efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan …

130
i EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKANKONSEP DIRI (Studi Pra Eksperimen pada Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Windriati Emban Pertiwi 131114002 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

i

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

UNTUK MENINGKATKANKONSEP DIRI (Studi Pra Eksperimen pada Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung

Tahun Ajaran 2016/2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Windriati Emban Pertiwi

131114002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

iv

MOTTO

Apapun yang orang katakan tentangku, aku tetap pribadi yang berharga.

(Sinurat)

“ketika kau melakukan usaha mendekati cita-citamu, di waktu yang bersamaan

cita-citamu juga mendekatimu. Alam semesta bekerja seperti itu”

(Fiersa Besari)

““Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang disurga

juga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni

orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”

(Matius 6:14-15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan :

Tuhan Yesus yang menjadi teman dalam kesulitan maupun kebahagiaan

sampai hari ini,

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Kedua orangtuaku tercinta, Albertus Mujiono dan Lidwina Endang Windayu

Kakakku tercinta, Methodius Darmuat Abdi Buana

Adik tercinta Ana Cekly Kristanti

Untuk Panti Asuhan Santa Maria Pasang Surut

Semua orang yang mendukungku baik dalam doa maupun bantuan secara

langsung.

Semua sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menemani dalam

mengerjakan.

Untuk seseorang yang menjadi teman dekat, yang selalu memberi semangat

dan bantuan dalam pembuatan karya ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

viii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI

(Studi Pra Eksperimen pada Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem

Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017)

Windriati Emban Pertiwi

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur: (1) peningkatan konsep diri pada

remaja panti asuhan sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan

klasikal dengan pendekatan experiential learning menggunakan media gambar;

2)signifikansi peningkatan konsep diri remaja panti sebelum dan sesudah

mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential

learning menggunakan media gambar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan pendekatan

One-Group Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian ini berjumlah 20 remaja

Panti Asuhan Pangrekso Dalem, Temanggung. Data dalam penelitian ini

dikumpulkan menggunakan Kuesioner Konsep Diri. Reliabilitas Kuesioner

Konsep Diri dihitung menggunakan Alpha Cronbach, nilai reliabilitas senilai

0,939. Teknik Analisis data yang digunakan ialah teknik analisis deskriptif dengan

kategorisasi distribusi normal dan Uji Nonparametrik Wilcoxon.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan; (1) terdapat peningkatan skor

konsep diri sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan klasikal dengan

pendekatan experiential learning menggunakan media gambar, 2)terdapat

peningkatan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan

klasikal.

Kata kunci: konsep diri, bimbingan klasikal, experiential learning, media

gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

ix

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF CLASSICAL GUIDANCE SEVICE

WITH EXPERENTIAL LEARNING

APPROACH USENG PICTURE MEDIA

FOR SELF-CONCEPT DEVELOPMENT

(Pre-Experiment Study on Adolescents of Pangrekso Dalem Orphanage

in Temanggung Batch 2016/2017)

Windriati Emban Pertiwi

Sanata Dharma Univercity

2017

This research was aimed at measuring: (1) self-concept development of

orphanage adolescents before and after receiving classical guidance service wit

experiential learning approach using pictures media; (2) the significance of

orphanage adolescents before and after receiving classical guidance service with

experiential learning approach using pictures media.

This research was pre-experiment research with One-Group Pretest-

Posttest Design approach. The subject of this research were 20 adolescents of

Pangrekso Dalem orphanage, Temanggung. The data in this research were

collected using Self-Concept Questionaire. Self-Concept qoestionaire reliability

was measured using Alpha Cronbach with reliability value of 0,939. The data

analysiss technique used was descriptive analysis technique with Normal

Distribution categorization and Wilcoxon Nonparametrix Test.

The finding of this research showed: (1) There was a score increase before

and after classical guidance service with experiential learning approach was given

using pictures media, (2) there was a significant increase before and after classical

guidance service was given.

Keyword: Self-Concept, Classical Guidance, Experiental Learning, Pictures

Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang telah

dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Proses

penulisan skripsi ini memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis

dalam mempraktekkan penulisan pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari

selama pesnyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat

berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah

mendukung dan mendampingi selama proses penyusunan. Oleh karena itu secara

khusus peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M,Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan

dan Konseling dan dosen pembimbing penulis selama penulisan skripsi ini

yang telah mendukung, memberi semangat, dan selalu mengingatkan

untuk bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah membimbing dan telah memberi

pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan hingga

penyusunan skripsi ini.

4. Kedua orangtuaku tercinta yaitu bapakAlbertus MujianadanIbuLidwina

Endang Windayu yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang,

motivasi, doa, dukungan, dan membiayai seluruh kebutuhan demi

terselesainya skripsi ini.

5. Kakak dan adikku tercintaMethodius Darmuat Abdi Buana dan Ana Cekly

Kristanti yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa.

6. Sahabat-sahabat terbaikku, Putri, Desi, Umi, Aning yang selalu

mendukung dalam susah maupun senang.

7. Teman-teman BK angkatan 2013 yang telah memberikan semangat, dan

masukan demi terselesaikannya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTO ............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAILMIAH ......................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. ... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6

C. Batasan Masalah........................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

E. Tujuan .......................................................................................................... 7

F. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................. 8

G. Definisi Istilah .............................................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 10

A. Konsep Diri ................................................................................................ 10

1. Pengertian Konsep Diri ........................................................................ 10

2. Penggolongan Konsep Diri .................................................................. 11

3. Aspek-aspek Konsep Diri .................................................................... 12

4. Karakteristik Remaja yang Memiliki Konsep Diri Positif ................... 13

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ................................. 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

xiii

B. Perkembangan Remaja ............................................................................... 16

1. Pengertian Remaja ............................................................................... 16

2. Ciri-ciri Masa Remaja .......................................................................... 17

3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja........................................... 19

4. Remaja Panti Asuhan ........................................................................... 20

C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal ....................................................... 22

1. Pengertian Bimbingan Klasikal............................................................ 22

2. Manfaat Bimbingan Klasikal ............................................................... 23

3. Tahapan Layanan Bimbingan Klasikal ................................................ 24

D. Pendekatan Experiential Learning ............................................................. 26

1. Pengertian Experiential Learning ........................................................ 26

2. Proses Experiential Learning ............................................................... 27

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran experiential learning ............. 28

4. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning ......................................... 28

5. Metodologi Pembelajaran Experiential Learning ................................ 29

E. Visual Art .................................................................................................. 32

1. Pengertian Media Gambar.................................................................... 32

2. Klasifikasi Media Bimbingan dan Konseling ...................................... 32

3. ManfaatMedia Gambar ........................................................................ 35

4. Sifat Media Gambar dan Aktivitasnya ................................................. 36

5. Proses Konseling Art dengan Menggambar ......................................... 37

F. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 38

G. Kerangkan Berfikir..................................................................................... 38

H. Hipotesis ..................................................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 42

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 43

C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 44

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 44

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 44

2. Instrumen Penelitian............................................................................. 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

xiv

E. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 48

1. Validitas ............................................................................................... 48

2. Reliabilitas Instrumen .......................................................................... 51

F. Uji Normalitas ........................................................................................... 52

G. Prosedur Analisis Data ............................................................................... 53

H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 59

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 59

B. Pembahasan ................................................................................................ 65

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 73

A. Kesimpulan ................................................................................................ 73

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 74

C. Saran .......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

LAMPIRAN .......................................................................................................... 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Design Penelitian ................................................................................... 43

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Bimbingan Kelompok ................................................ 44

Tabel 3.3 Jumlah Subjek Penelitia ........................................................................ 44

Tabel 3.4 Gradasi Pernyataan Item Skala Likert ................................................... 47

Tabel 3.5 Kisi-kisi Konsep Diri (Sebelum Uji Coba) ........................................... 48

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Konsep Diri (Setelah Uji Coba) ............ 50

Tabel 3.7 Hasil Uji Kuesioner Konsep Diri .......................................................... 51

Tabel 3.8 Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford ...................................... 52

Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas Kuesioner Tingkat Konsep Diri ......................... 53

Tabel 3.10Norma Kategorisasi .............................................................................. 56

Tabel 3.11 Norma Kategorisasi ............................................................................. 57

Tabel 4.1 Distribusi Skor Konsep Diri Remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017

sebelum dan sesudah mendapatkan

Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Media Gambar ............. 59

Tabel 4.2 Capaian Skor Selisih Pretest dan Posttest

Konsep Diri Remaja Panti ................................................................... 61

Tabel 4.3 Uji Sample Berpasangan Pretest dan Posttest

Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung ........................ 62

Tabel 4.4 Test Statistik .......................................................................................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Kolb’s Learning Style Model ........................................................... 27

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Konsep Diri ...................................................... 40

Gambar 4.1 Kategorisasi Skor Konsep Diri Remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017

Sebelum dan Sesudah diberikan Layanan Bimbingan

Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning

Menggunakan Media Gambar ....................................................... 60

Gambar 4.2 Sebaran Skor Konsep Diri Remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017

Sebelum dan Sesudah mendapatkan Layanan

Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning

Menggunakan Media Gambar ....................................................... 61

Gambar 4.3 Peningkatan Rata-rata Konsep Diri Remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017

Sebelum dan Sesudah diberikan Layanan Bimbingan Klasikal

dengan Pendekatan Experiential Learning

Menggunakan Media Gambar ....................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Kuesioner Konsep Diri ...................................................................... 80

Lampiran 2Hasil Uji Validitas Kuesioner Konsep Diri ....................................... 85

Lampiran 3Tabulasi Data Instrumen Skala Konsep Diri

Remaja Panti (Responden/Subjek) ................................................... 90

Lampiran 4Rekapitulasi Skor Skala Konsep Diri Remaja Panti

Pretest dan Posttest ......................................................................... 94

Lampiran 5Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas

(Topik: Konsentrasi Belajar) ............................................................ 95

Lampiran 6Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas

(Topik: Berani Berbicara) .............................................................. 103

Lampiran 7Foto selama Bimbingan ................................................................... 109

Lampiran 8Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini mepaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil

penelitian dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Konsep diri merupakan gambaran orang tentang dirinya (Hurlock,

1989). Konsep diri menjadi hal penting bagi setiap orang. Hal tersebut

dikarenakan perkembangan konsep diri sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pribadi seseorang. Konsep diri juga sangat berpengaruh

terhadap relasi dengan orang lain. Konsep diri bukan merupakan bawaan

dari lahir tapi konsep diri terbentuk berdasarkan hasil belajar seseorang.

Proses belajar seseorang bisa didapat dimana pun seseorang tinggal dan

berada. Sehingga pendidikan dilingkungan seseorang tinggal dan berada

sangat berpengaruh bagi terbentuknya konsep diri seseorang seperti

lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah serta

lingkungan pergaulannya.

Lingkungan keluarga merupakan awal bagi seseorang mengenal

dan belajar segala sesuatunya termasuk belajar mengenal diri sendiri

maupun belajar mengenal orang lain. Lingkungan keluarga juga

membentuk seseorang dalam memandang dirinya. Sehingga pendidikan

keluarga menjadi dasar bagi perkembangan seseorang untuk menjadi

pribadi yang utuh. Meskipun orang tua merupakan salah satu orang yang

berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seorang anak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

2

kenyataannya banyak anak yang tidak bisa hidup satu atap dengan orang

tuanya dengan berbagai alasan. Seperti anak-anak yang tinggal di Panti

Asuhan, mereka tidak bisa tinggal bersama orang tua kandungnya serta

keluarganya. Dengan berbagai alasan seorang anak dititipkan di Panti

Asuhan, seperti masalah ekonomi, kehamilan diluar nikah, perceraian

orang tua, kematian orang tua, penelantaran anak dan masalah-masalah

lainnya. Dikatakan bahwa sikap orang-orang yang signifikan sangat

berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak.

Sikap seseorang terhadap dirinya sangat dipengaruhi oleh cara

tokoh-tokoh signifikan memperlakukannya, terutama pada masa

anak/mudanya, yaitu pada waktu anak belum mampu menyaring benar

tidaknya, tepat tidaknya yang dikatakan orang lain. Anak cenderung

menganggap benar apa saja yang dikatakan orang lain. Sehingga jika

orang-orang yang signifikan dalam hidupnya seperti orang tua, guru,

teman sebaya dan orang lain yang berpengaruh baginya, merendahkan,

meremehkan, mempermalukannya, menolaknya maka sikap anak terhadap

dirinya pun negatif atau biasanya disebut konsep diri negatif. namun jika

anak diterima, dihargai, dicintai, maka anak akan menerima, menghargai,

dan mencintai dirinya. Sehingga akan terbentuk konsep diri yang positif.

Sehingga kehadiran orang-orang yang signifikan sangat penting bagi

pembentukan konsep diri seorang anak.

Berdasarkan wawancara dengan seorang mahasiswi yang

sebelumnya pernah PPL di panti asuhan Pangrekso Dalem Temanggung,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

3

dapat ditemukan beberapa permasalahan seperti ada beberapa remaja

kurang percaya diri ketika disuruh untuk berbicara didepan umum, ada

beberapa remaja yang menganggap bahwa sekolahnya kurang bermutu,

ada beberapa anak yang cenderung menutup diri, ada beberapa anak yang

belum bisa menerima kekurangannya. Serta tidak adanya bimbingan

kelompok terjadwal yang ada dipanti asuhan tersebut. Jika hal seperti ini

dibiarkan maka kemungkinan besar akan membentuk konsep diri anak

panti kearah negatif (konsep diri negatif) yang terjadi ketika hal tersebut

dibiarkan yakni anak menjadi minder, tidak berani mengungkapkan

pendapat karna takut, merasa dirinya tidak berharga sebagai anak panti dan

kemungkinan prestasinya bisa memburuk.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi yang

mengakibatkan banyak anak yang harus tinggal di Panti asuhan, maka

salah satu usaha pemerintah yaitu dengan menyediakan lembaga-lembaga

yang menampung dan merawat anak-anak dengan permasalahan tertentu.

Salah satu lembaga tersebut ialah panti asuhan. Panti Asuhan merupakan

lembaga yang bertugas merawat anak-anak yatim piatu maupun anak-anak

dengan permasalahan lain. Panti asuhan merupakan tempat

berkembangnya seorang anak yang tinggal di panti tersebut. Tempat untuk

anak mengekspresikan diri seperti yang seharusnya mereka terima dalam

keluarga.

Mentri sosial Khofifah (Gresnews.com) mengatakan bahwa

setidaknya 4,1 juta anak terlantar, diantaranya 5.900 mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

4

penelantaran, 3.600 bermasalah dengan hukum, 1,2 balita terlantar, dan

anak jalanan sebanyak 34 ribu. Data tersebut yang menjadi salah satu

alasan pemerintah bahwa perlu adanya lembaga-lembaga yang mampu

menolong anak-anak dengan permasalahan diatas. agar anak mendapatkan

kesempatan yang sama seperti anak-anak lain yang bisa hidup didalam

keluarga. Di Panti ini anak-anak juga bisa merasakan kasih sayang melalui

pengasuh-pengasuh yang sudah seperti orang tua mereka.

Berdasarkan persoalan-persoalan di atas hal ini menggerakan

peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan Bimbingan

Kelompok berbasis exsperiential learning menggunakan media gambar.

Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik dalam memberikan

bantuan kepada anak dalam menyelesaikan permasalahannya. Melalui

bimbingan kelompok diharapkan, remaja panti dapat melihat hal positif

dalam diri sebagai potensi dalam dirinya yang dapat dibanggakan.

Sehingga remaja panti dapat semakin berkembang kepribadiannya sesuai

dengan tahap perkembangan yang mereka jalani saat ini. Bimbingan yang

akan diberikan beberapa kali diharapkan bisa memberi dampak yang lebih

baik lagi untuk perkembangan kepribadian remaja panti khususnya

pembentukan konsep diri positif. Peran pembimbing dan pengasuh dalam

mendampingi dengan penuh kasih sayang dan ketulusan menjadi faktor

penting untuk anak mendapatkan kenyamanan saat proses bimbingan.

Untuk memberikan layanan bimbingan peneliti merasa bahwa

perlu adanya metode yang tidak membuat remaja bosan saat mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

5

bimbingan untuk itu peneliti memilih metode experiential learning.

Bimbingan kelompok berbasis Experiential Learning merupakan metode

belajar yang menekankan pengalaman. Dengan experiential learning

diharapkan remaja panti bisa belajar dengan pengalaman selama proses

bimbingan berlangsung baik pengalaman dirinya maupun pengalaman

orang lain. Hal ini menjadi nilai positif karena remaja terlibat dalam proses

sehingga remaja akan termotivasi dari pengalaman orang lain yang

dilihatnya selama proses bimbingan. Metode experiential learning ini

diharapkan mampu memberi dampak positif bagi remaja panti. Mengingat

bahwa di Panti tersebut tidak ada layanan bimbingan terjadwal bagi anak-

anak.

Penggunaan media dalam pemberian layanan bimbingan menjadi

faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan terhadap topik yang ingin

dituju. Salah satunya penggunaan media gambar. Media gambar

merupakan sarana dalam membantu anak untuk mengekspresikan

perasaannya. Penggunaan media gambar diharapkan semakin menambah

pengalaman untuk semakin belajar mengenali diri sendiri dan mampu

meningkatkan konsep diri remaja panti. Seperti penelitian yang dilakukan

oleh Hidayah (2015) pada 21 anak dengan kriteria tertentu dengan

menyamakan sebanyak mungkin kondisi homogenitas penggunaan media

gambar mampu meningkatkan konsep diri positif secara signifikan senilai

Sig. (2 tailed) (0,00). Sehingga media gambar tepat digunakan sebagai

media untuk meningkatkan konsep diri anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

6

Berkaitan dengan hal ini peneliti tertarik untuk meneliti disalah

satu Panti yang diduga ada permasalahan mengenai konsep diri untuk

ditingkatkan ke arah yang semakin positif. Metode yang digunakan

melalui bimbingan kelompok dengan media gambar. Judul penelitian ini

yaitu “Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan

Experiential Learning Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan

Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung Tahun

ajaran 2016/2017”.

B. Identifikasi masalah

Berangkat dari latar belakang tersebut terkait dengan konsep diri

remaja di Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung diidentifikasikan

berbagai masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kepercayaan diri remaja panti untuk berbicara didepan

umum.

2. Kurangnya pemahaman remaja panti mengenai pentingnya sekolah

untuk masa depan.

3. Kurang adanya pemahaman beberapa remaja mengenai penerimaan diri.

4. Belum adanya layanan bimbingan terjadwal di Panti tersebut.

5. Belum adanya penggunaan media dalam pemberian layanan bimbingan.

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab

masalah yang teridentifikasi khususnya penerimaan diri dan pemahaman

pentingnya sekolah. Maka fokus judul yang digunakan yaitu Efektivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

7

Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan Experiential Learning

Menggunakan Media Visual Art untuk Konsep Diri Remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2017/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah dan identifikasi masalah maka

rumusan masalah peneliti yaitu adalah

1. Seberapa tinggi konsep diri remaja panti Asuhan Pangrekso Dalem

Temangggung tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah

mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar?

2. Apakah terdapat peningkatan signifikan konsep diri remaja Panti

Asuhan Pangrekso Dalem Temangggung tahun ajaran 2016/2017

sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan kelompok

dengan pendekatan experiential learning menggunakan media

gambar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

1. Mengukur peningkatan konsep diri remaja Panti Asuhan Pangrekso

Dalem Temangggung tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah

mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar.

2. Mengukur signifikansi konsep diri remaja panti Asuhan Pangrekso

Dalem Temangggung Tahun Ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

8

mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi

ilmu pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling, khususnya

dalam kaitannya antara konsep diri remaja yang tinggal di panti.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi remaja panti

Membantu remaja agar semakin berkembang terutama

kepribadiannya kearah yang lebih positif.Membantu remaja untuk

lebih peka terhadap dirinya dalam menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi dengan segera agar tidak berkembang menjadi hal

negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri.Membantu remaja

untuk semakin mengenali kekurangan dan kelebihan yang ada

dalam diri.

b. Bagi pengasuh

Memberikan informasi kepada pengasuh tentang pentingnya

konsep diri bagi remaja panti sehingga dapat menjadi

pertimbangan dalam memberikan pengasuhan didalam panti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

9

c. Bagi peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan dalam memberikan

pendampingan terhadap anak dan Mengimplementasikan ilmu

yang sudah didapat selama dibangku kuliah didalam proses

bimbingan nyata dilapangan.

G. Definisi istilah

1. Konsep diri adalah gambaran orang tentang dirinya yang dipengaruhi

oleh sikap orang-orang yang signifikan dalam hidupnya dalam

memperlakukannya seperti guru, orang tua, teman sebaya dan orang-

orang lain dalam hidupnya.

2. Panti asuhan adalah lembaga yang bertugas membantu dan merawat

anak dengan permasalahan-permasalahan tertentu.

3. Bimbingan kelompok adalah salah satu bentuk usaha pemberian

bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Suasana

kelompok menjadi wahan untuk masing-masing anggota kelompok

tersebut secara perseorangan dapat memanfaatkan semua informasi,

tanggapan kepentingan dirinya dengan masalahnya.

4. Experiential Learning merupakan pembelajaran dengan penekanan

pada individu-individu yang memiliki pengalaman langsung atas

bahan pembelajaran dan tidak terbatas pada pendidikan formal.

5. Media gambar adalah media visual berupa gambar yang dihasilkan

melalui proses menggambar dan menggunakanmedia berupa gambar

yang digunakan dalam proses bimbingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

10

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab ini di paparkan secara singkat mengenai konsep diri, perkembangan

remaja, remaja panti asuhan, bimbingan kelompok, experiential learning, media

gambar, penelitian yang relevan, kerangka berfikir, hipotesis. Masing-masing

pokok bahasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

A. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep diri

Menurut Rahmat (2003) konsep diri merupakan cara individu

memandang atau melakukan penilaian mengenai dirinya sendiri. konsep

diri merupakan hal penting yang akan menentukan bagaimana seseorang

memandang dirinya. Menurut Burns (1993) konsep diri adalah satu

gambaran dari apa yang kita pikirkan tentang apa yang orang lain

pikirkan mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.

Agustiani (2006) mengatakan konsep diri merupakan gambaran

yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui

pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan

lingkungan. Konsep diri bukan merupakan bawaan lahir merlainkan

berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.

Fitts (Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri adalah

aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri menjadi kerangka

acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Hartinah (2009)

konsep diri adalah gambaran diri tentang aspek fisiologis maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

11

psikologis yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam halnya

penyesuaian diri.

Dari definisi beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa konsep diri

merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang

dibentuk melalui pengalaman-pengalaman dari interaksi dengan

lingkungan sekitarnya. Konsep diri juga menjadi aspek penting dalam

diri seseorang terutama karna konsep diri menjadi kerangka acuan

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan luar. Sehingga pengaruh

dari orang-orang sekitarnya terutama tempat dimana seseorang tinggal

terlibat dalam membentuk konsep diri seseorang.

2. Penggolongan Konsep Diri

Menurut Burns (1993), konsep diri digolongkan menjadi dua yaitu

konsep diri tinggi atau konsep diri positif dan konsep diri rendah atau

konsep diri negatif.

a. Konsep diri tinggi

Konsep diri tinggi sebagai sinonim dari konsep diri positif. Burns

(1993), mengatakan bahwa konsep diri yang tinggi menunjukan

adanya penghargaan diri yang tinggi, evaluasi diri yang tinggi,

perasaan harga diri yang positif, dan evaluasi diri yang positif. orang

yang memiliki konsep diri tinggi umumnya akan menerima keadaan

diri mereka sendiri.

b. Konsep diri rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

12

Konsep diri rendah sebagai sinonim dari konsep diri negatif. konsep

diri rendah menunjukan adanya evaluasi diri yang negatif, membenci

diri, perasaan rendah diri dan tiadanya perasaan menghargai pribadi

dan penerimaan diri.

3. Aspek-aspek Konsep Diri

Agustiani (2006) membagi konsep diri ke dalam beberapa aspek

seperti berikut ini:

a. Aspek fisik

Aspek fisik disini meliputi bagaimana persepsi seseorang

terhadap keadaan fisiknya seperti penampilan dirinya (cantik, ganteng,

jelek, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya seperti tinggi,

pendek, gemuk, kurus. Sehingga membentuk persepsi masing-masing

orang yang jika persepsinya negatif maka seseorang memandang

dirinya menjadi hal yang buruk, dan begitu juga sebaliknya.

b. Aspek psikologis

Aspek ini meliputi penilaian mengenai psikisnya seperti

perasaannya atau persepsinya tentang keadaan pribadinya. Hal ini

dipengaruhi oleh sebagaimana puas seseorang puas terhadap

pribadinya. Termasuk label-label yang dikenakan pada dirinya bukan

hanya menggambarkan tentang dirinya, tapi juga dengan nilai-nilainya

seperti harga diri dan kepercayaan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

13

c. Aspek sosial

Aspek ini meliputi penilaian individu terhadap interaksi dirinya

dengan orang lain maupun dengan lingkungan sekitarnya. Aspek

tersebut seperti perasaan diterima dan dihargai dalam berinteraksi

dengan orang lain. Seseorang tidak dapat mengatakan dirinya memiliki

pribadi yang baik tanpa adanya tanggapan atau reaksi orang lain yang

menunjukan bahwa ia memang memiliki pribadi baik.

d. Aspek moral

Aspek ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya

dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Bagaimana

seseorang memandang dirinya berdasarkan nilai-nilai yang ada

dimasyarakat dan etika yang seharusnya. Aspek tersebut menyangkut

hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupannya dan

nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan

buruk.

4. Karakteristik Remaja yang Memiliki Konsep Diri Positif

Konsep diri seseorang bergerak kearah negatif dan positif (Burns,

1993). Dengan respon yang didapat dari orang lain mengenai dirinya

terutama orang tua. Respon yang dimaksud adalah persepsi dari orang tua

dan orang terdekatnya dalam merespon seseorang. Jika seseorang

diperlakukan baik, maka orang tersebut akan meniru untuk melakukan

baik pula. Namun jika selama masa perkembangannya seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

14

diperlakukan buruk, maka seseorang tersebut akan melakukan hal yang

sama terhadap orang lain.

Menurut Burns (1993) seseorang yang memiliki konsep diri

positif yaitu seseorang yang mampu memodifikasi nilai-nilai dan prinsip-

prinsip yang sebelumnya dipegang dengan teguh dan dipandang dari

sudut pengalaman baru, tidak adanya kekawatiran terhadap masa lalu dan

masa yang akan datang, memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan

permasalahannya seperti kegagalan-kegagalan yang sering ditemui dalam

kehidupan sehari-hari, mampu menerima diri sebagai seorang pribadi

yang sama berharganya dengan orang lain meskipun adanya perbedaan

dari setiap pribadi.

Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Susana (Tim Familya,

2006), apabila seseorang memiliki konsep diri positif, maka akan

memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, segala

perilakunya tertuju pada keberhasilan. Seseorang yang memiliki konsep

diri yang positif ia akan berjuang dan tidak mudah putus asa untuk selalu

mewujudkan konsep dirinya seperti anak merasa pandai, maka ia akan

membuktikan keyakinannya tersebut. Menurut Arini (Tim Familya,

2006), seseorang yang memiliki konsep diri positif yakni ketika

menghadapi kegagalan akan bersikap lebih positif, menerima diri apa

adanya, bersikap optimis, realistis, dan menilai kelebihan dan

kekurangannya secara positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

15

Berdasarkan penjelasan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

karakteristik remaja yang memiliki konsep diri positif yaitu:

a. Cenderung menyenangi dan menghargai diri mereka sendiri,

sebagaimana sikap mereka terhadap oran lain.

b. Memiliki rasa aman dan percaya diri yang tinggi untuk menyelesaikan

permasalahannya bahkan ketika menghadapi kegagalan.

c. Mampu menerima diri dan memandang sekitarnya sebagai tempat

yang menyenankan. Mereka memiliki kemampuan memodifikasi nilai

dan prinsip yang sebelumnya dipegang teguh dan tidak memiliki

kekawatiran terhadap masa lalu dan masa depan.

d. Mampu menilai kekurangan dan kelebihannya secara positif.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

a. Orang lain

Konsep diri seseorang terbentuk dari bagaimana penilaian

orang lain tentang dirinya. Biasanya hal tersebut dipengaruhi oleh

orang-orang yang sangat penting bagi dirinya seperti orang tua dan

saudaranya. Orang-orang tersebut biasanya disebut significant

others.Significant others adalah orang tua dan saudaranya.Dari orang-

orang tersebutlah seseorang membentuk konsep dirinya khususnya

waktu masih anak-anak. Jika sudah dewasa, individu yang

bersangkutan akan menghimpun semua penilaian orang-orang yang

pernah berhubungan dengannya. Konsep ini disebut generalized

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

16

others, yakni pandangan seseorang mengenai dirinya berdasarkan

pandangan orang lain terhadap dirinya.

b. Kelompok Acuan

Setiap orang adalah anggota masyarakat dan setiap kelompok

memiliki norma-norma sendiri. Diantaranya kelompok acuan, yang

membuat individu mengarahkan perilakunya sesuai dengan norma dan

nilai yang dianut kelompok tertentu. Kelompok inilah yang

memengaruhi konsep diri seseorang.

c. Penyikapan Diri

Devito (Hutagalung, 2007) mendefinisikan self disclosure

sebagai bentuk komunikasi dimana informasi tentang diri sendiri yang

biasanya disimpan atau disembunyikan, dikomunikasikan pada orang

lain. Penyikapan ini terjadi bila individu secara sukarela

mencerminkan mengenai dirinya pada orang lain, sehingga orang

tersebut menjadi senang karena mendapat informasi langsung dari

yang bersangkutan. Devito juga membedakan penyikapan diri atas

lima dimensi, yaitu: 1) Ukuran penyikapan diri; 2) Valensi penyikapan

diri; 3) Kecermatan dan kejujuran; 4) Tujuan dan maksud; 5)

Keintiman.

B. Perkembangan Remaja

1. Pengertian Remaja

Hartinah (2011), Remaja dalam bahasa aslinya disebut

adolescence, berasal dari bahasa addolescene yang artinya, “tumbuh dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

17

tumbuh untuk mencapai kematangan”. Menurut Peaget (Hurlock, 1991)

remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi julam masyarakat

dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa berada dibawah tingkat

orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah

tidak tergolong anak-anak, tapi belum juga dapat diterima secara penuh

untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan

orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase

mencari jati diri atau fase topan dan badai. Remaja masih belum mampu

menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun

psikisnya.

