permanganometri resmi
DESCRIPTION
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASARTRANSCRIPT
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 15
INTISARI
Analisa permanganometri adalah salah satu analisa volumetri yang berdasarkan
pada reaksi redoks. Analisa permanganometri merupakan salah satu analisa kualitatif
yang berbeda dengan analisa kuantitatif lainnya karena tidak menggunakan indikator
TAT ditunjukkan dengan KMnO4 itu sendiri. Tujuan percobaan ini adalah menentukan
kadar Fe dalam sampel.
Permanganometri di dasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat dengan
menggunakan larutan standar KMnO4. Sebelum digunakan untuk titrasi, KMnO4 harus
di standarisasi terlebih dahulu karena KMnO4 bukan larutan standar primer. Kalium
permanganat dapat bertindak sebagai indikator, umumnya titrasi dilakukan dalam
suasana asam karena akan lebih mudah mengamati TATnya. Namun ada beberapa
senyawa yang lebih mudah teroksidasi dalam suasana netral atau alkalisnya.
Langkah pertama yang dilakukan adalah adalah KMnO4 dengan Na2C2O4. Diambil
10 ml larutan Na2C2O4 0,1N ditambahkan 6 ml H2SO4 6N dan dipanaskan hingga 75oC.
Kemudian di titeasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas. Titrasi hentikan pada saat
muncul warna merah jambu yang tidak hilang saat pengocokan. Selanjutnya
menentukan kadar Fe dalam sampel. Dimulai dengan sampel dengan 20 ml asam sulfat
encer, dilanjutkan dengan titrasi KMnO4 sampai timbul warna merah jambu yang tidak
hilang saat pengocokan. Catat volume titran.
Hasil percobaan yang kami peroleh, kadar Fe yang kami temukan 0,81% dan
kadar Fe asli adal 0,041 % sehingga persen error kami 1875,6 %. Hal ini terjadi karena
pengaruh suhu dan larutan KMnO4 yang mudah teroksidasi oleh sinar tercemar dari
MnO2 yang kemudian mengkataliskan dibutuhkan lebih banyak mengakibatkan kadar
Fe yang ditemukan lbih besar. Faktor yang mempengaruhi rusaknya KMnO4 adalh
sinarmatahari dan di tempatkan di wadah yang gelap. Aplikasi permanganometri dapat
diterapkan dalam sistem penyediaan air bersih.
Kesimpulan yang kami dapatkan, kadar Fe yang kami temukan lebih besar dari
kadar asli sampel. Untuk itu, saat melakukan titrasi KMnO4 harus ditempatkan pada
buret yang gelap dan terhindar dari sinar matahari, perhatikan suhu saat melakukan
titrasi dengan hati-hati agar volume yang didapatkan tepat.
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 16
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetrik dari zat-zat
anorganik maupun organik. Untuk menetapkan titik akhir pada titrasi redoks dapat
dilakukan secara potensiometrik atau dengan bantuan indikator.
Analisis volumetri yang berdasarkan redoks salah satu diantaranya adalah
permanganometri
I.2. Tujuan percobaan
Praktikan dapat menentukan kadar Fe yang terdapat dalam sampel.
I.3. Manfaat percobaan
Praktikan dapat mengetahui besarnya kadar Fe di dalam sampel dan dapat
menerapkan analisa ini dalam kehidupan sehari-hari.
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian Permanganometri
Permanganometri adalah salah satu analisa kuantitatif volumetrik yang
didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
II.2. Larutan standar yang digunakan
Larutan standar yang digunakan adalah KMnO4 . Sebelum digunakan untuk titrasi,
larutan KMnO4 harus distandarisasi terlebih dahulu karena bukan merupakan larutan
primer. Selain itu KMnO4 mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Tidak dapat diperoleh secara murni
2. Mengandung oksida MnO dan Mn2O3
3. Larutannya tidak stabil ( jika ada zat organik )
Reaksi :
4 MnO4- + 2H2O 4 MnO4 + 3 O2 + 4 OH-
4. Tidak boleh disaring dengan kertas saring ( zat organik ) dengan glass wool
5. Sebaiknya disimpan di dalam botol coklat
6. Distandarisasi dengan larutan primer
Zat standar primer yang digunakan antara lain : As2O3, Na2C2O4, H2C2O4,
Fe(NH4)2(SO4), K4Fe(CN)6, logam Fe, KHC2O4H2C2O4.2H2O.
II.3. Oksidasi ion permanganat
Oksidasi ion permanganat dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan
alkalis.
1. Dalam suasana asam , pH + 1
Reaksi : MnO4- + 8 H+ + 5 e Mn2+ + 4H2O
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 18
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator dan umumnya titrsi
dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir
titrasinya.
2. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana
netral atau alkalisnya contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sufida dan tiosulfat.
3. Reaksi dalam suasana netral yaitu :
MnO4- + 8 H+ + 5 e MnO4 + 2 H2O
Reaksi dalam suasana alkalis atau basa yaitu :
MnO4- + 3e MnO42-
MnO42- + 2 H2O + 2 e MnO2+ 4 OH- MnO4- + 2 H2O + 3 e MnO2 + 4 OH-
II.4. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Permanganometri
Kelebihan
1. Larutan standarnya, yaitu KMnO4 mudah diperoleh dan harganya
2. Tidak memerlukan indikator untuk TAT. Hal itu disebabkan karena
KMnO4 dapat bertindak sebagai indikator.
