai dengan tuntutan perubahan

sosial dan tuntutan individual. Konfigurasi dari nilai-nilai ilahi

mungkin dapat mengalami perubahan, namun secara intrinsiknya

tetap tak berubah. Hal ini karena bila intrinsik nilai tersebut

berubah, maka kewahyuan dari sumber nilai yang berupa kitab suci

al-Qur’an akan mengalami kerusakan.

2. Nilai Insani

Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup

dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai bersifat dinamis,

sedangkan keberlakuan dan kebenarannya relatif yang dibatasi oleh

ruang dan waktu. Nilai-nilai insani yang kemudian melembaga

menjadi tradisi-tradisi yang diwariskan turun-menurun dan

mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya.

46Achmadi, Op.Cit., hlm. 119. 47Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 112.

Page 32: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

19

Dalam pandangan Islam, tidak semua nilai yang telah

melembaga dalam suatu tata kehidupan masyarakat akan diterima, atau

sebaliknya ditolak. Sikap Islam dalam menghadapi tata nilai

masyarakat adalah menggunakan lima macam klasifikasi yaitu:48

1. Memelihara unsur-unsur nilai dan norma yang sudah mapan dan

positif.

2. Menghilangkan unsur-unsur nilai dan norma yang sudah mapan

tetapi negatif.

3. Menumbuhkan unsur-unsur nilai dan norma baru yang belum ada

dan dianggap positif.

4. Bersikap menerima, memilih, mencerna, menggabung-gabungkan

dalam satu sistem dan menyampaikan pada orang lain terhadap

nilai pada umumnya.

5. Menyelenggarakan pengudusan nilai atau norma agar sesuai dan

sejalan dengan nilai-nilai dan norma-norma Islam sendiri.

Tegasnya adalah menyelenggarakan Islamisasi nilai dan norma.

Dengan demikian akan terwujud hubungan yang ideal antara nilai-

nilai Islam dan nilai sekelompok masyarakat, yaitu terbinanya nilai

masyarakat yang dijiwai dan ditopang oleh nilai-nilai abadi dan

universal yang terdapat pada wahyu ilahi.

b. Nilai-nilai Edukatif

Dalam proses pendidikan, ada nilai-nilai yang diharapkan bisa

diraih melalui proses pembelajaran. Nilai-nilai tersebut menjadi bekal

manusia dalam rangka menciptakan suasana kehidupan dan

kemasyarakatan yang harmonis.

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki konsep

bagaimana membentuk masyarakat yang ideal (khaira ummah).

Prinsip-prinsip untuk membentuk masyarakat ideal pernah

dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dalam membentuk

48Ibid., hlm. 112.

Page 33: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

20

masyarakat Madinah/Madani (civil society). Adapun beberapa prinsip

dasar dalam pembentukan masyarakat madani dapat diidentifikasi,

diantaranya adalah persaudaraan (muakhkhah), kepercayaan, kasih

sayang, persamaan, dan toleransi.49

Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia harus dibentuk

prinsip nilai dasar membangun interaksi dalam masyarakat. Berpijak

atas kesadaran itu, United Nations Educational Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) mencanangkan Living Values Education

Program (LVEP), dimana ada nilai-nilai komprehensif yang ingin

diperoleh melalui pendidikan, baik formal maupun informal. Nilai-

nilai yang bersifat universal, bahkan diajarkan dalam setiap agama, ras,

suku.

Nilai-nilai kehidupan yang harus diajarkan itu diantaranya:

kerjasama (cooperation), kemerdekaan (freedom), kebahagiaan

(happiness), kejujuran (honesty), kerendahhatian (humility), kasih

sayang (love), kedamaian (peace), rasa hormat (respect), tanggung

jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi

(tolerance), kesatuan (unity).50

a. Kerjasama (cooperation)

Islam menganjurkan kerjasama, dalam arti masyarakat yang

bergotong royong dan tolong-menolong satu sama lain dalam

kebaikan.51 Corak makhluk sosial seperti inilah yang menjadi

tujuan perintah Allah sebagaimana disebutkan al-Qur'an dalam

surat Al-Maidah, ayat 2 yang berisi anjuran tolong menolong dalam

mengerjakan kebaikan, dan melarang yang sebaliknya.

49http://info.g-excess.com/id/info/Meneladani_Perjuangan_Nabi.info. Diakses pada 19 Mei 2009

pukul 14;00 WIB. 50http://en.wikipedia.org/wiki/Living_Values. Diakses pada 19 Mei 2009 pukul 14;00 WIB. 51J Suyuti Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau dari

Pandangan al-Qur'an, (Jakarta: Rajawali Persada, 1996), hlm. 195.

Page 34: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

21

b. Kemerdekaan atau kebebasan (freedom)

Salah satu cita-cita yang terbesar dunia sampai saat ini

adalah merdeka atau bebas (al-huriyyah). Prinsip kebebasan dapat

diartikan sebagai suatu jaminan bagi setiap orang untuk

menyampaikan pendapatnya dengan cara yang baik, bertanggung

jawab dan perilaku yang mulia (al-akhlaq al-karimah). Kebebasan,

menurut Said Agil Siradj, pada dasarnya adalah suatu jaminan bagi

rakyat (umat) agar dapat melaksanakan hak-hak mereka.52 Allah

mencipta manusia dengan suatu fitrah (nature), yakni bebas

sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa syariat.53

c. Kebahagiaan (happiness)

Bagi orang yang berpegang teguh dengan agama,

kebahagiaan adalah pada meninggalkan sesuatu yang terlarang,

mengikuti yang disuruh, menjauhi yang jahat, dan mendekati yang

baik. Bahagia adalah pada mengerjakan agama. Ibnu khaldun

berpendapat, bahwa bahagia ialah tunduk dan patuh mengikuti

garis-garis yang ditentukan Allah dan perikemanusiaan.54

d. Kejujuran (honesty)

Dalam Islam, redaksi yang digunakan untuk menyebut

kejujuran adalah kata As-Shidq (selalu benar, tidak berdusta

kecuali yang diizinkan oleh agama karena mengandung maslahat

lebih besar). Sikap jujur melahirkan keterbukaan sehingga terhindar

dari rasa saling curiga. Jujur menjadi salah satu kunci keberhasilan

nabi dalam menyebarkan Islam.

e. Kerendahhatian (humility)

Tawadhu’ adalah sifat merendahkan diri, baik di hadapan

Allah SWT maupun terhadap setiap makhluk. Orang bertawadhu’

adalah mereka yang rela terhadap kedudukan yang lebih rendah,

52Dikutip dalam Zudi Setiawan, Nasionalisme NU, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2007), hlm.

110. 53J Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 164. 54Hamka, Tasauf Modern, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1990), hlm. 12.

Page 35: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

22

mau menerima kebenaran, serta rendah hati terhadap siapapun.

Rendah hati (tawadhu') merupakan sarana penyucian jiwa karena

dapat menjauhkan jiwa dari keangkuhan dan ujub. Oleh karenanya

Islam menganjurkan untuk mengamalkannya. Allah menjanjikan

akan mengangkat derajat bagi mereka yang bersikap tawadhu'.55

f. Kasih sayang (love)

Di dalam al-Qur'an, untuk maksud kasih sayang, dapat

ditemukan pada kata yang akar katanya rahima.56 Islam

menegaskan cinta dan kasih sayang sebagai prinsip dasar seluruh

hubungan kemanusiaan sehingga Nabi Muhammad SAW

memandang ucapan salam dan menjamu tamu sebagai syiar Islam.

Sementara pembangkang adalah memutuskan tali kasih sayang

yang diperintahkan oleh Allah untuk menyambungnya.57 Kasih

sayang bukan hanya yang berdimensi pribadi, tetapi mencakup pula

dimensi universal sebagai tujuan utamanya. Dalam makna yang

paling dalam, keadilan lahir dari kasih sayang. Kasih sayang

terhadap masyarakat yang mengharuskan untuk membela orang

yang teraniaya.58

g. Kedamaian (peace)

Al-qur'an menggunakan kata silm atau salm serta kata sulh

untuk satu maksud, yakni perdamaian. Menurut Al-Maraghi kata

silm atau salm diartikan tunduk dan patuh. Islam sebagai turunan

dari kata silm atau salm, diartikan agama damai dan keselamatan.

Islam memerintahkan agar seluruh orang mukmin harus bersatu

dan mengambil bagian dalam rangka perdamaian. Hal ini bertujuan

untuk memelihara kesatuan dan persaudaraan umat yang memiliki

persamaan hak dan kewajiban.59

55Sa'id Hawwa, Tazkiyatun Nafs, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), hlm. 167-168. 56Muh Abu Zahrah, Mambangun Masyarakat Islam, Pustaka Firdaus, hlm. 191. 57Ibid., hlm. 47. 58Ibid., hlm. 51. 59J Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 197.

Page 36: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

23

h. Rasa hormat (respect)

Adapun “hormat” dalam prespekif KBBI ialah perbuatan

yang mencerminkan menghargai lebih terhadap seseorang. Taat

ataupun hormat berkait hubungan secara vertikal dan horizontal.

Kesinambungan dari sebuah penghormatan akan melahirkan

kepatuhan dan ketaatan. Sebagai perwujudan Islam yang rahmatan

lil’alamin, rasa hormat kepada yang tua atau muda, seagama atau

lain agama, harus ditumbuh-kembangkan.60

i. Tanggung jawab (responsibility)

Kata tanggung jawab berkait erat dengan kata “jawab”.

Bertanggung jawab berarti dapat menjawab. Orang bertanggung

jawab adalah orang yang dapat diminta penjelasan tentang tingkah

lakunya dan tidak mengelak, baik langsung ataupun melalui

perantara.61 Jawaban diberikan kepada dirinya sendiri, masyarakat

luas dan Tuhan. Islam mengajarkan untuk menjaga, memelihara,

dan mempertanggungjawabkan amanat dan menjauhkan diri dari

perbuatan penyelewengan. Tanggungjawab merupakan urat nadi

dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.62

j. Kesederhanaan (simplicity)

Islam mengajarkan kesederhanaan dalam segala bidang

sebagai keutamaan. Allah memberikan predikat bagi orang yang

sederhana sebagai ibadurrahman. Islam memiliki istilah Qana’ah,

dalam arti bahasa merasa cukup atas apa yang dimilikinya. Sikap

qana’ah didefinisikan sebagai sikap merasa cukup dan ridha atas

karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT. Menurut Abdullah

Yusuf Ali dalam tafsirnya "The Holy Qur'an" menyatakan bahwa

60Http://Www.Hidayahlirboyo.Co.Cc/2009/04/Antara-Patuh-Dan-Hormat.Html. Diakses 25 Mei

2009 pukul 14;00 WIB. 61Zahruddin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Grafika, 2004), Hlm. 131. 62M. Yunan Nasution, Islam dan Problema-problema Kemasyarakatan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1988), hlm. 256.

Page 37: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

24

sikap mental sederhana adalah satu peraturan yang penuh

mengandung hikmat dan kebijaksanaan (a wise rule).63

k. Toleransi (tolerance)

Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan.

Adapun toleransi adalah suatu sikap tenggang rasa kepada

sesamanya. Islam menyebut toleransi dengan kata ikhtimal,

tasamuh, yang dipahami sebagai sikap membiarkan, lapang dada,

murah hati. Jadi toleransi (tasamuh) beragama dapat diartikan

sebagai sikap menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan

atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain.64 Islam kemudian

merumuskan tri ukhuwah yang harus dikembangkan, yakni

ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah

wathaniyyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah basyariyyah

(persaudaraan sesama manusia).65

l. Kesatuan (unity)

Islam dengan perangkat syari’ah yang ada telah

mewajibkan seluruh umatnya untuk membentuk suatu sistem sosial

yang berkiblat pada kebenaran agama. Jadi jelasnya, agama (Islam)

harus dijadikan sebagai suatu wadah yang menampung dan

mempersatukan seluruh manusia yang mempunyai latar belakang

berbeda, baik secara kultur, ekonomi, status sosial ataupun pola

pikir. Suatu perintah yang tegas dari Allah agar kaum muslimin

bersatu padu dalam tali atau wadah Islam. Dengan menjadikan

Islam sebagai sentral pemersatu, maka apapun atribut yang dipakai

dan organisasi manapun yang diikuti tetap akan tercipta suasana

kondusif.66

63Dikutip dari M. Yunan Nasution, Op.Cit., hlm. 154 64Http://www.Jamaahmuslimin.Com/Risalah/113/Wawasan3.Htm. Diakses pada 25 Mei 2009

pukul 14;00 WIB. 65Zudi Setiawan, Op.Cit., hlm. 127. 66J Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 146.

Page 38: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

25

B. Tinjauan Umum tentang Film

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame

dimana frame demi frame diproyeksikan melalui proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan

bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan

film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama

dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.

Menurut UU 8/1992 tentang perfilman, yang dimaksud dengan Film

adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa

pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam

pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang

dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,

elektronik, dan/atau lainnya.

Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara

memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya

digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka

dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep

yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang

waktu dan mempengaruhi sikap.67

Film sebagai media komunikasi menyajikan bahasa lewat tanda-tanda

gambar sebagai tempat makna diproduksi. Citraan visual dalam film

merupakan konsep-konsep yang akan dikomunikasikan. Proses ini melibatkan

pembuat film dan penontonnya.

Film dibangun dengan banyak tanda. Berbagai sistem tanda yang

bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang diharapkan. Yang

paling penting dalam film adalah gambar, suara dan musik.68

67Ibid., hlm. 48. 68Alex Sobur, Op.Cit., hlm. 128.

Page 39: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

26

Film sebagai media komunikasi massa pandang-dengar sebagaimana

disebutkan dalam UU 8/1992 tentang perfilman, mempunyai fungsi

penerangan, pendidikan, pengembangan budaya bangsa, hiburan, dan

ekonomi.69

Adapun jenis-jenis film, menurut Heru Effendy, dapat dibedakan

menurut sifatnya, yang umumnya terdiri dari jenis-jenis sebagai berikut :70

1. Film Cerita (Story Film)

Film cerita adalah film yang mengisahkan suatu cerita yang

biasanya dikarang secara kreatif atau ditulis berdasarkan pengalaman

seseorang. Tujuan dibuatnya film ini sering sebagai hiburan yang didapat

dari kisah dan atau pengalaman yang dibumbui agar menarik. Cerita

biasanya mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia,

sehingga dapat membuat publik terpesona. Film jenis ini biasanya diambil

dari kisah-kisah dari sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari-hari, atau

juga khayalan untuk kemudian diolah menjadi film. Film cerita lazim

dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang filmnya

yang tenar.

2. Film Berita (Newsreel)

Film berita adalah film yang menggambarkan tentang suatu

peristiwa atau fakta yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka

film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news

value). Film jenis ini digunakan untuk menyampaikan informasi yang

bersifat fakta yang benar-benar terjadi. Misalnya, tsunami dan lumpur

Lapindo yang filmnya diambil dari video-video amatir yang dikemas

untuk diinformasikan kepada masyarakat umum.

3. Film Dokumenter (Documentary Film)

Istilah documentary mula-mula dipergunakan oleh seorang

sutradara (director) Inggris, John Grierson, untuk menggambar suatu jenis

khusus film yang dipelopori oleh seorang Amerika bernama Robert

69http://ilmea.depperin.go.id/sk/uu199208.htm. Diakses 19 Mei 2009 pada pukul 14;00 WIB. 70http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?. Diakses 19 Mei 2009 pada pukul 14;00 WIB.

Page 40: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

27

Flaherty, seorang seniman besar dibidang film. Grierson mendefinisikan

film dokumenter sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative

treatment of actuality). Film yang menggambarkan mengenai sebuah

peristiwa atau gejala alam yang didokumentasikan.

Film dokumenter memiliki titik berat pada fakta atau peristiwa

yang terjadi. Dalam pembuatan film ini diperlukan pemikiran dan

perencanaan yang matang. Adapun yang membedakan film dokumenter

dengan film berita adalah di mana film berita mempunyai titik tekan pada

nilai berita dan diproduksi dengan singkat agar dapat dengan segera

dinikmati oleh penonton. Sedangkan pada film cerita juga diimbuhi

dengan seks atau kejahatan dan semacamnya. Adapun film dokumenter

seringkali berkisar mengenai manusia dan alam.

4. Film Kartun (Cartoon Film)

Film kartun merupakan film yang dalam penggunaan medianya

menggunakan gambar hasil lukisan atau gambar. Hal yang terpenting

dalam film kartun adalah pada seni lukis. Gambar-gambar hasil lukisan

selanjutnya akan dirangkai dengan diberi efek musik dan suara.

Lukisan-lukisan itu dapat menimbulkan hal menarik dan lucu,

karena dapat digunakan untuk memerankan apa saja yang tidak mungkin

diperankan oleh manusia. Si tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi

ajaib, dapat terbang, menghilang, menjadi besar, menjadi kecil secara tiba-

tiba dan lainnya.

C. Film sebagai Media Pendidikan

Media massa dapat dijadikan sumber belajar bagi anak maupun orang-

orang yang memerlukannya. Ia telah menjadi kebutuhan hampir setiap orang.

Pengaruhnya besar dan sering sensitif. Jangkauannya luas sampai ke desa-

desa. Karena kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Gerakannya cepat

seolah-olah dunia ini semakin mengecil.71

71Usman Said, Op.Cit., hlm. 148.

Page 41: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

28

Gerlach & Ely mengatakan bahwa, media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi

dan membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan

media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar-mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.72

Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-

pesan pengajaran.

Menurut Hamalik media pendidikan terkadang kadang disandingkan

dengan media komunikasi, dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi

akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat

bantu yang disebut media komunikasi. Secara implisit, Gagne dan Briggs

mangatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain

buku, tape-recorder, kaset, kamera video, visio recorder, film, slide, foto,

gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah

komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan

kata “teknologi” yang berasal dari kata Latin tekne (bahasa Inggris art) dan

logos (bahasa Indonesia ilmu).73

Dilihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap

sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Pengajar menggunakan alat

bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat lain yang dapat memberikan

pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan

retensi belajar siswa. Pada pertengahan abad ke-20, alat visual untuk

72Azhar Arsyad, Op.Cit., hlm 3. 73Ibid, hlm 4.

Page 42: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

29

mengonkretkan materi pelajaran dilengkapi alat audio sehingga dikenal media

audio visual atau audio visual aids (AVA).74

Hamidjojo dalam Latuhera memberi batasan pada media sebagai

semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan

atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide atau gagasan yang

dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.75

Film menjadi salah satu media yang efektif untuk menyampaikan

pesan. Keuntungan film dan video mengandung nilai-nilai positif karena dapat

mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.76

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,

yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke

penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan adalah

komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan

jenis dan sumbernya bermacam. Misalnya isi ajaran ataupun didikan yang ada

dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun

penulis buku dan produser media.

Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di dalam kurikulum

dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi

baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non-

verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol

komunikasi itu disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan

simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses

penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut

disebut decoding.

Ada kalanya penafsiran tersebut berhasil, ada kalanya tidak. Penafsiran

yang kurang berhasil berarti terjadi kegagalan dalam memahami apa-apa yang

didengar, dibaca, atau dilihat dan diamatinya.77

74Arif S. Sadiman, Op.Cit.,hlm. 7. 75Azhar Arsyad, Opcit, hlm. 4. 76Ibid., hlm. 49. 77Arif S. Sadiman, Op.Cit., hlm. 12.

Page 43: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

30

Pemilihan dan Pemanfaatan media yang baik dalam proses

pembelajaran harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang objektif serta

harus disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak didik

karena setiap media memili keunggulan dan kelemahan.

Agar sesuai dengan tujuan yang didinginkan pemanfaatan media

hendaknya mempertimbangkan beberapa hal yakni; media harus

mempertimbangkan tujuan pembelajaran (standar kompetensi) yang akan

dicapai, ketepatan dengan strategi dan materi pembelajaran, mutu teknis atau

media harus memiliki kejelasan kualitas yang baik serta sesuai dan seimbang

terhadap hasil yang ingin dai capai. Selain itu, faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan (prioritas) pengadaan media adalah

relevansi pengadaan media, kelayakan pengadaan media, dan kemudahan

media untuk diakses sekolah.78

Film sebagai jenis media audio-visual perlu dimanfaatkan karena film

dapat dikemas agar sesuai dengan perkembangan peserta didik. Perkembangan

peserta didik perlu dipertimbangkan karena berpengaruh pada kemampuan

daya pikir dan daya tangkapnya. Untuk anak-anak setingkat sekolah dasar,

film jenis kartun akan membuat mereka lebih mudah menangkap. Misalnya

saja Film Upin-Ipin, materi keagamaan dan kemanusiaan disampaikan dengan

gambar yang berekspresi lucu. Begitu sebaliknya, untuk peserta didik

setingkat perguruan tinggi film dokumenter lebih menarik dan pesannya

mudah ditangkap dari pada film kartun.

Ada gejala dalam pendidikan modern untuk beralih dari pengajaran

yang berpusat pada guru kearah belajar yang mengutamakan kegiatan peserta

didik. Peserta didik dididik untuk bisa learning to learn atau belajar sendiri.

Sekarang ini, media film tidak sulit untuk mengaksesnya. Tidak hanya

dapat diakses di layar lebar (bioskop), VCD, namun juga dapat dinikmati

secara gratis di televisi swasta.

78Dikutip dari http://jurnal.ump.ac.id/_berkas/jurnal/12.pdf. Diakses pada 27 Mei 2010 pukul

13;00 WIB.

Page 44: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

31

Pada saat pembelajaran, seorang pendidik dapat menjadikan kisah,

pesan atau materi film dalam acara televisi untuk dibahas di kelas. Tentunya,

perlu ada pemilahan adegan serta penafsiran kritis terhadap cerita dalam film

agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Akan tetapi perlu direncanakan

dengan mempertimbangkan perencanaan dan tujuan pembelajaran.

Beberapa alasan menggunakan film dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut :79

b. Film dapat membawa dunia luar ke dalam kelas yang menyamai

pengalaman langsung, jika itu merupakan film dokumenter,

c. Film merupakan sumber informasi yang paling mutakhir dalam bentuk

yang mudah dipahami dan menarik, disamping buku, gambar dan lain-lain,

d. Film menciptakan suasana yang menyenangkan, merangsang dan

membangkitkan ide-ide baru,

e. Film dapat memberi informasi secara cepat dan terkini yang belum tentu

dapat diberikan oleh pendidik atau tidak dapat disajikannya dalam bentuk

yang dapat menyamai film itu sendiri,

f. Cara penyajian oleh film sangat hidup, menarik dan mengundang

keterlibatan anak dalam peristiwa-peristiwa yang diperlihatkan,

g. Film dapat mengembangkan kesanggupan dan ketrampilan atau teknik

untuk melihat dan mendengarkan.

Film sebagai salah satu bentuk media komunikasi massa yang banyak

konsumsi oleh masyarakat, secara tidak langsung juga ikut menentukan

bagaimana masyarakat dalam bersikap. Pada kenyataannya, film tidak semata

sebagai hiburan, namun pesan dan informasi yang disajikan menjadi bahan

referensi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pelajaran yang dapat diperoleh

melalui narasi yang berisi kisah-kisah kehidupan mengenai tokoh dan

masyarakat tertentu dalam sebuah film.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Yusuf ayat 111:

79Ibid.

Page 45: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

32

ô‰s) s9 šχ% x. ’ Îû öΝ ÎηÅÁ|Ás% ×ο u ö9Ïã ’ Í<'ρT[{ É=≈ t6 ø9 F{ $# 3 $tΒ tβ% x. $ZVƒÏ‰tn 2”u tI ø ãƒ

⎯ Å6≈ s9 uρ t,ƒ ωóÁs? “Ï% ©! $# t⎦ ÷⎫ t/ ϵ ÷ƒ y‰tƒ Ÿ≅‹ ÅÁø s?uρ Èe≅ à2 &™ó© x« “Y‰èδuρ Zπ uΗ ÷q u‘ uρ 5Θöθs) Ïj9

tβθãΖ ÏΒ÷σ ム∩⊇⊇⊇∪

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."(QS. Yusuf ; 111)80.