2. Ciri-ciri Masa Remaja

Menurut Hurlock (2002), Masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu

yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri tersebut

diuraikan dibawah ini:

a. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting

Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya

perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja.

semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental

dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan

Peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan

ke tahap perkembangan lainnya. Pada masa ini remaja mulai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

18

mencoba-coba hal baru dan berusaha menentukan perilaku, nilai sifat

yang paling sesuai.

c. Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah

Pada masa ini remaja menganggap dirinya mampu mandiri dan

tidak mau meminta bantuan orang dewasa. Kadang yang terjadi adalah

orang tua dan anak mengalami perbedaan pendapat hingga yang terjadi

seringkali masalah muncul. Pada masa ini remaja menganggap apa

yang ia putuskan adalah hal yang benar.

d. Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Jati Diri

Pada masa ini remaja mulai mencari identitas dirinya dengan

cara mencari figur yang dapat dijadikan contoh baginya. Remaja mulai

menginginkan diri yang sesuai dengan dirinya. jika remaja menyadari

segala kelebihan yang dimilikinya dan mampu mengembangkannya

maka konsep dirinya positif.

e. Masa Remaja Sebagai Usia Yang Menimbulkan Ketakutan

Didalam masyarakat pandangan terhadap remaja cenderung

negatif. remaja seringkali takut tidak mampu mengatasi permasalahan

yang dialaminya tersebut hal ini berpengaruh terhadap konsep dirinya.

f. Masa Remaja Sebagai Masa Yang Tidak Realistik

Pada masa ini remaja kurang mampu bersikap rasional dan

kurang objektif terhadap dirinya dan lingkungannya. Sehingga hal ini

sering menyebabkan remaja mengalami kegagalan dan kekecewaan

yang berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

19

g. Masa Remaja Sebagai Masa Ambang Masa Dewasa

Pada masa ini merupakan awal dari masa depan remaja tersebut.

Jika pada masa ini remaja mampu membawa diri kearah positif artinya

tidak mudah terpengaruh dengan pergaulan yang negatif maka konsep

dirinya akan positif. Begitu juga dengan sebaliknya.

3. Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

Hurlock (Hartinah, 2011), tugas perkembangan yang harus dilalui

oleh seorang remaja yaitu:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya

b. Mampu dan memahami peran seks usia dewasa

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlain jenis

d. Mencapai kemandirian emosional

e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua.

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa.

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

kelua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

20

4. Remaja Panti Asuhan

Remaja dipanti asuhan adalah semua anak panti yang tergolong

dalam masa remaja. Menurut kementrian sosial panti asuhan adalah

lembaga sosial yang memiliki tugas memberikan bimbingan dan

pelayanan bagi anak yatim, piatu, yatim piatu yang kurang mampu, dan

terlantar agar seseorang tersebut mampu berkembang secara wajar sesuai

tahap perkembangannya. Pada masa remaja ini tugas perkembangan yang

harus dijalani oleh seorang remaja. Hurlock (Hartinah, 2011) menyebutkan

bahwa tugas perkembangan yang harus dilalui oleh remaja diantaranya

mampu menerima keadaan fisik, mampu membina hubungan baik dengan

anggota kelompok yang berlawan jenis, memahami, menginternalisasikan

nilai-nilai orang dewasa dan orang tua, dan mengembangkan perilaku

tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

Remaja panti asuhan sama halnya dengan remaja pada umumnya

yang juga melalui tahap-tahap perkembangannya. Panti asuhan adalah

lembaga kesejahteraan sosial yang bertugas memberikan kesejahteraan

sosial bagi orang-orang terlantar karena perasalahan tertentu, memberikan

pelayanan sebagai pengganti orang tua yang seharusnya mereka terima

agar anak-anak tersebut mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan

tahapannya. Sehingga anak-anak tersebut mampu melewati setiap tahap

perkembangan dengan sebaik-baiknya dan nantinya menjadi penerus

bangsa yang berkualitas dan bisa diandalkan. Banyak keluarga yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

21

dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan mengakibatkan

keterlantaran anak. Beberapa penyebab yaitu:

1) Orang tua meninggal dan tidak ada anggota keluarga lain yang

merawatnya.

2) Orang tua kesulitan dalam masalah ekonomi atau dapat dibilang miskin,

sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan anak.

3) Orang tua tidak sanggup menjalankan fungsinya karena menderita sakit

kronis dan alasan lainnya.

Konsep diri yang dikembangkan oleh remaja panti asuhan dapat

merupakan konsep diri positif maupun konsep diri negatif. remaja yang

mengembangkan konsep diri positif akan mampu menghargai diri

sendiri (penerimaan diri tinggi), memiliki perasaan aman dan percaya

diri tinggi, menerima kekurangan dan kelebihan diri secara positif dan

memiliki kemampuan memodifikasi nilai atau biasanya seseorang

mampu menyesuaikan diri dalam situasi apapun. Hal-hal tersebut akan

mengakibatkan terbentuknya penilaian diri yang positif. Dengan

penilaian positif mengenai diri mereka maka akan mengakibatkan

seseorang memiliki harga diri yang tinggi mengenai diri sendiri.

Sedangkan pengembangan konsep diri negatif biasanya ditandai dengan

cenderung sulit menerima pendapat dari orang lain, cenderung

mengasingkan diri (menyendiri), sulit mengakui kesalahannya, dan

kurang mampu mengungkapkan perasaannya. Hal tersebut yang

menjadikan terbentuknya harga diri yang rendah bagi seorang anak. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

22

tersebut dikarenakan kurang adanya perasaan tidak berharga dan tidak

mampu. Sehingga akan menghambat perkembangan seseorang terutama

perkembangan pribadi secara utuh.

Fitts (Agustiani, 2006) mengatakan bahwa konsep diri

berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui

konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan

memahami tingkah laku orang tersebut. pada umumnya tingkah laku

seseorang berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri.

jika seseorang mempersepsi diri sebagai orang yang inferior

dibandingkan orang lain, walaupun itu belum tentu benar, biasanya

tingkah laku yang ia tampilkan akan berhubungan dengan kekurangan

yang dipersepsinya secara subjektif.

C. Hakikat Layanan Bimbingan klasikal

1. Pengertian Bimbingan Klasikal

Dalam membantu mengoptimalkan perkembangan pribadi peserta

didik ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru Bimbingan dan

Konseling. Salah satunya yaitu dengan memberikan layanan bimbingan

klasikal.

Nurihsan (2011:23) menjelaskan bahwa bimbingan klasikal

merupakan pemberian bantuan kepada individu yang dilaksanakan dalam

jumlah yang besar. Sedangkan menurut permendikbud nomor 111 tahun

2014 bimbingan klasikal merupakan layanan yang dilakukan dengan tatap

muka secara rutin, dilakukan dengan setting kelas, dan diberikan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

23

setiap siswa. Bidang bimbingan yang diberikan yakni pribadi, sosial,

belajar dan karir (Kemendikbud, 2014).

Winkel dan Hastuti (2004) mengatakan bahwa bimbingan klasikal

merupakan istilah yang digunakan dalam institut pendidikan yang merujuk

pada sejumlah siswa yang dikumpulkan untuk melakukan kegiatan

bimbingan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan secara

langsung/tatap muka antara guru BK dan siswa yang membahas topik-

topik mengenai bidang pribadi, sosial, belajar dan karir, yang dilakukan

dalam jumlah siswa banyak.

2. Manfaat Bimbingan Klasikal

Manfaat bimbingan klasikal menurut Depdiknas (2004) yaitu

sebagai berikut:

a. Siswa semakin memahami dirinya sendiri seperti bakat, minat, potensi,

kebiasaan, sikap, dan sebagainya.

b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses bersosialisasi.

c. Siswa semakin tertarik, termotivasi, dan berminat untuk belajar, lebih

giat agar mendapat hasil belajar yang baik.

d. Siswa semakin mampu menyelesaikan permasalahannya dan mampu

mengambil keputusannya sendiri dalam hidupnya, serta mampu

membuat perencanaan kegiatan yang berguna dalam hidupnya.

e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai-nilai dan sikap secara

menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

24

f. Siswa semakin mampu memahami dan menerima dirinya sendiri.

3. Tahapan Layanan Bimbingan Klasikal

Tahapan-tahapan dalam bimbingan menurut Panduan Operasional

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling SMP Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kerja Kependidikan

(2016) dijelaskan sebagai berikut:

a. Prabimbingan

1) Menyusun RPL

2) Pembentukan Kelompok

b. Pelaksanaan

1) Pembukaan

a) Menciptakan suasana saling mengenal, rileks, dan hangat.

b) Menjelaskan tujuan dan manfaat bimbingan.

c) Menjelaskan peran masing-masing anggota dan pembimbing

dalam proses pelaksanaan bimbingan.

d) Menjelaskan aturan-aturan yang ada selama proses bimbingan

berlangsung.

e) Memotivasi anggota untuk saling terbuka satu sama lain.

f) Memotivasi anggota agar mampu mengungkapkan harapan-

harapannya dan mampu merumuskan niat bersama.

2) Transisi

a) Melakukan kegiatan selingan berupa permainan kecil yang

melibatkan semua anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

25

b) Mengulang kembali tujuan dan kesepakatan bersama.

c) Memotivasi anggota agar mampu terlibat aktif dalam

pelaksanaan.

d) Mengingatkan anggota bahwa kegiatan akan segera masuk

kegiatan inti.

3) Inti

a) Membantu siswa untuk mampu mengungkapkan topik yang perlu

dibahas.

b) Menetapkan topik untuk diintervensi bersama.

c) Mendorong semua anggota agar mampu terlibat aktif.

d) Mengulas kembali secara singkat hasil yang telah dicapai dari

pertemuan sebelumnya.

4) Penutup

a) Mengungkapkan kesan dan keberhasilan yang dicapai oleh setiap

anggota.

b) Merangkum hasil dari kegiatan.

c) Menyampaikan kegiatan lanjutan

d) Menyampaikan bahwa kegiatan akan segera berakhir.

e) Menyampaikan pesan serta harapan setelah diberikan bimbingan.

c. Pasca Bimbingan

1) Melakukan evaluasi perubahan yang dicapai.

2) Menetapkan tindak lanjut dari kegiatan.

3) Menyusun laporan bimbingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

26

D. Pendekatan Experiential Learning

1. Pengertian Experiential Learning

Experiential learning adalah suatu pendekatan didalam pemberian

layanan bimbingan kelompok menggunakan dinamika yang efektif bagi

perkembangan individu yang terlibat. Dikatakan efektif ketika mampu

menghadirkan suasana jiwa yang diantara peserta yang terlibat,

meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif, meningkatkan

minat atau gairah untuk semakin terlibat dalam proses, memungkinkan

terjadinya katarsis, dan meningkatkan kemampuan sosialnya (Prayitno,

dkk, 1998:90).

Kolb mengatakan experiential learning: experience as tha source of

learning and development” dalam pernyataan tersebut terdapat makna

bahwa pengalaman nyata peserta didik. Peserta didik berperan aktif selama

dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan tersebut.

Experiential learning adalah suatu proses siswa membangun dan

menyusun ketrampilan dan nilai langsung. Sehingga dapat diartikan bahwa

experiential learning memfokuskan pada pengalaman yang dialami

individu selama kegiatan. Pengalaman individu selama mengikuti kegiatan

tersebut merupakan proses belajar yang mengalami perubahan, agar

mampu meningkatkan efektivitas hasil belajar individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

27

2. Proses Experiential Learning

Kolb menjelaskan empat tahapan dalam model pembelajaran, siklus

pembelajaran model experiential learning disajikan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kolb’s Learning Style Model

Lebih lanjut, Kolb juga memaparkan keempat tahapan model

pembelajaran experiential learning yakni:

a. Concrete experience. Pada tahap ini siswa melibatkan diri

sepenuhnya dalam pengalaman barunya.

b. Observations and reflections. Pada tahap ini siswa mengobservasi

dan merefleksikan atau memikirkan pengalamannya dari berbagai

segi.

c. Formation of abstract concepts and generalizations. Pada tahap ini

siswa menciptakan konsep yang mengintegrasikan observasinya

menjadi teori yang sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

28

d. Testing implications of concepts in new situations. Pada tahap ini

siswa menggunakan teori tersebut untuk memecahkan masalah dan

mengambil keputusan.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning.

Kolb (2015) menjelaskan empat tahapan model

pembelajaran, siklus model experiential learning disajikan dalam

Gambar 2.2.

4. Aktivitas Inti dalam Experiential Learning

Menurut Supratiknya (2011) ada beberapa aktivitas dalam

tahap proses experiential antara lain refleksi dan sharing. Refleksi

adalah menghadirkan kembali dalam batin individu aneka pengalaman

yang sudah terjadi, untuk menemukan makna dan nilai-nilai yang

lebih dalam. Sehingga adanya refleksi memiliki tujuan dalam

Concrete experience

Observations and reflections

Formation of abstract concepts and

generalizations

Testing implications of concept in new

situations

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

29

mendidik, yang berarti memiliki peran sebagai sarana penghubung

antara pengalaman pribadi dan pengalaman belajar. Sharng

merupakan membagikan hasil pikiran dan perasaan yang muncul

sebagai hasil refleksi kepada orang lain sebagai hasil dari proses

belajar. Dalam melakukan sharing semua anggota harus

mendengarkan agar mampu menangkap makna dan nilai dari apa yang

disharingkan.

5. Metodologi Pembelajaran Experiential Learning

Abella (Supratiknya, 2011) merumuskan delapan metode khas

pembelajaran experiential learning, metode tersebut yakni:

a. Metode Diskusi Kasus

Metode diskusi kasus ini memanfaatkan studi kasus, yaitu

deskriptif tentang uatu situasi yang disajikan baik secara tertulis,

lewat rekaman audio, tau lewat video, untuk disimak atau

dipelajari oleh peserta dan kemudian mendiskusikannya dengan

panduan pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan oleh fasilitator.

Sebaiknya diskusi difokuskan pada isu-isu yang terdapat di dalam

situasi yang didiskripsikan: seperti tindakan apa yang perlu

dilakukan atau pelajaran-pelajaran apa yang bisa dipetik, serta cara

mengatasi atau mencegah agar situasi sejenis tidak terjadi

b. Simulasi dan Games

Games atau permainan adalah aktivitas bermain yang

diformalkan, lazimnya tidak terkait angsung dengan situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

30

kehidupan nyata. Peserta diharapkan mencapai tujuan tertentu

dalam batas-batas yang ditetapkan lewat serangkaian aturan main.

