permen jelly

8
PERMEN JELLY Bahan : 1. 2 bungkus agar-agar Nutrijell 2. 1 bungkus agar-agar wallet 3. ½ kg gula pasir 4. 3 gelas air putih Cara pembuatan 1. Tuangkan jadi satu semua bahan-bahan yang sudah disediakan, lalu masak dengan api sedang 2. Setelah mendidih, tuangkan kedalam loyang untuk didinginkan 3. Setelah dingin potong kecil-kecil agar-agar yang sudah di dinginkan tadi 4. Susun potongan agar-agar di wadah yang lebar 5. Kemudian, jemur selama kurang lebih 2 minggu agar gula yang terkandung di dalam agar-agar mengkristal. 6. Setelah kurang lebih 2 minggu, permen jelly siap untuk dihidangkan.

Upload: dinar-rahma

Post on 26-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Permen Jelly

PERMEN JELLY

Bahan :

1. 2 bungkus agar-agar Nutrijell

2. 1 bungkus agar-agar wallet

3. ½ kg gula pasir

4. 3 gelas air putih

Cara pembuatan

1. Tuangkan jadi satu semua bahan-bahan yang sudah disediakan, lalu masak dengan api

sedang

2. Setelah mendidih, tuangkan kedalam loyang untuk didinginkan

3. Setelah dingin potong kecil-kecil agar-agar yang sudah di dinginkan tadi

4. Susun potongan agar-agar di wadah yang lebar

5. Kemudian, jemur selama kurang lebih 2 minggu agar gula yang terkandung di dalam

agar-agar mengkristal.

6. Setelah kurang lebih 2 minggu, permen jelly siap untuk dihidangkan.

Page 2: Permen Jelly

BAHAYA JAJANAN ANAK-ANAK

Banyak orangtua zaman sekarang yang sering memberikan makanan berjenis instan atau

siap saji yang mudah didapatkan di supermarket atau toko-toko kelontong di sekitar rumah

kepada buah hatinya. Entah karena faktor kesibukan atau hal lain yang membuat orangtua tak

bisa menyediakan makanan olahan sendiri, sebenarnya pemilihan makanan instan tak baik

bagi kesehatan si kecil

Jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan anak sekolah yang

mengkonsumsinya yakni es doger, bakwan, kerupuk merah dan mie goreng.

Pangan jajanan anak sekolah yang tidak sehat dan tidak berkualitas mengakibatkan timbulnya

resiko bagi kesehatan dan memiliki dampak negatif jangka panjang bagi generasi muda

bangsa.

Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah (dan orang dewasa) tidak

menyehatkan. Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul

untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang.

Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau

bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling

sering ditemukan.

1. Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan

dalam makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan

kesehatan lainnya.

Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak sekolah, orang

kantoran di kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata sudah tercemar oleh

beragam bahan kimiawi berbahaya dalam makanan, kudapan, atau penganan jajanan

mereka.

2. Mengandung Zat Warna Tekstil

Sebagai contoh adalah saus tomat. Tidak sedikit saus tomat yang beredar terbuat dari

ubi, cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat warna tekstil inilah yang

diperkirakan berpotensi menimbulkan keluhan tersebut. Tidak hanya sekadar pusing

belaka yang ditakutkan, melainkan juga bahaya jangka panjangnya. Zat warna tekstil

jenis itu bersifat pemantik munculnya kanker bila dikonsumsi rutin untuk waktu yang

sama.

Kita menyaksikan yang ada di meja makan warung nasi, penjual bakmi bakso, dan

kantin sekolah, kemungkinan besar jenis saus tomat semacam itu. Kalau tidak, kenapa

Page 3: Permen Jelly

harganya bisa rendah sekali? Kecurigaan harus muncul bila ada saus tomat semurah

itu.

Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin-B juga konon pernah

ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain bahan pewarna panganan dan

jajanan, termasuk mungkin dalam sirup murah.

Sirup dan limun murah di jajanan sekolah ini yang membuat kita prihatin. Generasi

anak sekolah (pinggiran, dari ekonomi kurang mampu) kita tengah memanggul risiko

terkena kanker saat dewasa, selain bahaya infeksi perut dadakan.

3. Bahaya Cacing

Melihat kondisi seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan, boleh disimpulkan

semakin besar berisiko membahayakan kesehatan. Bahaya jangka panjang yang lain

juga muncul bila jajanan sampai tercemar cacing.

Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung

telur cacing perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai air

selokan di gunung. Air selokan umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita

penyakit cacing perut). Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja

makanan (gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanan

(food handle) mengidap penyakit cacing. Sehabis penjaja makanan buang air besar

dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di

kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya. Di sela-sela kuku jemari

tangan telur cacing mengendon dan pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing

tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari

makanan jajanan.

Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, termasuk orang gedongan

dan pekerja kantoran. Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan

pemeriksaan laboratorium tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya.

Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). Baru-baru ini

diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah yayasan LSM)

menderita anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya

bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut.

4. Bahan-Bahan Berbahaya

Pada intinya adalah sudah saatnya kita selaku orang tua maupun orang dewasa

hendaknya berhati-hati apabila kita atau anak kita jajan di luar. Tentunya kita tidak

ingin apabila kita apalagi anak kita mengidap penyakit kanker atau cacingan bukan?

Page 4: Permen Jelly

Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan berbahaya yang sering

digunakan oleh penjual jajanan yang tidak bertanggung jawab. Semoga dengan

mengetahui jenis dan bahayanya, kita lebih berhati-hati di kemudian hari.

a. Gula bibit/Pemanis buatan

Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat kantong ekonomi lemah,

dengan harga yang lebih terjangkau, tak mungkin sepenuhnya menggunakan gula

asli (gula pasir maupun gula merah), melainkan memilih gula bibit. Kita tahu gula

bibit tidak semuanya aman bagi kesehatan. Sebut saja gula sakarin dan aspartam,

yang jauh lebih murah dibanding gula asli. Bisa dipastikan jenis gula bibit murah

begini, yang sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai oleh rata-rata pembuat

makanan dan minuman rumahan.

Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti mencamprukan gula bibit, kalau

bukan seluruhnya bahan kimiawi berbahaya ini. Pemanis buatan lain tentu ada

yang lebih aman, dari daun stevia, misalnya. Namun, karena harganya tidak

terjangkau untuk membuat kudapan murah, pedagang memilih gula buatan yang

lebih murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencar dilarang, lantaran

efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun, masih banyak jajanan

dan penganan, selain industri makanan yang menggunakan aspartam.

b. Penyedap

Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan menambahkan bumbu penyedap

(sodium gluamic). Dahulu, untuk menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin,

vetsin) memakai sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung

kelingking.

Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya seujung kelingking itu.

Tidak demikian hal sekarang, rata-rata dituang langsung dari kantong plastik

kemasan atau memakai sendok makan. Semakin banyak penyedap dituangkan,

semakin gurih rasa barang jualannya.Dari kacamata ekonomi, akan lebih

menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena menambah lezat

cita rasa jajanan. Air putih (bukan kaldu) yang dibubuhi penyedap banyak-banyak

dengan cara murah dan mudah menjadi sangat menyerupai kuah kaldu yang harus

tinggi modalnya. Apa bahaya mengkonsumsi penyedap banyak-banyak?

Ya, bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, penyedap buruk efeknya

terhadap susunan saraf pusat, selain efek alergi bagi yang tidak tahan (post

resntaurant syndrome), juga pusing-pusing sehabis makan di restoran (akibat

Page 5: Permen Jelly

penyedap).

Bagi mereka yang ingin aman, selain minta tidak pakai penyedap bila memeasan

makanan restoran, masakan di rumah sendiri sama sekali bebas penyedap buatan.

Rasa gurih sehatnya cukup hanya mengandalkan bahan alami, seperti rasa kaldu

ayam, sapi atau ikan belaka. tanpa perlu menambahkan bumbu penyedap buatan.

c. Formalin

Kita juga mengenal bahan formalin. Selain digunakan buat pengawet mayat agar

tidak lekas membusuk, formalin juga masuk ke indsutri makanan (rumahan).

Bukan baru sekarang kita mendengar atau mungkin membaca kalau formalin juga

masuk industri pembuatan tahu. Agar awet tidak lekas rusak (basi), industri tahu

(murah) juga memanfaatkan formalin, agar tidak sampai merugi. Tahu yang

berformalin dijajakan di mana-mana. Padahal, formalin juga tidak menyehatkan.

Masalahnya, bagaimana mengontrol begitu banyak dan luasnya industri rumahan

tahu di Indonesia? Formalin juga dimanfaatkan untuk proses pembuatan ikan asin.

Penjualan ikan asin di suatu daerah, baru-baru ini diberitakan menurun akibat

kedapatan pembuatannya memakai formalin agar lebih awet.

Selain formalin kita juga membaca atau mendengar pembuatan bakso

mencampurkan bahan kimiawi boraks juga, selain beberapa jenis bahan kimiawi

yang sudah terbukti membahayakan kesehatan, masih lolos tak terkontrol.

Betapa longgarnya kendali terhadap pemakaian bahan-bahan berbahaya karena

memang tidak mudah rentang kendali untuk ribuan industri makanan dan

minuman rumahan, termasuk jamu rumahan.

Kalau dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu sama tidak sehatnya dengan

bahan karsinogenik lainnya. Termasuk jika kita melakukannya juga di rumah sendiri.

Dengan membuat sendiri jajanan anak, dapat dipastikan itu aman untuk kesehatan

anak. Jajanan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, apalagi permen yang

sekarang banyak dipertanyakan kelayakannya untuk dikonsumsi anak-anak.