Dari firman Allah di atas memberikan pesan bahwa dalam setiap kisah

(al-Qish-shah) terdapat teladan atau pelajaran. Kisah-kisah para nabi yang

terdahulu dalam al-Qur’an oleh Allah digunakan sebagai teladan bagi generasi

yang akan datang.81 Sebaliknya, pada kisah-kisah tentang mereka yang

khianat terhadap-Nya dapat diambil hikmahnya.

Transformasi sebuah nilai membutuhkan variasi agar tidak terjadi

kejenuhan pada peserta didik sehingga diperlukan media pembelajaran yang

menarik untuk digunakan membangkitkan emosional mereka, salah satunya

melalui cerita atau kisah.82

Al-Qur’an sebagai sumber ajaran agama dipenuhi dengan berbagai

kisah. Melalui cerita-cerita itu, Allah menghendaki agar hal itu menjadi

pendidikan bagi umat Islam, baik generasi ketika al-Qur’an diturunkan

maupun generasi setelahnya.83

Cerita dan kisah-kisah dapat dijadikan sebagai bahan materi

pembelajaran. Dalam penyampaian kisah, pada zaman dahulu, ia disampaikan

secara lisan dan dalam perkembangannya ditambah dengan media tulisan dan

gambar agar lebih memberikan unsur menarik untuk kemudian pesan dari

80Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1992), hlm.

366. 81Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi; Mengungkap Pesan al-Qur’an Tentang Pendidikan,

(Yogyakarta: Teras, 2008), hlm. 163. 82Ibid. 83Abdurrahman Umairah, Metode Al-Qur’an Dalam Pendidikan, (Surabaya: Mutiara Ilmu, tt),

hlm. 247.

Page 46: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

33

kisah akan mudah diterima oleh khalayak. Para wali juga menggunakan cerita

sebagai bahan pengajaran agama. Sunan Kalijaga misalnya, menggunakan

media wayang untuk menggambarkan kisah-kisah yang di dalamnya

diselipkan nilai Islam.

Sekarang ini, kemajuan teknologi komunikasi semakin pesat. Cerita-

cerita dapat dikonstruksi ulang sedemikian rupa. Film adalah arsip sosial yang

menangkap jiwa zaman masyarakat saat itu. Media film lebih efektif untuk

menyampaikan pesan pendidikan. Melalui gambar, suara dan dialog yang ada

di dalam film, kisah yang ditampilkan seolah seperti dalam kehidupan nyata,

sehingga mudah dipahami oleh penontonnya.

Film sebagai salah satu produk dari kemajuan teknologi komunikasi

memiliki berbagai kelebihan. Zaman modern ini, konsumsi akan film sudah

menjadi kebutuhan. Daya persuasi film dapat dengan mudah dapat dipahami

oleh pemirsanya. Hal itu dikarenakan isi yang disajikan adalah tema-tema

aktual. Selain itu, penyerapan terhadapnya melibatkan juga melibatkan indrea-

indera audio visual, sehingga pesan dengan mudah ditangkap.

Film sebagai bagian dari media komunikasi massa mempunyai peran

yang besar dalam terbentuknya masyarakat yang baik. Oleh karena itu, tiga

fungsi media; menghibur, menginformasikan dan mendidik, selayaknya tidak

hanya berhenti pada salah satu titik. Film tidak semata berisi hiburan,

melainkan juga sebagai media pendidikan dalam arti luas. Untuk mencapai

tujuan itu, materi-materi yang bersifat mendidik menjadi keniscayaan untuk

disajikan.

Oleh karenanya, peneliti memandang film Laskar Pelangi layak untuk

diteliti. Selain menghibur, film ini juga memiliki pesan-pesan yang mendidik,

bahkan materi ajaran-ajaran Islam juga ditampilkan. Sehingga film Laskar

Pelangi ini dapat digolongkan dalam jenis film edutainment dan religi.

Page 47: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

34

BAB III

TINJAUN UMUM

TENTANG FILM LASKAR PELANGI

A. Biografi Pengaran

a. Biografi Andrea Hirata

Andrea Hirata, pengarang novel terkenal Laskar Pelangi, oleh

orang tuanya diberi nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun. Ia

lahir pada 24 Oktober 1967 di Pulau Belitong, Provinsi Bangka

Belitung.84

Terlahir sebagai anak keempat dari pasangan N.A. Masturah dan

Seman Said Harun, Andrea Hirata menghabiskan masa kecilnya di

Belitong. Setamat sekolah menengah atas (SMA) Negeri Manggar, ia

merantau ke Jawa, melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Setelah menyelesaikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Andrea mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk

studi Master Of Science di Universite de Paris, Sorbonne, Prancis dan

Sheffield Hallam University, Inggris.

Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia

sangat menggemari sains -fisika, kimia, biologi, astronomi- dan juga

sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi

dan backpacker. Mimpinya yang belum menjadi kenyataan adalah tinggal

di Kye Gompa, desa di Himalaya.

Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat

penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude.

Sampai tahun 2010 ini, Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di

kantor pusat PT Telkom.85

84http://id.wikipedia.org/wiki/Andrea_hirata. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB. 85Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), Cet. 17, halaman belakang

kover.

Page 48: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

35

Akan tetapi, tidak buku ekonomi telekomunikasi tersebut yang

menjadikan Andrea dikenal. Ia malah terkenal sebagai penulis fiksi, lewat

novel pertamanya berjudul Laskar Pelangi.

Awalnya, Andrea tidak pernah meniatkan naskah Laskar Pelangi

untuk dikomersilkan lewat industri buku. Ia menulis memoar itu untuk

dipersembahkan sebagai kado ulang tahun bagi gurunya tercinta,

Muslimah Hafsari Hamid. Akan tetapi, sahabat di masa kecilnya, Arai

secara bersembunyi-sembunyi menyerahkan naskah itu kepada Penerbit

Bentang.

Kesuksesan Laskar Pelangi juga terlihat dari penjualan buku

tersebut di negeri Malaysia. Dalam edisi bahasa Melayu di Malaysia, buku

itu menjadi best seller.

Laskar Pelangi juga telah membuat Andrea layaknya semacam

selebritis di jagad sastra. Ia sering diundang untuk mengisi seminar dan

diskusi di masyarakat umu dan juga perguruan tinggi.86

b. Karya-karya Andrea Hirata

Perjalanan riwayat kepenulisannya, Andrea telah menghasilkan

lima karya tulisan dalam bentuk buku. Buku pertama yang ditulis Andrea

adalah buku ilmiah berjudul The Science of Business pada tahun 2003.

Buku tersebut merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama

yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku yang diadaptasi dari tesisnya ke

dalam Bahasa Indonesia itu telah beredar dan menjadi referensi Ilmiah.87

Menurutnya, buku ilmiah tersebut menjadi semacam pembayar

kewajiban moralnya kepada Uni Eropa, lembaga yang memberinya

beasiswa kuliah di Sorbonne (Prancis) dan Sheffield (Inggris).

Tidak hanya karya buku ilmiah. Andrea juga menuliskan karya

tulisan fiksi berupa novel yang dikenal dengan sebutan tetralogi Laskar

86http://penerbitanbuku.wordpress.com/2007/11/23/profil-andrea-hirata/. Diakses pada 6 Juni

2010 pukul 11:00 WIB. 87Andrea Hirata, Op.Cit., halaman belakang kover.

Page 49: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

36

Pelangi. Adapun tetralogi novel tersebut di antaranya adalah sebagai

berikut.

1. Laskar Pelangi

Novel pertamanya yang berjudul Laskar Pelangi merupakan

buku pertama dari Tetralogi novel-novelnya. Novel yang ditulis

berdasarkan memoar masa kecilnya itu diterbitkan oleh Bentang

Pustaka pada tahun 2005. Laskar Pelangi termasuk novel yang ada di

jajaran best seller untuk tahun 2006 - 2007. Buku ini tercatat sebagai

buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.88 Laskar Pelangi

bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang

bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di

Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Laskar Pelangi adalah

sebutan yang diberikan oleh gurunya kepada kesepuluh anak tersebut

yang gemar memandangi pelangi. Anggota Laskar Pelangi bertambah

seoarang yang bernama Flow, seorang murid pindahan.89

Keterbatasan tidak membuat mereka putus asa, tetapi malah

membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih

baik.

Novel ini menceritakan sekolah dasar di desa Gantung,

Belitung Timur yang terancam dibubarkan jikalau tidak memperoleh

10 siswa baru. Pada hari akhir pendaftaran, baru sembilan anak yang

mendaftar. akan tetapi tepat ketika sang kepala sekolah hendak

berpidato menutup sekolah, seorang anak datang menyelamatkan

sekolah dari ancaman penutupan.

Di kelas miskin itu ditemukannya bakat luar biasa Mahar dan

kecerdasan Lintang. Pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan

nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 kilometer pulang-pergi dari

rumahnya ke sekolah menjadi bagian menarik dalam novel.

88http://id.wikipedia.org/wiki/Laskar_Pelangi. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB. 89Andrea Hirata, Op.Cit., hlm. 13.

Page 50: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

37

Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa

dan menangis bersama. Kisah sedih terjadi ketika Bakri, salah seorang

guru di sekolah tersebut memutuskan berhenti mengajar, wafatnya

kepala sekolah, Harfan. Dalam keadaan penuh keterbatasan dan

kendala, anak-anak Laskar Pelangi mampu mengharumkan nama

sekolah, yaitu menjuarai lomba karnaval 17 Agustus dan lomba cerdas

cermat antar sekolah. SD Muhammadiyah berhasil mengalahkan

kualitas sekolah kaya, Sekolah Dasar PN Timah yang terkenal.

Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah

Lintang, sehingga ia terpaksa putus sekolah. Dua belas tahun

kemudian, Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke

kampungnya. Ia berhasil mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri,

Prancis.

Pada tahun 2008, naskah Laskar Pelangi diadaptasi menjadi

sebuah film yang berjudul sama. Film Laskar Pelangi diproduksi oleh

Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri

Riza. Skenario adaptasi ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri

Riza dan Mira Lesmana. Film ini penuh dengan nuansa lokal Pulau

Belitong, baik dialek, lokasi syuting maupun aktornya.90

2. Sang Pemimpi

Sukses menghadirkan novel Laskar pelangi, Andrea

kemudian menuliskan sekuelnya, Sang Pemimpi. Sang Pemimpi

adalah novel kedua dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada Juli 2006. Dalam

novel ini Andrea mengeksplorasi hubungan persahabatan dan

persaudaraan antara Ikal dan Arai.

Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan

ketika masa-masa sekolah menengah atas (SMA). Tiga tokoh

utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Arai adalah saudara jauh

yang yatim piatu yang disebut simpai keramat karena anggota keluarga

90http://id.wikipedia.org/wiki/Laskar_Pelangi. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB.

Page 51: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

38

terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat Ikal.

Sementara Jimbron adalah seorang yatim piatu yang terobsesi dengan

kuda dan gagap apabila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika

gugup.

Ketiganya dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil

sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama

yang berdiri di Belitung bagian timur. Hidup mandiri terpisah dari

orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas

namun punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari

latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi. Di pagi

hari, mereka bersekolah, dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan

pada dini harinya. Jimbron, Ikal, dan Arai berpisah setelah lulus SMA.

Mereka berpisah ketika meneruskan kuliah di Jakarta. Akan tetapi,

ketika di Prancis Ikal kembali bertemu salah satu dari mereka, Arai.

Naskah Sang Pemimpi juga diadaptasi menjadi film dengan

judul yang sama. Film kembali diproduksi oleh tim yang sama dengan

film Laskar Pelangi yaitu Miles Films dan Mizan Production. Film di

rilis tahun 2010.91

3. Edensor

Edensor adalah buku novel ketiga karya Andrea Hirata yang

diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada Mei tahun 2007. Novel ketiga

dari Tetralogi Laskar Pelangi ini masuk nominasi penghargaan

nasional sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) tahun 2007.

Berbeda dengan seting cerita Laskar Pelangi dan Sang

Pemimpi, Edensor mengambil kisah dan seting saat tokoh-tokoh

utamanya di luar negeri, Ikal dan Arai mendapat beasiswa dari Uni

Eropa untuk kuliah strata dua (S2) di Prancis. Di novel Edensor,

Andrea tetap dengan ciri khasnya, yakni menulis kisah ironi menjadi

parodi dan menertawakan kesedihan dengan balutan pandangan

intelegensia tentang shock culture ketika keduanya yang berasal dari

91http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Pemimpi. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB.

Page 52: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

39

pedalaman Melayu di Pulau Belitong tiba-tiba berada di Paris. Mimpi-

mimpi untuk menjelajah Eropa sampai Afrika dan menemukan

keterkaitan yang tidak terduga dari peristiwa-peristiwa dari masa lalu

mereka berdua. Pencarian akan cinta sejati menjadi motivasi yang

menyemangati penjelajahan mereka dari bekunya musim dingin di

daratan Rusia di Eropa sampai panas kering di gurun Sahara.92

4. Maryamah Karpov

Maryamah Karpov adalah novel keempat karya Andrea

Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada November 2008.

Novel yang merupakan buku terakhir dari Tetralogi Laskar Pelangi

ini bercerita tentang Arai, Lintang, A Ling dan beberapa pertanyaan

yang belum sempat terjawab di tiga novel sebelumnya.93

Secara umum, buku ini menceritakan hidup Ikal setelah

pulang menuntut ilmu dari luar negeri. Setelah menyelesaikan Strata

dua (S2) Master di bidang Ekonomi Telekomunikasi di Sorbone

Perancis, Ikal kembali ke Belitong. Namun, karena ilmu yang

dipelajarinya tidak sesuai dengan kondisi kampung halamannya maka

ia terpaksa menganggur.

Cerita kemudian berlanjut pada pencarian A Ling yang

dikaguminya sedari kecil. Ikal bertekad mencari Aling menyeberang

ke kawasan Batuan yang bernama Tambok, dekat Singapura. Lintang

dan membantunya dengan rumus-rumus matematika dan fisikanya

untuk membuat perahu. Sebagai penghargaan terhadap Lintang maka

perahunya tersebut diberi nama , “Mimpi-mimpi Lintang”.

Maryamah Karpov yang dalam epilog buku novel Sang

Pemimpi diungkapkan akan membahas tentang penghormatan kepada

kaum perempuan, belum ditampilkan.

Maryamah Karpov dibuat menjadi dua jilid. Jilid pertama (

yang telah terbit) tidak membicarakan Maryamah Karpov karena di

92http://id.wikipedia.org/wiki/Edensor. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB. 93http://id.wikipedia.org/wiki/Maryamah_Karpov. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00

WIB.

Page 53: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

40

jilid ini Andrea bermaksud membangun karakter tokoh-tokoh yang

kelak akan dimatangkan di jilid keduanya. Dan di jilid keduanya,

Maryamah Karpov baru akan berperan banyak.94

Selain tetralogi Laskar Pelangi di atas, pada Juni 2010 ini

Andrea meluncurkan dua novel terbarunya yang berjudul Cinta Dalam

Gelas dan Padang Bulan.95

Tokoh utama dalam kedua novel tersebut adalah Maryamah

yang diceritakan sangat suka bermain catur. Novel Padang Bulan lebih

bercerita mengenai percintaan dan novel Cinta Dalam Gelas cerita

mengenai Maryamah yang kesal terhadap suaminya dengan bentuk

perlawanan berupa main catur menjadi kisah utamanya.

Novel yang merupakan karya kelima dan keenam Andrea

tersebut masih dengan latar belakang Belitung dan budayanya.

B. Film Laskar Pelangi

a. Setting Sosial Laskar Pelangi

Film Laskar Pelangi merupakan adaptasi atas novel Laskar

Pelangi karangan Andrea Hirata. Laskar Pelangi ditulis berdasarkan kisah

nyata penulis.

Novel Laskar Pelangi meraih kesuksesan terkait banyaknya

jumlah eksemplar buku yang terjual. Novel yang terbit pada 2006 ini

mendapat predikat buku best seller. Novel kemudian difilmkan.

Pada 2008, film Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Films dan

Mizan Production. Tema utama film ini adalah pendidikan. Film berkisah

tentang persahabatan sepuluh siswa SD Muhammadiyah Gantong di

Belitung, yakni Ikal (Andre Hirata), Mahar (Mahar Ahlan bin Jumadi

Ahlan bin Zubair bin Awam), Lintang (Lintang Samudra Basara bin

Syahbani Maulana Basara), Kucai (Mukharam Kucai Khairani), Syahdan

(Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz), A Kiong (Chau Chin Kiong

94http://bukuygkubaca.blogspot.com/2009/01/maryamah-karpov-mimpi-mimpi-lintang.html. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB.

95Kompas, Edisi 17 Juni 2010 pada rubrik Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 54: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

41

atau Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman), Borek (Samson), Harun

(Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan), Trapani

(Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari), dan Sahara (N.A.

Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah).96 Guru SD

Muhammadiyah, Muslimah menyebut kesepuluh siswa tersebut dengan

panggilan Laskar Pelangi.97

Laskar Pelangi mengambil setting suasana desa Gantong,

Belitong di tahun 1974, 1979, dan 1999.98 Fakta yang kontras. Belitong

sebagai pulau kaya dengan melimpahnya sumber daya alam berupa timah,

tetapi penduduk aslinya didera kemiskinan.

Perusahaan timah di Belitong hanya memberikan bagi warga

pendatang. Sementara penduduk aslinya hanya menjadi buruh miskin.

Ketimpangan ekonomi tersebut mempengaruhi penduduk belitong dalam

mengakses pendidikan. Ketimpangan akses pendidikan dan diskriminasi

antara kelompok berpunya dan kelompok papa menjadi setting sosial yang

melingkupi film ini. Lemahnya ekonomi sering memunculkan mindset

putus asa dan kalah bagi mayoritas masyarakat, tidak terkecuali penduduk

Belitong ketika itu. Namun, tidak bagi kesepuluh anggota Laskar Pelangi.

Keterbatasan dan diskriminasi dalam mengakses pendidikan

tidak mematahkan semangat kesepuluh siswa di atas dalam menuntut ilmu.

Persoalan itulah yang diurai oleh pengarang cerita dalam novel dan film

Laskar Pelangi. Hal inilah yang menyebabkan film ini diminati oleh

masyarakat. Di Indonesia, sampai saat ini, permasalahan mengenai

keterbatasan dan diskriminasi dalam dunia pendidikan tidak kunjung

terurai, sehingga film tersebut dapat menjadi referensi dalam menghadapi

persoalan-persoalan pendidikan di atas.

96Andrea Hirata, Op.Cit., hlm. 13-14. 97Kami sangat menyukai pelangi. Bagi kami pelangi adalah lukisan alam semesta, sketsa

Tuhan yang mengandung daya tarik mencengangkan. Oleh sebab kegemaran kolektif mereka terhadap pelangi, maka Bu Mus menamai kelompok kami Laskar Pelangi.(Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), hlm. 159-160).

98http://shavaat.wordpress.com/2008/09/26/film-laskar-pelangi-nontonlah/. Diakses 18 Mei 2010 pukul 13:00 WIB.

Page 55: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

42

Permasalahan dan pesan moral seperti di atas yang menjadi

grand tema dalam film Laskar Pelangi. Hal itu tertangkap dari prolog

ketika menyimak film itu. “Pulau terkaya di Indonesia dengan urat timah

melimpah ruah mengoda bangsa lain untuk menguras. Setelah merdeka

rakyat Belitong pun belum bisa menikmati kekayaan alam tersebut karena

tembok-tembok birokrasi yang mengkotak-kotakkan kesempatan dan

harapan. Namun tembok tak bisa mematahkan semangat kami.”99

Atribut diskriminasi yang ditampilkan oleh film adalah Sekolah

Dasar (SD) Perusahaan Negara (PN) Timah dan SD Muhammadiyah.100

Dua institusi pendidikan yang kontras; SD PN Timah sebagai wakil kaum

kaya dan SD Muhammadiyah sebagai wujud dari kemiskinan dan

keterbelakangan. Diskriminasi, dalam film ini, dilatarbelakangi oleh

ekonomi yang timpang antara si kaya dan miskin yang selanjutnya

berpengaruh pada akses pendidikan.

Pada 1970-an, di Gantong Belitong, hanya anak berasal dari

keluarga tergolong ekonomi "mampu" yang dapat bersekolah di SD PN

Timah. Sekolah PN adalah sebutan untuk sekolah milik Perusahaan

Negara Timah, sebuah perusahaan yang paling kaya di Belitong. SD

PN merupakan SD favorit karena didukung oleh modal sumber daya

manusia (SDM) dan materi yang melimpah. Sekolah ini selalu menduduki

prestasi teratas. Butuh biaya besar untuk bersekolah di sekolan ini.

Sehingga, hanya mereka anak petinggi perusahaan timah yang dapat

memenuhi kriteria untuk dapat layanan pendidikan di sekolah tersebut.

Sementara, pada lokasi yang berdekatan, terdapat SD

Muhammadiyah. Sekolah ini menjadikan ajaran Islam sebagai sumber

materi pengajaran. Sekolah termiskin di Belitong ini terancam oleh ajal.101

Sekolah terancam dibubarkan apabila tidak memperoleh minimal sepuluh

99Back sound pada prolog film Laskar Pelangi. 100Andrea Hirata, Op.Cit., hlm. 41. 101Ibid., hlm. 4.

Page 56: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

43

siswa.102 Syarat yang tidak gampang untuk dibayar oleh SD yang lebih

layak disebut sebagai kandang kambing103. Pengelola sekolah berjuang

keras untuk mendapat sepuluh siswa tersebut.

Pemisahan dan pengambilan jarak tampak nyata ketika

diperlihatkan angkuhnya tembok berkilometer dilengkapi kawat berduri.

Peringatan yang terpampang “Dilarang masuk bagi yang tidak memiliki

hak”. Hal itu menjadi simbol semakin kukuhnya dominasi si kaya dan gap

status sosial.104 Di balik kawat teralis itu, anggota Laskar Pelangi yang

miskin menahan air liur karena hanya dapat menyaksikan siswa-siswi SD

PN Timah bermain sepatu roda. Petugas keamanan mengusir mereka

ketika mereka mencoba masuk ke komplek SD PN Timah. Laskar Pelangi

memberikan pelajaran mengenai perjuangan dalam kegetiran hidup.

Pada masa itu, kesadaran masyarakat Belitong akan pentingnya

pendidikan juga terhitung minim. Sebenarnya, penduduk setempat lebih

memilih untuk mempekerjakan anak mereka dari pada menyerahkan

kepada institusi pendidikan. SD Muhammadiyah berhasil mendapatkan

sepuluh siswa baru. Hal itu tidak lepas dari peran perangkat desa Gantong

agar warga menyekolahkan anak-anak mereka.105

Perjalanan pendidikan sepuluh siswa banyak menuai rintangan.

SD Muhammadiyah tidak memiliki fasilitas standar dan hanya ditopang

sumberdaya manusia seadanya.

102Film diawali dengan situasi genting penantian sepuluh murid karena Pengawas Sekolah dari

Depdikbud Sumatera Selatan telah memperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh anak maka sekolah akan ditutup (Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), Cet. 17, hlm. 4).

103Kandang Kambing, istilah untuk menggambarkan kondisi SD Muhammadiyyah Gantong yang serba terbatas. Hampir roboh dan kalau malam dipakai untuk menyimpan ternak. (Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta; Bentang, 2008, Cet. Ke-17, hlm. 20)

104Ibid., hlm. 36. 105Sebenarnya, tidak mudah bagi buruh tambang beranak banyak bergaji kecil untuk

menyerahkan anak-anaknya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar untuk menjadikannya tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga. Mereka juga terpaksa menyekolahkan anaknya agar terhindar dari celaan aparat desa karena tak menyekolahkan anak-anaknya.(Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta; Bentang, 2008, Cet. Ke-17, hlm. 2-3)

Page 57: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

44

Ketidakpunyaan yang dialami oleh warga Gantong perlahan

membentuk watak menyerah dan kalah. SD Muhammadiyah tidak

mendapat perhatian dari warga Gantong. Penyandang dana, Zulkarnaen,

pun menyarankan agar kepala sekolah, Harfan Effendy Noor (Harfan),

membubarkan sekolah tersebut. Sekolah dengan penghuni anak-anak

kumal benar-benar hampir bubar ketika Bakri memilih hengkang. Ia

pindah mengajar di SD Negeri I Bangka. Bahkan, sekolah sempat kalang

kabut paska wafatnya Harfan. Selama lima hari, kelas kosong tanpa

kehadiran guru, Muslimah. Sementara, Muslimah sebagai satu-satunya

sisa guru di SD Muhammadiyah tidak memberi keputusan pembubaran.

