persiapan akademik lbk f klasikal

32
PERSIAPAN AKADEMIK MAHASISWA UNTUK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING FORMAT KLASIKAL Oleh: NEVIYARNI S. JURUSAN BK FIP UNP ABSTRAK Tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan dilihat dari kemampuan, keterampilan, sikap, dan perilaku siswa yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Berbagai tantangan harus diantisipasi melalui penyiapan mahasiswa sebagai calon pendidik (calon guru) sehingga mereka belajar, dan memiliki berbagai pengalaman dalam proses pendidikannya untuk memperoleh berbagai kompetensi pelayanan bimbingan dan konseling, terutama layanan format klasikal. Keberhasilan pencapaian kompetensi pembelajaran sangat tergantung kepada berbagai aspek yang saling bersinergi, di antaranya; pendidik, peserta didik/mahasiswa, modalitas gaya mengajar dan belajar, berbagai keterampilan belajar, metode dan media pembelajaran, suasana pembelajaran, pengelolaan pembelajaran yang efektif dan produktif. Pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu klien atau kelompok individu peserta didik (KIPD) melalui format kegiatan individual, kelompok, klasikal, lapangan, serta kolaborasi. Berbagai kendala dihadapi konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling format klasikal di sekolah Mata kuliah Pengajaran Psikologi dan Bimbingan Konseling (PPBK) merupakan salah satu mata kuliah pada jurusan BK yang diperkirakan dapat mengantisipasi berbagai permasalahan konselor dengan keterampilan penyusunan satuan acara pembelajaran/layanan dalam materi psikologi dan BK sesuai kebutuhan berbagai KIPD dengan mempertimbangkan metoda, media, rencana penilaian, dan memanfaatkan bantuan tutor yang mengacu kepada terselenggaranya pembelajaran yang efektif. 1

Upload: neviyarni

Post on 22-Jun-2015

3.770 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persiapan akademik lbk f klasikal

PERSIAPAN AKADEMIK MAHASISWA UNTUK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING FORMAT KLASIKAL

Oleh: NEVIYARNI S.JURUSAN BK FIP UNP

ABSTRAK

Tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan dilihat dari kemampuan, keterampilan, sikap, dan perilaku siswa yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Berbagai tantangan harus diantisipasi melalui penyiapan mahasiswa sebagai calon pendidik (calon guru) sehingga mereka belajar, dan memiliki berbagai pengalaman dalam proses pendidikannya untuk memperoleh berbagai kompetensi pelayanan bimbingan dan konseling, terutama layanan format klasikal .

Keberhasilan pencapaian kompetensi pembelajaran sangat tergantung kepada berbagai aspek yang saling bersinergi, di antaranya; pendidik, peserta didik/mahasiswa, modalitas gaya mengajar dan belajar, berbagai keterampilan belajar, metode dan media pembelajaran, suasana pembelajaran, pengelolaan pembelajaran yang efektif dan produktif.

Pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu klien atau kelompok individu peserta didik (KIPD) melalui format kegiatan individual, kelompok, klasikal, lapangan, serta kolaborasi. Berbagai kendala dihadapi konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling format klasikal di sekolah

Mata kuliah Pengajaran Psikologi dan Bimbingan Konseling (PPBK) merupakan salah satu mata kuliah pada jurusan BK yang diperkirakan dapat mengantisipasi berbagai permasalahan konselor dengan keterampilan penyusunan satuan acara pembelajaran/layanan dalam materi psikologi dan BK sesuai kebutuhan berbagai KIPD dengan mempertimbangkan metoda, media, rencana penilaian, dan memanfaatkan bantuan tutor yang mengacu kepada terselenggaranya pembelajaran yang efektif.

A. Pendahuluan

Dewasa ini tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan semakin meningkat. Hal

ini sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, baik dalam bidang agama,

ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, seni, dan budaya (AIPTEKSOSBUD) yang semakin

maju. Indikator mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari nilai yang diperoleh siswa melalui

buku laporan nilai atau Nilai Evaluasi Murni (NEM), melainkan juga dari tercapainya

rumusan tujuan umum pendidikan nasional yang mengandung tiga aspek, yakni aspek: (1)

kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Dengan demikian, proses pembelajaran hendaklah

dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut. Proses pembelajaran dilaksanakan agar siswa

memiliki kemampuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan norma dan

1

Page 2: Persiapan akademik lbk f klasikal

aturan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan Undang-undang tersebut, pendidikan sangat berperan dalam

meningkatkan kualitas kehidupan manusia sebagai pribadi yang matang, positif, inovatif,

bertanggungjawab dan mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin.

Untuk mengembangkan potensi diri, siswa perlu memahami dirinya, mengetahui apa

kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Ketika remaja gagal menentukan identitas

dirinya, dia akan mengalami krisis identitas sehingga dapat menimbulkan masalah dalam

menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.

Sumber daya manusia yang berkualitas perlu diantisipasi melalui pendidikan.

Berbagai tantangan harus dihadapi dalam pendidikan seperti membantu peserta didik

untuk mencapai pengembangan potensinya secara optimal; penguasaan IPTEK dan

IMTAQ; apresiasi seni, sosial dan budaya; transformasi ke arah masyarakat industri;

berpikir logis, kreatif dan sistematis; serta mewujudkan masyarakat yang adil dan

makmur. Dalam pelaksanaan pendidikan di LPTK, dosen mendidik mahasiswa sebagai

calon pendidik (calon guru) dengan memberi motivasi untuk meraih prestasi, punya

keinginan untuk menang, punya cita-cita dan berupaya untuk mencapainya. Dengan

demikian, mahasiswa harus belajar, punya rasa ingin tahu yang tinggi, dan memiliki

berbagai pengalaman dalam proses pendidikannya untuk memperoleh berbagai

kompetensi yang diharapkan.

Keberhasilan pencapaian kompetensi pembelajaran sangat tergantung kepada

berbagai aspek yang saling bersinergi. Salah satu aspek yang sangat berpengaruh

tersebut adalah bagaimana cara seorang pendidik melaksanakan pembelajaran.

Pengelolaan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk terlibat dan mengekspresikan segala potensinya, merupakan salah satu cara yang

2

Page 3: Persiapan akademik lbk f klasikal

dapat ditempuh oleh dosen dalam menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki

oleh mahasiswa (TOT Nasional-Ekspansi 2010). Berkaitan dengan pernyataan tersebut,

menurut Silberman (2006:9) proses belajar memerlukan keterlibatan peserta didik

secara fisik dan mental, dimana penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan

membuahkan hasil yang efektif tanpa adanya keaktifan dari diri peserta didik sendiri

(siswa/mahasiswa).

