persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil

83
i PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (Studi Kasus Pada BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah) Disusun Oleh: MARTINA 160205255 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2020

Upload: others

Post on 20-Jul-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

i

PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH

(Studi Kasus Pada BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)

Disusun Oleh:

MARTINA 160205255

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2020

Page 2: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

ii

ii

PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH

(Studi Kasus Pada BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

MARTINA 160205255

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2020

Page 3: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

iii

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Martina, NIM: 160205255 dengan judul “Persepsi Nasabah terhadap

Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus Pada BMT

Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)” telah memenuhi syarat

dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal: 27 Juli 2020

Page 4: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

iv

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 27 Juli 2020

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

di Mataram

Assalamu`alaikum, Wr. Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami

berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Martina

NIM : 160205255

Jurusan/Prodi : Perbankan Syariah

Judul : Persepsi Nasabah terhadap Sistem Bagi Hasil di

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus Pada

BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok

Tengah)

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar

skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalammu`alaikum, Wr.Wb.

Disetujui pada tanggal: 27 Juli 2020

Page 5: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

v

v

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Martina, NIM: 160205255 dengan judul “Persepsi Nasabah

Terhadap Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Pada

BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)”, telah dipertahankan

di depan dewan penguji Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN Mataram pada tanggal 10 Agustus 2020.

Dewan Penguji

Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag. (Ketua Sidang /Pemb. 1) Drs. H. Hariono, M.S.I. (Sekrtaris Sidang/Pemb. II)

Naili Rahmawati, M.Ag. (Penguji I)

Din Hary Fitriady, M.Ag. (Penguji II)

Page 6: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

vii

vii

MOTTO

“Libatkan ALLAH dalam segala urusan, maka akan selalu dimudahkan apa yang

dilakukan”

Page 7: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

viii

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini kepada mereka yang

telah setia berada diruang dan waktu kehidupan

saya Teruntuk kedua orang tua saya tercinta Bapak

Ahmad dan Ibuku Mardiah, adek saya yang selalu

memberikan do’a, sahabat-sahabat yang selalu

memberikan semangat dan dukungan, almamaterku,

dosen-dosen yang telah mendidik dan membimbing

saya dari semester pertama hingga sekarang

Terimakasih Untuk semua ini.”

Page 8: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

ix

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan Semesta alam dan

sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw,

juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya amin.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penyusun telah banyak mendapatkan

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,

waktu dan tenaga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Kedua orangtuaku yang menjadi penguat dan penyemangat dalam hidupku

untuk mengajarkan hidup yang sebaik-baiknya bapaku tercinta Ahmad,

dan Ibuku tercinta Mardiah terimakasih atas perjuanganmu lahir maupun

batin.

2. Untuk pamanku (Lalu Muhammad Zaini) dan seluruh keluargaku,

terimakasih karena kalian selalu mendukung setiap langkah dan jalanku.

3. Ayahanda Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag. Selaku dosen pembimbing I dan

Ayahanda Drs. H. Hariono, M.S.I selaku dosen pembimbing II atas

kesabaran dan membimbing yang baik selama penulisan skripsi.

4. Ibunda Dewi Sartika Nasution selaku ketua jurusan program studi

perbankan syariah dan ibunda Any Tsalasatul Fitriya, S.Si.,M.Si., selaku

sekertaris jurusan perbankan syariah.

5. Ayahanda Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam.

Page 9: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

x

x

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingan dan

ilmu yang telah yang telah diberikan selama ini.

7. Untuk sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan memberiku semangat

selama ini sehingga sampai saat ini.

8. Teman-temanku Perbankan Syariah Kelas G angkatan 2016, KKP Nerot

2019, dan teman-teman PKL terimakasih sudah menjadi bagian dari

perjalanan kuliahku selam menimba ilmu di UIN Mataram.

9. Untuk almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak mendapat pahala yang berlipat ganda

dari Allah SWT.Dan semoga karya ini bermanfaat bagi orang banyak.

Mataram, 01 Juli 2020

Penulis

Martina NIM: 160205255

Page 10: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

xi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... vi

MOTTO ............................................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

ABSTRAK ......................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................... 7

F. Telaah Pustaka ............................................................................... 8

G. Kerangka Teori .............................................................................. 10

H. Metode Penelitian .......................................................................... 22

I. Sistematika Penelitian .................................................................... 28

BAB II PERSEPSI NASABAH BMT ASH-SHAF TENTANG BAGI HASIL .................................................................................................. 30

A. Gambaran Umum Tentang Desa Taman Indah .............................. 30

1. Sejarah Desa Taman Indah ....................................................... 30

2. Kondisi umum desa................................................................... 31

B. Gambaran Umum BMT Ash-Shaf .................................................. 33

Page 11: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

xii

xii

1. Sejarah Berdirinya BMT Ash-Shaf ........................................... 33

2. Visi dan Misi ............................................................................. 36

3. Letak Geografis BMT Ash-Shaf ............................................... 37

4. Kondisi Fisik Lembaga ............................................................. 37

5. Produk-Produk BMT Ash-Shaf ................................................ 38

6. Struktur Organisasi ................................................................... 41

C. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi Hasil Di BMT Ash-

Shaf ................................................................................................. 43

D. Standar Operasional Prosedur BMT Ash-Shaf..………………….. 46

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi minat Nasabah

menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf ....................... 50

BAB III ANALISIS TERHADAPPERSEPSI NASABAH TENTANG

BAGI HASIL DI BMT ASH-SHAF ............................................... 54

A. Analisis Persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil .................... 54

B. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi minat Nasabah

menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf ......................... 57

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 61

A. Kesimpulan....................................................................................... 61

B. Saran ................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 66

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Potensi Sumber Daya Alam Desa Taman Indah..................................... 31

2.2. Letak Geografis Desa Taman Indah ....................................................... 32

2.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 32

2.4. Kondisi Pemerintahan Desa Taman Indah ............................................. 33

Page 13: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

xiv

xiv

Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(Studi Kasus di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata Lombok Tengah)

Oleh

Martina NIM 160205255

ABSTRAK Skripsi yang berjudul “persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah” (Studi Kasus di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta Lombok Tengah) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah dan ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan di Lapangan dengan mewawancara beberapa nasabah di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yakni menganalisis data yang diperoleh peneliti dilapangan melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi nasabah di BMT Ash-Shaf Tamana Indah Pringgarata adalah positif (baik), dimana masyarakat memberikan dukungan yang cukup baik terhadap produk bagi hasil. Dengan keberadaan BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah sangat membantu mereka yang sedang membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya, dan juga faktor keamanan menjadikan nasabah mempercayai BMT Ash-Shaf sebagai tempat untuk melakukan pembiayaan maupun simpanan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf yaitu, promosi, kepercayaan, lokasi, dan pelayanan.

Kata Kunci : Persepsi, Nasabah, Bagi Hasil.

Page 14: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu

yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan menjalankan kegiatan

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan menengah dengan

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonominya. Selain itu Baitul Mal juga dapat menerima titipan zakat, infak,

dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amantnya.1

Baitul Mal Wa Tamwil merupakan lembaga ekonomi atau lembaga keuangan

syariah non perbankan yang bersifat informal karena lembaga keuangan ini

didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).2

Sekitar tujuh tahun lamanya, yaitu sejak Indonesia mengalami krisis

ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal Wa Tamwil

(BMT) cukup besar dalam membantu kalangan usaha kecil dan menengah.

Peran BMT tersebut sangat penting dalam membangun kembali iklim usaha

yang sehat di Indonesia. Bahkan, ketika terjadi krisis ekonomi dan moneter,

BMT sering melakukan observasi dan supervise keberbagai lapisan

masyarakat untuk menelaah bagi terbentuknya peluang kemitraan usaha. Hal

tersebut ditunjuk untuk membangkitkan kembali sektor rill yang banyak

1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenamedia Grup,

2009), hlm. 452. 2 Ibid., hlm. 456.

1

Page 15: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

2

digeluti oleh kalangan usaha kecil dan menengah serta untuk memperbaiki

kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Ketika pemerintah menetapkan suatu kebijakan tentang pengembangan

lembaga keuangan syariah, muncul berbagai pandangan positif terhadap peran

aktif lembaga BMT yang telah memberikan prioritas penting bagi perbaikan

taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Melihat kedudukannya yang

cukup strategis, lembaga BMT diharapkan mampu untuk menjadi pilar

penyangga untama sistem ketahanan ekonomi Indonesia.

Dari kenyataan tersebut, BMT memerlukan strategi yang tepat untuk

merumuskan solusi bagi pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Strategi itu

diharapkan menjadi salah satu alat untuk membangun kembali kekuatan

ekonomi rakyat yang berakar pada masyarakat dan mampu memperkukuh

sistem perekonomian nasional sehingga problem kemiskinan dan tuntutan

kesejahteraan ekonomi dimasyarakat secara berangsur-angsur dapat teratasi.3

Sekarang ini pertumbuhan lembaga keuangan mikro di Indonesia

sangatlah cepat, sehingga membawa perekonomian Indonesia semakin

berkembang. Sektor keuangan mikro sangatlah berperan dalam

memobilisasikan dana masyarakat untuk berbagai tujuan mengalami

peningkatan yang sanagat besar. Dahulu sektor keuangan mikro tersebut tidak

lebih hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah daerah dan beberapa

lembaga usaha, dan kini sudah berubah menjadi sektor yang sangat

berpengaruh bagi perekonomian. Diantara lembaga keuangan mikro yang

3 Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, (Bandung: Pustaka Setia,

2013), hlm. 23.

Page 16: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

3

paling berpengaruh itu adalah Baitul Mal Wa Tamwil yang merupakan

lembaga ekonomi islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab dibentuk

dari, oleh dan untuk masyarakat. Dari segi jumlah BMT merupakan lembaga

keuangan syariah yang paling banyak apa bila disbanding dengan lembaga-

lembaga keuangan syariah lainnya.4

Persoalan pembiayaan untuk para pengusaha mikro yang berlaku

dilembaga keuangan konvensional selama ini adalah relatif tingginya tingkat

suku bungan yang dibebankan serta penyerapan kredit usaha mikro yang

belum maksimal salah satu alternatif terhadap persoalan di atas adalah pola

pembiayaan pengusaha mikro dengan pola syariah.5

BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata adalah salah satu lembaga

keuangan yang berbasis syariah. Yang berdiri pada tahun 2000 tepatnya

tanggal 27 April 2000 atau bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1420

Hijriah, Jika dilihat dari letak geografisnya kantor BMT Ash-Shaf dinilai

cukup strategis karena dekat dengan akses jalan raya dan berlokasi

diperkotaan sehingga mudah dijangkau oleh nasabah dan calon nasabah, BMT

Ash-Shaf menawarkan jasa lainnya seperti pembayaran listrik, penyetoran

cicilan motor, penerimaan pengiriman uang dari LN (Western Union), transfer

dana ke bank lain, dan dapat dilakukan secara realtime sehingga si penerima

dapat menerima dana pada saat yang sama. BMT juga melakukan kerja sama

dengan Bank BRI, dan berdasarkan data yang saya temukan mengenai jumlah

4 Hendi Suhendi, BMT dan Bank Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy Cet 1, 2004),

hlm. 5 5 Muslimin Kara, “Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, “ Jurnal Al-Ahkam, (Makasar)Vol. XIII, Nomor 2, 2013, hlm. 316.