Akan tetapi, watak menyerah tidak mengalahkan semangat

menggebu anggota Laskar Pelangi. Aktivitas belajar-mengajar berlanjut

dengan hanya Lintang sebagai pengganti peran yang seharusnya

dijalankan oleh satu sisa guru, Muslimah Hafsari Hamid.106 Muslimah

kembali menemukan tekad untuk tetap mengajar di sekolah. Kerja yang

tidak sia-sia, karena dalam lomba karnaval dan cerdas cemat, SD

Muhammadiyah berhasil menjadi juara. Cobaan kembali datang

menghambat, Lintang sebagai bintang kelas harus mengucapkan

perpisahan. Ayahnya wafat. Lintang putus sekolah.

Cerita terputus. Di akhir film, cerita berlanjut pada tahun 1999.

Dari perantauan Ikal kembali ke kampung halaman menemui Lintang. Ikal

mengabarkan bahwa cita-citanya telah terkabul. Ia mendapat beasiswa

belajar di Paris Prancis.107

Jadi, latar sosial yang melingkupi Gantong ketika kisah Laskar

Pelangi berjalan sangat komplek. Secara sosial geografis, Laskar Pelangi

lahir pada kaum pinggiran yang serba terbatas. Selain jauh dari pusat kota,

Gantong juga berpenduduk miskin.

Dipandang dari sudut budaya, kesadaran akan pentingnya

pendidikan masih minim. Keterbatasan secara ekonomi menjadi

106Film Laskar Pelangi. 107Ibid.

Page 58: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

45

penyebabnya. Fenomena ini tampak dari novel yang mengisahkan bahwa

sebenarnya warga lebih mudah untuk mempekerjakan anaknya dibanding

menyekolahkan mereka. Dilihat dari kaca mata pendidikan, rata-rata

kualitas sumber daya manusia warga Gantong masa itu masih rendah oleh

karena minimnya institusi pendidikan yang ada.

Di Gantong, hanya terdapat dua sekolah. SD PN Timah hanya

dapat diakses kelompok minoritas yang memiliki jabatan dan ekonomi

tinggi. Dan hanya satu sekolah untuk warga tidak berpunya, sekolah

miskin bernama SD Muhammadiyah.

Pemerintah sebagai wujud peran politik penguasa melalui

perangkat desa ikut berperan mendorong tetap terlaksananya pendidikan.

Akan tetapi di lain sisi keberadaan penguasa, Pengawas Sekolah dari

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Selatan malah kurang

kooperatif. Mereka mengeluarkan surat peringatan akan dilakukannya

penutupan.

Akan tetapi, semua kendala di atas dapat diatasi dengan agama

memegang ajaran agama. Dilihat dari tahun didirikannya, SD yang berdiri

tahun 1929 ini, tidaklah muda. Ia menjadi sekolah pertama di Belitong,

yang mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam, bahkan di Sumatera Utara. Misi

sekolah adalah menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang

mungkar.108

Selain itu, agama juga menjadi motivasi bagi orang tua anggota

Laskar Pelangi untuk menyekolahkan anak-anaknya di SD

Muhammadiyah. Anak-anak mereka dianggap memiliki karakter mudah di

sesatkan oleh iblis sehingga sejak usia muda harus mendapat pendadaran

Islam yang tangguh.109

Di Gantong Belitong, perbedaan suku dan ras besar (Melayu dan

Tionghoa) tidak menimbulkan permasalahan. Seolah mereka telah sepakat

108Andrea Hirata, Op.Cit., hlm. 23. 109Ibid., hlm. 4.

Page 59: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

46

bahwa yang perlu diperjuangkan adalah kemiskinan yang berakibat pada

sulitnya akses pendidikan.

Film Laskar Pelangi mendapat sambutan dan apresiasi positif

dari masyarakat, baik tingkat nasional maupun internasional kancah

internasional.

Adapun apabila dilihat dari masa Laskar Pelangi diproduksi

menjadi novel dan film, keduanya memiliki sedikit perbedaan latar

belakang sosial . Selisih waktu antara setting sosial tahun 1970-an hingga

tahun 2005 (ketika novel diluncurkan), secara otomatis memiliki

perbedaan setting dan problem sosial di negeri ini.

Novel Laskar Pelangi hadir tepat ketika bangsa Indonesia sedang

mencari pahlawan oleh karena banyaknya problem struktural. Bangsa ini

sedang mencari inspirator. Krisis keteladanan telah melanda. Pasalnya,

orang atau tokoh yang selama ini dikagumi oleh masyarakat, akan tetapi

ternyata juga terbukti mencuri uang rakyat. Hal inilah, yang menurut

Andrea Hirata, menjadikan Laskar Pelangi meraup sukses dan diapresiasi

masyarakat.

Jadi, pembaca menemukan tokoh-tokoh ideal dalam cerita, dalam

hal ini novel Laskar Pelangi. Mereka jatuh hati untuk menjadikan teladan

atau inspirasi yang kemudian menumbuhkan semangat hidup. Laskar

Pelangi memberikan alternatif sikap untuk menghadapi problem

kehidupan yang muncul.

Laskar Pelangi dibuat apa adanya. Tokoh dan fakta sosial juga

pernah berjalan dalam kehidupan nyata di Belitong. Ia memberikan

teladan dalam memaknai persahabatan (terutama anak-anak), arti

ketulusan mengabdi dari perspektif guru seperti Harfan dan Muslimah,

sekat kemasyarakatan di Belitong yang dibangun oleh kekuatan modal dan

kekuasaan ekonomi, serta problem sosial anak-anak yang dengan spirit

masing-masing memaknai kebutuhannya akan sekolah (pendidikan). Di

dalamnya juga tersirat cara menyikapi persoalan hidup dengan semangat

Page 60: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

47

optimisme hidup, tanggung jawab, atau kenakalan yang beraksentuasi

pada kreativitas.

Pengarang menuturkannya secara tidak menggurui. Laskar

Pelangi membuktikan bahwa sekat dan permasalahan sosial dapat

dikalahkan oleh semangat hidup. Novel menemukan muara alamiah pada

pesan tentang keteladanan dan aktualisasinya. Oleh karenanya, pesan

realitas dalam novel dapat menjadi referensi hidup. Ia terbukti mampu

menjadi inpsirasi orang untuk berbuat lebih baik.110

Novel Laskar Pelangi diburu oleh masyarakat, terutama setelah

pengarangnya, Andrea Hirata diundang sebagai nara sumber dalam acara

Kick Andy di Metro TV.

Pada awalnya, sebenarnya pengarang (Andrea Hirata) dan

sebagian pembaca novelnya tidak menyetujui Laskar pelangi difilmkan.

Hal ini tidak lepas dari tren novel best seller diadaptasi menjadi film, akan

tetapi memunculkan banyak kekecewaan. Pasalnya, gambar bergerak

(media audio visual) tidak mampu menyampaikan isi pesan novel secara

utuh dari.

Latar belakang yang kemudian menyebabkan Laskar Pelangi

diadaptasi ke dalam film adalah kondisi masyarakat yang belum sadar

akan budaya baca. Sehingga, pesan positif yang ada dalam novel baru

terbatas diakses hanya mereka yang memiliki sadar pentingnya aktivitas

membaca. Perbandingan pembaca dan pemirsa televisi berbeda jauh,

sehingga film dipandang perlu untuk diproduksi dalam bentuk film.

Akhirnya, Andrea Hirata memberikan persetujuan, novel

difilmkan. Ia memberikan syarat; Riri Riza sebagai sutradaranya. Menurut

Andrea, film dan buku memiliki aspek estetika dan dimensi-dimensi

apresiasi yang tidak sama.

Andrea menyatakan lebih banyak masyarakat yang dapat

mengakses film melalui televisi. Ia berharap nilai edukatif dalam Laskar

110http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/09/26/32427/Dunia-Laskar-Pelangi-

yang-Mewakili. Diakses 18 Mei 2010 pukul 13:00 WIB.

Page 61: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

48

Pelangi dapat diakses khalayak luas.111 Pesan yang terkandung dalam

kisah Laskar Pelangi adalah mengenai simpati pada pendidikan marjinal,

kepedulian akan kesenjangan sosial, dan apresiasi pada para guru. Melalui

film, pesan positif tersebut memiliki kesempatan untuk menggapai

apresiasi publik pada spektrum yang lebih luas. Hal ini sebagai wujud

komitmen pada misi perbaikan.

b. Narasi Film Laskar Pelangi

Narasi film Laskar Pelangi merupakan gambaran setiap adegan

cerita yang ada dalam film tersebut. Narasi film ini merupakan transliterasi

dari kaset CD film Laskar Pelangi sebagai sumber primer dalam penelitian

ini.

Film Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Films bekerjasama

Mizan Production Jakarta pada tahun 2008. Selaku manajer produksi film

adalah Mira Lesmana dan Riri Riza sebagai sutradara.

Film dinarasikan dalam bentuk teks tanpa mengabaikan alur

cerita. Alur cerita; perkenalan, permasalahan, perumitan, klimaks dan

penyelesaian, tersaji secara utuh dan runtut.

Adapun narasi yang disusun dalam episode-episode dari Film

Laskar Pelangi adalah sebagai berikut:

Episode 1:

Ikal sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya,

Gantong Belitong. Dari balik kaca pada bus yang ditumpangi, Ikal melihat

pemandangan sekitar. Kemudian ia terkenang pendidikan masa kecilnya di

sekolah tingkat dasar. Belitong, pada 1974, sangat jaya oleh adanya

kekayaan alam berupa timah. Gambar-gambar tidak bergerak, terlihat

lawas, yang berisi aktivitas perusahaan timah masa itu ditampilkan sambil

diiringi suara tokoh utama, Ikal yang bercerita.

111http://www.indosiar.com/ragam/63089/laskar-pelangi-menuju-layar-lebar. Diakses 18 Mei

2010 pukul 13:00 WIB.

Page 62: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

49

“Gambar-gambar ini adalah salah satu bukti bahwa Belitong

adalah pulau terkaya di Indonesia dengan urat timah melimpah ruah

menggoda bangsa lain untuk mengurasnya. Setelah merdeka, rakyat

Belitong pun belum bisa menikmati kekayaan alam tersebut karena

tembok-tembok birokrasi yang mengotak-kotakkan kesempatan dan

harapan. Namun tembok tak bisa mematahkan semangat kami,” begitu

suaranya terdengar menjelaskan gambar.

Gambar sepatu kumal di sebuah lantai.

“Jadi kau minta ijin untuk ngantar Ikal?” kata Ibu Ikal sembari

memasak.

“Jadi, aku ijin setengah hari,” jawab Ayah Ikal sambil berdandan

di depan cermin.

Kakak-kakak Ikal meledek Ikal karena sepatu yang dipakainya

lebih cocok untuk dikenakan anak perempuan.

“Heh heh heh.. kau ini, kakaknya bisanya ngacau saja. Kal

pakailah itu dulu, nanti kalau ada rezeki, umak beli lagi yang lebih bagus,”

kata Ibu Ikal memarahi kakak-kakaknya agar Ikal tenang.

“Aku pergi dulu.” kata Ayah Ikal menuju sepeda.

“Sampaikan salamku buat Pak Harfan,” kata Ibu Ikal.

“Kemana kau? nganter anak ke sekolah miring itu. Yang pasti,

dari sekolah miring itu apa yang akan kau dapatkan. Percuma kuliah

akhirnya jadi kuli jua,” komentar para pekerja yang sedang melihat Ikal

dan ayahnya melintas di depan perusahaan.

Back sound yang mewakili tokoh Ikal. “Pagi itu angka sepuluh

menjadi angka keramat bagi semua orang.”

Muslimah pamit dengan salam kepada ibunya. Ia berangkat

mengajar. Muslimah menuju sekolah dengan naik sepeda. Ia berpapasan

dengan seorang anak di jalan depan sekolah.

“Siapa nama kau nak?” kata Muslimah dengan memegang

sepedanya.

“Aku Lintang dari Tanjung Kelimpang.” jawab Lintang.

Page 63: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

50

“Sejauh ini kau naik kereta angin sendiri?” kembali Muslimah

bertanya seolah heran dengan semangat Lintang.

Sambil menyerahkan surat kepada Muslimah Hafsari Hamid atau

Bu Mus, Lintang berkata, “Ayahku harus ke laut, jadi ndak bisa datang.”

Episode 2:

Sesampai di sekolah, Muslimah mengucapkan salam kepada

kepala sekolah SD Muhammadiyah, Harfan Effendy Noor atau Pak

Harfan, begitu ia dipanggil.

“Aku yakin kita akan mendapatkan sepuluh murid hari ini.” kata

Muslimah kepada Harfan dengan nada optimis dengan sorot mata tertuju

Lintang.

“Angka sepuluh menjadi angka penting, tidak saja buat dua

orang guru luar biasa, Pak Harfan dan Bu Muslimah. Tapi juga kami, anak

miskin bisa sekolah dengan murah di salah satu pulau terkaya di

Indonesia. Hari ini juga ditentukan, anak-anak akan mendapatkan

pendidikan atau langsung menjadi kuli-kuli kopra atau buruh di PN

Timah. Sementara di balik tembok itu kami tahu SD PN Timah dipenuhi

dengan murid baru.” back sound menghantarkan cerita dengan diiringi

suasana tegang penantian murid baru. Di ruang kelas siswa-siswi baru SD

Muhammadiyah dan orang tua yang mengantarkannya tegang menunggu

dimulainya prosesi penerimaan. Sementara Muslimah cemas di luar kelas

menunggu entah siapa. Pasalnya, baru sembilan anak yang masuk.

Sedangkan di SD PN sudah dipenuhi siswa baru dan prosesi penerimaan

berjalan tanpa hambatan.

“Kita tunggu sampai pukul sebelas, ya Mus.” kata Harfan kepada

Muslimah.

Di dalam kelas semua sudah gerah menunggu acara dimulai.

“Bagi kami sepuluh orang atau tidak sama sekali, demikian surat

peringatan dari pemerintah pusat.” back sound menghantarkan cerita.

Page 64: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

51

“Sudah lewat pukul sebelas Mus, kita harus beritahu orang-rang

tua itu dan anak-anak.” kata Harfan.

“Apalah arti sepuluh atau sembilan. Kita tetap bisa mengajar

mereka kan pak!?” kata Muslimah kesal.

“Iya, tapi kau pasti tahulah apa artinya ini…” respon Harfan.

Akhirnya, dengan terpaksa Harfan mengucapkan salam untuk

memberi sambutan. Sementara, di luar kelas, Muslimah masih nampak

cemas menanti entah siapa anak yang akan datang.

"Syukur alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah SWT, karena

kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu di sini adalah untuk menyelamatkan

pendidikan di SD Islam tertua di tanah Belitong ini, sekolah dengan dasar

budi pekerti demi tegaknya akhlakul karimah, akhlak yang baik. Namun

demikian, kalau kita tidak bisa memperoleh sepuluh orang murid baru,

maka kita tidak bisa membuka kelas baru. Sebaiknya semua ini kita terima

dengan hati yang ikhlas.”

“Tunggu lah dulu pak. Biar aku cari seorang lagi ya.” serobot

Muslimah memotong sambutan Harfan. Muslimah kemudian

meninggalkan ruang kelas.

“Mus, Maaf, sebentar... Muslimah!!” ijin Harfan kepada wali

murid. Ia mengejar Muslimah yang lari mencari tambahan satu murid.

“Semestinya, ini hari pertama aku jadi guru pak. Masak murid-

muridnya langsung ndak ada.” kata Muslimah sambil lari menuju sepeda.

Dari kejauhan suara seorang anak terdengar. Ia bersama ibunya

sedang menuju sekolah. Salah satu siswa dari dalam kelas lari

menyambutnya.

“Harun, Haruun.....” teriak Bu Mus sambil tersenyum gembira.

Harun berlari menuju gedung sekolah diiringi oleh back sound

menceritakan, “Seorang anak yang sangat istimewa telah menyelamatkan

kami dan menghadiahkan senyum bahagia bagi di wajah Bu Mus. Dan

senyum-senyum itu akan berganti-ganti dengan banyak hal. Menemani

Page 65: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

52

tahun-tahun kami ke depan. Tahun-tahun yang tidak akan pernah bisa

terlupakan.”

Episode 3:

Di depan gedung sekolah, sambil menaruh sepedanya, Muslimah

heran karena ia hanya melihat Bakri yang sedang memeriksa jam

tangannya. Suasana sekolah sepi tanpa tanda ada seorang anak pun.

“Bakri.. di mana anak-anak,” tanya Bu Mus kepada Bakri sambil

mencari sedang di mana murid-muridnya.

“Ayo masuk kelas!!” kata Muslimah kala menemukan murid-

muridnya yang sedang asik bermain-main di padang rumput dekat sekolah.

Padahal, mereka seharusnya sudah masuk dalam kelas untuk mengikuti

kegiatan belajar mengajar.

Muslimah menuju kerumunan anak-anak sambil memanggil

dengan lantang “Kucai, Kucai sini kau.”

Kucai berlari menuju tempat berdiri Muslimah.

“Kucai, kau itu ketua kelas. Tugas kau itu, ngebantu ibu ngebuat

kawan-kawan kau masuk kelas.” kata Muslimah memeringatkannya.

“Bunda guru. Ibu itu harus tau, kelakuan anak-anak kuli itu

kayak setan semua. Aku ndak enak lagi ngurus begitu. Mulai sekarang aku

nak berhenti jadi ketua kelas,” kata Kucai.

Dari jarak tidak jauh, Harfan datang.

“Hai anak-anak, siapa yang mau mendengarkan cerita Nabi Nuh

yang membuat perahu kayu terbesar yang pernah dibuat oleh manusia.”

katanya dengan suara lantang karena dari jarak yang jauh.

Murid-murid yang sedang bermain di tanah lapang mendadak

berhamburan lari menuju kelas.

Sementara Muslimah berkata kepada Kucai “Kucai, menjadi

seorang pemimpin itu adalah tugas yang mulia.”

Page 66: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

53

Sahara yang sedang berlari menuju kelas, menghampiri Kucai

dan berpesan, “Hai Kucai, Alqur'an mengingatkan bahwa kepemimpinan

seorang itu akan dipertanggungjawabkan kelak di akherat,”

“Mereka yang ingkar, telah diingatkan bahwa air bah akan

datang. Namun kesombongan telah membutakan mata dan menulikan

telinga mereka. Dan akhirnya, mereka musnah dilamun ombak,” kata

Harfan menjelaskan kepada anak-anak di dalam kelas.

“Makanya bila kau tak rajin shalat pandai-pandailah kau

berenang. Tak ada gunanya otot gedemu itu bila tak pandai berenang.”

bisik Ikal kepada Arai.

“Wudlu yang benar biar tertib urutannya,” kata Harfan yang

sedang memerhatikan murid-murid berwudlu. Shalat jama'ah berjalan

dengan Harfan sebagai imamnya.

Muslimah mengucapkan “Pancasila” dengan ditirukan oleh

murid-murid mengikutinya secara bersamaan mengiringi adegan gambar

perjalanan Lintang yang bersepeda menuju dan pulang sekolah. Sekali

kayuh jarak yang harus ditempuhnya adalah 40 kilometer. Tak jarang

buaya menghadang perjalanannya. Selain itu, ditampilkan pula papan

bertuliskan “dilarang masuk buat orang jang tida puja hak”.

Episode 4:

Anak-anak Laskar Pelangi bersama Muslimah membersihkan

ruangan kelas yang dipenuhi oleh air bah. Atapnya bocor sehingga air

hujan masuk ke ruang kelas. Mereka juga mengusir tiga kambing dari

dalamnya.

Harfan datang mendekati Muslimah kemudian menyarankan,

“Mus, kau ajak anak-anak itu belajar di luar kelas saja, ya?”

“Biar kita bersihkan bersama-sama.” pinta Muslimah.

“Pergilah... nanti Bakri bisa bantu aku…. pergilah, ya?” kata

Harfan membujuk Muslimah agar mengikuti permintaannya.

Page 67: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

54

Muslimah membawa murid-murid belajar di luar kelas.

Sementara, Harfan membersihkan ruang kelas, dan menutup lobang

dindingnya dengan gambar poster Rhoma Irama. Ia juga mengeringkan

kapur tulis basah di bawah terik matahari. Selain itu, beberapa warga juga

ikut memperbaiki gedung sekolah yang hampir roboh.

Anak-anak bermain di padang rumput kemudian ke bebatuan di

pantai. Mereka memandangi keindahan pelangi.

“Pelangi itu, terbentuk dari cahaya yang menjaga langit pas

matahari menarik titik-titk air hujan yang datang. Hasilnya muncullah

tujuh sinar, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Mejikuhibingu,”

kata Lintang menjelaskan kepada teman-temannya.

“Laskar Pelangi ayo kita pulang,” kata Bu Mus dari balik

bebatuan mengingat suasana hampir petang.

“Iya bu,” jawab murid-murid serentak.

Episode 5:

Di pelataran sekolah, sambil memperbaiki bangku, Harfan

bercakap-cakap dengan penyumbang dana sekolah, Zulkarnaen.

“Aku khawatir melihat kau ini, Har. Sudah lima tahun aku

melihat kalian mempertahankan sekolah ini. Aku paling-paling cuma bisa

bantu-bantu...” kata Zulkarnaen.

“Zul, kau sebenarnya sudah membantu kita lebih dari itu. jangan

khawatirlah. Aku, Bakri, Muslimah, masih tetap bisa bertahan bersama

kesepuluh murid-murid karunia Allah itu,” komentar Harfan.

“Tapi mereka kan sudah kelas lima, tahun depan mereka kelas

enam, di bawah mereka ndak ada lagi, dan kalian kan cuma bertiga

mengajar. Aku tak paham bagaimana cara kalian mempertahankan sekolah

ini; bianyanya? gajinya?” sangkal Zulkarnaen.

“Zul... sekolah adalah sekolah dimana pendidikan agama,

pendidikan budi pekerti bukan sekedar pelengkap kurikulum. Kecerdasan

Page 68: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

55

bukan sekedar dilihat dari nilai, dari angka-angka itu, bukan! Tapi dari

hati, Zul,” kata Harfan menjelaskan dengan nada serius.

“Lihat diri kau Zul. Dari mana kau dapatkan rasa kepedulian itu.

Orang, biasanya ni, kalau sudah terlalu nyaman, punya kekuasaan suka

lupa diri. Maunya tambah kekuasaan, tambah kekayaan dengan

menghalalkan segala cara. Kalau perlu seluruh kekayaan negeri ini untuk

keluarganya saja tu. Tapi kau Zul… nggak! Karena kau hasil didikan

sekolah serupa… di Jogja. Jadi, sekolah ini ndak boleh ditutup,”

tambahnya.

“Baiklah, kalau begitu aku akan coba terus membantu...

semampuku,” jawab Zulkarnaen.

“Si Widi besok akan datang membawa beras. Insyaallah bisa

cukup untuk dua bulan,” tambahnya sambil berpamitan.

Episode 6:

Muslimah membuka kelas dengan salam.

Sementara di SD PN Timah, Pak Mahmud mengawali pelajaran

dengan menjelaskan kepada murid-muridnya, ”Dalam pelajaran berhitung

pagi ini, bapak akan mengajar kalian bagaimana cara menggunakan

kalkulator. Masing-masing dari kalian akan mendapatkan satu buah

kalkulator. Flow, kamu bantu bapak membagikan kalkulator kepada

kawan-kawanmu ya!”.

Muslimah melanjutkan pengantarnya, “Sekarang kita akan

belajar berhitung. Ayo keluarkan lidi-lidimu. Ibu akan membacakan soal.

Dua belas ditambah empat kali min lima sama dengan (12+4x-5=)... Ayo

dihitung sekarang!”.