Aturan main ini menentukan jenis aktivitas yang harus dilakukan

dan kapan permainan harus diakhiri. Simulasi mempresentasikan

situasi kehidupan nyata tertentu, tetapi komponen-komponen dan

saling berhubungan antar komponen itu ditampilkan sedemikian

rupa sehingga bisa dimanipulasikan atau dikendalikan oleh peserta

mengikuti kerangka waktu yang ditentukan.

c. Latihan Bermain Peran

Dalam latihan bermain peran, peserta mensimulasikan

sebuah situasi interaktif nyata atau hipotetis. Misal, memainkan

peran siswa yang sering membuli temannya. Simulasi ini lazimnya

dilakukan dengan diskusi dan analisis, untuk mengetahui

bagaimana interaksi itu dirasakan dan dihayati, apa yang terjadi,

dan mengapa demikian. Peserta bisa memperoleh umpan balik

tentang tingkah lakunya selama bermain peran.

d. Diskusi Kelompok

Dalam metode diskusi kelompok ini peserta diberi

kesempatan untuk bertukar pikiran secara bebas, baik dalam kelas

besar maupun kelompok-kelompok kecil. Aturan dalam diskusi ini

disampaikan kepada seluruh pesrta. Fasilitator bertanggung jawab

untuk membuat diskusi kelompok tersebut hidup dan menyatukan

berbagai gagasan serta pendapat, hingga menarik kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

31

e. Latihan Individual

Dalam latihan individual peserta diminta untuk

mengerjakan sendiri-sendiri, lazimnya berupa tugas mentransfer

atau menerapkan isi atau hasil pelajaran dari program kegiatan

yang baru diikutinya ke dalam situasi kehidupan masing-masing.

Tujuan latihan individual adalah memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk menerapkan hasil yang diperoleh dari program,

menguji pemahaman atau memeriksa sejauh mana hasil

pembelajaran bisa diterapkan dalam kehidupan masing-masing.

f. Presentasi/Lekturet

Presentasi/lekturet merupakan bentuk komunikasi atau

penyampaian terstruktur atau yang disiapkan dan bersifat satu arah

dari pihak penyaji atau penceramah kepada peserta. Peserta bisa

mengajukan pertanyaan namun dibatasi. Dalam penyampaian

biasanya menggunakan alat bantu visual yang digunakan untuk

mendukung presentasi.

g. Modelling Perilaku

Dalam modelling perilaku peserta diberi contoh cara bertingkah

laku dalam menghadapi situasi tertentu. Langkah-langkah tersebut

biasanya didemontrasikan melalui rekaman video. Kemudian

peserta diminta berlatih dan diminta untuk menerapkan langkah-

langkah tersebut. sesudah itu peserta diminta umpan balik kepada

peserta ditunjukan dalam hal apa saja yang perlu ditingkatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

32

E. Visual Art

1. Pengertian Media Gambar

Menurut AECT (Nursalim 2013) media adalah sebagai segala bentuk

dan saluran yang dipergunakan untuk memproses penyaluran pesan.

Miarso (Nursalim 2013) media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Jadi dapat

disimpulkan bahwa media bimbingan dan konseling adalah wadah dari

pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan bimbingan dan

konseling, tujuan yang ingin dicapai ialah perkembangan siswa secara

optimal. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar

kemungkinan bagi siswa/klien tertarik pada layanan bimbingan dan

konseling, serta untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang

dipelajari lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan

ketrampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling.

Seni visual didefinisikan sebagai proses-proses dalam bidang seni

yang berfokuspada penglihatan yang mewakilirealitas simbol. Seni visual

mencakup secara luas dalam bidang media, termasuk lukisan, gambar,

fotografi, dan patung Malchiodi dkk (Glading, 2010).

2. Klasifikasi Media Bimbingan dan Konseling

Nursalim (2013) klasifikasi media bimbingan dan konseling

diuraikan dibawah ini berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

33

a. Kelompok Media Grafis

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide,

gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan

simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian,

memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga

menarik dan diingat siswa. Yang termasuk media grafis yaitu:

1) Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara

angka, garis, dan simbol.

2) Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk

memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan

melalui garis-garis simbol.

3) Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang

merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-

hubungan penting.

4) Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draf kasar yang

melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar.

b. Media Bahan Cetak

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya

melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini

menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang

diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang

disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

34

1) Buku teks, yaitu buku yang membahas cara memecahkan masalah

atau cara mengembangkan diri. Dalam bimbingan dan konseling

buku teks biasanya berupa bibliokonseling.

2) Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan

tertentu dan didesain sedemikian rupa guna memperlancar

pelaksanaan layanan informasi dan bimbingan klasikal.

c. Media Gambar Diam

Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar

yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah

foto. Media gambar diam ini dapat digunakan untuk berbagai macam

layanan bimbingan dan konseling misalnya untuk menjelaskan entang

macam-macam pelanggaran yang sering dilakukan siswa, menjelaskan

prestasi yang diraih oleh siswa, menjelaskan tentang kegiatan

pengembangan diri siswa, MOS, kegiatan ekstrakurikuer dan

sebagainya.

d. Media Film

Film merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan

gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi

pemirsanya. Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film

bersuara, dan filmgelang yang ujungnya saling bersambungan dan

proyeksinya tak memerlukan penggelapan ruangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

35

e. Multimedia

Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan

menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit

atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang terdiri dari bahan

cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.

3. Manfaat Visual Art

Adapun manfaat penggunaan seni visual art yakni sebagai berikut

a. Seni visual art menekankan kesadaran dan membantu individu

mengekspresikan konflik rahasia.

b. Menggunakan seni visual, konseli dapat melambangkan perasaan

dengan cara yang unik, nyata, dan kuat. Seni visual art membantu

orang dalam membayangkan situasi diri mereka sendiri dengan cara

yang konkret.

c. Seni visual membantu dalam mengungkap masalah seseorang yang

kadang-kadang sulit untuk dibicarakan, seperti kekerasan dalam

keluarga dan pelecehan seksual.

d. Kesesuaian penggunaan media gambar dan aktivitas sasaran. Menurut

Geldard, dkk (2016), sasaran yang dapat dicapai dalam penggunaan

media gambar (menggambar) yaitu:

1) Menguasai masalah dan peristiwa

2) Mendapatkan kekuatan untuk ekspresi fisik

3) Mendorong remaja untuk mengekspresikan emosi

4) Membangun konsep diri dan penghargaan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

36

5) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi

6) Mengembangkan wawasan

4. Sifat Media Vsual Art (menggambar) dan aktivitasnya

Masing-masing media dan aktivitas memiliki keunikan dan sifat

yang melekat. Sifat dan aktivitas media dijelaskan dibawah ini:

a. Selalu terbuka dan luas

Aktivitas ini bersifat fleksibel dan dinamis dan sering mengandung

elemen kinestetik. Misalnya, anak-anak dapat menggunakan imajinasi

mereka untuk membuat perubahan yang mereka sukai saat melakukan

perjalanan imajinatif.

b. Familiar dan stabil

Hal ini menawarkan sesuatu yang sederhana, pengulangan, dan kadang

interaksi yang biasa. Hal ini dapat memberikan rasa stabilitas dan

sesuatu yang dapat diduga.

c. Bersifat mendidik

Hal ini menawarkan kesempatan untuk belajar dan menerima

serta menolak aturan. Sifatnya terstruktur, tidak membutuhkan

pemikiran yang rumit dan bersifat progresif sehingga membutuhkan

pekerjaan yang memiliki tujuan. Misalnya, ketika menggunakan kertas

kerja, anak-anak membangun konten kertas kerja dalam pemikiran

mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

37

5. Proses Konseling Art dengan Teknik Menggambar

Proses menciptakan gambar untuk mewakili pengalaman batin

terinspirasi oleh Jung (Karyanti, 2015), yang menarik, dicat, dan

dipahatrepresentasi dari mimpi dan pengalaman fantasi. Berdasarkan nilai

psikologis ia secara pribadi ditemukan dari menjelajahi gambar, Jung

kemudian mendorong pasien untuk membuat gambar visual mereka

pengalaman batin sendiri. Penggunaan gambar dalam konseling tidak

terbatas pada konselor yang terlatih dalam psikologi Jung. Konselor

dengan berbagai teori orientasi dapat menyediakan konseli dengan

kesepakatan untuk membuat gambar untuk memfasilitasi pelepasan

pengalaman emosional atau mungkin trauma.

France dan Alen (Karyanti, 2015), menggunakan pendekatan

Gestalt untuk menggambar dengan konseli remaja untuk membantu

meningkatkan kesadaran tentang perasaan dan mengintegrasikan kembali

yang bertentangan dalam diri agar perasaan lebih sehat. pendekatan ini

terdiri dari empat langkah. Langkah pertama pemanasan, pada tahap ini

konseli berbicara tentang kekawatiran tertentu atau dilema dan pikiran

konseli dan perasaan konseli tentang keprihatinan konseli. Langkah kedua

pelaksanaan, pada tahap ini konseli diminta untuk membuat gambar untuk

mewakili kekawatiran. Langkah keempat berbagi, pada tahap ini setelah

konseli membuat gambar kemudian berbagi apa yang telah konseli

simpulkan dengan konselor. Selanjutnya langkah dialog, pada tahap ini

setelah konseling berbagi kesimpulan yang didapatnya kemudian konseli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

38

berdialog dengan konselor. Konselor bisa mengajukan berbagai

pertanyaan yang spesifik untuk membantu konseli mengeksplorasi

kemungkinan terkait dengan gambar.

F. Penelitian yang Relevan

Menurut penelitian yang dilakukan Nursanthi (2011) pada siswa kelas

XI di SMA Negeri Bergas layanan informasi menggunakan media visual

mampu meningkatkan konsep diri siswa sebelum dan sesudah diberikan

layanan. Hasil analisis konsep diri siswa di SMA Negeri Bergas sebelum

diberikan layanan informasi menunjukan kategori sedang dengan persentase

61,07%, setelah diberikan layanan informasi menggunakan media visual

menunjukan kategori sedang dengan persentase 67,99%.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2015) pada 21 anak

dengan kriteria tertentu dengan menyamakan sebanyak mungkin kondisi

homogenitas penggunaan media gambar mampu meningkatkan konsep diri

positif secara signifikan senilai Sig. (2 tailed) (0,00) < (0,05).

G. Kerangka Berfikir

Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang

dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman dari interaksi dengan

lingkungan sekitarnya. Lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh

terhadap konsep diri anak berupa perhatian dan kasih sayang. Namun tidak

semua anak mengalami peristiwa menyenangkan seperti tinggal dan

dibesarkan oleh orang tua maupun keluarga. Kenyataannya banyak anak yang

mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan seperti hilangnya fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

39

keluarga yang disebabkan karena perceraian orang tua, masalah kemiskinan,

kematian orang tua, dan keluarga broken home. Dengan permasalahan-

permasalahan tersebut sehingga anak harus rela tidak tinggal dan tidak

dibesarkan oleh orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Kasih sayang

yang seharusnya diterima anak hilang begitu saja dan anak menjalani

kehidupan yang kadang susah dan keras sendirian tanpa ada keluarga yang

mendampingi. Keadaan seperti inilah yang mengharuskan seseorang untuk

masuk dan tinggal di lembaga sosial yang bernama panti asuhan. hal ini juga

sangat berpengaruh terhadap konsep diri anak. Tempat dimana dan dengan

siapa anak dibesarkan ikut membentuk konsep diri seseorang.

Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut perlu dilakukan

upaya-upaya yang dapat meningkatkan konsep diri remaja, salah satunya

metode gambar (visual art). Menurut Glading (2010), metode gambar (visual

art) penggunaan gambar adalah bahwa klien akan mewakili diri mereka

sendiri dan menggambarkan masalah mereka secara simbolis. Dengan bekerja

secara positif dan melibatkan komponen berbicara untuk melengkapi elemen

visual, konsep diri yang positif muncul pada individu-individu, dan

perubahan perilaku terjadi. Melalui bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning bisa menjadi dasar bagi remaja panti untuk

mengembangkan konsep diri yang positif melalui media gambar.

Remaja yang telah menggambarkan diri dan telah berproses dalam

kelompok diharapkan dapat lebih terbuka mengungkapkan perasaannya, lebih

terbuka menerima pendapat maupun mengungkapkan pendapat mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

40

permasalahan yang dihadapi misalnya terkait dengan penampilan fisik

sehingga konsep dirinya rendah, remaja dapat bercerita pada remaja lain agar

pikirannya lebih terbuka dan orang lain dapat membantunya.

Gambar 2.3

Kerangka Berfikir Konsep Diri

Remaja panti merumuskan niat-niatnya

Remaja panti mengaplikasikan niat-

niatnya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Fasilitator memberikan peneguhan

dan motivasi.

Pengantar.

Dinamika kelompok. Masuk dalam kelompok.

Remaja mengikuti dinamika

kelompok gambar digunakan sebagai media.

Fasilitator menjelaskan pada subjek

bagaimana mengikuti dinamika kelompok.

Siswa merefleksikan pengalamannya

dengan masuk dalam kelompokdan

mensharingkan bersama. Fasilitator mengajak remaja panti

untuk mensharingkan pengalaman

setelah mengikuti dinamika

kelompok.

Remaja panti mengumpulkan nilai-

nilai baik yang didapat.

Fasilitator membantu remaja panti

untuk memiliki konsep baru yang

lebih baik.

Concrete experience

Active

axperimen

tation

Abstract

conceptualitation

Reflective

observatio

n

Konsep diri remaja di panti malu berpendapat,

sulit mengakui kekurangannya.

Konsep Diri Pretest

Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan experiential

learning menggunkan media gambar

- Aspek fisik - Aspek

psikologis - Aspek sosial

- Aspek moral

- Orang lain - Kelompok

acuan

- Penyikapan diri

Aspek Faktor

Peningkatan pemahaman, pengalaman konsep diri yang positif sebagai

remaja panti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

41

H. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, maka hipotesis tindakan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential

learning menggunakan media gambar tidak efektif secara

signifikan meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung tahun ajaran 2016/2017.

Hi : Layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential

learning menggunakan media gambar efektif secara signifikan

meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso Dalem

Temanggung tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek

penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas, reliabilitas, serta

teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental

yangmenggunakan bentuk one group pretest-posttest design. Desain ini

belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat

variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap peningkatan konsep diri

(Sugiyono, 2013). Hal tersebut karena tidak adanya kelompok kontrol dan

sampel tidak dipilih secara random. Desain ini digunakan untuk

membandingkan keadaan sebelum dan sesudah pemberian perlakukan

layanan bimbingan. Sehingga peneliti menggunakan tes awal (pretest), dan

tes akhir (posttest).

Tujuan dari menggunakan design ini adalah untuk mengetahui

peningkatan konsep diri remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem

Temanggung Tahun Ajaran 2017 sebelum dan sesudah mendapatkan

layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

menggunakan media gambar (visual art). Desain penelitian ini dapat

digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

43

Tabel 3.1

Design Penelitian

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan:

O1 : tes awal sebelum pemberian tindakan

O2 : tes akhir sesudah pemberian tindakan

X : treatment/perlakuan

(Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah

layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan

pendekatan experiential learning menggunakan media

gambar (visual art)).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan disalah satu panti asuhan swasta yang ada

di Temanggung, yaitu Panti Asuhan Pangrekso Dalem. Penelitian ini

dilakukan pada semester genap tepatnya pada tanggal 8 mei 2017 dan 9

mei 2017. Penelitian dilaksanakan selama 2 hari. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 3.2. Penelitian dilakukan di ruang les Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung dengan menggunakan waktu setelah anak-

anak pulang sekolah yaitu pukul 16:30-18:00 WIB. Penelitian tidak hanya

dilakukan di Panti Asuhan tetapi juga dilakukan di kampus III paingan

untuk persiapan. Persiapan yang dilakukan di Kampus terkait dengan

penyusunan modul dan kuesioner untuk implementasi ke lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

44

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Bimbingan Kelompok Bimbingan

hari ke

Hari/tanggal Waktu Topik bimbingan Durasi

1 Senin, 8 mei 2017 16.30 – 18.00 Konsentrasi Belajar 2x40 Menit

2 Selasa, 9 mei

2017

16.30 – 18.00 Aku Berani Berbicara 2x40 Menit

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja SMP dan SMA/SMK yang

tinggal di Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung Tahun ajaran

2016/2017. Jumlah subjek dalam penelitian sebanyak 20 remaja.