Page 17: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

4

nasabah yang melakukan pembiayaan dalam waktu 5 bulan berjumlah 30

orang.6

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 19 maret

2020, dengan pimpinan BMT Ash-Shaf, apabila usaha yang dilakukan

nasabah (mudharib) menghasilkan keuntungan, pemilik modal berhak atas

bagian keuntungan yang disepakati pada saat akad bahwa mudharib menerima

60% dari keuntungan, sedangkan pemilik modal menerima 40% dari

keuntungan.7

Usaha mikro merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan

penting dalam perekonomian, namun selama ini sektor ini sulit berkembang,

disebabkan karena pengusaha mikro yang pada umunya berasal dari

masyarakat lapisan bawah nyaris tidak tersentuh dan dianggap tidak memiliki

potensi dana oleh lembaga keuangan formal terutama lembaga keuangan

konvensional, sehingga menyebabkan laju perkembangannya terhambat

akibatnya aksesibilitas dari pengusaha mikro terhadap sumber keuangan

formal rendah, sehingga kebanyakan mereka hanya mengandalkan modal

terbatas pada apa yang mereka miliki. Tidak jarang pengusaha mikro

mengambil jalan pragmatis untuk memenuhi kebutuhan modalnya dengan

mencari pinjaman kepada lembaga keuangan informal seperti renternir yang

6 Observasi, BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta, 10 November 2019. 7 H. Ahmad Fauzi, (Pimpinan BMT Ash-Shaf), Wawancara, BMT Ash-Shaf Taman Indah

Pringgarata, 19 Maret 2020.

Page 18: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

5

menjalankan pola kredit yang praktis dan tanpa proses administrasi yang rumit

dan tidak memakan waktu yang lama.8

Persepsi merupakan tanggapan atau pandangan seseorang terhadap hal-

hal yang baru yang mungkin masih dilihat sebelah mata. Seperti lembaga

keuangan syariah adalah lembaga yang baru yang belum banyak masyarakat

mengetahui tentang perbedaan-perbedaan yang ada di lembaga keuangan

syariah. Kurangnya sosialisasi yang disebut sebagai dampak dari kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah. Selain itu

anggapan masyarakat yang menilai lembaga keuangan syariah sama dengan

lembaga keuangan konvensional yang membedakan hanyalah namanya saja.

Setiap masyarakat memiliki persepsi yang mungkin berbeda-beda terkait

dengan praktik akad di lembaga keuangan syariah atau BMT. Persepsi

masyarakat merupakan penilaian, pendapat, tanggapan mengenai bagaimana

kualitas dari praktik-praktik akad itu sendiri. Dilingkup masyarakat teruama

yang melakukan pembiayaan untuk modal usahanya mengira bahwa, lembaga

keuangan yang berbasis syariah itu lembaga keuangan yang tidak

menggunakan perhitungan margin. Pemahaman ini sangat fatal sekali apabila

dibiarkan tanpa ada sikap dari lembaga keuangan syariah di Desa Pringgarata

Taman Indah.

Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut bagaimana persepsi masyarakat

dan faktor-faktor yang mempengaruhi, untuk itu peneliti melakukan penelitian

ilmiah dengan judul: Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil di

8 Muhammad Jamal Zubair, Mekanisme Bagi Hasil Pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol 5, No 1, Juni 2011.

Page 19: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

6

Lembaga Keuangan Mikro Syariah di BMT Ash-Shaff Taman Indah

Pringgerata Lombok Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian konteks penelitiandi atas maka dapat dirumuskan suatu

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT Ash-

Shaff?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan

produk bagi hasil di BMT Ash-Shaff ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah

1. Ingin mengetahui persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di BMT As-

Shaf.

2. Ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat

nasabah menggunakan produk bagi hasil di BMT As-Shaff.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat dari penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara langsung menambah pengetahuan bagi penulis dan

diharapkan mampu mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian

lebih lanjut, bagi masyarakat akademik khususnya bagi cipitas akademik

Page 20: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

7

UIN Mataram sekaligus dapat menambah wawasan dan wacana dalam

mengembangkan wawasan pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi BMT

Penelitian ini akan memberikan pengetahuan, saran dan kritik dalam

pengaplikasian sistem bagi hasil yaitu dengan memperbaiki

kekurangan dan mengembangkan sisi positif dari sistem bagi hasil.

b. Bagi Pengurus BMT

Sebagai motivasi bagi pengurus agar lebih baik kinerjanya dalam

menjalankan BMT, karena dengan adanya penelitian ini akan menilai

sejauh mana kinerja pengurus BMT dalam berperan.

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini didasari bahwa masih adanya keterbatasan baik dari

aspek pengetahuan, refrensi, waktu, tenaga, maupun pencelaan. Oleh

karena itu, dirasakan perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian,

sehingga penelitian ini tidak menjadi bias dan luas. Adapun ruang lingkup

penelitian dimaksud adalah Persepsi nasabah terhadap sistem bagi hasil di

BMT Ash-Shaff Taman Indah Pringgarata.

2. Setting penelitian

Setting penelitian di Baitul Mal Wattamwil Ash-Shaff Pringgarata.

Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan keberadaan BMT Ash-Shaff

masih memberikan manfaat bagi ummat terutama untuk masyarakat di

Page 21: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

8

sekitar BMT Ash-Shaff, disamping itu pula, pengelolaan BMT Ash-Shaff

Pringgarata Lombok Tengah terlihat saling menguntungkan dengan

nasabah. Tentu hal tersebut menjadi asumsi dasar mengapa sampai

sekarang BMT tersebut masih tetap bertahan. Secara finansial, keberadaan

lokasi penelitian tidak terlalu menyulitkan peneliti dalam memenuhi

kebutuhan penelitian, terutama dalam pengumpulan data, karena untuk

menjangkau lokasi penelitian sangat dibantu dengan transportasi yang

mudah.

F. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya atau studi-studi

terdahulu sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dan untuk mendapatkan

data yang valid serta untuk menghindari duplikasi, plagiasi, dan repitisi serta

menjamin orisinalitas dan legalitas penelitian.

1. Skripsi Muhammad Samsudin,’’(Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi

Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah Studi Kasus di BMT As-

Solihin Gerung).’’9

Hasil penelitian yang diperoleh Muhammad Samsudin adalah Persepsi

nasabah terhadap produk bagi hasil pada BMT As-Solihin umumnya

adalah baik (positif), dimana masyarakat memberikan apresiasi atau

dukungan yang cukup baik terhadap produk dengan prinsip bagi hasil di

BMT As-Solihin.Hal ini terlihat dari hasil jawaban narasumber

(imforman) saat dilakukan wawancara.

9 Muhammad Samsudin, “Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah di BMT As-Solihin Gerung.,” (Skripsi, Fakultas Syariah, IAIN Mataram, 2012).

Page 22: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

9

Perbedaannya dengan penelitian ini kalau penelitian Muhammad

Samsudin tentang persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil di BMT

As-Solihin Gerung.Sedangkan peneliti memfokuskan pada pembiayaan

mudharabah di BMT As-Shaff Taman Indah Pringgarata.Persamaan antara

peneliti dengan penelitian yang dilakukan Muhammad Samsudin sama-

sama membahas tentang persepsi tentang sistem bagi hasil.

2. Skripsi Arif Syahputra, “(Analisis Persepsi Pedagang Kecil Pada

Pembiayaan Musyarakah dan Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil di BMT

Masyarakat Madani Sumatra Utara).’’10

Hasil penelitian yang diperoleh Arif Syahputra adalah bahwa

persepsi pedagang kecil tentang akad pembiayaan musyarakah di BMT

mendapat respon positif karena mampu meningkatkan kesejahteraan dan

pengembangan usaha melalui peningkatan produksi, peningkatan

pendapatan, peningkatan nilai asset, perbaikan tempat usaha serta mampu

membuka tempat usaha baru dan peningkatan modal dan dianggap sudah

sesuai DSN MUI 08/DSN-MUI/IV/2000. Persamaan penelitian yang

dilakukan oleh Arif Syahputra dengan penelitian ini yaitu sama-sama

meneliti tentang persepsi pedagang kecil dengan sistem bagi

hasil.Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Arif Syahputra hanya berfokus pada pembiayaan

musyarakah saja.

10 Arif Syahputra, “Persepsi Pedagang Kecil Tentang Akad Pembiayaan Musyarakah di

BMT Masyarakat Madani Sumatra Utara,’’ (Skripsi, UIN Sumatra Utara Medan, 2017).

Page 23: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

10

3. Jurnal ilmiah Zayyinatul Khusna, “(Pengaruh Persepsi MengenaiSistem

Bagi Hasil, Persepsi Laba, dan Persepsi Tingkat Suku Bunga Terhadap

UMKM Mengambil Pembiayaan Mudharabah, Studi Pada Jasa Keuangan

Syariah BMT Ummat Sejahtera Cabang Utama Lasem”.11

Hasil penelitian yang diperoleh Zayyinatul Khusna adalah Persepsi

mengenai sistem bagi hasil, persepsi laba, dan persepsi tingkat suku bunga

berpengaruh positif terhadap keputusan UMKM mengambil pembiayaan

Mudharabah pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang

Lasem.Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan

Zayyinatul Khusna ini tidak hanya berfokus pada sistem bagi hasil tetapi

juga fokus pada persepsi laba dan persepsi tingkat suku bunga.Persamaan

antara peneliti dengan Zayyinatul Khusna adalah sama-sama membahas

tentang sistem bagi hasil.

G. Kerangka Teori

1. Pengertian Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang

isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecilbawah dan kecil dengan antara

lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonominya. Selain itu, Baitul Mal Wat Tamwil juga menerima

11 Zayynatul Khusna, “Pengaruh Persepsi Mengenai Sistem Bagi Hasil, Persepsi Laba, dan Persepsi Tingkat Suku Bunga Terhadap Keputusan UMKM Mengambil Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Utama Lasem”. Jurnal Nominal, Vol 5 Nomor 1, Tahun 2016.

Page 24: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

11

titipan,zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan

peraturan dan amanatnya.12

a. Fungsi-Fungsi BMT

1) Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak, dan

sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan

peraturan dan amanahnya.

2) Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan

pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil, antara

lain dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang

pembiayaan kegiatan ekonomi.13

2. Persepsi

a. Pengertian persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan suatu makna pada

stimulus indrawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas.

Sensasi adalah bagian dari persepsi, walaupun begitu, dalam

menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi,

tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.14

12 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Media Grup,

2009), hlm. 451. 13 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012),

hlm. 317. 14 Jalaludin Rakhmad, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

hlm. 50.

Page 25: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

12

Persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan

banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi juga

merupakan suatu proses pengenalan individu pada informasi,

memperhatikan dan memahami informasi.

b. Proses Persepsi

Proses pembentukan persepsi dapat dimulai dari objek yang

menimbulkan stimulus mengenai alat indra dan reseptor, proses

stimulus mengenai alat indra merupakan proses kealaman atau proses

fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indra diteruskan oleh syaraf

sensoris keotak. Proses ini disebut proses Fisikologis. Kemudian

terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu

menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar atau apa yang

diraba. Respon sebagai akibat persepsi dapat diambil melalui individu

dalam berbagai bentuk.15 Kemudian berkaitan dengan proses persepsi,

proses ini terdiri dari proses sleksi, mengorganisasikan dan

menginterpestasikan. Adapun ketiga proses ini berjalan secara terus-

menerus, saling berbaur dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Sejumlah faktor yang berpengaruh dalam memperbaiki atau

kadang-kadang mendistrosi persepsi kita. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi persepsi adalah:16

1) Pelaku persepsi

15 Bimo Walgito, Pengantar Pisikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 90. 16 Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2008), hlm. 119.