Sesuai dengan perkembangan dewasa ini, sebagian besar pendidik telah

menyadari terdapatnya berbagai perbedaan gaya belajar yang dimiliki oleh individu.

Menurut Andri Hakim (2010:84) dalam proses pembelajaran, modalitas seseorang

sangat erat kaitannya dengan modalitas gaya mengajar seorang pendidik. Seseorang

yang gaya belajarnya lebih mengutamakan visual akan cenderung menggunakan

metode mengajar secara visual. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, tentu saja

pendidik berinteraksi dengan individu-individu yang memiliki beragam gaya belajar.

Dalam hal ini, Andri Hakim (2010:84) memaparkan bahwa minimal setiap orang

memiliki salah satu dari tiga modalitas belajar dalam proses pembelajarannya, yaitu

modalitas visual, auditori, dan kinestetik. Perbedaan-perbedaan yang ada ini menuntut

pendidik untuk mampu secara aktif menerapkan berbagai pendekatan yang bervariasi

guna mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif.

Moh. Uzer Usman (1995:4) memaparkan bahwa proses pembelajaran merupakan

inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dengan pendidik sebagai pemegang

peranan utama. Dalam belajar, mahasiswa harus belajar dalam mencari ilmu, cara

menggunakannya sehingga mereka punya dasar untuk ketenteraman dalam hidup. Agar

terjadi proses pembelajaran pada mahasiswa sebagai peserta didik, dosen perlu

menciptakan kondisi yang sesuai dengan tujuan belajar yang diharapkan. Dosen dan

mahasiswa harus selalu mencari ilmu, karena ilmu senantiasa harus diperbaharui.

Mahasiswa harus berlatih berbagai keterampilan, menyimpan berbagai informasi

dengan cepat dan mengingat kembali dengan teliti sewaktu diperlukan, untuk mencapai

tujuan belajar sesuai dengan harapan, perlu peningkatan kualitas pembelajaran.

Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, di

antaranya menurut Imam Maliki (2008:13) penyajian metode belajar yang bervariasi

3

Page 4: Persiapan akademik lbk f klasikal

perlu diberikan kepada peserta didik untuk menghindari kejenuhan dalam belajar dan

perasaan terbebani dengan berbagai materi. Perasaan senang dapat timbul seiring

dengan tujuan pendidikan yang dapat diserap dengan baik dan mudah. Hal tersebut

dapat terjadi karena seseorang yang berada dalam kondisi yang menyenangkan tahan

dan sigap dalam menghadapi beragam bentuk tantangan. Penyajian materi dengan

menggunakan metoda yang memanfaatkan media dalam proses pembelajaran sangat

penting sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam keseluruhan proses pembelajaran.

Agus Irianto (2010:57) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran akan

menumbuhkan kebermaknaan belajar agar peserta didik lebih tertarik, merasa senang,

dan termotivasi untuk belajar, serta tumbuh rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang

dipelajarinya.

Salah satu unsur paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia

dikenal dengan peningkatan kualitas pembelajaran yang berisi atribut pokok, yaitu

relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pemakai lulusan, memiliki suasana

akademik dalam penyelenggaraan program studi, adanya komitmen kelembagaan dari

para pimpinan dan staf terhadap pengelolaan organisasi yang efektif dan produktif,

keberlanjutan program studi, serta efisiensi program secara selektif berdasarkan

kelayakan dan cakupannya. Aspek-aspek tersebut mempunyai nilai yang strategis

untuk pengembangan upaya pelaksanaan pendidikan yang berorientasi pada

peningkatan kualitas (Depdiknas, 2004:6).

Indikator kualitas pembelajaran di LPTK dapat dilihat antara lain dari

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen, perilaku dan dampak belajar

mahasiswa calon guru, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran,

dan sistem pembelajaran yang berkualitas. Selanjutnya (Depdiknas, 2004:7)

mengemukakan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran diperlukan karena beberapa

alasan berikut:

1. Lembaga pendidikan akan berkernbang secara konsisten dan mampu bersaing di era informasi dan globalisasi dengan meletakkan aspek kualitas secara sadar dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

2. Kualitas perlu diperhatikan dan dikaji secara terus menerus, karena substansi kualitas pada dasarnya terus berkernbang secara interaktif dengan tuntutan

4

Page 5: Persiapan akademik lbk f klasikal

kebutuhan masyarakat dan pekembangan teknologi.3. Aspek kualitas perlu mendapat perhatian karena terkait bukan saja pada kegiatan

sivitas akademika dalam lingkungan kampus, tetapi juga pengguna lain di luar kampus sebagai "stake-holders"

4. Suatu bangsa akan mampu bersaing dalarn percaturan international jika bangsa tersebut memiliki keunggulan (excellence) yang diakui oleh bangsa-bangsa lain.

5. Kesejahteraan masyarakat dan/atau bangsa akan terwujud jika pendidikan dibangun atas dasar keadilan sebagai bentuk tanggung jawab sosial masyarakat bangsa yang bersangkutan.

Pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu klien atau siswa asuh

atau kelompok individu peserta didik (KIPD) memahami diri dan lingkungannya, mencegah

berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya, mengentaskan masalahnya,

memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya, serta

mengadvokasi KIPD dalam membela hak dan kepentingannya yang kurang mendapat

perhatian. Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan perencanaan khusus

(program), guna memenuhi kebutuhan KIPD dalam format individual, kelompok dan atau

klasikal. Berbagai kebutuhan KIPD dapat diketahui melalui penyelenggaraan kegiatan

pendukung bimbingan dan konseling (need assessment).

Pelayanan bimbingan dan konseling terdiri dari berbagai jenis layanan yaitu layanan:

orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan,

bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi, mediasi dan advokasi. Didukung oleh

kegiatan aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah,

tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus (Prayitno, 2004). Semua jenis dan kegiatan

pendukung layanan bimbingan dan konseling tersebut hendaklah dituangkan terlebih dahulu

dalam bentuk program (dapat dalam bentuk program harian, mingguan, bulanan, semesteran

dan tahunan). Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi format kegiatan individual,

kelompok, klasikal, lapangan, serta kolaborasi (Prayitno, 2010).