“Minus 80,” jawab Lintang.

“Bagus sekali anak pesisir. Betul, betul sekali,” puji Bus

Muslimah untuk Lintang.

Sahara bermain dengan Harun di depan kelas.

Page 69: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

56

“Run, Run, jadi anak kucing kau tu ada anak tiga, bilangannya

tiga lahirnya juga ditanggal tiga, run ya.” tanya Sahara kepada Harun.

Harun menjawab dengan isyarat jari tangannya.

“Pintar sekarang kau Run, ya.” komentar Sahara atas jawaban

Harun.

Episode 7:

Di jalan Muslimah bertemu dengan Pak Mahmud. Keduanya

sedang menuju sekolah masing-masing.

“Kenapa kau tolak mengajar di SD PN Mus? Ape yang kau cari

dari sekolah yang hampir roboh itu. Anak-anak yang ndak jelas. Tak cerah

masa depannya. Tawaran itu masih ada Mus. Aku bisa bicara dengan...”

kata Mahmud.

“Maaf Pak Mahmud. Murid-muridku yang rajin menungguku

dalam kelas,” kata Muslimah memotong percakapan.

Sesampai di sekolah. Muslimah mengajar peta Belitong.

“Lenggang, di mana Harun, Lenggang, Harun,” tanya Muslimah.

Harun menuju papan tulis tempat peta ditempelkan. Ia kemudian

menunjukkan posisi Lenggang di dalam peta tersebut.

“Iya betul, pandai kau Harun,” puji Muslimah atas jawaban

Harun.

Agar radionya dapat kembali berbunyi, Mahar mengeringkan

batu-batu di atap rumahnya.

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, Bakri pamit kepada

Harfan dan Muslimah.

“Ndak ada yang bisa kita lakukan lagi Mus. Surat dari pengawas

sekolah Sumsel dengan jelas mengatakan untuk ulangan minggu depan

kita harus bergabung dengan SD PN… Mus, mestinya kau jangan merasa

terbebani hanya karena ayah kau ada dalam foto itu bersamaku. Sudah dua

bulan ya gaji kau dan Bakri tertunda. Mus, kau tu masih muda, cantik

pula. Kenapa tu kau tolak lamaran anak Haji Mahdun. Lah jadi istri

Page 70: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

57

saudagar kau di Jawa.” kata Harfan mengawali percakapan dengan

Muslimah di ruang guru.

Muslimah merespon pernyataan itu dengan berkata, “Kalau nak

meninggalkan bapak berdua saja dengan Bakri. Mimpi aku ini bukan jadi

istri saudagar. Mimpi aku jadi guru. Dan bapak adalah orang yang

langsung percaya bahwa aku bisa jadi guru. Sudah lima tahun ini kita

menghadapi macam-macam masalah pak. Tapi kita tetap bertahan kan pak.

Soal uang, aku dapat dari menjahit, pak.”

“Alhamdulillah,” respon Harfan.

Muslimah memberitahukan kepada murid-murid mengenai

keputusan tempat dilaksanakannya ujian. Murid-murid langsung

merespon.

“Ndak begitu bu, biasanya kita kan ulangan di sini,” protes Ikal.

“Pake sandal ketubruk gini bu, apalah kata-kata anak-anak SD

PN,” kata Kucai memprotes keputusan itu sambil mengangkat sendal

seolah menunjukkan kelusuhannya

Setibanya di hari pelaksanaan ujian, murid-murid SD PN

mengomentari penampilan murid-murid SD Muhammadiyah yang tanpa

seragam dan hanya beralas sendal.

“Kok mereka ulangannya pake sendal ya.” kata seorang siswi

kepada temannya.

Pengawas ujian juga meremehkan Harun karena bukannya

menjawab soal akan tetapi malah menggambar kucing pada kertas lembar

jawaban.

“Malah menggambar kucing, anak itu,” kata seorang pengawas

sambil tertawa menunjukkan lembar jawaban Harun kepada pengawas

lain.

Sekembalinya di SD Muhammadiyah, Muslimah

mengungkapkan ketidaksukaannya atas sikap pengawas kepada Harfan.

Page 71: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

58

“Ndak usah terlalu kau fikirkan Mus. Kau siapkan rapot anak-

anak itu lalu biarkan mereka berlibur. Kau pun perlu pergi berlibur kan,”

kata Harfan meredam emosi Muslimah.

“Si Harun akan kau buatkan rapot khusus lagi kan?” tanya

Harfan.

“Iya pak.” jawab Bu Mus.

Di musim libur, anak-anak Laskar Pelangi ikut bekerja. Lintang

di pantai dan yang lain di pasar membantu masing-masing orang tuanya.

Terkadang ikut menjadi buruh atau melaut. Sementara anak-anak SD PN

main separu roda.

Percakapan terjadi antara Flow dan anak-anak Laskar Pelangi,

meski terhijab pagar kawat berduri. Mereka bercakap-cakap mengenai

suku Asmat. Flow juga mengasihkan majalah yang berisi catatan tentang

itu kepada anak Laskar Pelangi.

“Kau punya banyak majalah macam ini,” tanya Mahar.

“Aku punya banyak…. Ambillah ini,” kata Flow sembari

tangannya mengulurkan majalah kepada anak-anak Laskar Pelangi.

Satpam komplek perumahan karyawan PN Timah kemudian

mengusir mereka dari kawasan tersebut.

“Pergi, pergi!!” kata Satpam mengusir Ikal dan kawan-

kawannya.

Semua pergi. Masa libur hampir habis, Lintang belajar di tengah

petang dengan lampu teplok.

Episode 8:

Di bawah pohon depan sekolah, Harfan menceritakan kisah

Perang Badar kepada murid-murid.

“313 tentara Islam itu mengalahkan ribuan tetara Quraisy

bersenjata lengkap. Anak-anakku, kekuatan itu dibentuk oleh iman, bukan

jumlah tentara. Jadi ingatlah anak-anakku teguhkan pendirianmu, kalian

harus punya ketekunan, harus punya keinginan yang kuat untuk mencapai

Page 72: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

59

cita-cita. Kalian harus punya keberanian dan pantang menyerah

menghadapai tantangan macam apapun. Dan ingat, hiduplah untuk

memberi sebanyak-banyaknya bukan untuk menerima sebanyak-

banyaknya.” kata Harfan memberikan pelajaran kepada murid-murid.

“Cukup untuk hari ini ya?” kata Harfan menutup pelajaran.

Kapur sudah habis. Muslimah menyuruh Ikal untuk membeli

kapur tulis di Toko Sinar Harapan.

“Sialnya kita.. beli kapur saja jauhnya minta ampun, sampai

harus ke Manggar,” keluh Ikal kepada temannya, Kucai, yang sedang

memboceng.

Bakri menghadap kepada Harfan untuk membicarakan sesuatu.

“Aku dapat tawaran mengajar dari SD 1 Bangka,” ungkap Bakri

kepada Harfan dan Muslimah di ruang guru.

“Jadi kau tega tinggalkan Muhammadiyah. Bakri, tugas kita

memanglah berat. Murid kita tu sedikit, tapi kita punya kewajiban untuk

memberikan pengajaran pada anak-anak yang tidak mampu ini,” kata

Muslimah.

Bakri berkomentar, “Mus, orang-orang udah ndak ada lagi yang

mau menyekolahkan anaknya di sini. Mereka pikir lebih baik anaknya jadi

kuli untuk menafkahi keluarganya.”

“Tapi ini satu-satunya sekolah Islam yang ada di Belitong,” kata

Muslimah menegaskan.

Bakri membantah, “Pernah kau berpikir kenapa cuma satu-

satunya Mus..haa? Karena ndak ada yang peduli lagi Mus. Sudah lima

tahun sekolah ini ndak bisa membuka kelas baru karena apa Mus? Ndak

ada murid. Apa lagi yang bisa dibanggakan Mus, selain namanya itu SD

Muhammadiyah. Apa prestasi sekolah ini Mus.”

“Bakri… ndak mungkinlah, Mus mengajar semua mata pelajaran

itu sendirian. Sebentar lagi anak-anak itu kelas enam. Setidaknya apa kau

tidak ingin tinggal dan mendampingi mereka hingga lulus. Tunggulah

sebentar lagi,” pinta Harfan kepada Bakri.

Page 73: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

60

“Yaah... Tapi tawaran dari SD Bangka juga tidak bisa menunggu

pak,” kata Bakri menegaskan sikapnya.

Air mata Muslimah menetes. Ia kemudian lari meninggalkan

ruangan menuju jalan menuju rumah.

“Mus, Mus... Muslimah jangan marah, sabarlah dulu!” kata

Harfan sambil mengejar Muslimah.

Sambil menangis dengan memegangi sepedanya, Muslimah

mengatakan, “Ndak pak. Aku ndak marah. Aku ngerasa ada benarnya, apa

yang disebut Bakri. Tak da orang yang peduli dengan sekolah kita, pak.

Semua orang tak percaya bahwa anak-anak miskin pun punya hak untuk

belajar.”

“Iya… yang penting kita. Kita ndak boleh putus asa. Tugas kita

adalah meyakini anak-anak ini bahwa mereka harus berani punya cita-

cita,” kata Harfan menyemangati Muslimah.

“Iya. Iya, kita berdua harus bekerja lebih keras lagi, pak. Biar

orang-orang percaya bahwa sekolah ini ada dan pantas untuk

dipertahankan. Kita berdua harus bekerja lebih keras lagi,,, lebih keras

lagi,” kata Muslimah optimis sambil menganggukkan kepala.

Sementara itu, di Toko Sinar Harapan, Ikal berseri-seri lantaran

menyaksikan tangan A Ling yang sedang mengulurkan sekotak kapur

tulis.

Di padang rumput, setelah mendengarkan musik lokal, Mahar

berkata kepada Lintang dan Ikal.

“Boy, boy,,, selain musik barat, musik melayu juga mantab,

boy,” kata Mahar sambil menabuh salah satu jenis alat musik.

“Ah percuma kau, lagi keracunan kuku,” komentar Lintang.

Ikal berkata, “Aku melihat sesuatu yang lebih indah dari pada

musikmu Har, kuku-kuku paling indah yang ada di sinar harapan,”

“Ke mana pikiran kau ini Kal, Kal. Jatuh cinta kau boy, boy.

Ndak perlu berpikir dalam cinta. Yang ada hanya keindahan, bunga-bunga

Page 74: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

61

bermekaran,” kata Mahar menyimpulkan kemudian melanjutkan

nyanyian-nyanyiannya.

Episode 9:

Di pasar, Muslimah mampir di sebuah toko kain dan bertanya

kepada seorang pembeli.

“Bu Fatimah, kok belanja kain banyak sekali?” tanya Muslimah.

“Ooo,, seragam anak SD PN. Kan sebentar lagi perayaan 17-an.

Ada Lomba karnaval kan. Seragamnya dibuat baru lagi. Juara bertahan

harus tampil prima kan Mus,” kata Fatimah, seorang wali murid SD PN

yang sedang membelikan kain baru untuk persiapan anaknya ikut karnaval

17-an.

Karnaval tujuh belasan hampir dimulai.

Di kelas Muslimah bersama Harfan di depan murid-murid

mengumumkan, “Anak-anak, bapak dan ibu lah memutuskan tahun ini kita

akan ikut karnaval. Karena ibu melihat, kawan kita Mahar selalu dapat

nilai tinggi dalam mata pelajaran kesenian. Dia menjadi ketua kelompok

yang tugasnya adalah menentukan kesenian apa yang akan kita tampilkan

dalam karnaval. Apa kau setuju mahar?”

Mahar menyatakan siap.

“Yang lain setuju?” tanya Bu Mus.

Murid-murid menjawab secara serentak, “Setuju, setuju.”

“Mahar, bapak harus ingatkan kau, kite ndak ada dana,” pesan

Harfan kepada Mahar.

“Setuju. Serahkan saja pada Mahar dan alam,” kata Mahar

percaya diri.

Sementara, Ikal dengan semangat menyatakan siap untuk

menerima tugas membeli kapur ke Manggar supaya dapat bertemu dengan

A Ling yang selalu dipujanya. Ia juga meminta A Kiong untuk dapat

mempertemukannya dengan A Ling. Dan akhirnya mereka berdua pun

ketemuan di depan kelenteng.

Page 75: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

62

Sedangkan Mahar, waktunya dihabiskan mempersiapkan

karnaval dengan selalu mencari inspirasi dari radio dan bermain-main di

alam, baik di pohon atau di padang rumput. Sementara SD PN

mempersiapkan karnaval dengan latihan memainkan drum band.

“Ada yang tau di mana Mahar?” tanya Bu Mus kepada murid-

murid di kelas.

Tiba-tiba, dari luar kelas Mahar datang dan berkata, “Aku lah tau

apa yang harus kita tampilkan waktu karnaval.”

Karnaval dimulai dan SD PN menampilkan drum band.

Sementara peserta baru, SD Muhammadiyah menampilkan tarian

tradisional etnik dengan hanya perlengkapan daun dan sebuah alat musik

seperti kendang.

Murid-murid Lakar Pelangi memenangkan lomba karnaval.

Mereka merayakan itu dengan girang. Di pasar, Muslimah mendapatkan

pujian dari salah seorang warga dan akan memasukkan anaknya di SD

Muhammadiyah jika SD tersebut kembali menang dalam lomba cerdas

cermat.

Episode 10:

Flow pindah sekolah di SD Muhammadiyah. Ia suka dengan

tarian anggota Laskar Pelangi di karnaval.

“Ada sesuatu yang mistis dalam tarian-tarian itu,” kata Flow

memberikan alasan.

Muslimah mengungkapkan kekhawatirannya kepada Harfan.

“Kehadiran Flow merubah sikap anak-anak,” kata Muslimah.

“Jangan takut dulu lah Mus yang penting kau temani mereka,”

komentar Harfan.

Di kelas, Muslimah menegur murid-murid karena hasil ulangan

meraka menurun. “Mahar, Flow nilai ulangan kalian paling buruk. Apa

kalian tidak mau lulus ujian,” tanya Muslimah.

Page 76: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

63

Muslimah bertamu ke rumah pamannya, Harfan. Ia bersama Bu

Harfan membincang soal kesehatan suaminya, Harfan.

“Kau macam ndak kenal pak cik mu saja Mus, mana mau dia

pergi ke puskesmas,” ungkap Bu Harfan.

“Pil-nya harus dikurangi kali, mak cik,” kata Muslimah

menyarankan.

“Ahhh.. Dah sampai tumbuh daun rasanya bibirku bilang begitu,

malah dia banyak minum pil APC kalau batuk. Cuma da satu obat di

Belitung ini, APC. Macam dokter saja Mus,” katanya mengakhiri

perdebatan.

“Dia cuma perlu istirahat Mus. Kau sendiri bagaimana kabarnya

Mus, sudah ketemu jodoh?” tanya Bu Harfan mengalihkan pembicaraan.

Tanpa kata, Muslimah meresponnya dengan menggelengkan

kepala.

Lintang melihat ayahnya yang mengemasi barang-barang untuk

pergi melaut. Lintang bermaksud membantu ayahnya dengan ikut melaut.

“Kau jaga adik-adikmu,” pesan ayah Ikal.

”Aku nak ikut ayah melaut,” kata Lintang sambil menyuruh

adiknya masuk ke rumah.

“Mau ape kau!? esok kau sekolah,” kata Ayah Lintang dengan

tegas seolah melarang kemauan Lintang.

Di pelataran sekolah, murid-murid sedang membincang tentang

misi menemukan Tuk Bayan Tula.

“Aku dan Flow sepakat, kite harus ke pulau Lamun,” kata Mahar

mengawali pembicaraan.

“Kita harus menemui Tuk Bayan Tula,” kata Flow memperjelas

maksud Mahar.

“Gile pa?” tanya Kucai

“Tak ada jalan lain untuk kita nak lulus, hanya Tuk Bayan Tula

yang bisa membantu kite. Dia dukun sakti di Belitung. Harun saja pasti

bisa dibuatnya pinter olehnya. Kalian pasti lulus sekolah,” jelasnya.

Page 77: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

64

“Mahar, janganlah kau campurkan khayalan kau dengan kata

dusta,” kata Sahara.

“Aku ndak bohong,” bantah Mahar.

“Pulau lamun itu pulau kosong. Dari mana kau tahu kalau dia ada

di sana. Setahuku, tak ada orang yang tahu dia ada di mana?,” kata Kucai.

“Aku tahu. Aku punya petunjuk dan bukti-bukti bahwa dia ada di

sana. Lihat ini!” kata Flow menunjukkan sebuah kertas.

“Apakah kau tak pernah menyimak pelajaran aqidah setiap

Selasa. Terserah kalian, aku ndak ikut. Siapa yang ikut aku,” kata Sahara

meninggalkan kerumunan.

“Menyesal nanti kau Sahara,” kata Mahal kesal atas sikap

Sahara.

Selepas akhir salam dalam sebuah shalat, Mahar membujuk Ikal

yang kebetulan shalat di sebelahnya.

“Boy ikutlah! Mungkin Tuk Bayan Tula dapat membantu

persoalan kau, kau dan A Ling,” kata Mahar menjelaskan.

Malam harinya, mereka kemudian menuju gua untuk mencari

Tuk Bayan Tula.

“Tuk Bayan Tula ijinkan kami masuk,” kalimat itu berulang-

ulang diucapkan Mahar, Arai dan teman-teman lainnya yang sedang

mencari Tuk Bayan Tula di gua. Kemudian, terdengar suara auman

harimau.

Esok pagi di sekolah.

“Awas saja, kalau dia baca dulu pesan Tuk Bayan Tula, ku tinju

dia,” kata Arai mengancam Mahar yang tidak kunjung datang di pagi

harinya.

“Tenang lah saja Rai, perintah Bayan Tula terlalu jelas. Kita

harus membaca mantranya bersama, pagi ini. Kalau ada yang melanggar

Bayan Tula, akan menjadi kodok,” kata Kucai menenangkan.

Mahar datang menuju kerumunan teman-teman lainnya. Ia

berkata, “Aku berhasil boy,”.

Page 78: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

65

Murid-murid menggerombol membaca mantra dari Tuk Bayan

Tula yang dipegang Mahar. Secara bersama-sama mereka membaca

mantra itu, “Kalau nak pintar belajar kalau nak berhasil usaha,” kata

Mahar bersama teman-temannya yang sedang membaca mantra.

Anggota Laskar Pelangi yang termakan ide Mahar kecewa

sambil memaki Mahar sampai terjadi adu mulut.

“Ahhhh…” begitu respon mereka.

“Ku cekik kau Mahar,” kata Arai sambil mendorong badan

Mahar.

Ikal yang tidak jauh dari kerumunan tersebut, mendekat

kemudian menengahi perseteruan itu. Ia mengingatan, “Sudahlah!! Benar

pesan itu, kita lah yang bodoh, sampai ke dukun segala,”.

Di bawah pohon dekat gedung sekolah, Ikal menunjukkan sebuah

kotak kepada Lintang. Mereka hanya duduk berdua.

“Gambar apa ini Kal?” tanya Ikal.

“Ini gambar menara Eifel Kal, adanya di kota Paris Ibu kotanya

Prancis. Paris itu kotanya orang-orang pintar, orang-orang hebat, para ahli

seninam. Semua ada di sana. Katanya Paris juga kota tercantik di dunia.

Banyak orang bermimpi ke sana, Kal,” kata Lintang.

“Kotak ini dari A Ling. Apa Maksudnya,” kata Ikal.

Mahar menghampiri mereka berdua kemudian berucap,

“Maafkan aku, boy.”. Mahar beranjak dari duduknya dan menyanyikan

lirik, “ Mari menyusun, seroja buang seroja,”. Kemudian berhenti

menepuk pundak Ikal.

“Suara kau lebih sakti dari Tuk Bayan Tula,” komentar Ikal

memuji Mahar.

Episode 11:

Di kelas Ikal, Lintang dan Mahar melihat lemari yang hanya

berisi sebuah medali.

Page 79: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

66

“Dah lima tahun kite sekolah. Masak cuma itu satu-satunya

benda berharga kite. Kalau iye, pasti Bu Mus dan Pak Harfan kecewa

sekali,” kata Ikal kepada Lintang sambil memandangi medali.

Harfan datang. Ia berpesan, “Yang harus kalian ingat anak-

anakku. Jangan pernah menyerah. Hiduplah untuk memberi sebanyak-

banyaknya, dan bukan menerima sebanyak-banyak,”.

Tiba, waktunya pulang ke rumah. Muslimah mencari, Harfan

sedang di mana.

“Pak, ayo kite balik pak,” kata Bu Mus ketika menemukan

Harfan yang sedang berada di atas kursi dengan posisi kepala ditaruh di

atas meja. Ia seperti tertidur. Muslimah memanggil dan menepuk-nepuk

lengannya sambil berkata, “Pak… pak cik, pak cik,,” kata Muslimah kaget

karena Harfan tidak bergerak.

Ia menangis sambil berlari dari gedung sekolah menuju tempat

sepedanya disandarkan.

Harfan wafat. Rumahnya dipenuhi pelayat. Mmurid-murid dan

Mahmud jugi di sana.

Di sela-sela acara penghormatan terakhir untuk Harfan itu,

Mahmud mendekati Muslimah dan berkata, “Aku bernar-benar terkejut,

Mus. Aku, khawatir nak kau. Tapi sekarang, manalah mungkin kau sendiri

di situ,” katanya.

Sekolah seperti telah lumpuh paska ditinggal wafat Harfan.

Muslimah tidak ke sekolah. Hanya ada murid-murid di sekolah, tanpa ada

aktivitas yang jelas. Tidak ada pengumuman apakah sekolah ditutup atau

tidak.

Muslimah terlihat belum ikhlas dengan kepergian Harfan.

Aktivitas mengajar yang biasanya dijalaninya. Ia mengisi harinya di

rumah, mengenang Harfan. Ia menangis ketika melihat foto bergambar

Harfan yang berdiri bersama ayahnya.

Lintang mengisi waktunya dengan bercakap-cakap tanpa arah,

dengan temannya. Terkadang ia belajar berhitung bersama A Kiong.

Page 80: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

67

Di rumah, Ikal diajaknya untuk sesekali menghibur dirinya

dengan menonton bioskop.

“Kal, biar pun Harfan dah ndak ada. Dia ndak ingin membuatmu

murung seperti ini. Nanti malam kau ikut nonton ya!,” begitu kata Ayah

Ikal memberi saran. Ikal pun pergi ke bioskop.

Lintang tetap menjalani aktivitas seperti biasa menuju sekolah

dengan sepeda tuanya. Meskipun di sekolah tanpa ada kegiatan belajar

mengajar. Tidak ada murid-murid dan juga Bu Mus. Hanya ia dan Ikal.

Mereka kesepian dan resah.

“Mau kemana kau?” tanya Lintang kala melihat Ikal menuju

pintu untuk keluar dari ruangan.

“Apalagi kau Ntang? Bu Mus ndak ada, kawan-kawan mana?

Sekolah apa ini? Ndak ada guru ndak ada murid?” jawab Ikal kecewa.

Lintang merangkul tangan Ikal sambil mengajaknya menuju

suatu tempat.

“Ayo, ikut aku! Aku satu-satunya anak laki-laki paling tua dari

tiga anak perempuan di keluarga. Harusnya aku diajak melaut, biar dapat

ikan yang banyak. Tapi ia malah megirimku ke sini. Ingin aku mengejar

cita-cita nak tinggi. Dan di sekolah inilah kita mulai. Kita harus terus

sekolah!,” kata Lintang memberi penjelasan sambil jalan.

Ikal dan Lintang pergi ke rumah teman-temannya. Keduanya

menjemput dan membujuk agar mau belajar lagi ke sekolah.

“Har, Har, ke sekolah yuk!” pinta Ikal diikuti teman-temannya.

“Sekarang!?” tanya Mahar meyakinkan.

Setelah temannya mengiyakannya, Mahar beranjak dari

duduknya untuk kemudian berangkat ke sekolah.

Zulkarnaen melihat semangat anak-anak tersebut. Ia langsung

menuju rumah Muslimah.

“Aku minta maaf, kedatanganku yang tiba-tiba ni. Aku dengar

dari mak cik kau, dah lima hari kau tidak mengajar?” Kata Zulkarnaen

kepada Muslimah.

