lap titrasi permanganometri

31
I. JUDUL : Titrasi Oksidimetri dan Aplikasi Titrasi Permanganometri II. TUJUAN : 1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan KMnO 4 (permanganometri) 2. Menentukan air Kristal dalam H 2 C 2 O 4 .xH 2 O III. TANGGAL : 13 Desember 2012 IV. DASAR TEORI : Dasar reaksi titrasi oksidimetri adalah reaksi oksodasi reduksi antara zat penitrasi dan zat yang dititrasi. Permanganometri termasuk titrasi oksidimetri yang melibatkan KMnO4 dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator sehingga ion MnO 4 - berubah menjadi Mn2+ sesuai dengan reaksi berikut: Kalium Permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Permanganat bereaksi cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta banyak bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam reagen ini. Sebagai contoh, permanganat adalah unsur pengoksidasi yang 5 e + 8 H + + MnO 4 - → Mn 2 + + 4H 2 O 3Mn 2 + + 2MnO 4 - + 2H 2 O MnO 2(s) + 4 H +

Upload: dwiwigatinofiyanti

Post on 28-Dec-2015

319 views

Category:

Documents


67 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Titrasi Permanganometri

I. JUDUL : Titrasi Oksidimetri dan Aplikasi Titrasi Permanganometri

II. TUJUAN : 1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan KMnO4

(permanganometri)

2. Menentukan air Kristal dalam H2C2O4.xH2O

III. TANGGAL : 13 Desember 2012

IV. DASAR TEORI :

Dasar reaksi titrasi oksidimetri adalah reaksi oksodasi reduksi antara zat

penitrasi dan zat yang dititrasi. Permanganometri termasuk titrasi oksidimetri yang

melibatkan KMnO4 dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator sehingga ion

MnO4- berubah menjadi Mn2+ sesuai dengan reaksi berikut:

Kalium Permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama

lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak

membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Permanganat bereaksi

cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi

membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.

Kalau bukan karena fakta banyak bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat

akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam reagen ini. Sebagai contoh,

permanganat adalah unsur pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II)

menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan berikut :

Penentuan konsentrasi KMnO4 misalnya dapat dilakukan dengan larutan baku Natrium

Oksalat. Pada titik ekivalen

Senyawa Na2C2O4 juga merupakan standar primer yang baik untuk permanganat

dalam larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian yang tinggi,

stabil pada saat pengeringan , dan nonhigroskopik. Reaksinya dengan permanganat

5 e + 8 H+ + MnO4- → Mn2

+ + 4H2O5 e + 8 H+ + MnO4- → Mn2

+ + 4H2O

3Mn2+ + 2MnO4

- + 2H2O MnO2(s) + 4 H+3Mn2+ + 2MnO4

- + 2H2O MnO2(s) + 4 H+

jumlah ekivalen oksidator = jumlah ekivalen reduktor

jumlah ekivalen KMnO4 = jumlah ekivalen Na2C2O4

jumlah ekivalen oksidator = jumlah ekivalen reduktor

jumlah ekivalen KMnO4 = jumlah ekivalen Na2C2O4

Page 2: Lap Titrasi Permanganometri

agak sedikit rumit, dan meskipun banyak penyelidikan yang telah dilakukan,

mekanisme tepatnya tidak pernah jelas. Reaksinya berjalan lambat dalam suhu ruangan,

sehingga larutan biasanya dipanaskan antara 60º -70ºC. bahkan pada suhu yang lebih

tinggi reaksinya mulai dengan lambat, namun kecepatannya meningkat katika ion

mangan(II) terbentuk. Mangan(II) bertindak sebagai katalis sehingga reaksinya disebut

dengan autokatalitik karena katalisnya diproduksi di dalam reaksi itu sendiri. Ion

tersebut dapat memberikan efek katalitiknya dengan cara bereaksi dengan cepat dengan

permanganat untuk membentuk mangan berkondisi oksidasi menengah (+3 atau +4) di

mana pada gilirannya secara tepat mengoksidasi ion oksalat kembali ke kondisi divalen.

