hubungan antara interaksi edukatif dengan

16
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN KREATIVITAS VERBAL PADA SISWA PONDOK PESANTREN IMAM SYUHODO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: ANDRIYA HARTANTO F 100 080 037 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: lehanh

Post on 13-Jan-2017

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

i

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

KREATIVITAS VERBAL PADA SISWA PONDOK PESANTREN IMAM

SYUHODO SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

ANDRIYA HARTANTO

F 100 080 037

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

ii

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

KREATIVITAS VERBAL PADA SISWA PONDOK PESANTREN IMAM

SYUHODO SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :

ANDRIYA HARTANTO

F 100 080 037

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 3: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUI({TIF DENGANKREATIVITAS VERBAL PADA SISWA PONDOK PESANTREN IMAM

SYUHODO SUKOHARJO

Diajukan Oleh :

ANDRIYA HARTAIYTO

F 100 080 037

Telah disetujui untuk dipertahankan

di depan Dewan penguji

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

llt

Dra. Partini, M.Si Surakarta, 8 Juni 2013

Page 4: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

HUBUNGAN ANTAR{ INTERAKSI EDUKATIF DENGANKREATIVITAS VERBAL PADA SISWA PONDOK PESANTREN IMAM

SYUHODO SUKOHARJO

Telah disetujui untuk dipertahankan di denan T)er*,o- D--_,j.pada tanggar 28 Juni ;i;,

Dewan penguji

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Penguji Utama

Penguji pendamping I

Surakarta, 28 Juni 2013

iv

Yang diajukan oleh :

F 100 080 037

Penguji pendamping II

Universitas Muhammadiyah SurakartaFakultas psikologi

Page 5: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

v

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

KREATIVITAS VERBAL PADA SISWA PONDOK PESANTREN IMAM

SYUHODO SUKOHARJO

Andriya Hartanto

Dra. Partini, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

[email protected]

Abstraksi. Tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah mendidik

siswa agar kreatif, dan interaksi edukatif merupakan salah satu bagian yang ada

dalam pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara interaksi edukatif dengan kreativitas verbal siswa

Pondok Pesantren Imam Syuhodo Sukoharjo.

Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan populasi yaitu siswa

MTs Muhammadiyah Blimbing Pondok Pesantren Imam Syuhodo. Sampel yang

digunakan adalah kelas VII D, VIII A, VIII B, dan kelas VIII D sebanyak 92

siswa yang diambil melalui teknik cluster sampling. Penelitian menggunakan

skala interaksi edukatif dan alat tes kreativitas verbal (TKV). Pengujian hipotesis

dengan analisis statistik korelasi product moment.

Hasil uji hipotesis menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara

interaksi edukatif dengan kreativitas verbal, dengan nilai koefisien korelasi

sebesar R = 0,212 dan p = 0,043 (p<0,05), artinya semakin tinggi interaksi

edukatif maka semakin tinggi kreativitas verbal siswa, demikian pula sebaliknya.

Interaksi edukatif siswa tergolong tinggi dengan prosentase 48,91%, ME 90,83

dan MH 75. Sedangkan untuk kreativitas verbal mempunyai kategorisasi tinggi

dengan prosentase sebesar 41,30 % dan ME 121,70. Terdapat sumbangan efektif

sebesar 4,5% interaksi edukatif dapat mempengaruhi kreativitas verbal siswa.

Kata kunci : Interaksi Edukatif, Kreativitas Verbal.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

1

PENDAHULUAN

Perubahan zaman dengan

permasalahan yang semakin

kompleks menuntut individu

memiliki sifat fleksibel, kritis dan

mempunyai kemampuan berpikir

kreatif sehingga mampu

mendapatkan solusi yang solutif dari

permasalahan yang muncul.Morgan

(1993) mengungkapkan bahwa

perubahan cara pandang, membuat

sesuatu yang berbeda, memberikan

ide-ide baru,menentukan pilihan

yang alternatif serta meliliki

kepekaan terhadap berbagai masalah

merupakan ciri dari berfikir kreatif.