Page 81: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

68

Muslimah menganggukkan kepalanya dan berkata, “Iya pak.

Aku masih berkabung. Aku juga ngerase…”.

“Iya, iyelah iye,.. Mah, aku paham,” serobot Zulkarnaen.

“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Dari Dia, balik pula ke Dia.

Sudahlah, lupakan! Eh Mah, terakhir kali pak cik kau bicara bersama aku;.

Aku sudah bilang, hee,..Pak, apa ndak sebaiknya sekolah ini ditutup saja?

Hai Zul, sekolah Muhammadiyah ini ndak boleh ditutup. Karena ini satu-

satunya sekolah yang tidak mendekati segala sesuatunya dengan materi.

Nilai-nilai, masalah kecerdasan tidak diukur dengan angka-angka, tapi,

dengan hati. Kau dan pak cik kau udah membuktikan. Cobalah kau tengok

itu, murid-murid kau, luar biasa tu... luar biase,” puji Zulkarnaen.

Di kelas, Lintang menggantikan tugas yang seharusnya

dikerjakan oleh Bu Mus, yakni mengajar.

“Soekarno ditahan di penjara di Suka Miskin pada tanggal 29

Desember 1929, karena mendirikan Partai Nasional Indonesia dengan

tujuan Indonesia merdeka. Ruangannya sempit di kelilingi tembok-tembok

tebal yang suram. Tinggi, gelap dan berjeruji. Lebih buruk dari kelas kita

yang sering bocor. Tapi, di situlah beliau menjalani hukuman dan setiap

hari belajar, setiap waktu baca buku. Beliau adalah salah satu orang

tercerdas yang pernah dimiliki oleh bangsa ini. Sebenarnya untuk

mengingat nama tempat dan juga tanggal itu mudah sekali. Kita cukup

mencari hal-hal penting di sebuah peristiwa seperti Bu Mus dan Pak

Harfan yang sering lakukan,” kata Lintang menjelaskan.

“Tanggal 29 Desember 1929. Aah,,, aku ingat itu,” kata Arai.

“Penjara suka miskin namanya, kayak sekolah kita, tetapi kita

tetap suka, suka miskin,” celoteh Mahar berkelakar yang disambung

dengan tawa ria teman-teman sekelasnya.

Muslimah tiba-tiba muncul di pintu kelas.

“Bu Muus!?, Bu Muuuusss…,” kata Sahara sambil lari menuju

Muslimah berdiri.

Page 82: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

69

Sebuah kertas warna berisi tentang pengumuman pendaftaran

lomba cerdas cermat se-Kecamatan Gantong ditempel di papan

pengumunan sekolah-sekolah.

Di Kelas Muslimah dan murid-murid mempersiapkan lomba

cerdas cermat dengan melatih Lintang, Ikal dan Mahar.

“Siapakah yang mengetik naskah Proklamasi Indonesia?” tanya

Bu Mus.

“Sayuti Melik;” jawab Ikal yang duduk berdampingan dengan

Mahar dan Lintang.

“Tulang yang terpanjang pada tubuh manusia adalah?” tanya

Muslimah.

“Tulang paha,” suara Lintang menjawab

“Bilangan yang tidak bisa dibagi adalah?” tanya Muslimah.

“Bilangan prima,” jawab Ikal.

“Sebutkan pencipta lagu ”Indonesia Raya”?” tanya Muslimah.

“Wage Rudolf Supratman,” jawab Lintang

“Jawablah lagu apa ini? Kucai!..” perintah Muslimah.

Kucai kemudian bersiul dengan irama sebuah lagu nasionalis.

“Maju Tak Gentar,” jawab Mahar.

“Ciptaan?” tanya Muslimah.

“Simanjutak,” jawab Mahar

“Sebutkan ibu kota Irian Jaya?” tanya Muslimah.

“Jayapura,” jawab Lintang.

“Siapakah pengarang puisi berjudul “Aku”?” tanya Muslimah.

“Khairil Anwar,” jawab Mahar

“Hari Pendidikan Nasional pada tanggal?” tanya Muslimah.

“22 Mei,” jawab Ikal.

“Salah satu wakil Indonesia dalam perjanjian Meja Bundar

adalah?” tanya Muslimah.

“Mohammad Hatta,” jawab Sahara.

“Planet terjauh di tata surya?” tanya Muslimah.

Page 83: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

70

“Planet Pluto,” jawab Lintang

“Hewan yang memakan tumbuhan dan hewan lain disebut?”

tanya Muslimah.

“Omnifora,” jawab Ikal

“Sumber energi yang tidak mencemari lingkungan adalah?”

tanya Muslimah.

“Matahari,” jawab Ikal.

“Anak-anak, malam ini semua istirahat semua ya? Karena esok

kite…?” kata Muslimah

“Lomba cerdas cermat,” jawab anak-anak serentak.

Keesokan harinya. Di rumah, ayah Lintang sedang

mempersiapkan peralatan untuk melaut.

“Sedikit lagi nasi masak. Kau angkat ya!” kata Ayah Lintang

kepada Lintang.

“Ayah akan melaut lagi hari ini? sendirian!?” tanya Lintang

ketika melihat ayahnya mempersiapkan jaring.

“Aku tau angin sedang ndak bagus, Yah.” komentar Lintang

melihat ayahnya yang akan melaut.

“Lah… Istirahatlah kau dulu biar besok ndak telat. Ayah pergi

dulu ya.” kata ayah Lintang berpamitan.

Lintang melepas kepergian ayahnya menuju pantai.

Langit masih gelap karena matahari belum menampakkan

sinarnya. Lintang sendirian mengayuh sepedanya untuk mengikuti lomba

cerdas cermat.

Sementara di rumah, ayah Ikal tidak sabar melihat istrinya yang

sedang menggosok pakaian.

“Cepatlah sedikit. Telat nanti si Ikal,” kata Ayah Ikal.

“Tunggulah dulu. Lette-lette aku ngerendam pakaian ini

semalaman,” jawab Ibu Ikal sambil menyetrika pakaian Ikal.

Di jalan, Lintang menghentikan kayuhan sepedanya oleh sebab

buaya yang menghadang di tengah jalan. Sementara murid-murid lain

Page 84: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

71

sudah menunggu di SD Muhammadiyah. Setelah mereka sampai di lokasi

lomba di SD PN, mereka pun masih khawatir karena Lintang belum

nampak. Sementara peserta dari SD lain sudah siap di kursi perlombaan.

“Pak Zul juga sudah menunggu dia. Biar dia cepat datang

kemari,” kata Muslimah menenangkan Ikal.

Lima belas menit lagi lomba dimulai, namun Lintang belum juga

tampak di ruangan lomba. Lintang masih menunggu buaya pergi. Di SD

Muhammadiyah, Zulkarnaen juga masih menunggu.

“Uuuuh….!!!” kata Lintang gerah dengan ulah buaya yang

menghadang di tengah jalan.

Sementara di SD PN, acara hampir mulai. Suasana semakin

mencemaskan.

“Sahara kau siap-siap gantiken Lintang ya!” kata Muslimah

kepada Sahara yang duduk disebelahnya.

Seorang bernama Bodengga kemudian datang dan mengusir

buaya yang melintang di jalan Lintang menuju sekolah.

“Itu Lintang!!” teriak Sahara ketika melihat Lintang bersama

Zulkarnaen masuk ke ruang lomba.

“Buaya ya?” tanya Ikal memastikan penyebab keterlambatan

Lintang.

“Buaya dan Bodengga,” kata Lintang.

Lomba dimulai, soal-soal mulai dibacakan.

“Soal pertama, siapakah yang menemukan mesin uap?” tanya

pembaca soal.

“James Watt,” jawab Lintang tanpa memencet bel.

“James Watt,” jawab regu lain sambil memencet bel.

“Seratus regu A,” puji pembaca soal tanda benarnya jawaban.

“Kalau mau jawab dipencet dulu belnya, Ntang,” kata Ikal

memberikan pengertian.

“Kemanakah Soekarno dibawa oleh para pemuda?” tanya

pembaca soal.

Page 85: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

72

“Rengas Denglok,” jawab regu A.

“Seratus regu A,” puji pembaca soal.

“Sebutkan judul lagu ini dan siapa penciptanya?” tanya pembaca

soal.

Petugas datang, kemudian memainkan lagu dengan sebuah alat

musik.

Mahar memencet bel. Akan tetapi ketika fotografer memotretnya,

ia kemudian kehabisan kata-kata.

“Waktu habis, dan dilemparkan,” kata pembaca soal.

Regu B memencet bel. “Maju Tak Gentar, C Simanjutak,” jawab

kelompok B.

“Seratus untuk regu B,” kata pembaca soal membenarkan.

“Siapakah penulis roman Siti Nurbaya?” tanya pembaca soal.

“Marah Rusli,” jawab Ikal setelah memencet bel.

“Seratus untuk regu C,” kata pembaca soal membenarkan.

“Apakah nama planet dengan jumlah satelit terbanyak?” tanya

pembaca soal.

“Jupiter,” Regu A

“Seratus untuk regu A,” kata pembaca soal membenarkan.

“Sekarang berhitung” tanya pembaca soal.

“Ayo Lintang!!!” kata Sahara menyemangati.

“Sebuah segitiga siku-siku. Sisi sikunya 15 senimeter dan 20

senimeter. Berapa sentimeter sisi miring..?” tanya pembaca soal.

“25 sentimeter,” jawab Lintang dengan cepat.

“Seratus untuk regu C,” kata pembaca soal membenarkan.

“Pintar anak itu menjawabnya,” komentar salah satu penonton

kepada teman di sampingnya.

“Yang di pinggir itu otaknya encer kayak susu, belum tentu saja

nafasnya, kalau sudah, habis pasti soal dijawabnya,” komentar Arai

melihat tingkah Lintang.

Page 86: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

73

“Berapakah 17.000+24.268?” tanya pembaca soal melanjutkan

pertanyaan berikutnya.

“50.104,” jawab Lintang.

“Seratus untuk regu C,” kata pembaca soal membenarkan.

“12,5x64 dibagi akar 4+10?” tanya pembaca soal.

“110,” jawab Lintang.

“Seratus untuk regu C,” kata pembaca soal membenarkan.

“Sebutkan salah satu lagu ciptaan Kusmini?” tanya pembaca

soal.

“Padamu Negeri,” jawab Mahar.

“Seratus untuk regu C,” kata pembaca soal membenarkan.

Soal demi soal dibacakan dan bebagai jawaban terlontar.

Pembaca soal secara bergantian memberikan nilai 100 untuk kelompok A

dan C. Sementara, di papan skor menunjukkan regu A dan C memiliki

skor sama 1700, sedangkan kelompok B hanya 500.

“Soal terakhir kembali berhitung. Adi bersepeda ke sekolah

dengan kecepatan 15 km/jam jarak yang ia tempuh 37,5 km. Jika Adi

berangkat pukul 07;55 menit, pukul berapakah Adi tiba di sekolahnya?”

tanya pembaca soal.

Sejenak suasana hening oleh karena peserta sedang menghitung.

Tidak lama kemudian Lintang memencet bel dan menjawab, “Pukul 10

lewat 25 menit,”.

“Salah. Regu C dikurangi 100. Pertanyaan dilempar,” kata

pembaca soal. Tidak ada kelompok yang memencet bel ataupun

menjawab.

“Waktu habis. Yang benar pukul 10 lewat 5 menit,” kata

pembaca soal.

Dari kerumuhan penonton. Guru SD PN Timah, Mahmud

mengacungkan tangan. Ia menginterupsi juri dan pembaca soal.

“Sebentar, tunggu dulu. Hasil hitungan aku sama dengan anak

itu.” kata Mahmud menginterupsi.

Page 87: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

74

“Maksudmu ape?” tanya salah satu juri.

“Ya, menurutku hitungan anak itu benar,” komentar Mahmud.

“Kau meragukan kami? Lagi pula dari tadi aku melihat anak itu

ndak pernah menghitung,” tanya salah satu juri dan memberi alasan

kecurigaannya.

“Ini bukan masalah meragukan. Bapak-bapak dan ibu yang

terhormat, tapi hitungan anak itu benar. Bagaimana kalau kita hitung lagi

bersama!?” kata Pak Mahmud menyarankan.

“Tidak perlu. Untuk ape? Dari tadi aku sudah curiga, jangan-

jangan anak itu sudah tahu jawabannya,” kata juri.

Zulkarnaen mengacungkan tangannya. “Sebentar-sebentar.

Maksud ibu anak itu curang? Dengan apa? Mencuri soal!?” kata Pak Zul

mempertanyakan alasan.

“SD Muhammadiyah sangat terhormat. Dan ndak mungkin

curang,” kata Mahmud memberi alasan.

“Aku bisa menjelaskannya,” kata Lintang ingin

mempertanggungjawabkan sikapnya.

“Boleh saya bacakan soalnya?” tanya pembaca soal.

“Ndak usah, aku masih ingat soalnya,” kata Lintang

Lintang memandang Muslimah, kemudian menuliskan

penjelasan atas jawabannya di papan tulis yang disediakan oleh panitia.

“Maaf kami melakukan kesalahan, jawaban anak ini benar. Jadi

pemenangnya adalah dari SD Muhammadiyah.” kata juri melihat uraian

Lintang dan mengakhiri perlombaan.

“Hore!!!” begitu kata murid-murid yang menyaksikan.Mereka

menyambutnya dengan sorak tepuk tangan kemenangan.

Lintang pulang bersepeda dengan muka riang. Adiknya

menyambut di depan rumah.

“Bang, ayah belum balik,” kata adik Lintang.

Siang berganti malam. Dua piala menghiasi lemari SD

Muhammadiyah.

Page 88: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

75

Lintang tidak kunjung muncul di sekolah paska kemenangan itu.

Berhari-hari murid-murid belajar tanpa Lintang. Suasana sekolah berbeda

seolah terasa ada yang hilang.

Back sound bercerita, “Setelah hari bersejarah itu Lintang tidak

kunjung muncul di sekolah,”

Di rumah, Lintang memasak dan merawat adik-adiknya.

“Berhari-hari kami menanti sahabatku yang cerdas dan aku

kagumi itu. Tapi tak ada kabar berita,” lanjut back sound menjelaskan.

Di kelas Muslimah terdiam duduk di kursi guru menyaksikan

muridnya kurang satu. Arai belajar bersama Mahar dan teman lainnya.

Di bibir pantai, Lintang memandangi laut, seolah menanti

kemungkinan ayahnya kembali.

Di hari ke lima, Muslimah dan murid-murid berencana untuk

pergi menemuinya di Tangjung Kelimpang. Datang seorang laki-laki

dengan sepucuk surat.

Surat di terima Muslimah. Di depan teman-temannya, surat

dibacakan oleh Ikal.

“Surat Lintang sangat singkat. Ibunda guru, ayahku telah

meninggal. Nanti aku akan ke sekolah untuk mengucapkan salam

perpisahan terakhirku kepada ibu dan teman-teman. Salamku, Lintang.”

“Kami semua sadar, Lintang tidak punya peluang untuk

meneruskan sekolahnya. Seorang laki-laki tertua keluarga pesisir miskin

yang tidak memiliki ibu dan kini ditinggal ayahnya, haruslah menanggung

nafkah keluarganya. Ditanggung sepenuhnya oleh anak sekecil itu.” suara

diselingi gambar Ikal yang sedih dan bersandar di pundak Muslimah.

Lintang terdiam menyaksikan teman dan gurunya berkumpul di

depan sekolah.

“Kami harus melepas seorang jenius didikan alam. Murid

pertama Bu Mus. Orang yang ingin sekolah ini tetap ada, orang yang

selalu berusaha datang lebih pagi. Sekarang harus lebih dulu

Page 89: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

76

meninggalkan sekolah ini.” pungkas back sound menjelaskan gambar-

gambar proses perpisahan.

Selepas menyampaikan ucapan perpisahan, Lintang kemudian

pulang bersepeda. Murid-murid dan Muslimah menyaksikan kepergian

Lintang. Ikal lari mengejarnya.

“Lintang!!!” kata Ikal berteriak seolah tidak rela melepas Lintang

meninggalkan mereka semua.

Episode 12:

Belitong 1999. Bekas bangunan PN Timah terlihat kosong dan

lusuh tanpa penghuni.

“Belitong sekarang sudah berubah. Di akhir tahun 1980-an harga

timah jatuh di pasaran. Dalam sekejap PN Timah runtuh. Tembok-tembok

yang dulu mengkotak-kotakkan kesempatan dan harapan itu, kini sudah

runtuh.” suara back sound mengiringi bus yang sedang berlari kencang di

alam Belitong

Seperti dari perantauan, Ikal yang sudah dewasa sedang berada di

dalam bus melihat pemandangan alam di sekelilingnya. Ia seolah

membayangkan masa kecil yang pernah disimpan di memorinya.

“Namun masa kecilku itu telah menyihir kepercayaan diriku

sampai saat ini. Membuatku berani bermimpi, berani memiliki cita-cita.

Sekian lama aku meninggalkan Belitong untuk mengejar mimpi itu. Hari

ini aku kembali.”

“Ikal,” kata Lintang keluar dari rumahnya menemui seseorang

yang sedang berdiri di depan rumahnya.

Keduanya saling berhadapan seolah tidak kenal dan heran. Lama,

keduanya tidak bertemu.

“Apakabar kau Lintang?” kata Ikal mengawali percakapan

sambil menepuk pundak Lintang.

Percakapan berlanjut di padang rumput di sebelah sebuah gedung

sekolah.

Page 90: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

77

“Masih kau simpan kotak dari A Ling?” tanya Lintang.

“Iya masih,..heheh,” jawab Ikal.

“Ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan kepada kau, Kal,” kata

Lintang.

“Apa kang?” tanya Ikal.

“Itu anakku,” kata Lintang dari luar kaca jendela sambil

menunjukkan seorang anak yang sedang menjelaskan sesuatu di dalam

kelas.

“Lintang, semangatnya tidak pernah luntur. Semangat yang telah

ia tularkan kepadaku. Kini juga pada anaknya.” Suara back sound.

“Kau balik untuk menghadiri peluncuran novel Mahar..heh.

Pulau hantu itu menjadi seniman jiwa. Aku pikir kau perlu bantu lah dia,

jadi dukun..heheh” kata Lintang.

“Tujuan aku pulang, sebenarnya ingin berterima kasih kepada

kalian semua. Terutama kepada kau,” kata Ikal.

“Aku akan berangkat ke Sorbon. Prancis Kang. Aku dapat

beasiswa,” lanjut Ikal memberi kejutan.

“Sorbon, Paris, Prancis,” kata Lintang seolah bangga dan heran.

Ikal berangkat ke Prancis dengan pesawat terbang.

Anak Lintang menerima kiriman kertas bergambar menara Eifel.

Kemudian menyerahkan kepada ayahnya, Lintang yang berada di dalam

rumah.

“Kejar pelangimu sampai ke ujung dunia nak, macam Pak Cik

Ikal. Jangan pernah menyerah!” kata Lintang kepada anaknya sambil

menunjukkan isi surat itu.

“Sesunguhnya iman itu ada enam perkara, pertama,

mengimankan pada Allah yang kuasa, kedua malaikat, ketiga kitab-kitab,

ke empat para rasul, ke lima hari kiamat, ke enam mengimankan takdir

baik dan buruk, itu semua dari Allah,” suara yang berlanjut dengan kertas

bergambar menara Eifel dan papan dinding SD Muhammadiyah yang di

Page 91: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

78

dalamnya sedang terdapat Muslimah mengajarkan materi rukun iman

dengan bernyanyi.

Page 92: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

79

BAB IV

NILAI EDUKATIF DALAM FILM LASKAR PELANGI

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

A. Apresiasi atas film Laskar Pelangi perspektif Pendidikan Islam

Film Laskar Pelangi merupakan film yang berbeda dari tren film-

film yang selama ini beredar di masyarakat. Film ini tidak menampilkan unsur

seksualitas, kriminal, glamor dan juga irasionalitas (misteri) yang dijual

sebagai daya tarik kebanyakan film saat ini. Film ini tidak sekadar menjual

hiburan, tetapi juga unsur edukatif.

Daya tarik dan kekuatan dari film Laskar Pelangi adalah pada cerita

dan permasalahan yang diangkat. Masyarakat sudah tertarik oleh cerita dalam

novel yang terlebih dahulu disambut oleh khalayak umum. Laskar Pelangi

hadir menawarkan pesan nilai yang mendorong penontonnya untuk menjalani

hidup dengan semangat menuju arah yang lebih baik. Melalui film, nilai-nilai

kebaikan yang dikemas menghibur, diharapkan dapat menginspirasi

penontonnya. Penonton dituntun melalui tontonan yang mendidik individu

menjadi mulia. Oleh karenanya, layak ketika Laskar Pelangi mendapatkan

apresiasi dari jutaan masyarakat yang menonton, sehingga kemudian meraih

penghargaan, baik pada tingkat nasional, regional dan internasional.

Film Laskar Pelangi dapat dikatakan film berjenis edutainment

karena pesan dan unsur yang ditonjolkan dalam film adalah isi cerita edukatif

yang dikemas dengan menarik. Film juga tergolong film religi karena seting

dan nilai-nilai yang disajikan bersumber dari ajaran Islam. Film ini juga

termasuk film dokumenter karena disusun berdasarkan fakta-fakta sejarah

pendidikan di Gantong Belitong pada tahun 1970-an.

Film Laskar Pelangi dilihat dari perspektif pendidikan, secara

tersirat, dari isi cerita memiliki misi pendidikan. Hal itu tidak hanya

dikarenakan seting film mengambil suasana lembaga pendidikan (sekolah),

Page 93: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

80

tetapi juga oleh sebab materi pesan yang disajikan mengajarkan nilai-nilai

kebaikan (akhlakul karimah). Di antara manfaat dari film Laskar Pelangi bagi

dunia pendidikan dapat dilihat dari alasan-alasan sebagai berikut:

Cerita dalam film merupakan salah satu media pendidikan yang

efektif. Dalam Pendidikan Islam, dampak edukatif cerita (kisah) sulit

digantikan oleh bentuk-bentuk bahasa lainnya. Kisah memiliki dampak

psikologis dan edukatif yang baik dan cenderung mendalam sampai kapan

pun. Pendidikan melalui kisah dapat menggiring peserta didik pada

kehangatan perasaan, kehidupan, dan kedinamisan jiwa yang mendorong

manusia untuk mengubah perilaku dan memperbaharui tekad agar selaras

dengan tuntutan, penghargaan dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah

tersebut.112 Cerita dan visualisasi mengenai kegigihan, perjuangan, keikhlasan,

kasih sayang dan tangung jawab yang disajikan dari film Laskar Pelangi

sangat menarik. Menariknya isi cerita dalam film bagi masyarakat juga dapat

diukur melalui penjualan novel sehingga menjadi novel best seller.

Watak dan karakter tokoh yang digambarkan oleh tokoh-tokoh

dalam cerita juga akan lebih nyata karena disajikan melalui gambar yang

bergerak (audio visual) atau film. Pelibatan indera pendengar dan penglihatan

diharapkan dapat menumbuhkan empati, sehingga pesan edukatif dalam film

dengan mudah diterima oleh masyarakat dan berdampak baik pada sikap

hidupnya. Akhirnya watak dan karakter tokoh dalam film dapat menjadi sosok

inspirasi dan teladan bagi penontonnya.

Laskar Pelangi menawarkan warna kehidupan yang warna-warni

dengan menampilkan ketegangan, humor, dan permaian-permainan yang

sering dijumpai dalam kehidupan anak. Unsur humor dan cara berfikir anak

dalam cerita juga menjadikan film ini menarik dan menghibur, tanpa

mengurangi pesan eduaktif dalam film.

Dilihat dari tema dan seting yang ditampilkan, anak menjadi segmen

penontonnya. Dari seluruh isi film, dunia anak mendapat porsi yang sangat

dominan. Problem-problem dunia anak dan pendidikan yang tersaji kemudian

112Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit., hlm. 239.