Page 26: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

13

Jika seseorang melihat target dan mencoba untuk memberikan

interpretasi tentang yang dilihatnya, interpretasi tersebut sangat

dipengaruhi oleh karakteristik pribadinnya (masing-masing pelaku

persepsi). Beberapa karakter pribadi yang dapat mempengaruhi

persepsi diantarannya adalah sikap, motif, interest, pengalaman

masa lalu, dan ekspektasi.

2) Target persepsi

Karakteristik dalam target persepsi yang sedang diobservasi

mempengaruhi segala hal yang dipersepsikan.

3) Situasi

Elemen-elemen dalam lingkungan sekitardapat mempengaruhi

persepsi kita.

3. Sistem Bagi Hasil

Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian

hasil usaha penyedia dana dan pengelola dana.17 Pembagian hasil

usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun

antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang

berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabah dan

musyarakah.

Lembaga keuangan syariah mendorong praktik bagi hasil,

sedangkan konvensional menggunakan bunga. Keduannya mempunyai

perbedaan-perbedaan yang nyata.

17 Antonio Syafi’i, dkk, Bank Syari’ah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan acaman

Kedua, (Yogyakarta: EKONISIA, 2006), hlm. 18.

Page 27: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

14

a. Bagi Hasil

1) Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

2) Besarnya nisbah (rasio) bagi hasil berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh.

3) Tergantung pada kinerja usaha. Jumlah pembagian bagi hasil

meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

4) Tidak ada agama yang meragukan keabsahan bagi hasil.

5) bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyekyang

dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan

maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah

pihak.

b. Bunga

1) Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan berpedoman

harus selalu untung.

2) Besarnya pembayaran berdasarkan jumlah uang (modal) yang

di pinjamkan.

3) Tidak tergantung pada kinerja usaha. Jumlah pembayaran

bunga tidak meningkat meskipun jumlah keuntungan berlipat

ganda saat keadaan sedang baik.

Page 28: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

15

4) Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa

pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah

untung atau rugi.18

4. Macam- Macam Bagi Hasil

Produk pembiayaan Bank Syariah yang didasarkan atas prinsip

bagi hasil terdiri dari al-musyarakah dan al-mudharabah :

a. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan

b. Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara kedua

belah pihak dimana pihak pertama (shohibul mal) menyediakan

seluruh dana 100% modal, sedangkan pihak kedua sebagai

pengelola (mudharib).19

Mudharabah dapat dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut:

1) Mudharabah Muthlaqah (mudharabah bebas)

Shohibul mal tidak memberikan batasan-batasan atas

dana yang diinvestasikan, mudharib diberikan wewenang

penuh mengelola modal tanpa terikat waktu, tempat, jenis

usaha, dan pelayanan.

18 Ibid., hlm. 21. 19 Antonio Syafi’I,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani), hlm. 95.

Page 29: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

16

2) Mudharabah Muqayyadah

Shohibul mal memberikan batasan-batasan atas dana

yang diinvestasikannya. Mudharib hanya mengelola dana

sesuai dengan batasan yang diberikan oleh shohibul mal.20

5. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah

1) Pihak yang melakukan akad (shahibul maal dan mudharib) harus

cakap hukum.

2) Modal yang diberikan oleh shahibul maal yaitu sejumlah uang atau

asset untuk tujuan usahadengan syarat:

a) Modal harus jelas jumlah dan jenisnya.

b) Dapat berbentuk uang atau barang yang dapat dinilai pada

waktu akad.

c) Modal tidak berbentuk piutang, modal harus dibayarkan kepada

mudharib, baik secara bertahap maupun skligus, sesuai dengan

kesepakatan dalam akad mudharabah.

3) Pernyataan ijab Kabul, dituangkan secara tertulis yang menyangkut

semua ketentuan yang disepakati dalam akad.

4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai

kelebihan modal yang diserahkan oleh shahibul maal kepada

mudharib, dengan syarat sebagai berikut:

a) Pembagian keuntungan harus untuk kedua pihak (shahibulmaal

dan mudharib)

20 Ibid., hlm. 97.

Page 30: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

17

b) Pembagian keuntungan hasil dijelaskan secara tertulis pada saat

akad dalam bentuk nisbah bagi hasil.

c) Penyedia dana menanggung semua kerugian, kecuali kerugian

akibat kesalahan yang disengaja oleh mudharib.

5) Kegiatan usaha mudharib sebagai pertimbangan modal yang

disediakan oleh shahibul maal, akan tetapi harus

mempertimbangkan sebagai berikut:

a) Kegiatan adalah hak mudharib, tanpa campur tangan shahibul

maal, kecuali untuk pengawasan.

b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola

yang mengakibatkan tidak tercapainnya tujuan mudharabah

yaitu memperoleh keuntungan.

c) Pengelolahukum syariah, dan harus mematuhi semua

perjanjian.21

6. Landasan Bagi Hasil

Produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil adalah mudhrabah

dan musyarakah, masing-masing akad tersebut mempunyai landasan

hokum.

a. Mudharabah

Mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja sama suatu

usaha antara pihak pertama (shahibul mal atau bank syariah) yang

menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (mudharib

21 Ismail, Perbankan Syariah, Cet. 1, (Jakarta: PT Interpratama Mandiri, 2011), hlm. 172-

173.

Page 31: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

18

ataunasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan

membagi keuntungan sesuai dengan kesepakatan yang disepakati

pada saat melakukan akad, landasan syariah pembiayaan

mudharabah adalah Fatwa DSN MUI NO, 07/DSN-MUI/IV/2000

tentang pembiayaan mudharabah.22 Perjanjian diawal antara

penyedia modal dengan pengusaha, bahwa setiap keuntungan yang

diraih, akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Risiko

kerugian ditanggung penuh oleh pihak penyedia modal, kecuali

kerugian yang akibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian,

dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan,

kecurangan, dan penyalahgunaan.

b. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama diantara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak

memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan

dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung

sesuai dengan porsi dana masing-masing. Landasan syariah

pembiayaan musyarakah adalah Fatwa DSN MUI No. 08/DSN-

MUI/IV/2000.23

7. Penyaluran Dana

a. Fungsi pembiayaan

22 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup , 2009), hlm. 81. 23Ibid.,hlm. 83.

Page 32: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

19

Secara garis besar fungsi pembiayaan didalam perekonomian,

perdagangan maupun keuangan sebagai berikut: pembaiayaan

dapat meningkatkan untility (daya guna) dari modal/uang,

pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang,

pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,

pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat, pembiayaan

sebagai alat stabilitasi ekonomi, pembiayaan sebagai jembatan

untuk peningkatan pendapatan nasional, dan pembiayaan sebagai

alat hubungan ekonomi internasional.24

b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli

1) Pembiayaan murabahah

Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang

dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli

membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan

yang disepakati.

2) Pembiayaan salam

Akad salamadalah pembiayaan suatu barang dengan cara

pemesanana dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih

dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati.

3) Pembiayaan istisnha

Akad istisnha adalah akad pembiayaan barang dalam

bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria

24 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004),

hlm. 7.

Page 33: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

20

dan persayaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau

pembeli (mustashni) dan penjual atau pembuat (shani).

c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

1) Pembiayaan mudharabah

Akad mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja

sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal,

atau Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak

kedua (amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku

pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai

dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan

kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank syariah kecuali

jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai

atau menyalahi perjanjian.

2) Pembiayaan Musyarakah

Akad musyarakah adalah akad kerja sama diantara kedua

pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-

masing pihak memberikan porsi dana dengan kentuan bahwa

keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan

kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-

masing.25

25 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009), hlm. 81.

Page 34: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

21

8. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa

Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk perpindahan hak

guna(manfaat) atas barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran

sewa (ujrah), antara perusahaan sebagai pemberi sewa dengan

penyewa tanpa diikuti kepemilikan barang itu sendiri.

a. Pembiayaan dengan akad pelengkap

1) Hiwalah (alih hutang-piutang)

Hiwalah merupakan pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya,

sehingga terjadi perpindahan tanggungan atau hak dari satu

orang kepada orang lain.

2) Rahn (gadai)

Ar Rahn adalah menahan satu hartamilik peminjam sebagai

jaminan atas harta yang diterimanya.

3) Wakalah (perwakilan)

Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang

sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua

dalam hal-hal yang diwakilkan (dalam hal ini pihak kedua)

hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang

yang diberikan oleh pihak pertama, namun apabila kuasa itu

telah dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka semua risiko

dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah tersebut

sepenuhnya menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa.

Page 35: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

22

4) Kafalah (tanggungan)

Kafalah berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang

yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang

lain sebagai peminjam.

Kafalah disebut juga sebagai wakalah bersyarat, dalam hal

ini ada yang bersedia memberikan jasa untuk melakukan

sesuatu atas nama orang lain, jika terpenuhi kondisinya atau

jika sesuatu terjadi.26

H. Metode Penelitian

1. pendekatan penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

dengan metode kualitatif adalah menyatakan bahwa, penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal terpenting dari

sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa

kejadian/ fenomena/ gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut

yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep

teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah soaial dan tindakan.27Penlitian

ini mengangkat fenomena tentang persepsi nasabah terhadap sistem bagi

hasil di lembaga keuangan mikro syariah di BMT Ash-Shaff Pringgarata

Taman Indah Lombok Tengah. Yang dimana dalam penelitian ini, penelliti

sebagai instrumen kunci secara langsung mengumpulkan data melalui

26 Djoko Muljono, Buku Pintar Akuntansi dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Pertama

(Yogyakarta: 2015), hlm. 246. 27 Djam’an Satori, dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2009), hlm. 22.

Page 36: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

23

observasi dan interview dengan fenomena kunci dilapangan, berdasarkan

fokus-fokus penelitian diatas, oleh karena itu data yang akan dikumpulkan

adalah dalam bentuk non statistik atau data yang tidak dalam bentuk angka

yang biasanya didapat melalui observasi dan interview.

2. Kehadiran Peneliti

Tujuan utama dari kehadiran peneliti di Lapangan yaitu untuk

mendapatkan data yang lebih akurat dan tentu dengan data yang

dibutuhkan.Sedangkan dari metode penelitian kualitatif, peneliti perlu

melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat dan menjadi salah satu objek

penelitian.

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti

membutuhkan alat dan instrument, antara lain.

a. Melakukan observasi pada objek atau lokasi penelitian

b. Mengumpulkan data terkait dengan masalah yang akan diteliti, dalam

hal ini yang dibutuhkan yakni gambaran umum mengenai objek yang

diteliti tersebut.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BMT Ash-Shaf Taman Indah Kecamatan

Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, yang berfokus pada persepsi

nasabah terhadap sistem bagi hasil di Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

Page 37: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

24

4. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subyek darimana data dapat diperoleh.28Sumber data adalah sesuatu

yang terdapat di lokasi penelitian yang dapat memberikan informasi

tentang data-data yang dibutuhkan ketika berada di Lapangan.

Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari:

1) Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan

oleh subyek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel

yang diteliti. Data primer bisa didapatkan melalui, Nasabah BMT

dan Karyawan BMT.

2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

grafis, foto-foto, video, benda-benda sekitar lokasi penelitian yang

dapat memperkaya primer.29

5. Metode pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan sesuai maka dibutuhkan

metode-metode, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang terlihat pada objek

penelitian.Bugin dalam buku metode penelitian menjelaskan bahwa

28 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 172.

29Ibid., hlm. 21-22.

Page 38: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

25

observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan.30Adapun tehnik yang peneliti gunakan yaitu tehnik

observasi partisifatif dimana peneliti langsung melakukan pengamatan.

b. Metode wawancara (interview)

Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dan

terwawancarai. Menurut Sudjana wawancara adalah proses

pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak

penanya dengan pihak yang ditanya penjawab.31Ada dua jenis

wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak tersturktur. Pada

wawancara terstruktur hal-hal yang akan ditanyakan telah terstruktur

dan telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan wawancara tidak

terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis

besar yang akan ditanyakan tentu saja kreatifitas pewawancara sangat

dipelukan, bahkan hasilwawancara dengan pedoman ini lebih

tergantung dari hasil wawancara. Dan penulis menggunakan jenis

wawancara tidak terstruktur.Sumber imformasi dari wawancara ini

terdiri dari pendiri BMT dan Anggota BMT.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

30 Djma’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 105.

31Ibid.,hlm. 130

Page 39: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

26

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan

sebagainnya.32Dengan demikian yang dimaksud dengan metode

dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dalam

penyelidikan atau penelitian yang berbentuk dokumen-dokumen untuk

memperoleh berbagai keterangan dan informasi yang dibutuhkan

seperti sejarah, cerita atau memori dan sebagainnya.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam

kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang paling penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.33

Analisis data kualitatif adalah bersifat indukatif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan

menjadi hipotesis.34Penggunaan metode tersebut dalam penelitian

bertujuan untuk mengolah data empiris dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi dengan landasan yang jelas. Dalam

analisa data terdapat upaya-upaya yang dilakukan untuk membaca dan

32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : PT

Rineka Cipta, 2006), hlm. 231. 33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (ALFABETA, CV,

2014), hlm., 224. 34 Ibid. hlm., 245.

Page 40: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

27

menafsirkan data ang telah dikumpulkan sehingga menjadi informasi

bagi peneliti dalam menarik kesimpulan.

7. Keabsahan Data

Kredibilitas data atau keabsahan data bertujuan untuk

membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang

sesungguhnyaada dalam kenyataan dilokasi penelitian. Untuk

meningkatkan data dan menguji keabsahan data yang diperoleh

dilapangan. Ada beberapa langkah yang digunakan peneliti

sebagaimana yang dijelaskan oleh sugiyono, seperti :

a. Perpanjangan pengamatan.

b. Meningkatkan ketentuan.

c. Triangulasi.

d. Analisis kasus negatif.

e. Menggunkan bahan refrensi.

f. Mengadakan member.35

Untuk mendapatkan kevalidan atau keabsahan data ini, peneliti

merujuk pada pendapat Sugiyono tersebut. Tetapi disini peneliti hanya

menggunakan empat cara yang sesuai dengan fokus penelitian.

1) Observasi mendalam

Pengamatan yang mendalam sangat dibutuhkan dalam

pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menghindari data-

data yang diperoleh tidak benar yang berasal dari responden,

35 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (ALFABETA, CV.

2014).

Page 41: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

28

sebab kemungkinan besar menutupi fakta yang sebenarnya yang

mungkin sangat internal akan tetapi hal itu menjadi tujuan

penelitian dan mendukung keobyektifannya.

2) Triangulasi

Triangulansi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam hal ini peneliti menguji

kradibilitas data dengan mengecek data yang diperoleh peneliti

dilokasi penelitian.

3) Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berati melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan, pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan ini dilakukan untuk mendapat

kepastian data, sehingga peneliti dapat memberikan deskripsi data

yang akurat dan teruji keabsahannya.

4) Mengadakan Member Check

Pengecekan ini bertujuan menginformasikan kembali informasi

penelitian maupun informasi serta data-data yang didapat dari

hasil penelitian.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi ini merujuk pada buku pedoman uin

mataram 2020, yakni membahas tentang bab-bab, sebagai berikut:

BAB I, berisi pendahuluan. Bab I ini mencangkup Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, ruang lingkup, dan

Page 42: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

29

setting penelitian, telaah pustaka, pengertian BMT, pengertian persepsi,

pengertian BMT, sistem bagi hasil, penyaluran dana, pendekatan penelitian,

kehadiran penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan

data, keabsahan data, dan sistematika pembahasan.

BAB II, membahas tentang paparan dan temuan, bagian ini diungkapkan

seluruh data dan temuan penelitian terkait dengan persepsi nasabah terhadap

sistem bagi hasil di BMT Ash-Shaff Pringgarata.

BAB III, membahas terkait dengan pembahasan dari bab II pada bab ini

dijelaskan serta menganalisis data yang telah ditemukan dilapangan, baik hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi.

BAB IV, merupakan penutup yaitu menyajikan hasil akhir dari bab-bab

sebelumnya dalam kesimpulan dan penulis juga melengkapi bab IV ini dengan

saran-saran.

Page 43: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

30

BAB II

PERSEPSI NASABAH BMT ASH-SHAF TENTANG BAGI HASIL

A. Gambaran Umum Desa Taman Indah Pringgarata

1. Sejarah Desa Taman Indah

Desa Taman Indah merupakan bagian dari desa induk yaitu Desa

Pringgarata yang mekar pada tahun 2010 lalu, berdasarkan pada peraturan

Bupati Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2010, yang mana desa

Pringgarata dimekarkan menjadi 3 desa yaitu desa Arjangka, Desa

Pringgarata, dan Desa Taman Indah yang berada di ujung paling timur dari

pemerintahan kecamatan Pringgarata. Setelah mekar Desa Taman Indah

dijabat sementara oleh M. Ridwan S.Pd yang diambil dari sekertaris desa

Pringgarata sampai terpilihnya kepala Desa Devinitif. Dalam satu tahun

kepemimpinannya beliau telah banyak memberikan kontribusi terhadap

Desa Taman Indah yang tentunya baru tumbuh dan tentunya masih dalam

tahap pembelajaran terutama para staf dan perangkat lainnya, namun

berkat kesabaran sedikit demi sedikit Desa Taman Indah mulai bangkit,

kemudian pada tahun 2011 diadakanlah pemilihan Kepala Desa yang

diikuti oleh 4 kandidat, dan Bapak Jumali terpilih sebagai Kepala Desa

Devinitif yang merupakan pilihan masyarakat sendiri dan sampai sekarang

masih menjabat sebagai Kepala Desa. Diantara kedua pimpinan desa ini

telah banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakat.

30

Page 44: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

31

Akan tetapi Desa Taman Indah yang baru mekar 4 tahun lalu masih sangat

dini untuk bisa membangun sebagaimana Desa-desa tetangga yang sudah

lebih dahulu berdiri. Untuk itulah berbagai macam permasalahan muncul

ditengah-tengah masyarakat yang perlu segera diselesaikan. Dukungan dan

partisipasi semua pihak sangat mendukung dalam menjalankan roda

pemerintahan. Secara geografis Desa Taman Indah terletak di bagian utara

Kabupaten Lombok Tengah dan ujung Timur Kecamatan Pringgarta

dengan luas wilayah ± 502 Ha/ 5,02 km2.36

2. Kondisi Umum Desa

Adapun Kondisi umum Desa Taman Indah Pringgarta yang bisa kita

ketahui antara lain:

Tabel 2.1

Potensi Sumber Daya Alam Desa Taman Indah

Tanah Persawahan rakyat 250 Ha

Tanah Perkebunan Masyarakat 130 Ha

Tanah Pekarangan 70 Ha

Saranan Pendidikan 4 Ha

Tanah Pemakaman 4 Ha

Tanah Jalan Desa 4 Ha

Lain-lain 40 Ha

36 Profil Desa Taman Indah, Dokumentasi, pada tanggal 08 Juli 2020

Page 45: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

32

Tabel 2.2

Letak Geografis Desa Taman Indah

No Letak Geografis

1 Sebelah Utara Desa Murbaya

2 Sebelah Timur Desa Beber

3 Sebelah Selatan Desa Pengenjek dan Desa

Pagutan

4 Sebelah Barat Desa Pringgarata

Table 2.337

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (Jiwa)

Laki-laki 2.035

Perempuan 2.188

Total 4.223

37Ibid.

Page 46: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

33

Table 2.438

Kondisi Pemerintahan Desa Taman Indah

No Kondisi Pemerintahan Desa

1 Dusun Banteng

2 Dusun Keselet

3 Dusun Sukur

4 Dusun Benteng

5 Dusun Karang Jangkong

6 Dusun Dasan Baru

7 Dusun Repuk Sintung

8 Dusun Tunjang Timur

9 Dusun Tunjang Barat

B. Gambaran Umum BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata

1. Sejarah Berdirinya BMT Ash-Shaf

Sebelum bernama BMT Ash-Shaf, pada tahun 2000 tepatnya pada

tanggal 24 April 2000 atau bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1420

Hijriah, lembaga ini bernama koprasi Usaha Bersama Al-Qadiriyah, nama

ini disesuaikan dengan tempat didekralasikan yakni Lembaga Pendidikan

Al -Qadiriyah Benteng Taman Indah Kecamatan Pringgarata Kabupaten

Lombok Tengah, sekaligus momen 1 Muharram pada waktu itu dan agar

38Ibid.

Page 47: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

34

supaya mudah diingat oleh semua orang terutama pada yang hadir selaku

pendiri sekaligus penggagas.

Lembaga ini didirikan sebagai wadah untuk menampung segala

keluh kesah para orang tua santri terutama yang banyak terkait dengan

masalah ekonomi. Kalau dilihat dari tingkat rata-rata penghasilan, hampir

90% para orang tua santri berpenghasilan rendah, maka keberadaan

lembaga semacam ini sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk

menopang penghasilan orang tua santri sekaligus nantinya ber-imbas

kepada Lembaga Pendidikan Al-Qadariyah.39

Pada tahun 2003 secara tidak sengaja pengurus (H. Ahmad Fauzi)

bertemu dengan seseorang yang ahli dalam bidang muamalah dan

menyatakan berbagai hal yang terkait dengan segala yang menyangkut

dengan produk koprasi yang dijalankan, dan karena produknya banyak

bertentangan dengan kaidah syariah terutama muamalah, sehingga Koprasi

Usaha Bersama Al-Qadariyah berubah nama menjadi Koprasi Syari’ah

Sejahtera, yang nantinya dapat mensejahterakan anggota sesuai dengan

namanya.

Berbekal dengan ilmu seadanya para pengurus berkomitmen untuk

tetap menjalankan produk syari’ah, namun ilmu yang dipraktikkan juga

belum bisa dikatakan berdekatan dengan praktik syari’ah dan sebagian

modal koprasi hanya diperuntukkan untuk pemberdayaan para pedagang

bakulan yang berjualan di Pasar Pringgarata, maka pada taun 2005

39 Profil BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, Dokumentasi, Pada Tanggal 19 Maret

2020.