Format kegiatan individual dapat dilakukan untuk jenis layanan orientasi, informasi,

penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, dan konsultasi.

Format kegiatan kelompok dapat dilakukan untuk jenis layanan orientasi, informasi,

penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, bimbingan kelompok, konseling kelompok,

konsultasi, dan mediasi. Format kegiatan klasikal dapat dilakukan untuk jenis layanan

5

Page 6: Persiapan akademik lbk f klasikal

orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, serta penguasaan konten. Format kegiatan

lapangan dapat dilakukan untuk jenis layanan informasi, dan penguasaan konten tertentu.

Format kolaborasi dapat dilakukan untuk membangun kerjasama antara guru bimbingan dan

konseling/ konselor dengan berbagai pihak terkait untuk membantu KIPD (Neviyarni, 2009).

B. Berbagai Kendala yang Dihadapi Konselor dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Format Kegiatan Klasikal di Sekolah

Menurut PP no. 74 tahun 2008 tentang guru, Konselor/guru pembimbing dituntut

melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling minimal 24 jam pelajaran per minggu

untuk 150 orang siswa asuh. Setiap kegiatan yang dilaksanakan konselor/guru pembimbing

dihargai setara dengan dua jam pelajaran. Jadi, konselor/guru pembimbing perlu membuat,

melaksanakan, mengevaluasi, dan menganalisis hasil evaluasi, serta menindaklanjuti 12

satuan layanan (Satlan) setiap minggu. Bahkan menurut Permen no. 30 tahun 2011 tentang

beban mengajar guru, guru dituntut untuk melaksanakan beban mengajar minimal 27,5 jam

seminggu. Tuntutan ini tentu lebih berat lagi bagi guru dari beban sebelumnya. Setelah

pelaksanaan satlan, konselor/guru pembimbing juga harus membuat laporan pelaksanaan

program (Lapelprog) yang telah dilakukan.

Dari pengalaman sebagian besar konselor/guru pembimbing di sekolah, masih banyak

sekolah tidak memberikan alokasi waktu untuk masuk kelas bagi konselor/guru pembimbing.

Sebetulnya, waktu untuk masuk kelas bagi konselor/guru pembimbing sangat diperlukan

sehingga berbagai layanan bimbingan dan konseling format klasikal dapat dilaksanakan.

Seorang konselor/guru pembimbing bertanggung jawab atas 150 orang siswa asuh,

berarti siswa asuh itu berada dalam empat atau lima kelas. Apabila ia masuk kelas

menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling format klasikal satu kali untuk masing-

masing kelas setiap minggu, artinya konselor/guru pembimbing melaksanakan lima kegiatan

layanan. Sementara tujuh kegiatan lainnya dapat dilaksanakan di luar kelas, sesuai dengan

kesepakatan dan rencana yang telah disepakati dalam pertemuan /layanan format klasikal

dalam kelas.

Kerjasama antara konselor/guru pembimbing dengan personil sekolah yang lain tidak

banyak. Hal ini juga mungkin disebabkan oleh persepsi dan pemahaman masing-masing

personil berbeda mengenai pelayanan bimbingan dan konseling.

6

Page 7: Persiapan akademik lbk f klasikal

Kendala lainnya berkaitan dengan berbagai keterampilan konselor/guru pembimbing.

Diantara keterampilan yang dibutuhkan; keterampilan untuk menemukan need assessment,

keterampilan konseling, baik itu format individual, format kelompok, ataupun format

klasikal. Keterampilan membangun kerjasama dan mengadakan pendekatan tertentu dengan

berbagai pihak terkait dengan pelayanan kepada siswa asuh. Untuk ini, diperlukan bantuan

para profesional dari Perguruan Tinggi.

Berdasarkan laporan peserta Diklat Sertifikasi Guru Bimbingan dan Konseling tahun

2011 angkatan I tanggal 10 Juni 2011, dan angkatan II tanggal 25 Juni 2011 di Rayon 06,

bahwa mereka sukar sekali untuk mengembangkan/ mempersiapkan layanan BK format

klasikal. Menurut mereka banyak sekali materi yang harus dipersiapkan, untuk satu semester

16 kali pertemuan. Sehingga banyak di antara Guru Bimbingan dan Konseling yang

berkeberatan untuk mengisi jam pelajaran BK yang telah tersedia.

C. Mata Kuliah Pengajaran Psikologi dan Bimbingan Konseling (PPBK)

Mata kuliah Pengajaran Psikologi dan BK merupakan salah satu mata kuliah pada

jurusan BK yang termasuk ke dalam kelompok mata kuliah Perilaku Berkarya I. Sinopsis

mata kuliah ini berkaitan dengan penyusunan satuan acara pembelajaran dengan materi

psikologi dan BK sesuai kebutuhan berbagai kelompok indvidu peserta didik (siswa,

mahasiswa, pemuda, dan orang dewasa atau peserta program pendidikan /pelatihan) yang

mencakup metoda, media dan rencana penilaian yang mengacu kepada terselenggaranya

pembelajaran yang efektif. Melalui mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki: (a)

wawasan dan pengetahuan tentang teknik penyusunan satuan acara pembelajaran/satuan

layanan (SATLAN) dengan materi Psikologi dan BK sesuai dengan kelompok individu

peserta didik, (b) keterampilan dalam menyusun satuan acara pembelajaran/satuan layanan

(SATLAN) dengan materi Psikologi dan BK sesuai dengan kelompok individu peserta didik,

(c) keterampilan dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan disain dalam satuan

acara pembelajaran/(SATLAN).

Penguasaan yang baik terhadap konten perkuliahan Pengajaran Psikologi dan BK

serta keterampilan yang memadai untuk mengaplikasikan materi perkuliahan dalam

penyelenggaraan pembelajaran di sekolah dan luar sekolah sangat diperlukan dalam

7

Page 8: Persiapan akademik lbk f klasikal

melaksanakan tugas sebagai Guru bimbingan dan konseling/Konselor kelak. Selama

perkuliahan materi yang dibahas adalah sebagai berikut :

a. klasifikasi individu peserta didik (KIPD)

b. konsep-konsep psikologi dan BK

c. analisis kebutuhan KIPD

d. analisis kesesuaian konsep psikologi dan BK dengan KIPD

e. analisis GBPP Pengajaran Psikologi dan BK setting sekolah dan setting luar sekolah

f. penyusunan GBPP Pengajaran Psikologi dan BK dengan materi psikologi dan BK

sesuai dengan KIPD

g. penetapan indikator dan tujuan pembelajaran

h. penyusunan rancangan materi/bahan ajar

i. pemilihan metode dan media pembelajaran sesuai dengan materi untuk KIPD setting

sekolah dan luar sekolah

j. pengaturan kegiatan/langkah-langkah pembelajaran

k. penyusunan format penilaian hasil belajar sesuai dengan materi bahasan

l. penyusunan rancangan materi bahasan dalam SAP/SATLAN sesuai dengan mata

kuliah Pengajaran Psikologi dan BK untuk setting sekolah dan luar sekolah

m. pelaksanaan simulasi pengajaran psikologi dan BK di sekolah dan luar sekolah.

Salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan konseling format klasikal yang dapat

dilakukan guru bimbingan dan konseling/ konselor sebagai pendidik mendasari pembahasan

dengan konsep Khalifah fil Ardh disingkat dengan KFA (Neviyarni S., 2010) sebagai berikut:

Prosedur pelaksanaan model bimbingan dan konseling berorientasi KFA untuk mengembangkan perilaku KFA pada siswa antara lain sebagai berikut: (1) guru pembimbing/konselor mengadakan silaturrahim dengan siswa dapat melalui: permainan, cerita, fantasi, menggambar, ekspresi diri, pembahasan data siswa, (2) pengungkapan perasaan/ide/pemikiran siswa, (3) penjelajahan perasaan/ide/pemikiran siswa, (4) pembahasan perasaan/ide/pemikiran siswa, (5) pendalaman perasaan/ide/pemikiran siswa dalam kaitannya dengan konsep KFA yang didasari ajaran agama Islam, dan (6) perencanaan untuk masa yang akan datang.

Prosedur pelaksanaan bimbingan dan konseling model bimbingan dan konseling

berorientasi KFA terdiri dan enam tahapan, dengan penekanan model bimbingan dan

konseling berorientasi KFA ini pada tahapan 5, yaitu tahap pendalaman, dengan

8

Page 9: Persiapan akademik lbk f klasikal

mengkomunikasikan ajaran agama Islam sesuai dengan ayat-ayat Allah dan sunnah Rasul

sehubungan dengan persoalan yang dibahas. Tahap pendalaman dilaksanakan dalam semua

bidang dan jenis layanan bimbingan dan konseling.

Kekhasan lainnya dalam proses pembelajaran terutama dalam pelayanan bimbingan

dan konseling format kegiatan klasikal, guru bimbingan dan konseling/ konselor sebagai

pendidik diharapkan menggali aspek-aspek iman & takwa, inisiatif, industrius, individu,

interaksi (lima-I), sehubungan dengan materi yang dibahas. Prayitno, (2009) menekankan

lagi aspek-aspek lima-I sebagai berikut ini:

a. Iman dan takwa. Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki agar semua orang mengembangkan kemampuan setinggi tingginya untuk kebahagiaan kehidupannya di dunia dan akhirat. Salah satu cara paling mendasar untuk mengembangkan kemampuan itu adalah dengan mengikuti program-program kegiatan sekolah secara penuh dan tepat waktu (terjadwal). Pengingkaran terhadap terlaksananya program-program tersebut dengan baik berarti pelanggaran terhadap apa yang mestinya diperbuat sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang-orang yang beriman dan bertakwa akan menepati program-program yang dibuat dan disepakati untuk dijalankan. Dengan pembahasan tentang materi yang telah direncanakan akan meningkatkan kesadaran dan perilaku siswa asuh sehari-hari dalam melaksanakan program kegiatan sekolah sebagai bagian dari keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Inisiatif. Berarti bahwa dengan memahami seluk beluk materi yang dibahas, siswa asuh tergerak dan berinisiatif untuk meningkatkan frekwensi dan mutu kesertaannya dalam program-program kegiatan yang telah direncanakan sesuai jadwal.

c. Industrius. Berarti bahwa dengan terjalaninya program-program kegiatan di sekolah dengan sebaik-baiknya keberhasilan program-program tersebut terjamin untuk tercapainya produktivitas tinggi dan kesuksesan akan diraih oleh siswa asuh yang mampu melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan ditambah kegiatan lain di luar sekolah yang jadwalnya tersinkronisasikan dengan kegiatan sekolah.

d. Individu. Berarti bahwa dengan memahami seluk beluk materi yang sedang dibahas, siswa asuh dapat mengenal mengukur dan menguatkan diri terkait dengan untung/rugi melaksanakan atau menghindari hal tersebut serta upaya meningkatkan kegiatan-kegiatan pengembangan pribadi untuk mencapai keberhasilan yang lebih tinggi. Untung/rugi ditinjau dari nilai dan norma yang berlaku pada masyarakat tempat individu itu berada.

e. Interaksi. Berarti bahwa dengan memahami seluk beluk materi yang sedang dibahas, siswa asuh mampu berinteraksi dengan orang lain dalam suasana dan tujuan yang lebih menguntungkan, sehingga kegiatan yang telah direncanakan itu terwujud dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan lain yang relevan dan positif dapat ditingkatkan.

Demikianlah kekhususan pembelajaran mata kuliah PPBK agar calon guru BK/konselor

dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.

9

Page 10: Persiapan akademik lbk f klasikal

D. Penyelenggaraan Perkuliahan PPBK

Berdasarkan pengalaman membina perkuliahan PPBK, prasyarat penguasaan materi

yang dimiliki mahasiswa masih kurang. Mereka masih belum mengerti cara memanfaatkan

berbagai data yang mereka pelajari pada mata kuliah instrumentasi, mereka belum mengikuti

latihan micro teaching dan mereka juga belum mengetahui bagaimana cara mengatasi

kesulitan-kesulitan belajar yang mereka hadapi. Oleh karena itu, diperlukan latihan tambahan

di luar jam perkuliahan dengan memanfaatkan tutor kakak kelas.

Mata kuliah Pengajaran Psikologi dan Bimbingan Konseling (PPBK) merupakan mata

kuliah yang membina wawasan, pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan mahasiswa

dalam melaksanakan layanan BK format kegiatan klasikal. Dengan mempelajari mata kuliah

Pengajaran Psikologi dan BK, diharapkan mahasiswa memiliki wawasan, pengetahuan dan

keterampilan tentang bagaimana membelajarkan peserta didik yang menjadi sasaran

pembelajaran (subyek layanan kegiatan bimbingan dan konseling) baik di sekolah maupun di

luar sekolah (Silabus Pengajaran Psikologi dan BK, 2010). Berdasarkan synopsis mata kuliah

PPBK 2010, tujuan mata kuliah ini mencakup penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian

rencana pembelajaran (satuan layanan) dalam materi Psikologi dan BK sesuai dengan

kebutuhan berbagai KIPD seperti siswa, mahasiswa, pemuda, orang tua/ dewasa dan peserta

suatu program pendidikan/ latihan.