Page 94: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

81

diberikan alternatif solusi yang sesuai dengan cara berpikir atau perspektif

anak. Anak-anak dihadapkan pada situasi permasalahan hidup yang tidak kecil

dan diselesaikan dengan cara pandang anak-anak. Film menawarkan gambaran

cara mendidik dan memahami karakter anak. Meskipun begitu, film juga

diharapkan untuk ditonton oleh masyarakat secara umum, karena persoalan

pendidikan dan kesenjangan ekonomi menjadi masalah bersama.

Misi pendidikan dari film tersebut sangat nyata dilihat dari gambar

yang menampilkan bagaimana proses belajar mengajar berjalan dan bagimana

hubungan antara guru, murid, dan masyarakat.

Perspektif pendidikan, film Laskar Pelangi memiliki dampak positif

bagi masyarakat umum karena pesannya yang memengaruhi untuk hidup

dengan akhlak terpuji. Film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga

pendidikan anak dan orang tua. Bagi anak, tokoh dalam film dapat dijadikan

teladan. Sementara bagi orang tua, film dapat menjadi referensi cara

memotivasi dan mendidik anak.

B. Nilai-nilai Edukatif Dalam Film Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan

Islam

Nilai-nilai edukatif dalam film Laskar Pelangi merupakan nilai-nilai

sebagai derivasi dari misi baik yang tersurat atau tersirat dari ide cerita dalam

film. Ia menyampaikan pesan yang dapat disimpulkan dari visualisasi gambar

dengan komunikasi yang ditampilkan.

Film ini juga tidak sekadar menghibur, tetapi juga memiliki unsur

mendidik. Nilai-nilai yang terkait dengan persoalan hidup manusia diurai dan

ditawarkan alternatif solusi oleh pengaran dan sutradara. Film lahir oleh situasi

pendidikan pengarang (Andrea Hirata) dan sutradara (Riri Riza). Melalui film,

audien diharapkan dapat mengambil teladan dari gambaran watak, tingkah laku

dan karakter tokoh yang telah disajikan lewat cerita dalam film.

Melalui metode analisis proyeksi dan kategorisasi, maka nilai-nilai

edukatif yang terkandung dalam film Laskar Pelangi ditinjau dari perspektif

Pendidikan Islam, di antaranya adalah sebagai berikut:

Page 95: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

82

1. Kerjasama

Nilai-nilai kerjasama dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 4, di mana kelas dipenuhi oleh air hujan dan beberapa

kambing. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan.

Supaya pendidikan tetap berjalan, Harfan mengusulkan agar Muslimah

melaksanakan pembelajaran di luar kelas.

Murid-murid bersama Muslimah membersihkan ruang kelas. Harfan datang mendekatinya kemudian menyarankan, “Mus, kau ajak anak-anak itu belajar di luar kelas saja, ya?”

“Biar kita bersihkan bersama-sama.” pinta Muslimah. “Pergilah... nanti Bakri bisa bantu aku…. pergilah, ya?” kata

Harfan membujuk Muslimah agar mengikuti permintaannya. Muslimah bersama murid-murid belajar di luar sekolah.

Bersama Bakri, Harfan kemudian memperbaiki atap yang bocor dan dinding yang rusak.

Episode 5, SD yang miskin fasilitas dan dana mendapat dukungan

dari Zulkarnaen. Ia belum dapat mendedikasikan tenaganya untuk

mengajar dan mengelola sekolah. Ia membantu sesuai dengan

kelebihannya, yaitu menyumbangkan materi sebagai modal sekolah

beroperasi.

“Baiklah, kalau begitu aku akan coba terus membantu... semampuku,” kata Zulkarnaen kepada Harfan.

“Si Widi besok akan datang membawa beras. Insyaallah bisa cukup untuk dua bulan,” tambahnya sambil berpamitan.

Episode 8, di bawah pohon depan sekolah, Harfan bercerita kepada

murid-murid.

“313 tentara Islam itu mengalahkan ribuan tetara Quraisy bersenjata lengkap. Anak-anakku, kekuatan itu dibentuk oleh iman, bukan jumlah tentara. Jadi ingatlah anak-anakku teguhkan pendirianmu, kalian harus punya ketekunan, harus punya keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita. Kalian harus punya keberanian dan pantang menyerah menghadapai tantangan macam apapun. Dan ingat, hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.” kata Harfan menceritakan

Page 96: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

83

kisah Perang Badar kepada murid-murid dan menunjukkan pelajaran darinya.113

Episode 11, Muslimah dan murid-murid mempersiapkan diri untuk

mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah. Meskipun wakil yang

ditunjuk adalah Ikal, Mahar dan Lintang, semua murid ikut berlatih.

Muslimah melontarkan berbagai soal. “Salah satu wakil Indonesia dalam perjanjian Meja Bundar

adalah?” tanya Bu Mus kepada Lintang, Ikal dan Mahar. Ketiganya lama berfikir dan tidak kunjung memberikan

jawaban. “Mohammad Hatta,” jawab Sahara membantu.114

Islam menganjurkan umatnya untuk bekerjasama dalam mencapai

tujuan kebaikan. Kerjasama merupakan fitrah manusia sebagai makhluk

sosial, di mana satu sama lain akan saling membutuhkan. Peran orang lain

sangat penting, seremeh apapun peran dan kemampuannya.115

Proses kerjasama akan menanamkan kesadaran kepada individu

atas peran unik dari tiap individu lain. Kerjasama memerlukan tanggung

jawab setiap orang. Tujuan dari kerjasama tidak bermuara pada

keberhasilan individu akan tetapi tujuan bersama.

Kerjasama diperintahkan oleh Islam, sebagaimana firman Allah:

(#θçΡuρ$yès?uρ ’ n? tã Îh É9ø9 $# 3“uθø) −G9 $# uρ ( Ÿωuρ (#θçΡuρ$yès? ’ n? tã ÉΟ øO M}$# Èβ≡ uρô‰ãèø9 $# uρ .

"Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (al-Maidah: 2).116

Kata birr dalam kalimat berarti segala kebaikan yang kemudian

dipahami sebagai kerelaan orang banyak. Dan kata takwa dipahami

sebagai ridha Allah. Sehingga kebaikan yang dimaksud dalam ayat

tersebut dapat disimpulkan kerelaan banyak manusia lainnya akan secara

tidak langsung juga akan membuat Allah ridha.117

113Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., pada CD 1. 114Ibid., CD 2. 115J Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 195. 116Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 157. 117Abdul Halim Hasan, Tafsir Al-Ahkam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 334.

Page 97: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

84

Dalam beberapa episode di atas, pada episode 8, misi agama dan

kemaslahatan menjadi tujuan proses kerjasama yang dilakukan. Kerjasama

sebagai wujud dedikasi atas misi ketuhanan. Sementara pada Episode 11,

kerjasama antara guru dan murid dimaknai secara umum, yakni untuk

bekal menuju masa depan dan cita-cita agar memperoleh yang terbaik,

terutama nama baik sekolah.

Tujuan kerja sama adalah manfaat timbal balik di dalam interaksi-

interaksi manusia yang berjalan berdasarkan prinsip rasa saling hormat.

Kerjasama mengajarkan sikap untuk saling memahami dan menerima satu

sama lain dengan saling mendukung dan menguatkan.

2. Kemerdekaan

Nilai-nilai kemerdekaan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 2, ketika hari pendaftaran siswa baru di sekolah. Harun

yang memiliki kelainan psikologis diterima oleh sekolah tersebut.

Seorang ibu sedang mengiringkan anaknya, Harunmenuju sekolah.

“Harun, Haruun.....” teriak Bu Mus sambil tersenyum gembira menyabut kedatangan Harun.

“Seorang anak yang sangat istimewa telah menyelamatkan kami dan menghadiahkan senyum bahagia bagi di wajah Bu Mus. Dan senyum-senyum itu akan berganti-ganti dengan banyak hal. Menemani tahun-tahun kami ke depan. Tahun-tahun yang tidak akan pernah bisa terlupakan.” back sound film.

Episode 7, di ruang guru, Harfan bercakap-cakap dengan

Muslimah

”Mus, mestinya kau jangan merasa terbebani hanya karena ayah kau ada dalam foto itu bersamaku. Sudah dua bulan ya gaji kau dan Bakri tertunda. Mus, kau tu masih muda, cantik pula. Kenapa tu kau tolak lamaran anak Haji Mahdun. Lah jadi istri saudagar kau di Jawa.” kata Harfan mengawali percakapan dengan Muslimah di ruang guru.

Muslimah merespon pernyataan itu dengan berkata, “Mimpi aku ini bukan jadi istri saudagar. Mimpi aku jadi guru. Dan bapak adalah orang yang langsung percaya bahwa aku bisa jadi guru.

Page 98: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

85

Sudah lima tahun ini kita menghadapi macam-macam masalah pak. Tapi kita tetap bertahan kan pak. Soal uang, aku dapat dari menjahit, pak.”

“Alhamdulillah,” respon Harfan.

Episode 7, Muslimah mendengarkan komentar dari murid-murid

mengenai keputusan bahwa murid-murid harus melaksanakan ulangan di

SD PN Timah.

“Ndak begitu bu, biasanya kita kan ulangan di sini,” protes Ikal.

“Pake sandal ketubruk gini bu, apalah kata-kata anak-anak SD PN,” kata Kucai memprotes keputusan itu sambil mengangkat seolah menunjukkan sendal lusuhnya.

Akhirnya, murid-murid pun mengikuti perintah dari gurunya untuk mengikuti ulangan di sekolah lain.

Episode 8, Harfan dan Muslimah juga memberikan kebebasan

memilih kepada Bakri yang mendapat tawaran mengajar di sekolah SDN 1

Bangka Belitung.

“Aku dapat tawaran mengajar dari SD 1 Bangka,” ungkap Bakri kepada Harfan dan Bu Mus di ruang Guru.

“Bakri… ndak mungkinlah, Mus mengajar semua mata pelajaran itu sendirian. Sebentar lagi anak-anak itu kelas enam. Setidaknya apa kau tidak ingin tinggal dan mendampingi mereka hingga lulus. Tunggulah sebentar lagi,” pinta Harfan kepada Bakri.

“Yaah... Tapi tawarn dari SD bangka juga tidak bisa menunggu pak,” kata Bakri menegaskan sikapnya.

Episode 9, Harfan meminta persetujuan murid-muridnya mengenai

rencana keikutsertaan sekolah dalam lomba karnaval.

Di kelas Muslimah bersama Harfan berkata kepada murid-murid, “Anak-anak, bapak dan ibu lah memutuskan tahun ini kita akan ikut karnaval. Karena ibu melihat, kawan kita Mahar selalu dapat nilai tinggi dalam mata pelajaran kesenian dia menjadi ketua kelompok yang tugasnya adalah menentukan kesenian apa yang akan kita tampilkan dalam karnaval. Apa kau setuju mahar?”

Mahar menyatakan siap. “Yang lain setuju?” tanya Bu Mus. Murid-murid menjawab secara serentak, “Setuju, setuju.”.118

118Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1.

Page 99: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

86

Islam memerintahkan umatnya untuk menjamin hak-hak dasar

setiap individu. Islam merumuskan hak-hak dasar yang harus dijamin

dalam hukum Islam, yakni dikenal dengan istilah ushul al-khams atau al-

druriyyat al-khams (lima prinsip pokok yang menjadi kebutuhan primer),

yaitu menjaga jiwa, agama, akal, harta dan keturunan.

Prinsip kebebasan (al-huriyyah) dapat diartikan sebagai suatu

jaminan bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapatnya dengan cara

yang baik, bertanggung jawab dan perilaku yang mulia (al-akhlaq al-

karimah).119 Pada dasarnya, kemerdekaan adalah suatu jaminan bagi

rakyat (umat) agar dapat melaksanakan hak-hak mereka.

Kebebasan yang dibutuhkan manusia adalah kebebasan beragama,

kebebasan dari perbudakan, kebebasan dari kekurangan, kebebasan dari

rasa takut, kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan bergerak,

kebebasan dari penganiayaan dan lain-lain.120

Sebagai hak dasar, kebebasan membuat setiap orang atau golongan

merasa terangkat eksistensinya dan dihargai harkat kemanusiaannya di

tengah-tengah kemajemukan umat.

Al-qur'an menekankan pentingnya prinsip kebebasan berpendapat

ditegakkan. Di dalam surat al-Ashr, Allah menjelaskan di mana manusia

akan merugi, kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan amal saleh

serta nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran. Untuk

merealisasikannya dituntut adanya kebebasan berpendapat. Kebebasan di

sini, diartikan sebagai sarana untuk mencari kebenaran agar tidak

terjerumus ke dalam hal-hal tercela. Hal ini sejalan dengan penciptaan

manusia oleh Allah dengan suatu fitrah (nature), yakni bebas untuk

memilih, bebas untuk menyatakan pendapat dan melakukan sesuatu

berdasarkan pilihan dan pendapatnya sepanjang tidak bertentangan dengan

jiwa syariat.121

119Zudi Setiawan, Op.Cit., hlm. 110. 120J Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 156. 121Ibid., hlm. 164.

Page 100: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

87

Wujud nilai kemerdekaan dalam beberapa episode di atas beragam.

Kemerdekaan dalam arti jaminan untuk mendapatkan hak pendidikan

terdapat pada episode episode 2. Di mana Harun sebagai anak yang

cacatsecara psikologis tetap diberi tempat sama dengan anak-anak lain di

sekolah.

Kemerdekaan dalam arti jaminan untuk berpendapat terdapat pada

episode 7, ketika Muslimah mendengarkan komentar dari murid-murid

atas keputusan yang terkait dengannya, yakni ulangan.

Selain itu kemerdekaan berpendapat terdapat pada sikap Harfan

yang memberi kekebasan Muslimah untuk menyatakan pendapat dan

memilih jalan hidup sebagai guru. Pada episode 9, ketika Harfan meminta

persetujuan dari murid-murid mengenai keikutsertaan dalam lomba

karnaval. Kemudian juga pada episode 8, ketika Bakri mengeluarkan

alasan untuk berhenti mengajar di SD Muhammadiyah.

Kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih, terdapat pada

episode 7, yakni Muslimah memilih jalan hidupnya sebagai guru dan pada

episode 8, Bakri memilih pindah mengejar di SDN 1 Bangka.

3. Kebahagiaan

Nilai-nilai kebahagiaan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 3, di mana Harfan menawarkan cerita kepada murid-murid

yang sedang ditegur oleh Muslimah karena tidak ada di kelas pada jam

pelajaran.

Dari jarak tidak jauh, Harfan datang. “Hai anak-anak, siapa yang mau mendengarkan cerita Nabi

Nuh yang membuat perahu kayu terbesar yang pernah dibuat oleh manusia.” katanya dengan nada agak lantang.122

Murid-murid yang sedang bermain di tanah lapang mendadak berhamburan lari menuju kelas untuk mendengarkan cerita Harfan.

122Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1.

Page 101: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

88

Dalam Islam, menurut Ibnu Khaldun, bahagia adalah tunduk dan

patuh mengikuti garis-garis yang ditentukan Allah dan

perikemanusiaan.123 Bagi orang yang berpegang teguh dengan agama,

kebahagiaan adalah pada meninggalkan sesuatu yang terlarang, mengikuti

yang disuruh, menjauhi yang jahat, dan mendekati yang baik. Bahagia

adalah pada mengerjakan agama.

Sedangkan menurut Imam al-Ghazali, kebahagiaan adalah

kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan kehendaknya yang

berlebih-lebihan. Itulah yang bernama peperangan besar dan nilainya lebih

dari segala kemenangan. Kebahagiaan merupakan segala yang mengarah

pada kebaikan untuk bersama.124

Nilai kebahagiaan yang diajarkan dalam episode 3 di atas

terkandung pada sikap Harfan. Harfan sebagai kepala sekolah menjalankan

tugasnya agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Ia memberikan

contoh cara megajar agar sesuai dengan perkembangan peserta didik,

yakni melalui cerita dan materi agama. Murid-murid yang berhamburan

dengan senang mengikuti pelajaran. Harfan melakukan pendekatan lebih

halus dari pada Muslimah yang tersulut oleh kemarahan.

4. Kejujuran

Nilai-nilai kejujuran dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 2, pada hari penerimaan siswa baru, Harfan selaku kepala

sekolah dengan jujur mengatakan kepada wali murid bahwa sekolah akan

ditutup karena syarat untuk mendapatkan sepuluh siswa baru tidak

terpenuhi. Harfan mengatakan itu dalam sambutannya.

"Syukur alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah SWT, karena kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu di sini adalah untuk menyelamatkan pendidikan di SD Islam tertua di tanah Belitong ini, sekolah dengan dasar budi pekerti demi tegaknya akhlakul

123Hamka, Op.Cit., hlm. 12. 124Ibid., hlm. 16.

Page 102: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

89

karimah, akhlak yang baik. Namun demikian, kalau kita tidak bisa memperoleh sepuluh orang murid baru, maka kita tidak bisa membuka kelas baru. Sebaiknya semua ini kita terima dengan hati yang ikhlas.”125

Episode 11, ketika lomba cerdas cermat berlangsung, juri tidak

menerima jawaban dari Lintang atas pertanyaan yang dilontarkan karena

tidak menjalankan aturan main.

“Soal pertama, siapakah yang menemukan mesin uap?” tanya pembaca soal.

“James Watt,” jawab Lintang tanpa memencet bel. “James Watt,” jawab regu A sambil memencet bel. “Seratus regu A,” puji pembaca soal tanda benarnya jawaban. “Kalau mau jawab dipencet dulu belnya, Ntang,” kata Ikal

memberikan pengertian.

Episode 11, pada lomba cerdas cermat, juri menerima kebenaran

jawaban Lintang. Pada akhir pertanyaan, kelompok Lintang dikurangi 100

karena jawaban Lintang dinilai salah. Salah satu guru SD PN Timah,

Mahmud, menginterupsi karena menurutnya jawaban Lintang adalah

benar.

“Sebentar, tunggu dulu. Hasil hitungan aku sama dengan anak itu. Menurutku hitungan anak itu benar,” kata Pak Mahmud menginterupsi.

“Kau meragukan kami? Lagi pula dari tadi aku melihat anak itu ndak pernah menghitung,” tanya Salah satu Juri dan memberi alasan kecurigaannya.

“Ini bukan masalah meragukan. Bapak-bapak dan ibu yang terhormat tapi hitungan anak itu benar. Bagaimana kalau kita hitung lagi bersama!?” kata Pak Mahmud menyarankan.

“Aku bisa menjelaskannya,” kata Lintang ingin mempertanggungjawabkan sikapnya.

Lintang menjelaskan jawabannya dengan cara menguraikanya di papan tulis yang disediakan oleh panitia.

“Maaf kami melakukan kesalahan, jawaban anak ini benar. Jadi pemenangnya adalah dari SD Muhammadiyah.” kata juri melihat uraian Lintang dan mengakhiri perlombaan.126

Islam memerintahkan pemeluknya agar bersikap jujur.

Sebagaimana firman Allah:

125Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 126Ibid., CD 2.

Page 103: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

90

$pκ š‰ r'≈ tƒ š⎥⎪ Ï% ©! $# (#θãΖ tΒ# u™ (#θà) ®?$# ©!$# (#θçΡθä. uρ yì tΒ š⎥⎫ Ï% ω≈ ¢Á9 $# .

"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (at-Taubah: 119).127

Dalam ayat di atas, Allah juga berpesan agar seorang hamba

memihak dan bergaul kepada orang-orang yang bersikap jujur dan benar.

Kebenaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan fakta dan

juga keyakinan yang berdasar pada ajaran agama dan akal. Allah juga

berharap hamba untuk meneladani orang sekitarnya yang berpegang pada

kebenaran.128

Kejujuran dapat diartikan sebagai kesungguhan dan keterbukaan.

Keterbukaan adalah sikap yang lahir dari kejujuran demi menghindarkan

saling curiga. Kejujuran merupakan anjuran bagi umat Islam. Kebaikan

terlaksana ketika dalam masyarakat kejujuran terbina.

Kejujuran (As-Shidq) dipahami sikap membela yang benar, tidak

berdusta, kecuali yang diizinkan oleh agama karena mengandung maslahat

lebih besar. Kejujuran adalah menyatunya antara kata dengan perbuatan,

ucapan dengan pikiran. Jujur juga berarti tidak plin-plan dan tidak dengan

sengaja memutarbalikkan fakta atau memberikan informasi menyesatkan.

Tentu saja, jujur pada diri sendiri.

Jadi nilai kejujuran yang terkandung dalam episode 2, pada sikap

Harfan. Meskipun pahit, kepada wali murid, Harfan dengan terbuka

menyampaikan nasib sekolah yang terancam ditutup.

Pada episode 11, sikap jujur juri jelas terlihat ketika ia

mengabaikan jawaban Lintang karena tidak sesuai aturan yang disepakati

bersama. Meskipun jawaban Lintang benar, akan tetapi karena peraturan

untuk menjawab soal harus memencet bel, maka jawabannya dinyatakan

gugur. Akhirnya, juri memutuskan bahwa jawaban dari regu A diberi nilai

seratus setelah menjawab dengan terlebih dahulu memencet bel, meskipun

127Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 301. 128M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 745.

Page 104: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

91

mereka menjawab setelah Lintang dan jawabannya sama dengan jawaban

dari Lintang.

Selain itu pada episode 11 juga, juri menerima kebenaran jawaban

Lintang karena sesuai dengan logika dan terbukti. Sikap itu kemudian

diikuti penerimaan secara terbuka dengan menyatakan telah berbuat keliru

.

5. Kerendahhatian

Nilai-nilai kerendahhatian dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 4, Harfan sebagai kepala sekolah membersihkan dan

memperbaiki gedung sekolah yang berantakan akibat air hujan. Ia tidak

segan meminta Muslimah dan anak-anak untuk belajar di luar kelas.

Anak-anak Laskar Pelangi bersama Muslimah membersihkan ruangan kelas yang dipenuhi oleh air hujan dan mengusir tiga kambing dari dalamnya.

Harfan datang mendekati Muslimah kemudian menyarankan, “Mus, kau ajak anak-anak itu belajar di luar kelas saja, ya?”

“Biar kita bersihkan bersama-sama.” pinta Muslimah. “Pergilah... nanti Bakri bisa bantu aku…. pergilah, ya?” kata

Harfan membujuk Muslimah agar mengikuti permintaannya. Akhirnya, Muslimah membawa murid-murid belajar keluar kelas. Sementara, Harfan membersihkan ruang kelas, dan menuntup lobang dindingnya.129

Islam mengajarkan pemeluknya untuk bersikap rendahhati kepada

siapapun. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah:

Ÿω uρ… ÷β t“ øtrB öΝÍκön=tã ôÙÏ ÷z$# uρ y7 yn$ uΖy_ .t⎦⎫ÏΖÏΒ ÷σ ßϑù=Ï9

"…dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendahdirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." (al-Hijr: 88).130

Rendah hati (tawadhu’) adalah sifat merendahkan diri, baik di

hadapan Allah SWT maupun terhadap setiap makhluk. Tawadhu’ lawan

kata dari takabur (sombong). Orang yang bertawadhu’ berarti orang yang

129Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 130Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 399.

Page 105: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

92

selalu rela terhadap kedudukan yang lebih rendah, mau menerima

kebenaran, serta rendah hati terhadap siapapun.131

Dengan demikian nilai rendah hati pada episode 4 itu terkandung

dalam sikap Harfan. Harfan yang sebagai kepala sekolah tetap pada

keinginannya untuk membersihkan kelas. Padahal, seharusnya tugas

membersihkan dan memperbaiki adalah tugas orang yang berjabatan di

bawahnya. Meskipun, sebenarnya Muslimah yang menginginkan bersama

membersihkan sekolah,

Sikap Harfan tersebut mengandung nilai rendah hati sebagai sarana

penyucian jiwa dengan cara menjauhkan jiwa dari keangkuhan dan ujub

oleh sebab jabatan.

6. Kasih sayang

Nilai-nilai kasih sayang dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 1, ibu Ikal menenangkan anaknya, ketika Ikal diganggu

kakak-kakaknya. Ikal diejek karena sepatu yang akan dikenakannya lebih

cocok dikenakan oleh anak perempuan.