Penelitian ini merupakan penelitian sample dengan teknik random.

Menurut Sugiyono (2012), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik tersebut disebut

dengan teknik acak, tidak pandang bulu, sehingga semua populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampling. Rincian subjek

penelitian digambarkan dalam tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3

Jumlah subjek penelitian

Subjek penelitian Laki-laki Perempuan

20 5 15

Jumlah 20 remaja

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013), menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

45

utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Oleh karena itu, dalam

penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik non test. Teknik non test

digunakan untuk mengetahui peningkatan dan signifikansi dari

sebelum diberikan layanan bimbingan (Pretest) dan setelah diberikan

layanan bimbingan (Posttest).

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah

a. Tahap Persiapan

1) Membuat item kuesioner

2) Revisi dan konsultasi dengan dosen pembimbing

3) Melakukan uji coba alat

4) Menganalisis data hasil uji coba

5) Menggunakan data hasil coba yang sudah melalui seleksi

item valid dan tidak valid sebagai data pretest

6) Menyusun Rancangan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

(RPBK).

b. Tahap Pelaksanaan

1) Implementasi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

46

2) Pemberian posttest untuk mengetahui Peningkatan Konsep Diri

remaja panti setelah mendapatkan bimbingan.

c. Tahap Akhir

1) Mengumpulkan data yang diperoleh selama penelitian.

2) Mengolah data yang telah diperoleh

3) Menganalisis dan membahas temuan hasil dalam penelitian

yang telah dilakukan

4) Menarik kesimpulan

2. Instrumen Penelitian

Sugiyanto (Hasan, 2002), mengatakan bahwa instrumen adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati.Menurut Sugiyono (2013), kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan atau

pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab. Satu kuesioner

dengan model pertanyaan seperti penjelasan dibawah ini:

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Skala Penilaian

Konsep Diri Remaja Pantiyang berbentuk pernyataan chechlist (√)

dengan menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial (sugiyono, 2013). Dengan Skala Likert,

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

47

pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala

likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Jawaban setiap item dalam instrumen konsep diriini memiliki

gradasi dari sangat positif sampai pada sangat negatif, yang dapat

berupa kata-kata yang ssangat sesuai (SS), sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), dan Sangat tidak Sesuai (STS). Berikut gradasi pernyataan item

Skala Likert:

Tabel 3.4

Gradasi Pernyataan Item Skala Likert

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat sesuai (SS) = 4 Sangat sesuai (SS) = 1

Sesuai (S) = 3 Sesuai (S) = 2

Tidak sesuai (TS) = 2 Tidak sesuai (TS) = 3

Sangat tidak sesuai (STS) = 1 Sangat Tidak Sesuai (STS) = 4

Selanjutnya kuesioner dibagikan kepada siswa pada awal dan

akhir pemberian layanan. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur

peningkatan konsep diri remaja panti yang menjadi fokus penelitian

ini. berikut kisi-kisi dan gardasi pernyataan item skala likert

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

48

Tabel 3.5

Kisi-kisi Kuesioner Konsep Diri (Sebelum Uji Coba)

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut Azwar (2011) validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes atau instrumen

pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila

alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur,

yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes

yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran

dikatakan sebagi tes yang memiliki validitas rendah. Validitas yang

NO Aspek Indikator Item Jumlah

1. Aspek Fisik a. Remaja panti mampu memandang

fisiknya sebagai sesuatu yang berharga (patut disyukuri, dirawat).

3,1,17,25, 2,4,32

7

b. Remaja panti memandang penampilan dirinya sebagai salah satu hal penting.

18,29,16

3

2. Aspek

Psikologis

a. Remaja panti mampu mendeskripsikan

perasaan tentang dirinya.

26,6,28, 5

4

b. Remaja panti mampu memberi label kualitas pribadinya.

30,8,20, 7,19,9,27, 33

8

3. Aspek Sosial a. Siswa memandang dirinya mampu

berinteraksi dengan individu lain didalam

kelompok.

10, 34,11

3

b. Remaja panti dapat menilai diri apakah

diterima/ditolak dalam lingkungan sekitar.

24, 21,30

3

c. Remaja panti menilai dirinya sebagai

seorang yang mampu menghargai

pendapat individu lain didalam kelompok.

14, 38,39

3

4. Aspek Moral a. Remaja panti menilai dirinya sebagai

seorang yang mampu membedakan hal

baik dan buruk.

12,40, 13,15,37

5

b. Remaja panti mampu menilai dirinya sebagai seorang yang mengerti mengenai

sopan santun.

22, 23,35,36 4

Jumlah = 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

49

akan digunakan dalam penelitian melalui professional judgment, yaitu

penilaian oleh ahli. Professional judgment dalam penelitian ini hanya

diperoleh dari dosen pembimbing skripsi. Dosen pembimbing

memberikan penilaian mengenai isi dan struktur kalimat.

Selain penilaian ahli validitas instrumen dilihat dengan

menghitung daya beda instrumen menggunakan rumus product

moment person. Rumus teknik korelasi product moment yaitu:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ] ∑ ∑ ]

Keteranagan

: koefisien korelasi

: skor item

: skor total

: banyaknya subjek

Menurut sugiyono (2012), item dianggap valid jika nilai koefisiennya

sama dengan atau diatas 0,30. Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien

dibawah 0,30 maka item yang bersangkutan dinyatakan tidak valid.

Untuk menghitung daya beda dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan pada

10 remaja Panti Asuhan HAMBA dan 20 orang dari remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung. Proses perhitungan taraf validasi dilakukan

dengan cara memberi skor pada item kuesioner dan mentabulasi data

menggunakan microsoft excel 2007. Data yang telah ditabulasi dimasukan dalam

SPSS (Statistical Program Social Science) versi 16.0 untuk menghitung validitas

setiap item kuesioner. Dari perhitungan pada kuesioner uji coba dari 40 item

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

50

ditemukan 3 item yang tidak valid yang nilai koefisiennya <0,30 dan 37 item yang

valid >0,30. Peneliti kemudian berkonsultasi kepada dosen pembimbing mengenai

item yang tidak valid. Kemudian 37 item yang valid digunakan untuk

mendapatkan data dalam penelitian dan 3 item yang tidak valid tidak digunakan.

Item valid dapat dilihat pada lampiran. Berikut kisi-kisi instrumen setelah

dilakukan uji coba:

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Kuesioner Konsep Diri

(Setelah Uji Coba)

NO Aspek Indikator Item Jumlah

1. Aspek

Fisik

c. Remaja panti mampu memandang fisiknya

sebagai sesuatu yang berharga (patut

disyukuri, dirawat).

3,1,17,25,

2,4,32

7

d. Remaja panti memandang penampilan

dirinya sebagai salah satu hal penting.

18,29,16

3

2. Aspek

Psikologis

d. Remaja panti mampu mendeskripsikan

perasaan tentang dirinya.

26,6,28, 5

4

e. Remaja panti mampu memberi label kualitas

pribadinya.

30,8,20,

7,19,9,

33

7

3. Aspek

Sosial

c. Siswa memandang dirinya mampu

berinteraksi dengan individu lain didalam

kelompok.

10, 34,11

3

d. Remaja panti dapat menilai diri apakah

diterima/ditolak dalam lingkungan sekitar.

24, 21,30

3

f. Remaja panti menilai dirinya sebagai seorang

yang mampu menghargai pendapat individu

lain didalam kelompok.

14,39

2

4. Aspek

Moral

c. Remaja panti menilai dirinya sebagai seorang

yang mampu membedakan hal baik dan

buruk.

12,40, 13,15,

4

d. Remaja panti mampu menilai dirinya sebagai

seorang yang mengerti mengenai sopan

santun.

22, 23,35,36 4

Jumlah = 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

51

2. Reliabilitas Instrumen

Arikunto (2013) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena alat tersebut sudah baik.

Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Pengukuran

reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kendala instrumen.

Pengujian reliabilitas instrumendihitung dengan menggunakan metode

Alpha. Rumus Alphamenurut Riduwan (2006) adalah sebagai berikut:

]

dan

= varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

= varians skor skala

Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka 0 sampai dengan

1,00. Koefisian reliabilitas yang semakin mendekati 1,00 menandakan

semakin reliabelnya instrumen yang digunakan. Untuk memperoleh hasil

yang akurat peneliti menggunakan komputer program SPSS.16 yang

menghasilkan angka rxx’=0,939. Dengan demikian alat ukur yang

digunakan termasuk reliabel. Berikut tabel uji reliabilitas:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Konsep Diri

Data perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel, dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini termasuk sangat tinggi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.939 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

52

(0,91-1,00). Kesimpulan sesuai dengan kriteria yang dikemukakan oleh

Guilford (Masidjo, 1995:209) seperti yang disajikan pada tabel.

Tabel 3.8

Indeks Korelasi Reliabilitas

Kriteria Guilford

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 Sangat Rendah

Dalam tabel 3.6 dapat dijelaskan bahwa ada 37 item yang valid.

Kemudian, setelah melakukan uji reliabilitas harga rhitung dikonsultasikan

kepada rtabel. Berdasarkan perhitungan SPSS.16 diketahui bahwa nilai

Alpha sebesar 0,939, lalu dibandingkan dengan rtabel, dengan n: 30. Pada

distribusi nilai rtabel signifikansi 5% maka diperoleh nilai r tabel sebesar

0,444. Kesimpulannya alpha 0,939 > r tabel 0,444 artinya item-item dalam

alat tes tingkat konsep diri bisa dikatakan reliabel. Kemudian bila

disimpulkan menggunakan teorinya Guilford, alat/kuesioner ini memiliki

reliabilitas yang sangat tinggi.

F. Uji Normalitas

Menurut Nurgiyantoro dkk (2002:110) uji normalitas merupakan

bagian dari syarat untuk bisa menganalisis data, dalam hal ini sebelum

melakukan analisis data yang sesungguhnya. Data yang akan digunakan

harus diuji terlebih dahulu kenormalan distribusinya. Tujuan dari

dilakukannya uji normalitas yaitu untuk mengetahui apakah data yang

digunakan memiliki distribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

53

Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada SPSS dalam nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Sebaliknya, jika signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak

berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov data

yang diperoleh peneliti berdistribusi normal. Hasil uji normalitas

divisualisasikan dalam tabel 3.8.

Tabel 3.9

Tabel Uji Normalitas Kuesioner Tingkat Konsep Diri

P

D

Dalam tabel 3.8 hasil uji normalitas menggunakanKolmogorov-

Smirnovmenunjukan bahwa nilai signifikansi 0,200 >0,05 dengan

demikian sampel peneliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Jika ditinjau dari hasil normalitas Shapiro-Wilk menunjukan nilai

signifikansi 0,142 > 0,05 hal ini pun berarti sampel penelitian berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

G. Prosedur Analisis Data

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest .108 20 .200* .967 20 .701

posttest .145 20 .200

* .928 20 .142

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

54

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti membuat kuesioner untuk dijadikan sebagai

alat pengumpulan data. Selanjutnya, kuesioner yang sudah dibuat

dikonsultasikan ke pada dosen pembimbing. Setelah kuesioner sudah

disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti melakukan uji coba alat

tersebut. Uji coba dilakukan kepada 30 remaja panti asuhan. Lalu diseleksi

item yang valid untuk digunakan sebagai pengambilan data pretest. Hal

yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menyusun Rancangan Pelayanan

Bimbingan dan Konseling (RPBK). Topik-topik RPBK didapat

berdasarkan dua item terendah. Pada penelitian ini dua item terendah yaitu

“saya adalah orang yang mudah berkonsentrasi dalam belajar” dan “saya

adalah orang yang senang bertukar pikiran dengan orang lain mengenai

suatu hal”. Topik yang pertama dengan item “saya adalah orang yang

mudah berkonsentrasi dalam belajar” topik yang diambil “konsentrasi

belajar”. Item kedua “saya adalah orang yang senang bertukar pikiran

dengan orang lain mengenai suatu hal” judul topik yang diambil yaitu Aku

Berani Berbicara”.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning menggunakan visual art. Bimbingan dilaksanakan di

Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung. Bimbingan dilaksanakan dua

kali dalam dua hari. Hari pertama dengan topik “Konsentrasi Belajar”. Pada

bimbingan yang pertama menggunakan media gambar dinamika yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

55

dilakukan yaitu peserta mencari perbedaan dalam gambar yang dibagikan

oleh pembimbing. Rincian kegiatan dapat dilihat pada lampiran 5.

Topik kedua “Aku Berani Berbicara” layanan bimbingan

dilaksanakan pada hari kedua. Pada topik ini peneliti menggunakan media

menggambar. Dinamika yang dilakukan yaitu pembimbing membagikan

kertas kosong kemudian menginstruksikan pada peserta untuk menggambar

didalam kertas tersebut. pembimbing membebaskan peserta untuk

menggambar apapun. Setelah selesai menggambar pembimbing membagi

dalam kelompok dan pembimbing bertanggung jawab agar sharing dalam

kelompok bisa berjalan secara aktif. Rincian kegiatan dapat dilihat pada

lampiran 6.

Pada setiap akhir bimbingan pembimbing membagikan lembar

refleksi untuk diisi oleh peserta. Dan pada akhir topik kedua selesai

bimbingan, peneliti membagikan kuesioner yang akan digunakan sebagai

data posttest.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan semua data yang diperoleh

selama penelitian. Data yang diperoleh berupa hasil prettest dan posttest,

refleksi dari peserta dan kejadian selama proses bimbingan. Selanjutnya

peneliti mengolah data-data yang didapatkan dan membahas temuan hasil

dalam penelitian yang telah dilakukan. Kemudian menarik kesimpulan dari

hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

56

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik

nonparametrik. Menurut Soyofian (2014:368), statistik nonparametrik adalah

bagian dari statistik yang parameter populasinya atau datanya tidak mengikuti

suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan

dan variannya tidak perlu homogen. Statistik nonparametrik biasanya

digunakan untuk melakukan analisis data berjenis nominal atau ordinal.

Berikut rincian teknik analisis data dalam penelitian ini.

1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama Seberapa tinggi peningkatan

Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem Temangggung Tahun

Ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan

kelompok dengan pendekatan experiential learning menggunakan media

gambar menggunakan deskriptif dan kategorisasi.

Tabel 3.10

Norma Kategorisasi

Norma/kriteria skor Kategorisasi

+1,8σ < μ Sangat Tinggi

+0,8σ < μ ≤ +1,8σ Tinggi

-0,8σ < μ ≤ 0,8σ Sedang

-1,8σ < μ ≤ -0,8σ Rendah

μ ≤ -1,8σ Sangat Rendah

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek

Penelitian berdasarkan perhitungan skala.