Page 48: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

35

lembaga ini berubah nama menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan

Masyarakat (PIN-EMAS). Karena seringnya koprasi ini berubah nama,

banyak pula anggota yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan dan

banyak pula yang mengajukan diri sebagai anggota baru, yang tercatat

pada awal berdirinya tahun 2000 anggota berjumlah 22 orang, pada tahun

2003 menjadi 50 orang, pada tahun 2005 karena yang disasar pada

pedagang bakulan lembaga ini mendapat banyak kepercayaan dari

masyarakat dan sekaligus sebagai awal kemunduran karena pengurus

kurang memahami manajemen.40

Tidak banyak aktifitas yang dilakukan pengurus selain sering turun

ke anggota untuk menagih kewajiban yang tertunggak dikoperasi. Namun

sampai mendekati dua tahun upaya pengurus untuk menarik modal

anggota yang berada di anggota tidak berbuah manis.

Adalah sesuatu ang tidak pernah diduga oleh pengurus dan tidak ada

harapan untuk bangkit lagi, dikarenakan semua anggota mengundurkan

diri, yang masih hanya pengurus saja, dan saat itu pula ada seorang yang

menitipkan dananya Rp 25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah)

dipengurus untuk keperluan biaya ananknya kuliah dan pada saat itu pula

pengurus coba untuk bangkit menyelamatkan dan sekaligus berusaha

untuk menjalankan kegiatan Koprasi sekalipun dengan modal/dana titipan.

Bak gayung bersambut, ternyata niat tulus dari pengurus

mendapatkan kepercayaan lagi dari seorang teman pengurus yang ber-

40 Ibid.

Page 49: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

36

profesi sebagai dosen di IAIN Mataram bernama saudara Sanurdi, S.Ag,

MM, untuk mengajukan diri sebagai anggota sekaligus menaruh sahamnya

sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).41

Karena di tahun yang sama (tahun 2007) pengurus (H. Ahmad Fauzi)

mendapat amanah pengerjaan proyek WS-LIC untuk desa pringgarata

dengan pagu dana sebesar 300 juta, hal ini dimanfaatkan dengan baik

untuk menghemat sekaligus untuk memupuk modal koprasi ke nantinya.

Oleh karena hanya seorang diri yang masih bertahan menjadi pengurus,

maka sebagaian teman-teman yang menjadi mitra proyek WS-LIC

pengurus jadikan sebagai anggota pengurus. Tercatat pada tanggal 25

Januari 2008 lembaga ini berubah nama lagi menjadi BMT Ash-Shaf.42

2. Visi dan Misi

a. Visi

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi angka

kemiskinan dengan pemberdayaan usaha mikro dan bakulan.

b. Misi

1) Meningkatkan pendapatan keluarga anggota

2) Memperluas akses anggota terhadap sumber daya ekonomi

3) Memperluas akses anggota terhadap hak-hak pelayanan publik oleh

negara

4) Meningkatkan wawasan anggota menuju keluarga sejahtera

41Ibid. 42Ibid.

Page 50: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

37

5) Membangun jaringan dan memperluas kemitraan dengan para

pihak yang mendukung aktifitas BMT Ash-Shaf.43

3. Letak Geografis BMT Ash-Shaf

BMT Ash-Shaf Pringgarata ini adalah salah satu lembaga

keuangan yang berbasis syariah. Jika dilihat dari letak geografisnya

Kantor BMT Ash-Shaf dinilai cukup strategis karena dekat dengan

akses jalan raya dan berlokasi di perkotaan sehingga mudah dijangkau

oleh nasabah dan calon nasabah. Bangunan BMT Ash-Shaf terletak

pada:

- Sebelah Barat : Perumahan Warga, Kantor Pos, dan Pasar

Pringgarta

- Sebelah Timur : Pertokoan, Sekolah SDN Salam Sukur

- Sebelah Utara : Yayasan SMP IT Abdul Qadir Siddiq

- Sebelah Selatan : Jalan Raya & KUD.

4. Kondisi Fisik Lembaga

Kondisi fisik KSP BMT Ash-Shaf Pringgarata adalah memiliki

gedung dengan luas 6x4 meter berlantai satu dengan dua ruang yaitu

sebagai berikut:

a. Bagian depan kantor terdapat teras dengan ukuran luas 3x2 meter

yang digunakan sebagai ruang tunggu, Customer Servis dan Teller

b. Bagian tengah kantor adalah ruang utama seluas 3x2 meter yang

didalamnya terdapat dua meja front office dengan tiga unit

43 Ibid.

Page 51: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

38

Komputer, ruang tersebut digunakan sebagai tempat transaksi

antara nasabah dan pihak BMT dan sebagai tempat administrasi

keuangan BMT.

c. Bagian samping kantor terdapat ruang seluas 3x4 meter yang

berfungsi sebagai ruang oprasional disamping itu juga

sebagairuang istirahat dan solat, lemari administrasi.44

5. Produk-Produk BMT Ash-Shaf

Sebelum membahas mengenai prosedur pembiayaan di BMT

Ash-Shaf, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai produk-produk

usaha BMT Ash-Shaf, produk pada BMT Ash-Shaf terbagi dalam tiga

kelompok yaitu :

1) Produk Pengumpulan Dana

Pengumpulan dana dikenal dengan nama funding adalah

kegiatan bank menghimpun dana dari masyarakat untuk dikelola

dalam bentuk tabungan. Produk tabungan menggunakan sistem

wadi’ah antara lain; TASWA (Tabungan Siswa), TAHARA

(Tabungan Hari Raya), Tablid (Tabungan Maulid).

2) Produk Penyaluran Dana dan Pembiayaan

Penyaluran dana atau pembiayaan atau dikenal dengan

leanding adalah kegiatan bank menyalurkan dana pada pihak lain

yang membutuhkan modal kerja, investasi ataupun untuk

44 Ibid.

Page 52: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

39

kebutuhan konsuntif, pembiayaan di KSP BMT Ash-Shaf ada dua

yaitu:

a) Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati.

b) Mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak.

Dimana pihak pertama (shaibul maal) menyediakan seluruh

dana dan (100%) modal. Sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola atau mudharib. Produk yang dimaksudkan pada

BMT tersebut yaitu: produk pembiayaan YANKUL

(Pembiayaan Pedagang Bakulan).45

3). Adapun jasa lainnya yang tersedia adalah jasa pembayaran listrik,

penyetoran cicilan motor, penerimaan pengiriman uang dari LN

(Western Union), transfer dana ke bank lain dengan nominal Rp

10.000.000,- dapat dilakukan dengan cara realtimesehingga si

penerima dapat menerima dana pada saat yang sama, karena BMT

juga melakukan kerja sama dengan Bank BRI.46

4). Syarat Pengajuan Simpanan dan Pembiayaan

Adapun syarat pengajuan simpanan dan pembiayaan di BMT

Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata antara lain :

a. Syarat untuk memiliki simpanan di BMT Ash-shaf

1) Menjadi anggota di BMT Ash-Shaf

2) Membayar simpanan pokok sebesar Rp. 200.000

45 Ibid. 46 Ibid.

Page 53: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

40

3) Iuran perbulan dan sebagai pembukaan rekening baru

sebesar Rp. 15.000.

4) Foto copy identitas diri (KTP/SIM)

5) Mengisi formulir menjadi anggota di BMT Ash-Shaf

6) Dicetakkan buku simpanan oleh pihak BMT Ash-Shaf

Taman Indah

b. Syarat-syarat pengajuan pembiayaan di BMT Ash-Shaf Taman

Indah

1) Foto copy KTP suami istri

2) Foto copy kartu keluarga

3) Foto copy jaminan.47

c. Data Jumlah Nasabah

Data Pemberian Pembiayaan Jangka Waktu 5 Bulan

No Data

Nasabah Pembiayaan

(Rp) No

Nama Nasabah

Pembiayaan (Rp)

1 Mahsun 5.000.000 16 Supri 3.000.000 2 Madiun 300.000 17 Junardi 8.000.000 3 Aling 1.000.000 18 Saprudin 4.000.000 4 Saridin 1.500.000 19 Jasiah 3.000.000 5 Sakyah 2.000.000 20 Sujarewati 3.500.000 6 Ramli 1.000.000 21 Wirdullatif 1.000.000 7 Subi 1.000.000 22 Muslihan 3.000.000 8 Muslimah 500.000 23 Hasan R 2.000.000 9 Hernadi 500.000 24 Sukuni 5.000.000 10 Madi 1.000.000 25 Ahyarudin 2.000.000 11 Sulami 6.000.000 26 Alyan 4.000.000

12 Siti Maesarah

500.000 27 Jaelani 3.000.000

13 Hasan Sazoli

2.000.000 28 Hanapi 2.000.000

47 Ibid.

Page 54: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

41

14 Siti Sarah 1.000.000 29 Aline 1.000.000 15 Kartini 4.000.000 30 Suliadi 6.000.000

6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan kedudukan dari para staf dan

pegawai yang ada dalam suatu perusahaan, yang dimulai dari tingkat

yang paling tinggi hingga tingkat paling rendah.Adaun struktur

organisasi Baitul Mal Wattamwil Ash-Shaf Pringgarata Sebagai

Berikut.

Pelindung Penasihat : Patompo Adnan, Lc. MH

: M. Humiadi, ST

Dewan Syariah : TGH Malik Sami’un, Lc

: Ust. L Abdul Kadir, S.Pd.I

Dewan Komisaris

Ketua : H. Akhmad Fauzi, S.IP

Sekertaris : H. Abdul Wahid

Bendahara : Ahmad Sarkawi

Dewan Direksi :

Direktur : H. Ahkmad Fauzi, S.IP

Kasir : Ahmad Sarkawi

Penggalangan dana/Tabungan : Ahmad Zaini

Pembukuan : M. Safi’i

Pembiayaan : Ahmad Solihin, S.Pd.

Marketing : Nadila Aulia.