“Heh heh heh.. kau ini, kakaknya bisanya ngacau saja. Kal pakailah itu dulu, nanti kalau ada rezeki, umak beli lagi yang lebih bagus,” kata Ibu Ikal memperingatkan kakak-kakal Ikal dan membelanya.

Episode 1, untuk dapat mendaftarkan Ikal di SD Muhammadiyah,

ayah Ikal meminta ijin kepada tempatnya bekerja.

“Jadi kau minta ijin untuk ngantar ikal?” kata Ibu Ikal sembari memasak.

“Jadi, aku ijin setengah hari,” jawab Ayah Ikal sambil berdandan di depan cermin.

Episode 1, ibu Ikal menitipkan salam melalui suaminya kepada

Harfan.

“Aku pergi dulu.” kata Ayah Ikal menuju sepeda.

131Sa'id Hawwa, Op.Cit., hlm. 167.

Page 106: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

93

“Sampaikan salamku buat Pak Harfan,” kata Ibu Ikal meresponnya.

Episode 7, Muslimah mengajarkan kepada murid-murid mengenai

peta Belitung.

Saat itu, Muslimah mengajar peta Belitong. “Lenggang, di mana Harun, Lenggang, Harun,” tanya

Muslimah. Harun menuju papan tulis tempat peta ditempelkan kemudian

ia menunjukkan posisi Lenggang di dalam peta tersebut. “Iya betul, pandai kau Harun,” puji Muslimah atas jawaban

Harun.

Episode 10, Muslimah bertamu ke rumah pamannya, Harfan yang

sedang sakit. Perbincangan mengenai obat untuk kesembuhan antara

Muslimah dan bu Haran seolah menjadi wujud kepedulian mereka kepada

Harfan.

“Dia cuma perlu istirahat Mus,” kata Bu Harfan kepada Muslimah.

Episode 10, ayah Lintang melarang anaknya ikut melaut. Ketika

melihat ayahnya yang mengemasi barang-barang untuk pergi melaut,

Lintang mengutarakan maksudnya untuk ikut membantu mencari ikan di

laut.

“Mau ape kau!? esok kau sekolah,” kata ayah Lintang dengan tegas seolah melarang kemauan Lintang. 132

Episode 11, ayah Lintang yang pergi melaut sejak pagi. Sampai

Lintang pulang dari mengikuti lomba, ayahnya belum juga pulang.

“Setelah hari bersejarah itu Lintang tidak kunjung muncul di sekolah,” kata back sound bercerita diiringi gambar penantian Lintang. Di rumah, Lintang memasak dan merawat adik-adiknya.

“Berhari-hari kami menanti sahabatku yang cerdas dan aku kagumi itu. Tapi tak ada kabar berita,” lanjut back sound menjelaskan.

Episode 11, ayah Lintang telah tiada. Lintang akan mengucapkan

salam perpisahan kepada teman-teman dan gurunya di sekolah.

132Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1.

Page 107: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

94

Suasana haru ketika murid-murid dan Muslimah melepas kepergian Lintang.

“Lintang!!!” kata Ikal berteriak sambil mengejar Lintang yang pergi mengayuh sepedanya. Ia seolah tidak rela melepas Lintang meninggalkan mereka semua.

Episode 12, Ikal dari perantauan pulang ke kampung halaman

untuk menemui Lintang.

“Tujuan aku pulang, sebenarnya ingin berterima kasih kepada kalian semua. Terutama kepada kau,” kata Ikal kepada Lintang.133

Islam mengajarkan pemeluknya untuk menebarkan kasih sayang.

Islam menuntut kasih sayang tidak hanya yang berdimensi pribadi. Kasih

sayang tidak hanya wajib bagi warga se-agama, tetapi wajib pula bagi

pemeluk agama lain. Kasih sayang juga merupakan tali pengikat yang

menghubungkan seluruh manusia, yang menjadi norma Islam maupun

agama-agama lain. Hal ini sesuai denga misi agama Islam.134 Allah

berfirman :

!$ tΒ uρ š≈ oΨ ù=y™ö‘ r& ωÎ) Zπ tΗôq y‘ š⎥⎫Ïϑn=≈ yè ù=Ïj9 .

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” ( QS. al-Anbiya’; 107).135

Dalam al-Qur’an, hanya Muhammad SAW yang disifati Allah

dengan sifat kasih sayang (ar-rahim). Perilaku nabi merupakan menifestasi

dari kasih sayang Allah kepada hambanya.136

Islam menegaskan cinta dan kasih sayang sebagai prinsip dasar

seluruh hubungan kemanusiaan. Islam memandangnya sebagai tali

penghubung segenap manusia di bumi ini, baik karena ikatan keluarga,

atau karena perjumpaan dalam masyarakat kecil atau besar, atau bahkan

dalam masyarakat manusia secara universal. Faktor-faktor inilah yang

membuat nabi Muhammad SAW memandang ucapan salam dan menjamu

tamu sebagai syiar Islam. Islam menganjurkan bagi muslim untuk

133Ibid., CD 2. 134Muh Abu Zahrah, Op.Cit., hlm. 51. 135Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 508. 136M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 519.

Page 108: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

95

mengucapkan salam kepada orang yang telah dikenal atau belum dikenal

agar menimbulkan kasih sayang dalam dirinya.137

Dengan demikian nilai kasih sayang yang terkandung dalam

episode di atas bermacam-macam. Tali kasih yang disebabkan oleh ikatan

keluarga, yakni antara ibu dan anak atau adik dan kakak, terdapat pada

beberapa episode. Pada episode 1, kasih sayang jenis ini terlihat ibu dan

ayah Ikal kepada Ikal dengan cara menenangkan ketika diejek dan

mendaftarkan anaknya ke sekolah. Pada episode 10, kasih sayang terlihat

dari kepedulian Muslimah dan bu Harfan kepada Harfan yang sedang

sakit. Kasih sayang hubungan darah juga terlihat ketika ayah Lintang

melarangnya untuk ikut melaut dengan alasan Lintang besok akan sekolah.

Sementara pada episode 11, tali kasih antara kakak-adik terlihat dari sikap

Lintang menggantikan tugas ayahnya untuk merawat adik-adiknya.

Kasih sayang yang bersifat amanah terdapat pada episode 7 karena

terdapat hubungan struktural guru-murid. Muslimah sebagai guru

memperlakukan dan mendidik Harun sebagaimana murid lain. Dalam

makna yang lebih dalam, keadilan lahir dari kasih sayang.

Sedangkan, kasih sayang dalam arti dorongan kemanusiaan,

terdapat pada episode 1 ketika ibu Ikal menitipkan salam untuk Harfan.

Pada episode 11 dan 12, di mana Lintang mengucapkan salam perpisahan

kepada teman dan gurunya, serta kepulangan Ikal ke Gantong untuk

mengucapkan terima kasih kepada temannya, Lintang.

7. Kedamaian

Nilai-nilai kedamaian dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 10, pencarian Tuk Bayan menyebabkan perpecahan pada

sepuluh murid anggota Laskar Pelangi. Sahara tidak setuju karena

menganggap hal itu sebagai perbuatan syikir.

137Muh Zahrah, Op.Cit., hlm. 47.

Page 109: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

96

Mahar dan teman-temannya menemukan mantra dari Tuk Bayan Tula.

“Kalau nak pintar belajar kalau nak berhasil usaha,” kata Mahar membaca mantra tersebut bersama teman-temannya.

Sebagian murid anak merasa kecewa dan terjadi perselisihan dan adu mulut di antara mereka.

“Ku cekik kau Mahar,” kata Arai sambil mendorong badan Mahar.

Ikal yang tidak jauh dari kerumunan tersebut, mendekat kemudian menangahi perseteruan itu. Ia mengingatan, “Sudahlah!! Benar pesan itu, kita lah yang bodoh, sampai ke dukun segala,”.

Mahar menghampiri mereka berdua kemudian berucap, “Maafkan aku, boy.”138

Episode 11, pada acara lomba cerdas cermat, perselisihan terjadi

antara Mahmud dan juri lomba. Perselisihan terjadi disebabkan jawaban

Ikal yang dinilai salah, padahal menurut hitungan Mahmud adalah benar.

“Sebentar, tunggu dulu. Hasil hitungan aku sama dengan anak itu.” kata Mahmud menginterupsi.

“Maksudmu ape?” pertanyaan salah satu juri. “Ya menurutku hitungan anak itu benar,” komentar Pak

Mahmud. “Kau meragukan kami? Lagi pula dari tadi aku melihat anak

itu ndak pernah menghitung,” tanya Salah satu Juri dan memberi alasan kecurigaannya.

“Ini bukan masalah meragukan. Bapak-bapak dan ibu yang terhormat tapi hitungan anak itu benar. Bagaimana kalau kita hitung lagi bersama!?” kata Pak Mahmud menyarankan.

“Tidak perlu. Untuk ape? Dari tadi aku sudah curiga, jangan-jangan anak itu sudah tahu jawabannya,” kata juri.

“Aku bisa menjelaskannya,” kata Lintang ingin mempertanggungjawabkan sikapnya.139

Perdamaian dalam syariat Islam sangat dianjurkan, sehingga akan

terhindar dari kehancuran silaturahmi (hubungan kasih sayang) dan

permusuhan. Perintah Isalam untuk mendamaikan pihak yang berselisih

ini sesuai dengan firman Allah :

.لعلكم ترحمون خوة فأصلحوابين أخويكم واتقوااهللاإنماالمؤمنون إ

138Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 139Ibid., CD2.

Page 110: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

97

“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Qs. Al-Hujurat : 10)140.

Dalam ayat di atas Allah menjelaskan bahwa meskipun tidak

memiliki garis darah, umat mukmin adalah bersaudara oleh sebab

kesamaan kepercayaan agamanya. Persamaan dalam bentuk apapun dapat

menjadikan tali persaudaraan. Persaudaraan seperti ini dapat menjadi jalan

menuju perdamaian pihak yang berselisih.141

Perdamaian (Ash-Shulh) dapat dipahami penghentian perselisihan,

penghentian peperangan. Seluruh orang mukmin harus bersatu dan

mengambil bagian yang sama dalam rangka perdamaian. Hal ini bertujuan

untuk memelihara kesatuan dan persaudaraan suatu umat yang memiliki

persamaan hak dan kewajiban.142

Dengan demikian, nilai kedamaian yang terkandung dalam episode

10 dan 11 dari film ini. Pada episode 10, perdamaian terlihat dari sikap

Ikal dengan cara menenangkan pihak yang berselisih. Ikal tidak membela

atau menyalahkan Mahar karena telah mengajak teman-temannya ke

dukun. Ia mengingatkan bahwa hikmah atau pelajaran dari kejadian itu

lebih penting untuk disikapi.

Sedangkan pada episode 11, nilai perdamaian terdapat pada sikap

Lintang. Jawabannya mengakibatkan perselisihan antara Mahmud, juri dan

Zulkarnaen. Sehingga, Lintang mengambil langkah mendamainkan

mereka dengan jalan menjelaskan jawabannya. Karena uraian yang dibuat

Lintang dapat diterima akal, akhirnya juri menerimanya. Pelajaran yang

dapat diperoleh dari kejadian tersebut adalah bahwa perselisihan dapat

terjadi karena terjadi ketidaksepahaman dan sebaliknya, perdamaian akan

diraih ketika semua memegang kebenaran.

140Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 846. 141M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 248. 142J Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 197.

Page 111: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

98

8. Rasa hormat

Rasa hormat dalam film Lakar Pelangi terdapat pada beberapa

episode sebagai berikut:

Episode 1, ketika Muslimah berpapasan Lintang di jalan depan

sekolah.

“Siapa nama kau nak?” kata Muslimah dengan memegang sepedanya.

“Aku Lintang dari dari Tanjung Kelimpang.” jawab Lintang. “Sejauh ini kau naik kereta angin sendiri?” kembali

Muslimah bertanya seolah heran dengan semangat Lintang. Sambil menyerahkan surat kepada Muslimah Hafsari Hamid

atau Bu Mus, Lintang berkata, “Ayahku harus ke laut, jadi ndak bisa datang.”

Episode 7, meski terhalang oleh kawat berduri, salah satu murid

SD PN Timah, Flow tetap melakukan komunikasi dengan anak-anak

miskin seperti anggota Laskar Pelangi.

“Kau punya banyak majalah macam ini,” tanya Mahar. “Aku punya banyak…. Ambillah ini,” kata Flow sembari

tangannya mengulurkan majalah kepada anak-anak Laskar Pelangi. Satpam komplek perumahan karyawan PN Timah kemudian

mengusir mereka dari kawasan tersebut. “Pergi, pergi!!” kata Satpam mengusir Ikal dan kawan-

kawannya.143

Rasa hormat adalah perbuatan yang mencerminkan menghargai

lebih terhadap seseorang. Taat ataupun hormat tidak hanya terkait

hubungan secara vertikal namun juga horizontal. Manifestasi dari sebuah

rasa hormat adalah dalam bentuk kepatuhan dan ketaatan. Islam

mengajarkan pemeluknya untuk menumbuhkembangkan rasa hormat baik

kepada yang tua atau muda, seagama atau lain agama. Hal itu menjadi

wujud Islam yang rahmatan lil’alamin.144

Nilai hormat terkandung dalam kedua episode di atas. Pada episode

1, rasa hormat terdapat pada sikap Muslimah dalam menyambut

kedatangan Lintang. Muslimah merasa terhormat atas perjuangan yang

143Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 144http://www.hidayahlirboyo.co.cc/2009/04/antara-patuh-dan-hormat.html. Diakses 25 Mei

2009 pukul 14;00 WIB.

Page 112: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

99

dilakukan Lintang bersepeda dengan jarak 40 kilometer untuk

mendaftarkan diri di sekolahnya. Rasa hormatnya tidak didasari oleh status

tetapi karena semangat dan tanggungjawab Lintang yang masih kanak-

kanak.

Sedangkan pada episode 7, rasa hormat terdapat pada sikap Flow

sebagai seorang anak keturunan keluarga kelas atas memperlakukan

dengan baik anak-anak yang berstatus jauh di bawahnya. Diskriminasi

berdasarkan ekonomi yang terjadi tidak membuatnya merendahkan anak-

anak miskin. Meskipun dipisahkan oleh tembok dan kawat berduri, Flow

tetap mau berkomunikasi dengan anggota Laskar Pelangi. Mereka juga

berbagi pengetahuan tentang suku Asmat.

9. Tanggung jawab

Nilai-nilai tanggung jawab dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 3, Muslimah meminta tanggung jawab Kucai sebagai

ketua kelas. Kucai tidak mampu melaksanakan tugasnya sebagai ketua

kelas, di mana di saat jam pelajaran semua murid malah bermain di luar

kelas.

Muslimah berkata kepada Kucai “Kucai, menjadi seorang pemimpin itu adalah tugas yang mulia.”

Sahara yang sedang berlari menuju kelas, menghampiri Kucai dan berpesan, “Hai Kucai, al-Qur'an mengingatkan bahwa kepemimpinan seorang itu akan dipertanggungjawabkan kelak di akherat,”

Episode 7, Muslimah memilih untuk memotong percakapannya

dengan Mahmud untuk menunaikan tugasnya sebagai guru.

“Kenapa kau tolak mengajar di SD PN Mus? Ape yang kau cari dari sekolah yang hampir roboh itu. Anak-anak yang ndak jelas. Tak cerah masa depannya. Tawaran itu masih ada Mus. Aku bisa bicara dengan...” kata Mahmud.

“Maaf Pak Mahmud. Murid-muridku yang rajin menungguku dalam kelas,” jawa Muslimah.

Page 113: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

100

Episode 8, meskipun Bakri berhenti mengajar di SD

Muhammadiyah, Muslimah bertahan. Bahkan, ia membulatkan tekad

untuk bekerja lebih keras.

“Iya… yang penting kita. Kita ndak boleh putus asa. Tugas kita adalah meyakini anak-anak ini bahwa mereka harus berani punya cita-cita,” kata Harfan menyemangati Muslimah.

“Iya. Iya, kita berdua harus bekerja lebih keras lagi, pak. Biar orang-orang percaya bahwa sekolah ini ada dan pantas untuk dibertahankan. Kita berdua harus bekerja lebih keras lagi,,, lebih keras lagi,” kata Muslimah optimis sambil menganggukkan kepala.

Episode 9, Mahar berusaha dengan keras atas tugasnya yang

ditunjuk untuk mempersiapkan konsep lomba karnaval.

“Ada yang tau dimana Mahar?” tanya Bu Mus kepada murid-murid di kelas.

Tiba-tiba, dari luar kelas Mahar datang dan berkata, “Akulah lah tau apa yang harus kita tampilkan waktu karnaval.”

Episode 10, Muslimah mempertanyakan hasil ulangan yang

menurun. Muslimah khawatir atas kedatangan Flow.

“Kehadiran Flow merubah sikap anak-anak,” kata Muslimah. “Jangan takut dulu lah Mus yang penting kau temani

mereka,” komentar Harfan. Di kelas, Muslimah menegur murid-murid karena hasil

ulangan meraka menurun. “Mahar Flow nilai ulangan kalian paling buruk. Apa kalian tidak mau lulus ujian,” tanya Bu Mus.145

Episode 11, Lintang bertanggung jawab ketika jawabannya atas

soal dari panitia yang mengakibatkan perdebatan panjang antara juri

lomba cerdas cermat, Mahmud, dan Zulkarnaen. Lintang bertanggung

jawab dengan menguraikan jawabannya.

“Aku bisa menjelaskan,” kata Lintang menengahi perdebatan. Lintang kemudian menuliskan uraian mengenai jawabannya

di papan tulis yang disediakan oleh panitia.146

Islam memerintahkan sikap tanggung jawab sebagaimana hadits:

145Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 146Ibid., CD 2.

Page 114: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

101

: يقول موسل عليه اهللا صلى اهللا رسول سمعت يقول عمر ابن عبداهللا عناإلمام راع ومسئول عن : كلكم راع وكلكم مسئول عن راعيته

)147 البخارى رواه(راعيته

Dari Abdullah Ibnu Umar mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tiap-tiap orang adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab terhadap orang yang dipimpinnya. Penguasa bertanggung jawab terhadap rakyatnya." (HR. Bukhari).

Agama Islam mengajarkan kepada setiap muslim untuk menjaga,

memelihara, dan mempertanggungjawabkan amanat dan menjauhkan diri

dari perbuatan khianat dan penyelewengan. Ia merupakan urat nadi dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara.148

Tanggung jawab adalah mampu memberikan penjelasan atas

perbuatan yang telah dilakukan. Orang yang bertanggung jawab tidak

hanya dapat memberikan penjelasan atau jawaban tetapi juga mampu tidak

mengelak. Penjelasan atau jawaban tersebut diberikan kepada dirinya

sendiri, kepada masyarakat luas dan Tuhan. Kata tanggung jawab juga

mengandung makna penyebab, yaitu mempertanggungjawabkan sesuatu

yang disebabkan olehnya.

Menurut K Bertens, tanggung jawab terkait erat dengan kebebasan,

karena kebebasan adalah syarat mutlak untuk tanggungjawab.

Konsekuensi dari kebebasan itu adalah pertanggungjawabannya terhadap

kebebasannya dari pilihan yang ditempuhnya. Semakin tinggi tingkat

kedudukan seseorang, semakin banyak tanggung jawab yang ada

padanya.149

Menunaikan amanah dan tanggung jawab merupakan sesuatu yang

tidak mudah sehigga harus dikerjakan dengan memaksimalkan seluruh

kemampuan.

147Abu Abdullah Muhammad, Shahih Bukhari (Juz awal), (Beirut: Dar al-Kitab al Islam, tt),

hlm. 160. 148M. Yunan Nasution, Op.Cit.,hlm. 256. 149Dikutip dari Zahruddin, Op.Cit., hlm. 131.

Page 115: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

102

Pertanggungjawaban dapat dilakukan secara horizontal dan

vertikal. Horizontal dalam arti sesama manusia atau orang yang

berkedudukan sama. Sementara vertikal dimaknai pertanggung jawaban

kepada atasan atau kepada sang khalik. Pertangungjawaban juga tidak

mengenal waktu, karena meskipun pertanggungjawaban dapat dilakukan

di dunia, di akherat nanti pertanggungjawaban juga harus dilakukan.

Nilai tanggung jawab terdapat pada beberapa episode di atas.

Tanggung jawab disebabkan amanah dan tugas terdapat pada episode 3,

Muslimah memeringatkan agar Kucai menjalankan amanahnya. Karena

posisi ketua kelas merupakan tugas mulia dan harus di

pertanggugjawabkan. Pada episode 7, di mana ketika di jalan berpapasan

dengan Mahmud, Muslimah lebih memilih untuk menunaikan tugasnya

menuju sekolah untuk mengajar dari pada membicarakan tawaran

mengajar di SD PN Timah. Pada episode, meskipun Bakri berhenti

mengajar, Muslimah tetap bertanggung jawab untuk mendidik murid-

murid, bahklan dengan usaha lebih giat. Pada episode 9, tanggung jawab

terlihat dari usaha keras Mahar untuk menunaikan tugasnya

mempersiapkan lomba karnaval. Pada episode 10, pertanggungjawaban

dilakukan Muslimah dengan mempertanyakan hasil ulangan. Sedangkan

pada episode 11, tanggung jawab terdapat pada sikap Lintang dengan cara

memberikan uraian atas jawabannya.

Tanggung jawab merupakan sebuah hal pokok dalam kepribadian

seseorang, orang yang tidak memiliki (atau lari dari) tanggung jawab

adalah orang yang tidak memiliki kepribadian.

10. Kesederhanaan

Nilai-nilai kesederhanaan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 1, pada hari pertama masuk sekolah, Ikal memanfaatkan

sepatu bekas kakaknya.

Page 116: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

103

“...Kal pakailah itu dulu, nanti kalau ada rezeki, umak beli lagi yang lebih bagus,” kata Ibu Ikal memarahi kakak-kakaknya.

Episode 4, Harfan memperbaiki dinding kelas yang berlubang. Ia

menutupnya dengan poster bergambar Rhoma Irama. Kepala sekolah

tersebut juga menjemur kapur tulis yang basah akibat terkena air hujan.

Episode 6, ketika pelajaran berhitung, di SD PN Timah, Mahmud

membagikan satu kalkulator untuk setiap anaknya. Sementara di SD

Muhammadiyah Muslimah memanfaatkan media pembelajaran seadanya.

“Sekarang kita akan belajar berhitung. Ayo keluarkan lidi-lidimu. Ibu akan membacakan soal, dua belas ditambah empat kali min lima sama dengan (12+4x-5=)... Ayo dihitung sekarang!”.

“Minus 80,” jawab Lintang. Sahara bermain dengan harun di depan kelas. “Run, Run, jadi anak kucing kau tu ada anak tiga,

bilangannya tiga lahirnya juga ditanggal tiga, run ya.” tanya Sahara kepada Harun.

Harun menjawab dengan isyarat jari tangannya. “Pintar sekarang kau Run, ya.” komentar Sahara atas jawaban

Harun.

Episode 9, di pasar, Muslimah menyaksikan bahwa SD PN Timah

akan mempersiapkan karnaval dengan fasilitas mewah.

“Bu Fatimah, kok belanja kain banyak sekali?” tanya Muslimah.

“Oh, seragam anak SD PN. Kan sebentar lagi perayaan 17-an. Ada Lomba karnaval kan. Seragamnya dibuat baru lagi. Juara bertahan harus tampil prima kan Mus,” kata Fatimah, seorang orang tua murid SD PN yang sedang membelikan kain baru untuk persiapan anaknya ikut karnaval 17-an.

Harfan dan Muslimah memutuskan sekolahnya akan ikut lomba karnaval dengan menunjuk Mahar sebagai koordinatornya.

“Mahar Bapak harus ingatkan kau kite ndak ada dana,” pesan Harfan kepada Mahar.

“Setuju. Serahkan saja pada Mahar dan alam,” kata Mahar percaya diri.150

Islam mengajarkan pola hidup sederhana dalam segala bidang

kehidupan. Firman Allah dalam QS. Al-Furqon; 67:

150Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1.

Page 117: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

104

t⎦⎪ Ï%©!$#uρ !#sŒ Î) (#θ à)xΡ r& öΝs9 (#θ èù Ìó¡ç„ öΝs9uρ (#ρç äI ø)tƒ tβ% Ÿ2 uρ š⎥÷⎫t/ šÏ9≡sŒ .$YΒ#uθ s%

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.".151

Islam (Qana’ah) dipahami sebagai sikap merasa cukup atas apa

yang dimilikinya dengan mengharap ridha atas karunia dan rezeki yang

diberikan Allah SWT. Orang yang hidup qana’ah bisa saja memiliki harta

yang sangat banyak, namun bukan untuk menumpuk kekayaan.

Qana’ah mempunyai korelasi erat dengan syukur. Syukur

membuahkan qana’ah dan sebaliknya. Syukur sebagai tanda hamba

menikmati keadaan yang mungkin kurang. Qana’ah merupakan buah

kesyukuran yang membuat pelakunya tenang dan stabil dengan menerima

keadaan tanpa keluhan atau bahkan menggugat keadaan yang tidak sesuai

keinginan. Akan tetapi, sesuatu yang diterima itulah menjadi keberkahan

dari Allah.152 Kesederhaan menjadi wahana menyucikan jiwa karena

menghindarkan dari sifat mubadzir atau membuang-buang.

Kesederhaan terdapat pada episode 1 adalah ketika ikal

memanfaatkan sepatu bekas kaknya yang masih dapat difungsikan. Hal

sama dilakukan Harfan pada episode 4. Harfan memanfaatkan barang yang

cacat dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat

dimanfaatkan kembali. Wujud rasa syukur dalam hal ini dipahami dengan

mengambil nilai manfaat meskipun barang bekas atau cacat.

Kesederhanaan di sini diartikan memaksimalkan nilai guna sebuah barang.

Pada episode 6, kesederhaan terdapat pada pemanfaatan media

pembelajaran menghitung, yakni Muslimah memanfaatkan lidi. Sedangkan

pada episode 9, alasan Muslimah untuk memutuskan mengikuti lomba

karnaval adalah satu, yakni sumber daya manusia. Mahar selalu mendapat

nilai bagus pada mata pelajaran kesenian. Berbeda dengan SD PN Timah

yang mengandalkan dana dan fasilitas untuk bekal utama lomba karnaval.

151Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 568. 152M Yunan Nasution, Op.Cit., hlm. 154.

Page 118: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

105

11. Toleransi

Nilai-nilai toleransi dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

Episode 1, yaitu ketika ia menuju sekolah untuk mendaftarkan

anaknya. Ayah Ikal mendiamkan komentar para karyawan perusahaan.

“Kemana kau? nganter anak ke sekolah miring itu. Yang pasti, dari sekolah miring itu apa yang akan kau dapatkan. Percuma kuliah akhirnya jadi kuli jua,” komentar para pekerja yang sedang melihat Ikal dan ayahnya melintas di depan perusahaan.

Episode 7, anak-anak Laskar Pelangi mengikuti ujian di SD PN

Timah. Pengawas ujian meremehkan Harun karena kertas jawaban yang

seharusnya digunakan untuk menjawab soal malah digambari kucing.

“Anak itu malah menggambar kucing,” kata seorang pengawas sambil tertawa menunjukkan lembar jawaban Harun kepada pengawas lain.

Sekembalinya di SD Muhammadiyyah, Muslimah mengungkapkan ketidaksukaannya atas sikap pengawas kepada Harfan.

“Ndak usah terlalu kau fikirkan Mus. Kau siapkan rapot anak-anak itu lalu biarkan mereka berlibur. Kau pun perlu pergi berlibur kan,” kata Harfan meredam emosi Muslimah.

“Si Harun akan kau buatkan rapot khusus lagi kan?” tanya Harfan.

“Iya pak.” jawab Bu Mus.153

Islam menganjurkan pemeluknya untuk bersikap toleran. Firman

Allah:

ö/ä3s9 ö/ä3ãΨƒ ÏŠ u’Í<uρ È⎦⎪ÏŠ

"Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku."(Qs Al-Kafirun: 6)154

Dalam ayat di atas berpesan untur membiarkan masing-masing

agama berdiri sendiri sesuai dengan bangunannya sehingga tidak perlu

dicampuradukkan. Masing-masing agama memiliki keyakinan tersendiri.

153Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 154Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 1112.

Page 119: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

106

Allah juga akan membalas hamba yang tidak memegang teguh agama-Nya

dengan balasan yang sesuai.155

Unsur toleransi dalam ayat tersebut, meskipun tidak sependapat

dengan keyakinan, Rasulullah, menghargai keyakinan kaum Qurays untuk

menyembah berhala. Islam menghargai sikap atau keyakinan orang-orang

di luar Islam. Dan Allah pun tidak melarang berbuat baik kepada mereka

yang tidak memusuhi Islam. Sehingga, muncullah tiga rumusan konsep tri

ukhuwah yang harus dikembangkan oleh umat Islam, yakni ukhuwah

Islamiyyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyyah

(persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah basyariyyah (persaudaraan sesama

manusia).156

Toleran (tasamuh) adalah sikap tenggang rasa kepada sesamanya.

Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan, membiarkan,

lapang dada, dan murah hati. Jadi toleransi (tasamuh) beragama dapat

diartikan sebagai sikap menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan

atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain.157

Nilai toleran terkandung pada episode 1. Ayah Ikal yang

mendiamkan komentar negatif dilontarkan oleh salah satu karyawan

terhadap sekolah Ikal. Hal itu sebagai wujud penghormatan atas pendapat

mereka yang meyakini mengenai pendidikan sehingga tidak dapat

dipersalahkan. Sikap toleran terdapat episode 7. Di mana Harfan memilih

menyarankan Muslimah untuk membuatkan rapor dari pada Muslimah

berfikir mengenai sikap pengawas ujian mengolok Harun.

12. Kesatuan

Nilai-nilai kesatuan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada

beberapa episode sebagai berikut:

155M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 581. 156Zudi Setiawan, Op.Cit., hlm. 127. 157http://www.jamaahmuslimin.com/risalah/113/wawasan3.htm. Diakses pada 25 Mei 2009

pukul 14;00 WIB.

Page 120: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

107

Episode 11, seluruh pihak di sekolah disatukan agar untuk

mempersiapkan lomba cerdas cermat dengan harapan dapat

menyumbangkan nama baik sekolah. Meskipun, yang menjadi wakil

adalah Ikal, Lintang, dan Mahar, akan tetapi semua murid mengikuti

latihan-latihan secara terus-menerus. Begitu juga ketika berangkat menuju

lokasi pelaksanaan lomba, mereka saling berbagi tugas. Lintang yang

rumahnya jauh ditunggu di sekolah oleh Zulkarnaen dengan mobilnya.

Muslimah dan murid-murid lain dipersilahkan untuk berangkat terlebih

dahulu. Dan ketika Lintang tidak kunjung datang, Muslimah menyiapkan

Sahara untuk menggantikannya.

”Sahara, kau siap-siap gantikan Lintang,” kata Muslimah. Perjuangan akhirnya membuahkan hasil. Pada akhir

perlombaan, juri mengumumkan pemenangnya adalah SD Muhammadiyah.

”Jadi pemenangnya adalah dari SD Muhammadiyah.” kata juri mengakhiri perlombaan.158

Islam memerintahkan agar pemeluknya bersatu. Firman Allah

dalam surat Ali Imran; 103:

(#θßϑÅÁ tGôã $#uρ È≅ö7 pt¿2 «! $# $ Yè‹Ïϑy_ Ÿω uρ (#θ è%§x s?

“Berpeganglah kalian semua kepada tali Allah (Agama Islam) dan jangan berpecah belah.”159

Suatu perintah yang tegas dari Allah agar kaum muslimin bersatu

padu dalam tali atau wadah yang satu yaitu Islam.160

Islam dengan perangkat syari’ah yang ada telah mewajibkan

seluruh umatnya untuk membentuk suatu sistem sosial yang berkiblat pada

kebenaran agama. Jadi jelasnya, agama (Islam) harus dijadikan sebagai

suatu wadah yang menampung dan mempersatukan seluruh manusia yang

mempunyai latar belakang berbeda, baik secara kultur, ekonomi, status

sosial ataupun pola pikir. Dengan demikian akan terbentuk suatu sistem

158Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 2. 159Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 93. 160J. Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 146.

Page 121: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

108

kemasyarakatan yang harmonis dan damai walau penuh dengan nuansa

perbedaan.

Nilai kesatuan yang tergambar pada episode 11 di atas adalah

individu disatukan dalam tekad mendedikasikan tenaga dan fikirannya

untuk menyumbangkan nama baik sekolah. Semua elemen dalam sekolah

mengambil peran dan bersatu agar sekolah yang mengajarkan nilai-nilai

agama diakui kualitasnya.

C. Implikasi Nilai-Nilai Edukatif dalam Film Laskar Pelangi terhadap

Pendidikan Agama

Film Laskar Pelangi merupakan salah satu produk media audiovisual

yang menyajikan pesan materi mendidik. Nilai-nilai dalam ajaran Islam

dikemas sedemikian rupa untuk kemudian dijadikan sebagai dasar mencari

solusi alternatif atas persoalan yang muncul. Karena film ini disusun dari

cerita nyata, maka seharusnya pesan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

juga dapat dijadikan pedoman menyelesaikan persoalan yang terjadi saat ini.

Pesan utama dari film tersebut memiliki kaitan erat dengan problem

pendidikan yang terjadi saat ini di negeri ini. Bangsa yang saat ini telah

mengalami krisis moral. Masyarakat kehilangan kehilangan teladan dan sosok

inspirasi karena mereka sering menemukan sosok yang selama ini dikagumi

ternyata juga ketahuan berperilaku amoral, semisal korupsi.

Berangkat dari kesadaran itu, cerita dalam film diharapkan dapat

membangkitkan motivasi dan spirit untuk meneladani nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya. Di antara implikasi dari nilai-nilai edukatif dalam

film Laskar Pelangi dalam pendidikan agama adalah :

1. Pendidikan agama hendaknya tidak hanya berorientasi pada pengejaran

penguasaan materi pada ranah kognitif

2. Pendidikan agama seharusnya lebih menitikberatkan pada internalisasi dan

penghayatan materi

3. Kelurga dan sekolah sebagai pilar pendidikan seharusnya dapat bersama-

sama membangun karakter anak

Page 122: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

109

4. Pendidikan agama perlu dikemas secara tematik disesuaikan dengan

kondisi lingkungan sosial sekitar

5. Media yang efektif adalah media yang menitikberatkan pada pertimbangan

spirit dan nilai manfaat, tidak hanya berdasar pertimbangan pasar

6. Bermain peran merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk

menanamkan nilai-nilai ajaran agama.

Page 123: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

110

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab

ini, penulis akan menyampaikan butir-butir kesimpulan.

Film Laskar Pelangi sebagai karya audiovisual yang menyajikan cerita

berdasar pengalaman penulisnya terkait perjalanan pendidikannya. Cerita yang

dipaparkan tentunya mengandung nilai yang layak untuk dijadikan pelajaran,

diambil hikmahnya dan menjadi inspirasi. Nilai-nilai edukatif tersebut dapat

dijadikan sebagai referensi dan berperilaku dalam kehidupan nyata.

Dikaji dari perspektif Pendidikan Islam, pendidikan pada dasarnya bermuara

untuk menjadikan manusia berakhlak mulia sehingga dapat menjalankan

tugasnya sebagai khalifah dan hamba Allah di bumi. Untuk membentuk

manusia berakhlak mulia dalam berinteraksi di kehidupan nyata, dalam proses

Pendidikan Islam harus ditanamkan nilai-nilai yang mendidik (edukatif)

manusia menuju pribadi ideal. Adapun nilai-nilai dalam Islam yang harus

dimiliki oleh pemeluknya sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan di

antaranya adalah kerjasama, kemerdekaan, kebahagiaan, kejujuran,

kerendahhatian, kasih sayang, kedamaian, rasa hormat, tanggung jawab,

kesederhanaan, toleransi, kesatuan.

Dalam film Laskar Pelangi, materi kisah yang disajikan adalah tentang proses

pendidikan di sekolah yang memosisikan ajaran Islam sebagai sumber

pedoman pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berkesimpulan film tersebut

memiliki pesan nilai-nilai yang mendidik. Adapun ditinjau dari Pendidikan

Islam, nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam film Laskar Pelangi adalah

sebagai berikut:

Page 124: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

111

a. Kerjasama

Islam mengajarkan umatnya untuk saling tolong menolong (kerjasama)

dalam kebaikan. Islam memerintahkan kerjasama karena hal itu sesuai

dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Dalam film Laskar Pelangi

nilai-nilai kerjasama terkandung pada beberapa episode. Salah satunya

pada episode 5 ketika Zulakarnaen akan terus menyokong dana demi

tegaknya sekolah, sementara Harfan Muslimah mengelolanya.

b. Kemerdekaan

Islam mengajarkan agar umatnya menjamin hak setiap umat manusia.

Kemerdekaan adalah ketika individu terjamin atau bebas untuk

menentukan sikap pilihannya. Dalam Islam lima hak dasar yang harus

terjamin (al-druriyyat al-khams), yaitu menjaga jiwa, agama, akal, harta

dan keturunan. Pada episode 8 film Laskar Pelangi, di sana terkandung

nilai kemerdekaan untuk menentukan pilihan dan jalan hidup.

c. Kebahagiaan

Dalam Islam, kebahagiaan dimaknai tunduk dan patuhnya seorang hamba

kepada ajaran Allah dan perikemanusiaan. Kebahagiaan adalah

kemenangan yang diraih dengan mengendalikan hawa nafsu. Nilai

kebahagiaan dalam film Laskar Pelangi terkandung pada episode 3 ketika

proses pembelajaran yang sempat terhambat dapat berjalan berkat cerita

yang ditawarkan kepala sekolah.

d. Kejujuran

Islam mengajarkan agar umatnya bersikap jujur. Jujur dalam arti

menyatunya antara perkataan, hati dan perbuatan. Jujur juga dapat

dipahami sebagai sikap tidak memutarbalikkan fakta. Nilai kejujuran yang

terkandung dalam film Laskar Pelangi terdapat pada episode 11, ketika

berlangsung lomba cerdas cermat. Meskipun jawaban benar, juri tidak

memberikan nilai atas jawaban Lintang karena caranya tidak sesuai dengan

aturan yang sudah disepakai.

Page 125: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

112

e. Kerendahhatian

Islam mengajarkan pemeluknya untuk rela atas kedudukan yang lebih

rendah terhadap siapapun selama berpegang pada kebenaran. Nilai

Kerendahhatian terkandung dalam episode 4, ketika Harfan sebagai kepala

sekolah rela menawarkan diri membersihkan sekolah.

f. Kasih Sayang

Islam menganjurkan pemeluknya untuk menebar kasih sayang dengan cara

menyambung tali persaudaraan kepada siapapun. Salah satunya dengan

cara mengucapkan salam. Nilai kasih sayang terkandung pada episode 1,

yaitu ketika Ibu Ikal titip salam melalui suaminya kepada Harfan.

g. Kedamaian

Islam menganjurkan umatnya untuk menyebarkan perdamain dengan cara

mendamaikan pihak yang berselisih. Lebih dari itu, Islam juga

memerintahkan untuk menjaga perdamaian antara umat manusia. Nilai

perdamaian terkandung pada episode 11 ketika terjadi perselisihan antara

Mahmud dan juri lomba cerdas cermat. Akhirnya, Lintang mendamaikan

mereka dengan cara menjelaskan sikap dan jawabannya.

h. Rasa Hormat

Islam memerintahkan agar umatnya menghargai lebih terhadap setiap

individu, baik tua atau muda dan seagama atau tidak. Rasa hormat yang

bersifat vertikal dapat dilihat dari sikap tunduk dan patuh. Nilai rasa hormat

terkandung pada episode 7 ketika Flow menghargai lebih dengan cara tetap

menjalin komunikasi dengan anak-anak yang berstatus kelas jauh di

bawahnya.

i. Tanggung Jawab

Islam memerintahkan agar pemeluknya senantiasa berlaku tanggung jawab.

Tanggung jawab dipahami sebagai sikap tidak mengelak dan bisa

menjelaskan pelaksanaan tugas atau amanah yang diberikan. Nilai

tanggung jawab dalam film terkandung pada episode 3, Muslimah

mengajarkan agar Kucai sebagai ketua kelas mampu melaksanakan

tugasnya untuk mengondisikan murid-murid lain.

Page 126: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

113

j. Kesederhanaan

Islam menganjurkan pemeluknya agar merasa cukup dengan apa yang

dimilikinya sebagai karunia dari Allah. Sederhana tidak berarti tidak kaya,

akan tetapi dipahami sebagai sikap menghindari sikap mubadzir. Sederhana

adalah wujud syukur dengan memanfaatkan suatu nikmat secara maksimal.

Nilai kesederhaan yang terkandung dalam kisah film ini terdapat pada

episode 6, berdeda dengan Mahmud yang menggunakan kalkulator,

Muslimah memanfaatkan lidi-lidi untuk pelajaran berhitung.

k. Toleransi

Islam memerintahkan umatnya agar berperilaku toleran kepada siapapun.

Toleransi berarti mendiamkan, lapang dada dengan menghargai keyakinan

dan kepercayaan individu lain. Nilai toleransi yang terkandung dalam film

terdapat pada episode 1, ayah Ikal mendiamkan komentar negatif karyawan

perusahaan tentang sekolah yang akan ditempati anaknya.

l. Kesatuan

Islam menganjurkan agar pemeluknya menyatukan diri dengan berpegang

teguh pada ajaran agama. Perbedaan ekonomi, status sosial, suku dan ras

dapat disatukan dengan nilai kedamaian dalam Islam. Nilai kesatuan yang

terkandung dalam film terdapat pada episode 11, semua pihak disatukan

untuk bersatu dalam mempersiapkan lomba cerdas cermat. Dari kesatuan

ini diharapkan nama baik sekolahnya akan terangkat.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil penelitian yang telah

penulis lakukan, maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut :

1. Munculnya tekhnologi modern menjadi tantangan bagi dunia pendidikan.

Tekhnologi dapat menghambat pendidikan dan juga sebaliknya. Produk

tekhnologi perlu dimanfaatkan dengan cara merekayasanya supaya berguna

dalam proses kegiatan belajar megajar dan tercapainya tujuan pendidikan.

Produk teknologi dapat dimanfaatkan sebagai media Pendidikan Islam.

Page 127: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

114

2. Para insan per-film-an perlu mengoreksi diri dengan tidak hanya

menyajikan materi film yang tidak mendidik. Produksi film perlu

mengubah arahnya dengan tidak hanya berjalan dalam logika untung dan

rugi dan mengabaikan unsur pendidikan.

3. Tontotan sering menjadi tuntunan. Akan tetapi, penonton film seharusnya

bersikap bijak dengan hanya mengambil pelajaran dan hikmah dari sebuah

film. Nilai-nilai yang mengandung kebaikan bagi umat manusia patut

ditiru. Dan yang berlawanan dari nilai kemanusiaan perlu diabaikan dengan

memahaminya sebatas unsur hiburan.

C. Penutup

Puji syukur pada Allah SWT, karena penulis telah berhasil

menyelesaikan naskah skripsi yang sangat sederhana ini, sebagai syarat

kelulusan. Betapapun masih sangat banyak kekurangan, semoga naskah skripsi

ini dapat memberi manfaat, terutama bagi penulis, dan bagi para praktisi

pendidikan.

Page 128: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

115

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Cet. 1.

Al-Syaibany, M. Omar Taomy, Filsafat Pendidikan Islam (Terj. Hasan Langgulung), Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, Bandung: CV. Diponegoro, 1989, Cet. 1.

Arifin, M., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. 13.

Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. 2.

Echols, John. M. dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseach, Yogyakarta: Andi, 2000.

Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1990.

Hasan, Abdul Halim, Tafsir Al-Ahkam, Jakarta: Kencana, 2006.

Hawwa, Sa'id, Tazkiyatun Nafs, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006.

Hirata, Andrea, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), Cet. 17.

http://bukuygkubaca.blogspot.com/2009/01/maryamah-karpov-mimpi-mimpi-lintang.html.

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?.

http://en.wikipedia.org/wiki/Living_Values.

http://id.wikipedia.org/wiki/Andrea_hirata.

http://id.wikipedia.org/wiki/Edensor.

http://id.wikipedia.org/wiki/Laskar_Pelangi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Maryamah_Karpov.

Page 129: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

116

http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Pemimpi.

http://ilmea.depperin.go.id/sk/uu199208.htm.

http://info.g-excess.com/id/info/Meneladani_Perjuangan_Nabi.info.

http://jurnal.ump.ac.id/_berkas/jurnal/12.pdf.

http://penerbitanbuku.wordpress.com/2007/11/23/profil-andrea-hirata/.

http://shavaat.wordpress.com/2008/09/26/film-laskar-pelangi-nontonlah/.

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/09/26/32427/Dunia-Laskar-Pelangi-yang-Mewakili.

http://tv.kompas.com/content/view/6383/109/.

http://www.hidayahlirboyo.co.cc/2009/04/antara-patuh-dan-hormat.html.

http://www.hidayatullah.com/index.php?.

http://www.indosiar.com/ragam/63089/laskar-pelangi-menuju-layar-lebar.

http://www.jamaahmuslimin.com/risalah/113/wawasan3.htm.

http://www.kapanlagi.com/h/0000255099.html.

http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=11154.

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=8004.

Ismail SM dan Abdul Mukti (penyunting), Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang kerjasama Pustaka Pelajar, 2000,

Kompas, Edisi 17 Juni 2010 pada rubrik Pendidikan dan Kebudayaan.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. 24.

Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya), Bandung: PT Trigenda Karya, 1993.

Muhammad, Abu Abdullah, Shahih Bukhari (Juz awal), Beirut: Dar al-Kitab al-Islam, tt.

Munir, Ahmad, Tafsir Tarbawi; Mengungkap Pesan al-Qur’an tentang Pendidikan, Yogyakarta: Teras, 2008.

Nasution, M. Yunan, Islam dan Problema-problema Kemasyarakatan, Jakarta: Bulan Bintang, 1988.

Page 130: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

117

Pulungan, J Suyuti, Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau dari Pandangan al-Qur'an, Jakarta: Rajawali Persada, 1996.

Rivers, William L., et al., Media Massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: Prenada Media, 2003.

Riza, Riri dan Mira Lesmana, Film Laskar Pelangi, Jakarta: Miles Films, 2008.

Sadiman, Arif S., Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: CV. Rajawali, 1986, Cet. 1.

Said, Usman, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Departemen Agama 1985, Cet. 2.

Setiawan, Zudi, Nasionalisme NU, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2007.

Shadily, Hasan (editor), Ensiklopedi Indonesia, Jilid V, Jakarta: Ichtiar Baru, 1994.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 2.

Suara Merdeka, Kamis, 9 Maret 2009.

Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991.

Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Toha, Chabib, et. al., Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Umairah, Abdurrahman, Metode Al-Qur’an Dalam Pendidikan, Surabaya: Mutiara Ilmu, tt.

Webster, Noah, Webster’s New Twentieth Century Dictionary of The English Language, New York: William Collin Publishers. Inc, 1980.

Zahrah, Muh Abu, Membangun Masyarakat Islam, Pustaka Firdaus, tth.

Zahruddin, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Grafika, 2004.

Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, 1995, Cet. 2.

Page 131: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang

118

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Farih Lidinnillah

Tempat/Tgl Lahir : Demak, 27 Maret 1985

Alamat : Wonosekar RT 01 RW III Karangawen Demak

Pendidikan :

1. SDN 03 Wonosekar Karangawen Demak lulus tahun 1999

2. MTs Manbaul Ulum Tlogorejo Karangawen Demak lulus

tahun 2001

3. MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan lulus

tahun 2003

4. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

Pengalaman :

1. Pemimpin Umum SKM AMANAT

2. Pegiat Komunitas Sastra Soeket Teki Semarang

3. Kru Majalah Ma’arif PWNU Jateng

4. Lembaga Studi Pers dan Informasi (LeSPI) Semarang

5. Reporter Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN)

ANTARA Biro Jawa Tengah

tahun 2007

tahun 2008

tahun 2009

tahun 2009

tahun 2009

Semarang, Juni 2010

Farih Lidinnillah