3. Reaksinya cepat dengan banyak pereaksi
Kekurangan
1. Harus ada standarisasi awal terlebih dahulu
2. Dapat berlangsung lebih baik jika dilakuakan dalam suasana asam
3. Waktu yang dilakukan untuk analisa cukup lama
A. Sifat fisik dan kimia reagen
1. KMnO4
Berat molekul : 158,03
Warna, bentuk kristalinnya and refractive index : purple, rhb
Berat jenis ( specific gravity ) : 2,703
Titik lebur ( oC ) : d < 240
Kelarutan dalam 100 bagian :
Air dingin : 2,83 oo
Air panas : 32,3575 o
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 19
2. H2SO4
Berat molekul : 98,08
Warna, bentuk kristalinnya and refractive index : col, viscous lq
Berat jenis ( specific gravity ) : 1.834418o
Titik lebur ( oC ) : 10.49
Titik didih ( oC ) : d.340
Kelarutan dalam 100 bagian :
Air dingin : oo
Air panas : oo
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 20
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan bahan
a. Bahan :
1. Sampel
2. KMnO4
3. H2SO4 encer
b. Alat :
1. Erlenmeyer
2. Beaker glass
3. Gelas ukur
4. Kompor listrik
5. Bunsen
6. Buret
7. Kertas saring
8. Corong
c. Gambar dan keterangan
Gambar III.1b Gambar III.2b Gambar III.3b Gambar III.4b Gambar III.5b
(4) (5)
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 21
Gambar III.6b Gambar III.7b Gambar III.8b
III.2. Cara kerja
a. Standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4
Ambil 10 ml Na2C2O4 0,1 N kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer
Tambahkan 6 ml larutan H2SO4 6 N
Panaskan 70-80 oC
Titrasi dalm keadaan panas dengan menggunakan KMnO4
Hentikan titrasi jika muncul warna merah jambu yang tidak hilang dengan
pengocokan.
Catat kebutuhan KMnO4
N KMnO4 = (V.N) Na2C2O4
V KMnO4
b. Menentukan kadar Fe dalam sampel
Persiapkan sampel serta alat dan bahan
Ambil sampel dan tambahkan 20 ml asam sulfat permanganat
Titrasi dengan keadaan kalium permanganat 0,1 N hingga timbul warna merah
jambu yang tidak hilang dengan pengocokan (tetap)
Reaksi yang terjadi :
MnO4- + 8 H+ + 5 e MnO2+ + 4 H2O ++ 5 Fe3+
Perhitungan :
Mgzat = mltitran x Ntitran x BEzat
BE zat = BM Fe
Ekivalensi
Kadar = mg zat x 100% b/b
mgsampel
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 22
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV. 1. HASIL PERCOBAAN
Kadar Fe dalam sampel = 0,81 %
Kadar asli = 0,041 % b/b
IV. 2. PEMBAHASAN
Kadar Fe yang kami temukan lebih besar dibandingkan kadar asli yaitu 0,81 %
b/b dan kadar asli sampel adalah 0,041 % b/b. Persen error yang didapatkan adalah
1825,6 %. Hal yang mempengaruhi antara lain :
1. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi laju oksidasi. Suhu tinggi diatas 80 0C akan
mempercepat oksidasi, karena reaksi yang nanti muncul akan berlangsung dengan laju
rendah. Begitu juga sebaliknya, ketika suhu terlalu rendah (
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 23
dahulu (dengan menyaring melalui asbestus atau gelas yang disinter) kemudian
distandarisasi. Setelah itu disimpan di dalam keadaan gelap dan tidak diasamkan,
sehingga konsentrasinya tidak berubah selama beberapa bulan.
(underwood, 290)
3. Faktor yang Mempengaruhi Rusaknya KMnO4
Apabila percobaan dilakukan dalam jangka waktu lama, larutan KMnO4.
Pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada TAT akan
diperoleh pembentukan presipitat coklat yang harusnya berwarna merah rasa. Oleh
karena itu KMnO4 harus dijatuhkan dari cahaya agar tidak rusak dan ditempatkan
dalam wadah gelap.
Reaksi : 4MnO22- + 4H+ 4MnO2 (s) + 3O2 + 2H2O
(www.adien759.wordpress.com/category/uncategorized)
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 24
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Kadar Fe lebih besat dari kadar asli yaitu 0,81% sedangkan kadar asli sampel
0,041% b/b dengan persen error 18 75,6 %. Ini karena pemanasan yang dilakukan
-
Redoks - Permanganometri
Laboratorium Dasar teknik Kimia 25
Perry, Robert H, 1973, Chemical Engineerings Handbook, 5th Ed, Mc Graw Hill
R.A. Day, Jr; A.L Underwood, 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, edisi 5, Erlangga : Jakarta
Vogel, A.I., 1989, The Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th ed, Longman
www.adien759.wordpress.com/category/uncategorized