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek

peneliti menurut perhitungan skala.

Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran

μ (mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan

minimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

57

Kategori tersebut digunakan sebagai pengelompokan tinggi

rendahnya konsep diri remaja panti berdasarkan tes tingkat konsep diri

remaja panti asuhan dengan jumlah 37 item. Hasil perhitungan capaian

skor subjek sebagai berikut.

Tes Tingkat Konsep Diri

Skor maksimum teoritik : 4 × 37 = 148

Skor minimum teoritik : 1 × 37 = 37

Luas jarak : 148 – 37 = 111

Standar Deviasi ((σsd) : 111 : 6 = 18,5

µ (Mean teoritik) : (148+37):2 = 92,5

Hasil perhitungan instrumen tingkat konsep diri disajikan dalam

norma kategorisasi tingkat konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso

Dalem Temanggung tahun ajaran 2016/2017 sebagai berikut.

Tabel 3.11

Norma Kategorisasi

Norma/kriteria skor Kategorisasi

+1,8σ < μ >125,8 Sangat Tinggi

+0,8σ < μ ≤ +1,8σ 107,3-125,7 Tinggi

-0,8σ < μ ≤ 0,8σ 77,7-107,2 Sedang

-1,8σ < μ ≤ -0,8σ 59,2-77,6 Rendah

μ ≤ -1,8σ <59,1 Sangat Rendah

2. Untuk menjawab rumusan masalah nomor dua Apakah terdapat peningkatan

signifikan konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso Dalem Temangggung

Tahun Ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah mendapatkan layanan

bimbingan kelompok dengan pendekatan experiential learning

menggunakan media gambar menggunakan perhitungan Uji T

nonparametrik Wilcoxon.

Dalam penelitian ini uji hipotesis signifikansi hasil peningkatan

konsep diri dengan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar pada remaja panti asuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

58

Pangrekso Dalem Temanggung tahun ajaran 2016/2017 dilakukan dengan

menggunakan uji t non parametrik Wilcoxon, digunakan untuk menganalisis

perbedaan hasil pretest dan posttest.

Keterangan:

N : banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda

T : jumlah renking dari nilai yang selisih negatif (apabila banyaknya

selisih yang positif > banyak dari yang negatif) = jumlah renking

dari nilai positif (apabila banyaknya selisih negatif > dari banyaknya

yang positif).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Tingkat Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Pangrekso

Dalem Temangggung Tahun Ajaran 2016/2017 Sebelum dan

Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan

Pendekatan Experiential Learning Menggunakan Media.

Berdasarkan perolehan data penelitian gambaran tingkat konsep diri

remaja panti asuhan Pangrekso Dalem Temanggung sebelum dan

sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal divisualisasikan

dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi Skor Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Pangrekso

Dalem Temanggung tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah

mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan

Experiential Learning Menggunakan Media Gambar.

Rentang

Skor

Kategorisasi Pre_test Post_test

F % F %

>125,8 Sangat Tinggi 3 15 6 30

107,3-

125,7

Tinggi 10 50 11 55

77,7-107,2 Sedang 7 35 3 15

59,2-77,6 Rendah 0 0 0 0

<59,1 Sangat Rendah 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

60

Data pada tabel divisualisasikan ke dalam grafik batang sebagai berikut:

Grafik Batang 4.1 Kategorisasi Skor Konsep Diri Remaja Panti

Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017

Sebelum dan Sesudah diberikan Layanan Bimbingan Klasikal dengan

Pendekatan Experiential Learning Menggunakan Media Gambar. Berdasarkan Grafik Batang 4.1 rata-rata pretest dan posttest

terlihat bahwa tingkat konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso

Dalem Temanggung Tahun ajaran 2016/2017 sebelum diberikan

layanan bimbingan klasikal secara keseluruhan sudah cukup baik.

Sebanyak 3 remaja (15%) berada pada kategori sangat tinggi, 10 (50%)

remaja berada pada kategori tinggi dan 7 (35%) remaja berada pada

kategori sedang.

Sedangkan tingkat konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso

Dalem Temanggung tahun ajaran 2016/2017 sesudah mendapatkan

layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

menggunakan media gambar menunjukan bahwa 6 (30%) remaja

berada pada kategori sangat tinggi, 11 (55%) remaja berada pada

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

SANGATTINGGI

TINGGI SEDANG RENDAH SANGATRENDAH

>125,8 107,3-125,7

77,7-107,2

59,2-77,6 <59,1

15%

50%

35%

0% 0%

30%

55%

15%

0% 0%

PRETEST

POSTTEST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

61

kategori sedang dan tidak ada (0%) remaja yang berada pada kategori

rendah dan sangat rendah.

Tabel 4.2 Capaian Skor Selisih Pretest dan Posttest Konsep

Diri Masing-masing Remaja Panti

No Pretest Posttest Selisih

1 102 109 7

2 105 110 5

3 121 132 11

4 128 127 -1

5 100 106 6

6 106 109 3

7 129 128 -1

8 119 123 4

9 89 105 16

10 119 125 6

11 100 103 3

12 111 121 10

13 108 120 12

14 112 115 3

15 94 133 39

16 113 115 2

17 118 124 6

18 119 130 11

19 129 129 0

20 114 124 10

Data pada tabel 4.2 divisualisasikan ke dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 4.2 SebaranSkor Konsep Diri Remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung tahun ajaran 2016/2017 sebelum

dan sesudah mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal dengan

Pendekatan Experiential Learning Menggunakan Media Gambar.

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920

PRETEST

POSTTEST

Rata-rata Pretest111,80

Rata-rata Posttest119,40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

62

Berdasarkan Grafik Batang 4.4 rata-rata pretest dan posttest tiap

siswa dapat diketahui dari selih bahwa terdapat 2 siswa yang

mengalami penurunan satu angka. Ada satu orang yang mengalami

stagnan atau tidak berubah nilainya. Dan ada 17 orang yang

mengalami kenalikan.

2. Signifikansi konsep diri remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem

Temangggung Tahun Ajaran 2016/2017 Sebelum dan Sesudah

Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Pendekatan

experiential learning Menggunakan Media Gambar.

Efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar untuk meningkatkan

konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso Dalem Temanggung tahun

ajaran 2016/2017 dianalisis menggunakan Uji T nonparametrik. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai rata-rata sebelum

dan sesudah diberikan layanan. Berikut hasil uji-t nonparametrik

Wilcoxon terlihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Uji Sample Berpasangan Pretest dan Posttest Remaja Panti

Asuhan Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran

2016/2017

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

pretest 20 1.1180E2 11.34437 89.00 129.00

posttest 20 1.1940E2 9.64856 103.00 133.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

63

Data pada tabel divisualisasikan dalam bentuk grafik batang

berikut ini:

Grafik 4.3 Peningkatan Rata-rata Konsep Diri Remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017 Sebelum dan

Sesudah diberikan Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan

Experiential Learning Menggunakan Media Gambar.

Dari tabel Grup Statistik dan Diagram Batangdiatas, dapat

dianalisis penelitian ini menggunakan sampel berjumlah n1=20

n2=20 orang. Nilai rata-rata sebelum adanya perlakuan

(pretest)nilainya adalah 1,1180 dan sesudah adanya perlakuan

(posttest) nilainya naik menjadi 1,1940. Sehingga, dapat dikatakan

adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni 7,60.

Kemudian jika dilihat dari standar deviasi terjadi penurunan senilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

64

1,696. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan konsep diri

remaja panti sebelum dan sesudah pemberian layanan.

Selain menggunakan uji t nonparametrik wilcoxon,

signifikansi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar, untuk

meningkatkan konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso Dalem

Temanggung tahun ajaran 2016/2017 dapat dilihat dengan

menggunakan rumus O2-O1= 119,40-111,80=7,6. Angka ini

menunjukan ada selisih antara pretest dan posttest sebesar 7,6

maka dapat disimpulkan ada perubahan konsep diri remaja panti

asuhan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan.

Tabel 4.4

Test Statisticsb

posttest –

pretest

Z -3.706a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Dari tabel Test Statistics terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) (0,000)

< (0,05) dan jika dilihat dari nilai z sebersar -3.706 (sig=0,000) dimana

lebih rendah dari batas kritis penelitian 0,05 (0,000<0,05) artinya Hi

diterima. Jadi terdapat skor yang signifikan antara rata-rata skor pretest

dan posttest, karena hasil uji ini menolak Ho dan menerima Hi. Jadi,

Efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan experiential

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

65

learning menggunakan media gambar secara signifikan meningkatkan

konsep diri remaja panti asuhan Pangrekso Dalem Temanggung tahun

ajaran 2016/2017.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Pangrekso

Dalem Temangggung Tahun Ajaran 2016/2017 Sebelum dan

Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Belompok dengan

Pendekatan Experiential Learning Menggunakan Media.

Hasil penelitian, terlihat bahwa konsep diri remaja panti sebelum

dan sesudah diberi layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning menggunakan media gambar dari 20 remaja panti

berada dalam kategori sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hal ini dapat

dikatakan bahwa remaja panti sudah memiliki pemahaman konsep diri

yang baik. Remaja panti yang berada pada kategori tinggi dan sangat

tinggi dapat dikatakan sudah memiliki konsep diri tinggi (positif).

Artinya remaja ketika menghadapi kegagalan mampu bersikap lebih

positif, mampu menerima diri apa adanya, mampu bersikap optimis,

realistis, dan menerima kelebihan dan kekurangannya. Hal ini sejalan

dengan pendapat Arini (Tim Familya), seseorang yang memiliki konsep

diri positif yakni ketika menghadapi kegagalan akan bersikap lebih

positif, menerima diri apa adanya, bersikap optimis, realistis, dan menilai

kelebihan dan kekurangannya secara positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

66

Faktor orang-orang terdekat tentu sangat mempengaruhi remaja

panti dalam membentuk konsep diri selama ini, terutama dalam

membentuk pengkategorian sedang, tinggi dan sangat tinggi. Mengingat

bahwa remaja panti memiliki latar belakang permasalahan masing-

masing seperti masalah pendidikan, perceraian orang tua, ditelantarkan

tanpa mengetahui siapa orang tua mereka, dan masalah-masalah

lainnya.

Remaja panti yang memiliki konsep diri tinggi artinya remaja

tersebut mampu memodifikasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang

dipegangnya dipandang dari sudut pandang baru, memiliki sikap

optimis terhadap masa depan, misalnya mengenai cita-citanya remaja

yang memiliki konsep diri tinggi akan terus berjuang untuk meraih itu.

tidak mudah putus asa ketika menghadapi kegagalan, remaja yang

memiliki konsep diri tinggi tidak akan mudah menyerah ketika

menghadapi kegagalan berulang kali, ia akan terus optimis untuk

kembali bangkit. Selanjutnya, seseorang yang memiliki konsep diri

tinggi akan mampu menerima diri sebagai pribadi yang sama

berharganya dengan orang lain meskipun ada perbedaan dari setiap

pribadi. Meskipun remaja panti menyadari bahwa ia berbeda dengan

orang lain, namun remaja tersebut tetap mampu menganggap bahwa

dirinya pribadi yang berharga yang pantas untuk dicintai dan dihargai

oleh orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

67

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja panti

dipengaruhi oleh orang-orang terdekatnya yang sering berinteraksi

dengannya. Misalnya, penerimaan dari teman-temannya, keluarganya,

maupun pengasuhnya. Peran pengasuh maupun psikolog didalam

memberikan pendampingan tentu sangat berpengaruh terhadap

perkembangan remaja-remaja ini. Selain itu sekolah dan masyarakat

sekitar pun ikut menentukan pengkategorian tersebut. Sebagian besar

remaja panti berada pada kategori tinggi, mungkin orang-orang terdekat

terutama pengasuh sudah menjalankan perannya sebagai pengganti

orang tua didalam mengasuh. Hal ini sejala dengan pendapat Agustiani

(2006), bahwa konsep diri bukan bawaan lahir melainkan berkembang

dari pengalaman-pengalaman yang terus-menerus.

Remaja panti yang berada pada kategorisasi sedang juga cukup

banyak. Hal ini menunjukan bahwa kemungkinan besar remaja panti

yang berada pada kategori sedang masih belum sepenuhnya mampu

menerima dirinya, mereka masih kurang bisa menerima kekurangan

didalam dirinya, serta masih belum percaya diri dalam berpendapat.

Hasil ini menunjukan bahwa orang-orang terdekat memiliki peran yang

sangat berarti dalam membentuk konsep diri remaja panti. Peran

pengasuh sebagai orang tua bagi remaja panti memiliki pengaruh besar

karna menjadi contoh bagi remaja untuk berprilaku. Seperti yang

dikemukaan Burn (1993), konsep diri seseorang bergerak kearah negatif

dan positif. Jika seseorang pada masa perkembangannya diperlakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

68

baik, maka orang tersebut akan berprilaku baik pula. Begitu juga

sebaiknya. Seseorang yang diperlakukan tidak baik, maka hal yang

sama juga akan dilakukan terhadap orang lain.

Remaja yang sudah memiliki konsep diri tinggi (positif) dan

konsep dirinya rendah tetap memerlukan pendampingan dari pengasuh

maupun psikolog yang ada di Panti. Remaja yang sudah memiliki

konsep diri tinggi butuh pendampingan untuk mengembangkan dan

memelihara konsep dirinya agar tetap tinggi. Sedangkan remaja yang

masih berada pada kategori sedang tentunya butuh pendampingan lebih

agar remaja tersebut semakin memiliki konsep diri yang positif. Perlu

dilakukan karena konsep diri seseorang mempengaruhi bagaimana ia

bertingkah laku. Hal ini sejalan dengan Fit (Agustiani, 2006), bahwa

konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang.

Sehingga sangat perlu untuk mengetahui konsep diri seseorang.

Dengan kita tahu bagaimana konsep diri seseorang, maka akan

lebih mudah untuk meramalkan dan memahami tingkah laku seseorng.

Pada umumnya tingkah laku seseorang berkaitan dengan gagasan-

gagasan tentang dirinya sendiri. Jika seseorang mempersepsi diri

sebagai orang yang inferior dibandingkan orang lain, walaupun itu

belum tentu benar, biasanya tingkah laku yang ia tampilkan akan

berhubungan dengan kekurangan yang dipersepsinya secara subjektif.

Berdasarkan hasil data, dapat dilihat ada 16 remaja yang

mengalami kenaikan dari pretest ke posttest, artinya remaja tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

69

benar-benar mengikuti dan terlibat aktif dalam setiap tahapan

bimbingan sehingga mereka mendapatkan dampak yang baik seperti

menemukan pandangan baru dari pengalamannya berdinamika.

Kemudian ada 3 remaja yang mengalami penurunan dari pretest ke

posttest, artinya remaja kurang terlibat maupun kurang merespon secara

positif dalam mengikuti proses peningkatan konsep diri. Dugaan lain

dari peneliti yaitu metode experiential learning menggunakan media

gambar kurang membantu siswa dalam menggali/mengekspresikan hal-

hal baru didalam diri remaja, sehingga mereka kesulitan dalam

menemukan pandangan baru dengan menggunakan media gambar.Satu

remaja mengalami stagnan atau tidak ada perubahan baik peningkatan

ataupun penurunan, artinya remaja panti tersebut sudah memiliki

konsep diri positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai yang

diperolehnya masuk dalam kategori sangat tinggi.