Page 55: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

42

Gambar Struktur Organisasi

a. Struktur Organisasi

Organisasi BMT menunjukkan adanya garis wewenang dan

tanggung jawab, garis komando serta cangkupan bidang pekerjaan

masing-masing.Struktur ini menjadi sangat penting supaya tidak

terjadi benturan pekerjaan serta memperjelas fungsi dan peran

masing-masing bagian dalam organisasi.Tentu saja masing-masing

BMT dapat memiliki karakteristik tersendiri, sesuai dengan besar

kecilnya organisasi. Namun demikian, struktur organisasi dalam

setiap BMT terdiri dari:

1. Musyawarah Anggota Tahunan

2. Dewan Pengurus

Page 56: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

43

3. Dewan Pengawas Syariah

4. Dewan Pengawas Manajemen

5. Pengelola yang terdiri minimal terdapat Manajer, Marketing,

Acconting dan Kasir.48

C. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi Hasil di BMT Ash-Shaff

Persepsi merupakan proses pengamatan yang sifatnya kompleks dalam

menerima informasi-informasi yang ada di Lingkungan dengan menggunakan

panca indra, pemahaman nasabah pengusaha mikro Desa Taman Indah

Pringgarata terhadap produk bagi hasil yang diterapkan di BMT Ash-Shaff

berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:

Mengenai produk bagi hasil yang diterapkan di BMT Ash-Shaf, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Muslimah mengatakan:

“Produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf sudah diterapkan sesuai dengan prinsip syariah, saya sedikit memahami produk dengan sistem bagi hasil yang diberikan oleh BMT kepada saya, meskipun dalam jumlah perhitungan bagi hasil saya masih perlu bantuan dari petugas. Alasan saya melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf karena pada saat itu saya sangat membutuhkan modal untuk pengembangan usaha, pertama kali mendatangi lembaga awalnya saya binggung dengan apa yang sudah dijelaskan oleh karyawan disana, tetapi petugas disana selalu membimbing saya dalam melakukan pembiayaan sehingga saya cukup paham mengenai pembiayaan bagi hasil di BMT Ash-Shaff.”49

Mengenai produk bagi hasil yang diterapkan di BMT Ash-Shaf.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Siti Sarah, mengatakan:

“Saya menjadi anggota di BMT Ash-shaf sudah lama, BMT Ash-Shaf adalah satu-satunya BMT yang berbasis islam di Desa Taman Indah, saya sanagat setuju dengan penerapan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf. BMT tersebut sudah menerapkan prinsip bagi

48 Ibid. 49 Ibu Muslimah, (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08Juni 2020.

Page 57: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

44

hasil sesuai dengan prinsip syariah, mengenai akad, saya hanya memahami akad yang saya gunakan pada saat ini.Selain akad yang saya gunakan saya tidak begitu paham.”50

Mengenai produk bagi hasil yang diterapkan BMT Ash-Shaf. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Maesarah mengatakan:

“Alasan saya melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf karena saya ingin mentaati syariah islam, saya juga tertarik melakukan pembiayaan di BMT tersebut karena pada saat itu saya sanagat membutuhkan tambahanmodal untuk usaha, yang sekirannya dalam pengembalian BMT Ash-Shaf tidak memberatkan seperti di Lembaga keunagan konvensional, pengelola BMT juga tidak pernah memberatkan saya dalam penyetoran. Pelayanan di BMT juga sangat memuaskan, selain itu pegawainnya juga baik dan ramah.”51

Mengenai produk bagi hasil yang diterapakan BMT Ash-Shaf. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Aulia Karyawan BMT Ash-Shaf mengatakan:

“BMT Ash-Shaf adalah satu-satunya BMT yang berbasis syariah di Desa Taman Indah.BMT sebisa mungkin menerapkan produk bagi hasil sesuai dengan prinsip syariah, terkadang pengelola BMT mendapat kesulitan dalam memberikan pemahaman terhadap akad yang digunakan untuk suatu produk. Mengenai pemberian pembiayaan BMT hanya memberikan kepada anggota, selain anggota tidak diberikan, untuk anggota baru hanya diberikan pinjaman sebesar Rp 500.000 dan pinjaman paling besar mentok sebesar Rp 8.000.000 an.”52

Dari hasil wawancara dengan nasabah mengatakan bahwa pembiayaan

dengan sistem bagi hasil sudah diterapkan sesuai dengan prinsip syariah,

namun secara teoritis banyak sekali nasabah yang belum memahami akad-

akad yang diterapkan BMT Ash-Shaff, hanya ketika nasabah membaca

dikertas perjanjian alurnya baru bisa dipahami, mengenai pembayaran

angsuran dengan jangka waktu yang sudah ditentukan.

50 Ibu Siti Sarah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020. 51 Ibu Maesarah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020. 52 Ibu Aulia (Karyawan BMT Ash-Shaf), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020.

Page 58: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

45

Dengan keberadaan BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah yang

memberikan pembiayaan dengan sistem bagi hasil kepada masyarakat kecil,

mendapat respon baik dari masyarakat, tetapi ada juga masyarakat yang

masih kurang setuju dengan pengelolaan produk bagi hasil di BMT tersebut

karena menurutnya masih belum sepenuhnya menerapkan prinsip syariah.

Upaya yang dilakukan BMT Ash-Shaf untuk mengembangkan usaha

produktif adalah dengan memberikan permodalan dalam bentuk pembiayaan

pada pelaku usaha mikro hal ini didasari fakta yang menunjukkan bahwa

kebanyakan pelaku usaha mikro kecil seringkali tidak mendapatkan modal

yang cukup untuk mengembangkan usahanya dan mengalami kesulitan dalam

mendapatkan pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan lainnya.Faktor

keamanan menjadikan nasabah mempercayaai BMT Ash-Shaf tempat untuk

melakukan pembiayaan maupun simpanan. Adapun prosedur pembiayaan di

BMT Ash-Shaf dibuat sedemikian sederhana untuk persetujuan pembiayaan

maksimal tujuh hari kerja setelah seluruh dokumen yang dibutuhkan lengkap,

BMT Ash-Shaff akan menginformasikan maksimal dua hari setelah

kunjungan ke tempat usaha dilakukan.

Memberikan pelayanan yang baik terhadap semua orang adalah tugas

mulia, nasabah akan merasa puas apabila mereka mendapatkan

pelayananyang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan nasabah

akan memberikan persepsi yang baik terhadap produk yang ada di BMT Ash-

Shaff Taman indah.

Page 59: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

46

Untuk tata ruang dan lokasinya sudah sangat strategis, mudah

dijangkau.Petugasnya juga sanagat ramah dan sopan. Dengan adanya BMT

ini masyarakat merasa sangat terbantu dalam pengembangan usahanya.

Antusias masyarakat terhadap pembiayaan dengan sistem bagi hasil sangat

tinggi, Karen BMT memberikan pembiayaan samapai lapisan bawah

(pedagang bakulan).

Terkait dana pinjaman yang akan diberikan kepada anggota baru

biasanya sebesar Rp.500.000, dan pinjaman pertama akan diangsur sesuai

dengan waktu yang disepakati, tapi biasanya jika pinjaman sebesar Rp.

500.000 maka untuk pengembalian selama 20 minggu karyawan yang

bertugas biasanya datang 1x seminggu dengan jumlah angsuran 25.000 iuran

anggota 2.500 disesuaikan dengan jumlah pinjaman.

D. Standar Oprasional Prosedur BMT Ash-Shaf

1. Standar Pendaftaran anggota

Mengenai prosedur dan persyaratan bagi seseorang yang akan

menjadi anggota dengan mengacu pada AD/ART, prosedur standar

minimal pendaftaran anggota adalah memenuhi seluruh ketentuan dan

persyaratan yang terkait dengan pendaftaran anggota sebagaimana

tercantum dalam anggaran besar dan Anggaran Rumah Tangga di BMT

As-Shaf Taman Indah Pringgarata antara lain :

a. Warga Negara Indonesia

b. Berdomisili diwilayah kerja BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata

c. Tunduk pada AD dan ART BMT

Page 60: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

47

d. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib yang besarnya

ditentukan pada anggaran rumah tangga atau merupakan keputusan

rapat anggota.53

2. Tata Cara Pemohonan Pinjaman

Tata cara permohonan pinjaman adalah aktivitas dilakukan oleh

pemohon pinjaman, petugas dan pejabat pinjaman serta pihak terkait

lainnya serta kelengkapan administrasi/formulir yang diperlukan dalam

proses permohonan pinjaman hingga kepada saat pencairan pinjaman,

permohonan pinjaman terdiri atas 1) permohonan layanan pinjaman oleh

pinjaman baru (pinjaman baru), 2) permohonan pinjaman oleh peminjam

lama (pinjaman ulang/tambahan)54

a. Prosedur umum

Calon peminjam mengisi formulir permohonan, analisa pinjaman dan

melampirkan kelengkapan dokumen yang diperlukan berikut :

1) Foto copy pengenal diri dan pasangan (suami dan istri)

2) Foto copy kartu keluarga

3) Bukti kepemilikan harta jaminan, jika diperlukan.

b. Calon peminjam memiliki simpanan pokok dan wajib di BMT, bagi

pemoho yang merupakan anggota BMT

c. Bagi calon anggota, diwajibkan memelihara simpanan calon anggota

selama masa pinjaman.

53 Profil BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, Dokumentasi, Pada Tanggal 19 Maret

2020. 54 Ibid.

Page 61: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

48

d. Calon peminjam memberikan informasiyang diperlukan kepada

petugas peminjam yang ditunjuk oleh BMT (baik melalui wawancara

maupun dalam kunjungan lapangan).

e. Calon peminjam membayar administrasi pada saat pencairan

pembiayaan dari pinjaman yang dicairkan dan biaya-biaya langsung

lain jika ada (seperti biaya materai, biaya notaris atau biaya pengikat

jaminan).

f. Pengurus administrasi permohonan pinjaman tidak dapat diwakilkan

oleh calon peminjam kepada pihak lain.

g. Mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh BMT.55

3. Prosedur Permohonan fasilitas pinjaman baru

a. Saat penganjuan permohonan

1) Calon peminjam memenuhi prosedur umum sebagaimana disebut

pada bagian prosedur umum dan menyerahkan semua dokumen

persyaratan kepada petugas peminjam.

2) Petugas menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen tersebut,

dan selanjutnya menyerahkan seluruh berkas kepada pengurus

BMT untuk menentukan waktu pelaksanaan survey.

3) Petugas melakukan survey/ kunjungan lapangan

4) Petugas lapangan memberikan usulan besaran pinjaman

55 Ibid.

Page 62: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

49

5) Petugas menyampaikan hasil survey dan usulannya kepada komite

pinjaman yang akan memutuskan disetujui atau tidak disetujuinya

permohonan pinjaman.56

b. Evaluasi atas Permohonan

1. Komite pinjaman, sesuai dengan kewenangan melakukan evaluasi

dan memberikan keputusan atas permohonan pinjaman dalam

waktu selambat-lambatnya dua hari kerja setelah survey dan

usulan dari peugas dari tugas pinjaman diterima.

2. Segera setelah data dihasilkan oleh komite peminjaman, petugas

menyampaikan keputusan permohonan pinjaman komite kepada

calon peminjam.

3. Apabila permohonan ditolak, maka petugas memperoses

permohonan pinjaman yang lain.

4. Apabila permohonan disetujui, maka prosedur berlanjut

sebagaimana disebut dalam pencairan pinjaman.57

c. Pencairan Pinjaman

1. Persetujuan komite pinjaman atas permohonan peminjam

dituangkan dalam kolom khusus pada formulir permohonan dari

calon peminjam yang bersangkutan.

2. Berdasarkan persetujuan tertulis diatas, petugas mempersiapkan:

a) Akad pinjaman

b) Berita acara penyerahan bukti barang jaminan.

56 Ibid. 57Ibid.

Page 63: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

50

c) Surat penyertaan penyerahan barang jaminan dan kuasa

menjual jaminan

d) Buku pinjaman dan simpanan

3. Calon peminjam menandatangani dokumen-dokumen tersebut,

bersama pegawai yang berwenang dari BMT.

4. Setelah menandatangani perjanjian pinjaman , petugas memberikan

memberikan kepada peminjam :

a) Berita acara penyerahan barang jaminan

b) Buku pinjaman dan simpanan.58

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan

Produk Bagi Hasil di BMT Ash-Shaf

Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan produk

bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata disebabkan oleh

beberapa faktor.Berikut hasil wawancara dengan nasabah BMT Ash-Shaf

Taman Indah Pringgarata.