Persamaan reaksi antara oksalat dan permanganat adalah:

Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi

dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir

titrasi-nya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana

netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat . Reaksi ini

lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini

larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang

ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air,

lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai

mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu atau dua jam lalu

menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang

telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan

pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuh-kan pemanasan atau penggunaan

sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak

reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak ke-sulitan lagi yang akan

ditemukan da-lam penggunaan reagen ini sebagai contoh, perma-nganat adalah agen

unsur pengoksi-da, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) men-jadi MnO2 sesuai

dengan :

5C2O42- + 2MnO4

- + 16H+ → 2Mn2+ +10CO2 + 8H2O5C2O4

2- + 2MnO4- + 16H+ → 2Mn2

+ +10CO2 + 8H2O

3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+

Page 3: Lap Titrasi Permanganometri

Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi

cukup un-tuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 . Tindakan

pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat. Mangan

diok-sidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganat. Jejak-jejak dari MnO2

yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat

dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekompo-sisi.

Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk meng-

hancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas

yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi

dan jika disimpan da-lam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak

berubah selama bebe-rapa bulan.

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak

pada: Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu

yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2

sehi-ngga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang

seharus-nya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu

cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan

H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan

reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.

Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian

KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan

telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida

yang kemudian terurai menjadi air.

IV. Alat dan Bahan

a. Alat

No. Nama Alat Jumlah Gambar

MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+

H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2 H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2

Page 4: Lap Titrasi Permanganometri

1. Statif dan klem 1 buah

2. Labu erlenmeyer 250

ml

3 buah

3. Buret 2 buah

4. Corong 1 buah

6. Pipet tetes 4 buah

7. Pipet gondok/pipet

volume

2 buah

Page 5: Lap Titrasi Permanganometri

8. Pro pipet 1 buah

8. Gelas kimia 100ml 1 buah

9. Spatula 1 Buah

10. Gelas ukur 10 ml 1 buah

11. Tempat rol film 3 buah

12. Labu ukur 100 ml 1 buah

13. Neraca analitis 1 buah

Page 6: Lap Titrasi Permanganometri

14. Pembakar spirtus 1 buah

15. Kaki tiga 1 buah

16. Kasa 1 buah

17. Korek api

17. Termometer

b. Bahan

No. Nama bahan

1. KMnO4

2. aquades

4. Na2C2O4

5. H2SO4 2N

6. H2C2O4.xH2O

7. H2SO4 4N

Page 7: Lap Titrasi Permanganometri

- dikocok dengan baik agar tercampur sempurna

- Dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda batas

- Dipindahkanke dalam labu ukur 250mL

VI. Alur Kerja

1. Penentuan (standarisasi) larutan KMnO4 dengan natrium oksalat sebagai baku

Page 8: Lap Titrasi Permanganometri

- dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml

- Dipindahkan ke dalam labu ukur 100mL

- Dititrasi dengan larutan KMnO4

- Dihentikan saat terjadi perubahan warna

- Dipanaskan hingga 70oC

- Dihitung volume larutan KMnO4 yang digunakan

- Ditambahkan 25 mL H2SO4 2N

- Titrasi diulangi 3 kali

- Dibilas dengan larutan KMnO4

- Diisi dengan larutan KMnO4

- Dihitung konsentrasi larutan KMnO4

0,067 gram Na2C2O4 ditimbang dengan teliti. Kemudian dipindahkan ke dalam

labu ukur 100mL, dilarutkan dengan aquades dan diencerkan hingga tanda batas.

Setelah itu, dikocok dengan baik agar tercampur sempurna. Dan hasilnya adalah

larutan baku Na2C2O4. Pada buret, dibilas dan diisi dengan larutan KMnO4.

Selanjutnya 25mL larutan Na2C2O4 dipipet dengan pipet seukuran dan dimasukkan ke

dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 25mL larutan H2SO4 2N dan dipanaskan

Larutan baku Na2C2O4

0,067 gram Na2C2O4

Konsenterasi rata-rata larutan KMnO4

Buret

Buret berisi larutan KMnO4

25mL larutan Na2C2O4

Page 9: Lap Titrasi Permanganometri

- Dilarutkan dalam labu ukur 100mL

- Dipipet 25mL

- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250mL

- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas hingga warna ungu hilang

- Percobaan dilakukan 3 kali

- Ditambahkan 10mL H2SO4 4N dan 25mL aquades

- Dipanaskan hingga 70oC

hingga 70oC. Lalu, dititrasi dengan larutan KMnO4 dan titrasi dihentikan saat terjadi

perubahan warna. Setelah itu, dihitung volume larutan KMnO4 yang digunakan dalam

titrasi dan dihitung konsentrasi larutan KMnO4. Titrasi diulangi 3 kali, kemudian

dihitung konsentrasi rata-rata larutan KMnO4.

2. Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O

0,63 gram H2C2O4.xH2O dilarutkan dalam labu ukur 100mL. Kemudian

dipipet 25mL dan dimasukkan dalam erlenmeyer 250mL. Selanjutnya ditambahkan

10mL H2SO4 4N dan 25mL aquades. Lalu dipanaskan hingga 70oC. Setelahn itu,

dititrasi dengan KMNO4 dalam keadaan panas, hingga warna ungu hilang. Titrasi

dilakukan 3 kali, dan dihitung jumlah air Kristal dalam H2C2O4.xH2O.

0,63 gram H2C2O4.xH2O

Jumlah air Kristal dalam H2C2O4.xH2O

Page 10: Lap Titrasi Permanganometri
Page 11: Lap Titrasi Permanganometri

VII. Hasil Pengamatan

a. Penentuan (standarisasi) larutan NaOH dengan asam oksalat sebagai baku.

Page 12: Lap Titrasi Permanganometri

Tindakan Hasil Pengamatan Reaksi Kesimpulan Gambar/Foto

0,6706 gram Na2C2O4

Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dengan aquades lalu diencerkan hingga tanda batas, dan dikocok hingga larut sempurna.

Na2C2O4(s) : putihNa2C2O4(aq) : Tidak berwarna

5e- + 8H+ + MnO4-

Mn2+ + 2H2O

C2O42- 2CO2 + 2e-

N1 : 0,1335N2 : 0,1335N3 : 0,1335

Konsenterasi rata-rata KMnO4 : 0,1335 N

Larutan baku natrium oksalat

Diambil 10 ml, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan asam sulfat 2N

10 ml Na2C2O4 + 10 ml H2SO4 2N : tidak berwarna

5C2O42- + 2MnO4

- + 16H+

2Mn2+ + 10 CO2 + 8H2O

Na2C2O4(aq) + H2SO4 2N

Dipanaskan hingga 70o–90oC, kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4

Na2C2O4 + 10 ml H2SO4 dipanaskan : tidak berwarna.Setelah dititrasi : merah muda.

KMnO4

Dihitung volume yang digunakan, titrasi diulangi hingga 3x, dan dihitung konsenterasi KMnO4 rata-rata.

V1 KMnO4 : 7,5 mlV2 KMnO4 : 7,5 mlV3 KMnO4 : 7,5 ml

Page 13: Lap Titrasi Permanganometri

b. Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O

Page 14: Lap Titrasi Permanganometri

Tindakan Hasil Pengamatan Reaksi Kesimpulan Gambar/Foto

0,63 gram H2C2O4.xH2O

Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dengan aquades lalu diencerkan hingga tanda batas, dan dikocok hingga larut sempurna.

H2C2O4(s) : putihH2C2O4(aq) : Tidak berwarna

Titrasi IJumlah air kristal : 2,09

Larutan asam oksalatDiambil 10 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 10 ml H2SO4

dan 25 ml aquades

10 ml H2C2O4 + 10 ml H2SO4 4N + 25 ml aquades : tidak berwarna.

Titrasi IIJumlah air kristal : 2,19

10 ml H2C2O4 + 10 ml H2SO4 4N + 25 ml aquades

Dipanaskan hingga 70o–90oC, kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4

Na2C2O4 + 10 ml H2SO4 + 25 ml aquades dipanaskan : tidak berwarna.

Setelah dititrasi : merah muda.

Titrasi III

Jumlah air kristal : 2,01

Rata-rata jumlah air kristal : 2,09

KMnO4

Dihitung volume yang digunakan, titrasi diulangi hingga 3x, dan dihitung jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O

V1 KMnO4 : 7,4 mlV2 KMnO4 : 7,3 mlV3 KMnO4 : 7,5 ml

Page 15: Lap Titrasi Permanganometri

VIII. Analisis Data

Berdasarkan percobaan titrasi permanganometri yang dilakukan untuk menentukan

standarisasi larutan KMnO4 dan menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O, pada

percobaan pertama yaitu menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan natrium

oksalat sebagai baku, 0,6706 gram Na2C2O4 dimasukkan dalam labu ukur 100 ml.