2. Signifikansi Konsep Diri Remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem

Temangggung Tahun Ajaran 2016/2017 Sebelum dan Sesudah

Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Dengan Pendekatan

Experiential Learning Menggunakan Media Gambar.

Berdasarkan hasil perhitungan data menunjukan bahwa

pemberian layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential

learning menggunakan media gambar untuk meningkatkan konsep diri

pada remaja panti asuhan Pangrekso Dalem Temanggung terdapat

peningkatan yang signifikan. Topik bimbingan yang digunakan ada dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

70

topik yaitu, Konsentrasi Belajar dan Aku Berani Berbicara. Masing-

masing topik diberikan bimbingan selama 2x40 menit. Pemberian

bimbingan ini lebih pada pemahaman remaja mengenai topik-topik

yang disampaikan dengan cara berdinamika langsung. Sehingga

layanan bimbingan klasikal berpengaruh terhadap pemahaman siswa

mengenai informasi terkait topik bimbingan yang digunakan.

Tujuan pemberian layanan bimbingan klasikal dengan

pendekatan experiential learning menggunakan media gambar agar

remaja panti memiliki pandangan baru terkait konsep dirinya yang

didapat dari pengalamannya.Experiential learning memfokuskan

pengalaman yang dialami seseorang selama kegiatan. Pengalaman

individu selama mengikuti kegiatan tersebut merupakan proses belajar

yang mengalami perubahan, agar mampu meningkatkan efektivitas

hasil belajar individu.Metode experiential learning menggunakan

media gambar yang digunakan dalam pemberian layanan dapat

dikatakan efektif karna mampu menghasilkan peningkatan yang

signifikan.

Hasil yang signifikan dikarenakan remaja panti mampu terlibat

aktif didalam proses bimbingan, mampu memunculkan perasaan positif

saat mengikuti proses, serta mampu meningkatkan kemampuan

sosialnya. Experiential learning adalah suatu pendekatan didalam

pemberian layanan bimbingan kelompok menggunakan dinamika yang

efektif bagi perkembangan individu yang terlibat. Dikatakan efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

71

ketika mampu menghadirkan suasana jiwa yang diantara peserta yang

terlibat, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif,

meningkatkan minat atau gairah untuk semakin terlibat dalam proses,

memungkinkan terjadinya katarsis, dan meningkatkan kemampuan

sosialnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno (Sinaga & Artati,

2017) yang mengatakan bahwa topik yang digunakan dalam dinamika

kelompok mendukung, siswa mampu merasakan pengalaman secara

langsung, mampu merefleksikan pengalamannya, merumuskan niat-niat

yang relevan dalam kehidupannya.

Selain itu, hasil yang efektif dikarenakan proses experiential

learning yang sudah terlaksana semua. Concret experience, dalam

tahap ini siswa sudah mampu melibatkan diri sepenuhnya terhadap

layanan bimbingan yang diikuti. Reflective observation, pada tahap

kedua ini siswa sudah mampu mengobservasi dan merefleksikan

pengalamannya berdasarkan pengalaman yang didapatkan selama

bimbingan. Abstrac conceptualisation, tahap ini remaja panti mampu

membangun konsep baru yang mengintegrasikan observasinya yang

menghasilkan teori yang sehat. Active experimentation, pada tahap ini

siswa mampu menggunakan teori yang didapat pada tahap abstrac

conceptualisation untuk menggunakan pada pemecahan permasalahan

serta pengampulan keputusan.Efektivitas layanan bimbingan klasikal

dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan konsep

diri dipengaruhi beberapa faktor yaitu, kesiapan remaja panti dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

72

mengikuti kegiatan, pengetahuan yang luas terkait dengan topik yang

disampaikan dan keterlibatan remaja panti dalam proses kegiatan

tersebut (Sinaga & Artati, 2017).

Penggunaan media gambar juga berpengaruh dalam terjadinya

peningkatan yang signifikan didalam pemberian layanan. Remaja

menjadi lebih bisa mengekspresikan perasaanya melalui gambar seperti

menceritakan pengalaman terkait gambar yang dilukisnya, dan

melambangkan perasaan dengan cara yang unik. Hal ini sejalan dengan

manfaat visual art yang dikatakan oleh Glading (2010), yang

mengatakan mengatakan bahwa seni visual art menekankan kesadaran

dan membantu individu mengekspresikan konflik rahasia,

menggunakan seni visual seseorang dapat melambangkan perasaan

dengan cara yang unik, nyata, dan kuat, seni visual membantu dalam

mengungkap masalah seseorang yang kadang-kadang sulit untuk

dibicarakan. Dapat disimpulkan bahwa media gambar efektif dalam

meningkatkan konsep diri remja panti. Hal ini sesuai dengan sasaran

yang diungkapkan oleh Geldard, dkk (2016), bahwa salah satu sasaran

yang dapat dicapai melalui media gambar adalah membangun konsep

diri dan penghargaan diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan kesimpulan dan saran hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Berikut beberapa kesimpulan berdasarkan dari data hasil penelitian dan

pembahasan:

1. Secara umum konsep diri remaja Panti Asuhan Pangrekso Dalem

Temanggung, Tahun Ajaran Tahun 2016/2017 berada pada kategori

“tinggi” dan “sangat tinggi”. Artinya remaja tersebut sudah memiliki

konsep diri positif. Namun, masih ada sebagian remaja Panti Asuhan

Pangrekso Dalem Temanggung, Tahun Ajaran 2016/2017 yang berada

pada kategori “sedang”. Artinya, mereka masih memerlukan

pendampingan konsep diri remaja tersebut agar semakin positif.

2. Layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

menggunakan media gambar secara signifikan efektif meningkatkan

konsep diri remaja Panti Asuhan. Hal ini dikarenakan topik yang

diberikan mendukung dan siswa sungguh-sungguh terlibat dalam

layanan bimbingan. Hasil penelitian juga menunjukan adanya

peningkatan yang efektif sesudah dilakukan layanan bimbingan

klasikal dengan pendekatan experiential learning menggunakan media

gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

74

B. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian efektivitas layanan bimbingan klasikal

dengan pendekatan experiential learning menggunakan media gambar

pada remaja panti asuhan Pangrekso Dalem Temanggung tahun ajaran

2016/2017 dirancang sesuai dengan prosedur penelitian untuk

menghasihkan hasil yang maksimal. Namun dalam penelitian ini masih

memiliki banyak kekurangan yang perlu dijadikan pertimbangan dan

pembenahan oleh peneliti selanjutnya. Kekurangan tersebut yaitu sebagai

berikut:

1. Media Bimbingan

Media bimbingan yang digunakan dalam penelitian belum banyak

digunakan dalam penelitian-penelitian dalam topik yang serupa.

Sehingga peneliti masih perlu banyak pembenahan terutama pemilihan

gambar.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian yang relatif singkat selama dua hari dengan dua topik

bimbingan. Sehingga layanan bimbingan ini kemungkinan hanya

sampai pada pemahaman siswa tentang topik yang artinya baru sampai

pada ranah kognitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

75

C. Saran

Berikut ini merupakan saran yang dapat peneliti paparkan untuk semakin

memaksimalkan konsep diri remaja panti.

1. Bagi Bapak/Ibu Pengasuh Panti

Bagi bapak/ibu pengasuh perlu memberikan perhatian lebih kepada

remaja-remaja panti dalam membangun serta mengembangkan konsep

diri remaja panti kearah yang positif. Oleh sebab itu sebagai pengasuh

hendaknya mampu menjadi pengganti orang tua bagi remaja-remaja

tersebut dan hendaknya mampu menjadi pengaruh yang baik terhadap

remaja panti yang diasuhnya dengan cara menciptakan suasana yang

menggembirakan dan mendidik. Selanjutnya, pemberian layanan

bimbingan dengan pendekatan experiential learning menggunakan

media mampu membantu untuk semakin meningkatkan konsep diri

remaja panti. Sehingga perlu menyediakan jam bimbingan dengan

metode-metode yang kreatif agar anak semakin termotivasi untuk

terlibat aktif didalamnya.

2. Bagi Remaja Panti

Siswa diharapkan mampu memilih contoh yang baikdalam

kehidupannya, sehingga tidak akan terpengaruh oleh hal-hal buruk

disekitarnya. Oleh karna itu, remaja panti diharapkan menjadi penerus

bangsa yang mampu menjadikan dirinya sebagai pribadi yang berharga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

76

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain diharapkan bisa semakin mengembangkan penelitian

terutama terkait dengan efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan

pendekatan experiential learning menggunakan media gambar untuk

meningkatkan konsep diri remaja panti. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan mencari informasi/pengetahuan sebanyak mungkin mengenai

kesesuaian media dengan subjek yang dituju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

77

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendrianti. (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi

Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja.

Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset.

Azwar, Saifudin. (2011). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset.

Azwar, Saifudin. (2016). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset.

Burns, R.B. (1993). Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan dan

Perilaku). Jakarta: Arcan.

Depdiknas. (2004). Bimbingan dan Konseling. Pedoman Bimbingan dan

Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gladding, Samuel T. (2010). The Creative Arts In Counseling. American

Counseling Assosiation.

Geldard, Kathryn & Geldard, David. (2008). Konseling Anak-anak (Panduan

Praktis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. (2016). Konseling Anak-anak (Panduan

Praktis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hartinah, Siti. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika

Aditama.

Hidayat., dkk. (2012). Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:

PT INDEKS.

Hurlock. E.B. 1989. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hutagalung, Inge. (2007). Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT INDEKS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

78

Kemendikbud. (2014). Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 111

Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Karyanti (2015). Konseling Art dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Self

Disclosure Mahasiswa. Anterior Journal, Vol 15 no 1, Desember 2015, 55-

61.

Kolb, David.(1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning

and Development. New Jersey: Prentice Hall.

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Nurgiyantoro, Burhan., dkk. (2009). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu

Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurihsan, Achmad Juntika. (2014). Bimbingan Konseling Dalam Berbagai Latar

Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.

Prayitno, H. & Erman. (2004). Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Priyatno, Duwi. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik Dan Nonparametrik

dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Rakhmat, Jalaluddin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: KENCANA.

Sinaga, Juster Donal & Artati, Kristina Betty. (2017). Experiential learning

theory (ELT)-based classical guidance model to improve responsible

character.Indonesian Journal of School Counseling(2017), 2(1), 14-

32.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: USD.

Tim Familya. (2006). Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak.

Yogyakarta: Kanisius.

Winkel, WS., Hastuti, Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institut

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

79

Wood, Julia. (2013). Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Salemba Humanika.

Yusuf, Syamsu & Juntika, Nurihsan. (2010). Landasan Bimbingan Dan

Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/viewFile/3464/162diakses pada

2 desember 2016.

Http://kbbi.web.id/panti. Diunduh pada 1 desember 2016.

Http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos&letter=p. Diunduh

pada 2 desember 2016.

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos&letter=p. Diunduh

pada 2 desember 2016.

http://eprints.umk.ac.id/474/1/HALAMAN_DEPAN.pdf. Diunduh pada tanggal

30 november 2016.

http://www.gresnews.com/berita/sosial/255165-penelantaran-anak-indonesia-44-

juta-anak-miskin-4-1-juta-terlantar/0/. Diunduh pada 8 juni 2017.

Hidayah, Rifah. 2014. Pengaruh Terapi Seni Terhadap Konsep Diri Anak.

http://hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/viewFile/3464/162.Diunduh

pada 2 desember 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

80

Lampiran 1 Kuesioner Konsep Diri

ANGKET SISWA

Disusun oleh:

WindriatiEmban Pertiwi

131114002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

81

Nama : :

Jenis kelamin :

Kelas :

A. Petunjuk Pengisian

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian berikan

jawabanmu pada kolom alternatif jawaban dengan cara mencentang (√)

sesuai dengan dirimu yang sebenarnya.

Keterangan:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

B. Pernyataan

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya senang dengan bentuk hidung saya yang

mancung/pesek.

2. Saya malu dengan bentuk badan saya saat ini.

3. Meskipun banyak yang mengatakan saya tidak

cantik/ganteng saya tetap merasa percaya diri.

4. Saya merasa tidak percaya diri dengan bentuk kaki

saya.

5. Saya adalah orang yang mudah merasa senang

dengan hal-hal kecil.

6. Saya adalah orang yang mudah marah ketika

menghadapi situasi sulit.

7. Saya adalah orang yang sangat memperhatikan

kebersihan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

82

8. Saya adalah orang yang cuek melihat penderitaan

orang lain.

NO PERNYATAAN SS S TS STS

9. Saya adalah orang yang mudah berkonsentrasi

dalam belajar.

10. Saya adalah orang yang pemalu ketika harus

bergabung dalam kelompok karna saya bukan

orang pintar.

11. Saya adalah orang yang senang bertukar pikiran

dengan orang lain mengenai suatu hal.

12. Saya adalah orang yang mampu membedakan

perbuatan baik dan buruk yang saya lakukan.

13. Saya adalah orang yang menjalankan aturan

masyarakat ditempat saya tinggal.

14. Saya adalah orang yang kurang peduli dengan

pendapat teman.

15. Saya adalah orang yang selalu berbuat sesuai

perintah dalam kitab suci agama saya.

16. Saya malu jika menggunakan pakaian yang terlalu

terbuka.

17. Saya tetap merasa menarik meskipun warna kulit

saya hitam.

18. Saya baru akan merasa cantik/ganteng jika

menggunakan pakaian yang harganya mahal.

19. Saya adalah orang yang peduli dengan kesedihan

orang lain.

20. Saya adalah orang yang kurang peduli dengan hasil

belajar (nilai mata pelajaran) yang saya dapatkan.

21. Saya adalah orang yang senang memiliki teman-

teman yang sangat perhatian dengan saya.

22. Saya adalah orang yang cuek dengan perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

83

buruk saya.

23. Saya adalah orang yang selalu sopan dalam

berbicara.

24. Saya adalah orang yang kurang bisa bergaul

dengan teman-teman sehingga saya memilih untuk

menyendiri.

NO PERNYATAAN SS S TS STS

25. Saya tetap percaya diri dengan ukuran tubuh saya

saat ini (gemuk/kurus).

26. Saya adalah orang yang mudah menangis ketika

menghadapi permasalahan.

27. Saya adalah orang yang mudah kecewa ketika

gagal.

28. Saya merasa lebih nyaman dan menarik jika

menggunakan baju yang sopan.

39. Saya adalah orang yang sering merasa tidak

percaya diri ketika berbicara didepan umum.

30. Saya adalah orang yang punya banyak teman

ditempat sekitar saya tinggal.

31. Saya kurang suka dengan bentuk rambut saya yang

susah diatur.

32. Saya adalah orang yang memiliki cita-cita tinggi.

33. Saya adalah orang yang mudah membaur dengan

orang baru, sehingga saya senang berkumpul

dengan teman-teman.

34. Saya adalah orang yang mampu memilih pakaian

cocok dan sopan untuk dipakai.