Patut direnungkan menurut Florida,

dkk (2011) dalam The Global

Creativity Index menyebutkan

bahwa, ditinjau dari tingkat

kreativitasnya Negara Indonesia

berada pada rangking 81 dari 82

negara.

Salah satu jenis kreativitas

menurut Munandar (2004) adalah

kreaivitas verbal. Kreativitas verbal

merupakan kemampuan seseorang

dalam berfikir kreatif yang

mengandung aspek kelancaran,

keluesan dan orisinalitas berfikir

yang erat kaitannya dalam bentuk

verbal dimana orang yang memiliki

kreaivitas verbal ditandai oleh

ketrampilan berfikir secara lancar

dalam mengemukakan gagasan

pribadi yang bersifat unik serta

memiliki kemampuan

mengembangkan gagasan dan

memperinci gagasannya tersebut.

Rawat, Dkk (2012)

menyebutkan bahwa pada usia

remaja seseorang telah mampu

memahami ide-ide dari berbagai

situasi serta berfikir secara

imajinatif. Namun menurut Gowan

dan Erikson (dalam Munandar, dkk,

1988) pada masa tersebut pola

berfikirnya masih bersifat

konvergen, jadi setiap apa yang

mereka dapatkan akan diterima

secara keseluruhan tanpa melihat sisi

lain yang mungkin terjadi dari

berbagai macam pemikiran.

Fenomena ini menimbulkan

hambatan untuk befikir secara lancar

,serta ketidak luesan dalam

mengemukakan gagasan. Masa

remaja masih banyak membutuhkan

peran orang tua dalam mengontrol

tingkah laku anak, orang tua yang

terlalu membatasi kegiatan anak

akan menghambat timbulnya

Page 7: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

2

kreativitas (Tarnoto dan

Purnamasari, 2009)

Berdasarkan wawancara

dengan salah satu ustad pondok

pesantren yang menyatakan bahwa

terkadang dalam pembelajaran ketika

ustad memberikan soal kepada siswa,

siswa hanya menjawab pertanyaan

tersebut sama persis susunan

kalimatnya dengan apa yang ada

dibuku. Selain itu ada juga fenomena

lain yaitu ketika ustad memberikan

umpan balik kepada siswa, terkadang

siswa kurang begitu tanggap dengan

umpan tersebut, pasif dan kurang

bisa menyampaikan gagsannya. dari

fenomena tersebut terdapat

permasalahan yaitu, sebagian siswa

masih merasa sulit untuk

mengungkapkan dan

mengembangkan gagasan yang

dimiliki.

Menurut Hans (dalam

Rahman 2012) ditinjau dari faktor

kreativitas yaitu lingkungan keluarga

dan sekolah, rangking kreativitas

anak-anak Indonesia tergolong

rendah yaitu menempati peringkat

kedelapan dari delapan Negara yang

diteliti. Tinggi rendahnya kreativitas

verbal dipengaruhi faktor-faktor

yaitu: faktor internal meliputi

keterbukaan, kemampuan untuk

menilai dari sudut pandang lain, dan

kemampuan untuk bereksperimen,

sedangkan faktor eksternal meliputi

kondisi lingkungan yang menjamin

adanya rasa aman dan kebebasan

secara psikologis, adanya

penghargaan dan respon yang baik,

serta adanya model yang

menunjukkan ciri-ciri kepribadian

kreatif (Munandar, 2004).

Lembaga pendidikan

merupakan salah satu sarana untuk

mendidik anak menjadi seseorang

yang kreatif, didalamnya terdapat

pembelajaran yang erat kaitanya

dengan interaksi edukatif. Interaksi

edukatif merupakan interaksi belajar

mengajar tentang nilai dan norma

sebagai medium antara guru dengan

siswa (Djamarah, 2000). Interaksi

edukatif yang bersifat tematik,

dinamik dan kontekstal akan

memberi pengaruh terhadap pola

fikir siswa divergen siswa yang akan

mengarah kepada pola fikir kreatif

(Aryani, 2008). Suud (2012)

menambahkan bahwa inovasi

pembelajaran melahirkan metode

pembelajaran yang tidak monoton,

Page 8: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

3

kontekstual sehinga terjadi

pembelajaran yang kreatif.