1. Promosi

Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai

oleh pemasar sebagai elemen bauran pemasaran. Promosi digunakan

perusahaan untuk berkomunikasi dengan nasabah maupun dengan calon

nasabah baru.Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Akmad

Fauzi pimpinan BMT Ash-Shaf mengatakan:

“Bentuk promosi yang dilakukan BMT Ash-Shaf, melalui penyebaran brosur ke nasabah atau calon nasabah, BMT melakukan

58 Ibid.

Page 64: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

51

promosi dengan cara memasang periklanandi media sosial, seperti facebook, Waatshap, promosi yang dipasang mengenai pengenalan produk-produk pembiayaan dan penghimpunan dana yang bertujuan untuk menarik nasabah agar mau menjadi nasabah di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta.”59

2. Kepercayaan

Kepercayaan merupakanhubungan sosial yang dibangun atas dasar

rasa percaya dan rasa memiliki bersama. Berdasarkan hasil wawancara

dengan ibu Jasiah nasabah BMT Ash-Shaf, mengatakan:

“saya menjadi anggota di BMT Ash-Shaf, dulu saya melakukan pembiayaan untuk mengembangkan usaha saya, tetapi sekarang saya sudah tidak begitu aktif, menurut saya BMT Ash-Shaf masih belum menerapkan produk bagi hasil sesuai dengan prinsip syariah, dan BMT Ash-Shaf dalam pengelolaannya masih sama seperti lembaga konvensional yang membedakan hanya pada syariah nya saja.”60

3. Lokasi

Kedekatan lokasi dalam melakukan transaksi menjadi pemicu untuk

bertransaksi di BMT Ash-Shaf Taman Indah. Selain itu, gedung meliputi

tata ruang, dan kondisi yang kondusif juga menjadi pertimbangan nasabah

ketika sedang melakukan transaksi. Seperti yang dijelaskan oleh ibu

Haerani masyarakat Desa Taman Indah, mengatakan.

“saya menjadi anggota di BMT Ash-Shaff sudah lama, alasan saya menjadi anggota karena pada saat itu saya sangat membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha, saya memilih BMT Ash-Shaf karena lokasi kantornya dekat dengan rumah saya sehingga nantinya akan sangat mempermudah saya dalam bertransaksi dan BMT Ash-Shaf juga tidak pernah memberatkan saya dalam penyetoran.”61

59 Bapak H. Akhmad Fauzi (pimpinan BMT Ash-Shaf), Wawancara, Desa Taman Indah,

08 Juni 2020. 60 Ibu Jasiah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020. 61 Ibu Haerani (Masyarakat), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020.

Page 65: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

52

4. Pelayanan

Kecepatan karyawan dalam melayani nasabah dan pemberian solusi

atau menghadapi masalah memberi ketertarikan nasabah untuk melakukan

transaksi, serta tidak pernah melakukan kesalahan pencatatan.Berdasarkan

hasil wawancara saya dengan ibu Sakyah nasabah BMT Ash-Shaf,

mengatakan.

“Dari awal pertama saya menjadi nasabah di BMT Ash-Shaf saya selalu mendapatkan pelayanan yang baik, petugasnya cukup ramah saya merasa nyaman dengan pelayanan di sana. Dengan adanya BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah saya merasa sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan modal, dalam pengembalian pun pihak pengelola tidak pernah memberatkan nasabah dalam penyetoran.”62

Berdasarkan wawancara dengan nasabah desa taman indah yang sudah

terdaftar menjadi anggota, kedekatan kantor BMT Ash-Shaf dengan rumah

warga menjadi pemicu masyarakat untuk melakukan transaksi di BMT Ash-

Shaf dan pengetahuan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah masih

sangat minim, masyarakat menganggap lembaga keuangan syariah masih

sama dengan lembaga keuangan konvensional. Dan rasa bosan dari masing-

masing anggota menjadi pemicu untuk menjalin kerja sama yang lebih lama

menjadi daya tarik anggota terhadap BMT. Karena dalam waktu sekali

seminggu petugas dari BMT akan menemui masing-masing anggota untuk

membayar angsuran dan hal tersebut dilakukan terus-menerus.

Dengan adanya promosi masyarakat jadi tahu produk-produk yang

diterapkan BMT Ash-Shaf, sehingga masyarakat tertarik menggunakan jasa

yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan. Keyakinan nasabah terhadap

62 Ibu Sakyah (Nasabah), Wawancara, Desa Taman Indah, 08 Juni 2020.

Page 66: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

53

produk dan jasa yang diterapakan BMT Ash-Shaf yang baik dan halal akan

membawa barokah dan manfaat yang baik. Terbebasnya dari unsur ribawi

akan mempengaruhi minat. Kecepatan karyawan BMT Ash-Shaf dalam

melayani nasabah dan pemberian solusi atau menghadapi masalah memberi

ketertarikan nasabah untuk melakukan transaksi, serta tidak pernah melakukan

kesalahan pencatatan.

Page 67: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

54

BAB III

ANALISIS TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG BAGI

HASIL DI BMT ASH-SHAF

A. Analisis Persepsi Nasabah Terhadap Produk Bagi hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Lapangan, diperoleh data

yang memberikan banyak informasi tentang persepsi nasabah terhadap produk

bagi hasil di BMT Ash-Shaff, dalam programnya mempunyai bermacam-

macam produk, salah satunya adalah pembiayaan Mudharabah yang diberikan

kepada pedagang kecil yang ingin mengembangkan dan meningkatkan

produktivitas usahnya. Produktivitas dalam menjalankan usahanya perlu

ditingkatkan karena merupakan faktor terpenting dalam suatu usaha yang

dijalankan agar dapat maju dan berkembang.

Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil

usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Bagi hasil ini tergantung

kepada keuntungan usaha yang dijalankan. Jika usahanya tidak mendapat

keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah

pihak.63

prosedur pembiayaan dibuat sedemikian sederhana adapaun masyarakat

yang ingin menjadi anggota baru di BMT Ash-Shaf bisa datang langsung ke

BMT untuk mendaftarkan diri dengan membawa persyaratan-persyaratan yang

sudah ditetapkan oleh lembaga, untuk persetujuan pembiayaan maksimal tujuh

63Antonio Syafi’I, dkk, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan

Ancaman Kedua (Yogyakarta : EKONISIA, 2006), hlm. 18.

54

Page 68: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

55

hari kerja dihitung setelah seluruh dokumen yang dibutuhkan lengkap. BMT

Ash-Shaf akan menginformasikan kepada nasabah maksimal dua hari setelah

kunjungan ketempat usaha dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai jumlah nasabah

yang melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf berjumlah 30 orang dengan

jangka waktu 5 bulan dan Terkait dengan masalah berapa jumlah dana

pinjaman yang akan diberikan kepada anggota baru biasanya sebesar Rp

500.000. dan pinjaman pertama akan diangsur sesuai dengan waktu yang

disepakati, jika pinjaman sebesar Rp 500.000 maka untuk waktu

pengembalian pinjaman selama 20 minggu, karyawan yang bertugas biasanya

datang 1x seminggu kerumah atau tempat usaha nasabah, dengan jumlah

angsuran Rp 25.000 iuran anggota 2.500 disesuaikan dengan jumlah pinjaman

pinjaman.

Dengan keberadaan BMT Ash-Shaff di Taman Indah Pringgarata juga

sangat membantu perekonomian pengusaha kecil, yang biasanya pengusaha

kecil melakukan pinjaman untuk tambahan modal usahanya kepada renternir

dengan bunga yang sangat tinggi, selain itu BMT Ash-Shaf tidak

mengedepankan keuntungan, lembaga ini menunjang nilai-nilai dalam islam

seperti kepedulian kepada sesama.

Oleh karena itu, dalam rangka mensejahterakan dan meningkatkan

pedapatan pedangang kecil untuk meningkatkan kegiatan ekonominya serta

memperkuat daya saingnya, BMT Ash-Shaff dapat memberdayakan

Page 69: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

56

masyarakat sampai lapisan bawah (pedagang bakulan). Hal tersebut terbukti

dengan antusias masyarakat melakukan pembiayaan yang sangat besar.

Banyaknya informasi yang didapat masyarakat tentang lembaga keuangan

syariah, memberi ruang bagi masyarakat untuk menangapinya, baik tanggapan

itu positif maupun negatif, tergantung dari pemahaman masyarakat

sendiri.Salah satu stimulus yang pemengaruhi perilaku masyarakat adalah

lingkungan, baik itulingkungan sosial maupun budaya.Keberadaan lembaga

keuangan syariah berada di Lingkunagan masyarakat awam, mengakibatkan

kuranganya pemahaman masyarakat terhadap produk-produk syariah yang ada

di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarta. Karena pengetahuan tentang

lembaga keuangan syariah yang kurang, maka cukup sulit dari pihak pengelola

untuk mengenalkan akad-akad maupun produk-produk yang diterapkan di

BMT kepada masyarakat.

Pandangan masyarakat di Desa Taman Indah terhadap produk bagi hasil

di BMT Ash-Shaff berdeda-beda. Pengalaman atau peristiwa yang mereka

alami selama menjadi nasabah di BMT tidak sama, pada saat saya melakukan

wawancara secara langsung kepada beberapa nasabah mereka memberikan

tanggapan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan

oleh Deddy Mulyana yang menyatakan bahwa manusia mempunyai persepsi

yang berbeda-beda terhadap sesuatu baik itu dilihat dari faktor pengetahuan

ataupun pengalamannya terhadap suatu kejadian. Persepsi adalah suatu proses

Page 70: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

57

aktif setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua

pengalamnya secara selektif.64

Persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf diterima

dengan baik, mereka tertarik dengan adanya lembaga keuangan yang berbasis

syariah, faktor keamanan menjadikan nasabah mempercayai BMT Ash-Shaf

sebagai tempat untuk melakukan pembiayaan maupun simpanan. Sistem bagi

hasil yang diterapkan BMT Ash-Shaf mengurangi beban mereka ketika

melakukan pengembalian uang yang dipinjamnya..

B. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah

Menggunakan Produk Bagi Hasil di BMT Ash-Shaf

Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian

hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Bagi hasil ini tergantung

kepada keuntungan usaha yang dijalankan. Jika usahanya tidak mendapat

keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah

pihak.65

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah

menggunakan produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman Indah.

1. Promosi

Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai

oleh pemasar sebagai elemen bauran pemasaran. Promosi digunakan

perusahaan untuk berkomunikasi dengan nasabah maupun dengan calon

64Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, (Bandung, Remaja Rosada

Karya. 2003). 65Antonio Syafi’I, dkk, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan

Ancaman Kedua (Yogyakarta : EKONISIA, 2006), hlm. 18.

Page 71: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

58

nasabah baru. Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau

menawarkan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan untuk

menarik calon nasabah untuk menggunakan jasa atau produk.

Dengan adanya promosi masyarakat jadi tahu produk-produk yang

diterapkan BMT Ash-Shaf, sehingga masyarakat tertarik menggunakan

jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan. Keyakinan nasabah

terhadap produk dan jasa yang diterapakan BMT Ash-Shaf yang baik dan

halal akan membawa barokah dan manfaat yang baik. Terbebasnya dari

unsur ribawi akan mempengaruhi minat. Kecepatan karyawan BMT Ash-

Shaf dalam melayani nasabah dan pemberian solusi terhadap masalah yang

dikeluhkan nasabah memberi ketertarikan terhadap nasabah untuk

menggunakan pembiayaan di BMT Ash-Shaf.