Penyelenggaraan mata kuliah Pengajaran Psikologi dan BK dilaksanakan oleh tim

dosen mata kuliah dengan perkuliahan tatap muka yang berlangsung sebagaimana biasanya,

belum optimal menggunakan berbagai media pembelajaran seperti e-learning dan tutorial

untuk pengoptimalan hasil belajar mahasiswa. Perkuliahan yang diselenggarakan lebih

berorientasi kepada bagaimana mahasiswa memahami materi-materi perkuliahan sesuai

dengan pokok bahasan dalam minggu-minggu pertemuan melalui sajian dosen. Di samping

itu dosen menugaskan mahasiswa untuk mendalami materi yang telah dibahas dalam

pertemuan tatap muka di rumah dan membahasnya dalam pertemuan kuliah berikutnya.

Mahasiswa juga dituntut untuk mensimulasikan kegiatan pembelajaran dalam perkuliahan

untuk pokok bahasan yang telah didisainnya. Pada gilirannya mahasiswa mengikuti ujian

tengah semester dan ujian semester. Dalam praktek perkuliahan seperti itu, kelemahan-

10

Page 11: Persiapan akademik lbk f klasikal

kelemahan mahasiswa, baik kelemahan dalam mengikuti kegiatan belajar maupun kelemahan

dalam menguasai konten kuliah kurang dapat dideteksi. Upaya mengetahui kemajuan belajar

mahasiswa dari waktu ke waktu dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian tugas

perkuliahan dengan tuntutan perkuliahan dan keaktifan mahasiswa dalam mengikuti kuliah.

Untuk masa yang akan datang diupayakan agar lebih bervariasi menggunakan media dan

metode pembelajaran, serta memanfaatkan bantuan tutor kakak kelas.

E. Metode Pembelajaran dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Format Kegiatan Klasikal

Macam-macam metode pembelajaran dapat digunakan guru bimbingan dan konseling

dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Ada metode-metode yang cocok dengan

siswa yang dominan otak kiri dan ada metode-metode yang cocok dengan siswa yang

dominan otak kanannya. Guru bimbingan dan konseling perlu memahami kecenderungan

dominasi otak siswanya, dan metode-metode yang cocok untuk setiap kecenderungan

tersebut, serta terampil menggunakan metode-metode itu. Pada sekolah-sekolah dewasa ini

guru sering menggunakan metode yang cocok untuk siswa yang dominan otak kiri,

sedangkan menurut penelitian di Amerika dan Inggris (David Lewis alih bahasa Padji,

1992:34) bahwa siswa yang dominan otak kanan (47,5%) lebih banyak jumlahnya dan siswa

yang dominan otak kiri (28,5%) dan siswa yang memiliki kecenderungan yang seimbang

antara otak kiri dan otak kanan (24%). Konsep dominasi belahan otak kanan dan otak kiri

juga mempengaruhi cara belajar seseorang. Orang yang dominan otak kanan (belajar secara

global), sedangkan orang yang dominan otak kiri (belajar secara spesifik). Di samping itu,

ada juga orang yang seimbang dominasi kedua belahan otaknya (bisa belajar secara global

ataupun secara spesifik).

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa tanpa disadari guru telah merugikan

siswa yang dominan otak kanannya. Apabila metode yang digunakan tidak cocok dengan

karakteristik dominasi otak siswa, tentu hal ini akan merugikan siswa. Kemungkinan guru

akan menyimpulkan bahwa siswa tidak dapat memahami dan menangkap materi pelajaran,

siswa lemah dalam belajar dan sebagainya. Akan tetapi, sebenarnya kesalahan berada di

“tangan” guru yang belum terampil menggunakan media pendidikan dan metode

pembelajaran yang cocok dengan karakteristik dominasi otak siswa, siswa tidak mendapat

11

Page 12: Persiapan akademik lbk f klasikal

pelayanan yang cocok sehingga tidak dapat menerima dan mengolah materi pelajaran yang

dibahas.

Selain dominasi otak, para ahli pembelajaran telah mengidentifikasi tiga gaya belajar

yang berbeda yaitu gaya belajar: (1) Visual adalah; belajar dengan melihat sesuatu, (2)

Auditori adalah; belajar melalui mendengar sesuatu, dan (3) Kinestetik adalah; belajar

melalui kegiatan fisik dan keterlibatan langsung. Guru perlu menyesuaikan metode dan

media pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar siswa. Pada waktu-waktu tertentu orang

memanfaatkan ketiga gaya belajar tersebut. Tetapi kebanyakan orang lebih suka gaya belajar

tertentu dibanding dengan dua gaya belajar lainnya. Guru BK diharapkan dapat

mengidentifikasi gaya belajar siswa asuhnya, sehingga ia dapat merancang pembelajaran

inovatif (PAKEM) sesuai dengan gaya belajar yang disenangi siswa asuhnya.

Berbagai macam pendekatan atau metode pembelajaran yang mendukung

pengembangan pembelajaran inovatif (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan (PAKEM), yaitu pendekatan atau metode pembelajaran: (1) Kontekstual, (2)

partisipatori, (3) konstruktivistik, (4) kuantum, (5) tematik, (6) langsung, (7) integratif, (8)

represif & produktif, (9) audiolingual, (10) kooperatif, (11) komunikatif (Agus Irianto, 2010).

Pada pelayanan format kegiatan klasikal, guru bimbingan dan konseling/konselor diharapkan

dapat menerapkan pendekatan atau metode tersebut.

Salah satu komponen yang tidak boleh terlupakan oleh para guru adalah agar mereka

dapat memilihkan atau menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk belajar bagi

siswa asuh, sehingga siswa asuh menjadi senang dan betah untuk belajar di sekolah.

Lingkungan tersebut mungkin berupa lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan

budaya yang dapat membantu terciptanya suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa

asuh. Sehubungan dengan penciptaan lingkungan belajar yang menyenangkan, Ellis (dalam

Dedi Supriadi, 1997:24) mengemukakan sebagai berikut: Guru yang efektif memiliki

kemampuan untuk berempati kepada siswa, sabar dan fleksibel, memiliki keterampilan antar

pribadi yang baik, terbuka terhadap ide-ide baru, menyadari adanya perbedaan individu,

dapat membentuk interaksi kelompok yang positif di kelasnya, dan mengembangkan

hubungan yang membantu dengan siswa dan para orang tua. Dengan demikian diharapkan

tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa. Lingkungan belajar yang tidak

12

Page 13: Persiapan akademik lbk f klasikal

memadai akan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar, karena akan menyebabkan

pemborosan tenaga, waktu, dana, dan tidak mendukung secara produktif terhadap pencapaian

hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu dikatakan bahwa pemilihan dan penciptaan

lingkungan belajar ini sangat penting untuk menentukan proses belajar siswa asuh. Guru

pembimbing perlu memiliki kesadaran dan kemampuan dalam menciptakan berbagai

kegiatan pembelajaran dalam penjabaran program sehingga siswa asuh menjadi kaya dengan

pengalaman belajar.

Dalam proses pembelajaran, yaitu dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan

dan konseling sebaiknya guru bimbingan dan konseling melaksanakan kombinasi dari ketiga

gaya belajar tersebut, misalnya dengan meminta siswa asuh membaca dan

memvisualisasikannya, dia telah melihatnya. Meminta siswa asuh menyusun pertanyaan dan

menjawabnya keras-keras, dia telah mendengarnya. Meminta siswa asuh menulis butir-butir

penting suatu subjek pada kartu-kartu indeks dan menyusunnya dalam urutan yang logis, dia

telah melakukannya secara fisik. Seorang pakar pendidikan mengemukakan ungkapan, “ saya

dengar, saya lupa; saya lihat, saya ingat; saya lakukan, saya paham”. Jadi, dalam

pembelajaran hendaklah sampai pada tingkat pemahaman. Oleh karena itu, pembelajaran

tidak mungkin dilakukan hanya dengan mendengarkan ceramah dari guru. Pembelajaran

perlu mengaktifkan multi sensori. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam kegiatan proses

pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan merupakan bagian yang sangat penting,

karena siswa asuh akan senang belajar bila proses pembelajaran yang dijalaninya sesuai

dengan gaya belajarnya masing-masing. Oleh karena itu, guru pembimbing perlu

memvariasikan metode dan strategi pembelajarannya agar masing-masing siswa asuh dapat

diakomodir dalam proses pembelajaran. Misalnya dalam layanan informasi atau penguasaan

konten, guru pembimbing tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

saja.

Dalam satu kali layanan yang direncanakan guru pembimbing dapat memilih

beberapa metode pembelajaran yang menarik bagi siswa asuh sesuai dengan tingkat

perkembangannya. Pada bahan ajar pengembangan pembelajaran inovatif (PAKEM) telah

dikemukakan berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan

layanan. Dengan metode yang sesuai dan menarik, suasana yang nyaman, siswa asuh akan

selalu menunggu setiap layanan yang akan dilaksanakan oleh guru pembimbing.

13

Page 14: Persiapan akademik lbk f klasikal

F. Media Pembelajaran dalam Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Guru BK perlu memiliki keterampilan dalam mempersiapkan dan memilih media

pembelajaran untuk pelaksanaan pelayanan konseling format kegiatan klasikal. KIPD akan

lebih mudah memahami materi pelajaran yang sedang dibahas, apabila guru bimbingan dan

konseling menggunakan media pendidikan yang menarik, sesuai dengan pengalaman belajar

yang diberikan dan topik yang sedang dibahas. Berbagai macam media pendidikan telah

dikembangkan dewasa ini, mulai dari model, media cetak, media elektronik/ e-learning

dalam berbagai dimensi, termasuk internet. Guru bimbingan dan konseling dapat

menggunakan media yang sesuai dengan keadaan yang ada di sekolahnya secara optimal.

Suatu hal yang penting adalah bahwa media itu dapat menarik perhatian siswa, dan sesuai

dengan materi yang dibahas. Perlu diingat bahwa satu jenis media dapat dipakai dalam

berbagai mata pelajaran. Guru bimbingan dan konseling dan guru mata pelajaran dapat

membuat koleksi media pendidikan dan menyimpannya dengan baik di suatu tempat,

sehingga sewaktu-waktu media pendidikan tersebut dapat digunakan saling bergantian dan

saling bertukaran dengan guru-guru lain. Kreativitas guru dalam penggunaan media

pendidikan agar proses pembelajaran menarik dan materi pelajaran mudah dipahami siswa

sangat diperlukan.

Guru bimbingan dan konseling perlu memahami bahwa setiap media yang digunakan

memiliki karakteristik tersendiri. Setelah mempelajari kelebihan dan kelemahan masing-

masing media tersebut, barulah dapat memilih media mana yang akan digunakan sesuai

dengan tujuan pembelajaran, materi yang akan dibahas, metode pembelajaran yang akan

dipakai, waktu yang tersedia, ketersediaan media itu sendiri, kemampuan guru dalam

menggunakannya, dan tingkat perkembangan KIPD sesuai dengan keadaan yang ada di

sekolahnya secara optimal. Sekali lagi dikemukakan bahwa yang penting media itu dapat

menarik perhatian siswa, dan sesuai dengan materi yang dibahas. Perlu diingat bahwa satu

jenis media dapat dipakai dalam berbagai mata pelajaran.

Keefektifan penggunaan media pembelajaran tergantung pada kreativitas guru

bimbingan dan konseling dalam mengemas, mengkombinasikan media apa yang cocok

14

Page 15: Persiapan akademik lbk f klasikal

digunakan untuk pelayanan tertentu. Pemanfaatan media selain berfungsi sebagai alat bantu

guru bimbingan dan konseling dalam proses pemberian pembelajaran juga merupakan cara

untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan. Dengan menggunakan beragam media

pembelajaran guru bimbingan dan konseling dapat memilih media yang paling mungkin

digunakan disesuaikan dengan situasi serta kondisi yang dihadapi. Dalam rangka menjaga

kerapian, dan keawetan media tersebut, perlu diatur, diadministrasikan, diperhatikan cara

penyimpanan, tempat atau ruangan untuk menyimpan berbagai media. Bila media dipakai

untuk bersama perlu diatur sirkulasi dan jadwal pemakaiannya sehingga dapat dimanfaatkan

secara efektif. Contoh pada SAP/SATLAN dalam kegiatan belajar 4 misalnya, dapat dilihat

media yang direncanakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut

(Neviyarni, 2009:53):