Pondok Pesantren Imam

Syuhodo merupakan salah satu

Pondok Pesantren yang memberikan

ruang bagi siswa untuk belajar dan

berekspresi.Dengan metode

pembelajaran yang beragam dan

program pesantren yang menunjang

maka kebebasan siswa dalam

mengungkapkan suatu ide verbal

dapat dikambangkan. Berdasarkan

uraian diatas muncullah rumusan

masalah yaitu: “Apakah ada

hubungan antara interaksi edukatif

dengan kreativitas verbal siswa?“.

dengan rumusan masalah tersebut,

penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara

interaksi edukatif dengan kreativitas

verbal siswa, untuk mengetahui

seberapa besar interaksi edukatif

dapat mempengaruhi kreativitas

verbal, serta untuk mengetahui

tingkat interaksi edukatif dan

kreativitas verbal siswa.

Kreativitas merupakan salah

satu jenis gaya hidup, suatu cara

yang dapat memandang kehidupan

secara lebih luas. Seseorang yang

memiliki gaya hidup kreatif berarti

seseorang yang mau

mengembangkantalenta yang

dimiliki, menggunakan potensi diri

secara maksimal, serta mau

mengungkapkan gagasan baru

(Munandar,1987), sedangkan

kreativitas verbal merupakan salah

satu bentuk dari kreativitas yang

dimiliki seseorang dengan ciri

kelancaran, keluesan, orisinalitas

berfikir untuk membentuk suatu

gagasan yang bersifat verbal

(Munandar, 2004).Guilford (dalam

Munandar 2004) menyatakan bahwa

kreativitas verbal berawal dari

kemampuan seseorang untuk berfikir

secara lebih luas atau berfikir

divergen terhadap fenomena-

fenomena yang muncul dengan

membentuk ide-ide serta

mengkombinasikannya kedalam

suatu bentuk yang baru tanpa

menghilangkan unsur-unsur yang

sudah ada.sehingga muncul berbagai

macam alternatif jawaban untuk

menyelesaikan problematika yang

ada.

Terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi kreativitas verbal

salah satunya adalah pendapat dari

Munandar (2004) yang menyebutkan

Page 9: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

4

bahwa terdapat faktor internal yang

meliputi kemampuan menilai dari

sudut pandang lain, kemampuan

melakukan eksperimen, serta

keterbukaan dalam memunculkan

gagasan-gagasan baru. Sedangkan

eksternal faktor yang dapat

mempengaruhi adalah: kondisi

lingkungan, dukungan atau apresiasi,

serta adanya sosok yang jadi

panutan. Kemudian Hurlock (dalam

Munandar, 1999) menyampaikan ada

faktor waktu, kesempatan

menyendiri, dorongan, sarana

mengajar, lingkungan yang

merangsang, hubungan orang tua,

cara mendidik serta kesempatan

memperoleh pengetahuan dan faktor

yang terkait dengan interaksi

edukatif adalah faktor motivasi,

lingkungan, cara mendidik serta

kesempatan memperolah

pengetahuan.

Guilford (dalam Munandar,

1999) menyatakan bahwa didalam

kreativitas verbal terdapat berbagai

macam komponen yang saling

mempengaruhi yaitu terdiri dari

aspek aptitude diantaranya aspek

kelancaran, keluesan, keaslian serta

keterperincian dan aspek non

aptitude yaitu rasa keingintahuan

yang tinggi, mempunyai imajinasi,

merasa tertantang, sifat berani

mengambil resiko, sifat menghargai,

aktualisasi diri, kemauan

mewujudkan potensi, kemauan

berkembang, kecenderungan

mengekspresikan diri, serta motivasi.

Priambodo (2012) menambahkan

bahwa metode pembelajaran yang

memberikan kebebasan berdialog

dapat meningkatkan kreativitas

verbal siswa.

Kraetivitas verbal terbentuk

berdasarkan proses dan proses itu

sendiri terdiri dari berbagai tahapan

diantaranya adalah tahap persiapan,

inkubasi, pemecahan, dan tahap

pelaksanaan (Ayan, 2002).

Interaksi sebagai

penjembatan ilmu dan nilai penting

adanya dalam dunia pendidikan.

Djamarah (2000) menyebutkan

adanya interaksi edukatif sangatlah

perlu untuk menciptakan hubungan

yang serasi antara guru dengan siswa

untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Mansyur Dkk (1987)

menyampaikan bahwa tugas guru

dalam interaksi edukatif adalah

sebagai pendorong, fasilitator,

Page 10: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

5

organisator serta evaluator dan

munculnya interaksi yang harmonis

terjadi bila dalam prosesnya tercipta

keselarasan, keseimbangan,

keserasian, antara kedua kelompok

yaitu guru dan anak didik. Djamarah

(2000) menyebutkan bahwa terdapat

faktor yang dapat mempengaruhi

interaksi edukatif diantaranya faktor

tujuan, prosedur, penggarapan materi

khusus, aktivitas anak didik, peran

guru, disiplin, batas waktu dan

evaluasi.

Interaksi edukatif dalam

prakteknya terdapat berbagai macam

pola yang diterapkan dalam

pelakanaan pendidikan.Djamarah

(2000) berpendapat bahwa interaksi

edukatif bertumpu pada komponen-

komponen yang ada didalamnya,

yaituaspek tujuan, bahan pelajaran,

kegiatan belajar mengajar, metode,

alat, sumber pelajaran, dan evaluasi.

Menurut Conners (dalam Djamarah,

2000) aspek-aspek tersebut tersusun

dalam tahapan-tahapan meliputi

tahap sebelum pengajaran, tahap

pengajaran serta tahap setelah

pengajaran.

Interaksi edukatif yang

maksimal dalam berbagai aspek-

aspek didalamnya akan menciptakan

pola pembelajaran yang sesuai alur

dari tujuan pendidikan, sehingga

akan tebentuk kualitas pendidikan

yang baik pula bagi siswa, dalam hal

ini siswa akan lebih memahami

pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Melalui pola interaksi edukatif

yang beraneka ragam, akan memberi

ruang bagi siswa untuk aktif, yang

menjadikan siswa lebih leluasa

bersifat divergen dalam proses

pembelajaran sehingga pola fikir

orisinil, lues, serta lancar dapat

muncul dan akan mempengaruhi

kreativitas verbal siswa.

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel

Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah interaksi

edukatif, sedangkan variabel

tergantungnya adalah kreativitas

verbal.

Definisi Operasional Variabel

Penelitian

a. Kreativitas verbal merupakan

kemampuan seseorang dalam

membentuk ide-ide baru serta

mengkombinasikannya

Page 11: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

6

dengan berbagai unsur yang

bersumber dari kelancaran

berfikir, orisinalitas, keluesan

serta proses memperinci

suatu hal.

b. Interaksi edukatif merupakan

sebuah penghubung antara

guru dan siswa sebagai media

dalam proses pendidikan.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini

merupakan siswa MTs

Muhammadiyah Blimbing Pondok

Pesantren Imam Syuhodo. Teknik

pengambilan sampling mengunakan

teknik cluster rondom sampling, dan

terpilih kelas VII D, VIII A, VIII B

dan kelas VIII D sebagai subjek

penelitian.

Metode dan Alat Pengumpulan

Data

Pengumpulan data

menggunakan skala ineraksi edukatif

untuk mengukur ineraksi edukatif

serta alat tes TKV untuk mengukur

kreativitas verbal siswa.

Analisis Data

Analisis data penelitian ini

mengunakan teknik analisis product

moment dari pearson dengan

mengunakan aplikasi SPSS yang

telah dihitung dan mendapat legalitas

dari Pusat Olah Data Fakultas

Pskologi UMS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Hipotesisi

Pengujian hipotesis dilakukan

dengan teknik korelasi product

moment, dengan hasil r = 0,212 dan

p = 0,043 (p<0,05). Sehingga dapat

diartikan bahwa terdapat hubungan

positif yang signifikan antara

interaksi edukatif dengan kreativitas

verbal siswa.

Pembahasan

Hasil uji hipotesis terdapat

hubungan positif yang signifikan

antara interaksi edukatif dengan

kreativitas verbal siswa.Semakin

tinggi interaksi edukatif siswa maka

semakin tinggi pula kreativitas

verbal yang dimiliki, dan begitupula

sebaliknya, semakin rendah interaksi

edukatifnya maka semakin rendah

pula tingkat kreativitas verbal

siswa.Kurniati (2005) menyebutkan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

7

bahwa komponen interaksi edukatif

salah satunya terdiri dari motivasi

dan lingkungan yang merangsang

yang dapat mengarah kepada

terbentuknya kreativitas verbal.

Selain itu Hurlock (dalam Munandar,

1999) menambahkan bahwa sarana

belajar, cara mendidik, dan

kesempatan memperoleh

pengetahuan akan merangsang

tumbuhnya kreativitas verbal siswa.

Proses interaksi edukatif yang

maksimal didalamnya terdapat

beberapa aspek yang saling berkaitan

dan berjalan secara fungsional antara

lain aspek tujuan, bahan pelajaran,

kegiatan belajar mengajar, metode,

alat, sumber pelajaran dan

evaluasi(Djamarah, 2000). Tingginya

interaksi edukatif pada penelitian ini

dengan mean empirik (ME) sebesar

90,83serta sklor siswa yang memiliki

kategori sangat tinggi sebanyak

8,69% (8 siswa) dan katagori tinggi

sebanyak 48,91% (45 siswa)

menunjukkan bahwa dalam

pelaksanaan pendidikan di Pondok

Pesantren tersebut peran interaksi

edukatif berjalan dengan baik dengan

terjalinnya hubungan interaksi guru

dengan siswa yang mengedepankan

nilai dan norma sebagai mediumnya

(Djamarah,2000).Tingginya interaksi

edukatif siswa juga tidak lepas dari

tahapan atau proses-proses dari

interaksi edukatif yang berjalan

beriring, berkesinambungan dan

tersusun sistematis sehingga dapat

terbentuk suatu kesatuan yang saling

mempengaruhi antara satu sama lain.

Proses-proses interaksi edukatif

tersebut meliputi: proses pesiapan

(preparation), penyajian

(presentation), pelaksanaan

(application), ujian/evaluasi

(examination)(Darso, 2011).

Terdapat 41,3% (38 siswa)

dalam kategori sedang dan 1,08% (1

siswa) dalam kategori rendah ini

mengindikasikan bahwa walaupun

rata-rata siswa masuk dalam predikat

tinggi namun masih terdapat

beberapa siswa yang perlu

meningkatkan interaksi edukatifnya.

Peningkatan interaksi edukatif salah

satunya dapat dilakukan dengan

pemaksimalan aspek-aspek yang

terdapat dalam interaksi edukaif

terutama yang berkaitan dengan

motivasi, lingkungan yang

merangsang, situasi dan cara

mengajar. Pemaksimalan aspek

Page 13: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

8

interaksi edukatif serta penerapan

pola interaksi yang beraneka ragam

agar siswa dapat mengaktualisasikan

diri secara kritis dalam pola-pola

interaksi yang berbeda.

Tingkatan kreativitas verbal

siswa tergolong tinggi dengan rata-

rata empirik (ME) sebesar 121,70.

Sebanyak 28 siswa (30,43 %)

tergolong sangat tinggi dan 38 siswa

(41,30 %) masuk dalam kategori

tinggi. Hasil ini menyatakan bahwa

tingginya kreativitas verbal siswa

mencirikan kemampuan imajinasi,

sikap tertantang, sifat berani

mengambil resiko dan sifat

menghargaiberlangsung dengan baik

(Munandar, 1999). Kemampuan

siswa dalam menunjukkan ciri-ciri

tersebut dengan didukung oleh

caraberfikir lancar, lues dan

terperinci serta kemampuan

mengelaborasi merupakan bekal bagi

siswa untuk menjadi kreatif.

Disamping tingginya

kreativitas verbal tersebut, terdapat

28,52 % (26) siswa yang termasuk

dalam kategori sedang hal ini bearti

masih ada beberapa siswa yang harus

dimotivasi lagi untuk

mengembangkan kreativitas

verbalnya. Proses pemaksimalan

kreativitas verbal dapat dilakukan

dengan pembiasaan pola fikir secara

unik serta keberanian untuk

menyampaikan sesuatu yang

berbeda, sehingga hal-hal baru dari

proses kreatif dapat ditemukan,

kemudian melalui proses kreatif

Michael (2000) menyebutkan

terdapat tahapan-tahapan dalam

proses kreatif yaitu terdiri dari

tahapan persiapan, pengajuan ide,

inkubasi, tahap pemecahan, proses

seleksi dan tahap pelaksanaan

apabila semua dari tahapan tersebut

dapat berjalan maksimal maka

kreativitas verbal siswa akan

meningkat.

Sumbangan efektif sebesar

4,5 % interaksi edukatif terhadap

kreativitas verbal, mengindikasikan

masih terdapat 95,5 % faktor lain

yang mempengaruhi kreativitas

verbal, faktor lain tersebut

diantaranya adalah faktor

keterbukaan, menilai dengan sudut

pandang lain, kemauan melakukan

eksperimen, kebebasan secara

psikologis, apresiasi dari lingkungan,

serta adanya sosok yang mempunyai

ciri-ciri kepribadian

Page 14: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

9

kreaif(Munandar, 2004).Hurlock

(dalam Munandar, 1999)faktor

waktu, kesempatan menyendiri,

dorongan,dan hubungan orang tua,

kemudian Kurniati (2005)

menambahkan masih terdapat faktor

lain yang dapat memberi pengaruh

terhadap kreativitas verbal seseorang

yaitu faktor kemampuan intelektual,

pengetahuan, pola pikir dan

kepribadian.

Maksimalnya interaksi

edukatifakan memberi pengaruh

terhadap meningkatnya kreativitas

verbal siswa. masih terdapatnya

interaksi edukatif serta kreativitas

verbal dalam kategori sedang perlu

mendapatkan peningkatan untuk

ditingkatkan sehingga dari proses

interaksi edukatif yang maksimal

akan membuka pemikiran divergen

yang nantinya berpengaruh terhadap

peningkatan kreativitas verbal.

PERSANTUNAN

Terimakasih kepada Ibu Dra.

Partini, M.Si, Bapak Drs.

Mohammad Amir, M.Si dan ibu Dra.

Zahrotul Uyun, M.Si yang telah

memberi sumbangsih pemikiran serta

arahan dalam proses pengerjaan

skripsi ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat hubungan positif

yang signifikan antara

interaksi edukatif terhadap

kreativitas verbal.

2. Interaksi edukatif terhadap

kreativitas verbal memberi

pengaruh sebesar 4,5 %

3. Tingkat interaksi edukatif

siswa Pondok Pesantren

Imam Syuhodo tergolong

tinggi

4. Kreativitas verbal siswa

Pondok Pesantren Imam

Syuhodo tergolong tinggi.

Saran

Bagi siswa,pengembangkan

serta meningkatkan kreativitas

verbaldengan pemaksimalan

interaksi edukatif dalam proses

pendidikan, salah satunya dapat

dilakukan siswa yaitu dengan cara

tanggap terhadap umpan balik yang

didiberikan oleh guru, aktif saat

berlangsungnya diskusi, dan kritis

dalam proses pembelajaran sehingga

Page 15: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

10

dapat membuka pandangan baru

untuk menghasilkan pemikiran yang

lues, asli dan unik sehingga

kreativitas verbal dapat berkembang.

Bagi guru, pengawalan

proses pendidikan agar tetap sesuai

dengan tujuan, pemaksimalan

kompetensi pedagogic guru,

pelaksanaan pendidikan yang

terprogram, kesinambungan metode

pembelajaran, kelengkapan alat dan

tersedianya sumber pelajaran yang

beragam serta pelaksanaan

pendidikan dengan pola interaksi

edukatif yang beragam akan

meningkatkan kreativitas verbal

melalui faktor interaksi edukatif.

Bagi peneliti selanjutnya,

pengaruh yang tergolong sedikit

antara interaksi edukatif dan

kreativitas verbal sekiranya dapat

menjadi pembelajaran bagi peneliti

selanjutnya untuk menggali faktor-

faktor lain yang lebih dominan

mempengaruhi kreativitas verbal dan

tidak menutup kemungkinan akan

terjadi keselarasan antara faktor-

faktor tersebut sehingga

pemaksimalan pengembangan

kreativitas verbal dapat berjalan

secara efektif dan fungsional.

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Farida. 2008. Kreativitas

Dalam Pembelajaran.

Didaktika Jurnal

kependidikan Vol 3 no 2 hal

207-216

Ayan, Jordan.E. 2002. Bengkel

Kreativitas. Bandung: Kaifa.

Darso. 2011. Kesiapan Belajar Siswa

dan Interaksi Belajar

Mengajar Terhadap

Prestasi Belajar. Jurnal

INVOTE. Vol 7 no 2 hal

145-160

Djamarah, Syaiful. B. 2000. Guru

dan Anak Didik dalam

Interaksi Edukatif. Jakarta

: PT. Rineka Cipta

Florida, R., Mellander, C., &

Stolarick, K. 2011. Creativity

and Prosperity: TheGlobal

Creativity Index.

www.martinprosperity.org. Diunduh pada tanggal 18

November 2012 pukul 20.00

WIB.

Kurniati, Ni Made Taganing. 2005.

Pengaruh Pelatihan

Ketrampilan KreatifTerhadap

Kreativitas. Seminar Nasional

PESAT. p1-p8.

Mansyur, M. Siliwangi, Bening.

Hasanah, Nur. 1987. Dasar-

dasar Interaksi Belajar

Mengajar Bahasa Indonesia.

Bandung: Jemmars

Michael, A.West. 2000. Developing

Creativity In Organizations.

Yogyakarta: Kanisius

Page 16: HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF DENGAN

11

Morgan, Michael. 1993. Strategi

Inovasi Sumber Daya

Manusia. Jakarta: PT. Elex

Media komputindo

Munandar, S.C.U, Munandar, A.S,

Conny S. 1987. Memupuk

Bakat dan Kreativitas

Siswa Sekolah Menengah:

Petunjuk bagi Guru dan

Orang Tua. Jakarta: PT.

Gramedia

Munandar, Utami. 2004.

Pengembangan Kreativitas

Anak Berbakat. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

______. 1988. Kreativitas Sepanjang

Masa. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan

Priambodo, B., Listiana, A., dan

Astuti, T.P., 2012. Effect Of

Problem Posing Method

(PPM) Toward Verbal

Creativity Junior High

School Student In Grade.

Jurnal Psikologi. Vol 1 no 1

hal 5-30: Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro

Rahman, Risqi. 2012. Hubungan

Antara Self-Concept dengan

Kemampuan Kreatif

Matematika Siswa. Jurnal

Infinity. Vol 1 no 1 hal 57-

85 : STKIP Siliwangi

Bandung

Rawat, Khalid.J, Etc. 2012.

Creativity and Education.

Journal SAVAP International.

Vol 21 isue 3 page 219-245

Suud, Marsudi. 2012.

http://edukasi.kompas.com/r

ead/2012/03/21/12313075/G

uru.Diharapkan.Lebih.Inovat

if.dalam.Mengajar#.

Diunduh pada tanggal 17

Desember 2012 pukul 11.5

WIB

Tarnoto, Nissa. Purnamasari, alifi.

2009. Kreativitas Siswa

SMPN Ditinjau dari Tingkat

Pendidikan Ibu. Jurnal

Humanitas. Vol VI no 2

hal190-204: Fakultas

Psikologi Universitas

Ahmad Dahlan