Selanjutnya dilarutkan dengan aquades dan diencerkan hingga tanda batas, kemudian

dikocok dengan baik agar tercampur dengan sempurna. Diperoleh larutan baku natrium

oksalat yang tidak berwarna. Kemudian larutan baku tersebut diambil 10 ml untuk

dimasukkan dalam erlenmeyer, dan ditambahkan 10 ml asam sulfat 2N. Setelah itu larutan

dipanaskan hingga mencapai suhu 70oC. Selanjutnya dititrasi dengan KMnO4 hingga larutan

berubah warna menjadi merah muda. Pada titrasi pertama volume KMnO4 yang digunakan

sebanyak 7,5 ml untuk merubah warna larutan menjadi merah muda. Pada titrasi kedua

volume KMnO4 yang dibutuhkan juga sama, yaitu sebanyak 7,5 ml. Dan pada titrasi yang

ketiga, diperlukan volume KMnO4 yang sama pula, yaitu sebanyak 7,5 ml. Dari 3 kali titrasi

yang dilakukan untuk menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan natrium oksalat

sebagai baku, diperoleh konsenterasi larutan KMnO4 yang sama pada titrasi pertama, kedua,

dan ketiga yaitu sebesar 0,1335 N. Sehingga didapatkan konsenterasi KMnO4 rata-rata

sebesar 0,1335 N dari tiga kali titrasi yang telah dilakukan.

Pada percobaan aplikasi titrasi permanganometri yaitu penentuan jumlah air kristal

dalam H2C2O4.xH2O, 0,63 gram H2C2O4.xH2O dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Lalu

diencerkan hingga mencapai tanda batas. Setelah itu, larutan diambil 10 ml dan dimasukkan

ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 10 ml asam sulfat 4N. Kemudian

ditambahkan 25 ml aquades, larutan tetap tidak berwarna. Setelah itu dititrasi dengan

menggunakan larutan KMnO4 hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Pada

titrasi pertama, diperlukan larutan KMnO4 sebanyak 7,4 ml. Kemudian pada titrasi yang

kedua diperlukan sebanyak 7,3 ml larutan KMnO4. Dan pada titrasi yang terakhir yaitu

titrasi ketiga, dibutuhkan volume KMnO4 7,5 ml. Dari 3 kali titrasi yang dilakukan untuk

menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O, pada titrasi pertama didapatkan jumlah

air kristal sebanyak 2,09. Kemudian pada tirasi yang kedua diperoleh jumlah air kristal

sebanyak 2,19. Dan pada titrasi ketiga jumlah air kristal yang diperoleh yaitu 2,01.

Sehingga didapatkan rata-rata jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O sebanyak 2,09.

Page 16: Lap Titrasi Permanganometri

IX. Diskusi dan Pembahasan

Pada percobaan pertama yaitu menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan

baku natrium oksalat dari hasil percobaan yang telah dilakukan saat KMnO4 yang

digunakan mencapai volume 7,5 ml terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda.

Sehingga diperoleh konsenterasi KMnO4 sebesar 0,1335 N. Selanjutnya pada percobaan

kedua untuk menentukan standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan natrium oksalat

sebagai baku ini terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda setelah KMnO4

mencapai volume yang sama, yaitu 7,5 ml. Dan konsenterasi KMnO4 yang sama pula,

sebesar 0,1335 N. Dan pada percobaan ketiga perubahan warna larutan menjadi merah

muda itu terjadi setelah KMnO4 mencapai volume 7,5 ml juga. Dan memiliki konsenterasi

yang sama dengan titrasi kedua dan pertama yaitu sebesar 0,1335 N. Dari tiga kali

percobaan yang telah dilakukan, volume KMnO4 yang diperlukan dalam titrasi

menunjukkan angka yang sama, sehingga memiliki konsenterasi yang sama pula, yaitu

dengan rata-rata konsenterasi KMnO4 sebesar 0,1335 N.