Hand out tentang kualitas pribadi Kertas (untuk menuliskan kekuatan dan kelemahan) Isolasi band Gunting Kertas berwarna-warni (untuk membuat gambar deskripsi sosok idola) Spidol (4 warna) Contoh SATLAN Bahan ajar penerapan proses pembelajaran dalam layanan bimbingan dan konseling

Media yang telah disediakan itu dapat membantu proses pembelajaran apabila

digunakan secara tepat, yaitu tepat sesuai dengan materi, tepat sasaran (KIPD), tepat waktu,

dan tepat caranya. Materi pelajaran yang sedang dibahas lebih mudah dipahami oleh KIPD

apabila guru bimbingan dan konseling menggunakan media pembelajaran yang menarik,

sesuai dengan topik. Berbagai macam media telah dibahas pada mata kuliah Alat

Pembelajaran. Penggunaan media memerlukan kreativitas guru bimbingan dan konseling

agar media tersebut dapat menarik perhatian KIPD dan sesuai dengan materi yang sedang

dibahas.

Media pembelajaran sangat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran karena

dapat membantu KIPD dalam memahami hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkrit.

Pembelajaran akan lebih bermakna bila media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan

materi yang dibahas. KIPD akan tertarik, meningkatkan minat, merasa senang, dan

termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Semua jenis media pembelajaran, media

15

Page 16: Persiapan akademik lbk f klasikal

visual, media audio, dan media audio visual dapat digunakan dalam pelaksanaan program

pelayanan Bimbingan dan konseling. Dengan demikian ketepatan memilih media dalam

pembelajaran sangat bergantung pada pengetahuan dan pengalaman guru bimbingan dan

konseling tentang ragam media, mulai dari media yang sederhana sampai pada media yang

canggih.

G. Penilaian Keberhasilan Mahasiswa

Nilai akhir mahasiswa dalam mata kuliah Pengajaran Psikologi dan BK ditetapkan tim

dosen dengan mempertimbangkan aspek kehadiran mahasiswa, partisipasi mahasiswa dalam

mengikuti perkuliahan, hasil penyelesaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan mahasiswa,

hasil ujian tengah semester dan hasil ujian akhir semester. Penilaian tersebut baru sekedar

menampilkan nilai-nilai akhir, yang besar kemungkinan kurang atau bahkan tidak

mencerminkan penguasaan sebenarnya atas keseluruhan konten kuliah. Dengan

mengintegrasikan berbagai media pembelajaran dan tutorial akademik dalam perkuliahan

PPBK, diharapkan hasil belajar mahasiswa peserta kuliah meningkat ke arah yang lebih

optimal.

Sehubungan dengan perkembangan aspek psikologis siswa, dalam rangka

peningkatan mutu, efisiensi, relevansi dan peningkatan daya saing secara nasional sekaligus

internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, telah ditetapkan pentingnya

penyelenggaraan pendidikan bertaraf Internasional baik untuk sekolah negeri maupun swasta.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang berbunyi: “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah

menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang

pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional”.

Salah satu upaya yang ditempuh sekolah adalah dengan menjadi rintisan sekolah

bertaraf internasional (RSBI). Forum RSBI (2009:9) menyatakan bahwa:

a. Pendidikan bertaraf Internasional yang bermutu adalah pendidikan yang mampu mencapai standar mutu nasional dan Internasional

b. Pendidikan bertaraf Internasional yang efisien adalah pendidikan yang menghasilkan standar mutu lulusan optimal (berstandar nasional dan Internasional) dengan pembiayaan yang minimal

16

Page 17: Persiapan akademik lbk f klasikal

c. Pendidikan bertaraf Internasional juga harus relevan, yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus disesuaikan denga kebutuhan peserta didik, orangtua, masyarakat, kondisi lingkungan, kondisi sekolah, dan kemampuan pemerintah daerahnya (Kabupaten/Kota dan Provinsi)

d. Pendidikan bertaraf Internasional harus memiliki daya saing yang tinggi dalam hal hasil-hasil pendidikan (output dan outcomes), proses, dan input sekolah baik secara nasional maupu Internasional.

Berdasarkan hasil penelitian “Alternatif Program Layanan Format Klasikal dalam

Pembinaan Berbagai Aspek Psikologis Siswa SMP N 12 Padang”, penulis temukan bahwa

walaupun SMP N 12 merupakan sekolah RSBI masih ditemukan hal-hal yang perlu

dikembangkan atau ditingkatkan pada berbagai aspek psikologia siswanya. Hal ini

membutuhkan tenaga guru BK/Konselor yang profesional untuk membantu siswanya dalam

meningkatkan potensi dirinya melalui layanan bimbingan dan konseling format klasikal.

e. Tutorial dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan peserta didik yang diawali dengan

membuat perencanaan belajar, melaksanakan kegiatan belajar dan melakukan evaluasi

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Merencanakan pembelajaran merupakan

kegiatan penting yang dapat dijadikan acuan dalam kegiatan belajar mengajar yang

dituangkan dalam satuan acara pengajaran (SAP/SATLAN). Keberhasilan belajar mahasiswa

di perguruan tinggi ditentukan oleh kemampuan mahasiswa tersebut melakukan kegiatan

belajar secara mandiri di luar jam perkuliahan dengan dosen. Salah satu kegiatan yang dapat

mendorong mahasiswa belajar mandiri yaitu melalui bantuan tutorial. Melalui kegiatan

tutorial mahasiswa akan termotivasi untuk belajar mandiri serta dapat mengatasi kesulitan

belajarnya, sehingga mereka dapat terbantu untuk menguasai materi mata kuliah dengan baik

(Ranak Lince, 2006). Pengetahuan mahasiswa sebelum kegiatan perkuliahan, akan

dimantapkan melalui tutorial tatap muka melalui penjelasan atau penyajian konsep esensial,

diskusi, praktek dan pengerjaan tugas akademik dengan tutor kakak kelas.