Upaya yang dilakukan BMT Ash-Shaf untuk mengembangkan usaha

produktif adalah dengan memberikan modal dalam bentuk pembiayaan

kepada pelaku usaha kecil. Hal ini didasari dari fakta yang menunjukkan

bahwa kebanyakan pelaku usaha kecil tidak memiliki modal yang cukup

untuk mengembangkan usahanya.

2. Kepercayaan

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang

lain diman kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan

kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks

sosialnya. Ketika seseorang mengambil keputusan, ia akan lebih memilih

Page 72: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

59

keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia

percayadari pada yang kurang ia percayai.

Kepercayaan didalam islam dikatakan sebagai amanah. Orang yang

amanah diartikan sebagai orang yang dapat dipercaya.Membangun

kepercayaan pengelola BMT dengan nasabah sangat penting dilakukan

agar nasabah betah dan puas dalam menggunakan produk yang ada di

BMT tersebut.

3. Lokasi

Kedekatan lokasi dalam melakukan transaksi menjadi pemicu untuk

bertransaksi di BMT Ash-Shaf Taman Indah.Selain itu, gedung meliputi

tata ruang, dan kondisi yang kondusif juga menjadi pertimbangan nasabah

ketika sedang melakukan transaksi.

BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, dimana lembaga ini

merupakan lembaga keuangan yang baru yang berbasis syariah yang

berada di Desa Taman Indah, dari nasabah maupun calon nasabah

memberikan respon yang baik terhadap keberadaan BMT Ash-Shaf.Lokasi

yang strategis dan dekat dengan rumah membuat mereka memilih

melakukan pembiayaan di BMT Ash-Shaf Taman Indah Pringgarata, hal

ini yang melatar belakangi mereka melakukan transaksi di BMT tersebut.

4. Pelayanan

Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh

organisasi atau perorangan kepada konsumen, yang bersifat tidak

Page 73: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

60

berwujud dan tidak dapat dimiliki.66 Pelayanan juga dapat diartikan setiap

tindakan membantu, menolong, memudahkan, menyenangkan, dan

manfaat bagi orang lain.67Kualitas layanan sangat krusial dalam

mempertahankan nasabah dalam waktu yang lama. Kualitas jasa

merupakan tigkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan nasabah.68

Kecepatan karyawan dalam melayani nasabah dan pemberian solusi

atau menghadapi masalah memberi ketertarikan nasabah untuk melakukan

transaksi, serta tidak pernah melakukan kesalahan pencatatan.Tanggapan

nasabah kepada BMT Ash-Shaf dalam memberikan pelayanan dan

pemberian pembiayaan produk bagi hasil kepada masyarakat cukup baik

dan prosesnya mudah, sehingga masyarakat menerima hadirnya BMT

tersebut, alasan mereka menerima BMT Ash-Shaf selain dekat dengan

rumah sesuai juga dengan kondisi di Desa Taman Indah Pringgarata yang

dimana masyarakatnya banyak keluhan dalam permodalan untuk

mengembangkan usahanya.

66 M. Nur Rianto, Dasar- Dasar Pemasaran Bank Syariah,(Bandung: Alfabeta, 2010),

hlm. 211 67 Ibid., hlm. 212 68 Fandy Tjiptono, Pemasaran jasa,(Yogyakarta: Andy Yogyakarta, 2014), hlm. 39.

Page 74: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

61

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Persepsi nasabah terhadap produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf Taman

Indah adalah baik, dimana masyarakat memberikan dukungan yang cukup

baik terhadap produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf. Hal ini terlihat dari

hasil wawancara saat dilakukan wawancara, mereka berpendapat bahwa

produk bagi hasil di BMT Ash-Shaf sudah diterapkan sesuai dengan

prinsip syariah, dengan keberadaan BMT Ash-Shaf di Desa Taman Indah

Pringgarata sangat membatu mereka yang sedang membutuhkan tambahan

modal untuk mengembangkan usahanya, dan juga faktor keamanan

menjadikan nasabah mempercayai BMT Ash-Shaf sebagai tempat untuk

melakukan pembiayaan maupun simpanan.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan produk

Bagi hasil di BMT Ash-Shaf

a. Promosi

Dengan adanya promosi masyarakat jadi tahu produk-produk yang

diterapkan BMT Ash-Shaf, sehingga masyarakat tertarik menggunakan

jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan. Keyakinan nasabah

terhadap produk dan jasa yang diterapakan BMT Ash-Shaf yang baik

dan halal akan membawa barokah dan manfaat yang baik. Terbebasnya

dari unsur ribawi akan mempengaruhi minat. Kecepatan karyawan

61

Page 75: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

62

BMT Ash-Shaf dalam melayani nasabah dan pemberian solusi atau

menghadapi masalah memberi ketertarikan.

Upaya yang dilakukan BMT Ash-Shaf untuk mengembangkan

usaha produktif adalah dengan memberikan modal dalam bentuk

pembiayaan kepada pelaku usaha kecil.Hal ini didasari dari fakta yang

menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku usaha kecil tidak memiliki

modal yang cukup untuk mengembangkan usahanya.

b. Kepercayaan

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada

orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan

merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan

konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil keputusan, ia akan

lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang

lebih dapat ia percayadari pada yang kurang ia percayai.

c. Lokasi

Kedekatan lokasi dalam melakukan transaksi menjadi pemicu

untuk bertransaksi di BMT Ash-Shaf Taman Indah. Selain itu, gedung

meliputi tata ruang, dan kondisi yang kondusif juga menjadi

pertimbangan nasabah ketika sedang melakukan transaksi.

d. Pelayanan

Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh

organisasi atau perorangan kepada konsumen, yang bersifat tidak

berwujud dan tidak dapat dimiliki. Pelayanan juga dapat diartikan setiap

Page 76: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

63

tindakan membantu, menolong, memudahkan, menyenangkan, dan

manfaat bagi orang lain.

3. Saran-Saran

1. Untuk BMT

a. Pihak BMT menyelenggarakan dan pembinaan secara menyeluruh

terhadap anggota tentang pembukuan anggaran dalam bentuk sistem

akuntansi untuk usaha yang dijalankan.

b. Pihak BMT hendaknya menambah secara kuantitas dan kualitas SDI

(sumber daya insani) yang bertugas dilapangan, sehingga mampu

meningkatkan kualitas pembiayaan serta menekan pembiayaan

bermasalah.

2. Untuk Anggota

Untuk anggota untuk lebih memahami konsep pembiayaan yang akan

diajukan, supaya dikemudian hari tidak terjadi permasalahan.

3. Untuk Penelitian Yang Akan Datang

Penulis menyadari mungkin banyak kekurangan dalam penulisan, untuk

penelitian selanjutnya hendaknya untuk memperluas penelitian sehingga

diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang persepsi nasabah terhadap

produk bagi hasil.

Page 77: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

64

DAFTAR PUSTAKA

Andri Soemitra.Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2009. Antonio Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Hlm.

95. Abdur Rahim. Persepsi Masyarakat Kota Mataram Terhadap Asuransi Jiwa

Bersama Bumi Putra Syariah Mataram.Skripsi IAIN Mataram, 2012. Arif Syahputra. Analisis Pedagang Kecil Pada Pembiayaan Musyarakah dan

Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil di BMT Masyarakat Madani Sumatra Utara. Skripsi UIN Sumatra Utara, Medan, 2017.

Andiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT

Raja Grafindo Cipta, 2006. Arlinta Prasetian Dewi, Pembiayaan Bagi Hasil Usaha Mikro di BMT Hasanah

Ponorogo, Jurnal Ilmiah, Vol 1, No 1, Mei-Oktober. Ahmad Fauzi. (Pimpinan BMT Ash-Shaff).Wawancara.BMT Ash-Shaff

Pringgarata Taman Indah.19 Maret 2020. Bimo Walgito. Pengantar Fisikologi Umum. Yogyakarta: Andi. 2004. Hlm. 90. Djoko Muljono.Buku Pintar Akuntansi Perbankan dan Lembaga keuangan

Syariah, Edisi Pertama.Yogyakarta:2015. Dedy Mulyanan, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, (Bandung, Remaja Rosada

Karya. 2003). Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung.

Alfabeta. 2009. Fendy Tjiptono. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. 2004.hlm 39. Ira Puji Lestari. Analisis Terhadap Strategi yang Mempengaruhi Tingkat

Keuntungan Baitul Mal Wattamwil Al-Iqtishady Pagesangan Mataram.Skripsi IAIN Mataram, 2012.

Lukman Santoso. Persepsi Masyarakat Umum Terhadap Perbankan Syariah

Studi Kasus di Kabupaten Semarang.Skripsi IAIN Salatiga.2016.

Page 78: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

65

Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Edisi Pertama. Jakarta: 2015.

Muhammad Samsudin. Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Bagi Hasil Dilembaga

Keuangan Mikro Sayariah. Skripsi IAIN Mataram 2012. Muhamad. Sistem Bagi Hasil dan Princing Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.

2016. Muhammad Kamal Zubair. Mekanisme Bagi Hasil Pada Lembaga Keuangan

Mikro Syariah. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol 5, No 1, Juni 2011.

Muhammad Ridwan. Manajemen Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Hlm, 163. Muslimin Kara. “Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.” Jurnal Al-Ahkam. Makasar. Vol. XIII. Nomor 2. 2013. Hlm. 316.

Makmuri Muchlas. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press. 2008. Hlm. 119. M Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.

2012. Hlm. 317. Yasin Yusuf. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Dalam Pembiayaan

Mudharabah di Koprasi Jasa Keuangan (KJKS) Cemerlang Weleri Kendel.Sripsi.UIN Walisongo Semarang. 2014.

Syifaur Rosyida. Penanganan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BMT Ben

Taqwa Purwodadi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.Skripsi UIN Walisongo Semarang.

Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,

Rineka Cipta, 2013. Sugiyono.Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung, ALFABETA, 2005). Syifaushudur.“Implementasi Bagi Hasil di Koprasi Syirkah Mua’wanah Bondho

Tumoto Semarang.Skripsi.Universitas Negeri Semarang.Hlm, 25. Zayyinatul khusna.Pengaruh Persepsi Mengenai Sistem Bagi Hasil,Persepsi Laba,

Persepsi Tingkat Suku Bunga Terhadap UMKM Mengambil Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Utama Lasem. Jurnal Nominal, Vo 5 Nomor 1 Tahun 2016.

Page 79: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

66

LAMPIRAN

Page 80: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

67

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis diberi nama Martina. Dilahirkan di Desa Dasan Geres pada tanggal 9

Oktober 1997, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak

Ahmad dan Ibu Mardiah.

Riwayat Pendidikan:

1. SDN 4 Dasan Geres, lulus pada tahun 2010

2. MTS Hidayatuddarain Dasan Geres, lulus pada tahun 2013

3. MA Hidayatuddarain Dasan Geres, lulusan pada tahun 2016

4. Masuk UIN Mataram sejak tahun 2016 hingga sekarang pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah.

Page 81: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

71

Page 82: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

72

Page 83: PERSEPSI NASABAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL

73