Percobaan kedua ini, yaitu aplikasi titrasi permanganometri untuk menentukan kadar

jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O , juga dilakukan sebanyak tiga kali titrasi. Pada titrasi

pertama digunakan volume KMnO4 7,4 ml dan didapatkan jumlah air kristal sebesar 2,09.

Selanjutnya pada titrasi kedua diperlukan volume KMnO4 sebanyak 7,3 ml untuk menitrasi

larutan, sehingga diperoleh jumlah air kristal sebanyak 2,19. Kemudian pada titrasi ketiga

digunakan KMnO4 sebanyak 7,5 ml dan diperoleh jumlah air kristal sebanyak 2,01 sehingga

didapatkan rata-rata jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O sebanyak 2,09.

Kesimpulan :

Pada titrasi permanganometri yang bertujuan untuk menentukan standarisasi larutan

KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4, didapatkan konsentrasi KMNO4 rata-rata sebesar 0,1335 N

dari tiga kali titrasi yang dilakukan. Sedangkan pada aplikasi titrasi permanganometri untuk

menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O, dimana larutan berubah menjadi merah muda.

Dari tiga kali titrasi yang dilakukan diperoleh rata-rata jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O sebesar

2,09 atau bisa dibulatkan menjadi 3 , sehingga terdapat H2C2O4.3H2O.

Jawaban Pertanyaan:

Page 17: Lap Titrasi Permanganometri

Standarisasi larutan KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4

A.

1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri, jika reduktornya adalah

ion ferro! Setiap mol ion ferro adalah berapa ekuivalen ?

Oksidasi : Fe2+ Fe3+ + e- x 5

Reduksi : MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O x 1

Reaksi : Fe2+ MnO4- + 8 H+ Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O

Satu mol ferro 1 mol ekivalen

2. Mengapa pada titrasi permanganometri tidak perlu ditambah indikator lagi?

Pada titrasi permanganometri tidak perlu ditambah indikator lagi karena 1 tetes

0,1 N ion permanganat dapat memberikan warna merah muda pada sampel yang

dititrasi (setelah itu hilang lagi) dan pada titik akhir titrasi, seluruh sampel akan

berubah warna menjadi merah muda. Dan karena kmno4 bisa berperan sebagai

indikator.

B.

1. Apa perbedaan antara titrasi iodometri dan iodimetri?

Titrasi Iodometri : ion iodida (I-) digunakan sebagai agen pereduksi (oksidator)

Titrasi Iodimetri : iodin (I2) digunakan sebagai agen pengoksidasi (reduktor)

2. Bagaimana reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida? Setiap 1

mol kalium iodat sama dengan berapa ekivalen?

Jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O

1. Jika pada penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat

titrasinya dikerjakan pada temperatur 60oC, hasil normalitasnya terlampau tinggi

atau terlampau rendah?

Page 18: Lap Titrasi Permanganometri

Jika penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat titrasinya

dikerjakan pada temperature lebih rendah dari 60 OC, maka hasil normalitasnya

terlampau tinggi karena volume KMnO4 yang diperlukan lebih banyak disebabkan KMnO4

tidak cepat terurai / terdekomposisi dalam larutan tersebut karena KMnO4 lebih cepat

bereaksi dengan H2C2O4 dalam kondisa asam dan panas.

2. Berapa volume 0,03 M KMnO4 yang diperlukan untuk bereaksi dengan 5 mL H2O2

dalam larutan asam yang mempunyai densitas 1,01 g/L dan mengandung 3,05 berat

H2O? Permanganat direduksi menjadi Mn2+ dan H2O dioksidasi menjadi O2.

Diketahui : M. KMnO4 = 0,03 M

V. H2O2 = 5 m L

= 1,01 g/L mengandung 3,05 berat H2O

Mr H2O2 = 34

Ditanya : V. KMnO4 = .. ?