Tutorial adalah pelayanan bantuan akademik dalam bentuk pembelajaran dan

bimbingan belajar lainnya. Tutorial dalam bentuk pengajaran khusus diberikan kepada

mahasiswa yang penguasaannya terhadap materi perkuliahan rendah. Penyelenggaraannya

bisa secara individual, kelompok maupun klasikal. Tutorial dalam bentuk bimbingan belajar

adalah memberikan berbagai pengetahuan tentang keterampilan belajar yang harus dikuasai

17

Page 18: Persiapan akademik lbk f klasikal

mahasiswa untuk memudahkannya dalam mengikuti pembelajaran di kelas atau belajar di

luar kelas. Beberapa jenis keterampilan belajar yang harus dikuasai mahasiswa adalah;

keterampilan dalam mengikuti perkuliahan, keterampilan dalam mencatat pelajaran,

keterampilan dalam berdiskusi, keterampilan dalam bertanya dan keterampilan dalam

mengikuti ujian.

Tutorial merupakan bimbingan belajar yang disampaikan melalui tatap muka untuk

membantu mahasiswa menguasai materi dan diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap peningkatan kemampuan dan kualifikasi sebagai calon guru, dapat memperluas visi,

serta memupuk kemandirian dalam belajar. Dalam kegiatan tutorial ini mahasiswa tidak

hanya membahas materi, tetapi juga mengerjakan tugas secara mandiri yang diberikan pada

setiap akhir pertemuan, sehingga mahasiswa akan memiliki peluang yang sangat besar untuk

mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan perkuliahannya.

Dalam kegiatan tutorial tugas tutor adalah membantu mahasiswa memecahkan masalah

belajar yang dihadapi, dengan demikian titik sentral kegiatan tutorial adalah mahasiswa, dan

tutor mempunyai peran sebagai pembimbing proses belajar, nara sumber, fasilitator, dan

pengelola kegiatan belajar. Kemampuan tutor dalam mengelola kegiatan tutorial merupakan

salah satu faktor yang dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan belajar

mandiri sehingga materi yang disajikan dapat dipahami dan pada akhirnya hasil belajar

mereka dapat meningkat.

Tutorial akademik perlu diaplikasikan ke dalam perkuliahan mengingat nilai yang

dicapai oleh mahasiswa selama ini agaknya masih belum optimal, dalam arti belum

menggambarkan penguasaan mahasiswa terhadap konten kuliah yang diikuti oleh mahasiswa

yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena tidak dilaksanakannya kegiatan tutorial

terhadap mahasiswa yang memerlukan bantuan. Dalam keadaan seperti itu, mahasiswa

tampaknya dibiarkan begitu saja, tidak diukur kemajuannya, tidak pula dibimbing untuk

dapat lebih maju, sedangkan perkuliahan yang menyelenggarakan tutorial akademik,

memungkinkan siswa secara kelompok bahkan individual bisa diketahui kemajuan

belajarnya.

I. Kesimpulan

18

Page 19: Persiapan akademik lbk f klasikal

Tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan semakin meningkat, indikator mutu

pendidikan dilihat dari kemampuan, keterampilan, sikap, dan perilaku siswa yang sesuai

dengan norma dan aturan yang berlaku. Berbagai tantangan harus diantisipasi melalui

pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan di LPTK, dosen mendidik mahasiswa

sebagai calon pendidik (calon guru) sehingga mereka belajar, punya rasa ingin tahu

yang tinggi, dan memiliki berbagai pengalaman dalam proses pendidikannya untuk

memperoleh berbagai kompetensi yang diharapkan.

Keberhasilan pencapaian kompetensi pembelajaran sangat tergantung kepada

berbagai aspek yang saling bersinergi, di antaranya; pendidik, peserta

didik/mahasiswa, modalitas gaya mengajar dan belajar, berbagai keterampilan

belajar, metode dan media pembelajaran, suasana pembelajaran, pengelolaan

pembelajaran yang efektif dan produktif.

Pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu klien atau

kelompok individu peserta didik (KIPD) memahami diri dan lingkungannya, mencegah

berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya, mengentaskan

masalahnya, memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang

dimilikinya, serta mengadvokasi KIPD dalam membela hak dan kepentingannya yang

kurang mendapat perhatian. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui

format kegiatan individual, kelompok, klasikal, lapangan, serta kolaborasi.

Berbagai kendala yang dihadapi konselor dalam pelayanan bimbingan dan

konseling format kegiatan klasikal di sekolah antara lain dalam; melaksanakan beban

mengajar minimal 27,5 jam seminggu, masih banyak sekolah tidak memberikan alokasi

waktu untuk masuk kelas bagi konselor/guru BK, bertanggung jawab minimal

membimbing 150 orang siswa asuh, keterampilan guru BK dalam penyelenggaraan

layanan format individual, kekompok, dan klasikal.

Mata kuliah Pengajaran Psikologi dan Bimbingan Konseling (PPBK) merupakan

salah satu mata kuliah pada jurusan BK yang termasuk ke dalam kelompok mata kuliah

Perilaku Berkarya I. Mata kuliah ini berkaitan dengan penyusunan satuan acara

pembelajaran dalam materi psikologi dan BK sesuai kebutuhan berbagai KIPD dengan

19

Page 20: Persiapan akademik lbk f klasikal

mempertimbangkan metoda, media, rencana penilaian, dan memanfaatkan bantuan tutor

yang mengacu kepada terselenggaranya pembelajaran yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Irianto. 2010. Bahan Ajar Proses Pembelajaran. Padang: UNP-Kemendiknas.

Andri Hakim. 2010. Hipnosis in Teaching: Cara Dahsyat Mendidik & Mengajar. Jakarta:Visimedia.

Depdiknas. 2004. Pengembangan Silabus: Sosialisasi KTSP. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2008. Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional (SMP-SB).

Depdiknas. 2003. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2008. Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional. Jakarta: Dirjen Dikti.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional (SMP-BI). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Ditjen PMPTK Depdiknas. 2008. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling. Jakarta: Depdiknas.

Jurusan BK. 2004. Pengajaran Psikologi dan BK (Silabus) . FIP UNP Padang.

Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Permendiknas no. 30 tahun 2011 tentang Beban Mengajar Guru.

PP no. 74 tahun 2008 tentang Guru.

Prayitno. 2009. Arah, Ranah, Jelajah, dan Kancah Materi Pembelajaran. Padang: UNP.

Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling: Layanan L1 – L9. Padang: BK FIP UNP.

Ranak Lince. 2006. Implementasi Pendekatan Struktural dalam Tutorial Tatap Muka Bagi Mahasiswa S1 PGSD (Jurnal Pendidikan, Volume 7 Nomor 1 Maret). Universitas Terbuka.

TOT Nasional 2010. Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi Panduan untuk Fasilitator.

20