35. Saya adalah orang yang mampu berprilaku sopan.

36. Saya adalah orang yang mampu menjadi pendengar

baik ketika teman sedang mengungkapkan

pendapatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

84

37. Saya adalah orang yang tidak peduli dengan dosa

yang saya terima atas perbuatan buruk saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

85

Lampiran ke 2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Konsep Diri

Pearson Corelation

Aspek

Penguasaan Kontrol

Parameter Hasil

Hitung

Keputusan

P1 Pearson Correlation .737**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P2 Pearson Correlation .528**

VALID

Sig. (2-tailed) .003

N 30

P3 Pearson Correlation .741**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P4 Pearson Correlation .490**

VALID

Sig. (2-tailed) .006

N 30

P5 Pearson Correlation .695**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P6 Pearson Correlation .538**

VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 30

P7 Pearson Correlation .683**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P8 Pearson Correlation .683**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

86

P9 Pearson Correlation .481**

VALID

Sig. (2-tailed) .007

N 30

P10 Pearson Correlation .664**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P11 Pearson Correlation .447* VALID

Sig. (2-tailed) .013

N 30

P12 Pearson Correlation .532**

VALID

Sig. (2-tailed) .002

N 30

P13 Pearson Correlation .477**

VALID

Sig. (2-tailed) .008

N 30

P14 Pearson Correlation .698**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P15 Pearson Correlation .471**

VALID

Sig. (2-tailed) .009

N 30

P16 Pearson Correlation .512**

VALID

Sig. (2-tailed) .004

N 30

P17 Pearson Correlation .572**

VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

87

P18 Pearson Correlation .642**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P19 Pearson Correlation .692**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P20 Pearson Correlation .729**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P21 Pearson Correlation .404* VALID

Sig. (2-tailed) .027

N 30

P22 Pearson Correlation .478**

VALID

Sig. (2-tailed) .008

N 30

P23 Pearson Correlation .437* VALID

Sig. (2-tailed) .016

N 30

P24 Pearson Correlation .509**

VALID

Sig. (2-tailed) .004

N 30

P25 Pearson Correlation .596**

VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

88

P26 Pearson Correlation .603**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P27 Pearson Correlation .305 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .101

N 30

P28 Pearson Correlation .731**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P29 Pearson Correlation .525**

VALID

Sig. (2-tailed) .003

N 30

P30 Pearson Correlation .578**

VALID

Sig. (2-tailed) .001

N 30

P31 Pearson Correlation .531**

VALID

Sig. (2-tailed) .003

N 30

P32 Pearson Correlation .437* VALID

Sig. (2-tailed) .016

N 30

P33 Pearson Correlation .620**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

89

P34 Pearson Correlation .494**

VALID

Sig. (2-tailed) .006

N 30

P35 Pearson Correlation .598**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P36 Pearson Correlation .393* VALID

Sig. (2-tailed) .032

N 30

P37 Pearson Correlation .334 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .071

N 30

P38 Pearson Correlation .305 TIDAK VALID

Sig. (2-tailed) .101

N 30

P39 Pearson Correlation .686**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

P40 Pearson Correlation .722**

VALID

Sig. (2-tailed) .000

N 30

VAR000

02

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

90

Lampiran 3 Tabulasi Data Instrumen Skala Konsep Diri Remaja Panti (Responden/Subjek)

1. Pretest

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ∑ KATEGORI

1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 1 4 4 4 4 2 4 1 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 2 102 Sedang

2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 105 Sedang

3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 121 Tinggi

4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 128 Sangat Tinggi

5 3 1 3 1 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100 Sedang

6 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 106 Sedang

7 4 1 4 1 4 1 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 129 Sangat Tinggi

8 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 119 Tinggi

9 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 4 1 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 89 Sedang

10 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 119 Tinggi

11 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 100 Sedang

12 3 1 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 111 Tinggi

13 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 1 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 1 3 3 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 108 Tinggi

14 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 112 Tinggi

15 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 94 Sedang

16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 113 Tinggi

17 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 118 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

91

18 3 1 3 1 3 1 3 4 2 4 2 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 119 Tinggi

19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 129 Sangat tinggi

20 2 3 2 3 2 3 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 114 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

92

2. POSTTEST

NO

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P22

P23

P24

P25

P26

P27

P28

P29

P30

P31

P32

P33

P34

P35

P36

P37

Jumlah

Kategori

1 4 1 3 2 4 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 4 4 4 1 109

T

2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110

T

3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 1 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 132

ST

4 2 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 127

ST

5 4 2 4 1 2 1 4 3 2 3 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 106

S

6 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 109

T

7 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 128

ST

8 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 123

T

9 4 2 4 4 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 4 2 3 3 4 1 0 2 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 105

S

10 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 3 1 3 3 4 3 4 4 4 4 125

T

11 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 103

S

12 3 3 4 1 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 121

T

13 4 3 4 4 4 1 3 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 120

T

14 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 115

T

15 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 133

ST

16 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 115

T

17 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 12 T

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

93

4

18 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 130

ST

19 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 0 3 3 4 4 4 129

ST

20 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 124

T

3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

94

Lampiran 4. Rekapitulasi Skor Skala Konsep Diri Remaja Panti Pretest dan

Posttest

NO.

RESP

NAMA Jenis

Kelamin Pretest Posttest

Jumlah Kategori Jumlah Kategori

1 KK P 102 Sedang 109 Tinggi

2 DR P 105 Sedang 110 Tinggi

3 SM P

121 Tinggi 132

Sangat

Tinggi

4 BS L

128

Sangat

Tinggi 127

Sangat

Tinggi

5 PY L 100 Sedang 106 Sedang

6 FF P 106 Sedang 109 Tinggi

7 SF P

129

Sangat

Tinggi 128

Sangat

Tinggi

8 DH L 119 Tinggi 123 Tinggi

9 AR L 89 Sedang 105 Sedang

10 DL L 119 Tinggi 125 Tinggi

11 NP L 100 Sedang 103 Sedang

12 EW P 111 Tinggi 121 Tinggi

13 RL P 108 Tinggi 120 Tinggi

14 VA P 112 Tinggi 115 Tinggi

15 NR P

94 Sedang 133

Sangat

Tinggi

16 YA P 113 Tinggi 115 Tinggi

17 YH L 118 Tinggi 124 Tinggi

18 HW P

119 Tinggi 130

Sangat

Tinggi

19 MI P

129

Sangat

tinggi 129

Sangat

Tinggi

20 CL P 114 Tinggi 124 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

95

Lampiran 5. Rancangan Pelayanan Bimbingan Kelas

(Topik: Konsentrasi Belajar)

A. Rancangan Pelayanan Bimbingan

Konsentrasi Belajar

NO KETERANGAN

1. Topik Konsentrasi Belajar

2. Tugas Perkembangan Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual

yang sangat diperlukan untuk melakukan peran

sebagai anggota masyarakat.

3. Bidang bimbingan Belajar

4. Jenis layanan Layanan informasi

5 Fungsi Bimbingan Pemahaman, pengembangan, pemeliharaan, dan

pencegahan.

6. Sasaran Remaja Panti Asuhan

7. Standar kompetensi Remaja panti asuhan dapat belajar dengan baik dan

memiliki konsep diri yang positif.

8. Kompetensi Dasar Remaja panti dapat mempraktekan cara-cara belajar

9. Indikator a. Menjelaskan Pengertian konsentrasi.

b. Menyebutkan manfaat konsentrasi belajar.

10. Materi a. Pengertian konsentrasi.

b. Manfaat konsentrasi.

11. Metode Pembahasan/diskusi tentang handout,game, dinamika

kelompok, sharing, refleksi.

12. Waktu 2x40 menit

13. Tempat Aula panti

14. Media Laptop, alat tulis, LCD

15 . Prosedur

16. Penilaian/evaluasi Pernyataan hasil belajar

17. Rencana tindak lanjut

18. Sumber pustaka http://www.referensimakalah.com/2013/06/pengertian-

jenis-dan-tahapan-konsentrasi.html. diunduh pada 18

april 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

96

B. Skenario

NO KEGIATAN PEMBIMBING SISWA DURASI

1. Pembuka Membuka pertemuan

dengan memberikan salam

dan pengantar materi.

Siswa menjawab

salam dan

mendengarkan

pengantar dari

pembimbing.

5 menit

2. Ice breaking Meminta siswa untuk duduk

melingkar dan pembimbing

mengajak siswa bermain

“konsentrasi”.

Siswa mendengarkan

dan mengikuti

permainan dengan

antusias

15 menit

3. Dinamika

kelompok

a. Pembimbing

membagi kelompok.

Setiap kelompok

terdiri dari 6-8

orang.

b. Pembimbing

membagikan gambar

kepada tiap

kelompok untuk

mencari perbedaan.

c. Pembimbing

menginstruksikan

pada siswa untuk

mencari perbedaan

dalam gambar yang

sudah dibagikan

pembimbing dan

mensharingkan

pengalamannya

mencari perbedaan

dalam gambar pada

teman-temannya.

Siswa masuk dalam

kelompok yang sudah

dibagi untuk

berdiskusi dengan

arahan pembimbing.

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

97

d. Pembimbing

membantu siswa

untuk mengaitkan

pengalaman mencari

gambar perbedaan

dengan

permasalahannya.

e. Pembimbing

membantu siswa

untuk bisa

merumuskan niat-

niatnya untuk

kedepan agar

menjadi semakin

baik.

4. Inti Pembimbing menyampaikan

materi berupa power point

Siswa mendengarkan

aktif

10

5. Penutup a. Memberikan

peneguhan mengenai

materi.

b. Memberikan lembar

refleksi berupa

pernyataan hasil

belajar.

c. Mengambil

kesimpulan dari

materi yang

disampaikan.

a. Siswa

mendengarkan

aktif.

b. Siswa

menjawab

lembar refleksi

yang sudah

dibagikan oleh

pembimbing.

c. Siswa

mendengarkan

aktif.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

98

C. Hand Out Materi

Konsentrasi Belajar

D. Gambar Perbedaan

Berikut gambar-gambar yang digunakan untuk melatih konsentrasi anak

dengan cara mencari perbedaan pada gambar.

Pengertian Konsentrasi adalah memfokuskan pada satu

subjek atau objek tanpa mengalihkan sedikitpun perhatian

kesuatu yang lain.

Manfaat konsentrasi belajar yaitu:

1. Meningkatkan kepercayaan diri

2. Meningkatkan daya ingat

3. Meningkatkan daya ingat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

102

E. Refleksi

Pernyataan Hasil Belajar

1. Setelah saya mengikuti bimbingan dengan materi “konsentrasi belajar” saya menjadi

tahu bahwa:

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..............................................................................................................................

2. Berdasarkan hal positif yang saya dapatkan dari pengalaman saya mengikuti

bimbingan, saya memiliki niat untuk:

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

....................................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

103

Lampiran6. Rencana Pelayanan Bimbingan

Aku Berani Berbicara

NO KETERANGAN

1. Topik Berani berbicara

2. Tugas Perkembangan Memahami dan mengembangkan perilaku

tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa.

3. Bidang bimbingan Pribadi

4. Jenis layanan Layanan informasi

5 Fungsi Bimbingan Pemahaman, pengembangan, pemeliharaan, dan

pencegahan.

6. Sasaran Remaja panti asuhan

7. Standar kompetensi Remaja panti mampu berkontribusi didalam

kelompok sehingga memiliki konsep diri yang

positif.

8. Kompetensi Dasar Remaja panti berani berbicara didalam kelompok.

9. Indikator

a. Menjelaskan manfaat berani berbicara.

b. Mampu mengatasi rasa takut berbicara.

c. Bertanya pada orang yang berani

berbicara didepan umum hal-hal apa saja

yang bisa dilakukan agar berani berbicara

didepan umum.

10. Materi a. Manfaat berani berbicara.

b. Cara mengatasi rasa takut berbicara.

11. Metode Pembahasan/diskusi tentang handout,game,

dinamika kelompok, sharing, refleksi.

12. Waktu 2x40 menit

13. Tempat Aula panti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

104

14. Media Laptop, alat tulis, LCD,lembar kerja.

15 . Prosedur

16. Penilaian/evaluasi Refleksi berupa pernyataan hasil belajar.

17. Rencana tindak lanjut

18. Sumber pustaka http://www.binauralbeats.co.id/Manfaat-Luar-Biasa-

Public-Speaking-Skill.htm. diunduh pada 18 april

2017.

http://www.binauralbeats.co.id/Manfaat-Luar-Biasa-

Public-Speaking-Skill.htm. diunduh pada 17 april

2017.

B. Skenario

NO KEGIATAN PEMBIMBING SISWA DURASI

1. Pembukaan Membuka pertemuan

dengan memberikan

salam dan

memperkenalkan diri.

Menjawab salam dari

pembimbing dengan

bersemangat dan siap

menerima materi yang

disampaikan.

5 menit

2. Ice breaking Meminta siswa untuk

membentuk lingkaran

besar untuk bermai “Ha,

Ka, Zo”

Ice breaking

Ha: satu tangan

membentuk seperti

sedang hormat bendera.

Ka: tangan diletakan

pada posisi diatas dada.

Zo: tangan membentuk

seperti sebuah pistol

dan sambil menembak.

Siswa mengikuti instruksi

dari pembimbing dan

mengikuti games dengan

penuh semangat.

15 menit

3. Penyampaian

materi

Menyampaikan materi

mengenai “berani

berbicara”

Siswa memperhatikan

materi yang disampaikan

oleh pembimbing.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

105

4. Proses dalam

kelompok

f. Pembimbing

membagi

kelompok.

Setiap kelompok

terdiri dari 6-8

orang.

g. Pembimbing

memberi kertas

beserta alat tulis

kepada siswa.

h. Pembimbing

menginstruksika

n pada siswa

untuk

menggambar

bebas lalu

mensharingkan

gambar tersebut

didepan teman-

teman

kelompok.

i. Pembimbing

membantu siswa

merumuskan

hal-hal yang

akan dilakukan

berkaitan

dengan materi.

a. Siswa masuk

dalam kelompok

b. Siswa menerima

kertas.

c. Siswa

menggambar dan

mensharingkan

pada teman

kelompok.

d. Siswa

merumuskan niat

kedepannya agar

semakin berani

berbicara.

35 menit

5. Penutup a. Memberikan

peneguhan

tentang materi

yang

disampaikan.

a. Mendengarkan

pembimbing.

b. Mengisi lembar

refleksi.

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

106

b. Meminta siswa

mengisi lembar

refleksi.

c. Mengambil

kesimpulan atas

kegiatan yang

dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

107

c. Handout Materi

Aku Berani Berbica

Pengertian berbicara ialah kemampuan

mengucapkan kata-kata dalam rangka

menyampaikan atau menyatakan maksud, ide,

gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun

dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penyimak agar apa yang disampaikan dapat

dipahami oleh penyimak.

Manfaat berani berbicara:

a. Memiliki banyak kenalan

b. Meningkatkan rasa percaya diri

c. Meningkatkan kemampuan belajar

Cara mengatasi rasa takut berbicara yaitu

a. Melawan rasa malu

b. Memberanikan diri mengajukan pertanyaan

c. Berbicara dengan gaya sendiri tidak perlu dibuat-buat.

d. Mempersiapkan diri

e. Melakukan kontak mata dengan lawan bicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

108

A. Lembar Refleksi

Lembar refleksi “Aku Berani berbicara”

1. Setelah saya mengikuti sesi “aku berani berbicara”, saya menjadi paham bahwa:

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

2. Hal-hal apa yang akan kamu lakukan agar kamu semakin berani berbicara?

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

109

Lampiran 7. Foto-foto Selama Pelaksanaan Bimbingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN …

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI