pola interaksi edukatif

Upload: hemex-el-adawea

Post on 06-Jul-2015

1.532 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

JUDUL : PENGARUH POLA INTERAKSI KBM TERHADAP HASIL BELAJARSISWAPADAMADRASAHTSANAWIYAHDIKECAMATANMOGA KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2011 PENDAHULUAN Kemajuan suatu Negara ditentukan olah seberapa tinggi tingakat pendidikan yang ada, pembelajaran dapat diartikan sebagi suatu proses interaksi edukatif antara anak didik denganpendidik.salahsatuindikatorinteraksiedukatifadalahapabilainteraksitersebut dilakukansecaraterencana,terkandali,adasesuatuataubahanyangakandisampaikan dandapatdievaluasikandalamsuatusystem.Konskwensilogisnya,letikainteraksi dilakukan tanpa memperhatikan hal diatas. Salahsatukomponenpentingdalamduniapendidikanadalahinteraksiantara guru-murid.Hubunganseoranggurudenganmuridnyabukanlahsesuatuyanggampang dansederhana, karenabanyak sekalifaktor-faktoryangmembatasi danmencampurinya. Hubunganseorangmuriddengangurunya,terkadangdipengaruhiolehhubunganya dengan orang tuanya.Artinya, kalauhubungasimurid dengan ayahnyabrejalan dengan baik,iaakanmenghormatigurnyabegitupunsebaliknya1demikianpulapandangan seorangmuridterhadapgurunya,terkadangdipengaruhiolehpendanganorangtuanya ataupandanganmasyarakatdimanaiahidupterhadapcitraparagurupadaumumnya. Pandanganinimenentukanapakahsimuridmaumenghargaigurunyaatautidak .demikian pula pandangan seorang guru, terkadangjuga di pengaruhi olehsituasi-situasi di luar sekolah, baik ia telah berstatus suami atau masih bujang, dan juga hubungan guru denganmuridnya, terkadang di pengruhi oelehhubunganya dengan gurunya dahulu atau dipengaruhi oleh dandengan ayahnya sewaktu ia masih anak-anak. Akhir-akhir ini, terkadang seorang anak mendapat pengalaman pahit akibat sikap kedua orang tuanya yang selalu menekanya dengan berbagi peraturan dan doktrin-doktrin kaku yang terkadang di sertai dengan ancaman kekerasan, perasaan ini akan beralih pada sosoklainyangmengembantugasmewakiliorangtua.Karenitulahbanyakguruatau pengajar yang terkena imbasnya. 1 M. jamaludin mahfuzh, Psikologi Anak Dan Remaja Muslim, (Jakarta: dar Al-Itisam, 2001) Berdasarkanhalitu,sebaiknyaseoranggurutidakperlumemghadapiprilaku murid-muridyangsepretiitudengancara-carayangjustrumembuatmerekasemakin membencinya. Sebaiknya, yang patut ia lakukan adalah menghadapi mereka dengan cara-carayangdapatmeringankanbebanemosinyasecarabertahap.Sebagaimanaseorang gurujugawajibmenghadapipersoalan-persoalananakdidiknyadengansabar,kalem, pengertian,danpengarahanyangbaik.DalamhaliniAllahberfirmandalamsuratAn-nahl :125 TBb P`Lf VHP `).:N6BB) Bb..1+6Bb F M. /BB): +=0 P f ).: .`10 ) V+ 0bHP F.. `10 MJBB) Artinya : SerulahmanusiapadajalanAllahdenganhikmah,pelajaranyangbaik,dan bantulahdengancarayangbaik.Sesungguhnyatuhanmudialahyanglebih mengetahuitentangsiapayamgtersesatdarijalanNyadandialahyanglebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk (an-nahl:125)2 RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM Apabiladitelaahpengertianpendidikan,makaakandikenaldengan istilah"Tarbiyah".SedangpendidikanIslamdalambahasaarabnya"Tarbiyah al-Islamiyah". PadazamanNabiMuhammadSaw.dikenaldengankata"rabba" (mendidik). 3 Istilah tersebut di ambit dari finnan Allah Surah Al-Isra 24, yaltu : .Bb. B B.1 XCBb .v =MBb VC. L: BoA:Bb BAH B.H).: b1MM+Artinya : "YaTuhansayangilahkeduanya(ibubapakku)sebagaimana mereka telah mengasuhku (mendidikku) sejak kecil. (QS. Al-Isra 24)4 2R.H. Soenarjo, dkk, Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta 1989 hlm 3 Dr. zakiyah darajat dkk, ilmu penddikan islam, Bumi kasara, Jakarta, 1992cet-2 hlm 25 Katalainyangmengandungartipendidikanadalah"Addaba",ssebagiamana dalam hadist nabi SAW : Artinya: Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku5 1.Tinjauan Secara Terminologis ParaAhlipendidikanmempunyaibeberapapendapatdalammemberikan pengertian tentang pendidikan sesuai dengan pengetahuan dan latar belakang mereka. Adapun pendapat-pendapat tersebut antara lain : a.ProfDr.OmarAl-TaumyAl-Syaibanimendefinisikanbahwa pendidikan Islamadalahprosesmengubah tingkahlakuindividu secara pengajaransebagaisuatuaktivitasasasidansebagaiprofesiprofesiasas dalam masyarakat.6 b.Dr.FadhilAl-JamalydalambukunyaFilsafatPendidikanDalamAl-Qur ' an, menyat akanpendidikanI sl amadalahupaya mengembang,mendorong,sertamengajakmanusiamajudengan berlandaskannilai-nilaiyangtinggidankehidupanyangmulia sehinggaterbentukpribadiyanglebihsempurna,baikyang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.7 c.HasilrumusanSeminarPendidikanIslamse-Indonesiapadatahun1960 memberikanpengertianpendidikanIslamsebagaibimbinganterhadap pertumbuhanrohanidan.jasmanimenurutajaranIslamdenganhikmah mengarahkan,melatih,mengasuh, danmengawasi berlakunyasemua ajaran Islam.8 Implikasidar ipendapat-pendapattersebutdiatasadalahpendidikan Islamitubukanlahuntukmembentuksosokpribadilaindiluarkedirian 4 RHA. Soenarjo SH, Al-Qur'an dan terjemahnya, Toha putra, semarang, 1989 hlm 428 5 Jalaludin abdurahman bin abu bakar as-suyuti, Aljami ash-sahir, darul ahya juz-1, Arabia hlm 14 6 Prof. Omar Muhamad Al-Toumy Al-Saebany, Filsafat pendidikan islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1979 cet-1, hlm 399 7 Muhammd Fadil Al-Jamali, Filsafat pendidikan dalam Al-Qur'an, Bina Ilmu, Surabaya, 1986 hlm 3 8 H.M Arifin M.ED, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1994 hlm 14 (kepribadian)manusia.Pendidikanjustruuntukmembantumanusiamenemukanjati dirinyasebagaimanusiamuslimyangberimandanbertaqwa.Jatidiriitutidaklain tatkalamanusiamampuberfikir,berkehendak,berartisecaramanusiawiyang direalisasikandalamsetiaptingkahlakudantindakanyangkeluardarigaris kemanusiaannya. Sebabmanusiatelahdianugerahipotensibagiperkembangandirinya.Potensi-potensi tersebut pada awalnya baik, maka agar potensi-potensi yang dimiliki itu dapat berkembangdenganbaiksesuaidenganajaranIslam,makadiperlukanfaktor eksternalyangmendukungterjadinyakeselarasandalamperkembangannya tersebut,danfaktoreksternaltersebutberupaupayapendidikan.Pendidikantentu berbedadenganpelat ihan,sebabpelat ihanlebihbersifatsektoral,yang mempunyai tujuan agar peserta didik mempunyai keterampilan praktis dalam bidang tertentu,sementarapendidikanlebihbersifatsektoral,sementarapendidikan lebihbersifatholistik(suci),dimana.misinyatidakterbataspadapengembangan keterampilan semata, namun jugs merupakan upaya pengembangan kognitif dan afektif.KarenapadadasarnyapendidikanadalahwahyuyangditurunkanTuhan untukmanusia.Fungsidasaragamaadalahmemeberikanorientasi,motivasidan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral.9

Pendidikan dari aspek kognitif bertujuan agar peserta didik itu mempunyai sifat analitis, kritis, kreatif serfs produktif, dimana, sikap demikian itu sangat diperlukan dalammenghadapitantanganzamanYangserbakompetitifdantidakkenal kompromi.Sedangkandariaspekafektifinibukanhanyasebagaipelengkapsemata namunjustrumenjadilandasanpihakbagisetiapgerak,pikir,sikapdanperilaku. Dalamhalinipendidikandipandangsebagaisalahsatubentukpenyadarandiridan kesadaran tersebut tumbuh mans kala terjadi keterlibatan individu dalam suatu proses bukansuatuketerpaksanaan.Apabilakesadaranitutelahterintemalisasipadadin individu,makakehadirannya,keberadaannya,akandihayatisebagaisuatupanggilan untuk membebaskan diri (memerdekakan) din. 9 DRS. U.Maman Kh. MSi. et.al. Metodologi Penelitian Agama. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2006, hlm 1PendidikanIslammerupakansuatusaranayangdigunakandalamupaya pesadaran Islam mass kini, dalam rangka menyiapkan generasigenerasi muslim mass yangakandatang.Jikapenyimpanganitutedadidiakibatkanolehkurangnya kesadaranakanpendidikanIslam,makaupayapenanggulangannyat idak akanterwujudkecualidenganmenggunakanpendidikanIslamitusendiri. Sebagaiconrohdalampengalamansejarahbetapasangatbesarnyaperanan pendidikan dalam al kutmenghancurkanpemikirandankonsepjahil"ahyang pernah dibangun. Bukti yang paling kuat, sejarah telah mencatat person pilihan Yang menjadilegendasejarahpendidikansepertiparaNabidansahabatRasulullahyang kemudian dilanjutkan oleh para ulama atau tabi'm Darisatusegibisadilihat,pendidikanIslamitulebihbanyakditunjukkan kepadaperbaikansikapmentalyangakan terwujud dalamawalperbuatan,balk untukkeperluanindividualmaupununtukgolonganlain.Dansegilain pendidikanIslamitutidakhanyabersifatteoritissemata.Namurjugsmengarah padssifatpraktisisebabajaranIslamtidakmembedakanantaraimandanaural shaleh.OlehkarenaitupendidikanIslamadalahsekaliguspendidikanimandan pendidikan amal shaleh setts pendidikan per individu dan masyarakat B.Tujuan pendidikan Islam tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melaluitahap-tahapdantingkatan-tingkatan,tujuannyabertahapdanbertingkat. Tujuanpendidikanbukanlahsuatubendayangberbentuktetapdanstatis,tetapiia merupakansuatukeseluruhandarikepribadianseseorang,berkenaandenganseluruh aspek kehidupannya. Pada intinya pendidikan islam memiliki tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatanpendidikan,baikdenganpengajaranataudengancaralain.tujuanitu meliputi aspek kemanusian yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan , situasi dan kondisi,dengankerangkayangsama.Bentukinsankamildenganpolatakwaharus dapat tergambarpadapribadiseseorangyangsudahdididi,walaupundalamukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.Cara atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan ialah pengajaran,meskipun kalauistilahinisebernarnya tdak sama. Pengajaranialah porosmembuatjaditerpelajar(tahu,mengerti,menguasai,ahli;belumtentu menghayatidanmenyakini);sedangpendidikanialahmembuatorangmenjadi terdidik(mempribadi,menjadiadatkebiasaan).Makapengajaranagamaseharusnya mencapai tujuan pendidikan agama. Tujuanpendidikanislamharusdikaitkandengantujuanpendidikannasional Negaratempatpendidikanisalmitudilaksanakandanharusdikaitkanpuladengan tujuaninstitusionallembagayangmenyelanggarakanpendidikanitu.Tujuanumum itutidakdapatdicapaikecualisetelahmelaluiprosespengajaran,pengalaman, pembiasaan,penghayatandankeyakinandankebenarannya.Tahap-tahapandalam mencapai tujuanitu pada pendidikanformal (sekolah,madrasah), dirumuskan dalam bentuk tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembbangkan dalam tujuan instruksional. Tujuanislamituberlangsungselamahidup,makatujuanakhirnyaterdapatpada waktuhidupdiduniainnitelahberakhirpula.Tujuanyangberbentukinsankamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalamperjalananhidupseseorang.Perasaan,lingkungandanpengalamandapat mempengaruhinya. Karenaitulah pendidikanislam dapat berlaku selamahidupuntuk menumbuhkan,memupuk,mengembangkan,memeliharadanmempertahankan tujuanpendidikanyangtelahdicapai.Orangyangsudahtakwadalambentukinsane kamil,masihperlumedapatkanpendidikandalamrangkapengembangandan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharan supaya tidak luntur dan berkurang, meskipunpendidikanolehdirisendiridanbukandalampendidikanislamitudapat dipahami dalam firman Allah : BM0 CBb Fbovb.FbfVBb Bb C= =VBfV N. Nf J0. 1v Artinya : wahaiorang-orangyangberiman,bertakwalahkamukepadaAllah dengansebenar-benarnyatakwa;danjangankamumatikecualidalam keadaan muslim (menurut ajaran muslim).(Q.S.3 Ali Imran 102) MatidalamkeadaanberserahdirikepadaAllahsebagaimuslimyang merupakanujungdaritakwasebagaiakhirdariproseshidupjelasberisikegiatan pendidikan.Inilahakhirdariprosespendidikanituyangdapatdianggapsebagai tujuanakhir.InsankamilyangmatidanakanmenghadapTuhannyamerupakan tujuan akhir dari proses pendidikan islam.10 MenurutHasanLanggulung,mengkajitentangtujuanpendidikantidakakan lepasdaripembahasanmengenaitujuanhidupmanusia.Sebabpendidikanhanyalah satualatyangdigunakanolehmanusiauntukmemeliharakelangsunganhidupnya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat (Hasan Langgulung, 1992:305) DariapayangdikatakanHasanLanggulungdiatasdapatdipahamibahwasuatu tujuanyanghendakdicapaiolehpendidikanpadahakekatnyaadalahsuatu perwujudandannilai-nilaiidealyangterbentukdalampribadimanusia.Pendidikan islamadalah pendidikanyang dinamis dansistematis,mempunyai tujuanyangluhur dan lengkap. Arah yang dinamis ini nampak pada diri manusia itu sendiri baik secara individumaupunkolektif,karenamanusiamempunyaifitrahinginmengetahui sesuatu yang belum pernah diketahui dan dialami sebelumnya. Menentukantujuanmemangsangatpentingdanbahkansuatukeharusan. Praktekpendidikanharusmampumempersiapkangenerasipenerusyangmampu menentukan arah hidupnya. Sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan hidup, saling menolong,optimisdankreatif.Haliniakandapattercapaijikatujuanpendidikan dilandasidengannilai-nilaiuniversalyangbersumberdariTuhan.Dalamproses pendidikantuuanakhirmerupakantujuantertinggiyangakandicapai.Tujuanakhir pendidikanislammerupakan kritalisasi dareinilai-nilaiidealislamyang diwujudkan padapribadianakdidik.Olehkarenanya,tujuanakhirituharuslahmeliputisemua aspek yang terintegrasi pada pola kepribadianyang ideal. Dalamkonsepsiislam,pendidikanberlangsungsepanjanghayatlonglife education.Olehkarenaitutujuanakhirpendidikanharusterefleksisepanjang 10Dr. Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu pendidikan Islam,Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm 31kehidupan manusia. Denagn demikian, tujuan akhir pendidikanislam pada dasarnya sejajar dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah. SebagaimanaHasanLanggulungkatakanabahwapendidikanadalahsegalausaha untukmenjadikanmanusiamenjadiabid(penyembahAllah),inilahtujuanyang tertinggi dalam pendidikan islam (hasan Langgulung, 1988: 57). SecaralebihjelaspendidikandalamAl-quranpadadasarnyaadalah membentuk insane kamil yang muttaqien, yang terefeksikan ke dalam perilaku, yaitu: hubunganbaikmanusiadengansangpenciptanya,hubunganbaikmanusiadengan sesamanya dan hubungan baik manusia dengan lingkungan sekitarnya.11 Tujuanadalahduniacita,yaknisuasanaidealyangingindiwujudkan.Dalam tujuanpendidikansuasanaidealitunampakpadatujuanakhir(ultimateaimsof education).Tujuanakhirbiasanyadirumuskansecarapadatdansingkat,seperti terbentuknyakepribadianmuslim.Sebagaiduniacita,kalausudahditetapkan,ia adalahideastatis.Tetapisementaraitukualitadaritujuanituadalahdinamisdan berkembangnilai-nilainya.Lebih-lebihtujuanpendidikanyangdidalamnyasarat dengannilai-nilaiyangbersifatfundamenta,seperti:nilai-nilaisosial,nilaiilmiah, nilaimoraldannilaiagama.Disinikiranyaorangberkeyakinanbahwapendidikan menyimpankekuatanyangluarbiasauntukmenciptakankeseluruhanaspk lingkunganhidupdandapatmemberiinformasiyangpalingberhargamengenai peganganhidupmasadepandidunia,sertamembantuanakdidikdalam mempersiapkan kebutuhan yang esensial untuk menghadapi perubahan.12 Melihatposisisentralmanusiadalamprosespendidikanyangmelihatpotensi fitrah,citarasake-Tuhan-andanhakekatsertawujudmanusiamenurutpandangan islammakatujuanpendidikanislamsesungguhnyaadalahaktualisasidaripotensi-potensitersebut,karenapotensiyangadamerupakannilai-nilaiidealyangdalam wujud implementasinya akan membentuk pribadi manusia secara utuh dan mandiri.13 Merujuktujuanpendidikanislamhasilrumusankonferensiinternasional pertama tentang pendidikan islam dimekkah pada tahun 1977. 11Muhammad Sansul ulum, M.A. dan Triyo Supriyanto, S.Pd.,M.Ag, Tarbiyah Quraniyah, UIN-Malang press, Malang, 2006, hlm 55-5712Zuahairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hlm 160 13Achmad Warid Khan,M.Ag., Membebaskan Pendidikan Islam, Wacana, Yogyakarta, 2002, hlm174 Pendidikanharusbertujuanmencapaipertumbuhankepribadianmanusia yangmenyeluruh,secaraseimbangmelaluilatihanjiiwa,intelek,dirimanusia yangrasional,perasaandanindra.Karenaitupendidikanharusmencakup pertumbuhanmanusiadalamsegalaaspeknya:spiritual,intelektual, imaginatif,fisik,ilmiah,bahasa,baiksecaraindividualmaupunsecarakolektif, danmendorongsemuainikearahkebaikandanmencapaikesempurnaan. Tujuanakhirpendidikanmuslimterletakpadaperwujudanketundukanyang sempurnakepadaAllahbaiksecarapribadi,komunitas,maupunseluruhumat manusia .14 Daritujuanpendidikanyangsudahdisebutkanjelasbahwatujuanhidup muslimyangterangkumdalamdoayangselaludibacanyasetiapsholat,yang merupakanikrarkepadaAllahTuhanserusekalianalam.Tujuanpendidikanislam yangselarasdengantujuanhidupseorangmuslimtersebut,memungkinkanmanusia muslimmemahamikedudukannyasebagaihambaAllahdansebagaikhalifahNyadi bumi. Pencapaiantujuan,khususnyatujuanpendidikanitubagaimanapuntidak mungkindilakukansekaligusserentak,setiapbertahapdanjenjangmemiliki hubungan dan keterkaitan sesamanya. Karena adanya landasan dasar yang sama, serta tujuan yang tunggal. Pencapaian jenjang itu senantiasa didasarkan pada prinsip dasar pandanganterhadapmanusia,alamsemesta,ilmupengetahuan,masyarakatdan akhlak yang termuat dalam dasar pendidikan islam itu sendiri. Bertolak dari perspektif doktrin islam sebagaimana terkandung dalam al-quran dan sunnah nabi, khursid Ahmad menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan islam jelas berbedadengantujuanpendidikanbukanislam.Menurutdia,tujuanumum pendidikan islam adalah : 1.Membentukpribadi-pribadimuslimyangberkualitas,baikdalamkarakter maupun pemikiran. 2.MenciptakanmasyarakatyangmemilikikomitmenterhadapkehendakAllah YangMahaEsa,persamaanmanusia,menjunjungtinggirasakeadilanyang berupaya dengan segala kesadaran untuk melanjutkan misi profektif. 14Uswatun Hasanah, Jurnal Humaniora vol.3, No.2 Nov 2001, hlm 95-96 3.Menghasilkan orang-orangyangmemiliki kecakapan dan ketrampilanyang tepat gunadalamrangkamemenuhituntutan-tuntutanintelektual,moral,teknikdan professional yang dibutuhkan oleh masyarkat. 4. Menghasilkanorang-orangyangmampuuntukmembangunsuatumasyarakat yang berdaya guna, adil dan humanis.15 Penjelasan dari berbagai versi mengenai tujuanpendidikan islam memang tidak menganutprinsippentahapantujuanseperti:tujuansementara,tujuanakhiratau tujuan umum dan khusus. Hal ini karena prinsip pentahapan bisa disesuaikandengan bentukkurikulumyangakandisajikan.Tetapiuntukmencapaitujuan-tujuanitu memangmemerlukanpentahapantujuan,dankeluasaanstudidalamlembaga pendidikanislammenjadisuatukeharusan,sebab,pendidikanislambukanlah monopoliinstitusiyangberformalitasislamsaja,tetapimencakupsemuaproses edukatif yang digerakkan oleh iman dan amal shaleh.16 Idealnya,didalammerumuskantujuanpendidikanislamyaitujangansampai mengabaikannilai-nilaimoraltransedental,sehinggajatidirimanusiatetaplahutuh. Dansebaiknya,tujuanpendidikantidakhanyaterpakupadide-idestatisyang biasanyaterdapatpadarumusantujuanakhir,yaknimuslim,tetapiharusjuga menyertakan tuntutan riil dari kondisi sosial budaya yang berkembang sebagai acuan proses kontekstualisasi pendidikan islam.17 INTERAKSI EDUKATIF ANTARA GURU-MURID A.Peranan Guru Sebagai Pendidik. Seseorangdikatakansebagaigurutidakcukuptahusesuatumateriyangakan diajarkan,tetapipertamakaliiaharusmerupakanseseorangyangmemangmemiliki kepribadiangurudengansegalaciritingkatkedewasaannya.Dengankatalainbahwa untuk menjadi pendidik atau guru, seseorang harus berkepribadian. 15Dr. Faisal Ismail,M.A. Paradigma Kebudayaan Islam, Titian Illahi Press, Yogyakarta, 1998, hlm 88-8916Achmad Warid Khan, Op.Cit. hlm 181-182 17Ibid, hlm 182 Masalahnyayangpentingadalahmengapaguruitudikatakansebagaipendidik. Gurumemangseseorangpendidiksebabdalampekerjaannyaiatidakhanyamengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melakukan beberapa keterampilan dan terutamasikapmentalanakdidik.Memdidiksikapmentalseseorangtidakcukuphanya mengajarkan seseuatu pengetahuan, tetapibagaimana pengetahuanitu harus di didikkan, dengan guru sebagai idolanya.18 Denganmemberikanpendidikandanmenanamkannilai-nilaiyangterkandung padaberbagai pengetahuanyang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap dan tingkahlakunyaguru,diharapkananakdidikdapatmenghayatidankemudian menjadikanmiliknya,sehinggadapatmenumbuhkansikapmental.Jaditugasseorang gurubukansekedarmenumpahkansemuailmupengetahuantetapijugamendidik seseorang menjadi warga Negara yang baik, menjadi seseorang yang berpribadi baik dan utuh.Mendidikberartimentransfernilai-nilaikepadasiswanya.Nilai-nilaitersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Oleh karena itu pribadi guru itu sendiri merupakanperwujudandannilai-nilaiyangakanditransfer.Mendidikadalah mengantarkananakdidikagarmenemukandirinya,menemukankemanusiaanya. Mendidik adalah memanusiakan manusia. Dengan demikian secara esensial dalam proses pendidikan, guru itu bukanhanyaberperan sebagai pengajaryang transfer of knowledgetetapijugapendidikyangtransferofvalves.Iabukansajapembawailmupengetahuan, akan tetapi juga menjadi contoh seseorang berpribadi manusia.19 Sebagaiseorangpendidik,guruharusmemenuhibeberapasyaratkhusus.Untuk mengajariadibekalidenganberbagainilmukeguruansebagaidasar,disertaipula seperangkatlatihanketerampilankeguruan,danpadakondisiitupula,iabelajar mempersonalisasikanbeberapasikapkeguruanyangdiperlukan.Kesemuanyaituakan menyatudalamdiriseoranggurusehinggameupakanseorangberpribadikhusus,yakni ramuandaripengetahuan,sikapdanketerampilankeguruansertapenguasaanbeberapa ilmupengetahuanyangakaniatransformasikanpadaanakdidiksehinggamampu membawa perubahan didalam tingkah laku siswa itu. 18Sardiman, A.M.Interaksi dan motivasi belajar-mengajar, Rajawali Press, Jakarta, 1994, hlm 135 19Ibid, hlm 136 Dilihatdarisegiperkembangannya,padazamankunoguruseringsekalidiberi predikatpendidikjauhlebih,kuat.Paraanakdidikdiarahkanmenjadimanusia-manusia yangtaatpadamahapencipta,sopan,tundukkepadaketentuansertaadatitiadatyang berlaku,walaupunkadang-kadanghalitukurangrasional.Mengenaifungsinya,Guru sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing, maka diperlukan adanya peranan pada diri guru.Perananguruiniakansenantiasamenggambarkanpolatingkahlakuyang diharapkan dalambeberapainteraksinya, baik dengan siswayang terutama sesama guru, maupundenganstafyanglain.Dariberbagaiinteraksikegiatanbelajarmengajar,dapat dipandangsebagaisentralsebagaiperanannya.20Sebabbaikdisadariatautidakbahwa sebagiandariwaktudanperhatiangurubanyakdicurahkanuntukmenggarapproses beklajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya. Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat: 1.PreyKatzmenggambarkanperanangurusebagaikomunikator,sahabatyangdapat memberikannasihat-nasihat,motivatorsebagaipemberiinspirasidandorongan pembimbingdalampengembangansikapdantingkahlakusertanilai-nilai,orang yang menguasai bahan yang diajarkan.21 2.Havighurstmenjelaskanbahwaperanangurudisekolahsebagaipegawai(employe) dalamhubungankedinasan,sebagaibawahan(subbordinate)terhadapatasannya sebagaikolegadalamhubunganyadengantemansejawat,sebagaimediatordalam hubunganyadengananakdidik,sebagaipengaturdisiplin,evaluatordanpengganti orang tua.22 3.James w. brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain:menguasai danmengembangkanmateripelajaran,merencanakandanmempersiapkanpelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.23 4.Federasidanorganisasiprofessionalgurusedunia,mengungkapkanbahwaperanan gurudisekolah,tidakhanyasebagaitransmitterdariidetetapijugaberperansebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.24 20Ibid, hlm 141 21Ibid, hlm 141 22Ibid, hlm 14123Ibid, hlm 142 24Ibid, hlm 142 Daribeberapapendapatdiatas,makasecararinciperanangurudalamkegiatan belajar mengajar secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut: a.Informatory Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupunumum. Dalam pada waktu itu berlaku teori komunikasi: - teori stimulus respon - teori dissonance-reduction - teori pendekatan fungsional25 b.Organisator Gurusebagaiorganisator,pengelolakegiatanakademik,silabus,workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajarmengajar,semuadiorganisasikansedemikianrupa,sehinggadapatmencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar dalam diri siswa.26 c.Motivator Perana guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatanbelajar siswa. Guru harus dapat merangsang danmemberikandorongansertareinseforcemenuntukmendinamisasikanpotensi siswa,menumbuhkanswadaya(aktifitas)dandayacipta(kreativitas)sehinggaakan menjadidinamikadidalamprosesbelajarmengajar.Dalamsemboyanpendidikan ditaman siswa sudah lama dikenal dengan istilah ing madya mangun karsa peranangurusebagaimotivatorinisangatpentingdalaminteraksibelajarmengajarkarena menyangkutesensipekerjaanmendidikyangmembutuhkankemahiransocial, menyangkut performance dalam arti personalisasi dalam sosialisasi diri.27 d.Penarah/director Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam haliniharusdapatmembimbingdanmengarahkankegiatanbelajarsiswasesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Guru harus handayani.28 25Ibid, hlm 142 26Ibid, hlm 142 27Ibid, hlm 143 28Ibid, hlm 143 e.Insiator Gurudalamhalinisebagaipencetuside-idedalamprosebelajar.Sudah barangtentuide-ideitumerupakanide-idekreatifyangdapatdicontoholehanak didknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyaning ngarso sung tulodo.29 f.Transmitter Dalamkegiatanbelajarguru,jugaakanbertindakselakupenyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan30 g.Fasilitator Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahandalamprosesbelajarmengajar,misalnyasajadenganmenciptakan suasanakegiatanbelajaryangsedemikianrupaserasidenganperkembangansiswa, sehinggainteraksibelajarmengajarakanberlangsungsecaraefektif.Halaini bergayut dengan semboyan Tut Wuri Handayani31 h.Mediator Gurusebagaimediatordapatdiartikansebagaipenengahdalamkegiatan belajarsiswa.Misalnyamenengahiataumemberikanjalankeluarkemacetandalam kegiatandiskusisiswa.Mediaorjugadiartikanpenyediamedia.Bagaimanacara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.32 i.Evaluator Adakecendrunganbahwaperansebagaievaluator,gurumempunyaiotoritas untukmenilaiprestasianakdidikdalambidangakademislakusosialnya,sehingga dapat menentukan bagiamana anak didiknya berhasil atau tidak. Tetapi kalu di amati agakmendalam.Evaluasi-evaluasiyangdapatdilakukanguruituseringhanya merupakanevaluasiekstrintikdansamasekalibelummenyentuhevaluasiyang intrinsic. Evalausiyang dimaksudadalah evaluasiyangmencakup evaluasiintrinsik. Unukiniguruharushati-hatidalammenjatuhkannilaiataukriteriakeberhasilan. Dalamhalinitidakcukuphanyadilihatdaribiasatautidaknyamengerjakanmata 29Ibid, hlm 143 30Ibid, hlm 144 31Ibid, hlm 144 32Ibid, hlm 144 pelajaranyangdiujikan,tetapimasihadapertimbangan-peritmbanganyangsanga unikdankompleks,terutamayangmenyangkutperilakudanvalvesyangadapada masing-masing mata pelajaran.33 33 Ibid, hlm 144 Pola Interaksi Guru-Murid 1.Sistem Pembelajaran Tradisional Dalam kehidupan sehari-hari istilah tradisi sering dipergunakan. Ada tradisi jawa,tradisikraton,tradisipetani,tradisipesantrendanlain-lain.Sudahtentu, masing-masing dengan intensitas ari dalam kedalaman makna tersendiri. Teapi istilah tradisibiasanyasecaraumumdimaksudkanuntukmenunjukankepadasuatunilai, normadanadatkebiasaanyangberbaulama,danyanglamatersebuthinggakini masih diterima, diikuti bahkan dipertahankan oleh kelompok masyarakat tertentu.Menurut khasanah bahasa Indonesia, tradisi berarti segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya, yang turun temurun dari nenek moyang.34 Ada pula yangmenginformasikan,bahwatradisiberasaladarikatatraditum,yaitusegala sesuatuyangditransmisikan,diwariskandarimasakemasa.Jadidapadisimpulkan bahwatradisiintinyaadalahwarisanmasalaluyangdilestarikanterushingga sekarang. Ataubisadijelaskan,bahwatradisipadahakikatnyaadalahkebiasaanyang terusdipeliharaturun-temurun.Sementaramenurutpendapatyangumumdipegangi, bahwaakifitaspendidikanudahadasejakmanusiaada,dansekarangkenyataanya punterusberlangsung;bahkanhanyaakanberakhirbiladuniamengakhiri perkembanganya.35 Sebegitu lamanya kegiatan pendidikan yang telah ataupun sedang dilakukan oelh manusia, maka wajar saja bila secara teoritis juga menghasilkan tradisi tertentu. Selanjutnyatradisionaldalamduniapendidikan,contohyanglainadalah systempengajaranklasikalyangpopulerdandipraktikanoranghinggasekarang. Dikatakan tradisi, karena toh sisitem tersebut berakar dari peninggalan masa lalu yang cukup jauh, sementara masih diperahankan sampai kini. Hanya saja ketradisionalanya jugasepertitidaklagiterasakan.Karenasisitemtersebutdalambatastertentu dianggap relevan dengan tuntutan kehidupan modern. Anara lain mampu menampung dinidik dalam jumlah banyak, sehingga menjadi relatif murah biayanya. 34WJB. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,cet VI, Jakarta, 1982, hlm 1088 35Drs. Imam Bawani, Op.Cit. hlm 25 Khususdiduniapendidikanislam,mengingatsejarahperjalananagamaini yangsudahcukup panjang, ditambah realitahistorisyang kurangmenguntungkan di masalalubahkanhinggasekarang,munculanyakesandanfaktatradisionalitasdi sana-sinitidaklahterhindarkan.Tradisiuntukmemakaikitab-kitabberbahasaArab sebagaibahanpokokyangdiajarkankepadaparamuridkebiasaanunukduduk bersiladilantaipadasaatgurumengajardanmuridbelajar,jugaperalatanserba sederhana seadanya, sampai kini masih menjadi gambaran yang lumrah bagi sebagian lembaga pendidikan islam. BukansajadiIndonesia,tradisionalaitasduniapendidikanislamjugamasih terjadidiberbagaikawasanduniamuslimyanglain,diindiasebagaicontohnya, hinggakinimerekamasihmenyelenggarakandanmemeliharadenganbaikberbagai lembagapendidikanislamyangmerupakanwarisanmasalalu,misalnyadalam bentuk rumah, masjid, maupun maupun madrasah tradisional. TradisionalismedalamduniapendidikanislamdiIndonesia,tampaknya memilikicirikhastersendiri.Disampingrumah-rumahkaummusliminyang dijadikantempatmengajiAl-Quranuntukanak-anakmisalnya,demikianhalnya pemanfaatanmushalla,langgar,suraudanmasjiduntukkegiatanyangsama, kecendrunganuntukmempertahankantradisipendidikanislamwarisanmasalalu, secara konsisten dilakuakan oleh kalangan pesantren tertentu. Tantanganyangdihadpaisangatjelasuntuksebagianbesardatingdariarus modernisasi.Denganadanyamodernisasi,padaumumnyamasyarakatcenderung matrealistis.Setelahmenjalankanpendidikan,yangpentingialahbagaimana seseorang mendapatkan lapangan pekerjaan yang bergengsi dan menguntungkan dari segimateri.Disinipesantrentradisionalyanghanyasematamemberikanpelajaran agamaversikitab-kitabklasikberbahasaarab,akandiujidaya-tahanya,terutama sejauhmanalembagapedidikanislamtersebutmemilikidayatarikdikalanganmuda-mudi zaman sekarang. 2.Sisitem Pembelajaran Konvensional Seoranggurudituntutuntukmenguasaiberbagaimodel-modelpembelajaran, dimanamelaluimodelpembelajaranyangdigunakannyaakandapatmemberikan nilai tambah bagi anak didiknya. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya dari proses pembelajarannya adalah hasil belajar yang optimal atau maksimal. Namun, salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Model ini sebenarnya sudahtidaklayaklagikitagunakansepenuhnyadalamsuatuprosespengajaran,dan perludiubah.Tapiuntukmengubahmodelpembelajaraninisangatsusahbagiguru, karenaguruharusmemilikikemampuandanketerampilanmenggunakanmodel pembelajaran lainnya. Memang,modelpembelajarankovensionalinitidaksertamertakitatinggal, dangurumestimelakukanmodelkonvensionalpadasetiappertemuan,setidak-tidak padaawalprosespembelajarandilakukan.Atauawalpertamakitamemberikan kepadaanakdidiksebelumkitamenggunakanmodelpembelajaranyangakankita gunakan.MenurutDjamarah(1996)metodepembelajarankonvensionaladalah metodepembelajarantradisionalataudisebutjugadenganmetodeceramah,karena sejakdulumetodeinitelahdipergunakansebagaialatkomunikasilisanantaraguru dengananakdidikdalamprosesbelajardanpembelajaran.Dalampembelajaran sejarahmetodekonvensionalditandaidenganceramahyangdiiringidengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. SelanjutnyamenurutRoestiyahN.K.(1998)caramengajaryangpaling tradisionaldantelahlamadijalankandalamsejarahPendidikanialahcaramengajar denganceramah.Sejakduhulugurudalamusahamenularkanpengetahuannyapada siswa,ialahsecaralisanatauceramah.Pembelajarankonvensionalyangdimaksud adalahpembelajaranyangbiasadilakukanolehparaguru.Bahwa,pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakanhapalandaripadapengertian,menekankankepadaketerampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.36 Metodemengajaryanglebihbanyakdigunakangurudalampembelajaran konvensionaladalahmetodeekspositori.MenurutRuseffendi(1991)metode ekspositoriinisamadengancaramengajaryangbiasa(tradisional)kitapakai-pada pengajaranmatematika.Kegiatanselanjutnyagurumemberikancontohsoaldan 36 WordPres.com : Theme Dig 3 Columm By WP Designer, 24 Mei 2009 penyelesaiannya,kemudianmemberisoal-soallatihan,dansiswadisuruh mengerjakannya.37 Jadi kegiatan guru yang utama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan ataumencatatapayangdisampaikanguru.Subiyanto(1988)menjelaskanbahwa, kelasdenganpembelajaransecarabiasamempunyaiciri-cirisebagaiberikut: pembelajaran secara klasikal, para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu. GurubiasanyamengajardenganberpedomanpadabukuteksatauLKS, denganmengutamakanmetodeceramahdankadang-kadangtanyajawab.Tesatau evaluasiyangbersifatsumatifdenganmaksuduntukmengetahuiperkembangan jarang dilakukan. Siswaharusmengikuti carabelajaryang dipilih oleh guru, dengan patuhmempelajariurutanyangditetapkanguru,dankurangsekalimendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat. Banyak kita temukan di lapangan bahwa selama ini pembelajaran matematika didominasi oleh guru melalui metode ceramah dan ekspositorinya. Disampingitu,menurutnyagurujarangmengajarsiswauntukmenganalisa secaramendalamtentangsuatukonsepdanjarangmendorongsiswauntuk menggunakanpenalaranlogisyanglebihtinggisepertikemampuanmembuktikan ataumemperlihatkansuatukonsep.HalsenadaditemukanolehMarpaung(2001) bahwa dalam pembelajaran matematika selama ini siswa hampir tidak pernah dituntut untuk mencoba strategi dan cara (alternatif) sendiri dalam memecahkan masalah. Dariuraiandiatas,dapatdiambilsuatukesimpulanbahwayangdimaksud denganpembelajarankonvensionalsecarabiasaadalahsuatukegiatanbelajar mengajaryangselamainikebanyakandilakukanolehgurudimanagurumengajar secaraklasikalyangdidalamnyaaktivitasgurumendominasikelasdenganmetode ekspositori,dansiswahanyamenerimasajaapa-apayangdisampaikanolehguru, begitupunaktivitassiswauntukmenyampaikanpendapatsangatkurang,sehingga siswamenjadipasifdalambelajar,danbelajarsiswakurangbermaknakarenalebih banyak hapalan. 37 Ibid, Theme Dig 3 Columm By WP Designer, 24 Mei 2009 Pendekatanpembelajarankonvensionalataukonservatifsaatiniadalah pendekatanpembelajaranyangpalingbanyakdikritik.Namunpendekatan pembelajaraninipulayangpalingdisukaiolehparaguru.Terbuktidariobservasi yangsayalakukandisekolah-sekolahdiJawaTengah,hampir80%gurumasih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. SebagaimanadikatakanolehPhilipR.Wallace tentangPendekatan konservatif,pendekatankonvensionalmemandangbahwaprosespembelajaranyang dilakukansebagaimanaumumnyagurumengajarkanmaterikepadasiswanya.Guru mentransferilmupengetahuankepadasiswa,sedangkansiswalebihbanyaksebagai penerima.38 MenurutPhilipR.Wallace(1992:13)Pendekatanpembelajarandikatakan sebagaipendekatanpembelajaranyangkonservatifapabilamempunyaiciri-ciri sebagai berikut: a.otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperansebagai contoh bagi murid-muridnya. b.Perhatian kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil. c.Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini. Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap olehsiswadanpenguasaanpengetahuantersebutlahyangmenjadi tolokukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan. MenurutUjangSukandi(2003:mendeskripsikanbahwaPendekatan konvensionalditandaidengan gurumengajarlebihbanyakmengajarkantentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampuuntukmelakukansesuatu,danpadasaatprosespembelajaransiswalebih banyakmendengarkan. Disiniterlihatbahwapendekatankonvensionalyang dimaksudadalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai pen-transfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai penerima ilmu. 38 WordPres.com, Posted on September 12, 2008 by Pakde sofa InstituteofComputerTechnology(2006:10)menyebutnyadenganistilah Pengajarantradisional.Dijelaskannyabahwapengajarantradisionalyangberpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Pengajaran model ini dipandang efektif, terutama untuk: a.Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain. b.Menyampaikan informasi dengan cepat. c.Membangkitkan minat akan informasi. d. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan. Namundemikianpendekatanpembelajarantersebutmempunyaibeberapa kelemahan sebagai berikut: a. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. b. Seringterjadikesulitanuntukmenjagaagarsiswatetaptertarikdenganapayang dipelajari. c. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis. d.Pendekatantersebutmengasumsikanbahwacarabelajarsiswaitusamadantidak bersifat pribadi. Dalam proses pembelajaran bahasa misalnya, dalam pendekatan konvensional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) lebihberpusatguru; (b) fokus pembelajaran lebihpadastrukturdanformatbahasanya(ilmubahasa);(c)Guruberbicara,siswa mendengarkan;(d)parasiswamelakukankegiatansendiri; (e)Guruselalu memonitordanmengoreksitiap-tiapucapansiswa;(f)gurumenjawabpertanyaan parasiswatentang(ilmu)bahasa;(g)guruyangmenentukantopikatautema pembelajaran; (h) guru menilaihasil belajar siswa; dan (i) kelas tenang. Berdasarkanpenjelasandiatas,makapendekatankonvensionaldapat dimaknaisebagaipendekatanpembelajaranyanglebihbanyakberpusatpadaguru, komunikasilebihbanyaksatuarahdarigurukesiswa,metodepembelajaranlebih banyakmenggunakan ceramah dan demonstrasi,danmateri pembelajaranlebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi. 3.Sisitem Pembelajaran Multikulural pembentukan masyarakat multikultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial abd error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, progamatis,integrateddanberkesinambungan.Salahsatulangkahyangstrategis dalamhaliniadalahmelaluipendidikanmultikulturalyangdiselenggarakanseluruh lembagapendidikan,baikformalmaupunnon-formal,danbahkaninformasidalam masyarakat luas. Kebutuhandanurgensipendidikanmultikulturaltelahlamadirasakancukup mendesakbagiNegara-bangsamajemuklainnya.DibeberapaNegarabaratseperti kanada,inggris,amerikaserikatdanlain-lain,yangsejakusainyaperangduniaIIsemakinmmultikulturalkarenaprosesmigrasipendudukluarkeNegara-negara tersebut(cfhefner,2001:2-3),pendidikanmulticulturaltelahmenemukan momentumnyasejakdasawarsa1970-an,setelahsebelumnyadiASmisalnya dikembangkanpendidikaninterkultural.Berhadapandenganmeningkatnya multikulturalismedinegara-negaratersebut,makaparadigma,konsepdanpraktek pendidikan multikultural realevan dan timely. Padapihaklain,gagasanpendidikanmultikulturalmerupakansesuatuyang baru di Indonesia. Meski belakangan ini mulai muncul suara-suara yang mengusulkan pendidikanmultikulturaltersebutditanahair,tidakberkembangwacanapublik tentangsubyekini.pembahasantentangsubyekinimemangmasihsangatterbatas, khususnyadilingkunganduniapendidikan.Padahal,realitasculturaldan perkembanganterakhirkondisisocial,politik,danbudayabangsa,khususnyasejak era reformasiyang penuh dengan gejolak social-politik dan konflik dakam berbagai level masyarakat, membuat pendidikan multicultural terasa semakin dibutuhkan. Dalamkonteksini,penerbitanbukukaryaZakiyuddinbaidhawi,pendidikan AgamaBerwawasanmulticultural(PenerbitErlangga,2005)memilikiartipenting bagiduniapendidikan,khususnyapendidikanagama.kekosonganatauminimnya literaturtentangsubyekinidapatdiisiataudipenuhidengankehadirankarya Zakiyuddin,yangsecaraspesifikmembahaspendidikanagamayangberdasarkan pada pandangan multiukulturalisme.Secarasederhanapendidikanmulticulturaldapatdidefinisikansebagai pendidikan/tentangkeragamankebudayaandalammeresponperubahndemografis dankulturallingkunganmasyarakattertentuataubahkanduniasecarakeseluruhan. Menurut tilaar(2002:495-7),pendidikanmultikulturalberawaldariberkembangnya gagasandankesadarantentanginterkulturalismeperangduniaII.Kemunculan gagasandankesadaraninterkulturalismeiniselainterkaitdenganperkembangan politikinternasionalmenyangkutHAM,kemerdekaandarikolonialisme,dan diskriminasirasialdandiskriminasilain-lain,jugakarenamenigkatnyapluralitasdi Negara-negarabaratsendirisebagaiakibatdaripeningkatanmigrasidariNegara-negara yang baru merdeka ke Amerika dan Eropa. Tetapiharusdiakui,padapraktiknyapendidikaninterkulturallebihterpusat pada dindividu daripada masyarakat. Lagi pula, konflik dalam skala luas, terjadi pada tingkatindividu,melainkanpadatingkatmasyarakatsehinggadapaatbenar-benar menggangguhubunganbersamadiantarawargamasyarakatNegara-bangsa.Sebab itu pula, pendidikan interkultural dipandang kurang berhasil dalam mengatasi konflik antargolongandanmasyarakat;dankenyataaninilahpadagilirannyamendorong munculnya gagasan tentang pendidikan multikultural. SebagaimanadikemukakanTilaar(2002;498),dalamprogrampendidikan multikultural,focustidaklagidiarahkansemata-matakepadakelompoksosial, kulturaldominanataumainstream,danagama.Focussepertiinipernahterjadi tekananpadaoendidikaninterkulturalyangmeningkatkanpemahamdantoleransi individu-individu yang berasal dari kelompok minoritas terhadap budaya mainstream. Pendidikaninterkulturalsepertiinipadaakhirnyamemunculkantidakhanyasikap tidakpeduli(indifference)terhadapnilai-nilaibudayaminoritas,tetapibahkan cenderungmelestarikanprasangka-prasangkasosialdankulturalyangrasisdan diskriminatif.Dandarikerangkainilah,makapendidikanmultikulturalsebenarnya merupakansikappedulidanmaumengerti(difference),ataupoliticsof recognetion,politikpengakuanterhadaporang-orangdarikelompokminoritas(cf Taylor, et.al.1994) Dalamkonteksitu,pendidikanmultikulturalmelihatmasyarakatsecaralebih luas. Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap indifference dan nonrecognition berakar tidak hanya dari ketimpangan struktural, paradigma pendidikan multikultural mencakupsubyek-subyekmengenaiketidakadilan,penindasan,kemiskinan,dan keterbelakangankelompok-kelompokminoritasdalamberbagaibidang;sosial, budaya,ekonomi,pendidikan,danlain-lain.Paradigmasepertiinipadagilirannya mendorongtumbuhnyakajian-kajiantentangethnicstudiesuntukkemudian menemukantempatnyadidalamkurikulumpendidikansejakdaritingkatdasar sampaiketingkatpendidikantinggi.Tujuanintidaripembahasantentangsemua subyekiniadalahuntukmencapaipemberdayaan(empowerment)bagikelompok-kelompok minoritas dan disadvantaged.39 Sementaraitu,Indonesiajugamempunyaipengalamanyangtidakkalah menyedihkan.Kekerasan,pemberontakan,pembumihangusandanpembunuhan genocide.Perpecahandanancamandisintegrasibangsatelahterjadisejakzaman kerajaanSingosari,Sriwijaya,Majapahit,Goa,Mataramhinggapadaeraterkini. Pembunuhanbesar-besaranterhadapmasapengikutPartaiKomunisIndonesiapada tahun1965,kekerasanterhadapetnisCinadiJakartapadaMei1998,perangislam Kristendimalukuutaratahun1999-2003danperangetnisantarawargaDayakdan Madura yang terjadi sejak tahun 1931 hingga tahun 2000 yang menyebabkan kurang lebih 2000 nyawa manusia melayang sia-sia adalah bagian dari sejarah kelam bangsa ini. Berdasarkankenyataanyangmemilukaninilah,makakeberadaanpendidikan multikulturaladalahstrategipendidikanyangdiaplikasikanpadasemuajenismata pelajarandengancaramenggunakanperbedaan-perbedaankulturalyangadapada parasiswasepertiperbedaanetnis,agama,bahasa,gender,klassosial,ras, kemampuan,danumuragarprosesbelajarmenjadiefektifdanmudah.Pendidikan multikulturalsekaligusjugauntukmelatihdanmembangunkaraktersiswaagar mampubersikap demokratis, humanis, dan pluralis dalamlingjunganmereka.dengan katalain,dapatdigambarkanmelaluisebuahpribahasasambilmenyelamminum air. Artinya selain siswa diharapkan dapat dengan mudah memahami, menguasai dan mempunyaikompetensiyangbaikterhadapmatapelajaranyangdiajarkanguru, siswajugadiharapkanmampuuntukselalubersikapdanmenerapkannilai-nilai demokrasi, humanisme, dan pluralism di sekolah atau diluar sekolah.Pendidikan multikultural mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan awal dan tujuan akhir.Tujuanawalmerupakantujuansementarakarenatujuaninihanyaberfungsi sebagai perantara agar tujuan akhirnya dapat dicapai dengan baik. 39Zakiyudin badhawy,pendidikan agama berwawasan multicultural, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm viiTujuanawalpendidikanmultikulturalyaitumembangunwacanapendidikan multikulturaldikalanganguru,dosen,ahlipendidikan,pengambilduniapendidikan danmahasiswaumum.Harapannyaadalahapabilamerekamempunyaiwacana pendidikanmultikulturalyangbaikmakakelakmerekatidakhanyamampuuntuk membangunkecakapandankeahliansiswaterhadapmatapelajaranyang diajarkannya.Akantetapijugamampuuntukmenjaditransformatorpendidikan multikulturalyangmampumenanamkannilai-nilaipluralisme,humanismedan demokrasi secara langsung di sekolahkepada para peserta didiknya. Adapuntujuanakhirpendidikanmultikulturaliniadalah,pesertsdidiktidak hanyamampumemahamidanmenguasaimateripelajaranyangdipelajarinyaakan tetapi diharapkan juga bahwa parra peserta didik akan mempunyai karakter yang kuat untuk selalu bersikap demokratis, pluralis, dan humanis.40 Istilahpendidikanmultikultural(multiculturaleducasion)dapatdigunakan dengan baik pada tingkat deskriptif dan normative, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikanberkaitan denganmasyarakat multikultural.Lebihjauh, ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi bagi pendidikan bagi peserta didik di dalam masyarakat multikultural. Dalamkonteksdeskriptifdannormatifini,makakurikulumpendidikanmultikultural mestilahmencakupsubyek-subyeksemacam;toleransi;bahayadiskriminasi; penyalesaiankonflikdanmediasi;HAM;demokrasidanpluralitas;kemanusian universal;tema-tematentangperbedaanetnokultural,danagamadansubyek-subyek lain yang relevan.41 KESIMPULAN Simpulke dewe. 40M. Ainul Yakin,M.Ed, pendidikan multikultural, Nuansa Aksara, Yogyakarta, 2005, hlm 26 41Ibid, hlmix DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Abdurrahan an-nahlawi, Prinsip-prinsippendidikan islam :dalam keluarga sekolah dan masyarakat. Diponegoro, Bandung. 1989 Ary ginanjar agustianMeningkatkan ESQ power,Arga wijaya persada, jakarta, 2001M. alawi alamaliki.prof.DrPrinsip-prinsip pendidikan rosululah, Gema insani press, Jakarta, 2002 M. jamaludin mahfuzhPsikologi anak dan remaja muslim, Dar al-Itisham, Jakarta, 2001 Mastuhu,prof. DR. M.EdMetodologi penelitian agama, PT. raja grafindo persada, Jakarta, 2006 Nurwadjah ahmad DR. E.QTafsir ayat-ayat pendidikan, Marja, bandung, 2007 Pius A. partanto, M. dahlan al bahriKamus ilmiah popular, arkola, Surabaya, 1994. RHA. Sunarjo dkk,Al-Quran dan terjemahnya,depag RI, Jakarta,1989 Singgih D. gunarsa dan yulia singgih. Psikologi praktis: anak, remajadan keluarga. BPK gunung mulia, Jakarta, 1995 Zakiyah drajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi aksara, Jakarta, 1992.