Penyelesaian :

Persamaan reaksi

2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2 2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O

+7 -2 +2 0

1 mol MnO4- ~ 5 ekivalen

1 mol H2O2 ~ 2 ekivalen

Mol ekivalen KMnO4 = mol ekivalen H2O2

-5e

+2e

Page 19: Lap Titrasi Permanganometri

Daftar Pustaka

J.R.R.Day dan A.L Underwood.1989.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga

Poedjiastoeti,Sri,dkk.2011.Panduan Praktikum Analitik I Dasar-Dasar Kimia

Analitik.Surabaya:Universitas Negeri Surabaya

http://ratnatox.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-titrasi.html

diakses tanggal 26 November 2012

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CC0QFjAA&url=http%3A%2F

%2Falchemist08.files.wordpress.com%2F2012%2F05%2Fpercobaan-iiititrasi-

permanganometri.doc&ei=7MbNUPsJhuesB6C-

gOAC&usg=AFQjCNG7GEH04WsvVq_HLQhMsBZo7wfHIg&sig2=EfUtkP6EBavbrZtlMY0tCQ&bvm

=bv.1355325884,d.bmk diakses tanggal 16 Desember 2012 pukul 21.39

Page 20: Lap Titrasi Permanganometri

LAMPIRAN

Standarisasi larutan KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4

Titrasi 1 Titrasi 2 Titrasi 3

Jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O

Page 21: Lap Titrasi Permanganometri

Titrasi 1 Titrasi 2 Titrasi 3

PERHITUNGAN

Standarisasi larutan KMNO4 dengan larutan baku Na2C2O4

Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,5 mL

Mol equivalen KMNO4 = Mol equivalen Na2C2O4

V x N = n gr x V

Mr L

N.7,5 mL = 2 0,6760 g 10 mL 1,34g/mol

N = 0,1335 N

Titrasi 2 => volume KMNO4 = 7,5 mL

Mol equivalen KMNO4 = Mol equivalen Na2C2O4

V x N = n gr x V

Mr L

N.7,5 mL = 2 0,6760 g 10 mL 1,34g/mol

N = 0,1335 N

Titrasi 3 => volume KMNO4 = 7,5 mL

Mol equivalen KMNO4 = Mol equivalen Na2C2O4

Page 22: Lap Titrasi Permanganometri

V x N = n gr x V

Mr L

N.7,5 mL = 2 0,6760 g 10 mL 1,34g/mol

N = 0,1335 N

Konsentrasi rata-rata KMNO4= 0,1335+0,1335+0,1335 N

3

= 0,4005 N

3

= 0,1335 N

Jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O

Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,4 mL

Mol equivalen H2C2O4.xH2O = Mol equivalen KMNO4

N x V = N x V

N. 10 mL = 0,1335 N. 7,4 mL N = 0,0988 N

N H2C2O4.xH2O = n. g Mr.L

0,0988 = 2. 0,6309 g Mr.0,1L

N H2C2O4.xH2O = 127,712 g/mol

Mr H2C2O4.xH2O = 90 g/mol

Mr xH2O = Mr H2C2O4.xH2O – Mr H2C2O4

18x = 127,712-90

18x = 37,712

x = 37,712

18

x = 2,09

Page 23: Lap Titrasi Permanganometri

Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,3 mL

Mol equivalen H2C2O4.xH2O = Mol equivalen KMNO4

N x V = N x V

N. 10 mL = 0,1335 N. 7,3 mL N = 0,0975 N

N H2C2O4.xH2O = n. g Mr.L

0,0975 = 2. 0,6309 g Mr.0,1L

N H2C2O4.xH2O = 129,415 g/mol

Mr H2C2O4.xH2O = 90 g/mol

Mr xH2O = Mr H2C2O4.xH2O – Mr H2C2O4

18x = 129,415-90

18x = 39,415

x = 39,415

18

x = 2,19

Titrasi 1 => volume KMNO4 = 7,5 mL

Mol equivalen H2C2O4.xH2O = Mol equivalen KMNO4

N x V = N x V

N. 10 mL = 0,1335 N. 7,5 mL N = 0,1001 N

N H2C2O4.xH2O = n. g Mr.L

0,1001 = 2. 0,6309 g Mr.0,1L

N H2C2O4.xH2O = 126,18 g/mol

Mr H2C2O4.xH2O = 90 g/mol

Mr xH2O = Mr H2C2O4.xH2O – Mr H2C2O4

Page 24: Lap Titrasi Permanganometri

18x = 126,618-90

18x = 36,18

x = 36,18

18

x = 2,00

Rata-rata jumlah air kristal = 2,09+2,19+2,00

3

= 2,09